Top Banner
PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA PROSES HOT PRESSING TERHADAP KEKERASAN KOMPOSIT ABU TERBANG BATUBARA/PHENOLIC (Skripsi) Oleh FALDI IKHSAN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2016
79

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

Feb 06, 2018

Download

Documents

lamanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA PROSES HOTPRESSING TERHADAP KEKERASAN KOMPOSIT ABU TERBANG

BATUBARA/PHENOLIC

(Skripsi)

Oleh

FALDI IKHSAN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 2: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

ABSTRAK

PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA PROSES HOTPRESSING TERHADAP KEKERASAN KOMPOSIT ABU TERBANG

BATUBARA/PHENOLIC

Oleh :

FALDI IKHSAN

Komposit merupakan salah satu jenis material yang saat ini sedang dikembangkanpenggunaannya, Salah satu campuran bahan komposit adalah abu terbang batubara(fly ash). Di Indonesia produksi fly ash dari pembangkit listrik terus meningkat, padatahun 2000 tercatat mencapai 1,66 juta ton dan diperkirakan akan meningkatmencapai 2 juta ton pada tahun 2006, artinya semakin tahun produksi libah fly ashsemakin meningkat yang dapat membawa dampak pencemaran lingkungan karenakurangnya pemanfaatan dari limbah fly ash.

Komposit abu terbang batubara/phenolic memiliki bahan penyusun dengan komposisimatrik phenolic 60%, sebagai penguat abu terbang batubara, grafit, serbuk besi 15%,barium sulfat 10% sebagai pengisi, dan Nitril Butadiene Rubber 15% sebagai pengikat,diproses dengan metode hot pressing, temperatur pemanasan yang digunkan 200̊ C, 210˚C,220˚C, 230˚C, 240˚C, 250˚C dan tekanan yang digunakan 40 MPa, 60 MPa, 80 MPa.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tekanan dan temperatur pada proseshot pressing terhadap sifat kekerasan komposit abu terbang batubara/phenolic.

Hasil pengujian kekerasan komposit sebagai fungsi temperatur dan tekanan padaproses hot pressing dengan adanya peningkatan temperatur dan tekanan makasemakin meningkat nilai kekerasannya, hal ini disebabkan faktor proses ikatan kimia,ikatan antar partikel, distribusi partikel akan berjalan maksimal dan baik dan jugaporositas yang terjadi berkurang, rapat massa pada komposit terjadi dengan optimal.Secara spesifik hasilnya sebagai berikut, dengan temperatur sebagai fungsi, nilaikekerasan rata-rata terendah HR (E) 60,864 kg/mm2 pada temperatur 200˚C, dan nilaikekerasan rata-rata tertinggi HR (E) 70,132 kg/mm2 pada temperatur 250˚C dan padatekanan sebagai fungsi mempunyai nilai kekerasan rata-rata terendah HR(E) 61,064kg/mm2 pada tekanan 40 MPa dan nilai kekerasan rata-rata tertinggi HR (E) 71,53kg/mm2 pada tekanan 80 MPa.

Kata kunci : Komposit Abu terbang Batubara/Phenolic, Hot Pressing, kekerasan

Page 3: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

ABSTRACT

THE EFFECT OF PRESSURE AND TEMPERATURE IN HOT PRESSINGPROCESS TO THE HARDNESS OF COAL FLY ASH

COMPOSITE/PHENOLIC

By :

FALDI IKHSAN

Composite is the one kind of material that is currently being developed in its use. Oneof the composite mixture is coal fly ash. In indonesia, the production of fly ash fromthe power plants continuous to increase, in 2000 it reached 1,66 tons million tons andit would be expected to reach 2 million tons in 2006, it means that the production offly ash waste increased every year, so it could bring the impact of environmentalpollution due to the lack utilization of fly ash waste.

Coal fly ash composite/phenolic had a substance of material with the composition60 % phenolic matrix, as the reinforcement of coal fly ash, graphite, 15 % ironpowder, 10% barium sulfate as the filler and 15% Nitril Butadiene Rubber as thebinder processed with hot pressing method, the heating temperature which used were200˚C, 210˚C, 220̊ C, 230˚C, 240˚C, 250˚C and the pressure which used were 40 MPa, 60MPa, 80 MPa. This research was conducted to determine the effect of pressure andtemperature in hot pressing process to the hardness of coal fly ash composite/phenolic.

The hardness test result as the function of temperature and pressure in hot pressing processshowed that, the increased of temperature and pressure, increasing the hardness value, itwas due to the chemical bond factor, bonding between particles, the distribution of particleswould be maximize and good and so the porosity was reduced, the mass density wasoptimally occur. Spesifically, there were the result, with the temperature as the function, thelowest average value of hardness was HR (E) 60,864 kg/mm2 at 200˚C, and the highervalue of hardness was HR (E) 70,132 kg/mm2 at 250˚C and the pressure as thefunction had the lowest average value HR(E) 61,064 kg/mm2 at 40 MPa and thehigher average value was HR (E) 71,53 kg/mm2 at 80 MPa.

keyword : Coal fly ash composite/Phenolic, Hot Pressing, hardness

Page 4: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA PROSES HOT

PRESSING TERHADAP KEKERASAN KOMPOSIT ABU TERBANG

BATUBARA/PHENOLIC

Oleh

Faldi Ikhsan

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan
Page 6: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan
Page 7: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan
Page 8: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan pada tanggal 13 September 1992 sebagai

anak pertama dari tiga bersaudara di Tanjung Karang, Kota

Bandar Lampung Provinsi Lampung. Dilahirkan dari pasangan

Dedi Hermawan Syah, B.Sc dan Ety Suryani.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Merakbatin Natar

pada tahun 2004, kemudian penulis menyelesaikan di Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri 2 Sukaraja pada tahun 2007, pada tahun 2010 penulis menyelesaikan

pendidikannya dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Natar. Dan sejak tahun

2010 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lampung program studi S1.

Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik

Mesin (HIMATEM) untuk periode 2012-2013 sebagai anggota divisi humas,

selanjutnya penulis melaksanakan Kerja Praktek (KP) di PT. Perkebunan Nusantara

VII Unit Usaha Pematang Kiwah Natar Lampung Selatan, sejak tahun 2015 bulan

September, penulis mulai melaksanakan penelitian tugas akhir skripsi tentang

“Pengaruh Tekanan Dan Temperatur Pada Proses Hot Pressing Terhadap

Kekerasan Komposit Abu Terbang Batubara / Phenolic ˮ. Penulis mengerjakan

skripsi dibawah bimbingan Ibu Dr. Eng. Shirley Savetlana, S.T., M.Met. sebagai

pembimbing utama dan Bapak Nafrizal, S.T., M.T. sebagai pembimbing kedua, serta

Bapak Zulhanif, S.T., M.T. sebagai penguji utama.

Page 9: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

MOTTO

Dan Bahwasanya Seorang Manusia Tidak Memperoleh Selain Apa Yang Telah

Diusahakannya, Dan Bahwasanya Usaha Itu Kelak Akan Diperlihatkan.

(Q.S. An-Najm 39-40)

Berangkat Dengan Penuh Keyakinan, Berjalan Dengan Penuh Keikhlasan,

Istiqomah Dalam Menghadapi Cobaan “ Yakin, Ikhlas, Istiqomah ˮ

“To Get a Success, Your Courage Must Be Greater Than Your Fearˮ

(Untuk Mendapatkan Kesuksesan, Keberanianmu Harus Lebih Besar Dari

Pada Ketakutanmu)

“Think Big, And Act Nowˮ

(Berpikirlah Besar, Dan Bertindaklah Sekarang)

Page 10: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

SANWACANA

Assalamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, segala puji dan syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan

rahmat, nikmat, kesehatan karunia dan kelancaran hingga penulis dapat

menyelesaikan studi strata satu diperguruan tinggi Universitas Lampung. Shalawat

beriring salam penulis panjatkan kepada kekasih Allah SWT, Baginda Rasullullah

Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang

terang dengan keIslamanya hingga saat ini.

Skripsi dengan judul “ PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA

PROSES HOT PRESSING TERHADAP KEKERASAN KOMPOSIT ABU

TERBANG BATUBARA/PHENOLIC ˮ ini dapat diselesaikan dengan baik atas

bantuan, partisipasi, dan dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Sebagai rasa

syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak dan Ibu Ku tercinta, terimakasih Bapak, Ibu atas do’a dan dukungannya,

atas perhatian yang selalu diberikan kepada Ku, do’a, semangat, dukungan moril,

dan materi untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, maaf Bapak, dan Ibu jika saya

selama ini kurang maksimal.

2. Adik ku Hanif Putra Hermawan dan Fahmi Mutaqin yang selama ini memberikan

do’a. pacar ku tercinta Euis Suryani, Amd,. Kep. Yang selalu mendo’akan dan

member semangat, motivasi dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

Page 11: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

3. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.S., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Lampung.

4. Bapak Ahmad Suudi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lampung, atas segala arahan dan motivasinya selama ini.

5. Ibu Dr. Eng. Shirley Savetlana, S.T,. M.Met. dan Bapak Nafrizal, S.T,. M.T.

selaku pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, pengetahuan,

saran, serta nasehat selama proses penyelesaian skripsi.

6. Bapak Zulhanif, S.T,. M.T. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran

dan masukan sebagai penyempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Mesin atas ilmu yang telah diberikan selama

penulis melaksanakan studi, baik materi akademik dan motivasi untuk masa yang

akan datang. Tak lupa juga terimakasih kepada staff dan karyawan Gedung H

Teknik Mesin Universitas Lampung.

8. Kepada teman- teman seperjuangan “MESIN 10”, Salpa Ade Nugraha, Dian

Purnama, Angga Roby, Dwiandri wibowo, Fiskan, Hendi, Made Yoga, Bondan,

Yayang Rusdiana, Feri Fariza, Dwi Novriadi, Doni, Ryan Ryon, Muslim,

Prancana, Irfan, Ridho, I nyoman arnando, Wahyu, Masagus imran, Agung.

Untuk semua teman angkatan teknik mesin 2010 yang tidak bisa disebutkan satu

persatu, dan teman seperjuangan bersama-sama dalam menyelsaikan tugas akhir

Muhammad fatliyansah, hendi, riski, galeh, dedi jangan pernah lupa dengan

almamater, dipatri dalam bilik-bilik kiwa kita “solidarity Forever” kebersamaan

dan kekompakan yang terus ada.

9. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Lampung.

Page 12: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

10. Semau pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah ikut serta membantu

dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

sebab tu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

semua pihak. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membaca dan

bagi penulis sendiri.

Bandar Lampung,

Penulis

Faldi Ikhsan

Page 13: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………….. ii

PERNYATAAN PENULIS ………………………………………………………. iv

RIWAYAT HIDUP………………………………………………………………... v

MOTTO …………………………………………………………………………… vi

SANWACANA …………………………………………………………………… vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... xiv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1

1.2 Tujuan …………………………………………………………………. 4

1.3 Batasan Masalah ………………………………………………………. 4

Page 14: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

1.4 Sistematika Penulisan …………………………………………………. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komposit ……………………………………………………………… 7

2.1.1 Komposit Berdasarkan Bentuk Penguat ………………………… 11

2.1.2 Komposit Berdasarkan Jenis Matrik yang digunakan …………... 14

2.2 Abu terbang Batubara .………………………………………...……... 18

2.3 Karakteristik serbuk ………………………………………………..… 21

2.3.1.Ukuran dan distribusi partikel serbuk ……………………….….. 22

2.3.2. Bentuk partikel serbuk …………………………………………. 23

2.3.3. Berat jenis serbuk ………………………………………….…… 24

2.3.4. Mampu alir serbuk (Flowability) ……………………………… 24

2.3.5. Mampu tekan (Compressibility) …………………..…………... 25

2.3.6. Pencampuran (Mixing) …………………………………..……. 25

2.4 Pembentukan dan Pencampuran Serbuk ……………………………. 26

2.5 Compacting …………………………………………………………. 27

2.6 Sintering …………………………………………………………….. 28

2.7 Pengujian Kekerasan ………………………………………………... 30

2.7.1 Metode gores ……………………………………….………….. 30

2.7.2 Metode elastik/pantul (rebound) ……………………………….. 31

2.7.3 Metode indentasi ……………………………………………….. 32

Page 15: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian …………………………………………………. 37

3.2 Alat dan Bahan yang digunakan …………………………………... 37

3.3 Prosedur Penelitian ……………………………………………...… 46

3.4 Alur proses penelitian ………………………………………...…… 53

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell ……………………………… 54

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan …………………………………………………………… 78

5.2 Saran ……………………………………………………………..… 79

Page 16: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 2.1 Kandungan Logam Berat Pada Abu Batubara …………………………... 20

Tabel 2.2 Komposisi dan Klasifikasi Fly ash ……………………………………… 20

Table 2.3 Skala pada Metode Uji Kekerasan Rockwell …………………………… 36

Tabel 3.1 Komposisi bahan penyusun komposit …………………………………... 48

Tabel 3.2 Variasi temperatur pada proses pemanasan ……………………………... 49

Tabel 3.3 Variasi tekanan pada proses penekanan ……………………………….... 49

Table 3.4 Data hasil uji kekerasan …………………………………………………. 52

Table 3.4.1 Data hasil uji kekerasan dengan variasi tekanan …………………….... 52

Table 3.4.2 Data hasil uji kekerasan dengan variasi temperatur …………….…….. 52

Tabel 4.1. Data Hasil Pengujian Kekerasan Dengan Variasi Temperatur ………..... 56

Tabel 4.2. Data Hasil Pengujian Kekerasan Dengan Variasi tekanan ……………... 58

Tabel 4.3. Nilai rata-rata hasil pengujiam kekerasan komposit abu

terbang batubara/phenolic dengan variasi temperatur …………………... 59

Table 4.4. Nilai rata-rata hasil pengujiam kekerasan komposit abu terbang

batubara/phenolic dengan variasi tekanan. ……………………………... 65

Page 17: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Komposit partikel ………………………………………………………....…. 11

Gambar 2.2 Jenis jenis komposit serat …………………………………………….. 13

Gambar 2.3 Komposit lapis ……………………………………………………...… 13

Gambar 2.4 Abu terbang batubara ………………………………………………..... 19

Gambar 2.5 Partikel yang dibentuk hasil pencampuran ………………………….... 27

Gambar 2.6 Proses Penekanan Serbuk …………………………………………….. 28

Gambar 2.7 Bentuk Partikel Sebelum dan Sesudah Sintering ……………………... 29

Gambar 2.8 Skematis prinsip indentasi dengan metode Brinell ………………...…. 32

Gambar 2.9 Hasil indentasi Brinell berupa jejak berbentuk lingkaran dengan

ukuran diameter dalam skala mm …………………………………...… 33

Gambar 2.10 Skematis prinsip indentasi dengan metode Vickers ……………….... 34

Gambar 3.1 Cetakan ……………………………………………………………….. 37

Gambar 3.2 Timbangan digital …………………………………………………..… 38

Page 18: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

Gambar 3.3 Mixer ………………………………………………………………….. 39

Gambar 3.4 Oven …………………………………………………………………... 39

Gambar 3.5 Pressure gauge ……………………………………………………….. 40

Gambar 3.6 furnce …………………………………………………………………. 41

Gambar 3.7 Hardness tester ……………………………………………………..… 41

Gambar 3.8 Digital mikroskop …………………………………………………..… 42

Gambar 3.9 Fly ash (abu terbang batubara) ……………………………………..… 43

Gambar 3.10 Phenolic resin ……………………………………………………….. 43

Gambar 3.11 Grafit ……………………………………………………………….... 44

Gambar 3.12 Serbuk besi …………………………………………………………... 45

Gambar 3.13 NBR (Nitril Butadiene Rubber) ……………………………………... 45

Gambar 3.14 Barium sulfat (BaSO4) …………………………………………….… 46

Gambar 3.15 Skematis prinsip indentasi dengan metode Rockwell ……………….. 51

Gambar 3.16 Diagram alir penelitian …………………………………………….... 53

Gambar 4.1. (a). Spesimen komposit abu terbang batubara/pheolic (b).

Spesimen komposit abu terbang batubara/pheolic setelah dilakukan

pengujian kekerasan …………………………………………………. 55

Page 19: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

Gambar 4.2. Grafik kekerasan komposit abu terbang batubara/phenolic sebagai

fungsi temperatur pada proses hot pressing …………………………. 60

Gambar 4.3. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen T1 temperatur

200˚C dengan nilai kekerasan terendah …………………………….... 63

Gambar 4.4. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen T6 temperatur

250˚C dengan nialai kekeraan tertinggi ……………………………… 64

Gambar 4.5. Grafik kekerasan komposit abu terbang batubara/phenolic sebagai

fungsi tekanan pada proses hot pressing …………………………….. 66

Gambar 4.6. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen P1 tekanan

40 MPa dengan nilai kekerasan terendah ……………………………. 69

Gambar 4.7. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen P3 tekanan

80 MPa dengan nilai kekerasan tertinggi ………………………….… 69

Gambar 4.8. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen T2 variasi temperatur

210 ˚C ………………………………………………………………... 70

Gambar 4.9. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen T3 variasi temperatur

220 ˚C ………………………………………………………………... 71

Gambar 4.10. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen T4 variasi temperatur

230 ˚C …………………………………………………………………71

Page 20: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

Gambar 4.11. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen T5 variasi

temperatur 240 ˚C ………………………………………………….. 72

Gambar 4.12. Hasil foto makro perbesaran 1000 x spesimen P2 variasi

tekanan 60 MPa …………………………………………………….. 72

Gambar 4.13. cross-link pada phenolic ……………………………………………. 75

Gambar 4.14. struktur cross-link pheolic ……………………………………………..… 76

Gambar 4.15. Struktur ikatan kimia Nitrile Butadiene Rubber …………………..... 77

Page 21: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komposit merupakan salah satu jenis material yang saat ini sedang

dikembangkan penggunaannya untuk berbagai hal, seperti untuk kampas rem

berbagai macam kendaraan dan komponen lain dari kendaraan, juga berbagai

macam peralatan yang membutuhkan kekuatan yang tinggi tetapi ringan.

Komposit adalah gabungan material yang terdiri dari dua atau lebih

komponen material penyusun, baik secara mikro maupun secara makro yang

berbeda bentuk dan komposisi kimianya.

Salah satu campuran bahan komposit adalah dari bahan sisa pembakaran

batubara atau lebih dikenal dengan fly ash. Di Indonesia produksi fly ash dari

pembangkit listrik terus meningkat tetapi tidak dimanfaatkan secara

maksimal, dimana data pada tahun 2000 tercatat jumlahnya mencapai 1,66

juta ton dan diperkirakan akan meningkat mencapai 2 juta ton pada tahun

2006. Besarnya jumlah fly ash dari sisa pembakaran batubara pembangkit

listrik yang dihasilkan dari tahun ke tahun tidak sebanding dengan cara

penanggulangan dan pemanfaatannya yang masih terbatas pada penimbunan

di lahan kosong atau bahkan terbuang begitu saja (Yusman Zamzani,2013).

Page 22: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

2

Fly ash Tarahan mengandung unsur kimia SiO2

dan Al2O3 lebih banyak

dibandingkan dengan unsur lain yang terkandung, seperti Fe2O3, CaO, MgO,

dan Alkali, juga terkandung beberapa unsur logam berat yaitu Cu, Pb, Zn, Cd,

dan Cr. Kandungan silika yang dominan pada fly ash memungkinkan fly ash

dapat digunakan untuk bahan material tahan panas karena sifat silikat yang

mampu menahan temperatur yang tinggi, dan semakin banyak kandungan

kalsium oksida maka semakin tinggi kemampuan untuk mengikat.

Pada penelitian Muhammad Syahid, dkk (2011) bahwa komposisi fly ash

dalam matrik memberikan pengaruh terhadap nilai kekerasan. Untuk nilai

kekerasan tertinggi yaitu 94 HRB pada komposisi 60 % resin dan 40 % fly

ash dan nilai kekerasan terkecil 73.33 HRB pada komposisi 40 % resin dan

60 % fly ash. Dapat dilihat dari hasil nilai kekerasan yang diperoleh pada

penelitian Muhammad syahid, dkk menunjukkan adanya komposisi tertentu

yang menghasilkan kekuatan yang optimal sesuai dengan kaidah

pencampuran dalam komposit. Kekerasan yang tinggi diakibatkan oleh

adanya partikel penguat pada matriks, dalam hal ini fly ash batubara. Namun

penambahan partikel yang berlebih akan menyebabkan kekerasan turun

kembali karena ikatan antara partikel dengan matriks menjadi berkurang

setelah melewati batas optimum , distribusi partikel tidak merata dan terjadi

void pada komposit yang mempengaruhi kekerasannya.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh E.Surojo,dkk (2014),

tentang efek dari phenolic resin dan fly ash terhadap koefisien gesekan

Page 23: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

3

kampas rem komposit. Proses hot pressing komposit fly ash/phenolic yaitu

dengan tekanan 40 MPa pada suhu 150˚C - 165˚C selama 8 menit, koefisien

gesekan berkurang pada phenolic 20% sementara pada phenolic 30% dan

40% koefisien gesekan relative stabil. Hasil menunjukan

bahwa koefisien dari gesekan berkurang dengan bertambahnya fraksi volume

phenolic dan fly ash, Phenolic resin tidak mempengaruhi sensitivitas

koefisien gesek sebaliknya fly ash mempengaruhi sensitivitas keofisien dari

gesekan.

Temperatur dan tekana pada proses hot pressing berpengaruh pada struktur

mikro komposit, menurut penelitian yang dilakukan (Gustini,2010),

temperatur dan tekana pada proses hot pressing berpengaruh terhadap

densitas sehingga berpengaruh langsung terhadap nilai kekerasan komposit.

Hot pressing pada temperatur 540˚C dengan tekanan 120 MPa yaitu sebesar

418,7 VHN hal ini terjadi karena densitasnya juga optimal, dan akan turun

pada temperatur hot pressing 520˚C yaitu 245,8 VHN.

Pada penelitian (Zulfikar,2010), terlihat temperatur dan tekanan

mempengaruhi porositas yang berdampak langsung pada sifat mekanik

komposit tersebut, ikatan dan distribusi antar partikel sangat dipengaruhi oleh

temperatur dan tekanan, hasil optimum terjadi pada temperatur 550˚C dengan

fraksi berat penguat 5% fly ash. Dengan alasan pada penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan oleh Gustini (2010) dan Zulfikar (2010) tentang

pengaruh yang terjadi dengan komposit pada proses hot pressing, Pada

Page 24: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

4

penelitian ini akan dilakukan pembuatan komposit abu terbang

batubara/phenolic dengan menggunakan variasi tekanan dan temperatur pada

proses hot pressing. Sehingga nantinya dapat diketahui pengaruh tekanan dan

temperatur tertentu terhadap kekerasan komposit abu terbang

batubara/phenolic.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan dan

temperatur pada proses hot pressing terhadap sifat kekerasan komposit abu

terbang batubara/phenolic.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penlitian ini, yaitu:

1. Bahan yang akan diuji adalah bahan komposit berbahan abu terbang

batubara/phenolic, dengan persentase matrik phenolic 60%, penguat abu

terbang batubara, grafit, serbuk besi 15%, pengisi barium sulfat 10%, dan

NBR (Nitril Butadiene Rubber) 15%

2. Variasi temperatur yang digunakan 200̊ C, 210˚C, 220˚C, 230˚C, 240˚C,

250˚C, dan variasi tekanan 40 MPa, 60 MPa, dan 80 MPa.

3. Metode pembuaatan dengan menggunakan proses hot pressing komposit

4. Pengujian sifat mekanik yang dilakukan adalah pengujian kekerasan

dengan metode Rockwell.

Page 25: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

5

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematis penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

Pada bab ini tardiri dari latar belakang, tujuan, batasan masalah,dan

sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian ini.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini terdiri atas hal-hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan penelitian, yaitu tempat penelitian, bahan penelitian,

peralatan, dan prosedur pengujian.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan hasil dan pembahasan dari data-data yang

diperoleh saat pengujian dilaksanakan.

V.SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi hal-hal yang dapat disimpulkan dan saran-saran

yang ingin di sampaikan dari penelitian ini.

Page 26: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

6

DAFTAR PUSTAKA

Memuat referensi yang digunakan penulis untuk menyelesaikan laporan

tugas akhir.

LAMPIRAN

Berisikan lampiran yang diperoleh sebagai pendukung dan peneyempurna

laporan tugas akhir.

Page 27: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komposit

Pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau lebih bahan yang

berbeda yang digabung atau dicampur secara makroskopis menjadi suatu

bahan yang berguna (Jones, 1975).

Bahan komposit merupakan bahan gabungan secara makro, maka bahan

komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari

campuran/kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama yang secara makro

berbeda di dalam bentuk dan atau komposisi material yang pada dasarnya

tidak dapat dipisahkan (Schwartz, 1984).

Bahan komposit secara umum terdiri dari penguat dan matrik, penguat

komposit pada umumnya mempunyai sifat kurang ulet tetapi lebih kaku serta

lebih kuat. Fungsi utama dari penguat adalah sebagai penopang kekuatan dari

komposit, sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung

dari penguat yang digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada komposit

mulanya diterima oleh matrik akan diteruskan kepada penguat, sehingga

penguat akan menahan beban sampai beban maksimum. Oleh karena itu

Page 28: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

8

penguat harus mempunyai tegangan tarik dan modulus elastisitas yang lebih

tinggi dari pada matrik penyusun komposit.

Matriks mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Mentransfer tegangan ke serat.

2. Membentuk ikatan koheren, permukaan matrik/serat.

3. Melindungi serat.

4. Memisahkan serat.

5. Melepas ikatan.

6. Tetap stabil setelah proses manufaktur.

Tujuan dibuatnya komposit yaitu memperbaiki sifat mekanik atau sifat

spesifik tertentu, mempermudah desain yang sulit pada manufaktur,

keleluasaan dalam bentuk atau desain yang dapat menghemat biaya produksi,

dan menjadikan bahan lebih ringan. komposit yang diproduksi oleh suatu

instansi atau pabrik biasanya dapat diprediksi sifat mekanik dari bahan

komposit berdasarkan bahan matrik dan bahan penguatnya (Callister, 2007).

Adapun beberapa sifat mekanik yang dapat diprediksi dari komposit yaitu

kekuatan tarik dan kelayakan sebagai material komposit (validitas komposit).

Dalam komposit kekuatan tarik dipengaruhi oleh kekuatan interface-nya. Dari

pengujian kekuatan interface sangat sulit ditentukan karena prosesnya yang

tidak sederhana. Sehingga hasil pengujian juga sangat sulit ditentukan karena

adanya faktor teknis pembuatan spesimen. Untuk komposit polimer/serat ,

perbedaan campuran unsur matrik dan perbedaan serat juga menghasilkan

Page 29: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

9

kekuatan adhesive yang berbeda sehingga tidak jarang serat akan putus

sebelum terlepas dari matriknya (Matthew, 1999).

Adapun besarnya kekuatan tarik yang dihasilkan oleh komposit polimer/serat

dapat prediksi dengan menggunakan persamaan 2.1. Berdasarkan persamaan

ini dapat digunakan oleh peneliti sejauh untuk mengetahui sejauh mana

besarnya kekuatan tarik yang dihasilkan oleh komposit berdasarkan matrik

dan penguat penyusunnya. Berikut ini persamaan tensile prediction.

…………………………………………………………………………………………. ( . )dengan:

σc

= kekuatan tarik komposit (MPa)

σm

= kekuatan tarik matrik (MPa)

σf

= kekuatan tarik penguat (MPa)

Vm

= fraksi volume matrik

Vf

= fraksi volume penguat

Jumlah kandungan serat dalam komposit, merupakan hal yang menjadi

perhatian khusus pada komposit berpenguat serat. Untuk memperoleh

komposit berkekuatan tinggi, distribusi serat dengan matrik harus merata

pada proses pencampuran agar mengurangi timbulnya void. Untuk

menghitung fraksi volume parameter yang harus diketahui adalah densitas

resin, densitas penguat, massa matrik dan massa penguat. Adapun fraksi

volume yang ditentukan dengan persamaan :

Page 30: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

10

= == ………………………… .……………………… .… (2.2)

= 1 − ………………………………………………………… . (2.3)Jika selama pembuatan komposit diketahui berat penguat dan berat matrik,

serta densitas penguat dan densitas matrik, maka fraksi volume dan fraksi

penguat dapat dihitung dengan persamaan:

= + ……………………………………………… .…… . . (2.4)Dengan :

Wf

= fraksi berat penguat

wf

= berat penguat (gr)

wc

= berat komposit (gr)

ρf

= densitas penguat (gr.cm-3

)

ρc

= densitas komposit (gr.cm-3

)

vf

= fraksi volume penguat

vm

= fraksi volume matrik

Vf

= volume penguat (cm3)

Vm

= volume matrik (cm3)

Page 31: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

11

2.1.1 Komposit Berdasarkan Bentuk Penguat

Berdasarkan bentuk penguatnya, secara garis besar komposit

diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu: komposit partikel,

komposit serat dan komposit lapis.

1. Komposit partikel (particulate composites)

Merupakan komposit yang menggunakan partikel serbuk sebagai

penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriknya.

Komposit partikel banyak dibuat untuk bahan baku industri. Proses

produksi yang mudah juga menjadi salah satu pertimbangan bila

komposit akan diproduksi massal. Kelayakan bahan komposit

partikel yang telah dibuat dapat diketahui dengan melakukan

pendekatan uji validitas. Adapun pendekatan yang dimaksud yaitu

dengan mengetahui modulus elastisitas komposit dalam rentang

batas atas (upper bound) dan batas bawah (lower bound), berikut

adalah gambar dari komposit partikel.

Gambar 2.1 Komposit partikel (Schwartz,1984)

Page 32: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

12

2. Komposit serat (fibrous composites)

Komposit serat adalah komposit yang terdiri dari serat dan matriks.

Fungsi utama dari serat adalah sebagai penopang kekuatan dari

komposit, sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat

tergantung dari serat yang digunakan, karena tegangan yang

dikenakan pada komposit mulanya diterima oleh matrik akan

diteruskan kepada serat, sehingga serat akan menahan beban

sampai beban maksimum. Oleh karena itu serat harus mempunyai

tegangan tarik dan modulus elastisitas yang lebih tinggi daripada

matrik penyusun komposit. Pemilihan serat atau penguat penyusun

pada komposit juga harus mempertimbangkan beberapa hal salah

satunya harga. Hal ini penting karena sebagai pertimbangan bila

akan digunakan pada skala produksi besar.

Jenis komposit serat terbagi menjadi 4 macam yaitu

a. Continous fiber composite (komposit diperkuat dengan serat

kontinue),

b. Woven fiber composite (komposit diperkuat dengan serat

anyaman),

c. Chopped fiber composite (komposit diperkuat serat

pendek/acak),

d. Hybrid composite (komposit diperkuat serat kontinyu dan serat

acak).

Page 33: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

13

Gambar 2.2 Jenis jenis komposit serat (Schwartz,1984).

3. Komposit lapis (laminates composites)

Jenis komposit ini terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung

menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat

sendiri. Contoh komposit ini yaitu bimetal, pelapisan logam, kaca

yang dilapisi, dan komposit lapis serat, berikut gambaran untuk

komposit lapis.

Gambar 2.3 Komposit lapis (Schwartz,1984).

Page 34: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

14

2.1.2 Komposit Berdasarkan Jenis Matrik yang digunakan

Berdasarkan jenis matrik yang digunakan komposit dapat dibagi

kedalam tiga kelompok utama yaiu :

1. Komposit matrik logam (metal matrix composites/MMC)

Komposit matrik logam (metal matrix composites) ditemukan

berkembang pada industri otomotif, Metal matrix composites

adalah salah satu jenis komposit yang memiliki matrik logam.

Bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai

matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida .

Material MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996. Pada

mulanya yang diteliti adalah continous filamen MMC yang

digunakan dalam aplikasi aerospace. Contoh : alumunium beserta

paduannya, titanium beserta paduannya, magnesium beserta

paduannya.

Kelebihan MMC dibandingkan dengan komposit polimer yaitu :

a. Transfer tegangan dan regangan yang baik.

b. Ketahanan terhadap temperature tinggi

c. Tidak menyerap kelembapan.

d. Tidak mudah terbakar.

e. Kekuatan tekan dan geser yang baik.

f. Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik

Kekurangan MMC :

a. Biayanya mahal

b. Standarisasi material dan proses yang sedikit

Page 35: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

15

Sifat Matrik pada MMC :

a. Mempunyai keuletan yang tinggi

b. Mempunyai titik lebur yang rendah

c. Mempunyai densitas yang rendah

Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :

a. Komponen automotive (blok-silinder-mesin, pully, poros

garden)

b. Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)

c. Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)

d. Peralatan elektronik

2. Komposit matrik keramik (ceramic matrix composites/CMC)

Komposit matrik keramik (ceramic matrix composites) digunakan

pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, CMC merupakan

material 2 fasa dengan 1 fasa berfungsi sebagai penguat dan 1

fasa sebagai matrik, dimana matriksnya terbuat dari keramik.

bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat

dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana

terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida. Penguat yang

umum digunakan pada CMC adalah oksida, carbide, dan nitrid.

Salah satu proses pembuatan dari CMC yaitu dengan proses

DIMOX, yaitu proses pembentukan komposit dengan reaksi

oksidasi leburan logam untuk pertumbuhan matriks keramik

disekeliling daerah penguat.

Page 36: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

16

Matrik yang sering digunakan pada CMC adalah :

a. Gelas anorganic.

b. Keramik gelas

c. Alumina

d. Silikon Nitrida

Keuntungan dari CMC :

a. Dimensinya stabil bahkan lebih stabil daripada logam

b. Sangat tanggung , bahkan hampir sama dengan ketangguhan

dari cast iron

c. Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus

d. Unsur kimianya stabil pada temperature tinggi

e. Tahan pada temperatur tinggi (creep)

f. Kekuatan & ketangguhan tinggi, dan ketahanan korosi

Kerugian dari CMC

a. Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar

b. Relatif mahal dan hanya untuk aplikasi tertentu

Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut :

a. Chemical processing contohnya filters, membranes, seals,

liners, piping, hangers

b. Power generation contohnya combustorrs, vanrs, nozzles,

recuperators, heat exchange tubes, liner

c. Wate inineration contohnya furnace part, burners, heat pipes,

filters, sensors.

Page 37: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

17

d. Kombinasi dalam rekayasa wisker SiC/alumina polikristalin

untuk perkakas potong.

e. Serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser.

f. Grafit/keramik gelas untuk bantalan,perapat dan lem.

g. SiC/litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin

panas.

3. Komposit matrik polimer (polymer matrix composites/PMC)

Komposit ini menggunakan bahan polimer sebagai matriknya.

Secara umum, sifat-sifat komposit polimer ditentukan oleh sifat-

sifat penguat,Sifat-sifat polimer,rasio penguat terhadap polimer

dalam komposit (fraksi volume penguat), geometri dan orientasi

penguat pada komposit. (Daniel Andri Porwanto, 2011)

Apapun komposit polimer yang digunakan dalam bahan komposit

akan memerlukan sifat-sifat berikut:

a. Sifat-sifat mekanis yang bagus

b. Sifat-sifat daya rekat yang bagus

c. Sifat-sifat ketangguhan yang bagus

d. Ketahanan terhadap degradasi lingkungan bagus sifat-sifat

mekanis yang bagus.

Komposit polimer memiliki beberapa sifat yaitu biaya pembuatan

lebih rendah, dapat dibuat dengan produksi missal, ketangguhan

baik, tahan simpan, siklus pabrikasi dapat dipersingkat,

kemampuan mengikuti bentuk, lebih ringan. Adapun keuntungan

Page 38: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

18

dari PMC adalah ringan, specific stiffness tinggi, Specific strength

tinggi, Anisotropy.

Aplikasi PMC, yaitu sebagai berikut :

a) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas

- Alat-alat rumah tangga

- Panel pintu kendaraan

- Lemari perkantoran

- Peralatan elektronika.

b). Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas contohnya

kotak air radiator.

c). Matrik berbasis termoset dengan serat carbon

- Rotor helikopter

- Komponen ruang angkasa

- Rantai pesawat terbang

2.2 Abu Terbang Batubara

Abu terbang batubara adalah bagian dari sisa pembakaran batubara yang

berbentuk partikel halus dan abu tersebut merupakan bahan anorganik yang

terbentuk dari perubahan bahan mineral (mineral matter) karena proses

pembakaran, pada gambar 2.4 merupakan bentuk dari abu terbang batubara.

Page 39: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

19

Gambar 2.4 Abu terbang batubara

Dari proses pembakaran batubara pada unit penmbangkit uap (boiler) akan

terbentuk dua jenis abu yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash)

Komposisi abu batubara yang dihasilkan terdiri dari 10 - 20 % abu dasar,

sedang sisanya sekitar 80 - 90 % berupa abu terbang. Abu terbang ditangkap

dengan electric precipitator sebelum dibuang ke udara melalui cerobong.

Menurut ACI Committee 226, dijelaskan bahwa abu terbang (fly ash)

mempunyai butiran yang cukup halus, yaitu lolos ayakan No. 325 (45 mili

mikron) 5 – 27 % dengan spesific gravity antara 2,15 – 2,6 dan berwarna abu-

abu kehitaman. Abu batubara mengandung silika dan alumina sekitar 80 %

dengan sebagian silika berbentuk amorf. Sifat-sifat fisik abu batubara antara

lain densitasnya 2,23 gr/cm3, kadar air sekitar 4 % dan komposisi mineral

yang dominan adalah α-kuarsa dan mullite. Selain itu abu batubara

mengandung SiO2 = 58,75 %, Al2O3 = 25,82 %, Fe2O3 = 5,30 % CaO = 4,66

%, alkali = 1,36 %, MgO = 3,30 % dan bahan lainnya = 0,81 %. Beberapa

logam berat yang terkandung dalam abu batubara seperti tembaga (Cu),

timbal (Pb), seng (Zn), kadmium (Cd), chrom (Cr) (Misbachul munir, 2008).

Page 40: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

20

Pada table 2.1 menjelaskan kandungan logam pada abu batubara Bukit Asam

dan Ombilin.

Table 2.1 Kandungan Logam Berat Pada Abu Batubara

No Jenis Abu BatubaraKandungan Logam Berat(ppm)

Cu Pb Zn Cd Cr

1 Abu batubara Bukit Asam 298 19 391 11 224

2 Abu batubara Ombilin 87 15 153 tt 120

Sumber : Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Departemen ESDM, 2003

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan teknis dari fly ash

adalah tipe batubara, kemurnian batubara, tingkat penghancuran, tipe

pemanasan dan operasi, metoda penyimpanan dan penimbunan. Adapun

komposisi kimia dan klasifikasinya seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2

Komposisi dan Klasifikasi Fly ash.

Tabel 2.2 Komposisi dan Klasifikasi Fly ash

KomponenBituminus

(%)Subbituminus

(%)Lignit(%)

SiO220-60 40-60 15-45

Al2O3 5-35 20-30 20-25

Fe2O3 10-40 4-10 4-15

CaO 1-12 5-30 15-40

MgO 0-5 1-6 3-10

SO3 0-4 0-2 0-10

Na2O 0-4 0-2 0-6

K2O 0-3 0-4 0-4

LOI 0-15 0-3 0-5

Page 41: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

21

Menurut ASTM C618 fly ash dibagi menjadi dua kelas yaitu fly ash kelas F

dan kelas C. Perbedaan utama dari kedua ash tersebut adalah banyaknya

calsium, silika, aluminium dan kadar besi di ash tersebut. Walaupun kelas F

dan kelas C sangat ketat ditandai untuk digunakan fly ash yang memenuhi

spesifikasi ASTM C618, namun istilah ini lebih umum digunakan

berdasarkan asal produksi batubara atau kadar CaO. Yang penting diketahui,

bahwa tidak semua fly ash dapat memenuhi persyaratan ASTM C618, kecuali

pada aplikasi untuk beton, persyaratan tersebut harus dipenuhi.

Fly ash kelas F: merupakan fly ash yang diproduksi dari pembakaran

batubara anthracite atau bituminous, mempunyai sifat pozzolanic dan untuk

mendapatkan sifat cementitious harus diberi penambahan quick lime,

hydrated lime, atau semen. Fly ash kelas F ini kadar kapurnya rendah (CaO <

10%).

Fly ash kelas C: diproduksi dari pembakaran batubara lignite atau sub-

bituminous selain mempunyai sifat pozolanic juga mempunyai sifat self-

cementing (kemampuan untuk mengeras dan menambah strength apabila

bereaksi dengan air) dan sifat ini timbul tanpa penambahan kapur. Biasanya

mengandung kapur (CaO) > 20% (Sri Prabandiyani Retno Wardani, 2008)

2.3 Karakteristik serbuk

Selain komposisi kimia yang menentukan sifat akhir komponen, sifat serbuk

awal yang akan diproses juga mempengaruhi sifat produk akhir yang

dihasilkan. Hal ini sangat penting untuk menentukan sifat mekanis dari hasil

kompaksi serbuk serta karakteristik-karakteristik lainnya yang meliputi ukuran

Page 42: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

22

serbuk, berat jenis serbuk, mampu alir serbuk (flowability), dan mampu tekan

serbuk (compressability). Sesuatu dapat dikatakan serbuk apabila merupakan

suatu padatan yang memiliki ukuran dimensi lebih kecil dari pada 1 mm.

2.3.1.Ukuran dan distribusi partikel serbuk

Ukuran serbuk dapat didefinisikan sebagai ukuran linier pertikel yang

kecil. Ukuran pertikel biasanya dilambangkan dengan ukuran mikron

(µm). Ukuran partikel akan berpengaruh terhadap porositas dan densitas

serta sifat mekanisnya. Ukuran partikel juga menentukan stabilitas

dimensi, pelepasan gas yang tertangkap dan karakteristik selama proses

pencampuran. Semakin halus ukuran partikel, maka akan semakin besar

berat jenis bahan tersebut. Sedangkan distribusi ukuran partikel adalah

pengelompokan besar pertikel dalam berbagai ukuran yang bertujuan

untuk menghasilkan pengukuran kerapatan maksimum suatu partikel.

Distribusi partikel ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan saling isi

partikel untuk mendapatkan volume terpadat.

Berikut ini adalah pengaruh ukuran partikel serbuk terhadap karakteristik

serbuk:

a) Ukuran partikel serbuk yang halus lebih digunakan untuk proses

kompaksi serbuk yang keras atau getas seperti: tungsten dan alumina,

karna dengan meningkatnya gesekan akan membantu meningkatkan

kekuatan adhesif sehingga memudahkan proses selanjutnya.

Page 43: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

23

b) Serbuk yang halus memiliki luas permukaan antar partikel yang lebih

banyak sehinnga luasnya permukaan akan meningkatkan mekanisme

ikatan antar partikel secara difusi saat proses pemanasan.

c) Dengan partikel serbuk yang kasar, maka dapat lebih mudah

didapatkan berat jenis yang lebih seragam pada saat kompasi, akan

tetapi sifat hasil pemanasannya kurang baik dibandingkan dengan

partikel yang lebih halus karna rendahnya luas antar partikel yang

menyebabkan sedikitnya difusi yang terjadi sehingga menurunkan sifat

mekanisnya.

2.3.2. Bentuk partikel serbuk

Bentuk partikel serbuk merupakan faktor penting terhadap sifat massa

serbuk, seperti efisiensi pemadatan serbuk, mampu alir serbuk, dan

mampu tekan serbuk. Bentuk partikel serbuk yang besar

mempengaruhi besarnya kontak antar pertikel sehingga besarnya gaya

gesekan antar partikel dihubungkan dengan luas permukaan partikel

serbuk. Bentuk partikel serbuk juga bepengaruh pada perpindahan

serbuk saat proses penekanan, yang pada akhirnya akan

mempengaruhi perpindahan massa pada proses pemanasan.

Berdasarkan standar ISO 3252, bentuk serbuk dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

a) Spherical : Berbentuk bulat.

b) Angular : Berbentuk polihedral kasar dengan tepi tajam.

c) Acicular : Berbentuk jarum.

d) Irregular : Berbentuk tidak beraturan.

Page 44: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

24

e) Flake : Berbentuk serpihan.

f) Fibrous : Berbentuk serabut yang beraturan ataupun tidak

g) Dendritic : Berbentuk kristalin dan bercabang.

h) Granular : Berbentuk hampir bulat.

i) Nodular : Berbentuk bulat dan tidak beraturan.

2.3.3. Berat jenis serbuk

Berat jenis serbuk dapat didefinisikan sebagai tingkat kerapatan dari

serbuk. Pada metode metalurgi serbuk terdapat beberapa terminologi

mengenai pengertian berat jenis yaitu:

a) Apparent density atau bulk density didefinisikan sebagai berat per

satuan volume dari serbuk.

b) Tap density didefinisikan sebagai berat jenis tertinggi yang dicapai

dengan vibrasi tanpa aplikasi tekanan luar.

c) Green density didefinisikan sebagai berat jenis serbuk setelah

serbuk mengalami penekanan kompaksi untuk proses pemanasan.

d) Theoritical density didefinisikan sebagai berat jenis sesungguhnya

dari material serbuk ketika material serbuk ditekan hingga

menghasilkan serbuk tanpa pori.

2.3.4. Mampu alir serbuk (Flowability)

Mampu alir serbuk merupakan karakteristik serbuk yang

menggambarkan sifat alir dan kemampuan serbuk untuk dapat

memenuhi ruang cetakan dan beberapa faktor yang mempengaruhi

Page 45: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

25

mampu alir serbuk adalah bentuk serbuk, berat jenis serbuk, distribusi

ukuran partikel, dan kelembaban serbuk.

2.3.5. Mampu tekan (Compressibility)

Mampu tekan merupakan perbandingan volume serbuk mula-mula

dengan volume benda yang ditekan yang nilainya berbeda-beda

tergantung distribusi ukuran serbuk dan bentuk serbuk. Mampu tekan

menunjukan bahwa densitas merupakan fungsi dari tekanan yang

diberikan. Serbuk yang halus akan memiliki mampu tekan yang lebih

tinggi dari pada serbuk yang kasar. Mampu tekan serbuk juga

dipengaruhi oleh efek gesekan antar partikel.

2.3.6. Pencampuran (Mixing)

Karakteristik serbuk mempunyai peranan yang penting dalam

tercapainya hasil campuran yang seragam. Makin tinggi gesekan antar

partikel akan menjadikan proses pencampuran makin sulit. Friksi akan

meningkat oleh beberapa faktor diantaranya ukuran partikel yang

makin kecil, bentuk partikel tidak beraturan, koefisien gesek partikel

yang makin tinggi. Pada umumnya, ukuran partikel serbuk yang

seragam akan memudahkan untuk mendapatkan hasil pencampuran

yang seragam. Partikel yang besar memiliki kemungkinan yang tinggi

untuk mengalami segregasi. Salah satu kendala dalam proses

pencampuran adalah jika serbuk yang akan dicampur memiliki

densitas yang berbeda sehingga sulit untuk mendapatkan hasil

campuran yang seragam. Serbuk yang memiliki densitas lebih kecil

Page 46: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

26

akan terakumulasi diatas serbuk yang densitasnya lebih tinggi

sehingga terjadi segregasi.

2.4 Pembentukan dan Pencampuran Serbuk

Proses pembentukan komposit menggunakan metalurgi serbuk dilakukan

dengan mencampurkan unsur-unsur serbuk yang dipadukan, kemudian baru

dilakukan pemadatan.Proses pembuatan serbuk dapat dilakukan melalui

berbagai proses yaitu, permesinan, penggilingan, proses reduksi,

pengendapan elektrolit, atomisasi, dan shotting. Setelah proses pembuatan

serbuk maka proses selanjutnya yaitu proses pencampuran serbuk

Kualitas produk sangat dipengaruhi kehomogenan komponen penyusun

bahan melalui proses pencampuran atau yang juga biasa disebut sebagai

proses kalsinasi. Proses pencampuran ada dua macam yaitu blending (proses

yang bertujuan untuk menyamakan ukuran butiran) dan mixing (proses

pencampuran yang bertujuan agar butiran merata secara kimia). Pencampuran

juga dapat dilakukan dalam keadaan kering (dry mixing) dan basah (wet

mixing). Gambar 2.6 menunjukkan proses pencampuran dua jenis serbuk

yang berbeda disertai proses compacting dan sintering. Komposisi paduan

tersebut dicampur dengan perbandingan jumlah yang sesuai agar didapatkan

pencampuran homogen. Seperti yang terlihat pada gambar 2.5 partikel yang

dibentuk hasil pencampuran (Hadrian kariman, dkk.2009).

Page 47: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

27

Gambar 2.5 Partikel yang dibentuk hasil pencampuran (Hadrian kariman,

dkk.2009)

2.5 Compacting

Compacting adalah suatu cara untuk memadatkan serbuk menjadi bentuk

yang diinginkan. Terdapat beberapa metode penekanan, diantaranya,

penekanan dingin (cold compacting) dan penekanan panas (hot compacting).

Cold compacting yaitu memadatkan serbuk pada tempetatur ruang untuk

menghasilkan green body. Sedangkan penekanan panas (hot compacting)

yaitu proses pemadatan serbuk yang diiringi dengan pemanasan (sintering).

Umumnya digunakan untuk serbuk yang tidak mudah teroksidasi.Bahan-

bahan dengan kekerasan rendah, seperti aluminium, kuningan, dan perunggu

memerlukan tekanan pemadatan yang rendah.Bahan-bahan dengan kekerasan

tinggi seperti besi, baja, dan nikel paduan memerlukan tekanan pemadatan

yang tinggi. Semakin tinggi tekanan pemadatan akan menaikkan berat jenis

hingga kondisi optimum. Proses pemadatan serbuk saat penekanan

(compacting) ditunjukkan pada gambar 2.6

Page 48: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

28

Gambar 2.6 Proses Penekanan Serbuk (Hadrian kariman, dkk.2009)

2.6 Sintering

Sintering adalah proses pemanasan sampai temperatur tinggi yang

menyebabkan bersatunya partikel dan meningkatnya efektivitas reaksi

tegangan permukaan. Selama proses ini terbentuk batas-batas butir yang

merupakan tahap rekristalisasi dan gas-gas yang ada menguap. Temperatur

sinter umumnya berada pada 0.7-0.9 dari temperatur cair serbuk utama.

Untuk waktu pemanasan tergantung dari jenis logam dan tidak diperoleh

manfaat tambahan dengan diperpanjangnya waktu pemanasan.Gambar 2.7

menunjukkan bentuk partikel serbuk saat sebelum dan sesudah sintering

(Hadrian kariman, dkk.2009)

Page 49: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

29

Gambar 2.7 Bentuk Partikel Sebelum dan Sesudah Sintering

(Hadrian kariman, dkk.2009)

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyastuti, dkk., (2008)

melakukan penelitian tentang kompaktibilitas komposit isotropik Al/Al2O3

dengan variabel waktu tahan sinter. Pada penelitian ini komposit isotropik

Al/Al2O3 dibuat dari aluminium sebagai matrik dan Al/Al2O3 sebagai

penguat.Volume fraksi penguat yang digunakan adalah 10%, 20%, 30% dan

40%. Temperatur sintering 600̊ C dan gaya tekan kompaksi 15 kN. Pengujian

yang dilakukan adalah uji tekan dan pengamatan metalografi. Hasil yang

diperoleh adalah kompaktibilitas komposit Al/Al2O3 mencapai nilai optimum

saat waktu tahan sintering 2 jam. Fraksi volume penguat terbaik adalah 40%

dan waktu tahan sintering optimum adalah 2 jam.

Toto, (2009) melakukan penelitian tentang hot pressing metalurgi serbuk

aluminium dengan variasi suhu pressing (suhu ruang) 100˚C, 200˚C dan

300˚C, pemanasan dan pengepresan menggunakan alat cetakan hot pressing

metalurgi serbuk. Beban pengepresan adalah 5400 kg. Disinter dalam oven

dengan temperatur 450ºC selama 60 menit. Dari hasil penelitian

Page 50: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

30

menunujukkan bahwa semakin meningkatnya suhu hot pressing maka

kekerasan bushing juga meningkat sedangkan laju keausannya menurun.

E. Surojo (2014) melakukan proses hot pressing bahan komposit fly ash

/phenolic dengan tekanan 40 MPa dan pada suhu sinter 150-165̊ C selama 8

menit, kemudian dipanaskan dalam furnace pada 120˚C selama 1 jam, 150˚C

selama 1 jam dan 180˚C untuk 8 jam. koefisien gesekan berkurang pada

phenolic 20% sementara pada phenolic 30% dan 40% koefisien gesekan

relative stabil. Hasil menunjukan bahwa koefisien dari gesekan berkurang

dengan bertambahnya fraksi volume phenolic dan fly ash,

Phenolic resin tidak mempengaruhi sensitivitas koefisien gesek sebaliknya fly

ash mempengaruhi sensitivitas keofisien dari gesekan.

2.7 Pengujian Kekerasan

kekerasan suatu material dapat didefinisikan sebagai ketahanan material

tersebut terhadap gaya penekanan dari material lain yang lebih keras.

Penekanan tersebut dapat berupa mekanisme penggoresan (scratching),

pantulan ataupun indentasi dari material keras terhadap suatu permukaan

benda uji (Akhmad Herman Yuwono,2009).

Berdasarkan mekanisme penekanan tersebut, dikenal 3 metode uji kekerasan:

2.7.1 Metode gores

Metode ini tidak banyak lagi digunakan dalam dunia metalurgi dan

material lanjut, tetapi masih sering dipakai dalam dunia mineralogi.

Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs yang membagi kekerasan

material di dunia ini berdasarkan skala (yang kemudian dikenal sebagai

Page 51: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

31

skala Mohs). Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasan yang paling

rendah, sebagaimana dimiliki oleh material talk, hingga skala 10 sebagai

nilai kekerasan tertinggi, sebagaimana dimiliki oleh intan. Dalam skala

Mohs urutan nilai kekerasan material di dunia ini diwakili oleh:

1. Talc 6. Orthoclase

2. Gipsum 7. Quartz

3. Calcite 8. Topaz

4. Fluorite 9. Corundum

5. Apatite 10. Diamond (intan)

Prinsip pengujian: bila suatu mineral mampu digores oleh Orthoclase

(no. 6) tetapi tidak mampu digores oleh Apatite (no. 5), maka kekerasan

mineral tersebut berada antara 5 dan 6. Berdasarkan hal ini, jelas terlihat

bahwa metode ini memiliki kekurangan utama berupa ketidak akuratan

nilai kekerasan suatu material. Bila kekerasan mineral-mineral diuji

dengan metode lain, ditemukan bahwa nilai-nilainya berkisar antara 1-9

saja, sedangkan nilai 9-10 memiliki rentang yang besar.

2.7.2 Metode elastik/pantul (rebound)

Dengan metode ini, kekerasan suatu material ditentukan oleh alat

Scleroscope yang mengukur tinggi pantulan suatu pemukul (hammer)

dengan berat tertentu yang dijatuhkan dari suatu ketinggian terhadap

permukaan benda uji. Tinggi pantulan (rebound) yang dihasilkan

mewakili kekerasan benda uji. Semakin tinggi pantulan tersebut, yang

ditunjukkan oleh dial pada alat pengukur, maka kekerasan benda uji

dinilai semakin tinggi.

Page 52: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

32

2.7.3 Metode indentasi

Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji

dengan indentor dengan gaya tekan dan waktu indentasi yang ditentukan.

Kekerasan suatu material ditentukan oleh dalam ataupun luas area

indentasi yang dihasilkan (tergantung jenis indentor dan jenis pengujian).

Berdasarkan prinsip bekerjanya metode uji kekerasan dengan cara

indentasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Metode Brinell

Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh J.A. Brinell pada tahun 1900.

Pengujian kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang

diperkeras (hardened steel ball) dengan beban dan waktu indentasi

tertentu, sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.8. Hasil penekanan

adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yang harus dihitung diameternya

di bawah mikroskop khusus pengukur jejak. Contoh pengukuran hasil

penjejakan diberikan oleh Gambar 2.9. Pengukuran nilai kekerasan suatu

material diberikan oleh rumus:

= ( )( √ ) …………………………………………... (2.5)

Page 53: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

33

Gambar 2.8 Skematis prinsip indentasi dengan metode Brinell

(Akhmad Herman Yuwono,2009).

dimana P adalah beban (kg), D diameter indentor (mm) dan d diameter jejak

(mm).

Prosedur standar pengujian mensyaratkan bola baja dengan diameter 10

mm dan beban 3000 kg untuk pengujian logam-logam ferrous, atau 500

kg untuk logam-logam non-ferrous. Untuk logam-logam ferrous, waktu

indentasi biasanya sekitar 10 detik sementara untuk logamlogam non-

ferrous sekitar 30 detik. Walaupun demikian pengaturan beban dan

waktu indentasi untuk setiap material dapat pula ditentukan oleh

karakteristik alat penguji. Nilai kekerasan suatu material yang

dinotasikan dengan ‘HB’ tanpa tambahan angka di belakangnya

menyatakan kondisi pengujian standar dengan indentor bola baja 10 mm,

beban 3000 kg selama waktu 1—15 detik. Untuk kondisi yang lain, nilai

kekerasan HB diikuti angka-angka yang menyatakan kondisi pengujian.

Contoh: 75 HB 10/500/30 menyatakan nilai kekerasan Brinell sebesar 75

Page 54: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

34

dihasilkan oleh suatu pengujian dengan indentor 10 mm, pembebanan

500 kg selama 30 detik, seperti dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut.

Gambar 2.9 Hasil indentasi Brinell berupa jejak berbentuk lingkarandengan ukuran diameter dalam skala mm (Akhmad Herman

Yuwono,2009).

2. Metode Vickers

Pada metode ini digunakan indentor intan berbentuk piramida dengan

sudut 136o, seperti diperlihatkan oleh Gambar 2.10. Prinsip pengujian

adalah sama dengan metode Brinell, walaupun jejak yang dihasilkan

berbentuk bujur sangkar berdiagonal. Panjang diagonal diukur dengan

skala pada mikroskop pengujur jejak. Nilai kekerasan suatu material

diberikan oleh:= . …………………………………………………… (2.6)

dimana d adalah panjang diagonal rata-rata dari jejak berbentuk bujur

sangkar, skema dengan metode vikers dapat dilihat pada gambar 2.10.

Page 55: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

35

Gambar 2.10 Skematis prinsip indentasi dengan metode Vickers

(Akhmad Herman Yuwono,2009).

3. Metode Rockwell

Berbeda dengan metode Brinell dan Vickers dimana kekerasan suatu

bahan dinilai dari diameter/diagonal jejak yang dihasilkan maka metode

Rockwell merupakan uji kekerasan dengan pembacaan langsung

(direct-reading). Metode ini banyak dipakai dalam industri karena

pertimbangan praktis. Variasi dalam beban dan indetor yang digunakan

membuat metode ini memiliki banyak macamnya. Metode yang paling

umum dipakai adalah Rockwell B (dengan indentor bola baja

berdiameter inci dan beban 100 kg) dan Rockwell C (dengan indentor

intan dengan beban 150 kg). Walaupun demikian metode Rockwell

Page 56: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

36

lainnya juga biasa dipakai. Oleh karenanya skala kekerasan Rockwell

suatu material harus dispesifikasikan dengan jelas. Contohnya 82 HRB,

yang menyatakan material diukur dengan skala B: indentor 1/6 inci dan

beban 100 kg. Berikut ini diberikan Tabel 2.3 yang memperlihatkan

perbedaan skala dan range uji dalam skala Rockwell:

Table 2.3 Skala pada Metode Uji Kekerasan Rockwell

ScaleMajor LoadKg

Type OfIndenter

Typical Materilas Tested

A 60 Diamond cone Extremely hard materials,tungstem carbides, etc.

B 100 1/4” ballMedium hard materials, lowand medium-carbon steels,brass, bronze, etc.

C 150 Diamond cone Hardened steels, hardenedand tempered alloys.

D 100 Diamond cone Case-hardened steel

E 100 1/8” ball Cast orin, aluminium andmangnesium alloys

F 60 1/16” ball Annealed brass and copper

G 150 1/16” ball Beryllium copper, phosphor,bronze, etc

H 60 1/8” ball Aluminium sheet

K 15O 1/8” ball Cast iron, aluminium alloys

L 60 1/4” ballPlastic and soft metals suchas lead

M 100 1/4” ball Same as L scale

P 150 1/4” ball Same as L scale

R 60 1/2” ball Same as L scale

S 100 1/2” ball Same as L scale

V 150 1/2” ball Same as L scale

Page 57: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

37

Page 58: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dilaboratorium Material Teknik, Jurusan Teknik Mesin

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan yang digunakan

Alat yang digunakan untuk penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Cetakan

Cetakan digunakan untuk mencetak bahan dengan ukuran dan dimensi

yang telah ditentukan, yaitu dengan panjang 52 mm, lebar 33 mm, dan

tinggi 20 mm. Seperti pada gambar 3.1 adalah bentuk dari cetakan.

Gambar 3.1 Cetakan

Pembukaspesimen

Bagianbawah

Bagiantengah

Page 59: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

38

2. Timbangan digital

Timbangan digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui berat dari

semua bahan yang akan digunakan sebelum melakukan

pencampuran/mixing pada pembuatan spesimen. Timbangan digital seperti

yang terlihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Timbangan digital

3. Mixer

Mixer digunakan sebagai alat pencampur bahan – bahan seperti phenolic,

fly ash, serbuk besi, dan bahan lainnya yang digunakan untuk mendapatkan

komposisi yang seragam tercampur dengan rata. Berikut ini pada gambar

3.3 alat pencampur (mixer).

Page 60: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

39

Gambar 3.3 Mixer

4. oven

oven ini digunakan sebagai pemanas pengatur temperatur dicetakan

spesimen pada proses pembuatan komposit . oven ini memiliki temperatur

pemanasan hingga temperatur 250˚C, berikut ini pada gambar 3.4 adalah

gambar oven yang digunakan.

Gambar 3.4 Oven

Page 61: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

40

5. Pressure gauge

Pressure gauge digunakan sebagai pengukur tekanan spesimen di dalam

cetakan ang ditekan agar spesimen menjadi padat dan tidak bergeser pada

saat proses dipanasan. Seperti yang terlihat pada gambar 3.5 alat pressure

gauge yang digunakan.

Gambar 3.5 Pressure gauge

6. furnace

Furnace digunakan untuk proses curing (perlakuan panas komposit)

dimana material komposit dipanasan dengan temperatur dan waktu

tertentu. Gambar 3.6 memperlihatkan furnace yang digunakan ada

penelitian ini.

Page 62: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

41

Gambar 3.6 furnce

7. Hardness tester

Hardness tester ini digunakan untuk melakukan pengujian kekerasan

sehingga akan didapat nilai kekerasan dari spesimen uji. Metode yang

digunakan dalam pengujian kekerasan ini adalah menggunkakan metode

rockwell dengan standar pengujian spesimen ASTM D 785, gambar 3.7

merupakan alat uji kekerasan material.

Gambar 3.7 Hardness tester

Page 63: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

42

8. Digital mikroskop

Digital mikriskop ini digunakan untuk mengamati hasil pengujian kekerasan,

distribusi partikel bahan penyusun komposit dan fenomena yang terjadi pada

struktur makro komposit. mikroskop ini memiliki ukuran perbesaran 40x

sampai 1000x.

Gambar 3.8 Digital mikroskop

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Fly ash (abu terbang batubara)

Fly ash digunakan Sebagai penguat atau pengisi dalam komposit. Fly ash

ini mengandung bahan seperti alumina, besi oksida, silica dan sisanya

adalah karbon, magnesium, belerang, dan kalsium.

Page 64: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

43

Gambar 3.9 Fly ash (abu terbang batubara)

2. Phenolic

Phenolic digunakan sebagai matrik pada komposit. Phenolic biasanya

berbentuk serbuk berwarna hitam yang memiliki ketahanan panas yang

baik. Phenolic digunakan sebagai resin yang menjadi bahan campuran

untuk membuat spesimen. Resin ini mampu tahan pada temperatur tinggi

(thermoset) sampai 300˚C.

Gambar 3.10 Phenolic resin

Page 65: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

44

3. Grafit

Grafit merupakan bentuk kristalin karbon berbentuk serbuk dan berwarna

hitam, grafit termasuk bahan friction modifier tingkat gesekan grafit

kelembaban dan strukturnya. Penambahan grafit dapat meningkatkan

ketahanan aus serta dapat mempengaruhi koefisien gesek

Gambar 3.11 Grafit

4. Serbuk besi

Serbuk besi yang berwarna hitam dengan massa jenis besi besar sehingga

dengan kadar yang sama dengan komponen penysun lainnya, volume besi

ini relatif lebih kecil. Serbuk ini ditambahkan sebagai material gesek agar

dapat memperbaiki karakteristik thermal komposit. Serbuk besi memiliki

konduktivitas thermal dan difusivitas thermal yang baik.

Page 66: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

45

Gambar 3.12 Serbuk besi

5. NBR (Nitril Butadiene Rubber)

NBR digunakan untuk mengurangi kekerasan, NBR dipilih menjadi

bahan penyusun komposit karena NBR memiliki ketahanan thermal yang

baik dibandingkan dengan jenis karet lainnya.

Gambar 3.13 NBR (Nitril Butadiene Rubber)

6. Barium sulfat (BaSO4)

Barium sulfat (BaSO4) dapat meningkatkan kerapatan massa dan dapat

meningkatkan ketahanan pada temperatur tinggi serta dapat mengurangi

Page 67: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

46

tingkat keausan. Di indonesia, barium sulfat dalam bentuk serbuk

berwarna putih.

Gambar 3.14 Barium sulfat (BaSO4)

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur pada pengambilan data dalam penelitian ini menjadi beberapa tahapan

yaitu sebagai berikut :

1. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dalam tahap pengumpulan data awal pada penelitian,

sebagai penunjang untuk tahap berikutnya. Studi pustaka ini bertujuan untuk

mengenali masalah dan penyusunan rencana yang nantinya akan digunakan

untuk menganalisa pada penelitian yang akan dilakukan.

2. Melakukan persiapan pemilihan serbuk

Serbuk yang digunakan pada penelitian ini memiliki bermacam-macam.

Langkah-langkah dalam persiapan serbuk ini sebagai berikut :

a. Memilih serbuk yang digunakan dalam proses penelitian.

Page 68: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

47

b. Menimbang berat dari masing-masing serbuk sesuai komposisi yang akan

digunakan untuk membuat spesimen.

c. Setelah semua serbuk yang akan digunakan telah ditimbang sesuai

komposisi pembuatan spesimen, selanjutnya semua serbuk dicampurkan.

3. Proses pencampuran bahan komposit

Pada proses pembuatan komposit memiliki langkah-langkah yang dilakukan

sebagai berikut :

a. Mencampurkan (mixing) serbuk menjadi satu dengan menggunakan mixer

dengan lama pencampuran 20 menit, sehingga mendapatkan campuran

yang homogen. Kemudian dilakukan proses pembuatan spesimen sesuai

bentuk pada cetakan

b. Pencampuran untuk proses pembuatan spesimen uji kekerasan, matriks

yang digunakan adalah resin phenolic. Resin ini memiliki warna hitam

pekat dan berbentuk serbuk. Resin ini digunakan karna memiliki

ketahanan temperatur tinggi. Komposisi matriks yang digunakan sebanyak

60%.

c. Bahan penguat yang digunakan adalah fly ash batu bara PLTU Tarahan,

grafit dan serbuk besi. Fly ash mengandung bahan seperti: silikat (SiO2),

alumina(Al2O3), dan besi oksida(Fe2O3), sisanya adalah karbon, kalsium,

magnesium, dan belerang. Fly ash ini memiliki bentuk serbuk berwarna

abu-abu. Komposisi bahan penguat yang digunakan yaitu sebanyak 15%.

d. Bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan komposit ini adalah

barium sulfat (BaSO4). Barium sulfat (BaSO4) memiliki fungsi

Page 69: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

48

memperbaiki ketahanan matriks phenolic terhadap temperatur tinggi.

Komposisi barium sulfat (BaSO4) sebanyak 10%.

e. Bahan pengikat yang digunakan adalah NBR (Nitrile Butadiene Rubber).

NBR digunakan untuk meningkatkan fleksibilitas komposit dan memiliki

ketahanan thermal yang baik dibandingkan dengan jenis karet yang lain.

Komposisi NBR yang digunakan sebanyak 15%. Table 3.1

memperlihatkan komposisi bahan penyusun komposit yang digunakan

pada penelitian ini.

Tabel 3.1 Komposisi bahan penyusun komposit

Bahan penyusun komposit komposisi komposit (%)

Matrik : Phenolic resin 60

Penguat : Abu terbang batubara, Grafit, Serbuk Besi 15

Pengisi : Barium Sulfat (BaSO4) 10

Pengikat : NBR (Nitrile Butadiene Rubber) 15

4. Pembuatan spesimen uji

A. Proses Pemanasan

a. Setelah bahan sudah tercampur dengan rata dan telah dimasukan ke

dalam cetakan, selanjutnya dimasukkan ke dalam oven. Cetakan yang

sudah berisi bahan komposit tersebut diberi temperatur seperti pada

table 3.2 variasi temperatur, dan dipanaskan selama 30 menit.

Page 70: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

49

Tabel 3.2 Variasi temperatur pada proses pemanasan

Variasi temperatur Temperatur (˚C) Tekanan (MPa)

T1 200 60

T2 210 60

T3 220 60

T4 230 60

T5 240 60

T6 250 60

B. Proses Penekanan

Setelah bahan dalam cetakan selesai dipanaskan selama 30 menit, cetakan

langsung dikeluarkan dari oven yang kemudian langsung diletakkan pada

alat pressure gauge selanjutknya diberi tekanan yang telah ditetapkan pada

variasi tekanan seperti yan dapat dilihat pada table 3.3 variasi tekanan pada

proses penekanan. Penekanan dilakukan selama 15 menit.

Tabel 3.3 Variasi tekanan pada proses penekanan

Variasi Tekanan Tekanan (MPa) Temperatur (̊ C)

P1 40 250

P2 60 250

P3 80 250

Page 71: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

50

C. curing menggunakan furnace

Setelah material sudah terbentuk dan menyatu pada proses hot pressing

tersebut. Kemudian komposit dimasukan kedalam furnace untuk proses

curing dengan suhu 150˚C dan waktu penahanannya selama 4 jam.

Selanjutnya mengamplas spesimen agar permukaan yang akan diuji

kekerasan memiliki permukaan yang rata dan halus, selanjutnya memberi

label (Kode spesimen).

5. Pengujian Kekerasan

Setelah material jadi melalui proses sebelumnya, selanjutnya material

dilakukan pengujian kekerasan dengan metode rockwell untuk mengetahui

nilai kekerasan pada masing-masing material dengan variasi tekanan dan

temperatur pada proses hot pressing sebelumnya dengan standar pengujian

kekerasan ASTM D 785, tahapan pengujian kekerasan yang dilakukan yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Membersihkan permukaan benda uji (spesimen) dengan cara mengamplas

halus satu bagian permukaan, sehingga permukaannya rata dan sejajar.

2. Memasang indentor bola baja berdiameter 1 8 " inchi dan mengatur beban

minor 10 Kg dan beban major sebesar 100 Kg.

3. Melakukan indentasi pada tiap sampel sebanyak 3 titik dengan waktu

tahan indentasi selama 10 detik.

Page 72: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

51

4. Mencacat hasil pengukuran nilai kekerasan yang tertera pada hardness

gauge, kemudian menghitung hasil nilai rata-rata kekerasan komposit

tersebut.

Gambar 3.15 Skematis prinsip indentasi dengan metode Rockwell

Data hasil perhitungan uji kekerasan dengan metode rockwell akan disajikan

seperti pada tabel 3.4.1 untuk data hasil uji kekerasan dengan variasi tekanan dan

tabel 3.4.2 untuk data hasil uji kekerasan dengan variasi temperatur.

P = 100 kg

D = 1 8 inchi

Page 73: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

52

Table 3.4 Data hasil uji kekerasan

Table 3.4.1 Data hasil uji kekerasan dengan variasi tekanan

Spesimenvariasitekanan

Tekanan(MPa)

Rata-rata hasil pengujiankekerasan (kg/mm2) Rata-rata

HR (E)(Kg/mm2)

Standardeviasi

Spesimen

1 2 3 4 5

P140

P2 60

P3 80

Table 3.4.2 Data hasil uji kekerasan dengan variasi temperatur

Spesimenvariasi

temperatur

Temperatur(˚C)

Rata-rata hasil pengujiankekerasan (kg/mm2)

Rata-rataHR (E)

(Kg/mm2)

StandardeviasiSpesimen

1 2 3 4 5

T1 200

T2 210

T3 220

T4 230

T5 240

T6 250

Page 74: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

53

3.4 Alur proses penelitian

Dibawah ini menunjukan gambar diagram alur penelitian yang akan dilakukan

yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.16 Diagram alir penelitian

MULAI

Persiapan alat ukur, bahan, dan alat uji

Pembuatan komposit

Pengujian kekerasan komposit, dan foto makro

SELESAI

Studi Pustaka

Kesimpulan dan saran

Pencampuran phenolic resin, Abu terbangbatubara, grafit, serbuk besi, BaSO4, danNBR.

Analisa Data

Hasil dan pembahasan

Page 75: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan data hasil pengujian kekerasan komposit abu terbang

bartubara/phenolic, didapat beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Dengan adanya peningkatan temperatur yang diberikan pada proses hot

pressing komposit abu terbang batubara/phenolic, maka semakin meningkat

nilai kekerasan komposit. Hal ini disebabkan faktor proses ikatan kimia,

ikatan antar partikel, distribusi partikel yang semuanya akan berjalan

maksimal dan baik seiring dengan adanya peningkatan temperatur. Dimana

hasil pengujian kekerasan membuktikan, komposit dengan temperatur,

mempunyai nilai kekerasan rata-rata terendah yaitu HR (E) 60,864 kg/mm2

pada temperatur 200˚C, dan nilai kekerasan rata-rata tertinggi, yaitu HR (E)

70,132 kg/mm2 pada temperatur 250˚C.

2. Dengan adanya peningkatan tekanan yang diberikan pada proses hot pressing

komposit abu terbang batubara/phenolic, semakin besar pula nilai

Page 76: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

79

kekerasan komposit. Dimana hasil pengujian kekerasan membutikan,

komposit dengan tekanan mempunyai nilai kekerasan rata-rata terendah yaitu

HR(E) 61,064 kg/mm2 pada tekanan 40 MPa dan nilai kekerasan rata-rata

tertinggi yaitu HR (E) 71,53 kg/mm2 pada tekanan 80 MPa. Dengan

meningkatnya besar tekanan maka kekerasannya bertambah karena porositas

yang terjadi berkurang dan rapat massa pada komposit terjadi dengan

optimal.

5.2. Saran

Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan penulis agar penelitian ini dapat

lebih dikembangkan lagi adalah sebagai berikut :

1. Pada proses hot pressing pembuatan komposit, proses pemanasan dan

penekanan komposit dilakukan secara bersamaan agar komposit yang dibuat

dapat lebih maksimal hasilnya.

2. Perlu dilakukan pengamatan struktur komposit lebih detail dan lebih lanjut

agar dapat diketahui fenomena yang terjadi pada komposit.

3. Pada proses pembuatan komposit, disetiap tahap proses pembuatannya harus

dilakukan secara cermat dan tepat, agar komposit yang dibuat dapat optimal

sesuai yang diharapkan.

Page 77: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

DAFTAR PUSTAKA

Atsushi Izumi, 2013. Cross-link Inhomogeneity of Phenolic Resin. Department of

Advanced Materials Science, University of Tokyo.

Callister, Jr.William.D, 2007. Materil Science And Engineer An Introduction. United

State Of America. Quebeecor Versailles.

E. Surojo, Jamasri, V. Malau And M. N, 2014. Effects Of Phenolic Resin And Fly Ash

On Coefficient Of Friction Of Brake Shoe Composite Ilman. Department Of

Mechanical And Industrial Engineering, Gadjah Mada University. Indonesia.

Gustini, 2010. Analisa Kekerasan Komposit Aluminium Fly Ash. Jurusan Teknik

Mesin. Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan.

Jones, P.M, 1975. Mechanics of composite materials. Institute of technology,

southem Methodist university, mc graw-hill, dallas.

Karima, Hadrian dan Wahyono Suprapto, 2009. Pengaruh Besar Tekanan

Compacting Pada Silinder Serbuk Duralumin Powder Metallurgy Terhadap

Kekerasan Dan Porositas. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya Malang.

Page 78: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

Mackey, D. and Jorgensen, A.H., 1999. Elastomers, Synthetic (Nitrile Rubber) 4th

Edition, Kirk-Othmer Concise Encyclopedia of Chemical Technology.

Munir, Misbachul, 2008. Pemanfaatan Abu Batubara (Fly Ash) Untuk Hollow Block

Yang Bermutu Dan Aman Bagi Lingkungan. Universitas Diponegoro.

Semarang.

Porwanto, Daniel Andri dan Johar, Lizda M, 2011. Karakterisasi Komposit

Berpenguat Serat Bambu Dan Serat Gelas Sebagai Alternatif Bahan Baku

Industri. Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS Keputih

Sukolilo Surabaya.

Rusianto, Toto, 2009. Hot Pressing Metalurgi Serbuk Aluminium Dengan Variasi

Suhu Pemanasan. Teknik Mesin. Fakultas Teknologi Industri Institu Sains &

Teknologi Akprind. Yogyakarta.

Schwartz, M.M., 1984. Composite materials handbook. Mcgraw-hill inc, new York.

Syahid, Muhammad, dkk, 2011. Analisa Sifat Mekanik Polimer Matriks Komposit

Berpenguat Fly Ash Batubara Sebagai Bahan Kampas Rem. Jurusan Mesin

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Makassar.

Yuwono, Akhmad Herman, 2009. Buku Panduan Praktikum Karakterisasi Material 1

Pengujian Merusak (Destructive Testing). Departemen Metalurgi Dan Material

Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Zamzami, Yusman, 2013. Pengaruh Ukuran Fly Ash Pada Kekuatan Bending

Komposit Resin Epoxy. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Lampung.

Page 79: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK …digilib.unila.ac.id/24418/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pengaruh tekanan dan temperatur pada proses hot pressing terhadap kekerasan

Zulfikar, 2010. Studi Sifat Fisik Dan Mekanik Komposit Aluminium / Fly Ash Dengan

Variasi Fraksi Berat Dan Temperatur Sinterin.g Teknik Mesin Politeknik

Negeri Padang.