KANDUNGAN SENYAWA BIOAKTIF ANTIOKSIDAN KARANG LUNAK Sarcophyton sp. ALAMI DAN TRANSPLANTASI DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU YUDHI ROMANSYAH SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KANDUNGAN SENYAWA BIOAKTIF ANTIOKSIDAN KARANG LUNAK Sarcophyton sp. ALAMI DAN
TRANSPLANTASI DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU
YUDHI ROMANSYAH
SKRIPSI
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: KANDUNGAN SENYAWA BIOAKTIF ANTIOKSIDAN KARANG LUNAK Sarcophyton sp. ALAMI DAN TRANSPLANTASI DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini. Bogor, Februari 2011
C54062016 YUDHI ROMANSYAH
RINGKASAN
YUDHI ROMANSYAH. Kandungan Senyawa Bioaktif Antioksidan Karang Lunak Sarcophyton sp. Alami dan Transplantasi di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Dibimbing oleh DEDI SOEDHARMA dan NURJANAH.
Kegiatan transplantasi karang lunak Sarcophyton sp. dilakukan pada bulan September 2008 pada kedalaman 3 meter di Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Pengambilan sampel karang lunak Sarcophyton sp. alami dan transplantasi dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2010. Penelitian laboratorium dimulai dari Agustus hingga November 2010 bertempat di Laboratorium Kering, Bagian Hidrobiologi, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan; Laboratorium Produktivitas Lingkungan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, IPB. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah rendemen ekstrak, kandungan senyawa antioksidan, dan kandungan senyawa bioaktif menggunakan tiga jenis pelarut untuk melarutkan kandungan bioaktif yang terdapat didalamnya. Pelarut yang digunakan terdiri atas metanol p.a. (polar), etil asetat p.a. (semipolar), dan heksana p.a. (nonpolar).
Rendemen ekstrak karang lunak Sarcophyton sp. alami sebesar 2,56% (pelarut metanol p.a.), 1,1% (pelarut etil asetat p.a.), dan 0,49% (pelarut heksana p.a.). Rendemen ekstrak karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi sebesar 1,71% (pelarut metanol p.a.), 1,11% (pelarut etil asetat p.a.), dan 0,63% (pelarut heksana p.a.). Karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang alami. Nilai IC50 terendah terdapat pada karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi dengan pelarut metanol p.a., yaitu sebesar 1.225,46 ppm. Uji statistika yang dilakukan menggunakan Rancangan Acak Faktorial dan dilanjutkan dengan uji lanjut BNT didapatkan hasil bahwa perlakuan transplantasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap aktivitas antioksidan karang lunak Sarcophyton sp.
Karang lunak Sarcophyton sp. alami memiliki kandungan senyawa bioaktif steroid, flavonoid, dan benedict (gula pereduksi). Karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi memiliki kandungan senyawa bioaktif alkaloid, steroid, flavonoid, dan benedict (gula pereduksi).
Perbedaan yang terjadi antara karang lunak Sarcophyton sp. alami dan hasil transplantasi, baik jika dilihat dari aktivitas antioksidan maupun kandungan senyawa bioaktif diduga akibat adanya perlakuan transplantasi. Proses penutupan luka yang terjadi ketika transplantasi menghasilkan metabolit sekunder sehingga aktivitas antioksidan lebih tinggi serta menghasilkan senyawa alkaloid.
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya
KANDUNGAN SENYAWA BIOAKTIF ANTIOKSIDAN KARANG LUNAK Sarcophyton sp. ALAMI DAN
TRANSPLANTASI DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU
YUDHI ROMANSYAH
SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Kelautan pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : KANDUNGAN SENYAWA BIOAKTIF ANTIOKSIDAN KARANG LUNAK Sarcophyton sp. ALAMI DAN TRANSPLANTASI DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU
Nama Mahasiswa : Yudhi Romansyah
Nomor Pokok : C54062016
Departemen : Ilmu dan Teknologi Kelautan
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA NIP. 19460218 197301 1 001 NIP. 19591013 198601 2 002
iaaiDr. Ir. Nurjanah, MSaai
Mengetahui, Ketua Departemen
NIP. 19580909 198303 1 003 Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc
Tanggal Ujian: 11 Februari 2011
KATA PENGANTAR
Karang lunak Sarcophyton sp. adalah biota laut yang hidup di ekosistem
terumbu karang. Banyak biota laut yang belum teridentifikasi karakteristik
hidupnya dan kandungan di tubuhnya yang mungkin bermanfaat untuk kehidupan
manusia. Penelitian ini diajukan untuk menentukan aktivitas antioksidan dan
kandungan bioaktif dari Sarcophyton sp. alami dan hasil transplantasi di perairan
Pulau Pramuka, Kep.Seribu.
Penelitian ini adalah tugas akhir yang dibuat sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan. Penulis menyampaikan ucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA dan Dr. Ir. Nurjanah, MS selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan pengarahan selama penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Tri Prartono, M.Sc selaku Dosen Penguji Tamu yang telah
memberikan masukan terhadap penyusunan skripsi ini.
Bunganagara, Khaefah, S.Pi, dan Ahmad Gozali Darda. Terima kasih atas
kebersamaan sejak TPB hingga saat ini.
ix
10. Teman satu kostan (Aditya Asmaranala, S.TP dan Nizar Najmussakib).
Terima kasih atas momen yang diberikan pada saat kita bersama.
11. Teman-teman ITK 43, khususnya Muta Ali Khalifa, Resni Oktavia, S.IK,
Fitriyah Anggraeni, S.IK, dan Dyah Isnaini atas segala masukan, nasihat,
dan semangat yang diberikan sejak penulis kuliah di ITK hingga
penelitian.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Bogor, Februari 2011
Yudhi Romansyah
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................ Ixi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii
1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1. Latar belakang ......................................................................... 1 1.2. Tujuan ..................................................................................... 2
3. BAHAN DAN METODE .............................................................. 12
3.1. Waktu dan lokasi penelitian .................................................... 12 3.2. Alat dan bahan ........................................................................ 13 3.3. Metode penelitian .................................................................... 13
1. Sumber endogen dan eksogen radikal bebas di dalam tubuh manusia .............................................................................................. 9
2. Nilai IC50 dari biota uji lainnya .......................................................... 27
3. Hasil uji fitokimia karang lunak Sarcophyton sp. alami dan hasil transplantasi ........................................................................................ 28
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Morfologi karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi di Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu ..................... 04
2. Struktur kimia flavonol, flavones, dan flavanone (USDA, 2003) ...... 06
3. Struktur kimia senyawa DPPH radikal bebas dan non radikal (Molyneux, 2004) .............................................................................. 10
4. Lokasi pengambilan sampel karang lunak Sarcophyton sp. alami dan hasil transplantasi di Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka,
Kepulauan Seribu .............................................................................. 12
5. Diagram alir proses ekstraksi senyawa bioaktif (Pramadhany, 2006 in Andriyanti, 2009 yang dimodifikasi) ................................................ 15
6. Diagram alir uji aktivitas antioksidan karang lunak Sarcophyton sp. alami dan hasil transplantasi (Blois, 1958 in Hanani et al., 2005 yang dimodifikasi) ..................................................................................... 17
7. Nilai rataan rendemen ekstrak Sarcophyton sp. alami dan hasil transplantasi dengan pelarut metanol p.a., etil asetat p.a., dan heksana p.a. . ...................................................................................... 24
8. Nilai rataan IC50 karang lunak Sarcophyton sp. alami dan hasil transplantasi dengan pelarut metanol p.a., etil asetat p.a., dan heksana p.a. .. ..................................................................................... 26
ninhidrin. Uji ini dilakukan terhadap dua sampel, yaitu sampel alami dan hasil
transplantasi yang diwakili oleh pelarut metanol p.a. Metanol p.a. merupakan
pelarut polar, namun dapat juga digunakan untuk mengekstrak senyawa-senyawa
yang bersifat nonpolar (Andriyanti, 2009). Hasil uji fitokimia dari sampel karang
lunak Sarcophyton sp. dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Fitokimia Karang Lunak Sarcophyton sp. Alami dan Hasil Transplantasi
Tabel 3 menunjukkan pengujian yang dilakukan pada sampel alami
menghasilkan reaksi positif pada uji steroid, uji flavonoid, dan uji benedict. Pada
Uji Fitokimia Jenis Sampel Standar Alami Transplan
Alkaloid a. Dragendorff - + Endapan merah atau jingga b. Meyer - + Endapan putih kekuningan c. Wagner - + Endapan coklat Steroid + + Perubahan dari merah ke biru/hijau
Flavonoid + + Lapisan amil alkohol berwarna merah/kuning/hijau
Saponin - - Terbentuk busa Fenol Hidrokuinon - - Warna hijau atau biru Molisch - - Warna ungu antara 2 lapisan Benedict + + Warna hijau/kuning/endapan merah bata Biuret - - Warna ungu Ninhidrin - - Warna biru
29
sampel hasil transplantasi menghasilkan reaksi positif pada uji alkaloid, uji
steroid, uji flavonoid, dan uji benedict. Hal ini senada dengan yang dilaporkan
Hardiningtyas (2009) bahwa Sarcophyton sp. memiliki kandungan senyawa
bioaktif alkaloid, steroid, dan flavonoid.
Alkaloid ditemukan hanya pada sampel karang lunak hasil transplantasi
sedangkan pada sampel karang lunak alami tidak ditemukan. Hal ini berindikasi
bahwa perlakuan transplantasi memiliki pengaruh terhadap senyawa bioaktif yang
dikandung pada suatu bahan. Setelah karang lunak dipotong untuk
ditransplantasi, maka karang lunak akan mengeluarkan lendir sebagai respon
alami untuk memperbaiki jaringan yang rusak (menutup luka). Lendir ini adalah
hasil dari metabolisme sekunder yang diduga mengandung komponen bioaktif
alkaloid dan berguna untuk pertahanan diri, pencegahan infeksi, dan persaingan
ruang.
Badria et al. (1998) dan Sawant et al. (2006) in Hardiningtyas (2009)
melaporkan bahwa karang lunak Sarcophyton sp. banyak mengandung senyawa
bioaktif steroid. Steroid dalam karang lunak terbagi menjadi dua, yaitu hormon
adrenal dan hormon seks. Kedua hormon ini berperan dalam metabolisme dan
pembentukan progesteron, testosteron, dan estrogen yang kemudian akan
membentuk gamet jantan dan betina.
Reaksi positif yang terjadi ketika pengujian benedict merupakan indikasi
adanya kandungan gula pereduksi di dalam tubuh karang lunak Sarcophyton sp.,
baik alami maupun hasil transplantasi. Gula pereduksi yaitu monosakarida dan
disakarida merupakan karbohidrat yang dikandung oleh suatu bahan dan dapat
30
ditunjukkan dengan pereaksi Fehling atau Benedict dengan indikator terdapat
endapan merah bata (Harbonne, 1987).
4.4. Pengaruh Transplantasi
Penelitian ini menggunakan dua jenis sampel karang lunak Sarcophyton sp.
(alami dan transplantasi) dalam pengujian aktivitas antioksidan untuk
mendapatkan pengaruh perlakuan transplantasi terhadap kandungan senyawa
bioaktif antioksidannya. Hasil yang didapatkan dari pengujian aktivitas
antioksidan dengan menggunakan metode DPPH yaitu terdapat aktivitas
antioksidan yang tinggi pada sampel karang lunak Sarcophyton sp. hasil
transplantasi. Hasil yang didapatkan menjelaskan bahwa kandungan antioksidan
di sampel karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi lebih besar jika
dibandingkan dengan yang alami. Dugaan awal yang dapat diambil adalah
perlakuan transplantasi mampu menaikkan kandungan antioksidan. Setelah
karang lunak dipotong untuk ditransplantasi, maka karang lunak akan
mengeluarkan lendir sebagai respon alami untuk memperbaiki jaringan yang rusak
(menutup luka). Lendir ini adalah hasil dari metabolisme sekunder dan diduga
mengandung komponen bioaktif yang berperan sebagai senyawa antioksidan.
Hal yang serupa juga ditemui pada hasil uji fitokimia, yaitu terjadi perbedaan
kandungan yang terdapat pada sampel karang lunak Sarcophyton sp. alami dan
hasil transplantasi. Sampel karang lunak Sarcophyton sp. alami bereaksi positif
pada uji steroid, uji flavonoid, dan uji benedict. Sampel karang lunak
Sarcophyton sp. hasil transplantasi bereaksi positif pada uji alkaloid, uji steroid,
uji flavonoid, dan uji benedict. Dapat disimpulkan bahwa karang lunak
31
Sarcophyton sp. mengandung senyawa bioaktif steroid, flavonoid, dan gula
pereduksi. Hal ini serupa dengan yang diutarakan Badria et al. (1998) dan Sawant
et al. (2006) in Hardiningtyas (2009) bahwa karang lunak Sarcophyton sp. banyak
mengandung senyawa bioaktif steroid. Senyawa kimia aktif tersebut
menunjukkan aktivitas antibakteri, antifungi, antitumor, neurotoksik, dan anti
inflamantori yang bermanfaat bagi industri farmasi.
Perbedaan dalam hasil uji fitokimia terdapat pada uji alkaloid. Pada sampel
karang lunak Sarcophyton sp. alami tidak ditemukan adanya kandungan alkaloid.
Pada sampel karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi ditemukan adanya
kandungan alkaloid karena bereaksi positif saat pengujian dengan Wagner, Meyer,
dan Dragendroff. Alkaloid yang terkandung dalam sampel karang lunak
Sarcophyton sp. ini diduga muncul ketika perlakuan transplantasi. Setelah karang
lunak dipotong untuk ditransplantasi, maka karang lunak akan mengeluarkan
lendir sebagai respon alami untuk memperbaiki jaringan yang rusak (menutup
luka). Lendir ini adalah hasil dari metabolisme sekunder yang diduga
mengandung komponen bioaktif alkaloid dan berguna untuk pertahanan diri,
pencegahan infeksi, dan persaingan ruang.
Kandungan bioaktif seperti komponen karbohidrat, gula pereduksi, peptida,
dan asam amino merupakan hasil metabolit primer. Alkaloid, steroid, flavonoid,
saponin, dan fenol hidrokuinon termasuk metabolit sekunder. Dari hasil
pengujian fitokimia dapat disimpulkan bahwa karang lunak Sarcophyton sp.
memiliki kandungan metabolit sekunder karena bereaksi positif dengan pengujian
alkaloid, steroid, dan flavonoid. Terjadinya kompetisi ruang, makanan, dan
adanya predator pemangsa memicu karang lunak Sarcophyton sp. untuk
32
memproduksi metabolit sekunder yang berperan sebagai allelopatic agent.
Sammarco et al. (1983) in Hardiningtyas (2009) menyatakan bahwa allelopatik
adalah sifat penghambat secara langsung terhadap suatu jenis oleh jenis lainnya
dengan menggunakan zat-zat kimia beracun atau berbisa. Hal ini diperkuat
dengan hasil penelitian Fleury et al. (2004) bahwa produktif senyawa bioaktif
sarcophytoxide dari karang lunak Sarcophyton ehrenbergi semakin meningkat
ketika didekatkan dengan karang lunak Pacillopora darmiconis dan juga oleh
Ismet (2007) bahwa senyawa-senyawa kimiawi dalam metabolit sekunder
bermanfaat untuk mempertahankan diri dari tekanan kompetitor, reaksi
antagonisme, infeksi maupun predasi oleh organisme laut lainnya.
Metabolit primer adalah metabolit yang dibentuk selama masa pertumbuhan
dan digunakan dalam proses-proses metabolisme esensial bagi organisme.
Produksi metabolit ini hampir serupa pada semua organisme, melibatkan proses
anabolisme dan katabolisme, contohnya lintasan pembentukan glukosa.
Sementara itu, metabolisme sekunder adalah komponen senyawa yang diproduksi
pada saat kebutuhan metabolisme primer sudah terpenuhi dan digunakan dalam
mekanisme evolusi spesies atau strategi adaptasi terhadap lingkungan (Torssell,
1983 in Ismet, 2007). Contoh pertahanan dan strategi terhadap lingkungan sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Coll et al, (1983) in Kelman et al, (1999) bahwa
Metabolit sekunder yang terbentuk pada karang lunak Sarcophyton sp. diduga
karena perlakuan transplantasi dimana karang lunak tersebut dipotong-potong dan
kemudian di tempatkan di rak transplan untuk keperluan transplantasi. Proses
penutupan luka akibat kegiatan transplantasi berlangsung setelah pemotongan
33
selesai. Proses ini membutuhkan waktu dan ditandai dengan keluarnya lendir
berwarna kuning coklat dari bagian tubuh karang lunak Sarcophyton sp. yang
dipotong. Secara umum, luka yang terdapat pada karang lunak dapat diakibatkan
proses transplantasi atau predasi yang dilakukan pemangsa, seperti gastropoda
Ovula ovum (Coll et al., 1983 in Kelman et al., 1999).
Karang lunak hasil transplantasi yang digunakan dalam penelitian ini
ditransplantasi pada bulan September 2008 dan diambil untuk penelitian
laboratorium pada bulan Juli dan Agustus 2010. Pada saat pengambilan, luka
akibat pemotongan transplantasi pada karang lunak hasil transplantasi sudah
tertutup sempurna. Jarak waktu yang lama antara kegiatan transplantasi dengan
kegiatan pengambilan sampel dikuatirkan mempengaruhi kandungan antioksidan
dan metabolit sekundernya akibat adanya pengaruh lingkungan, yaitu proses
predasi, gelombang yang sangat besar, dan keterbatasan cahaya matahari. Hal ini
dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan karena bisa terjadi kemungkinan
aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa bioaktif yang terdapat di dalam
karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi bukan murni akibat kegiatan
transplantasi sehingga perlunya pengujian aktivitas antioksidan dan kandungan
senyawa bioaktif pada jangka waktu yang singkat sejak kegiatan transplantasi.
Hal ini nantinya dipengaruhi oleh usia karang lunak setelah ditransplantasi,
misalnya usia satu bulan setelah ditransplantasi kemudian dilakukan pengujian
aktivitas antioksidan dan senyawa bioaktif. Kemudian pada usia dua dan tiga
bulan juga dilakukan hal yang sama agar dapat diketahui informasi waktu yang
efektif untuk pemanfatan karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi sebagai
antioksidan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Karang lunak Sarcophyton sp. alami dan hasil transplantasi memiliki
kandungan antioksidan. Pengujian dengan metode DPPH untuk mengetahui besar
aktivitas antioksidan melalui nilai IC50 didapatkan hasil yaitu aktivitas antioksidan
yang terkandung dalam karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi lebih
tinggi.
Pengujian kandungan bioaktif terhadap karang lunak Sarcophyton sp. alami
menghasilkan reaksi positif pada uji steroid, flavonoid, dan benedict. Pengujian
pada karang lunak Sarcophyton sp. hasil transplantasi menghasilkan reaksi positif
pada uji alkaloid, steroid, flavonoid, dan benedict.
Dugaan awal yang dapat diambil yaitu perlakuan transplantasi mampu
menaikkan aktivitas antioksidan pada karang lunak Sarcophyton sp. yang juga
ditandai oleh terbentuknya senyawa alkaloid.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang menitikberatkan pada pengamatan
umur karang lunak Sarcophyton sp. setelah ditransplantasi sehingga didapatkan
informasi waktu yang efektif dalam pemanfaatannya sebagai antioksidan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. 2007. Structure – antioxidant activities relationship analysis of isoeugenol, eugenol, vanilin and their derivatives. Indonesian Journal of Chemistry. 7(1):61-66.
Andayani, R., Y. Lisawati, dan Maimunah. 2008. Penentuan aktivitas antioksidan, kadar fenolat total, dan likopen pada buah tomat (Solanum lycopersicum L). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 13(1):1-9.
Andriyanti, R. 2009. Ekstraksi senyawa aktif antioksidan dari lintah laut (Discodoris sp.) asal perairan Kepulauan Belitung [skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dalimartha, S. dan M. Soedibyo. 1999. Awet muda dengan tumbuhan obat dan diet suplemen. Trubus Agriwidya. Jakarta. Hal. 36-40.
Ditjen PHKA. 2008. Pedoman Penangkaran Transplantasi Karang Hias yang Diperdagangkan SK.09/IV/Set-3 Tahun 2008. Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Jakarta.
Fabricius, K. 1995. Slow population turnover in the soft coral genera sinularia and sarcophyton on mid- and outer-shelf reefs of the Great Barrier Reef. Marine Ecology Progress Series. 126:145-152.
Fang, Y., S. Yang, dan G. Wu. 2002. Free radicals, antioxidant, and nutrition. Journal of Nutrition. 18:872-879.
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Diterjemahkan oleh A.H. Pudjaaymaka. Institut Teknologi Bandung. Bandung
Fleury, B.G., J.C. Coll, P.W. Sammarco, E. Tentori, dan S. Duquesne. 2004. Complementary (secondary) metabolites in an octocoral competing with a scleractinian coral: effects of varying nutrients regimes. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology. 303:115-131.
Hakim, M.L. 2010. Perkembangan dan pertumbuhan fragmentasi buatan karang lunak (Octocorallis: Alcyonacea) Sarcophyton crassocaule di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta [skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hanani, E., A. Mun’im, dan R. Sekarini. 2005. Identifikasi senyawa antioksidan dalam spons Callyspongia sp. dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2(3):127-133.
36
Harbonne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Edisi kedua. Diterjemahkan oleh K. Padmawinata dan I. Soediro. Institut Teknologi Bandung. Bandung
Hardiningtyas, S.D. 2009. Aktivitas antibakteri ekstrak karang lunak Sarcophyton sp yang difragmentasi dan tidak difragmentasi di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu [skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hart, H. 1987. Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat. Diterjemahkan oleh S. Achmadi. Erlangga. Jakarta.
Ismet, M.S. 2007. Penapisan senyawa bioaktif spons Aaptos aaptos dan Petrosia sp. dari lokasi yang berbeda [tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Izzati, L. 2010. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif pada kerang pisau (Solen spp) [skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kelman, D., Y. Benayahu, dan Y. Kashman. 1999. Chemical defence of the softcoral Parerythropodium fulvum fulvum (forskal) in the Red Sea against generalist reef fish. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology. 238(1999):127-137.
Manuputty, A. 2005. Reproduksi dan propagasi pada octocorallia. Oseana. 30(1):21-27.
Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhidrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanarin Journal of Science Technology. 26(2):211-219.
Murniasih, T. 2005. Substansi kimia untuk pertahanan diri dari hewan laut tak bertulang belakang. Oseana. 30(2):19-27.
Naryuningtyas, F. 2010. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif pada keong melo (Melo melo) [skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nurhayati, T., D. Aryanti, dan Nurjanah. 2009. Kajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidan. Jurnal Kelautan Nasional. 2:43-51.
Nurjanah, L. Hardjito, D. Monintja, M. Bintang, dan D.R. Agungpriyono. 2009. Aktivitas antioksidan lintah laut (Discodoris sp.) dari perairan Pulau Buton Sulawesi Tenggara. Prosiding Seminar Nasional Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Hal. 49-58.
Nybakken, J.W. 1982. Marine Biology: An Ecological Approach. Diterjemahkan oleh M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo. Gramedia. Jakarta.
37
Rahmawati, F. 2010. Pertumbuhan dan sintasan transplan karang lunak Nephtea dan Sarcophyton di Pulau Karya, Kepulauan Seribu, Jakarta [skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rita, A., S.U. Tania, H. Heri, dan A.M. Albana. 2009. Produksi antioksidan dari daun simpur (Dillenia indica) menggunakan metode ekstraksi tekanan tinggi dengan sirkulasi pelarut. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, Bandung, 19-20 Oktober 2009.
Rohdiana, D. 2001. Aktivitas daya tangkap radikal polifenol dalam daun teh. Majalah Jurnal Indonesia. 12(1):53-58.
Rohman, A. dan S. Riyanto. 2005. Daya antioksidan ekstrak etanol daun kemuning (Murraya paniculata (L) Jack) secara in vitro. Majalah Farmasi Indonesia. 16(3):136-140.
Safitri, D.R. 2010. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif lili laut (Comaster sp.) [skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Septiana, A.T., D. Muchtadi, dan F.R. Zakaria. 2002. Aktivitas antioksidan ekstrak dikhlorometana dan air jahe (Zingiber officinale Roscoe) pada asam linoleat. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 8(2):105-110.
Soedharma, D. dan D. Arafat. 2005. Perkembangan transplantasi karang di Indonesia. Prosiding Seminar Transplantasi. Bogor, 8 September 2005. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup-Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat-Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Suhartono, E., Fujiati, dan I. Aflanie. 2002. Oxygen toxicity by radiation and effect of glutamic piruvat transamine (GPT) activity rat plasma after vitamine C treatment. Diajukan pada International Seminar on Environmental Chemistry and Toxicology, Yogyakarta.
Sunarni, T. 2005. Aktivitas antioksidan penangkap radikal bebas beberapa kecambah dari biji tanaman familia papilionaceae. Jurnal Farmasi Indonesia. 2(2):53-61.
Susanto, I.S. 2010. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif pada keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) [skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Trilaksani, W. 2003. Antioksidan: Jenis, sumber, mekanisme kerja, dan peran terhadap kesehatan [makalah]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
USDA. 2003. USDA Database for the Flavonoid Content of Selected Foods. U.S. Department of Agriculture. Marryland, USA.
38
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius. Yogyakarta.
LAMPIRAN
40
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian
Sampel karang lunak Sarcophyton sp. Sarcophyton sp. alami yang telah alami dan transplantasi yang berada dipotong-potong di dalam cool box.
Sampel dan pelarut yang dicampurkan Filtrasi dilakukan menggunakan di dalam labu erlenmeyer sedang berada kertas saring whatman untuk di orbital shaker untuk dimaserasi memisahkan filtrat dengan residu
Filtrat dari sampel alami ulangan Proses evaporasi filtrat dengan vacuum pertama yang telah didapatkan dari evaporator untuk memisahkan ekstrak proses filtrasi hari pertama dengan pelarut
41
Lanjutan Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian
Ekstrak yang telah didapatkan kemudian Larutan induk dari ekstrak ditempatkan ditempatkan di tabung kecil di gelas ukur kecil
Ekstrak yang telah diencerkan dengan Tabung reaksi yang digunakan untuk metanol p.a. menjadi 200,400,600, dan uji aktivitas antioksidan dan uji 800 ppm. fitokimia
42
Lampiran 2. Perhitungan dan data rendemen ekstrak Rendemen = (bobot ekstrak / bobot awal sampel sebelum di maserasi) x 100% Contoh: rendemen ekstrak sampel karang lunak Sarcophyton sp. alami ulangan 1
dengan pelarut metanol p.a. Rendemen = (1,4474 gram / 50 gram) x 100% = 0,028948 x 100% = 2,8948%