PENGARUH SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR, DAN JASA JASA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Ekonomi Islam/Manajemen Perbankan ELA KADASIH SIPITRI NIM: SES.141289 JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN REPARASI
MOBIL DAN SEPEDA MOTOR, DAN JASA JASA TERHADAP PRODUK
DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Ekonomi
Islam/Manajemen Perbankan
ELA KADASIH SIPITRI
NIM: SES.141289
JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
MOTTO
يمه ٱ لرحمنٱ لله ٱ بسم د ٱ ١ لرحه مح ه لح ه رب يمه لر ٱ لرحمنٱ ٢ لحعلمهي ٱلله ه ٱملهكه يوحمه ٣ حه ٤ ينه ل تعهي إهياك ب د وإياك نسح ناٱ ٥نعح ده رط ٱ هح ه ح ٱ لص تقهيم ل سح رط ٦ م لهين ٱ صه
ه أ يحههمح غيح
ت عل نحعمحوبه ٱ حمغحض يحههمح ول ل
هي ٱعل ٧ لضال
(Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai
di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan Hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan
orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat) (Al-Qur’an dan terjemahannya )
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada allah SWT, dan nabi muhammad SAW,
skripsi saya dipersembahkan dan diperuntukan khusus untuk orang-orang yang
dikasihi dan disayangi yaitu:
1. Ayahanda Alm.Sahak dan ayah tiri ku ayahanda Baharuddin dan Ibunda
Nurhasanah tercinta yang telah membimbing dari waktu kecil hingga sekarang
dengan penuh kasih sayang.
2. Nenek dan kakek tercinta Chehek Bil Ma’ruf Dan Sabeana yang telah memotivasi
saya dari awal kuliah sampai saat ini, terimakasih atas doa dan semangatnya.
3. Tante dan oomku Syamsiah Spd dan Rauf arifin sebagai motivasi, trimakasih atas
semangat dan dukungannya sehinnga penulis tetap teguh dalam berjuang.
4. Adikku Auliya Nurazizah trimakasih telah menjadi teman berbagi ku selama ini.
5. Keluarga besar ibu Hj.William Fs yang senantiasa memberikan restu, doa ,
motivasi dan dorongan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik
6. Sahabat seperjuangan khususnya jurusan Ekonomi Islam/Manajemen Perbankan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
selalu memberikan semangat dan informasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
V
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi
kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena jumlah penduduk terus bertambah
dan berarti kebutuhan ekonomi terus bertambah, sehingga dibutukan penambahan
pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh dengan peningkatan output agregat (
barang dan jasa) atau produk domestik regional bruto ( PDRB) setiap tahun. Untuk
melaksanakkan pembangunan dengan sumber daya yang terbatas sebagai konsekuensinya
harus difokuskan kepada pembangunan sektor-sektor yang memberikan dampak
pengganda ( multiplier effect ) yang besar terhadap sektor-sektor lainnya atau
perekonomian secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
sektor, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa-
jasa terhadap pertumbuhan PDRB di kota jambi sebagai bahan informasi dan pertimbangan
dalam perencanaan pembangunan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data skunder
berupa runtutan waktu ( time series) dari produk domestik regional bruto (PDRB) Kota
Jambi 2010-2016. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu model analisis
regresi linier berganda dengan metode ordinary least square (OLS) yang meliputi
Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi
daerah. Karena jumlah penduduk yang terus bertambah dan berarti
kebutuhan ekonomi juga bertambah , sehinngga dibutukan penambahan
pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh dengan peningkatan
output agregat ( barang dan jasa ) atau Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) setiap tahun. Untuk melaksanakan pembangunan dengan
sumberdaya yang terbatas sebagai konsekuensinya harus difokuskan
kepada pembangunan sektor sektor yang memberikan dampak pengganda
(multiplier effect ) yang besar terhadap sektor sektor lainnya atau
perekonomian secara keseluruhan. 1
Pembangunan nasional mempuyai dampak atas pembangunan
daerah,sebab daerah merupakan bagian integral dari suatu negara.
Indonesia adalah negara kesatuan, dimana rencana-rencana pembangunan
meliputi rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan.
regional.2 Padadasarnya pembagunan regional. berkaitan dengan
1Merlinawati Umar Amiri, Pengaruh Sektor Perdagangan Hotel Dan Restoran Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Manado, Jurnal Fakulyas Ekonomi Dan Bisnis,Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan, Universitas Sam Ratulangi , Manado 2Sri Subanti, Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara: Pendekatan Sektor Basis Dan Analisis Input- Output Jurnal Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia Hal 1
2
pembagunan nasional. Otanomi daerah memberikan kesempatan bagi
daerah untuk memberikan sumberdaya yang dimiliki untuk meningkatkan
kesejahtraan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah dan
masyarakatnya harus bersama-sama berpartisipasi membagun daerahnya
dengan cara mengoptimalkan sumber daya yang ada didaerah untuk
kemakmuran rakyat dan mendorong perekonomiaan daerah.3
Pembagunan daerah berdasarkan otonomi daerah diatur dalam
undang-undang No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah kemudian
direfisi menjadi Undang- Undang No 32 tahun 2004 dan Undang-Undang
No 5 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah dan direvisi kembali menjadi Undang-Undang N0 33tahun
2004. Undang-Undang tersebu tmerupakan landasan bagi daerah untuk
membagun daerahnya secara mandiri dengan lebih mengandalkan
kemampuaan danpotensi yang dimiliki daerah. Undang-Undang ini juga
memberikan wewenangan yang lebih besar (localdirection) kepada daerah
untuk merancang berbagai program pembagunan yang sesuai dengan
keinginan masyarakat stempat (local needs).
Perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari pertumbuhan
ekonomi secara agregat yang dapat dihitung melalui Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) yang rata-rata tertimbang dari tingkat
pertumbuhan sektoralnya, artinya apabila suatu sektor mempunyai
3Merlinawati Umar Amiri, Pengaruh Sektor Perdagangan Hotel, Dan Restoran Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Manado. Jurnal Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Hal 1-2
3
kontribusi besar dan pertumbuhan sangat lambat maka hal ini akan lambat
maka hal ini dapat menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara
agregatif. Sebaliknya apabila sektor tersebut mempuyai tingkat
pertumbuhanan yang tinggi dan sekaligus dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.4 PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.
PDRB menurut lapangan usaha dikelompokan dalam 16 sektor
ekonomi sesuai dengan Badan Pusat Statistik Kota Jambi sebagai berikut:.
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Pertambangan dan
Penggalian,Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan
Air, Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi dan Perawatan
Mobil danSepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa
Keuangan, Real Estat, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial 5
Pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi sebagian besar ditopang
oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
4Akhmad Ghofir Afandi,Pengaruh Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel Dan Restoran Dan Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Mojokerto.Jurnal Fakultas Ekonomi,Unesa,Kampus Ketintang Surabaya. Hal 2
5http://www.jambi kota ac.id
4
motor dan sektor jasa-jasa. Sehinnga kota ini memiliki potensi sebagai
kota bisnis hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1
Data Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan
Sepeda Motor Kota Jambi Tahun 2010-2016 (Dalam Juta Rupiah)
Tahun Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor Kota Jambi
(Juta Rupiah
Pertumbuhan
PER (%)
sher
2010 2.562.046,20 23. 143,275,53
2011 2.793.035,08 8,27 % 23.406,455,59
2012 3.039,039,39 8,09% 23.653,530,89
2013 3.318,509,55 8,42 % 23,806,105,35
2014 3.763,510,19 11,84% 24.956.583,88
2015 4.219,917,98 10,82% 26.505.008,48
2016 4.544.458,55 7,14% 26.723.023,20
Rata-
Rata
3.462.930,99 9,09% 24.786.250,95
5
Sumber : bps data diolah
Dari tabel di atas terlihat bahwa sektor perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Kota Jambi tahun 2010-2016
terendah adalah 2.562.046,20 juta rupiah pada tahun 2010, dan terus
mengalami pertumbuhan sampai tahun 2016, dan terbesar adalah
4.544.458,55 pada tahun 2016 juta rupiah. Hal ini disebabkan semakin
besarnya kebutuhan masyarakat, dan semakin banyaknya kendaraan
sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan atas reparasi mobil dan
sepeda motor. Pertumbuhan tertinggi adalah sebesar 11,82% pada tahun
2014, dan terendah sebesar 7,14% pada tahun 2016. Rata-rata sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Kota
Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp. 3.462.930,99 juta, dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 9,09%.
Tabel 2
Data Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi Tahun 2010-2016
(Dalam Juta Rupiah)
Tahun Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi
(Juta Rupiah)
Pertumbuhan
JS- JS (%)
sher
2010 1.880.161,80 16.983.742,75
2011 2.061.952,70 8,82 % 17.279.764,82
2012 2.219.238,11 7,04 % 17.272.833,84
2013 2.337.086,34 6,64% 18.370.438,03
2014 2.492.564,01 4 63 % 16.528.687,99
6
2015 2.636.320,66 5,45 % 16.558.544,62
2016 2.861.461,10 7,87 % 16.826.404.53
Rata-
Rata
2.361.254,96 6,75 % 16.900.900,16
Sumber: bps kota jambi data diolah
Dari tabel di atas terlihat bahwa sektor jasa-jasa Kota Jambi tahun
2010-2016 terendah adalah Rp. 1.880.161,80 juta pada tahun 2010, dan
terus mengalami pertumbuhan sampai tahun 2016, dan terbesar adalah Rp.
2.861.461,10 juta pada tahun 2016 juta rupiah. Hal ini menunjukkan
bahwa kebutuhan atas jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahaan,
pendidikan, kesehatan, kegiatan sosial, dan jasa lainnya semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Sektor jasa-jasa terbesar Rp. 2.861.461,10
juta pada tahun 2016, dan terkecil Rp. 1.880.161,80 juta pada tahun 2010.
Pertumbuhan sektor jasa-jasa tertinggi sebesar 8,82% pada tahun 2011,
dan terendah sebesar 4,63% pada tahun 2014 dengan rata-rata sektor jasa-
jasa tahun 2010-2016 adalah Rp. 2.361.254,96 dan rata-rata pertumbuhan
sebesar 6,75%.
Bedasarkan gambaran dan latar belakang masalah tersebut maka
penulis tertarikuntuk meneliti Di Badan Pusat Statistik Kota Jambi yang
berjudul: Pengaruh Sektor Perdagangan Perdagangan Besar Dan
Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor Dan Jasa-Jasa Terhadap
Produk Domestik Regional Bruto Kota Jambi.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka permasalahan
penelitian ini sapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh sektor, Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi
Mobil Dan Sepeda Motor dan sektor jasa- jasa terhadap Produk Dometik
Regional Bruto (PDRB) kota jambi?
2. Bagaimana pengaruh kontribusi Perdagangan Besar Dan Eceran,
Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan jasa- jasa secara simultan
terhadap pruduk domestik regional kota jambi?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui apakah sektor perdagangan, Perdagangan Besar Dan
Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor, dan sektor jasa-jasa
berpengaruh terhadap Produk Dometik Regional Bruto (PDRB)kota
jambi.
2. Ingin mengetahui pengaruh kontribusi perdagagan Besar Dan Eceran,
Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan Jasa- jasa secara simultan
terhadap produk domestik regional bruto kota jambi.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah dan intansi-intansi terkait,diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam
penyusunan perencanaan daerah pembangunan ekonomi Kota Jambi
secara lebih terpadu dan sinergi.
2. Hasil penelitian ini juga sebagai referensi bagi peneliti yang akan
meneliti lebih lanjut yang bersangkutan dengan judul ini.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Konseptual
1. Perdagangan
Perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
pengumpulan dan penjualan kembali (tanpa perubahan bentuk). Sub sektor
perdagangan besar dan eceran dipicu oleh kegiatan konsumsi rumah
tangga musiman seperti perayaan hari besar keagamaan seperti Lebaran,
Natal dan Tahun Baru. Selain itu peningkatan jumlah toko-toko eceran
juga turut menyebabkan intensitas perekonomian pada sektor ini terus
bertambah biasanya sub sektor diukur dengan satuan rupiah (Rp) per
tahun.
2. Jasa- Jasa
Jasa merupakan tindakan perbuatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intengible (
tidak berwujud fisik ) dan tidak menghasilakan kepemilikan suatu yang
diukur dengan satuan rupiah ( Rp) pertahun.
3. Produk Domestic Regional Bruto (PDRB)
Menurut Badan Pusat Statistik (2011) PDRB merupakan jumlah
nilai tambah yang dihasilkan oleh saluran unit produksi dalam suatu
wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
10
4. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan
yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat
diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Pertumbuhan ekonomi juga sebagai tolak ukur dalam
mengetahui seberapa maju dan berkembangnya suatu wilayah. Tinggi
rendahnya pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh faktor internal
maupun eksternal.Suatu kondisi dimana terjadi peningkatan pendapatan
yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah produksi barang dan
jasa.Setelah mengetahui pengertian pertumbuhan ekonomi, tentunya
seluruh negara menginginkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang
tinggi pada setiap tahunnya. Maka, negara-negara tersebut perlu
melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan jumlah produksi barang
dan jasa.6
6Duma Lasmaria Siagian “Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pengangguran (Study Kasus Di Provinsi Sumatera Utara)”. Jurnal Ilmiah Jurusan Ilmu Ekonomi ,
Fakultas Ekonomi Pascasarjana,hal. 5.
11
B. Kerangka Teori
Tujuan utama dari usaha-usaha pembagunan ekonomi selain
menciptakan pertumbuhan yang setinggi-tingginya, harus pula menghapus
atau mengurangi tingkat kemiskinan,ketimpangan pendapatan, dan tingkat
pengangguran.7
Teori pertumbuhan Karl Bucher sebagaimana yang dikutip dalam
buku (siagian 2004) adalah Pertumbuhan ekonomi melalui tiga tingkat
yaitu : Produksi untuk kebutuhan sendiri, Perekonomian kota, dimana
pertukaran sudah meluas dan perekonomian nasional dimana peranan
perdagangan-perdagangan tampak makin kecil.8
Menurut pandangan ekonomi klasik mengemukakan bahwa pada
dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
yaitu (1) jumlah penduduk, (2) jumlah stok barang dan modal, (3) luas
tanah dan kekayaan alam, (4) tingkat teknoligi yang digunakan.9Alat untuk
mengukur keberhasilan perekonomiaan suatu wilayah adalah pertumbuhan
ekonomi wilayah itu sendiri. Perekonomiaan wilayah akan mengalami
kenaikan dari tahun ketahun dikarenakan adanya penambahan pada faktor
produksi.selain faktor produksi, jumlah angkatan kerja yang bekerja juga
akan meningkat dari tahun ketahun sehingga apabila dimanfaatkan dengan
maksimal maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
7 Dr. muammilsun’an, Abdurrahman senuk, Ekonomi Pembangunan Daerah,( Jakarta,
MitraWacana Media; 2015) hlm 27 8Yulianto, Analisis PDRB Kabupaten Kebumen Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Atas
Dasar Harga Yang Berlaku Tahun 2008-2013, Yogyakarta 9Richard T. Gill, Ekonomi Pembangunan Dulu Dan Sekarang,( Jakarta, Balai Aksara; Ghalia
Indonesia; 1983) Hal 51
12
1. Teori pertumbuhan Endogen
Teori Pertumbuhan endogen merupakan suatu teori pertumbuhan
yang menjelaskan bahwa pertumbuhan dalam jangka panjang ditentukan
dari dalam model dari pada oleh beberapa variabel pertumbuhan yang
dianggap eksogen.10 Teori pertumbuhan endogen (endogenous growth
theory) muncul dikarenakan kinerja teori neo Klasik yang tidak
memuaskan dalam menjelaskan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi
jangka panjang yang telah menyebabkan kekecewaan yang meluas
terhadap teori pertumbuhan ekonomi neoKlasik. Teori pertumbuhan
endogen atau secara lebih sederhana disebut dengan teori pertumbuhan
baru (new growth theory), menyajikan suatu kerangka teoritis untuk
menganalisis pertumbuhan endogen atau proses pertumbuhan Gross
National Product (GNP) yang bersumber dari suatu sistem yang mengatur
proses produksi. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan GNP itu
sebenarnya merupakan suatu konsekuensi alamiah atas adanya ekulibrium
jangka panjang.11
2. Teori Pembangunan Daerah
Istilah pembangunan dapat diartikan berbeda-beda oleh satu orang
dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lainnya bahkan
antara negara satu dengan negara yang lain. Secara tradisonal
10Sri Isnowati “Penerapan Model Kweka Dan Morissey Dalam Menerangkan Pertumbuhan
Ekonomi (Study Kasus Di Jawa Tengah)”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 19.No. 1, (2012), hal.
27. 11Muhammad Haris Hidayat “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan IPM
Terhadap Ketimpangan Pendapatan (Study Kasus Di Provinsi Jawa Tengah)”.Skripsi (2012), hal.
25.
13
pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus-menerus pada Gross
Domestic Product (GNP)atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
suatu negara. Untuk daerah makna pembangunaan yang tradisional
difokuskan pada peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB)
suatu provinsi, kabupaten atau kota.
Pembangunan daerah juga merupakan upaya untuk
memberdayakan masyarakat diseluruh daerah sehingga terciptannya
lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas
kehidupan yang lebih baik, maju, tentram,dan sekaligus memperluas
pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi peningkatan
harkat,martabat,dan harga diri.
Pembangunan daerah dapat dilihat dari berbagai segi. (1) dari segi
pembangunan sektoral. Pencapaian sasaran pembangunan nasional yang
dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan sektoral yang
dilaksanakan didaerah. Pembangunan sektoral disesuaikan dengan kondisi
daerah. (2) dari segi pembangunan wilayah yang meliputi perkotaan dan
pedesaan sebagai pusat dan kegiatan sosial ekonomi dari wilayah tersebut.
(3) pembangunan daerah dilihat dari segi pemerintahan. Tujuan
pembangunan deerah hanya dapat dicapai apabila pemerintah daerah dapat
melaksanakannya dengan baik. Oleh karena itu, pembangunan daerah
merupakan usaha mengembangkan dan memperkuat pemerintah daerah
dalam rangka makin mantapnya otonomi daerah yang nyata, dinamis
serasi dan bertanggung jawab.
14
Pemahaman pembangunan daerah sebagai penjabaran dari
pembangunan nasional, kinerja pembangunan nasional merupakan agregat
dari kinerja dari pembangunan diseluruh daerah. Pencapaian semua
provinsi, dan pencapaian tujuan di tingkat provinsi merupakan agregasi
pencapaian tujuan di tingkat Kabupaten/Kota. Dengan demikian tangung
jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam pembanguan nasional
menjadi kewajiban bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan nasional. Singkronisasi kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan sangat penting untuk menstabilkan
pengelolaan dan pemerataan sumber daya yang terbatas.
Pembangunan regional sebaiknya lebih memperhatikan
keunggulan-keungguulan dan karekteristik khusus suatu daerah.
Pembangunan juga harus dapat meningkatkan pendapatan perkapita dari
penduduk tersebut dan akan meningkatkan daya tarik daerah untuk
menarik investor-investor baru untuk menanamkan modalnya didaerah,
yang pada akhirnya akan mendorong kegiatan ekonomi yang lebih tinggi.
12
3 Teori Ekonomi Neo Klasik
Menurut teori ini ada dua konsep pokok dalam pembangunan
ekonomi daerah yaitu keseimbangan ( equilibrium) dan mobilitas faktor
produksi daerah. Artinya, sistem perekonomiaan akan mencapai
12Kuncoro,Mudrajad,Ekonomi Pembagunan Teori, Masalah, Dan Kebijakan, (UPP AMP
Yogyakarta; 2000) Hal 18
15
keseimabangan alamiahnya jika modal bias mengalir tanpa retriksi/
pembatasan.13 Oleh karena itu modal akan mengalir dari daerah yang ber
upah tinggi menuju daerah yang ber upah rendah.
Model pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik Solow merupakan pilar
yang sangatmemberi kontribusi terhadap teori pertumbuhan Neo-Klasik
sehingga penggagasnya, Robert Solow, dianugrahi hadiah Nobel bidang
ekonomi
Robert Solow berbeda dari model Harrod-Domar yang
mengasumsikan skala hasil tetap dengan koefisien baku, model
pertumbuhan Neo-Klasik Solow berpegang skala hasil yang terus
berkurang (diminishing return) dari input tenaga kerja dan modal jika
keduanya dianalisis secara terpisah, jika keduanya dianalisis secara
bersamaan atau sekaligus, Solow juga memakai asumsi skala hasil tetap
tersebut.
Menurut Schumpeter para pengusaha merupakan golongan yang
akan terus-menerus membuat perubahan atau inovasi dalam kegiatan
ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru,
mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu
barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasar-pasaran yang baru,
mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan
perubahan- perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi
keefisien kegiatan perusahaan.
13Arsyad.L,Ekonomi Pembangunan Edisi Ke Empat,(STIE YKPN,Yogyakarta;2004) 98
16
Schumpeter juga menambahkan makin tinggi tingkat kemajuan
sesuatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan
inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat jalannya. Pada
akhirnya akan tercapai tingkat keadaan tidak berkembang yang dalam
pandangan Schumpeter keadaan tersebut akan terjadi pada tingkat
pertumbuhan yang tinggi.14
4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau Produk domestik
bruto (PDB)
Salah satu indikator makro ekonomi yang penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah pada suatu priode tertentu
adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat
Statistik (2011) PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh saluran unit produksi dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diukur dengan
indikator utama yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas
dasar konstan dan PDRB atas dasar berlaku. PDRB atas dasar harga
konstan dihitung dengan menggunakan harga tetap pada suatu tahun
tertentu sebagi dasar/reverensi. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku
14Muhammad Haris Hidayat “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan IPM
Terhadap Ketimpangan Pendapatan (Study Kasus Di Provinsi Jawa Tengah)”.Skripsi (2012), hal.
23-24.
17
dihitung dengan menggunakan harga tahun berjalan. PDRB atas berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa. Ada tiga pendekatan yang
digunakan dalm perhitungan PDRB, yaitu:
a. Pendekatan produksi, yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit produksi/sektor dalam suatu wilayah
pada suatu priode tertentu ( biasanya satu tahun). 17 lapangan
usaha yaitu : (1) pertanian kehutanan dan perikanan, (2)
pertambangan dan penggalian, (3)industri pengolahan, (4)
Pengertian basis ekonomi di suatu wilayah tidak bersifat statis
melainkan dinamis, maksudnya pada tahun tertentu mungkin saja sektor
tersebut merupakan sektor basis, namun pada tahun berikutnya belum
tentu sektor tersebut secara otomatis menjadi sektor basis. Sektor basis
bisa mengalami kemajuan atau kemunduran. Adapun sebab sebab kemjuan
sektor basis adalah perkembangan jaringan tranportasi dan komunikasi;
perkembangan pendapatan dan penerimaan daerah ; perkembangan
teknologi; dan adanya perkembangan prasarana ekonomi dan sosial.
Sedangkan penyebab kemunduran sektor basis adalah adanya perubahan
permitaan dari luar daerah, dan kehabisan cadangan sumber daya18.
8. Model Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
situasi dan kondisi yang terjadi. Secara umum model pertumbuhan
lebih bersifat mekanistis dari pada empiris. Suatu model mekanistis
biasanya dikembangkan dari asumsi-asumsi tentang jenis
pertumbuhannya, yaitu dengan cara menurunkan persamaan diferensial
atas asumsi-asumsi yang ditetapkan untuk mendapatkan model
pertumbuhannya. Di lain pihak, suatu pihak empiris dipilih agar
menghampiri secara empiris terhadap model mekanistis yang belum
diketahui. Bentuk yang diinginkan dari modal pertumbuhan harus dapat
mewakili penyederhanaan fakta di lapangan serta paling sederhana.
18 Dr. muammilsun’an, Abdurrahman senuk, Ekonomi Pembangunan Daerah,( Jakarta,
MitraWacana Media; 2015) hlm 79
22
Secara umum pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu
peningkatan kemampuan perekonomian dalam memproduksi barang dan
jasa yang bersifat perubahan kuantitatif dan biasanya diukur dengan
menggunakan data pendapatan perkapita.
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas maka teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori pertumbuhan endogen, teori
neo klasik, dan teori ekonomi klasik.
23
C. Tinjauan Pustaka
No Nama
Peneliti
Judul Variabel Metode
Analisis
Temuan
1. Akhmad
Ghofir
Afandi
Pengaruh
industri
pengolahan
,
perdaganga
n,hotel,dan
restoran
dan
pertanian
terhadap
PDRB
Kabupaten
Mojokerto
Independen:
industri
pengolahan,perd
agangan hotel
dan restoran dan
pertanian
Dependen :
PDRB
Kabupaten Mojokerto
Metode
kuantitatif Hasil dari penelitian
ini menunjukan ada
pengaruh positif
industri pengolahan
terhap PDRB sebesar
0,4 %. Perdagangan
hotel dan restoran
berpengaruh positif
sebesar 1,3%
sedangkan pertanian
berpengaruh positif
sebesar 2,3%19
2. Desak
Ayusriar
y
Bhegaw
ati
Analisis
pengaruh
tiga sektor
utama
ekonomi
terhadap
pertumbuh
an ekonomi
kabupaten
badung
Independen:
tiga sektor utama
ekonomi (sektor
pertanian,
perdagangan
hotel dan
restoran dan
jasa-jasa)
Dependen:
pertumbuhan
ekonomi
kabupaten
badung
Metode
Kuantitatif
.
Dari analisi yang
telah disimpulkan
bahwa kontribusi
sektor pertanian
sektor perdagangan
hotel dan restoran
serta sektor jasa
secara simultan
berpengaruh terhadap
perumbuhan ekonmin
kabupaten badung
yakni dilihat dari
nilai koefisien yang
di stadarisasikan
sebesar 94.9 %20
3. Claudya
Pingkan
Lomban
Analisis
pengaruh
sektor
keuangan,
real estate,
jasa
keuangan,
dan sektor
Independen:
Sektor keuangan
real estate, jasa
keuangan, dan
sektor jasa-jasa
Dependen:
PAD Kota
Metode
Kuantitatif
Sesktor keuangan,
real esate, jasa
keuangan lebih
berpengaruh terhadap
PDRB, sedangkan
sektor jasa
pengaruhnya lebih
kecil terhadap PDRB
19Akhmad Ghofir Afandi,Pengaruh Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel Dan Restoran Dan
Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Mojokerto.Jurnal Fakultas Ekonomi,Unesa,Kampus
Ketintang Surabaya 20 Desak Ayu Sriary Bhegawati, Analisis Pengaruh Tiga Sektor Utama Ekonomi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Badung, Jurnal Universitas Mahasaraswati, Denpasar
24
jasa-jasa
terhadap
pendapatan
asli daerah
kota
manado
Manado dan untuk hubungan
positif dan
signifikan.21
4. Jasman
Saripudi
n
Hasibua
n
Analisis
kontribusi
sektor
industri
terhadap
PDRB
Kota
Medan
Independen:
Sektor industri
Dependen:
PDRB Kota
Medan
Metode
Kuantitatif
Nilai produksi kota
Medan mengalami
peningkatan tetapi
kontribusi sektor
industri terhadap
PDRB mengalami
penurunan ini
dikarenakan semakin
besarnya sektor
sektor lain yang
memberikan
kontribusi besar
kepada PDRB. 22
D. Krangka Pemikiran
Berdasasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah,
tujuan penelitian, dan landasan teori yang telahdikemukakan diatas maka
hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam
sebuah pemikiran yang dapat ditunjukan oleh gambar sebagai berikut :
21Claudya Pingkan Lomban, Analisis Pengaruh Sektor Keuangan, Real Estate, Jasa Keuangan,
Dan Sektor Jasa-Jasa Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Manado, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi, Manado 22Jasman Saripudin Hasibuan, Analisis Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB Kota Medan,
Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara
PER
(X1) PDRB
(Y)
JASA JASA
(X2)
25
Keterangan:
X1 = PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor
X2 = Jasa- Jasa
Y = Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
E. Hipotesis
H0 = Tidakadapengaruh sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dan Jasa-
jasa terhadaap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Jambi.
Ha = Terdapatpengaruh sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dan Jasa-
jasa terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Jambi
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, obyek
atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peniliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun definisi kedua
variabel tersebut yaitu:
a. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel yang menjadi pusat penelitian utama peneliti.Hakikat sebuah
masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen
yang digunakan dalam sebuah model. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel dependen adalah
Y : Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB)
b. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang
pengaruh positif maupun yang pengaruhnya negative. Variabel
independen dalam penelitian ini yaitu PerdagnaganBesar Dan
Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan Jasa- jasa Dengan
desain penelitian:
X1 : PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda
Motor Tahun 2010-2016
27
X2 : jasa- jasa tahun 2010-2016
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstruk dengan cara member arti, atau menspesifikasikan
kejelasan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstruk atau variabel tersebut. Definisi operasional bertujuan
untuk dapat menjelaskan dan menjabarkan variabel apa saja yang timbul
dalam indikator yang terperinci. Penelitian ini termasuk dalam kategori
penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian dilakukan untuk
mengetahui nilai suatu variabel independen tanpa membandingkan atau
menghubungkan dengan variabel independen lain.
Untuk memudahkan dalam pemahaman terhadap istilah dari variabel
yang digunakan pada penelitian ini, maka dapat dijelaskan definisi
operasional untuk tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut :
a. PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda
Motor Kota Jambi dalam satuan persen dari tahun 2010-2016.
b. Jasa-jasa di Kota Jambi dalam satuan persen dari tahun 2010-
2016.
c. Produk Domestik Regional Bruto pada Kota Jambi dalam satuan
persen dari tahun 2010-2016.
28
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Data dalam sebuah penelitiaan merupakan bahan pokok yang akan
diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah-masalah dalam penelitian.
Jenis data yang digunakan dalam sebuah penelitian dalam menyusun karya
ilmiah ataupun penyusunan skripsi biasanya berupa data primer dan
sekunder.Tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan data sekunder.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan
atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah
terhadap dokumentasi pribadi, resmi kelembagaan, reverensi atau
literature laporan yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan
penelitian.23Data sekunder merupakan data yang bukan di usahakan sendiri
pengumpulanya oleh peneliti misalnya dari biro statistik, majalah, Koran,
keterangan-keterangan atau publikasi lainya.Data Sekunder merupakan
data yang diperoleh melalui pengambilan pengumpulan atau pengolahan
data yang biasanya bersifat studi dokumentasi.
2. Sumber Data
Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamanya
harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam
menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen
penlitian.24Sumber data merupakan bahan pokok yang dapat diolah dan
23Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta: Gaung