-
i
KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS
USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG PADA
PT PRISMA MAHESA UNGGUL
KABUPATEN BOGOR
JAWA BARAT
JAENAL ABIDIN
VERAWATI NURHASANAH
RINA AGUSTINA
PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
-
ii
RINGKASAN
JAENAL ABIDIN, VERAWATI NURHASANAH, RINA AGUSTINA. Kajian
Lingkungan Bisnis Peternakan Sapi Potong pada PT Prisma Mahesa
Unggul
Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dibimbing
oleh
YUSALINA.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang
cukup
besar dan dapat berkontribusi terhadap struktur perekonomian
nasional. Mayoritas
penduduk Indonesia telah menggantungkan hidupnya dari sektor
pertanian. Salah
satu bagian dari sektor pertanian yang memiliki peluang sangat
besar untuk
dikembangkan yaitu subsektor peternakan. Kebutuhan masyarakat
akan produk-
produk peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan
mineral semakin
meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan
kebutuhan gizi guna
meningkatkan kualitas hidup.
Dari segi konsumsi dalam negeri, perusahaan penggemukan sapi
potong
memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangakan hal ini
dikarenakan,
pada tahun-tahun mendatang diperkirakan konsumsi daging sapi
potong
meningkat seiring dengan pertambahan dan kesadaran masyarakat
tentang
pentingnya protein sehingga hal ini merupakan peluang bagi
perusahaan.
Permintaan masyarakat akan proteni hewani yang semakin
meningkat
mengakibatkan pengembangan peternakan mempunyai peluang sangat
besar pada
masa yang akan datang.
PT Prisma Mahesa Unggul merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang
penggemukan sapi potong dengan sistem dry lot fattening.
Perusahaan ini telah
berdiri sejak tahun 2009, dengan kapasitas kandang sebanyak
1.000 ekor.
Penulisan Kajian Lingkungan Bisnis didasarkan pada hasil
pengamatan dan
kerja langsung selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang dimulai
pada tanggal 04 Februari 2013 sampai dengan 27 April 2013 di PT
Prisma
Mahesa Unggul Bogor. Penulisan Kajian Lingkungan Bisnis
bertujuan untuk
mengkaji faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan untuk
dianalisis dengan
metode SWOT, sehingga menghasilkan alternatif strategi. Hasil
penulisan
diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi semua pihak
yang
berkepentingan.
Jenis data yang digunakan dalam penulisan KLB adalah data primer
dan
data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dengan
melakukan
wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan serta dari hasil
pengamatan
selama terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan. Data
sekunder adalah data
yang diperoleh secara tidak langsung melalui penelusuran
informasi dari berbagai
sumber referensi, seperti majalah, buku, laporan dari Dinas
Peternakan, Badan
Pusat Statistik, dan electronic library.
Metode analisis pada Kajian Lingkungan Bisnis pada PT Prisma
Mahesa
Unggul membahas lingkungan internal dan eksternal perusahaan
sebagai data
dalam menganalisis berbagai aspek. Hasil analisis melalui metode
analisis SWOT
untuk mengetahui peluang dan ancaman atau kekuatan dan kelemahan
perusahaan
-
iii
sehingga perusahaan berupaya mengoptimalkan peluang dan kekuatan
dengan
meminimalisasikan ancaman dan kelemahan. Metode analisis dalam
Kajian
Lingkungan Bisnis pada PT Prisma Mahesa Unggul menggunakan data
primer
dan data sekunder.
Berdasarkan hasil analisis lingkungan perusahaan PT Prisma
Mahesa
Unggul baik secara internal maupun eksternal, diperoleh beberapa
alternatif
strategi yang merupakan kombinasi dari faktor internal dan
eksternal yang dapat
digunakan sebagai referensi untuk proses pengembangan usaha dan
perbaikan
perusahaan. Alternatif strategi S-O yaitu dengan oeningkatan
kapasitas produksi
dan pendirian unit bisnis pembibitan, sedangkan alternatif
strategi W-O yaitu
pendirian unit bisnis pengolahan pupuk. Alternatif strategi S-T
yaitu
mengenfisiensikan biaya produksi. Sedangkan alternatif strategi
W-T yaitu
dengan menjalin hubungan baik dengan pembeli dan pemasok.
-
iv
KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS
USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG PADA
PT PRISMA MAHESA UNGGUL
KABUPATEN BOGOR
JAWA BARAT
JAENAL ABIDIN
VERAWATI NURHASANAH
RINA AGUSTINA
Laporan Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya pada
Program Diploma Keahlian Manajemen Agribisnis
PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
-
v
Judul Tugas Akhir : Kajian Lingkungan Bisnis Usaha Penggemukan
Sapi
Potong di PT Prisma Mahesa Unggul Kabupaten Bogor
Jawa Barat
Nama/NIM : Jaenal Abidin J3J109045
Verawati Nurhasanah J3J110083
Rina Agustina J3J210197
Program Keahlian : Manajemen Agribisnis
Disetujui oleh
Dra Yusalina, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir M. Zairin Junior, MSc Ir Sutara Hendrakusumaatmaja,
MSc
Direktur Koordinator Program Keahlian
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dan menyusun laporan dengan baik.
Laporan PKL ini merupakan langkah awal bagi penyusun untuk
menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu kewajiban akademik
yang harus
dipenuhi dan merupakan salah satu syarat kelulusan bagi setiap
mahasiswa tingkat
akhir Program Diploma III Program Keahlian Manajemen Agribisnis,
Institut
Pertanian Bogor. Laporan PKL ini berisi tentang Kajian
Lingkungan Bisnis
(KLB) Peternakan Sapi Potong PT Prisma Mahesa Unggul.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga laporan
KLB
ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang berminat terhadap
topik
peternakan sapi potong.
Bogor, Mei 2013
Penulis
-
vii
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Kajian Lingkungan Bisnis ini
dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Penyelesaiaan penulisan
Kajian Lingkungan Bisnis ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh
karena itu, penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1 Orang tua serta keluarga penyusun atas segala dukungan,
perhatian serta kasih sayang yang telah diberikan selama penyusunan
penulisan ini.
2 Dra Yusalina, MSi selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan ini.
3 Bapak H Irfan Harahap selaku Direktur PT Prisma Mahesa Unggul
yang telah mengizinkan penyusun untuk melaksanakan PKL di tempat
usahanya.
4 M Rizki Maulana SPt selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan segala informasi dan masukan yang dibutuhkan oleh
penyusun.
5 Bapak Surahman selaku General Manager yang telah memberikan
arahan selama PKL.
6 Seluruh karyawan PT Prisma Mahesa Unggul yang telah banyak
memberikan tambahan informasi dan bantuan selama PKL serta
penerimaan
yang baik.
7 Rekan-rekan mahasiswa yang telah terlibat secara langsung dan
tidak langsung, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kajian
Lingkungan
Bisnis ini.
Bogor, Mei 2013
Penulis
-
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang
............................................................................................
1
1.2 Tujuan
.........................................................................................................
2
2 METODE KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS 3
2.1 Lokasi dan Waktu
.......................................................................................
3
2.2 Jenis dan Sumber Data
................................................................................
3
2.3 Metode Analisis
..........................................................................................
3
2.3.1 Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan
..................................... 3
2.3.2 Analisis SWOT
................................................................................
4
3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 6
3.1 Sejarah Perusahaan
....................................................................................
6
3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis
..................................................................
7
3.3 Struktur Organisasi
....................................................................................
8
3.4 Deskripsi Kegiatan Bisnis
........................................................................
10
3.5 Deskripsi Keuangan Perusahaan
..............................................................
18
3.6 Deskripsi Sumberdaya Perusahaan
.......................................................... 18
4 ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PERUSAHAAN 21
4.1 Analisis Lingkungan Makro
....................................................................
21
4.1.1 Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah
....................................... 21
4.1.2 Faktor Ekonomi
..............................................................................
22
4.1.3 Faktor Sosial Budaya
......................................................................
23
4.1.4 Faktor Teknologi
.............................................................................
24
4.1.5 Faktor Ekologi
................................................................................
24
4.2 Analisis Lingkungan Mikro
.....................................................................
24
4.2.1 Pesaing
............................................................................................
25
4.2.2 Pelanggan
........................................................................................
25
4.2.3 Pemasok
..........................................................................................
26
4.2.4 Intensitas Persaingan
.......................................................................
26
4.2.5 Produk Substitusi
............................................................................
27
-
ix
4.3 Analisis Faktor
Internal............................................................................
27
4.3.1 Aspek Manajemen
..........................................................................
27
4.3.2 Aspek Produksi
...............................................................................
28
4.3.3 Aspek Pemasaran
............................................................................
29
4.3.4 Aspek Sumberdaya Manusia
........................................................... 29
4.3.5 Aspek Keuangan
.............................................................................
30
5 PENENTUAN ALTERNATIF STRATEGI 30
5.1 Identifikasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses)
........... 31
5.2 Analisis Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threat)
....................... 33
6 SIMPULAN DAN SARAN 39
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN 41
-
x
DAFTAR TABEL
1 Konsumsi protein hewani di Indonesia tahun 2008-2012
(gram/kapita/hari) 2 2 Matriks kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman 5
3 Jenis dan pemasok bahan baku yang digunakan di PT PrismaMahesa
Unggul
tahun 2013 14 4 Daftar peralatan untuk pembuatan konsentrat di
PT Prisma Mahesa Unggul
tahun 2013 15 5 Jumlah karyawan PT Prisma Mahesa Unggul tahun
2013 18
6 Sumberdaya fisik kendaraan dan bangunan pada PT Prisma Mahesa
Unggul
tahun 2013 21 7 Daftar pengalaman dari karyawan PT Prisma Mahesa
Unggul tahun 2013 30
8 Faktor internal pada PT Prisma Mahesa Unggul 33 9 Faktor
Eksternal pada PT Prisma Mahesa Unggul 35 10 Analisis SWOT pada PT
Prisma Mahesa Ungggul 36
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Kerja Analisis SWOT 4
2 Struktur organisasi PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013 9 3
Lahan Hijauan Makanan Ternak 17
DAFTAR LAMPIRAN
1 Layout PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013
.......................................................... 41
2 Sumberdaya fisik bangunan dan Kegiatan PT Prisma Mahesa Unggul
tahun
2013
............................................................................................................................
42 3 Kegiatan dan sumberdaya fisik kendaraan PT Prisma Mahesa
Unggul tahun
2013
............................................................................................................................
43
-
1
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang
cukup
besar dan dapat berkontribusi terhadap struktur perekonomian
nasional. Mayoritas
penduduk Indonesia telah menggantungkan hidupnya dari sektor
pertanian. Salah
satu bagian dari sektor pertanian yang memiliki peluang sangat
besar untuk
dikembangkan yaitu subsektor peternakan. Kebutuhan masyarakat
akan produk-
produk peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan
mineral semakin
meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan
kebutuhan gizi guna
meningkatkan kualitas hidup.
Subsektor peternakan memiliki peranan dalam memenuhi
kebutuhan
masyarakat akan protein hewani, yaitu ketersediaan daging
khususnya daging
sapi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia
tahun 2011, jumlah
konsumsi daging masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan
dari tahun
ke tahun. Data BPS mencatat, konsumsi daging pada 2011 mencapai
449 000 ton.
Kondisi ini terutama disebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia
yang
berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perkapita
penduduk dan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun
peningkatan konsumsi
tersebut tidak diikuti dengan peningkatan produksi daging lokal
yang mencapai
292 000 ton. Hal ini menyebabkan terjadinya selisih (gap) yang
cukup besar
antara produksi dan konsumsi daging secara nasional mencapai
angka 157 ribu
ton pada tahun 2011. Dalam rangka menanggulangi masalah tersebut
ditempuh
upaya untuk menutupi kebutuhan sapi dan daging dengan cara
mengimpor daging
mencapai 34.9 persen atau 157 000 ton daging. Kebutuhan daging
sapi di dalam
negeri tidak hanya ditutupi dengan impor, melainkan juga dari
peningkatan
produksi ternak lokal.
Pemerintah juga telah mengupayakan program swasembada daging
sapi
untuk mencegah peningkatan impor sapi hidup maupun daging segar
dengan
adanya Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
59/Permentan/HK.060/8/2007
tentang Pedoman Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi
(P2SDS).
Melalui kegiatan P2SDS tersebut diharapkan kebutuhan daging sapi
bagi
masyarakat sudah dapat dipenuhi dari dalam negeri minimal
sebesar 90 persen.
Strategi yang ditempuh dalam pencapaian swasembada daging sapi
dilakukan
melalui (1) pengembangan sentra pembibitan dan penggemukan (2)
revitalisasi
kelembagaan dan SDM fungsional di lapangan (3) dukungan sarana
dan
prasarana. Strategi tersebut diimplementasikan melalui langkah
operasional
diantaranya perbaikan mutu bibit baik secara penambahan jumlah
maupun
peningkatan kualitas.
Dari segi konsumsi dalam negeri, perusahaan penggemukan sapi
potong
memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangakan hal ini
dikarenakan,
pada tahun-tahun mendatang diperkirakan konsumsi daging sapi
potong
meningkat seiring dengan pertambahan dan kesadaran masyarakat
tentang
pentingnya protein sehingga hal ini merupakan peluang bagi
perusahaan.
-
2
Permintaan masyarakat akan proteni hewani yang semakin
meningkat
mengakibatkan pengembangan peternakan mempunyai peluang sangat
besar pada
masa yang akan datang.
Tabel 1Konsumsi protein hewani di Indonesia tahun 2008-2012
(gram/kapita/hari)
Tahun Konsumsi protein/kapita
2008 2.4
2009 2.22
2010 2.55
2011 2.75
2012 3.00
Sumber : Statistik Peternakan, Direktorat Jenderal
Peternakan.
Tabel 1 memperlihatkan terjadi peningkatan konsumsi protein
hewani per
hari, dengan demikian prospek untuk berkembang usaha sapi potong
dari sisi
permintaan, penawaran (produksi) dan populasi masih cukup luas
serta demi
terwujudnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap daging yang
sesuai dengan
standar nasional yaitu 6 gram per kapita per hari (Statistik
Peternakan, 2013).
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha peternakan sapi
adalah PT
Prisma Mahesa Unggul. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun
2009, dengan
kapasitas sapi sebanyak 1 000 ekor. Berdasarkan kondisi di atas,
PT Prisma
Mahesa Unggul dalam menjalankan usahanya memerlukan strategi
yang tepat
berdasarkan kondisi internal maupun eksternal perusahaan, agar
pengembangan
usaha yang direncanakan oleh PT Prisma Mahesa Unggul dapat
berhasil.
1.2 Tujuan
Penulisan Laporan Kajian Lingkungan (KLB) bisnis produk sapi
potong
pada PT Prisma Mahesa Unggul bertujuan mengkaji faktor-faktor
eksternal dan
internal perusahaan untuk dianalisis dengan metode SWOT,
sehingga
menghasilkan alternatif strategi.
1.3 Kegunaan
Kajian Lingkungan Bisnis ini diharapkan dapat berguna bagi semua
pihak
yang membutuhkan antara lain :
1 KLB ini dapat dijadikan bahan pertimbangan, referensi dan
rekomendasi dalam melakukan pengembangan bisnis bagi PT Prisma
Mahesa Unggul.
2 Bagi perguruan tinggi bermanfaat untuk menambah informasi
dalam studi literatur tentang usaha penggemukan sapi potong dan
dapat menjadi bahan
pendukung untuk penelitian.
3 Mahasiswa dapat memahami lingkungan internal dan eksternal
perusahaan serta menerapkan materi perkuliahan dan rumusan strategi
yang tepat pada
saat praktik kerja lapangan.
-
3
2 METODE KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS
2.1 Lokasi dan Waktu
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimulai pada tanggal
04
Februari 2013 sampai dengan 27 April 2013 di PT Prisma Mahesa
Unggul yang
beralamat di Kampung Gelewer RT03/04 Kelurahan Karang Tengah,
Kecamatan
Babakan Madang, Gunung Pancar, Kabupaten Bogor.
2.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan KLB adalah data primer
dan
data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dengan
melakukan
wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan serta dari hasil
pengamatan
selama terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan. Data
sekunder adalah data
yang diperoleh secara tidak langsung melalui penelusuran
informasi dari berbagai
sumber referensi, seperti majalah, buku, laporan dari Dinas
Peternakan, Badan
Pusat Statistik, dan electronic library.
2.3 Metode Analisis
Metode analisis pada kajian lingkungan bisnis pada PT Prisma
Mahesa
Unggul membahas lingkungan internal dan eksternal perusahaan
sebagai data
dalam menganalisis berbagai aspek. Hasil analisis melalui metode
analisis SWOT
untuk mengetahui peluang dan kekuatan atau ancaman dan kelemahan
perusahaan
sehingga perusahaan berupaya mengoptimalkan peluang dam kekuatan
dengan
meminimalisasaikan ancaman dan kelemahan, metode analisis dalam
mengkaji
lingkungan bisnis pada PT Prisma Mahesa Unggul menggunakan data
primer dan
data sekunder. Data primer dapat langsung diperoleh pada
lingkungan perusahaan
sedangkan data sekunder sebagai data pelengkap dapat diperoleh
dari luar
perusahaan.
2.3.1 Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan
Analisis internal adalah analisis yang dilakukan di lingkungan
organisasi
yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal
memiliki implikasi
pada perusahaan. Analisis internal yang perlu diketahui pada PT
Prisma Mahesa
Unggul adalah manajemen, produksi, sumberdaya manuasia,
pemasaran, dan
keuangan. Faktor-faktor lingkungan internal perusahaan dijadikan
sebagai acuan
-
4
dalam menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sedangkan
analisis
eksternal berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh perusahaan.
Peluang (opportunities) merupakan situasi di luar perusahaan
meliputi lingkungan
makro dan mikro.
2.3.2 Analisis SWOT
Setelah mengindentifikasi faktor internal dan eksternal yang
dimiliki
perusahaan diperlukan suatu penetapan strategi. Hal ini
bertujuan agar perusahaan
dapat bersaing dan berkembang. Dalam penetapan strategi
perusahaan dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght,
Weaknesses,
Opportunities, dan Thearts). Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor
secara sistematis. Berikut kerangka kerja analisis SWOT :
Gambar 1 Kerangka Kerja Analisis SWOT
Sumber : Ismail Sholihin, 2012
Analisis dan pilihan strategi merupakan langkah awal untuk
mempertimbangkan alternatif-alternatif strategi dan memilih mana
yang akan
digunakan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis
lingkungan, manajemen
perusahaan kemudian dapat melakukan pemilihan, model kelompok
strategi yang
mana yang akan digunakan dalam mengelola strategi
perusahaan.
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Matriks SWOT
Faktor-faktor Internal Faktor-faktor Eksternal
Analisis Situasi
-
5
Tabel 2 Matriks ekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan / Strengths(S) Kelemahan / Weaknesses
(W)
Faktor faktor kekuatan internal
Faktor faktor kelemahan internal
Peluang/ Oppurtunities(O) Strategi S-O Strategi W-O
Faktor faktor peluangnya
Alternatif strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
Alternatif strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
Ancaman/ Threats(T) Strategi S-T Strategi W-T
Faktor faktor ancamannya
Alternatif strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Alternatif strategi untuk
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti, 2006
Strategi-strategi yang didapat dari kombinasi faktor-faktor
internal dan
eksternal dalam matriks SWOT sebagai berikut :
1 SO-Strategies Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan dalam
memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Kondisi ini merupakan kondisi yang sangat
menguntungkan, sistem memiliki kekuatan dan peluang yang baik.
Strategi
yang tepat adalah strategi yang mendukung pertumbuhan
agresif.
2 ST-Strategies Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk
mengatasi ancaman yang ada. Sistem memilik kekuatan, namun
menghadapi berbagai ancaman. Strategi yang tepat adalah
strategi
diversifikasi, yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang
jangka panjang.
3 WO-Strategies Strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada. Sistem
memilik
peluang yang baik, namun terkendala kelemahan internal. Strategi
yang
tepat adalah meminimalkan masalah-masalah internal, sehingga
dapat
merebut peluang eksternal dengan lebih baik.
4 WT-Strategies Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan
yang ada, serta menghindari
ancaman. Kondisi yang sangat tidak menguntungkan. Strategi yang
tepat
adalah strategi defensif, yaitu meminimalkan kerugian-kerugian
yang
mungkin akan timbul.
-
6
3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Perusahaan
PT Prisma Mahesa Unggul merupakan salah satu perusahaan
agribisnis
yang yang bergerak dibidang penggemukan (feedlot) sapi potong.
Perusahaan ini
berdiri pada 15 Agustus 2009 merupakan kerjasama antara PT
Prisma Lembu
Suro yang bergerak di bidang penggemukan sapi potong dengan PT
Sahabat
Indonesia inti mandiri. Kepemilikan PT Prisma Mahesa Unggul
berbentuk saham.
Kepemilikan saham terbesar dari perusahaan PT Prisma Mahesa
Unggul
dipegang oleh bapak Probo Prasetyo dari PT Sahabat Indonesia
Inti Mandiri 70
persen yang digunakan sebagai modal atau pinjaman kepada PT
Prisma Lembu
Suro. Peternakan ini memiliki saham sebesar 25 persen dan
sisanya dimiliki oleh
perseorangan yaitu bapak Senti dan bapak Wasdiro.
Pada awal dirintis, jumlah ternak yang digemukkan sebanyak 50
ekor sapi
dan sekarang jumlah ternak yang digemukkan mencapai 900 ekor
sapi. Jenis sapi
yang digemukkan oleh perusahaan pada awal berdiri adalah jenis
sapi SimPO
dan LimPO yang diperoleh dari supplier asal daerah Semarang.
Supplier tersebut
mendatangkan ternak dari berbagai pasar hewan di daerah Jawa
Tengah dan Jawa
Timur, seperti dari daerah Semarang, Nganjuk, Wirosari, Ngawi,
Blora, dan
Sumber Lawang. PT Prisma Mahesa Unggul melakukan pembelian sapi
dengan
cara sistem kontrak dan sistem pemesanan biasa atau tidak
menggunakan sistem
kontrak. Sistem kontrak dengan supplier dilakukan dengan cara
pihak PT Prisma
Mahesa Unggul memesan sapi dengan jumlah tertentu dan jenis sapi
tertentu
kepada pihak supplier. Pengiriman sapi dilakukan dalam waktu
tertentu yang
telah disepakati, sehingga tidak semua jumlah ternak yang
dipesan dikirim secara
bersamaan dalam satu waktu.
3.1.1 Visi dan Misi
Visi PT Prisma Mahesa Unggul
Memenuhi peningkatan kebutuhan daging yang berkualitas dan
menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
sekitar.
Misi PT Prisma Mahesa Unggul
Mengembangkan budidaya sapi potong lokal yang menguntungkan bagi
perusahaan dan masyarakat sekitar.
-
7
3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis
PT Prisma Mahesa Unggul yang dipimpin oleh Bapak H Irfan
Harahap
memiliki kantor pusat di daerah Muara Karang Selatan Blok A
Utara No 1 Kav
No 11 Kawasan Industri pergudangan Jakarta Utara 14440,
Indonesia. Kegiatan
bisnis yang dijalankan yaitu Peternakan atau (feedlot) berlokasi
di Kampung
Gelewer RT03/04 Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan
Madang,
Gunung Pancar, Kabupaten Bogor.
PT Prisma Mahesa Unggul memiliki topografi daerah yang
datar-landai
dengan ketinggian 125-500 meter di atas permukaan laut. Iklim di
sekitar
perusahaan memiliki temperatur 10-270 C, dengan curah hujan
1.500 mm per
tahun. Adapun curah hujan di daerah Babakan Madang berkisar
antara 3 000-3
500 mm per tahun dengan jumlah hari adalah 141 per tahun. Jika
dilihat dari
keadaan tersebut, maka wilayah Jawa Barat cocok dijadikan tempat
untuk usaha
ternak.
Secara umum, Indonesia terletak pada jalur simpangan yang
menguntungkan karena diantara dua benua dan dua samudra, serta
dilalui garis
khatulistiwa. Indonesia memiliki iklim tropis dengan dua musim
memiliki
perbedaan suhu, curah hujan, kelembaban, dan arah angin yang
berbeda. Oleh
karena itu, hal-hal yang dipertimbangankan perusahaan dalam
pemilihan lokasi
adalah sebagai berikut :
3.2.1 Temperatur
Sapi termasuk hewan yang peka terhadap perubahan suhu
lingkungan,
terutama perubahan yang drastis. Suhu tinggi akan menyebabkan
konsumsi
pakan menurun dan berakibat pada menurunnya laju pertumbuhan
sapi.
Pemaksaan penggunaan suatu lokasi yang temperaturnya
berubah-ubah akan
menyebabkan menurunnya penampilan produksi. Sapi yang berada di
PT Prisma
Mahesa Unggul dapat tumbuh optimal dengan kisaran suhu 10-270
C.
3.2.2 Curah Hujan
Tinggi rendahnya curah hujan di suatu lokasi berhubungan erat
dengan
kondisi temperatur di lokasi perusahaan. Temperatur pada musim
hujan lebih
rendah dibandingkan pada musim kemarau. Lokasi PT Prisma Mahesa
Unggul
ideal untuk penggemukan sapi potong yaitu lokasi yang bercurah
hujan 800-1 500
mm per tahun.
3.2.3 Arah Angin
Angin merupakan salah satu faktor pembawa kuman penyakit,
sehingga
penentuan arah angin yang dominan di suatu lokasi sangat penting
sebagai
petunjuk bagi pembuatan kandang. Kandang dibangun oleh
perusahaan dengan
-
8
cara berderet memanjang sesuai dengan arah angin yang dominan.
Hal ini
dimaksudkan agar angin yang datang tidak menerpa sapi-sapi
secara frontal.
Selain itu, perusahaan juga ditanami pohon-pohon pelindung yang
berfungsi
memecah angin. Sinar matahari juga masuk ke dalam kandang secara
langsung,
sehingga kebutuhan cahaya untuk sapi dapat dipenuhi.
3.2.4 Kelembaban
Tingkat kelembaban tinggi (basah) cenderung berhubungan
dengan
tingginya peluang bagi tumbuh dan berkembangnya parasit dan
jamur.
Sebaliknya, kelembaban redah (kering) meyebabkan udara berdebu,
yang
merupakan penyebab penyakit menular. Kelembaban di lokasi
perusahaan
berkisar antara 60-80 persen yang merupakan kelembaban idel bagi
sapi potong.
3.3 Struktur Organisasi
PT Prisma Mahesa Unggul merupakan perusahaan perseroan
terbatas
dengan kekuasaan tertinggi adalah Komisaris. Struktur organisasi
bertujuan untuk
mengetahui hak dan kewajiban tenaga kerja dalam melaksanakan
tugas dan
kewajibannya. Adanya struktur organisasi yang baik diharapkan
mampu
menjalankan usaha secara maksimal.
1 Komisaris mempunyai wewenang menanam modal di perusahaan. 2
Direktur Umum berwenang memegang kendali utama dalam menentukan
arah perusahaan, membuat kebijakan-kebijakan perusahaan.
3 Direktur Operasioanal berwenang memegang kendali harian
perusahaan, menjabarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan
oleh direktur utama,
memonitor jalannya perusahaan pada sub-sub kegiatan serta
menetapkan
peraturan-peraturan perusahaan.
4 Direktur Keuangan berwenang memegang kendali keuangan
perusahaan, menjabarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan
oleh direktur utama,
memonitor keuangan perusahaan.
5 General Manager berwenang melaksanakan dan memonitor
kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh direksi, membuat kebijakan
yang bersifat
teknis atau produktif, mengevaluasi semua kegiatan perusahaan
baik yang
positif atau negatif, public relations untuk menjembatani antar
kepentingan
perusahaan dengan pihak luar (Government Customer Society)
6 Fattening berwenang mengurus kegiatan farm, mulai kedatangan
sapi sampai pada penjualannya mengikuti prosedur yang sudah
ditetapkan,
melaksanakan dan memonitor kegiatan harian farm yang meliputi
(a) unit
fattening yaitu feedbunk (tempat pakan), air minum, sanitasi,
perawatan
ternak, reweight (timbang ulang), grouping (pengelompokan),
penjualan
dan recording (pencatatan); dan (b) unit trading yaitu
penerimaan sapi,
grading (penyatuan sapi yang relatif sama bobot badannya),
penimbangan,
penjualan dan administrasi penjualan.
-
9
7 Administrasi dan Keuangan berwenang mengurus dan mengedit
semua kegiatan farm baik yang berupa administrasi maupun keuangan,
merangkum
atau merekap semua laporan kegiatan farm untuk pelaporan ke
direktur
utama, baik yang berupa laporan harian, mingguan, atau
bulanan,
menangani urusan luar farm (perizinan, pajak, bantuan, tamu
farm), seta
membuat ajuan budget keuangan farm untuk periode kerja
tertentu.
8 Feedmill bertanggung jawab atas penyediaan konsentrat sebagai
bahan pakan utama dalam pogram penggemukan sebagai unit pendukung
produksi
utama. Tugas feedmill adalah memproduksi pakan yang berkualitas
dan
palatable (enak) agar ternak dapat mengkonsumsi dengan baik
sehingga
diharapkan ternak dapat menghasilkan pertambahan bobot badan
optimal.
9 Umum terdiri dari bagian dapur, lingkungan, bagian air, tukang
bangunan dan lain-lain.
10 Security bertugas menjaga keamanan di perusahaan dan
bertanggung jawab sebagai saksi saat ternak masuk dan ternak keluar
dari perusahaan. Security
juga memiliki tugas untuk memantau keadaan kandang saat malam
hari.
11 HMT bertugas dalam penyediaan, pengolahan dan peyimpanan
pakan yaitu rumput gajah dan jerami padi.
12 Seksi transportasi bertanggung jawab dalam pengiriman ternak
kepada pihak pembeli dan bertugas dalam pengangkutan hijauan dan
jerami.
Struktur organisasi PT Prisma Mahesa Unggul dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 2 Struktur organisasi PT Prisma Mahesa Unggul tahun
2013
Sumber : PT Prisma Mahesa Ungggul tahun 2013
Transportasi
Kandang Individu HMT
Direktur Utama
Fattening
Direktur Operasional/Produksi
Direktur Keuangan
Administrasi dan
keuangan
Keuangan
Feedmill
Umum
Security
General Manager
Kandang Koloni Pakan
Konsentrat
Komisaris
-
10
3.4 Deskripsi Kegiatan Bisnis
Kegiatan bisnis yang dijalankan oleh PT Prisma Mahesa Unggul
meliputi
kegiatan penggemukan sapi (fattening), pengadaan pakan
(feedmill), dan hijauan
pakan ternak (HMT). Fokus utama kegiatan bisnis PT Prisma Mahesa
Unggul
yaitu penggemukan sapi.
3.4.1 Penggemukan Sapi (Fattening)
Penggemukan sapi atau fattening bertujuan untuk mendapatkan
tambahan
bobot badan dan sehat, pada sapi yang baru didatangkan dan untuk
menghasilkan
nilai tambah secara ekonomis. Proses kegiatan penggemukan sapi
potong di PT
Prisma Mahesa Unggul mampu menghasilkan sapi-sapi yang memiliki
kualitas
terjamin. Proses kegiatan penggemukan sampai pada kegiatan
penjualan sapi yang
telah sesuai dengan kualitas yang diharapkan meliputi :
penyeleksian bakalan,
pemeliharaan dengan pemberian pakan (hijauan dan konsentrat)
sesuai kebutuhan,
pemberian obat-obatan dan pencegahan penyakit, penimbangan bobot
sapi,
penanganan kesehatan, pembersihan kandang, dan pemeriksaan sapi
yang sakit.
a Subsistem Input
Subsistem input yang ada pada PT Prisma Mahesa Unggul terdiri
dari :
1 Pengadaan Sapi Pengadaan sapi bakalan yang diusahakan di PT
Prisma Mahesa Unggul
diperoleh dari supplier yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Jenis sapi
yang dipilih adalah Peranakan Ongole (PO), sapi keturunan
Simmental (SIMPO),
sapi keturunan Limousin (LIMPO), sapi Bali, sapi Madura, dan
beberapa sapi
Friesien Holstein (FH).
Perusahaan memilih sapi bakalan untuk digemukkan berjenis
kelamin jantan
dan betina dengan dengan bobot 250-300 kg dan berumur diatas
2-2.5 tahun.
Selain itu, PT Prisma Mahesa Unggul memilih sapi berjenis
kelamin jantan dan
betina dengan tinggi diatas 115 cm dan bobot lebih dari 100 kg
sebagai pengadaan
bibit. Sapi yang dipilih haruslah bebas dari penyakit mulut dan
kuku (PMK) dan
penyakit endemik lainnya.
2 Perkandangan PT Prisma Mahesa Unggul menerapkan sistem
pemeliharaan intensif yaitu
ternak ditempatkan pada kandang. Tipe kandang menggunakan dua
tipe, yaitu
kadang individu dan kandang koloni. Pada kandang individu setiap
sapi dibuatkan
kandang atau tempat masing-masing dengan ukuran 2 x 1.5 m. Tipe
ini dapat
memicu pertumbuhan sapi lebih cepat karena tidak terjadi
kompetisi dalam
mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas. Tipe
kandang individu
daisajikan pada Lampiran 2 Gambar 1. Sedangkan kandang koloni
hanya terdiri
satu bangunan dan digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak.
Kandang
-
11
dengan tipe ini memiliki harga yang lebih murah dan mampu
mengurangi resiko
tingkat stress pada sapi akibat proses pengeluhan yang biasa
digunakan pada
kandang individu. Kelemahana tipe koloni yaitu terjadi kompetisi
dalam
mendapatkan pakan. Tipe kandang koloni disajikan pada Lampiran 2
Gambar 2
Kandang yang dimiliki PT Prisma Mahesa Unggul yaitu sebanyak
empat
kandang, dengan jumlah blok/baris sebanyak 16 blok/baris. Satu
kandang
merupakan kandang koloni yang terdiri dari 10 blok (A1-A10),
masing-masing
kandang berkapasitas 60 ekor sapi. Sedangkan tiga kandang
merupakan kandang
individu yang memiliki 6 blok/baris (B1-D2) dan berkapasitas 90
ekor. Letak
bangunan kandang PT Prisma Mahesa Unggul dekat dengan sumber
air,
konstruksi kandang disesuaikan dengan keadaan alam setempat.
Secara umum
konstruksi kandang di PT Prisma Mahesa Unggul termasuk kuat,
mudah
dibersihkan dan sirkulasi udara baik. Konstruksi kandang yang
berada di PT
Prisma Mahesa Unggul meliputi beberapa hal:
1 Arah Kandang : topografi tanah serta arah angin berpengaruh
pada arah kandang, sehingga bentuk kandang menghadap ke barat.
2 Ventilasi : ventilasi kandang sangat cukup karena perusahaan
menggunakan kandang setengah terbuka.
3 Dinding : bentuk dinding menggunakan kawat, pada setiap
dinding beton menggunakan besi dengan maksud agar kandang kuat dan
tahan lama.
4 Lantai : lantai kandang telah di tembok dan miring 2 derajat
serta dibuat kasar, dengan tujuan agar lantai kuat dan tidak licin
sehingga aman bagi
ternak dan peternaknya.
5 Atap : atap kandang menggunakan asbes dan penyangga dari besi.
Atap kandang memiliki kemiringan sekitar 30 derajat mengarah ke
belakang
kandang.
3 Infrastruktur Infrasrtuktur merupakan sarana untuk menunjang
jalannya suatu usaha.
Infrastruktur yang berada di PT Prisma Mahesa Unggul antara lain
: luas lahan,
akses sarana transportasi, komunikasi, listrik untuk penerangan,
ketersediaan air,
dan sarana lainnya. Sarana transportasi meliputi prasarana jalan
dan alat
transportasi yang akan digunakan baik untuk arus sirkulasi
pengiriman sapi
potong, tenaga kerja, maupun pakan.
Lokasi PT Prisma Mahesa Unggul terletak di Kampung Gelewer
RT03/04
Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Gunung
Pancar,
Kabupaten Bogor. Luas lahan yang dimiliki PT prisma Mahesa
Unggul adalah 58
ha, untuk lokasi peternakan lahan yang digunakan seluas 8 ha.
Akses sarana
transportasi mudah dijangkau karena berada tidak jauh dari jalan
raya dan tol
Jagorawi.
Komunikasi yang digunakan PT Prisma Mahesa Unggul terdiri dari
telepon
dan internat. Penerangan listrik perusahaan membutuhkan 3 600
watt yang
digunakan sebagai penerangan di kandang, kantor, mess, dan areal
sekitar
perusahaan. Selain itu listrik digunakan untuk menyalakan mixer
dan glinder di
feedmill. PT Prisma Mahesa Unggul memiliki ketersediaan air yang
cukup, untuk
proses kegiatan peternakan. Saranan dan prasarana lain yang
dimiliki sebagai
-
12
penunjang proses kegiatan usaha penggemukan antar lain kandang,
gudang,
kantor, pos satpam, mess, mushola dan dapur.
4 Tenaga Kerja PT Prisma Mahesa Unggul memiliki 47 orang tenaga
kerja, terdiri dari
tenaga kerja tetap, tenaga kerja borongan, dan tenaga kerja
harian lepas. PT
Prisma Mahesa Unggul melakukan perekrutan tenaga kerja sesuai
dengan
kebutuhan perusahaan. Rata-rata tenaga kerja PT Prisma Mahesa
Unggul berasal
dari sekitar perusahaan, dengan latar belakang pendidikan dari
SD-SLTA.
b Subsistem Budidaya
Proses budidaya penggemukan sapi potong di PT Prisma Mahesa
Unggul
dijalankan sesuai prinsip-prinsip meliputi pengawasan kesehatan,
pengawasan
makanan dan air, dan pengawasan kualitas hewan ternak. Proses
budidaya
penggemukan sapi pada PT Prisma Mahesa Unggul sebagai
berikut:
a Pemeliharaan Sistem pemeliharaan yang diterapkan pada PT
Prisma Mahesa Unggul
dilakukan secara intensif dan dikandangkan. Sapi yang baru
dikirim dari pemasok
terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui berat badan awal,
dengan begitu
perusahaan bisa mengetahui selisih pada saat nanti sapi dijual
yang menentukan
untung rugi dari penjualan sapi. Sebelum sapi masuk kandang,
kebersihan
kandang diperhatikan dengan membersihkan kandang mulai dari
pembersihan
kotoran dan sisa-sisa pakan. Setiap kandang dipelihara oleh satu
dan/atau dua
tenaga kerja, yang bertanggung jawab atas kebersihan kandang dan
pemberian
pakan. Pengawasan dilakukan setiap hari dengan memperhatikan
pakan dan
kesehatan ternak, untuk mengetahui kondisi sapi yang sedang
sakit maupun yang
sehat. Sapi yang sakit akan dipisahkan pada kandang terpisah.
Dengan
mengetahui kondisi sapi-sapi tersebut akan membantu memudahkan
karyawan
dalam mengatur pemberian pakan.
b Pemberian Pakan dan Minum Pakan merupakan sumber energi utama
untuk pertambahan bobot sapi.
Semakin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan pada sapi
semakin besar
juga tenaga yang dihasilkan dan memberikan cadangan energi
berbentuk daging
dalam tubuh sapi. Pemberian pakan pada PT Prisma Mahesa Unggul
dilakukan
sebanyak 3-4 kali dalam satu hari selama 3 bulan proses
penggemukan sapi.
Pengisian bak air minum dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu
hari yaitu pada
pagi dan siang hari, sehingga air minum akan selalu penuh.
c Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Setiap usaha peternakan
termasuk penggemukan sapi pasti akan menghadapi
serangan penyakit. Jika tidak ditanggani dengan baik, penyakit
dapat
mengakibatkan kerugian bagi usaha peternakan. Pencegahan
penyakit yang
dilakukan oleh PT Prisma Mahesa Unggul dilakukan dengan menjaga
kebersihan
-
13
sapi dan kandangnya. Kebersihan sapi yaitu pemberian obat cacing
pada saat sapi
baru datang, adapun proses pemberian obat cacing disajikan pada
Lampiran 2
Gambar 3. Kebersihan kandang meliputi kegiatan membersihkan
kotoran sapi,
membersihkan bak pakan dan minum. Pembersihan kotoran sapi
memiliki
pengaruh penting dalam menjaga kesehatan ternak dan lingkungan
sekitar
peternakan, karena kotoran merupakan sumber bibit penyakit
apabila dibiarkan.
Lampiran 2 Gambar 4 menunjukkan proses pembersihan kotoran
sapi.
Pembersihan bak pakan dan minum berguna untuk mengurangi
dampak
kontaminasi mikroorganisme dari pakan yang sudah basi.
Pencegahan lain yang
dilakukan PT Prisma Mahesa Unggul yaitu pengecekan terhadap
kondisi sapi.
Apabila terdapat sapi yang sakit maka segera dilakukan tindakan
penyuntikan
obat agar penyakit sapi tidak menjadi parah. Akan tetapi jika
terdapat sapi yang
sudah parah tindakan yang dilakukan adalah dengan potong paksa
dan/atau djual
ke jagal dengan harga yang murah, dengan catatan penyakit sapi
tidak
mempengaruhi kualitas daging.
Penyakit yang sering timbul di PT Prisma Mahesa Unggul antara
lain
penyakit cacingan, penyakit ini tidak mematikan tapi akan
mengurangi kecepatan
pertambahan bobot sapi. Selain penyakit cacingan, penyakit lain
yang timbul
adalah diare akibat ketidakseimbangan konsumsi hijauan dan
konsentrat, yang
mengakibatkan penurunan nafsu makan sapi.
d Panen Sapi dapat dipanen pada kisaran waktu 3 bulan
penggemukan, namun sistem
penjualan di PT Prisma Mahesa Unggul tidak terpatok pada
lamanya
penggemukan, jika ada permintaan yang menguntungkan sapi akan
dijual
meskipun waktu penggemukan belum mencapai 3 bulan. PT Prisma
Mahesa
Unggul tidak memotong sapi sendiri, sehingga acuan pembelian
berdasarkan berat
timbang hidup. Pada sapi yang siap jual, penimbangan langsung
dilakukan di
lokasi peternakan.
3.4.2 Subsistem Pemasaran
Keberadaan PT Prisma Mahesa Unggul sebagai peternakan
penggemukan
sapi sudah banyak diketahui oleh para jagal-jagal yang berada di
Bogor, biasanya
para jagal tersebut mendatangi ke lokasi kandang dan memilihnya
sendiri. PT
Prisma Mahesa Unggul juga banyak memasarkan produknya ke luar
Bogor seperti
Sukabumi, Tangerang, Cianjur, bahkan ke Medan.
Proses pengiriman sapi ke lokasi pelanggan diangkut menggunakan
truk
atau mobil pick up pribadi milik PT Prisma Mahesa Unggul,
tergantung jumlah
sapi yang dikirim, namun beberapa pelanggan membawa kendaraan
sendiri ke
lokasi peternakan, sehingga pengangkutan ternak menggunakan
mobil pelanggan.
Proses pengiriman sapi disajikan pada Lampiran 2 Gambar 5.
Promosi yang dilakukan PT Prisma Mahesa Unggul cenderung pasif
hanya
melalui promosi langsung dan pembicaraan dari pelanggan ke
pelanggan. Harga
jual sapi hidup di PT Prisma Mahesa Unggul 38 000 per kg, dengan
rata-rata
bobot sapi hidup yang dijual sekitar 200-400 kg. Sistem
pembayaran yang
diterapkan adalah sistem cash dan transfer melalui rekening Bank
BCA.
-
14
3.4.3 Pengadaan Pakan (Feedmill)
Pakan ternak merupakan salah satu kebutuhan utama dalam
usaha
peternakan. Untuk memenuhi kebutuhan akan pakan PT Prisma Mahesa
Unggul
memiliki unit bisnis tersendiri yang dioperasikan dalam gudang
pakan. Formulasi
untuk produksi bahan baku pakan diolah secara khusus oleh
teknisi yang
berpengalaman, sehingga diperoleh pakan ternak yang memiliki
kualitas baik dan
terjamin untuk pertumbuhan ternak sesuai kebutuhan. Selain
memenuhi
kebutuhan pakan ternak sendiri, feedmill PT Prisma Mahesa Unggul
juga
menyediakan pakan untuk memenuhi kebutuhan para peternak dan
perusahaan
penggemukan sapi lainnya. Unit bisnis ini memiliki kegiatan
utama yaitu
memproduksi pakan konsentrat.
a Subsistem Input
1 Pengadaan Bahan Baku Konsentrat Pengadaan bahan baku
konsentrat diperoleh dari beberapa pemasok dengan
sistem order atau memesan dan membeli beberapa bahan baku secara
langsung ke
toko pertanian. Pemeriksaan kualitas bahan baku dilakukan secara
organoleptik
atau pengambilan sempel secara acak dengan cara memeriksa bau,
tekstur, warna,
kemurnian, dan kadar air. Apabila tidak sesuai kriteria yang
telah ditetapkan
perusahaan maka pihak perusahaan akan memotong beberapa persen.
Pemesanan
bahan baku dilakukan oleh PT Prisma Mahesa Unggul sendiri. Jenis
dan pemasok
bahan baku disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Jenis dan pemasok bahan baku yang digunakan di PT Prisma
Mahesa
Unggul tahun 2013
NO Bahan Baku Pemasok Jumlah Siklus Harga
(Rp/kg)
1 Dedak Cario, Jonggol 10 ton 1 bulan dua kali 1 500
2 Ongok Lampung 16 ton 1 bulan dua kali 1 400
3 Sawit Lampung 20 ton 1 bulan 3 000
4 Kopra Sumatera 14 ton 1 bulan 3 500
5 Menir Kedelai Serang 8 ton 3 bulan 3 500
6 Molases Cirebon 15 ton 3 bulan 1 500
7 Garam Cirebon 7 ton 1 bulan dua kali 2 000
8 Urea Cibinong 200kg 1 bulan dua kali 2 000
9 Kapur Domestik Cibinong 300 kg 1 bulan dua kali 500
Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013
Penetapan supplier sebagai penyedia bahan baku ditentukan oleh
PT
Prisma Mahesa Unggul berdasarkan pertimbangan harga, kualitas
bahan baku,
kualitas nutrisinya, dan kebutuhan bahan baku. Sebelum bahan
baku datang
dilakukan penyeleksian bahan baku. Bahan baku yang telah dipesan
akan
diadakan pemeriksaan purchase order. Sistem pembelian yang
digunakan
-
15
meliputi sistem pemesanan, penimbangan kendaraan, pemeriksaan
bahan baku,
dan pemberiana surat tanda barang dari supplier. Penataan bahan
baku pada
gudang feedmill disajikan pada Lampiran 2 Gambar 6.
2 Peralatan Proses produksi konsentrat membutuhkan beberapa
peralatan yang
digunakan sebagai penujang kegiatan. Peralatan yang digunakan di
Divisi
Feedmill PT Prisma Mahesa Unggul, meliputi peralatan sederhana
dan modern
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Daftar peralatan untuk pembuatan konsentrat di PT Prisma
Mahesa
Unggul tahun 2013
No Uraian Jumlah
1 Mixer 1
2 Timbangan 1
3 Pallet truck 1
4 Grinder (mesin giling) 1
5 Jarum jahit karung 5
6 Tangki molases 6
7 Ember 2
8 Sapu 3
9 Sekop 5
10 Drum 8
Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013
3 Tenaga Kerja Divisi feedmill memiliki 5 orang tenaga kerja.
Semua pekerja divisi feedmill
berjenis kelamin laki-laki yang memiliki keterampilan dan
kondisi fisik yang
baik. Pada divisi ini tidak terdapat pembagian kerja yang jelas,
semua pekerja
melakukan kegiatan produksi secara bergantian dan/atau
bersama-sama.
b Subsistem Produksi
Produksi konsentrat dilakukan dengan mengacu kepada formula yang
telah
ada yaitu, komposisi pakan, formula ditentukan oleh formulator
dari PT Prisma
Mahesa Unggul. Pembuatan konsentrat dilakukan dengan cara
mencampur bahan
baku yang telah tersedia dan disiapkan disamping alat mixer.
Pencampuran
dilakukan sesuai dengan formulasi yang telah ditetapakn.
Proses Produksi dilakukan setiap hari kecuali hari jumat yang
ditetapkan
sebagai hari libur divisi feedmill. Seluruh kegiatan operasional
produksi
merupakan tanggung jawab seorang kepala bagian dan dibantu
seorang kepala sub
bagian yang bertugas mengawasi jalannya proses produksi maupun
kelancaran
kedatangan bahan baku.
Proses produksi dilakukan di dalam gudang pakan dekat area
kandang,
seperti yang disajikan pada Lampiran 3 Gambar 7. Tahapan proses
produksi
-
16
terdiri dari pengadaan bahan baku, penggilingan bahan baku
onggok,
penimbangan bahan baku, pencampuran bahan baku, penimbangan
hasil produksi
dan pengemasan.
1 Penggilingan Bahan Baku Onggok Bahan baku onggok digiling
hingga halus untuk memudahkan sapi dalam
mencerna makanan. Proses awal dari kegiatan penggilingan adalah
memasukkan
onggok kasar ke dalam mesin glinder. Onggok yang sudah halus dan
keluar dari
mesin glinder dimasukkan ke dalam karung dan disimpan bersama
bahan baku
lain yang akan digunakan.
2 Penimbangan Bahan Baku Semua bahan baku dikumpulkan kemudian
ditimbang satu per satu
menggunakan timbangan berkapasitas 300 kg. Penimbangan
disesuaikan dengan
formula yang telah ditentukan.
3 Pencampuran Bahan Baku Tahapan proses produksi berikutnya
adalah pencampuran bahan baku
kedalam mixer. Pencampuran bahan baku dimulai dengan memasukkan
bahan
baku onggok, dedak, menir kedelai, kopra, sawit, kapur domestik,
garam, urea,
dan molases. Proses dilakukan 20 menit sampai bahan baku
tercampur rata lalu
dikeluarkan melalui hopper peggeluaran.
4 Pengemasan Tahapan terakhir dalam proses produksi adalah
pengemasan konsentrat.
Setelah dikeluarkan melalui hopper pengeluaran, konsentrat
dimasukkan ke dalam
karung lalu ditimbang dengan berat 40 kg per karung dan diikat
menggunkan tali
rafiah. Setelah proses pengemasan selesai, konsentrat akan
disimpan sebagai
persediaan pakan sapi esok hari maupun untuk dipasarkan. Proses
penimbangan
dan pengemasan konsentrat disajikan pada Lampiran 3 Gambar 8 dan
9.
c Subsistem Pemasaran
Pengadaan unit feedmill bertujuan memenuhi kebutuhan pakan
sendiri di PT
Prisma Mahesa Unggul. Selain itu, PT Prisma Mahesa Unggul
memasarkan
produk konsentrat ke beberapa perusahaan lainnya. Biasanya
perusahaan tersebut
merupakan pelanggan tetap yang datang setiap bulannya. Harga
jual konsentrat
sebesar 2 000 per kg. Pengiriman menggunakan mobil pribadi
pelanggan yang
datang langsung ke lokasi. Adapun proses pembayaran melalui
sistem cash dan
transfer.
3.4.4 Hijauan Makanan Ternak
Hijaun makanan ternak merupakan salah satu pakan yang diberikan
pada
sapi setelah konsentrat. PT Prisma Mahesa Unggul memiliki Divisi
HMT, yang
mempunyai tugas dan fungsi mengelola, mengemas (packaging)
dan
-
17
mendistribusikan. Kegiatan divisi HMT meliputi penanaman,
pemeliharaan,
panen, chopping (pemotongan) dan distribusi ke kandang. Sebagai
penunjang
aktivitas divisi ini maka perusahan menyediakan satu unit alat
produksi berupa
kendaraan angkut mobil box untuk alat transportasi pada divisi
HMT.
a Subsistem Input
1 Pengadaan Bahan Baku Pengadaan bahan baku hijauan makanan
ternak pada PT Prisma Mahesa
Unggul terdiri dari hijauan basah dan hijauan kering. Hijauan
basah merupakan
rumput gajah diambil dari lahan hijauan milik perusahaan yang
berada di sekitar
area peternakan. Sedangkan hijauan kering berupa jerami padi
yang diambil dari
pesawahan di daerah sekitar peternakan. Setiap harinya pekerja
divisi hijauan
kering mendapat ongkos jalan sebesar 150 000 yang digunakan
untuk solar,
makan, maupun pembayaran jerami.
2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengadaan
hijauan basah adalah
sabit, golok, dan mobil pick up sedangkan, untuk pengadaan
hijauan kering
peralatan yang digunakan yaitu tali yang terbuat dari karung,
golok dan truk yang
digunakan sebagai pengangkut hijauan kering ke kandang.
3 Tenaga Kerja Unit Hijauan Makanan Ternak (HMT) PT Prisma
Mahesa Unggul memiliki
9 orang tenaga kerja dimana 2 orang sebagai supir. Semua pekerja
merupakan
laki-laki yang memiliki keterampilan dan kondisi fisik baik.
Hari kerja
dijadwalkan setiap hari dalam satu bulan terdapat 4 hari libur
yang di tetapkan
pada hari Jumat. Selain itu terdapat tenaga kerja harian lepas
yang bekerja pada
hijauan basah dengan jumlah 10 orang yang semuannya adalah
ibu-ibu, yang
bekerja dari pukul 07:00WIB-12:00WIB.
4 Proses Produksi Proses produksi HMT PT Prisma Mahesa Unggul
hanya terdiri dari proses
pengaritan dan pengemasan. Hijauan yang sudah diambil diikat
menggunakan tali
yang terbuat dari karung dan langsung diserahkan ke bagian
kandang. Adapun
proses pencacahan dilakukan langsung oleh anak kandang pada saat
pemberian
pakan hijauan.
.
Gambar 3 Lahan Hijauan Makanan Ternak
Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul 2013
-
18
Luas hijauan PT Prisma Mahesa Unggul mencapai 10 hektar
sehingga
mencukupi kebutuhan jumlah ternak. Lahan hijauan semuanya
ditanami oleh
rumput gajah.
3.5 Deskripsi Keuangan Perusahaan
Sumber keuangan PT Prisma Mahesa Unggul berasal dari dana
pemilik
berbentuk saham dan diatur oleh kantor pusat yang berada di
Jakarta Utara dan
dikelola oleh bagian keuangan yang bertugas mengatur semua
penerimaan dan
pengeluaran perusahaan, mencatat data keuangan dan menyusun
laporan
keuangan. Bagian keuangan ditangani oleh satu orang manajer dan
satu orang staf
administrasi.
Sistem keuangan PT Prisma Mahesa Unggul membuat laporan
dengan
teknik komputerisasi dan dilaporkan ke pemilik dan penanggung
jawab
perusahaan pada saat rapat pertemuan yang diadakan setiap
pemilik datang ke
perusahaan untuk membahas dan mengevaluasi perkembangan
perusahaan.
Sumber pemasukan utama berasal dari penjualan sapi potong kurang
lebih
85 persen. Penambahan pemasukan berasal dari penjualan pakan
konsentrat.
Sedangkan biaya yang dikeluarkan berupa biaya variabel dan biaya
tetap.
3.6 Deskripsi Sumberdaya Perusahaan
3.6.1 Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor penting yang
berpengaruh dalam keberhasilan usaha. PT Prisma Mahesa Unggul
membagi
tenaga kerjanya menjadi dua jenis yaitu tenaga kerja kantor staf
dan tenaga kerja
operasional. Tenaga kerja operasional adalah tenaga kerja yang
bekerja secara
langsung menangani proses produksi. Penggajian yang dilakukan di
PT Prisma
Mahesa Unggul terhadap staf dan tenaga kerja operasional sama
yaitu dengan
penggajian per bulan. Pada PT Prisma Mahesa Unggul karyawan dan
staf
merupakan lulusan SLTA-S1, sedangkan untuk peternak merupakan
lulusan SD-
SLTA. Karyawan PT Prisma Mahesa Unggul berjumlah 47 orang, dapat
disajikan
pada Tabel 5.
-
19
Tabel 5 Jumlah karyawan PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013
No Jabatan Jumlah
Karyawan
(Orang)
Pendidikan Usia
(Tahun)
Jenis
Kelamin
Lama Bekerja
(Tahun)
1 Manager
Farm /
Direktur
1 S1 30 L 3
2 Fattening 18 SD 28 L 2.5
3 Feedmill 5 SD-SLTA 35 L 1
4 Lingkungan 4 SD 50 L 1
6 Keuangan 1 S1 50 L 3
7 Administrasi 1 S1 25 P 1
8 Umum 2 SLTA 30 L 1.5
9 Security 7 SLTA 40 L 2
10 Sopir 3 SMP 50 L 1
11 OB 4 SMP 25 L 2.5
12 Teknisi 1 SLTA 27 L 1.5
Total 47
Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013
Total seluruh karyawan PT Prisma Mahesa Unggul berjumlah 47
orang.
Terdapat tiga jenis pekerja yang terdapat pada PT Prisma Mahesa
Unggul yaitu :
1 Pekerja Harian : Pekerja ini bekerja setiap hari, hari Senin
hingga Minggu dan mendapatkan jatah satu hari libur yang dilakukan
secara bergiliran
untuk pekerja bagian kandang, sedangkan untuk pekerja bagian
lingkungan,
umum, dan feedmill ditetapkan libur pada hari Jumat, pekerjaan
dimulai
pukul 07:00 sampai dengan pukul 12:00 WIB, istirahat pukul 12:00
sampai
dengan pukul 13:00 WIB, kemudian dilanjutkan pukul 13:00 sampai
dengan
pukul 16:00 WIB. Setiap pagi hari pukul 07:00 WIB para
pekerja
melakukan absensi time card begitu pun ketika istirahat pada
pukul 12:00
WIB hingga setelah selesai bekerja pada pukul 16:00 WIB.
2 Pekerja Borongan : Pekerja borongan merupakan pekerja yang
bekerja di perusahaan dengan jam kerja tidak menentu tergantung
dari kebutuhan
perusahaan dan tidak memiliki sistem absensi. Jenis pekerja ini
terdapat
pada pekerja bogkar muat bahan pakan.
3 Pekerja Harian Lepas : Pekerja ini bekerja setiap hari, hari
Senin hingga Minggu dan mendapatkan jatah satu hari libur yaitu
hari Jumat. Pekerjaan
dimulai pukul 07:00 sampai dengan pukul 12:00. Jenis pekerjaan
ini
terdapat pada Divisi HMT.
Jam kerja karyawan yang dimulai pukul 07:00 WIB-12:00 WIB
dipergunakan secara efektif oleh karyawan, hanya saja ada
beberapa divisi yang
menyelesaikan pekerjaan lebih awal sebelum jam 12:00 WIB tetapi
perusahaan
selalu menekankan disiplin waktu sehingga apabila pekerjaan
sudah selesai
sebelum pukul 12:00 WIB, maka karyawan tidak boleh meninggalkan
perusahaan
untuk istirahat.
Sistem pembayaran gaji disesuaikan pada jenis pekerja yang ada
yaitu
pekerja harian, pekerja borongan, dan pekerja harian lepas.
Berikut adalah sistem
gaji yang ditetapkan oleh PT Prisma Mahesa Unggul :
-
20
1 Manager dan staf : Pihak manager dan staf menerima gaji setiap
bulan dengan ketentuan dari perusahaan.
2 Divisi Feedmill : Sistem pemberian gaji pada divisi Feedmill
dilakukan setiap sebulan sekali.
3 Divisi HMT : Pekerja divisi HMT menerima gaji dengan sistem
bulanan. 4 Pekerja Harian : Pekerja harian menerima gaji setiap
satu bulan sekali,
dengan upah UMR Kabupaten-Bogor 30 000 hari.
5 Pekerja Borongan : Pekerja borongan menerima upah saat pekerja
selesai melakukan pekerjaannya, dengan jumlah yang tidak menentu,
biasanya 100
000 per kelompok.
6 Pekerja Harian Lepas : Pekerja harian lepas divisi HMT
menerima gaji setiap 2 minggu sekali dengan jumlah upah 15 000 per
hari.
7 Unsur : Unsur merupakan perwakilan tokoh masyarakat sekitar
yang terdiri dari pegawai dinas dan keamanan mendapat upah bulanan
dari perusahaan
sebesar 100 000 sampai 500 000
PT Prisma Mahesa Unggul menerapkan peraturan yang ketat kepada
semua
karyawannya, sebagai usaha untuk menjaga kedisiplinan dengan
menggunakan
sistem Surat Peringatan (SP) sampai tiga kali teguran kepada
karyawannya.
Perusahaan juga menerapkan sistem pemecatan atau pemutusan
hubungan kerja
(PHK) sebagai upaya hukuman terakhir sesuai dengan peraturan
Kementrian
Tenaga Kerja kepada karyawan yang melanggar peraturan.
Perusahaan
menerapkan sistem bonus dan meningkatkan posisi jabatan untuk
meningkatkan
minat dan prestasi karyawan.
3.6.2 Sumberdaya Fisik
Sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan cukup memadai
untuk
menunjang berbagai kegiatan usaha. Sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh PT
Prisma Mahesa Unggul antara lain kantor, mobil pick up, truk,
mobil box, gudang,
kandang, mess karyawan dan peralatan-peralatan penunjang proses
produksi.
Lampiran 3 Gambar 10 menunjukkan gambar truk milik perusahaan
dan
Lampiran 3 Gambar 11 menunjukkan gambar mess karyawan di
perusahaan.
Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh PT Prisma Mahesa Unggul
sangat membantu
para karyawan dalam melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan
tugas masing-
masing. Berikut ini adalah Tabel 6 berdasarkan bentuk sumberdaya
fisik yang
dimiliki PT Prisma Mahesa Unggul.
-
21
Tabel 6 Sumberdaya fisik kendaraan dan bangunan pada PT Prisma
Mahesa
Unggul tahun 2013
No Uraian Jumlah (unit)
Sumberdaya Fisik Kendaraan
1 Mobil pick up 1
2 Mobil truk 2
3 Mobil box 1
Sumberdaya Fisik Bangunan
1 Kantor 1
2 Kandang 2
3 Gudang 1
4 Mess 4
5 Mushola dan dapur 1
6 Pos satpam 2
7 Kolam air minum sapi 1
Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013
4 ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL
PERUSAHAAN
4.1 Analisis Lingkungan Makro
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kelangsungan
perkembangan
bisnis perusahaan harus diketahui sebagai alat menganalisis
sebagai peluang atau
ancaman sehingga, PT Prisma Mahesa Unggul yang merupakan salah
satu bisnis
dalam peternakan memiliki upaya untuk memanfaatkan peluang
dan
meminimalisasikan ancaman dari hasil analisis lingkungan makro
dan mikro.
Lingkungan makro yang dimaksud antara lain : faktor politik dan
kebijakan
pemerintah, faktor ekonomi, faktor sosial budaya, faktor
teknologi, dan faktor
ekologi.
4.1.1 Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah
Faktor-faktor politik dan kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi
perkembangan saat ini dan waktu yang akan datang sehingga
menjadi peluang
bagi PT Prisma Mahesa Unggul :
1 Pengurangan impor sapi dinilai akan menguntungkan peternak
karena harga sapi potong meningkat dan membuat peternak bergairah
untuk
meningkatkan populasi ternaknya. Permintaan pasar tinggi
terhadap daging
sapi terutama pada hari-hari besar. Pemerintah mengeluarkan
kebijakan
-
22
untuk mengurangi impor sapi bakalan pada tahun 2013 hanya 288
000 ekor
yang akan dibagi habis untuk 24 perusahaan penggemukan, baik
skala besar
maupun kecil. Padahal pada tahun 2009 total impor sapi bakalan
mencapai
765 000 ekor.
2 Kebijakan pemerintah terhadap bisnis peternakan sapi.
Pemerintah memiliki program-program yang menjadikan peluang bagi PT
Prisma Mahesa
Unggul. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan
produksi dan
konsumsi produk peternakan khususnya daging adalah program
swasembada daging nasional tahun 2014 yang merupakan tindak
lanjut dari
program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
yang
dicanangkan pada pertengahan tahun 2005.
3 Kebijakan pemerintahan tentang pelarangan pemotongan betina
produktif merupakan langkah yang efektif untuk menjaga/mengontrol
populasi sapi
dalam negeri. Menekan pemotongan betina produktif dilakukan
dari
berbagai jalur, mulai dari jalur tataniaga sapi potong hingga di
tempat-
tempat pemotongan hewan.
4 Kesepakatan AFTA/NAFTA atau perdagangan bebas. Secara
keseluruhan bisnis ruminansia sudah siap menghadapi perdagangan
bebas.
Faktor pemerintah dan kebijakan politik yang mempengaruhi
perkembangan
perusahaan saat ini bahkan pada waktu yang akan datang sehingga
menjadi
ancaman bagi PT Prisma Mahesa Unggul :
1 Perkembangan pembangunan perumahan dan tempat wisata yang
memerlukan lahan yang cukup luas mengakibatkan PT Prisma Mahesa
Unggul diperkirakan harus mencari lokasi baru untuk melakukan
kegiatan
operasional karena lokasi operasional saat ini termasuk dalam
salah satu
area pengembangan pembangunan Sentul City.
4.1.2 Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang menjadi peluang bagi PT Prisma Mahesa Unggul
:
1 Perbaikan kondisi ekonomi makro. Adanya perbaikan perekonomian
nasional yang diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia
di
tahun 2 000 yang semakin kuat memberikan harapan untuk
berinvestasi dan
berusaha kembali. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang
membaik,
subsektor peternakan yang merupakan pasar industri pakan
nampak
mengalami pemulihan dan pertumbuhan yang cukup signifikan.
2 Trend permintaan produk daging sapi yang cenderung meningkat
yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya tingkat konsumsi
masyarakat
akan produk-produk daging sapi.
3 Industri ruminansia semakin berkembang. Meningkatnya
permintaan masyarakat terhadap produk peternakan dan semakin
membaiknya
perekonomian Indonesia membuat industri ruminansia menjadi
bergairah,
sehingga memberikan peluang bagi berkembangnya industri pakan
ternak.
4 Terdapatnya bahan baku alternatif yang cukup beragam, meskipun
dalam volume yang masih terbatas.
-
23
Faktor ekonomi yang menjadi ancaman bagi PT Prisma Mahesa
Unggul
antara lain :
1 Fluktuasi harga. Fluktuasi harga Seperti halnya produk
pertanian secara umum harga produk peternakan juga sangat
fluktuatif. Penyebab terjadinya
fluktuasi harga produk peternakan adalah karena : pertama,
pertumbuhan
berat badan akan menemui titik optimum, sehingga konversi pakan
akan
semakin meningkat yang akan mengakibatkan tingkat keuntungan
peternak
semakin turun karena meningkatnya biaya pakan; kedua, produk
peternakan
seperti daging sapi tidak dapat disimpan lama. Kedua hal ini
menuntut
peternak harus menjual hasil ternaknya walaupun harga saat itu
murah.
Disisi lain pada waktu-waktu tertentu seperti menghadapi
hari-hari besar
keagamaan harga produk peternakan dapat meningkat tinggi.
2 Tingkat inflasi. Tingkat inflasi akibat tekanan krisis dan
meningkatkan berbagai komoditas terutama pakan berdampak pada semua
sektor usaha
peternakan. Inflasi yang tinggi akan berdampak pada stabilitas
harga yang
tidak menentu. Hal ini akan mengakibatkan peternak kesulitan
membeli
sarana produksi, sehingga mengancam kelangsungan usaha
peternakan.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi di
Januari
2013 mencapai 1.05 persen dan mengalami kenaikan dibandingkan
pada
inflasi Desember 2012 yang mencapai angka 0.34 persen.
Adanya
peningkatan inflasi berdampak pada peningkatan secara umum
produk-
produk, ini mengakibatkan terjadinya peningkatan harga baik
produk
impor maupun produk dalam negeri. Kondisi ini mendorong PT
Prisma
Mahesa Unggul untuk lebih mengefisienkan biaya produksi. Hal
ini
tentunya menjadi suatu permasalahan bagi para peternak karena
penetapan
harga jual yang dihasilkannya semakin rendah, ditambah dampak
dari inflasi
mengakibatkan harga pakan ternak semakin mahal.
4.1.3 Faktor Sosial Budaya
Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang memiliki
karakteristik laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diikuti
dengan laju
pertumbuhan yang pesat. Peningkatan jumlah penduduk saat ini
memberikan
dampak yang besar terhadap peningkatan permintaan (demand)
produk pangan
masyarakat. Selain itu, perkembangan masyarakat saat ini lebih
ke arah yang lebih
maju baik dari segi pendapatan maupun tingkat pengetahuan
masyarakat
mengenai pentingnya nilai gizi pangan. Selain itu, adanya
pemanfaatan daging sapi
untuk hampir semua keperluan perayaan, resepsi atau perhelatan.
Kondisi sosial dan
budaya masyarakat saat ini dapat dijadikan suatu peluang bagi PT
Prisma Mahesa
Unggul untuk memperluas pemasaran dengan terus menggenjot
produksi serta
menjaga kualitas produk yang dihasilkan, guna memasok kebutuhan
daging yang
masih tinggi serta sebagai upaya mendukung dan mensukseskan
peningkatan gizi
masyarakat Indonesia. Di samping potensi sebagai peluang,
perusahaan juga perlu mewaspadai adanya
opini masyarakat akan bahaya kolesterol yang terkandung dalam
daging sapi bagi
kesehatan, sehingga sebagian masyarakat memilih produk
substitusi daging sapi.
Selain itu, adanya isu tentang penyakit yang menyerang ternak
potong seperti
-
24
penyakit sapi gila (mad cow), penyakit mulut dan kuku (PMK), dan
antraks semuanya
dapat menyebabkan keraguan konsumen untuk membeli daging
sapi.
4.1.4 Faktor Teknologi
Teknologi memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi
kerja.
Adanya teknologi mampu memberikan efisiensi pada sisi waktu,
tenaga kerja dan
biaya yang dipergunakan. Pesatnya perkembangan teknologi saat
ini menuntut
sumberdaya manusia yang ahli dalam menguasai perangkat teknologi
tersebut.
Teknologi yang berkembang saat ini dalam mengelola usaha ternak
meliputi
teknologi pengolahan pakan ternak, teknologi budidaya dan
perbanyakan,
teknologi pengolahan kotoran dan teknologi pengelolaan
administrasi dan
informasi. Seperti pada pengolahan pakan sapi terdapat alat
pencampur pakan
basah, kemudian pada budidaya dan perbanyakan terdapat teknologi
Inseminasi
Buatan (IB) dan Embrio Transfer (ET) serta berbagai teknologi
yang memberikan
kemudahan dalam mengelola usaha ternak sapi potong.
Berbagai teknologi yang berkembang dalam mendukung kegiatan
usaha
ternak sapi potong menjadi peluang yang besar untuk mendapatkan
hasil produksi
daging yang maksimal, tentunya diimbangi dengan kemampuan
sumberdaya
manusianya dalam menggunakan dan mengelola teknologi
tersebut.
4.1.5 Faktor Ekologi
Faktor ekologi merupakan faktor yang sangat penting dalam
keberlangsungan suatu usaha. Kondisi alam yang ideal untuk
mendukung
pemeliharaan sapi potong yaitu berada di dearah dataran rendah
(100-500 m)
hingga dataran tinggi (> 500 m). Temperatur ideal disekitar
kandang berkisar 25-
330 C dengan kelembaban 75 persen. Topografi lahan sebaiknya
relatif landai,
diusahakan tidak jauh dari lahan pertanian, kesuburan tanah
cukup untuk
penanaman hijauan, dan tersedia cukup air bersih.
Kondisi kandang miliki PT Prisma Mahesa Unggul sendiri berada di
daerah
yang datar-landai dengan ketinggian 125-500 meter di atas
permukaan laut. Iklim
di sekitar perusahaan memiliki temperatur 10-270 C, dengan curah
hujan 1.500
mm per tahun dan kelembaban berkisar 60-80 persen. Selain itu,
perusahaan
berada tidak jauh dari lahan pertanian dan dekat dengan sumber
air. Kondisi ini
cocok untuk pemeliharaan sapi potong.
4.2 Analisis Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro adalah para pelaku dalam lingkungan yang
langsung
berkaitan dengan perusahaan atau lingkungan yang berasal dari
luar perusahaan
namun sangat mempengaruhi perkembangan suatu usaha. Lingkungan
mikro
yang mempengaruhi industri peternakan sapi potong terdiri dari
pesaing,
pelanggan, pemasok, intensitas persaingan, dan produk
substitusi.
-
25
4.2.1 Pesaing
Pesaing merupakan ancaman bagi kelangsungan perusahaan karena
saling
berkompetisi dalam memenuhi permintaan pasar. PT Prisma Mahesa
Unggul
memiliki kompetisi dalam memproduksi sapi yang berkualitas
dengan para
pesaingnya, seperti PT Lembu Jantan Perkasa yang berlokasi di
Serang, Banten
dengan jumlah populasi sapi sekitar 3 000 ekor. Kegiatan yang
dilakukan yaitu
penggemukan dan pembibitan sapi potong. PT Lembu Jantan Perkasa
sudah
memiliki 5 lokasi penggemukan yang berada di daerah yang
berbeda-beda di
wilayah Indonesia.
Pesaing yang telah diketahui melakukan usaha di bidang
penggemukan sapi
potong di wilayah Jawa Barat diantaranya PT Fortuna Megah
Perkasa yang berada
di Sentul, Bogor dengan jumlah populasi sapi sekitar 1 000-1 500
ekor, PT
Widodo Makmur Perkasa yang berada di daerah Cianjur dengan
jumlah populasi
sapi sekitar 3 500 ekor, dan PT Kariyana Gita Utama yang berada
di Cicurug,
Sukabumi dengan populasi sapi sekitar 800-1 000 ekor. Perusahaan
harus mampu
menerapkan strategi-strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang
ada dalam menghadapi pesaing, selain itu diharapkan PT Prisma
Mahesa Unggul
termotivasi untuk selalu mengembangkan usahanya dan tetap
bertahan di bisnis
sapi potong.
4.2.2 Pelanggan
Pelanggan merupakan pembeli yang melakukan pembelian secara
berulang.
Pelanggan merupakan peluang bagi perusahaan, pelanggan PT Prisma
Mahesa
Unggul berasal dari beberapa wilayah yaitu Jawa Barat dan Banten
apabila
kualitas produk yang dihasilkan memenuhi keinginan pelanggan dan
pelayanan
yang diberikan memuaskan maka pelanggan akan menjadi pembeli
yang loyal.
Penjualan sapi potong biasanya konsumen melakukan pembelian
secara continue
dari PT Prisma Mahesa Unggul.
Penjualan pakan konsentrat yang menjadi pelanggan tetap yaitu
konsumen
yang berasal dari Cibinong, Subang, Ciampea, dan Cianjur yang
datang membeli
satu bulan sekali. Pelanggan yang membeli pakan konsentrat bukan
hanya
pelanggan tetap tetapi para pelanggan yang juga membeli sapi di
PT Prisma
Mahesa Unggul sebagai persediaan pakan untuk sapi yang
dibelinya.
Pembeli dapat menjadi ancaman bagi industri sapi potong melalui
tawar
menawar harga. Pembeli berusaha memaksa produsen menurunkan
harga jual,
tetapi meminta kualitas produk yang lebih tinggi dan pelayanan
yang lebih baik.
Pembeli pada industri sapi potong umumnya adalah pembeli
perantara seperti
pedagang pengumpul dan jagal sapi yang selanjutnya akan menjual
karkas atau
daging sapi ke konsumen akhir. Posisi kelompok pembeli ini
relatif kuat karena
alasan sebagai berikut ini:
1 Produsen yang bergerak dalam penggemukan sapi potong umumnya
menggunakan bangsa sapi Peranakan Ongole (PO) sehingga pembeli
memiliki cukup banyak alternatif bila tidak tercapai kesepakatan
harga
dengan PT Prisma Mahesa Unggul.
-
26
2 Pembeli mudah memperoleh informasi tentang perkembangan harga
sapi potong yang ditawarkan oleh para produsen.
3 Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah relatif
besar dari jumlah yang ditawarkan PT Prisma Mahesa Unggul.
4.2.3 Pemasok
Pemasok memiliki peranan penting bagi perusahaan karena
dalam
menghasilkan produk sapi potong yang berkualitas dibutuhkan
bahan baku yang
berkualitas baik. Pemasok bahan baku sapi bakalan PT Prisma
Mahesa Unggul
merupakan pemasok tetap, tetapi proporsi penggunaan input
berubah pada setiap
periodenya. Pada setiap kali periode produksi dalam satu kandang
pemasok input
yang dipakai akan disesuaikan dengan kebutuhan. Pemasok bahan
baku bagi
perusahaan merupakan pemasok yang telah lama bekerjasama dengan
perusahaan
karena memiliki hubungan yang baik. Sapi bakalan yang digemukkan
dipasok dari
supplier yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bahan baku konsentrat dipasok dari beberapa wilayah seperti
Lampung,
Jonggol, Cirebon, Cibinong, dan Serang. Bahan baku yang dipasok
ke perusahaan
harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan PT Prisma Mahesa
Unggul, seperti
kualitas bahan baku, kualitas nutrisinya, dan kebutuhan bahan
baku. Sebelum
bahan baku datang dilakukan penyeleksian bahan baku agar bahan
baku yang
akan diproduksi mampu menghasilkan konsentrat yang memiliki
kualitas baik. PT
Prisma Mahesa unggul memiliki kontrak atau kerjasama yang
terikat dengan
pihak pemasok agar bahan baku terjamin secara kontinuitas.
Pemasok sapi bakalan merupakan ancaman bagi perusahaan, dalam
bentuk
kekuatan tawar menawar para pemasok dengan cara menaikkan harga
sapi atau
menurunkan kualitas sapi bakalan. Hal ini berpengaruh besar pada
perusahaan penggemukan karena harga dan kualitas sapi bakalan
sangat menentukan keuntungan
yang akan dicapai. Posisi pemasok PT Prisma Mahesa Unggul cukup
kuat karena
hanya terdapat sedikit pemasok yang mengakibatkan perusahaan
tergantung
kepada pemasok tersebut dan tidak memiliki pilihan alternatif
lain.
4.2.4 Intensitas Persaingan
Aspek persaingan merupakan hal penting dalam menganalisis
strategi bisnis
sapi potong. Perusahaan pendatang baru terutama yang tergolong
skala menengah
dan besar dapat merupakan ancaman bagi perusahaan yang sudah
beroperasi.
Ancaman tersebut berbentuk perebutan pangsa pasar yang dapat
mempengaruhi
kestabilan harga. Besar kecilnya ancaman dari masuknya pendatang
baru itu
tergantung pada barrier to entry yang ada dan reaksi dari para
anggota industri
sapi potong yang telah mapan. Saat ini, pendatang baru semakin
banyak karena
iklim usaha yang kondusif. Pendatang baru masuk ke dalam
industri dengan skala
yang beragam (kecil, menengah, besar).
Persaingan antar perusahaan dalam industri sapi potong akan
saling
mempengaruhi perusahaan yang ada dalam industri tersebut. Jumlah
perusahaan
penggemukan sapi potong yang ada di wilayah Bogor dan sekitarnya
sudah
-
27
terdapat 4 perusahaan yang diketahui menjadi pesaing PT Prisma
Mahesa Unggul
yaitu PT Fortuna Megah Perkasa, PT Kariyana Gita Utama, dan PT
Lembu Jantan
Perkasa, dan RPH Rumpin 99. Jika dilihat dari jumlah populasi
dan jumlah
penjualan setiap harinya, maka intensitas persaingan antara PT
Prisma Mahesa
Unggul dengan keempat perusahaan ini terbilang tinggi. Pesaing
terdekat PT
Prisma Mahesa Unggul yaitu PT Fortuna Megah Perkasa dengan
kapasitas
produksi sekitar 850 ekor per tahun. Jumlah ini belum termasuk
peternakan rakyat
yang berproduksi dalam skala kecil. Persaingan dalam industri
sapi potong dapat
berbentuk usaha untuk mendapatkan pembeli dan dalam pelayanan.
Semakin
banyaknya permintaan sapi potong di Indonesia, maka semakin
besar pula
peluang usaha di bidang ternak sapi potong yang menggerakkan
para pengusaha
dan perusahaan untuk berusaha di bidang ini. Hingga saat ini
tidak sedikit
perusahaan peternakan yang bergerak di bidang penggemukan sapi
potong, yang
menghasilkan perputaran keuangan lebih cepat dari pada usaha di
bidang
pembibitan sapi potong.
4.2.5 Produk Substitusi
Daging sapi memiliki banyak produk substitusi seperti daging
ayam, daging
babi, dan daging kambing. Daging ayam merupakan pilihan utama
konsumen
dalam usaha memenuhi kebutuhan akan protein hewani karena harga
daging ayam
yang lebih murah jika dibandingkan dengan daging sapi. Hal
tersebut di
karenakan persediaan produk substitusi di pasaran yang melimpah,
sehingga
membuat konsumen beralih memilih produk substitusi dibanding
daging sapi,
khususnya pada saat harga daging sapi melonjak.
4.3 Analisis Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor-faktor strategi yang paling
penting bagi
keberhasilan dan keberlanjutan suatu usaha. Faktor internal juga
merupakan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat menjadi
kekuatan dalam
menghadapi persaingan dan dapat menjadi kelemahan apabila
sumberdaya
tersebut tidak dikelola dengan baik. Analisis faktor internal
lebih menekankan
pada analisis perusahaan dalam menilai kekuatan dan kelemhan
dari tiap-tiap
faktor. Faktor-faktor tersebut adalah Manajemen, Produksi,
Pemasaran,
Sumberdaya Manusia dan Keuangan.
4.3.1 Aspek Manajemen
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumberdaya untuk mencapai
sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang
ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. (Ricky W
Griffin)
-
28
Planning : Perencanaan adalah suatu proses mengembangkan
tujuan-tujuan
perusahaan serta memilih serangkaian tindakan untuk mencapai
tujuan-tujuan
tersebut. PT Prisma Mahesa Unggul memiliki perencanaan jangka
panjang yang
jelas. Perencanaan perusahaan mencakup perencanaan di tingkat
korporat yang
menetapkan Visi, Misi, dan Tujuan perusahaan, hal ini membuat
perusahaan
mempunyai arah yang jelas dalam menentukan bisnis yang dimasuki
dalam
industri bersaing. Rencana korporat diterjemahkan menjadi tujuan
dan strategi
yang lebih spesifik untuk masing-masing unit bisnis di tingkat
divisi serta
perencanaan tingkat fungsional yang melakukan implementasi
rencana strategi
perusahaan yang dibuat pada level korporat dan level unit
bisnis.
Organizing : Pengorganisasian adalah suatu proses karyawan
dan
pekerjaannya dihubungkan satu sama lain untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Pengorganisasian di PT Prisma Mahesa Unggul mencakup adanya
pembagian
tugas antara divisi yang terarah, struktur organisasi yang
dimiliki perusahaan
bersifat hirarki dari atas ke bawah. Tugas yang dijalankan oleh
staf dan karyawan
merupakan kebijakan yang telah ditentukan komisaris. Karyawan
tidak bisa
menciptakan kebijakan apabila tidak mendapat persetujuan dari
komisaris.
Koordinasi antar staf dan karyawan di PT Prisma Mahesa Unggul
kurang berjalan
dengan baik hal ini dapat dilihat dari adanya dualisme
(manajemen kandang)
dalam menentukan tugas operasional.
Actuating : Proses memotivasi karyawan agar mereka dapat
membantu
secara rela hati dan harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan
(disebut juga
pengarahan dan pelaksanaan). Gaya kepimpinan yang bersifat
otoriter mampu
mempengaruhi karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai keinginan
pempimpin,
tetapi disisi lain, hal tersebut tidak memotivasi karyawan untuk
bekerja secara
suka rela atau senang hati dalam membantu perusahaan mencapai
tujuannya.
Controlling : Pengendalian adalah suatu proses memastikan adanya
kinerja
yang efisien untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Perusahaan
memiliki
Standar Operasional Kerja yang baik. Pengendalian dilakukan
dengan
mengevaluasi kinerja dan melakukan perbaikan.
4.3.2 Aspek Produksi
Aspek produksi sangat menentukan apakah hasil yang didapat
selama proses
produksi berjalan dengan baik dan menghasilkan produk yang
mempunyai
kualitas yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan.
Pada aspek
produksi perusahaan menetapkan standar operasional yang ketat,
tujuannya agar
karyawan bekerja dengan maksimal dan memiliki rasa tanggung
jawab sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal.
Proses produksi PT Prisma Mahesa Ungggul meliputi persiapan
kandang,
pengadaan bakalan, penimbangan, pemasangan eartag, dan memberi
obat cacing.
Seleksi bakalan heifer yang memiliki alat reproduksi yang baik,
pemeliharaan,
pemberian pakan, dan pemberian vitamin. Pemeliharaan sapi yang
sakit langsung
ditangani oleh kepala kandang dan beberapa penyakit ditangani
langsung oleh
petugas Dinas Peternakan dengan penyuntikan sapi.
Pengaturan penataan persediaan bahan baku dan hasil konsentrat
digudang
PT Prisma Mahesa Unggul tidak menggunakan sistem manajemen stok
FIFO
-
29
(first in first out) hal ini menyebabkan banyak bahan baku yang
tertimbun
dipaling bawah menjadi rusak.
4.3.3 Aspek Pemasaran
PT Prisma Mahesa Unggul menerapkan 4 strategi pemasaran yaitu
produk,
harga, tempat, dan promosi :
1 Produk : Produk yang dihasilkan berupa sapi siap potong dan
sapi bakalan. Selain itu perusahaan juga memproduksi konsentrat dan
hijauan. Proses
produksi tersebut dilakukan di perusahaan. Limbah dari kotoran
sapi tidak
diproduksi hanya digunakan untuk memupuk rumput gajah,
buah-buahan,
dan tanaman disekitar perusahaan. PT Prisma Mahesa unggul
pernah
mengolah limbah menjadi pupuk kandang, tapi proses produksi
dihentikan
sekitar tiga bulan lalu.
2 Harga : Penentuan harga ditentukaan oleh kantor pusat dengan
memperhitungkan biaya produksi yang dikeluarkan dan
menyesuaikan
harga jual dengan harga yang berlaku di pasaran. Harga jual
hidup sapi di
PT Prisma Mahesa Unggul 38 000 per kg.
3 Tempat : Lokasi perusahaan yang beralamat di Kampung Gelewer
RT03/04 Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Gunung
Pancar,
Kabupaten Bogor merupakan lokasi feedlot. Perusahaan berada pada
lokasi
yang strategis karena lokasi tidak jauh dari tol Sentul dan
Jagorawi. Hal ini
memudahkan pembeli dan pemasok untuk menjangkau lokasi
perusahaan.
Penjualan dilakukan ditempat. Pembeli yang akan membeli produk
datang
langsung ke kandang dan akan mendapat informasi yang akan
disosialisasikan oleh kepala kandang yang bertugas di
lapangan.
4 Promosi : Promosi yang dilakukan cenderung pasif contohnya
perusahaan jarang melakukan partisipasi dalam kegiatan pameran, dan
website
perusahaan tidak berjalan secara optimal. Perusahaan juga tidak
memiliki
papan nama yang berisi nama perusahaan yang dipasang di pos
satpam.
Adapun perusahaan melakukan promosi dengan cara personal
selling,
meskipun promosi yang dilakukan kurang perusahaan mempunyai
banyak
pelanggan yang percaya akan kualitas produk yang diberikan. PT
Prisma
Mahesa Unggul memiliki jaringan/networking yang luas dengan
pihak-
pihak yang berhubungan dengan kegiatan operasional
perusahaan.
4.3.4 Aspek Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan berasal dari
berbagai daerah
dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Sebagian besar
tenaga kerja
berasal dari daerah sekitar perusahaan. Hal tersebut sejalan
dengan tujuan
perusahaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui
perekrutan
tenaga kerja. Perusahaan tidak menetapkan persyaratan khusus
dalam melakukan
rekrutmen tenaga kerja. Selain itu, rata-rata latar belakang
pendidikan tenaga
kerja PT Prisma Mahesa Unggul yaitu SLTA, SLTP, dan lulusan SD.
Pendidikan
staf lebih tinggi dari karyawan yaitu memiliki latar belakang
pendidikan S1.
-
30
PT Prisma Mahesa Unggul memiliki sumberdaya yang cukup
berpengalaman dibidangnya masing-masing dari setiap tingkatan
manajemennya.
Pengalaman tersebut dap