PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN
NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang:
a.bahwatempatkhususparkiryangdisediakan,dimiliki,
dan/ataudikelolaolehPemerintahDaerahmerupakan
tempatparkirdiluarruangmilikjalanyangdibuat
khususatausebagaipenunjangkegiatandiselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan perparkiran di
daerah;b.bahwaberdasarkanPasal132hurufeUndang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah,penyediaantempatkhususparkirdikategorikan sebagai salah satu
jenis retribusi jasa
usaha;c.bahwaberdasarkanPasal156ayat(1)Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi
ditetapkan dengan Peraturan Daerah; d.bahwa berdasarkan
pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalamhurufa,hurufb,danhurufcperlumenetapkan
PeraturanDaerahtentangRetribusiTempatKhusus Parkir;
Mengingat:1.Pasal18ayat(6)Undang-UndangDasarNegaraRepublik
Indonesia Tahun 1945; 2.Undang-UndangNomor15Tahun1950tentang
PembentukanDaerahKabupatendalamLingkungan
DaerahIstimewaYogyakarta(BeritaNegaraRepublik Indonesia Tahun 1950
Nomor 44); 2 3.Undang-UndangNomor32Tahun2004tentang
PemerintahanDaerah(LembaranNegaraRepublik
IndonesiaTahun2004Nomor125,TambahanLembaran
NegaraRepublikIndonesiaNomor4437)sebagaimana
telahdiubahterakhirdenganUndang-UndangNomor12
Tahun2008tentangPerubahanKeduaAtasUndang-UndangNomor32Tahun2004tentangPemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor59,TambahanLembaranNegaraRepublik Indonesia Nomor 4844);
4.Undang-UndangNomor22Tahun2009tentangLalu
LintasdanAngkutanJalan(LembaranNegaraRepublik
IndonesiaTahun2009Nomor96,TambahanLembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5052); 5.Undang-UndangNomor28Tahun2009tentangPajak
DaerahdanRetribusiDaerah(LembaranNegaraRepublik
IndonesiaTahun2009Nomor130,TambahanLembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5049); 6.PeraturanPemerintahNomor32Tahun1950tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang 1950 Nomor
12,13,14,dan15dariHalPembentukanDaerah-daerah
KabupatendiJawaTimur/Tengah/BaratdanDaerah
IstimewaYogyakarta(BeritaNegaraRepublikIndonesia Tahun 1950 Nomor
59); 7.PeraturanDaerahKabupatenSlemanNomor16Tahun
2001tentangPengelolaanPerparkiran(LembaranDaerah Kabupaten Sleman
Tahun 2001 Nomor 8 Seri B);
8.PeraturanDaerahKabupatenSlemanNomor1Tahun
2005tentangPenyidikPegawaiNegeriSipilPemerintah KabupatenSleman
(Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2005 Nomor 2 Seri D);
9.PeraturanDaerahKabupatenSlemanNomor8Tahun
2008tentangUrusanPemerintahanyangMenjadi
KewenanganPemerintahKabupatenSleman(Lembaran Daerah Kabupaten
Sleman Tahun 2008 Nomor 3 Seri E); 3 Dengan Persetujuan
BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMANdan BUPATI
SLEMAN MEMUTUSKAN: Menetapkan
:PERATURANDAERAHTENTANGRETRIBUSITEMPAT KHUSUS PARKIR. BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud
dengan: 1.Daerah adalah Kabupaten Sleman.
2.PemerintahDaerahadalahBupatidanPerangkatDaerahsebagaiunsur
penyelenggara pemerintahan daerah.3.Bupati adalah Bupati Sleman.
4.Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam
penyelenggaraan
pemerintahandaerahyangterdiridariSekretariatDaerah,Sekretariat
DewanPerwakilanRakyatDaerah,DinasDaerah,LembagaTeknis Daerah, dan
Kecamatan.
5.Retribusitempatkhususparkir,yangselanjutnyadisebutretribusi,
adalahpungutanyangdikenakankepadaorangpribadiataubadanyang
mempergunakanpenyediaantempatkhususparkiryangdisediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. 6.Tempat khusus parkir
adalah tempat parkir di luar ruang milik jalan yang
berupausahakhususparkiratauusahapenunjangpokokusahayang disediakan,
dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.7.Parkir adalah
keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara.8.Kendaraanadalahsuatusaranaangkutdijalanyangterdiriatas
kendaraan bermotor dan kendaraan tidak
bermotor.9.Kendaraanbermotoradalahsetiapkendaraanyangdigerakanoleh
peralatanmekanikberupamesinselainkendaraanyangberjalandiatas rel. 4
10.Kendaraantidakbermotoradalahsetiapkendaraanyangdigerakanoleh
tenaga manusia dan/atau
hewan.11.Retribusijasausahaadalahretribusiatasjasayangdisediakanoleh
PemerintahDaerahdenganmenganutprinsipdidasarkanpadatujuan untuk
memperoleh keuntungan yang
layak.12.SuratKetetapanRetribusiDaerah,yangselanjutnyadisingkatSKRD,
adalahsuratketetapanretribusiyangmenentukanbesarnyajumlah pokok
retribusi yang terutang. 13.Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih
Bayar, yang selanjutnya disingkat
SKRDLB,adalahsuratketetapanretribusiyangmenentukanjumlah kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar
daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
14.Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD,
adalah
suratuntukmelakukantagihanretribusidan/atausanksiadministrasi
berupa bunga dan/atau denda.
15.Pemeriksaanadalahserangkaiankegiatanmenghimpundanmengolah
data,keterangan,dan/ataubuktiyangdilaksanakansecaraobjektifdan
profesionalberdasarkansuatustandarpemeriksaanuntukmenguji
kepatuhanpemenuhankewajibanretribusidan/atauuntuktujuanlain
dalamrangkamelaksanakanketentuanperaturanperundang-undangan yang
berlaku.
16.Pejabatadalahpegawaiyangdiberitugastertentudibidangretribusi
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
17.Badanadalahsekumpulanorangdan/ataumodalyangmerupakan
kesatuan,baikyangmelakukanusahamaupunyangtidakmelakukan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya,badanusahamiliknegara(BUMN),ataubadanusahamilik
daerah(BUMD)dengannamadandalambentukapapun,firma,kongsi,
koperasi,danapensiun,persekutuan,perkumpulan,yayasan,organisasi
massa,organisasisosialpolitik,atauorganisasilainnya,lembagadan
bentukbadanlainnyatermasukkontrakinvestasikolektifdanbentuk usaha
tetap.
18.PenyidikanadalahserangkaiantindakanyangdilakukanolehPenyidik
untukmencarisertamengumpulkanbuktiyangdenganbuktiitu
membuatterangtindakpidanadibidangretribusiyangterjadiserta
menemukan tersangkanya.
19.Eventadalahadanyasuatukegiatandilokasitempatkhususparkir
antaralain,pertandingan,pertunjukan,pameran,danpertemuanyang
bersifatinsidental(terjadiataudilakukanpadakesempatanatauwaktu
tertentu yang tidak secara tetap atau rutin). 5 BAB IIKETENTUAN
RETRIBUSI Bagian Kesatu Nama, Objek, Subjek, dan Wajib Retribusi
Pasal 2
Dengannamaretribusitempatkhususparkirdipungutretribusiatassetiap
pelayanan tempat yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah. Pasal
3(1)Objekretribusiadalahpelayanantempatkhususparkiryangdisediakan,
dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(2)Tempatkhususparkirsebagaimanadimaksudayat(1)meliputitempat
parkir di: a.tempat rekreasi dan objek wisata, dan fasilitas
olahraga;b.area pasar;c.gedung parkir atau lahan parkir;d.tempat
parkir lainnya yang ditetapkan oleh
Bupati.(3)DikecualikandariobjekRetribusisebagaimanadimaksudpadaayat(1)
adalaha.pelayanan tempat parkir yang disediakan, dimiliki, dan/atau
dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak
swasta;b.penyelenggaraantempatparkirpadakantorpelayananPemerintah
DaerahkecualipadakantorpelayananPemerintahDaerahyang ditetapkan
oleh Bupati sebagai objek retribusi; c.kendaraan tidak bermotor.
Pasal 4Subjekretribusiadalahorangpribadiataubadanyangmenggunakan/
menikmatipelayanantempatkhususparkiryangdisediakan,dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. 6 Pasal
5Wajibretribusiadalahorangpribadiataubadanyangmenggunakan/
menikmatipelayanantempatkhususparkiryangdisediakan,dimiliki,
dan/ataudikelolaolehPemerintahDaerahdandiwajibkanmelakukan
pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi.
Bagian Kedua Golongan Retribusi Pasal 6Retribusi tempat khusus
parkir termasuk golongan retribusi jasa usaha. Bagian Ketiga Cara
Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 7Tingkat penggunaan jasa
tempat khusus parkir diukur berdasarkan pada: a.frekuensi
penggunaan tempat parkir; dan b.koefisien jenis kendaraan. Bagian
Keempat Prinsip yang Dianut dalam Penetapan Struktur dan Besarnya
Tarif Pasal
8Prinsippenetapantarifretribusididasarkanpadatujuanuntukmemperoleh
keuntungan yang layak. Bagian Kelima Struktur dan Besaran Tarif
Retribusi Pasal 9
TarifretribusisebagaimanatercantumdalamLampiranyangmerupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 7 Bagian Keenam
Peninjauan Kembali Tarif Retribusi Pasal 10 (1)Tarif retribusi
ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali. (2) Peninjauan
tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian. (3)
PenetapantarifRetribusisebagaimanadimaksudpadaayat(2)diatur dengan
Peraturan Bupati. Bagian Ketujuh Wilayah Pemungutan Pasal 11
Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah.Bagian Kedelapan
Tata Cara Pemungutan, Tempat Pembayaran dan Tata Cara
Pembayaran,Angsuran dan Penundaan Pembayaran Paragraf 1 Tata Cara
Pemungutan Pasal
12(1)RetribusidipungutdenganmenggunakanSKRDataudokumenlainyang
dipersamakan.
(2)Dokumenlainyangdipersamakansebagaimanadimaksudpadaayat(1) dapat
berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.
(3)Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacarapelaksanaanpemungutan
retribusi diatur dengan Peraturan Bupati. Paragraf 2 Tempat
Pembayaran 8 Pasal13
(1)Pembayaranretribusidilakukandikasdaerahatauditempatlainyang
ditunjuk Bupati sesuai waktu yang ditentukan.
(2)Dalamhalpembayarandilakukanditempatlainyangditunjuk,maka
hasilpenerimaanretribusidaerahharusdisetorkekasdaerahpaling lambat
1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati. Paragraf 3
Tata Cara Pembayaran Retribusi, Angsuran dan Penundaan Pembayaran
Pasal 14 (1)Pembayaran retribusi harus dilakukan secara
tunai/lunas.
(2)Bupatiataupejabatdapatmemberiizinkepadawajibretribusiuntuk
mengangsurretribusiterutangdalamjangkawaktutertentudengan alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3)Bupatiataupejabatdapatmengizinkanwajibretribusiuntukmenunda
pembayaran retribusi sampai batas waktu yang ditentukan dengan
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(4)Dalamhalwajibretribusitertentutidakmembayartepatpadawaktunya
ataukurangmembayar,dikenakansanksiadministratifberupabunga
sebesar2%(duapersen)setiapbulandariretribusiyangterutangyang tidak
atau kurang
dibayar.(5)Ketentuanlebihlanjutmengenaipenentuanpembayaran,tempat
pembayaran,angsuran,danpenundaanpembayarandiaturdengan Peraturan
Bupati. Pasal 15
(1)PembayaranretribusisebagaimanadimaksuddalamPasal14ayat(1)
diberikan tanda bukti pembayaran yang sah. (2)Setiap pembayaran
dicatat di buku penerimaan. 9 Bagian Kesembilan Tata Cara Penagihan
RetribusiPasal 16
(1)Retribusiyangtidakataukurangdibayarditagihdenganmenggunakan
STRD. (2)Penagihanretribusiterutangsebagaimanadimaksudpadaayat(1)
didahului dengan surat teguran. (3)Pengeluaran surat teguran
sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan
retribusidikeluarkansetelah7(tujuh)harisejakjatuhtempo pembayaran.
(4)Dalamjangkawaktu7(tujuh)harisetelahtanggalsuratteguran,wajib
retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.
(5)Suratteguransebagaimanadimaksudpadaayat(2)dikeluarkanoleh
pejabat.
(6)Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacarapenagihandanpenerbitan surat
teguran diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kesepuluh
KeberatanPasal 17
(1)WajibretribusidapatmengajukankeberatankepadaBupatiataupejabat
yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2)KeberatandiajukansecaratertulisdalambahasaIndonesiadengan
disertai alasan-alasan jelas. (3)Keberatan harus diajukan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
sejaktanggalSKRDditerbitkan,kecualiapabilawajibretribusidapat
menunjukkanbahwajangkawaktuitutidakdapatdipenuhikarena keadaan di
luar kekuasaannya.
(4)Pengajuankeberatantidakmenundakewajibanmembayarretribusidan
pelaksanaan penagihan retribusi. 10 Pasal 18
(1)Bupatidalamjangkawaktupalinglama6(enam)bulansejaktanggal Surat
Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang
diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2)Ketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)untukmemberikan
kepastianhukumbagiwajibretribusi,bahwakeberatanyangdiajukan harus
diberi keputusan oleh Bupati.
(3)KeputusanBupatiataskeberatandapatberupamenerimaseluruhnya atau
sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang.
(4)Apabilajangkawaktusebagaimanadimaksudpadaayat(1)telahlewat
danBupatitidakmemberisuatukeputusan,keberatanyangdiajukan tersebut
dianggap dikabulkan. Pasal 19
(1)Jikapengajuankeberatandikabulkansebagianatauseluruhnya,
kelebihanpembayaranretribusidikembalikandenganditambahimbalan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas)
bulan. (2)Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB. Bagian
Kesebelas Tata Cara Pembetulan, Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi serta Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan
RetribusiPasal 20
(1)WajibretribusidapatmengajukanpermohonanpembetulanSKRDdan
STRDyangdalampenerbitannyaterdapatkesalahantulis,kesalahan
hitungdan/ataukekeliruandalampenerapanperaturanperundang-undangan
retribusi daerah. 11
(2)Wajibretribusidapatmengajukanpermohonanpenguranganatau
penghapusansanksiadministrasiberupabungadankenaikanretribusi
yangterutangdalamhalsanksitersebutdikenakankarenakekhilafan wajib
retribusi atau bukan karena kesalahannya.
(3)Wajibretribusidapatmengajukanpermohonanpenguranganatau
pembatalan ketetapan retribusi.
(4)Permohonanpembetulansebagaimanadimaksudpadaayat(1),
penguranganataupenghapusansanksiadministrasisebagaimana
dimaksudpadaayat(2)sertapenguranganataupembatalanketetapan
retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus disampaikan
secara
tertulisolehwajibretribusikepadaBupatiataupejabatpalinglama30
(tigapuluh)harisejaktanggalditerimanyaSKRDdanSTRDdengan memberikan
alasan yang jelas untuk mendukung permohonannya.
(5)Keputusanataspermohonansebagaimanadimaksudpadaayat(4),
dikeluarkanolehBupatiatauPejabatpalinglama3(tiga)bulansejak surat
permohonan diterima. (6)Apabila setelah lewat 3 (tiga) bulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
Bupatiataupejabattidakmemberikankeputusan,makapermohonan
pembetulan,penguranganketetapan,penghapusanataupengurangan
sanksiadministrasi dan pembatalan dianggap dikabulkan. Bagian
Keduabelas Pengembalian Kelebihan PembayaranPasal 21
(1)Ataskelebihanpembayaranretribusi,wajibretribusidapatmengajukan
permohonan pengembalian kepada Bupati. (2)Bupati dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya
permohonanpengembaliansebagaimanadimaksudpadaayat(1)harus
memberikan keputusan.
(3)Apabilajangkawaktusebagaimanadimaksudpadaayat(2)telah
terlampauidanBupatitidakmemberikansuatukeputusan,permohonan
pengembaliankelebihanpembayaranretribusidianggapdikabulkandan
SKRDLB diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
12 (4)Apabila wajib retribusi mempunyai utang retribusi, kelebihan
pembayaran retribusilainnyasebagaimanadimaksudpadaayat(1)langsung
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi
tersebut.(5)Pengembaliankelebihanpembayaranretribusisebagaimanadimaksud
padaayat(1)dikembalikankepadawajibretribusipalinglambat2(dua) bulan
sejak diterbitkan SKRDLB.
(6)Jikapengembaliankelebihanpembayaranretribusidilakukansetelah
lewatwaktu2(dua)bulansejakditerbitkannyaSKRDLB,Bupati memberikan
imbalan bunga 2% (dua persen)sebulan atas keterlambatan pembayaran
kelebihan retribusi.
(7)Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacarapengembaliankelebihan
pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Bupati. Bagian Ketigabelas Tata Cara Pengurangan,
Keringanan dan Pembebasan RetribusiPasal 22
(1)Bupatidapatmemberikanpengurangan,keringanandanpembebasan
retribusi.
(2)Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacarapemberianpengurangan,
keringanandanpembebasanretribusisebagaimanadimaksudpadaayat (1)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Keempatbelas
Kedaluwarsa Penagihan Pasal 23
(1)Hakuntukmelakukanpenagihanretribusimenjadikedaluwarsasetelah
melampauijangkawaktu3(tiga)tahunterhitungsejaksaatterutangnya
retribusi,kecualiapabilawajibretribusimelakukantindakpidanadi
bidang retribusi.
(2)Kedaluwarsapenagihanretribusisebagaimanadimaksudpadaayat(1)
tertangguh apabila: 13 a.diterbitkan surat teguran; dan/atau
b.adapengakuanutangretribusidariwajibretribusibaiklangsung maupun
tidak langsung. (3)Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung
sejak tanggal diterimanya surat teguran tersebut.
(4)Pengakuanutangretribusisecaralangsungsebagaimanadimaksudpada
ayat (2) huruf b adalah wajib retribusi dengan kesadarannya
menyatakan masihmempunyaiutangretribusidanbelummelunasinyakepada
Pemerintah Daerah. (5)Pengakuan utang retribusi secara
tidaklangsung sebagaimana dimaksud
padaayat(2)hurufbdapatdiketahuidaripengajuanpermohonan
angsuranataupenundaanpembayarandanpermohonankeberatanoleh wajib
retribusi. Bagian Kelimabelas Penghapusan Piutang Retribusi yang
Kedaluwarsa Pasal 24
(1)Piutangretribusiyangtidakmungkinditagihlagikarenahakuntuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2)Bupatimenetapkankeputusanpenghapusanpiutangretribusiyang sudah
kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3)Ketentuan lebih
lanjut mengenai tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah
kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Keenambelas Tata
Cara Pemeriksaan Retribusi Pasal 25
(1)Bupatiberwenangmelakukanpemeriksaanuntukmengujikepatuhan
pemenuhankewajibanretribusidalamrangkamelaksanakanperaturan
perundang-undangan retribusi. 14 (2)Wajib retribusi yang diperiksa
wajib: a.memperlihatkandan/ataumeminjamkanbukuataucatatan,
dokumenlainyangberhubungandenganobjekretribusiyang terutang;
b.memberikankesempatanuntukmemasukitempatatauruangan
yangdianggapperludanmemberibantuangunakelancaran pemeriksaan;
dan/atau c.memberikan keterangan yang
diperlukan.(3)Ketentuanlebihlanjutmengenaitatacarapemeriksaanretribusidiatur
dengan Peraturan Bupati. BAB III KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 26
(1)PejabatPegawaiNegeriSipiltertentudilingkunganPemerintahDaerah
diberiwewenangkhusussebagaipenyidikuntukmelakukanpenyidikan
tindakpidanadibidangretribusidaerah,sebagaimanadimaksuddalam
undang-undang hukum acara pidana. (2)Wewenang penyidik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah:
a.menerima,mencari,mengumpulkandanmenelitiketeranganatau
laporanberkenaandengantindakpidanadibidangretribusidaerah agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b.meneliti,mencaridanmengumpulkanketeranganmengenaiorang
pribadiataubadantentangkebenaranperbuatanyangdilakukan sehubungan
dengan tindak pidana retribusi daerah; c.meminta keterangan dan
bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak
pidana di bidang retribusi daerah;
d.memeriksabuku,catatan,dandokumenlainberkenaandengan tindak pidana
di bidang retribusi daerah;
e.melakukanpenggeledahanuntukmendapatkanbahanbukti
pembukuan,pencatatandandokumenlainsertamelakukan penyitaan terhadap
bahan bukti tersebut;
f.memintabantuantenagaahlidalamrangkapelaksanaantugas penyidikan
tindak pidana di bidang retribusi daerah;
g.menyuruhberhentidan/ataumelarangseseorangmeninggalkan ruangan
atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang, benda dan/atau dokumen yang dibawa; 15
h.memotretseseorangyangberkaitandengantindakpidanaretribusi daerah;
i.memanggiloranguntukdidengarketerangannyadandiperiksa sebagai
tersangka atau saksi; j.menghentikan penyidikan; dan/atau
k.melakukantindakanlainyangperluuntukkelancaranpenyidikan
tindakpidanadibidangretribusidaerahsesuaidenganketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3)Penyidiksebagaimanadimaksudpadaayat(1)memberitahukan
dimulainyapenyidikandanmenyampaikanhasilpenyidikannyakepada
penuntutumummelaluipenyidikpejabatPolisiNegaraRepublik
Indonesia,sesuaidenganketentuanyangdiaturdalamUndang-Undang Hukum
Acara Pidana. BAB IV KETENTUAN PIDANA Pasal 27
(1)Wajibretribusiyangtidakmelakukankewajibannyamembayarretribusi
sebagaimanadimaksuddalamPasal5,Pasal14ayat(4),danPasal16
ayat(4)sehinggamerugikankeuangandaerahdiancamdenganpidana
kurunganpalinglama3(tiga)bulanataupidanadendapalingbanyak3 (tiga)
kali jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(2)Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah
pelanggaran.(3)Dendasebagaimanadimaksudpadaayat(1)merupakanpenerimaan
negara. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 28
Pelaksanaanpemungutan,pembinaan,danpengawasanPeraturanDaerahini
dilakukanolehorganisasiperangkatdaerahyangmempunyaitugasdan
tanggungjawabdibidangpengelolaanperparkiranatauorganisasiperangkat
daerahlainyangdiberikankewenanganolehBupatiuntukmelakukan
pemungutan retribusi. 16 Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai
berlaku pada tanggal diundangkan.
Agarsetiaporangmengetahuinya,memerintahkanpengundanganPeraturan
DaerahinidenganpenempatannyadalamLembaranDaerahKabupaten Sleman.
Ditetapkan di Sleman pada tanggal 19 Desember 2013 BUPATI SLEMAN,
SRI PURNOMO Diundangkan di Sleman pada tanggal 19 Desember 2013
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SLEMAN, SUNARTONO LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2013NOMOR5SERI C 17 PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2013
TENTANGRETRIBUSITEMPAT KHUSUS PARKIR I.
UMUMTempatkhususparkirmerupakantempatparkirdiluarruangmilik
jalanyangdibuatkhususatausebagaipenunjangkegiatanyang
diselenggarakanuntukmemenuhikebutuhanperparkirandiKabupaten
Slemanyangdisediakan,dimiliki,dan/ataudikelolaolehPemerintah
Daerah.Pelayanantempatkhususparkirtersebutdilakukanuntuk
memberikankemudahandalampenyediaantempatperparkirandalam rangka
memenuhi kebutuhan parkir masyarakat.Penyelenggaraan pelayanan
tempat khusus parkir di luar ruang milik jalan yang disediakan,
dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah
merupakanjenisretribusijasausahasebagaimanadiaturdalamPasal 132
huruf e Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
danRetribusiDaerah.SehinggaPemerintahDaerahdiberikan
kewenanganuntukmelakukanpemungutanretribusitempatkhusus parkir.
Pungutan kepada masyarakat dalam bentuk retribusi tempat khusus
parkirsebagaitimbalbalikataspelayanantempatkhususparkiryang
disediakan,dimiliki,dan/ataudikelolaolehPemerintahDaerahperlu
diaturdalamsuatuperaturandaerahuntukmemberikanlandasan
hukumdalampelaksanaanpemungutanretribusitersebut.Haltersebut
sebagaimanadiaturdalamketentuanPasal156ayat(1)Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
AtasdasarpertimbangantersebutperlumembentukPeraturan Daerah tentang
Retribusi Tempat Khusus Parkir. 18 II.PASAL DEMI PASAL Pasal 1
Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3Ayat (1) Cukup jelas. Ayat
(2) Huruf a Yangdimaksuddengantempatrekreasidanobjekwisata,
danfasilitasolahraga,antaralainmeliputiwisataalam, wisata candi,
museum, dan area halaman stadion. Huruf b Cukup jelas. Huruf c
Cukup jelas. Huruf d
Yangdimaksuddengantempatparkirlainnyaantaralain
meliputitempatparkirdiluarruangmilikjalanyang
disediakanuntukmemenuhikebutuhanperparkiranyang
disediakan,dimiliki,dan/ataudikelolaolehPemerintah Daerah.Ayat (3)
Huruf a Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud dengan kantor pelayanan
Pemerintah Daerah
yangditetapkanolehBupatisebagaiobjekretribusiadalah
kantorpelayananPemerintahDaerahyangmemiliki intensitas penggunaan
fasilitas parkir yang tinggi. Huruf c Cukup jelas. Pasal 4 Cukup
jelas. Pasal 5
Yangdimaksuddenganpemungutretribusiataupemotongretribusi
adalahorangataubadanyangmelakukanpemungutanatau pemotongan atas
retribusi yang dibayar oleh wajib retribusi antara lain juru
parkir, pengelola parkir. 19 Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup
jelas.Pasal 8Cukup jelas. Pasal 9Cukup jelas. Pasal 10 Ayat (1)
Yangdimaksuddenganpalinglama3(tiga)tahunsekaliadalah
Peninjauantarifretribusidilakukanpalingsedikit1(satu)kali dalam 3
(tiga) tahun. Ayat (2) Cukup Jelas. Ayat (3) Dalam hal besarnya
tarif retribusi perlu disesuaikan karena biaya
penyediaanlayanancukupbesardan/ataubesarnyatariftidak
efektiflagiuntukmemenuhipelayanankepadamasyarakat, Bupati melakukan
peninjauan kembali tarif retribusi. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12
Cukup jelas. Pasal 13 Ayat (1)
Yangdimaksuddenganditempatlainyangditunjukadalah
tempatwajibretribusimelakukanpembayaranretribusiselaindi kas daerah
yang ditetapkan oleh Bupati. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 14 Ayat
(1) Cukup jelas. 20 Ayat (2) Yangdimaksuddenganalasanyangdapat
dipertanggungjawabkanadalahalasanmengenaisebab-sebab
permohonanangsuranpambayaranretribusiantaralain berkaitan dengan
objek retribusi dan kemampuan wajib retribusi. Ayat (3)
Yangdimaksuddenganalasanyangdapat
dipertanggungjawabkanadalahalasanmengenaisebab-sebab
permohonanpenundaanpambayaranretribusiantaralain berkaitan dengan
objek retribusi dan kemampuan wajib retribusi. Ayat (4) Cukup
jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup
jelas Pasal 17 Ayat (1)Cukup jelas. Ayat (2)Cukup jelas. Ayat
(3)Yangdimaksuddengankeadaandiluarkekuasaannyaadalah
statuskeadaanyangterjadidiluarkehendakataukekuasaan wajib
retribusi. Ayat (4)Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19
Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22
Cukup jelas. 21 Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal
25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal
28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN SLEMAN NOMOR1 22 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN
SLEMAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
TARIF RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
A.Tarifretribusipadatempatrekreasidanobjekwisata,danfasilitas
olahraga pada saat tidak terdapat event sebagai berikut: No.Jenis
Kendaraan bermotorTarif sekali parkir 1.Kendaraanbermotorroda2(dua)
dan 3 (tiga) Rp2.000,00 (dua ribu rupiah) 2.Kendaraan bermotor roda
4 (empat)Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah) 3.Kendaraan bermotor roda 6
(enam)Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) 4.Kendaraanbermotorroda>6
(enam)Rp10.000,00(sepuluhribu rupiah)
B.Tarifretribusipadaareapasar,gedungparkirataulahanparkir,tempat
parkirlainnyayangditetapkanolehBupatisaattidakterdapatevent sebagai
berikut: No.Jenis Kendaraan bermotorTarif sekali parkir 1.Kendaraan
bermotor roda 2 (dua)Rp1.000,00 (seribu rupiah) 2.Kendaraan
bermotor roda 3 (tiga)Rp1.500,000 (seribu lima ratus rupiah)
3.Kendaraan bermotor roda 4 (empat)Rp2.000,00 (dua ribu rupiah)
4.Kendaraan bermotor roda 6 (enam)Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah)
5.Kendaraan bermotor roda > 6 (enam)Rp6.000,00 (enam ribu
rupiah)
C.Tarifretribusipadatempatrekreasidanobyekwisata,danfasilitas
olahraga,areapasar,gedungparkirataulahanparkir,tempatparkir
lainnyayangdisediakan,dimiliki,dan/ataudikelolaolehPemerintah
Daerah yang ditetapkan oleh Bupati saat terdapat event sebagai
berikut: 23 No.Jenis Kendaraan bermotorTarif sekali parkir
1.Kendaraanbermotorroda2(dua) dan 3 (tiga) Rp2.000,00 (duaribu
rupiah) 2.Kendaraanbermotorroda4 (empat) dan 6 (enam) Rp5.000,00
(lima ribu rupiah) 3.Kendaraanbermotorroda>6 (enam)
Rp10.000,00(sepuluhribu rupiah) BUPATI SLEMAN, SRI PURNOMO