ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN Ny. I DENGAN
KEGAWAT DARURATAN ASMA DI UNIT INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT
MYRIA PALEMBANG
DISUSUN OLEH SIPTI MARLINA 30.01.12.0043
Pembimbing RuanganTiarma
Pembimbing PendidikanVenny Mayumi Gultom, S.Kep., Ns
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERDHAKI CHARITASPROGRAM STUDI S1
KEPERAWATANPALEMBANG2015
KATA PENGANTAR
Segala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Atas berkah dan rahmat-Nyalah serta ridho-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. S
Dengan Kegawatdaruratan Diabetes Mellitus: Hipoglikemia Di
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Myria Palembang. Dalam proses
penyusunan asuhan keperawatan ini penulis mendapatkan banyak
bimbingan, arahan, kondisi dan saran dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. Ketua
STIKes Perdhaki Charitas Palembang.2. Direktur Rumah Sakit Myria
Palembang.3. Kepala Bagian Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Myria Palembang4. Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKes
Perdhaki Charitas Palembang.5. Pembimbing Ruang Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Myria Palembang.6. Pembimbing Pendidikan STIKes
Perdhaki Charitas Palembang.7. Kedua orang tua dan keluarga
tercinta, serta teman-teman mahasiswa/i program studi S1
Keperawatan STIKes Perdhaki Charitas Palembang yang telah
memberikan semangat, dorongan moral maupun materil.8. Staff
perpustakaan STIKes Perdhaki Charitas Palembang serta semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan asuhan keperawatan ini.Dalam
penyusunan asuhan keperawatan ini penulis menyadari masih jauh dari
sempurna karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu
saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan penulis terima
dengan lapang dada. Akhir kata penulis berharap semoga asuhan
keperawatan ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca
dan bermanfaat bagi semua pihak.Palembang, Juni 2015PenulisDAFTAR
ISIHalamanHALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah1C. Tujuan
Penulisan2D. Manfaat Penulisan2
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian3B. Anatomi FisiologiC.
Etiologi5D. Manifestasi Klinis7E. PatofisiologiF. PathwayG.
Pemeriksaan PenunjangH. KomplikasiI. PenatalaksanaanJ. Pengkajian
Keperawatan81. Primary Survey2. Secondary SurveyJ. Pemeriksaan
Fisik9K. Diagnosa Keperawatan9L. Intervensi Keperawatan11M.
Pelaksanaan Keperawatan11N. Evaluasi Keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUSA. Pengkajian Keperawatan1B. Diagnosa
Keperawatan1C. Intervensi Keperawatan2D. Implementasi
Keperawatan2E. Evaluasi Keperawatan2
BAB IV PENUTUPA. Kesimpulan15B. Saran15
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
BAB IPENDAHULUAN
A. LatarBelakangDiabetes mellitus merupakan salah satu penyakit
tidak menular yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya
(Ernawati, 2012). Menurut survey yang dilakukan WHO, Indonesia
menempati urutan ke-4dengan jumlah penderita diabetes terbesar di
dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Dengan prevalensi
8,6% dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5
juta pengidap diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat
menjadi 12,4 juta penderita. Sedangkan menurut Menkes, secara
global WHO memperkirakan penyakit tidak menular (PTM) telah
menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan diseluruh dunia.
(Supari, 2005)Terdapat kegawatdaruratan yang dapat muncul pada
penderita diabetes mellitus salah satunya adalah hipoglikemia
dimana keadaan tubuh dengan kadar glukosa darah sewaktu dibawah 60
mg/dl lebih rendah dari kebutuhan tubuh (Smeltzer, 2001). Di
Indonesia masih belum ada data, secara umum insidens hipoglikemia.
Dalam sebuah penelitian, 80% pasien dengan hipoglikemia nokturnal
tidak memiliki gejala. Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar
glukosa darah sewaktu dibawah 60 mg/dl yang terjadi karena
kelebihan dosis insulin pada penderita diabetes mellitus baik
per-oral maupun per-IV, penggunaan sulfonylurea, kurangnya konsumsi
makanan yang cukup, latihan fisik yang berlebih dan situasi stress
yang dapat mengakibatkan penurunan kesadaran bahkan jika tidak
segera ditangani dengan baik akan menimbulkan kematian sehingga
memerlukan perhatian khusus perawat dalam penanganannya. Oleh
karena itu Penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan diagnosa medis hipoglikemia sehingga penulisan
ini mengambil judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. S Dengan
Kegawatdaruratan Diabetes Mellitus: Hipoglikemia Di Instalansi
Gawat Darurat Rumah Sakit Myria Palembang.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian dari latar belakang
tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :1. Apa
pengertian dari hipoglikemia?2. Apa yang menyebabkan
hipoglikemia?3. Bagaimana manifestasi klinis hipoglikemia?4.
Bagaimana patofisiologi dari hipoglikemia?5. Bagaimana pathway dari
hipoglikemia?6. Apa saja pemeriksaan penunjang penyakit
hipoglikemia?7. Apa saja komplikasi dari hipoglikemia?8. Bagaimana
penatalaksanaan pada pasien hipoglikemia?9. Apa saja pengkajian
yang dilakukan pada pasien hipoglikemia?10. Bagaimana pemeriksaan
fisik yang dilakukan pada pasien hipoglikemia?11. Apa saja diagnosa
yang muncul pada pasien hipoglikemia?12. Bagaimana perencanaan dan
rasionalisasi pada pasien hipoglikemia?13. Bagaimana
penatalaksanaan pada pasien hipoglikemia?14. Apa saja yang
dievaluasi pada pasien hipoglikemia?
C. Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan asuhan keperawatan
ini antara lain:1. Tujuan UmumMahasiswa dapat mengetahui dan
memahami asuhan keperawatan anak pada pasien hipoglikemia.2. Tujuan
Khususa. Mahasiswa/i mampu mengetahui pengertian hipoglikemia.b.
Mahasiswa/i mampu mengetahui penyebab dan manifestasi klinis dari
hipoglikemia.c. Mahasiswa/i mampu memahami patofisiologi dan
pathway dari hipoglikemia.d. Mahasiswa/i mampu mengetahui
pemeriksaan penunjang, komplikasi, dan penatalaksanaan dari
hipoglikemia.e. Mahasiswa/i mampu membuat asuhan keperawatan gawat
darurat mengenai hipoglikemia secara komprehensif.
D. Manfaat PenulisanSesuai dengan latar belakang, rumusan
masalah dan tujuan penulisan yang hendak dicapai, maka manfaat yang
dapat diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :1. Bagi
MahasiswaHasil penulisan makalah ini diharapkan dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa memahami kegawatdaruratan
diabetes mellitus mengenai hipoglikemia.
2. Bagi PerawatHasil penulisan makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya perawat agar
mengetahui hipoglikemia dan mampu menerapkan asuhan keperawatannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat diaplikasikan pada
pelayanan kesehatan.
3. Bagi Institusi PendidikanHasil penulisan makalah ini
diharapkanbisa meningkatkan pengetahuan dan sebagai bahan masukan
bagi sekolah atau instansi kesehatan.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianHipoglikemia merupakan penyakit yang disebabkan
oleh kadar gula darah (glukosa) yang rendah. Dalam keadaan normal,
tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dl. (Aina
Abata, 2014)Hipoglikemia merupakansalah satu komplikasi akut yang
dialami oleh penderita diabetes mellitus. Hipoglikemia disebut juga
sebagai penurunan kadar gula darah yang merupakan keadaan dimana
kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi
karena ketidak seimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas
fisik dan obat-obatan yang digunakan. Sindrom hipoglikemia ditandai
dengan gejala klinis antara lain penderita merasa pusing, lemas,
gemetar, pandangan menjadi kabur dan gelap, berkeringat dingin,
detak jantung meningkat dan terkadang sampai hilang kesadaran.
(Nabyl, 2009)Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetik
sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa darah, yaitu mencapai
kurang dari 50 mg/100 ml darah (Eliabeth J. Corwin, 2009).Kadar
gula darah normal adalah 80-120 mg/dl pada kondisi puasa dan
100-180 mg/dl pada kondisi setelah makan. Adapun batasan
hipoglikemia adalah :1. Hipoglikemia murni: ada gejala hipoglikemi,
glukosa darah < 60 mg/dl2. Reaksi hipoglikemia: gejala
hipoglikemi bila gula darah turun mendadak, misalnyadari 400 mg/dl
menjadi 150 mg/dl3. Koma hipoglikemia: koma akibat gula darah <
30 mg/dl4. Hipoglikemia reaktif: gejala hipoglikemi yang terjadi
3-5 jam sesudah makan atauterjadi sebagai reaksi terhadap
karbohidrat.Jadi dapat disimpulkan bahwa hipoglikemia adalah kadar
glukosa darah yang terlalu rendah sampai dibawah 60 mg/dl, keadaan
ini bisa menjadi gawat darurat dan memerlukan pertolongan
segera.
B. Anatomi dan Fisiologi1. Anatomi
Gambar Pankreas
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira
15 cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya
rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2
di belakang lambung.Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar
yang terdapat di dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian
depan (kepala) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang
dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian
badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah
limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini.
Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk
dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk
usus.Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :a. Asini
sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.b. Pulau Langerhans yang
tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi
insulin dan glukagon langsung ke darah.Pulau-pulau Langerhans yang
menjadi sistem endokrinologis dari pankreas tersebar di seluruh
pankreas dengan berat hanya 1-3 % dari berat total pankreas.Pulau
langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau
berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 m,
sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang besarnya
100-225 m. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan
antara 1-2 juta. Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis
sel utama, yaitu:1) Sel-sel A (alpha), jumlahnya sekitar 20-40 %
memproduksi glikagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu
hormon yang mempunyai anti insulin like activity .2) Sel-sel B
(beta), jumlahnya sekitar 60-80 %, membuat insulin.3) Sel-sel D
(delta), jumlahnya sekitar 5-15 %, membuat somatostatin.Masing
masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat
pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak
berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada
penderita DM, sel beta sering ada tetapi berbeda dengan sel beta
yang normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan
untuk insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.
2. FisiologiPankreas merupakan kelenjar eksokrin (pencernaan)
sekaligus kelenjar endokrin.a. Fungsi endokrin1) Sel pankreas yang
memproduksi hormon disebutsel pulau Langerhans, yang terdiri dari
sel alfa yang memproduksiglukagondan sel beta yang memproduksi
insulin.2) Glukagon: Efek glukagon secara keseluruhan adalah
meningkatkan kadar glukosa darah dan membuat semua jenis makanan
dapat digunakan untuk proses energi. Glukagon merangsang hati untuk
mengubah glikogen menurunkan glukosa (glikogenolisis) dan
meningkatkan penggunaan lemak dan asam amino untuk produksi energi.
Proses glukoneogenesis merupakan pengubahan kelebihan asam amino
menjadi karbohidrat sederhana yang dapat memasuki reaksi pada
respirasi sel.Sekresi glukagon dirangsang oleh hipoglikemia. Hal
ini dapat terjadi pada keadaaan lapar atau selama stres fisiologis,
misalnya olahraga.3) Insulin: Efek insulin adalah menurunkan kadar
glukosa darah dengan meningkatkan penggunaan glukosa untuk produksi
energi. Insulin meningkatkan transport glukosa dari darah ke sel
dengan meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap glukosa
(namun otak, hati, dan sel-sel ginjal tidak bergantung pada insulin
untuk asupan glukosa). Di dalam sel, glukosa digunakan digunakan
pada respirasi sel untuk menghasilkan energi. Hati dan otot rangka
mengubah glukosa menjadi glikogen (glikogenesis) yang disimpan
untuk digunakan di lain waktu. Insulin juga memungkinkan sel-sel
untuk mengambil asam lemak dan asam amino untuk digunakan dalam
sintesis lemak dan protein (bukan untuk produksi energi). Insulin
merupakan hormon vital; kita tidak dapat bertahan hidup untukwaktu
yang lama tanpa hormon tersebut. Sekresi insulin dirangsang oleh
hiperglikemia. Keadaan ini terjadi setelah makan, khususnya makanan
tinggi karbohidrat. Ketika glukosa diabsorbsi dari usus halus ke
dalam darah, insulin disekresikan untuk memungkinkan sel
menggunakan glukosa untuk energi yang dibutuhkan segera. Pada saat
bersamaan, semua kelebihan glukosa akan disimpan di hati dan otot
sebagai glikogen.
b. Fungsi eksokrin1) Kelenjar eksokrin pada paankreas disebut
acini,yang menghasilkan enzim yang terlibat pada proses pencernaan
ketiga jenis molekul kompleks makanan.2) Enzim
pankreatikamilaseakan mencerna zat pati menjadi maltosa. Kita bisa
menyebutnya enzim cadangan untuk amilase saliva.3) Lipaseakan
mengubah lemak yang teremulsi menjadi asam lemak dan gliserol.
Pengemulsifan atau pemisahan lemak pada garam empedu akan
meningkatkan luas permukaan sehingga enzim lipase akan dapat
bekerja secara efektif.4) Tripsinogen adalah suatu enzim yang tidak
aktif, yang akan menjaditripsinaktif di dalam duodenum. Tripsin
akan mencerna polipeptida menjadi asam-asam amino rantai pendek.5)
Cairan enzim pankreatik dibawa oleh saluran-saluran kecil yang
kemudian bersatu membentuk saluran yang lebih besar, dan akhirnya
masuk ke dalamduktus pankreatikusmayor. Duktus tambahan juga bisa
muncul. Duktus pankreatikus mayor bisa muncul dari sisi medial
pankreas dan bergabung dengan duktus koledokus komunis untuk
kemudian menuju ke duodenum.6) Pankreas juga memproduksicairan
bikarbonatyang bersifat basa. Karena cairan lambung yang memasuki
duodenum bersifat sangat asam, ia harus dinetralkan untuk mencegah
kerusakan mukosa duodenum. Prose penetralan ini dilaksanakan oleh
natrium bikarbonat di dalam getah pankreas, dan pH kimus yang
berada di dalam duodenum akan naik menjadi sekitar 7,5.7) Sekresi
cairan pankreas dirangsang oleh hormon sekretin dan kolesistokinin,
yang diproduksi oleh mukosa duodenum ketika kismus memasuki
intestinum tenue.8) Sekretin meningkatkan produksi cairan
bikarbonat oleh pankreas, dan kolesistokinin akan merangsang
sekresi enzim pankreas.
C. EtiologiAdapun penyebab hipoglikemia yaitu :1. Dosis suntikan
insulin terlalu banyakSaat menyuntikan obat insulin, anda harus
tahu dan paham dosis obat yang anda suntik sesuai dengan kondisi
gula darah saat itu. Celakanya, terkadang pasien tidak dapat
memantau kadar gula darahnya sebelum disuntik, sehingga dosis yang
disuntikan tidak sesuai dengan kadar gula darah saat itu. Memang
sebaiknya bila menggunakan insulin suntik, pasien harus memiliki
monitor atau alat pemeriksa gula darah sendiri.2. Lupa makan atau
makan terlalu sedikitPenderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi obat
insulin dengan kerja lambat dua kali sehari dan obat yang kerja
cepat sesaat sebelum makan. Kadar insulin dalam darah harus
seimbang dengan makanan yang dikonsumsi. Jika makanan yang anda
konsumsi kurang maka keseimbangan ini terganggu dan terjadilah
hipoglikemia.3. Aktifitas terlalu beratOlah raga atau aktifitas
berat lainnya memiliki efek yang mirip dengan insulin. Saat anda
berolah raga, anda akan menggunakan glukosa darah yang banyak
sehingga kadar glukosa darah akan menurun. Maka dari itu, olah raga
merupakan cara terbaik untuk menurunkan kadar glukosa darah tanpa
menggunakan insulin.4. Minum alkohol tanpa disertai makanAlkohol
menganggu pengeluaran glukosa dari hati sehingga kadar glukosa
darah akan menurun.5. Menggunakan tipe insulin yang salah pada
malam hariPengobatan diabetes yang intensif terkadang mengharuskan
anda mengkonsumsi obat diabetes pada malam hari terutama yang
bekerja secara lambat. Jika anda salah mengkonsumsi obat misalnya
anda meminum obat insulin kerja cepat di malam hari maka saat
bangun pagi, anda akan mengalami hipoglikemia.6. Penebalan di
lokasi suntikanDianjurkan bagi mereka yang menggunakan suntikan
insulin agar merubah lokasi suntikan setiap beberapa hari.
Menyuntikan obat dalam waktu lama pada lokasi yang sama akan
menyebabkan penebalan jaringan. Penebalan ini akan menyebabkan
penyerapan insulin menjadi lambat.7. Kesalahan waktu pemberian obat
dan makananTiap tiap obat insulin sebaiknya dikonsumsi menurut
waktu yang dianjurkan. Anda harus mengetahui dan mempelajari dengan
baik kapan obat sebaiknya disuntik atau diminum sehingga kadar
glukosa darah menjadi seimbang.8. Penyakit yang menyebabkan
gangguan penyerapan glukosaBeberapa penyakit seperti celiac disease
dapat menurunkan penyerapan glukosa oleh usus. Hal ini menyebabkan
insulin lebih dulu ada di aliran darah dibandingan dengan glukosa.
Insulin yang kadung beredar ini akan menyebabkan kadar glukosa
darah menurun sebelum glukosa yang baru menggantikannya.
9. Gangguan hormonalOrang dengan diabetes terkadang mengalami
gangguan hormon glukagon. Hormon ini berguna untuk meningkatkan
kadar gula darah. Tanpa hormon ini maka pengendalian kadar gula
darah menjadi terganggu.10. Pemakaian aspirin dosis tinggiAspirin
dapat menurunkan kadar gula darah bila dikonsumsi melebihi dosis 80
mg.11. Riwayat hipoglikemia sebelumnyaHipoglikemia yang terjadi
sebelumnya mempunyai efek yang masih terasa dalam beberapa waktu.
Meskipun saat ini anda sudah merasa baikan tetapi belum menjamin
tidak akan mengalami hipoglikemia lagi.
D. Manifestasi KlinisGejala-gejala hipoglikemia terdiri dari 2
fase, yaitu :1. Fase 1: gejala-gejala akibat aktivasi pusat autonom
di hipotalamus sehingga hormon epinefrin dilepaskan. Gejalanya
berupa palpitasi, keluar banyak keringat, tremor, ketakutan, rasa
lapar dan mual (glukosa turun 50 mg%). Gejala awal ini merupakan
peringatan karena pada saat itu pasien masih sadar sehingga dapat
diambil tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemi lanjut.2.
Fase 2: gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi
otak, sehingga dinamakan gejala neurologis. Gejala- gejala yang
terjadi akibat mulai terjadinya gangguan fungsi otak, gejalanya
berupa pusing, pandangan kabur, ketajaman mental menurun, hilangnya
ketrampilan motorik yang halus, penurunan kesadaran, kejang- kejang
dan koma (glukosa darah 20 mg%). (Arif Mansjoer, 2001)
E. PatofisiologiDalam diabetes, hipoglikemia terjadi akibat
kelebihan insulin relative ataupun absolute dan juga gangguan
pertahanan fisiologis yaitu penurunan plasma glukosa. Mekanisme
pertahanan fisiologis dapat menjaga keseimbangan kadar glukosa
darah, baik pada penderita diabetes tipe I ataupun pada penderita
diabetes tipe II. Glukosa sendiri merupakan bahan bakar metabolisme
yang harus ada untuk otak. Efek hipoglikemia terutama berkaitan
dengan sistem saraf pusat, sistem pencernaan dan sistem peredaran
darah (Kedia, 2011). Glukosa merupakan bahan bakar metabolisme yang
utama untuk otak. Selain itu otak tidak dapat mensintesis glukosa
dan hanya menyimpan cadangan glukosa (dalam bentuk glikogen) dalam
jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu, fungsi otak yang
normal sangat tergantung pada konsentrasi asupan glukosa dan
sirkulasi. Gangguan pasokan glukosa dapat menimbulkan disfungsi
sistem saraf pusat sehingga terjadi penurunan suplay glukosa ke
otak. Karena terjadi penurunan suplay glukosa ke otak dapat
menyebabkan terjadinya penurunan suplay oksigen ke otak sehingga
akan menyebabkan pusing, bingung, lemah (Kedia, 2011). Konsentrasi
glukosa darah normal, sekitar 70-110 mg/dL. Penurunan kosentrasi
glukosa darah akan memicu respon tubuh, yaitu penurunan kosentrasi
insulin secara fisiologis seiring dengan turunnya kosentrasi
glukosa darah, peningkatan kosentrasi glucagon dan epineprin
sebagai respon neuroendokrin pada kosentrasi glukosa darah di bawah
batas normal, dan timbulnya gejala gejala neurologic (autonom) dan
penurunan kesadaran pada kosentrasi glukosa darah di bawah batas
normal (Setyohadi, 2012). Penurunan kesadaran akan mengakibatkan
depresan pusat pernapasan sehingga akan mengakibatkan pola nafas
tidak efektif (Carpenito, 2007). Batas kosentrasi glukosa darah
berkaitan erat dengan system hormonal, persyarafan dan pengaturan
produksi glukosa endogen serta penggunaan glukosa oleh organ
perifer. Insulin memegang peranan utama dalam pengaturan kosentrasi
glukosa darah. Apabila konsentrasi glukosa darah menurun melewati
batas bawah konsentrasi normal, hormon-hormon konstraregulasi akan
melepaskan. Dalam hal ini, glucagon yang diproduksi oleh sel
pankreas berperan penting sebagai pertahanan utama terhadap
hipoglikemia. Selanjutnya epinefrin, kortisol dan hormon
pertumbuhan juga berperan meningkatkan produksi dan mengurangi
penggunaan glukosa. Glukagon dan epinefrin merupakan dua hormon
yang disekresi pada kejadian hipoglikemia akut. Glukagon hanya
bekerja dalam hati. Glukagon mula-mula meningkatkan glikogenolisis
dan kemudian glukoneogenesis, sehingga terjadi penurunan energi
akan menyebabkan ketidakstabilan kadar glukosa darah (Herdman,
2010).Penurunan kadar glukosa darah juga menyebabkan terjadi
penurunan perfusi jaringan perifer, sehingga epineprin juga
merangsang lipolisis di jaringan lemak serta proteolisis di otot
yang biasanya ditandai dengan berkeringat, gemetaran, akral dingin,
klien pingsan dan lemah (Setyohadi, 2012). Pelepasan epinefrin,
yang cenderung menyebabkan rasa lapar karena rendahnya kadar
glukosa darah akan menyebabkan suplai glukosa ke jaringan menurun
sehingga masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dapat muncul (Carpenito, 2007).
F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang1. Gula darah puasa: Diperiksa untuk
mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi glukosa 75 gram
oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.2. Gula darah 2 jam
post prandial: Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai
normal < 140 mg/dl/2 jam3. HBA1c: Pemeriksaan dengan menggunakan
bahan darah untuk memperoleh kadar gula darah yang sesungguhnya
karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2-3
bulan. HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada
orang normal antara 4-6%. Semakin tinggi maka akan menunjukkan
bahwa orang tersebut menderita DM dan beresiko terjadinya
komplikasi.4. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi
ginjalnya telah terganggu5. Leukosit, terjadi peningkatan jika
sampai terjadi infeksi
H. KomplikasiKomplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat
kesadaran yang berubah selalu dapat menyebabkan gangguan pernafasan
dan mengakibatkan kerusakan otak akut. Hipoglikemia berkepanjangan
parah bahkan dapat menyebabkan gangguan neuropsikologis sedang
sampai dengan gangguan neuropsikologis berat karena efek
hipoglikemia berkaitan dengan system saraf pusat yang biasanya
ditandai oleh perilaku dan pola bicara yang abnormal (Jevon, 2010)
dan menurut Kedia (2011) hipoglikemia yang berlangsung lama bisa
menyebabkan kerusakan otak yang permanen, juga dapat menyebabkan
koma sampai kematian.
I. PenatalaksanaanMenurut Kedia (2011), pengobatan hipoglikemia
tergantung pada keparahan dari hipoglikemia. Hipoglikemia ringan
mudah diobati dengan asupan karbohidrat seperti minuman yang
mengandung glukosa, tablet glukosa, atau mengkonsumsi makanan
ringan. Dalam Setyohadi (2011), pada minuman yang mengandung
glukosa, dapat diberikan larutan glukosa murni 20-30 gram (1 - 2
sendok makan). Pada hipoglikemia berat membutuhkan bantuan
eksternal, antara lain (Kedia, 2011) : 1. Dekstrosa: Untuk pasien
yang tidak mampu menelan glukosa oral karena pingsan, kejang, atau
perubahan status mental, pada keadaan darurat dapat pemberian
dekstrosa dalam air pada konsentrasi 50% adalah dosis biasanya
diberikan kepada orang dewasa, sedangkan konsentrasi 25% biasanya
diberikan kepada anak-anak. Bila diperlukan pemberian glukosa cepat
(IV) satu flakon (25 cc) Dex 40% (10 gr Dex) setiap 10-20 menit
sampai pasien sadar, disertai infuse dekstrosa 10% 6 kolf/jam.
Dapat menaikkan kadar glukosa kurang lebih 25-30 mg/dl. 2.
Glukagon: Sebagai hormon kontra-regulasi utama terhadap insulin,
glukagon adalah pengobatan pertama yang dapat dilakukan untuk
hipoglikemia berat. Tidak seperti dekstrosa, yang harus diberikan
secara intravena dengan perawatan kesehatan yang berkualitas
profesional, glukagon dapat diberikan oleh subkutan (SC) atau
intramuskular (IM) injeksi oleh orang tua atau pengasuh terlatih.
Hal ini dapat mencegah keterlambatan dalam memulai pengobatan yang
dapat dilakukan secara darurat.
J. Pengkajian KeperawatanPengkajian keperawatan gawat darurat
pada pasien hipoglikemia antara lain : 1. Pengkajian Primery Survey
ABCD, dengan hasil yang meliputi: a. Airway: Tidak ada gangguan
jalan nafas, jalan nafas bersih, tidak ada obstruksi, tidak ada
sekret, suara paru vesikuler.b. Breathing: Frekuensi nafas >24
x/menit, pola nafas teratur, irama teratur, tidak menggunakan otot
bantu pernafasan, suara auskultasi paru vesikuler kanan dan kiri,
suara nafas bersih.c. Circulation: Hipotensi (