Judul : Pengaruh Jenis dan Tingkat Lemak pada Fermentasi Rumen dan Kinerja Sapi Perah berbasis Pakan Silase Jagung Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek lemak dan lemak putih pilihan (CWG) asupan pakan 0, 2, dan 4 % dari bahan kering (dry matter) pada fermentasi rumen dan kinera sapi perah saat hanya ada satu pakan tunggal yaitu silase jagung. Lima belas sapi Holstein yang sedang menyusui dibiarkan dalam kandang 5 x 5 desain persegi dalam periode 21 hari. Ratio pemberian pakan yaitu 0 % lemak (control), lemak 2 %, 2 % CWG, 4 % lemak, dan 4 % CWG (basis bahan kering). Sapi mulai diberi pakan konsumsi ransum ad libitum sebanyak dua kali sehari sebagai jumlah ransum campuran. Sapi yang memakan tambahan lemak memiliki asupan DM (bahan kering) lebih rendah dan menghasilkan susu yang kurang daripada sapi yang diberi control makanan tambahan lemak. Memberikan supply lemak 4 % kepada sapi perah akan mengurangi produksi susu dan produksi susu lemak relatif terhadap pemberian pakan lemak 2 %. Perlakuan terhadap sapi perah memiliki pengaruh yang kecil pada konsentrasi asam trans – actadecenoic di dalam lemak susu. Jumlah asam lemak trans yang buruk terkait dengan perubahan persentase lemak susu. PH rumen dan jumlah konsentrasi asam lemak volatile tidak dipengaruhi oleh tambahan lemak. Asetat : ratio propionate, NH 3 – N, dan jumlah protozoa dalam rumen secara signifikan menurun bila lemak ditambahkan dalam asupan pakan sapi perah. Sumber lemak tidak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Judul : Pengaruh Jenis dan Tingkat Lemak pada Fermentasi Rumen dan Kinerja Sapi
Perah berbasis Pakan Silase Jagung
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek lemak dan lemak putih pilihan
(CWG) asupan pakan 0, 2, dan 4 % dari bahan kering (dry matter) pada fermentasi rumen
dan kinera sapi perah saat hanya ada satu pakan tunggal yaitu silase jagung. Lima belas sapi
Holstein yang sedang menyusui dibiarkan dalam kandang 5 x 5 desain persegi dalam periode
21 hari. Ratio pemberian pakan yaitu 0 % lemak (control), lemak 2 %, 2 % CWG, 4 % lemak,
dan 4 % CWG (basis bahan kering). Sapi mulai diberi pakan konsumsi ransum ad libitum
sebanyak dua kali sehari sebagai jumlah ransum campuran. Sapi yang memakan tambahan
lemak memiliki asupan DM (bahan kering) lebih rendah dan menghasilkan susu yang kurang
daripada sapi yang diberi control makanan tambahan lemak. Memberikan supply lemak 4 %
kepada sapi perah akan mengurangi produksi susu dan produksi susu lemak relatif terhadap
pemberian pakan lemak 2 %. Perlakuan terhadap sapi perah memiliki pengaruh yang kecil
pada konsentrasi asam trans – actadecenoic di dalam lemak susu. Jumlah asam lemak trans
yang buruk terkait dengan perubahan persentase lemak susu. PH rumen dan jumlah
konsentrasi asam lemak volatile tidak dipengaruhi oleh tambahan lemak. Asetat : ratio
propionate, NH3 – N, dan jumlah protozoa dalam rumen secara signifikan menurun
bila lemak ditambahkan dalam asupan pakan sapi perah. Sumber lemak tidak
mempengaruhi parameter rumen. Tidak ada efek perlakuan khusus pada silase jagung dan
serat jagungnya. Termasuk lemak dalam pakan berbasis silase jagung memiliki efek
negative pada produksi susu dan fermentasi rumen terlepas dari sumber atau tingkatan
lemak tambahan.
(Kata kunci : tipe dan level lemak, fermentasi rumen, lemak susu, silase jagung)
A : P -> Rasio Asetat dan Propionat
CLA -> Asam Linoleat Terkonjugasi
CWG -> Lemak Putih Pilihan
FA -> Asam Lemak
MFD -> Depresi Lemak Susu
UFA -> Asam Lemak Tak Jenuh
Introduction :
Lemak dan lemak putih pilihan (CWG) adalah lemak hewan yang umum digunakan
dalam pakan sapi perah. Karena lemak tersebut merupakan sumber pakan yang relative
murah, dan banyak peternak yang mempunyai minat yang besar untuk memanfaatkannya
sebagai tambahan pakan sapi perah. Respon sapi perah yang menyusut disebabkan oleh
tingkat lemak, asam lemak makanan (FA sumber lemak, atau interaksi antara lemak sumber
dan bahan pakan dari diet basal.
Bukti menunjukan bahwa respon negative terhadap lemak lebih mungkin terjadi ketika
silase jagung merupakan satu-satunya pakan yang utama. Smith dan Harris (1993)
dikompilasi data dari percobaan laktasi dimana berbagai sumber lemak dijadikan pakan
denga silase jagung, alfalfa, atau silase jagung/alfalfa berbasis diet. Mereka menyimpulkan
bahwa kemungkinan penurunan produksi susu dan persentase lemak susu lebih tinggi
ketika sapi perah diberi pakan lemak hewan dan silase jagung berdasarkan diet
dibandingkan diet berbasis alfalfa.
Lemak dan CWG berbeda dalam rasio kadar tak jenuhnya. Pemberian pakan lemak
sering tidak menimbulkan efek negative karena fermentasi rumen sapi yan telah diberi pakan
lemak cukup normal (shaver, 1990). Asam lemak tak jenuh (UFA) beracun bagi mikroba
rumen dan menurunkan serat pencernaan (Palmquist dan Jenkins, 1980 ; Pantoja et al, 1994).
Untuk pengetahuan saja, perbandingan langsung tingkat lemak dan suplemen CWG untuk
diet susu belum dilakukan. Selain itu, sedikit informasi yang tersedia tentang efek pakan
CWG untuk sapi perah menyusui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efek dari lemak dan pakan CWG pada tingkat atau kadar 0, 2, dan 4 % dari asupan
pakan bahan kering terhadap fermentasi rumen dan kinerja sapi perah saat silase
jagung adalah satu-satunya pakan tunggal. Kami berhipotesis bahwa CWG memiliki
efek negative yang lebih dibandingkan lemak karena memiliki asam lemak tak jenuh
berlebih.
Materials and Methods :
Animals
Lima belas sapi Holstein rata-rata 117 +_ 11 DIM dan 162 +_ 90 kg BW dibiarkan
dalam tanah 5 x5 desain persegi dengan periode 21 hari. Satu persegi terdiri dari sapi
primipara, salah satu sapi multipara tanpa rumen kanula. Sapi dalam persegi secara acak
diberlakukan diet. Urutan perlakuan diperintahkan untuk meminimalkan efek residu atau
terbawa dari setiap perlakuan pada periode berikutnya. Hewan ditangani sesuai dengan
rekomendasi, dan prosedur yang telah disetujui oleh Research Animal Resources Center of
THUW, Madison (RADC A – 00898-3-10-98). Sapi ditempatkan secara individual dalam
kandang dan gudang tiang penopang serta memiliki akses terhadap air. Semua sapi disuntik
dengan BST (Posilac, Monsanto.Company, St Louis, MO) di hari yang sama setiap 14 hari.
Diets
Komposisi bahan baku pakan yang akan diujikan ditunjukan pada table 1. Pakan terdiri
atas 50 % konsentrat dan 50 % silase jagung olahan (bahan kering yang utama). Hibrida
jagung yang digunakan adalah Pioneer 3563 (Pioneer Hibred International, Des Moiner, IA)
dipanen pada panjang pucuk 12 mm. Perlakuan lemak (Basis Bahan Kering), adalah : 1,
control (tanpa lemak ditambahkan) : 2, 2% lemak, 2 % CWG, 4 % lemak, dan 4 % CWG.
Lemak dimasukan ke dalam konsentrat dan kemudian ditambahkan ke TMR. Komposisi
asam lemak dari lemak (Pockerland Packing CO, Inc, Green Bay, WI) dan CWG (Rochelle
Food Corp, Rochelle, IL) ditunjukan pada table 2. Sapi perah diberi pakan dua kali sehari
(0800 dan 1800h) sebagai TMR untuk konsumsi ad libitum. Jumlah TMR ditawarkan dan
ditolak dipantau setiap hari, dan penolakan yang dipertahankan sebesar 10 %.
Sampling dan Analisis Laboratorium
Bahan kering silase jagung dan konsentrat ditentukan perminggu menggunakan suhu
60Oc dengan oven hasilnya digunakan untuk disesuaikan dengan pakan ratio di TMR. TMR
jumlah yang ditawarkan dan menolak diukur sehari-hari. Orts dikumpulkan pada hari ke 17
sampai 21 dari setiap periode dan dikeringkan semalam di oven dengan suhu 100 ° C untuk.
Jagung silase dan sampel konsentrat dikumpulkan mingguan, dikeringkan 48 jam dalam oven
dengan suhu 60 ° C, dan tanah untuk 2-mm dalam Wiley mill (Arthur H. Thomas,
Philadelphia, PA). Sampel dianalisis untuk DM, OM, NDF (Mertens, 1999), CP (AOAC,
1990), ekstrak eter (AgSource, Bonduel, WI), dan asam lemak (Sukhija dan Palmquist,