Top Banner
TITIK TEMU ISLAM DAN KRISTEN PERSPEKTIF AL-QUR’AN( Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya Al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka ). Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Disusun Oleh : Rahmi Ramdhiani Idris 12210495 JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ ) JAKARTA 2017
56

JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

“TITIK TEMU ISLAM DAN KRISTEN PERSPEKTIF

AL-QUR’AN”

( Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya

Al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka ).

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Disusun Oleh :

Rahmi Ramdhiani Idris

12210495

JURUSAN TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ )

JAKARTA

2017

Page 2: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

“TITIK TEMU ISLAM DAN KRISTEN PERSPEKTIF

AL-QUR’AN”

( Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya

Al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka ).

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Disusun Oleh :

Rahmi Ramdhiani Idris

NIM. 12210495

Pembimbing

Dr. H. Ulinnuha, Lc, MA

JURUSAN TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ )

JAKARTA

2017

Page 3: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

iii

PERNYATAAN PENULIS

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Rahmi Ramdhiani Idris

NIM : 12210495

Tempat/Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 21 Maret 1991

Alamat : Jl. Tb. Hasan Kp. Ciseke RT 02/RW 02 Desa

Jatimulya Kec. Rangkasbitung Kab. Lebak Banten

42305

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul Titik Temu

Islam dan Kristen Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Kitab

Al-Jâmi’ li Ahkâm Al-Qur’ân Karya al-Qurthubi dan Kitab Al-Azhar

Karya Buya Hamka) adalah benar-benar hasil karya saya, kecuali kutipan-

kutipan yang disebutkan sumbernya. Kesalahan dan kekurangan di dalam

karya ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 20 Agustus 2017

27 Dzulqaidah 1438 H

Rahmi Ramdhiani Idris

Page 4: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

iv

MOTTO

“Harta yang paling berharga adalah keluarga”

Page 5: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk dua orang yang

sangat istimewa dan berharga bagi penulis, yang bersama kasih sayang,

dukungan dan do‟a beliau-beliaulah, Allah menghadirkan banyak rahmat dan

nikmat kepadaku. Teruntuk Ayahanda dan Ibundaku tersayang….kedua

orangtua ku… Semoga Allah akan selalu menjaga kalian dalam rahmat dan

hidayah-Nya, semoga Allah akan membalas tiap tetes peluh dan air mata

beliau dengan balasan surga-Nya. Amin.

Page 6: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

vi

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Subhanallah, sungguh tiada satu pun bentuk kata indah yang sanggup

mewakili segala pesona-Nya, menggambarkan setiap keindahan-Nya.

Alhamdulillah „Alâ Kulli Hâl wa Ni‟mah, syukur alhamdulillah penulis

haturkan ke hadirat Allah Swt., yang dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Allahumma Shalli „Alâ

Sayyidina Muhammadin wa „Alâ Ali Muhammad shalawat serta salam

senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta

keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman.

Dari hati yang paling dalam penulis menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa pertolongan dan kuasa Allah

Swt. sehingga penulis mampu berfikir, menuangkan ide-idenya dalam masa

penyusunan skripsi ini. Dan juga adanya dukungan, bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak kepada penulis baik dari segi materil, moril maupun doa.

Untuk itu dengan segala hormat dan ta‟zhim penulis sampaikan rasa terima

kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, M.A. selaku Rektor

Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, M.A. selaku dekan Fakultas Ushuluddin IIQ

Jakarta.

3. Bapak Dr. H. M. Ulinnuha, Lc, MA. Sebagai dosen pembimbing skripsi,

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan kritik demi terselesainya

skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah

membagikan ilmunya dan juga telah memberi motivasi semangat dalam

Page 7: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

vii

belajar sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas-tugas sebagai

mahasiswa.

5. Dra. Rukayah Tamimi dan Dra. Suci Rahayuningsih selaku pembantu

dekan Fakultas Ushuluddin, yang telah banyak memotivasi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

6. Pustakawan IIQ Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakawan Umum

UIN Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Islam Iman Jama

serta pimpinan dan karyawan Pusat Studi Al-Qur‟an yang telah

memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk membaca

dan melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

7. Instruktur tahfîdz yang dengan sabar membimbing penulis dalam

menghafal Al-Qur‟an, Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, MA., Ibu Hj

Istiqomah MA, dan Ibu Hj. Muthmainnah, MA., serta Ibu Dra

Muzayanah MA.,

8. Ayahanda dan ibunda tercinta, Bapak H Idris Jamroni dan Ibu Hj Popon

Suryani. Tiada kata yang dapat penulis sampaikan selain ucapan

terimakasih yang sedalam-dalamnya atas segala kasih sayang, do‟a,

nasehat, dukungan, bimbingan, pengorbanan, dan dorongan semangat

yang tak pernah henti yang kalian berikan dengan ikhlas dan kesabaran

tak terhingga. Hanya do‟a yang tak pernah putus yang dapat penulis

persembahkan untuk keduanya. Allahummaghfil lî wa liwâlidayya

warhamhumâ kamâ rabbayânî shaghîrâ.

9. Adik-adik tercinta, Anna Najmiatul Huda, Akmal Auliya, dan Ihsan

Rausyan Fikri yang senantiasa memberikan suntikan semangat dan do‟a

dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Calon SuamiKu, Muhammad Nana Ridwan Asnawi yang senantiasa

memberikan dorongan semangat, mendengarkan dengan sabar segala

keluh kesah, menghibur saat hati gundah dan sedih, serta mendo‟akan

Page 8: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

viii

tiada henti-hentinya demi terselesaikannya skripsi ini. Dan Kedua calon

mertuaku yang senantiasa mendo‟akan yang terbaik untuk keberhasilan

skripsi ini.

11. Sahabat sekaligus saudara Winda Melinda beserta keluarga yang

senantiasa memberikan dorongan semangat, memberikan kasih sayang,

dan mendo‟akan yang terbaik agar terselesaikannya skripsi ini

12. Teman-teman IIQ angkatan 2012 khususnya Fakultas Ushuluddin Prodi

Tafsir Hadis

13. Sahabat-sahabat Terkasih, Farhatul Fathiyyah, Nourma Iddah Hasanah,

Ratu siti lailatul Farihah, Aryati, Ratu Lulu, Ka Irma, dan Hani yang

selalu memberikan semangat dan do‟a dalam menimba ilmu selama

empat tahun di IIQ Jakarta. Terimakasih karena telah bersedia berbagi

kesenangan, kesedihan dan mendo‟akan. Semoga Allah akan selalu hadir

dalam silaturrahim kita.

14. Ucapan ribuan terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat baik

secara langsung maupun secara tidak langsung yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, semoga Allah yang akan membalas segala

kebaikan yang mereka berikan kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis lakukan

untuk memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang baik. Namun,

karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka skripsi ini

tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari para

pembaca demi karya yang lebih baik lagi.

Page 9: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

ix

Akhirnya, semoga jerih payah penulis ini dapat menjadi buah karya

yang bermanfaat dan menjadi amal shalih yang mendapatkan ridla dari Allah

SWT di akhirat kelak. Amin.

Jakarta, 20 Agustus 2017 M

27 Dzulqaidah 1438 H

Penulis

Page 10: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS ..................................................................... iii

MOTTO .................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................. xii

ABSTRAK ............................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan masalah ........... 8

C. Tujuan dan manfaat penelitian ......................................... 9

D. Tinjauan Pustaka ............................................................... 10

E. Metodologi Penelitian ....................................................... 13

F. Teknik dan Sistematika Penelitian ................................... 15

BAB II TINJAUAN UMUM AJARAN ISLAM DAN KRISTEN

A. Deskripsi ajaran Islam dan Kristen ( al-Qur‟an dan Injil . 17

B. Pandangan-pandangan Islam dan Kristen ......................... 24

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KITAB TAFSIR

AL-JAMI’ LI AHKAM AL-QUR’AN DAN KITAB TAFSIR

AL-AZHAR

A. Kitab Al-Jami‟ li Ahkam Al-Qur‟an ................................. 41

B. Kitab Tafsir Al-Azhar ....................................................... 49

BAB IV PENAFSIRAN AYAT-AYAT TERKAIT TITIK TEMU

ISLAM DAN KRISTEN DALAM KITAB TAFSIR

Page 11: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

xi

AL-JAMI’ LI AHKAM AL-QUR’AN DAN KITAB TAFSIR

AL AZHAR

A. Titik Temu Islam dan Kristen terkait Ketuhanan ............. 59

B. Titik Temu Islam dan Kristen terkait Kedatangan Nabi

Muhammad SAW ............................................................. 65

C. Titik Temu Islam dan Kristen terkait Shalat .................... 71

D. Titik Temu Islam dan Kristen terkait Do‟a ...................... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 83

B. Saran ................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 85

Page 12: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi ini, transliterasi Arab-

Latin mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi

Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta” cetakan ke-II, tahun 2011, yang secara

garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konsonan

Th ط A أ

Zh ظ B ة

„ ع T ث

Gh غ Ts ث

F ف J ج

Q ق H ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dz ذ

N ن R ز

W و Z ش

H ي S ض

‟ ء Sy ش

Y ي Sh ص

Dh ض

Page 13: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

xiii

2. Vokal

a. Vokal atau bunyi (a), (i), (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:

Vokal Pendek Panjang

Fathah A Â

Kasrah I Î

Dhammah U Û

b. Vokal Rangkap

fathah + ya' mati Ditulis

Ai

Bainakum بيَْىكَُم

fathah + ya' mati Ditulis

Au

وْل قَ Qaulun

c. Vokal Pendek

Ditulis a'antum أأوتم

Ditulis U„iddat اعدث

Ditulis la'insyakartum نئه شكستم

2. Kata sandang

a. Bila diikuti Huruf Qamariyyah

Ditulis Al-Qur`ân انقـسآن

Ditulis al-Qiyâs انقيبض

b. Bila diikuti Huruf Syamsiyyah

'Ditulis as-Samâ انسمبء

Ditulis asy-Syams انشّمط

Page 14: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

xiv

3. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis zawî al-Furûdh ذوي انفسوض

Ditulis ahl as-Sunnah أهم انسىتّ

a. Syaddah

Syaddah (Tasydîd) untuk alih aksara dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda Tasydîd.

Aturan ini berlaku secara umum, baik Tasydîd yang berada ditengah

kata, diakhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang

diikuti oleh huruf –huruf syamsiyah.

Contoh:

wa arr-rukka‟i : وانسكعInna al-ladzîna : إن انريهĀmannâbillâhi :أمىب بب لله

b. Ta Marbûthah

Bila dimatikan ditulis h.

Ditulis Hibbah هِـبَّت

Ditulis Jizyah جِصْيتَ

(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang

sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan

sebagainya, kecuali jika dikehendaki lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu

terpisah, maka ditulis dengan h.

„Ditulis karâmah al-auliyâ كَسَامَت الَْْوَْنيِبَء

Page 15: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

xv

Bila ta marbuthah hidup atau dengan harkat fathah, kasrah, dan

dhammah, ditulis t.

Ditulis Zakâtul fithri شكـبة انفطس

c. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah di alih aksarakan, maka berlaku ketentuan ejaan

yang telah disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan

awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-

lain. Ketentuan yang berlaku pada (EYD) berlaku pula dalam alih

aksara ini, seperti cetak miring (italik) dan cetak tebal (bold) dan

ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata

sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan

kata sandangnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-

nama surahnya menggunakan huruf kapital.

Page 16: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

xvi

ABSTRAK

Rahmi Ramdhiani Idris, NIM: 12210495

“Titik Temu Islam dan Kristen Perspektif Al-Qur‟an” ( Studi Komparatif

Tafsir Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an Karya al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar

Karya Buya Hamka ).

Skripsi, Program Studi Tafsir Hadits, Fakultas Ushuluddin, Institut Ilmu

Al-Qur‟an Jakarta. Pembimbing Dr. M. Ulinnuha, Lc, MA.

Skripsi ini membahas tentang penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an terkait

Titik Temu Islam dan Kristen dalam kitab tafsir karya Imam al-Qurthubi

yaitu al-Jami li Ahkam al-Qur‟an dan kitab tafsir al-Azhar karya Buya

Hamka. Imam al-Qurthubi adalah ulama bidang tafsir yang cerdas, produktif,

dan banyak mendapat apresiasi dari kalangan ulama. Sedangkan Buya

Hamka adalah seorang ulama, aktifis politik dan penulis Indonesia yang amat

terkenal di alam Nusantara. Kajian dalam skripsi ini hanya berfokus pada

kajian ayat-ayat yang terkait dengan Titik Temu Islam dan Kristen dalam

kedua kitab tafsir tersebut.

Sebuah penelitian terdahulu skripsi karya M Jazuli yang berjudul

“Materi dan metode dakwah dalam VCD „Persamaan-persamaan antara Islam

dan Kristen‟ karya Dr Zakir Naik”. Skripsi tersebut membahas metode

dakwah yang terkandung dalam Video “Persamaan-persamaan antara Islam

dan Kristen” karya Dr Zakir Naik. Berbeda dengan penelitian dalam skripsi

ini yang akan membahas penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an terkait Titik Temu

Islam dan Kristen dengan membandingkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an

dalam kitab Tafsir al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟an karya al-Qurthubi dan kitab

Tafsir al-Azhar karya Buya Hamka.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research,

yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data

pustaka, dengan mendeskripsikan penjelasan dari berbagai pendapat

mufassir.

Dari penelitian ini penulis menemukan beberapa kesimpulan yaitu

terdapat beberapa kesamaan antara ajaran Islam dan Kristen, diantara nya

dalam hal Ketuhanan, Kedatangan Nabi Muhammad SAW, Shalat, dan Do‟a.

Adapun mengenai penafsiran ayat terkait Titik Temu Islam dalam

kitab tafsir al-Jami li Ahkam al-Qur‟an karya al-Qurthubi dan kitab al-Azhar

karya Buya Hamka tidak ditemukan banyak perbedaan pendapat. Hal ini

disebabkan karena metodologi penafsiran keduanya hampir sama dan ayat-

ayat yang terkait dengan Titik Temu Islam dan Kristen berkisar pada masalah

ketauhidan.

Page 17: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an telah hadir sejak berabad-abad lalu ditengah-tengah

peradaban dan pergaulan umat manusia. Dalam sejarahnya yang panjang

itu, ia telah berperan sebagai unsur utama yang membentuk kepribadian

ajaran Islam.1

Al-Qur‟an pun merupakan kitab yang telah dijamin keotentikannya

oleh Allah SWT, dan merupakan kitab yang selalu dipelihara. Penjelasan

ini terdapat dalam

“Sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Qur’an dan

Kamilah pemelihara-pemelihara Nya”. (QS Al-Hijr [15]: 9)

Demikianlah Allah telah menjamin keotentikan Al-Qur‟an, atas

dasar Kemahakuasaan Nya dan Kemahatahuan Nya, serta berkat upaya-

upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk Nya, terutama oleh

manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap muslim percaya bahwa apa

yang dibaca dan didengarnya dalam Al-Qur‟an tidak berbeda sedikit pun

dengan apa yang dibaca pula oleh Rasulullah saw dan para sahabat Nabi

saw.2

Namun, Al-Qur‟an tidak dapat langsung dipahami begitu saja oleh

orang yang mempelajarinya, mereka harus belajar dan berguru kepada

para ahli yang memang mengetahui dan paham betul terhadap maksud-

maksud kandungan dari firman Allah tersebut. Memang, pada

1 Ali Yafi, “Al-Qur‟an Memperkenalkan Diri”, dalam Jurnal Ulum al-Qur’an, Vol.

1, April-Juni, 1989, h. 3 2 M Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an,(Bandung:Mizan,1992), h. 26

Page 18: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

2

kenyataannya antara satu ahli dengan ahli lain sering kali memiliki

pendapat yang berbeda dan beragam tetapi hal itu semata-mata

menunjukkan bahwa Al-Qur‟an sangat fleksibel dan dapat dipahami oleh

semua pembacanya sesuai dengan tingkat pemahaman dan

pengetahuannya masing-masing. Karena penafsiran atasnya tidak pernah

tiada dan kering, setiap saat selalu saja terdengar atau terbaca sesuatu yang

baru, yang sesuai dan mengikuti perkembangan zaman dan pengetahuan.

Layaknya alam raya, dengan penelitian dan pengamatan yang kerap

dilakukan atasnya ia membuka tabir-tabir rahasia, yang belum tersentuh

oleh generasi-generasi sebelumnya.3

Al-Qur‟an merupakan sumber dan rujukan yang paling utama bagi

umat Islam di seluruh dunia. Dan setiap orang Islam pasti sangat

memercayai bahwa Al-Qur‟an merupakan wahyu yang di dalamnya

terkandung petunjuk yang tidak akan pernah usang di makan waktu hingga

hari kiamat nanti. Para ulama sependapat bahwa dari sekian banyak

mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW

yang terbesar adalah Al-Qur‟an.4

Ketika Al-Qur‟an diturunkan, Rasulullah lah yang mempunyai

fungsi sebagai mubayyin yakni pemberi penjelasan, dengan menjelaskan

kepada para sahabat tentang arti dan kandungan Al-Qur‟an, terutama

menyangkut ayat-ayat yang tidak dapat langsung dipahami atau samar

artinya. Dan sebenarnya semenjak saat itulah penafsiran Al-Qur‟an sudah

dilakukan oleh Rasulullah SAW, Rasulullah lah orang yang pertama

mengajarkan Al-Qur‟an dan guru utama yang dapat menjelaskan maksud

dan menguraikan ungkapan-ungkapan yang sulit yang terdapat dalam Al-

3 M Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h.16-17

4 Ramadhani dkk, al-Qur’an vs Sains modern,(Yogyakarta: Sketsa, 2014), h. 2

Page 19: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

3

Qur‟an5. Penafsiran yang dilakukan oleh beliau ialah penafsiran Al-Qur‟an

dengan Al-Qur‟an atau penafsiran Al-Qur‟an dengan pemahaman beliau

sendiri (as-Sunnah atau Hadits).6

Tafsir yang dinukil dari Rasulullah dan para sahabat tidak

mencakup semua ayat dalam Al-Qur‟an, mereka hanya menafsirkan

bagian-bagian yang sulit dipahami bagi orang-orang yang semasa dengan

mereka. Kemudian kesulitan tersebut semakin meningkat seiring dengan

bertambah jauhnya masa Nabi dan Sahabat. Maka setelah itu, para tabi‟in

lah yang menekuni bidang tafsir. Mereka menambah keterangan-

keterangan yang belum dijelaskan oleh Nabi dan para sahabat ke dalam

tafsir. Setelah itu munculah generasi setelah tabi‟in, generasi ini yang

kemudian berusaha menyempurnakan tafsir Al-Qur‟an secara terus

menerus sampai sekarang dengan berdasarkan pada pengetahuan mereka

terhadap Bahasa Arab, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

turunnya Al-Qur‟an yang mereka anggap valid dan pada alat-alat

pemahaman serta pengkajian lainnya.7

Pada mulanya usaha penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an berdasarkan

ijtihad masih sangat terbatas, akan tetapi karena ilmu yang semakin

berkembang pesat dan karena situasi serta kondisi masyarakat yang terus

berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, maka berkembang

pula peranan akal atau ijtihad dalam penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an,

sehingga munculah banyak mufassir dengan berbagai macam metode

penafsiran dan keanekaragaman corak penafsirannya. Dan para mufassir

5 M Quraisy Shihab, Membumikan al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan Pustaka, 2007), h.105 6 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir,( Bandung : Tafakur, 2011), cet.III, h.19

7 Manna‟ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bogor : Pustaka Litera

AntarNusa, 2007), cet.II, h. 474

Page 20: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

4

dalam menafsirkan Al-Qur‟an berpegang pada pemahaman ilmu yang

paling beliau kuasai dan mengarah ke berbagai kecenderungan.8

Al-Qur‟an sendiri memang sangat terbuka untuk ditafsirkan.

Karena itulah setiap mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an

biasanya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio kultural yang menjadi

tempat tinggalnya. Situasi sosio politik yang melingkupinya pun akan

sangat berpengaruh terhadap interpretasinya mengenai Al-Qur‟an. Dan

disiplin ilmu yang dimiliki oleh seorang mufassir pun menjadi suatu

kecenderungan mufassir untuk memahami Al-Qur‟an.9

Al-Qur‟an juga berkedudukan sebagai kitab suci yang bukan hanya

memuat ajaran-ajaran agama dalam aspek moral dan spiritual yang

terbatas, seperti aqidah, ibadah, dan akhlak melainkan juga memuat aspek-

aspek kehidupan dalam cakupannya yang luas, terutama yang terkait

dengan prinsip-prinsip dasar bagi penataan kehidupan manusia.

Al-Qur‟an memperkenalkan dirinya sebagai sosok hudan li al-nas

atau petunjuk untuk seluruh manusia. Inilah fungsi utama kehadirannya.

Allah menegaskan penjelasan tentang fungsi Al-Qur‟an ini dalam ayat nya

(QS Al-Baqarah : 213)10

8 Manna‟ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, h. 477

9 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, h. 47

10 M Quraish Shihab, Lentera Al-Qur’an, ( Bandung : PT Mizan Pustaka, 2008 ) ,

h. 26

Page 21: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

5

“Manusia itu (dahulunya) satu umat. (setelah timbul perselisihan),

maka Allah mengutus Para Nabi untuk menyampaikan kabar

gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka

kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di

antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidak

ada yang berselisih tentang hal itu melainkan orang-orang yang

telah diberi Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka bukti-bukti

yang nyata, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka

dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka

yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah

memberi petunjuk orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus”.

( QS Al-Baqarah [2] : 213 )

Setiap agama, apapun nama agama itu, pasti mempunyai empat

dimensi yang harus dijaga. Yang pertama, dimensi spiritual. Kedua,

dimensi ritual. Ketiga, dimensi sosial. Dan keempat dimensi kemanusiaan

dan humanitas. Hal seperti ini diibaratkan seperti sebuah bangunan

piramida, kalau tidak terbangun sebuah tatanan sosial yang sehat dan

sinergis, maka berarti piramida itu terbalik. Dan inilah yang menjadikan

agama yang satu berbenturan dengan agama yang lain.11

Akan tetapi kitab suci Al-Qur‟an diturunkan tidak hanya untuk

memberi jalan keluar, dan tuntunan terbaik bagi problem-problem

kehidupan manusia. Namun Al-Qur‟an juga mampu mengajarkan kita

untuk membuka pikiran tentang agama-agama lain. Karena ada kesamaan

baik agama yang satu dengan agama yang lain. Dan ini lah yang

11

Ahmad Syafii Maarif, Azyumardi Azra, dkk, Islam dan Nilai-Nilai Universal

Sumbangan Islam dalam Pembentukan Dunia Plural, ( Jakarta: ICIP,2008), h.35-36

Page 22: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

6

menjadikan Al-Qur‟an mampu beradaptasi dengan lingkungan agama

manapun.12

Tiga agama yang paling berpengaruh di dunia yaitu Islam, Kristen,

dan Yahudi. Dari ketiganya ini lah sering muncul perdebatan-perdebatan

yang berdasar pada keyakinan masing-masing agama. Tapi perdebatan ini

sebenarnya muncul karena disebabkan banyaknya kesamaan yang di

miliki oleh masing-masing agama tersebut. Hanya saja tak banyak orang

yang mau dan bersungguh-sungguh untuk mempelajarinya.13

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan mencoba

menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang titik temu

Islam dan Kristen dengan membandingkan penafsiran dalam kitab tafsir

al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi (w. 671 H) dan Kitab tafsir

al-Azhar karya Buya Hamka (w. 24 Juli 1981 M).

Al-Qurthubi adalah salah satu ulama bidang tafsir yang cerdas,

produktif, dan banyak mendapat apresiasi dari kalangan ulama. Syaikh

Adz-Dzahabi (w. 748 H) menerangkan bahwa “Al-Qurthubi adalah

seorang imam yang memiliki ilmu yang luas dan mendalam. Dia memiliki

sejumlah karya yang sangat bermanfaat dan menunjukkan betapa luas

pengetahuannya dan sempurna kepandaiannya”.14

Al-Qashabi Mahmud Zalath (w. 1398 H) juga mengatakan bahwa

tafsir al-Qurthubi memiliki kecenderungan Fiqh yang sangat kental. Hal

ini dikarenakan uraian-uraian al-Qurthubi yang panjang dan detail ketika

memahami sebuah ayat yang menyangkut tentang hukum. Karena

dominasi kajian tafsirnya tentang hukum-hukum, maka ia memberi nama

12

Waryono, “Beberapa Problem Teologis antara Islam dan Kristen”, dalam Jurnal

ESENSIA, Vol. XII No.1 2017, h. 103 13

Waryono, “Beberapa Problem Teologis antara Islam dan Kristen”, h. 105 14

Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik

Modern, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah,2011),h.19-20

Page 23: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

7

kitab tafsirnya dengan al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an yang berarti

penghimpun hukum-hukum Al-Qur‟an.15

Sedangkan Buya Hamka adalah seorang ulama, aktifis politik dan

penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Salah satu sosok

pemikir yang memberikan dampak yang positif bagi semua kalangan, baik

dari kalangan akademik sampai kepemerintahan negara, yang dapat diakui

keilmuannya di segala bidang.

Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir al-Azhar, tafsir ini beliau

tulis setelah beliau keluar dari penjara. Tafsir ini juga di kenal dengan

tafsir Hamka. Tafsir setebal 30 jilid ini mempunyai keistimewaan yang

luar biasa, dari sisi sajian redaksinya, kalimatnya kental dengan nuansa

sastra, sesuai dengan suasana dan permasalahan yang sedang dihadapi

masyarakat Indonesia, menggunakan bahasa sederhana sehingga mudah

difahami oleh semua lapisan masyarakat, tidak merujuk pada satu

madzhab dan menghindari perdebatan antara madzhab.16

Melalui karya-karyanya, beliau mampu menawarkan gagasan

pemikirannya dengan olahan bahasa yang sangat menarik, sesuai dengan

kemampuan masyarakat pada waktu itu dan gagasannya pun dapat

menyejukkan hati. Oleh karena itu, tidak heran jika karya-karya beliau

sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dan dicetak berulang

kali.17

Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menyusun sebuah

skripsi dengan mengangkat judul “Titik Temu Islam dan Kristen

Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam

15

Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik

Modern, h.28 16

Abdul Rauf, Tafsir al-Azhar : Dimensi Tasawuf Hamka, ( Kuala Selangor :

Piagam Intan SDN. BHD. 2013 ), Cet. I, h. 67- 68 17

Abdul Rauf, Tafsir al-Azhar : Dimensi Tasawuf Hamka, h. 62

Page 24: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

8

Al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar Karya Buya

Hamka).

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari judul yang akan dipaparkan oleh penulis dapat ditemukan

beberapa masalah yang patut dibahas, yaitu :

a. Tinjauan Umum mengenai deskripsi ajaran Islam dan Kristen

b. Tinjauan umum mengenai kitab al-Jami’ li ahkam al-Qur’an karya

al-Qurthubi dan kitab tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka

c. Penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen

dalam kitab al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi dan

kitab tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka serta analisis perbedaan

dan persamaan penafsirannya.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan penulis diatas,

maka penulis akan membatasi skripsi ini pada penafsiran ayat-ayat al-

Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen dalam kitab al-Jami’ li

Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi dan kitab Al-Azhar karya Buya

Hamka. Karena banyaknya ayat-ayat seputar titik temu Islam dan

Kristen dalam al-Qur‟an, maka penulis hanya akan membatasi pada

beberapa ayat:

a. Ayat Ketuhanan (QS QS Al-Ikhlas [112]: 1)

b. Ayat Kedatangan Nabi Muhammad SAW (QS Ash-Shaf [61]: 6)

c. Ayat tentang Sujud dalam Shalat (QS Al-Hajj [22]: 77)

d. Ayat tentang Do‟a (QS Al-Baqarah [2]: 186)

Page 25: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

9

Adapun alasan penulis mengambil beberapa permasalahan

tersebut diatas karena ayat-ayat tersebut berkaitan erat dengan seputar

titik temu Islam dan Kristen. Untuk itu penulis akan membahas lebih

dalam mengenai penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an terhadap permasalahan

tersebut dengan membandingkan pendapat al-Qurthubi dan Buya

Hamka dalam kedua kitab tafsir tersebut diatas.

3. Perumusan Masalah

Untuk membuat permasalahan menjadi lebih spesifik dan sesuai

dengan titik tekan kajian, maka harus ada rumusan masalah yang benar-

benar fokus. Ini dimaksudkan agar pembahasan dalam karya tulis ini

tidak melebar dari apa yang dikehendaki.

Dari latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka

rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah:

a. Apa saja dimensi Titik Temu Islam dan Kristen?

b. Bagaimana perbedaan dan persamaan analisis penafsiran al-

Qurthubi dan Buya Hamka terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an seputar

titik temu Islam dan Kristen?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui

deskripsi titik temu ajaran Islam dan Kristen, dan perbedaan dan

persamaan penafsiran al-Qurthubi dan Buya Hamka terhadap ayat-ayat Al-

Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen. Dengan ditulisnya penelitian

ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang bersifat teoritis dan

praktis dalam rangka menambah khazanah keilmuan terutama pemahaman

terhadap ajaran Islam dan Kristen dan tafsir serta perbedaan penafsiran

kedua ulama tersebut.

Page 26: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

10

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khazanah

pemikiran Islam, khususnya dibidang tafsir.

2. Penelitian ini diharapkan sedikit banyak akan memberikan konstribusi

bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang ilmu tafsir.

3. Dapat memberikan pandangan baru mengenai titik temu ajaran Islam

dan Kristen.

4. Untuk memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan kepada masyarakat

terutama di bidang tafsir.

D. Tinjauan Pustaka

Dari hasil penelusuran penulis mengenai “Titik Temu Islam dan

Kristen Perspektif Al-Qur’an ( Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’ Li

Ahkam Al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar Karya

Buya Hamka ) , penulis menemukan beberapa karya tulis yang berkaitan

diantaranya yaitu:

Skripsi dengan judul “Materi dan metode dakwah dalam VCD

„Persamaan-persamaan antara Islam dan Kristen‟ karya Dr Zakir Naik”,

yang ditulis oleh M Jazuli, mahasiswa Institut Agama Islam Negeri

Walisongo program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah. Skripsi tersebut membahas metode dakwah dalam VCD

„Persamaan-persamaan antara Islam dan Kristen‟ karya Zakir Naik”, .

Skripsi yang ditulis oleh mahasiswa IAIN Walisongo ini dan pembahasan

yang akan dikaji oleh penulis memiliki persamaan yaitu sama-sama

membahas seputar titik temu Islam dan Kristen. Namun M Jauli

membahas metode dakwah yang terkandung dalam Video “Persamaan-

persamaan antara Islam dan Kristen” karya Dr Zakir Naik sedangkan

penulis membahas titik temu Islam dan Kristen dengan membandingkan

Page 27: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

11

ayat-ayat Al-Qur‟an dalam kitab Tafsir Jami‟ Li Ahkam karya al-Qurthubi

dan kitab Tafsir al-Azhar karya Buya Hamka.18

Skripsi yang ditulis oleh Ruslan, mahasiswa jurusan Tafsir Hadis

Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul

”Studi Atas Penafsiran Al-Qurtubi Terhadap Ayat-Ayat Tentang Nikah

Beda Agama dalam Kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an.” Skripsi

tersebut lebih menitikberatkan pada penafsiran Al-Qurthubi terkait ayat-

ayat tentang nikah beda agama. Al-Qurtubi memberikan penjelasan

panjang lebar mengenai persoalan tersebut. Sedangkan penulis membahas

penafsiran al-Qurthubi dan Buya Hamka terkait ayat-ayat dalam al-Qur‟an

tentang titik temu Islam dan Kristen.19

Skripsi dengan judul ”Menikahi Orang Musyrik Perspektif Al-

Jashas dan Al-Qurtubi Analisa Terhadap Surah Al-Baqarah : 221 Dalam

Tafsir Ahkam Al-Qur’an dan Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an” yang ditulis

oleh Budi Prestiawan program studi Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta 2014. Dalam skripsi tersebut dijelaskan pendapat al-Jashas yang

bermadzhab Hanafi dan Al-Qurtubi yang bermadzhab Maliki mengenai

keharaman untuk menikahi wanita-wanita musyrik, karena ajakan mereka

ke neraka menjadikan alasan tegas diharamkannya menikah dengan

mereka. Sedangkan penulis membahas tentang penafsiran ayat-ayat al-

Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen dalam kitab Al-Jami’ li Ahkam

18

M Jazuli, “Materi dan metode dakwah dalam Vcd “Persamaan-persamaan antara

Islam dan Kristen” karya Dr Zakir Naik”, Skripsi, Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, 2008, tidak

diterbitkan (t.d) 19

Ruslan,” Studi Atas Penafsiran Al-Qurtubi Terhadap Ayat-Ayat Tentang Nikah

Bada Agama dalam Kitab Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an”, Skripsi, Tafsir Hadis Fakultas

Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009, tidak diterbitkan (t.d)

Page 28: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

12

al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Kitab Ahkam al-Azhar Karya Buya

Hamka.20

E. Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan diatas, penulis

menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan

(library research), yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan

dengan pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta

mengkaji bahan penelitian.21

Penelitian telaah pustaka ini merupakan

penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti subjek yang bersifat alamiah, deskriptif, dinamis dan

berkembang.22

Dimana penelitian adalah sebuah instrument kunci,

teknis analisis data dilakukan secara induktif yang dimulai dengan

melakukan serangkaian observasi khusus, yang kemudian akan

memunculkan tema-tema dan pola-pola hubungan diantara tema-tema

tersebut.

Untuk membahas permasalahan, penulis menggunakan metode

maudhu‟i (tematik) yang merupakan salah satu metode penafsiran Al-

Qur‟an. Metode maudhu‟I adalah suatu metode yang mengarahkan

pandangan pada satu tema tertentu dengan menghimpun ayat-ayat yang

berkaitan, menganalisis, dan memahaminya untuk kemudian

20

Budi Prestiawan, “Menikahi Orang Musyrik Perspektif Al-Jashas dan Al-Qurtubi

Analisa Terhadap Surah Al-Baqarah : 221 Dalam Tafsir Ahkam Al-Qur‟an dan Jami‟ Li

Ahkam Al-Qur‟an”, Skripsi, Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, tidak diterbitkan (t.d) 21

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008), cet.I, h. 3 22

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009),

h. 24

Page 29: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

13

disimpulkan satu pandangan menyeluruh terkait tema yang dibahas

tersebut.23

2. Sumber Data

Untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang bisa

dipertanggungjawabkan, penulis sumber-sumber yang relevan terkait

penelitian ini. Sumber data tersebut terbagi dua, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Yang merupakan sumber data primer

yaitu kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an karya Al-Qurtubi dan tafsir

Al-Azhar karya Buya Hamka. Sedangkan yang merupakan sumber data

sekunder yaitu buku-buku-buku tafsir, jurnal, dan artikel-artikel yang

terkait dengan penelitian imi.

3. Metode Pengumpulan Data

Penulisan skripsi ini menggunakan metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa tulisan atau karya

monumental dari seseorang, transkip, jurnal, buku, surat kabar, dan

lain sebagainya.24

Teknik ini merupakan penelaahan dari referensi-

referensi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

4. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content

analysis). Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat

inferensi-inferensi yang dapat ditiru, dan kebenaran data dengan

23

M. Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), h.385 24

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014), h.329

Page 30: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

14

memperhatikan konteksnya.25

Metode analisis ini merupakan suatu

teknik sistematik untuk menganalisis data secara objektif berdasarkan

fakta-fakta yang ditemukan oleh penulis dalam materi suatu buku.26

Selain itu, penelitian ini menggunakan teknik analisis deskripsi yang

meliputi analisis data pada masing-masing variabel dengan

menggambarkan apa yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, prosedur

yang ada yang sedang berlangsung.27

Dan juga menggunakan analisis komparatif yaitu penelitian

yang bersifat membandingkan, untuk mengetahui persamaan dan

perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti

berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi terbitan IIQ Jakarta

Press tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)

Jakarta.

Secara keseluruhan, skripsi ini memuat lima bab yang saling

berkaitan dengan perincian dan sistematika sebagai berikut:

Pada bab pertama penulis memuat pendahuluan. Pendahuluan

tersebut berisi latar belakang yang membahas sejarah berkembangnya

tafsir dan juga membahas sedikit tentang tinjauan umum titik temu Islam

dan Kristen serta alasan penulis memilih perbandingan penafsiran al-

Qurthubi dan Buya Hamka terkait titik temu Islam dan Kristen sebagai

25

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kabijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 155 26

Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,

(Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.126 27

Sumarsih Anwar, Sikap Profesional Peneliti Agama, (Jakarta Timur: Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008), h.76

Page 31: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

15

pokok bahasan penulis. Setelah latar belakang diuraikan, penulis

menjelaskan identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan

masalah agar penelitian tidak melebar kemana-mana. Kemudian

dipaparkan juga tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan

metodologi penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber penelitian,

metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Dan poin terakhir

bab ini dipaparkan teknik penulisan dan sistematikanya.

Bab kedua dikemukakan beberapa poin penting yang akan

menunjang penulis dalam menyelesaikan bab selanjutnya yaitu tinjauan

umum mengenai titik temu Islam dan Kristen dan bagaimana deskripsi

ajaran Islam dan ajaran Kristen sebenarnya. Tujuan dari penulisan

beberapa poin tersebut adalah untuk membantu penulis menjelaskan

perbedaan dan persamaan ajaran Islam dan ajaran Kristen itu sendiri.

Pembahasan di bab ketiga menjelaskan mengenai gambaran umum

kitab tafsir al-Jami’ Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurtubi dan kitab Ahkam

Al-Azhar karya Buya Hamka, biografi Al-Qurthubi dan Buya Hamka,

sistematika penafsiran, metode dan corak penafsiran kedua kitab tafsir

tersebut. Tujuan dari penulisan beberapa bahasan tersebut adalah untuk

membatasi agar kitab tafsir yang dibahas lebih spesifik dan untuk

memudahkan penulis dalam menyelesaikan bab keempat.

Pembahasan di bab keempat menjelaskan penafsiran ayat-ayat Al-

Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen dalam kitab tafsir al-Jami’

Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurtubi dan kitab Al-Azhar karya Buya

Hamka. Pada bab ini juga penulis menganalisa perbedaan dan persamaan

penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an yang dibahas dalam kedua kitab tafsir

tersebut.

Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan.

Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan

Page 32: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

16

terhadap masalah-masalah yang telah diuraikan di bab sebelumnya. Selain

itu, ditulis juga saran-saran sebagai pijakan sementara untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dan mendalam terkait objek masalah yang dikaji. Di

akhir penulisan, dicantumkan pula daftar pustaka yang memuat referensi-

referensi yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian sebagai bukti

kevalidan pembahasan yang dikaji.

Page 33: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an telah hadir sejak berabad-abad lalu ditengah-

tengah peradaban dan pergaulan umat manusia. Dalam sejarahnya

yang panjang itu, ia telah berperan sebagai unsur utama yang

membentuk kepribadian ajaran Islam.1

Al-Qur‟an pun merupakan kitab yang telah dijamin

keotentikannya oleh Allah SWT, dan merupakan kitab yang selalu

dipelihara. Penjelasan ini terdapat dalam

“Sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Qur’an dan

Kamilah pemelihara-pemelihara Nya”. (QS Al-Hijr [15]: 9)

Demikianlah Allah telah menjamin keotentikan al-Qur‟an,

atas dasar Kemahakuasaan Nya dan Kemahatahuan Nya, serta berkat

upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk Nya, terutama

oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap muslim percaya

bahwa apa yang dibaca dan didengarnya dalam al-Qur‟an tidak

berbeda sedikit pun dengan apa yang dibaca pula oleh Rasulullah saw

dan para sahabat Nabi saw.2

Namun, al-Qur‟an tidak dapat langsung dipahami begitu saja

oleh orang yang mempelajarinya, mereka harus belajar dan berguru

kepada para ahli yang memang mengetahui dan paham betul terhadap

1 Ali Yafi, “Al-Qur‟an Memperkenalkan Diri”, dalam Jurnal Ulum al-Qur’an, Vol.

1, April-Juni, 1989, h. 3 2 M Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an,(Bandung:Mizan,1992), h. 26

Page 34: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

2

maksud-maksud kandungan dari firman Allah tersebut. Memang,

pada kenyataannya antara satu ahli dengan ahli lain sering kali

memiliki pendapat yang berbeda dan beragam tetapi hal itu semata-

mata menunjukkan bahwa al-Qur‟an sangat fleksibel dan dapat

dipahami oleh semua pembacanya sesuai dengan tingkat pemahaman

dan pengetahuannya masing-masing. Karena penafsiran atasnya tidak

pernah tiada dan kering, setiap saat selalu saja terdengar atau terbaca

sesuatu yang baru, yang sesuai dan mengikuti perkembangan zaman

dan pengetahuan. Layaknya alam raya, dengan penelitian dan

pengamatan yang kerap dilakukan atasnya ia membuka tabir-tabir

rahasia, yang belum tersentuh oleh generasi-generasi sebelumnya.3

Al-Qur‟an merupakan sumber dan rujukan yang paling utama

bagi umat Islam di seluruh dunia. Dan setiap orang Islam pasti sangat

memercayai bahwa al-Qur‟an merupakan wahyu yang di dalamnya

terkandung petunjuk yang tidak akan pernah usang di makan waktu

hingga hari kiamat nanti. Para ulama sependapat bahwa dari sekian

banyak mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW yang terbesar adalah al-Qur‟an.4

Ketika Al-Qur‟an diturunkan, Rasulullah lah yang

mempunyai fungsi sebagai mubayyin yakni pemberi penjelasan,

dengan menjelaskan kepada para sahabat tentang arti dan kandungan

al-Qur‟an, terutama menyangkut ayat-ayat yang tidak dapat langsung

dipahami atau samar artinya. Dan sebenarnya semenjak saat itulah

penafsiran al-Qur‟an sudah dilakukan oleh Rasulullah SAW,

Rasulullah lah orang yang pertama mengajarkan al-Qur‟an dan guru

utama yang dapat menjelaskan maksud dan menguraikan ungkapan-

3 M Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h.16-17

4 Ramadhani dkk, al-Qur’an vs Sains modern,(Yogyakarta: Sketsa, 2014), h. 2

Page 35: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

3

ungkapan yang sulit yang terdapat dalam al-Qur‟an5. Penafsiran yang

dilakukan oleh beliau ialah penafsiran al-Qur‟an dengan al-Qur‟an

atau penafsiran al-Qur‟an dengan pemahaman beliau sendiri (as-

Sunnah atau Hadits).6

Tafsir yang dinukil dari Rasulullah dan para sahabat tidak

mencakup semua ayat dalam al-Qur‟an, mereka hanya menafsirkan

bagian-bagian yang sulit dipahami bagi orang-orang yang semasa

dengan mereka. Kemudian kesulitan tersebut semakin meningkat

seiring dengan bertambah jauhnya masa Nabi dan Sahabat. Maka

setelah itu, para tabi‟in lah yang menekuni bidang tafsir. Mereka

menambah keterangan-keterangan yang belum dijelaskan oleh Nabi

dan para sahabat ke dalam tafsir. Setelah itu munculah generasi

setelah tabi‟in, generasi ini yang kemudian berusaha

menyempurnakan tafsir al-Qur‟an secara terus menerus sampai

sekarang dengan berdasarkan pada pengetahuan mereka terhadap

Bahasa Arab, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa turunnya al-

Qur‟an yang mereka anggap valid dan pada alat-alat pemahaman

serta pengkajian lainnya.7

Pada mulanya usaha penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an

berdasarkan ijtihad masih sangat terbatas, akan tetapi karena ilmu

yang semakin berkembang pesat dan karena situasi serta kondisi

masyarakat yang terus berkembang dan mengalami perubahan-

perubahan, maka berkembang pula peranan akal atau ijtihad dalam

penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an, sehingga munculah banyak mufassir

5 M Quraisy Shihab, Membumikan al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan Pustaka, 2007), h.105 6 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir,( Bandung : Tafakur, 2011), cet.III, h.19

7 Manna‟ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bogor : Pustaka Litera

AntarNusa, 2007), cet.II, h.

474

Page 36: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

4

dengan berbagai macam metode penafsiran dan keanekaragaman

corak penafsirannya. Dan para mufassir dalam menafsirkan al-Qur‟an

berpegang pada pemahaman ilmu yang paling beliau kuasai dan

mengarah ke berbagai kecenderungan.8

Al-Qur‟an sendiri memang sangat terbuka untuk ditafsirkan.

Karena itulah setiap mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an

biasanya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio kultural yang menjadi

tempat tinggalnya. Situasi sosio politik yang melingkupinya pun akan

sangat berpengaruh terhadap interpretasinya mengenai al-Qur‟an.

Dan disiplin ilmu yang dimiliki oleh seorang mufassir pun menjadi

suatu kecenderungan mufassir untuk memahami al-Qur‟an.9

Al-Qur‟an juga berkedudukan sebagai kitab suci yang bukan

hanya memuat ajaran-ajaran agama dalam aspek moral dan spiritual

yang terbatas, seperti aqidah, ibadah, dan akhlak melainkan juga

memuat aspek-aspek kehidupan dalam cakupannya yang luas,

terutama yang terkait dengan prinsip-prinsip dasar bagi penataan

kehidupan manusia.

Al-Qur‟an memperkenalkan dirinya sebagai sosok hudan li

al-nas atau petunjuk untuk seluruh manusia. Inilah fungsi utama

kehadirannya. Allah menegaskan penjelasan tentang fungsi al-Qur‟an

ini dalam ayat nya (QS Al-Baqarah : 213)10

8 Manna‟ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, h. 477

9 Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, h. 47

10 M Quraish Shihab, Lentera Al-Qur’an, ( Bandung : PT Mizan Pustaka, 2008 ) ,h.

26

Page 37: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

5

“Manusia itu (dahulunya) satu umat. (setelah timbul perselisihan),

maka Allah mengutus Para Nabi untuk menyampaikan kabar

gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka kitab

yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara

manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidak ada yang

berselisih tentang hal itu melainkan orang-orang yang telah diberi

Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata,

karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan

kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman

tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi

petunjuk orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus”. ( QS Al-

Baqarah [2] : 213 )

Setiap agama, apapun nama agama itu, pasti mempunyai

empat dimensi yang harus dijaga. Yang pertama, dimensi spiritual.

Kedua, dimensi ritual. Ketiga, dimensi sosial. Dan keempat dimensi

kemanusiaan dan humanitas. Hal seperti ini diibaratkan seperti

sebuah bangunan piramida, kalau tidak terbangun sebuah tatanan

sosial yang sehat dan sinergis, maka berarti piramida itu terbalik. Dan

Page 38: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

6

inilah yang menjadikan agama yang satu berbenturan dengan agama

yang lain.11

Akan tetapi kitab suci al-Qur‟an diturunkan tidak hanya untuk

memberi jalan keluar, dan tuntunan terbaik bagi problem-problem

kehidupan manusia. Namun al-Qur‟an juga mampu mengajarkan kita

untuk membuka pikiran tentang agama-agama lain. Karena ada

kesamaan baik agama yang satu dengan agama yang lain. Dan ini lah

yang menjadikan al-Qur‟an mampu beradaptasi dengan lingkungan

agama manapun.

Tiga agama yang paling berpengaruh di dunia yaitu Islam,

Kristen, dan Yahudi. Dari ketiganya ini lah sering muncul

perdebatan-perdebatan yang berdasar pada keyakinan masing-masing

agama. Tapi perdebatan ini sebenarnya muncul karena disebabkan

banyaknya kesamaan yang di miliki oleh masing-masing agama

tersebut. Hanya saja tak banyak orang yang mau dan bersungguh-

sungguh untuk mempelajarinya.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan mencoba

menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an yang menjelaskan tentang titik temu

Islam dan Kristen dengan membandingkan penafsiran dalam kitab

tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi (w. 671 H) dan

Kitab tafsir al-Azhar karya Buya Hamka (w. 24 Juli 1981 M).

Al-Qurthubi adalah salah satu ulama bidang tafsir yang

cerdas, produktif, dan banyak mendapat apresiasi dari kalangan

ulama. Syaikh Adz-Dzahabi (w. 748 H) menerangkan bahwa “Al-

Qurthubi adalah seorang imam yang memiliki ilmu yang luas dan

mendalam. Dia memiliki sejumlah karya yang sangat bermanfaat dan

11

Ahmad Syafii Maarif, Azyumardi Azra, dkk, Islam dan Nilai-Nilai Universal

Sumbangan Islam dalam Pembentukan Dunia Plural, ( Jakarta: ICIP,2008), h.35-36

Page 39: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

7

menunjukkan betapa luas pengetahuannya dan sempurna

kepandaiannya”.12

Al-Qashabi Mahmud Zalath (w. 1398 H) juga mengatakan

bahwa tafsir al-Qurthubi memiliki kecenderungan Fiqh yang sangat

kental. Hal ini dikarenakan uraian-uraian al-Qurthubi yang panjang

dan detail ketika memahami sebuah ayat yang menyangkut tentang

hukum. Karena dominasi kajian tafsirnya tentang hukum-hukum,

maka ia memberi nama kitab tafsirnya dengan al-Jami’ li Ahkam al-

Qur’an yang berarti penghimpun hukum-hukum al-Qur‟an.13

Sedangkan Buya Hamka adalah seorang ulama, aktifis politik

dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Salah

satu sosok pemikir yang memberikan dampak yang positif bagi

semua kalangan, baik dari kalangan akademik sampai

kepemerintahan negara, yang dapat diakui keilmuannya di segala

bidang.

Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir al-Azhar, tafsir ini

beliau tulis setelah beliau keluar dari penjara. Tafsir ini juga di kenal

dengan tafsir Hamka. Tafsir setebal 30 jilid ini mempunyai

keistimewaan yang luar biasa, dari sisi sajian redaksinya, kalimatnya

kental dengan nuansa sastra, sesuai dengan suasana dan

permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia,

menggunakan bahasa sederhana sehingga mudah difahami oleh

semua lapisan masyarakat, tidak merujuk pada satu madzhab dan

menghindari perdebatan antara madzhab.14

12

Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik

Modern, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah,2011),h.19-20 13

Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik

Modern, h.28 14

Abdul Rauf, Tafsir al-Azhar : Dimensi Tasawuf Hamka, ( Kuala Selangor :

Piagam Intan SDN. BHD. 2013 ), Cet. I, h. 67- 68

Page 40: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

8

Melalui karya-karyanya, beliau mampu menawarkan gagasan

pemikirannya dengan olahan bahasa yang sangat menarik, sesuai

dengan kemampuan masyarakat pada waktu itu dan gagasannya pun

dapat menyejukkan hati. Oleh karena itu, tidak heran jika karya-karya

beliau sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dan dicetak

berulang kali. 15

Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menyusun

sebuah skripsi dengan mengangkat judul “Titik Temu Islam dan

Kristen Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’

Li Ahkam Al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Tafsir Al-Azhar

Karya Buya Hamka).

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan

Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari judul yang akan dipaparkan oleh penulis dapat

ditemukan beberapa masalah yang patut dibahas, yaitu :

1. Tinjauan Umum mengenai deskripsi ajaran Islam dan Kristen

2. Tinjauan umum mengenai kitab al-Jami’ li ahkam al-Qur’an

karya al-Qurthubi dan kitab tafsir Al-Azhar karya Buya

Hamka

3. Penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an seputar titik temu Islam dan

Kristen dalam kitab al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-

Qurthubi dan kitab tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka serta

analisis perbedaan dan persamaan penafsirannya.

2. Pembatasan Masalah

15

Abdul Rauf, Tafsir al-Azhar : Dimensi Tasawuf Hamka, h. 62

Page 41: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

9

Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan penulis diatas,

maka penulis akan membatasi skripsi ini pada penafsiran ayat-

ayat al-Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen dalam kitab

al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurthubi dan kitab Al-

Azhar karya Buya Hamka. Karena banyaknya ayat-ayat seputar

titik temu Islam dan Kristen dalam al-Qur‟an, maka penulis hanya

akan membatasi pada beberapa ayat:

a. Ayat Ketuhanan (QS QS Al-Ikhlas [112]: 1)

b. Ayat Kedatangan Nabi Muhammad SAW (QS Ash-Shaf [61]:

6)

c. Ayat tentang Shalat (QS Al-Hajj [22]: 77)

d. Ayat tentang Do‟a (QS Al-Baqarah [2]: 186)

Adapun alasan penulis mengambil beberapa permasalahan

tersebut diatas karena ayat-ayat tersebut berkaitan erat dengan

seputar titik temu Islam dan Kristen. Untuk itu penulis akan

membahas lebih dalam mengenai penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an

terhadap permasalahan tersebut dengan membandingkan

pendapat al-Qurthubi dan Buya Hamka dalam kedua kitab tafsir

tersebut diatas.

3. Perumusan Masalah

Untuk membuat permasalahan menjadi lebih spesifik dan

sesuai dengan titik tekan kajian, maka harus ada rumusan masalah

yang benar-benar fokus. Ini dimaksudkan agar pembahasan dalam

karya tulis ini tidak melebar dari apa yang dikehendaki.

Page 42: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

10

Dari latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka

rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah:

1. Apa saja dimensi Titik Temu Islam dan Kristen?

2. Bagaimana perbedaan dan persamaan analisis penafsiran

al-Qurthubi dan Buya Hamka terhadap ayat-ayat al-

Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui

deskripsi titik temu ajaran Islam dan Kristen, dan perbedaan dan

persamaan penafsiran al-Qurthubi dan Buya Hamka terhadap ayat-

ayat al-Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen. Dengan

ditulisnya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang

bersifat teoritis dan praktis dalam rangka menambah khazanah

keilmuan terutama pemahaman terhadap ajaran Islam dan Kristen dan

tafsir serta perbedaan penafsiran kedua ulama tersebut.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya

khazanah pemikiran Islam, khususnya dibidang tafsir.

2. Penelitian ini diharapkan sedikit banyak akan memberikan

konstribusi bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang

ilmu tafsir.

3. Dapat memberikan pandangan baru mengenai titik temu ajaran

Islam dan Kristen.

4. Untuk memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan kepada

masyarakat terutama di bidang tafsir.

Page 43: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

11

D. Tinjauan Pustaka

Dari hasil penelusuran penulis mengenai “Titik Temu Islam

dan Kristen Perspektif Al-Qur’an ( Studi Komparatif Tafsir Al-

Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Tafsir Al-

Azhar Karya Buya Hamka ) , penulis menemukan beberapa karya

tulis yang berkaitan diantaranya yaitu:

Skripsi dengan judul “Materi dan metode dakwah dalam VCD

„Persamaan-persamaan antara Islam dan Kristen‟ karya Dr Zakir

Naik”, yang ditulis oleh M Jazuli, mahasiswa Institut Agama Islam

Negeri Walisongo program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah. Skripsi tersebut membahas metode dakwah dalam

VCD „Persamaan-persamaan antara Islam dan Kristen‟ karya Zakir

Naik”, . Skripsi yang ditulis oleh mahasiswa IAIN Walisongo ini dan

pembahasan yang akan dikaji oleh penulis memiliki persamaan yaitu

sama-sama membahas seputar titik temu Islam dan Kristen. Namun

M Jauli membahas metode dakwah yang terkandung dalam Video

“Persamaan-persamaan antara Islam dan Kristen” karya Dr Zakir

Naik sedangkan penulis membahas titik temu Islam dan Kristen

dengan membandingkan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam kitab Tafsir

Jami‟ Li Ahkam karya al-Qurthubi dan kitab Tafsir al-Azhar karya

Buya Hamka.16

Skripsi yang ditulis oleh Ruslan, mahasiswa jurusan Tafsir

Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang

berjudul ”Studi Atas Penafsiran Al-Qurtubi Terhadap Ayat-Ayat

Tentang Nikah Beda Agama dalam Kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-

16 M Jazuli, “Materi dan metode dakwah dalam Vcd “Persamaan-persamaan antara

Islam dan Kristen” karya Dr Zakir Naik”, Skripsi, Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, 2008,

tidak diterbitkan (t.d)

Page 44: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

12

Qur’an.” Skripsi tersebut lebih menitikberatkan pada penafsiran Al-

Qurthubi terkait ayat-ayat tentang nikah beda agama. Al-Qurtubi

memberikan penjelasan panjang lebar mengenai persoalan tersebut.

Sedangkan penulis membahas penafsiran al-Qurthubi dan Buya

Hamka terkait ayat-ayat dalam al-Qur‟an tentang titik temu Islam dan

Kristen.17

Skripsi dengan judul ”Menikahi Orang Musyrik Perspektif Al-

Jashas dan Al-Qurtubi Analisa Terhadap Surah Al-Baqarah : 221

Dalam Tafsir Ahkam Al-Qur’an dan Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an”

yang ditulis oleh Budi Prestiawan program studi Tafsir Hadis UIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta 2014. Dalam skripsi tersebut dijelaskan

pendapat al-Jashas yang bermadzhab Hanafi dan Al-Qurtubi yang

bermadzhab Maliki mengenai keharaman untuk menikahi wanita-

wanita musyrik, karena ajakan mereka ke neraka menjadikan alasan

tegas diharamkannya menikah dengan mereka. Sedangkan penulis

membahas tentang penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an seputar titik temu

Islam dan Kristen dalam kitab Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an Karya al-

Qurthubi Dan Kitab Ahkam al-Azhar Karya Buya Hamka.18

Skripsi dengan judul ”Penafsiran Hamka Tentang Kepemimpinan

Dalam Tafsir Al-Azhar”, yang ditulis oleh Ahmad Munif Sabtiawan

Elha program studi Tafsir Hadits UIN Walisongo, Semarang 2015.

Dalam skripsi tersebut lebih menitikberatkan pada penafsiran Buya

17

Ruslan,” Studi Atas Penafsiran Al-Qurtubi Terhadap Ayat-Ayat Tentang Nikah

Bada Agama dalam Kitab Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an”, Skripsi, Tafsir Hadis

Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009, tidak

diterbitkan (t.d) 18

Budi Prestiawan, “Menikahi Orang Musyrik Perspektif Al-Jashas dan Al-Qurtubi

Analisa Terhadap Surah Al-Baqarah : 221 Dalam Tafsir Ahkam Al-Qur‟an dan

Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an”, Skripsi, Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, tidak diterbitkan (t.d)

Page 45: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

13

Hamka terkait ayat-ayat tentang kepemimpinan di dalam al-Qur‟an.

Sedangkan penulis membahas penafsiran al-Qurthubi dan Buya

Hamka terkait ayat-ayat dalam al-Qur‟an tentang titik temu Islam dan

Kristen.19

Skripsi dengan judul “Metodologi Penafsiran Madzhab Maliki

Dan Madzhab Syafi‟I ( Studi Perbandingan Interpretasi Ayat-Ayat

Hukum Dalam Kitab Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an Karya al-Qurthubi

Dan Kitab Ahkam al-Qur’an Karya Imam al-Harrasi)”, yang ditulis

oleh Aryati program studi Tafsir Hadits IIQ Jakarta, Jakarta 2016.

Dalam skripsi tersebut dijelaskan tentang penafsiran ayat-ayat

Hukum oleh al-Qurthubi dan Imam al-Harrasi. Sedangkan penulis

membahas penafsiran al-Qurthubi dan Buya Hamka terkait ayat-ayat

dalam al-Qur‟an tentang titik temu Islam dan Kristen.20

E. Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan diatas,

penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kepustakaan (library research), yaitu suatu rangkaian kegiatan

yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka, membaca dan

19

Ahmad Munif Sabtiawan Elha, “Penafsiran Hamka Tentang Kepemimpinan

Dalam Tafsir Al-Ahar”, Skripsi, Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin, Universitas

Islam Negeri Walisongo, 2015, tidak diterbitkan (t.d) 20

Aryati, “Metodologi Penafsiran Madzhab Maliki Dan Madzhab Syafi‟I ( Studi

Perbandingan Interpretasi Ayat-Ayat Hukum Dalam Kitab Al-Jami’ li Ahkam al-

Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Kitab Ahkam al-Qur’an Karya Imam al-Harrasi)”,

Skripsi, Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2016,

tidak diterbitkan (t.d)

Page 46: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

14

mencatat serta mengkaji bahan penelitian.21

Penelitian telaah

pustaka ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti subjek yang bersifat

alamiah, deskriptif, dinamis dan berkembang.22

Dimana peneliti

adalah sebuah instrument kunci, teknis analisis data dilakukan

secara induktif yang dimulai dengan melakukan serangkaian

observasi khusus, yang kemudian akan memunculkan tema-tema

dan pola-pola hubungan diantara tema-tema tersebut.

Untuk membahas permasalahan, penulis menggunakan

metode maudhu‟i (tematik) yang merupakan salah satu metode

penafsiran Al-Qur‟an. Metode maudhu‟I adalah suatu metode

yang mengarahkan pandangan pada satu tema tertentu dengan

menghimpun ayat-ayat yang berkaitan, menganalisis, dan

memahaminya untuk kemudian disimpulkan satu pandangan

menyeluruh terkait tema yang dibahas tersebut.23

2. Sumber Data

Untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang bisa

dipertanggungjawabkan, penulis sumber-sumber yang relevan

terkait penelitian ini. Sumber data tersebut terbagi dua, yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder. Yang merupakan

sumber data primer yaitu kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an

karya Al-Qurtubi dan tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka.

Sedangkan yang merupakan sumber data sekunder yaitu buku-

21

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008), cet.I, h. 3 22

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009),

h. 24 23

M. Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), h.385

Page 47: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

15

buku-buku tafsir, jurnal, dan artikel-artikel yang terkait dengan

penelitian imi.

3. Metode Pengumpulan Data

Penulisan skripsi ini menggunakan metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa tulisan atau

karya monumental dari seseorang, transkip, jurnal, buku, surat

kabar, dan lain sebagainya.24

Teknik ini merupakan penelaahan

dari referensi-referensi yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian.

4. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content

analysis). Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat

inferensi-inferensi yang dapat ditiru, dan kebenaran data dengan

memperhatikan konteksnya.25

Metode analisis ini merupakan

suatu teknik sistematik untuk menganalisis data secara objektif

berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan oleh penulis dalam

materi suatu buku.26

Selain itu, penelitian ini menggunakan teknik

analisis deskripsi yang meliputi analisis data pada masing-masing

variabel dengan menggambarkan apa yang ada, pendapat yang

sedang tumbuh, prosedur yang ada yang sedang berlangsung.27

24

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014), h.329 25

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kabijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 155 26

Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.126 27

Sumarsih Anwar, Sikap Profesional Peneliti Agama, (Jakarta Timur: Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008), h.76

Page 48: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

16

Dan juga menggunakan analisis komparatif yaitu penelitian

yang bersifat membandingkan, untuk mengetahui persamaan dan

perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang

diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada

buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi terbitan IIQ

Jakarta Press tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Institut Ilmu Al-

Qur‟an (IIQ) Jakarta.

Secara keseluruhan, skripsi ini memuat lima bab yang saling

berkaitan dengan perincian dan sistematika sebagai berikut:

Pada bab pertama penulis memuat pendahuluan. Pendahuluan

tersebut berisi latar belakang yang membahas sejarah berkembangnya

tafsir dan juga membahas sedikit tentang tinjauan umum titik temu

Islam dan Kristen serta alasan penulis memilih perbandingan

penafsiran al-Qurthubi dan Buya Hamka terkait titik temu Islam dan

Kristen sebagai pokok bahasan penulis. Setelah latar belakang

diuraikan, penulis menjelaskan identifikasi masalah, pembatasan

masalah, dan perumusan masalah agar penelitian tidak melebar

kemana-mana. Kemudian dipaparkan juga tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian yang

mencakup jenis penelitian, sumber penelitian, metode pengumpulan

data, dan metode analisis data. Dan poin terakhir bab ini dipaparkan

teknik penulisan dan sistematikanya.

Bab kedua dikemukakan beberapa poin penting yang akan

menunjang penulis dalam menyelesaikan bab selanjutnya yaitu

Page 49: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

17

tinjauan umum mengenai titik temu Islam dan Kristen dan bagaimana

deskripsi ajaran Islam dan ajaran Kristen sebenarnya. Tujuan dari

penulisan beberapa poin tersebut adalah untuk membantu penulis

menjelaskan perbedaan dan persamaan ajaran Islam dan ajaran

Kristen itu sendiri.

Pembahasan di bab ketiga menjelaskan mengenai gambaran

umum kitab tafsir al-Jami’ Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurtubi dan

kitab Ahkam Al-Azhar karya Buya Hamka, biografi Al-Qurthubi dan

Buya Hamka, sistematika penafsiran, metode dan corak penafsiran

kedua kitab tafsir tersebut. Tujuan dari penulisan beberapa bahasan

tersebut adalah untuk membatasi agar kitab tafsir yang dibahas lebih

spesifik dan untuk memudahkan penulis dalam menyelesaikan bab

keempat.

Pembahasan di bab keempat menjelaskan penafsiran ayat-ayat

al-Qur‟an seputar titik temu Islam dan Kristen dalam kitab tafsir al-

Jami’ Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurtubi dan kitab Al-Azhar karya

Buya Hamka. Pada bab ini juga penulis menganalisa perbedaan dan

persamaan penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an yang dibahas dalam kedua

kitab tafsir tersebut.

Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan.

Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian yang

dilakukan terhadap masalah-masalah yang telah diuraikan di bab

sebelumnya. Selain itu, ditulis juga saran-saran sebagai pijakan

sementara untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam

terkait objek masalah yang dikaji. Di akhir penulisan, dicantumkan

pula daftar pustaka yang memuat referensi-referensi yang penulis

Page 50: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

18

gunakan dalam melakukan penelitian sebagai bukti kevalidan

pembahasan yang dikaji.

Page 51: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam kitab suci itulah sebuah agama terumuskan, yang pada

akhirnya menjadi rujukan bagi pemeluk suatu agama, baik dalam ritual,

berketuhanan, kehidupan pribadi, sosial dan lain sebagainya.

Umat beragama bisa saja sepakat terhadap eksistensi tunggal

sebuah kitab suci, misalnya Al-Qur’an bagi umat Muslim atau Injil bagi

umat Kristen, namun ketika masuk wilayah penafsiran, perbedaan akan

mulai muncul tetapi meskipun demikian perbedaan tidak mesti diartikan

sebagai sebuah pertentangan.

Dan ketika adanya perbedaan latar, masa atau pun madzhab

seorang mufassir dalam menafsirkan Al-Qur’an tentulah juga

menimbulkan persamaan dan perbedaan yang dihasilkan dalam

menafsirkan suatu ayat. Untuk itu, dari uraian-uraian penjelasan diatas

penulis menyimpulkan beberapa poin sebagai berikut:

1. Adanya kesamaan antara ajaran Islam dan ajaran Kristen. Yaitu

diantara nya dalam hal Ketuhanan, Kedatangan Nabi Muhammad

SAW, Shalat, dan Do’a.

2. Dalam menafsirkan ayat tentang Ketuhanan (QS Al-Ikhlas [112]: 1),

tidak ditemukan perbedaan penafsiran antara al-Qurthubi dan Buya

Hamka terhadap ayat tersebut. Hal tersebut dikarenakan ayat ini

menjelaskan tentang ketauhidan.

3. Dalam menafsirkan ayat tentang Kedatangan Nabi Muhammad SAW

(QS Ash-Shaff [61]: 6), ditemukan perbedaan penafsiran antara al-

Qurthubi dan Buya Hamka tentang silsilah Nabi Isa. Menurut al-

Qurthubi Nabi Isa bukanlah keturunan Bani Israil karena dalam

Page 52: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

84

penyebutan kepada kaum Bani Israil beliau tidak menyebutnya dengan

sebutan “Hai Kaumku” melainkan “Wahai Bani Israil” sebagaimana

yang dilakukan oleh Nabi Musa. Sedangkan menurut Buya Hamka

Nabi Isa merupakan keturunan Bani Israil, karena dilihat dari silsilah

Ibunya.

4. Dalam menafsirkan ayat terkait Shalat (QS Al-Hajj [22]: 77),

ditemukan perbedaan penafsiran antara al-Qurthubi dan Buya Hamka

yaitu ketika menafsirkan ayat “Ruku’ lah kamu Sujudlah kamu.”al-

Qurthubi menjelaskan secara gamlang bahwa yang dimaksud dengan

sujud dan ruku’ disini adalah shalat fardhu. Sedangkan Buya Hamka

tidak menyebutkan secara langsung kalau arti dari ruku’ dan sujud itu

adalah shalat fardhu, beliau hanya menyebutkan bahwa itu adalah

sembahyang.

5. Dalam menafsirkan ayat terkait dengan do’a (QS Al-Baqarah [2]: 186),

tidak ditemukan perbedaan penafsiran antara al-Qurthubi dan Buya

Hamka terhadap ayat tersebut.

B. Saran

Setelah penulis menyimpulkan beberapa poin di atas, maka perlu

adanya saran sebagai berikut:

1. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru

terkait Titik Temu Islam dan Kristen.

2. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru

tentang perbedaan penafsiran antara al-Qurthubi dan Buya Hamka

mengenai Titik Temu Islam dan Kristen.

3. Penulisan skripsi ini diharapkan juga dapat memberikan kesempatan

pada penulis lain untuk membahas lebih lanjut dan lebih detail terhadap

interpretasi ayat-ayat terkait Titik Temu Islam dan Kristen.

Page 53: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

85

DAFTAR PUSTAKA

Alviyah, Avif, “Metode Penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar”,

Jurnal Vol.15, No. 1, 2016

Anwar, Sumarsih , Sikap Profesional Peneliti Agama, Jakarta Timur: Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008

Arifin, Bey & Umar Hubeis, Dialog Islam dan Kristen, Jakarta : Pustaka

Da‟i, 2003

Aryati, “Metodologi Penafsiran Madzhab Maliki Dan Madzhab Syafi‟I (

Studi Perbandingan Interpretasi Ayat-Ayat Hukum Dalam Kitab Al-

Jami’ li Ahkam al-Qur’an Karya al-Qurthubi Dan Kitab Ahkam al-

Qur’an Karya Imam al-Harrasi)”, Skripsi, Tafsir Hadits Fakultas

Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, 2016, Tidak diterbitkan

(t.d)

Azzam, Abdul Aiz Muhammad, Prof. Dr. Abdul Wahhab Sayyed Hawwas,

Fiqh Ibadah, Jakarta: AMZAH, 2009

Bahri, Zainul, “Hubungn Esensial Agama-agama Teologi dan Etika”, Jurnal

TAJDID Vol. XIII,No. 2 2014

Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kabijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2007

Dirk, Jerald F, Salib di Bulan Sabit, Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta, 2003

HD, Kaelany, Islam dan aspek-aspek kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara,

2000

Elha, Ahmad Munif Sabtiawan, “Penafsiran Hamka Tentang Kepemimpinan

Dalam Tafsir Al-Ahar”, Skripsi, Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin,

Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015, Tidak diterbitkan (t.d)

Ghofur, Saiful Amin, Profil Para Mufassir al-Qur’an, Yogyakarta : Pustaka

Insan Madani, 2000

Hamka, Juz ‘Amma Tafsir al-Azhar, Jakarta: Gema Insani, 2015

Page 54: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

86

Idrus, Muhammad , Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta: Erlangga,

2009

Ilyas, Hamim, Studi Kitab Tafsir, Yogyakarta : Teras, 2004

Islam, M, Tauhid ataukah Trinitas, Jakarta : Pustaka Da‟i, 1993

Izzan, Ahmad, Metodologi Ilmu Tafsir, Bandung : Tafakur, 2011

Jazuli, M, “Materi dan metode dakwah dalam vcd “Persamaan-persamaan

antara Islam dan Kristen” karya Dr Zakir Naik,” Skripsi, Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Walisongo Semarang, 2008, Tidak diterbitkan (t.d).

JSL, Rm.Kirill, Panduan Shalat Gereja Ortodoks, Medan: Gereja Ortodoks

Indonesia, 2012

Al-Khuli, Muhammad Ali, Kebenaran Hakiki Ajaran Yesus, Penj. Wahyudi,

Jakarta: Pustaka Da‟i, 2004

Maarif, Ahmad Syafii, Azyumardi Azra, dkk, Islam dan Nilai-Nilai

Universal Sumbangan Islam dalam Pembentukan Dunia Plural,

Jakarta: ICIP, 2008

Mariam, Muhammad Majdi, Isa Manusia apa bukan, Jakarta: Gema Insani

Press, 1993

Mulkhan, Abdul Munir, Satu Tuhan Seribu Tafsir, Yogyakarta: Kanisius,

2007

al-Musayyar, Muhammad Sayyid Ahmad, Nabi Muhammad SAW, Penj.

Kamran As‟at Irsyadi & Hadiri Abdurrajak, Kairo: Erlangga, 2006

Nurhayati, Agustina, “Pernikahan dalam Perspektif al-Qur‟an”, Jurnal

ASAS, Vol.3, No.1, 2011

Philips, Abu Ameenah Bilal, Agama Yesus Yang Sebenarnya, Jakarta :

Pustaka Da‟I, 2004

Page 55: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

87

Prestiawan, Budi, “Menikahi Orang Musyrik Perspektif Al-Jashas dan Al-

Qurtubi Analisa Terhadap Surah Al-Baqarah : 221 Dalam Tafsir

Ahkam Al-Qur‟an dan Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an,” Skripsi, Tafsir

Hadis Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014, Tidak diterbitkan (t.d)

al-Qaradhawi, Yusuf, Bagaimana Islam Menilai Yahudi dan Nasrani,

Jakarta: Gema Insani Press, 2000

Al-Qaththan, Manna‟ , Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2006

Al-Qattan, Manna‟ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Bogor : Pustaka Litera

Antar Nusa, 2007

al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, Penj. Fathurrahman, Ahmad Hotib, Dudi

Rasyadi, Jakarta : Pustaka Azzam, 2007

Ramadhani dkk, al-Qur’an vs Sains Modern,Yogyakarta: Sketsa, 2011

Rauf, Abdul , Tafsir al-Azhar : Dimensi Tasawuf Hamka, Kuala Selangor :

Piagam Intan SDN. BHD. 2013

Ruslan, “Studi Atas Penafsiran Al-Qurtubi Terhadap Ayat-Ayat Tentang

Nikah Bada Agama dalam Kitab Al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an”,

Skripsi, Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga, 2009, Tidak diterbitkan (t.d)

Shihab, M Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992

Shihab, M Quraisy, Membumikan al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu

Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung : Mizan Pustaka, 2007

Shihab, M Quraish, Lentera Al-Qur’an, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2008

Shihab, M. Quraisy, Kaidah Tafsir, Tanggerang: Lentera Hati, 2013

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2014

Suyanto, Bagong, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005

Page 56: JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT …

88

As-Suyuthi, Jalaluddin, Asbabun Nuzul, Penj Tim Abdul Hayyie, Jakarta:

Darut-Taqwa, 2008

Syibromalisi, Faizah Ali dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik

Modern, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011

Troll, Cristian W, Muslim Bertanya Kristen Menjawab, Penj. Markus Solo

Kewuta, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011

„Ulwan, Abdullah Nashih, Sikap Islam Terhadap Non Muslim, Jakarta

:Pustaka, 2002

Waryono, “Beberapa Problem Teologis antara Islam dan Kristen”, Jurnal

ESENSIA Vol XII No.1 2017

Yafi, Ali, “Al-Qur‟an Memperkenalkan Diri”, Jurnal Ulum Al-Qur‟an, Vol.

1,1989

Yahya Wijaya, Yahya, Iman dan Nilai-nilai Kristiani, Yogyakarta :

Globethic, 2000

Yusuf, M. Yunan, Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar, Jakarta :

Penamadani, 1990

Zed, Mestika , Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008