Top Banner

of 12

Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

Jul 06, 2018

Download

Documents

faizalprbw
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    1/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 1

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    PEMBUATAN PLUGIN  ANALISIS LEAST-COST PATH

    PADA QGIS  UNTUK PENENTUAN JALUR TRASE JALAN Rd Akhmad Faizal P Sa, Ir. Rochmad Muryamto, M.Eng.Scb 

    aAlumni Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM ()

    Jln. Grafika No. 2 Yogyakarta, Telp. +062274-520226, Email: [email protected]  bStaf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM (Afiliasi) 

    Diterima: 20-04-2016; Dipublikasikan: 20-04-2016 

    ABSTRACT

     Least-cost path analysis is a kind of spatial analysis in GIS that can be used to find the optimal pathwith the lowest cost on raster surface (DeMers, 2002). Generally, least-cost path analysis in GIS softwareuses isotropic accumulated-cost surface algorithms to accumulate costs between cells on raster surface,however this algorithm has a weakness if applied to determine the road alignment path on DEM surface (Yu, Lee, and Munro-Stsiuk, 2002). More precise least-cost path analysis algorithm to be applied in the

    determination of road alignment path is anisotropic accumulated-cost surface (Collischonn and Pilar, 2000). At this project, the least-cost path analysis function that utilizes anisotropic accumulated-cost surfacealgorithm to accumulate the value of cost between cells and A-star algorithm for pathfinding will bedeveloped in the form of plugins in QGIS.

    The plugin was created by using python programming language supported by GDAL module forraster data encoding, OGR to create vector data, NumPy to manipulate raster structure as a matrix, and

     PyQt to make the GUI. Coding process had performed on Eclipse integrated with QGIS. T he program’s script was then inserted into the main file of Plugin Package in order to became a plugin in QGIS. Futhermore, the plugin was tested based on ISO/IEC/IEEE 29119 standard. DEM and cost surfaces data

    derived respectively from DEM TerraSAR-X and IGD Tutupan Lahan 25K (land cover) in the coverage areaof Lembang subdistricts were used as the data input. Three types of heuristic in A-star algorithms( Manhattan, Diagonal , and Euclidean) was tested in order to see the possibility of path’s difference.

    The result in this project was a least-cost path analysis plugins in QGIS software that had been successfully passed a tests based on ISO/IEC/IEEE 29119. Paths generated by this plugin used two modelsof spatial data such as raster with an ASCII raster format and vector with a shapefile format. The path witha shapefile format stores elevation, cost, slope, and distance information on the attribute table. The use of

    three different types of heuristic result in three different paths. In addition, the results of plugin usersevaluation indicated that the plugin was reliable enough to be implemented on the determination of roadalignment path.

    Keywords: least-cost path analysis, QGIS plugins, road alignment path, Python programming, anisotropic

    accumulated-cost surface 

    I. PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Penentuan trase jalan merupakan tahapan pertama yang harus dilakukan pada proses

     perencanaan jalan untuk mencari jalur terbaik darilokasi asal ke lokasi tujuan. Dalam menentukantrase jalan, beberapa faktor kriteria perludiperhatikan seperti faktor topografi, geologi, tataguna lahan, dan lingkungan (Morlok E.K., 1988)yang berdampak pada panjang jalur, kemiringan,

    dan biaya (cost ). Kriteria teknis tersebut dapatdianalisis menggunakan analisis analisis spasial.

    Salah satu metode analisis spasial yangdapat diterapkan untuk kasus ini adalah metode

    least-cost path. Metode ini memanfaatkanalgoritma pencarian jalur sehingga mampumencari rute paling optimal denganmemperhatikan parameter pembobotan dari setiap

    nilai piksel pada permukaan data raster (cost surface). Seiring berkembangnya teknologi SIG

    (Sistem Informasi Geografis), analisis least cost- path  sudah diterapkan pada beberapa perangkatlunak SIG seperti  ArcGIS , GRASS , dan  IDRISI  

    sebagai fungsi  geoprocessing   dengan

    menggunakan pendekatan model data raster(DeMers, 2002).

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    2/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 2

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    Terdapat dua jenis algoritma yangdigunakan untuk mengakumulasi cost   pada

    analisis least-cost path, yaitu isotropicaccumulated-cost surface  dan anisotropic

    accumulated-cost surface  (Yu, Lee, dan Munro-Stsiuk, 2002). Perangkat lunak  ArcGIS , sebagaisalah satu perangkat lunak paling umumdigunakan untuk kebutuhan analisis spasial,

    menggunakan algoritma isotropic-accumulatedcost surface dalam penerapan analisis least-cost path. Algoritma ini memiliki kelemahan karena

    menganggap jarak antar titik tengah sel (sel fokal)dengan sel-sel sebelahnya adalah sama denganresolusi spasial dari DEM sehingga tidak

    memperhitungkan pengaruh kemiringan lerengdengan jarak antara sel fokal (Collischonn danPilar, 2000). Pada kasus tertentu, ketika jalur

    harus berhadapan dengan permukaan medan yangkompleks, kemiringan di setiap arah sel berbedadan perbedaan ini akan sangat berpengaruh

    apabila analisis least-cost path diterapkan untuk perencanaan jalan (Yu, Lee, dan Munro-Stsiuk,2002).

    Collischonn dan Pilar (2000) menyatakan bahwa jalur yang lebih tepat untuk desain jalandapat dihasilkan dengan penggunaan anisotropic

    accumulated-cost surface  untuk perhitunganakumulasi nilai cost   pada cost surface  karenaalgoritma tersebut mempertimbangkan jarak antar

    sel fokal dan bobot kemiringan lereng. Namun

    demikian, penggunaan algoritma anisotropic-accumulated cost surface untuk keperluan analisis

    least-cost path  belum diterapkan pada beberapa perangkat lunak SIG. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, maka perlu dibuat program aplikasi yang terintegrasi dengan perangkat lunak SIG untukmengimplementasikan algoritma anisotropic

    accumulated-cost surface  pada fungsi least-cost path.

    QGIS   (Quantum GIS ) merupakan perangkat lunak opensource  yang memfasilitasi

     pengguna untuk mengembangkan kemampuan

     perangkat lunak dengan cara membuat  plugin.Selain itu, pada perangkat lunak QGIS   masih belum tersedia fungsi yang dapat melakukananalisis least-cost path, sehingga pembuatanfungsi analisis least-cost path perlu direalisasikandalam bentuk plugin pada QGIS .

    I.2. Tujuan Kegiatan

    Tujuan dari kegiatan aplikatif ini adalahuntuk membuat  plugin  analisis least-cost path 

     pada perangkat lunak QGIS  untuk penentuan jalurtrase jalan dengan menggunakan algoritma

    anisotropic accumulated-cost surface dan A* (A-Star) untuk pencarian jalur.

    I.3. Landasan Teori

    Berikut ini adalah landasan teori yangmenjadi acuan dilaksanakannya kegiatan aplikatif

    ini.

    I.3.1. Perencanaan Trase Jalan

    Trase jalan adalah rangkaian garis lurusyang menghubungkan titik-titik dari rencana

    lokasi jalan yang nantinya akan digunakansebagai sumbu jalan. Trase jalan ditentukandengan menghubungkan titik-titik yang harusdihubungkan dan mengindari titik-titik yang harusdihindari (rulling point ) (Wibowo, 2000).

    Peta berguna untuk menentukan arah trase

    dengan memperhatikan kondisi medan berdasarkan garis kontur. Skala peta yang

    digunakan biasanya adalah 1: 10.000 sampai 1:25.000 (Soegiharto, 1989). Kondisi medan yangakan dilalui jalan sebisa mungkin dibuat dataratau memiliki kemiringan minimal. Menurut Bina

    Marga dalam Tata Cara Perencanaan GeometrikJalan Antar Kota (TPJAK) No. 038/T/BM/1997,medan diklasifikasikan berdasarkan kondisi

    sebagian besar kemiringan medan yang diukurtegak lurus garis kontur. Klasifikasi medan

    dibedakan seperti pada Tabel 1.

    Tabel 1. Klasifikasi Medan (Sumber : Bina

    Marga TPGJAK No. 038/ T /BM/1997)

    I.3.2. Analisis least-cost path

    Analisis least-cost path merupakan salahsatu jenis analisis spasial yang berguna untukmencari jalur optimal dengan biaya atau cost  terendah antar dua titik pada permukaan raster

    (DeMers, 2002). Permukaan raster yangdimaksud adalah cost surface dimana nilai piksel

     pada masing-masing sel berperan sebagai cost ,dan dengan menggunakan algoritma pencarian jalur ( pathfinding ), seluruh cost   pada permukaan

    raster akan diakumulasi dan jalur akan terbentuk pada total akumulasi terkecil yangmenghubungkan lokasi asal dan tujuan pada permukaan cost surface.

    I.3.3. Pola konektivitas grid 

    Pola konektivitas adalah pola yangdigunakan untuk menentukan konektivitas antara

    suatu sel ke sel terdekatnya pada data raster. Padaanalisis least-cost path, pola ini digunakan untuk

    menentukan cara berpindah dari sel asal ke selyang dituju pada saat mengakumulasi cost .

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    3/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 3

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    Gambar 1 merupakan salah satu jenis pola konektivitas (pola queen 8 sel) menurut Yu,

    Lee, and Munro-Stsiuk (2002).

    Gambar 1. Pola konektivitas grid jenis queen 

     pada data raster

    I.3.4. Algoritma Accumulated-Cost Surface

    Cost surface  adalah grid raster dimananilai dalam setiap sel diasumsikan sebagai

     besarnya biaya (cost ) berdasarkan kriteriatertentu, sedangkan accumulated-cost surface adalah cost surface  yang seluruh cost -nya sudahterakumulasi (Douglas, 1994). Pada analisis leastcost-path, terdapat dua cara atau algoritma untukmengakumulasi seluruh cost  pada permukaan cost surface, yaitu dengan menggunakan algoritmaisotropic dan anisotropic (Yu, Lee, and Munro-

    Stsiuk, 2002).Persamaan yang digunakan pada

    algoritma isotropic adalah persamaan (1) untuk

    kasus perpindahan secara tegak lurus dan persamaan (2) untuk kasus perpindahan secaradiagonal.

    , = + µ   (1)  = 2, 4, 5, 7 (Gambar 1), = + √ 2µ   (2)  = 1, 3, 6, 8 (Gambar 1)Dalam hal ini :

    0  : nilai cost  pada sel piksel awal (sel fokal)  : nilai cost pada sel piksel yang dituju µ : ukuran sel (resolusi spasial)

      : nilai cost  yang sudah terakumulasiPersamaan yang digunakan pada

    algoritma anisotropic adalah persamaan (3) untukkasus perpindahan secara tegak lurus dan persamaan (4) untuk kasus perpindahan secara

    diagonal.

    , =  µ +

    tan−1

    180  

    (3) 

     = 2, 4, 5, 7 (Gambar 1)

    , =  2µ + tan−1 −√ 

    180   (4) 

     = 1, 3, 6, 8 (Gambar 1)Dalam hal ini :

      : cost yang sudah terakumulasi0  : cost pada sel piksel awal (sel fokal)  : cost pada sel piksel yang dituju  : nilai elevasi pada sel yang dituju  : nilai elevasi pada sel asal (sel fokal)µ : ukuran sel (resolusi spasial)

    π  : 3.141592653589793

      : nilai bobot

    Collischonn dan Pilar (2000)menyatakan bahwa jalur yang lebih tepat untuk

    desain jalan dapat dihasilkan dengan penggunaan

    algoritma anisotropic  accumulated-cost surface

    untuk perhitungan akumulasi nilai cost  pada cost

     surface  karena algoritma anisotropic 

    accumulated-cost surface memperhitungkan jarak

    antar sel fokal dan bobot kemiringan lereng.

    I.3.5. Algoritma A-Star ( A*)

    Algoritma A* ( A-Star ) adalah salah satu

    algoritma pencarian jalur yang merupakan bentuk

     penyempurnaan dari algoritma  Dijkstra.

    Perbedaan Algoritma A* dengan  Djikstra adalah

     bahwa pada algoritma  A*, heuristik digunakan

    untuk mengestimasi jarak dari lokasi yang sedang

    ditempati ke lokasi tujuan, sehingga arah dari

     pergerakan jalur akan diperhitungkan pada

    algoritma ini. Terdapat tiga jenis heuristik pada

    algoritma A* (Kagstrom, 2006), yaitu (1) Jarak

     Manhattan, (2) Jarak  Diagonal , dan (3) Jarak

     Euclidean. Gambar 2 merupakan ilustrasi bentuk

    ketiga heuristik dari lokasi asal atau yang sedang

    ditempati ke lokasi akhir.

    Gambar 2. Ilustrasi heuristik jenis Manhattan (merah), Digonal  (hijau), Euclidian (biru)

    (Kagstrom, 2006)

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    4/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 4

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    Jarak heuristik dapat dihitung

    menggunakan persamaan (5) untuk heuristik jenis

     Manhattan  dan persamaan (6) untuk heuristik

     jenis Euclidean.

    ℎ= ∆ ∆ (5) ℎ =  ∆ ∆  (6)Dalam hal ini :

    ℎ  : jarak dari sel yang dituju ke sel akhir(heuristik)

    ∆  : nilai translasi pada sumbu- x  dari sel asal kesel tujuan

    ∆  : nilai translasi pada sumbu- y dari sel asal kesel tujuan

    Sedangkan heuristik jenis  Diagonaldapat dihitung menggunakan persamaan (7)

    apabila ∆  lebih besar dari ∆  dan persamaan (8)apabila ∆ lebih kecil dari ∆.ℎ = (√ 2 ∆) ∆ ∆ (7) ℎ = (√ 2 ∆) ∆ ∆ (8)Dalam hal ini :

    ℎ  : jarak dari sel yang dituju ke sel akhir(heuristik)

    ∆  : nilai translasi pada sumbu- x  dari sel asal kesel tujuan∆  : nilai translasi pada sumbu- y dari sel asal kesel tujuan

    Dengan menggunakan nilai heuristik,

    maka cost   pada algoritma  A*  dapat dihitung

    dengan menggunakan persamaan (9).

      = ℎ (9)Dalam hal ini :

       : total nilai cost  pada lokasi yang dituju  : nilai cost   perpindahan dari sel asal ke sel

    yang dituju

    ℎ  : jarak dari sel asal ke sel yang dituju(heuristik)Pada kegiatan aplikatif ini, nilai  dicari

    menggunakan persamaan anisotropic

    accumulated-cost surface  sehingga apabila

     persamaan (2) dan persamaan (3) disubtitusi ke

     persamaan (9), maka didapat persamaan (10).

      = ′, + Ɵ ℎ  (10)

    Dalam hal ini :

       : total nilai cost  pada lokasi yang dituju

    ℎ  : heuristik yang dibutuhkan untuk berpindahdari sel asal ke sel yang dituju

    ′,  : jarak miring

    Ɵ  : nilai sudut kemiringan dalam satuan derajat  : nilai cost yang sudah terakumulasi0  : nilai cost pada sel piksel awal (sel fokal)  : nilai cost pada sel piksel yang dituju  : nilai bobot  : 180 ; dengan nilai π = 3.141592653589793

    II. METODOLOGI

    Kegiatan aplikatif ini terbagi menjadi

    dua fokus utama, yaitu pembuatan plugin analisisleast-cost path  pada perangkat lunak QGIS dan pengujian  plugin. Pembuatan  plugin analisis

    least-cost path dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman  python yang didukungdengan bantuan modul GDAL  untuk membaca

    data raster, OGR  untuk membuat data vektor, NumPy untuk memanipulasi struktur raster dalam bentuk matriks, dan  PyQt  untuk membuat GUI .

    Kemudian  plugin tersebut diuji menggunakanlima jenis metode pengujian yang mengacu pada ISO/IEC/IEEE 29119. 

    Lokasi yang digunakan untuk menguji plugin berada pada wilayah Kecamatan Lembang,Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat

    dengan cakupan koordinat 107º 39’ 21.80’’ BTsampai 107º 44’ 40.30’’ BT dan 6º 48’ 48.25’’ LSsampai 6º 53’ 11.26’’ LS  seperti yang

    diilustrasikan pada Gambar 3.

    Gambar 3. Cakupan wilayah pengujian plugin 

     pada citra dari Google Earth (Poligon berwarnaJingga)

    Adapun tahapan pelaksanaan kegiatanaplikatif ini disajikan dalam diagram alir padaGambar 4.

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    5/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 5

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    Gambar 4. Diagram alir kegiatan pembuatan

     plugin analisis least-cost path pada QGIS  

    II.1. Persiapan alat dan bahan

    Peralatan yang digunakan dalam pembuatan plugin terdiri dari perangkat keras dan

     perangkat lunak meliputi:

    1. Laptop  ASUS N550JV  dengan OS Windows 8

     PRO 64-bit

    2. Satu paket OSGeo Development Kit  meliputi perangkat lunak QGIS Desktop 2.10.1 Pisa +

     Plugin Builder 2.10, OSGeo4W Shell , Perangkatlunak QT Designer with QGIS 2.10.1 custom

    widgets, dan  Python 2.7 + PyQGIS Libraries (Modul GDAL, NumPy, dan PyQt ) 

    3. Perangkat lunak  Eclipse IDE 4.4.2 Luna + PyDev

    4. Perangkat lunak ArcGIS Desktop 10.3 

    Bahan yang digunakan pada kegiatan

    aplikatif berguna untuk menguji  plugin danvisualisasi jalur hasil eksekusi  plugin. Bahantersebut   bersumber dari situs geoportal BIG(www.portal.ina-sdi.or.id) meliputi :

    1. DEM TerraSAR X (raster) menggunakan

    format Geotiff  dengan resolusi spasial 10 meter.

    2. IGD Tutupan lahan 25K (vektor) menggunakanformat  shapefile dengan ketelitian skala1:25000.

    2. IGD Transportasi 25K (vektor) menggunakanformat  shapefile dengan ketelitian skala

    1:25000.

    Ketiga data di atas berada pada cakupanwilayah seperti yang diilustrasikan pada Gambar3. Gambar 5 merupakan visualisasi dari ketiga

    data di atas.

    II.2. Pelaksanaan

    II.2.1. Pembuatan cost surface

    Pada tahap ini, data IGD Tutupan lahan25K (vektor) dikonversi menjadi model dataraster dengan resolusi spasial, cakupan (koordinat

    origin, jumlah kolom, dan jumlah baris), dansistem referensi koordinat yang sama dengan data

    DEM TerraSAR X . Selain itu, nilai piksel dari dataraster tutupan lahan juga harus merepresentasikan

    cost  seperti pada Tabel 2.

    Gambar 5. Data DEM TerraSAR-X (1), data IGDTutupan Lahan 25K (2), dan data IGD

    Transportasi 25K (3)

    1 2

     

    3

    http://www.portal.ina-sdi.or.id/http://www.portal.ina-sdi.or.id/http://www.portal.ina-sdi.or.id/http://www.portal.ina-sdi.or.id/

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    6/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 6

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    Tabel 2. Tabel nilai cost  untuk masing-masing jenis tutupan lahan

    Prosedur pembuatan data cost surface dilakukan pada perangkat lunak  ArcGIS   Desktop

    menggunakan fungsi  polygon to raster danreclassify.

    II.2.2. Mengintegrasikan QGIS IDE dengan Eclipse

    Pengintegrasian QGIS IDE   pada perangkat lunak Eclipse dilakukan dengan tujuanuntuk memberikan kemampuan tambahan pada

     Eclipse  agar dapat melakukan pemrograman python  dengan memanfaatkan modul yangtersimpan pada QGIS IDE . Modul pada pustaka

     PyQGIS yang akan dimanfaatkan dalam pembuatan  plugin adalah GDAL\OGR  dan NumPy.

    II.2.3. Pembuatan program  standalone analisis

    least-cost path 

    Pembuatan program  standalone 

    dikerjakan menggunakan perangkat lunak Eclipse dan dilakukan sebelum program diintegrasikandengan interface  pada perangkat lunak QGIS  dengan tujuan untuk memudahkan debugging  apabila ditemukan bug   pada algoritma programyang sudah dirancang. Adapun algoritma yang

    dirancang untuk program analisis least-cost path disajikan dalam diagram alir pada Gambar 6.

    Gambar 6. Diagram alir program analisis least-cost path

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    7/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 7

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    Diagram alir pada Gambar 6 merupakanalgoritma yang digunakan dalam pembuatan

     program pada kegiatan aplikatif ini. Algoritmatersebut mengacu pada algoritma pencarian jalur

     A* ( A-Star ) dengan nilai  f yang dihitungmenggunakan persamaan (10).

    II.2.4. Pengujian sintaks program standalone pada Eclipse

    Pengujian pada tahap ini bertujuan untukmendeteksi bug   atau kesalahan sintaks yangdisebabkan oleh kesalahan penulisan program

     standalone  (Syntax Testing ). Teknik pengujianyang dilakukan mengacu pada ISO/IEC/IEEE29119 (2013) dengan cara mengeksekusi program

     standalone pada perangkat lunak Eclipse.Apabila terdapat bug   pada program

     standalone, maka program akan di-debug  dengancara memeriksa dan merevisi kesalahan penulisan program. Setelah bug   pada program  standalone sudah terkoreksi, maka program sudah teruji

    sintaksnya dan dapat diintegrasikan denganinterface  pada perangkat lunak QGIS dalam bentuk plugin.

    II.2.5. Pembuatan Plugin Package

    Pada kegiatan aplikatif ini, proses pembuatan  Plugin Package  dilakukan dengan

    menggunakan bantuan  Plugin Builder 2.10 pada perangkat lunak QGIS . Hasil dari proses ini

    adalah berupa satu folder yang terdiri dari beberapa file yang merupakan struktur file standar plugin pada QGIS .

    Setelah  Plugin Package tersusun dalam

    satu folder dan disimpan pada direktori~/.qgis2/Python/plugins/plugin , maka  plugin dapat diakses melalui interface  pada QGIS ,namun hasilnya masih berupa jendela kosongkarena Graphic User Interface belum dibuat dan program standalone analisis least-cost path belumdiintegrasikan.

    II.2.6. Pembuatan Graphic User Interface 

    Pembuatan  Plugin Package  pada tahapsebelumnya (sub-bab II.2.5) menghasilkan file

     LeastCostPath_base.ui yang merupakan file XML untuk interface. Pada kegiatan aplikatif ini, file LeastCostPath_base.ui akan diolah menggunakan

     perangkat lunak Qt Designer  dengan tujuan untukmempermudah proses pembuatan GUI .

    Berdasarkan diagram alir pada Gambar6, program yang dibuat terdiri dari tiga jenis datamasukan, lima jenis parameter masukan, dan tiga jenis data keluaran. Tabel 3 merupakan daftar dari

    data dan parameter masukan dan keluaran tersebut beserta tipe atau format data dan jenis widget  yangdigunakan untuk menentukan data dan parameter

    tersebut.

    Tabel 3. Daftar jenis Widget  untuk setiap datamasukan dan keluaran

    Berdasarkan Tabel 3, maka sketsa dari

    interface  untuk  plugin  analisis least-cost path yang akan dibuat adalah seperti pada Gambar 7.

    Gambar 7. Sketsa Graphic User Interface (GUI) plugin analisis least-cost path  pada QGIS

    II.2.7. Pengintegrasian program  standalone dengan Graphic User Interface 

    File leastcostpath_ui.py  yang

    menyimpan objek-objek interface hasil olahan Qt Designer   dalam bahasa  python  dengan bantuanmodul  PyQt   disesuaikan dengan setiap fungsi

    masukan dan keluaran dari program  standalone yang disimpan pada file utama LeastCostPath.py.Hasil dari tahap ini adalah berupa  plugin  pada

    QGIS interface  yang dapat bekerja seperti program standalone. Setelah tahap ini dilakukan,maka  plugin  analisis least-cost path  dapat

    dijalankan dan bekerja pada perangkat lunakQGIS .

    II.2.8. Pengujian plugin pada QGIS  

    Tujuan dari pengujian  plugin  analisisleast-cost path  pada tahap ini adalah untukmenguji apakah plugin dapat melakukan analisis

    least-cost path  dengan benar. Teknik pengujianyang dilakukan pada tahap ini mengacu padaISO/IEC/IEEE 29119 (2013) meliputi :

    1.  Functional testing yang bertujuan untukmenguji apakah  plugin berhasil berfungsi pada

    QGIS

    2.  Error guessing yang bertujuan untuk mengujiapakah  plugin  berhasil melakukan error

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    8/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 8

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    handling terhadap kondisi apabila data dan parameter yang ditentukan oleh pengguna salah

    atau dikosongkan.3. Comparison testing yang bertujuan untuk

    menguji validasi proses perhitungan programdengan cara membandingkan hasil hitungan program dengan hasil hitungan manual  menggunakan Microsoft Excel .

    Ketiga pengujian di atas dilakukan dengancara mengeksekusi plugin analisis least-cost path 

     pada  DEM surface  dan cost surface. Analisisleast-cost path dilakukan tiga kali untuk melihatkemungkinan perbedaan jalur yang terbentukmenggunakan tiga jenis heuristik yang berbeda.Koordinat lokasi awal dan koordinat lokasi akhiryang akan digunakan pada pengujian ini berada

     pada bagian jalur jalan alteri (Jalur Lembang)yang didapat dari data IGD Transportasi 25K.

    Berikut ini adalah koordinat titik awal dan akhir pengujian program dengan menggunakan sistemkoordinat WGS 1998 UTM Zona 48 S :

    1.  Titik awal :

    a. Easting : 799927.140 m E

     b. Northing : 9237972.130 m S

    2.  Titik akhir :

    a. Easting : 793776.030 m E

     b. Northing : 9244309.160 m S

    Klasifikasi sudut kemiringan yangdigunakan dalam pembobotan mengacu pada pengklasifikasian medan berdasarkan TPGJAK

    Bina Marga (Tabel 1) dengan satuan sudut dalamderajat. Sudut dalam satuan derajat untukkemiringan 3% adalah 1.35 derajat dan untuk

    kemiringan 25% adalah 11.25 derajat. Tabel 4merupakan pengklasifikasian nilai bobotkemiringan yang akan digunakan untuk pengujian.

    Tabel 4. Klasifikasi bobot kemiringan untuk

     pengujian

    Data bobot kemiringan di atas ditulisdalam format .csv  dengan bentuk penulisansebagai berikut :nomor , batas bawah rentang kemi ri ngan, batas atas rentang

    kemiri ngan , bobot

    1,-1.35,1.35,0

    2,1.35,11.25,5

    3,-11.25,-1.35,5

    4,11.25, 90,95

    5,-90,-11.25,95 

    II.2.9. Penilaian jalur hasil eksekusi  plugin analisis least-cost path 

    Pada tahap ini, jalur trase jalan yang

    terbentuk dari hasil pengujian plugin analisisleast-cost path  akan dinilai secara visual dannumeris. Proses analisis secara visual dilakukandengan cara melihat bagaimana jalur yang

    terbentuk menghindari tutupan lahan dengan bobot yang tinggi dan kemiringan topografi yangterjal (dilihat dari garis kontur dan hillshade dataDEM). Proses analisis secara numeris dilakukandengan cara membandingkan jumlah satuan

    kriteria dari berbagai aspek spasial yang dilewatimasing-masing jalur meliputi :

    1.  Panjang jalur (meter)2.

     

    Total cost tutupan lahan yang dilalui jalur3.

     

    Jumlah penggal jalan atau edge yang memiliki

    kemiringan lebih besar dari 25% (Ɵ>11.25°atau Ɵ< -11.25°)

    Kriteria-kriteria di atas ditentukan berdasarkan faktor kriteria perencanaan jalur trase jalan menurut Morlok E.K. (1988) dan

     pengklasifikasian medan berdasarkan TPGJAKBina Marga (Tabel I.1) dimana kemiringan lebih

     besar dari 25% dikategorikan sebagai jenis medan pegunungan yang harus dihindari. Proses penilaian dilakukan menggunakan analisis danquery spasial  ArcGIS Desktop.

    II.2.10. Evaluasi  plugin  analisis least-cost path 

    kepada pengguna

    Pada tahap ini, plugin analisis least-cost

     path  yang sudah dibuat akan dievaluasi kepada pengguna. Plugin analisis least-cost path  perludiunggah terlebih dahulu pada qgis repository dengan tujuan agar pengguna dapat menginstal plugin  langsung dari repository  secara onlinemenggunakan perintah Manage and installplugins.. pada QGIS.

    Kuesioner disebar kepada 10 evaluator

    yang berasal dari kalangan akademisi, pegawai pemerintahan, dan pegawai swasta dari perusahaan atau instansi terkait perencanaan tataruang, konstruksi, pemetaan, dan informasi

    teknologi. Metode pengujian yang dilakukan padatahap ini mengacu pada standar pengujian perangkat lunak ISO/IEC/IEEE 29119 (2013).

    Kuesioner tersebut berisi pertanyaanmengenai tanggapan pengguna atau evaluatorterhadap  plugin  analisis least-cost path  beserta

    fungsi-fungsi didalamnya yang mengacu padakomponen faktor kualitas yang diuji pada pengujian experience-based testing   meliputi

    interopabilitas, portabilitas, usabilitas,fleksibilitas, efisiensi, dan kehandalan ataureliabilitas (WG26 Team, 2013).

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    9/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 9

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    III.1. Cost sur face (raster)

    Data masukan berupa IGD TutupanLahan 25K (vektor) yang sudah diolah menjadidata raster merupakan data cost surface  (raster)sebagai bahan yang akan digunakan dalam pengujian  plugin. Gambar 8 merupakan ilustrasi

    dari data cost surface.

    Gambar 8. Cost surface Lembang beserta

    keterangan nilai cost  untuk masing-masing jenis

    tutupan lahan 

    III.2. Hasil pengujian sintaks program standalone pada Ecli pse  

    Gambar 9 merupakan tampilan console 

     peragkat lunak Eclipse ketika program standalone analisis least-cost path dieksekusi beserta datadan parameter masukan yang digunakan. PadaGambar 9, informasi waktu proses adalah waktu

    yang dibutuhkan program untuk melakukan proses pencarian jalur dalam satuan detik.

    Gambar 9. Tampilan console program

     standalone pada Eclipse setelah proses pencarian jalur berhasil

    Ditampilkannya informasi waktu proses pencarian jalur pada console menunjukkan bahwa

     program berhasil melakukan pencarian jalur tanpaadanya kesalahan sintaks atau bug   yangdisebabkan oleh kesalahan penulisan skrip.

    III.3. Tampilan GUI plugin  analisis least-costpath

    Tampilan  plugin  didesain mengikuti

    sketsa pada Gambar 10. Plugin analisis least-cost path pada QGIS   dapat diakses dengan dua cara,yaitu :

    1. Dengan cara memilih menu :

    Plugins   Least Cost Path   PATH

    Generate..

    2. Dengan cara meng-click   icon ( ) padaToolbar  

    Gambar 10 merupakan ilustrasi dari kedua

    cara di atas pada QGIS .

    Gambar 10. Ilustrasi cara mengakses plugin analisis least-cost path pada QGIS  

    Gambar 11 merupakan tampilan dari GUI   plugin analisis least-cost path.

    Gambar 11. Graphic User Interface plugin analisis least-cost path pada QGIS  

    III.4. Hasil pengujian plugin pada QGIS

    III.4.1. Functional testing  

    Ketika data masukan, parameter masukan,dan data keluaran sudah ditentukan dengan benar,

    maka proses pencarian jalur dapat dimulai dengan

    meng-click  tombol OK ( ) pada GUI plugin (Gambar 11). Gambar 12 merupakan tampilandari indikator proses running  pada QGIS .

    Cara 2

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    10/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 10

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    Gambar 12. Tampilan pesan indikator prosesrunning pada interface QGIS  

    Munculnya indikator proses running  seperti pada Gambar 12 menunjukkan  plugin  berhasil dijalankan pada QGIS .

    III.4.2. Error guessing  

    Pesan error akan muncul pada message

    bar  apabila data\parameter masukan dan keluaran

    yang dimasukan salah seperti yang diilustrasikan

     pada Gambar 13. 

    Gambar 13. Tampilan pesan error  pada QGIS  

    Pesan error   ditampilkan dalam bentukmessage bar   dengan level CRITICAL. Berhasilditampilkannya error message  ketika terjadi

    kesalahan masukan data menunjukkan bahwa plugin berhasil melakukan error handling .

    III.4.3. Comparison testing  

    Gambar 14 merupakan ilustrasi dari tiga

    sampel pada raster accumulated cost   yang diuji

    ketelitiannya. Masing-masing sampel pengujianterdiri dari 25 sel yang menyimpan nilai piksel

     berupa nilai  f   yang dihitung menggunakan

     persamaan 10.

    Gambar 14. Tiga sampel pengujian pada raster

    accumulated cost  

    Hasil perhitungan manual yang

    dilakukan pada kegiatan aplikatif ini memiliki

    nilai yang sama dengan hasil perhitungan  plugin 

    yang diperoleh dari proses identify. Hasil

     pengujian ini menunjukkan bahwa plugin berhasildibuat dengan benar sesuai algoritma yang

    digunakan.

    III.5. Jalur hasil eksekusi plugin  analisis least- cost path  

    III.5.1. Struktur data jalur  (path) 

    Gambar 15 merupakan salah satu contoh

     jalur yang diperoleh beserta perbedaan detil antara

     jalur dengan model raster dan vektor.

    Gambar 15. Jalur hasil analisis least-cost path 

    (A) dan detil perbedaan jalur dengan modelraster dan vektor (B)

    Jalur atau  path  yang disimpan dengan format shapefile memiliki tabel atribut yang menyimpan

     parameter-parameter persamaan 10 pada masing-

    masing edge meliputi elevasi ( H ) pada kedua node

    yang dihubungkan, nilai cost  (C ) pada kedua node

    yang dihubungkan, kemiringan edge  (Ɵ) dalam

    satuan derajat, dan jarak miring edge ( D).

     Id   yang berperan sebagai  primary key 

    diurutkan dari edge  yang dibatasi dengan node 

    akhir sampai edge  yang dibatasi dengan node 

    awal. 

    III.5.2. Struktur data jalur  (path) 

    Gambar 16, 17, dan 18 merupakan

    tampilan jalur trase jalan yang diperoleh dari hasil

    analisis least-cost path dengan menggunakan tiga

     jenis heuristik yang berbeda.

    Gambar 16. Jalur (vektor) jenis Manhattan 

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    11/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 11

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    Gambar 17. Jalur (vektor) jenis Euclidean 

    Gambar 18. Jalur (vektor) jenis Diagonal  

    Berdasarkan Gambar 16, 17, dan 18,

     jalur yang terbentuk dari ketiga jenis heuristik

    terlihat sama. Perbedaan di antara ketiganya dapat

    terditeksi apabila dilakukan analisis  symmetrical

    difference. Gambar 19 merupakan lokasi-lokasi

    terdeteksinya perbedaan antar jalur.

    Gambar 19. Lokasi-lokasi terditeksinya

     perbedaan jalur antara ketiga jenis penggunaan

    heuristik

    Perbedaan jalur antara ketiga

     penggunaan jenis heuristik yang berbeda

    disebabkan karena perbedaan persamaan yang

    digunakan dalam menghitung heuristik.

    III.5.3. Hasil penilaian jalur secara visual dannumeris

    Berdasarkan Gambar 16, Gambar 17,

    dan Gambar 18, jalur yang terbentuk dari hasilanalisis least-cost path cenderung mengikuti alur

    kontur sehingga berada pada permukaan topografi

    dengan kemiringan landai seperti yang

    diilustrasikan pada Gambar 20.

    Gambar III.20. Geometri jalur trase jalan hasil

    analisis least-cost path (merah) yang mengikuti

    alur garis kontur

    Perbedaan antara jalur yang diperoleh

    dari hasil analisis least-cost path menggunakan

    tiga jenis heuristik yang berbeda juga

    menghasilkan nilai satuan kriteria yang berbeda.

    Tabel III.5 merupakan hasil penilaian secara

    numeris yang menunjukan panjang jalur dan

     jumlah penggal jalan dengan kemiringan jalur

    yang lebih besar dari 25%.

    Tabel III.5. Tabel hasil penilaian kriteria panjang

     jalur dan kemiringan jalur

    Tabel III.6 merupakan hasil penilaian

    secara numeris yang menunjukan kriteria jenis

    tutupan lahan yang dilalui jalur beserta jumlah

    nilai dalam cost   untuk masing-masing jenis

    tutupan lahan.

    Tabel III.6. Tabel hasil penilaian kriteria cost  

     jenis tutupan lahan

    III.6. Halaman repository  plugin analisis least- 

    cost path

     Plugin analisis least-cost path yang

    dikembangkan pada kegiatan aplikatif ini sudah

    tersimpan pada QGIS python plugin repositorysehingga pengguna dapat menginstal  plugin

    secara daring melalui menu manage and install... 

  • 8/16/2019 Jurnal Rd Akhmad Faizal P S 38258

    12/12

     

    Jurnal Geospasial Indonesia

    www.jgi.ac.id | 12

    Teknik Geodesi dan Geomatika

    Universitas Gadjah Mada

    http://journal.geodesi.ugm.ac.id

    Gambar 21 merupakan tampilan dari

    halaman repository plugin analisis least-cost path

     pada perangkat lunak QGIS .

    Gambar 21. Tampilan halaman repository plugin

     pada QGIS

    Gambar 22 merupakan tampilan dari

    halaman repository plugin analisis least-cost path

     pada www.plugins.qgis.org/plugins/LeastCostPat 

    hs.

    Gambar 22. Tampilan halaman repository plugin

     pada www.plugins.qgis.org 

    IV. KESIMPULAN DAN DARAN

    IV.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil yang diperoleh darikegiatan aplikatif ini, dapat diambil beberapakesimpulan sebagai berikut :

    1. Kegiatan aplikatif ini menghasilkan  plugin 

    analisis least-cost path menggunakan algoritmaanisotropic accumulated-cost surface  dan  A*(A-Star)  pada perangkat lunak QGIS   untuk penentuan jalur trase jalan.

    2. Jalur yang diperoleh dari hasil analisis least-cost path menggunakan tiga jenis heuristik yang

     berbeda menunjukan hasil yang berbeda di beberapa bagian jalur trase jalan mengingat persamaan yang digunakannya berbeda.

    IV.2. Saran

    Dari pelaksanaan kegiatan pembuatan plugin analisis least-cost path pada QGIS , penulis

    dapat memberikan beberapa saran, sebagai berikut :

    1. Penentuan lokasi awal dan akhir sebaiknya

    dilakukan secara on click   atau tanpa harusmemasukan angka koordinat.

    2.  Bug  yang terjadi ketika proses pencarian jalurdilakukan menggunakan data raster dengancakupan luas sebaiknya diperbaiki.

    IV. Daftar pustaka

    Collischon, W., and Pilar, J. V., 2000, “ A Direction

     Dependent Least-Costs Path Algorithm for Roads and Canals” . International Journal of

    Geographical Information Science, Vol. 14,hal. 397 – 406.

    DeMers, M. N., 2002, GIS Modeling in Raster . JohnWiley & Sons, Inc, New York, USA.

    Direktorat Jendral Bina Marga, 1997. Tata Cara Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan

     Antar Kota No.038/1997 , Penerbit DirektoratJendral Bina Marga, Departemen PekerjaanUmum.

    Douglas, D. H., 1994, “ Least-Cost Path in GIS Using An Accumulated-Cost Surface and Slope Lines”. Cartographica, Vol. 31, hal. 37– 51.

    Kagstrom, S., 2006, Shortest Paths, A* and Bresenham's Algorithm, Department of

    Systems and Software Engineering, BlekingeInstitute of Technology, Ronneby, Sweden.

    Lawhead, Joel., 2013 , Learning Geospatial AnalysisWith Python, Packt Publishing Ltd,Birmingham, UK.

    Morlok, E.K., 1988,  Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta.

    Soegiharto, 1989, “ Peranan Peta Ortofoto Untuk Pemilihan Trase Jalan”. Media Teknik,

     No.ISSN 0216 –  3012.

    WG26 Team, 2013, “ISO/IEC/IEEE 29119 : SoftwareTesting ”, http://softwaretestingstandard.org/

    Diakses pada: 29 Desember 2015.

    Wibowo S. Sony dkk, 2000,  Pengantar Rekayasa Jalan, Sub Jurusan Rekayasa Transportasi,

    Jurusan Teknik Sipil Institut TeknologiBandung, Bandung.

    Yu C., Lee J., and Munro-Stasiuk M J., 2003,

    “Extensions to Least-Cost Path Algorithms ForRoadway Planning”, International Journal ofGeographical Information Science, Vol. 17, No. 4, hal. 361 – 376.

    http://www.plugins.qgis.org/plugins/LeastCostPathttp://www.plugins.qgis.org/plugins/LeastCostPathttp://www.plugins.qgis.org/plugins/LeastCostPathttp://www.plugins.qgis.org/http://www.plugins.qgis.org/http://www.plugins.qgis.org/http://www.plugins.qgis.org/plugins/LeastCostPat