Top Banner
Studi Kasus : Penyakit “kekerdilan” pada Ikan Kerapu Bebek di Teluk Lampung Elywati 1 , Toha Tusihadi 2 1 Ilmu Kelautan, FMIPA-UI, Kampus UI Depok 16424 2 Kepala Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang [email protected] , [email protected] Abstrak Penelitian penyakit kekerdilan ini dilakukan pada bulan September 2012 di Perairan Tegal Arum, Pulau Pahawang dan Pulau Tegal Provinsi Lampung. Pengamatan fisik di Karamba Jaring Apung (KJA) pada tiga tempat tersebut dari 320.000 ekor ikan kerapu bebek diambil sampel sebanyak 21 ekor ikan diduga sakit. Terhadap 21 ekor ikan diduga sakit dilakukan pemeriksaan fisik, pembedahan dan pengambilan sampel untuk pemeriksaan histologi. Hasil pemeriksaan fisik 21 sampel terlihat kurus sedangkan pada pemeriksaan anatomi hati menunjukkan hasil 12 sampel organ hati terlihat pucat kekuningan. Namun pada organ limpa tidak terlihat perubahan yang spesifik. Hasil pemeriksaan preparat histopat menunjukkan hasil dari 8 preparat organ hati, 5 preparat menunjukkan hasil degenerasi hidropik dan 3 preparat menunjukkan hasil degenerasi melemak. Namun pada preparat limpa semuanya menunjukkan hasil spleenitis. Keywords: kekerdilan, pemeriksaan, preparat. 1. PENDAHULUAN Potensi perikanan laut yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha budidaya ikan-ikan bersirip diperkirakan 3 juta ha (Sudaryanto, et al, 2002). Upaya budidaya selain untuk meningkatkan produksi juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan serta untuk memenuhi permintaan pasar dunia. Kerapu beber (Cromileptes altivelis) merupakan jenis ikan yang memiliki prospek yang cukup cerah karena ikan ini memiliki kelebihan antara lain permintaan pasar yang cukup tinggi, harga produk tinggi, memiliki rasa enak dan gurih serta penampilan yang cantik apabilan dipelihara sebagai ikan hias. Ikan kerapu sebagai ikan karnivora memanfaatkan sumber energi utama dari lemak dan protein hewani dan kurang mampu memanfaatkan karbohidrat sebagai sumber energi. Kandungan karbohidrat dalam pakan buatan yang mampu ditoleransi oleh ikan ini maksimal 10-20%, sedangkan kebutuhan protein dan lemak masing-masing pada kisaran 47,8-60% dan 9-16% ( menurut Halver, et al, 2002). Sumber protein dan lemak tidak hanya sekedar terpenuhinya kebutuhan secara kuantitas namun secara kualitas juga harus terpenuhi. Lemak yang dikonsumsi harus mengandung minimal 2%Ω3 HUFA, sedangkan untuk protein harus memenuhi kebutuhan asam amino esensial yaitu metion, arginin, tirosin, treonin, histidin,isoleusin, leusin, lisin, valin dan fenilalanin. Defisiensi terhadap komponen nutrisi tersebut menimbulkan perubahan patologis pada hati sehingga mengakibatkan
7

Jurnal Ely UI

Jan 28, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnal Ely UI

Studi Kasus : Penyakit “kekerdilan” pada Ikan Kerapu Bebek

di Teluk Lampung

Elywati 1 , Toha Tusihadi2

1Ilmu Kelautan, FMIPA-UI, Kampus UI Depok 164242Kepala Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang

[email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian penyakit kekerdilan ini dilakukan pada bulan September2012 di Perairan Tegal Arum, Pulau Pahawang dan Pulau Tegal ProvinsiLampung. Pengamatan fisik di Karamba Jaring Apung (KJA) pada tigatempat tersebut dari 320.000 ekor ikan kerapu bebek diambil sampelsebanyak 21 ekor ikan diduga sakit. Terhadap 21 ekor ikan didugasakit dilakukan pemeriksaan fisik, pembedahan dan pengambilan sampeluntuk pemeriksaan histologi. Hasil pemeriksaan fisik 21 sampelterlihat kurus sedangkan pada pemeriksaan anatomi hati menunjukkanhasil 12 sampel organ hati terlihat pucat kekuningan. Namun padaorgan limpa tidak terlihat perubahan yang spesifik. Hasilpemeriksaan preparat histopat menunjukkan hasil dari 8 preparatorgan hati, 5 preparat menunjukkan hasil degenerasi hidropik dan 3preparat menunjukkan hasil degenerasi melemak. Namun pada preparatlimpa semuanya menunjukkan hasil spleenitis.

Keywords: kekerdilan, pemeriksaan, preparat.

1. PENDAHULUAN

Potensi perikanan laut yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usahabudidaya ikan-ikan bersirip diperkirakan 3 juta ha (Sudaryanto, et al,2002). Upaya budidaya selain untuk meningkatkan produksi juga bertujuanuntuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan serta untuk memenuhi permintaanpasar dunia.

Kerapu beber (Cromileptes altivelis) merupakan jenis ikan yang memiliki prospekyang cukup cerah karena ikan ini memiliki kelebihan antara lain permintaanpasar yang cukup tinggi, harga produk tinggi, memiliki rasa enak dan gurihserta penampilan yang cantik apabilan dipelihara sebagai ikan hias. Ikankerapu sebagai ikan karnivora memanfaatkan sumber energi utama dari lemakdan protein hewani dan kurang mampu memanfaatkan karbohidrat sebagai sumberenergi. Kandungan karbohidrat dalam pakan buatan yang mampu ditoleransioleh ikan ini maksimal 10-20%, sedangkan kebutuhan protein dan lemakmasing-masing pada kisaran 47,8-60% dan 9-16% ( menurut Halver, et al, 2002).

Sumber protein dan lemak tidak hanya sekedar terpenuhinya kebutuhansecara kuantitas namun secara kualitas juga harus terpenuhi. Lemak yangdikonsumsi harus mengandung minimal 2%Ω3 HUFA, sedangkan untuk proteinharus memenuhi kebutuhan asam amino esensial yaitu metion, arginin, tirosin, treonin,histidin,isoleusin, leusin, lisin, valin dan fenilalanin. Defisiensi terhadap komponen nutrisitersebut menimbulkan perubahan patologis pada hati sehingga mengakibatkan

Page 2: Jurnal Ely UI

ganguan fungsi organ dan menghambat pertumbuhan. Penelitian ini dilakukandi Karamba Jaring Apung (KJA) Perairan Teluk Lampung yaitu Perairan TegalArum., Pulau Puhawang dan Pulau Tegal pada bulan September 2012. Tujuanpenelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan ikan dan perubahan patologispada organ dalam ikan kerapu bebek.

2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :a.Sampling

Sampling dilakukan di Perairan Teluk Lampung yaitu Perairan Tegal Arum,Pulau Puhawang dan Pulau Tegal. Pengambilan sampel dilakukan secaraselektif yaitu pada ikan yang menunjukkan gejala kekerdilan.

b.Pemeriksaan Fisik, Nekropsi dan Pengambilan SpesimenPemeriksaan fisik dilakukan dengan melakukan pembedahan dengan caramenyayat bagian abdomen tubuh ikan sampai ke bagian anus. Setelahpembedahan dilakukan pemeriksaan perubahan abnormal organ dalam (hati danlimpa). Apabila diduga ada organ yang abnormal maka dilakukan pengambilanspesimen berukuran 2x2x2 cm untuk pemeriksaan histopatologik.

c.Pemeriksaan Laboratorium Histopatologi sesuai SNI 7666-2011Sampel yang diambil untuk histologi kurang lebih 30% dari jumlah sampelhasil pemeriksaan fisik. Adapun proses histologinya meliputi :- preservasi jaringan dengan cara fiksasi jaringan yang bertujuan untuk

mematikan sel dan mengeraskan jaringan secara cepat, jaringan yangdifiksasi tidak boleh lebih dari 0,5 cm dan dimasukkan dalam larutanfiksatif sebanyak 20 kali volume jaringan. Larutan fiksatif yangdigunakan adalah formaldehyde 37-40% sebanyak 100 cc, distilled water 900 cc,sodium phosphate monobasic 4 gm dan sodium phosphate dibasic (anhydrous) 6,5 gm.

- Sampel yang sudah dipotong kecil pada bagian yang mengalami perubahandimasukkan ke dalam cassette yang telah diberi kode. Cassette yang telahberisi jaringan didehidrasi menggunakan larutan etanol bertingkat yaitu80%, 95% dan absolut. Selanjutnya dilakukan proses penjernihan denganmenggunakan xylene, chloroform atau benzene diikuti proses embedding denganparafin.

- Jaringan yang sudah diblok dengan parafin diletakkan pada holder yangsesuai untuk microtome. Permukaan blok dipotong bagian tepinya sehinggahanya disisakan bagian parafin yang ada jaringannya. Dilakukanpemotongan jaringan dengan ketebalan 6-7 µ. Hasil potongan diletakkandi atas permukaan air di dalam waterbath (40oC). Diusahakan jaringanmengembang dengan baik. Jaringan kemudian diangkat dan ditempelkan padagelas obyek yang telah diolesi Mayer’s egg albumin (putih telur 50 cc danglycerin 50 cc). Preparat jaringan dibiarkan semalam atau disimpan dalaminkubator suhu 37oC.

- Preparat jaringan kemudian diwarnai dengan hematoxylin dan eosin (campuranhaematoxylin crystals 5 gm, alkohol absolut 50 cc, ammonium atau potassiumalum 100 cc, distillled water 1000 cc dan mercuric oxide 2,5 gm)

Page 3: Jurnal Ely UI

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan fisik terhadap ikan kerapu bebek yang ada pada KJA diPerairan Tegal Arum, Pulau Puhawang dan Pulau Tegal berjumlah 320.000 ekor,dengan menggunakan sampling metode selektif jumlah ikan yang diduga sakitadalah 21 ekor atau sekitar 0,007 %. Menurut Kurniasih (1999) pemeriksaandapat dilakukan terhadap ikan sakit, diduga sakit dan yang sudah mati.Hasil pemeriksaan sampel ikan diduga sakit pada KJA lebih rincinya dapatdilihat pada Tabel 1.

Table 1. Hasil pemeriksaan fisik ikan Kerapu Bebek di perairan Tegal Arum, Pulau Puhawang danPulau Tegal

No Nama Perairan Jumlah Ikan (ekor) Jumlah Ikan Didugasakit (ekor)

1 Tegal Arum 5.000 42 Pulau Puhawang 240.000 113 Pulau Tegal 75.000 6

Jumlah 320.000 21

Setelah pendugaan ikan sakit di KJA pada perairan Tegal Arum, PulauPuhawang dan Pulau Tegal, proses selanjutnya adalah pemeriksaan fisik danorgan dalam ikan yaitu hati dan limpa. Hasil pemeriksaan fisik terhadap 21sampel ikan diduga sakit menunjukkan hasil 21 sampel ikan terlihat kurus,sedangkan hasil pemeriksaan organ hati dan limpa menunjukkan hasil dari 21sampel ikan diduga sakit 12 sampel organ hati mengindikasikan perubahanhati menjadi pucat kekuningan dan pada organ limpa semuanya menunjukkanhasil tidak ada perubahan yang spesifik. Hasil pemeriksaan fisik danperubahan abnormal organ dalam hati dan limpa terinci pada Tabel 2.

Table 2. Hasil pengamatan fisik dan organ ikan diduga sakit dari perairan Tegal Arum, PulauPuhawang dan Pulau Tegal

No NamaPerairan

Pengamatan Fisik(ekor)

Pengamatan OrganHati (ekor) Limpa (ekor)

1 Tegal Arum Ikan kurus (4) Pucat kekuningan (2)

Tidak ada perubahan spesipik

2 PulauPuhawang

Ikan kurus (11) Pucat kekuningan (5)

Tidak ada perubahan spesipik

3 PulauTegal Ikan kurus (6) Pucat kekuningan (5)

Tidak ada perubahan spesipik

Proses selanjutnya adalah pengambilan sampel untuk preparat histologi darihasil pengamatan fisik dan organ dalam. Prosedur pembuatan preparathistologi menggunakan metode SNI 7666-2011. Hasil pemeriksaan histologilebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.

Table 3. Hasil preparat histologi ikan diduga sakit dari perairan Tegal Arum, Pulau Puhawang danPulau Tegal

Page 4: Jurnal Ely UI

No Nama Perairan Hati Limpa1 Tegal Arum :

Ikan 1

Degenerasi hidropik dan infiltrasi haemosiderin

Spleenitis, infiltrasi haemosiderin dan peningkatan melanomachropage center

Ikan 2

Degenerasi melemak disertai infiltrasi sel-sel radang dan infiltrasi hemosiderin pada parenkimhati

Spleenitis, infiltrasi haemosiderin dan peningkatan melanomachropage center

2 Pulau Puhawang

Ikan 1

Degenerasi hidropik dan infiltrasi haemosiderin

Spleenitis, infiltrasi haemosiderin dan peningkatan melanomachropage center

Ikan 2 Degenerasi melemak dan infiltrasi haemosiderin

Spleenitis dan infiltrasi haemosiderin

Ikan 3 Degenerasi hidropik dan infiltrasi haemosiderin

Spleenitis dan infiltrasi haemosiderin

Ikan 4 Degenerasi melemak dan infiltrasi haemosiderin

Spleenitis dan infiltrasi haemosiderin

3 PulauTegal

Ikan 1

Degenerasi hidropik, infiltrasi sel-sel radang dan infiltrasi haemosiderin

Spleenitis, infiltrasi haemosiderin dan peningkatan melanomachropage center

Ikan 2 Degenerasi hidropik dan infiltrasi haemosiderin

Spleenitis dan infiltrasi haemosiderin

Menurut Kurniasih (1999), pemeriksaan preparat histologi pada hatimenunjukkan hasil degenerasi hidropik yaitu pembengkakan sel pada stadiumlanjut, degenerasi melemak yaitu akumulasi lemak yang bersifat abnormal didalam hati, infiltrasi haemosiderin yaitu penimbunan Fe pada jaringan haemopoetik(limpa, ginjal depan, thymus), infiltrasi sel-sel radang yaitu masuknya sel-sel darah putih dalam jaringan tubuh.

Pemeriksaan preparat histologi pada limpa menunjukkan hasil spleenitis yaituperadangan limpa, infiltrasi haemosiderin yaitu penimbunan Fe pada jaringanhaemopoetik (limpa, ginjal depan, thymus) dan peningkatan melanomachropagecenter yaitu peningkatan melanin pada makrofag.

Dari Tabel 2 pada histopat organ hati,dari 8 preparat 5 preparatmengindikasikan degenerasi hidropik dan 3 preparat mengindikasikan degenerasimelemak. Sedangkan pada histopat limpa dari 8 preparat semuanyamengindikasikan spleenitis dan infiltrasi haemosiderin serta 4 preparatmengindikasikan peningkatan melnomachropage center. Dari preparat-preparathistology tersebut dapat disimpulkan bahwa semua histopat organ hati

Page 5: Jurnal Ely UI

A B

menunjukkan hasil adanya degenerasi hidropik dan melemak. Menurut LokaPemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang (2013), degenerasi hidropikdan melemak disebabkan adanya racun yang masuk lewat pakan ini dapatdisebabkan oleh penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang dan rendahnyakualitas pakan yang diberikan pada ikan kerapu bebek. Hasil preparathistology lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3.

Sumber : Toha Tusihadi

Gambar 1 . Preparat hispopat organ hati A. Degenerasi melemak, B. Infiltrasi haemosiderin.

Page 6: Jurnal Ely UI

Sumber : Toha Tusihadi

Gambar 2. Preparat hispopat organ hati A. Degenerasi hidropik, B. infiltrasi haemosiderin.

Sumber : Toha Tusihadi

Gambar 3. Preparat hispopat organ melanomachropage center

4. KESIMPULAN

Page 7: Jurnal Ely UI

Ikan dari KJA Perairan Tegal Arum, Pulau Puhawang dan Pulan Tegal yangdigunakan dalam penelitiani ni dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Pemeriksaan fisik dari 21 sampel ikan diduga sakit semua ikan secarafisik terlihat kurus.b.Pemeriksaan organ dalam hati dan limpa menunjukkan hasil dari 21 sampel

12 sampel pada organ hati berwarna pucat kekuningan sedangkan pada limpasemua sampel tidak menunjukkan perubahan yang spesifik.

c.Pemeriksaan preparat histopat terhadap organ hati menunjukkan hasiladanya degenerasi hidropik dan degenerasi melemak yang mengindikasikan adanyaracun yang masuk lewat pakan ini dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang dan rendahnya kualitas pakan yang diberikanpada ikan kerapu bebek.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kepada pembudidaya KJA di Perairan Tegal Arum, PulauPuhawang dan Pulau Tegal, Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya LautLampung dan Kepala Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBLLampung yang telah membantu penelitian ini dapat dilaksanakan.

DAFTAR ACUAN

[1] Akbar S, Sudaryanto. 2002. Pembenihan Pembesaran Kerapu Bebek. PenebarSwadaya. Jakarta.

[2] Kurniasih. 1999. Deskripsi Histopatologi Dari Beberapa Penyakit Ikan.Pusat Karantina Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.

[3] Loka Pemeriksaan Penyakit dan Lingkungan. 2013. Penyakit Ikan Kerapu.Loka Pemeriksaan Penyakit dan Lingkungan.Serang.

[4] Halver, et al.2002. Fish Nutrition. Academis Press. USA.