Top Banner
KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG (GILLNET) DI TPI PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG The Study Units of Bloating Net (gillnet) in the Pumpkin TPI Deli Serdang Regency Mas Bintang 1) , Pindi Patana 2) , Tajuddin Siregar 2) 1) Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, (Email : [email protected]) 2) Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Gillnet is a fishing gear for pelagic fishes as the fishing target. The research aimed to review unit bloating and analyze the composition, diversity, dominance, size and analysis of the economy. This research was conducted in Pumpkin TPI Deli Serdang Regency from August until December 2015. Result of the research found 3 species of fish those were Rastrellinger kanagurta as the mayor catch is 816.2 kg while the minor catches is Scomberomorus commerson as 65.1 kg and Selaroides leptolepis as 37.8 kg. During research, the value of diversity index both appliance catch have low between 0.182-0.355 while the value of dominance index high between 0.832-0.920. It indicate that selectivity both appliance catch’s high. The rate value at the appliance catch gillnet as the target catch is aqual to 40.81 kg/trip, higher from the sideline catch that is aqual to 5.145 kg/trip. Gillnet catch the fish with an average 58.44% competent minimum size. The effort analysis to value the Revenue-Cost Ratio (R/C) of 1.2 which means that the effort is worth doing and worth Payback Period (PP) of 0.8 years. Keywords: Gillnet, Composition of catches, The target catch, The sideline catch, Effort analysis PENDAHULUAN Penangkapan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk bisa mendapatkan organisme- organisme yang ada di perairan, untuk mendapatkan organisme tersebut dibutuhkan alat tangkap (Sofyan, dkk., 2010). Jaring insang merupakan salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan oleh para nelayan, mulai dari jaring insang lingkar, jaring insang dasar, dan jaring insang permukaan yang dioperasikan pada waktu malam hari. Usaha penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang sudah bukan merupakan teknologi yang baru bagi para nelayan, hal ini disebabkan karena bahannya lebih mudah diperoleh, secara teknis mudah dioperasikan, secara ekonomis bisa dijangkau oleh nelayan, dan lebih selektif terhadap ukuran ikan yang tertangkap (Tawari, 2013).
13

KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

Oct 19, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG

(GILLNET) DI TPI PANTAI LABU KABUPATEN

DELI SERDANG

The Study Units of Bloating Net (gillnet) in the Pumpkin TPI

Deli Serdang Regency

Mas Bintang1)

, Pindi Patana2)

, Tajuddin Siregar2)

1)

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, (Email : [email protected]) 2)

Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Gillnet is a fishing gear for pelagic fishes as the fishing target. The research

aimed to review unit bloating and analyze the composition, diversity, dominance,

size and analysis of the economy. This research was conducted in Pumpkin TPI

Deli Serdang Regency from August until December 2015. Result of the research

found 3 species of fish those were Rastrellinger kanagurta as the mayor catch is

816.2 kg while the minor catches is Scomberomorus commerson as 65.1 kg and

Selaroides leptolepis as 37.8 kg. During research, the value of diversity index

both appliance catch have low between 0.182-0.355 while the value of dominance

index high between 0.832-0.920. It indicate that selectivity both appliance catch’s

high. The rate value at the appliance catch gillnet as the target catch is aqual to

40.81 kg/trip, higher from the sideline catch that is aqual to 5.145 kg/trip. Gillnet

catch the fish with an average 58.44% competent minimum size. The effort

analysis to value the Revenue-Cost Ratio (R/C) of 1.2 which means that the effort

is worth doing and worth Payback Period (PP) of 0.8 years.

Keywords: Gillnet, Composition of catches, The target catch, The sideline catch,

Effort analysis

PENDAHULUAN Penangkapan merupakan suatu

usaha yang dilakukan oleh manusia

untuk bisa mendapatkan organisme-

organisme yang ada di perairan,

untuk mendapatkan organisme

tersebut dibutuhkan alat tangkap

(Sofyan, dkk., 2010).

Jaring insang merupakan salah

satu jenis alat tangkap yang banyak

digunakan oleh para nelayan, mulai

dari jaring insang lingkar, jaring

insang dasar, dan jaring insang

permukaan yang dioperasikan pada

waktu malam hari. Usaha

penangkapan ikan dengan

menggunakan jaring insang sudah

bukan merupakan teknologi yang

baru bagi para nelayan, hal ini

disebabkan karena bahannya lebih

mudah diperoleh, secara teknis

mudah dioperasikan, secara

ekonomis bisa dijangkau oleh

nelayan, dan lebih selektif terhadap

ukuran ikan yang tertangkap

(Tawari, 2013).

Page 2: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

Kabupaten Deli Serdang

mempunyai lokasi perikanan tangkap

yang berada di perairan Selat

Malaka, memiliki wilayah laut

dengan panjang garis pantai ± 65 km.

Hal ini menunjukkan masih cukup

besar potensi untuk pengembangan

produksi hasil dari penangkapan.

Berbagai aktivitas

penangkapan ikan telah dilakukan

oleh para nelayan yang mendiami

kawasan Pantai Labu, Kabupaten

Deli Serdang. Jaring kembung

merupakan salah satu alat

penangkapan ikan yang cukup lama

dikenal oleh nelayan di Pantai Labu.

Jenis ikan yang menjadi tujuan

tangkapan utamanya adalah ikan

kembung. Nelayan di Pantai Labu

pada umumnya adalah nelayan kecil

yang pengetahuannya sangat terbatas

terutama tentang penggunaan alat

tangkap yang sesuai dengan aturan

serta bagaimana laju tangkap,

selektivitas dan juga kelayakan usaha

secara ekonomis sehingga diperlukan

adanya penelitian dengan judul

“Kajian Unit Penangkapan Jaring

Kembung (Gillnet) di TPI Pantai

Labu Kabupaten Deli Serdang”.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Agustus sampai dengan

September 2015. Kegiatan penelitian

ini dilakukan di TPI Pantai Labu

Kabupaten Deli Serdang dengan titik

koordinat 3°41'20" BT dan

98°52'10" LU. Peta Lokasi

Penelitian dapat dilihat pada Gambar

1.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari 5 unit

jaring kembung (gillnet) dengan

ukuran mata jaring 1,75 inci. Untuk

kegiatan penyortiran dan pengamatan

alat yang digunakan berupa 1 unit

meja sortir ikan, 3 buah ember,

penggaris/ jangka sorong, 2 lembar

kertas milimeter, meteran,

timbangan, kamera digital, alat tulis,

dan seperangkat komputer. Bahan

yang digunakan berupa data hasil

kuisioner.

Prosedur Penelitian

Penangkapan dilakukan sekitar

2 mil dari garis pantai, dimana

Page 3: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

pengoperasian alat tangkap

dilakukan malam hari mulai pukul

16.00 WIB sampai 01.00 WIB. Pada

saat kapal mendarat, hasil tangkapan

dikumpulkan dan disortir

berdasarkan jenis dan ukuran,

kemudian dihitung bobot hasil

tangkapan dari tiap unit kapal.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dalam

beberapa tahapan yaitu dimulai dari

melakukan survey lapangan, dan

pengumpulan data secara langsung di

lapangan selama 20 trip penangkapan

pada bulan Agustus 2015.

Pengumpulan data dilakukan dengan

dua cara yaitu observasi

(pengamatan) dan pengukuran

langsung. Observasi dilakukan untuk

objek-objek penelitian selama waktu

penelitian berlangsung, sedangkan

data hasil pengamatan dicatat dalam

pedoman observasi.

Analisis Data

Data yang diperoleh seperti

jumlah dan komposisi hasil

tangkapan dianalisis secara deskriptif

dan kuantitatif. Untuk melihat

perbedaan komposisi jenis dan

ukuran hasil tangkapan yang

diperoleh dari hasil tangkapan

gillnet, dilakukan analisis sebagai

berikut :

Hasil Tangkapan Ikan

1. Komposisi hasil tangkapan

Hasil tangkapan sebelum

dianalisis terlebih dahulu

diidentifikasi untuk mengetahui

nama umum dan nama latinnya.

Pengidentifikasian dilakukan dengan

menggunakan buku identifikasi ikan

(White, dkk, 2013). Setelah

dilakukan pengidentifikasian data

tersebut dihitung untuk mengetahui

komposisi jenis hasil tangkapan

dengan menggunakan rumus sebagai

berikut (Susaniati, dkk, 2013) :

pi = 𝑛𝑖

𝑁 × 100%

Keterangan :

pi : Kelimpahan relatif hasil

tangkapan (%)

ni : Jumlah hasil tangkapan spesies

ke – i (kg)

N : Total hasil tangkapan

2. Diversitas Keanekaragaman

Shannon-Wiener

Analisis diversitas hasil

tangkapan diolah dengan

menggunakan software microsoft

excel. Untuk menentukan

keanekaragaman ikan yang berkaitan

dengan selektivitas alat tangkap

terhadap target penangkapan

digunakan Indeks keanekaragaman

Shannon-Wiener (Brower dan Zar,

1990 dalam Sirait, 2008) dengan

rumus sebagai berikut :

s

H' = − ∑ Pi Ln Pi i=1

s

H' = − ∑ (𝑛𝑖

𝑁) 𝐿𝑛 (

𝑛𝑖

𝑁)

i=1

Besaran nilai indeks

keanekaragaman hasil tangkapan :

>1 : Keanekaragaman tinggi,

selektivitas alat tangkap rendah

= 0 : Keanekaragaman rendah,

selektivitas alat tangkap tinggi

Perlu diketahui bahwa kisaran

nilai indeks diversitas tersebut hanya

berlaku diversitas hasil tangkapan

untuk selektivitas alat tangkap.

Keterangan :

H' : Indeks keanekaragaman

Shannon-Wiener

Ni : Jumlah individu spesies ke-i

N : Jumlah individu semua spesies

Page 4: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

3. Dominansi hasil tangkapan

Analisis dominansi hasil

tangkapan diolah menggunakan

software microsoft excel. Analisis ini

dilakukan untuk mengetahui spesies

hasil tangkapan yang dominan

dikaitkan dengan selektivitas alat

tangkap terhadap target

penangkapan, digunakan Indeks

Dominansi (Simpson, 1949 dalam

Nugroho, dkk, 2015) dengan rumus

sebagai berikut :

S

D = ∑ (ni/N)2

i =1

Besaran nilai indeks dominansi hasil

tangkapan :

>1 : Dominansi tinggi, selektivitas

alat tangkap tinggi

= 0 : Dominansi rendah, selektivitas

alat tangkap rendah

Keterangan :

s : Jumlah spesies

D : Indeks dominansi

ni : Jumlah individu spesies ke-i

N : Jumlah individu semua spesies

4. Ukuran hasil tangkapan

Analisis ukuran hasil

tangkapan dilakukan untuk

mengetahui ukuran selang panjang

total dari setiap spesies ikan. Untuk

menghitung jumlah dan interval

kelas panjang ditentukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

(Walpole, 1995) :

K = 1 + 3,3 Log N

i = R

K

Keterangan :

K : Jumlah kelas

N : Banyak data

I : Interval kelas

R : Nilai terbesar – nilai terkecil

5. Laju tangkap

Analisis laju tangkap terhadap

unit penangkapan yaitu

menggambarkan kemampuan

tangkap suatu alat tangkap per upaya

penangkapan. Kemampuan alat

tangkap mewakili hasil tangkapan

dalam satuan gram/kg/ton (Firdaus,

2010).

Laju tangkap cr = 𝑐𝑎𝑡𝑐ℎ

𝑒𝑓𝑓𝑜𝑟𝑡 × 100

Keterangan :

cr : Laju tangkap

catch : Hasil tangkapan (kg)

effort : upaya penangkapan (trip

hari operasi)

6. Keramahan Alat tangkap

Alat tangkap yang dikatakan

ramah lingkungan yaitu apabila hasil

tangkapan sampingannya minimum

dan memprioritaskan hasil tangkap

utama. Faktor keramahan yang

digunakan sebagai penilaian untuk

melihat tingkat keramah lingkungan

pada suatu unit penangkapan antara

Menurut Suadela (2004)

Penilaian tingkat keramahan

lingkungan dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

1. Membandingkan proporsi hasil

tangkapan utama (HTU) dan hasil

tangkapan sampingan (HTS). Jika

proporsi hasil tangkapan utama

(HTU) yang diperoleh ≥ 60%,

maka alat tangkap tersebut dapat

dikatakan ramah lingkungan.

2. Ikan yang menjadi hasil

tangkapan, baik tangkapan utama

maupun hasil tangkapan

sampingan apakah layak atau

tidak. Jika proporsi ikan layak

tangkap ≥ 60%, maka dapat

dikatakan ramah lingkungan.

3. Discard yang dihasilkan

minimum dapat diartikan bahwa

by-catch yang dihasilkan sedikit

atau para nelayan memanfaatkan

Page 5: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

hasil tangkapannya. Jika hasil

tangkapan sampingan ≥ 60%,

banyak yang dimanfaatkan maka

dapat dikatakan ramah

lingkungan. Penilaian tingkat

keramahan lingkungan dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penilaian tingkat keramahan lingkungan Pengamatan Kriteria Penilaian

Hasil tangkapan utama

(HTU)

≥ 60% Ramah lingkungan

≤ 60% Tidak ramah lingkungan

Panjang ikan

Length at first maturity

≥ 60% layak tangkap Ramah lingkungan

≤ 60% tidak layak

Tangkap Tidak ramah lingkungan

Hasil tangkapan sampingan

(HTS)

≥ 60% dimanfaatkan Ramah lingkungan

≤ 60% tidak

Dimanfaatkan Tidak ramah lingkungan

Sumber: Suadela (2004)

Analisis Usaha Analisis usaha meliputi analisis

pendapatan usaha, analisis imbangan

penerimaan dan biaya (Revenue-Cost

Ratio), analisis waktu balik modal

(Payback Period).

a. Analisis pendapatan usaha

Analisis pendapatan usaha

adalah selisih pendapatan yang

diperoleh dari total penerimaan (total

revenue) dengan total biaya (total

cost) yang dikeluarkan. Sugiarto,

dkk., (2002) dalam Riyanti (2010)

keuntungan dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Π = TR – TC

Keterangan :

Π : Keuntungan

TR : Total Penerimaan

TC : Total Biaya

Kriteria :

Jika total penerimaan > total biaya

maka usaha dikatakan untung dan

layak untuk dilanjutkan

Jika total penerimaan = total biaya

maka usaha dikatakan tidak

untung dan tidak rugi (impas)

Jika total penerimaan < total biaya

maka usaha dikatakan rugi dan

tidak layak untuk dilanjutkan

b. Analisis imbangan penerimaan

dan biaya (Revenue-Cost Ratio)

Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana hasil yang

diperoleh dari kegiatan usaha selama

periode tertentu cukup

menguntungkan dan rumus yang

digunakan sebagai berikut Sugiarto,

dkk (2002) dalam Riyanti (2010):

R/C = Total penerimaan

Total biaya × 100%

Kriteria :

Jika R/C > 1 maka kegiatan usaha

tersebut dikatakan untung

sehingga layak untuk dilanjutkan

Jika R/C = 1 maka kegiatan usaha

tersebut dikatakan tidak untung

dan tidak rugi sehingga berada

dalam kondisi impas

Jika R/C < 1 maka kegiatan usaha

tersebut dikatakan rugi sehingga

tidak layak untuk dilanjutkan

c. Analisis waktu balik modal

(Payback Period)

Payback Period adalah suatu

periode yang diperlukan untuk

menutup kembali pengeluaran

investasi (initial cash investment)

dengan menggunakan aliran kas atau

dengan kata lain payback period

Page 6: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

merupakan rasio antara initial cash

investment dengan cash inflow-nya

yang hasilnya merupakan satuan

waktu. Selanjutnya nilai rasio ini

dibandingkan dengan maximum

payback periode yang dapat

diterima. Rumus payback periode

sebagai berikut Umar (2003) dalam

Riyanti (2010) :

PP = Investasi

Laba bersih × 1 Tahun

Keterangan :

PP : Payback periode

LB : Laba Bersih

I : Jumlah Investasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan adalah jumlah

dari spesies ikan yang tertangkap

saat kegiatan operasi penangkapan.

Hasil tangkapan jaring

kembung (gillnet) dibedakan menjadi

dua kategori yaitu hasil tangkapan

utama (HTU) yaitu ikan kembung

(Rastrelliger kanagurta) dan hasil

tangkapan sampingan (HTS) ikan

tenggiri (Scomberomorus

commerson) dan ikan selar

(Selaroides leptolepis).

Hasil jenis tangkapan dan rata-

rata hasil tangkapan jaring kembung

selama 20 trip penangkapan dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Hasil Tangkapan Ikan yang Tertangkap dengan Alat Tangkap

Jaring Kembung

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Berat

(kg)

KR

(%) Keterangan

1. Ikan Kembung Rastrelliger Kanagurta 816,2 88,805 HTU

2. Ikan Tenggiri Scomberomorus commerson 65,1 7,083 HTS

3. Ikan Selar Selaroides leptolepis 37,8 4,112 HTS

Total 919,1 100

1. Diversitas Keanekaragaman

Shannon-Wiener Nilai indeks

diversitas hasil tangkapan jaring

kembung (gillnet)

ini menggambarkan keanekaragaman

jenis ikan selama penelitian. Nilai

Indeks Diversitas berkisar antara

0,182-0,355 termasuk dalam kategori

keanekaragaman rendah, selektivitas

alat tangkap tinggi.

2. Dominansi Hasil Tangkapan

Nilai Indeks Dominansi hasil

tangkapan jaring kembung (gillnet)

ini menggambarkan ikan yang

mendominasi selama penelitian.

Nilai Indeks Dominansi hasil

tangkapan berkisar antara 0,832-

0,920 termasuk dalam kategori

dominansi tinggi, selektivitas alat

tangkap tinggi.

3. Ukuran Panjang Ikan Hasil

Tangkapan

Distribusi ukuran panjang hasil

tangkapan selama penelitian

merupakan hasil tangkapan yang ada

pada alat tangkap jaring kembung

(gillnet).

1. Ukuran Panjang Ikan Kembung

(Rastrelliger kanagurta)

Ikan kembung memiliki 16

kelas ukuran didominasi ukuran

panjang 189-191 Sedangkan kelas

ukuran terendah didominasi oleh

ukuran panjang 195-197 mm. ukuran

panjang ikan kembung dapat dilihat

pada Gambar 2.

Page 7: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

Gambar 2. Ukuran Panjang Ikan Kembung

2. Ukuran Panjang Ikan Tenggiri

(Scomberomorus commerson)

Ikan tenggiri memiliki 13 kelas

ukuran, didominasi ukuran panjang

299-308 mm sedangkan jumlah

individu terendah didominasi oleh

ukuran panjang 319-328 mm

Komposisi ukuran panjang ikan

tenggiri dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Ukuran Panjang Ikan Tenggiri

3. Ukuran Panjang Ikan Selar

(Selaroides leptolepis)

Ikan selar memiliki 12 kelas

ukuran, didominasi pada kelas

ukuran 163-165. Komposisi ukuran

panjang ikan selar dapat dilihat pada

Gambar 4.

Gambar 4. Ukuran Panjang Ikan Selar

4. Laju Tangkap

Berdasarkan hasil penelitian

kemampuan tangkap alat tangkap

jaring kembung (gillnet) yaitu pada

tangkapan utama sebesar 40,1 kg/trip

sedangkan pada tangkapan

sampingan sebesar 5,145 kg/trip.

5. Keramahan Alat Tangkap

Analisis tingkat keramahan

lingkungan dari alat tangkap jaring

kembung (gillnet) dilakukan untuk

Page 8: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

dapat menentukan tingkat keramahan

lingkungan dari alat tangkap

tersebut. Hasil penilaian tingkat

keramahan lingkungan alat tangkap

jaring kembung (gillet) dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Penilaian Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap

Pengamatan Kriteria Hasil Penelitian Penilaian

Hasil tangkapan utama

(HTU) ≥ 60% 88,805% Ramah lingkungan

Panjang ikan (Length at first

maturity) (%) ≤ 60% 58,44%

Tidak ramah

Lingkungan

Hasil tangkapan sampingan

(HTS) yang dimanfaatkan ≥ 60% 100% Ramah lingkungan

Analisis usaha

Analisis usaha merupakan

pemeriksaan keuangan pada suatu

usaha selama usaha berjalan. Dalam

perikanan, analisis usaha penting

untuk mengetahui tingkat

keuntungan atau keberhasilan dari

usaha perikanan yang telah

dijalankan. Analisis usaha meliputi

analisis pendapatan usaha, analisis

imbangan penerimaan dan biaya

(Revenue-Cost Ratio), analisis waktu

balik modal (Payback Period).

1. Biaya Investasi Jaring Kembung

Invetasi yang digunakan

nelayan setahun dalam usaha

penangkapan jaring kembung dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Komponen Investasi Usaha Penangkapan Jaring Kembung

No Investasi Umur

ekonomis Jumlah Biaya (Rp) Persentase (%)

1 Kapal 20 Tahun 1 unit 20.000.000,00 66,006

2 Mesin 5 Tahun 1 unit 5.000.000,00 16,502

3 Jaring Kembung 2 Tahun 1 unit 5.000.000,00 16,502

4 Coll box 5 Tahun 1buah 300.000,00 0,990

Total Investasi 30.300.000,00 100

2. Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Usaha Jaring Kembung (gillnet)

Biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variabel cost)

usaha jaring kembung (gillnet) dapat

dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Biya tetap (fixed cost)

No Biaya Tetap

Biaya (Rp) /bulan

(12 bulan) Total biaya (Rp)

Persentase

(%)

1. Penyusutan kapal 1.000.000,00 17,007

2. Penyusutan mesin 1.000.000,00 17,007

3. Penyusutan jaring kembung 2.500.000,00 42,517

4. Perawatan kapal 300.000,00 600.000,00 10,204

5. Perawatan mesin (oli) 30.000,00 360.000,00 6,122

6. Perawatan mesin (service) 20.000,00 240.000,00 4,082

7. Perawatan jaring kembung 15.000,00 180.000,00 3,061

Total Biaya Tetap 5.880.000,00 100

Keterangan : Biaya penyusutan : Harga beli / umur ekonomis

: Biaya perawatan kapal

: 2 kali dalam 1 tahun

Page 9: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

Tabel 5. Biaya Tidak Tetap (variabel cost)

No Biaya Tidak Tetap

Biaya (Rp) / trip

(240 trip)

Total biaya

(Rp)

Persentase

(%)

1. Solar 85.000,00 20.400.000,00 62,963

2. Es batu 20.000,00 4.800.000,00 14,815

3. Perbekalan ABK 30.000,00 7.200.000,00 22,222

Total biaya Tidak Tetap 32.400.000,00 100

Keterangan : Solar : 10 liter

3. Penerimaan Usaha Jaring

Kembung

Hasil tangkapan didominasi

oleh ikan kembung (Rastrelliger

kanagurta), ikan tenggiri

(Scomberomorus commerson) dan

ikan selar kuning (Selaroides

leptolepis). Hasil tangkapan jaring

kembung setahun mencapai Rp

166.420.800,00. Penerimaan hasil

tangkapan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Total Penerimaan (revenue)

No Penerimaan

Produksi

(Kg)/bulan

(12 bulan)

Harga (Rp) Total (Rp)

1 Ikan Kembung 816,2 15.000,00 146.916.000,00

2 Ikan Tenggiri 65,1 18.000,00 14.061.600,00

3 Ikan Selar 37,8 12.000,00 5.443.200,00

Total Penerimaan 166.420.800,00

Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha penangkapan

jaring kembung per trip sebesar

Rp.693.420,00 dan pendapatan per

tahun sebesar Rp. 166.420.800,00.

Pendapatan dapat dilihat pada Tabel

7.

Tabel 7. Pendapatan Usaha Penangkapan Jaring Kembung

Pendapatan per trip Trip/tahun Pendapatan per tahun

Rp. 693.420,00 240 Rp. 166.420.800,00

Sistem Bagi Hasil

Sistem bagi hasil pada nelayan

tergantung dari kesepakatan antara

pemilik modal (juragan) dengan

nelayan. Hasil Pendapatan nelayan

dan juragan per tahun dapat dilihat

pada Tabel 8.

Tabel 8. Pendapatan Sistem Bagi Hasil per Tahun Pendapatan (Rp) Juragan (Rp) Nakhoda (Rp) Per ABK

134.020.000,00 42.886.400,00 37.525.600,00 26.804.000,00

Kriteria Analisis Usaha

1. Analisis Pendapatan Usaha

Usaha penangkapan jaring

kembung di Pantai Labu Kabupaten

Deli serdang didapat total

penerimaan sebesar Rp.

166.420.800,00 per tahun, sedangkan

total biaya yang dikeluarkan sebesar

Rp. 129.413.600,00 per tahun. Total

biaya tersebut terdiri atas total biaya

Page 10: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

tetap (fixed cost) sebesar Rp.

5.880.000,00 dan biaya tidak tetap

(variabel cost) sebesar

Rp. 32.400.000,00. Berdasarkan

uraian tersebut, usaha penangkapan

jaring kembung setahun penuh

memperoleh keuntungan sebesar Rp.

37.007.200,00 per tahunnya,

sehingga diketahui keuntungan per

bulan sebesar Rp. 3.083.933,00.

2. Analisis Imbangan Penerimaan

dan Biaya (Revenue-Cost Ratio)

Analisis Revenue-Cost Ratio

menggunakan perbandingan antara

jumlah penerimaan yang didapat per

tahun dengan total biaya yang

dikeluarkan per tahun.

Penerimaan yang didapat

selama setahun sebesar Rp.

166.420.800,00 sedangkan total

biaya yang dikeluarkan selama

setahun sebesar Rp. 129.413.600,00.

Berdasarkan perbandingan antara

total penerimaan dan total biaya

maka diperoleh nilai Revenue-Cost

Ratio sebesar 1,2. Nilai ini

menunjukkan bahwa kegiatan usaha

jaring kembung dikatakan untung

dan layak untuk dilanjutkan.

3. Analisis Waktu Balik Modal

(Payback Period)

Usaha penangkapan jaring

kembung menggunakan biaya

investasi sebesar Rp. 30.300.000,00

dan keuntungan yang didapatkan

sebesar Rp. 37.007.200,00 selama

setahun. Dengan membandingkan

antara biaya investasi dan jumlah

keuntungan yang didapat maka

diperoleh nilai Payback Period

sebesar 0,8. Nilai ini menunjukkan

bahwa dibutuhkan waktu untuk

pengembalian modal investasi adalah

0,8 tahun menggunakan seluruh

pendapatan usaha yang didapat.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian

jaring kembung memiliki ukuran

mata jaring 1,75 inci dengan panjang

jaring 750 m. Menurut Permen KP

No.18 Tahun 2013 tentang

Perubahan Ketiga Atas Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan

Permen KP no.2 Tahun 2011 tentang

Jalur Penagkapan Ikan di Wilayah

Pengelolaan Perikanan Republik

Indonesia yaitu jaring insang hanyut

(driftnets) ukuran mata jaring (mesh

size) ≥ 1,5 inci, panjang tali ris ≤

1.000 meter. Dengan demikian alat

tangkap jaring kembung (gillnet)

sudah sesuai dengan ketentuan

Permen KP No.18 Tahun 2013

tersebut.

Dari hasil penenelitian

tangkapan utama sebesar 88,805%

sedangkan tangkapan sampingan

sebesar 11,195%. Menurut Suadela

(2004), bila proporsi hasil tangkapan

sasaran utama ≥ 60% suatu alat

tangkap dapat dikatakan ramah

lingkungan. Berdasarkan kriteria

tersebut, maka dapat dikatakan jaring

kembung (gillnet) ramah lingkungan.

Menurut Sarmintohadi (2002) dalam

Ramdhan (2008) keragaman spesies

yang tertangkap juga disebabkan

karena kesamaan habitat antara ikan

target dan ikan non target.

Dari hasil indeks diversitas

jaring kembung (gillnet) mempunyai

selektivitas yang tinggi. Walaupun

nilai indeks diversitas berkisar antara

0,18-0,35 namun terlihat bahwa nilai

indeks diversitas mendekati 0 (nol)

yang berarti keanekaragaman rendah

sehingga alat tangkap jaring

kembung (gillnet) selektivitasnya

tinggi. Kriteria indeks

keanekargaman Shannon-Wienner

menurut Jukri, dkk (2013)

Page 11: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

menyatakan bila H’<1

keanekaragaman rendah.

Indeks dominansi berkisar

antara 0,83-0,93 dengan rata-rata

0,87. Namun terlihat bahwa nilai

indeks dominansi mendekati 1 (satu)

berdasarkan nilai tersebut bahwa

dominansi hasil tangkapan jaring

kembung di Pantai Labu tergolong

tinggi, hal ini menunjukkan bahwa

terdapat spesies yang mendominasi.

Menurut Odum (1971) menyatakan

bila nilai indeks dominansi (c) ≥ 0,5

menunjukkan bahwa terdapat spesies

yang mendominasi. Pada

penangkapan jaring kembung spesies

yang mendominasi adalah ikan

kembung. Hal ini disebabkan karena

tujuan utama penangkapan jaring

kembung (gillnet) adalah ikan

kembung.

Dari hasil penelitian diperoleh

kelas ukuran hasil tangkapan pada

ikan kembung berkisar antara 150-

197 mm. Menurut Nasution (2014),

ikan kembung pertama kali matang

gonad pada ukuran panjang 173 mm,

hasil tangkapan ikan kembung yang

layak tangkap sebesar 75,38% dan

tidak layak tangkap sebesar 24,62%.

Dari hasil penelitian diperoleh

kelas ukuran pada ikan tenggiri

berkisar antara 199-328 mm.

Menurut Ramdhan (2008), ikan

tenggiri pertama kali matang gonad

pada ukuran panjang 650 mm,

ukuran hasil tangkapan ikan tenggiri

100% tidak layak tangkap. Dengan

demikian hasil tangkapan ikan

tenggiri 100% belum layak tangkap.

Dari hasil penelitian kelas

ukuran pada ikan selar berkisar

antara 141-165 mm. Menurut Putri

(2013), ikan selar pertama kali

matang gonad pada ukuran 146 mm,

ukuran hasil tangkapan ikan selar

sebesar 99,95% layak tangkap dan

tidak layak tangkap sebesar 0,05%.

Dengan demikian 99,95% hasil

tangkapan ikan selar sudah layak

tangkap.

Analisis Usaha

Dari hasil perhitungan nilai

penerimaan sebesar Rp.

166.420.800,00. Nilai penerimaan

diperoleh dari jumlah hasil

tangkapan rata-rata selama setahun.

Hasil dari perhitungan Revenue-Cost

Ratio (R/C) sebesar 1,2 nilai lebih

dari 1 (R/C > 1) berarti usaha

perikanan jaring kembung dapat

memberikan keuntungan dan layak

untuk diusahakan. Sedangkan nilai

Payback Period sebesar 0,8. Nilai ini

menunjukkan bahwa dibutuhkan

waktu untuk pengembalian modal

investasi adalah 0,8 tahun

menggunakan seluruh pendapatan

usaha yang didapat.

Rekomendasi Pengelolaan

Hasil tangkapan selama

penelitian rata-rata ukuran ikan layak

tangkap sebesar 58,44% dan tidak

layak tangkap sebesar 41,56%.

Karena hasil tangkapan belum 100%

yang layak tangkap, maka

rekomendasi pengelolaan ukuran

mata jaring yang digunakan

sebaiknya perlu diperbesar lagi agar

ikan pelagis yang tertangkap sudah

layak tangkap.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Jaring kembung di Pantai Labu

terbuat dari bahan Polyamide

momofilament memiliki ukuran

mata jaring (mesh size) 1,75 inci,

panjang 1 unit jaring 750 m, yaitu

terdiri dari 15 piece dengan

panjang 1 piece 50 m.

Pengoperasian jaring kembung

dalam 1 trip dilakukan sekali

Page 12: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

penurunan jaring (setting) dan

sekali penarikan jaring (hauling).

2. Komposisi hasil tangkapan utama

sebesar 88,805% dan hasil

tangkapan sampingan sebesar

11,195%. Proporsi HTU ≥ 60%

termasuk dalam kategori ramah

lingkungan. Nilai indeks

diversitas rendah, sedangkan

indeks dominansi tinggi, sehingga

menunjukkan selektivitas alat

tangkap tinggi. Ukuran hasil

tangkapan rata-rata 58,44% layak

tangkap. Nilai laju tangkap hasil

tangkapan utama (HTU) lebih

tinggi dibanding hasil tangkapan

sampingan (HTS).

3. Kelayakan usaha penangkapan

jaring kembung (gillnet) di TPI

Pantai Labu termasuk dalam

kategori layak dengan nilai

Revenue-Cost Ratio (R/C) sebesar

1,2 yang artinya > 1 dan Payback

Period sebesar 0,8. Nilai ini

menunjukkan bahwa dibutuhkan

waktu untuk pengembalian modal

investasi adalah 0,8 tahun

menggunakan seluruh pendapatan

usaha yang didapat.

Saran

Hasil penelitian terlihat

bahwa ukuran ikan yang tertangkap

jaring kembung masih ada ikan

tujuan utama yang ukurannya belum

layak tangkap. Untuk itu disarankan

penggunaan ukuran mata jaring

(mesh size) yang lebih besar

sehingga optimal dalam menangkap

ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, M. 2010. Hasil Tangkapan

dan Laju Tangkap Unit

Perikanan Pukat Tarik,

Tugu dan Kelong. Jurnal

Teknologi Makara. 14(1) :

22-28.

Jukri, M. Emiyarti dan S. Kamri.

2013. Keanekaragaman

Jenis Ikan di Sungai

Lamunde Kecamatan

Watubangga Kabupaten

Kolaka Provinsi Sulawesi

Tenggara. Jurnal Mina

Laut Indonesia. 1(1):23-

37.

Nasution, M. A. 2014. Pertumbuhan

dan Reproduksi Ikan

Kembung Lelaki

(Rastrelliger kanagurta

Cuvier 1817) di Teluk

Palabuhanratu. Sekolah

Pasca Sarjana. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Nugroho, H. A., A. Rosyid dan A. D.

P. Fitri. 2015. Analisis

Indeks Keanekaragaman

Indeks Dominansi dan

Proporsi Hasil Tangkapan

Target dan Non Target

Pada Jaring Arad

Modifikasi di Perairan

Kabupaten Kendal. Journa

Offisheries Resources

Utilization Management

and Technology. 4(4): 1-

11.

Odum, E. P. 1971. Fundamental of

Ecology. Third Edition.

Philadelphia.W.B

Saunders Co.

Putra, I. 2007. Deskripsi dan Analisis

Hasil Tangkapan Jaring

Millenium di Indramayu.

[Skripsi] Fakultas

Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Ramdhan, D. 2008. Keramahan

Gillnet Millenium

Page 13: KAJIAN UNIT PENANGKAPAN JARING KEMBUNG GILLNET) DI …kampestan.fpik.ub.ac.id/wp...tangkapan-utama-dan-sampingan-gillne… · pengoperasian alat tangkap dilakukan malam hari mulai

Indramayu Terhadap

Lingkungan: Analisis

Hasil Tangkapan. [Skripsi]

Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Riyanti. 2010. Penilaian Unit Usaha

Penangkapan Jaring

Rajungan di Teluk Banten.

[Skripsi] Fakultas

Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Sirait, B. H. 2008. Analisis Hasil

Tangkapan Jaring Arad di

Eretan Kulon Kabupaten

Indramayu, Jawa Barat.

[Skripsi] Fakultas

Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Sofyan, I., Syaifuddin dan F.

Cendana. 2010. Studi

Komparatif Alat Tangkap

Jaring Insang Hanyut (drift

gillnet) Bawal tahun 1999

dengan tahun 2007 di Desa

Meskom Kecamatan

Bengkalis Kabupaten

Bengkalis Provinsi Riau.

Jurnal Perikanan dan

Kelautan. 15 (1): 62-70.

Suadela, P. 2004. Analisis Tingkat

Keramahan Lingkungan

Unit Penangkapan Jaring

Rajungan Studi Kasus di

Teluk Banten. [Skripsi]

Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Susaniati, W., A. F. P. Nelwan dan

M. Kurnia. 2013.

Produktivitas Daerah

Penangkapan Ikan Bagan

Tancap Yang Berbeda

Jarak Dari Pantai di

Perairan Kabupaten

Jeneponto. Jurnal

Akuatika. 4(1): 68-79.

Tawari, R. H. S. 2013. Efisiensi

Jaring Insang Permukaan

Terhadap Hasil Tangkapan

Ikan Layang (Decapterus

macarelus) di Teluk

Kayeli. Jurnal Amanisal

PSP FPIK Unpatti-Ambon.

2(2): 32-39.

Walpole. 1995. Pengantar Statistik.

Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

White, W. T., P. R. Last, Dharmadi,

R. Faizah, U. Chodorojah,

B.I. Prisantoso, J. J.

Pogonoski, M. Puckridge,

S. J. M. Blader. 2013.

Jenis-jenis ikan di

Indonesia. Canberra ACT.

Astralia.