Kapan dikatakan kedaruratan? Mengancam visus
Kapan dikatakan kedaruratan? Mengancam visus
Apa saja?
Tidak berhubungan dengan trauma :Glaukoma akutIridosiklitis
Disebabkan trauma :Trauma langsung terhadap mataTrauma tidak langsung, dengan akibat pada mata, misalnya : Trauma kepala dengan kebutaan mendadak
Glaukoma akutGejala : sakit, visus turun, mual,muntah
Tanda :Kongesti pembuluh darah Kornea edemaCOA dangkalPupil : mid dilatasi, sluggish, iregular
Penatalaksanaan : IridektomiObat antiglaukoma
Iridosiklitis Gejala :
KaburSakitPhotophobiaMerah
Tanda :InjeksiKPFlareHipopionMiosis, iregularSinekia
Penatalaksanaan : SiklopegikSteroidAnalgesik
Trauma pada mata MEKANIS
TAJAM : Penetran Non – penetran
TUMPUL : Perforasi Non perforasi Melibatkan Dinding
orbita FISIS :
Termis Sinar : x, UV, infra merah
KIMIA PSIKIS : stres
Trauma tumpulKelopak mataKonjungtivaKorneaUveaLensaRetina dan koroidN II
Trauma tembus bola mataTrauma kimia
AsamBasa atau alkali
Trauma radiasiSinar infra merahSinar ultraviolet (sinar las)Sinar X dan sinar terionoisasi
Sebab -sebabTrauma langsung terhadap mata :Trauma mekanik :
Tajam Tumpul Ledakan/tembakan
Trauma non mekanikKimiaTermikradiasi
Trauma tajamBiasanya mengenai :
struktur diluar bola mata ( tulang orbita dan kelopak mata)
Mengenai bola mata (ruptur konjungtiva, ruptur kornea)
Penatalaksanaan segera trauma mataHindari : manipulasi lebih lanjut bila
tampak ruptur bola mataBerikan:
AB parenteral spektrum luas,analgetik,antiemetik ATS
Anestesi topikal, obat, zat warna steril
Abrasi kelopak matabenda berbentuk partikel dari abrasi
kelopak Debridemen, irigasi dg salin, salep antibiotik, tutup dg kassa steril
LASERASI KELOPAK MATALASERASI KELOPAK MATA
Batasan :Laserasi kelopak mata adalah
robekan sebagian atau seluruh ketebalan kelopak mata.
Penatalaksanaan : pinset bergigi pada tepi luka → kedalaman laserasi
laserasi nasal atas atau bawah pungtum kelopak mata keterlibatan kanalikular.
tidak kooperatif-->sedatif atau anestesi umum
Pengobatan Pertimbangkan untuk pemberian pencegah tetanus.
Menilai laserasi kelopak mata : Laserasi yang memerlukan penanganan di kamar operasi :
Laserasi disertai ruptur bola mata atau benda asing di dalam orbital
saluran air mata mengenai aponeurosis levator kelopak mata atas
atau otot rektus superior. avulsi tendon kantus medial hilangnya jaringan yang luas (terutama lebih dari
1/3 kelopak mata) atau distorsi anatomi yang berat.
Laserasi kelopak mata yang dapat dikerjakan di ruang gawat darurat :
Bersihkan area luka dan sekeliling kulit dengan cairan betadine
anestesi local subkutan (lidocaine 2% dengan epinephrine)
Irigasi luka dengan NaCl fisiologis dengan menggunakan jarum suntik
Bersihkan luka dari benda asing Penjahitan (6.0)
Berikan salep mata antibiotik pada luka, 2x/hari (Kloramfenikol /gentamisin salep mata).
antibiotik sistemik jika dicurigai ada kontaminasi.
Pada gigitan hewan, pertimbangkan juga pencegahan untuk rabies.
Catatan :Jangan mencukur alis mata jika terjadi
laserasi di tempat ini; pada beberapa kasus, bulu mata tidak tumbuh kembali atau bentuknya tidak rata.
Laserasi konjungtivaLaserasi konjungtivaBatasan : robekan sebagian atau
seluruh ketebalan konjungtiva akibat trauma
Pengobatan : Antibiotika salep mata 3x/hari
selama 4-7 hari.Balut tekan dapat dilakukan dalam
24 jam pertama.>1-1,5 cm, luka boleh dijahit
dengan menggunakan benang vycril 8.0.
BENDA ASING DI KORNEA DAN BENDA ASING DI KORNEA DAN KONJUNGTIVAKONJUNGTIVA
Batasan : adanya benda asing dipermukaan kornea atau konjungtiva
benda asing intraokular?USG dan CT-Scan Orbita Hindari penggunaan MRI bila
terdapat riwayat benda asing metalik.
Pengobatan Benda asing kornea : Spesialis mata
anestesi topicalKeluarkan benda asing kornea
dengan menggunakan jarum 25G (visualisasi menggunakan lampu celah)
Bila benda asing banyak dan superficial lebih mudah dibersihkan dengan irigasi.
Keluarkan cincin karatUkuran besarnya defek kornea akibat
pengangkatan tersebut.Terapi sebagai abrasi kornea.
Penatalaksanaan Benda asing di Konjungtiva :
anestesi topicalBenda asing yang banyak dan bebas
di permukaan → irigasikapas aplikator yang telah dibasahi
dengan anestesi lokal atau dengan forsep
◦Benda asing yang kecil dan tertanam di dalam konjungtiva dapat ditinggalkan bila tidak membahayakan → terangkat → lebih mudah.
forniks konjungtiva dengan kapas aplikator
antibiotika topikal (salep mata gentamisin sehari 2 kali atau tetes mata polimiksin sehari 4 kali)
ABRASI KORNEAABRASI KORNEABatasan : terangkatnya/terlepasnya
sebagian ketebalan laisan epitel kornea akibat suatu trauma atau gesekan/gosokan.
Etiologi :• Gesekan lensa kontak• Gesekan tangan• Bahan kimia• Benda asing• Cakaran kuku dan lain-lain.
Gejala Subyektif :• Nyeri • Fotofobia• Perasaan seperti ada benda asing• Lakrimasi
Gejala Obyektif PentingTerdapat defek epitel kornea yang berwarna kehijauan dengan fluoresin.
Eversi kelopak mata untuk mencari adanya benda asing.
Pengobatan : Antibiotika Bukan pengguna lensa kontak: tetes mata
(gentamisin tiap 1-2 jam) atau salep mata (polimiksin B sehari 4 kali).
Pengguna lensa kontak : antipseudomonas– salep trobamisin tiap 2-4 jam – tetes mata tobramisin/ oxflosasin/
ciprofloxasin, sehari 4 kali)– Levofloxasin sehari 6 kali (minimal 2
hari, kemudian baru sehari 4 kali).lensa kontak bebat.
Steroid → memperlambat penyembuhan epitel dan meningkat resiko infeksi.
LASERASI KORNEALASERASI KORNEA
• Batasan : robekan sebagian atau seluruh ketebalan kornea.
• Laserasi sebagian ketebalan kornea (laserasi lamellar)Penatalaksanaan :–penetrasi mata?–Inspeksi kornea, konjungtiva dan sclera
dengan teliti–COA : dalam/dangkal, hipopion/hifema–TIO (aplanasi, tonopen, digitasi)–tes Siedel -->positif -->penetrasi seluruh
ketebalan kornea
Pengobatan :–siklopegik (sulfas atropine 0,5% - 1% tetes mata) dan antibiotika (misalnya gentamisin salep mata) dan balut tekan.
–bandage contact lens bersama-sama antibiotika (gentamisin 4 kali sehari) setelah diberikan siklopegik.
laserasi kornea sedang dan dalam disertai luka menganga --> penjahitan di kamar operasi oleh SpM
Trauma tumpul Fraktur dasar orbita ditandai enoftalmus Hematom palpebra biasanya dibatasi oleh
rima orbita pikirkan cedera pada sinus paranasal
HIFEMA HIFEMA DAN MIKROHIFEMADAN MIKROHIFEMABatasan :Hifema : Terdapat lapisan darah atau endapan
darah atau kedua-duanya, nyata terlihat tanpa lampu celah.◦Hifema total (100%) → hitam atau merah. hitam disebut eight-ball atau black hyphema
◦merah sel-sel darah akan mengendap → hifema < 100%.
Mikrohifema : hanya dapat terlihat bila menggunakan lampu celah → mengendap → hifema.
Gejala Subyektif :NyeriPenglihatan kaburRiwayat trauma tumpul
Penatalaksanaan :Anamnesa :
• Mekanisme trauma• Termasuk arah serta kekuatannya• Kapan trauma terjadi• Kapan penurunan penglihatan mulai
dirasakan mulai pada saat trauma setelah beberapa waktu kemudian →
perdarahan ulang / perdarahan masih berlangsung.
Pemeriksaan mata lengkap :• Pertama-tama, singkirkan kemungkinan
ruptur bola mata,• pemeriksaan eksternal,pemeriksaan periokular luka-luka lainnyakuantitas (persentase) + luasnya endapanTIO, evaluasi retinaJangan lakukan penekanan pada skleraUSG, CT scan orbita
Pengobatan :Kontroversial → perawatan dan istirahat
baring, bila : ◦tidak kooperatif◦hifema dengan resiko perdarahan ulang◦luka mata atau orbita yang berat◦hifema pada anak → ambliopia.
• Asam aminokaproat oral oral menstabilkan pembentukan bekuan darah menurunkan perdarahan sekunder : 100 mg/kgBB setiap 4 jam, selama 5 hari maks 30 gr/ hari
Perdarahan sekunder 16-20% kasus dalam 2-3 hari, glaukoma (obat anti glaukoma), imbibisi kornea
Glaukoma : timolol, asetazolamide oral4x250 mg, hiperosmotik agen ( manitol, gliserin, sorbitol)
Prognosis tidak baik :• Tajam penglihatan buruk pada saat
pertama kali datang (kurang dari 20/200).
• Terdapat penyakit Sickle Cell dengan tekanan bola mata yang meningkat.
• Peningkatan tekanan bola mata yang tidak dapat terkontrol dengan obat-obatan
• hifema awal yang besar (>1/3 – 1/2).• Pemakaian aspirin atau NSAID dosis
tinggi.• Pemeriksaan ke dokter mata yang
terlambat
Untuk semua penderita :tidur baring kecuali untuk ke kamar
mandi atau beraktivitas seminimal mungkin.
Tidur dengan kepala lebih tinggi 30° (bantal, tempat tidur yang dapat dinaikkan bagian kepalanya).
Tidak diperbolehkan melakukan aktivitas yang berlebihan.
Tidak dianjurkan untuk memakai obat yang mengandung aspirin atau NSAID.
Tetes mata Atropin 1%
Untuk mencegah terjadinya reaksi bilik mata depan yang hebat dan berfibrin atau jika mata menjadi fotofobia steroid topikal (prednisolon asetat 1%, sehari 4-8 kali).
Gejala iritis traumatik dan gatal biasanya terjadi 2-3 hari pasca trauma.
Untuk peningkatan tekanan bola mata :
Catatan :Peningkatan tekanan bola mata
pertama segera setelah trauma biasanya bersifat sementara yang terjadi karena tersumbatnya anyaman trabekula secara mekanik yang bersifat akut.
Meninggikan kepala penderita 30° dapat menurunkan tekanan bola mata karena menyebabkan sel darah merah berada di inferior.
Evakuasi hifema dengan cara bedah merupakan indikasi pada :• Adanya pewarnaan darah pada stroma
kornea, operasi harus dilakukan segera,• Gangguan penglihatan yang hebat,• Bilik mata depan terisi penuh dengan
darah,• Banyak bekuan darah yang menetap di
sudut selama 7 hari,• Tekanan bola mata tetap meningkat
walaupun dengan terapi obat yang maksimal (tekanan bola mata >50 mmHg selama 5 hari atau >35 m mHgselama 7 hari).
TRAUMA KIMIATRAUMA KIMIA
Batasan : luka yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan basa.
Etiologi :◦Deterjen ◦Kaustik soda◦Asam cuka dan ◦Bahan-bahan iritan lainnya.
Klasifikasi trauma basa oleh Thoft
Derajat konjungtiva Kornea
1 Hiperemi Keratitis pungtata
2 Hiperemi Lepasnya epitel kornea
3 Hiperemi +nekrosis Lepasnya epitel kornea
4 Perilimbal nekrosis 50 %
Etiologi Basa / alkali : NH3 :
Pupuk Cairan pembersih
KOH :Pasta gigi NaOH :Pembersih saluran MgOH : petasan CaOH :
Kapur semen
Asam :Sulfuric acid : accuSulfurous acid :
Bahan pemutihPendingin
Hydrofluric acid : paling fatal
Pemoles atau pembersih kaca
Acetic acid : cuka
• Penatalaksanaan emergensi :–segera, walaupun belum dilakukan
pemeriksaan visus.– Irigasi → NaCl fisiologis/Ringer Laktat,
selama 30 menit. Nonsteril → dapat digunakan.
– Jangan menggunakan larutan asam untuk menetralkan alkali atau sebaliknya.
–speculum + anestesi topikal, buka kelopak mata atas dan bawah → forniks. selang infus yang dihubungkan dengan cairan irigasi
–5-10 menit → kertas lakmus pada forniks inferior →pH netral (PH=7).
–cotton bud pada forniks konjungtiva → partikel mengkristal.
• Catatan : Banyaknya irigasi untuk mencapai
PH netral → jenis dan lamanya terkena zat kimia.
Jumlah irigasi bervariasi dari sedikit sampai beberapa liter (8-10 liter) → pH netral.
Gambaran klinis dan Penatalaksanaan Gambaran klinis dan Penatalaksanaan
• Trauma derajat ringan dan sedang – Gejala Obyektif :
• Defek epitel kornea (keratitis pungtata superficial hingga hilangnya epitel baik fokal maupun menyeluruh).
• Tidak terdapat area iskemik yangn signifikan pada daerah perilimbal.
– Gejala lain :• Edema kelopak ringan• Luka bakar derajat 1- 2 pada kulit periokular• Kemosis• Hiperemia• Perdarahan atau kombinasi ketiganya• Reaksi ringan di bilik mata depan.
Penatalaksanaan :◦ Meliputi anamnesa (saat, jenis, lama
pemaparan).◦ Pemeriksaan lampu celah dengan pewarnaan
fluoresin.◦ Eversi kelopak mata atas◦ Forniks → aplikator kapas basah → sisa-sisa
partikel + jaringan konjungtiva yang nekrotik. Partikel Kalsium hidroksida l+aplikator kapas + EDTA.
◦ Pemeriksaan tekanan bola mata.
• Pengobatan : (selama dan setelah irigasi) :– Siklopegik (homatropin 1%)– Hindari penggunaan epinefrin →konstriksi
pembuluh darah.– Berikan salep mata antibiotika (gentamisin,
kloramfenikol) setiap 1-2 jam, sewaktu bangun.– Balut tekan selama 24 jam.– Analgetika (asetaminofen, NSAID)– Bila tekanan bola mata meningkat →
asetazolamid 250 mg sehari 4 kali atau 500mg sehari 2 kali.
– β-blocker topikal (timolol 0,5% sehari 2 kali)– Air mata buatan tanpa pengawet sesering
mungkin bila tidak dilakukan balut tekan.
• Trauma Derajat berat–Gejala Obyektif :
• Kemosis• Pemucatan konjungtiva• Edema kornea• Kekeruhan kornea• Reaksi bilik mata depan sedang hingga berat• Gambaran iris dan lensa kabur hingga tak terlihat.
–Gejala lain :• Peningkatan tekanan bola mata• Luka bakar derajat dua dan tiga pada kulit sekitar
mata• Retinopati nekrotik lokal akibat penetrasi alkali
melalui sclera.–Penatalaksanaan :
• Sama dengan trauma derajat ringan dan sedang
• Pengobatan : (setelah Irigasi) :–Rawat inap → tekanan bola mata +
penyembuhan kornea–Debridement jaringan nekrotik yang
mengandung benda/zat asing.
–Berikan antibiotika topikal (salep mata gentamisin/kloramfenikol sehari 2 kali)
–Lepaskan perlekatan konjungtiva → spatula kaca + salep antibiotika sampai mencapi forniks → dua kali sehari. Bila simblefaron → sclera shell/ring.
– lensa kontak, collagen shield atau tarsorafi bila penyembuhan lebih dari 2 minggu.
–Bila tetap progresif → penempelan sianoakrilat, cangkok konjungtiva/amnion atau transplantasi kornea.
–Air mata buatan tanpa pengawet diberikan sesering mungkin.
Basa Asam •Disosiasi dan saponifikasi asam lemak membran sel•Penarikan air dari sel nekrosis•Alkali + lipid soluble compound softening and gelatinisation
Koagulasi protein protective barrier
Penyulit jangka panjang : Glaukoma sudut tertutupSikatrik korneaSimblefaronEntropion Keratitis sikka
Prognosis jaringan epitel perilimbus dan pembuluh darah sklera & konjungtiva
Luka Bakar TermalLuka Bakar TermalKelopak mata :
◦antibiotik topikal+bebat terjadi kerusakan kornea balut tekan
◦2-3 hari terjadi ektropion tarsorafi, BCL, skin graft full thickness dilakukan setelah kontraksi kulit tidak berlanjut
Kornea keratitis superficial flash burn◦Iradiasi uv◦Bunga api las tanpa perlindungan
filter nyeri sering mulai 6-12 jam setelah pajanan
◦Korsleting pada kabel tekanan tinggi◦Pajanan ke pantulan cahaya dari
salju tanpa kaca mata pelindung ( snow blindness)
Anestesi topikal pada Pemeriksaan , salep AB+bebat tekan
Pajanan sinar inframerah jarang menimbulkan reaksi mata glass blower cataract ( pada pekerja yang diminta mengawasi perubahan warna pada kaca yang lumer dalam tungku tanpa filter yang sesuai)
Menatap energi radiasi dari matahari / gerhana matahari tanpa filter yang sesuai luka bakar pada makula kebutaan permanen
Pajanan radiasi / sinar X katarak
Pajanan radiasi nuklir katarak
Cedera yang mengenai orbita & isinya Fraktur orbita
Pada trauma wajahFraktur maksila Le FortI : bawah dasar orbitaII : melewati tulang hidung dan lakrima (tdk mengenai maksila yang membentuk dasar orbita media)
III : mengenai dinding medial, dan lateral serta dasar orbita disertai pemisahan rangka wajah dari kranium
Perdarahan pada cavum orbita /retro bulberGejala : sakit, mual, muntah, diplopia
Tanda : proptosis, perubahan posisi BM, kenaikan TIO, hambatan gerak bola mata, pelebaran pembuluh darah konjungtiva, visus turun
Penatalaksanaan : kompres dingin, posisi kepala ditinggikan, rujuk SpM bedah
CCF bekaitan dg fraktur apex orbita dg auskultasi orbita terdengar bruit
Pukulan fraktur dinding inferior dan medial yang tipis disertai prolaps isi orbita terperangkapnya jar lunak Enophthalmus
Diplopia neuromuskular / edema dari isi orbita (dibedakan dg penjepitan otot force duction test)
Fraktur dasar orbita hipestesi
Blow out fraktur : Obyek kecepatan tinggi bulbus okuli dan kelopak energi kinetik pada struktur periokuler tekanan
Targets Tanda : hambatan gerak, hematom palpebra, diplopia, enophthalmus
Penatalaksanaan : bedah
Trauma ledakan atau tembakanAda 3 hal yang terjadi yaitu :Tekanan udara yang berubahCorpus alienum yang dilontarkan
kearah mata yang dapat bersifat mekanik maupun zat kimia tertentu
Perubahan suhu/termis
Manifestasi klinisLebamEdemaNyeriLakrimasiAdanya benda asingPupil bergeser ( TIO meningkat)Adanya zat kimiaPerubahan visus
TERIMA KASIH