BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan - gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. (Sumakmur, 1988). Soekotjo Joedoatmodjo, Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) menyatakan bahwa frekuensi kecelakaan kerja di perusahaan semakin meningkat, sementara kesadaran pengusaha terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) masih rendah, yang lebih memprihatinkan pengusaha dan pekerja sektor kecil menengah menilai K3 identik dengan biaya sehingga menjadi beban, bukan kebutuhan. Catatan PT Jamsostek dalam tiga tahun terakhir (1999 - 2001) terbukti jumlah kasus kecelakaan kerja mengalami peningkatan, dari 82.456 kasus pada 1999 bertambah menjadi 98.902 kasus di tahun 2000 dan berkembang menjadi 104.774 kasus pada 2001. Untuk angka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial,
dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan -
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,
serta terhadap penyakit-penyakit umum. (Sumakmur, 1988).
Soekotjo Joedoatmodjo, Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Nasional (DK3N) menyatakan bahwa frekuensi kecelakaan kerja di perusahaan
semakin meningkat, sementara kesadaran pengusaha terhadap Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) masih rendah, yang lebih memprihatinkan pengusaha dan
pekerja sektor kecil menengah menilai K3 identik dengan biaya sehingga menjadi
beban, bukan kebutuhan. Catatan PT Jamsostek dalam tiga tahun terakhir (1999 - 2001)
terbukti jumlah kasus kecelakaan kerja mengalami peningkatan, dari 82.456 kasus pada
1999 bertambah menjadi 98.902 kasus di tahun 2000 dan berkembang menjadi 104.774
kasus pada 2001. Untuk angka 2002 hingga Juni, tercatat 57.972 kasus, sehingga rata -
rata setiap hari kerja terjadi sedikitnya lebih dari 414 kasus kecelakaan kerja di
perusahaan yang tercatat sebagai anggota Jamsostek. Sedikitnya 9,5 persen dari kasus
kecelakaan kerja mengalami cacat, yakni 5.476 orang tenaga kerja, sehingga hampir
setiap hari kerja lebih dari 39 orang tenaga kerja mengalami cacat tubuh.
(www.gatra.com)
Tenaga kesehatan secara umum merupakan satu kesatuan tenaga yang terdiri
dari tenaga medis, tenaga perawatan, tenaga paramedic non perawatan dan tenaga non
medis. Dari semua katagori tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit, tenaga
perawatan merupakan tenaga terbanyak dan mereka mempunyai waktu kontak dengan
pasien lebih lama dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, sehingga mereka
mempunyai peranan penting dalam menentukan baik buruknya mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Berdasarkan data kasus kecelakaan kerja di atas perlu upaya-upaya yang nyata
untuk mengurangi jumlah kasus kecelakaan kerja, salah satunya melalui program
hiperkes (hygiene perusahaan dan kesehatan kerja). Selain itu peran perawat sebagai
tenaga kesehatan yang paling sering melakukan kontak dengan pasien juga harus
memahami fungsi dan tugasnya dalam hiperkes ini sehingga pelayanan kesehatan yang
diberikan akan semakin optimal.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dari pembahasan latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah
yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan hygiene perusahaan dan kesehatan kerja ?
2. Apa tujuan dari hygiene perusahaan dan kesehatan kerja ?
3. Apa saja usaha-usaha hygiene perusahaan dan kesehatan kerja ?
4. Apa saja yang termasuk penyakit akibat kerja ?
5. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penyakit akibat kerja dan penyakit
yang ditimbulkannya ?
6. Apa saja yang termasuk dalam usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan
penyakit akibat kerja ?
7. Apa yang dimaksud dengan kecelakaan kerja dan bagaimana
pemecahannya ?
8. Apa yang dimaksud lingkungan kerja yang sehat ?
9. Apa saja fungsi dan tugas perawat dalam hygiene perusahaan dan kesehatan
kerja ?
10. Apa saja usaha-usaha kerja melalui puskesmas ?
1.3. TUJUAN
Dari pembahasan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan beberapa tujuan dari
penulisan makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui definisi hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
2. Mengetahui tujuan dari hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
3. Mengetahui usaha-usaha hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
4. Mengetahui penyakit akibat kerja
5. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penyakit akibat kerja dan
penyakit yang ditimbulkannya
6. Menyebutkan usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit
akibat kerja
7. Menjelaskan kecelakaan kerja dan pemecahannya
8. Menjelaskan mengenai lingkungan kerja yang sehat
9. Menyebutkan fungsi dan tugas perawat dalam hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja
10. Menyebutkan usaha-usaha kerja melalui puskesmas
1.4. MANFAAT
Adapun manfaat yang penulis harapkan diperoleh dari penulisan makalah ini adalah
:
1. Mahasiswa dapat memahami definisi hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
2. Mahasiswa dapat memahami tujuan dari hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
3. Mahasiswa dapat memahami usaha-usaha hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
4. Mahasiswa dapat memahami penyakit akibat kerja
5. Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang menyebabkan penyakit akibat
kerja dan penyakit yang ditimbulkannya
6. Mahasiswa dapat memahami usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit
akibat kerja
7. Mahasiswa dapat memahami kecelakaan kerja dan pemecahannya
8. Mahasiswa dapat memahami mengenai lingkungan kerja yang sehat
9. Mahasiswa dapat memahami fungsi dan tugas perawat dalam hygiene perusahaan
dan kesehatan kerja
10. Mahasiswa dapat memahami usaha-usaha kerja melalui puskesmas
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI HIPERKES
Hiperkes pada dasarnya merupakan penggabungan dua disiplin ilmu yang berbeda
yaitu medis dan teknis yang menjadi satu kesatuan sehingga mempunyai tujuan yang sama
yaitu menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Hygiene perusahaan adalah spesialisasi ilmu hygiene beserta prakteknya yang
mengadakan penilaian kepada faktor – faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif
dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan
untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan perusahaan dan pencegahan agar pekerja
dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja sehingga memiliki
derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.
- Sasarannya lingkungan kerja
- Bersifat teknik
Higiene Perusahaan sendiri adalah spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta prakteknya
yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif &
kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya
dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta lebih lanjut
pencegahan agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat
bahaya kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
(Soeripto, Ir., DIH., 1992).
Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dari ilmu kesehatan / kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja / masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi – tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial melalui usaha – usaha preventif
dan kuratif terhadap penyakit – penyakit atau gangguan – gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit –
penyakit umum.
- Sasarannya adalah manusia
- Bersifat medis
Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (UU no. 14 tahun 1969 tentang tenaga
kerja) adalah lapangan kesehatan yang ditujukan kepada pemeliharaan dan mempertinggi
derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan,
perawatan kepada tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara – cara dan
syarat yang memenuhi norma – norma hygiene perusahaan dan kesehatan untuk mencegah
penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan syarat –
syarat kesehatan bagi perumahan tenaga kerja.
TUJUAN
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja sebagai salah satu
unsure sangat penting dari kesejahteraan dan meningkatkan kegairahan kerja, efisiensi,
produktifitas dan moril kerja factor manusia dalam setiap sector kegiatan ekonomi.
2. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi – tingginya,
melalui :
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja
c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas
d. Pemberantasan kecelakaan kerja
e. Peningkatan gairah kerja
f. Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari bahaya
pencemaran perusahaan
g. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya – bahaya yang mungkin ditimbulkan
oleh produk – produk industri.
3. Sebagai alat menciptakan dan meningkatkan tenaga kerja yang sehat dan produktif
USAHA-USAHA HYGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Upaya peningkatan (promotif)
Bertujuan untuk meningkatkan derajat dan kapasitas kerja melalui :
Penerapan pola hidup sehat, diantaranya:
-Pendidikan dan penerangan
-Perbaikan gizi
-Perkembangan kejiwaan yang sehat
-Perumahan sehat
-Rekreasi
-Tempat, cara, lingkungan yang sehat
-Nasehat perkawinan termasuk KB
-Perhatian terhadap faktor keturunan
2. Upaya pencegahan (preventif)
Bertujuan memberi perlindungan kepada pekerja sebelum adanya gangguan akibat
kerja:
-Pemeriksaan kesehatan awal
-Imunisasi
-Penerapan ergonomi
-Hygiene lingkungan
-Perlindungan diri terhadap bahaya – bahaya
-Pengendalian lingkungan kerja (agar dalam batas aman)
-Latihan fisik (relaksasi secara rutin)
-Pemberian suplemen gizi untuk sistem kekebalan pekerja
-Rotasi kerja (mencegah kejenuhan)
3. Upaya penyembuhan (kuratif)
Diberikan kepada pekerja yang sudah memperlihatkan gangguan kesehatan atau
gejala dini dengan cara :
-Mengobati penyakit
-Mencegah terjadinya komplikasi dan penularan terhadap keluarganya atau teman
sekerja
yang bertujuan untuk menghentikan proses penyakit, mempercepat masa
istirahat, mencegah terjadinya cacat, bahkan kematian
4. Upaya pemulihan (rehabilitatif)
Diberikan kepada pekerja yang karena penyakit atau kecelakaan telah
mengakibatkan cacat, sehingga pekerja tidak mampu bekerja secara permanen.
Kegiatannya meliputi :
-Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuan yang
masih ada secara optimal
-Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai dengan kemampuan
-Penyuluhan kepada masyarakat serta pengusaha agar mau menggunakan pekerja
yang cacat
PENYAKIT-PENYAKIT AKIBAT KERJA
Adanya hazard pada pekerjaan/lingkungan kerja dapat menimbulkan gangguan
kesehatan pada tenaga kerja yang dikenal sebagai penyakit akibat kerja. Penyakit akibat
kerja (PAK) biasanya terjadi akibat pajanan kumulatif-yaitu setelah bekerja bertahun-tahun
pada lingkungan kerja atau mengerjakan pekerjaannya pada kondisi yang tidak memenuhi
standar. Penyakit akibat kerja (PAK) biasanya bersifat kronis ysulit/tidak bisa disembuhkan
dan menyebabkan kecacatan dan atau kematian.
Berbagai istilah yang berhubungan :
- Penyakit akibat kerja (Occupational disease) : penyakit yang mempunyai penyebab
yang spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari
satu agent penyebab yang sudah diakui.
- Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Work related disesase) : penyakit
yang mempunyai beberpa agent penyebab, dimana factor pada pekerjaan memegang
peranan bersama dengan factor resiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang
mempunyai etiologi yang kompleks.
- Penyakit yang mengenai populasi pekerja (Disease affecting working populations) :
penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agent penyebab di tempat
kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
- Penyakit yang timbul karena hubungan kerja : penyakit yang timbul karena
hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan ataau lingkungan
kerja.
Ada 31 kelompok penyakit akibat kerja / hubungan kerja (Kep Pres RI No. 22
tahun 1993 ) :
1. Pnemokoniosis oleh debu mineral (silikosis, antara kosilokosis, asbestosis)
2. Bronkhopulmoner oleh debu logam keras
3. Bronkhopulmoner oleh debu kapas (bissinosis)
4. Asma akibat kerja oleh sensitisasi dan zat perangsang dalam proses pekerjaan
5. Alveolitis : alergi oleh menghirup debu organik
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaan
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium
8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen
12. Penyakit yang disebabkan oleh air raksa
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbondisulfida
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen atau hidrokarbon halivatik
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitro gliserin atau ester asam nitrat
20. Penyakit yang disebabkan oleh gas / uap beracun seperti karbon monoksida,
hidrogen sulfida
21. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan
22. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau latek
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan tinggi
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik
26. Dermatosis yang disebabkan oleh fisik, kimia, biologis
27. Kanker kulit oleh karena teer, minyak mineral
28. Kanker paru / mesoteliopma oleh abses
29. Penyakit infeksi oleh virus, bakteri, parasit (pekerjaan yang memiliki resiko
kontaminasi tinggi)
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi, rendah, panas radiasi / kelembaban
udara tinggi
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia termasuk bahan obat
Penyakit akibat kerja dapat mempengaruhi fisik maupun mental dan berakibat sementara
maupun permanen. Penyakit akibat kerja dapat terjadi karena ketidak serasian antara
pekerja / tenaga kerja dengan :
- sesama tenaga kerja
- pimpinan unit kerja
- peralatan yang digunakan
- proses produksi yang dikerjakan
- lingkungan kerja dan bahan produksi
- peraturan kerja yang diterapkan sarana yang disediakan
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT DAN PENYAKIT YANG
DITIMBULKAN
Faktor – faktor penyebab penyakit akibat kerja :
Dari pekerja :
a. Kekurangan gizi
b. Pola hidup tidak sehat (minum alkohol, merokok, kurang berolahraga)
c. Faktor psikososial seperti lingkungan kerja yang tidak kondusif, stress
Dari lingkungan kerja :
a. Terpajan bahan kimia, biologi
b. Golongan fisik : suara, radiasi, suhu, tekanan tinggi, penerangan
c. Golongan chemist : debu, uap,gas, larutan awan / kabut
d. Golongan fisiologi : kontribusi alat / mesin
Dampak / akibat dari terjadinya penyakit akibat kerja adalah :
a. Menurunnya derajat kesehatan dan kebugaran pekerja
b. Hilangnya waktu produktivitas pekerja
c. Menurunnya produktivitas kerja
Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang
digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak
mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan
dalam 5 golongan:
1. GOLONGAN FISIKA
- Bunyi → Bising
- Suhu Tinggi : → dehidrasi dan pengeluaran elektrolit tubuh yang banyak