1 ANALISIS ISI PENELITIAN SIVITAS AKADEMIKA PADA LEMBAGA PENELITIAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2004-2007 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP) OLEH Nurul Afwi NIM: 104025000873 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H./2008 M.
62
Embed
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8168/1/NURUL...Komunikasi, Hukum Islam, Psikologi dan Sosial, Fisika dan Kimia, Sosial
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ANALISIS ISI PENELITIAN SIVITAS AKADEMIKA PADA LEMBAGA PENELITIAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2004-2007
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP)
OLEH Nurul Afwi
NIM: 104025000873
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1429 H./2008 M.
2
ABSTRAK
NURUL AFWI Analisis Isi Terhadap Penelitian Sivitas Akademika Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2004-2007
Penelitian terhadap laporan penelitian para sivitas akademika pada Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengungkap isi dari penelitian tersebut dari segi gender/jenis kelamin sivitas akademika, afiliasinya, karakteristik, dan subyek penelitian tersebut. hasilnya adalah sivitas akademika laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan, afiliasi para sivitas akademika yang berasal dari Fakultas adalah lebih banyak dibanding dengan mereka yang berasal dari Non Fakultas, dan hanya 4 (empat) fakultas yang setiap tahunnya selalu berpartisipasi dalam melakukan penelitian, yaitu: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dakwah dan Komunikasi, Adab dan Humaniora, serta Sains dan Teknologi. Sedangkan dari Non Fakultas tidak ada satupun yang selama 4 (empat) tahun tersebut berturut-turut melakukan penelitian, hanya satu sampai dua kali saja yaitu: Kepegawaian, Kerjasama, perpustakaan, Kopertais, Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian Masyarakat. Hanya 5 (lima) karakteristik saja yang terdapat pada keseluruhan laporan penelitian tersebut, yaitu: Latar Belakang Masalah, Metodologi Penelitian, Obyek dan Tujuan Penelitian serta Daftar Pustaka. Subyek disiplin ilmu yang paling banyak muncul adalah subyek Pendidikan, disusul dengan subyek Agama Islam, Ekonomi, Kesehatan, Sastra, Komunikasi, Hukum Islam, Psikologi dan Sosial, Fisika dan Kimia, Sosial Budaya dan Kebudayaan. Sedangkan subyek yang paling sedikit ditemukan adalah subyek Filsafat, Industri Pertanian, Sosiologi, Tasawuf, dan Teknologi Informasi.
4. Area subyek apa saja yang lebih cenderung terkandung dalam penelitian
tersebut.
C. Tujuan Penelitian
Mengungkap isi dari penelitian yang dilakukan sivitas akademika UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dari segi gender/jenis kelamin para sivitas akademika, karakteristik
penelitian, subyek dan afiliasi sivitas akademika yang melakukan penelitian.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberi gambaran tentang gender/jenis kelamin, afilias, karkakterist dan
subyek penelitian sivitas akademika yang terdapat pada Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menambah pengetahuan dan
pengalaman penulis dalam hal penelitian.
2. Menambah pengetahuan peneliti tentang penelitian sivitas akademika yang
terdapat pada sebuah perguruan tinggi.
E. Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yang menggambarkan kondisi dalam
lapangan secara apa adanya, data- data mengenai hal- hal yang diselidiki/diteliti
kemudian dianalisa dan membuat deskripsi tentang gambaran/lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta.
Penelitian ini difokuskan pada analisis data dan tanpa melakukan
quesioner atau wawancara, lebih terfokus pada subyek atau isi dari data-data yang
11
akan diteliti. Dalam hal ini penulis ingin menggambarkan isi dari penelitian yang
dilakukan sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2004-2007.
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode analisi isi, yaitu
melakukan pengumpulan dan menganalisis isi penelitian sivitas akademika yang
berbentuk teks, seperti laporan penelitian. Untuk melakukan kajian ini penulis
melakukan beberapa tahapan yaitu:
1. Penentuan Objek
Obyek dalam penelitian ini adalah laporan penelitian individual sivitas
akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2004-200 yang terdapat
pada Lembaga Penelitian UIN syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompak orang, benda, atau binatang yang menjadi
pengambil sampel. Sedangkan sampel menurut Fergusen (1979) adalah
beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi.4
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan penelitian individual sivitas
akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2004-2007, jumlah populasi
yang diperoleh dari Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
selama tahun 2004-2007 adalah sebanyak 88 (delapan puluh delapan) laporan
penelitian individual.
Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 penelitian, maka
diambil seluruhnya sebagai sampel utuh. jadi jumlah sampel sebanyak 88
(delapan puluh delapan) laporan penelitian individual.
4 Kontjaraningrat, Metode- Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991), h. 21.
12
3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
a. Data diambil dari pihak Lembaga Penelitian sebanyak 88 (delapan Puluh
delapan) laporan penelitian individual. Keseluruhan data di hitung dan
ditentukan kecocokannya dengan daftar laporan penelitian individual
selama 4 tahun mulai tahun 2004-2007.
b. Melakukan analisis terhadap data-data laporan hasil penelitian sivitas
akademika selama kurun waktu 2004-2007, perhitungan data yang
digunakan dengan rumus berikut:
F
P = x 100
N
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = Jumlah seluruh Frekuensi
Prosentase dicari untuk menentukan besar prosentase, dengan cara
membagi frekuensi yang sedang dicari dengan banyaknya jumlah
frekuensi keseluruhannya. Setelah itu dikalikan 100, dan prosentase akan
muncul.
Adapun parameter untuk menafsirkan hasil dari besarnya
prosentase adalah sebagai berikut:
13
1. 0% = Tidak ada satupun
2. 1% - 25% = Sebagian kecil
3. 26% - 49% = Hampir setengahnya
4. 50% = Setengahnya
5. 51% - 75% = Sebagian besar
6. 76% - 99% = Hampir seluruhnya
7. 100% = Seluruhnya5
F. Sumber Data
Penelitian ini mengambil sumber data dari:
1. Data Primer yaitu data yang diambil langsung dari laporan-laporan
penelitian yang tersedia di Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Data sekunder yaitu data yang diambil dari buku-buku, artikel, laporan
penelitian dan sumber-sumber pustaka lainnya untuk menambah kajian
analisis isi.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan, maka penulis menggunakan
sistematika penulisan sebagai berikut:
5 Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Asosiasi Perguruan Tinggi
Katolik dan Gramedia, 1993), h. 11.
14
BAB I PENDAHULUAN, bab ini berisi dan membahas tentang latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, sumber data, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR, bab ini berisi dan membahas tentang
pengertian analisis isi, tujuan analisis isi, kelebihan dan kekurangan analisis isi,
tahap dan prosedur analisis isi, pengertian penelitian, jenis-jenis penelitian,
karakteristik penelitian, dan sivitas akademika sebagai peneliti.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENELITIAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA, bab ini berisi dan membahas tentang sejarah
dan kelembagaan, visi, misi, dan ujuan, program umum dan program khusus,
fungsi, struktur organisasi, organisasi fungsional dan jaringan kerja, koleksi dan
prosedur peminjaman laporan hasil penelitian dari Lembaga Penelitian
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB IV HASIL PENELITIAN, bab ini hasil analisis isi yang membahas:
gender, afiliasi sivitas akademika, karakteristik laporan penelitian, dan subyek
laporan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, bab ini berisi kesimpulan dan saran-
saran.
LAMPIRAN, yang berisi lampiran-lampiran yang berkaitan dengan penelitian.
15
BAB II
ANALISIS ISI
A. Pengertian analisis isi
Menurut H. Sofa, S.IP, M.Pd. pengertian analisis isi adalah penelitian yang
melakukan pembahasan secara mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau
tercetak, misalnya dalam media massa, laporan penelitian, buku dan lain-lain.6
Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk informasi dan
komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-
bahan arsip, data, dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat
menggunakan content analysis sebagai teknik/metode penelitian.
Menurut penulis analisis isi adalah sebuah teknik dalam mengumpulkan
dan menganalisa isi dari teks. Isinya menunjukan pada kata-kata, gambar, simbol,
pemikiran, tema, atau pesan yang dikomunikasikan. Dimana teks yang menjadi
obyek dalam analisis isi adalah segala sesuatu yang ditulis, bervisual dan bersuara
6 Sofa, “Metode Analisi Isi, Reliabilitas dan Validitas dalam MetodePenelitian Komunikasi”. Artikel ini diakses pada tanggal 31 maret 2008 dari http://massofa.wordpress.com/2008/01/28 me tode-analisi-dan-validitas-dalam-metode-penelitian
16
atau rekaman sebagai bagian dari media komunikasi. Diantaranya adalah buku,
Penulis menganggap bahwa penelitian yang menggunakan teknik analisis
isi merupakan teknik penelitian alternatif bagi kajian informasi yang lebih banyak
cenderung mengarah pada sumber data maupun pesan yang akan disampaikan.
Pendekatan penelitian ini lebih mengedepankan penyajian data secara terstruktur
serta memberikan gambaran terinci tentang obyek penelitian yang akan diteliti.
analisis isi juga telah banyak digunakan dalam pengetesan hipotesis pada berbagai
disiplin ilmu lainnya, misalnya ahli ilmu politik telah menggunakan analisis isi
untuk menilai dampak konstitusi terhadap prilaku legislatif.
Dengan analisis isi, peneliti bisa membandingkan isi dari banyak teks dan
menganalisa dengan teknik kuantitatif, agar dia bisa mengungkap aspek dari isi
teks yang sulit untuk dilihat. Sebagai contoh, menonton televisi komersial dan
merasa bahwa iklan komersial tersebut barang komsumsi yang mahal dan jarang
ditampilkan.
Sedangkan metode penelitian yang digunakan analisis isi biasanya sama
dengan penelitian karya ilmiah biasa yang sering dilakukan, dapat bersifat
kualitatif dan dapat bersifat kuantitatif. Adanya objektifitas dan sistematika
merupakan suatu prinsip yang lazim digunakan dalam penelitian Sedangkan
metode penelitian yang digunakan analisis isi biasanya sama dengan penelitian
karya ilmiah biasa yang sering dilakukan, dapat bersifat kualitatif dan dapat
bersifat kuantitatif. Adanya objektifitas dan sistematika merupakan suatu prinsip
17
yang lazim digunakan dalam penelitian analisis isi. Prinsip objektivitas bertujuan
agar kategori-kategori yang didefinisikan menjadi jelas dan prinsip sitematika
bertujuan mencegah penelitian untuk menarik kesimpulan yang tidak adil, karena
salah satu kegunaan analisis isi adalah menarik kesimpulan yang tepat.7
B. Tujuan Analisis Isi
Analisis isi mempunyai beberapa tujuan khusus seperti determinasi
(penentuan) kepengarangan bagi dokumen yang ditulisnya yang bisa
dipertanyakan. Dan terdapat beberapa tujuan menurut Bulaeng, yakni sebagai
berikut:
1. Menggambarkan isi komunikasi dan informasi. 2. Menguji hipotesis karakteristik pesan. 3. Membandingkan isi media dengan dunia nyata. 4. Menciptakan awal studi efek media.8 Menurut penulis dilihat dari pengertian-pengertian di atas tujuan analisi isi
adalah mendeskripsikan karakteristik pesan yang terdapat dalam data, informasi,
ataupun ranah publik dengan perantara teks dan juga menarik kesimpulan tentang
pesan-pesan tersebut.
Dengan demikian, tujuan dari analisis isi meliputi semua bidang
spesialisasi yang sebenarnya juga tercakup dalam penelitian survei. adalah
mendeskripsikan karakteristik pesan yang terdapat dalam data, informasi, ataupun
ranah publik dengan perantara teks dan juga menarik kesimpulan tentang pesan-
pesan tersebut.
7 Jumroni, Metode-Metode penelitian komunikasi(Jakarta: UIn Jakarta Press,2006)h.70 8 Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer (Yogyakarta: Andi, 2004) h.29.
18
C. Kelebihan dan Kekurangan Analisis Isi
Beberapa kelebihan analisis isi yang disimpulkan menurut penulis
diuraikan sebagai berikut:
1. Biaya tidak mahal.
2. Mudah mendapatkan bahan penelitian.
3. Bisa dilakukan tanpa datang ke lapangan.
4. Menyediakan data yang dapat dikuantifikasikan.
5. Dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa terkini, lampau, dan
keduanya.
6. Mudah dalam menarik kesimpulan.
Lebih lanjut, Hardjana menuturkan beberapa kelebihan yang terdapat
dalam analisis isi, yaitu sebagai berikut:
1. analisis isi merupakan teknik riset yang tidak kentara, sehingga tidak mempengaruhi kewajaran data.
2. analisis isi menerima materi sebagaimana adanya tanpa disusun terlebih dahulu dalam suatu struktur.
3. analisis isi sangat peka terhadap konteks data, dengan demikian mampu mengolah bentuk-bentuk simbolik.
4. analisis isi dapat menangani data dalam jumlah yang sangat besar.9
Namun, menurut penulis terdapat juga permasalahan yang timbul
berkaitan dengan pelaksanaan analisis isi, antara lain:
1. Tidak selalu mudah menentukan satuan analisis yang dapat diukur.
9 Andre Hardjana, Audit Komunikasi : Teori dan Praktek (Jakarta: Grasindo, 2002), h.57.
19
2. Tidak dapat mengetahui hubungan antar dua variabel penelitian karena
lebih bersifat kuantitatif.
3. Sering menggambarkan problematika penelitian.
4. Tidak dapat melihat keadaan yang sebenarnya dalam lapangan.
C. Tahap dan Prosedur Analisis Isi
1. Perumusan Masalah Pada Analisis Isi
Penelitian menggunakan teknik analisis haruslah spesifik dalam
perumusan masalahnya. Hal ini karena teknik analisis isi relatif sempit
dalam kajiannya, sehingga perumusan masalah harus dibuat spesifik
mengenai problem penelitian. Masalah harus dirumuskan dalam
pertanyaan-pertanyaan yang dapat diukur.
Penulis melihat kebanyakan teknik analisis isi, menyimpulkan
beberapa pertanyaan, dimana pertanyaan tersebut dapat mewakili untuk
mencari isi dari pesan dan simbol-simbol informasi yang menjadi obyek
penelitian.
2. Definisi Operasional
Langkah awal setelah merumuskan masalah penelitian adalah
melakukan penentuan satuan analisis (gambar, judul, kalimat, paragraf
20
atau keseluruhan isi teks suatu informasi yang akan diteliti). Dalam
analisis isi.10
Menurut penulis dalam penelitian yang menggunakan metode
analisis isi harus memilih satuan analisis yang akan di ukur, yang artinya
menentukan kata yang mudah dipahami sebagai indikator. dimana obyek
analisis isi dapat berupa kata-kata, kalimat, artikel, semua tergantung
kepada tujuan penelitian
Langkah yang kedua yang dilakukan adalah pengembangan dan
penetapan kategori. Untuk kepentingan pengukuran penelitian analisis isi.
peneliti perlu menentukan kategori atau parameter yang akan diukur.11
Maksud penulis disini adalah Kategorilisasi yang perlu dibuat secara
jelas dan tidak menimbulkan penapsiran yang berbeda dengan satu peneliti
dengan yang lainnya, sesuai dengan tuntutan penelitian. Dengan alat ukur
yang sama harus mendapatkan hasil pengukuran yang kurang lebih sama,
untuk itu harus membuat kategori yang lebih spesifik.
Selanjutnya langkah yang ketiga melakukan penarikan sampel
penelitian, penarikan sampel dilakukan setelah peneliti menentukan satuan
analisis dan kontruksi kategorinya, Langkah yang terakhir adalah
perumusan hipotesis. Penulis menyimpulkan bahwa satuan analisis,
kategori, dan sampel saling berhubungan dan harus dapat diukur dengan
pertanyaan.
10 Jumroni. Metode – metode penelitian komunikasi., h. 74. 11 Jumroni. Metode – metode penelitian komunikasi., h. 74.
21
3. Realibilitas Koding
Setiap penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang baik
memerlukan unsur realibilitas. Dan menurut penulis dalam analisis isi
unsur realibilitas harus dipenuhi antar pengkode satuan analisis dan
kategori yang setelah itu dapat dihitung, maka penulis adalah yang
bertanggung jawab bagi penelitian ini.
Menurut W. Lawrence Neuman sistem pengkodean memeriksa satu
atau lebih dari 4 (empat) karakteristik dari teks seperti berikut:
a. Frequensi Frequensi simply means counting whether or not something occurs and, if it occurs, how often. For Example, how many elderly people appear on television program within a given week?
b. Direction Direction is noting the direction of messages in the content along some continuum. For example, a research devises a lish of way an elderly television character can act.
c. Intensity Intensity is the strength or power a messsege in a direction. For example characteristic pf forgetfulness can be minor or major.
d. Space A researcher can recorder the size of a text messege or the amount of space or volume allocated. Space in written text is measured by counting word, sentences, paragraph, or page.12
4. Analisis Data
Data kuantitatif yang diperoleh dapat dianalisis dengan kaidah dan
teknik-teknik analisis statistik yang baku, misalnya dengan distribusi
frekuensi dan tabulasi silang dari data-data yang terkumpul tersebut.13
12 W. Lawrence Neuman, Social Research Methods : Qualitive and Quantitative Approaches
( London: Allyn and Bacon, 1997), h. 273. 13 M.Antunius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:
Gitanyali, 2004), h. 159.
22
Penulis menyimpulkan bahwa satuan analisis yang ditetapkan
adalah gagasan dan pikiran, jadi satu kata atau kalimat ungkapan
dianggap sebagai satuan analisis, dari satuan analisis tersebut dapat di
kembangkan lagi menjadi kategori-kategori. Data diolah dan dianalisis
sampai diperoleh hasil yang sesuai dengan kategari-kategori tersebut.
Sama seperti tahapan-tahapan diatas ada empat hal atau prosedur yang
harus dilakukan analisis isi menurut Jumroni, yaitu:
1. Memilih satuan analisis (unit of analysis), yaitu satuan peneliti yang berupa kata– kata, pernyataan, kalimat, paragraf atau seluruh artikel. Pilihannya harus berhubungan dengan tujuan penelitian.
2. Menyusun kategori, yaitu mengidentifikasi lambing-lambang yang relevan, dengan memperhatikan: kategori yang berkaitan dengan objek kajian, kategori harus bersifat fungsional, sistem kategori harus dapat diterapkan.
3. Menetapkan sampel yaitu memastikan bahwa sampel dimaksud sebagai populasi penelitian.
4. Reabilitas koding yaitu konsistensi klasifikasi dalam mencari kesepakatan antara koding terhadap kategori yang ditentukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam penelitian.14
Pada dasarnya menurut penulis teknik analisis isi melibatkan pemilihan
suatu informasi tertulis atau dokumen yang hendak dipelajari, dengan membuat
perumusan masalah dan membuat kategori-kategori pengukuran berdasarkan
sampel yang diambil, dan mengukur frekuensi pemunculan kategori-kategori yang
ditentukan sebelumnya.
D. Pengertian Penelitian
Dahulu, apabila mendengar kata “Penelitian” orang sering membayangkan
suatu kesibukan dilaboratorium. Seorang ahli sedang asyik mengamati reaksi zat-
14 Jumroni, Metode – metode penelitian komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 73.
23
zat yang dicampur ditabung reaksi, atau dalam labu didih, tabung Erlenmeyer atau
alat-alat lain yang serba rumit. Dengan demikian maka penelitian adalah suatu
kegiatan monopoli para ahli.15
Sejalan dengan perkembangan, penelitian secara sederhana diartikan
dengan suatu penyelidikan yang dijalankan dengan bantuan prosedur-prosedur
terstandar untuk mendapat informasi yang akan menambah khasanah pengetahuan
(body of knowledge). Istilah terstandar dan pengetahuan itu sendiri, perlu dikaji
lebih mendalam. Terstandar diartikan sebagai sesuatu yang sitematis, yang dapat
dikomunikasikan dan dapat diulang. Prosedur yang dipakai oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi harus memiliki tatanan dan sistem yang telah ditetapkan
sebelumnya, sehingga orang dapat membayangkan apa yang ada dalam penelitian
tersebut dan bagaimana cara melakukannya.
Dalam mendefinisikan penelitian, para ilmuan memiliki perspektif yang
berbeda. Diantaranya berpendapat bahwa “penelitian adalah alat fisik maupun
mental yang dipakai dalam usaha memecahkan persoalan-persoalan yang timbul”.
Penelitian dalam bahasa inggris disebut research didefinisikan oleh Sutrisno Hadi
sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.16
Dengan merujuk pada pengertian-pengertian penelitian di atas, penulis
menyimpulkan bahwa pada intinya penelitian merupakan suatu usaha untuk
menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan melalui metode ilmiah dan penelitian
dapat dijalankan pada bidang usaha intelektual apapun, misalnya bidang hukum,
15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal 1.
16 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 1 (Yogyakarta: ANDI, 2002), hal 3.
24
kesusastraan, sejarah, dan sebagainya. Dengan kata lain, penelitian merupakan
instrumen bagi masyarakat intelektual dalam memperluas khazanah pengetahuan
E. Jenis-Jenis Penelitian
Secara operasional, penelitian sesungguhnya memiliki jenis-jenis yang
berbeda dan perbedaan tersebut bergantung darimana seseorang hendak meninjau
persoalan, dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Ditinjau dari essensinya, penelitian biasa dibedakan dalam dua macam yaitu
penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research).
a. Penelitian Dasar disebut pula sebagai penelitian murni, penelitian jenis ini
bertujuan menemukan atau generalisasi atau keumuman, dan berusaha
menemukan dalil-dalil atau teori-teori yang berlaku secara umum.
Contohnya sarjana Enstein yang membuat “Teori Relavitas”.
b. Penelitian Terapan adalah penelitian yang diarahkan pada penggunaan
secara praktis dibidang kehidupan sehari-hari. Contohnya penelitian
sosiometris tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok sosial.17
2. Penggolongan menurut bidangnya penelitian terbagi, antara lain: penelitian-
penelitian pendidikan, sejarah, ekonomi, politik, teknik, militer, hukum,
pertanian, peternakan, kehutanaan, dan lain-lain.
17 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta PRESS, 2006), h. 2
25
3. Penggolongan menurut tempat dilakukan penelitian, yaitu penelitian
laboratorium, penelitian lapangan (field research), dan penelitian perpustakaan
(library research).
a. Penelitian laboratorium adalah penelitian yang dilakukan dalam suatu
tempat khusus untuk mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Misalnya:
penelitian laboratorium dalam masalah sosial yang menanggapi masalah
kependudukan, konflik-konflik sosial, dinamika kelompok sosial, relasi
internasional dan lain sebagainya.
b. Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dalam kancah
kehidupan sebenarnya. Misalnya, penelitian tentang kehidupan para
pengemudi becak, harga pasaran, survei konsumen oleh perusahaan.
Penelitian lapangan pada hakekatnya merupakan metode untuk
menemukkan secara khusus dari realitas yang tengah terjadi pada
masyarakat.
c. Penelitian kepustakaan (Library Research) adalah penelitian yang
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam
material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya saja material yang
berupa buku-buku, majalah, laporan penelitian, kamus dan lain- lain.
Sedangkan dari segi pelaku penelitian, menurut penulis penelitian disuatu
perguruan tinggi dapat dibentuk sebagai berikut:
1. Penelitian individual, yakni penelitian yang diajukan atau dilaksanakan secara
penuh oleh dosen dan tenaga-tenaga fungsional lainnya secara perorangan,
26
tentunya bagi mereka yang telah memenuhi kualifikasi tertentu, baik secara
akademik maupun administrasi.
2. Penelitian kolektif, yakni penelitian yang diajukan atau dilaksanakan secara
penuh oleh tim/kelompok dosen dan tenaga fungsional lainnya, yang
berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang termasuk ketua tim.
3. Penelitian kompetitif, yakni penelitian yang diajukan atau dilaksanakan secara
penuh oleh sivitas akademika dari satu afiliasi. Dengan hasil penelitian yang
dipersaingkan dengan afiliasi lainnya.
Selain berbagai jenis penelitian diatas, jika diklasifikasikan pada obyek
kajiannya, maka penelitian terbagi kedalam 2 (dua) jenis penelitian besar, yakni
penelitian ilmiah dan penelitian sosial yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Penelitian Ilmiah
Penelitian Ilmiah adalah Penelitian yang bersifat ilmiah, yang
menggunakan metode ilmiah secara terancang dan sistematis dan berhubungan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan baik ilmu kealaman maupun ilmu-
ilmu sosial. Dalam penulisan penelitian ilmiah terdapat empat kriteria yang
perlu dipenuhi, yaitu:
a. Penelitian dilakukan secara sistematis. Prosesnya dilakukan dari satu tahap
ke tahap berikutnya. Setiap tahap harus dilakukan secara berturut-turut
tidak boleh melangkahi tahap sebelumnya untuk langsung pada tahap akhir
atau tahap yang jauh diatasnya.
27
b. Penelitian dilakukan secara terkendali. Perumusan konsep dan hipotesis
secara operasional merupakan kendali dalam mengarahkan seluruh
kegiatan penelitian.
c. Penelitian dilakukan secara empiris. Masalah-masalah yang akan diteliti
adalah masalah yang bersifat empiris. Semua konsep yang tercakup dalam
penelitian harus terhubung secara operasional dan dunia nyata.
d. Penelitioan bersikap kritis. Kritis berarti ada tolak ukur (kriteria) yang
dipakai untuk menentukan sesuatu yang dapat diterima, baik secara
eksplisit maupun implisit. Tolak ukur dalam menetapkan besarnya sampel
penelitian, tolak ukur dalam memilih metode pengumpulan data, tolak
ukur dalam memilih alat analisis dan sebagainya.18
2. Penelitian sosial
Penelitian Sosial adalah tema yang digunakan terhadap penyelidikan-
penyelidikan yang dirancang untuk menambah khazanah pengetahuan ilmu
sosial atau praktik-praktik sosial. Penelitian sosial terbagi menjadi 2 (dua)
jenis yaitu: penelitian murni, penelitian murni adalah penelitian yang
bertujuan untuk memperluas pemahaman manusia tentang proses-proses
sosial. Dan penelitian terapan, penelitian terapan adalah penelitian yang
bertujuan untuk membuat manusia memiliki kecakapan (skill) terhadap
proses-proses sosial.19
18 W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2002) h.12.
19 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta PRESS, 2006), h. 1-5.
28
Adapun bentuk dan macam penelitian-penelitian untuk memenuhi syarat
akademika seperti skripsi, tesis, dan disertasi, penulis menguraikansnya sebagai
berikut :
a. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis yang dibuat untuk menyelesaikan studi tingkat
Sarjana (S1), yang merupakan karya tulis pada jenjang awal di perguruan
tinggi. Skripsi merupakan karya tulis pada jenjang yang paling awal di
perguruan tinggi, yang bertujuan untuk melatih mahasiswa merumuskan hasil
telaahan secara sistematik dan logis, atau memperkenalkan metodologi
penelitian secara nyata.
b. Tesis
Tesis adalah karya tulis yang dibuat untuk menyelesaikan studi tingkat
Magister (S2), yang merupakan karya tulis pada jenjang yang lebih tinggi satu
tingkat dari Sarjana. Tesis bertujuan memperluas wawasan mahasiswa dan
memperkenalkan mereka kepada metodologi dan pelaksanaan penelitian
lanjutan.
c. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis yang dibuat untuk menyelesaikan studi tingkat
Doktoral (S3), yang merupakan karya tulis pada jenjang tertinggi dan terakhir
di perguruan tinggi. Disertasi bertujuan untuk menghayati kultur penelitian
dan mengantarkan lulusan menjadi peneliti yang mandiri serta penyumbang
ilmu pengetahuan dan teknologi.
29
F. Karakteristik Penelitian
Kualitas sebuah hasil penelitian atau karya ilmiah adalah kondisi atau
keadaan yang mencerminkan sejauhmana sebuah hasil penelitian sesuai atau
memenuhi karakteristik ilmiah, sebagai berikut: (1) adanya latar belakang masalah
yang menggambarkan kesenjangan antara kenyataan dengan seharusnya, (2)
adanya permasalahan yang mengungkapkan kajian aktual, (3) adanya konsistensi
antara masalah yang dirumuskan dengan latar belakangnya, (4) adanya perumusan
masalah yang menggambarkan adanya hubungan variabel, (5) rumusan
permasalahan diformulasikan dengan kalimat yang operasional, (6) adanya
pernyataan tentang tujuan penelitian, (7) adanya manfaat penelitian, (8) adanya
kajian literatur, (9) adanya hasil penelitian yang menunjang kerangka berfikir atau
teori yang disajikan, (10) merumuskan hipotesis, (11) adanya metodologi yang
memuat batas-batas populasi penelitian, (12) adanya definisi operasional, (13)
adanya alat analisis yang disesuaikan dengan teori dan hasil penelitian yang
disajikan pada kerangka teori, (14) kesimpulan penelitian yang menggambarkan
sari dari analisis data dan menjawab perumusan masalah, (15) adanya saran
sebagai penutup, (16) adanya daftar pustaka sebagai daftar referensi.20
G. Sivitas Akademika sebagai Peneliti
Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya sangat menunjang
kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Hal ini mendorong masyarakat dan dunia
industri semakin banyak memanfaatkan rancangan, kajian karya ilmiah atau hasil
20 Niel B Holbert dan Mark W. Speece, Prentical marketing Research: An Integrated Global Perspective, (Singapore: Prentice Hall Inc., 1993), h. 26
30
penelitian dapat menghasilkan produk berupa barang dan jasa yang dapat
dimanfaatkan manusia.
Sivitas akademika adalah unsur manusia dalam perguruan tinggi yang
menjalankan fungs-fungsi perguruan tinggi untuk mencapai tujuan dalam
pelaksanaan tugas perguruan tinggi. Mereka terdiri dari tiga kelompok yang
sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, yaitu: 1). Mahasiswa. 2). Dosen/tenaga
edukatif. 3). Tenaga administratif/pegawai.21
Menurut penulis mahasiswa adalah salah satu kelompok sivitas akademika
yang merupakan peserta pendidikan dan pengajaran yang harus mengikuti
program perkuliahan yang direncanakan pada fakultas/jurusan/program studi yang
dipilih oleh mahasiswa. Biasanya mereka melakukan penelitian, yang biasa
disebut skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana.
Kedua adalah dosen, dosen merupakan salah satu sivitas akademika, yang
memilki tugas utama selain sebagai pengajar mereka juga adalah sebagai peneliti.
Keberadaan dosen sangatlah penting di lingkungan akademika, mereka
diharapkan dapat menjadi ujung tombak suatu perguruan tinggi. Banyak diantara
mereka yang melakukan penelitian demi menunjang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Ketiga adalah tenaga administrasi (pegawai), tenaga administrasi adalah
pegawai yang mengurusi segala administrasi kebutuhan dari sebuah perguruan
tinggi.
21 Rizal Saiful Haq, “Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Layanan Informasi
Untuk Akademika”, (Diktat 2 fakultas Adab dan Humaniora, jakarta, 2006), h. 5.
31
Selain ketiga kelompok sivitas akademika tersebut, menurut penulis masih
tedapat beberapa golongan yang bisa merangkap sebagai salah satu sivitas
akademika tersebut. Seperti: 1). Pengajar, yang terdiri dari asisten, lektor, dan
guru besar. 2). Tenaga fungsional, yang terdiri dari pustakawan dan peneliti.
3). Tenaga struktural, yang terdiri dari rektor, dekan, kepala lembaga, kepala
pusat, pejabat pembantu, dan tenaga pelaksana.
Menurut penulis kegiatan penelitian bukanlah kegiatan yang mudah dan
sederhana. Banyak faktor yang dibutuhkan oleh seorang peneliti antara lain:
kemampuan dan tanggungjawab terhadap apa yang akan dihasilkannya dalam
penelitian. Dan salah satu ukuran keterampilan seorang akademisi adalah
kemampuannya untuk mengungkap temuan-temuan yang telah ada sebelumnya
dalam berbagai sumber ditambah dengan analisis individu kedalam suatu tulisan
yang sistematis dan logis.
Kemampuan meneliti sivitas akademika adalah nilai tambah dosen untuk
menelaah suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah, yang dilakukan
secara terencana dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang
kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.
Kemampuan sivitas akademika dalam melakukan penelitian akan terlihat
dari hasil penelitian yang mereka lakukan. Beberapa kemampuan yang harus
dimilki oleh sivitas akademika:
1. Kemampuan menjelajahi teori.
2. Kemampuan memilih dan menetapkan masalah.
3. Kemampuan memilih dan menetapkan metodologi penelitian.
32
4. Kemampuan untuk membuat perencanaan penelitian.
5. Kemampuan menulis dan menyusun laporan penelitian22
22 Maifalinda Fatra, “Kualitas penelitian dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,” (laporan penelitian Dosen Fakultas Ilmu Teknologi, LEMLIT Jakarta, 2005), h. 16.
33
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENELITIAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Sejarah dan Kelembagaan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah
perguruan tinggi yang bertugas mengembangkan ilmu agama dan ilmu umum
dalam keterpaduan iman dan amal yang pada gilirannya menghilangkan dikotomi
antara kedua bidang tersebut.
Menurut penulis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah memiliki beberapa
lembaga yang dalam perkembangannya diharapkan dapat mewadahi gerak dan
langkah secara efektif dan efisien. Dan dapat menjalankan visi dan misi UIN
Syarif Hidayatullah menuju universitas riset yang unggul dan kompetitif.
Salah satu bagian dari lembaga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah
lembaga strutural yang terdiri dari Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian
pada Masyarakat, Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu, Pusat Studi Bahasa dan
Budaya juga Perpustakaan.23
Keberadaan Pusat Penelitian sebagai salah satu dari lembaga UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, mengalami beberapa kali perombakan terutama dari struktur
organisasi. Pada awalnya pusat penelitian bernama Lembaga Penelitian, kemudian
23 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Profil Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2006. (Jakarta: UIN Jakarta, 2006), h. 91.
34
pada tahun 1993 kemandirian Lembaga Penelitian dilebur dan disatukan menjadi
Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M). Pada tahun 1996, sesuai
dengan ketentuan pemerintah tentang organisasi pemerintahan, P3M dipisahkan
kembali menjadi Pusat Penelitian menjadi institusi tersendiri dan Pusat
Pengabdian pada Masyarakat sebagai institusi lainnya. Kemudian dengan
berubahnya status IAIN menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah dan semakin luasnya kajian keilmuan dimasing-masing fakultas,
maka pada tahun 2001 Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat berubah
menjadi Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat.
Hal ini diwujudkan lewat SK rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta No
116 tanggal 26 Juli 2001 dengan itu secara yuridis, sebagaimana Lembaga
Pengabdian Pada Masyarakat, Lembaga Penelitian merupakan lembaga struktural
yang secara organisatoris bertanggungjawab terhadap kemajuan, arah, dan idea
pengembangan ilmu hingga implementasinya dalam program penelitian di
lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara fungsional lembaga
penelitian berfungsi sebagai koordinator, pengawas pengendali sumber daya
dalam penelitian yang dilakukan baik oleh pusat-pusat penelitian maupun pusat–
pusat studi yang ikut bergabung dalam penelitian.
Restrukturisasi Lembaga Penelitian melalui pemisahan dengan Lembaga
Pengabdian telah memberikan kebebasan dan wewenang yang lebih ideal untuk
pengembangan sebuah Lembaga Penelitian. Dengan struktur organisasi tersebut,
Lembaga Penelitian diberikan kebebasan yang lebih banyak untuk menggalang
kerjasama dengan lembaga-lembaga baik dalam maupun di luar lingkungan UIN
35
Syarif Hidayatullah Jakarta, termasuk didalamnya dengan lembaga pemerintah
maupun swasta. Lingkup kerjasama tersebut tidak hanya mencakup aktifitas
penelitian, tapi juga penyelenggaraan pelatihan, penataran, seminar serta
penerbitan jurnal. 24
Menurut penulis Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
merupakan lembaga yang berada dibawah naungan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai lembaga yang menyelenggarakan penelitian, pendidikan, dan
publikasi melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah dan swasta.
Sampai saat ini, Lembaga Penelitian telah berhasil menghidupkan budaya
penelitian dikalangan sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini
terlihat dari peningkatan yang signifikan jumlah penelitian yang dikoordinasikan
oleh Lembaga Penelitian, serta peningkatan semangat sivitas akademika UIN
mengikuti kegiatan pengembangan yang terkait dengan penelitian seperti
pelatihan penelitian, tingkat dasar, menengah, eksekutif, dan profesional.25
B. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi dari Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah
mengantarkan segenap sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
dapat mengembangkan potensi penelitian dan pengabdian pada masyarakat bagi
terwujudnya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai kampus riset (Research
24 Syamsir Salam, Profil Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN, 2007), h. 2. 25Syamsir Salim. Profil Lembaga Penellitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta., h. 4.
36
University). Dan berdasarkan visi yang diemban tersebut, maka misi yang
dikembangkan sebagai berikut:
1. Melakukan dan mengembangan model penelitian keagamaan, pendidikan,
sosial, hukum, ekonomi, budaya, dan penelitian kesehatan.
2. Melakukan pemberdayaan masyarakat melalui proses pendidikan.
3. Melakukan penerbitan dan publikasi ilmiah.
4. Melakukan pelatihan dan workshop bagi pengembangan keilmuan dan
masyarakat.
5. Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga internal dan eksternal, baik
dalam maupun luar negeri dalam meningkatkan mutu penelitian dan
pengembangan masyarakat.26
Adapun tujuan didirikannnya Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam mendesain dan melakukan penelitian.
2. Meningkatkan kemampuan sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam menyususn progran dan melakukan kegiatan pengembangan
Birowo, M Antunius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi
Yogyakarta: Gitanyali, 2004. Bulaeng, Andi. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: Andi,
2004. Farihah, Ipah. Buku panduan Penelitian: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta: Crew Fazamedia, 2006. Fatra, Maifalinda “Kualitas penelitian dosen Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.” Laporan penelitian Dosen Fakultas Ilmu Teknologi, LEMLIT, 2005.
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo, 2002. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: ANDI, 2002. Hardjana, Andre. Audit Komunikasi: Teori dan Praktek. Jakarta: Grasindo, 2002. Holbert, Niel B dan Mark W. Speece, Prentical marketing Research: An
Integrated Global Perspective. Singapore: Prentice Hall Inc, 1993. Jumroni. Metode-metode penelitian komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press,
Neuman, W. Lawrence. Social Research Methods: Qualitive and Quantitative
Approaches. London: Allyn and Bacon, 1997. Peneliti IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Laporan Hasil Penelitian: Bibliografi
Hasil Penelitian Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi Agama Tahun 1990-1997.” Jakarta: DEPAG RI, 1997.
Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN
Jakarta PRESS, 2006.
62
Saiful Haq-Rizal “Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Layanan Informasi Untuk Akademika” Diktat 2 fakultas Adab dan Humaniora, UIN jakarta, 2006.
Soeharjan, M. “Pengertian Tentang Mutu Karya Tulis Ilmiah” Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, no. 1 ( Januari 2000): h. 18. Sofa, “Metode Analisis Isi, Reliabilitas dan Validitas dalam Metode
Penelitian Komunikasi”. Artikel ini diakses pada tanggal 31 maret 2008 dari http://massofa.wordpress.com/2008/01/28/metode-analisi-isi-reliabilitas-dan-validitas-dalam-metode-penelitian