Top Banner

of 21

K3 Di Laboratorium Kimia

Oct 14, 2015

Download

Documents

Penerapan K3 Di Laboratorium Kimia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) LABORATORIUM KIMIA ANALITIKDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) semester 2

Disusun oleh:Kelompok A

Nama anggota:

Arvina Dwi Saputri

Bayu S. A.

Citra Yolandasari

Delvi Permata Sari

Dewinta R. Hasibuan

Eka Widya L.

Fadhila Julia P.

Gianty Pusari

Imran Furdan

Irine Maharani

Kartika Tri Wahyuni

Lesya A. R. F.

Lidya Agustina

Maharany Tanjung

Metty Oktaviani

Nahda Miftahunisa

Neni Mulyani

Nurintan

Putri Lestari

Retno Rianta

Rizki Fajriati

Septianti Utami

Sopiati

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2013

DAFTAR ISICover Makalah ..................................................................................................... 1DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

A. FASILITAS LABORATURIUM ..................................................... 5B. ALAT PELINDUNG DIRI ............................................................... 6

1. Alat pelindung Mata (Kaca Mata) ............................................. 6

2. Alat Perlindung Pernapasan ....................................................... 7

3. Respirator ..................................................................................... 8

4. Alat Pelindung Telinga ................................................................ 10

5. Alat Pelindung Badan .................................................................. 11

6. Alat Pelindung Kaki .................................................................... 12

7. Alat Pelindung Tangan ............................................................... 13

C. BAHAN KIMIA ................................................................................. 13D. Pengendalian Melalui Jalur Kesehatan (Medical Control) ........... 17

E. PERTOLONGAN KORBAN ........................................................... 18

F. PENANGANAN KECELAKAAN KERJA .................................... 18

G. BERBAGAI JENIS KECELAKAAN KERJA ............................... 18

H. ATURAN DASAR LABORATURIUM ...........................................18

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 20

Referensi ............................................................................................................... 21

BAB I

PENDAHULUAN

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas darikecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akanberdampak pada masyarakat luas.Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus Pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Aanalais Kesehatan 2 melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.Diantara sarana kesehatan, Laboratorium Kesehatan merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukupbesar. Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan laboratorium menentukan kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan teknologi laboratorium, maka risiko yang

dihadapi petugas laboratorium semakin meningkat.

Petugas laboratorium merupakan orang pertama yang terpajan terhadap bahan kimia yang merupakan bahan toksisk korosif, mudah meledak dan terbakar serta bahan biologi. Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan alatalat yang mudah pecah, berionisasi dan radiasi serta alat-alat elektronik dengan voltase yang mematikan, dan melakukan percobaan dengan penyakit yang dimasukan ke jaringan hewan percobaan.Oleh karena itu penerapan budaya aman dan sehat dalam bekerja hendaknya dilaksanakan pada semua Institusi di Sektor Kesehatan termasuk Laboratorium Kesehatan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. FASILITAS LABORATORIUM

Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan perorangan dan masyarakat. Laboratorium memiliki Pintu Darurat, dengan syarat pintu darurat yang baik :

Tanda harus jelas

Informasi menuju pintu keluar terdekat

Dilengkapi Emergency Ligtning atau lampu darurat.

Jangan dikunci

Bebas dari barang yang menghalangi.

Langsung berhubungan dengan tangga darurat Disain laboratorium harus mempunyai sistem ventilasi ( exhaust, blower dan filter ). Dengan uap yang keluar dari zat kimia harus ditarik ke ventilasi dan dinetralisir sebelm ke lingkungan. Disain Ruang Laboratorium

1. Bersih dari sampah dan tidak licin

2. Dilengkapi grounding

3. Lampu penerangan tertutup (dengan penutup lampu)

4. Memiliki lemari asam ,Aemergency shower,eyes wash,telepon darurat Disain laboratorium harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap bahan kimia yang berbahaya yang dipakai. Memiliki Lemari Asam,dengan krakter : Sistem ventilasi

Saluran gas harus tahan api

Fungsi pintu tipe vertikal tidak jatuh , pintu tipe Horizontal mudah dibuka.

Alarm,ada fungsi yang rusak

Jendela lemari asam selalu kondisi tertutup.

Bukan tempat menyimpan bahan kimia.dan tidak terdapat tabung gas dekat lemari asam. Tempat penyimpanan di disain untuk mengurangi sekecil mungkin risiko oleh bahan-bahan berbahaya dalam jumlah besar. Disain Meja Kerja Laboratorium Kimiaa. Dilengkapi dengan bibir meja dan permukaaan meja tahan asam maupun basab. Terdapat tempat menggantung peralatan eksperimenc. Dilengkapi dengan kran gas dan kran air

d. Terdapat loker penyimpanan alat-alat laboratorium.

e. Terbuat dari laminate atau keramik komposit

f. Dilengkapi saluran pembuangan

g. Instalasi listrik dilengkapi dengan ground

h. Memiliki sumber listrik darurat emergency power Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaam (P3K) B. ALAT PELINDUNG DIRIAlat pelindung diri atau APD adalah suatu alat / pengaman yang berguna untuk melindungi atau meminimalisir kecelakaan yang terjadi. Alat perlindungan diri meliputi :

1. Alat pelindungMata (Kaca Mata)Penggunaan kaca mata pelindung sangat penting dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu , Karena penggunaan pelindung mata sering dianggapsepele mungkin, ada beberapa dari para pekerja yang lalai tidak menggunakan pelindung mata, padahal penggunaan pelindung mata sangatlah penting Karena dapat mengurangi kecelakaan pada para pekerja, sering terjadi beberapa kecelakaan pada mata akibat dari menyepelekan penggunakan pelindung mata. Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harusdikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi.

Gambar Kaca Mata

2. AlatPelindungPernapasanKontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.Dari informasi mengenai beberapa APD diatas, maka setiap pengguna bahan kimia haruslah mengerti pentingnya memakai APD yang sesuai sebelum bekerja dengan bahan kimia. Selain itu, setiap APD yang dipakai harus sesuai dengan jenis bahan kimia yang ditangani. Semua hal tersebut tentunya mempunyai dasar, yaitu kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Ungkapan mengatakan bahwa "Lebih baik mencegah daripada mengobati". APD merupakan solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia.

Gambar Masker

3. RespiratorKontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. . Alat Pelindung PernafasanBerguna untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi ataupun rangsangan.Masker untuk melindungi debu / partikel-partikel yang lebih besar yang masuk kedalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu. Bergantung pada jenis dan kadar pencemar, ada beberapa jenis respirator :

Respirator pemurni udaraMembersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap kontaminan dengan toksinitas rendah sebelum memasuki sistim pernafasan, alat pembersihnya terdiri dari filter untuk menangkap debu dari udara atau tabung kimia yang dapat menyerap gas, uap dan kabut. Jenis fiter atau kanister yang dipakai bergantung pada jenis kontaminan yang ada.Kontaminan debu dapat disaring dengan fiter mekanik. Semakin halus filter, semakin kecil ukuran debu yang dapat diambil. Kain verban yang biasa dipakai para pekerja, hanya efektif untuk partikel debu yang besar, dan tentu saja tidak bermanfaat untuk kontaminasigas atau uap beracun. Untuk as dan uap beracun dipakai kanister yang dapat menyerapgas-gas tersebut secara kimia atau fisika. Dengan sendirinya kanister kan berbeda dalam menyerap gas atau uap. Kemampuan ini dibedakan dengan warnanya antaralain :

Gas asam : putih

Gas asam sianida : putih dengan strip hijau

Gas klor : putih dengan stri kuning

Uap Organik : hitam

Gas amonia : hijau

Gas karbon monoksida : biru

Gas asam dan uap organik : kuning

Gas asam, uap organik dan amonia : cokelat

Kanister-kanister tersebut dapat di copot dan dipasang kembali sesai dengan kebutuhan. Karena kanister mengandung bahan penyerap, maka umur/ daya pakai juga bergantung pada lama pemakaian dan besarnya kadar kontaminan. Meskipun pemakaian kanister terbatas umur pakainya, tetapi cukup praktis dan aman sehingga banyak dipakai secara rutin. Tetapi peralatan ini tidak dapat mengatasi adanya difesiensi (pengurangan) oksigen. Untuk itu dipakai pelindung pernapasan kedua dengan pemasok (supply) uadara atau oksigen.

Gambar Jenis jenis Filter Masker (Respirator) beserta kegunaannya :

VRC201: untuk debu kadar tinggi (Dust) VRC202: uap/gas organik, kabut dan asap dengan kandungan racun rendah (organics vapours, mists, and fumes of low toxicity)

v RC206: organik dan anorganik uap/gas dan gas asam dengan kandungan racun rendah (For organic, inorganic vapours and acid gases of low toxicity

v RC209 :Untuk pestisida

4. Alat PelindungTELINGATelinga merupakanorgan vital dari manusia yang sangat berguna dan sensitive. Sebagai organ tubuh yang vital, telinga tidak luput dari resiko kerusakan akibat kerja. Umumnya kerusakan fungsi telinga sebagai alat pendengaran adalah permanent. Sehingga proses rehabilitasinya bisa dikatakan sangat kecil kemungkinannya. Oleh Karena itu perlindungan terhadaporgan yang satu ini sangat diperlukan untuk mencegah rusaknya fungsi pendengaran akibat linkungan kerja.

Kebisingan yang melebihi ambang pendengaran dan berlangsung dalam waktu yang cukuplama serta berulang-ulang dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang menetap, gangguan pendengaran yang terjadi akibat terpapar kebisingan dikenal sebagai gangguan pendengaran akibat bising.

Upaya untuk melindungi pekerja yang terpapar kebisingan dapat dilakukan dengan:MengurangitingkatkebisinganyangtimbuldariperalatanataulingkungankerjasertaMelindungipekerjadenganalatpelindungdiriuntuktelinga(ear plug, ear muff dll)Kebisingan yang timbul diarea kerja, biasanya bersumber dari suara mesin, adanya aliran dalam dengan tekanan tinggi, adanya bocoran pada pipa atau peredam suara.

Gambar Alat Pelindung Telinga

5. Alat PelindungBADANHal ini dimaksudkan agar bagian tubuh pekerja terlindungi dari segala kemungkinan terluka atau kecelakaan ketika bekerja. Selain dari itu menggunakan wearpack bertujuan untuk menyeragamkan pekerja dan memberikan identitasjabatan.Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan jas laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika Anda menggunakan jas laboratorium diantaranya : Kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jaslaboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan Anda dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya.

Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.

Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jump suits. Apron seringkali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi. Perlengkapan ini biasanya terbuat dari karet atau plastik. Untuk apron yang terbuat dari plastik,tidakdikenakanpadaarealarutanyangmudahterbakardanbahanbahankimiayangdapatterbakarbiladipicuolehelektrikstatis, Karena apron jenis ini dapat mengakumulasi loncatan listrik statis.Jump suits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi(mis., ketika menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah yang sangat banyak)..Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu member perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.

Gambar Jas Lab.

6. Alat PelindungKAKIDalam sebuah praktikum pemilihan penggunaan sepatu sangatlah penting, Karena dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang akan menciderai kaki para pekerja. Disini kita harus selektif dan menggunakan sepatu yang mempunyai ujung yang sangat keras dan alas yang tebal itu dimaksudkan agar kaki saat praktikum telindungi dari kecelakaan yang akan terjadi seperti halnya benda tajam yang dapat menciderai kaki praktikan, tumpahan bahan kimia yang mengenai kaki, dan lain sebagainya.

Gambar Sepatu

7. Alat pelindung tanganPerlindungan tangan merupakan alat pelindung yangkontak langsung dengan kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila Anda terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi bagi Anda. Tidak hanya melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin.Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang Anda pakai jika tidak dipilih bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria yang lain adalah berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan yang terbuat dari karet alam baik apabila Anda bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan Dietil eter.

Gambar sarung tangan

C. BAHAN KIMIABeberapa catatan mengenai laboratorium yang menyimpan bahan-bahan kimia Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol atau kaleng yang sesuai dan tahan lama. Sebaiknya di simpan di tempat-tempat yang kecil dan cukup untuk pemakaian sehari-hari.

Tempat persediaan untuk jangka panjang harus tersimpan dalam gudang bahan kimia yang khusus/ gudang dalam tanah misalnya.

Setiap saat bahan kimia harus diperiksa secara rutin, untuk menentukan apakah bahan-bahan tersebut masih dapat digunakan atau tidak, dan perbaikan label yang biasanya rusak. Bahan-bahan yang tak dapat digunakan lagi harus dibuang/ dimusnahkan secara kimia.Semua bahan harus diberi tanda-tanda khusus, diberi label dengan semua keterangan yang diperlukan misalnya.:

nama bahan

tanggal pembuatan

jumlah (isi)

asal bahan (merek pabrik dan lain-lain)

tinhgkat bahaya yang mungkin (racun, korosiv, higroskopis dll)

keterangan-keterangan yang perlu (presentase, simbol kimianya dan lain-lain)

TabelSimbol simbol yang sering digunakan untuk menandai jenis jenis bahan kimia secara internasional :SimbolNama simbol dan Bahayanya

Toxic : Sedikit saja masuk ke tubuh dapat menyebabkan kematian atau sakit keras

Flammable : Bahan yang mudah terbakar

Corrosive : bahan yang dapat merusak kayu, besi, dsb.

Irritant : Sedikt saja masuk ke tubuh dapat membakar

kulit, selaput lendir atau sistem pernapasan

Oxidising Agent : Bahan yang dapat menghasilkan panas bila bersentuhan dengan bahan lain terutama bahan-bahan yang mudah terbakar

Explosive : Bahan yang mudah meledak bila kena panas, api atau sensitif terhadap gesekan atau goncangan

Radioactive : Bahan-bahan yang bersifat radioaktif

POISON : Bahan-bahan yang bersifat racun

Danger for environment : berbahaya bagi lingkungan

Peringatan tegangan tinggi

Area dilarang menyalakan api

D. Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control)

Yaitu upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal (Recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. Dengan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja. Disini diperlukan system rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat (prompt-treatment) Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi:

I. Pemeriksaan Awal

Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang calon / pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya. Pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi:

Anamnese umum

Anamnese pekerjaan

Penyakit yang pernah diderita

Alrergi

Imunisasi yang pernah didapat

Pemeriksaan badan

Pemeriksaan laboratorium rutin

Pemeriksaan tertentu:

Tuberkulin test

Psiko test

II. Pemeriksaan Berkala

Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.

III. Pemeriksaan Khusus

Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.Sebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern laboratorium kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan dan sebagainya.E. PERTOLONGAN PADA KORBANPertolongan pertama pada korban :

Tenangkan korban

Apabila terjadi koraban kebakaran , cegahlah korban untuk tidak panik dan berlari-lari sehingga menyebabkan api tersebar.

Rebahkan korban dilantai dan selimuti dengan baju tahan api atau jas laboratorium.

F. PENANGANAN KECELAKAAN KERJATerbakar ringan

: Dinginkan dengan air selama 10 menit

Terbakar (parah):Oleskan antiseptik dan segera konsultasi ke dokter

Terbakar Karena Asam: Oleskan polyethylene glycole 400 / Calcium guconate

Luka Ringan : Segera tutup luka dengan plaster

Luka Berat: Olesi antiseptik dan segera tutup dengan plaster untuk menghindari pendarahan yang lebih banyak.

G. BERBAGAI JENIS KECELAKAAN KERJAKecelakaan yang seering terjadi :

Terluka oleh glassware

Terbakar oleh api

Terbakar karena asam atau basa

H. ATURAN DASAR LABORATORIUM Bersihkan tumpahan cairan kimia secepatnya,misal : Merkuri (Hg) Tidak merokok dalam laboratorium Tidak berlari-lari dlam laboratorium Tidak melakukan percobaan di depan orang yang sedang makan Tidak makan dan minum dalam laboratorium Menggunakan alat pelindung diri

Tidak meletakkan tas dan barang lainnya di lantai laboratorium dan di tempat berjalan.

Peralatan pelindung harus dipakai setiap individu selama di laboratorium

Selalu menggunakan pipette filler dan hindari kontak langsung dengan kulit

Tidak menggunakan bekas tempat pengemasan makan/minum untuk menyimpan bahan kimia

Selalu menggunakan indikator aliran ketika menggunakan air pendingin

Selalu memberi lebel / keterangan pada tempat penyimpanan bahan kimia.

Jangan bereksperimen sendiri (bagi Pemula ) Selalu perhatikan kategori bahaya bahan kimia yang dipakai.

BAB IIIPENUTUP

Kesehatan dan keselamatan kerja di Laboratorium Kesehatan bertujuan agar petugas, masyarakat dan lingkungan laboratorium kesehatan saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung-jawab terhadap kesehatan masyarakat, memfasilitasi pembentukan berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di laboratorium kesehatan serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaan K3 tersebut.

Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen atau pengelola laboratorium kesehatan mempunyai peran sentral dalam pelaksanaan program ini. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan dan non kesehatan yang menjadi sasaran program K3 ini harus berpartisipasi secara aktif, bukan hanya sebagai obyek tetapi juga berperan sebagai subyek dari upaya mulia ini. Melalui kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja , diharapkan petugas kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di laboratorium kesehatan dapat bekerja dengan lebih produktif, sehingga tugas sebagai pelayan kesehatan kepada masyarakat dapat ditingkatkan mutunya, menuju Indonesia Sehat 2010.

Pencegahan dan penanggulangan Keadaan Darurat di Laboratorium1. Menggunakan Akal Sehat2. Kacamata Pengaman3. Bahan Kimia di Mata4. Asam dan Basa5. Luka karena Bahan Kimia6. Luka Bakar7. Tergores atau Teriris8. Menghirup Bahan Beracun9. Menghindari Kebakaran10. Memadamkan Api11. Memadamkan Api yang Membakar Pakaian12. Menangani PelarutReferensi

Merck KgaA,Fundamentals of Laboratory Safety,GIT Verlag GmbH,2001

Robert J.Alaimo, Handbook of Chemical Health and Safety,American Chemical Society,New York,2001

Andre Pecot, Philippe Grenouillet,Safety in the Chemistry and Biohemistry Laboratory,VCH, 1995

Occupational Health and Safety, Good Laboratory Practice,2006 file:///D:/Instrumen 20ttg 20K3 20Ibu 20Diah/KESEHATAN 20DAN 20KESELAMATAN 20KERJA 20 28K3 29 20DI 20LABORATORIUM 20_ 20Blog 20Mahasiswa 20AAK.htm.

21