Top Banner
i HUBUNGAN ANTARA TOLERANSI RESIKO DENGAN SAFETY BEHAVIOR DALAM PENGGUNAAN BAHAN AGROKIMIA PADA PETANI DI KECAMATAN SADANG KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Teguh Widodo 1511414148 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020
54

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

Dec 15, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

i

HUBUNGAN ANTARA TOLERANSI RESIKO DENGAN

SAFETY BEHAVIOR DALAM PENGGUNAAN BAHAN

AGROKIMIA PADA PETANI DI KECAMATAN SADANG

KABUPATEN KEBUMEN

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Teguh Widodo

1511414148

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi dengan judul

“Hubungan Antara Toleransi Resiko dengan Safety Behavior dalam Penggunaan

Bahan Agrokimia Pada Petani di Kecamatan Sadang Kabupaten Kebumen” ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 5 Februari 2020

Yang menyatakan,

Teguh Widodo

1511414148

Page 3: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Toleransi Resiko dengan Safety

Behavior Dalam Penggunaan Bahan Agrokimia Pada Petani di Kecamatan Sadang

Kabupaten Kebumen” telah diujikan pada hari, Rabu 5 Februari 2020 dan telah

dilakukan perbaikan oleh pengusul.

Panitia,

Ketua Sekertaris

Dra. Sinta Saraswati, M.pd., Kons. Rahmawati Prihastuty, S.Psi., M. Si.

NIP. 196006051999032001 NIP. 197905022008012018

Penguji I Penguji II

.

Moh. Iqbal Mabruri, S.Psi., Msi Sukma Adi Galuh A., S.Psi., M. Psi.

NIP. 197503092008011008 NIP. 198501212015042001

Penguji III/Pembimbing

Amri Hana Muhammad, S.Psi, M.A

NIP. 197810072005011003

Page 4: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

“Bertekadlah untuk menjadi pribadi yang berguna bagi lingkungan sekitar.

Gunakan apa yang kamu punya untuk membantu sesama.” (B. J. Habibie)

Persembahan

Penulis mempersembahkan skripsi ini

untuk segenap keluarga tercinta

terutama Bapak Nur Sodik, Ibu

Sunarti, Mbak Sumiati, Mbak Sudarti,

dan Mas Ngudiyono.

Page 5: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya,

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara

Toleransi Resiko dengan Safety Behavior dalam Penggunaan Bahan Agrokimia

pada Petani di Kecamatan Sadang Kabupaten Kebumen” Penyusunan skripsi ini

tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada

kesempatan ini penulis mengucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd, Dekan Fakutas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang.

2. Rahmawati Prihastuty, S.Psi., M.Psi. Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang dan juga sebagai sekretaris dalam

ujian skripsi yang telah membantu kelancaran ujian skripsi.

3. Nuke Martiarini, S.Psi.,M.A selaku dosen wali penulis yang telah membantu

kelancaran studi penulis di Universitas Negeri Semarang.

4. Amri Hana Muhammad, S.Psi., S.sy., M.A. sebagai penguji III dan dosen

pembimbing yang telah dengan penuh ketulusan, memberikan saran, arahan dan

meluangkan waktu sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Moh. Iqbal Mabruri, S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji 1 yang telah

memberikan kritik, masukan dan arahan demi perbaikan skripsi ini.

6. Sukma Adi Galuh Amawidyati., S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen penguji

2 yang telah memberikan kritik, masukan dan arahan demi perbaikan skripsi

ini.

Page 6: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

vi

7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu

dan pengetahuan, terima kasih atas segala pengajaran yang diberikan.

8. Segenap keluarga penulis, utamanya Bapak Nur Sodik, dan Ibu Sunarti yang

tidak pernah berhenti dalam memberikan segala bentuk dukungan serta

motivasi kepada penulis.

9. Masyarakat Tani Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebuman yang telah berkenan

menjadi responden dalam penelitian ini guna berkembangnya ilmu

pengetahuan.

10. Sahabat-sahabat terdekat, Gunawan Dwi Susanto, Dede Slamet Riyadi, dan

Rizqi Naely Adikya, atas doa serta semangat dan bantuan dalam penelitian guna

menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh rekan Mahasiswa Psikologi Unnes 2014 terutama Bakhrudin Adi

Wijaya, Adi Waluyo serta rekan-rekan lain yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu.

12. Seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung, telah

memberikan kontribusi terhadap terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih setulus hati kepada semua

pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini

memberikan manfaat dan kontribusi untuk perkembangan ilmu Psikologi.

Semarang, 20 Januari 2020

Penulis

Page 7: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

vii

ABSTRAK

Widodo, Teguh. 2020. Hubungan Antara Toleransi Resiko Dengan Safety Behavior

Dalam Penggunaan Bahan Agrokimia Pada Petani Di kecamatan Sadang

Kabupaten Kebumen. Skripsi. Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Amri Hana Muhammad, S.Psi., M.A.

Kata Kunci : Safety Behavior, Toleransi Resiko, Agrokimia.

Sektor pertanian merupakan bidang yang cukup penting untuk menopang

perekonomian Indonesia. Tingginya jumlah tenaga kerja di bidang pertanian juga

memiliki permasalahan tidak terkecuali permasalahan keselamatan kerja petani,

terutama dalam penggunaan bahan-bahan agrokimia seperti pestisida, herbisida dan

lain-lain. Fenomena tersebut berkaitan dengan safety behavior atau perilaku

keselamatan. Safety behavior adalah perilaku keselamatan yang sesuai dengan

standar keselamatan dalam bekerja, yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan

dalam bekerja baik pada diri sendiri ataupun orang lain. Toleransi Resiko

dimungkinkan melatarbelakangi rendahnya safety behavior dalam penggunaan

bahan agrokimia oleh petani. Toleransi resiko adalah sikap membiarkan atau

bersedia menanggung dampak dari sebuah proses atau kejadian yang terjadi saat

bekerja. Sedangkan agrokimia adalah penyebutan secara umum untuk bahan kimia

yang digunakan dalam pertanian, yang memiliki fungsi untuk membantu

pertumbuhan dan menjaga keamanan tanaman guna mendapatkan hasil panen yang

diinginkan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. Total

sampel pada penelitian ini adalah 183 Petani di Kecamatan Sadang Kabupaten

Kebumen. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti yaitu cluster random

sampling, dengan mengambil subjek secara random di empat dari tujuh desa yang

ada di kecamatan Sadang. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan

skala safety behavior dan skala toleransi resiko. Analisis validitas dan reliabilitas

instrumen dianalisis menggunakan komputer dengan aplikasi statistika. Metode

analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Spearman.

Hasil penelitian dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,622 dengan p

sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 menunjukkan bahwa ada

hubungan positif yang signifikan antara toleransi resiko dengan safety behavior

dalam penggunaan bahan agrokimia. Jika safety behavior naik maka toleransi

resiko juga naik, dan Sebaliknya. Kemudian hipotesis yang berbunyi “Ada

hubungan antara toleransi resiko dengan safety behavior dalam penggunaan bahan

agrokimia pada petani di Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen” diterima.

Page 8: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

PERNYATAAN ...................................................................................... ii

PENGESAHAN ....................................................................................... iii

MOTTO DAN PERUNTUKKAN ........................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

ABSTRAK .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB ........................................................................................................ I

1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 11

1.3 Tujuan................................................................................................ 11

1.4 Manfaat .............................................................................................. 11

1.4.1 Manfaat Teoritis .............................................................................. 11

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................... 12

BAB ........................................................................................................ II

2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 13

2.1 Safety Behavior .................................................................................. 13

Page 9: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

ix

2.1.1 Definisi Safety Behavior .................................................................. 13

2.1.2 Faktor Safety Behavior .................................................................... 13

2.1.3 Aspek-Aspek Safety Behavior ......................................................... 15

2.1.4 Indikator Safety Behavior ................................................................ 16

2.2 Toleransi Resiko ................................................................................ 17

2.2.1 Definisi Toleransi Resiko ................................................................ 17

2.2.2 Faktor-faktor Toleransi resiko ......................................................... 19

2.3 Definisi Petani Sebagai Profesi........................................................... 25

2.4 Hakikat Agrokimia ............................................................................. 25

2.4.1 Klasifikasi Agrokimia ..................................................................... 26

2.4.2 Dampak Agrokimia ......................................................................... 27

2.5 Hubungan Antara Toleransi Resiko dengan Safety Behavior .............. 28

2.4 Kerangka Berfikir .............................................................................. 29

2.4 Hipotesis ............................................................................................ 31

BAB ........................................................................................................ 32

3. METODE PENELITIAN ..................................................................... 32

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 32

3.2 Desain Penelitian ............................................................................... 33

3.3 Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................... 33

3.4 Definisi Operasional........................................................................... 35

3.4.1 Definisi Operasional Toleransi Resiko............................................. 35

3.4.2 Definisi Operasional Safety Behavior .............................................. 35

3.5 Subjek ................................................................................................ 36

Page 10: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

x

3.5.1 Populasi dan Sampel ....................................................................... 36

3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 36

3.6 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 37

3.6.1 Alat Pengumpul Data ...................................................................... 37

3.6.1.1 Skala Toleransi Resiko ................................................................. 38

3.6.1.2 Skala Safety Behavior ................................................................... 39

3.7 Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 41

3.7.1 Validitas .......................................................................................... 41

3.7.2 Reliabilitas ...................................................................................... 42

3.8 Teknik Anlisis Data ........................................................................... 42

BAB ........................................................................................................ 43

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 43

4.1 Persiapan Penelitian ........................................................................... 43

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ............................................................ 43

4.1.2 Penentuan subjek............................................................................. 43

4.1.3 Penyusunan Instrumen .................................................................... 45

4.1.3 Uji Coba Alat Ukur ......................................................................... 47

4.2 Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 47

4.2.1 Pengumpulan Data Penelitian .......................................................... 47

4.2.2 Pelaksanaan Skoring ....................................................................... 48

4.3 Hasil Penelitian .................................................................................. 48

4.3.1 Gambaran Subjek Penelitian ............................................................ 49

4.3.2 Analisis Inferensial.......................................................................... 49

Page 11: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

xi

4.3.3 Analisis Deskriptif .......................................................................... 50

4.3.3.1 Gambaran Umum Safety Behavior ................................................ 51

4.3.3.2 Gambaran Umum Toleransi Resiko .............................................. 64

4.4 Pembahasan ....................................................................................... 81

4.4.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Safety Behavior ............................. 81

4.4.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Toleransi Resiko ........................... 84

4.4.3 Pembahasan Analisis Statistik Inferensial Hubungan Toleransi Resiko

dengan Safety Behavior Dalam Penggunaan Bahan Agrokimia ....... 87

4.5 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 90

BAB ........................................................................................................ 92

5. PENUTUP ........................................................................................... 92

5.1 Simpulan ............................................................................................ 92

5.2 Saran .................................................................................................. 92

5.2.1 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya ................................................. 92

5.2.1 Saran Untuk Petani .......................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 98

Page 12: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Studi Pendahuluan .................................................................... 7

3.1 Blueprint Blueprint Toleransi resiko ................................................... 36

3.2 Blueprint Blueprint Safety Behavior ................................................... 37

3.3 Interpretasi Reliabilitas Cronbach’s Alpha ......................................... 40

3.4 Hasil Uji Reliabilitas Safety Behavior ................................................. 40

3.5 Hasil Uji Reliabilitas Toleransi Resiko ............................................... 41

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian .......................................................... 49

4.1 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 50

4.3 Mean Safety Behavior ........................................................................ 52

4.4 Gambaran Safety Behavior Penggunaan Bahan Agrokimia ................. 53

4.5 Mean Aspek Pengamatan Terhadap Bahaya ....................................... 54

4.6 Gambaran Aspek Pengamatan Terhadap Bahaya ................................ 55

4.7 Mean Aspek Pengenalan terhadap Bahaya.......................................... 56

4.8 Gambaran Aspek Pengenalan Terhadap Bahaya ................................. 57

4.9 Mean Aspek Pengambilan Keputusan Untuk Menghindar .................. 58

4.10 Gambaran Aspek Pengambilan Keputusan Untuk Menghindar ......... 59

4.11 Mean Safety Aspek Kemampuan Untuk Menghindar ........................ 60

4.12 Gambaran Aspek Kemampuan Untuk Menghindar ........................... 61

4.13 Ringkasan Deskriptiff Aspek-aspek Safety Behavior ........................ 62

4.14 Perbandingan Mean Empiris Aspek Safety Behavior ........................ 63

4.15 Mean Toleransi Resiko ..................................................................... 65

Page 13: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

xiii

4.16 Gambaran Toleransi Resiko ............................................................. 66

4.17 Mean Aspek Resiko Berdasarkan Jenis Bahan Agrokimia Yang

Digunakan ........................................................................................ 67

4.18 Gambaran Aspek Resiko Berdasarkan Jenis BahanAgrokimia

Yang Digunakan ............................................................................. 67

4.19 Mean Toleransi Resiko Aspek Resiko Berdasarkan Alat Yang

Digunakan ....................................................................................... 67

4.20 Gambaran Aspek Resiko Berdasarkan Alat Yang Digunakan ........... 70

4.21 Mean Aspek Resiko Berdasarkan Proses Penyemprotan ................... 71

4.22 Gambaran Aspek Resiko Berdasarkan Proses Penyemprotan ........... 73

4.23 Mean Aspek Resiko Berdasarkan Lama Penyemprotan .................... 74

4.24 Gambaran Aspek Resiko Berdasarkan Proses Penyemproan ............. 75

4.25 Mean Aspek Resiko Berdasarkan Proses Kerja ................................. 76

4.26 Gambaran Aspek Resiko Berdasarkan Proses Kerja ......................... 77

4.27. Ringkasan Deskriptif Aspek-aspek Toleransi Resiko ....................... 78

4.28 Perbandingan Mean Empiris Aspek Toleransi Resiko ....................... 80

Page 14: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 31

4.1 Gambaran Safety Behavior ................................................................. 53

4.2 Gambaran Aspek Pengamatan Terhadap Bahaya ................................ 55

4.3 Gambaran Aspek Pengenalan Terhadap Bahaya ................................. 56

4.4 Gambaran Aspek Pengambilan Keputusan Untuk Menghindar ........... 60

4.5 Gambaran Aspek Kemampuan Untuk Menghindar ............................. 62

4.6 Ringkasan Semua Aspek Safety Behavior ........................................... 63

4.7 Perbandingan Mean Empiris Safety Behavior ..................................... 64

4.8 Gambaran Toleransi Resiko ............................................................... 66

4.9 Gambaran Aspek Resiko Berdasarkan Jenis Bahan Agrokimia Yang

Digunakan ......................................................................................... 69

4.10 Gambaran Aspek Resiko Berdasarkan Alat Yang Digunakan ........... 71

4.11 Gambaran Aspek Resiko Berdasarkan Proses Penyemprotan ............ 73

4.12 Gambaran Aspek Resiko Berdasarkan Lama Penyemprotan ............. 76

4.13 Gambaran Aspek Resiko Berdasarkan Proses Kerja ......................... 78

4.14 Ringkasan Semua Aspek Toleransi Resiko ....................................... 79

4.15 Perbandingan Mean Empiris Setiap Aspek Toleransi Resiko ............ 81

4.16 Histrogram Normalitas Data Safety Behavior ................................... 89

4.17 Histogram Normalitas Data Toleransi Resiko ................................... 89

4.18 Gambaran Aspek Reaksi Negatif Kelompok Good Sleepers ............. 89

Page 15: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Blueprint Instrumen Penelitian ............................................................. 101

2. Instrumen Penelitian ........................................................................... 106

3. Tabulasi Data ...................................................................................... 118

4. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ............................................... 145

5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................................... 156

6. Hasil Analisis Inferensial dan Deskriptif .............................................. 158

7. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 160

Page 16: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kajian mengenai keselamatan kerja merupakan bagian dari ilmu kesehatan

beserta prakteknya yang bertujuan agar para tenaga kerja memperoleh derajat

kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan upaya

pencegahan dan pengobatan penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan

oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum. Keselamatan

dan Kesehatan Kerja merupakan suatu upaya perlindungan yang ditujukan kepada

semua faktor yang dapat menimbulkan bahaya. Hal tersebut bertujuan agar tenaga

kerja dan pihak ataupun individu lain yang berada di lokasi kerja selalu dalam

keadaan selamat dan sehat serta semua sumber produksi dapat digunakan secara

aman dan efisien (Suma’mur, 1989).

Banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak guna mewujudkan

keselamatan dan kesehatan kerja demi terciptanya lingkungan kerja yang aman.

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi keselamatan pekerja dalam bekerja

diantaranya perilaku pekerja yang berbahaya, kondisi dan lingkungan kerja yang

berbahaya. Faktor manusia memegang peran penting dalam hal timbulnya

kecelakaan, sekitar 80%-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan

faktor manusia (Sumaa’mur, 1989). Salah satu hal yang menjadikan mengapa

faktor manusia menjadi penyumbang terbesar dalam kecelakaan kerja adalah safety

behavior atau perilaku keamanan saat bekerja.

Page 17: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

2

Safety behavior secara harfiah berarti perilaku keselamatan. Safety behavior

adalah cara berperilaku seorang individu di tempat kerja dalam rangka

mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja yang bisa berakibat fatal. Menurut APA

Dictionary of Psychology (2007) safety behavior adalah suatu perilaku yang

dilakukan dengan ketertarikan individu dalam usaha untuk memperkecil atau

mencegah suatu bencana yang ditakutkan. Menurut Heinrich (1980) safety behavior

atau yang disebutnya perilaku aman adalah sebuah tindakan ataupun perbuatan dari

seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperkecil kemungkinan

terjadinya kecelakaan terhadap karyawan. Sedangkan menurut Bird dan Germain

(1990) perilaku aman adalah perilaku yang tidak dapat menyebabkan terjadinya

kecelakaan atau insiden.

Safety behavior dalam dunia kerja adalah penerapan pola dan cara

berperilaku kerja seorang tenaga kerja di tempat kerja yang lebih menekankan pada

usaha antisipasi terhadap terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Semua pekerja,

baik karyawan maupun manajer perusahaan, perlu mengetahui perilaku ini (safety

behavior). Tentu tidak lain untuk menjaga agar lingkungan kerja tetap kondusif,

dan seluruh pekerja merasa nyaman dalam bekerja. Safety behavior mencakup

semua pekerja, bukan hanya tenaga kerja yang berada di sebuah perusahaan yang

berkerak di sektor industri manufaktur ataupun jasa, tetapi juga pada petani yang

bekerja mengolah lahan pertanian mereka.

Sektor pertanian merupakan bidang yang cukup penting untuk menopang

perekonomian Indonesia. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya

hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku

Page 18: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

3

industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Hal

tersebut didukung kondisi geografis. Hal tersebut dibuktikan pertanian Indonesia

masuk 25 terbaik di dunia. Fakta tersebut diungkapkan oleh sebuah lembaga riset

dan analisis ekonomi internasional yang berpusat di Inggris, The Economist

Intelligent Unit (EIU) dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN)

Foundation. Selain itu Indonesia adalah negara produsen beras terbesar ketiga

dunia setelah China dan India.

Salah satu daerah di Kabupaten Kebumen dengan corak pertanian adalah

Kecamatan Sadang. Kecamatan Sadang merupakan salah satu kecamatan yang

berada di pinggiran Kabupaten Kebumen, tepatnya berada di bagian utara

Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, dengan luas wilayah pertanian 2.707,3 Ha dari

total luas wilayah 5.721,2 Ha. Dengan luas wilayah tersebut 51,3 persen dari total

18.267 per tahun 2016 bekerja sebagai petani.

Tingginya jumlah tenaga kerja di bidang pertanian juga memiliki

permasalahan tidak terkecuali permasalahan keselamatan kerja petani, baik itu

karena faktor kelalaian manusia atau faktor human error dan faktor lainnya seperti

penggunaan bahan-bahan agrokimia seperti pestisida, herbisida dan lain-lain.

Safety behavior dalam bidang pertanian menggambarkan bagaimana perilaku

keselamatan petani ketika bekerja. Penting bagi para petani memperhatikan

keselamatan dan kesehatan kerja, guna mencegah kecelakaan kerja yang bisa

membehayakan petani itu sendiri ataupun orang lain.

Perilaku petani saat bekerja sangat mempengaruhi keselamatan petani

tersebut, terlebih ancaman keselamatan petani saat bekerja bukan hanya dari

Page 19: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

4

lingkungan kerja seperti dari alam, lingkungan fisik, mikrooganisme, bahan-bahan

berbahaya yang di gunakan dalam pertanian, tetapi juga dari safety behavior dari

petani tersebut dalam penggunaan bahan agrokimia.

Berbicara mengenai bahan agrokimia Officer Advokasi dan Jaringan

Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah, mengatakan,

penggunaan pestisida dari waktu ke waktu terus meningkat. Berdasarkan data

Komisi Pestisida (dibawah Kementerian Pertanian), saat ini terdaftar 350 merek

fungisida, 600 merek herbisida, dan 800 merek insektisida dengan izin tetap.

Jumlah itu tidak termasuk produk ilegal. Kemudian ekspor pestisida ke negara-

negera Asia tenggara setiap tahunnya semakin meningkat termasuk Indonesia.

Idealnya petani dalam bekerja tetap para petani memperhatikan keselamatan

diri sendiri. Dengan demikian safety behavior menjadi sangat penting, terlebih

dalam penggunaan bahan-bahan agrokimia, seperti pestisida, herbisida, fungisida

ataupun insektisida dan bahan kimia lainya termasuk pupuk anorganik. Seperti pada

saat melakukan penyemprotan pada tanaman atau hama, ataupun pemupukan pada

tanaman sebaiknya petani dilengkapi dengan alat keamanan untuk menghindari hal-

hal yang tidak diinginkan.

Tidak hanya berhenti disitu, penggunaan bahan agrokimia harus dilakukan

dengan teknik yang tepat agar petani tidak terpapar langsung oleh bahan agrokimia

yang bisa menimbulkan efek samping. Tidak makan, minum atau merokok selama

melakukan aktivitas yang berkaitan langsung dengan bahan agrokimia. Tidak

menyentuh tanaman yang baru disemprot bahan agrokimia. Membersihkan tubuh

dan peralatan yang baru saja digunakan.

Page 20: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

5

Hasil studi wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti dengan beberapa

petani di Desa Sadangkulon menunjukkan rendahnya safety behavior dari para

petani dalam menggunakan bahan-bahan agrokimia, petani hanya menggunakan

peralatan keamanan yang seadanya dan sangat minimalis, sebagian petani sudah

ada yang mulai menggunakan peralatan keamanan walaupun belum sepenunhya.

Peralatan yang dipakai para petani hanya penutup wajah atau masker itupun masih

ada beberapa petani yang menggunakannya jika bahan agrokimia yang dipakai

memiliki bau yang menyengat, penutup kepala yang dipakai bukan bertujuan untuk

melindungi dari bahan kimia tersebut melainkan untuk melindungi dari panas dan

hujan saja. Tidak menggunakan sarung tangan dan kacamata khusus, serta tidak

selalu memakai pakaian panjang dan sepatu boots.

Safety behavior yang masih rendah diperparah dengan penggunaan dosis

yang berlebihan pada bahan-bahan agrokimia, anggapan petani hal tersebut akan

mempercepat dalam memberantas hama. Bukan hanya dosis yang lebih, petani juga

melakukan pencampuran dengan bahan lain seperti sabun colek, dengan tujuan

setelah disemprotkan pestisida atau herbisida lebih menempel di tanaman dan tidak

mudah hilang saat terkena air hujan, serta mencampurnya dengan susu kental

manis. Petani menganggap bahwa dengan mencampur susu kental manis akan lebih

cepat memanggil hama untuk menghampiri tanaman, dengan demikian hama yang

mengganggu tanaman akan lebih cepat mati.

Berdasarkan penelitian yang membahas safety behavior yang dilakukan

oleh Haris (2017) menunjukan prosentase angka kecelakaan kerja mencapai 66%.

Kemudian penelitian Roe (2013) melaporkan resiko kecelakaan kerja dalam bidang

Page 21: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

6

pertanian tidak akan hilang. Karena itu, memahami kemampuan petani untuk

mentolerir risiko merupakan hal yang penting.

Penelitian lain menunjukkan resiko atau bahaya dalam penggunaan bahan

agrokimia mengancam petani dan lingkungan namun, petani masih banyak yang

tidak mempedulikan hal tersebut dan cenderung toleran dengan bahaya atau resiko

yang mengancam. Yuniarti dkk (2013) yang lalu menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida dan bahayanya masih kurang.

Menurut pengetahuan petani di Desa Curut bahwa penggunaan pestisida boleh

dicampur tanpa memperhatikan komposisi serta jenis pestisida 61,1% menyatakan

benar; 40,7% tidak perlu membaca label pada kemasan; 64,8% petani mencampur

pestisida berdasarkan petunjuk teman (sesama petani).79,6% petani melakuan

pencampuran di dekat sumber air. Penyemprotan pestisida sesuai dengan kebiasaan

tanpa melihat arah angin 85,2%. Setelah melakukan penyemprotan 83,3% petani

tidak membersihan alat semprot dengan alasan masih digunakan untuk

menyemprot. Penggunaan pestisida yang aman oleh petani didominasi oleh

persepsi manfaat sedangkan tekanan eksternal atau norma subjektif tidak

memainkan banyak peran (Wang, 2016). Beberapa penelitian tersebut tersebut

diatas belum banyak yang menghubungkan antarara risk tolerance dengan safety

behavior dalam bidang pertanian terkait penggunaan bahan-bahan agrokimia.

Studi pendahuluan telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18-23

Desember 2018 di Desa Sadangkulon, Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen,

dengan memberikan kuesioner sederhana tentang safety behavior. Kuesioner

tersebut deiberikan kepada warga desa yang berprofesi sebagai petani.

Page 22: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

7

No. Peryataan Ya Tidak

1. Saya menggunakan baju lengan panjang saat

menggunakan bahan agrokimia.

10

(50%)

10

(50%)

2. Saya menggunakan masker saat menggunakan

bahan agrokimia.

6

(30%)

14

(70%)

3. Saya sudah menggunakan sepatu lars (sepatu bot)

saat menggunakan bahan agrokimia.

3

(15%)

17

(85%)

4. Saya menggunakan sarung tangan saat

menggunakan bahan agrokimia.

3

(15%)

17

(85%)

5. Saya menggunakan pelindung mata saat

menggunakan bahan agrokimaia.

1 (5%) 19

(95%)

6. Saya langsung membersihkan diri (cuci tangan,

mandi dll) setelah menggunakan bahan agrokimia.

10

(50%)

10

(50%)

7. Saya mencampurkan bahan agrokimia sesuai dengan

dosis dan aturan yang berlaku.

6

(30%)

14

(70%)

8. Saya menempatkan alat-alat sesuai dengan

tempatnya dan cara yang benar.

11

(55%)

9 (45%)

9. Saya membuang limbah sisa bahan agrokimia di

tempat khusus.

3

(15%)

17

(85%)

10. Saya menyimpan bahan agrokimia di empat khusus. 15

(75%)

5 (25%)

Tabel 1.1

Tabel Hasil Studi Pendahuluan

Berdasarkan data hasil studi pendahuluan di atas dapat dilihat gambaran

awal safety behavior pada petani di kecamatan Sadang. Penjabaran dari studi

pendahuluan tersebut diantaranya alat pelindung diri seperti penutup kepala, baju

dan celana panjang, masker, pelindung mata, sarung tangan dan sepatu lars, yang

digunakan masih minim.Masih banyak petani yang belum membuang libah pada

tempatnya dan beberapa masih melakukan hal berbahaya seperti merokok saat

bekerja dengan bahan agrokimia.

Salah satu variabel yang dimungkinkan melatarbelakangi tinggi rendahnya

safety behavior dalam penggunaan bahan agrokimia oleh petani adalah toleransi

resiko. Toleransi secara bahasa berasal dari Bahasa Inggris “tolerance” yang

Page 23: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

8

berarti membiarkan. Resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat

terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan

datang. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan toleransi resiko adalah sikap

membiarkan atau menanggung akibat dari sebuah proses atau dampak yang

diakibatkan dari sebuah proses atau kejadian yang akan datang.

Bahasan mengenai toleransi resiko itu sendiri lebih banyak dibahas dalam

bidang perekonomian, lebih spesifiknya dalam penentuan infestasi oleh para

pemodal yang berkaitan dengan resiko untung ataupun rugi, namun dalam

penelitian ini peneliti mencoba mengkaji toleransi resiko tersebut dalam bidang lain

yaitu toleransi resiko terhadap bahaya yang akan dihadapi, dalam penelitian ini

resiko yang dimaksud yaitu resiko dalam penggunaan bahan agrokimia.

Pemggunaan bahan agrokimia memiliki dampak baik itu langsung saat itu

juga ataupun tidak langsung yaitu dari efek berkepanjangan atau residu dari

pemakaian bahan agrokimia. Dalam penelitiannya Dasuki dkk (2016) menyatakan,

petani dan buruh tani merupakan pekerjaan yang banyak terkena paparan dari bahan

agrokimia. Pusing, mata berkunang, perasaan letih, muntah-muntah, sesak nafas

merupakan gejala yang timbul akibat paparan bahan agrokimia.

Lebih jauh lagi efek dari residu-residu bahan agrokimia akibat penggunaan

yang berkepanjangan, Paparan dari bahan agrokimia tersebut tidak selalu

berdampak langsung, tetapi bisa mengendap pada tubuh manusia akibat pemakaian

dalam waktu yang cukup lama dan intensitas penggunaan yang sering. Sebuah

penelitian yang dilakukan oleh menyatakan bahwa paparan bahan agrokimia

terutama pestisida dapat menghambat aksi cholinesterase, pada sel darah merah.

Page 24: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

9

Cholinesterase merupakan enzim yang terdapat pada sel darah merah, apabila

enzim tersebut tidak dapat bekerja dengan baik maka sel syaraf pusat bisa

terganggu.

WHO menyatakan setiap tahun terjadi 1-5 juta kasus keracunan pestisida

pada pekerja pertanian, dengan tingkat kematian mencapai 220.000 korban jiwa,

sekitar 80% kasus keracunan dilaporkan terjadi di negara berkembang (Samosir

dkk, 2017). Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2016 terjadi 771 kasus

keracunan yang disebabkan oleh pestisida, hal tersebut diungkapkan oleh Sentra

Informasi Keracunan Nasional (SIKERNAS) Badan POM.

Fakta-fakta tersebut menunjukan betapa pentingnya safety behavior bagi

petani dalam penggunaan bahan agrokimia. Mengingat batapa berbahayanya efek

yang ditimbulkan oleh bahan agrokimia, maka petani harus lebih memperhatikan

safety behavior ketika bekerja terutama dalam menggunakan bahan agrokimia guna

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kasus-kasus yang sudah

dijelaskan sebelumnya. Kemudian haltersebut bisa menekan angka kecelakaan

kerja dan keracunan dalam penggunaan bahan agrokimia pada petani.

Banyak sekali hal yang mendasari mengapa safety behavior pada petani

tersebut kurang diperhatikan ketika petani bekerja dan menggunakan bahan

agrokimia. Diantaranya petani cenderung toleran terhadap resiko yang bisa saja

mereka dapatkan saat menggunakan bahan-bahan agrokimia. Toleransi risiko

adalah kesiapan organisasi atau pemangku kepentingan dari organisasi tersebut

untuk menanggung suatu risiko dalam rangka mencapai tujuan mereka.

Berdasarkan definisi tersebut berarti petani siap untuk menanggung resiko yang

Page 25: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

10

bisa saja mereka dapatkan saat bekerja. Resiko disini yaitu bahaya yang

ditimbulkan oleh bahan-bahan agrokimia yang sering digunakan oleh petani.

Toleransi resiko tersebut kemungkinan memiliki hubungan dengan safety

behavior pada petani dalam penggunaan bahan agrokimia. Resiko yang

ditimbulkan tersebut selain berdampak pada petani itu sendiri, juga berdampak

terhadap lingkungan sekitar seperti pada tanah, air, mahluk hidup lain atau bahkan

manusia lainya yang tidak terlibat dalam penggunaan bahan agrokimia tersebut.

Sudah banyak penelitian yang mengangkat permasalahan safety behavior

dan toleransi resiko sebagai variabel, namun masih jarang yang mencoba

menghubungkan kedua variabel tersebut. Walapun sudah banyak penelitian yang

mengangkat masalah safety behavior, namun yang spesifik di bidang pertanian

masih jarang, kebanyakan penelitian yang mengangkat permasalahan safety

behavior fokus pada bidang industri ataupun bidang konstruksi.

Terlepas dari hal tersebut hasil penelitian tentang safety behavior dapat

memberikan informasi dan pengetahuan bukan hanya untuk petani melainkan lebih

banyak pihak lain yang bias teredukasi. Oleh karena itu penelitian ini berjudul

“Hubungan antara Toleransi Resiko dengan Safety Behavior dalam Penggunaan

bahan Agrokimia di Kabupaten Kebumen.”

Penelitian ini diawali dengan melakukan tinjauan literatur tentang safety

behavior, toleransi resiko, dan langkah berikutnya menyususn dan

mengembangkan hipotesis, metodelogi penelitian, serta analisis dan hasil

penelitian.

Page 26: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

11

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana gambaran safety behavior petani di Kabupaten Kebumen?

2. Bagaimana gambaran toleransi resiko petani di Kabupaten Kebumen?

3. Apakah ada hubungan anatara toleransi resiko dengan safety behavior

dalam pada petani dalam penggunaan bahan agrokimia di Kabupaten

Kebumen?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka ditetapkan tujuan penelitian

sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana gambaran safety behavior petani di Kabupaten

Kebumen.

2. Mengetahui bagaimana gambaran toleransi resiko petani di Kabupaten

Kebumen

3. Menguji apakah ada hubungan anatara toleransi resiko dengan safety behavior

pada petani di Kabupaten Kebumen.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan hasil dari penelitian dapat bermanfaat dalam

menambah refrensi dan teori tantang toleransi resiko dan safety behavior. Bisa

dijadikan pembanding untuk penelitian sebelumnya ataupun penelitian yang

akan datang.

Page 27: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

12

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Petani

Diharapkan hasil penelitian dapat berdampak dan bermanfaat secara

langsung ataupun tidak langsung bagi petani. Petani bisa lebih memahami

safety behavior atau perilaku keselamatan dan secara tidak langsung

diharapkan bisa membantu mengurangi angka kecelakaan kerja petani.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan tentang penelitian, safety

behavior dan menambah pengalaman empiris dalam penelitian.

Page 28: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

13

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Safety Behavior

2.1.1 Definisi Safety Behavior

Safety behavior adalah perilaku yang dikaitkan langsung dengan

keselamatan dalam kerja, misalnya pemakaian kacamata keselamatan,

penandatanganan risk assessment sebelum kerja atau diskusi masalah keselamatan

(Sya’af, 2007: 8). Kemudian Cooper (2004) menyatakan bahwa safety behavior

adalah proses yang menciptakan kemitraan keamanan antara manajemen dan

tenaga dengan focus berkelanjutan anatara menejemen dengan tenaga kerja.

Menurut Heinrich et al (1980: 34) safety behavior adalah gejala dari

kebijakan manajemen yang baik, kontrol yang baik terhadap pekerjaannya,

pengetahuan yang cukup terhadap pekerjaan, penilaian yang tidak tepat terhadap

bahaya yang ada, atau faktor pribadi lainnya. Bird dan Germain (1990)

menjelaskan bahwa safety behavior adalah perilaku yang tidak dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan atau insiden.

Borman dan Motowidlo (1993) menyatakan bahwa safety behavior

adalah perilaku tugas dan perilaku kontekstual, yaitu pematuhan dan partisipasi

individu pada aktivitas-aktivitas pemeliharaan keselamatan di tempat kerja.

Perbedaan perilaku keselamatan dan perilaku K3 (kesehatan dan keselamatan

kerja) yaitu perilaku keselamatan hanya berfokus kepada keselamatannya,

sedangkan perilaku K3 tidak hanya pada keselamatan namun juga pada

Page 29: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

14

kesehatan kerjanya.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa safety

behavior adalah perilaku keselamatan yang sesuai dengan standar keselamatan

dalam bekerja, yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja baik

pada diri sendiri ataupun orang lain.

2.1.2 Aspek Safety Behavior

Menurut Neal dan Griffin (2000) ada dua aspek yang mempengaruhi Safety

behavior, diantaranya aspek yang berasal dari dalam individu, seperti komitmen,

perbedaan individu misalnya ketelitian, kepribadian contohnya karakter yang

dimiliki bersifat permanen atau orang tersebut memiliki kecenderungan untuk

mengambil tindakan aman. Dan Aspek lingkungan kerja, seperti iklim keselam

atan dan aspek organisasional misalnya supervisi dan desain pekerjaan.

Menurut Heimich (1980) aspek-aspek dalam safety behavior diantaranya:

…Pengamatan terhadap bahaya, kemampuan dari pekerja untuk

mengamati ada tidaknya bahaya di lokasi kerja guna mengidentifikasi

bahaya dari pekerjaan yang akan mereka lakukan. Yang berikutnya

pengenalan terhadap bahaya, setelah pekerja mampu mengamati dan

mengidentifikasi adanya potensi bahaya ditempat kerja, maka selanjutnya

pekerja harus mengenali bahaya tersebut, dikarenakan ketidakmampuan

pekerja dalam mengenali jenis bahaya yang mereka hadapi dapat

menimbulkan kecelakaan kerja yang lebih fatal. Kemudian keputusan

untuk menghindar dan yang terpenting dari semua itu adalah kemampan

untuk menghindari bahaya.…

Menurut Ramsey (2000), perilaku kerja yang aman atau terjadinya perilaku

yang dapat menyebabkan kecelakaan, ditentukan oleh 4 (empat) aspek yaitu :

Pengamatan (perception), Kognitif (cognition), Pengambilan Keputusan (decision

making), Kemampuan (ability). Keempat aspek tersebut merupakan suatu proses

Page 30: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

15

yang sekuensial mulai dari yang pertama hingga yang terakhir. Bila keempat

tahapan ini dapat berlangsung dengan baik maka akan dapat terbentuk suatu

perilaku yang aman.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menggunakan aspek-aspek dari Ramsey

(2000) untuk dijadikan acuan dalam membuat alat ukur. Aspek-aspek tersebut

dirasa sudah mewakili berbagai savety behavior dalam penggunaan bahan

agrokima.

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Safety Behavior

Geller (2001: 31) menyatakan bahwa aspek yang dapat menentukan

proses keberhasilan keselamatan dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal meliputi states traits, attitude, belief, feelings,

thoughts, personalities, perceptions, and values, intensions. Dan faktor

eksternal meliputi behavior, coaching, recognizing, complying,

commmunicating, and actively caring.

Faktor psikososial yang berpengaruh terhadap safety behavior yaitu Job

demands, tuntutan kerja terbagi menjadi dua yaitu tuntutan kerja fisik dan

tuntutan kerja mental. Tuntutan kerja fisik yaitu suatu kondisi yang secara

langsung berasal dari beban kerja fisik (physical work load) dan mempengaruhi

tubuh atau membutuhkan tubuh untuk menggunakan posture tertentu selama

waktu tertentu. Sedangkan tuntutan kerja mental ialah suatu kondisi yang

secara langsung berhubungan dengan proses-proses mental apa saja yang

terlibat dan dibutuhkan dalam bekerja.

Page 31: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

16

Faktor psikososial berikutnya yaitu Symptom, adalah keluhan yang

merupakan indikasi dari adanya suatu keadaan dalam diri pekerja yang sedang

sakit yang berhubungan dengan kondisi-kondisi tempat kerja. Dan Faktor

psikososial yang terakhir adalah kebisingan, kebisingan bisa dianggap suatu

masalah yang harus diperhatikan oleh industri. Pertama, kebisingan tidak

disukai orang, kedua ia merusak pendengaran, ketiga bisa berpengaruh buruk

pada efisiensi kerja. (Winarsunu, 2008: 127).

Heinrich et al, (1980: 35) faktor-faktor yang mempengaruhi safety

behavior terbagi menjadi 3 yaitu di faktor kebijakan manajemen, faktor

personal, dan faktor lingkungan. Management Safety Policy and Decision

(Faktor Kebijakan Managemen Tentang Keselamatan). Faktor kebijakan

manajemen tentang keselamatan berpengaruh terhadap safety behavior

karyawan karena akan menjadi arahan karyawan ketika bekerja.

Faktor lingkungan merupakan faktor yang ada di sekitar tempat

karyawan tersebut bekerja, diantaranya: suhu ruangan kerja; tekanan kerja;

tingkat kelembaban; arah angin; tingkat kebisingan; tingkat penerangan, sifat

lingkungan (permukaan yang licin, halangan, dukungan yang tidak memadai,

dan zat-zat berbahaya). Faktor lingkungan merupakan faktor yang paling statis,

biasanya perusahaan merubah lingkungan kerja dalam tempo yang lama.

Lingkungan yang sifatnya cenderung statis ini harus dikenali betul oleh

karyawan agar mereka dapat bekerja secara benar dan teratur.

2.1.4 Indikator Safety Behavior

Heinrich et al (1980: 34) safety behavior dapat diukur dengan

Page 32: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

17

menggunakan indikator-indikator sebagai berikut:

1. Mengoperasikan peralatan dengan kecepatan yang sesuai.

2. Mengoperasikan peralatan yang memang haknya.

3. Menggunakan peralatan yang sesuai.

4. Menggunakan peralatan yang benar.

5. Menjaga peralatan keselamatan agar tetap berfungsi.

6. Memperingatkan rekan kerja yang bekerja tidak aman.

7. Menggunakan APD dengan benar.

8. Mengangkat dengan beban yang seharusnya dan menempatkannya

ditempat yang seharunya.

9. Bekerja dengan posisi yang benar.

10. Mengangkat material atau alat dengan cara yang benar.

11. Memperbaiki peralatan dalam keadaan mati.

12. Bekerja dengan halus.

13. Tidak mabuk ketika bekerja.

14. Tidak menggunakan narkoba.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menggunakan aspek-aspek dari Ramsey

(2000) dan indikator-indikator dari Heinrich (1980) untuk dijadikan acuan dalam

membuat alat ukur. Aspek-aspek tersebut dirasa sudah mewakili berbagai savety

behavior dalam penggunaan bahan agrokima.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menggunakan indikator-indikator dari

Heinrich (1980) untuk dijadikan acuan dalam membuat alat ukur. Aspek-aspek

tersebut dirasa sudah mewakili berbagai savety behavior dalam penggunaan bahan

Page 33: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

18

agrokima.

2.2 Toleransi Resiko

2.2.1 Definisi Toleransi Resiko

Toleransi secara bahasa berasal dari Bahasa Inggris “tolerance” yang

berarti membiarkan. Sedangkan enurut KBBI toleransi adalah bersifat atau bersikap

menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,

pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yang berbeda atau bertentangan

dengan pendirian sendiri. Sedangkan resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi

yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian

yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu

keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki

dapat menimbulkan suatu kerugian.

Toleransi risiko merupakan faktor yang dapat memberikan pengaruh

terhadap sikap dalam pengambilan risiko, selain faktor, pendidikan, intelegensi,

keterampilan kerja, rasa aman, lingkungan, dan decision making. Terdapat tiga

dimensi toleransi risiko dalam pemahaman tentang risiko yaitu ketidakpastian hasil,

harapan hasil, dan potensi hasil (Rivai, 2001).

Menurut Roszkowski (1989), toleransi risiko cenderung di dasarkan atas

kependudukan yang diarahkan pada risiko prediksi heuristik. Heuristik berikut ini

didasarkan pada kependudukan, terus banyak digunakan untuk memisahkan orang

ke dalam kategori toleransi tinggi, sedang dan tanpa risiko.

Lee (2000), menyatakan bahwa sikap pengambilan resiko didefinisikan

sebagai kepercayaan, perasaan, dan tujuan perilaku sehubungan dengan

Page 34: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

19

partisipasinya dalam kegiatan yang berisiko. Menurut Zuckerman (1994), perilaku

pengambilan resiko merupakan bagian dari pencarian sensasi seseorang, sehingga

resiko diartikan sebagai suatu penilaian terhadap kemungkinan dari perilaku negatif

yang akan muncul. Pencari sensasi diartikan sebagai suatu ciri yang

menggambarkan kecenderungan orang secara konsisten untuk mencari berbagai

macam sensasi dan pengalaman baru yang luar biasa dan kompleks, serta bersedia

mengambil resiko fisik, sosial, hukum dan finansial demi pengalaman tersebut.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan toleransi resiko adalah potensi untuk

membiarkan atau bersedia menanggung dampak dari sebuah proses atau kejadian

yang terjadi saat bekerja. Dalam penelitian ini resiko yang dimaksud yaitu resiko

dalam penggunaan bahan agrokimia.

2.2.2 Faktor-faktor Toleransi Resiko

Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi resiko disini adalah faktor dari

resiko dalam penggunaan bahan agrokimia, adapun faktor-faktor tersebut

diantaranya:

1. Faktor Resiko berdasarkan Jenis Pestisida yang Digunakan

Dalam penggunaan pestisida perlu diperhatikan jenis pestisida yang

digunakan. Dalam aturannya dianjurkan bahwa penggunaan pestisida pada satu

tanaman adalah satu jenis saja. Namun dikarenakan banyak ragamnya dam

organisme pengganggu tanaman yang sering menyerang tanaman, petani cenderung

menggunakan beberapa jenis pestisida baik secara berkala ataupun sekaligus.

2. Faktor Risiko berdasarkan Waktu Penyemprotan

Page 35: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

20

Penggunaan pestisida perlu diperhatikan secara serius mengingat bahaya

dari pestisida yang dapat menyebabkan keracunan, penyakit, kanker bahkan

kematian akibat keracunan ataupun terpapar pestisida. Tingkat pajanan terhadap

pestisida tidak dirasakan lansug saat ini karena sifatnya yang kumulatif dan

berpengaruh terhadap lama kerja yang dialami penyemprot pestisida sehingga pada

akhirnya papara pestisida dapat menyebabkan kematian Semakin lama petani

penyemprot menggunakan pestisida maka diasumsikan semakin besar

kemungkinan terjadinya keracunan bahan kimia pada petani penyemprot pestisida

tersebut .

3. Faktor Risiko Berdasarkan Alat penyemprot yang Digunakan

Keterpaparan pestisida juga dapat terjadi melalui kontak langsung saat

penggunaan pompa gendong. Selain alat semprot bisa juga dari alat lain yang

digunakan langsung dengan bahan-bahan agrokimia, hal tersebut bisa saja terjadi

karena masih ada sisa-sisa bahan agrokimia yang masih menempel.

4. Faktor Resiko Berdasarkan Lama Penyemprotan

Pekerja yang bekerja dalam jangka waktu yang cukup lama dengan

pestisida akan mengalami keracunan yang menahun, artinya makin lama bekerja

maka akan semakin bertambah jumlah pestisida yang terabsorbsi dan

mengakibatkan menurunnya aktivitas cholinesterase. Menurut Permenaker No.

Per-03/Men1986 pasal 2 ayat 2a dinyatakan bahwa untuk menjaga efek yang tidak

diinginkan maka dianjurkan supaya tidak melebihi 4 jam sehari dalam seminggu

berturut-turut bila menggunakan pestisida. Sementara WHO menerapkan lama

Page 36: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

21

penyemprotan terpajan pestisida saat bekerja selama 5-6 jam perhari dan setiap

minggu harus dilakukan pengujian kesehatan termasuk kadar cholinesterase darah.

5. Faktor Resiko Pada Proses Kerja

Pekerja paling banyak terpapar pestisida pada saat melakukan

penyemprotan, selain itu pada saat melakukan pencampuran, mengisi peralatan,

membersihkan peralatan dan saat menangani kemasan kosong.

a. Proses Penyimpanan

Penyimpanan pestisida merupakan salah satu faktor yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan pestisida. Menurut aturan penggunaan

pestisida, pestisida yang disimpan dianjurkan untuk disimpan pada ruang

tertutup dan terhindar dari sinar matahari untuk mengurangi faktor

terjadinya penguapan akibat reaksi kimia dan fisika bahan kimia pestisida

dengan udara. Selain itu, wadah pestisida yang sudah digunakan haruslah

dibuang dan tidak tersebar dimana-mana. Sebab sisa-sisa pestisida yang ada

di dalam kemasan pestisida yang telah habis pakai bisa saja mengalami

reaksi dengan udara dan mencemari lingkungan bahkan membuat

masyarakat terpapar dengan pestisida secara tidak langsung. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Sudarmo (1992) bahwa pestisida harus disimpan

ditempat yang khusus dan dikunci agar jauh dari jangkauan anak-anak dan

tidak terkena sinar matahari langsung.

b. Proses Pencampuran Pestisida

Sebelum digunakan atau disemprotkan, petani penyemprot biasanya

mencampur pestisida terlebih dahulu ke dalam wadah sebelum dimasukkan

Page 37: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

22

ke alat penyemprot. Pencampuran ini dilakukan untuk melarutkan atau

mencampur pestisida sesuai dengan dosis dan takaran yang dianjurkan.

Sewaktu mempersiapkan pestisida yang akan disemprotkan, pilihlah

tempat yang sirkulasi udaranya lancar. Di tempat tertutup, pestisida yang

berdaya racun tinggi terlebih yang mudah menguap, dapat mengakibatkan

keracunan melalui pernapasan bahkan bisa mengakibatkan kebakaran.

Selain itu jangan biarkan anak-anak berada disekitar lokasi ini. Buka tutup

kemasan dengan hati-hati agar pestisida tidak berhamburan atau memercik

mengenai bagian tubuh. Setelah itu tuang dalam gelas ukur, timbangan atau

alat pengukur lain dalam drum atau ember khusus. Bukan wadah yang biasa

untuk keperluan makan, minum dan mencuci. Tambahkan air lagi sesuai

dosis dan konsentrasi yang dianjurkan. Untuk pencampuran pestisida

janganlah dalam tangki penyemprot karena sudah dipastikan apakah

pestisida dan air yang telah tercampur sempurna atau belum. Campuran

yang kurang sempurna akan mengurangi keefektifannya.

6. Teknis Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan pestisida merupakan proses dimana pestisida digunakan

sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembaban

dan curah hujan. Begitu juga dengan cara menyemprot pestisida. Diusahakan

sebaiknya para petani menyemprot dengan cara yang dapat menghindari kontak

langsung dengan pestisida yang disemprotkan. Sebab itu pestisida harus

disemprotkan sesuai dengan tinggi tanaman. Semakin tinggi tanaman yang

Page 38: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

23

disemprot maka semakin besar risiko terpapar pestisida baik karena terpercik,

terciprat, terbawa aliran udara, ataupun kontak langsung.

Menurut Agung (dalam Mahyuni, 2014) sebaiknya petani memakai alat

pelindung diri yang wajib dikenakan untuk meminimalkan masuknya pestisida

lewat jalur pernapasan, inhalasi dan pencernaan, oleh karena itu pemakaian masker,

topi, sarung tangan, baju lengan panjang dan celana panjang sangat dianjurkan

untuk mengurangi risiko masuknya pestisida dalam tubuh yang dapat

mempengaruhi tingkat cholinesterase.

Rustia (dalam Mahyuni, 2014) menerangkan bahwa petani penyemprot

pestisida juga perlu melakukan tindakan seperti dibawah ini dalam penggunaan

pestisida yaitu: 1.) harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label. Jangan

menyemprot pestisida selama 10 hari sebelum tanaman dipanen. 2.) apabila terjadi

luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka. 3.)

gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan,

sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut, topeng muka. 4.) jangan

mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium sebaiknya

pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka.

5.) gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus. 6.) dalam mencampur

pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau kurang.

7.) tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali

dianjurkan. 8.) jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun

hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan

arah angin dan makan/minum serta merokok. Bila tidak enak badan berhentilah

Page 39: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

24

bekerja dan istirahat secukupnya. 9.) wadah bekas pestisida harus dirusak atau

dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat

makanan maupun minuman. 10.) pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru

diperlakukan dengan pestisida. 11.) setelah bekerja dengan pestisida, semua

peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan

air sabun sebersih mungkin dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan/minum

dan merokok. Jangan mencemari kolam dengan pestisida. Karena itu penggunaan

alat pelindung diri yang lengkap sangatlah dianjurkan bagi petani.

Penggunaan APD oleh aplikator atau penyemprot pestisida akan

menurunkan risiko terpajan pestisida, berdasarkan Permenkes No. 258/

MENKES/PER/III/1992 tentang Persyaratan Penggunaan Pestisida, untuk

perlengkapan pelindung yang minimal harus digunakan berdasarkan jenis

pekerjaan dan klasifikasi pestisida khusus penyemprotan diluar gedung dengan

klasifikasi pestisida yaitu:

1.) Pestisidia yang sangat berbahaya sekali: sepatu boot, baju terusan lengan

panjang dan celana lengan panjang, topi, pelindung muka, masker, dan sarung

tangan.

2.) Pestisida yang sangat berbahaya: sepatu kanvas, baju terusan lengan panjang

dan celana lengan panjang, topi, masker.

3.) Pestisida yang berbahaya; sepatu kanvas, baju terusan lengan panjang dan celana

panjang, topi, masker.

4. Pestisida yang cukup berbahaya: sepatu kanvas, baju terusan lengan panjang dan

celana panjang, topi.

Page 40: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

25

Selain uraian faktor yang sudah dijabarkan diatas, peneliti

menggunakan aspek-aspek dari Mahyuni (2014) dan indikator-indikator dari

persyaratan penggunaan APD dari Permenkes No. 258 tahun 1992 untuk

dijadikan acuan dalam membuat alat ukur. Aspek-aspek tersebut dirasa sudah

mewakili berbagai toleransi pengambilan resiko dalam penggunaan bahan

agrokima.

2.3 Definisi Petani sebagai Profesi

Menurut KBBI petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam

pada tanah pertanian. Sedangkan definisi petani menurut Anwas (2015) pertanian

adalah kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-

hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam. Definisi

petani sebagai profesi yaitu orang yang keseharianya bekerja mengolah lahan

dengan tujuan memperolah hasil panen.

2.4 Hakikat Agrokimia

Menurut KBBI agrokimia adalah bahan kimia untuk pertanian, Agrokimia

ataupun agrochemical, adalah penyebutan secara umum yang untuk bahan kimia

yang digunakan dalam pertanian, yang memiliki fungsi untuk membantu

pertumbuhan dan menjaga keamanan tanaman guna mendapatkan hasil panen yang

diinginkan. Agrokimia diproduksi untuk melindungi tanaman dari hama dan untuk

meningkatkan hasil panen. Agrokimia merupakan seseuatu yang berharga untuk

pertanian. Klasifikasi bahan agrokimia, agrokimia mengacu pada pestisida yang

meliputi insektisida, herbisia, fungisida, rodentisida, moluskosida dan nematisida.

Agrokimia juga termasuk pupuk dan kondisioner tanah.

Page 41: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

26

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bahan agrokimia

adalah bahan-bahan kimia yang digunakan di bidang pertanian baik itu untuk

menyuburkan tanah dan tanaman ataupun untuk pemberantas hama. Dalam

penelitian ini bahan agrokimia yang dimaksud bahan agrokimia yang sering

digunakan oleh petani dalam pengolahan lahan pertanian.

2.4.1 Klasifikasi Agrokimia

1. Pestisida

Pestisida adalah bahan kimia atau zat yang digunakan untuk menghancurkan

atau mengendalikan beberapa jenis tumbuhan atau organisme yang juga dikenal

sebagai hama, yang berbahaya bagi tanaman budidaya atau hewan. Pestisida

kebanyakan bekerja melalui racun hama.Insektisida digunakan untuk

menghancurkan serangga. Insektisida dapat berupa ovisida yang membunuh

telur, larvisida untuk membunuh larva. Contoh pestisida: Organoklorin,

organofosfat, karbamat dan piretroid.

2. Herbisida

Herbisida digunakan untuk mengendalikan atau membunuh gulma dan tumbuh-

tumbuhan. Contoh herbisida: Gramoxone dan glifosat.

3. Fungisida

Fungisida digunakan untuk mengendalikan jamur dan oomycetes. Contoh

fungisida: Mankosida.

4. Algasida

Algasida digunakan untuk mengendalikan ganggang. Juga dikenal sebagai

algisida

Page 42: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

27

5. Rodenisida

Rodentisida digunakan untuk mencegah penyebaran hewan pengerat seperti

tikus, tikus. Contoh: Klerat.

6. Moluskosida

Moluskosida digunakan untuk mengendalikan moluska seperti siput dan keong.

Contoh: Slugit.

7. Nematisida

Nematisida digunakan untuk mengendalikan atau membunuh nematoda.

Contoh: Furadan.

8. Pupuk

Pupuk adalah adalah senyawa kimia yang digunakan untuk meningkatkan

pertumbuhan tanaman. Pupuk digunakan untuk mengurangi kekurangan nutrisi

di dalam tanah. Biasanya, ini diaplikasikan ke tanah atau ke jaringan tanaman.

Pupuk dapat dikategorikan menjadi dua kategori: pupuk organik dan anorganik.

Pupuk organik secara alami adalah zat yang ada yang disiapkan melalui proses

alami. Pupuk anorganik, yang juga disebut pupuk sintetis diproduksi secara

buatan dengan menggunakan proses kimia dengan memanfaatkan endapan

alami, yang diubah secara kimiawi.

9. Kondisioner Tanah

Kondisioner tanah terkadang bisa terlalu asam atau terlalu basa untuk

pertumbuhan tanaman yang tepat. Dalam kasus ini, pengapuran dan pengasaman

produk ditambahkan ke tanah untuk menyesuaikan pH nya. Bila tanahnya terlalu

asam, kapur terutama dalam bentuk kapur tohor atau CaO sering di tambahkan,

Page 43: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

28

sedangkan untuk tanah yang bersifat basa senyawa sulfur sering ditambahkan

untuk menetralkan.

2.4.2 Dampak Agrokimia

Bahan agrokimia digunakan dengan tujuan memperbaiki kesehatan

tanaman dan menjaganya dari hama. Namun penggunaan bahan kimia ini secara

berlebihan dapat mempengaruhi lingkungan seperti tanah air dan udara, bahkan

dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Penggunaan agrokimia berdampa

terhadap kesehatan, mulai dari kulit mudah iritasi dan iritasi mata. Efek lain pada

kesehatan yaitu dapat mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan kanker dan juga

masalah reproduksi. Dapat menyebabkan kerusakan saraf, ketidaksuburan, kelainan

hormon dan neurotoksisitas.

2.5 Hubungan Antara Toleransi Resiko dengan Safety Behavior

Bahan agro kimia merupakan bahan kimia yang digunakan di dunia

pertanian guna menyuburkan tanaman ataupun memberantas hama untuk

mendapatkan hasil panen yang bagus. Bahan agrokimia yang sering digunakan oleh

para petani diantaranya pertisida, herbisida, pupuk unorgank dan bahan kimia

lainya. Bahan kimia tersbut bisa menimbulkan efek terhadap kesehatan, bahkan

keselamatan petani. Dampak tersebut bisa dicegah atau diminimalisir melalui

perilaku petani saat menggunakanya, sehingga safety behavior pada petani

sangatlah pentig.

Safety behavior adalah perilaku keselamatan yang sesuai dengan standar

keselamatan dalam bekerja, yang dapat mencegah terjadinja kecelakaan dalam

bekerja baik pada diri sendiri ataupun orang lain. Salah satu yang mempengaruhi

Page 44: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

29

safety behavior dalam penggunaan bahan agro kimia adalah toleransi resiko, sikap

tolerans terhadap resiko adalah sikap membiarkan atau menanggung akibat dari

sebuah proses atau dampak yang diakibatkan dari sebuah proses atau kejadian yang

akan dating.Dalam penelitian ini resiko yang dimaksud yaitu resiko dalam

penggunaan bahan agrokimia.

Menggunakan peralatan yang sesuai merupakan indikator penting dari

safety behavior termasuk dalam proses penyemprotan, petani yang mentoleril

resiko dalam penggunaan bahan agrokimia tidak mempedulikan kesesuaian alat

yang digunakan dalam bekerja. Selain itu dalam proses penyemprotan petani yang

memperhatikan resiko juga tidak akan menggunakan bahan-bahan yang berbahaya

dan berlebihan.

Menggunakan peralatan yang benar, bekerja dengan APD dan bekerja

dengan posisi yang benar dipengaruhi oleh toleransi terhadap resiko dalam proses

penyemprotan bahan agrokimia. Termasuk menjaga peralatan agar tetap berfungsi

dipengaruhi oleh proses penyimpanan, petani yang memiliki toleransi terhadap

bahaya cenderung kurang mempedulikan hal-hal tersebut.

Kesimpulannya adalah bahwa ada hubungan antara toleransi resiko dan

safety behavior akan diperoleh jika data perilaku yang dikumpulkan cukup.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur aspek-aspek dan indikator

yang sudah ditetapkan dan dapat mewakili toleransi resiko guna mengungkap

apakah ada hubunganya dengan safety behavior.

Dampak terhadap penelitian ini lebih lanjut mendukung penggunaan sikap

toleransi resiko sebagai alat diagnostik yang berguna dalam mengukur perilaku

Page 45: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

30

petani selain itu juga untuk mengetahui apakah para petani sudah bekerja secara

aman. Berdasarkan penjelasan dari penelitian-penelitian tersebut, maka penulis

berasumsi bahwa toleransi resiko mempunyai hubungan yang signifikan terhadap

safety behavior.

2.6 Kerangka Berfikir

Safety behavior atau perilaku keselamatan adalah perilaku keselamatan

yang sesuai dengan standar keselamatan dalam bekerja, yang dapat mencegah

terjadinja kecelakaan dalam bekerja baik pada diri sendiri ataupun orang lain. Safety

behavior pada petani dicerminkan pada saat mereka melakukan pekerjaan maopun

pra atu paska mereka bekerja, salah satunya dalam penggunaan bahan agrokimia.

Tinggi rendahnya safety behavior pada petani dipengaruhi oleh berbagai macam

factor seperti pengetahuan, pengalaman, kognisi, pengambilan keputusan dan

sebagaiannya.

Banyak resiko yang dihadapi petani dalam penggunaan bahan agrokimia

saat mereka melakukan pekerjaan. Resiko tersebut bisa berdampak langsung

maopun tidak langsung baik itu terhadap diri si petani maopun terhadap lingkungan

sekitarnya. Namun dari banyaknya resiko yang petani hadapi dalam penggunaan

pestisida mulai dari proses penyimpanan, proses pencampuran hingga proses

penyemprotan kurang begitu diperhatikan atau masih ditoleransi oleh para petani.

Page 46: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

31

Berdasarkan safety behavior atau perilaku keselamatan dan sikap toleransi

resiko dalam penggunaan bahan-bahan agrokimia pada petani pada saat bekerja,

peneliti ingin meneliti hubungan antara toleransi resiko dengan safety behavior

dalam penggunaan bahan agrokimia pada petani.

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

2.7 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis ada ketika peneliti telah

mendalami masalah penelitian serta menetapkan anggapan dasar dan membuat teori

yang bersifat sementara dan perlu diuji kebenarannya. Hipotesis yang diajukan

sebagai jawaban sementara pada permasalahan safety behavior dalam penelitian ini

adalah ada hubungan antara toleransi reiko dengan safety behavior dalam

penggunaan bahan agrokimia pada petani di Kecamatan Sadang, Kabupaten

Kebumen. Gambaran hubungan tersebut yaitu apabila toleransi resiko naik atau

tinggi maka safety behavior turun atau rendah.

Safety Behavior

• Pengamatan terhadap bahaya

• Pengenalan terhadap bahaya

• Pengambilan keputusan untuk menghindar

• Kemampuan untuk menghindar

Toleransi Resiko

• Jenis bahan yang digunakan

• Alat yang digunakan

• Proses penyemprotan

• lama penyemprotan

• Proses kerja

Penggunaan Bahan Agro kimia

Page 47: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

92

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan toleransi resiko dengan safety

behavior dalam penggunaan bahan agrokimia pada petani yang telah dilaksanakan,

peneliti menyimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat hubungan yang signifikan

kea rah positif antara toleransi resiko dengan safety behavior dalam

penggunaan bahan agrokimia. Dengan demikian Hipotesis yang berbunyi :ada

hubungan yang negatif antara toleransi resiko dengan safety behavior dalam

penggunaan bahan agrokimia pada petani di kecamatan Sadang kabupaten

Kebumen” diterima.

2. Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan, tingkat safety behavior

dalam penggunaan bahan agrokimia berada dalam kategori rendah.

3. Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan, tingkat toleransi resiko

pada petani berada dalam kategori sedang.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Penelitian Selanjutnya

1. Lebih memperhatikan dan melengkapi konstruk teori variabel safety behavior

dan toleransi resiko.

2. Dalam menyususn blueprint item lebih memperhatikankonstruk teosri yang

digunakan.

Page 48: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

93

3. Dalam penyusunan bentuk skala dengan subjek petani lebih memperhatikan

latar belakang subjek, dalam pengambilan data menyertakan latar belakang

pendidikan agar data yang diperoleh lebih mendalam. Selanjutnya bentuk

jawaban dalam skala lebih baik menggunakan pilihan 2 jawaban (Ya/Tidak).

4. Dalam melakukan penelitian dengan subjek petani lebih memperhatikan hal-

hal non teknis diluar penelitian tersebut, guna mengurangi hambatan ataupun

kendala dalam mengambil data.

5. Dalam menyusun hipotesis penelitian, peneliti diharapkan bisa memberikan

gambaran yang jelas mengenai arah hubungan antar variabel, yaitu positif atau

negatif.

5.2.2 Saran Kepada Petani

1. Senantiasa memperhatikan perilaku keselamatan (safety behavior) dalam

bekerja, khususnya dalam penggunaan bahan agrokimia.

2. Lebih memperhatikan resiko-resiko ataupun bahaya yang dapat terjadi saat

bekerja, utamanya saat menggunaan bahan agrokimia.

Page 49: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

94

DAFTAR PUSTAKA

Achmad R Zainaldi, Kurniawan Bina, dan Wahyuni Ida. 2017. Faktor-faktor

yang Berhubungan dengan Safe Behavior pada Pekerja Rekanan Bagian

Sipil di PT. Indonesia Power Up Semarang. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Vo.5 No5. 318-326.

Agus Muhammad, Siwi Tri Agustina. 2014. Pengaruh Safety Climate terhadap

Kecelakaan Kerja dengan Safety Behavior Sebagai Variabel Intervening

Pada Karyawan PT Panca Wana Indonesia di Krian. Jurnal Manajemen

Teori dan Terapan. 125-136.

Amponsah-Tawaih, K., Adu, M. A. 2016. Work Pressure and Safety Behaviors

among Health Workers in Ghana: The Moderating Role of Management

Commitment to Safety. Safety and Health at Work, Vol.30. 1-7.

Anwas M. 2013. Kompetensi Penyuluh Pertanian dalam Memberdayakan

Petani. Jurnal MIPA UT Vol.1. 46-55

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyuunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyaakarta: Pustaka

Pelajar.

Borman, W. C. & Mortowidlo, S. J. (1993). Expanding The Criterion Domain

To Include Elemen of Extra-role Performance, Personel Selection in

Organizations. San Fransisco: Jossey-Bass.

Bird and Germain, F. J. (1990). Practicial Loss Control Leadership. USA:

Institute Publishing.

BPS Kabupaten Kebumen. (2018). Kecamatan Sadang Dalam Angka 2018.

Kebumen: CV. Puspita Warna.

Cigularov, K.P., Chen, P.Y., Rosecrance, J., 2010. The effects of error

management climate and safety communication on safety: a multi-level

study. Accident Analysis and Prevention 42, 1498-1506.

Cooper, M.D. dan Philips, R.A. 2004. Exploratory analysis of the safety climate

and safety behavior relationship. Journal of Safety Research, Vol 35.

Page 50: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

95

497- 512.

Cornelissen, P., 2011. Corporate communication, a guide to theory and practice.

Sage Publication Ltd, London.

Dasuki, Hananto Miko, Hermawan Asep dan Elsi Elsa. 2016. Ganguan

Kesehatan Pada Wanita Usia Subur Akibat Pajanan Pestisida

Organofosfat di Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Ekologi Kesehatan

Vol. 15. No.3. 140-149

Elvira Nisa D, Handoko Lukman, Setiani Vivin. 2018. Pengaruh faktor Personal

terhadap Perilaku Keselamatan (Safety Behavior) Pekerja di Perusahaan

Kereta Api. ISSN No.2581-1770. 535-540.

Febrian Dwi Rahadi, H. H. 2013. Hubungan Antara Persepsi Lingkungan Kerja

Fisik Dengan Perilaku Keselamatan Karyawan. Jurnal Ecopsy, Vol. 1,

13- 17.

Firdaus Usep Huda, Sumawati Angraini dan Made Sumertajaya. 2016. Model

Perilaku Keselamatan Karyawan pada Industri Beresiko Tinggi. Jurnal

Manajemen Teknologi. 51-66.

Geller, E.S. 2001. The Psychology of Safety Handbook. Boca Raton: Lewis

Publisher.

Germonprez, M., Zigurs, I., 2009. Task, technology, and Tailoring in

communicative action: an in-depth analysis of group communication.

Information and Organization 19, 22-40.

Griffin, M.A dan Neal, A. 2000. Perception of Safety at Work: A Framework

for Linking Safety Climate to Safety Performance, Knowledge, and

Motivation. Journal of Occupational Health Psychology Vol 5, 347-358.

Hadi, S. (2015). Metodelogi Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Halimah Siti 2010. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Aman di PTSim

Plan Tambun II Tahun 2010. Skripsi Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Hanna D Sherman, Gutter S Michael, and Fan X Jessie. 2001. A Measure of Risk

Tolerance Based on Economic Theory. 53-60.

Hanna, S., & Chen, P. (n.d.). Subjective And Objective Risk Tolerance:

Implications For Optimal Portfolios. Financial Counseling and Planning,

Volume 8(2), 1997, 20.

Page 51: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

96

Haris Abd, Marbun MBRiyanto Agus. 2017. Geochemical Analisys of Shale Gas

Reservoir Based on Well long and 3D Seismic. AIP Conference Proceding,

Vol. 1862. 30-76.

Heinrich, H. W. Petersen, D., Ro0s, N. 1980. Industrial Accident Prevention. New

York: McGRAW-HILL BOOK Company.

Holanda Liana N, Grable John. 2016. A cross Cultural Test of Financial Risk

Tolerance Attitudes: Brazilian and American Similarities and Differences.

International Journal of Economics and Financial Issue.314-322.

Huang, Y., Robertson M.M., Lee, J., Rineer, J., Murphy, L.A., Garabet, A.,

Dainoff, M.J. 2014. Supervisory Interpretation of Safety Climate Versus

Employee Safety Climate Perception: Association with Safety Behavior

and Outcomes for Lone Workers. Journal of Transportation Research

Part F, Vol. 26 , 348-360.

Hou, B., & Wu, L. (2010). Safety impact and farmer awareness of pesticide

residues. 192.

International Labor Organization. 2011. Safety and Health in Agriculture. Geneva:

International Labor Office.

JianhuaWang, Deng, Y., & Ma, Y. (2017). Relationships between Safe Pesticide

Practice and Perceived Benefits and Subjective Norm, and the Moderation

Role of Information Acquisition: Evidence from 971 Farmers in China.

International Journal of Environmental Research and Public Healt, 1.

Kath, L.M., Marks, K.M., Ranney, J., 2010. Safety climate dimensions, leader-

member exchange, and organizational support as predictors of upward

safety communication in a sample of rail industry workers. Safety Science

48, 643-650.

Lee, T and Harrison, K. 2000. Assessing Safety Culture in Nuclear Power Station.

Safety Science Vol 30. 61-97.

Lu, C.S., Yang, C.S., 2011. Safety climate and safety behavior in the passenger

ferry context. Accident Analysis and Prevention 43, 329-341.

Lundgren, R.E., McMackin, A.H., 2009. Risk Communication: a Handbook for

Communicating Environmental, Safety, and Health Risks. New Jersey: John

Wiley & Sons.

Luria, G., Yagil, D., 2010. Safety perception referents of permanent and temporary

employees: Safety climate boundaries in the industrial workplace. Accident

Analysis and Prevention 42, 1423-1430.

Page 52: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

97

Mahyuni, E. L. (2014). Faktor Resiko Dalam Penggunaan Pestisida Terhadap

Keluhan Kesehatan Pada Petani Di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

2014. KESMAS, Vol. 9 No. 1, Maret 2015, pp 79-89, 81-87.

Majeed Abdul. 2018. Application of Agrochemicals in Agriculture: Benefits, Risk,

and Responsibility of Stakeholders. Journal of Food Science and

Toxicology Vol.2. No.1, 1-2.

Marina br Karo, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Petani Holtikultura dalam

Penggunaan Pestisida di Desa Aji Mbelang Kecamatan Tiga Panah Lebih

Baik dibandingkan Petani Holtikultura di Desa Deram Kecamatan Merdeka

Kabupaten Karo Tahun 2011, Jurnal PANNMED, Volume 8, Nomor 1,

hal.73-77, 2013

Mohamed, S., Ali, T.H. and Tam, W.Y.V. (2009): “National Culture and Safe Work

Behaviour of Construction Workers in Pakistan”, Safety Science, 47: 29-35.

Nahrgang, J.D., Hofmann, D.A., Morgeson, F.P. 2010. Safety at Work: A Meta-

Analytic Investigation of the Link Between Job Demands, Job

Resources, Burnout, Engagement, and Safety Outcomes. Journal of

Applied Psychology, 1-24.

Prihatiningsih dan Sugiyanto. 2010. Pengaruh Iklim Keselamatan dan

Pengalaman Personal terhadap Kepatuhan pada Peraturan Keselamatan

Pekerja Konstruksi. Jurnal Psikologi Vol 37, 82-93.

Puspitasari Bella. 2018. Pengaruh Locus of Control Internal, Toleransi Resiko

dan Persepsi Resiko Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi. Skripsi

STIE Perbanas Surabaya.

Rachmat R.S. 2002. Dorongan Mencari Sensasi danPerilaku Pengambilan

Resiko Pada Mahasiswa. Psikologika No.14 Vol. VII. 53-69.

Rahmawati, Dileep M Kumar, Kambuaya Meyland. 2015. Determinants of the

Risk Tolerance of Individual Investors. International Journal of

Economics and Financial Issue. 373-378.

Ramsey, H. 2000. Safety Audit/ Inspeksi Manual. Washington DC: ACS

Committee on Chemical Safety.

Ranehill Eva, Dreber Anna, Johannesson Magnus. 2015. Assessing the

Robustness of Power Posing: No Effect on Hormones and Risk

Tolerance in a Large Sample of Men and Women. Psychological

Science. 1-4.

Page 53: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

98

Retnani, N.D., Ardyanto, D. 2013. Analisis Pengaruh Activator dan

Consequence Terhadap Safe Behavior Pada Tenaga Kerja Di PT. Pupuk

Kalimantan Timur Tahun 2013. The Indonesian Journal of Occupational

Safety and Health, Vol.2 119-129.

Roszkowski, Mark E. 1989. Business Law: Principle Cases, and Policy, Second

Edition. USA: Harper Collins Publisher.

Rustia Hana. 2009. Pengaruh Pajanan Pestisida Pada Petani di Bandung, Tesis,

FKM UI.

Sadullah, P. D., & Kanten, D. S. (2009). A Research on The Effect of

Organizational Safety Climate Upn The Safe Behaviors. Ege Akademik

Bakış / Ege Academic Review 9 (3) 2009: 923-932, 926.

Samosir Kholilah, Setiani Onny dan Nurjazuli. 2017. Hubungan Pajanan

Pestisida Dengan Gangguan Keseimbangan Tubuh Petani Hortikultura

di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Jurnal Kesehatan

Lingkungan Indonesia. 63-69

Sayid Ivan Nurahman, Setiawan Iwan, Insan Noor Trisna, Rachmadi Meddy.

2019. Konformitas Petani dalam Usahatani Kedelai. Mimbar Agribisnis.

338-345.

Silahudin Angga, Kurniawan Bina, dan Jayanti Siswi. 2018. Analisis Faktor

yang Berhubungan dengan Safety Behavior pada Pekerja Bagian Line

Produksi di PT Coca Cola Botling Indonesia. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Vol.6 No.1. 607-615.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).

Bandung: Alfabeta

Suma'mur. 1989. Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:

Gunung Agung.

Sulistiyono. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Petani Bawang Merah dalam

Penggunaan Pestisida. (Kasus di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa

Timur). Thesis Program Pascasarjana. IPB. 2002.

Suutarinen, J. (2004). Management as a Risk Factorfor Farm Injuries. Journal

of Agricultural Safety and Health 10(1): 39−50, 41-43.

Sya'af, Z. R. 2007. Occupational Healt and Safety Behavior Dalam Kuliah

Departemen K3. Depok: FKM Universitas Indonesia.

Page 54: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ...lib.unnes.ac.id/35980/1/1511414148_Optimized.pdfvi 7. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pengetahuan,

99

Syifa'a Rachmahana. 2002. Dorongan Mencari Sensasi dan Perilaku

Pengambilan Resiko pada Mahasiswa. Psikologika No. 14 Vol. VII. 53-

69.

Turenberg, W. and Daniell, W. (2008): “Evaluation of A Healthcare Safety

Climate Measurement Tool”, Journal of Safety Research, 39: 563-568.

Wang Mei. 2016. The Impact Culture of loss Aversion. Journal of Behavioral

Decision Making, Vol. 30.

Winarsunu, Tulus. 2008. Psikologi Keselamatan Kerja. Yogyakarta: UMM

Press.

Yuantari, M. C., Widiarnako, B., & Sunoko, H. R. (2013). Tingkat Pengetahuan

Petani dalam Menggunakan Pestisida (Studi Kasus di Desa Curut

kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan). ISBN 978-602-17001-1-

2, 142.

Zhou, F., Jiang, C. 2015. Leader-member Exchange and Employees Safety

Behavior: The Moderating Effect of Safety Climate. Procedur

Manufacturing Vol.3, 5014-5021.

Zhou, Q., Fang, D. and Wang, X. (2008): “A Method to Identify Strategies for

The Improvement of Human Safety Behavior by Considering Safety

Climate and Personal Experience”, Safety Science, 46: 1406–1419.

Zohar, D. 1980. Safety Climate in Industrial Organizations: Theoritical and

Applied Implications. Journal of Applied Psychology, Vol. 65 No. 1, 96-

102.

Zuckerman, M. 1994. Behavior Expression and Biosocial Bayers of Sensation

Seeking. New York: Cambridge University Press.