KANKER LARINGA.PENGERTIANLaring, ataukotak suara(voicebox),
adalahorganpada lehermamaliayang melindungitrakeadan terlibat dalam
produksisuara. Laring mengandungpita suara(vocal cord) dan berada
pada daerah di mana rongga atas terpisah menjaditrakeadanesofagus.
Struktur laring umumnya terdiri daritulang rawanyang diikat
olehligamendanotot.Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan
pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak
normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh
perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar
jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus
piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas
dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian
dalam.
B.ETIOLOGIPenyebab kanker laring belum diketahui dengan
pasti.Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol
merupakan kelompok orang orang dengan resiko tinggi terhadap
terjadinya kanker laring.Penelitian epidemiologic menggambarkan
beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang
kuat ialah rokok , alkohol, dan oleh sinar radioaktif.Namun ada
beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker,
sebagai berikut :a. Faktor LingkunganMerokok sigaret meningkatkan
resiko terjadinya kanker paru paru, mulut, laring (pita suara), dan
kandung kemih darah, seperti Leukemia.b. Faktor Makanan yang
mengandung bahan kimia.Makanan juga dapat menjadi faktor risiko
penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran
pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker
adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung.Minuman yang
mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap
kanker kerongkongan.Zat pewarna makanan. Logam berat seperti
merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar
seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang
diproses secara berlebihan.
c. VirusVirus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring
antara lain Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma
Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
C.PATOFISIOLOGIKanker laring yang terbatas pada pita suara
tumbuh perlahan karena suplai limfatik yang jarang.Di tempat
manapun yang kering ( epiglottis, pita suara palsu, dan sinus-sinus
piriformis ). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada
jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermefastase
ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami
serak yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu
harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal
kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul
( yang disebabkan tumor sebelum mengenai seluruh pita suara )
pengobatan biasanya masih memungkinkan.Tanda-tanda metastase kanker
pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan pada leher, nyeri
pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran
kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi
langsung dan dari biopsy dan dari pemeriksaan mikroskopi terhadap
laring.D.MANIFESTASI KLINISSuara serak adalah hal pertama yang akan
tampak pada pasien dengan kanker pada daerah glods karena tumor
mengganggu pita suara selama bicara. Suara mungkin terdengar parau
dan puncak suara rendah.Bunyi suara yang terganggu bukan merupakan
tanda dini kanker suglotis atau supraglotis, namun mungkin pasien
mengeluh nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan ketika minum
cairan hangat atau jus jeruk.Suatu gumpalan mungkin teraba di
belakang leher, gejala lanjut , termasuk kesulitan menelan (
dsifagia ) atau kesulitan bernafas ( dipsnue ). Suara serak dan
nafas bau, pembesaran nodus limfe servikal, penurunan BB dan status
kelemahan umum dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat terjadi
bersama metastasis ( Brunner& Suddart, 2002 : 556-557 )
E.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKPengkajian awal termasuk pengumpulan
riwayat kesehatan yang lengkap, dan pemeriksaan kepala dan
leher.Laringoskopi tidak langsung dilakukan untuk mengevaluasi
secara visual keluasan tumor. Uji diagnostic, termasuk pemeriksaan
sinar X jaringan lunak, tomogram, xerogram, pemeriksaan kontras dan
pencitraan resonansi magnetic ( MRI) , dilakukan sebagai bagian
dari pemeriksaan diagnostic untuk menentukan keluasan pertumbuhan
tumor. Bagaimana pun, pemeriksaan laringoskopi langsung di bawah
anastesi umum, adalah metode primer untuk mengevaluasi laring.
Pertumbuhan tumor dapat mengenai ketiga area dan penampilannya
dapat beragam .Sebagian besar tumor adalah tumor sel skuamosa.
Tumor ini dikelompokkan berdasarkan keluasan tumor primer (T) ,
yang mencakup ukuran dan invasi kedalam tempat lain; Letak dan
keluasan nodus yang terkena (N) , dan tingkat metastases (M) .
Klasifikasi tumor menentukkan modalitas pengobatan yang akan
diberikan. Karena banyak lesi tumor ini adalah submukosa, mungkin
diperlukan biopsi yang dilakukan dengan insisi menggunakan tekhnik
mikrolaringeal atau laser untuk memotong mukosa dan mencapai
tumor.Mobilitas pita suara dikaji; jika gerakkan normalnya terbatas
, maka pertumbuhan tumor mungkin sudah mengenai otot, jaringan
lain, dan bahkan jalan nafas. Nodus limfe leher dan kelenjar tiroid
di palpasi untuk menentukkan penyebaran keganasan.( Brunner&
Suddart, 2002 : 557)
F.PENATALAKSANAANPengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan
dengan keluasan malignasi.Pengobatan pilihan termasuk terapi
radiasi dan pembedahan.Pemeriksaan gigi dilakukan untuk
menyingkirkan setiap penyakit mulut.Semua masalah yang berkaitan
dengan gigi diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum
pembedahan.1. Terapi RadiasiHasil yang sangat memuaskan dapat
dicapai dengan terapi radiasi pada pasien yang hanya mengalami satu
pita suara yang sakit dan normalnya dapat digerakkan ( yaitu
bergerak saat fonasi )Selain itu pasien ini masih memiliki suara
yang hampir normal. Beberapa mungkin mengalami kondriti ( inflamasi
kartilagi ) atau stenosis, sejumlah kecil dari mereka yang
mengalami stenosis nantinya membutuhkan laringotomi.Terapi radiasi
juga dapt digerakkan secara pra operatif untuk mengurangi ukuran
tumor2.Pembedahan Parsiala. Laringektomi parsial ( laringotomi
tirotomi )Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area
glotis tahap dini ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan
ini mempunyai angka penyembuhan yang sangat tinggi .Dalam operasi
ini, satu pita suara diangkat dan semua struktur lainnya teteap
utuh. Suara pasien kemungkinan menjadi parau, jalan nafas akan
tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan
menelan.b. Laringektomi supraglotis ( Horizontal )Laringektomi
supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor
supraglotis.Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu
diangkat.Pita suara kartilogi krikoid dan trakea tetap utuh.Selama
operasi dilakukan di seksi leher radikal pada tempat yang
sakit.Selang traketomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas
glottis pulih.Selang traketomi ini biasanya diangkat setelah
beberapa hari dan stoma dibiarkan menutup.Nutrisi diberikan melalui
selang nasograstik sampai terdapat penyembuhan dan tidak ada lagi
resiko aspirasi.Pasca operatif, klien kemungkinan akan mengalami
kesulitan untuk menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama
dari operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti
biasa.c. Laringektomi HemivertikalDilakukan jika tumor meluas di
luar pita suara, tetapi perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan
terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini, kartilago tiroid
laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara (
satu pita suara sejati dan satu pita suara palsu ) dengan
pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah
kartilago tiroid diangkat. Pasien akan mempunyai selang trakeostomi
dan selang nasogastrik selama operasi. Pasien beresiko mengalami
operasi pasca operatif. Beberapa perubahan dapat terjadi pada
kualitas suara ( sakit tenggorokan ) dan proyeksi. Namun demikian
fungsi nafas dan jalan menelan tetap utuh.
d. Langektomi TotalDilakukan ketika kanker meluas di luar pita
suara. Lebih jauh ketulang hyoid, epiglottis, kartilago krikoid dan
dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan
trakea ditinggalkan. Laringektomi total membutuhkan stoma trakeal
permanen. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam
saluran pernapasan bawah, karena laring yang memberikan
perlindungan spingter tidak ada lagi. Pasien tidak akan mempunyai
suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi total
merubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan
berbicara.( Brunner& Suddarth, 2002 : 557-558 )3.
KemoterapiPenggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi
atau agen antineoplastik.Obat ini digunakan untuk membunuh sel
kanker dan menghambat perkembangannya.Semua sel baik normal maupun
sel kanker berjalan mengikuti siklus sel. Agen kemoterapi bekerja
pada fase siklus sel berbeda disebut siklus non spesifik,
kebanyakan agen kemoterapeutik paling efektif ketika sel-sel secara
aktif sedang membelah.Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati
penyakit sistematik daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan
pembedahan atau radiasi.Kemoterapi mungkin di kombinasi dengan
pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya untuk menurunkan
ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak sel-sel tumor yang
masih tertinggal pasca operasi. Tujuan dari kemoterapi (
penyembuhan , pengontrolan, paliatif ) harus realistic, karena
tujuan tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan
keagresifan dari rencana pengobatan.Agen kemoterapi yang digunakan
pada Ca laring atau anti metabolik membunuh sel-sel kanker dengan
memblok sintesis DNA dan RNA. Mereka melakukan ini dengan meniru
struktur metabolik esensial secara kimiawi, yaitu : Nutrien
esensial untuk metabolisme sel normal, Agen umum meliputi :
Cytarabine ( ARA-C ), Floxuridine ( FUDR ), 5-Fluorourasial ( 5-FU
), Hydroxyurea ( Hydrea ), 6-Merkaptopurine ( 6-MP ), Methotrexate
( mexate ) dan 6-Thieguanin. Efek samping yang paling umum adalah
meliputi stomatitis supresi sum-sum tulang dan diare.
a.Rute pemberianObat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan
melalui rute topical, oral, interval, intramuskuler, subkutan,
arteri, intrakavitasi dan intratekal.Rute pemberian biasanya
bergantung pada tipe obat, dosis yang dibutuhkan dan jenis, lokasi
dan luasnya tumor yang diobati.b.DosisDosis preparat anti
neoplastik terutama didasarkan pada area permukaan tubuh total
pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau terapi radiasi dahulu,
fungsi organ utama dan status kinerja fisik.4. Terapi
SistomatikTerapi sistomatik yang diberikan meliputi :a. Pemberian
sadatifb. Pemberian antiemetikc. Pemberian antipiretik
G.ASUHAN KEPERAWATAN1.Pengkajian PrimerData awal yang ditemukan
pada klien dengan kanker laring adalah suara serak yang tidak
sembuh-sembuh yang disertai dengan adanya pembesaran dan perubahan
pada daerah leher.MenurutSuddart Bunner pada pengkajian akan
didapatkan data sebgai berikut :a)Usiab)Jenis
kelaminc)Pekerjaand)AlamatKeluhan utama pada klien Ca. Laring
meliputi nyeri tenggorok.sulit menelan,sulit bernapas,suara
serak,hemoptisis dan batuk, penurunan berat badan, nyeri tenggorok,
lemah.
2. Pengkajian Sekundera. ) Pemeriksaan Fisik1)Keadaan
umum2)Tanda-tanda vitalSuhuTDRespirasiNadiPengukuran
BBKepalaPembengkakan kelenjar limfe post dan pre aurikelLeher
b) Pemeriksaan Penunjang1) Laringoskopi : Cara memeriksa laring
dengan melakukan inspeksi terhadap sisi luar laring pada leher dan
gerakan-gerakan pada saat menelan. Pada kanker laring gerakan
menelan akan bergerak ke bawah saat inspirasi atau tidak bergerak.
Pada palpasi ditemukan adanya pembesaran dan nyeri.2) Pemeriksaan
sinar x jaringan lunak : terdapat penonjolan pada tenggorokan.3)
Pemeriksaan poto kontras : dengan penelanan borium menunjukkan
adanya lesi-lesi loca4) Pemeriksaan MRI : identifikasi adanya
metastasis dan evaluasi respon pengobatan.
3.Riwayat Penyakit SekarangBiasanya suara serak adalah hal yang
akan Nampak pada pasien dengan kanker pada daerah glottis, pasien
mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan, suatu
gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi
disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.
4. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat kesehatan dahulu : adanya
riwayat laryngitis kronis, riwayat sakit tenggorokan, riwayat
epiglottis.
5. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat kesehatan keluarga :Riwayat
anggota keluarga yang terdiagnosa positif kanker laring.
DIAGNOSA KEPERAWATANa.Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau seluruh glotis,
gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi
banyak dan kental.b.Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan
defisit anatomi (pengangkatan batang suara).c.Gangguan rasa nyaman
: nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel
tumor.d.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan saluran pencernaan (disfagia).e.Gangguan citra diri
berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan anatomi wajah dan
leher.
FOKUS INTERVENSI DAN RASIONALMenurut Doenges E. Marlyn ( 2000 ),
dan Carpenito (1999), perencanaan dan intervansi keperawatan pada
klien kanker laring adalah sebagai berikut :1.Bersihan jalan napas
tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau seluruh
glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta
sekresi banyak dan kental.a.Tujuan: Klien dapat mempertahankan
jalan nafas paten.b. Kriteria hasil:Tidak sesak dan klien
menunjukkan perilaku untuk memperbaiki jalan napas ,batuk efektif
dan bunyi napasc. Intevensi:1) Kaji frekuensi pernapasan catat
rasio inspirasi atau ekspirasiRasional : pada kanker laring
biasanya menyebabkan dipsnue2) Catat adanya derajat dipsnue
misalnya keluhan lapar udara, gelisah, ansietas, disteres,
pernapasan dan penggunaan otot bantu.Rasional : disfungsi
pernapasan merupakan proses kronis atau stadium akhir
3)Auskuitasi bunyi napas, catat adanya bunyi napas.Rasional :
pada beberapa derajat kanker laring terjadi obstruksi jalan napas
dan dapat atau tidak dimanifestasikan adanya bunyi napas.4) Atur
posisi yang nyamanRasional : Mempermudah fungsi pernapasan.5)
Dorong atau bantu klien latihan napas abdomen atau bibirRasional :
Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol
dipsnea dan menurunkan jebakan udara.6) Observasi karakteristik
batuk misalnya menetap batuk pendek, batuk basah bantu tindakan
untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk.d. Kolaborasi1) Berikan
bronkodilatorRasional : merilekskan otot halus dan menurunkan
kognesti lokal, menurunkan spasne jalan napas dan produk mukosa2)
XantinRasional : menurunkan edema mukosa dan spasme otot
polos3)Berikan kromolin flunisunida ( aerobic )Rasional :
menurunkan edema4)Berikan antimikrobaRasional : diindikasikan untuk
mengontrol pneumonia.5) Berikan analgetik dan penekan batukRasional
: memungkinkan pasien untuk istirahat dan menghemat energi.6)
Berikan humidifikasiRasional : kelembaban akan menurunkan
kekentalan secret yang mempermudah pengluaran yang dap[at membantu
menurunkan atau menjaga pembentukan mukosa tebal pada
bronkus.2.Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit
anatomi (pengangkatan batang suara).a. Tujuan:Pasien dapat
berkomunikasi denganaktif.b. Kriteria hasil: Menidentifikasi
pemahaman tentang masalh koomunikasi, membuat metode komunikasi
dimana kebutuhan dapat diekspresikan menggunakan sumber-sumber yang
tepat.
c. Intervensi:1) Kaji tipe atau derajat disfungsi,
kesulitanRasional : untuk menentukan terapi2) Bantu menentukan
stadium penyakit perhatikan kesalahan dalam komunikasi dalam dan
berikan umpan balik.Rasional : pasien mungkin kehilangan kemampuan
untuk memantau ucapan yang keluar dan tidak menyadari bahwa
komunikaai yang diucapkan tidak nyata.3) Mintalah pasien untuk
mengikutu perintah sederhana ( seperti buka ,mata tunjuk kepintu )
ulangi dengan kata atau kalimat yang sederhana.Rasional : melakukan
penilaian terhadap adanya kerusakan sensor4) Berkan metode
komunikasi alternative, seperti menulis di papan tulis,
gambar.Berikan petunjuk visual ( gerakan tangan, gambar-gambar,
daftar kebutuhan, demonstrasi )Rasional : Memberikan komunikasi
tentang kebutuhan berdasarkan keadaan atau defisit yang
mandiri.5)Katakan secara langsung dengan pasien, bicara perlahan
dan dengan tenang.Gunakan pertanyaan terbuka dengan jawaban ya atau
tidak, selanjutnya kembangkan pada pertanyaan yang lebih kompleks
sesuai respon pasien.Rasional : menurunkan kebingungan atau
ansietas selama proses komunikasi.6) Bicaralah dengan nada normal
dan hindari percakapan yang cepat. Berikan pasien jarak waktu untuk
berespon.Bicaralah tanpa tekanan terhadap sebuah respon.7) Rasional
: pasien tidak perlu merusak pendengaran dan meninggikan suara
dapat menimbulkan marah pasien atau menyebabkan kepedihan.
Memfokuskan respon dapat mengakibatkan frustasi dan mungkin
menyebabkan pasien terpaksa untuk bicara otomatis.8) Anjurkan
pengunjung atau orang terdekat mempertahankan usahanya untuk
berkomunikasi dengan pasien, seperti membaca surat, diskusi tentang
hal-hal yang terjadi pada keluarga.Rasional : mengurangi isolasi
social pasien dan meningkatkan penciptaan komunikasi yangb
efektif.
3.Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan
serabut syaraf oleh sel-sel tumor.a. Tujuan: nyeri pada pasien
sedikit berkurang dengan mengikutiaturanpemakai farmakologis yang
telah ditentukan dapat menggunakan keterampilan relaksasi dan
aktifitas hiburan sesuai indikasi.b. Kriteria hasil: Menlaporkan
penghilangan nyeri maksimal / control dengan pengaruh minimal pada
AKS. Mengikuti farmokologis yang diperlukan, mendemonstrasikan
penggunaanketerampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai
indikasi untuk situasi individu.c. Intervensi1) Tentukan riwayat
nyeri misal : lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas dan
tindakan penghilang yang digunakan.Rasional : informasi memberikan
data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan
intetrvensi.2) Berikan tindakan kenyamanan dasar ( misal reposisi,
gosokan punggung,) dan aktivitas hiburan ( missal musik dan TV
).Rasional : meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan
kembali perhatian.3) Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri
( misal teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi )
tertawa, musik dan sentuhan terapeutik.Rasional : memungkinkan
pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan masa
control.4) Evaluasi penghilangan nyeri atau controlRasional :
control nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.d.
Kolaborasi1) Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan
dokterRasional : rencana terorganisasi mengembangkan kesempatan
untuk control nyeri.2) Beri analgesic sesuai indikasi misal :
bromstoms cocktail, morfin, metadon atau campuran narkotik IV
khusus.Rasional : nyeri adalah komplikasi sering dari kanker
meskipun respon individual berbeda saat perubahan penyakit atau
perubahan terjadi penilaian dosis dan pemberian akan diperliukan.3)
Berikan penggunaan CPA dengan cepatRasional : analgesia dikontrol
pasien sehingga pemberian obat tepat waktu, mencegah fruktuasi,
pada intensitas nyeri, sering pada dosis total rendah akan
diberikan melealui metode konvensional.
4.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan saluran pencernaan (disfagia).a.Tujuan: Nutrisi
klien adekuatb.Kriteria hasil: Mendemonstrasikan pemeliharaan
kemajuan peningkatan BB sesuai tujuan, tidak mengalami tanda-tanda
dalam rentan normal.c. Intervensi1) Kaji kemampuan pasien untuk
mengunyah, menelan, batuk dan menangani sekresi.Raasional : faktor
ini menentukan pilihan terhadap jenis makanan sehingga pasien harus
terlindung dari aspirasi.2) Auskultasi bising usus, catat adanya
penurunan atau nilainya suara yang hiperaktifRasional : fungsi
saluran pencernaan biasanya tetap baik, jadi bising usus membantu
dalam menentukan respon untuk makan atau berkembangnya komplikasi
seperti paralitik ilius.3) Timbang BB sesuai indikasiRasional :
mengevaluasi keefektifan / kebutuhan mengubah pemberian
nutrusi.4)Berikan makan dalm jumlah kecil dan dalam waktu sering
dengan teratur.Rasional : Meningkatkan prosese pencernaan dan
toleransi pasien terhadap nutrisi yang diberikan dan dapat
meningkatkan kerja sama pasien saat makan.5)Tingkatkan kenyamanan
lingkungan yang sama termasuk sosialisasi saat makan.Anjurkann
oranhg terdekat untk membawa yang disukai pasien.Rasional :
meskipun proses penilaian pasien memerlukan bantuan makan dan
menggunakan alat Bantu, sosialisasi waktu makan dengan orang
terdekat atau teman dapat meningkatakan pemasukan.6) Kaji feses,
cairan lambung, muntah darah dan sebagainya.Rasional : Pendarahan
subakuat / akut dapat terjadi
5.Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan
suara,perubahan anatomi wajah dan lehera. Tujuan: Menunjukkan
konsep diri yang bagus.b. Kriteria hasil:Mampu mengungkapkan
kenyataan secara fealietis danpenerimaan terhadap suaranya, mampu
mengenali dan bekerja sama dalam perubahan konsep diri peran tanpa
menimbulkan harga diri rendah mampu mengembangkan perencanaan yang
realistis untuk mengadaptasi perubahan peranc. Intervensi1)
Ciptakan atau pertahankan hubungan terapeuitik pasien perawat,
Diskusikan perasaan takut atau hal yang dipikirkan pasien.Rasional
: Meremehkan sikap peduli dan mengembangkan rasa saling percaya
antara pasien dengan perawat, dimana pasien bebas mengekspresikan
ketakutan ditolak hilangnya fungsi suara yang dimiliki sebelumnya,
tidak berdaya mengenai perubahan yang terjadi.2) Catat tingkah laku
menarik diri, sikap menyangkal atau terlalu memungkirkan proses
penyakitnya.Rasional : Awalnya mungkin merupakan respon yang normal
tapi jika berkepanjangan bisa menghalangi untuk menghadapi
kenyataan seharusnya dan dapat menurunkan ke arah koping yang tidak
efektif.3) Jelaskan bahwa emosi yang labil adalah wajar. Pemecahan
masalah merupakan langkah untuk menangani masalah ini.Rasional :
Menghilangkan kecemasan dan membantu usah untuk menangani munculnya
emosi yang tidak diharapkan.4) Beri masukan pada klien untuk
memodifikasi gaya berpakaian untuk meningkatkan konsep diri seperti
memakai jilbab pada perempuan, menggunakan sal atau baju dengan
kerah tertutup.
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN TN. MESERIDENGAN KARSINOMA LARING DI RUANGAN
PERAWATAN THT
I.IDENTITASNama:Tn. MeseriUmur:48 tahunJenis
Kelamin:Laki-lakiSuku/Bangsa:Jawa/IndonesiaAgama:IslamPekerjaan:WiraswastaPendidikan:SMAAlamat:Jl.
Pandean II no. 379/SidoarjoMRS:24 Maret 2002No.
Register:10145532Tempat/tanggal pengkajian: Ruangan THT, 1 April
2002 jam 07.00Alasan dirawat:Sesak tiga minggu sebelumnya didahului
serakdua tahun yang lalu dan semakin memberat.Keluhan utama
sebelumnya:sesak,tenggorokan sakit dan tersedak waktu makan.Upaya
yang telah dilakukan :ke dokter praktekTerapi/operasi: ke dokter
praktek dicurigai astma dan diberikan obat oral astma dan operasi
belum perna di lakukan.
II. RIWAYAT KEPERAWATAN ( NURSING HISTORY )2.1Riwayat penyakit
sebelumnyaPasien pernah menderita TBC paru lima tahun yang lalu.
Dari hasil foto thorax ( medik ) di identifikasi bekas KP non
aktif.
2.2Riwayat penyakit sekarangPasien sesak dan parau saat di rumah
dan dibawa kedokter oleh istrinya. Di curigai pasien astma dan
dokter memberikan obat oral astma, ternyata tidak ada perubahan dan
bertambah sesak kemudian pasien dibawah ke rumah sakit umum
sidoarjo dan kemudian di rujuk ke RSUD Dr. Soetomo surabaya tanggal
24 maret 2002 jam 17.00.Setelah di kaji pasien sesak,stridor
positip,foto servikal : soft tissu mass colli dengan penyempitan
trakea. Foto thorax : bekas KP dan Bronchitis.Diagnosa medik
sementara diduga kanker laring. Klien langsung dipersiapkan untuk
tracheostomi untuk mengatasi sumbatan jalan napas, sekaligus
dilakukan biopsi untuk pemeriksaan PA.Informed consend ditanda
tangani oleh istri Tn. Meseri.Tindakan dilakukan jam 18.00 dan
selesai 18.15. Post trecheostomi pasien tidak sesak, batuk tidak
ada, terpasang kanule logam pada cincin trakea 3-4, sadar
baik,terpasang infus RL 1000 cc/24 jam dan D 5% 1500 cc/24
jam,terpasang 02 masker 6 liter.
2.3Riwayat Kesehatan KeluargaKakek,nenek,saudara kandung
ibu/bapak,saudara kandung pasien tidak ada yang sakit. Demikian
juga dengan penyakit keturunan. Keluarga yang meninggal adalah
kakek dan nenek karena usia tua.
2.4Keadaan kesehatan lingkunganTinggal di lingkungan yang cukup
bersih. Ada tempat pembuangan sampah. Tidak ada penumpukan sampah
disembarang tempat.
III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK1.Keadaan umumPasien kanker
laring post trakeostomi dan biopsi tanggal 24 maret 2002 dan
tanggal 1 april 2002 keadaan umum tidak sesak, tidak nyeri,tidak
batuk,suara hilang,berkomunikasi dengan bahasa isyarat,terpasang
kanule logam pada stoma yang dibuat pada trakea.2.Tanda-tanda
vitalSuhu 36 derajad / axilla,nadi 88X /menit teratur, tensi 130/70
mmHg lengan kiri posisi berbaring,respirasi rate 20 X menit
normal.3.Body system3.1Pernapasan ( B 1 : Breathing )Pernapasan
melalui trakea yang dibuat lubang ( trakeostomi ). Bentuk dada
simetris,lendir ada dan dilakukan nebuliser dan suktion oleh
perawat ruangan.3.2Cardiovaskuler ( B2 : Bleeding )Tidak ada nyeri
dada, palpitasi tidak ada, tidak ada pusing,udema tidak ada, dan
tidak ada udema.3.3Persyarafan ( B3 : Brain )Composmentis,GCS : 15,
Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6. Kepala dan wajah tidak ada
cedera, Mata dan sklera normal,conjuntiva merah muda,pupil isokor
dan normal. Leher ada pembesaran kelenjar limfe,ada stoma pada
leher ( trakeostomi ) untuk mengatasi sumbatan jalan napas
atas.Reflek patela normal. Persepsi sensori pendengaran kiri-kanan
normal,penglihatan normal,perabaan normal.3.4Perkemihan-Eliminasi
Uri ( B4 : Bladder )Produksi urin kurang lebih 1500-1800 cc/24
jam.Kadang jika banyak minum maka kencing banyak,warna kuning tua
dan bau normal. Tidak ada masalah dalam
perkemihan.3.5Pencernaan-Eliminasi Alvi ( B5 : Bowel )Oral higiene
baik,mulut bersih,tidak ada ulkus atau tumor,tenggorok
normal,abdomen tidak ada pembesaran hepar dan limpa,bunyi perkusi
timpani atau normal,bunyi peristaltik normal,BAB 1-2X/hari
konsistensi padat-lunak. Tidak ada masalah dengan BAB. Tidak
menggunakan obat pencahar.3.6Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone
)Kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak ada parese,paralise dan
hemiparese. Extremitas atas dan bawah tidak ada kelainan. Tulang
belakang tidak ada ceera. Warna kulit sawo matang,akral
hangat.Tidak ada masalah pada warna kulit dan turgor baik.3.7Sistem
EndokrinTidak mendapat atau menggunakan terapi hormon,goiter tidak
ada,tidak ada polidipsi,poliphagi dan poliuri. Tidak ada
exopthalmus.
IV. SOSIAL /INTERAKSI DAN PSIKOLOGI.Hubungan klien dengan istri
dan anak-anak baik. Hubungan dengan keluarga lain baik. Dukungan
keluarga aktif baik psikologis support dan finansial. Kontak mata
saat interaksi,tidak bisa berbicara atau mengucapkan kata-kata
tetapi mengerti apa yang dikatakan orang lain,suara hilang akibat
kanker laring kususnya pada pita suara.Klien berbicara dengan
bahasa isyarat dan tulisan.Melalui tulisan klien mengatakan apakah
ada alternatif lain selain operasi.Klien mengatakan takut setelah
operasi tidak bisa berbicara atau hilang suara selamanya,serta
tidak mengerti persiapan yang dilakukan sebelum dan sesudah
operasi. Klienmenolak operasi.Melalui tulisan klien mengatakan malu
tidak bisa berbicara seperti dulu dan malu dengan stoma/logam
trakeostomi yang ada dileher.Klien meminta kalau nebuliser dan
suction dilakukan pada malam hari atau saat sepi.
V. SPIRITUALPasien beragama islam dan kegiatan ibadah yang
dilakukan adalah sholat. Klien sangat percaya akan pertolongan
ALLAH dalam penyakit yang dihadapinya.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANGFoto servikal : soft tissu mass colli
dengan penyimpitan trakea, foto thorax : bekas KP dan bronchitis,
laring biopsi : epidermoid carsinoma poorly diferentiated,
laboratorium : darah lengkap.
VIITherapyAmox 3x500mg,asam mefenamad 3x500 mg,diit
TKTP,nebuliser dansuction.
ANALISA DATA1.Data subyektif : melalui metoda tulisan klien
mengatakan apakah ada cara lain selain operasi,takut tidak bisa
berbicara atau mengucapkan kata-kata dan kehilangan suara setelah
operasi,kurang mengerti persiapan sebelum dan setelah operasi dan
menolak operasi.Data obyektif : kekuatiran meningkat,tampak wajah
tegang.Masalah : KecemasanEtiologi: Takut akan kecacatan fungsi
bicara2.Data subyektif : melalui metode tulisan klien mengatakan
sulit untuk mengucapkan kata-kata tetapi mengerti apa yang
dikatakan orang lain.Data obyektif: klien berkomunikasi dengan
bahasa isyarat dan menggunakan metode tulisan setelah disarankan
oleh perawat dengan tujuan agar mudah dimengerti oleh orang
lain,klien kehilangan kemampuan mengucapkan kata-kata tetapi
mengerti apa yang dikatakan oleh perawat, terpasang kanule logam
pada trakeostomi.Masalah : Kerusakan komunikasi verbalEtiologi: CA
pada pita suara dan hambatan fisik ( selang trakeostomi ) pada
kemampuan bicara.3.Data subyektif : Melalui metode tulisan klien
mengatakan malu tidak bisa berbicara seperti dulu,malu dengan logam
kanule/stoma pada leher.Data obyektif : Tampak wajah tegang saat
berinteraksi dengan perawat,kekuatiran meningkat,kehilangan
kemampuan untuk mengucapkan kata-kata walaupun klien mengerti apa
yang dikatakan perawat,suara hilang,ingin nebuliser dan suktion
pada malam hari saja.Masalah : Gangguan citra diriEtiologi :
Kehilangan kemampuan untuk mengucapkan kata-kata atau bicara.
DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Kerusakan komunikasi verbal berhubungan
dengan CA pada pita suara dan hambatan fisik ( selang trakeostomi )
terhadap kemampuan mengucapkan kata-kata.2. Gangguan citra diri
berhubungan dengan kehilangan kemampuan mengucapkan kata-kata atau
bicara.3.Kecemasan berhubungan dengan takut akan kecacatan fungsi
bicara.
PLANING : di buat tanggal 1 april 20021.Diagnosa keperawatan
1.Goal : Klien akan mempertahankan komunikasi yang efektif.Kriteria
hasil : Mengidentifikasi dan merencanakan pilihan metode
berbicara,memperlihatkan kemampuan untuk mengekspresikan
diri.Intervensi :-Kaji apakah klien mempunyai gangguan komunikasi
lain.-Diskusikan dengan pasien mengapa kemampuan mengucapka
kata-kata atau bicara hilang.-Anjurkan metode komunikasi
alternatif.-Yakinkan bahwa kemampuan bicara akan kembali.-Jika
tidak, jelaskan alternatif metode komunikasi yang
tersedia.2.Diagnosa keperawatan 2.Goal:Klien akan mengidentifikasi
perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada diri
sendiri.Kriteria hasil : interaksi dengan orang lain lebih
meningkat, kontak mata dengan ekspresi yang rileks,tidak
cemas,mengatakan melalui metode tulisan dan partisipasi aktif dalam
perawatan diri.
Intervensi :-Ciptakan hubungan saling percaya
perawat-klien.-Diskusikan arti kehilangan fungsi bicara dan
identifikasi persepsi atau harapan yang akan datang.-Catat reaksi
emosi klien dan tetap berinteraksi dengan klien.-Ajarkan klien dan
ikut sertakan keluarga dalam perawatan kanule trakeostomi,suction
dan nebulizer.3.Diagnosa keperawatan 3.Goal:Kecemasan berkurang
atau hilang.Kriteria hasil : Melalui metode tulisan klien
mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara terbuka,melaporkan
berkurangnya cemas,berkurangnya takut,berkurang atau tidak
tegang,berdiskusi dan berinteraksi dengan orang lain dan mampu
memecahkan masalah.Intervensi :-Kaji faktor penyebab
kecemasan.-Monitor tingkat kecemasan klien dan tanda
vital.-Jelaskan apa yang terjadi selama periode pre dan paska
operasi.-Yakinkan klien bahwa kemampuan bicara akan kembali.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASInoDX
Kep.Hari/tgl/jamIMPLEMENTASIEVALUASI
112/4-200208.00
08.30
09.00
10.00
-Mengkaji apakah ada gangguanpenglihatan dan pendengaran.Klien
tidak mengalami gangguan penglihatan dan dapat mendengarkan dan
berespon sesuai dengan apa yang ditanyakan perawat.Tes pendengaran
dengan alat belum dilakuakan.
- Mendiskusikan dengan pasien bahwa bicara tidak bisa karena
pita suara tidak bisa menutup dan terpasang selang trakeostomi
dengan menunjukkan gambar.
-Menjelaskan banyak metode alternatif untuk bicara mis.bahasa
isyarat dan tulisan dengan menyiapkan kertas dan pensil.
-Meyakinkan kemampuan mengucapkan kata-kata akan kembali dan
jika tidak ada alternatif pemecahan masalahnya dengan terapi wicara
dengan bicara esofageal atau isyarat.Meningkatkan hubungan saling
percaya.Mendiskusihkan bahwa kehilangan bicara bukan berarti klien
dikucilkan dan dianggap tidak berarti tetapi tetap diperlakukan dan
dihargai sebagai individu yang utuh secara biopsikososio dan
spiritual.Klien tampak saat berinteraksi cemas,kuatir dan ekpresi
wajah tidak rileks.Tiap jam 06.00 pagi pasien dinebuliser dan
disuction oleh perawat jaga malam.
Mengkaji faktor penyebab kecemasan dan klien mengatakan melalui
tulisan dengan operasi saya takut kehilangan kemampuan
bicara.Memonitor tanda vital klien T : 130/70 mmHg,S : 36,5 derajat
celsius, N : 88x/menit.Menjelaskan pada klien jika setuju dioperasi
maka ada persiapan pre operasi, misalnya puasa dan post operasi
mungkin dirawat diruang UPI(Unit Perawatan Intensif ).Jam 10.30S :
Keluaga dan klien (lewat anggukan ) mengatakan mengerti.O :
Anggukan kepala,klien menulis pesan,kadang menggunakan bahasa
isyarat untuk menyampaikan kebutuhannya.A : Klien dapat
berkomunikasi verbal lewat tulisan untuk menyampaikan kebutuhannya
dan mengerti apa yang dikatakan perawat.P: Intervensi
dihentikan.
Jam : 11.00S : Dengan metode tulisan klien mengatakan lebih suka
dinebulizer dan suction pada malam hari.O : Ada kontak mata,klien
tampak cemas,kuatir dan tegang.A: Masalah belum teratasi.P:
Intervensi dipertahankan.
Jam : 11.00S: Klien menulis tetap menolak operasi dan minta
pulang paksa.O: Tidak mau dioperasi dan memilih alternatif lain
misalnya radioterapi dan kemoterapi yang tidak menghilangkan
kemampuan untuk berbicara.Tampak kuatir dan tegang.A : Masalah
belum teratasiP : Intervensi dipertahankan tetapipada jam 12.00
klien pulang dan diberikan pendidikan kesehatan tentang cara
suction dan mencairkan lendir dengan uap air oleh perawat
ruangan.
ASUHAN KEPERAWATAN TN. MESERIDENGAN KARSINOMA LARING DI RUANGAN
PERAWATAN THT
I.IDENTITASNama:Tn. MeseriUmur:48 tahunJenis
Kelamin:Laki-lakiSuku/Bangsa:Jawa/IndonesiaAgama:IslamPekerjaan:WiraswastaPendidikan:SMAAlamat:Jl.
Pandean II no. 379/SidoarjoMRS:24 Maret 2002No.
Register:10145532Tempat/tanggal pengkajian: Ruangan THT, 1 April
2002 jam 07.00Alasan dirawat:Sesak tiga minggu sebelumnya didahului
serakdua tahun yang lalu dan semakin memberat.Keluhan utama
sebelumnya:sesak,tenggorokan sakit dan tersedak waktu makan.Upaya
yang telah dilakukan :ke dokter praktekTerapi/operasi: ke dokter
praktek dicurigai astma dan diberikan obat oral astma dan operasi
belum perna di lakukan.II. RIWAYAT KEPERAWATAN ( NURSING HISTORY
)2.1Riwayat penyakit sebelumnyaPasien pernah menderita TBC paru
lima tahun yang lalu. Dari hasil foto thorax ( medik ) di
identifikasi bekas KP non aktif.2.2Riwayat penyakit sekarangPasien
sesak dan parau saat di rumah dan dibawa kedokter oleh istrinya. Di
curigai pasien astma dan dokter memberikan obat oral astma,
ternyata tidak ada perubahan dan bertambah sesak kemudian pasien
dibawah ke rumah sakit umum sidoarjo dan kemudian di rujuk ke RSUD
Dr. Soetomo surabaya tanggal 24 maret 2002 jam 17.00.Setelah di
kaji pasien sesak,stridor positip,foto servikal : soft tissu mass
colli dengan penyempitan trakea. Foto thorax : bekas KP dan
Bronchitis.Diagnosa medik sementara diduga kanker laring. Klien
langsung dipersiapkan untuk tracheostomi untuk mengatasi sumbatan
jalan napas, sekaligus dilakukan biopsi untuk pemeriksaan
PA.Informed consend ditanda tangani oleh istri Tn. Meseri.Tindakan
dilakukan jam 18.00 dan selesai 18.15. Post trecheostomi pasien
tidak sesak, batuk tidak ada, terpasang kanule logam pada cincin
trakea 3-4, sadar baik,terpasang infus RL 1000 cc/24 jam dan D 5%
1500 cc/24 jam,terpasang 02 masker 6 liter.2.3Riwayat Kesehatan
KeluargaKakek,nenek,saudara kandung ibu/bapak,saudara kandung
pasien tidak ada yang sakit. Demikian juga dengan penyakit
keturunan. Keluarga yang meninggal adalah kakek dan nenek karena
usia tua.2.4Keadaan kesehatan lingkunganTinggal di lingkungan yang
cukup bersih. Ada tempat pembuangan sampah. Tidak ada penumpukan
sampah disembarang tempat.
III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK1.Keadaan umumPasien kanker
laring post trakeostomi dan biopsi tanggal 24 maret 2002 dan
tanggal 1 april 2002 keadaan umum tidak sesak, tidak nyeri,tidak
batuk,suara hilang,berkomunikasi dengan bahasa isyarat,terpasang
kanule logam pada stoma yang dibuat pada trakea.2.Tanda-tanda
vitalSuhu 36 derajad / axilla,nadi 88X /menit teratur, tensi 130/70
mmHg lengan kiri posisi berbaring,respirasi rate 20 X menit
normal.3.Body system3.1Pernapasan ( B 1 : Breathing )Pernapasan
melalui trakea yang dibuat lubang ( trakeostomi ). Bentuk dada
simetris,lendir ada dan dilakukan nebuliser dan suktion oleh
perawat ruangan.3.2Cardiovaskuler ( B2 : Bleeding )Tidak ada nyeri
dada, palpitasi tidak ada, tidak ada pusing,udema tidak ada, dan
tidak ada udema.3.3Persyarafan ( B3 : Brain )Composmentis,GCS : 15,
Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6. Kepala dan wajah tidak ada
cedera, Mata dan sklera normal,conjuntiva merah muda,pupil isokor
dan normal. Leher ada pembesaran kelenjar limfe,ada stoma pada
leher ( trakeostomi ) untuk mengatasi sumbatan jalan napas
atas.Reflek patela normal. Persepsi sensori pendengaran kiri-kanan
normal,penglihatan normal,perabaan normal.3.4Perkemihan-Eliminasi
Uri ( B4 : Bladder )Produksi urin kurang lebih 1500-1800 cc/24
jam.Kadang jika banyak minum maka kencing banyak,warna kuning tua
dan bau normal. Tidak ada masalah dalam
perkemihan.3.5Pencernaan-Eliminasi Alvi ( B5 : Bowel )Oral higiene
baik,mulut bersih,tidak ada ulkus atau tumor,tenggorok
normal,abdomen tidak ada pembesaran hepar dan limpa,bunyi perkusi
timpani atau normal,bunyi peristaltik normal,BAB 1-2X/hari
konsistensi padat-lunak. Tidak ada masalah dengan BAB. Tidak
menggunakan obat pencahar.3.6Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone
)Kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak ada parese,paralise dan
hemiparese. Extremitas atas dan bawah tidak ada kelainan. Tulang
belakang tidak ada ceera. Warna kulit sawo matang,akral
hangat.Tidak ada masalah pada warna kulit dan turgor baik.3.7Sistem
EndokrinTidak mendapat atau menggunakan terapi hormon,goiter tidak
ada,tidak ada polidipsi,poliphagi dan poliuri. Tidak ada
exopthalmus.
IV. SOSIAL /INTERAKSI DAN PSIKOLOGI.Hubungan klien dengan istri
dan anak-anak baik. Hubungan dengan keluarga lain baik. Dukungan
keluarga aktif baik psikologis support dan finansial. Kontak mata
saat interaksi,tidak bisa berbicara atau mengucapkan kata-kata
tetapi mengerti apa yang dikatakan orang lain,suara hilang akibat
kanker laring kususnya pada pita suara.Klien berbicara dengan
bahasa isyarat dan tulisan.Melalui tulisan klien mengatakan apakah
ada alternatif lain selain operasi.Klien mengatakan takut setelah
operasi tidak bisa berbicara atau hilang suara selamanya,serta
tidak mengerti persiapan yang dilakukan sebelum dan sesudah
operasi. Klienmenolak operasi.Melalui tulisan klien mengatakan malu
tidak bisa berbicara seperti dulu dan malu dengan stoma/logam
trakeostomi yang ada dileher.Klien meminta kalau nebuliser dan
suction dilakukan pada malam hari atau saat sepi.V. SPIRITUALPasien
beragama islam dan kegiatan ibadah yang dilakukan adalah sholat.
Klien sangat percaya akan pertolongan ALLAH dalam penyakit yang
dihadapinya.VI. PEMERIKSAAN PENUNJANGFoto servikal : soft tissu
mass colli dengan penyimpitan trakea, foto thorax : bekas KP dan
bronchitis, laring biopsi : epidermoid carsinoma poorly
diferentiated, laboratorium : darah lengkap.
VIITherapyAmox 3x500mg,asam mefenamad 3x500 mg,diit
TKTP,nebuliser dansuction.ANALISA DATA1.Data subyektif : melalui
metoda tulisan klien mengatakan apakah ada cara lain selain
operasi,takut tidak bisa berbicara atau mengucapkan kata-kata dan
kehilangan suara setelah operasi,kurang mengerti persiapan sebelum
dan setelah operasi dan menolak operasi.Data obyektif : kekuatiran
meningkat,tampak wajah tegang.Masalah : KecemasanEtiologi: Takut
akan kecacatan fungsi bicara2.Data subyektif : melalui metode
tulisan klien mengatakan sulit untuk mengucapkan kata-kata tetapi
mengerti apa yang dikatakan orang lain.Data obyektif: klien
berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan menggunakan metode tulisan
setelah disarankan oleh perawat dengan tujuan agar mudah dimengerti
oleh orang lain,klien kehilangan kemampuan mengucapkan kata-kata
tetapi mengerti apa yang dikatakan oleh perawat, terpasang kanule
logam pada trakeostomi.Masalah : Kerusakan komunikasi
verbalEtiologi: CA pada pita suara dan hambatan fisik ( selang
trakeostomi ) pada kemampuan bicara.3.Data subyektif : Melalui
metode tulisan klien mengatakan malu tidak bisa berbicara seperti
dulu,malu dengan logam kanule/stoma pada leher.Data obyektif :
Tampak wajah tegang saat berinteraksi dengan perawat,kekuatiran
meningkat,kehilangan kemampuan untuk mengucapkan kata-kata walaupun
klien mengerti apa yang dikatakan perawat,suara hilang,ingin
nebuliser dan suktion pada malam hari saja.Masalah : Gangguan citra
diriEtiologi : Kehilangan kemampuan untuk mengucapkan kata-kata
atau bicara.
DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Kerusakan komunikasi verbal berhubungan
dengan CA pada pita suara dan hambatan fisik ( selang trakeostomi )
terhadap kemampuan mengucapkan kata-kata.2. Gangguan citra diri
berhubungan dengan kehilangan kemampuan mengucapkan kata-kata atau
bicara.3.Kecemasan berhubungan dengan takut akan kecacatan fungsi
bicara.
PLANING : di buat tanggal 1 april 20021.Diagnosa keperawatan
1.Goal : Klien akan mempertahankan komunikasi yang efektif.Kriteria
hasil : Mengidentifikasi dan merencanakan pilihan metode
berbicara,memperlihatkan kemampuan untuk mengekspresikan
diri.Intervensi :-Kaji apakah klien mempunyai gangguan komunikasi
lain.-Diskusikan dengan pasien mengapa kemampuan mengucapka
kata-kata atau bicara hilang.-Anjurkan metode komunikasi
alternatif.-Yakinkan bahwa kemampuan bicara akan kembali.-Jika
tidak, jelaskan alternatif metode komunikasi yang
tersedia.2.Diagnosa keperawatan 2.Goal:Klien akan mengidentifikasi
perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada diri
sendiri.Kriteria hasil : interaksi dengan orang lain lebih
meningkat, kontak mata dengan ekspresi yang rileks,tidak
cemas,mengatakan melalui metode tulisan dan partisipasi aktif dalam
perawatan diri.Intervensi :-Ciptakan hubungan saling percaya
perawat-klien.-Diskusikan arti kehilangan fungsi bicara dan
identifikasi persepsi atau harapan yang akan datang.-Catat reaksi
emosi klien dan tetap berinteraksi dengan klien.-Ajarkan klien dan
ikut sertakan keluarga dalam perawatan kanule trakeostomi,suction
dan nebulizer.3.Diagnosa keperawatan 3.Goal:Kecemasan berkurang
atau hilang.Kriteria hasil : Melalui metode tulisan klien
mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara terbuka,melaporkan
berkurangnya cemas,berkurangnya takut,berkurang atau tidak
tegang,berdiskusi dan berinteraksi dengan orang lain dan mampu
memecahkan masalah.Intervensi :-Kaji faktor penyebab
kecemasan.-Monitor tingkat kecemasan klien dan tanda
vital.-Jelaskan apa yang terjadi selama periode pre dan paska
operasi.-Yakinkan klien bahwa kemampuan bicara akan
kembali.IMPLEMENTASI DAN EVALUASInoDX
Kep.Hari/tgl/jamIMPLEMENTASIEVALUASI
112/4-200208.00
08.30
09.00
10.00
-Mengkaji apakah ada gangguanpenglihatan dan pendengaran.Klien
tidak mengalami gangguan penglihatan dan dapat mendengarkan dan
berespon sesuai dengan apa yang ditanyakan perawat.Tes pendengaran
dengan alat belum dilakuakan.
- Mendiskusikan dengan pasien bahwa bicara tidak bisa karena
pita suara tidak bisa menutup dan terpasang selang trakeostomi
dengan menunjukkan gambar.
-Menjelaskan banyak metode alternatif untuk bicara mis.bahasa
isyarat dan tulisan dengan menyiapkan kertas dan pensil.
-Meyakinkan kemampuan mengucapkan kata-kata akan kembali dan
jika tidak ada alternatif pemecahan masalahnya dengan terapi wicara
dengan bicara esofageal atau isyarat.Meningkatkan hubungan saling
percaya.Mendiskusihkan bahwa kehilangan bicara bukan berarti klien
dikucilkan dan dianggap tidak berarti tetapi tetap diperlakukan dan
dihargai sebagai individu yang utuh secara biopsikososio dan
spiritual.Klien tampak saat berinteraksi cemas,kuatir dan ekpresi
wajah tidak rileks.Tiap jam 06.00 pagi pasien dinebuliser dan
disuction oleh perawat jaga malam.
Mengkaji faktor penyebab kecemasan dan klien mengatakan melalui
tulisan dengan operasi saya takut kehilangan kemampuan
bicara.Memonitor tanda vital klien T : 130/70 mmHg,S : 36,5 derajat
celsius, N : 88x/menit.Menjelaskan pada klien jika setuju dioperasi
maka ada persiapan pre operasi, misalnya puasa dan post operasi
mungkin dirawat diruang UPI(Unit Perawatan Intensif ).Jam 10.30S :
Keluaga dan klien (lewat anggukan ) mengatakan mengerti.O :
Anggukan kepala,klien menulis pesan,kadang menggunakan bahasa
isyarat untuk menyampaikan kebutuhannya.A : Klien dapat
berkomunikasi verbal lewat tulisan untuk menyampaikan kebutuhannya
dan mengerti apa yang dikatakan perawat.P: Intervensi
dihentikan.
Jam : 11.00S : Dengan metode tulisan klien mengatakan lebih suka
dinebulizer dan suction pada malam hari.O : Ada kontak mata,klien
tampak cemas,kuatir dan tegang.A: Masalah belum teratasi.P:
Intervensi dipertahankan.
Jam : 11.00S: Klien menulis tetap menolak operasi dan minta
pulang paksa.O: Tidak mau dioperasi dan memilih alternatif lain
misalnya radioterapi dan kemoterapi yang tidak menghilangkan
kemampuan untuk berbicara.Tampak kuatir dan tegang.A : Masalah
belum teratasiP : Intervensi dipertahankan tetapipada jam 12.00
klien pulang dan diberikan pendidikan kesehatan tentang cara
suction dan mencairkan lendir dengan uap air oleh perawat
ruangan.
DAFTAR PUSTAKACarpenito Lynda Juall. 1999. RencanasuhanA
Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan.Edisi 2.Jakarta : EGC
Doenges. E. Marilyn. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3.
Jakarta : EGC
Brunner. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2.Edisi
8.Jakarta : EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Laring.diunduh tanggal 24 September
2013