JURNAL TEKNIK SIPIL EFEKTIVITAS PENGAWETAN KAYU TERHADAP SERANGAN RAYAP DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET EKSTRAK TEMBAKAU DAN UREA Suryadi Prasetyo Drs. Darmono, M. T. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Email: [email protected]ABSTRAK Pengujian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efektivitas pengaruh awal penggunaan bahan pengawet ekstrak tembakau dan urea dengan konsentrasi dan waktu perendaman yang berbeda-beda terhadap keawetan kayu dari sisi visual serta kehilangan berat benda uji. Proyek akhir ini merupakan pengujian dalam bentuk eksperimen antara kayu sengon yang direndam pada bahan pengawet dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Bahan pengawet yang digunakan adalah ekstrak daun tembakau dan urea dengan konsentrasi pada bahan pengawet A ekstrak tembakau 50% urea 5%, bahan pengawet B ekstrak tembakau 75% urea 10%, dan bahan pengawet C ekstrak tembakau 100% urea 15%. Spesifikasi benda uji yaitu kayu sengon dengan dimensi 5x7x15, untuk benda uji A direndam dalam bahan pengawet A sebanyak 15 buah, benda uji B kayu sengon direndam dalam bahan pengawet B sebanyak 15 buah, benda uji C kayu sengon direndam dalam bahan pengawet C sebanayak 15 buah, dan benda uji D yang berfungsi sebagai kontrol dalam pengujian ini sebanyak 5 buah. Analisis pengujian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil pengujian yang dilakukan dalam sarang rayap selama 32 hari menunjukkan: (1) Pengaruh penggunaan bahan pengawet ekstrak tembakau dan urea terhadap keawetan kayu A, B, C cukup efektif jika dibanding dengan benda uji D (kontrol) dilihat dari sisi visualisasi benda ujinya. (2) Pengaruh penggunaan bahan pengawet ekstrak tembakau dan urea dilihat dari besarnya kehilangan berat setelah pengujian ini yaitu benda uji A sebesar 4,087 gr, benda uji B 3,279 gr, benda uji C sebesar 2,262 gr, dan benda uji D sebesar 22,234 gr. Dari data tersebut, masing-masing pengaruh dari segi kehilangan berat pada benda uji dapat diurutkan dari yang terefektif yaitu pertama bahan pengawet ekstrak tembakau 100% dan urea 15%, kedua bahan pengawet ekstrak tembakau 75% dan urea 10%, kemudian bahan pengawet ekstrak tembakau 5% dan urea 5%. Kata kunci: tembakau, urea, pengawetan kayu
16
Embed
JURNAL TEKNIK SIPIL - core.ac.uk · PDF filejurnal teknik sipil efektivitas pengawetan kayu terhadap serangan rayap dengan menggunakan bahan pengawet ekstrak tembakau dan urea suryadi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURNAL TEKNIK SIPIL
EFEKTIVITAS PENGAWETAN KAYU TERHADAP SERANGAN RAYAPDENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET EKSTRAK
TEMBAKAU DAN UREA
Suryadi PrasetyoDrs. Darmono, M. T.
Program Studi Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Negeri Yogyakarta
ABSTRAKPengujian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efektivitas pengaruh
awal penggunaan bahan pengawet ekstrak tembakau dan urea dengan konsentrasidan waktu perendaman yang berbeda-beda terhadap keawetan kayu dari sisi visualserta kehilangan berat benda uji.
Proyek akhir ini merupakan pengujian dalam bentuk eksperimen antarakayu sengon yang direndam pada bahan pengawet dengan konsentrasi yangberbeda-beda. Bahan pengawet yang digunakan adalah ekstrak daun tembakaudan urea dengan konsentrasi pada bahan pengawet A ekstrak tembakau 50% urea5%, bahan pengawet B ekstrak tembakau 75% urea 10%, dan bahan pengawet Cekstrak tembakau 100% urea 15%. Spesifikasi benda uji yaitu kayu sengondengan dimensi 5x7x15, untuk benda uji A direndam dalam bahan pengawet Asebanyak 15 buah, benda uji B kayu sengon direndam dalam bahan pengawet Bsebanyak 15 buah, benda uji C kayu sengon direndam dalam bahan pengawet Csebanayak 15 buah, dan benda uji D yang berfungsi sebagai kontrol dalampengujian ini sebanyak 5 buah. Analisis pengujian ini menggunakan metodeanalisis deskriptif kuantitatif.
Hasil pengujian yang dilakukan dalam sarang rayap selama 32 harimenunjukkan: (1) Pengaruh penggunaan bahan pengawet ekstrak tembakau danurea terhadap keawetan kayu A, B, C cukup efektif jika dibanding dengan bendauji D (kontrol) dilihat dari sisi visualisasi benda ujinya. (2) Pengaruh penggunaanbahan pengawet ekstrak tembakau dan urea dilihat dari besarnya kehilangan beratsetelah pengujian ini yaitu benda uji A sebesar 4,087 gr, benda uji B 3,279 gr,benda uji C sebesar 2,262 gr, dan benda uji D sebesar 22,234 gr. Dari datatersebut, masing-masing pengaruh dari segi kehilangan berat pada benda uji dapatdiurutkan dari yang terefektif yaitu pertama bahan pengawet ekstrak tembakau100% dan urea 15%, kedua bahan pengawet ekstrak tembakau 75% dan urea 10%,kemudian bahan pengawet ekstrak tembakau 5% dan urea 5%.
Kata kunci: tembakau, urea, pengawetan kayu
ABSTRACTThis test is aimed to determine the effectiveness of the preservative early
effect on using of tobacco extracts and urea concentration and varyingimmersion time on the durability of the wood from the visual side of thespecimen-weight-loss.
This final project is an experiment testing on the Sengon which is soakedin preservatives with varying concentrations. the preservative that is usedis extract tobacco leaf and urea which concentration preservative A tobaccoextract 50% urea 5%, preservatives B tobacco extract 75% urea 10%,and preservatives C tobacco extract 100% urea 15%. The specimens pecificationsare sengon with dimensions 5x7x15, for specimen A is immersed in a preservativeas many as 15 pieces, sengon B specimen is immersed in a preservative as manyas 15 pieces B, C sengon specimens immersed in preservative C as many as 15pieces, and specimens D, that is used as controls in this test, as many as 5 pieces.
This test analysis using quantitative descriptive analysis method.Theresults of the tests in the termite nest for 32 days shows:(1) Effect of the use oftobacco extracts preservatives and urea on the durability of timber A, B, C iseffective when compared with the test specimen D (control) in terms of the testingobject visualization.(2) Effect of the use of tobacco extracts and preservatives ureacan be seen from the specimens weight-loss after the test, namely A specimenof 4.087 g, B specimen of 3.279 g, C specimen of 2.262 g, and D specimens of22.234 gr.From these data, the effect of each specimens in terms of weight-lossin the test can be sorted from the most effective, the first is 100% tobacco extractand urea 15%, second is tobacco extract preservative 75% and urea 10%, then thetobacco extract preservative 5% and 5% urea.
Keywords: tobacco, urea, wood preservations
1. PENDAHULUANDewasa ini persediaan kayu
dari hutan semakin sedikit ditambahmenurunnya mutu kayu, baik darikekuatan maupun keawetannya.Walaupun langka, namun kayumasih diminati sebagian orang untukbahan konstruksi bangunan. Semakinsedikit ketersediaan kayu, makasemakin sedikit pula kayu yangbermutu. Salah satu organisme yangmenyerang kayu adalah rayap. Rayapsering kita jumpai di sekitar kita danmerupakan organisme penguraidalam komponen rantai makanan.Rayap akan merusak komponenkonstruksi rumah atau bangunan
yang material utamanya terbuat darikayu.
Pengawetan kayu bertujuanuntuk menambah umur pakai kayulebih lama, terutama kayu yangdipakai untuk material bangunan atauperabot luar ruangan. Bahanpengawet potensial dikembangkanapabila memiliki daya racun yangefektif, mudah didapat dan murah.Secara umum terdapat tiga kelompokbesar bahan pengawet kayu, yaitu:bahan pengawet berupa minyak,bahan pengawet larut dalam pelarutorganik, bahan pengawet larut air(Hunt dan Garrat, 1967).
Bahan pengawet boraksadalah salah satu dari jenis bahanpengawet yang larut dalam air. Sifat-sifat baik yang dimilikipersenyawaan boron adalah beracunterhadap jamur yang menyebabkanpelapukan pada kayu, beracunterhadap serangga, dapatdipergunakan secara baik secaratekan maupun difusi, tidak korosifterhadap logam.
2. TINJAUAN PUSTAKAa. Kayu Sengon
Kayu sengon yang dalambahasa latin disebut ParaserianthesFalacataria. Nama lokal atau daerahantara lain Sengon (umum),jeungjing (Sunda), sengon laut(Jawa), sika (Maluku), tedehu pute(Sulawesi), wahogon (Irian Jaya).Kayu sengon banyak digunakansebagai konstruksi ringan,kerajinan tangan, papan peti kemas,perabot rumah tangga, kotak cerutu,veneer, kayu lapis, korek api, alatmusik, pulp. Kayu sengon termasukkelas awet IV/V dan kelas IV-V.Sifat umum kayu terasnya berwarnahampir putih atau coklat muda pucatseperti daging, warna kayu gubalumumnya tidak berbeda dengan kayuteras. Teksturnya agak kasar danmerata dengan arah serat lurus,bergelombang lebar atau berpadu.Permukaan kayu agak licin atau licindan agak mengkilap
b. Bahan Pengawet KayuBahan pengawet kayu adalah
pestisida yang bersifat racunsistemik, yaitu masuk ke dalamjaringan kayu kemudian bersentuhanatau dimakan oleh hama (sistemik)atau sebagai racun kontak, yaitulangsung dapat menyerap melalui
kulit pada saat pemberian sehinggaberacun bagi hama (Tarumingkeng,2007). Salah satu bahan pengawetyang digunakan adalah ekstraktembakau (Hadikusumo, 2005) yangdicampur dengan urea kedalamnya1) Tembakau
Tembakau adalah produkpertanian yang diproses dari dauntanaman dari genus Nicotiana.Tembakau dapat dikonsumsi,digunakan sebagai pestisida, dandalam bentuk nikotin dapatdigunakan sebagai obat. Jikadikonsumsi, pada umumnyatembakau dibuat menjadi rokok,tembakau kunyah, dan sebagainya.Tembakau telah lama digunakansebagai entheogen di Amerika.Kedatangan bangsa Eropa keAmerika Utara memopulerkanperdagangan tembakau terutamasebagai obat penenang.
2) UreaUrea pertama kali ditemukan
oleh Hilaire Roulle pada tahun 1773.Urea adalah senyawa organikpertama yang berhasil disintesis darisenyawa anorganik oleh FriedrichWöhler pada tahun 1828. Secarakimiawi, urea adalah suatu senyawaorganik yang didalamnya terkandungunsur karbon, hidrogen, oksigen, dannitrogen dengan rumus kimiaCO(NH2)2. Urea memiliki beratmolekul sebesar 60,056 g/mol, dankandungan nitrogen sebanyak 46,67% dengan pengertian bahwa di dalam100 kg pupuk urea, terkandung 46,67kg nitrogen di dalamnya.
c. Teknik PengawetanProses pengawetan adalah
usaha untuk mempertahankan ataumemperpanjang umur nilai pakaikayu, baik secara kimia maupun
fisika, dengan cara meningkatkanketahanannya terhadap seranganorganisme perusak. Penerapannyadapat dilakukan dengan berbagaimacam cara mulai dari carasederhana, seperti pelaburan,penyemprotan, pencelupan,perendaman, dan atau diikuti prosesdifusi sampai dengan cara vakum-tekan (Anonim; Findlay, 1962;Martawijaya, 1964; dan Hunt danGarrat, 1986). Cara pengawetan kayudapat dilakukan dengan berbagaicara.1) Pengawetan kayu basah:
Peleburan, penyemprotan, difusi(pemanasan dan rendaman dingin,rendaman panas, pencelupan)
2) Pengawetan kayu kering:Pelaburan, pemulasan,penyemprotan, pencelupan,rendaman panas dingin,danvakum tekan.
d. Rayap TanahRayap adalah serangga sosial
anggota bangsa Isoptera yang dikenalluas sebagai hama penting kehidupanmanusia. Rayap bersarang danmemakan kayu perabotan ataukerangka rumah sehinggamenimbulkan banyak kerugiansecara ekonomi. Dalam bahasaInggris, rayap disebut juga semutputih (white ant) karena kemiripanperilakunya. Menurut Horwood danEldridge dalam (Yudi Rismayadi danArinana, 2007, hal. 1-7). Berikutjenis-jenis rayap:a. Rayap kayu keringb. Rayap kayu basahc. Rayap tanah
3. METODOLOGI PENGUJIANPengujian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh awal campuran
ekstrak tembakau dengan ureasebagai pengawet kayu terhadapserangan rayap dilihat pada visualbenda uji sebagai deteksi awal danuntuk mengetahui lama perendamandan konsentrasi campuran ekstraktembakau dengan urea yang palingefektif untuk mengawetkan kayupada tahap deteksi awal.a. Waktu dan Tempat Pengujian
Pengujian ini dimulai bulanJuni 2012 sampai bulan September2012. Tempat pelaksanaan persiapanpengujian di Laboratorium BahanBangunan FT UNY dan penempatanbenda uji pada sarang rayap di DusunSragan RT 07 Trirenggo Bantul.b. Bahan dan Peralatan Pengujian
Bahan pengujian adalah kayusengon, ekstrak tembakau (antirayap), dan urea. Sedangkanperalatan pengujian menggunakangergaji mesin, timbangan, kaliper,oven listrik, gelas ukur, dan emberplastic, kompor, tampah saringan,batako, palang bambu, kamera.c. Benda Uji
Benda uji yang dimaksudadalah kayu sengon yang sudahdipotong dengan ukuran 5 7 - 15 cm.Benda uji direndam dalam emberyang sudah diberi campuran ekstaktembakau dan urea denganperbandingan konsentrasi 50% dan5%, 75% dan 10%, 100% dan 15%.
d. Pelaksanaan PengujianTahap awal adalah
menyiapkan bahan-bahan yang akandigunakan untuk pengujian.memotong kayu sengon denganukuran 5 7 - 15 cm sebanyak 50benda uji dengan rincian sebagaiberikut.
Tabel 1. Kebutuhan Benda Uji
1) Kayu diberi tanda atau kode.2) Benda uji diukur dimensi dan
ditimbang beratnya.3) Kemudian dimasukkan ke dalam
oven dengan suhu 1050C sampaikayu dalam keadaan kering oven.
4) Benda uji diambil dari oven laluditimbang kembali untukmenghitung kadar air dan beratjenisnya.
5) Menyiapkan bahan pengawetekstrak tembakau dan urea sesuaidengan konsentrasi rencana.
6) Bahan dicampur diaduk dalamember, dan ditimbang sesuaitakaran.
7) Campuran diaduk hingga menjadilarutan, kayu kemudian direndamsesuai konsentrasi dan lamaperendaman yang ditentukan.
Pada tahap pengujian bendauji, benda uji dibawa ke DusunSragan RT 07 Trirenggo Bantul.Penguji memilih daerah tersebutdikarenakan daerah berdekatandengan rumah penguji sehinggamemudahkan dalam peninjauan danpengamatan terhadap benda uji.Keadaan tanah agak lembab danteduh. Untuk rayap, diambil rayap
tanah dari bonggol bambu yangsudah ditimbun tanah sebelumnya.
Setelah waktu pengujianlapangan selama 32 hari, yakni padahari Rabu tanggal 26 Agustus 2012benda uji dibongkar kembali.Ternyata sebagian kayu yang telahdikubur sudah termakan oleh rayap.Kemudian benda uji diangkat dandibersihkan dari kotoran dan tanahyang menempel.e. Paradigma Pengujian
Berikut merupakan skemaatau alur pengujian terhadap bendauji yang dilakukan.
Benda Uji Jenis AntiRayap Konsentrasi Lama
Perendaman Jumlah Total
Sampel AEkstrak
Tembakau danUrea
50% dan 5 %1 jam 5 buah
15 buah2 jam 5 buah3 jam 5 buah
Sampel BEkstrak
Tembakau danUrea
75% dan 10%1 jam 5 buah
15 buah2 jam 5 buah3 jam 5 buah
Sampel BEkstrak
Tembakau danUrea
100 % dan 15%1 jam 5 buah
15 buah2 jam 5 buah3 jam 5 buah
Sampel D - - - 5 buah 5 buah
Persiapan
Pembuatan Benda Uji
Pengujian
Analisis Data
Kesimpulan
Hasil
f. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data
yakni dengan melakukanpengamatan dan perhitungan. Datayang butuhkan meliputi datapengukuran berat, data perendaman,dan data hasil dari pengujian yangtelah dilakukan khususnyakehilangan berat masing-masingbenda uji. Kemudian dilakukanperhitungan untuk mengetahui beratjenis, kadar air, absorbsi, sertakehilangan beratnya. Data ditulisdalam bentuk angka dan disajikandalam tabel.g. Teknik Analisis Data
Kegiatan analisis data dalampengujian ini yakni dengan caramembandingkan antar benda uji yangsatu dengan benda uji yang lainnya.Pembandingan benda uji berdasarkanperlakuan meliputi perbedaan
konsentrasi dan lama perendaman.Baik melalui visualisasi maupunperhitungan kehilangan berat bendauji setelah dilakukan pengujian.Sehingga dapat diketahui bahan ujiyang paling efektif sebagai bahanpengawetan kayu.
4. HASIL DAN PEMBAHASANa. Data Pengukuran Dimensi,
Berat, Kadar Air dan BeratJenisPerhitungan kadar air dan beratjenis benda uji digunakan rumus :=( − ) 100
=Tabel 2. Data Pengukuran Dimensi, Berat, Kadar Air, dan
b. Data Perhitungan Absorbsi KayuRumus yang digunakan adalah : =Dimana,Ab = Absorbsi (gr/cm3)B0 = Berat sebelum direndam (gr)B1 = Berat setelah direndam (gr)V = Volume benda uji (cm3)
dari pengujian, dapat dilakukanpembahasan mengenai pengujian ini.Hasil visualisasi terhadap seluruhbenda uji, ternyata kondisi yangpaling ekstrim dan terparah terlihatpada benda uji D sedangkan benda
uji yang lain yang dilakukanpengawetan tidak dimakan olehrayap. Benda uji D termakan olehrayap dengan persentase paling besardibandingkan benda uji lainnya.Untuk benda uji A tidak dimakanrayap.. Benda uji B tidak dimakan
oleh rayap dan benda uji C tidakdimakan oleh rayap.
Berdasarkan analisis darihasil pengujian didapatkankehilangan berat benda uji. Berikut
merupakan persentase rata-ratakehilangan berat pada benda ujisetelah dilakukan pengujian dilapangan.
Tabel 8. Persentase Rata-rata Kehilangan Berat
No Benda UjiLama
Perendaman(jam)
KehilanganBerat Rata-rata
(gr)
PersentaseKehilanganBerat (%)
1 A123
3,013,785,95
2,3342,6504,309
2 B123
5,0763,4341,326
3,1602,1510,993
3 C123
2,6543,011,122
1,9282,2050,818
4 D 0 22,234 14,336
Grafik 5. Persentase Kehilangan Berat Benda Uji
Berdasarkan analisis darimasing-masing benda uji yang telahdilakukan ternyata benda uji Adengan lama perendaman 1 jam; 2jam; 3 jam berturut-turut mengalamikehilangan berat sebesar 3,01 gr;
3,78 gr; 5,95 gr. Benda uji B denganlama perendaman 1 jam; 2 jam; 3jam berturut-turut mengalamikehilangan berat sebesar 5,076 gr;3,434 gr; 1,326 gr. Benda uji Cdengan lama perendaman 1 jam; 2
jam; 3 jam berturut-turut mengalamikehilangan berat sebesar 2,654 gr;3,01 gr; 1,122 gr. Benda uji Dsebagai kontrol mengalamikehilangan berat sebesar 22,234 gr.
Benda uji D atau kontrolmerupakan benda uji yang palingbanyak kehilangan beratnya.Sedangkan benda uji yang palingsedikit kehilangan beratnya adalahbenda uji C dengan lamaperendaman 3 jam. Benda uji Cmerupakan benda uji dengankonsentrasi larutan eksraktembakau100 % dan urea 15 %,yakni sebanyak 1200 gr dauntembakau yang diambil ekstraknyadalam 10 liter air dengan urea 1500gr. Jadi, bahan uji yang paling efektifuntuk pengawetan kayu adalahcampuran ekstrak tembakau 100%dan urea urea 15%. Pengaruh lamaperendaman menunjukkan perbedaanyang tidak jauh berbeda.
Perbedaan hasil pengujiandapat dikarenakan oleh perbedaanperlakuan terhadap masing-masingbenda uji. Akan tetapi dalampengujian yang telah dilakukan,didapatkan hasil yang kurangsempurna. Hal tersebut dapatdipengaruhi oleh beberapa faktor,diantaranya :1) Pengaruh pori-pori kayu sengon.
Hal ini dapat berpengaruh padawaktu perendaman benda uji.Campuran boraks yang telahdilarutkan akan susah meresapsampai ke dalam benda uji apabilapori-porinya kecil.
2) Pengaruh kekerasan kayu sengon.Hal ini berpengaruh pada saatpengujian dilakukan. Rayap akanmudah memakan benda uji yangtingkat kekerasan kayunyarendah.
3) Pengaruh penempatan benda ujidan keberadaan rayap pada saatpengujian.
4) Bahan pengawet sebagai antirayap membuat rayap tidakmenyerang kayu yang diberipengawet.
5. KESIMPULANKesimpulan yang dapat
diambil dari pembahasan yang telahdilakukan adalah sebagai berikut: 1)Hasil visualisasi terhadap seluruhbenda uji, ternyata kondisi yangpaling ekstrim dan terparah terlihatpada benda uji D. 2) Berdasarkanhasil analisis kehilangan berat bendauji, benda uji D termakan oleh rayapdengan persentase paling besardibandingkan benda uji lainnya.Sedangkan kondisi benda uji yangdilakukan pengawetan masih baiksemuanya tanpa dimakan oleh rayap.3) Berdasarkan uji singkat lapanganselama 32 hari, dari perbandingankonsentrasi bahan pengawet, bahanpengawet A masih menunjukkn hasilyang efisien karena pengurangakonsentrasi formula dari formulaacuan masih menunjukkan hasil yangbaik dan memuaskan.
6. DAFTAR PUSTAKAAbdurrochim, S. dan D. Martono.(1999). Pencegahan Serangan JamurBiru pada Dolok dan PapanGergajian. Petunjuk Teknis. PusatPenelitian dan Pengembangan HasilHutan dan Sosial EkonomiKehutanan, Bogor.
Arinana. (2007). Teknologi UmpanBerbahan Aktif Kitosan untukPengelolaan Rayap TanahCoptotermes Curvignathus
Barly dan Abdurrochim, S. (1982).Studi Pendahuluan Pengawetan Kayupada Rumah-rumah Rakyat di JawaBarat. Laporan No.161. LembagaPenelitian Hasil Hutan, Bogor.
BP2HP. (2010). Buku SakuGANISPHPL-PKB R. Medan.
Dipan, T. (2010). Mengenal Urea.Diunduh darihttp://diecoolz.blogspot.com/2010/11/mengenal-urea.html pada tanggal 11November 2012.
Dirjen Cipta Karya. (1961).Peraturan Konstruksi KayuIndonesia. NI – 5 PKKI.
Findlay, W.P.K. (1962). ThePreservation of Timber. Adam &Charles Black. London.
Frick, Heinz dan Koesmartadi, Ch.(2006). Ilmu Bahan Bangunan ;Eksploitasi, Pembuatan,Penggunaan, dan Pembuangan.Kanisius. Yogyakarta.
Hadikusumo, S.A. (2002). PengaruhEkstrak Daun Tembakau SebagaiBahan Pengawet Kayu TerhadapSerangan Rayap Kayu Kering pada
Kayu Kelapa. Prosiding SeminarNasional V Mapeki. PuslitbangTeknologi Hasil Hutan denganMapeki. Bogor.
Hartono. 2007. Estimasi KebutuhanKayu dan Teknologi Untuk BarangKerajinan dan Mebel. ProsidingSeminar Hasil Penelitian HasilHutan. Bogor, 25 Oktober. PusatPenelitian dan Pengembangan HasilHutan. Bogor.
Heyne, K. (1987). TumbuhanBerguna Indonesia Jilid III. YayasanSarana Wana Jaya. Jakarta.
Hunt, G.M. dan G.A.Garrat. (1967).Pengawetan Kayu. Aneka Pressindo.Jakarta.
Hunt, G.M. dan G.A.Garrat. (1986).Pengawetan Kayu; Penterjemah:Mohamad Jusup; ed. SoenardiPrawirohatmodjo. AkademikaPressindo, Jakarta.
Nurul Aini S. (2005). PerlindunganInvestasi Konstruksi TerhadapSerangan Organisme Perusak.Kolokium&Open House, Bandung 8-9 Desember 2005. Pusat Penelitiandan Pengembangan Permukiman,Badan Penelitian danPengembangan, DepartemenPekerjaan Umum.
Kadarsah. (2011). Penelitian KayuSengon, diambil darihttp://www.bioscientiae.unlam.ac.id/v2n2_kadarsah.pdf, pada tanggal 12April 2011.
sciences/physics/2105082-pengertian-absorpsi/ pada tanggal5Oktober 2012 jam 11.10 WIB.
Martawijaya dan Barly. (1991).Petunjuk Teknis Pengawetan KayuBangunan dan Gedung.No.01/Th.ǀ/91. Badan Penelitian danPengembangan Kehutanan, Jakarta.
Martawijaya, A. (1974). MasalahPengawetan Kayu di Indonesia.Kehutanan Indonesia. Nov. 1974:p.460-469.
Martawijaya, A. (1988). ProteksiKayu Terhadap Kumbang Abrosiadan Blue Stain. Makalah Disajikanpada Musyawarah Anggota AsosiasiPengawetan Kayu. Hotel Orchid,Jakarta 21-22 Januari, PusatPenelitian dan Pengembangan HasilHutan, Bogor.
Martawijaya, A. (1996). KeawetanKayu dan Faktor yangMempengaruhinya. Petunjuk Teknis.Pusat Litbang Hasil Hutan, Bogor.
Martawijaya dan Kartasujana.(1977). Ciri Umum dan SifatKegunaan Jenis-Jenis KayuIndonesia. Publikasi Khusus No. 41.P3HH, Bogor.
www.dephut.go.id/budidayasengon/j/54/5. (2008). Mengenal KayuSengon. Diunduh darihttp://sanoesi.wordpress.com/2008/12/18/mengenal-kayu-sengon-paraserianthes-falcataria/ pada 5Desember 2012 jam 21.00 WIB.
Mulyana, R. (2005). MetodologiPenelitian. Penerbit CV. Alfabeta.Bandung.
Nida, F.A. (2011). Pengaruh AwalPenggunaan Anti Rayap TerhadapKeawetan Kayu. Proyek Akhir,Jurusan Teknik Sipil danPerencanaan, Fakultas Teknik,Universitas Negeri Yogyakarta.
Oey Djoen Seng. (1964). Berat JenisDari Jenis-jenis Kayu Indonesia danPengertian Berat Kayu UntukKeperluan Praktek. PengumumanNo.1. Lembaga Penelitian HasilHutan, Bogor.
Palimbani. (2012). Mengenal PupukUrea. Diunduh darihttp://pusri.wordpress.com/2007/09/22/mengenal-pupuk-urea/ padatanggal 6 Juni 2012 jam 18.20 WIB.
Pengertian Rayap. (2011). Diambildarihttp://id.wikipedia.org/wiki/Rayappada tanggal 10 Mei 2011.
Perpustakaan Universitas PendidikanIndonesia. (2012). Deskripsi UmumTembakau.pdf, diunduh pada tanggal24 Agustus 2012 jam 20.15 WIB.
PIKA. (2010). Mengenal Sifat-sifatKayu Indonesia dan Penggunaanya.PIKA. Kanisius. Yogyakarta.
Rismayadi, Yudi dan Arinana.(2007). Usir Rayap dengan CaraBaru dan Ramah Lingkungan. PT.Prima Infosarana Media. Jakarta.
Rosalina Sekarti H. (2008).Pengawetan Kayu Sengon(Paraserianthes falcataria) denganEkstrak Tembakau untuk Mencegahserangan Rayap Kayu Kering
Rudi. (2011). Jenis Rayap, diambildari http://rudyct.com/PPS702-ipb/05123/rudi.htm, pada tanggal 12Januari 2011.
Setyawati, Morisco dan Prayitno,T.A. (2009). Pengaruh EkstrakTembakau Terhadap Sifat danPerilaku Mekanik Laminasi BambuPetung. Jurnal Forum Teknik SipilNo. XIX/1, Januari 2009: 1021-1029.
Srijati. (2005). Pengaruh NikotinTerhadap Perkembangan EmbrioMencit (Mus musculus) SwissWebster. Skripsi Sarjana padaUniversitas Pendidikan Indonesia:tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2009). AnalisisDeskriptif Kualitatif dan Kuantitatif.Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.
Supanto. (2006). Pengaruh ZatPengawet Boron (Campuran AsamBorat dan Boraks) Terhadap SifatMekanika Kayu Sengon. Skripsi,Jurusan Teknik Sipil danPerencanaan, Fakultas Teknik,Universitas Negeri Yogyakarta.
Suranto, Yustinus. (2005).Pengawetan Kayu Bahan danMetode. Kanisius. Yogyakarta.
Tarumingkeng, R.C. (2007).Pestisida dan Penggunaannya.http:tumouteo.net/TOX/PESTISIDA.htm p:1-13.