Top Banner
TUGAS REKAYASA LALU LINTAS ANALISIS PERPARKIRAN DI BADAN JALAN (STUDI KASUS JALAN OTTO ISKANDARDINATA-BIDARACINA) Oleh: Nama : Martinus Nifotuho Fau NIM : 1353050012 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA 2015
19

Tugas RLL - Parkir.pdf

Nov 06, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • TUGAS REKAYASA LALU LINTAS

    ANALISIS PERPARKIRAN DI BADAN JALAN

    (STUDI KASUS JALAN OTTO ISKANDARDINATA-BIDARACINA)

    Oleh:

    Nama : Martinus Nifotuho Fau

    NIM : 1353050012

    PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

    JAKARTA

    2015

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Di kota besar di Indonesia seperti Jakarta terjadi pertumbuhan kepemilikan

    kendaraan yang begitu pesat seiring dengan laju tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

    Pemilikan kendaraan ini belum diimbangi dengan penyediaan fasilitas transportasi yang

    memadai salah satunya adalah fasilitas perparkiran.

    Perparkiran merupakan masalah yang sering dijumpai dalam sistem transportasi.

    Di banyak kota baik di kota-kota besar seperti Jakarta maupun kota-kota yang sedang

    berkembang selalu mengalami permasalahan dalam perparkiran. Masalah perparkiran

    tersebut akhir-akhir ini terasa sangat mempengaruhi pergerakan kendaraan, dimana

    kendaraan yang melewati tempat-tempat yang mempunyai aktivitas tinggi laju

    pergerakannya akan terhambat oleh kendaraan yang parkir di badan jalan, sehingga hal

    ini dapat menyebabkan kemacetan.

    Pada umumnya kendaraan yang parkir di pinggir jalan berada di sekitar tempat

    atau pusat kegiatan seperti: perkantoran, tempat beribadah, sekolah, pasar tadisional,

    pasar swalayan, bioskop, rumah makan dan lain-lain. Dimana parkir di badan jalan

    merupakan masalah yang cukup serius menyebabkan kemacetan di daerah perkotaan,

    karena sudah pasti mengurangi kapasitas ruas jalan yang bersangkutan.

    Secara umum ada tiga faktor yang menyebabkan masalah kemacetan yang

    semakin lama semakin parah, yaitu terus bertambahnya kepemilikan kendaraan

    (demand), terbatasnya sumberdaya untuk pembangunan jalan raya dan fasilitas

    transportasi lainnya (supply), serta belum optimalnya pengoperasian fasilitas

    transportasi yang ada (sistem operasi).

    Fenomena kemacetan menjadi hal yang menarik untuk dikaji, seperti halnya

    aktivitas Gereja Santo Antonius Padua-Bidaracina terhadap lalu lintas di ruas Jalan Otto

    Iskandardinata dimana banyaknya kendaraan melakukan parkir terutama pada hari

  • sabtu dan minggu pada On street parking sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

    Permintaan akan parkir akibat adanya kegiatan pada ruas Jalan Otto

    Iskandardinata-Bidaracina ini tidak diimbangi dengan fasilitas ruang Off Street Parking

    sehingga digunakan fasilitas On street parking yang memberikan dampak kepada

    kemacetan lalu lintas. Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa on street parking

    ini akan berpengaruh terhadap kinerja ruas jalan.

    I.2. Perumusan Masalah

    Dari latar belakang yang ada, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut:

    1. Mengapa banyak kendaraan yang parkir di badan jalan sepanjang Jalan Otto

    Iskandardinata-Bidaracina?

    2. Bagaimana cara untuk mengatasi masalah yang ada akibat adanya kendaraan

    yang parkir di badan jalan?

    I.3. Batasan Masalah

    Permasalahan pada penelitian ini hanya dibatasi pada :

    1. Lokasi penelitian di Jalan Otto Iskandardinata di sekitar Gereja Santo Antonius

    Padua-Bidaracina.

    2. Penelitian dilakukan pada hari sabtu dan minggu.

    3. Karena keterbatasan waktu dan biaya, penelitian hanya dilakukan secara kualitas

    (tanpa data survei) beradasarkan pengamatan yakni pada hari minggu.

    I.4. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui pengaruh parkir di Jalan Otto Iskandardinata-Bidarcina terkhusus

    disekitar Gereja Santo Antonius Padua-Bidaracina.

    2. Mengetahui manfaat dan dampak parkir di Jalan Otto Iskandardinata-

    Bidaracina.

  • 1.5. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah:

    1. Informasi yang didapatkan digunakan untuk memantau ulang lahan parkir dan

    merencanakan penataan atau pembangunan areal parkir oleh pihak-pihak

    lainnya di Jalan Otto Iskandardinata di sekitar Gereja Santo Antonius Padua-

    Bidaracina.

    2. Memberi informasi kepada pembaca pengaruh parkir di badan jalan (on street

    parking).

  • BAB II

    STUDI PUSTAKA

    II.1. Pengertian Parkir

    Menurut Setijowarno & Frazila (2001) ada dua pengertian tentang parkir yaitu

    tempat pemberhentian kenderaan sementara dan kemudian dijelaskan juga adalah

    tempat pemberhentian kenderaan untuk jangka waktu yang lama atau sebentar sesuai

    dengan kebutuhannya.

    Menurut keputusan Menteri Perhubungan No:66 tahun 1993 Tentang Fasilitas

    Parkir untuk Umum dan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor:

    272/HK.105/DRJD/1996 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir

    disebut bahwa parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

    sementara waktu. Kemudian pengertiaan parkir dipertegas lagi oleh Direktorat Jendral

    Perhubungan Darat (1998), parkir adalah keadaan tidak bergerak setiap kendaraan yang

    tidak bersifat sementara waktu, sedangkan berhenti adalah keadaan tidak bergerak atau

    suatu kendaraan untuk sementara waktu dengan pengemudi tidak meninggalkan

    kendaraannya.

    Tempat-tempat pemberhentian (parkir) kendaraan yang bersifat sementara dan

    dalam waktu relatif singkat seperti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang atau

    untuk bongkar barang. Tetapi ada juga kendaraan yang berhenti untuk waktu yang

    relatif lama, misalnya untuk kegiatan belanja, ke kantor, ke sekolah dan kegiatan

    lainnya, sehingga dibutuhkan tempat parkir bagi kendaraan-kendaraan yang akan

    berhenti tersebut. Kegiatan parkir dapat dilakukan pada badan jalan dan di area parkir

    khusus di luar badan jalan.

    II.2. Lokasi/Penempatan Fasilitas parkir

    Berdasarkan cara penempatannya dan dalam operasional sehari-hari menurut

    Setijowarno dan Frazila (2001) fasilitas parkir terdiri dari:

  • II.2.1. Fasilitas parkir pada badan jalan (on street parking)

    Menurut Dirjen Perhubungan Darat (1998) pengertian fasilitas parkir pada

    badan jalan mempunyai kesamaan dengan pengertian kawasan parkir. Fasilitas parkir

    badan jalan adalah fasilitas parkir yang menggunakan pinggir/tepi badan jalan. Fasilitas

    parkir pada badan jalan areal yang memanfaatkan badan jalan sebagai fasilitas parkir,

    hanya pada kawasan parkir terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.

    Kemudian D. Setijowarno & R.B.Frazila (2001) menjelaskan bahwa parkir di badan

    jalan adalah fasilitas parkir pada badan jalan.

    Parkir pada badan jalan sangat dipengaruhi oleh sudut parkir, lokasi parkir dan

    panjang jalan yang digunakan untuk parkir.

    II.2.2 Fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)

    Fasilitas parkir di luar badan jalan menurut Dirjen Perhubungan Darat (1989),

    adalah fasilitas parkir kendaraan yang tidak berada pada badan jalan atau langsung

    menempati pada badan jalan, tetapi berada di luar badan jalan yang dibuat khusus.

    Menurut Seijowarno dan Frazila (2001), fasilitas parkir bukan di badan jalan

    adalah fasilitas parkir yang berada pada areal tertentu atau di luar badan jalan. Dalam

    penempatan fasilitas parkir di luar badan jalan dapat dikelompokkan atas dua bagian,

    yakni:

    1. Fasilitas untuk umum yaitu tempat parkir berupa gedung parkir atau taman

    parkir untuk umum yang diusahakan sebagai kegiatan sendiri.

    2. Fasilitas parkir penunjang yaitu berupa gedung parkir atau taman parkir yang

    disediakan untuk menunjang kegiatan pada bangunan utama (Dirjen

    Perhubungan Darat, 1998).

    II.3. Status Parkir

    Menurut statusnya parkir dapat dikelompokkan menjadi:

    1. Parkir umum, adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan,

    lapangan yang dimiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh

    pemerintah daerah.

  • 2. Parkir khusus, adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang dikuasai

    dan pengelolaannya diselenggarakan oleh pihak ketiga.

    3. Parkir darurat adalah perparkiran yang berada ditempat-tempat umum, baik yang

    menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan, lapangan-lapangan milik atau

    penguasaan pemerintah daerah atau swasta, karena kegiatan insidentil.

    4. Taman parkir adalah suatu areal/bangunan perparkiran yang dilengkapi sarana

    perparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh pemerintah.

    5. Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir

    kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga

    yang telah mendapat izin pemerintah daerah.

    II.4. Ukuran Satuan Ruangan Parkir

    Satuan Ruang Parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan

    (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar

    bukaan pintu. Ukuran satuan ruang parkir merupakan unit ukuran yang diperlukan untuk

    memarkir kenderaan.

    Untuk mengukur kebutuhan parkir digunakan Satuan Ruang Parkir (SRP).

    Menurut pedoman Teknis Penyelenggaraan Parkir, Penentuan besar SRP didasarkan

    atas pertimbangan sebagai berikut:

    II.4.1 Dimensi kendaraan standar

    Dimensi Kendaraan Standar, merupakan ruang batas arah lateral dan memanjang

    yang diperlukan untuk memarkirkan suatu kendaraan. Dimensi kendaraan standar

    adalah kendaraan penumpang, dimana menurut standar menurut Dirjen Perhubungan

    Darat adalah dengan ukuran 1,70 m x 4,70 m, dengan rincian perbandingan ukuran

    seperti tertera pada gambar 2.1 berikut.

  • Gambar 2.1 Dimensi standart kendaraan untuk mobil

    Sumber: Dirjen perhubungan darat

    Gambar 2.2 Dimensi standart kendaraan untuk sepeda motor

    Sumber: Dirjen perhubungan darat

    Ukuran peruntukan ruang parkir suatu tempat parkir akan berbeda-beda

    kebutuhannya berdasarkan jenis peruntukan parkir. Besarnya satuan ruang parkir (SRP)

    sangat penting dalam perencanaan fasilitas parkir, karena besarnya satuan ruang parkir

    berkaitan langsung dengan besarnya daya tampung lokasi parkir tersebut.

    II.5. Posisi/Sudut Parkir

    Bila ditinjau posisi parkir dapat dibagi menjadi; parkir sejajar dengan sumbu

    jalan atau yang bersudut 1800 (Gambar2.2), parkir bersudut 30

    0 (Gambar2.3), parkir

    bersudut 450 (Gambar2.4), parkir bersudut 60

    0 (Gambar2.5), serta parkir tegak lurus

    terhadap sumbu jalan atau bersudut 900 (Gambar2.6). Parkir dengan sudut tegak lurus

  • mampu menampung kendaraan lebih banyak dari parkir sejajar atau bersudut dibawah

    900, tetapi lebih banyak mengurangi lebar jalan. Gambar dan ketentuan-ketentuan untuk

    berbagai sudut parkir ditunjukkan dalam tabel 2.1, tabel 2.2, tabel 2.3, dan tabel 2.4.

    II.5.1. Parkir paralel

    Gamabar 2.3 Parkir parelel

    Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

    II.5.2. Parkir menyudut

    1. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berlaku untuk jalan

    kolektor dan lokal.

    2. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berbeda

    berdasarkan besar sudut berikut:

    Gambar 2.4 Parkir dengan sudut 300

    Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

    Tabel 2.1 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 30

    Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

  • Gambar 2.5 Parkir dengan sudut 450

    Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

    Tabel 2.2 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 45

    Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

    Gambar 2.6 Parkir dengan sudut 600

    Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

    Tabel 2.3 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 60

    Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

  • Gambar 2.7 Parkir dengan sudut 900

    Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

    Tabel 2.4 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 90

    Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

    Keterangan:

    A = lebar ruang parkir (m) B = lebar kaki ruang parkir (m)

    C = selisih panjang ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m)

    M = ruang manuver (m)

    E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (m)

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    III.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi Studi yang dipilih pada penelitian ini adalah Jalan Otto Iskandar Dinata

    depan Gereja Santo Antonius Padua-Bidaracina. Segmen Jalan yang menjadi bahan

    penelitian yakni dari persimpangan jalan menuju GPPD Penabur sampai dengan halte

    Gelanggang Remaja dengan panjang jalan 120 meter (berdasarkan Google Earth).

    Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan untuk melihat pengaruh parkir pada area

    penelitian ini, serta keadaan yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian.

    Gambar 3.1 Lokasi penelitian

    Sumber: Google Map

    Jalan menuju

    GPPD Penabur

    Halte Gelanggang

    Remaja

  • Gambar 3.2. Tampak atas lokasi penelitian

    Sumber: Google Earth

    Survey dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu karena jumlah kendaraan

    parkir yang bertambah akibat aktifitas gereja.

    III.2. Teknik Penelitian

    Secara garis besar metodologi yang digunakan dalam menyelesaikan analisis

    kinerja ruas jalan akibat kegiatan parkir pada badan jalan di kawasan jalan Otto

    Iskandardinata-Bidaracina adalah :

    1. Tahap persiapan, yaitu studi kepustakaan mengenai pengaruh parkir pada badan

    jalan terhadap kinerja ruas jalan yang diperoleh dari berbagai sumber atau

    literatur.

    2. Tahap pengumpulan data, dimana data diperoleh dengan pengamatan / survey

    lapangan berupa kondisi geometric jalan, arus lalu lintas, kondisi lingkungan,

    dan kegiatan parkir yang ada di segmen jalan tersebut.

  • BAB IV

    PEMBAHASAN

    IV.1. Karekateristik Badan Jalan

    Jalan Otto Iskandardinata yang menjadi tempat penelitian memiliki tipe jalan

    sebagai berikut:

    Jumlah lajur dan arah : 6-lajur 2-arah terbagi (6/2D)

    Lebar Lajur : 3,5 meter

    Median : Ya

    Tipe Alinemen : Datar

    Kondisi permukan jalan : Baik

    Namun, dalam pengkajian perparkiran hanya pada satu sisi yakni disebelah

    barat disekitar Gereja Santo Antonius Bidaracina dengan panjang jalan 120 meter

    (berdasarkan google earth).

    Gambar 4.1 segmen jalan yang menjadi penelitian

    Sumber: Dokumentasi pribadi

    Gereja

    Santo Antonius Padua Jalan Menuju

    GPPD Penabur

    Halte

    Gelanggang

    Remaja

    Lokasi

    Penelitian

    Jalan Otto Iskandardinata

    Jalan Otto Iskandardinata

    Khusus Busway

    Khusus Busway

    Median

  • Gambar 4.2. Kondisi jalan Otto Iskandardinata-Bidaracina

    Sumber: Google earth

    IV.2. Penyebab Perparkiran di Jalan Otto Iskandardinata-Bidaracina

    Berdasarkan survei yang dilakukan dengan wawancara dan pengamatan

    langsung dilapangan, maka diperoleh bahwa penyebab kendaraan banyak melakukan

    perparkiran terkhusus pada hari sabtu dan minggu adalah karena:

    IV.2.1. Kegiatan Gereja Santo Antonius Padua-Bidaracina

    Jumlah umat yang sangat banyak membuat orang yang bepergian kegeraja harus

    membawa kendaraan. Hal ini membuat kendaraan harus parkir selama jam-jam ibadah

    berlangsung.

    Aktivitas gereja Santo Antonius Padua ini berlangsung sesuai dengan jadwal

    ibadah yakni pada hari sabtu jam 17.30 dan hari minggu jam 07.15, 09.00, 16.00, 17.45

    dan 19.30. Jadwal ibadah yang padat membuat kendaraan akan bertahan/parkir pada

    lokasi setempat. Jumlah umat dan jadwal ibadah yang padat ini akan membuat

    bertambahnya volume kendaraan yang akan melakukan perparkiran di lingkungan

    gereja.

  • Gambar 4.2 Kondisi saat keluar-masuknya kendaraan

    Sumber: Dokumentasi pribadi

    IV.2.2. Terbatasnya parkir di luar badan jalan (off street parking)

    Perparkiran yang disarankan umumnya adalah parkir diluar badan jalan, karena

    tidak mengganggu arus lalulintas setempat. Namun, volume kendaraan yang tidak

    sebanding dengan fasilitas parkir diluar badan jalan yang disediakan membuat

    kendaraan meluap kebadan jalan.

    Gambar 4.3 Perparkiran yang meluap kebadan jalan

    Sumber: Dokumentasi pribadi

  • IV.3. Pengaruh Parkir di Badan Jalan

    Perparkiran dibadan jalan dengan tipe paralel di Jalan Otto Ikandardinata ini

    memberikan pengaruh sebagai berikut:

    1. Kinerja ruas jalan yang berkurang; dimana dari 1 lajur digunakan sebagai tempat

    perpakiran paralel, sehingga lajur jalan yang optimal digunakan dari 3 lajur

    menjadi 2 lajur.

    2. Kemacetan arus lalulintas; karena banyaknya kendaraan yang melakukan parkir

    dibadan jalan membuat kepadatan arus lalulintas akan bertambah terkhusus pada

    hari sabtu dan minggu, sehingga akhirnya akan menimbulkan kemacetan.

    Gambar 4.4 Tipe kendaraan perparkiran paralel di badan jalan

    Sumber: Dokumentasi pribadi

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    V.1. Kesimpulan

    Berdasarkan survei dan analisis yang dilakukan di Jalan Otto Iskandardinata

    khususnya di sekitar Gereja Santo Antonius Padua-Bidaracina, diperoleh kesimpulan

    sebagai berikut:

    1. Perparkiran dibadan jalan (on street parking) terjadi karena fasilitas parkir diluar

    badan jalan (off street parking) yang terbatas, sehingga bangkitan parkir secara

    otomatis memanfaatkan badan jalan untuk tempat parkir.

    2. Perparkiran dibadan jalan mengurangi kinerja ruas jalan dan menyebabkan

    kemacetan arus lalulintas khususnya pada hari sabtu dan minggu.

    V.2. Saran

    1. Perlunya di bangun atau di kembangkannya tempat parkir diluar badan jalan di

    kawasan Gereja Santo Antonius Padua-Bidaracina.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Boli, Antonius Woho.2010. Pengaruh Parkir Di Badan Jalan Terhadap Kinerja Jalan.

    Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

    Departemen Perhubungan. 1998. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian fasilitas

    Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, Direktorat Jenderal

    Perhubungan Darat, Jakarta.

    Khisty John, C dan Kent Lall, B. (2003). Dasar Dasar Rekayasa Transportasi. Jilid 2,

    Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Wahyuni, Rida. 2008. Pengaruh Parkir pada Badan Jalan terhadap Kinerja Ruas Jalan.

    Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara

    Yunianta, A. (2006). Pengaruh Manuver Kendaraan Parkir Badan Jalan terhadap

    Karakterisitik Arus Lalu Lintas Di Jalan Diponegoro Yogyakarta, Tesis Magister,

    Jurusan Teknik Sipil, Universitas Diponegoro.