BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker harus semakin diwaspadai mengingat jumlah penderitanya yang terus bertambah. Jenis kanker pun semakin banyak dan hampir semua organ tubuh bisa terkena. salah satunya adalah kanker lambung. Penyakit ini, memang jumlah penderitanya di Indonesia masih sangat kecil, tetapi seperti jenis kanker lainnya, kanker lambung sulit untuk disembuhkan. Kanker lambung merupakan keganasan yang berasal dari mukosa lambung, dengan angka prevalensi keempat terbanyak dari semua jenis kanker yang ada, dan menempati urutan kedua terbanyak penyebab kematian akibat kanker di dunia.1,2,3,4,5 Setiap tahunnya sekitar 880.000 orang yang terdiagnosa sebagai kanker lambung, dan 700.000 orang diantaranya meninggal dunia akibat penyakit ini. Tumor jinak di lambung tidak menimbulkan gejala atau masalah medis. Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker. Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma. Kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma (kanker otot polos) 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker harus semakin diwaspadai mengingat jumlah penderitanya yang
terus bertambah. Jenis kanker pun semakin banyak dan hampir semua organ
tubuh bisa terkena. salah satunya adalah kanker lambung. Penyakit ini,
memang jumlah penderitanya di Indonesia masih sangat kecil, tetapi seperti
jenis kanker lainnya, kanker lambung sulit untuk disembuhkan.
Kanker lambung merupakan keganasan yang berasal dari mukosa
lambung, dengan angka prevalensi keempat terbanyak dari semua jenis kanker
yang ada, dan menempati urutan kedua terbanyak penyebab kematian akibat
kanker di dunia.1,2,3,4,5 Setiap tahunnya sekitar 880.000 orang yang
terdiagnosa sebagai kanker lambung, dan 700.000 orang diantaranya
meninggal dunia akibat penyakit ini. Tumor jinak di lambung tidak
menimbulkan gejala atau masalah medis. Tetapi kadang-kadang, beberapa
mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker. Sekitar 99% kanker
lambung adalah adenokarsinoma. Kanker lambung lainnya adalah
leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker lambung lebih
sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25 % kanker tertentu terjadi pada
orang di bawah usia 50 tahun. Di Cina, Jepang, Cili dan Iceland, kanker
lambung sering sekali ditemukan. Di AS, lebih sering terjadi pada orang
miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan merupakan
penyebab kematian no. 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang
( Rudi Prasetyo,2008).
Karsinogenesis lambung merupakan proses yang multistep dan melibatkan
kelainan genetika secara umum maupun spesifik yang dapat merangsang
perubahan sifat sel secara progresif. Gastritis kronik yang disebabkan oleh
infeksi Helicobacter pylori, mempunyai insidensi yang paling tinggi. Karena
1
kanker lambung mempunyai prognosis yang jelek, dan salah satu strategi
utama yang berguna untuk klinik adalah menemukan secara dini infeksi
Helicobacter pylori lambung penderita yang mempunyai keluhan secara klinis.
Salah satu cara menemukan infeksi Helicobacter pylori adalah pada jaringan
biopsi lambung yang didapat pada saat melakukan pemeriksaan endoskopi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kanker Lambung ?
2. Bagaimana Prevalensi Kanker Lambung ?
3. Apa saja penyebab Kanker Lambung ?
4. Bagaimana Patofisiologi Kanker Lambung ?
5. Apa saja manifestasi klinis Kanker Lambung ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang Kanker Lambung ?
7. Bagaimana Diagnosa Kanker Lambung ?
8. Bagaimana penatalaksanaan Kanker Lambung ?
9. Bagaimana Konsep Keperawatan Kanker Lambung ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker lambung ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Kanker Lambung .
2. Untuk Mengetahui Prevalensi Kanker Lambung.
3. Untuk Mengetahui Etiologi Kanker Lambung.
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi Kanker Lambung.
5. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Kanker Lambung.
6. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Kanker Lambung.
7. Untuk Mengetahui Diagnosa Kanker Lambung.
8. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Kanker Lambung.
9. Untuk mengetahui konsep keperawatan kanker lambung.
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker
lambung .
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. KONSEP MEDIS
A. Definisi
Kanker lambung atau tumor maligna perut, biasanya suatu
adenokarsinoma. Kanker ini menyebar ke paru-paru, nodus limfe dan hepar
( Diyono, 2013 ).
Kanker lambung merupakan bentuk neoplasma maligna gastrointestinal.
Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling
sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat
kanker (Cancer Facts and Figures, 1991)
B. Prevalensi
Tumor jinak di lambung agaknya tidak menimbulkan gejala atau masalah
medis. Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau
berkembang menjadi kanker. Sekitar 99% kanker lambung adalah
adenokarsinoma. Kanker ini biasanya terjadi pada pria dan mereka yang
berusia diatas 40 tahun ( terkadang juga terjadi pada orang yang lebih muda ).
Kanker lambung lainnya adalah leiomneosarkoma(kanker otot polos) dan
limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari
25% kanker tentu terjadi pada orang dibawah usia 5 tahun. Di Cina, Jepang,
Icelant, kanker lambung sering sekali ditemukan. Di AS, lebih sering terjadi
pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tingggal di utara. Dan
merupakan penyebab kematian no 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap
100 orang.
3
C. Penyebab
Secara pasti tidak diketahui tetapi ada faktor resiko, yaitu meliputi gastritis
atrofik kronik dengan metaplasia usus, anemia pernisiosa atau pernah
mengalami reseeksi lambung ( lebih dari 15 tahun ), konsumsi alkohol tinggi
adan merokok . Selain itu faktor eksogen dalam lingkungan seperti bahan
kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam
karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak lama dengan
makanan. Ada yang timbul sebagai hubungan dengan konsumsi gram yang
meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit dalam diet tinggi protein telah memberikan
perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine dan
nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan. ( Diyono, 2013 ).
Kanker lambung sering dimulai sisi dimana lapisan lambung meradang.
Tetapi banyak ahli yakni bahwa peradangan adalah akibat dari kanker
lambung, bukan sebagi penyebab kanker. Beberapa ahli berpendapat, ulkus
gastrikus bisa menyebabkan kanker. Tapi kebanyakan penderita ulkus dan
kanker lambung, kemungkinan sudah mengidap kanker yang tidak terdeteksi
sebelum tukaknya terbentuk ( Rahayu, 2013 ).
Helicobacter pylori, kuman yang memegang peranan penting dalam ulkus
dou denalis, juga bisa berperan dalam terjadinya kanker lambung ( Rahayu,
2013 ).
Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang
tumbuh dalam rongga lambung, di duga merupakan pertanda kanker dan oleh
karena itu kolip selalu diangkat. Kanker mungkin terjadi bersamaan dengan
jenis polip tertentu, yaitu polip yang lebih besar dari 1,8 cm atau polip yang
jumlahnya lebih dari satu ( Rahayu, 2013 ).
Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker
lambung. Faktor-faktor ini meliputi :
1. Asupan garam yang tinggi
4
2. Asupan karbohidrat yang tinggi
3. Asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi
4. Asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.
Penyebab dari kanker lambung ini sering dikaitkan dengan konsumsi
makanan yang kurang baik atau kurang sehat dan tidak memenuhi
kebutuhan nutrisi yang seharusnya.Bukankah dalam Al-Qur’an juga
telah dijelaskan mengenai perintah untuk mengonsumsi makanan yang
sehat dan halal untuk kita , seperti dalam ( Q.S Al-Baqarah : 128 ) :
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
D. Patofisiologi
Kanker dapat terjadi pada semua bagian lambung tetapi lebih sering
ditemukan pada sepertiga distal, bentuk kanker lambung yang terbanyak
adalah adenokarsinoid dalam bentuk polipoid, ulseratif, dan infiltratif.
Bentuk ulseratif merupakan yang tersering dan mungkin tampak sebagai
gejala-gejala semacam ulkus peptikum sehingga sering memperlambat
diagnosis dan mendorong pasien untuk mengobati diri sendiri. Kanker
lambung pada jaringan-jaringan yang berdekatan ke pembuluh limfe,
kelenjar limfe regional di lambung dan organ-organ perut lain . Dengan
adanya kanker lambung, lesi tersebut akan menginvasi muskulatis propia dan
akan melakukan metastasis pada kelenjar getah bening regiaonal. Lesi pada
kanker lambung memberikan berbagai macam keluhan yang timbul, gangguan
dapat dirasakan pada pasien biasanya jika sudah pada fase orogesif, dimana
berbagai kondisi akan muncul seperti dispepsia, anoreksis, penurunnan BB , nyeri
abdomen, konstipasi, anemia, mual serta muntah. Kondisi ini akan memberikan
berbagai masalah keperawatan. ( Diyono, 2013 ).
5
E. Manifestasi Klinis
Pada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan sering tidak
di hiraukan jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana
lokasi kanker lambung tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh dan tidak
nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah
lambung. Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya di sebabkan oleh
kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan
mineral ( Wahyu, 2012).
Anemia bisa di akibatkan oleh perdarahan bertahap yang tidak
menyebabkan gejala lainnya kadang penderita juga bisa mengalami muntah
darah yang banyak atau hematemesis atau mengeluarkan tinja
kehitaman(melena). Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan
teraba adanya massa pada dinding perut.
Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyerang
(metastasis) ke tempat yang jauh penyebaran tumor bisa menyebabkan
pembesaran hati, sakit kuning(jaundice), pengumpulan, cairan di perut atau
asites dan nodul kulit yang bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa
menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang ( Wahyu,
2012).
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X GI bagian atas dengan media kontras awalnya
menunjukkan kecurigaan ulserasi yang memerlukan evaluasi
lanjut.
2. Endoskopi dengan biopsi dan sitologi untuk memastikan penyakit
maligna.
3. Studi pencitraan ( pemindai tulang, hati) untuk menentukan
metastasis ( Diyono, 2013 )
6
G. Diagnosa
Gejala kanker lambung bisa di kelirukan dengan tukak lambung. Bila
gejala tidak hilang setelah penderita minum obat untuk ulkus atau bila
gejalanya meliputi penurunan berat badan, maka di curigai suatu kanker
lambung ( Wahyu, 2012).
Pemeriksaan rontgen yang menggunakan barium untuk menandai
perubahan di permukaan lambung sering dilakukan, tetapi jarang bisa
menemukan kanker lambung yang kecil dan dalam stadium awal ( Wahyu,
2012).
Endoskopi adalah prosedur diagnostik yang paling baik karena:
Memungkinkan dokter melihat lambung secaa langsung
Bisa mencarui adanya helicobacter pylory,kuman yang berperan dalam
kanker lambung.
Bisa mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.
H. Penatalaksanaan
Polip lambung jinak diingat dengan menggunakan endoskopi. Bila
karsinoma ditemukan didalam lambung,pembedahan biasanya dilakukan
untuk mencoba menyembuhkannya.sebagian besar atau semua lambung dan
kelenjar getah bening didekatnya ikut diangkat ( Wahyu, 2012).
Bila karsinoma telah menyebar keluar dari lambung ,tujuan
pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan
hidup. Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala. Hasil
kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik dari pada
karsinoma. Mungkin penderita akan bertahan hidup bahkan bisa sembuh total
( wahyu, 2012 ).
7
1.2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses
keperawatan. Diperlukan pengkajian yang cermat untuk masalah klien, agar
dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan. Sebagai sumber informasi
dapat digunakan yaitu : pasien, keluarga, anak, saudara, teman, petugas
kesehatan lainnya ( Eny Sutria. 2015).
Tahap pengkajian meliputi 4 kegiatan yaitu :
1. Pengumpulan data
Data yang berhubungan dengan kasus kanker lambung :
a. Biodata
1.) Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, dan
alamat.
2.) Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, suku
bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan alamat
serta hubungan keluarga.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan sekarang
1.) Adanya nyeri epigastrium.
2.) Di sertai mual, muntah, anoreksia, Penurunan berat badan
3.) Anemia
4.) Kelemahan
5.) Hematemesis
6.) Disfagia
7.) Mudah kenyang
8.) Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis
makan
d. Riwayat kesehatan sebelumnya
1.) Merokok
2.) Minum alkohol
3.) Riwayat kanker
8
4.) Riwayat ulkus gastrik
5.) Aklorhidria atau anemia pernisiosa
e. Aspek-aspek lain yang berhubungan misalnya pola istirahat, aspek
psikososial dan spiritual.
f. Data-data pengkajian klien
1.)Aktivitas/Istrahat
a.)Gejala : rasa sakit saat melakukan aktivitas
b.)Tanda : keadaan umum lemah,
2.) Integritas ego
a.)Gejala : takut kalau penyakitnya tidak sembuh
b.)Tanda : gelisah, pucat, berkeringat
3.)Eliminasi
a.)Gejala : adanya perubahan pada saat defekasi
b.)Tanda : nyeri pada waktu BAB, adanya diare dan konstipasi
4.)Makanan/cairan
a.)Gejala : mual dan muntah, kurang nafsu makan
b.)Tanda : porsi makan tidak dihabiskan
5.)Nyeri/kenyamanan
a.)Gejala : nyeri pada bagian atas perut
b.)Tanda : Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit
Nyeri tekan pada daerah abdomen
2. Klasifikasi data
Mengklasifikasikan dala data subjektif dan data objektif.
a. Data subjektif
Adalah persepsi klien terhadap masalah-masalah yang dikeluhkan
sehubungan dengan kanker lambung.
b. Data objektif
Adalah semua data senjang pada klien dengan kanker lambung yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik (inspeksi,palpasi,perkusi,
auskultasi, dan hasil-hasil pemeriksaan diagnostik).
9
3. Analisa data
Dengan melihat data subjektif dan data objektif dapat ditentukan
permasalahan yang dihadapi oleh klien dan dengan memperhatikan
patofisiologi mengenai penyebab penyakit kanker lambung sampai timbul
permasalahannya tersebut ( Eny Sutria. 2015).
B. Penyimpangan KDM
10
C. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas yang berhubungan dengan penyakit dan antisipasi terapi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan mudah kenyang atau anoreksia
3. Nyeri yang berhubungan dengan massa tumor
4. Duka cita adaptif yang berhubungan dengan diagnosis kanker
5. Defisiensi pengetahuan mengenai aktivitas perawatan diri
( Brunner&Suddarth, 2014).
D. Perencanaan dan Tujuan
Tujuan utama untuk pasien dapat mencakup penurunan ansietas, nutrisi
yang optimal, redanya nyeri , dan penyesuaian terhadap diagnosis serta
antisipasi perubahan gaya hidup ( Brunner&Suddarth, 2014).
E. Intervensi Keperawatan
1. Ansietas yang berhubungan dengan penyakit dan antisipasi terapi
a. Ciptakan lingkungan yang relaks, tidak mengancam ( bantu pasien
mengekspresikan rasa takut, kekhawatiran, dan kemarahan).
b. Semangati keluarga dalam upaya untuk mendukung pasien,
menenangkan pasien, dan mendukung upaya koping yang positif.
c. Informasikan setiap prosedur atau terapi yang dilakukan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan mudah kenyang atau anoreksia
a. Dorong asupan makanan yang tidak mengiritasi dalam jumlah
sedikit namun sering untuk menurunkan iritasi lambung.
b. Fasilitasi perbaikan jaringan dengan memastikan bahwa suplemen
makanan tinggi kandungan kalori dan vitamin A dan C dan zat
besi.
c. Berikan vitamin B12 parenteral dalam waktu tak terbatas jika
gastrektomi total dilakukan
d. Pantau kecepatan dan frekuensi IV
11
e. Catat asupan, keluaran, dan berat badan setiap hari.
f. Kaji tanda-tanda dehidrasi (rasa haus, membran mukosa kering,
turgor kulit buruk, takikardia, penurunan pengeluaran urine ).
g. Tinjau hasil pemeriksaan laboratorium harian untuk mencatat
adanya kelainan metabolik (natrium, kalium, glukosa, BUN).
h. Berikan agen antimetik sesuai program
3. Nyeri yang berhubungan dengan massa tumor
a. Berikan agent analgesik sesuai program ( infusi, opioid lanjutan ).
b. Kaji frekuensi, intensitas, dan durasi nyeri untuk menentukan
efektivitas agents analgesik.
c. Bekerja bersama pasien untuk membantu mengatasi nyeri dengan
menganjurkan metode non farmakologis untuk meredakan nyeri,
seperti perubahan posisi, imajinasi, distraksi, latihan relaksasi
( melakukan audiotape relaksasi), gosok punggung, pijat punggung
dan periode istirahat dan relaksasi.
4. Duka cita adaptif yang berhubungan dengan diagnosis kanker
a. Bantu pasien mengekspresikan rasa takut, khawatir, dan berduka
terkait dengan diagnosis.
b. Jawab pertanyaan pasien dengan jujur
c. Anjurkan pasien untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan tentang terapi
d. Dukung rasa tidak percaya pasien dan waktu yang diperlukan
untuk menerima diagnosis
e. Berikan dukungan emosional dan libatkan anggota keluarga dan
orang terdekat pasien kapanpun jika memungkinkan, yakinkan
bahwa rspon emosional adalah hal yang wajar dan telah
diperkirakan sebelumnya .
f. Waspadai perubahan alam perasaan dan mekanisme pertahanan