Top Banner
Journal of Business and Entrepreneurship ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013 Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Journal of Business and Entrepreneurship Volume 1, No 2, Mei 2013 Contents STUDI EMPIRIK PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN INDONESIA, 2005-2008, DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SEM (STRUCTURE EQUATION MODELING) Pulung Peranginangin ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL DAN FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP TERM STRUCTURE INTEREST RATE OBLIGASI PEMERINTAH INDONESIA (SUN) Pardomuan Sihombing, Hermanto Siregar, Adler H. Manurung, Perdana W. Santosa PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ Nur Ainul Malik dan Mohammad Hamsal PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN Selvi Meliza Salim dan Golrida Karyawati PENGARUH MARKET BASED CAPABILITIES TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN STUDI KASUS KOMODITAS GULA PASIR DI PERUM BULOG Adi Yanuar dan Ahdia Amini Sampoerna School of Business Building D. Mulia Business Park Jl. Letjen MT. Haryono Kav. 58-60 Jakarta 12780 Telepon + 62 21 794 2340 Fax + 62 21 794 2330 [email protected] www.ssb.ac.id
119

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

Feb 01, 2018

Download

Documents

hoanghuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

Journal of Business and Entrepreneurship

ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan

Journal of Business and Entrepreneurship

Volume 1, No 2, Mei 2013

Contents

STUDI EMPIRIK PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN INDONESIA, 2005-2008,

DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SEM (STRUCTURE EQUATION MODELING) Pulung Peranginangin

ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL DAN FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP

TERM STRUCTURE INTEREST RATE OBLIGASI PEMERINTAH INDONESIA (SUN)

Pardomuan Sihombing, Hermanto Siregar, Adler H. Manurung, Perdana W. Santosa

PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL

PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ Nur Ainul Malik dan Mohammad Hamsal

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Selvi Meliza Salim dan Golrida Karyawati

PENGARUH MARKET BASED CAPABILITIES TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

STUDI KASUS KOMODITAS GULA PASIR DI PERUM BULOG

Adi Yanuar dan Ahdia Amini

Sampoerna School of Business Building D. Mulia Business Park Jl. Letjen MT. Haryono Kav. 58-60 Jakarta 12780 Telepon + 62 21 794 2340 Fax + 62 21 794 2330 [email protected]

www.ssb.ac.id

Page 2: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

Journal of Business and Entrepreneurship

ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013

ISSN: 2302 4119

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Volume 1, Nomor 2, Mei 2013

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of Business, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun, pada bulan Januari, Mei, Oktober.

Editor In Chief

Prof. Dr. Adler Haymans Manurung Sampoerna School of Business

Managing Editor Romora Edward Sitorus, M.Sc. Sampoerna School of Business

Advisory Board

Budi Widjaja Soetjipto, Ph.D Sampoerna School of Business Dr. Chandra Alamsyah Sampoerna School of Business Prof. Dr. Paulina Pannen Universitas Siswa Bangsa Internasional Prof. Rositsa Bateson Universitas Siswa Bangsa Internasional

Peer Reviews

Prof. Ferdinand D. Saragih Universitas Indonesia Hilda Rosieta Argawal Ph.D Universitas Indonesia Bambang Setiono, Ph. D Sampoerna School of Business Dr. Siti Nurwahyuningsih Harahap Universitas Indonesia Tatang Ary Gumanti, Ph.D University of Jember Dr. Koes Pranowo, SE., MSM PT Transocean Maritime Dr. Andam Dewi PT Bursa Berjangka, Jakarta Wahyu Soedarmono, S.Si, DEA Ph.D Sampoerna School of Business Ir. Muhril Ardiansyah, M.Sc., Ph.D Sampoerna School of Business Hoetomo Lembito, MBA., PT. United Total Support Dr. Pulung Peranginangin PT Vivere Multi Kreasi Dr. Arlan Septia A. R. PT. Reka Raga Resources Dr. Sjamsul Arifin Bank Indonesia Editorial Board

Ir. Hilarius Bambang Winarko, MM. Sampoerna School of Business Lufina Mahadewi, S.Kom, MM, M.Sc. Sampoerna School of Business Nuruzzaman Arsyad, M.Sc. Sampoerna School of Business Anugraha Dezmercoledi, M.Sc. Sampoerna School of Business Editorial Office

Redaksi Bisnis dan Kewirausahawan

Sampoerna School of Business Building D. Mulia Business Park Jl. Letjen MT. Haryono Kav. 58-60 Jakarta 12780 Telepon + 62 21 794 2340 Fax + 62 21 794 2330 [email protected]

www.ssb.ac.id

Page 3: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

Journal of Business and Entrepreneurship

ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013

Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan

Journal of Business and Entrepreneurship

Volume 1, Nomor 2, Mei 2013

STUDI EMPIRIK PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN INDONESIA, 2005-2008,

DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SEM (STRUCTURE EQUATION MODELING) Pulung Peranginangin

ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL DAN FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP

TERM STRUCTURE INTEREST RATE OBLIGASI PEMERINTAH INDONESIA (SUN)

Pardomuan Sihombing, Hermanto Siregar, Adler H. Manurung, Perdana W. Santosa

PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL

PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ Nur Ainul Malik dan Mohammad Hamsal

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Selvi Meliza Salim dan Golrida Karyawati

PENGARUH MARKET BASED CAPABILITIES TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

STUDI KASUS KOMODITAS GULA PASIR DI PERUM BULOG

Adi Yanuar dan Ahdia Amini

Page 4: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

Journal of Business and Entrepreneurship

ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013

i

Dari Redaksi

Perkenankan kami dari Journal of Business and Entrepreneurship mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak atas terbitnya jurnal yang kedua untuk volume yang pertama ini.

Akademisi dan peneliti yang memiliki minat terhadap jurnal ini sudah mulai banyak dengan

adanya tulisan yang masuk secara konsisten sehingga jurnal ini bisa terbit dengan pada

waktunya. Topik yang menjadi pembahasan dalam jurnal ini sangat beragam mengingat nama

jurnal juga mengandung semua aspek.

Pada Jurnal terbitan ini, kami memuat lima tulisan yang dimulai oleh Sdr. Pulung

Peranginangin dari PT PT Vivere Multi Kreasi dan juga Dosen di Sampoerna School of Business

dengan judul yaitu: STUDI EMPIRIK PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN

INDONESIA, 2005-2008, DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SEM (STRUCTURE

EQUATION MODELING). Penelitian ini ingin melihat gambaran perusahaan tekstil dan

garmen Indonesia pada bulan September 2008 sampai November 2008. Penelitian dilakukan

berdasarkan kuesioner diadopsi dan dikembangkan dari penelitian terdahulu lalu dikirim ke

pimpinan (CEO, Direktur/GMs atau Manajer Senior) menanyakan keadaan perusahaan dalam 3

tahun terakhir, lalu dianalisis dengan menggunakan SEM (Structure Equation Modeling). Dari

Model-1 Penelitian ini ditemukan ditemukan, Kebijakan Teknologi berpengaruh terhadap

Kinerja Perusahaan dan Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh (negatif) terhadap Kinerja

Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh terhadap Kebijakan Teknologi. Dari Model-

2 Penelitian ini ditemukan, Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh terhadap strategi Cost-

Leadership yang berimplikasi positif terhadap Kebijakan Process Automation dan Kinerja

Perusahaan. Disamping itu strategi Specialty Product, Marketing Intensity dan Product Line

Breadth, ketiga-tiganya berpengaruh terhadap Kebijakan Innovation and R&D.

Tulisan kedua berjudul “ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL DAN

FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP TERM STRUCTURE INTEREST RATE

OBLIGASI PEMERINTAH INDONESIA (SUN)” ditulis oleh Sdr. Pardomuan Sihombing,

Hermanto Siregar, Adler H. Manurung, Perdana W. Santosa. Tulisan ini mempunyai tujuan

untuk melakukan investigasi terhadap aliran modal dan faktor eksternal mana yang berperan

Page 5: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

Journal of Business and Entrepreneurship

ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013

ii

penting mempengaruhi pergerakan term structure interest rate pada obligasi pemerintah

Indonesia (SUN). Adapun temuan dari penelitian ini yaitu perkembangan yield spread obligasi

pemerintah Indonesia (SUN) selama periode penelitian mengalami fluktuasi yang disebabkan

oleh faktor makro ekonomi, faktor aliran modal dan faktor eksternal. Yield spread SUN selama

periode penelitian mengalami tren penurunan, hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian

Indonesia sedang mengalami pertumbuhan. Penelitian ini menemukan yield spread dipengaruhi

oleh suku bunga The Fed (FFR) secara positif. Peningkatan YS (yield spread) disebabkan yield

obligasi jangka panjang lebih berfluktuasi dibanding yield obligasi jangka pendek ketika FFR

mengalami kenaikan. Temuan dalam penelitian ini menambah wawasan mengenai faktor aliran

modal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pergerakan yield spread obligasi pemerintah

(SUN), sehingga diharapkan bermanfaat bagi investor dan emiten dalam membuat kebijakan

investasi dan keputusan pembiayaan.

Tulisan ketiga ditulis oleh Sdr. Nur Ainul Malik dan Mohammad Hamsal dengan judul

“PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL

PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ”. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi TPM yang berkaitan dengan produktivitas

dan pengaruhnya terhadap pengembangan pekerja, continuous improvement, perubahan

organisasi, dan manajemen kualitas khususnya di area injeksi plastik. Mengetahui dan mengerti

operational performance menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Total

Effectiveness Equipment Performance (TEEP) dalam kaitannya dengan efektivitas mesin dan

peralatan, untuk melakukan manajemen aset, serta penggunaanya dalam proses manufaktur

khususnya di area injeksi plastik. Penelitian ini menjelaskan implementasi Total Productive

Maintenance (TPM) pada area injeksi plastik di PT. XYZ yang diukur dengan menggunakan

Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Total Effectiveness Equipment Performance (TEEP)

untuk mengukur efektivitas dari peralatan atau mesin injeksi sebagai strategi untuk

meningkatkan produktivitas dan kinerja manufaktur. Rata-rata nilai OEE di area mesin injeksi

adalah 68.42% dan rata-rata nilai TEEP adalah 57.96%, nilai tersebut merupakan level Fairly

Typical. Menerapkan dan menjaga konsistensi implementasi TPM sangat penting untuk

meningkatkan kinerja operasional di area mesin injeksi dan menerapkan pemeliharaan proaktif

sebagai aktivitas perbaikan secara terus menerus.

Page 6: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

Journal of Business and Entrepreneurship

ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013

iii

Tulisan keempat berjudul “PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP

KINERJA KEUANGAN” ditulis Sdr. Selvi Meliza Salim dan Golrida Karyawati. Tulisan ini

bertujuan untuk meneliti hubungan antara intellectual capital dengan profitabilitas terhadap

kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan data dari perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Kinerja keuangan perusahaan akan diukur dengan Return on Equity

(ROE) dan Earnings Per Share (EPS). Intellectual capital diukur dengan menggunakan model

Pulic, yaitu VAIC™ (Value Added Intellectual Coefficient). Studi ini menemukan bahwa modal

intelektual mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Bukti empiris menunjukan hubungan

antara ketiga komponen intelectual capital dengan salah satu atau kedua proksi kinerja

keuangan yakni ROE dan EPS. Capital Employed Efficiency berpengaruh positif terhadap

profitabilitas perusahaan, baik dengan return on equity (ROE) maupun dengan EPS. Walapun

dalam model ROE bukti empiris menunjukan bahwa Human Capital Efficiency berpengaruh

signifikan terhadap return on equity (ROE), namun dengan model EPS bukti empiris belum

menunjukan pengaruh signifikan HCE terhadap EPS. Analisa atas Structural Capital Efficiency

juga menunjukan hasil yang tidak konsisten antara model ROE dan model EPS. Pada model EPS

bukti empiris menunjukan pengaruh signifikan SCE terhadap EPS, namun dengan model ROE

Structural Capital Efficiency belum terbukti signifikan terhadap return on equity (ROE).

Tulisan kelima berjudul “PENGARUH MARKET BASED CAPABILITIES

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN, STUDI KASUS KOMODITAS GULA PASIR

DI PERUM BULOG” yang ditulis oleh Sdr. Adi Yanuar dan Ahdia Amini. Tujuan paper ini

adalah: Pertama, mengetahui pengaruh pengembangan produk baru terhadap kinerja perusahaan.

Kedua, memahami pengaruh manajemen konsumen terhadap kinerja perusahaan. Ketiga, melihat

pengaruh manajemen rantai pasok terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menemukan

beberapa hal, yaitu: Pertama, sebagai salah satu perusahaan BUMN, diharapkan Perum Bulog

tidak hanya melakukan penugasan pemerintah sebagai stabilitator harga pangan tetapi sudah

fokus untuk mendapatkan keuntungan melalui kegiatan komersial. Kedua, Perum Bulog harus

melakukan pengamatan keadaan lingkungannya baik secara makro dan industri dengan melihat

pola dan tren yang mulai terbentuk serta melakukan ramalan (forecast) dari tren tersebut

sehingga dapat membantu menghadapi perubahan yang terjadi. Ketiga, Dalam pengembangan

produk baru, Perum Bulog diharapkan melakukan inovasi dari produk gula kristal putih (GKP)

Page 7: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

Journal of Business and Entrepreneurship

ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013

iv

menjadi produk yang unik serta susah ditiru oleh pesaing dengan melibatkan dari seluruh unit

internal perusahaan. Keempat, Perum Bulog sudah harus membina hubungan dengan konsumen,

baik yang berpotensial memberikan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan (high value

customer) maupun konsumen biasa. Kelima, Perum Bulog menerapkan manajemen rantai pasok

yang baik, agar dapat menyeimbangkan kebutuhan akan permintaan dan persediaan sehingga

dapat meningkatkan efesiensi dari operasional perusahaan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang bisa membantu

terbitnya jurnal ini secara on-time. Kami juga meminta dengan sangat agar teman-teman peneliti,

pengajar, dan praktisi dapat mengirimkan tulisan untuk dipublikasikan pada jurnal yang akan

datang.

Hormat kami, Prof. Dr.Adler Haymans Manurung Chief Editor

Page 8: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

Journal of Business and Entrepreneurship

ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013

v

Daftar Isi

DARI REDAKSI ……………………………………………………………………… i – ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. iii

STUDI EMPIRIK PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN INDONESIA, 2005-2008,

DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SEM (STRUCTURE EQUATION MODELING)

Pulung Peranginangin...............................................................................................................6 - 33

ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL DAN FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP

TERM STRUCTURE INTEREST RATE OBLIGASI PEMERINTAH INDONESIA (SUN)

Pardomuan Sihombing, Hermanto Siregar, Adler H. Manurung, Perdana W. Santosa.....…34 - 50

PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL

PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ

Nur Ainul Malik dan Mohammad Hamsal…….............................................................……51 - 73

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Selvi Meliza Salim dan Golrida Karyawati…........................................................................74 - 91

PENGARUH MARKET BASED CAPABILITIES TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN STUDI KASUS KOMODITAS GULA PASIR DI PERUM BULOG

Adi Yanuar dan Ahdia Amini………........................................…..........................…...…..92 - 115

Page 9: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

6

Studi Empirik Perusahaan Tekstil dan Garmen Indonesia, 2005-2008,

dengan Menggunakan Analisis SEM (Structure Equation Modeling)

Pulung Peranginangin Komisaris Utama PT. Gema Grahasarana Tbk (VIVERE Group)

Peneliti dan Pengamat Pertekstilan

This study was conducted between September 2008 and November 2008 based on

questionaires sent to corporate leaders (CEO, Directors, Senior Manager) to seek

information about the condition of textile and garment firms for the previous three years. The

data were then analysed using ANOVA and SEM (Structure Equation Modeling). The study

has several findings. From the first model in the study, it showed that technology policy

influence firm performance, environment uncertainty affected (negatively) firm performance,

and business strategy affected technology policy. The second model revealed that

environment uncertainty influence cost-leadership which has positive implication toward

automation process policy and firm performance. Moreover, strategies consisting specialty

product, marketing intensity and product line breadth, all has impact upon innovation and

R&D policy.

Keywords: ketidakpastian lingkungan, strategi bisnis, kebijakan teknologi, kinerja

perusahaan, product-market, cost leadership dan process automation.

Page 10: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

7

STUDI EMPIRIK PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN INDONESIA, 2005-2008

DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SEM

(STRUCTURE EQUATION MODELING)

Latar Belakang Penelitian

Lingkungan eksternal selalu ditandai ketidakpastian (Khandwalla, 1970) dan kinerja

perusahaan akan optimal tercapai apabila organisasi mampu merespon ketidakpastian

lingkungan secara efektif (Ansoff, 1965; Dill, 1976; Emery dan Trist, 1965; Lawrence dan

Lorsch, 1967; Pfeffer dan Salancik, 1978; Thompson, 1967). Argumentasi yang lebih tajam

terlihat di literatur teori organisasi industri, yang mengemukakan bahwa kekuatan-kekuatan

dalam industri secara langsung menentukan kinerja perusahaan (Porter, 1981; Scherer, 1980).

Keunggulan daya saing dan kinerja superior bertumpu pada kesesuaian antara sumber daya

atau kapabilitas, lingkungan dan strategi (Fuchs, Mifflin, Miller, dan Whitney, 2000; Lenz,

1981; Porter, 1996; Tvorik dan McGivern, 1997; White dan Hamermesh, 1981).

Hubungan antara sumber daya dan kinerja perusahaan telah banyak menarik perhatian

para peneliti manajemen stratejik, mengapa banyak perusahaan yang sukses dalam

menggunakan kapabilitas atau sumber daya tersebut tetapi banyak juga yang tidak berhasil

memperbaiki kinerjanya (Helfat, 2000). Salah satu dari sumber daya yang dimaksudkan di

atas adalah teknologi yang merupakan satu elemen penting di dalam bisnis dan strategi

bersaing (Burgelman, Maidique dan Wheelwright, 2001) serta merupakan dimensi utama

kapabilitas stratejik (Itami dan Numagami, 1992).

Perusahaan berkompetisi tidak hanya di pasar lokal namun juga di pasar global

sehingga ada kebutuhan terhadap peningkatan peran teknologi untuk determinasi sukses

pemasaran (Council on Competitiveness, 1991; Franko, 1989; Fusfeld, 1989; Mitchell, 1990).

Sebagai respon terhadap pengakuan tersebut di atas, banyak perusahaan termasuk perusahaan

dalam industri pertekstilan (Ghemawat dan Nueno, 2006) selain meningkatkan pengadaan

teknologi maju (advanced technology) untuk proses, juga memperkenalkan produknya yang

berteknologi mutahir (technologically sophisticated products), misalnya produk tekstil untuk

kesehatan. Perubahan yang terjadi ini merupakan sinyal tentang perlunya kebijakan teknologi

(technology policy) yang konsisten dan sesuai dengan strategi bisnis (Clark dan Hayes, 1985;

Collier, 1985).

Page 11: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

8

Strategi adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan kinerja

perusahaan (Hambrick, 1980; Hatten dan Schendel, 1977; Hatten, Schendel dan Cooper,

1978; Parnell, 1997, 2002, 2006;Porter, 1980, 1985, 1996; Schendel dan Patton, 1978), oleh

sebab itu paling banyak mendapat perhatian (Ghobadian, O’Regan, Gallear, dan Viney,2004;

Hambrick, 1980; Henderson dan Mitchell, 1997; Parnell, Wright dan Tu, 1996; Parnell, 1997,

2002, 2006). berperan dalam menjelaskan pengaruh strategi terhadap kinerja perusahaan

(Henderson dan Mitchell, 1997; Parnell, 2002, 2006).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah, sebagai berikut: (1) untuk mempelajari pengaruh

ketidakpastian lingkungan terhadap strategi bisnis dan kebijaksanaan teknologi serta

pengaruh masing-masing variabel tersebut terhadap kinerja perusahaan tekstil dan garmen

Indonesia baik secara finansial maupun non-finansial disamping mempelajari pengaruh

masing-masing dimensi strategi bisnis terhadap dimensi kebijakan teknologi dan implikasinya

terhadap kinerja perusahaan; (2) untuk mengisi gap of knowledge melalui perluasan

(extention) studi Zahra dan Covin (1993) tentang Business Strategy –Technology Policy –

Performance dengan memasukkan faktor ketidakpastian lingkungan (Tan dan Litschert, 1994)

yang belum memperhitungkan variabel kebijakan teknologi.

Sebenarnya tersedia banyak jenis industri yang dapat dipilih dan relevan menjadi

subyek penelitian, namun perusahaan pertekstilan dipilih karena pertimbangan sebagai

berikut:

(1) Industri pertekstilan memiliki lingkup industri dan pasar yang sangat besar serta

mempunyai dampak luas pada masyarakat karena menyerap tenaga kerja langsung sebanyak

1.19 juta orang dan dengan nilai perdagangan ekspor dan domestik sebesar US$10.03 miliar

dan US$1.97 miliar (BPS dan API, 2007). Industri pertekstilan memiliki struktur yang

terintegrasi dari industri hulu (up stream industry) yakni: pembuatan serat, pemintalan atau

pembuatan dan pencelupan benang; industri antara (mid stream industry), yang terdiri dari:

pertenunan, perajutan, non-woven dan penyempurnaan (finishing) dan industri tekstil hilir

(down stream industry) yang terdiri dari: garmen (pakaian jadi) dan industri lainnya, seperti

home-interior textiles, technical textiles, geotextiles, medical textiles dan travelling textiles.

(2) Keunggulan daya saing dan kinerja perusahaan pertekstilan Indonesia secara

relatif menurun bila dibandingkan dengan pesaingnya dari negara lain, terutama sesudah

Page 12: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

9

mengalami krisis ekonomi tahun 1998. Kecenderungan penurunan daya saing dan kinerja

perusahaan pertekstilan tersebut secara fluktuatif terlihat pada pangsa pasar Indonesia di

perdagangan pertekstilan dunia, yakni 2.32%, 2.66%, 2.50%, 2.22% dan 1.78% ditahun

1999, 2000, 2001, 2002 dan 2003 (CIC Consulting Group, 2005).

(3) Ketidakpastian lingkungan industri pertekstilan lebih meningkat lagi berhubung

kuota perdagangan tekstil dan garmen yang berlaku sejak 1 Januari, 1974 dalam Multi Fibres

Arrangement (MFA) dihapuskan dan diintegrasikan ke dalam WTO. Dengan demikian pasar

ekspor captive Indonesia hilang sesuai jadwal pemberlakuan aturan WTO sehingga semua

pengusaha berkompetisi tanpa kuota di pasar global. Selain itu ketidakpastian terjadi karena

industri pertekstilan Indonesia dipersepsikan oleh sebagian stakeholders sebagai yang telah

uzur (sunset) walaupun kenyataannya menurut data Textile Intelligence, BPS dan API yang

diolah (2006), nilai perdagangan tekstil dunia terus meningkat sekitar 3% pertahun.

Tinjauan Literature

Pembahasan tentang pengaruh lingkungan persaingan (eksternal) terhadap strategi dan

implikasinya pada kinerja perusahaan termasuk di dalamteori utama dalam ranah manajemen

stratejik yakni Market Based View (MBV), sedangkan pembahasan pengaruh kebijakan

teknologi yang merupakan kebijakan salah satu kapabilitas atau sumber daya internal serta

implikasinya pada kinerja perusahaan (DeSarbo et al., 2005; Henderson dan Micthell, 1997)

termasuk di dalamteori utama lainnya yaitu Resource Based View (RBV).

Strategi1 dan kinerja perusahaan merupakan topik yang paling banyak diteliti hingga

kini (Hambrick, 1980; Parnell, 1997, 2002, 2006). Pengaruh strategi terhadap kinerja

perusahaan menurut berbagai literatur tidak berdiri sendiri namun dipengaruhi oleh berbagai

faktor kontinjensi baik eksternal maupun internal (Ginsberg dan Venkatraman, 1985; Lenz,

1981; Parnell et al.,2000;Tvorik dan McGivern, 1997). Secara spesifik DeSarbo et al. (2005)

dan Henderson dan Mitchell (1997) menyatakan bahwa pengaruh strategi terhadap kinerja

perusahaan ditentukan oleh lingkungan dan kapabilitas.

1Strategi adalah cara bagaimana perusahaan dapat mencapai tujuan. Strategy is the psychological sense defined as a

sequence of means to achieve a goal (Miller, Galanter & Pribram, 1960).

Page 13: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

10

Ketidakpastian Lingkungan dan Kinerja Perusahaan

Ketidakpastian lingkungan dan pengaruhnya tehadap satu perusahaan dapat dilihat

dari banyak perspektif akan tetapi baik langsung atau tidak hal tersebut pasti akan

mempengaruhi aktivitas perusahaan. Kesuksesan perusahaan dalam arti berkinerja unggul

(superior) akan tercapai bila kapabilitas internal perusahaan bisa fit dengan lingkungan

perusahaan yang kompetitif. Raynor (2007) membedakan sistem manajemen tradisional

untuk lingkungan bisnis yang stabil dan sistem manajemen fleksibel untuk lingkungan yang

berubah cepat. Teori kontinjensi berpendapat bahwa hubungan lingkungan dan strategi

menentukan kinerja perusahaan (Lawrence dan Lorsch, 1967). Namun demikian, menurut

Khandwalla (1970) lingkungan eksternal selalu ditandai ketidakpastian dan kinerja

perusahaan akan optimal tercapai apabila organisasi mampu merespon ketidakpastian

lingkungan secara efektif (Ansoff, 1965; Dill, 1976; Emery dan Trist, 1965; Lawrence dan

Lorsch, 1967; Pfeffer dan Salancik, 1978; Thompson, 1967). Salah satu strategi perusahaan

dalam merespon ketidakpastian lingkungan telah mulai dikenal dan penting dalam ilmu

manajemen stratejik akhir-akhir ini yakni paradoxical strategies (Day dan Schoemaker,

2006; Marcus, 2006; Parnell, 2005a). Paradoxical Strategies yang dimaksudkan adalah

respon stratejik perusahaan terhadap ketidakpastian lingkungan yang meningkat yang disatu

sisi harus tetap mempertahankan konsistensinya (routine) tetapi disisi lain perusahaan harus

fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan ketidakpastian lingkungan yang meningkat.

Firmanzah (2003)2 mengemukakan bahwa dynamic competitive bukan merupakan sebuah

sumber keunggulan kompetitif berkesinambungan (SCA) di dalam ketidakpastian lingkungan

(environment pressure) karena pesaing juga melakukan hal yang sama, namun yang menjadi

SCA adalah kemampuan perusahaan mengakumulasi kapabilitas dinamis tersebut lebih cepat

dari pada yang dilakukan oleh pesaing dalam industri. Untuk lebih jelas melihat prosesnya,

berikut ini ditunjukkan matrix dari environment pressure dengan firm capability.

2 Perceived Industrial Pressure-Firm Capability: Dynamic Relation. This paper has been presented in the seminar of

‘Competitive Strategy : New Approach and New Game’ 4 November 2003 in University of Paris XII (Paris).

Page 14: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

11

Gambar 1. Perceived Environment Pressure - Firm Capability Matrix

Perceived

Environment

Pressure

High

Adaptive Process

(I)

Dialog Process

(II)

Low

Introduction Process

(IV)

Domination Process

(III)

Low High

Firm Capability

Sumber: Firmanzah (2003). Perceived Industrial Pressure-Firm Capability:Dynamic Relation

Kebijakan Teknologi dan Product-Market

Suatu teknologi dapat digunakan untuk produk tertentu namun juga tidak tertutup

kemungkinan menggunakan satu teknologi saja untuk semua produk yang dipasarkan pada

segmen yang berbeda. Di dalam literatur diungkapkan bahwa perusahaan yang menawarkan

dan membawa produk dan jasanya (products) ke pasar (market) harus didukung oleh

teknologi3 yang digunakan (Burgelman, Maidique dan Wheelwright, 2001; Sriram dan

3a). Hard technology (Engineering and Manufacturing function of the firms):

Suatu perangkat atau sistem yang melekat (embodied) di mesin atau peralatan yang berfungsi untuk

memacu produktifitas, out-put, kualitas dan keakuratan hasil.

b). Technology (extends beyond Engineering and Manufacturing function of the firms):

Page 15: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

12

Anikeeff, 1991). Untuk lebih jelasnya, di Figur dibawah ini ditunjukkan bagaimana hubungan

(matrix) teknologi dengan product-market tersebut.

Gambar 2. Product/Technology Matrix

Product A Product B ••• Product N

Technology 1

Technology 2

Technology K

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Sumber: Fusfeld, “How to Put Technology into Corporate Planning,”Technology Review, May 1978 dalam Burgelman,

Maidique dan Wheelwright (2001).

Dari matrix diatas dapat dijelaskan bahwa setiap produk yang hendak dibuat dan

dipasarkan yang terdiri mulai dari Produk-A sampai Produk-N sebenarnya mempunyai pilihan

teknologi yang mendukungnya yakni mulai Teknologi-1 sampai Teknologi-K.. Teknologi

yang dipakai tersebut seharusnya dapat dibandingkan (bench-marked) dengan teknologi yang

dipakai oleh rival dan juga dengan teknologi yang paling canggih (state-of-the-art)

disegmennya (market segment).

Konsep Kapabilitas dan Kebijakan Teknologi

Kapabilitas teknologi adalah salah satu dari dimensi utama kapabilitas stratejik selain

dimensi kapabilitas manajemen/ sumber daya manusia dan dimensi kapabilitas pemasaran,

serta teknologi merupakan faktor paling utama dalam menentukan aturan persaingan atau

rules of competition (Porter, 1983). Disamping itu diungkapkan juga bahwa firm’s value

activities sangat dipengaruhi oleh teknologi (Porter, 1985) dan technological know-how dapat

meningkatkan firm’s value (Robins dan Wiersema, 1995). Sejak tahun 1980 peneliti

(1) Refers to the theoretical and practical knowledge, skillsand artifacts that can be used to developed products and

services as well as their production and delivery systems (Burgelman, Maidique dan Wheelwright, 2001).

(2) The process by which organization transforms labor, capital, materialsand information into products and services

(Christensen dan Bower, 1996).

Definisi (b) nomor 1 dan 2: merupakan definisi teknologi yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 16: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

13

manajemen stratejik mulai mengenal teknologi sebagai satu elemen penting di dalam bisnis

dan strategi bersaing (Burgelman, Maidique dan Wheelwright, 2001). Selain itu, teknologi

diketahui sebagai satu dimensi yang esensial di dalam bisnis dan tercatat sebagai satu

karakter yang menambah kedinamisan dunia bisnis karena suatu teknologi yang digunakan

cepat atau lambat akan digantikan oleh teknologi lain (Abell, 1980). Konsep Value-Chain

yang dikemukakan pertama kali oleh Porter yang terdiri dari aktivitas utama (prime activities)

dan aktivitas pendukung (support activities) juga mempunyai komponen dan dipengaruhi oleh

teknologi yang dipilih dan digunakan oleh perusahaan.

Teori RBV4 mengatakan keunggulan daya saing dan kinerja superior bertumpu pada

kapabilitas spesifik perusahaan (Barney, 1991; Dierickx dan Cool, 1989; Penrose, 1959;

Prahalad dan Hamel, 1990;Wernerfelt, 1984). Sekalipun para peneliti menggunakan berbagai

terminologi yang berbeda untuk kapabilitas, namun semuanya memiliki pengertian yang

mirip satu sama lain (Lenz, 1980; Stalk, Evansdan Shulman, 1992) yaitu kemampuan yang

memberikan keunggulan daya saing dan kinerja unggul (superior) bagi perusahaan. Barney

(1991, 2002) mengemukakan sumber daya yang merupakan kapabilitas tersebut dengan

rerangka (frameworks) VRIO5. Kapabilitas bukan hanya menjadi basis keunggulan daya saing

dan kinerja superior tetapi juga merupakan basis dalam menentukan strategi perusahaan

(Barney, 1991; Collis, 1991; Conner, 1991; Grant, 1991;Lawless, Berg dan Wilsted, 1989).

Sehubungan sifat teknologi sama dengan resources maka teknologi tersebut tersedia

juga di luar perusahaan dalam arti tidak harus dikembangkan sendiri secara internal akan

tetapi dapat diakses langsung (Hunt, 1995). Teknologi produk maupun proses pada umumnya

juga dapat diperoleh melalui proses ‘make’ or ‘buy’ (Capon dan Glazer, 1987; Khalil, 2000).

Karena proses persaingan sifatnya dinamis dan terus menerus maka kapabilitas termasuk

teknologi yang dibangunpun seharusnya juga dinamis (Teece, Pisano dan Shuen, 1997).

4Teori Resource Based View (RBV) diperkenalkan melalui karya seminal Penrose (1959) yakni Teori Pertumbuhan

Perusahaan (Theory of the Growth of the Firm), berpandangan bahwa keunggulan daya saing dan kinerja perusahaan

bertumpu pada sumber daya atau kapabilitas perusahaan (Barney, 1991; Penrose, 1959; Wernerfelt, 1984).Ini disanggah

oleh Rugman dan Verbeke (2002) dan uraian tentang RBV dapat dilihat di Barney (1991, 2002); Mahoney dan Pandian

(1992); Peteraf (1993) dan Collies dan Montgomery (1995).

5VRIO berarti:bernilai (Valuable), langka (Rare), tidak bisa ditiru sepenuhnya (Imitable imperfectly) dan tidak bisa digantikan

karena secara kombinasi melekat di organisasi (Organizational combined capabilities).

Page 17: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

14

Dinamika Persaingan dan Kebijakan Teknologi

Salah satu dimensi utama dari kapabilitas stratejik adalah teknologi (Itami dan

Numagami, 1992). Perubahan teknologi adalah salah satu forces penting yang mempengaruhi

kinerja dan posisi daya saing perusahaan (Afuah, 2000; Khalil, 2000; Kilmann, 1991;

Narayanan, 2001). Oleh sebab itu inovasi dan perubahan teknologi yang pada mulanya

dilakukan oleh satu perusahaan (technology leader), apabila berhasil akan dapat merubah

lanskap persaingan karena akan terjadi dinamika kompetisi (Teece, Pisano dan Shuen, 1997)

berupa aksi dan reaksi antar pelaku bisnis (competitive dynamics). Banyak inovasi yang

terjadi berbasis teknologi, seperti contoh: disposable diapers dalam bidang tekstil kesehatan

(non-woven medical textiles), electronic fuel injections untuk otomotif dan personal

computers, disamping inovasi yang terjadi difasilitasi oleh teknologi, yakni penemuan dan

pengembangan produk baru melalui kegiatan R&D, antara lain dalam bisnis retail dan

services, yaitu teknologi elektronika dan data processing atau EDP (Maidique, Burgelman

dan Wheelwright, 2001).

Karena perusahaan berkompetisi secara global maka ada kebutuhan terhadap

peningkatan peran teknologi untuk determinasi sukses persaingan bidang pemasaran (Council

on Competitiveness, 1991; Franko, 1989; Fusfeld, 1989; Mitchell, 1990). Sebagai respon

terhadap situasi tersebut, maka perusahaan tekstil dan garmen pun sudah banyak

menggunakan teknologi terkini (advanced technology) untuk teknologi proses maupun

produk.Teknologi pertekstilan bukan termasuk dalam kategori teknologi high-tech (Dickens,

2003) namun perubahan yang terjadi tersebut merupakan indikator atau sinyal tentang

perlunya kebijakan teknologi perusahaan (firm technology policy) yang konsisten dan sesuai

dengan strategi bisnis (Clark dan Hayes, 1985; Collier, 1985). Beberapa alasan perlu

dipertimbangkan dalam menetapkan kebijakan teknologi dalam perusahaan (firm technology

policies), yaitu memilih dan menentukan jenis ataupun cakupan teknologi apa yang relevan

bagi perusahaan sehingga perlu dituangkan dalam corporate planning.

Implikasi kepemimpinan dalam teknologi (technology leadership) telah dieksplorasi

terlebih dahulu dalam teknologi dan strategi antara lain oleh: Ansoff dan Stewart (1967) serta

Maidique dan Patch (1979). Keagresifan dalam postur teknologi (aggressive technology

posture) sering dihubungkan dalam hal timing of entry dari pengadaan dan penggunaan

teknologi yang dimaksud secara komersial relatif terhadap pesaing dalam bisnis. Julukan

pemimpin dalam teknologi didapatkan oleh satu perusahaan sebagai hasil dari pada komitmen

Page 18: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

15

untuk selalu berperan sebagai “pioneer” dalam mengembangkan teknologinya (Rosenbloom

dan Cusumano, 1987). Pemimpin teknologi mempunyai kapasitas untuk selalu menjadi yang

pertama (to be first movers) untuk mendapatkan first mover advantages- FMA, namun dia

juga dapat memilih untuk tidak melakukannya. Insentif sebagai first-movers (Hitt, Hoskisson

dan Ireland, 2007) yakni bisa mendapatkan; (1) customers loyalty karena pelanggan akan

tetap (committed) pada produk atau jasa yang pertama mereka dapatkan yaitu dari first-

movers, (2) pangsa pasar (market share) yang telah didapat oleh first-movers dalam kompetisi

selanjutnya akan sulit direbut oleh followers atau late-entrants terutama bila first-movers terus

mempertahankan posisinya sehingga mencapai level unggul berkesinambungan (sustainable

competitive advantage- SCA). Para first-movers atau technology leaders akan dapat

mempertahankan posisinya bila dapat menaikkan entry-barriers, antara lain dengan; (a)

beroperasi pada skala-ekonomi (economies of scale) menjadikan biaya per unit produk sangat

rendah (lowest-cost) sehingga tidak tertandingi, (b) mempertinggi tingkat keunikan

(differentiation) produk yang ditawarkan, (c) Switching-cost dibuat setinggi mungkin

sehingga perlu biaya mahal untuk mensubstitusi produk yang sudah dipasok first-movers, (d)

Membangun distribution channel yang kuat sehingga pesaing sulit mendapatkan akses pasar,

(e) Mendaftarkan “paten” proses, teknologi dan brand produk kepada pemerintah sehingga

sampai waktu tertentu terlindungi dan tidak dapat ditiru (costly to imitate) dan (f) melakukan

inovasi dan R&D terus menerus, bahkan kalau perlu melakukan apa yang disebut Schumpeter

(1934) sebagai ‘creative-destruction’ agar sulit dikejar oleh pesaing. Schumpeter

menggunakan kata creative-destruction untuk menjelaskan siklus hidup dari inovasi (the life

cycle of innovations) yang dari perspektif dinamis mengartikan bahwa inovasi-baru akan

menggantikan/ menghilangkan yang lama (new innovations drive-out old ones) termasuk

sumber daya, profesi, keuntungan bahkan perusahaan dari pengusaha sebelumnya (previous

entrepreneur). Tingkat keuntungan akan mengalir mengikuti siklus kontinual (continual

cycle) yang tinggi pada tahap inovasi lalu menurun pada waktu imitasi mulai merebak dan

diikuti siklus declining.

Sebagai first-movers disamping mempunyai insentif namun juga mempunyai resiko,

yakni biaya untuk melakukan inovasi dan R&D yang signifikan jumlahnya belum tentu sesuai

dengan apa yang diharapkan didapatkan dari penjualan dan apabila hasil inovasi gagal

dipasarkan maka cadangan dana (slack) yang sebelumnya selalu tersedia akan berkurang

sehingga kemampuan melakukan inovasi selanjutnya menurun dan tak mampu seterusnya

Page 19: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

16

menjadi first-movers (Hitt, Hoskisson dan Ireland, 2007). Disamping itu second-movers dapat

memanfaatkan jalan yang telah dibuka oleh first-mover yang telah melakukan customer’s

education tentang produk sehingga memudahkan bagi second-mover untuk memasuki

persaingan. Sebagai contoh first-mover yang pernah kehilangan keunggulan kompetitifnya

pada tahun 1980-an adalah Macintosh PC dari Apple Computer (Yoffie dan Slind, 2008).

Selanjutnya persaingan akan terjadi kalau ada pesaing yang bereaksi terhadap first-movers

dengan strategi imitasi dan perbaikan fitur (imitated and improved).

Page 20: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

17

Model dan Metode Penelitian

Tabel 1. Definisi dan dimensi dari konstruk penelitian

KONSTRUK DEFINISI DIMENSI

Strategi Bisnis Proses menetapkan tujuan bisnis

dan bagaimana mencapainya.

• Menawarkan produk spesial (specialty product).

• Pemasaran intensif (marketing intensity)

• Terendah (unggul) dalam biaya (cost leadership)

• Beragam produk / layanan (product line breadth)

Kebijakan

Teknologi

Proses pemilihan, pengembangan

dan penempatan teknologi

termasuk mengkombinasikannya

untuk mendukung pencapaian tujuan

perusahaan sesuai dengan

strateginya.

• Postur teknologi yang agresif (aggressive

teechnology posture).

• Otomatisasi proses (process automation).

• Inovasi proses dan produk serta R&D (Innovation

and R&D).

Ketidakpastian

lingkungan

Suatu ketidakpastian informasi dan /

atau sumber daya yang terjadi

lingkungan luar perusahaan.

• Kompleksitas/heterogenitas; tingkat

keanekaragaman dan diversiti masing-masing

elemen lingkungan (environmental complexity).

• Dinamika; tingkat variabilitas perubahan dan

prediktibilitas masing-masing elemen lingkungan

(environmental dynamics).

• Hostilitas; tingkat kepentingan dan kapasitas

sumber daya masing-masing elemen lingkungan

(environmental hostility).

Kinerja

Perusahaan

Hasil yang dibandingkan terhadap

target dan / atau dibandingkan

dengan kinerja pesaing.

• Kinerja finansial, dibandingkan dengan tujuan dan/

atau kinerja pesaing

• Kinerja non-finansial, kepuasan yang dicapai

dibandingkan relatif terhadap tujuan dan/ atau

kinerja pesaing.

Sumber: Diolah oleh penulis dari: Miller, G., Galanter, E dan Pribram, K.H. (1960); Zahra dan Covin (1993); Tan dan Litschert

(1994); Morgan dan Strong (2003) dan Venkatraman dan Ramanujam (1986)

Page 21: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

18

Gambar 3. Model Penelitian Lengkap dengan Variabel dan Dimensinya

Source,

-

vinco (1993)

H4

Source, -

Morgan & Strong (2003)

-

Tan & Litschert (1994)

-

Tan & Tan (2005)

-

Venkatraman &

Ramanujam (1986)

Source: Zahra &

Covin (1993)

Tan & Litschert

(1994)

Specialty Products Marketing

Intensity

Cost

Leadership

Product Line

Breadth

EU Dynamics

EU

Complexity

EU

Hostility

Aggresive

Technology Posture

Process Automation Innovation a nd

R&D Source: Zahra & Covin

(1993)

Financial

Performance

Non- Financial

Performance H2

H5

H1 H3

Firm

Performance

Environmental

Uncertainty

(EnvUnc)

Business

Strategy

Technology

Policies

H6

Page 22: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

19

Tabel 2. Hipotesis-hipotesis yang diuji dalam studi ini

Tabel 2. HIPOTESIS

1 H1 Strategi bisnis berpengaruh positif terhadap Kinerja perusahaan

2 H1a Strategi Specialty product berpengaruh positif terhadap Kinerja perusahaan

3 H1b Strategi Marketing intensity berpengaruh positif terhadap Kinerja perusahaan

4 H1c Strategi Cost leadership berpengaruh positif terhadap Kinerja perusahaan

5 H1d Strategi Product line breadth berpengaruh positif terhadap Kinerja perusahaan

6 H2 Kebijakan teknologi perusahaan berpengaruh positif terhadap Kinerja perusahaan

7 H2a Kebijakan Aggressive technology posture berpengaruh positif terhadap Kinerja

perusahaan 8 H2b Kebijakan Process automation berpengaruh positif terhadap Kinerja perusahaan

9 H2c Kebijakan Innovation and R&D berpengaruh positif terhadap Kinerja perusahaan

10 H3 Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap Strategi bisnis

11 H3a Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap Strategi Specialty product

12 H3b Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap Strategi Marketing intensity

13 H3c Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap Strategi Cost leadership

14 H3d Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap Strategi Product line breadth

15 H4 Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap Kebijakan teknologi perusahaan

16 H4a Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap Kebijakan Aggressive technology

posture

17 H4b Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap Kebijakan Process automation

18 H4c Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap Kebijakan Innovation and R&D

19 H5 Ketidakpastian lingkungan berpengaruh negatif terhadap Kinerja perusahaan

20 H5a Ketidakpastian lingkungan berpengaruh negatif terhadap Kinerja perusahaan

21 H6 Strategi bisnis berpengaruh positif terhadap Kebijakan teknologi perusahaan

22 H6a1 Strategi menawarkan specialty product berpengaruh positif pada Kebijakan aggressive

technology posture

23 H6a2 Strategi menawarkan specialty product berpengaruh positif pada Kebijakan innovation

and R&D

Page 23: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

20

24 H6b1 Strategi marketing intensity berpengaruh positif pada Kebijakan aggressive technology

posture

25 H6b2 Strategi marketing intensity berpengaruh positif pada Kebijakan innovation and R&D

26 H6c1 Strategi cost-leadership berpengaruh positif pada Kebijakan aggressive technology

posture

27 H6c2 Strategi cost-leadership berpengaruh positif pada process automation

28 H6d Strategi product line breadth berpengaruh positif pada Kebijakan innovation and R&D

Gambaran Umum Penelitian dan Profil Responden

Tahap awal penelitian lapangan adalah melakukan Pre-Test dengan mengukur

validitas instrumen utama penelitian yakni kuesioner yang berjumlah 80 buah pertanyaan,

yang masing-masing pertanyaan mewakili dimensi dari variabel laten serta variabel terukur

model penelitian. Pertanyaan kuesioner dinilai valid jika nilai Standard Loading Factor

(SLF)> 0.50. Jika nilai SLF <0.50, maka pertanyaan kuesioner tersebut tidak valid atau dapat

dikatakan tidak mengukur apa yang ingin diukur pada penelitian ini. Hasil dari Pre-Test

terdapat 5 buah pertanyaan yang tidak valid sehingga tersisa 75 buah pertanyaan kuesioner

yang valid untuk selanjutnya digunakan sebagai instrumen penelitian ini.

Survei penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2008 sampai dengan November

2008 terhadap 580 perusahaan tekstil dan garmen diseluruh Indonesia dengan mengirimkan

kuesioner yang dipakai sebagai instrumen.

Dari 580 kuesioner yang dikirim ada 3 perusahaan yang mengatakan mereka tidak

bersedia berpartisipasi. Total pengembalian 158 dengan 5 kuesioner dijawab tetapi kurang

lengkap sehingga ada 153 sampel yang dapat diolah selanjutnya. Tingkat pengembalian

kuesioner yang mencapai lebih 26 % dapat dikatakan sangat baik bila dibandingkan dengan

tingkat pengembalian survei penelitian manajemen stratejik dengan target responden adalah

pimpinan perusahaan sebagai key informant yang berkisar 20 – 25 % (Barringer dan

Bluedorn, 1999; Kreiser et al., 2002b; Miller dan Friesen, 1982; Morgan dan Strong, 2003;

Robinson dan Pearce, 1988).

Jumlah sampel yang berkisar antara 100- 200 untuk penelitian yang bila mengolah

data dengan SEM adalah jumlah yang baik (appropriate) khususnya dari segi overall fit

Page 24: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

21

measures yang fundamental yakni likelihood-ratio chi-square statistic (Hair et al., 1998).

Profil perusahaan dan responden ditunjukkan di Tabel berikut ini.

Tabel 3. Profil Responden Perusahaan tekstil dan garmen

Deskripsi Frekuensi Persentase

Aset Perusahaan

10 – 100 Miliar rupiah 61 40%

>100 – 500 Miliar rupiah 63 42%

>500 Miliar rupiah 28 18%

Jumlah 152 100%

Penjualan Pertahun

10 – 100 Miliar rupiah 51 34%

>100 – 500 Miliar rupiah 79 52%

>500 Miliar rupiah 22 14%

Jumlah 152 100%

Bidang Usaha

Terintegrasi (mixed tekstil dengan garmen) 22 15%

Tekstil saja 95 62%

Garmen saja 34 23%

Jumlah 151 100%

Jumlah pegawai

30- 300 orang 42 28%

>300 – 3000 orang 97 64%

>3000 orang 12 8%

Jumlah 151 100%

Usia Perusahaan

3 – 10 tahun 21 14%

Page 25: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

22

>10 – 20 tahun 73 48%

>20 tahun 57 38%

Jumlah 151 100%

Area Pemasaran

Domestik dan Ekspor (mixed) 117 76%

Domestik 100% 27 18%

Ekspor 100 % 9 6%

Jumlah 153 100%

Kontribusi Pemasaran

Total Domestik NA 58%

Total Ekspor NA 42%

Jumlah NA 100%

Jabatan Responden

Manajer Senior 64 42%

GM/Direktur 76 50%

Presiden Direktur 12 8%

Jumlah 152 100%

Jenis Kelamin Responden

Laki-laki 132 86%

Perempuan 21 14%

Jumlah 153 100%

Sumber: Diolah oleh penulis dari data-data survei (2008)

Hasil Penelitian dan Analisisnya

Analisis “Structural Equation Modeling” (SEM)

Sebanyak 153 buah kuesioner yang kembali dan terisi (lihat Tabel 5.1) diolah dengan

menggunakan teknik statistik Structural Equation Modeling (SEM) melalui dua tahap yang

dikenal dengan “two step approach” (Wijanto, 2007) yakni meliputi:

Page 26: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

23

1) Analisis Model Pengukuran (Measurement Model) dengan menggunakan

Confirmatory Factor Analysis (CFA). Analisis ini dilakukan untuk memastikan

apakah berbagai indikator atau variabel teramati yang ditentukan secara teoritis dapat

dimasukkan dalam kelompok masing-masing variabel laten seperti dalam model

penelitian. Tahap selanjutnya, sesuai rule of the thumb (Wijanto, 2008), bahwa satu

variabel terukur minimal memerlukan 5 responden ketika menggunakan estimasi

Maximum Likelihood (MLE) atau 10 responden kalau menggunakan estimasi

Weighted Least Square (WLS), maka dengan sampel data yang hanya berjumlah 153

(seharusnya minimal sampel untuk MLE adalah 5 x 75 = 375), model pengukuran

perlu disederhanakan dengan tahap sebagai berikut;

a) Melakukan analisis model pengukuran dari model penelitian dengan sekaligus

menghitung Latent Variabel Score (LVS) dari variabel-variabel laten yang

diperlukan sehingga model hanya mengandung model pengukuran tingkat

pertama,

b) Melakukan analisis terhadap model pengukuran dari model penelitian yang

telah disederhanakan tersebut.

2) Analisis Model Struktural (Structural Model) dilakukan untuk menganalisis

pengaruh antar semua variabel laten yang telah disederhanakan.

Analisis Model Pengukuran (Measurement Model)

Analisis model pengukuran meliputi 3 tahap yang meliputi: pengujian kecocokan

keseluruhan model yang dilihat dari hasil Goodness of Fit Index (GOFI) yang dihasilkan,

analisis validitas dan reliabilitas. Tingkat kecocokan model dapat dilihat dari nilai uji

dibandingkan dengan standar nilai GOFI. Setelah diperoleh kecocokan yang baik dari

keseluruhan model maka langkah berikutnya yaitu melakukan pengujian validitas dari model

pengukuran. Menurut Wijanto (2008), ukuran sebuah variabel laten atau memiliki validitas

dan reliabilitas yang baik adalah sebagai berikut:

a) Nilai-t (t-value) ≥ 1.96

b) Nilai muatan faktor standar (Standardized Loading Factor/ SLF) ≥ 0.50

Page 27: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

24

Reliabilitas dari model pengukuran menggunakan dua kriteria yaitu Construct

Reliability (CR) dan Variance Extracted (VE) yang nilainya dapat dihitung dengan rumus

(Formula-5.1 untuk CR dan Formula-5.2 untuk VE), seperti berikut ini:

2

2

2

( S tandard ized Loading)C R =

( S tandardized Loading) E rror

S tandardized LoadingV E =

N

di m ana N adalah banyaknya variabel teram ati

Σ

Σ + Σ

Σ

Kriteria reliabilitas model pengukuran yang baik adalah jika CR ≥ 0.70 dan VE ≥ 0.50.

Tabel 4. Pengujian Hipotesis dengan Nilai-t terhadap: H1-H6

Hipo-

tesis

Variabel Laten Nilai-t ≥1.96

(Signifikan)

Signifikansi Kesimpulan

H1 Strategi Bisnis→ Kinerja

Perusahaan

0.90 Tidak

Signifikan

Data tidak mendukung

model.

H2 Kebijakan Teknologi →

Kinerja Perusahaan

2.64 Signifikan

(Positif)

Data mendukung

model.

H3 Ketidakpastian

Lingkungan→

Strategi Bisnis

0.89 Tidak

Signifikan

Data tidak mendukung

model.

H4 Ketidakpastian

Lingkungan→

Kebijakan Teknologi

-0.44 Tidak

Signifikan

Data tidak mendukung

model.

H5 Ketidakpastian

Lingkungan→

Kinerja Perusahaan

-2.51 Signifikan

(Negatif)

Data mendukung

model.

H6 Strategi Bisnis→

Kebijakan Teknologi

4.88 Signifikan

(Positif)

Data mendukung

model.

Sumber: Hasil Pengolahan data penelitian (2008)

Page 28: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

25

Gambar 4. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian H1-H6

Tabel 5. Pengujian: Hipotesis dengan Nilai-t terhadap: H1a-H1d, H2a-H2d, H3a- H3d,

H4a-H4c, H5 dan H6a1-H6a2, H6b1-H6b2, H6c1-H6c2 dan H6d.

Variabel

Laten

Hipo-

tesis

Variabel Laten Nilai-t ≥ 1.96

(Signifikan)

Signifikansi Kesimpulan

BStrat

Firm-perf

H1a Specialty Product→ Kinerja

Perusahaan

1.21 Tidak

Signifikan

Data tidak

mendukung model.

H1b Marketing Intensity → Kinerja

Perusahaan

0.63 Tidak

Signifikan

Data tidak

mendukung model.

H1c Cost Leadership→

Kinerja Perusahaan

2.03 Signifikan

(Positif)

Data mendukung

model.

H1d Prod Line Breadth→

Kinerja Perusahaan

0.20 Tidak

Signifikan

Data tidak

mendukung model.

Tech-Pol

Firm-perf

H2a Aggr. Tech Posture→

Kinerja Perusahaan

1.88

Tidak

Signifikan

Data tidak

mendukung model.

H2b Process Automation→

Kinerja Perusahaan

2.24 Signifikan

(Positif)

Data mendukung

model.

H2c Innovation and R&D→

Kinerja Perusahaan

1.44 Tidak

Signifikan

Data tidak

mendukung model.

H1

H2+

H4

H3

H5-

Environment

Uncertainty

(EnvUnc)

Business Strategy

(BStrat)

Technology Policy

(TechPol)

Firm Performance

(FirmPerf)

H6+

Page 29: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

26

Env-unc

BStrat

H3a Ketidakpastian Lingkungan →

Specialty Product

-0.60 Tidak signifikan Data tidak

mendukung model.

H3b Ketidakpastian Lingkungan→

Marketing Intensity

-0.23 Tidak signifikan Data tidak

mendukung model.

H3c Ketidakpastian Lingkungan→

Cost Leadership

2.53 Signifikan

(Positif)

Data mendukung

model.

H3d Ketidakpastian Lingkungan→

Product Line Breadth

1.19 Tidak signifikan Data tidak

mendukung model.

Env-unc

Tech-pol

H4a Ketidakpastian Lingkungan→

Aggr Techno Posture

-0.52 Tidak signifikan Data tidak

mendukung model.

H4b Ketidakpastian Lingkungan →

Process Automation

-0.38 Tidak signifikan Data tidak

mendukung model.

H4c Ketidakpastian Lingkungan→

Innovation and R&D

0.31 Tidak

Signifikan

Data tidak

mendukung model.

Env-unc

Firmperf

H5a

Ketidakpastian Lingkungan→

Kinerja Perusahaan

-2.30 Signifikan

(Negatif)

Data mendukung

model.

Bstrat�

Tech-pol

H6a1 Specialty Product →Aggr.

Tech Posture

3.72 Signifikan

(Positif)

Data mendukung

model.

H6a2 Specialty Product →

Innovation and R&D

3.07 Signifikan

(Positif)

Data mendukung

model.

H6b1 Marketing Intensity

→Aggr.Tech Posture

1.21 Tidak signifikan Data tidak

mendukung model.

H6b2 Marketing Intensity →

Innovation and R&D

3.11

Signifikan

(Positif)

Data mendukung

model.

H6c1 Cost Leadership →Aggr.Tech

Posture

1.80

Tidak

Signifikan

Data tidak

mendukung model.

H6c2 Cost Leadership →Process

Automation

5.00 Signifikan

(Positif)

Data mendukung

model.

Page 30: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

27

Sumber: Hasil Pengolahan data penelitian (2008)

Gambar 5. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian H1a-H6d

H6d Product Line Breadth→

Innovation and R&D

2.58 Signifikan

(Positif)

Data mendukung

model.

Business

Strategy

Technology

Policy

H6d H6b1

H5a- Firm

Performance Environment

Uncertainty

H1a H1b H1c+ H1d

H2a H2b+ H2c

H3a

H3b H3+c

H3d

H4a H4b

H4c

H6b2+

H6a1+

H6a2+

H6c1

H6c+2

Specialty Products Marketing

Intensity

Cost

Leadership

Product Line

Breadth

Agg Technology

Posture

Process

Automation

Innovation and

R&D

Legend:

Berpengaruh

signifikan

Page 31: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

28

Kesimpulan

Berdasarkan kombinasi interaksi dari seluruh variabel dan dimensi penelitian ini,

dapat dikemukakan beberapa kesimpulan akhir sebagai berikut:

Pertama, ketidakpastian lingkungan, strategi cost leadership dan kebijakan teknologi

mempengaruhi signifikan kinerja perusahaan tekstil dan garmen Indonesia namun

ketidakpastian lingkungan mempengaruhi kinerja secara negatif sedangkan strategi cost

leadership dan kebijakan teknologi mempengaruhi kinerja secara positif.

Kedua, dalam ketidakpastian lingkungan yang meningkat (turbulen), kebijakan

teknologi dan ketidakpastian lingkungan itu sendiri memiliki peran dan pengaruh lebih

dominan dibandingkan peran strategi bisnis terhadap kinerja perusahaan walaupun pengaruh

dimensi strategi cost leadership secara tunggal juga mempunyai pengaruh signifikan.

Ketiga, strategi bisnis dan seluruh dimensinya mempengaruhi secara signifikan positif

kebijakan teknologi dan dimensi tertentu dari kebijakan teknologi tersebut yakni process

automation berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan.

Daftar Pustaka

Afuah, A. (2000); How much do your co-opetitors capabilities matter in the face of

technological change?; Strategic Management Journal, Special Issue, 21, 387-404.

Ansoff, I.(1965); Corporate Strategy: An Analytical Approach to Business Policy for Growth

and Expansion; McGraw Hill, New York.

Barney, J. B. (1991); Firm resources and sustained competitive advantage; Journal of

Management, 17: 99-120.

Barringer, B. R., dan Bluedorn, A. C. (1999); The relationship between corporate

entrepreneurship and strategic management; Strategic Management Journal, 20: 421-

444.

Bourgeois, L. J. III. (1980); Strategy and environment: a conceptual integration; Academy of

Management Review, 5(1): 25-39.

Burgelman, R. A., Maidique, M. A., dan Wheelwright, S.C. (2001); Strategic Management of

Technology and Innovation; McGraw-Hill Irwin, Singapore.

Christensen, R., Andrews, K., dan Bower, J. (1978); Business Policy, Richard Irwin, Illinois.

Capon, N., dan Glazer, R. (1987); Marketing and Technology: A strategic coalignment;

Journal of Marketing, 51: 1-14.

Page 32: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

29

CIC Consulting Group. (2005); Studi tentang Industri Tekstil dan Produk Tekstil; The CIC

Consulting Group, Jakarta.

Clark, K., dan Hayes, R. (1985); ‘Exploring factors affecting innovation and productivity

growth within the business unit’, Dalam K. Clark and C. Lorenz (eds.), The Uneasy

Alliance: Managing the Productivity Technology Dilemma; Harvard Business School

Press, Boston, MA, 365-384.

Collis, D. (1991); A resource-based analysis of global competition: the case of the bearings

industry; Strategic Management Journal, 12: 49-68.

Conner, K. R. (1991); A historical comparison of resource-based theory and five schools of

thought within industrial organization economics: do we have a new theory of the

firm?; Journal of Management, 17(1): 121-154.

Council on Competitiveness, (1991); Gaining New Ground: Technology Priorities for

America’s Future; Council on Competitiveness, Washington, DC.

Day, G. S., dan Reibstein, D. J. (1997); Wharton on Dynamic Competitive Strategy; John

Wiley & Son, Inc.

DeSarbo, W., Di Benedetto, C. A., Song, M., dan Sinha, I. (2005); Revisiting the Miles and

Snow strategic framework: Uncovering interrelationships between strategic types,

capabilities,environmental uncertainty and firm performance; Strategic Management

Journal, 26:47-74.

Dicken, P. (2003); Global Shift, Reshaping the Global Economic Map in the 21st Century;

4th ed., The Guilford Press, New York.

Dill, W. R. (1976); Environment as an influence on managerial autonomy; Administrative

Science Quarterly, 409-443.

Emery, F. E., dan Trist, E. L. (1965); The causal texture of organizational environments;

Human Relations, 18: 21-31.

Firmanzah. (2003); Perceived Industrial Pressure – Firm Capability: Dynamic Relation; This

paper has been presented in the seminar of ‘Competitive Strategy : New Approach and

New Game’ 4 Novembre 2003 in University of Paris XII (Paris).

Franko, L.G. (1989); Global corporate competition: Who’s winning, who’s losing and the

R&D factor as one reason why; Research Management, 29 (4): 17-20.

Fusfeld, A. (1978); Technology Review; MIT Alumni Association.

Page 33: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

30

Ghobadian, A., O’Regan, N., Gallear, D., dan Viney, H. (2004); Strategy and Performance

Achieving Competitive

Fuchs, P. H., Mifflin, K. E., Miller, D., dan Whitney, J. O. (2000); Strategic

integration:competing in the age of capabilities; California Management

Review,42(3): 118-147; Advantage in the Global Markets, Palgrave, New York.

Ghemawat, P., dan Nueno, J. L. (2006); ZARA: Fast Fashion; Harvard Business School

Publishing, Boston, MA.

Ginsberg, A., dan Venkatraman, N. (1985); Contingency perspectives of organizational

strategy: a critical review of the empirical research; Academy of Management

Review, 10(3): 421-434.

Hair, J. F., Tatham, R. L., Anderson, R. E., dan Black, W. (1998); Multivariate Data

Analysis(5th Edition); Prentice Hall, New Jersey.

Hambrick, D. (1980); Operationalizing the concept of business-level strategy in research;

Academy of Management Review, 5(4): 567- 575.

Hatten, K. J., dan Schendel, D. E. (1977); Heterogenenity within industry: firm conduct in

the U.S brewing industry, 1952-71; The Journal of Industrial Economics, 26(2): 97-

113.

Hatten, K. J., Schendel, D. E., dan Cooper, A. C. (1978); A strategic model of the U.S.

brewing industry: 1952-1971; Academy of Management Journal, 21(4): 592-610.

Helfat, CE. (2000); Guest editor’s introduction to the special issue; the evoloution of firm

capacities; Strategic Management Journal, Special issue 21 (10-11): 955-959.

Henderson, R., dan Mitchell, W. (1997); The interactions of organizational and competitive

influences on strategy and performance; Strategic Management Journal, 18: 5-14.

Hitt, M. A., Hoskisson, R. E., dan Ireland, R. D. (2007); Management Strategy: Concepts and

Cases; Thomson South-Western, Mason.

Hunt, S. D., dan Morgan, R.M. (1995); The Comparative Advantage Theory of Competition;

Journal of Marketing, 59(4): 1-15.

Itami, H., dan Numagami, T. (1992); Dynamic Interaction Between Strategy and

Technology; Strategic Management Journal 13 (Winter, 1992): 119-136.

Khandwalla, P. (1970); Environment and its impact on the organization, 297-313.

Khalil, T. M. (2000); Management of Technology:The Key to Competitiveness and Wealth

Creation; Singapore: McGraw-Hill Companies Inc.

Page 34: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

31

Kilmann, R. H; Kilmann, I and Associates. (1991); Making organizations competitive:

Enhancing networks and relationships accross tradidional boundaries; California:

Jossey- Bass Inc.

Lawrence, P., dan Lorsch, J. (1967); Organization and Environment; Harvard University

Press, Boston.

Lawless, M. W., Bergh, D., dan Wilsted, W. D. (1989); Performance variations among

strategic group members: an examination of individual firm capability; Journal of

Management, 15(4): 649-661.

Lenz, R. T. (1980); Strategic capability: a concept and framework for analysis; Academy of

Management Review, 5(2): 225-234.

Lenz, R. T. (1981); ‘Determinants’ of organizational performance: an interdisciplinary

review; Strategic Management Journal, 2: 131-154.

Maidique, M,A., dan Patch, P. (1988); ‘Corporate strategy and technology policy’; Dalam

M.L. Tushman., dan W.L. Moore (eds), Reading in management of Innovation (2nd

ed), Balringer, Cambridge, MA: 236-248.

Marcus, A. A. (2006); Big Winner and Big Loosers; Upper Saddle River, New Jersey:

Wharton School Publishing.

Miller, G., Galanter, E dan Pribram, K.H. (1960); Plans and the Structure of Behavior,

London, Holt.

Mitchel, G. (1990); ‘Alternative frameworks for technology strategy’; European Journal of

Operational Research, 47 (4):153-161.

Morgan, R., dan Strong, C. (2003); Business performance and dimensions of strategic

orientation; Journal of Business Research, 56: 163-176.

Narayanan, V. K. (2001); Managing technology and Innovation for competitive advantage;

New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Parnell, J. A. (1997); New evidence in the generic strategy and business performance debate:

a research notes; British Journal of Management, 8:175-181.

Parnell, J. A. (2002); Competitive strategy research; Journal of Management Research, 2(1):

1-12.

Parnell, J. A. (2006); Generic strategies after two decades: A re-conceptualization of

competitive strategy; Management Decision, 44(8): 1139-1154.

Page 35: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

32

Parnell, J. A, Wright, P., dan Tu, H. S. (1996); Beyond the strategy-performance linkage: the

impact of the strategy-organization-environment fit on business performance;

American Business Review, June: 41-50.

Penrose, E. (1959); The Growth of the Firm; Basil Blackwell, Oxford.

Pfeffer, J., dan Salancik, G. (1978); The External Control of Organization; Stanford Business

Book, California.

Porter, M. (1980); Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and

competitors; Free Press, New York.

Porter, M., (1983); ’ The technological dimension of competitive strategy’ dalam R.S.

Rosenbloom (ed); Research on Technological Innovation, Management and Policy, 1,

JAI Press, Greenwich, CT: 1-33.

Porter, M. (1985); Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance;

Free Press, New York.

Porter, M. (1996); On Competition; Harvard Business Review Book, Boston.

Raynor, M. E. (2007); The Strategy Paradox; Random House, New York.

Robins, J. A., dan Wiersema, M. (1995); A resource-based approach to the multibusiness

firm: emprical analysis of portfolio interrelationships and corporate financial

performance; Startegic Management Journal, 24 (1): 39-59.

Robinson Jr., R. B.., dan Pearce, J. A. (1988); Planned patterns of strategic behavior and their

relationship to business-unit performance; Strategic Management Journal, 9: 43-60.

Schendel, D., dan Patton, G. R. (1978); A simultaneous equation model of corporate strategy;

Management Science, 24(15): 1611-1621.

Schumpeter, J. A. (1934); The Theory of Economic Development; Cambridge, MA: Harvard

University Press.

Tan, J dan Litschert, R. (1994); Environment-strategy relationship and its performance

implications: an empirical study of the Chinese electronics industry; Strategic

Management Journal, 15: 1-20.

Tan, J., dan Tan, D. (2005); Environment-strategy co-evolution and co-alignment: a staged

model of Chinese SOEs under transition; Strategic Management Journal, 26: 141-157.

Teece, D. J., Pisano, G., dan Shuen, A. (1997); Dynamic capabilities and strategic

management; Strategic Management Journal, 18(8): 509-533.

Thompson, J.(1967); Organizations in Action; Transaction Publisher, New Brunswick.

Page 36: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

33

Tvorik, S., dan McGivern, M. (1997); Determinants of organizational performance;

Management Decision, 35(6): 417-435.

White, R., dan Hamermesh, R. (1981); Toward a model of business unit performance: an

integrative approach; Academy of Management, 6(2): 213-223.

Wijanto, S, H. (2007); Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8; Konsep & Tutorial:

Graha Ilmu, Yogyakarta.

Zahra, S. A., dan Covin, J. G. (1993); Business Strategy, Technology Policy and Firm

Performance; Strategic ManagementJournal, 14: 451-478.

Page 37: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

34

Analisis Pengaruh Aliran Modal dan Faktor Eksternal Terhadap Term

Structure Interest Rate Obligasi Pemerintah Indonesia (SUN)6

Pardomuan Sihombing7, Hermanto Siregar8, Adler H. Manurung9, Perdana W. Santosa10

Indonesian government bond market has developed so rapidly, this study aimed to

investigate the effect of capital flows and external factors on the term structure of interest rate

Indonesian government bonds (SUN). Yield spreads in this study using a long-term

government bonds (10 years) and short-term (3 months). This study uses a portion of foreign

investor ownership (FP), reserves (CD), Hang Seng Index (HSI), DOW Jones index (DOW),

oil prices (OIL), and the Federal Funds Rate (FFR) as a proxy of capital flows and external

factors for the period July 2003 to December 2011. The research shows that YS influenced by

the FFR.

Keywords: yield spread, capital flows, external factors, Indonesian government bonds

6 Makalah ini adalah bagian dari Disertasi yang disampaikan pada seminar Sekolah Pascasarjana IPB

7 Mahasiswa Program Doktor Manajemen dan Bisnis IPB

8 Dosen Program Doktor MB IPB

9 Dosen Program Doktor MB IPB

10 Dosen Program Doktor MB IPB

Page 38: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

35

ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL DAN FAKTOR EKSTERNAL

TERHADAP TERM STRUCTURE INTEREST RATE OBLIGASI PEMERINTAH

INDONESIA (SUN)

Pendahuluan

Latar Belakang

Pasar obligasi memerankan peran penting sebagai salah satu alternatif sumber

pembiayaan di masa pertumbuhan ekonomi dunia dewasa kini. Setelah krisis keuangan Asia

pada 1997, pemerintah Indonesia telah memulai secara aktif utilisasi obligasi sebagai sumber

utama bagi pembiayaan jangka panjang. Pendanaan melalui obligasi dalam negeri berguna

untuk penguatan sistem keuangan suatu negara dan mengurangi potensi guncangan krisis

keuangan di masa mendatang (Fabella dan Madhur, 2003). Pemerintah Indonesia memandang

perlu untuk menutup defisit anggaran belanja pemerintah melalui pinjaman yang bersumber

dari dalam negeri. Mengingat tingkat fleksibilitas dan dependensi yang tinggi terhadap negara

donor, menjadi catatan tersendiri bagi pemerintah Indonesia untuk beralih dari pembiayaan

luar negeri ke pembiayaan dalam negeri.

Pembiayaan dalam negeri dilakukan dengan penerbitan obligasi pemerintah (SUN).

Dengan penerbitan obligasi, pemerintah turut membentuk dan memajukan pasar obligasi di

Indonesia. Pemerintah memandang perlu untuk terus-menerus mengembangkan pasar obligasi

di Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Surat Utang dan Bapepam. Hal ini

tercermin dari upaya pemerintah mengembangkan pasar obligasi secara bertahap dengan

mempersiapkan aturan hukum dan infrastruktur penunjang pasar untuk mencapai kondisi

pasar obligasi yang likuid dan efisien. Pemerintah setiap tahunnya menerbitkan obligasi untuk

pendanaan yang berdampak terhadap peningkatan outstanding (jumlah) obligasi pemerintah

di pasar obligasi dalam negeri. Tahun 2005 pemerintah hanya menerbitkan Rp. 47 triliun,

dengan jumlah obligasi sebesar Rp. 399,86 triliun. Sedangkan pada tahun 2011, obligasi

pemerintah diterbitkan sebesar Rp. 207,1 triliun dangan jumlah obligasi yang beredar sebesar

Rp. 723,61 triliun. Perkembangan obligasi pemerintah yang sangat pesat dapat dilihat pada

gambar 1.

Page 39: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

36

Gambar 1. Perkembangan Obligasi Pemerintah (SUN) Indonesia

399.86 418.75477.75

525.70581.75

641.22723.61

47.0 61.0100.0 126.2

148.5 167.6 207.1

0100200300400500600700800

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Outstanding Obligasi Pemerintah

Penerbitan Obligasi Pemerintah

(Rp. Triliun)

Sumber: Publikasi DMO, Depkeu

Data DMO Depkeu menyebutkan bahwa pada Desember tahun 2011 proporsi

kepemilikan obligasi pemerintah Indonesia oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar

36,63% (Rp. 265,03 trilyun), sedangkan proporsi kepemilikan obligasi pemerintah oleh non

bank adalah sebesar 62,29% (Rp. 450,75 triliun). Hal ini menunjukkan bahwa pihak bank

maupun non bank (lihat tabel 1) memandang asset obligasi sebagai investasi yang

menguntungkan. Obligasi pemerintah dipilih karena dipandang memiliki risiko investasi yang

lebih rendah jika dibandingkan dengan obligasi korporasi. Dengan demikian hampir sebagian

besar investor lebih memilih untuk menjadikan obligasi pemerintah sebagai salah satu

komponen asset-nya. Berbagai pihak yang berperan sebagai investor atas obligasi pemerintah

berinvestasi guna memperoleh pendapatan bunga (interest income) dan keuntungan dari

selisih harga beli-jual obligasi (capital gain).

Page 40: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

37

Tabel 1. Kepemilikan SBN yang dapat diperdagangkan (Rp. Triliun)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Bank: 289.65 269.11 268.65 258.75 254.36 217.27 265.0

Bank BUMN Rekap 154.5 152.76 154.67 144.72 144.19 131.72 148.64

Bank Swasta Rekap 85.38 80.79 72.63 61.67 59.98 54.93 67.33

Bank Non Rekap 32.4 32.78 35.37 45.17 42.40 26.26 42.84

BPD Rekap 1.18 2.78 5.97 6.5 6.02 1.41 4.32

Bank Syariah 0.00 0.00 0.00 0.69 1.77 2.95 1.90

Bank Indonesia* 10.52 7.54 14.86 23.01 22.50 17.42 7.84

Non-Banks: 99.67 142.1 194.24 243.93 304.89 406.53 450.75

Reksadana 9.12 21.43 26.33 33.11 45.22 51.16 47.22

Asuransi 32.3 35.04 43.47 56.95 72.58 79.30 93.09

Asing 31.09 54.92 78.16 86.02 108.00 195.76 222.86

Dana Pensiun 22.02 23.08 25.5 33.41 37.50 36.75 34.39

Sekuritas 0.46 1.00 0.28 0.63 0.46 0.13 0.14

Lain-lain 4.68 6.63 20.5 33.60 41.12 43.43 53.05

Total 399.84 418.75 477.75 534.89 581.75 641.21 723.61 Sumber: Publikasi DMO, Depkeu

Pedoman umum yang digunakan oleh para investor dan pelaku pasar untuk dapat

memantau perkembangan nilai portfolio obligasi pemerintah yang dimiliki adalah dengan

memantau perkembangan pergeseran term structure interest rate. Yield curve yang diproxikan

dengan yield spread bergerak ditentukan faktor fundamental ekonominya (Min, 1998).

Penelitian ini melanjutkan studi yang dilakukan Sihombing et al. (2012) yang

sebelumnya menganalisis pengaruh makro ekonomi terhadap term structure interest rate pada

obligasi pemerintah Indonesia (SUN). Sihombing et al. (2012) menemukan adanya tren

penurun yield spread pada obligasi pemerintah Indonesia (SUN) mengikuti pertumbuhan

ekonomi yang terjaga baik. Kondisi fundamental ekonomi yang membaik, membuat investor

asing akan masuk dan terjadi aliran modal (capital inflow). Capital inflow ini pada akhirnya

akan menyebabkan mata uang rupiah menguat dan sebagian capital inflow akan

diinvestasikan dalam portofolio obligasi.

Dalam era globalisasi dengan tidak jelasnya lagi batasan negara membuat bursa antar

negara dan faktor eksternal saling terkait. Gejolak pasar keuangan yang terjadi pada tahun

2008 (kasus subprime mortgage di Amerika Serikat) adalah contoh bahwa pasar keuangan

saling berhubungan secara signifikan. Sebagaian besar emerging market sangat dipengaruhi

oleh volatilitas pasar global Marcilly (2009). Sehingga penelitian pengaruh aliran modal dan

faktor eksternal menjadi penting untuk dilakukan.

Page 41: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

38

Bagi pemerintah mengetahui pengaruh aliran modal dan faktor eksternal yang

mempengaruhi yield curve obligasi pemerintah dapat menjadi strategi untuk mengembangkan

pasar obligasi dan memperoleh pendanaan dengan cost of fund yang murah. Analisa terhadap

pergerakan yield curve menjadi hal yang penting untuk dipahami oleh para investor dan

pelaku pasar untuk meningkatkan kinerja portfolio investasinya.

Tujuan Penelitian

Perkembangan obligasi pemerintah Indonesia (SUN) dan pergerakan term structure

interest rate yang mendorong penelitian ini untuk melakukan investigasi terhadap aliran

modal dan faktor eksternal mana yang berperan penting mempengaruhi pergerakan term

structure interest rate pada obligasi pemerintah Indonesia (SUN).

Tinjauan Literature

Tinjauan Teoritis

Menurut Fabozzi (2002), imbal hasil atau yield obligasi adalah ukuran tingkat

pengembalian potensial dari obligasi tersebut. Menurut Martelli, Priaulet, dan Priaulet (2003),

Imbal Hasil atau Term Structure of Interest Rate (TSIR) merupakan serangkaian tingkat

bunga yang diurut berdasarkan waktu jatuh tempo tertentu. Nilai dan kondisi dari tingkat

bunga akan menentukan nilai dan kondisi dari struktur waktu yang pada akhirnya akan

menghasilkan kurva imbal hasil. Menurut Nawalkha dan Soto (2009) istilah TSIR, disebut

juga dengan kurva imbal hasil (yield curve), didefinisikan sebagai hubungan antara hasil

investasi (imbal hasil) dengan jatuh tempo investasi.

Kurva imbal hasil biasanya diestimasi dengan menggunakan imbal hasil obligasi

diskonto yang disetahunkan kemudian dihitung dengan metode bunga berbunga (continuously

compounded). Kurva imbal hasil tidak dapat diobservasi secara langsung akibat tidak adanya

obligasi diskonto yang memiliki tanggal jatuh tempo yang berkelanjutan. Sebagai

konsekuensinya, kurva imbal hasil biasanya diestimasi dengan menerapkan metode struktur

waktu yang membentuk obligasi yang memiliki kupon dengan waktu jatuh tempo yang

berbeda-beda. Terdapat 4 (empat) teori yang menjelaskan terbentuknya kurva imbal hasil

(Martelli, Priaulet dan Priaulet, 2003) yaitu:

1. The Pure Expectations Theory, kurva imbal hasil pada suatu waktu tertentu

menggambarkan ekspektasi tingkat bunga jangka pendek di masa yang akan datang.

Page 42: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

39

Peningkatan/penurunan pada imbal hasil merupakan peningkatan/penurunan pada tingkat

bunga jangka pendek.

2. The Pure Risk Premium Theory, terdapat dua versi dalam menggambarkan bentuk dari

resiko premium yaitu The Liquidity Premium dan The Preferred Habitat. The Liquidity

Premium mengemukakan bahwa investor lebih tertarik untuk mempertahankan obligasi

dengan masa jatuh tempo yang lebih lama dengan harapan obligasi memberikan tingkat

pengembalian yang tinggi (pada tingkat risiko premium tertentu) sehingga mampu

menyeimbangkan volatilitas yang tinggi dari obligasi tersebut. The Preferred Habitat,

mengemukakan bahwa investor tidak selalu berniat untuk melikuidasi investasinya secepat

mungkin, biasanya dipengaruhi oleh kondisi kewajiban investor.

3. The Market Segmentation Theory, dalam kerangka pemikiran teori ini, ada beberapa

kategori investor yang terdapat di pasar dengan kondisi masing-masing investor

berinvestasi pada segmen tertentu sesuai dengan kewajibannya tanpa pernah berpindah ke

segmen lain.

4. The Biased Expectations Theory, merupakan kombinasi dari Pure Expectations Theory dan

Risk Premium Theory. Teori ini menyimpulkan bahwa kurva imbal hasil mencerminkan

ekspektasi pasar akan tingkat bunga di masa yang akan datang dengan tingkat likuiditas

yang tidak tetap dari waktu ke waktu.

Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang membahas tentang determinan yield spread di negara

berkembang dan utang luar negeri adalah Min (1998), Eichengreen dan Mody (1998),

Ferrucci (2003), Baek et al. (2005), Grandes (2007), Baldacci et al (2008), Gibson et al.

(2011), dan Sihombing et al (2012). Yield spread yang mencerminkan premi risiko,

diperlukan untuk mendorong debitor untuk meminjamkan kepada peminjam, biasanya

dimodelkan sebagai fungsi dari probabilitas default dan kerugian yang diantisipasi. Hal ini

pada gilirannya akan berhubungan dengan kondisi fundamental yang dapat dikelompokkan ke

dalam tiga kategori besar, ekonomi makro, guncangan eksternal, dan aliran modal. Secara

umum, literatur terdahulu menemukan dukungan untuk masing-masing determinan yield

spread.

Min (1998) menganalisa determinan dari yield spreads obligasi dari 11 negara

berkembang dalam kurun waktu 1991 sampai dengan 1995. Min (1998) menyimpulkan

Page 43: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

40

bahwa kemampuan mengakses pasar luar negeri sangat ditentukan faktor fundamental dalam

negeri dan faktor eksternal. Oleh karena itu disarankan agar negara-negara berkembang yang

ingin mencari akses yang lebih besar terhadap pasar obligasi internasional harus

meningkatkan fundamental makro ekonominya.

Sihombing et al. (2012) melakukan penelitian terhadap obligasi pemerintah Indonesia

(SUN) dengan menggunakan data dari Juli 2003 sampai Desember 2011. Penelitian tersebut

menemukan adanya tren penurunan dari yield spread obligasi pemerintah Indonesia selama

periode penelitian akibat faktor fundamental ekonomi Indonesia yang terjaga baik. Faktor

makro ekonomi consumer price index (CPI) berpengaruh positif terhadap yield spread

obligasi pemerintah Indonesia dan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) berpengaruh negatif

terhadap yield spread.

Eichengreen dan Mody (1998) menegaskan arti penting faktor eksternal selain faktor

fundamental dalam analisis sentimen pasar. Dengan menganalisis hampir 1.000 data obligasi

negara berkembang yang diterbitkan antara tahun 1991 sampai dengan tahun 1996, ditemukan

bahwa yield spreads obligasi bergantung pada issue size, credit rating issuer, debt to GDP,

dan debt service to export ratio. Kesimpulan utama dari penelitian ini bahwa perubahan

dalam sentimen pasar, tidak hanya bergantung pada fundamental makroekonomi, tetapi juga

faktor pasar atau faktor eksternal.

Gibson et al. (2011) menyatakan risiko likuiditas atau aliran modal berkaitan dengan

kemampuan suatu negara untuk mengakses mata uang asing yang dibutuhkan untuk menjual

obligasinya, seperti pertumbuhan ekspor dan rasio cadangan devisa terhadap PDB yang

berpengaruh negatif terhadap yield spread. Sedangkan, debt service ratio (pembayaran

hutang/ekspor) berpengaruh positif terhadap yield spread. Marcilly (2009) menemukan

adanya partisipasi investor asing di obligasi mata uang lokal, yield spread obligasi pemerintah

dan nilai tukar di pasar obligasi negara berkembang terutama Indonesia dan Malaysia.

Peiris (2010) melakukan penelitian mengenai partisipasi investor asing terhadap

obligasi domestik di 10 negara berkembang periode 2000-2009. Hasil penelitian menemukan

bahwa meningkatnya kepemilikan investor asing akan menurunkan yield jangka panjang

secara signifikan. Hasil penelitian juga menemukan dengan meningkatnya kepemilikan

investor asing tidak serta merta meningkatkan volatilitas yield obligasi di negara-negara

berkembang.

Page 44: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

41

Untuk ekonomi emerging market, harga minyak (oil price) dan suku bunga

internasional cenderung menjadi sumber yang paling penting dari guncangan eksternal

Gibson et al. (2011). Tingkat suku bunga biasanya ditunjukkan oleh tingkat bunga yang

berdenominasi dolar AS, karena dominasi utang emerging market dalam mata uang dolar.

Ferruci (2003) menemukan yield spread dipengaruhi secara positif oleh faktor eksternal

(risiko pasar) dengan menggunakan proxy indeks saham S&P 500. Arora dan Cerisola (2000),

Min et al. (2003), dan Ferrucci (2003) menemukan bahwa tingkat suku bunga The Fed sangat

berpengaruh terhadap yield spread.

Baek et al. (2005) membuat indeks risk appetite untuk negara maju dan berkembang

berdasarkan rangking koefisien korelasi antara return pasar dan volatilitas. Ditemukan

korelasi positif terhadap return pasar dan volatilitas bagi risk-seeking dan korelasi negatif bagi

risk-avoiding. Risk appetite yang lebih besar diharapkan akan negatif terkait dengan

keseluruhan tingkat yield spread. Ukuran alternatif dari penghindaran risiko global yang

digunakan oleh Grandes (2007) adalah indeks obligasi korporasi AS yang ratingnya dinilai

BB (junk bonds).

Faktor tambahan yang dianggap mempengaruhi yield spread di pasar negara

berkembang adalah risiko politik (Baldacci et al., 2008). Makna potensi variabel ini berasal

dari penelitian Eaton dan Gersovitz (1981), yang menarik adalah pada pentingnya kesediaan

untuk membayar dan bukan hanya kemampuan untuk membayar sebagai penentu

kemungkinan default. Baldacci et al. (2008) mengukur risiko politik dengan mengunakan

komponen first principal World Bank Governance Index dan indeks kebebasan ekonomi

Heritage Foundation. Hasilnya ditemukan signifikan positif determinan yield spread (yaitu,

peningkatan risiko politik mempengaruhi kenaikan yield spread).

Penelitian sebelumnya juga menyelidiki sejauh mana pengaruh krisis ekonomi

terhadap pergerakan yield spread di negara berkembang. Grandes (2007), dalam studinya

tentang negara Amerika latin untuk periode 1993-2001, menggunakan variabel dummies

untuk melihat pengaruh krisis dari Meksiko, Rusia dan Brasil. Ketiga dummies yang

ditemukan sangat signifikan. Sebaliknya, Min (1998) tidak menemukan bukti bahwa krisis

Meksiko mempengaruhi pergerakan yield spread di negara-negara berkembang.

Page 45: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

42

Metode Penelitian

Pengumpulan Data dan Metode Analisis

Data penelitian ini merupakan data sekunder berbentuk time-series bulanan mulai Juli

2003 hingga Desember 2011 yang bersumber sebagai berikut:

Tabel 2. Operasional Variabel dan Sumber Data

Variabel Sumber Tipe Periode

YS Bloomberg Bulanan Juli 2003-Desember 2011

FP DMO Bulanan Juli 2003-Desember 2011

CD Bank Indonesia Bulanan Juli 2003-Desember 2011

HSI Bloomberg Bulanan Juli 2003-Desember 2011

DOW Bloomberg Bulanan Juli 2003-Desember 2011

OIL Bloomberg Bulanan Juli 2003-Desember 2011

FFR Bloomberg Bulanan Juli 2003-Desember 2011

Semua variabel tersebut dalam berbentuk logaritma (log), kecuali variabel yield

spread (YS) yang dinyatakan dalam persentase.

Model Empiris

Berdasarkan tinjauan literatur di atas, model faktor aliran modal dan faktor eksternal

yang mempengaruhi pergerakan yield spread adalah berikut ini :

DYSt = β0 + β1 D(LOG(FP))t + β2 D(LOG(CD))t + β3 D(LOG(HSI))t + β4

D(LOG(DOW))t + β5 D(OIL)t + β6 D(LOG(FFR))t + εt (1)

keterangan:

YS : Yield Spread obligasi pemerintah 10 tahun dengan 3 bulan (%)

FP : Porsi Kepemilikan Asing di Obligasi Pemerintah (Rp. Triliun)

CD : Cadangan Devisa (USD Miliar)

HSI : Indeks Hang Seng (Nominal)

DOW : Indeks Dow Jones (Nominal)

OIL : Harga Minyak Dunia (USD/barrel)

FFR : Suku Bunga The Fed (Persentase)

εt : Residual

Page 46: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

43

Metodologi Penelitian

Sebelum dianalisis, untuk setiap kelompok data, akan dilakukan uji stasioneritas

dengan tes unit root. Jika data sudah stasioner, akan langsung dilakukan estimasi parameter

dengan menggunakan ordinary least square (OLS). Untuk memastikan model yang diperoleh

sudah layak, akan dilakukan pengujian asumsi-asumsi klasik dalam OLS. Model dilakukan

tes untuk menghindari pelanggaran terhadap asumsi multikolinieritas, otokorelasi,

heteroskedastisitas. Uji otokorelasi akan dilakukan dengan tes Durbin Watson (DW) untuk

residual. Uji multikolinieritas akan dilakukan dengan melihat matriks korelasi. Untuk asumsi

homoskedastisitas, penulis akan melakukan uji white untuk mengujinya.

Hasil dan Pembahasan

Perkembangan Term Structure Interest Rate Obligasi Pemerintah (SUN)

Yield spread (YS) obligasi pemerintah Indonesia selama periode penelitian

mengalami fluktuasi akibat pengaruh dari faktor domestik, aliran modal dan eksternal.

Pada Awal tahun 2004 yield spread mengalami peningkatan akibat adanya agenda

pemilu pada Mei 2004. Ekspektasi peningkatan risiko menjelang pemilu diantisipasi

dengan peningkatan yield spread. Selanjutnya, yield spread cenderung turun, bahkan

sampai pada level 0,71% pada Agustus 2005. Hal ini dikarenakan kenaikan harga

minyak dunia hingga USD 51,76/barel, yang sebelumnya hanya USD 33,05/barel.

Kenaikan harga minyak membuat inflasi meningkat mencapai level tertingginya sebesar

7,20% pada bulan Juli 2005. Kenaikan inflasi mendorong Bank Indonesia menaikkan BI

rate.

Sepanjang tahun 2006 hingga pertengahan tahun 2008 yield spread mengalami

sideways dengan kecenderungan menurun akibat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang

terus meningkat. Tahun 2008, Amerika Serikat mengalami krisis subprime mortgage

yang diikuti kenaikan harga minyak dunia yang mencapai USD 140/barel pada bulan

Juni 2008. Guncangan krisis yang terjadi di Amerika Serikat membuat fund manager

internasional menjual asset investasi mereka yang ada di negara berkembang termasuk

Indonesia. Kepemilikan investor asing di obligasi pemerintah mengalami penurunan dari

Rp. 106,66 triliun menjadi Rp.79,83 triliun. Penjualan obligasi oleh investor asing

berdampak kepada penurunan cadangan devisa sebesar USD 9,99 miliar. Kondisi ini

Page 47: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

44

berdampak terhadap kurs rupiah mengalami pelemahan hingga Rp. 12.151/US dolar,

akibat adanya capital outflow.

Gambar 2. Pergerakan Yield Spread Obligasi Pemerintah (SUN) Indonesia

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

YS (Yield Spread)

(%) Inflasi 4,60%(27/2/2004)

Kenaikan BBM, Inflasi 18,38%(29/08/05)

Krisis AS, Oil USD 140/barel, Inflasi 12,14%

(22/08/08)

Sumber: Bloomberg dan diolah kembali

Krisis yang terjadi di Amerika Serikat berdampak terhadap kenaikan harga

minyak dunia, sehingga berpengaruh terhadap kenaikan inflasi yang mencapai 12,14%

pada bulan September 2008. BI rate kembali meningkat mengikuti kenaikan inflasi

hingga ke level 9,50%. Kenaikan BI rate kembali di respon oleh yield jangka pendek

dengan kenaikan yang lebih besar dibandingkan yield obligasi jangka panjang. Namun,

yield spread pada tahun 2008 tidak mengalami negatif spread. Setelah tahun 2008

sampai akhir tahun 2011 yield spread cenderung stabil akibat faktor domestik, aliran

modal dan eksternal cenderung stabil.

Pembahasan mengenai perkembangan yield spread selama periode penelitian

memberikan informasi bahwa yield spread sangat dipengaruhi oleh faktor makro

ekonomi, aliran modal dan faktor eksternal. Pertumbuhan ekonomi Indonesia membuat

yield spread cenderung menurun di masa ekonomi ekspansi dan begitu sebaliknya, hal ini

sesuai dengan temuan dari Min (1998) dan Sihombing et al. (2012). Faktor aliran modal dan

faktor ekternal juga berpengaruh terhadap pergerakan yield spread sesuai dengan penelitian

Gibson et al. (2011), Min (1998), dan Eichengreen dan Mody (1998).

Page 48: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

45

Hasil dan Analisis

Statistik Deskriptif

Tabel 3 menunjukkan variabel yield spread (YS) memiliki nilai rata-rata (mean)

dan nilai tengah (median) yang positif. YS memiliki nilai mean 2,92%, nilai maksimum

dari yield spread sebesar 5,64%. Sedangkan nilai minimum YS sebesar 0,39%. Standar

deviasi digunakan untuk mengukur risiko dari suatu asset, YS memiliki standar deviasi

tertinggi sebesar 1,27%.

Tabel 3. Statistik Deskriptif Data Penelitian

YS FP CD HSI DOW OIL FFR

Mean 2.92 84.55 57.23 18,299.91 10,959.50 70.07 2.09

Median 2.95 79.33 50.90 18,351.54 10,796.96 69.67 1.25

Maximum 5.64 248.87 124.64 31,352.58 13,930.01 140.00 5.25

Minimum 0.39 4.23 30.32 10,134.83 7,062.93 29.11 0.25

Std. Dev. 1.27 69.49 25.30 4,554.69 1,411.42 23.83 1.92

Skewness -0.07 0.81 1.21 0.29 -0.11 0.39 0.57

Kurtosis 2.68 2.66 3.48 2.37 2.90 2.88 1.75

Observations 102 102 102 102 102 102 102

Faktor Aliran Modal Faktor Eksternal

Statistik deskriptif menunjukkan nilai rata-rata (mean) dari data porsi kepemilikan

investor asing di Obligasi Pemerintah (FP) sebagai proksi aliran modal sebesar Rp. 84,55

triliun, sedangkan kepemilikan tertinggi sebesar Rp. 248,87 triliun dan kepemilikan terendah

sebesar Rp. 4,23 triliun. Data cadangan devisa (CD) memiliki nilai rata-rata sebesar USD

57,23 miliar, sedangkan posisi tertinggi sebesar USD 124,64 miliar dan terendah USD 30,32.

Selama periode penelitian indeks Hang Seng (HSI) sebagai bursa utama Asia memiliki nilai

rata-rata sebesar 18.299,91. HSI sempat menguat ke level 31.352,58 dan melemah sampai

level 10.134,83.

Indeks Dow Jones (DOW) sebagai bursa utama dunia rata-rata sebesar 10.959,50

selama 8 tahun, dengan level teringgi 13.930,01 dan level terendah 7.062,93. Harga minyak

dunia (OIL) selama periode penelitian memiliki nilai tertinggi sebesar USD 140,00 dan

terendah USD 29,11, dengan nilai rata-rata USD 70,07/barrel. Suku Bunga The Fed (FFR)

selama periode penelitian rata-rata sebesar 2,09% dengan level tertinggi 5,25% dan level

terendah 0,25%.

Page 49: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

46

Hasil Tes Unit Root

Pada tahap pertama, yang dilakukan adalah uji akar unit (stasioneritas). Menurut

Gujarati (2003) kondisi stasioner terpenuhi apabila satu rangkaian data runtut waktu (time

series) memiliki nilai rata-rata (mean) dan variance (variance) yang konstan sepanjang waktu.

Semua data yang digunakan dipilih dalam bentuk logaritma (log) kecuali data yang sudah

dalam bentuk persentase, alasannya adalah untuk menyerderhanakan analisis. Hasil uji akar

unit tersaji dalam tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Tes Unit Root

Variabel Level First Differentiation

YS -3.211955** -12.01435***

log(FP) -1.608931 -7.720546***

log(CD) 0.71938 -8.086007***

log(HSI) -2.286705 -8.671682***

log(DOW) -2.79401* -8.396881***

log(OIL) -2.210842 -7.719198***

log(FFR) -0.746016 -4.411052***

Berdasarkan hasil pengujian unit root seperti yang di sajikan pada tabel 4, terlihat

bahwa data variabel stasioner pada nilai first difference dengan α= 1%. Karena data sudah

stasioner, maka estimasi model seperti persamaan (1) dapat dilakukan.

Hasil Pengolahan Data

Hasil regresi menunjukkan bahwa hanya FFR berpengaruh signifikan pada level

α=10% terhadap pergerakan term structure interest rate obligasi pemerintah. Variabel

lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap pergerakan term structure interest rate.

Tabel 5. Hasil regresi terhadap term structure interest rate obligasi pemerintah Dependent Variable: D(LOG(YS))

Method: Least Squares

Date: 10/27/12 Time: 09:56

Sample (adjusted): 2003M08 2011M12

Included observations: 101 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(LOG(CD)) 1.581583 1.082693 1.460786 0.1474

D(LOG(FP)) -0.293801 0.393909 -0.745860 0.4576

D(LOG(HSI)) 1.177430 0.842160 1.398107 0.1653

D(LOG(DOW)) -1.342514 1.283142 -1.046271 0.2981

D(LOG(OIL)) -0.752523 0.484388 -1.553555 0.1236

D(LOG(FFR)) 0.447062 0.238921 1.871170 0.0644 R-squared 0.070603 Mean dependent var -0.002898

Page 50: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

47

Adjusted R-squared 0.021687 S.D. dependent var 0.378588

S.E. of regression 0.374461 Akaike info criterion 0.930909

Sum squared resid 13.32098 Schwarz criterion 1.086263

Log likelihood -41.01090 Hannan-Quinn criter. 0.993800

Durbin-Watson stat 2.367268

Untuk melihat kelayakan model, maka dilakukan uji multikolinieritas,

heterokedastisitas dan autokorelasi.

Hasil Pengujian Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah antar variabel bebas saling

berhubungan secara linier. Pengujian ini dilakukan dengan melihat dari nilai koefisien

korelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat

pada tabel 6.

Tabel 6. Matriks Korelasi Variabel D(LOG(YS)) D(LOG(CD)) D(LOG(FP)) D(LOG(HSI)) D(LOG(DOW)) D(LOG(OIL)) D(LOG(FFR))

D(LOG(YS)) 1.00000 0.10369 -0.03677 0.07403 -0.00310 -0.04202 0.14113

D(LOG(CD)) 0.10369 1.00000 0.26836 0.28666 0.32643 0.29109 0.06707

D(LOG(FP)) -0.03677 0.26836 1.00000 0.25093 0.26966 0.20963 0.12804

D(LOG(HSI)) 0.07403 0.28666 0.25093 1.00000 0.70056 0.48811 0.18997

D(LOG(DOW)) -0.00310 0.32643 0.26966 0.70056 1.00000 0.36963 0.20091

D(LOG(OIL)) -0.04202 0.29109 0.20963 0.48811 0.36963 1.00000 0.35909

D(LOG(FFR)) 0.14113 0.06707 0.12804 0.18997 0.20091 0.35909 1.00000

Berdasarkan matriks koefisien korelasi pada tabel 6 di atas, tidak didapatkan nilai

koefisien korelasi yang lebih besar dari +0,8 atau lebih kecil dari -0,8 (Gujarati, 2003).

Karena itu, dapat dikatakan tidak ada masalah antar ariable dengan multikolinieritas.

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas juga dilakukan pada penelitian ini. Uji yang digunakan adalah

uji White Heterocedasticity. Hasil uji heterokedastis menunjukkan bahwa model sudah

homokedastis. Hal ini terlihat dari nilai F-statistic yang lebih besar dari α=5%.

Tabel 7. Hasil uji White Heteroscedasticity Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.068242 Prob. F(27,73) 0.3989

Obs*R-squared 28.60392 Prob. Chi-Square(27) 0.3804

Scaled explained SS 63.28977 Prob. Chi-Square(27) 0.0001

Page 51: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

48

Hasil Pengujian Otokorelasi

Autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Model

terbebas dari autokorelasi jika nilai DW terletak didaerah penerimaan no autocorrelation (1,5

≤ DW ≤ 2,5). Pada hasil output menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,36, sehingga hasil

regresi tidak memiliki masalah otokorelasi.

Pembahasan Hasil Penelitian

Model telah melewati pengujian multikolinieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi

menunjukkan bahwa model sudah memenuhi asumsi BLUE (best liniear unbiased estimates).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pergerakan

YS adalah FFR dengan signifikansi pada level α=10%. Sedangakan CD, FP, HSI, DOW, dan

OIL tidak berpengaruh terhadap pergerakan YS. FFR memiliki koefisien positif terhadap YS.

Hasil ini konsisten dengan penelitian Arora dan Cerisola (2000), Min et al. (2003), Ferrucci

(2003), dan Gibson et al. (2011). FFR merupakan proxy dari faktor eksternal. Kenaikan FFR

mengindikasikan adanya peningkatan risiko perekonomian dunia, sehingga membuat YS

(yield spread) meningkat.

.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan menginvestigasi perkembangan yield spread pada obligasi

pemerintah (SUN) Indonesia dan pengaruh faktor aliran modal dan faktor eksternal yang

mempengaruhinya. Adapun temuan dari penelitian ini, perkembangan yield spread obligasi

pemerintah Indonesia (SUN) selama periode penelitian mengalami fluktuasi yang disebabkan

oleh faktor makro ekonomi, faktor aliran modal dan faktor eksternal. Yield spread SUN

selama periode penelitian mengalami tren penurunan, hal ini mengindikasikan bahwa

perekonomian Indonesia sedang mengalami pertumbuhan. Penelitian ini menemukan yield

spread dipengaruhi oleh suku bunga The Fed (FFR) secara positif. Peningkatan YS (yield

spread) disebabkan yield obligasi jangka panjang lebih berfluktuasi dibanding yield obligasi

jangka pendek ketika FFR mengalami kenaikan. Temuan dalam penelitian ini menambah

wawasan mengenai faktor aliran modal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pergerakan

yield spread obligasi pemerintah (SUN), sehingga diharapkan bermanfaat bagi investor dan

emiten dalam membuat kebijakan investasi dan keputusan pembiayaan.

Page 52: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

49

Implikasi Manajerial

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi investor atau portfolio manajer dalam

mengambil keputusan investasi di obligasi pemerintah Indonesia (SUN). Dengan mengetahui

pengaruh faktor aliran modal dan faktor ekternal terhadap pergerakan yield spread, investor

dan portfolio manager dapat membentuk portfolio investasi dengan return yang lebih baik.

Bagi pembuat kebijakan (policy maker) dapat memperhatikan faktor aliran modal dan faktor

ekternal yang berpengaruh terhadap yield spread dalam rangka membangun pasar obligasi

pemerintah yang baik sebagai alternatif pembiayaan ekonomi nasional yang memiliki

fleksibilitas, biaya lebih murah, dan risiko yang minimal.

Saran

Penelitian ini terbatas hanya meneliti pengaruh faktor aliran modal dan faktor ekternal

terhadap yield spread obligasi pemerintah dengan 10 (sepuluh) tahun terhadap tenor 3 bulan.

Saran terhadap penelitian berikutnya adalah dapat dilakukan penelitian terhadap pengaruh

terhadap faktor aliran modal dan faktor eksternal terhadap yield spread obligasi korporasi.

Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan pengujian terhadap yield spread dengan jangka

waktu 10 tahun terhadap 6 dan 12 bulan.

Daftar Pustaka

Arora, V., dan Cerisola, M. (2001); How Does U.S. Monetary policy Influence Sovereign

Spreads in Emerging market?; Vol. 48 (3) pp. 474-498. IMF Staff Papers.

Baek, I., Bandopadhyaya, A., dan Du, C. (2005); Determinants of market-assessed sovereign

risk: economic fundamentals or market risk appetite?; Vol. 24, pp. 533-48. Journal of

International Money and Finance.

Baldacci, E., Gupta, S., dan Mati, A. (2008); Is It (Still) Mostly Fiscal? Determinants of

Sovereign Spreads In Emerging Markets; No. 259. IMF Working Paper.

DMO. (2012); Buku Perkembangan Utang Negara; Edisi Juli 2012.

Eaton, Jonathan. dan Gersovitz, Mark. (1981); Debt with Potential Repudiation: Theoretical

and Empirical Analysis; Vol. 48 (2), pp. 289-309. Review of Economic Studies.

Eichengreen, Barry dan Mody, Ashoka. (1998); Lending Booms, Reserves, and the

Sustainability of Short-Term Debt: Inferences from the Pricing of Syndicated Loans;

Vol. 63, No. 1, pp. 5–44. Journal of Development Economics.

Page 53: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

50

Fabozzi F.J., Fabozzi T.D., dan Pollack I.M. (2002); The Handbook of Fixed Income

Securities. Dow Jones–Irwin.

Fabella, R., dan Madhur, S. (2003); Bond Market Development In East Asia: Issues and

Challenges; No. 35. ERD Working Paper.

Ferucci, G. (2003); Empirical Determinants of Emerging Market Economies’ Sovereign Bond

Spreads; No. 205. Bank of England Working Paper.

Gibson, H., G., Hall, Stephan G., dan Tavlas, George S. (2011); The Greek Financial Crisis:

Growing Imbalances and Sovereign Spreads; Bank of Greece Working Paper.

Gujarati, Damodar N. (2003); Basic Econometrics; 4th edition. McGraw-Hill.

Grandes, M. (2007); The Determinants of Sovereign Bond Spreads: Theory and Facts from

Latin America; Vol. 44, pp. 151-81.Cuadernos de Economia.

Martellini L., Priaulet P., dan Priaulet S. (2003); Fixed Income Securities; Wiley

Marcilly, Julien, (2009); Foreign Participation in Emerging Asia’s Local Currency Debt

Markets and its Links with Bond Yields: An empirical Study.

Min, H. G. (1998); Determinants of emerging market bond spread: Do economic

fundamentals matter?; World Bank Policy Research Working Paper No. 1899.

Washington DC: The World Bank.

Min, H.G., D-H. Lee, C. Nam, M-C. Park, and S-H. Nam. (2003); Determinants of Emerging

Market Bond Spreads: Cross-Country Evidence; Vol. 14 pp. 271-86; Global Finance

Journal

Nawalkha, Sanjay K., dan Soto, Gloria M.. (2009); Term Structure Estimation.

Peiris, S.J. (2010); Foreign Participation in Emerging Markets’ Local Currency Bond

Markets; IMF working Paper 10/88. Washington: International Monetary Fund.

Sihombing P., Siregar H., Manurung A.M., dan Santosa P.W. (2012); Analisis Pengaruh

Makro Ekonomi Terhadap Term Structure Interest Rate Obligasi Pemerintah (SUN)

Indonesia; Vol.1, No.2, Journal of Capital market and Banking. Adler Manurung

Press, Jakarta.

Page 54: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

51

PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ

Nur Ainul Malik dan Mohammad Hamsal

Magister Manajemen - Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

This study describes the implementation of Total Productive Maintenance (TPM) in

the area of of plastic injection PT. XYZ are measured using the Overall Equipment

Effectiveness (OEE) and Total Equipment Effectiveness Performance (TEEP) to measure the

effectiveness of injection equipment or machinery as a strategy to improve manufacturing

productivity and performance. The average value of OEE in the area of the injection machine

is 68.42% and the average was 57.96% TEEP value, that value is Fairly Typical level.

Implement and maintain the consistency of implementation of TPM is essential for improving

the operational performance in the area of the injection machine and implement proactive

maintenance as a continuous improvement activity.

Keywords: Total Productive Maintenance (TPM), Overall Equipment Effectiveness (OEE),

Total Effectiveness Equipment Performance (TEEP).

Page 55: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

52

PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL

PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ

Pendahuluan / Latar Belakang

PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur sepeda motor dengan kapasitas per tahun

sebanyak 4,4 juta motor (tahun 2012), dan terus akan menambah kapasitasnya menjadi 5,3

juta motor lebih pada tahun berikutnya. Kenaikan ini menjadi tantangan bagi manufaktur

untuk mengikuti keinginan pasar. Harapannya dengan tingkat produksi yang tinggi dapat

menjaga tingkat pemborosan yang terjadi rendah bahkan mencapai titik nol. Saat ini tingkat

produk cacat menjadi perhatian khusus, karena jika hasil produksi tidak sesuai dengan yang

diinginkan maka unit produksi yang sudah direncanakan tidak tercapai secara kapasitas.

Dalam proses manufaktur injeksi plastik di perusahaan otomotif khususnya sepeda

motor, tiap mesin merupakan aset perusahaan yang diharapkan dapat menghasilkan keluaran

maksimal. Mesin injeksi plastik memiliki karakteristik tersendiri, manufaktur injeksi plastik

merupakan proses produksi hulu (upstream) yang sangat mempunyai keterbatasan waktu

produktif, sehingga waktu produktif dari mesin injeksi plastik sangat diperhatikan dan

menjadi fokus dalam melakukan perencanaan unit produksi.

Produktivitas yang tinggi maka aktivitas pemeliharaan menjadi hal yang menjadi

prioritas, karena waktu yang hilang (loss time), kinerja, dan kerugian produksi yang

diakibatkan oleh kerusakan peralatan menjadi hal yang sangat ditakuti karena mengganggu

jalannya produksi unit motor. Aktivitas pemeliharaan tidak berjalan sesuai dengan rencana

karena berbagai macam hal, diantaranya karena pencapaian produksi tidak mencapai target

maka proses produksi terus dilakukan untuk mencapai target, waktu yang tersedia untuk

melakukan pemeliharaan sangat sedikit, sehingga pemeliharaan yang dilakukan adalah

pemeliharaan korektif saat proses produksi berlangsung.

Faktor-faktor yang mendukung untuk tercapainya produktivitas seperti, pencapaian

produksi, efisiensi waktu produktif untuk menghasilkan keluaran, waktu siklus, kinerja

operator, penanganan kerusakan dan kegagalan proses, menjadi perhatian bagi perusahaan

tetapi tidak dalam satu indikator kinerja sehingga pemahaman pross bisnis dan proses

manufaktur menjadi terpisah, sehingga target pencapaian target menjadi bias.

Produktivitas yang belum optimal sehingga tidak tercapainya kapasitas terpasang yang

telah ditetapkan, akibat permintaan pasar yang tinggi menyebabkan permintaan akan unit

Page 56: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

53

motor tinggi, tetapi banyak kendala yang ada untuk dapat mencapai tingkat kapasitas yang

diinginkan. Terdapat indikator kinerja yang telah diimplementasikan pada lantai produksi,

tetapi indikator tersebut tidak dapat menunjukkan kapabilitas proses yang dihasilkan dari aset

perusahaan terhadap permintaan yang diharapkan. Adanya tingkat utilisasi mesin dan

peralatan yang belum optimal terhadap target yang telah ditetapkan.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi TPM

yang berkaitan dengan produktivitas dan pengaruhnya terhadap pengembangan pekerja,

continuous improvement, perubahan organisasi, dan manajemen kualitas khususnya di area

injeksi plastik. Mengetahui dan mengerti operational performance menggunakan Overall

Equipment Effectiveness (OEE) dan Total Effectiveness Equipment Performance (TEEP)

dalam kaitannya dengan efektivitas mesin dan peralatan, untuk melakukan manajemen aset,

serta penggunaanya dalam proses manufaktur khususnya di area injeksi plastik.

Tinjauan Teoritis

Tujuan dari kegiatan TPM adalah untuk memperkuat bisnis utama perusahaan dengan

menghilangkan semua kerugian melalui pencapaian tidak ada cacat (zero defect), tidak ada

gagal proses (zero breakdown), dan tidak ada kecelakaan (zero accident). Dari pencapaian

tersebut, pencapaian tidak ada gagal proses (zero breakdown) adalah yang paling signifikan,

karena kegagalan proses secara langsung mengarah pada produk yang cacat dan rasio

pengoperasian peralatan yang lebih rendah, yang pada gilirannya menjadi faktor utama untuk

kecelakaan (Shirose, 1996).

TPM dalam skenario manufaktur masa kini memanfaatkan partisipasi seluruh karyawan

untuk meningkatkan ketersediaan peralatan produksi (availability), kinerja (performance),

kualitas (quality), kehandalan (reability), dan keamanan (security). TPM mencoba untuk

memanfaatkan "hidden capacity" atau kemampuan tersembunyi secara kapasitas mesin dan

peralatan untuk proses yang tidak efektif.

TPM dapat di definisikan dengan mempertimbangkan tujuan berikut:

a. Meningkatkan efektivitas peralatan, ini berarti melihat ke six big losses (enam kerugian

besar) yang dibagi dari tiga kerugian utama:

1. Down time losses: di definisikan sebagai kerusakan peralatan dan setup dan

penyesuaian (slowdown).

Page 57: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

54

2. Speed losses: yang dapat ditemukan sebagai pengurangan atau perlambatan waktu

proses yang terjadi dan penghentian jangka pendek dan persiapan produksi.

3. Defect atau Quality Losses: segala hal mengenai cacat produksi, pengerjaan ulang, dan

rejek awal.

Untuk mencapai efektivitas peralatan secara keseluruhan, TPM bekerja untuk

menghilangkan "Six Big Losses" yang menjadi kendala dalam menghasilkan efektivitas

dari operasional peralatan.

b. Melibatkan operator dalam melakukan perawatan harian, ini berarti untuk mencapai

autonomous maintenance. Para pekerja yang mengoperasikan peralatan tersebut

mengambil tanggung jawab untuk beberapa kegiatan pemeliharaan seperti:

• Tingkat Perbaikan: operator mengambil tindakan untuk memperbaiki mesin dan

peralatan sesuai dengan cek item.

• Tingkat Pencegahan: operator akan mengambil tindakan korektif untuk mencegah

timbulnya masalah.

• Tingkat Improvement: operator tidak akan dibebankan pada proses improvement, karena

operator akan mengambil langkah tindakan korektif pada saat kegagalan proses terjadi.

c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemeliharaan, artinya memiliki pendekatan

sistematis untuk semua kegiatan pemeliharaan. Hal ini melibatkan identifikasi sifat dan

tingkat pemeliharaan preventif yang diperlukan untuk masing-masing peralatan,

penciptaan standar untuk condition-based maintrenance (kondisi berbasis perawatan), dan

pengaturan tanggung jawab masing-masing pekerja untuk kegiatan operasi rutin dan staf

pemeliharaan.

d. Mendidik dan melatih personil, tugas ini merupakan salah satu yang paling penting dalam

pendekatan TPM, dengan melibatkan semua orang di perusahaan operator diajarkan cara

kerja pada mesin dan peralatan mereka dan cara mempertahankan dalam kondisi mesin dan

peralatan yang siap untuk melakukan proses produksi dengan benar. Karena operator akan

melakukan beberapa pemeriksaan, penyesuaian mesin dan peralatan secara rutin, dan

tugas-tugas pencegahan lainnya, pelatihan tersebut melibatkan operator mengajarkan

melakukan inspeksi tersebut dan cara kerja dengan personil pemeliharaan dalam suatu tim

kecil (partnership). Juga yang terlibat adalah pelatihan pengawas mengenai bagaimana

mengawasi cara kerja tim di dalam TPM.

Page 58: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

55

e. Merancang dan mengelola mesin dan peralatan untuk melakukan pemeliharaan preventif.

Peralatan ini mahal dan harus dipandang sebagai aset produktif untuk seluruh

kelangsungan hidup perusahaan. Merancang peralatan yang lebih mudah untuk

dioperasikan dan dipelihara daripada desain sebelumnya merupakan bagian mendasar dari

TPM. Saran dari operator dan teknisi pemeliharaan membantu engineering desain,

menentukan, dan pengadaan peralatan yang lebih efektif.

Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Hasil strategis implementasi TPM adalah terjadinya penurunan kegagalan proses dan

kerusakan mesin dan peralatan tak terduga yang mengganggu produksi dan mengakibatkan

kerugian, yang bisa melebihi jutaan dolar setiap tahunnya (Gosavi, 2006). Overall Equipment

Effectiveness (OEE) merupakan metodologi yang menggabungkan metrik dari semua

peralatan manufaktur menjadi pedoman untuk sistem pengukuran yang membantu manufaktur

dan operasi tim dalam meningkatkan kinerja mesin dan peralatan untuk mengurangi mesin

dan peralatan cost of ownership (COO).

TPM menggunakan OEE sebagai metrik kuantitatif untuk mengukur kinerja suatu sistem

yang produktif. OEE adalah inti metrik untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program

TPM (Jeong dan Phillips, 2001). Tujuan keseluruhan dari TPM adalah untuk meningkatkan

efektivitas peralatan secara keseluruhan (Shirose, 1989, Huang et al, 2002; Juric et al, 2006).

OEE dihitung dengan menghasilkan produk dari ketersediaan peralatan, efisiensi kinerja

proses dan tingkat kualitas produk (Dal et al, 2000; Ljungberg, 1998.):

OEE = Availability (A) x Performance efficiency (P) x (1)

Rate of quality (Q)

Dengan :

(1) Availability (A)

= Loading time – Downtime x 100 (2)

Loading time

(2) Performance efficiency (P)

= Processed amount x 100 (3)

Operating time/theorical cycle time

Page 59: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

56

(3) Rate of quality (R)

= Process amount – defect amount x 100 (4)

Process amount

Berikut adalah nilai rasio OEE dengan tingkat pencapain tertentu :

• Nilai rasio OEE mencapai 100% merupakan proses produksi yang sempurna : proses

manufaktur yang menghasilkan hanya produk sesuai standar dan tidak ada cacat produk,

kecepatan produksi yang tinggi dengan sesuai waktu siklus dan kapasitas terpasang, tidak

ada downtime.

• Nilai rasio OEE mencapai 85% merupakan tingkat kelas dunia (world class level) untuk

perusahaan dengan proses produksi secara otomatisasi dengan karakteristik pabrikan

tertentu merupakan perusahaan tingkat global, untuk banyak perusahaan nilai rasio ini

menjadi target jangka panjang.

• Nilai rasio OEE mencapai 60% merupakan pencapaian dengan tingkat yang wajar (fairly

typical level), dan terindikasi banyak ruang perbaikan yang harus dilakukan untuk

mencapai tingkat perusahaan kelas dunia.

• Nilai rasio OEE mencapai 40% merupakan tingkat pencapaian yang rendah yang biasanya

di dapatkan oleh perusahaan yang baru mulai dan memiliki sistem yang baru, dan terus

melakukan perbaikan dalam mengidentifikasi kinerja perusahaannya.

Salah satu tujuan utama dari TPM adalah untuk menghilangkan atau meminimalkan

kerugian dari semua yang berhubungan dengan sistem manufaktur untuk meningkatkan

efektivitas produksi secara keseluruhan. Perhitungan OEE dengan mempertimbangkan

dampak dari six big losses pada sistem produksi ditunjukkan pada Gambar 1. (McKellen,

2005).

Page 60: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

57

Gambar 1. Perhitungan OEE berdasarkan Six Major Production Losses

Sumber : Journal TPM; Ahuja et al, 2008.

OEE adalah peningkatan produktivitas secara proses yang dimulai dengan peningkatan

kesadaran manajemen untuk memulai TPM dan komitmen mereka untuk fokus pada

peningkatan kompetensi karyawan untuk bekerja dengalan melakukan pelatihan kerja tim dan

lintas-fungsional dalam hal pemecahan masalah peralatan.

Total Effectiveness Equipment Performance (TEEP)

TEEP diperkenalkan oleh Ivanincic (1998), metoda ini sangat mirip dengan OEE.

Perbedaan yang utama dengan OEE adalah memasukkan 2 parameter yaitu planned downtime

di dalam total planned time horizon. Parameter tersebut mempertimbangkan kontribusi dari

proses pemeliharaan kedalam produktivitas lantai produksi dari sebuah proses manufaktur.

Perbedaan yang sangat jelas untuk parameter planned downtime dan unplanned downtime.

Meminimalisasi uplanned downtime, kadang disebut dengan technical downtime, ini adalah

tujuan yang umum di dalam pemeliharaan. Unplanned downtime adalah sebuah fungsi dari

sejumlah breakdown yang terjadi antara waktu periode yang spesifik dan hubungannya diukur

sebagai MTBF (Mean Time Between Failure), dan MTTR (Mean Time To Repair) (Pintelon et

al. 2000). MTBF dan MTTR diklaim sebagai parameter untuk mengukur pencapaian mesin

dan peralatan yang sangat berhubungan dengan tujuan proses manufaktur seperti kinerja

secara fungsional dan proses kapabilitas (Wilson, 1999).

Page 61: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

58

Gambar 2. Parameter Yang Digunakan Dalam Perhitungan TEEP

Sumber : International Journal of Production Research; Muchiri P., 2008

Gambar 3. TEEP Diagram Dan Parameter Perhitungannya

Sumber : International Journal of Production Research; Muchiri P., 2008

Metode Penelitian

Langkah 1 adalah Focus Improvement, yaitu peningkatan kinerja mesin yang lebih

tinggi menuju level kinerja dan ketersediaan waktu produktif yang dinginkan. Langkah 2

Autonomous Maintenance, Planned Maintenance, Quality Maintenance, yaitu menjaga

kinerja dan ketersediaan mesin yang tinggi sesuai yang dinginkan. Berikut adalah model

pengolahan data :

Page 62: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

59

Gambar 4. Efektivitas Kinerja Mesin dan Peralatan Model

Hasil Penelitian

Availability - Dalam memperhitungkan ketersediaan (availability) untuk mendapatkan

availability ratio, mempertimbangkan faktor seperti working time, total planned shutdown

yang terdiri dari meeting pagi (P5M), pengecekan utility dan pembersihan area kerja

(clean/check), waktu break (10 menit) dan waktu istirahat (40 menit), dan planned

maintenance yaitu preventive maintenance yang direncanakan berdasarkan ratio work order

maintenance yang dibagi dalam jumlah proses pengerjaan maintenancenya dalam 1 tahun.

Kemudian loading time, waktu setup dan adjustment, breakdown, sehingga mendapatkan

waktu downtime, dan akhirnya di dapat operating time yang kemudian dibagi dengan working

timenya.

Performace - Mengukur tingkat kinerja (performance) dari mesin injeksi. Dalam

prhitungannya mempertimbangkan faktor total unit yang diproduksi dan ideal cycle timenya

untuk mendapatkan net oprating time yang dibandingkan dengan operating timenya.

Quality - Diukur untuk mengetahui total hasil keluaran dengan kualitas yang telah ditetapkan

dan dihasilkan dari suatu proses produksi berlangsung, berikut adalah tabel perhitungan

quality rate dari proses produksi mesin injeksi :

Tahap 2 : Analisis Six Big Losses

(kondisi mesin dan aktivitas

pemeliharaan)

Metoda Fishbone

Tahap 3 : Perbaikan

Perbaikan setup and changeover

Tahap 4 : Melakukan Teknik

Pemeliharaan Proaktif

Autonomous maintenance, Planned

maintenance, Quality maintenance

Tahap 1 : Pengukuran Efektivitas

Metoda OEE (Overall Equipment

Effectiveness) dan TEEP (Total

Effectiveness Equipment Performance)

Page 63: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

60

Overall Equipment Effectiveness (OEE) - Setelah menghitung availability, performance, dan

quality ratio, selanjutnya menghitung Overall Equipment Effectiveness (OEE). Berikut adalah

perhitungan OEE dari lantai produksi mesin injeksi :

Tabel 1. Perhitungan OEE Mesin Injeksi Bulan Sept 2011 - Sept 2012

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Perhitungan Mean Time Between Failure (MTBF) dan Mean Time To Repair (MTTR)

Mesin Injeksi - Data yang dibutuhkan untuk menghitung MTBF adalah data waktu operasi

mesin (Operating time) dan data frekwensi kerusakan (Frekwensi Breakdown) untuk setiap

bulan, sedangkan untuk menghitung MTTR adalah data waktu kerusakan mesin (Breakdown

– m/c trouble) dan data frekwensi kerusakan (Frekwensi Breakdown) untuk setiap bulan.

Berikut adalah tabel hasil perhitungan MTBF dan MTTR :

Tabel 2. Perhitungan MTBF dan MTTR Mesin Injeksi Bulan Sept 2011 - Sept

2012

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Page 64: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

61

Total Effectiveness Equipment Performance (TEEP) - Dengan mempertimbangkan faktor

maintenance yaitu menggunakan nilai MBTF dan MTTR, maka perhitungan TEEP dilakukan

untuk mengukur pencapaian produktifitas mesin injeksi terkait dengan tujuan peningkatan

produktifitas seperti kinerja fungsional (functional performance) dan kemampuan proses

(process capability). Berikut adalah tabel perhitungan TEEP :

Tabel 3. Perhitungan Total TEEP Mesin Injeksi Bulan Sept 2011 - Sept 2012

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Pembahasan

Analisis Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya, maka didapatkan hasil perhitungan OEE

yang disimulasikan di dalam grafik berikut :

Grafik 1. Perbandingan Tren Data Aktual OEE Mesin Injeksi Dengan World

Class OEE dan Fairly Typical OEE dan Low OEE

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Page 65: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

62

Faktor yang mempengaruhi nilai OEE aktual dibandingkan dengan nilai world class

sebagai nilai target yang harus dipenuhi.

Grafik 2. Perbandingan Tren Data Aktual Availability Ratio Dengan World

Class Availability Ratio

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Grafik 3. Perbandingan Tren Data Aktual Performance Ratio Dengan World

Class Performance Ratio

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Grafik 4. Perbandingan Tren Data Aktual Quality Ratio Dengan World Class

Quality Ratio

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Page 66: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

63

Dari gambar grafik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Dari Grafik 1 menunjukkan nilai OEE di perusahaan PT.XYZ adalah 68.42%.

Dari nilai rata-rata tersebut dapat di analisis bahwa effectiveness dari mesin injeksi

masuk dalam kategori Fairly typical OEE berdasarkan Japan Institute for Plant

Maintenance (JIPM). Pada bulan desember 2011 terlihat bahwa nilai OEE data

aktual drop hingga 47%, disebabkan jadwal perencanaan produksi untuk mesin

injeksi tidak seimbang, sehingga tidak semua mesin memiliki tipe part yang akan

diproduksi sama, banyak mesin injeksi yang idle dan sangat mempengaruhi nilai

OEE keseluruhan, dan terjadinya pergantian model yang memerlukan waktu

penyesuaian. Terjadinya perubahan permintaan pasar secara aktual tidak dapat

dihindari sehingga terjadi efek bullwhip di manufaktur hulu. Efek ini terjadi

karena pembesaran dari variabilitas dari permintaan pelanggan dengan produsen.

• Grafik 2 menunjukkan bahwa nilai availability dari mesin injeksi masih dibawah

level world class yaitu 90%, rata-rata nilai availability dari line mesin injeksi

adalah 83,29%, faktor yang paling besar mempengaruhi dari availability ini

adalah waktu terjadinya breakdown mesin terhadap downtime yang terjadi, dan

setting adjustment akibat idle dan running produksi.

• Grafik 3 menunjukkan bahwa nilai performance ratio dari mesin injeksi jauh

dibawah level world class yaitu 95%, rata-rata dari performance ratio dari mesin

injeksi adalah 82.21%, artinya deviasinya hingga 12.79% menunjukkan masih

banyak ruang perbaikan untuk meningkatkan rasio dari performance mesin

injeksi, faktor yang sangat mempengaruhi performance ratio ini adalah stabilitas

aktual waktu siklus untuk setiap siklus menghasilkan part, perbedaan setiap siklus

aktual yang terjadi dengan ideal cycle time yang sudah ditetapkan mengakibatkan

hilangnya potensi untuk mendapatkan hasil keluaran sesuai dengan yang

diharapkan, adanya aktivitas persiapan alat-alat produksi seperti kantong plastik,

cutting tools dan pengaturan box untuk penyimpanan part.

• Grafik 4 menunjukkan bahwa pencapaian hasil keluaran dengan kualitas yang

baik sesuai dengan standar kualitas tinggi, dari nilai level world class quality yaitu

99.99% rata-rata pencapaian aktual secara pencapaian hasil keluaran yang sesuai

dengan standar kualitas adalah 99.95%, artinya hasil keluaran sudah sesuai

dengan level world class.

Page 67: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

64

• Kestabilan proses manufaktur menjadi perhatian khusus dalam proses pencapaian

kebutuhan unit yang sudah direncanakan oleh perusahaan sehingga unit motor

yang dihasilkan dari sebuah perencanaan produksi unit tidak terganggu.

Analisis Nilai Total Effectiveness Equipment Performance (TEEP) - Berdasarkan Tabel 6

perhitungan Total Effectiveness Equipment Performance (TEEP) untuk seluruh mesin injeksi

periode selama 1 tahun, dapat digambarkan pada grafik berikut yang dibandingkan dengan

nilai OEE-nya :

Grafik 5. Perbandingan nilai TEEP Ratio Dengan OEE Ratio

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Dari gambar grafik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Dengan mempertimbangkan faktor pemeliharaan korektif saat terjadi breakdwon yang

dihitung dengan menggunakan MTBF dan MTTR sebagai nilai waktu pemeliharaan yang

tidak terjadwal, memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap total nilai kerugian

utama, jika kumulatif dari total nilai waktu pemeliharaan yang tidak terjadwal dibagi

dengan total kerugian utama menghasilkan nilai 57.96%, hal tersebut mempengaruhi nilai

tren dari TEEP terhadap OEE.

• Dari tren tersebut terdapat potensi untuk ditingkatkan dengan menurunkan nilai MTTR,

dan nilai MTBF untuk digunakan dalam manajemen spare part pemeliharaan dalam

peningkatan produktivitas terhadap penurunan waktu breakdown.

Page 68: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

65

Analisis Six Big Losses - Berikut adalah Grafik 6 menggambarkan diagram pareto dari 6

kerugian besar (six big losses) :

Grafik 6. Diagram Pareto 6 Kerugian Besar (Six Big Losses) di Line Mesin

Injeksi

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Dari gambar grafik diatas dapat dijelaskan bahwa kerugian terbesar dari gamar grafik diatas

adalah speed losses, dengan prosentase 56.85%, potensi perbaikan terbesar yang terjadi

adalah saat terjadi speed losses, oleh karena itu perlu ditingkatkan operator awareness.

Diagram Fishbone - Berikut adalah diagram fishbone yang mengambarkan faktor-faktor

sebab akibat dari rasio kinerja dengan level Fairly Typical dari mesin injeksi (OEE) pada

implementasi TPM :

Gambar 5. Diagram Fishbone Penyebab Nilai OEE Pada Level Fairly Typical

Page 69: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

66

Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa :

• Pencapaian nilai OEE sebesar 68.42% yang berada diantara level fairly typical sebesar

60% dan level world class sebesar 85% disebabkan oleh faktor-faktor dari mesin dengan

breakdown relatif tinggi sangat mempengaruhi nilai downtime karena terjadinya

kerusakan-kerusakan berat tetapi tidak memiliki tren tertentu. Proses pengerjaan kerusakan

berat membutuhkan waktu yang lama juga man power yang lebih dari 1 orang. Selain itu

loss time akibat setup yaitu pergantian model atau adanya mesin idle mulai dari 1 shift off

sampai pada 3 shift off, sesuai dengan karakter mesin injeksi, dan adjustment saat terjadi

trouble atau masalah kualitas sampai pada kualitas part standar.

• Breakdown yang relatif tinggi sangat besar kemungkinan terjadi karena pemeliharaan

preventif tidak berjalan dengan semestinya, sehingga ada beberapa pekerjaan pemeliharaan

preventif yang tidak dilakukan sehingga berpotensi sampai terjadi breakdown.

• Faktor penyebab lainnya yaitu manusia (man power), operator mesin yang hanya

melakukan proses produksi saja, karena secara sistem, produksi tidak melakukan aktivitas

pemeliharaan, sehingga jika terjadi indikasi masalah operator sulit untuk menentukan

apakah masalah tersebut akan berpotensi menjadi breakdown. Operator jarang sekali

mengetahui kondisi mesin saat mesin itu akan dipakai produksi, seharusnya operator

melakukan pengecekan setiap kali akan dilakukan proses produksi, maka sebelum

breakdown terjadi sudah dilakukan perbaikan.

• Metoda sistem informasi masalah yang terjadi memiliki hambatan karena secara struktural

poduksi sebagai pembuat part, engineering sebagai personel pemeliharaan, dan bagian

pendukung lain, memiliki jalur struktural yang berbeda, sehingga secara hierarki pelaporan

menjadi sangat struktural, maka waktu penyelesaian atau analisis masalah menjadi sangat

lama, dan kontribusi terhadap nilai OEE ratio negatif.

• Tidak adanya indikator operational performance untuk dijadikan dasar continuous

improvement, sehingga mulai dari level operator sampai ke manajemen puncak kurang

memiliki perhatian dalam menjaga level performance, hingga meningkatkan produktivitas

dalam memenuhi target production unit.

Maintainability Improvement

1. Analisis Mean Time Between Failure (MTBF) - Berikut adalah menggambarkan tren data

selama 1 tahun nilai MTBF dari area injeksi plastik :

Page 70: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

67

Grafik 7. Tren Data Aktual Mean Time Between Failure (MTBF) Dengan Nilai Rata-

Ratanya Selama 1 Tahun

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Dari gambar grafik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Secara umum proses produksi mesin injeksi di PT.XYZ mempunyai waktu kerusakan

rata-rata setiap 457 menit antar kerusakan atau setara dengan 7.62 jam dengan jam kerja

1 hari selama 3 shift (24 jam).

• Jika dilihat dari grafik diatas selama 1 tahun tren data menunjukkan nilai MTBF pada

bulan September 2011 dan Oktober 2011 rendah sehingga kejadian antar breakdown

mempunyai rentang waktu yang cepat, tetapi pada bulan November 2011 dan Desember

2011 tinggi yang artinya rentang waktu antar kerusakan lebih lama, kemudian menurun

rendah pada bulan Januari 2012 dan Februari 2012. Pada bulan Mei 2012 dan April

2012 kembali tinggi, sisa bulan sampai dengan September 2012 kemudian bergerak

rendah.

• Tren tersebut dipengaruhi oleh loading mesin pada bulan yang sama menunjukkan

bahwa karakter mesin injeksi dalam manufaktur injeksi plastik mempunyai tren bahwa

semakin mesin injeksi mempunyai loading tinggi tetapi pola produksi yang sering sekali

idle kemudian running, menyebabkan sering terjadinya kerusakan pada mesin injeksi,

hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu mesin injeksi sangat memerlukan

kondisi dimana panas dari barrel yang berfungsi sebagai proses melting material stabil

dengan deviasi suhu + 5oC, jika hal tersebut tidak tercapai akan mempengaruhi kinerja

mesin injeksi dengan terjadi breakdown.

• Analisis MTBF ini digunakan untuk memperkirakan kecenderungan kapan mesin

injeksi akan mengalami kerusakan, sehingga bisa dilakukan aktivitas pemeliharaan

preventif misalnya penggantian komponen, servis ringan dan sebagainya, serta

Page 71: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

68

memprioritaskan perbaikan pada mesin yang memiliki nilai MTBF yang paling rendah

dengan tujuannya agar frekuensi kerusakan dapat berkurang.

Analisis Mean Time To Repair (MTTR)

Berikut adalah Grafik 8. menggambarkan tren data selama 1 tahun nilai MTBF dari area

injeksi plastik :

Grafik 8. Tren Data Aktual Mean Time To Repair (MTTR) Dengan Nilai

Rata-Ratanya Selama 1 Tahun

Sumber : Data perusahaan PT.XYZ setelah diolah

Dari gambar grafik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Secara umum mesin injeksi plastik memiliki waktu rata-rata perbaikan yaitu 45 menit

setiap terjadinya kerusakan.

• Pola data tren yang terjadi pada kondisi di Grafik 4.8. menunjukkan beberapa bulan

mengalami kerusakan yang memang sangat berat sehingga hal tersebut seharusnya

dapat diatasi dengan adanya pelatihan atau peningkatan kompetensi dari pekerja

pemeliharaan dalam hal ini adalah bagian engineering, sehingga pola kerusakan tersebut

dapat di antisipasi dengan penentuan target penyelesaian kerusakan (breakdown).

• Semakin lamanya rata-rata waktu perbaikan tersebut menunjukkan bahwa mesin

mengalami kerusakan yang cukup berat. Peristiwa ini dapat terjadi karena kurangnya

antisipasi perawatan yang lebih intensif baik dari pihak pemeliharaan maupun dari

operator. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi jenis kerusakan

yang terjadi serta dengan melakukan perubahan kebijakan pemeliharaan preventif.

Page 72: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

69

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan berupa analisa faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja injeksi plastik dalam implementasi TPM untuk peningkatan

produktivitas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Total efektivitas mesin injeksi untuk mengetahui level kinerja operasional area injeksi

plastik:

a. Availability dari line mesin injeksi adalah 83.29%, angka tersebut dibawah level

world class yaitu 90%. Peningkatan availability ratio dapat dilakukan dengan

menekan downtime, melakukan secara intensif autonomous maintenance,

b. Performance ratio dari mesin injeksi adalah 82.21%, rasio tersebut masih dibawah

level performance ratio world class yaitu 95%. Peningkatan nilai performance ratio

ini dapat dilakukan dengan mengurangi speed loss, yaitu dengan mengurangi

ketidakstabilan proses dengan mampu menghasilkan keluaran part.

c. Quality ratio dari proses injeksi mencapai 99.95% sangat dekat dengan level world

class ratio yaitu 99.99%. Jadi untuk quality ratio dapat dipertahankan sehingga

mampu untuk tetap menghasilkan keluaran dengan level tinggi.

d. OEE ratio dari proses injeksi adalah 68.42%, dari hasil tersebut masih dibawah level

world class yaitu 85%, yang artinya masih banyak ruang perbaikan yang bisa

dilakukan di dalam manufaktur injeksi plastik sehingga dapat dicapai level world

class manufacture.

e. TEEP ratio dari proses injeksi adalah 57.96%, dengan mempertimbangkan faktor

pemeliharaan korektif saat terjadi breakdown yang dihitung dengan menggunakan

MTBF dan MTTR sebagai nilai waktu pemeliharaan yang tidak terjadwal,

memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap total nilai main losses.

Dari hasil analisa nilai OEE ratio maka kinerja operasional dari injeksi plastik pada level

Fairly Typical, rasio tersebut menggambarkan masih banyak ruang untuk melakukan

perbaikan yaitu dengan perbaikan terus menerus untuk meningkatkan produktivitas.

2. Nilai OEE tiap mesin dan nilai OEE secara keseluruhan dipengaruhi oleh perbedaan shift

kerja dan proses produksi dengan proses pengambilan part manual, pencapaian tertinggi

dicapai oleh shift 1, dan paling rendah di shift 3, dipengaruhi oleh kondisi kerja. Pada

malam sampai dini hari tingkat kinerja operator cenderung menurun menyebabkan nilai

OEE untuk shift 3 rendah.

Page 73: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

70

3. Setelah dilakukan pengukuran operational performance maka diidentifikasi faktor-faktor

penyebab penyebab nilai OEE pada level fairly typical dengan menggunakan diagram

fishbone.

4. Analisa MTBF mendapatkan hasil waktu kerusakan rata-rata setiap 457 menit antar

kerusakan atau setara dengan 7.62 jam dengan jam kerja 1 hari selama 3 shift (24 jam).

Analisa MTBF ini digunakan untuk memperkirakan kecenderungan kapan mesin injeksi

akan mengalami kerusakan, sehingga bisa dilakukan kegiatan pemeliharaan preventif,

serta memprioritaskan perbaikan pada mesin yang memiliki nilai MTBF yang paling

rendah dengan tujuannya agar frekuensi kerusakan dapat berkurang.

5. Analisa MTTR mendapatkan hasil waktu rata-rata perbaikan yaitu 45 menit setiap

terjadinya kerusakan. Semakin lamanya rata-rata waktu perbaikan tersebut menunjukkan

bahwa mesin mengalami kerusakan yang cukup berat. Peristiwa ini dapat terjadi karena

kurangnya antisipasi perawatan yang lebih intensif baik dari pihak pemeliharaan maupun

dari operator. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi jenis

kerusakan yang terjadi serta dengan melakukan perubahan kebijakan perawatan preventif.

6. Menjaga pelaksanaan yang konsisten aktivitas pemeliharaan preventif, dan

mempermudah proses analisa saat terjadinya breakdown mesin, dengan melakukan

pembagian elemen waktu dari aktivitas kerja perawatan yang dilakukan yaitu waktu

pemberitahuan saat terjadinya kerusakan dan kedatangan personel pemeliharaan, waktu

analisa kerusakan, waktu penyediaan part / komponen, waktu perbaikan. waktu

penyesuaian dan percobaan.

7. Penggunaan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Total Effectiveness Equipment

Performance (TEEP) sebagai dasar dan target pencapaian dalam peningkatan

produktivitas, dengan adanya pengukuran tersebut maka manufaktur injection molding

memiliki indikator kinerja dalam implementasi TPM, dan menjadikan pencapaian

tersebut menjadi competitive advantage bagi perusahaan PT. XYZ.

Saran

Dalam peningkatan produktivitas dengan menggunakan implementasi TPM maka peneliti

menyarankan :

1. Melakukan proses pengukuran operational performance dengan mengetahui total

effectiveness dari mesin injeksi secara real time, sehingga proses monitoring dan

Page 74: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

71

penambilan keputusan saat kinerja mesin injeksi menurun yang berdampak pada

produktivitas akan segera dilakukan upaya-upaya yang menghindari produktivitas

menjadi rendah tidak menunggu selama satu bulan atau satu tahun.

2. Melakukan pelatihan kepada setiap operator maupun personel pemeliharaan agar dapat

meningkatkan kemampuan dan keahlian operator dalam menanggulangi permasalahan

yang ada pada mesin / peralatan sehingga perusahaan dapat menerapkan pemeliharaan

mandiri yang terdiri dari seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke untuk dapat meningkatkan

produktivitas dan efisiensi produksi pada manufaktur.

3. Penanaman kesadaran kepada seluruh pekerja untuk ikut berperan aktif dalam

peningkatan produktivitas dan efisiensi untuk perusahaan dan bagi diri mereka sendiri

dan tingkat operator sampai manajemen puncak.

4. Mengembangkan metoda pemeliharaan proaktif yang sesuai dengan kondisi struktural

PT. XYZ, yaitu :

a. Personal pemeliharaan melakukan pengecekan kondisi secara kontinu dan berkala

dengan menggunakan checksheet sehingga didapatkan kondisi mesin saat itu.

Checksheet tersebut disimpan di mesin dengan tujuan operator mesin dapat

mengetahui dan mengikuti kondisi mesin, apabila terjadi indilkasi yang menyebabkan

potensi kerusakan mengakibatkan downtime, maka dengan segera operator mesin

memberitahukan personel pemeliharaan untuk melakukan analisa yang lebih dalam,

tanpa mengganggu jalannya proses produksi.

b. Adanya indikator untuk menginformasikan masalah sehingga proses pemanggilan atau

pencarian personel pemeliharaan tidak memakan waktu, sehingga secara bersama-

sama operator produksi dan personel pemeliharaan dapat segera memutuskan apakah

kerusakan yang terjadi berpengaruh pada proses produksi atau tidak saat itu, jika ya

maka akan ditentukan waktu perbaikannya. Jika tidak berpengaruh maka personel

pemeliharaan akan melakukan penjadwalan perbaikan sehingga tidak mengganggu

jalannya proses produksi.

c. Dalam penanganan perbaikan operator mesin dan personel pemeliharaan bersama-

sama menangani kerusakan, sehingga akan terjadi transfer knowledge, proses

pembelajaran bagi operator produksi akan meningkatkan kompetensi operator dan

memudahkan proses kerja dalam melakukan perbaikan oleh personel pemeliharaan.

Page 75: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

72

d. Penetapan target-target yang feasible (target downtime perkejadian atau MTTR, target

ketersediaan, kinerja, dan kualitas) sehingga operator mesin dan personel

pemeliharaan dapat mengukur kinerja secara total untuk pencapaian produktivitas dari

keluaran yang dihasikan oleh mesin injeksi.

e. Quality build in process tetap dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan part yang

sesuai dengan standar kualitas.

Daftar Pustaka

Ahuja, I.P.S., Khamba, J.S., (2008); Total productive maintenance: literature review and

directions; International Journal of Quality & Reliability Management Vol. 25 No. 7,

2008 pp. 709-756.

Dal, B., Tugwell, P. and Greatbanks, R. (2000); Overall equipment effectiveness as a measure

for operational improvement: a practical analysis; International Journal of Operations

& Production Management, Vol. 20 No. 12, pp. 1488-502.

Gosavi, A. (2006); A risk-sensitive approach to total productive maintenance; Automatica,

Vol. 42 No. 8, pp. 1321-30.

Huang, S.H., Dismukes, J.P., Shi, J. and Su, Q. (2002); Manufacturing system modeling for

productivity improvement; Journal of Manufacturing Systems, Vol. 21 No. 4, pp. 249-

60.

Jeong, Ki-Young., Philips, Don T. (2001); Operational Efficiency and Effectiveness

Measurement; International Journal of Operation & Production Management, Vol 21

No. 11, pp 1404-1416 2001.

Juric, Z., Sanchez, A.I. and Goti, A. (2006); Money-based overall equipment effectiveness;

Hydrocarbon Processing, Vol. 85 No. 5, pp. 43-5.

Ljungberg, O. (1998); Measurement of overall equipment effectiveness as a basis for TPM

activities; International Journal of Operations & Production Management, Vol. 18 No.

5,pp. 495-507.

McKellen, C. (2005); Total productive maintenance; MWP, Vol. 149 No. 4, p. 18.

Muchiri, P.; Pintelon, L. (2008); Performance measurement using overall equipment

effectiveness (OEE): literature review and practical application discussion;

International Journal of Production Research, 46(13), pp. 3517 - 3535.

Page 76: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

73

Nakajima, S. (1988); Introduction to Total Productive Maintenance (TPM); Productivity

Press, Portland, OR.

Pintelon, L.; Gelders, L.; Puyvelde, F.V. (2000); Maintenance Management; Acco, Leuven,

Belgium.

Shirose, K. (1989); Equipment Effectiveness, Chronic Losses, and Other TPM Improvement

Concepts in TPM Development Program: Implementing Total Productive

Maintenance; Productivity Press, Portland, OR.

Wilson, A. (1999); Asset Maintenance Management - A guide to developing strategy &

improving performance; Conference Communication.

Page 77: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

74

Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan

Selvi Meliza Salim11

Golrida Karyawati12

Sampoerna School of Business

The purpose of this research is to analyze the effect of intellectual capital on company

profitability using Return on equity and earning per share. This research is using Value

Added Intellectual Coefficient (VAIC™) method as a measure of the efficiency of three

intellectual capital components recognised which are Capital Employed Efficiency(CEE), ,

Human Capital Efficiency(HCE), and Structural Capital Efficiency(SCE). This reseach

collects data from 150 firms such as manufacturing, banking, credit other bank, securities ,

and real estate sector listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2010-2011. Multiple

linear regression model is used to examine the effect of the three components of intellectual

capital efficiency to company's financial performance both on ROE model and EPS

model.The result shows that CEE positively influence company’s profitability both on ROE

model and EPS model. HCE however, eventhough on ROE model shows significant impact on

ROE, but on EPS model do not show significant impact on EPS. Analyse of SCE also

indicates inconsistency phenomenon on both model ROE and EPS. While on model ROE

structural capital efficiency do not show significant impact on ROE, on model EPS however it

shows significant impact on EPS

Keywords: intellectual capital, capital employed eficiency (CEE), Human capital efficiency

(HCE), structural capital efficiency (SCE), profitability, return on equity, earning per share

11

Akuntan yang bekerja di perusahaan swasta

12 Dosen akuntansi pada Sampoerna School of Business

Page 78: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

75

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA

KEUANGAN

Pendahuluan

Intellectual capital semakin menjadi aset yang sangat bernilai dalam bisnis saat ini.

Tetapi laporan keuangan tradisional belum berhasil menyajikan informasi intellectual capital.

Secara umum, teori intellectual capital telah banyak dikembangkan melalui gagasan-gagasan

dan pemikiran-pemikiran para peneliti, antara lain Bontis (1998), Firer dan Williams (2003),

Chen et al. (2005), Najibullah (2005), Margaretha dan Rakhman (2006), Ulum (2008),

Kuryanto (2008), Anugraheni (2010), Wiradinata dan Siregar (2011), dan Zuliyati (2011).

Fenomena ini menuntut mereka mencari informasi yang lebih rinci mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan pengelolaan intellectual capital. Mulai dari cara pengidentifikasian,

pengukuran sampai dengan pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan

perusahaan.

Pulic (1998) memperkenalkan pengukuran intellectual capital dengan menggunakan

“Value Added Intellectual Coefficient” (VAIC™) . Metode VAIC™ dirancang untuk

menyediakan informasi mengenai efisiensi penciptaan nilai(value creation) dari aset

berwujud dan tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan. Komponen utama dari VAIC™

dalam penelitian ini adalah Capital Employed Efficiency (CEE), Human Capital Efficiency

(HCE), dan Structural Capital Efficiency (SCE).

Penelitian ini meneliti hubungan antara intellectual capital dengan profitabilitas

terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan data dari perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kinerja keuangan perusahaan akan diukur dengan

Return on Equity (ROE) dan Earnings Per Share (EPS). Intellectual capital diukur dengan

menggunakan model Pulic, yaitu VAIC™ (Value Added Intellectual Coefficient).

Pengukuran intellectual capital menggunakan model pulic yang menggunakan gaji

karyawan sebagai proxi human capital (Kuryanto :2008; Anugraheni:2010, Wiradinata dan

Siregar :2011; dan Zuliyati:2011). Penelitian ini menggunakan executive salary, dengan

pertimbangan bahwa executive salary lebih mencerminkan intelectual capital dibanding

dengan total salary. Dalam banyak industri komponen salary sebagian besar mungkin

merupakan gaji buruh yang kurang mencerminkan intelectual capital. Pengertian human

capital sebagai bagian dari intelectual capital adalah pekerja yang mampu menciptakan

Page 79: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

76

kekayaan dan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Pengetahuan, kompetensi,

ketrampilan, dan pengalaman seorang manajer pada umumnya termasuk kategori human

capital (Santosa dan Setiawan, 2007). Hal ini menjadi dasar menggunakan executive salary

dalam penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufacturing, banking dan credit agencies

selain bank, securities, dan real estate. Pengambilan sampel kriteria tersebut didasarkan

pemikiiran bahwa perusahaan pada kelompok ini termasuk perusahaan yang memiliki

karakteristik perusahaan padat intellectual capital (high IC-intensive industries).

Pengelompokan perusahaan ini berdasarkan pada Global Industrity Clasification Standard

(GCIS) dalam Woodcock dan Whiting (2009). Hal ini menjadi indikator penting bagi

perusahaan tersebut untuk mengelola sumber daya yang berkaitan erat dengan intellectual

capital, berdasarkanpertimbangan tersebut maka peneliti memilih perusahaan sektor terserbut.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadii pertimbangan Bapepam dan Ikatan Akuntan

Indonesia menciptakan standar yang lebih baik dalam pengungkapan intellectual capital.

Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis

Intellectual Capital

Intellectual capital merupakan kombinasi intangible asset dari nilai pasar, intellectual

property, sumber daya manusia dan infrastruktur yang memungkinkan perusahaan

menjalankan fungsinya dengan baik Brooking (1996). Intellectual Capital mencakup semua

pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai

tambah dan keunggulan kompetitif. Intellectual capital adalah aset tak berwujud yang

memegang peran penting dalam meningkatkan daya saing perusahaan dan juga dimanfaatkan

secara efektif untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Intellectual Capital merupakan

landasan bagi perusahaan untuk berkembang dan mempunyai keunggulan dibandingkan

perusahaan lain.

Intellectual capital dapat dibagi menjadi komponen modal fisik, modal manusia, dan

modal struktural.

1. Modal fisik (Physical capital) merupakan modal yang dimiliki perusahaan berupa dana

keuangan dan aset fisik yang digunakan untuk membantu penciptaan nilai tambah

perusahaan (Wiradinata dan Siregar, 2011). Physical Capital menunjukkan hubungan

Page 80: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

77

harmonis yang dengan mitranya, baik dari pemasok, pelanggan, pemerintah dan

masyarakat sekitar. Modal fisik dalam model Pulic disebut dengan capital employed (CE).

2. Human capital (HC) merupakan modal yang terkait dengan pengembangan sumber daya

manusia perusahaan, seperti kompetensi, komitmen, motivasi, dan loyalitas karyawan.

Human Capital menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya

manusia. Intelectual capital jenis ini menganggap manusia sebagai aset yang bernilai

karena pengetahuan yang dimiliki

3. Modal struktural (SC) merupakan modal yang dimiliki perusahan, meliputi pengetahuan

yang akan tetap berada dalam perusahaan. Intelectual capital jenis ini terdiri dari rutinitas

perusahaan, prosedur, sistem, budaya, dan database (Astuti dan Sabeni, 2005). Structural

Capital menunjukkan pengetahuan yang akan tetap ada dalam perusahaan yang bersifat

bukan manusia, seperti: rutinitas perusahaan, prosedur, sistem, budaya, dan database.

Hingga saat ini intelectual capital belum disajikan dalam laporan keuangan (Bontis et

al:2000). Hal ini disebabkan metode pengukuran yang tepat dan objektif atas intelectual

capital belum ditemukan hingga saat ini. Upaya memberikan penilaian terhadap modal

intelektual merupakan hal yang penting .

Hal ini merupakan tantangan akuntan saat ini dan dimasa mendatang. Bontis et al.

(2000) mengatakan bahwa intellectual capital merupakan seluruh proses dan aset, dan seluruh

intangible asset yang telah dipertimbangkan terhadap metode akuntansi yang termasuk di

dalamnya adalah kontribusi dari pengetahuan dari manusia itu sendiri sebagai sumber daya

perusahaan.

Pengukuran Intelectual Capital Dengan Value Added Intellectual Capital (VAIC™)

VAIC™ dikembangkan oleh Pulic sebagai instrumen untuk mengukur kinerja

intellectual capital perusahaan. Model ini menyajikan informasi tentang value creation

efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang

dimiliki perusahaan sebagai hasil dari intelectual capital.

Model ini bertitik tolak dari kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added

(VA) sebagai value creation. Pulic (1998) menyatakan bahwa “value creation is entirely

based on knowledge” sehingga model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk

menciptakan value added (VA). Value Added adalah indikator paling objektif untuk menilai

Page 81: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

78

keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan sebagai hasil intelectual

capital. Value added dihitung sebagai selisih antara output dan input.

Model VAIC™ mengukur efisiensi intellectual capital dalam menciptakan nilai

berdasarkan hubungan ketiga komponen utama intelectual capital yaitu physical capital,

human capital, dan structural capital. VA dipengaruhi oleh efisiensi dari Capital Employee

(CE), Human Capital (HC) dan Structural Capital (SC). Hubungan VA dengan capital

employed atau dana yang tersedia (modal fisik) diformulasikan dengan CEE, hubungan VA

dan human capital diformulasikan dengan HCE, dan hubungan VA terhadap structural

capital diformulasikan dengan SCE.

1. Capital Employed Efficieny (CEE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal yang

digunakan. CEE merupakan rasio dari VA terhadap CE. CEE menggambarkan berapa

banyak nilai tambah perusahaan yang dihasilkan dari modal yang digunakan CEE yaitu

kalkulasi dari mengelola modal perusahaan.

2. Human Capital Efficiency (HCE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal manusia.

HCE merupakan rasio dari value added (VA) terhadap human capital (HC). Hubungan ini

mengindikasikan kemampuan modal manusia membuat nilai pada perusahan menghasilkan

nilai tambah setiap rupiah yang dikeluarkan pada modal manusia. HCE menunujukkan

berapa banyak (VA) dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk executive

salary. Human Capital merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan

karena human capital merupakan penggabungan sumber-sumber daya intangible yang

melekat dalam diri anggota organisasi, selain itu juga merupakan aset perusahaan dan

sumber inovasi serta pembaharuan.

3. Structural Capital Efficiency (SCE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal

struktural. SCE merupakan ratio dari SC terhadap VA. Rasio ini mengukur jumlah SC

yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bilamana

keberhasilan SC dalam penciptaan nilai (Ulum, 2008). Structural capital meliputi seluruh

non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah

database, organizational charts, proocess manuals, strategies, routines dan segala hal

yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya (Ulum, 2008).

Perusahaan dengan structural capital yang kuat akan memiliki dukungan budaya yang

memungkinkan perusahaan untuk mencoba sesuatu, untuk belajar, dan untuk mencoba

Page 82: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

79

kembali sesuatu. Konsep intellectual capital memungkinkan intellectual capital untuk

diukur dan dikembangkan dalam suatu perusahaan (Anatan, 2004).

Metode Penelitian

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufacturing,

banking, credit agencies other than bank, securities, insurance dan real estate yang terdaftar

di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2010-2011. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode non probality sampling. Metode non probality

sampling yang digunakan yaitu judgment sampling di mana sampel yang dijadikan objek

penelitian ditentukan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang ditetapkan untuk mengambil

sampel dalam penelitian adalah:

1. Laporan keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan pada tahun 2010-2011.

2. Bila ada ketidaktersediaan data dari salah satu variabel pada perusahaan tertentu maka

emiten tersebut tidak digunakan sebagai sampel.

3. Perusahaan tersebut tidak memiliki laba dan ROE yang negatif selama periode pengamatan

yaitu pada tahun 2010-2011.

Sampel akhir yang diperoleh dari proses seleksi sampel berdasarkan kriteria tersebut adalah

150 perusahaan setiap tahunnya seperti tersaji dalam tabel 1.

Tabel 1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

Kriteria Jumlah Sampel

Jumlah perusahaan manufacturing pada tahun 2010-2011 147

Jumlah perusahaan banking, credit agencies other than

bank, securities, insurance pada tahun 2010-2011 73

Jumlah perusahaan real estate pada tahun 2010-2011 50

Dikurangi: Emiten yang datanya tidak lengkap 72

Dikurangi: Emiten yang negatif (Laba dan ROE) 48

Dikali: Lamanya periode penelitian 2

Sampel akhir dari tahun 2010-2011 300

Page 83: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

80

Variabel dan Pengukurannya

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ROE dan EPS. Kinerja keuangan perusahaan

yang diukur melalui profitabilitas perusahaan. Kinerja tersebut diwakili dengan rasio sebagai

berikut:

a. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang mewakili profitabilitas

perusahaan. ROE mempresentasikan return pemegang saham biasa dan biasanya

menjadi pertimbangan dan indikator keuangan yang penting bagi investor (Chen et. al,

2005). Semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin meningkatkan ROE.

ROE diformulasikan sebagai berikut:

b. Earnings per Share (EPS)

Earnings per Share merupakan suatu ukuran di mana baik manajemen maupun

pemegang saham menaruh perhatian yang besar. EPS merupakan analisis laba dari

sudut pandang pemilik dipusatkan pada laba per saham dalam suatu perusahaan. EPS

juga merupakan salah satu persyaratan dalam pengungkapan laporan keuangan bagi

perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang diperoleh dengan

cara membagi laba setelah dikurangi dividen yang dibagikan untuk pemegang saham

preferen dengan rata-rata jumlah saham yang beredar sepanjang tahun.

Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Intellectual Capital (VAIC™) yang

diproksikan berdasarkan value added yang diciptakan oleh human capital efficiency

(HCE), structural capital efficiency (SCE), dan capital employed efficiency (CEE).

Formulasi perhitungan VAIC™ adalah sebagai berikut:

ROE =

EPS =

Page 84: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

81

a. Menghitung Value Added (VA)

di mana:

Value Added ( VA) = Selisih antara Output dan Input.

Output (OUT) = Total penjualan dan pendapatan lain-lain.

Input (IN) = Beban dan biaya-biaya (selain executive

salary).

Penelitian ini menggunakan perluasan definisi dalam mengungkapkan

VAIC™ dengan menggunakan executive salary. Penggunaan executive

salary karena dianggap dapat mencerminkan Human Capital yang lebih

baik.

b. Menghitung Capital Employed Efficiency (CEE)

di mana:

CEE = Capital Employed Efficiency

VA = Value Added

CE = Capital Employed ( modal fisik dan aset finansial)

Aset Finansial = Total Asset – Intangible Asset

c. Menghitung Human Capital Efficiency (HCE)

di mana:

HCE = Human Capital Efficiency

VA = Value Added

HC = Human Capital (executive salary)

VA = Output – Input

CEE = VA / CE

HCE = VA / HC

Page 85: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

82

d. Menghitung Structural Capital Efficiency (SCE)

di mana:

SCE = Structural Capital Efficiency

SC = Structural Capital (SC= VA-HC)

VA = Value Added

Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda

dengan model sebagai berikut :

a. Model regresi untuk variabel ROE

ROE = β0 + β1 CEE + β2 HCE + β3 SCE + Ɛ

Keterangan :

β0 = Penduga bagi intersept

β1, β2, β3 = Koefisien Regresi

ROE = Return on Equity merupakan ukuran kinerja keuangan

perusahaan

CEE = Capital Employed Efficiency

HCE = Human Capital Efficiency

SCE = Structural Capital Efficiency

Ɛ = Error

b. Model regresi untuk variabel EPS

EPS = β0 + β1 CEE + β2 HCE + β3 SCE + Ɛ

Keterangan :

β0 = Penduga bagi intersept

β1, β2, β3 = Koefisien Regresi

ROE = Earnings per Share merupakan ukuran kinerja keuangan

CEE = Capital Employed Efficiency

HCE = Human Capital Efficiency

SCE = Structural Capital Efficiency

Ɛ = Error

SCE = SC / VA

Page 86: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

83

Hasil dan Pembahasan

Statistik Deskriptif

Perusahaan dalam penelitian ini manufacturing, banking, credit agencies other than

bank, securities, dan real estate. Dari 270 populasi, peneliti hanya menggunakan 150

perusahaan per tahunnya yang dijadikan sebagai sampel dalam melakukan penelitian karena

data yang tidak lengkap dan bernilai negatif. Data dipooling dari periode 2010-2011 setelah

melakukan kelayakan pooling dengan pengujian Chow Breakpoint Test .

Statistik Deskriptif untuk model ROE dan model EPS masing-masing disajikan pada

tabel 2 dan tabel 3. Walaupun rata-rata tingkat ROE perusahaan sampel bernilai 16.2363

namun penyebaran ROE sangat bervariasi diantara perusahaan. Terdapat 20 perusahaan yang

ROE nya kurang dari 5%, dan 17 perusahaan yang ROE nya diatas 30%. Unilever

merupakan pengahasil ROE yang tertinggi. Akan tetapi banyak perusahaan yang mengalami

peningkatan ROE dari tahun 2010. Data EPS pun menunjukan variasi yang tinggi.

Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Model ROE

Tabel 3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Model EPS

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 300 .04 113.24 16.2363 12.80292

CEE 300 .005 4.418 .13034 .289536

LHCE 300 .192 6.697 2.92926 1.120443

SCE 300 .174 8.245 .93002 .484656

Valid N (listwise) 300

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LEPS 300 -3.219 9.469 4.11684 1.758434

LCEE 300 -5.319 1.486 -2.58350 .989394

HCE 300 1.211 809.597 39.39031 83.531151

LSCE 300 -1.7470 2.1096 -.115548 .2585666

Valid N (listwise) 300

Page 87: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

84

Uji Regresi Linear Berganda

Analisa regresi telah memenuhi uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji auto korelasi. Walaupun uji normalitas

dengan kolmogorov Smirnov dengan alpha 5% menunjukan data ROE tidak terdistribusi

normal, namun berdasarkan teori central limit bila jumlah sampel lebih dari 30 maka data

berdistribusi normal. Model regresi berganda model ROE dan EPS adalah sebagai berikut:

Persamaan regresi linier berganda untuk model ROE dan model EPS adalah sebagai

berikut:

ROE = 2,338 + 8,748 CEE + 4,073 LHCE + 0,888 SCE

EPS = 6,071 + 0,740 LCEE + 0,001 HCE + 0,883 LSCE

Kedua model persamaan diatas berdasarkan hasil uji statistik F pada alpha 5%

menunjukan bahwa model mampu menjelaskan hubungan ketiga variabel independen (CEE,

HC and SCE) baik dengan variabel dependen ROE (tabel 4) maupun dengan variabel

dependen EPS (tabel 5).

Tabel 4. Hasil Uji Statistik F Model ROE

Tabel 5. Hasil Uji Statistik F Model EPS

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 217.894 3 72.631 30.424 .000b

Residual 706.640 296 2.387

Total 924.534 299

a. Dependent Variable: LEPS

b. Predictors: (Constant), LSCE, HCE, LCEE

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 10158.387 3 3386.129 25.798 .000b

Residual 38852.132 296 131.257

Total 49010.519 299

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), SCE, CEE, LHCE

Page 88: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

85

Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukan kemampuan menjelaskan variabel

CEE, HCE dan SCE cukup siginikan baik atas variabel ROE(20,7%) yang disajikan pada

tabel 6, maupun EPS(23,6%) yang disajikan pada tabel 7

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model ROE

Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model EPS

Hasil uji koefisien regresi (Uji T) atas ketiga variabel independen baik pada model

ROE (tabel 8) maupun model EPS (tabel 9) pada alpha 5% menunjukan hasil berikut:

CEE

Pada Model ROE ditemukan bukti pengaruh positive CEE terhadap ROE. Hasil ini

sejalan dengan penelitian Najibullah (2005). Secara statistik dapat dikatakan bahwa dengan

asumsi variable lain konstan, perubahan CEE sebesar 1 basis point diasosiasikan dengan

perubahan ROE sebesar 8.748 basis point. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa perusahaan

mengandalkan dana yang tersedia seperti ekuitas dan laba bersih yang dapat meningkatkan

nilai tambah yang akhirnya meningkatkan profitabilitas.

Dalam model EPS juga ditemukan bukti yang signifikan bahwa CEE berpengaruh

positif terhadap EPS. Secara statistik dapat dikatakan bahwa dengan asumsi variable lain

konstan, perubahan Log CEE (LCEE) sebesar 1 basis point diasosiasikan dengan perubahan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .455a .207 .199 11.45675

a. Predictors: (Constant), SCE, CEE, LHCE

b. Dependent Variable: ROE

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .485a .236 .228 1.545089

a. Predictors: (Constant), LSCE, HCE, LCEE

b. Dependent Variable: LEPS

Page 89: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

86

EPS sebesar 0.740 basis point.Hasil ini sejalan dengan penelitian Ritonga dan Andriyanie

(2011). Bukti empiris ini menunjukan bahwa physical capital yang dimiliki perusahaan

berperan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan serta mengindikasikan bahwa

perusahaan-perusahaan tersebut berhasil memanfaatkan dan memaksimalkan dana yang

tersedia pada perusahaan.

HCE

Pada model ROE bukti empiris menunjukan pengaruh positif HCE terhadap ROE

secara signifikan. Secara statistik dapat dikatakan bahwa dengan asumsi variable lain konstan,

perubahan Log HCE (LHCE) sebesar 1 basis point diasosiasikan dengan perubahan ROE

sebesar 4.073 basis point. Hasil penelitian Najibulla (2005) belum menemukan bukti empiris

ini. Akan tetapi Farah Margaretha (2006) menemukan bukti empiris yang sesuai dengan hasil

penelitian ini. Hasil ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang tergabung sudah mampu

mendaya gunakan Human Capital untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Akan tetapi berbeda dengan model ROE, penelitian atas model EPS menemukan

bahwa HCE tidak berpengaruh signifikan atas EPS. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian

Ritonga dan Andriyanie (2011) yang menemukan pengaruh signifikan HCE terhadap EPS.

Fenomena yang ditunjukan hasil penelitian ini mungkin disebabkan hambatan infrastruktur

yang menyebabkan kurangnya motivasi untuk berinovasi dan memperbaiki proses bisnis agar

lebih efisiensi dan meningkatkan profitabilitas pemegang saham. Hal ini membutuhkan

penelitian lebih lanjut.

SCE

Pada model ROE ditemukan bahwa structural capital efficiency tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap return on equity.Hasil sejalan dengan penelitian Najibullah (2005).

Tidak berpengaruhnya SCE terhadap ROE menunjukkan perusahaan sampel belum mampu

dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung kinerja bisnis

secara keseluruhan, seperti sistem operasional perusahaan, budaya organisasi, filosofi

manajemen yang dimiliki perusahaan. Dengan belum mampunya perusahaan mentransformasi

pengetahuan ke dalam pengetahuan yang melekat pada hubungan eksternal yaitu

mentransformasi pengetahuan individu ke dalam pengetahuan non manusia. Berarti

Page 90: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

87

perusahaan belum mampu mengembangkan structural capital yang menghasilkan keunggulan

bersaing yang secara relatif dapat meningkatkan profitabilitas.

Akan tetapi pada model EPS ditemukan bahwa structural capital efficiency

berpengaruh secara positif terhadap earnings per share. Secara statistik dapat dikatakan bahwa

dengan asumsi variable lain konstan, perubahan Log SCE (LSCE) sebesar 1 basis point

diasosiasikan dengan perubahan EPS sebesar 0.883 basis point.Hasil ini juga tidak sejalan

dengan penelitian Ritonga dan Andriyanie (2011). Hasil ini menunjukkan perusahaan sampel

sudah mampu meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan structural capital yang

dimilikinya untuk mencapai keunggulan bersaing yang akan menghasilkan kinerja keuangan

yang lebih tinggi.

Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Regresi (Uji t) Model ROE

Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Regresi (Uji t) Model EPS

(TA

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.338 2.073 1.128 .260

CEE 8.748 2.359 .198 3.708 .000

LHCE 4.073 .624 .356 6.529 .000

SCE .888 1.400 .034 .634 .526

a. Dependent Variable: ROE

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 6.071 .272 22.309 .000

LCEE .740 .095 .416 7.783 .000

HCE .001 .001 .071 1.338 .182

LSCE .883 .355 .130 2.486 .013

a. Dependent Variable: LEPS

Page 91: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

88

Kesimpulan

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa modal intelektual mempengaruhi kinerja

keuangan perusahaan. Bukti empiris menunjukan hubungan antara ketiga komponen

intelectual capital dengan salah satu atau kedua proksi kinerja keuangan yakni ROE dan

EPS. Capital Employed Efficiency berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan,

baik dengan return on equity (ROE) maupun dengan EPS. Walapun dalam model ROE bukti

empiris menunjukan bahwa Human Capital Efficiency berpengaruh signifikan terhadap

return on equity (ROE), namun dengan model EPS bukti empiris belum menunjukan

pengaruh signifikan HCE terhadap EPS. Analisa atas Structural Capital Efficiency juga

menunjukan hasil yang tidak konsisten antara model ROE dan model EPS. Pada model EPS

bukti empiris menunjukan pengaruh signifikan SCE terhadap EPS, namun dengan model

ROE Structural Capital Efficiency belum terbukti signifikan terhadap return on equity

(ROE).

Implikasi

Hasil temuan menunjukan semakin pentingnya modal intelektual dalam perusahaan.

Akan tetapi sebagian besar intelektual capital belum dapat disajikan dalam laporan keuangan.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi standar setter untuk melakukan

pengkajian lebih lanjut mengenai kemungkinan penerbitan standar akuntansi sehubungan

dengan modal intelektual ini.

Hasil penelitian ini juga dapat ditindaklanjuti dengan penelitian selanjutnya sebagai

berikut:

a. Mengembangkan penelitian dengan menggunakan metode langsung dalam mengukur

intellectual capital, misalnya dengan balance score card atau real options model.

b. Memperpanjang periode penelitian. Dengan memperpanjang periode penelitian

diharapkan dapat memberikan kesimpulan yang lebih baik dan dapat mengatasi masalah

normalitas residual untuk ketiga komponen intellectual capital yaitu CEE, HCE, dan

SCE terhadap ROE.

c. Menggunakan proksi kinerja keuangan perusahaan selain yang digunakan dalam

penelitian ini. Semakin banyak proksi yang digunakan akan semakin baik dalam

menggambarkan pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan.

Page 92: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

89

Daftar Pustaka

Anugraheni, C. M. (2010); Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan;

sumber: http://eprints.undip.ac.id/22818/1/SKRIPSI.pdf (diakses 15 Oktober 2012).

Anatan, L. (2006); Manajemen Modal Intelektual: Strategi Memaksimalkan Nilai Intelektual

dalam Technology Driven Business; Maranatha Christian University Vol.5, No. 2 pp

46-56.

Astuti, P.Dwi dan Arifin Sabeni; Hubungan Intellectual Capital dan Business Performance

dengan Diamond Specification: Sebuah Perspektif Akuntansi; SNA VIII Solo pp.

694-707.

Barney, J. B. (1991); Firm resources and sustainable competitive advantage; Jurnal of

Management, Vol 17 No 1, pp 99-120.

Bontis, Nick. (1998); Intellectual Capital : an Explaratory Study that Develops Measures and

Models; Management Decision. Vol 36, No. 2, pp 63-76.

Bontis, Nick, Willian Chua Chong Keow dan Stanlet Richardson (2000) ; Intellectual Capital

and Business Performance in Malaysian Industries; Journal of Intellectual Capital

Vol.1, No. 1, pp 85-100.

Borwerman, O’Connell, dan Murphree (2011); Business Statistics in Practice, Edisi 6; New

York: McGraw-Hill/Irwin.

Brooking, Annie (1996); Intellectual Capital : Core Asset for the Third Millennium

Enterprises; London : International Thomson Business Press.

Bursa Efek Jakarta (2011); Indonesian Capital Market Directory, Institute for Economic and

Financial Research.

Chen, M.C., S.J. Cheng. Y. Hwang. (2005); An empirical investigation of the relationship

between intellectual capital and firms’ market value and financial performance; Jounal

of Intellectual Capital. Vol 6, No. 2, pp 159-176.

Cooper, Donald R. Dan Pamela S. Schindler (2011); Business Research Method, 11th Edition;

Boston : Mc Graw-Hill.

Farah Margaretha, Arief Rakhman (2006); Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap

Market Value dan Financial Performance Perusahaan dengan Metode Value Added

Intellectual Coefficient; Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 8 No. 2 pp. 199-217.

Firer, S., and S.M. Williams (2003); Intellectual capital and traditional measures of corporate

performance; Journal of Intellectual Capital Vol.4, No. 3, pp. 348-360.

Page 93: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

90

Hartono, B. (2001); Intellectual Capital: Sebuah Tantangan Akuntansi Masa Depan; Media

Akuntansi. Vol. 21 pp 65-72

Ihyaul Ulum et al. (2007); Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan : Suatu

Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square; Simposium Nasional Akuntansi 11.

Ihyaul Ulum et al. (2008); Intellectual Capital Performance Sektor perbankan di Indonesia:

sumber: puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/.../17081/17034 (diakses 15

Oktober 2012)

Ihyaul Ulum (2009); Modal Inter-Relasi Antar Komponen Modal Intelektual (Human Capital,

Structural Capital, Customer Capital) dan Kinerja Perusahaan; Humanity, Vol IV,

No.2 pp 134-140.

Gozali, Iman (2006); Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 4;

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Guthrie, Damodar N. dan Dawn C.Porter (2010); Dasar-dasar Ekonometrika, Edisi 5; Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Kuryanto, Benny (2008); Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan; Jurnal

Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 9.

Najibullah, S. (2005); An Empirical Investigation of The Relationship Between Intellectual

Capital and Firm’s Market and Financial Performance in Context of Commercial Bank

of Bangladesh”.

Pulic, A. (1998); Measuring the performance of intellectual potensial in knowledge

economy”. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and

Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential.

Ramadhan, I. Ibnu. (2009); Skripsi: Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2002-2007; Universitas Diponegoro (Tidak

Dipublikasikan).

Ritonga, K dan J. Andriyanie (2011); Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja

Keuangan; Pekbis Jurnal, Vol. 3, No. 2 pp 467-481.

Santosa dan Setiawan (2007); Modal Intelektual dan Dampaknya bagi Keberhasilan

Organisasi; Maranatha Christian University Vol. 7, No.1 pp 1-15.

Sawarjuwono, T. (2003); Intellectual Capital : perlakuan, pengukuran, dan pelaporan (sebuah

library research); Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5. No.1. pp 35-57.

Page 94: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

91

Solikhah, B, Abdul Rohman, Wahyu Meiranto (2010); Implikasi Intellectual Capital

Performance, Growth dan Market Value; Studi Empiris dengan Pendekatan Simplistic

Specification” Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto pp 1-29.

Tan, H.P., Plowman, D. & Hancock, P. (2007) ; Intellectual Capital and Financial Returns of

companies; Journal of Intellectual Capital, Vol.8, No.1 pp. 76-95.

Widiyaningrum, A. (2004); Modal Intelektual; Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia

Vol.1 pp. 16-25.

Wiradinata dan Siregar. (2011); Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan

Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia; Jurnal

Akuntansi & Manajemen Vol.22, No.2 pp.107-124.

Woodcock, J., H.R. Whiting. (2009); Intellectual Capital Disclousure by Australian

Companies; Paper accepted for presentation at thr AFAANZ Conference, Adelaide,

Australia. July 2009.

Zuliyati. (2011); Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Dinamika Keuangan

dan Perbankan Vol.3, No.1 pp 113-125.

Page 95: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

92

Pengaruh Market Based Capabilities Terhadap Kinerja Perusahaan

Studi Kasus Komoditas Gula Pasir di Perum Bulog

Adi Yanuar dan Ahdia Amini

Magister Manajemen - Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

This study discusses how to leverage business process with market-based capabilities

perspective on commercial activities in Perum Bulog. This study is a qualitiative research

using case study approach to determine the influence of new product development, customer

management and supply chain management in commercial activities especially in the sugar

commodity at Perum Bulog.The results of this study, that Perum Bulog must make a change of

business processes using market-basec capabilities approach. As state-owned enterprise,

Perum Bulog is not only waiting for the government assignment but also begin to focus on

take profit by innovation on product development to make products needed by customers,

maintaining relationship with customers that can give the maximum contribution to the

company and be able to balance between the demand of a product and supplies in Perum

Bulog, that can improve the operational efficiency for the company.

Keywords: Case Study Approach, Market-based Capabilities, New Product Development,

Customer Management, Supply Chain Management

Page 96: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

93

PENGARUH MARKET BASED CAPABILITIES TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN STUDI KASUS KOMODITAS GULA PASIR DI PERUM BULOG

Pendahuluan

Ketahanan pangan merupakan satu dari beberapa faktor yang menentukan stabilitas

nasional dari suatu negara. Hal ini yang membuat ketahanan pangan menjadi salah satu

program utama dari setiap negara, termasuk Indonesia melalui peningkatan dari produktivitas

pertanian atau pangan. Salah satu komoditi yang berperan dalam ketahanan pangan adalah

gula. Gula dimanfaatkan sebagai bahan baku dari industri makanan, minuman dan farmasi

atau juga dapat di konsumsi secara langsung. Dengan beragamnya fungsi gula, tentunya gula

menjadi suatu bahan pokok yang strategis sehingga ketersediaan gula dan stabilisasi harga

gula di pasar menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan oleh pemerintah dan berbagai

pihak yang terkait untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Kebutuhan gula yang semakin tinggi dapat juga dilihat dari produksi gula dunia.

Menurut United State Department of Agricu lture (USDA) produksi gula dunia pada periode

2009/2010 sebesar 153,53 juta ton dan mengalami peningkatan sebesar 9,75 jt ton (6,8%)

dibandingkan dengan pada periode 2008/2009 yang sebesar 143,78 juta ton. Akan tetapi

konsumsi gula dunia pada periode 2009/2010 mengalami penurunan sebesar 0,64 juta ton

(0.4%) dibandingkan dengan periode sebelumnya 2008/2009. Hal ini dikarenakan kebutuhan

konsumsi gula dunia melebihi dengan produksi yang mengakibatkan terjadi defisit gula dunia

pada periode 2008/2009 dan 2009/2010.

Page 97: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

94

Tabel 1. Produksi, Konsumsi, dan impor gula dalam negeri tahun 2003-2009

Tahun Produksi (Juta Ton) Konsumsi Selisih Impor

GKP GKR Total (Juta Ton) (Juta

Ton)

(Juta

Ton)

(1) (2) (3) (4=2+3) (5) (6=4-5) (7)

2003 1,62 0,33 1,95 3,52 -1,42 1,16

2004 2,03 0,38 2,41 3,71 -1,21 0,72

2005 2,20 0,72 2,92 3,99 -0,89 1,08

2006 2,31 1,14 3,45 4,25 -0,85 0,67

2007 2,45 1,45 3,90 4,70 -0,70 1,16

2008 2,70 1,26 3,96 4,35 -0,45 0,50

2009 2,77 1,90 4,67 4,85 -0,18 -

Sumber: Roadmap Swasembada Gula Nasional 2010-2014 (Desember 2009)

Permintaan gula domestik juga mengalami peningkatan dari periode sebelumnya. Pada

tahun 2003 produksi gula domestik sebesar 1.95 juta dan meningkat sebesar 4,67 juta ton

pada tahun 2009. Sedangkan untuk konsumsi dalam negeri juga mengalami peningkatan dari

3,52 juta ton pada tahun 2003 menjadi 4,85 juta ton pada tahun 2009. Dengan tingkat

konsumsi yang lebih dari produksi maka kekurangan kebutuhan dalam negeri diambil dari

impor untuk Gula Kristal Putih (GKP), Gula Rafinasi (GKR) dan Gula Mentah (raw sugar).

Dengan jumlah produksi gula yang lebih kecil dibandingkan dengan konsumsi gula

dalam negeri maka pemerintah harus mengambil langkah perlindungan dalam rangka

stabilisasi harga gula di tingkat petani dan konsumsi. Pemerintah telah melakukan berbagai

langkah dengan mendorong perkembangan industri gula dengan meningkatkan efesiensi

ditingkat Pabrik Gula (PG) dan petani. Selain itu juga pemerintah melindungi industri dalam

negeri dengan melakukan pembatasan impor dengan kebijakan kuota, tarif Gula Kristal Putih

(GKP) dan gula mentah (raw sugar) maupun gula rafinasi.

Salah satu bentuk perlindungan yang dilakukan oleh pemerintah adalah stabilisasi

harga gula di tingkat petani dan konsumsi. Pada saat musim giling pasar GKP cenderung

membentuk pasar oligopoli karena dikuasai oleh pedagang besar sedangkan pemerintah dalam

hal ini PTPN/PT.RNI mempunyai daya tawar yang lemah dan begitu juga diluar musim giling

sudah dikuasai pedagang kuat. Hal ini dapat berakibat stabilitas harga gula dalam negeri

Page 98: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

95

dapat mempengaruhi konsumen. Dengan kondisi seperti ini maka diperlukan campur tangan

pemerintah untuk dapat melakukan stabilisasi gejolak harga Gula Kristal Putih (GKP).

Untuk itu pemerintah mulai melakukan perbaikan tata niaga Gula Kristal Putih (GKP)

dengan melakukan kerjasama sinergi BUMN. Pada tahun 2008 dilakukan kerjasama tersebut

antara PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI)

sebagai produsen dengan Perum Bulog sebagai agen pemasaran Gula Kristal Putih (GKP).

Kerjasama ini dilakukan karena Perum Bulog mempunyai jalur distribusi yang sangat besar

karena telah memiliki aset sampai tingkat desa/kelurahan. Perum Bulog harus memanfaatkan

kerjasama ini untuk meningkatkan kegiatan komersial dengan memanfaatkan kapabilitas

berbasis pasar yaitu pengembangan produk baru, manajemen konsumen dan manajemen

rantai pasok sehingga tidak hanya fokus dalam kegiatan pelayanan publik.

Tujuan Penelitian

Pada saat ini kegiatan komersial di Perum Bulog mempunyai porsi yang sangat sedikit

yaitu sebesar 10% sehingga diperlukan suatu strategi untuk meningkatkan kegiatan usaha

komersial dengan menggunakan persepektif kapabilitas berbasis pasar pada perdagangan

komoditas gula pasir di Perum Bulog. Dari permasalahan yang terjadi di atas, penelitian ini

dilakukan dengan tujuan yaitu:

1. Mengetahui pengaruh pengembangan produk baru terhadap kinerja perusahaan.

2. Mengetahui pengaruh manajemen konsumen terhadap kinerja perusahaan

3. Mengetahui pengaruh manajemen rantai pasok terhadap kinerja perusahaan.

Tinjauan Teoritis

Beberapa tahun ini mulai ada pergeseran ekonomi dari manufaktur menjadi informasi

dan pengetahuan. Informasi dan pengetahuan merupakan aset yang tak berwujud (intagible)

yang terdiri dari market-based assets dan capabilities. Aset (asset) dapat didefinisikan sebagai

bentuk fisik, organisasi atau atribut di manusia yang memungkinkan perusahaan untuk

menghasilkan dan mengimplementasikan strategi yang dapat meningkatkan efesiensi dan

efektifitas di pasar (Srivastava 1998). Aset dapat berwujud (tangible) misalnya aset tetap (fix

asset) atau aset tak berwujud (intagible) dengan contoh adalah merek (brand), dapat

menambah atau mengurangi di neraca dan kedalam perusahaan atau keluar dari perusahaan

(Srivastava,1998).

Page 99: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

96

Menurut Sristava (1998) sebuah aset harus dapat berkontribusi terhadap penciptaan

nilai apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Convertible yaitu bagaimana perusahaan menggunakan asetnya untuk mendapatkan

suatu kesempatan dan menghilangkan ancaman dari luar kemudian dapat diciptakan

dan ditingkatkan kegunaannya.

2. Rare yaitu jika asset tersebut telah terdapat di beberapa pesaing maka potensi asset

tersebut menjadi berkurang.

3. Imperfectly imitable yaitu sangat susah bagi pesaing untuk meniru aset tersebut

sehingga dapat meningkatkan nilai dari aset tersebut.

4. Doesn’t have perfect substitutes yaitu jika pesaing tidak memiliki aset yang strategis

dan sangat susah untuk mengembangkannya maka nilai aset tersebut akan bertambah.

Menurut Ramaswami (2009), capabilities merupakan kumpulan dari kemampuan

(skills) dan pengetahuan yang dilakukan di organisasi yang dapat menciptakan suatu

keunggulan kompetitif (competitive advantage) dan tidak mudah untuk ditiru oleh

pesaingnya.

Page 100: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

97

Gambar 1. Keunggulan Kompetitif pada Kapabilitas dan Performa Bisnis

Sumber: Ramaswami (2009)

Hubungan antara market-based assets dan capabilities terkait dengan proses bisnis

perusahaan. Proses bisnis (business process) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mencapai tujuan dari bisnis perusahaan (Ramaswami 2009). Ada 3 (tiga)

proses bisnis yang sangat penting dalam menciptakan customer value, antara lain:

a. Proses New Product Development (NPD) bertujuan untuk menciptakan solusi dari

kebutuhan dan keinginan konsumen. Proses pengembangan produk baru dilakukan

dengan melewati beberapa tahap mulai dari pengumpulan ide dan konsep produk, proses

pembuatan, pengetesan sampai diluncurkan ke pasar (Bhuiyan, 2011). Menurut

Ramaswami (2009) pada proses new product development (NPD) terdapat dua faktor

yang menentukan yaitu:

� Customer-driven Development (CDD)

CDD mengacu pada seberapa besar konsumen terlibat dalam proses pengembangan

produk

� Cross-functional Integration (CFI),

Page 101: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

98

CFI mengacu pada seberapa besar proses pengembangan produk tersebut

berintegrasi dengan seluruh unit atau divisi dan mitra di luar perusahaan.

Kinerja dari proses NPD juga berdampak pada keuangan yang bagus di perusahaan.

Pada proses NPD menghasilkan produk baru yang diluncurkan ke pasar dengan

memberikan manfaat bagi konsumen yang membeli (Ramaswami, 2009).

b. Proses Customer Management (CM) bertujuan untuk mengetahui tentang konsumen,

pengetahuan konsumen, mempertajam persepsi konsumen tentang produk, membangun

hubungan dengan konsumen sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan

perusahaan. Menurut Ramaswami (2009), pada proses customer management (CM)

terdapat tiga faktor yang menentukan yaitu:

� High-value customer (HVCs).

HVC adalah konsumen yang memberikan pendapatan dan keuntungan yang besar

bagi perusahaan atau memberikan kestabilan pendapatan dan keuntungan bagi

perusahaan (Ramaswami, 2009).

� Responsif (responsiveness) terhadap tujuannya.

Responsif dapat didefinisikan sebagai sejauh mana perusahaan memenuhi kebutuhan

dan tujuan dari konsumen (Ramaswami, 2009).

� Customer Asset Orientation

Perusahaan harus mengelola hubungan dengan konsumen sebagai bagian dari aset

perusahaan (Ramaswami, 2009).

Proses CM yang efektif berdampak pada perusahaan dengan mendapatkan kompetisi

yang baik dalam mencari high value customer, respon yang efektif sesuai dengan

keinginan konsumen dan memberikan nilai (value) ke konsumen.

c. Proses Supply Chain Management (SCM) bertujuan untuk mengelola input fisik dan

informasi lalu mengubah menjadi solusi bagi konsumen secara efektif dan efesien. Supply

Chain Management (SCM) adalah suatu koordiansi strategi dari fungsi bisnis dan

strategis antar lintas fungsi di perusahaan dan lintas bisnis antar rantai pasok, dengan

tujuan meningkatkan kinerja jangka panjang bagi perusahaan maupun dari semua rantai

pasok. (Esper, 2009).

� Supply Chain Leadership

Page 102: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

99

Perusahaan harus memiliki kepemimpinan dalam melakukan koordinasi dengan

rekanan dalam suatu jaringan bisnis tersebut yaitu mempunyai kemampuan untuk

memimpin suatu rantai pasok (ability to lead supply chain).

� Sharing Info and Decision

Perusahaan dapat mengetahui dari operasional pemasok (supliers) dan dapat

mengantisipasi masalah persediaan sebelum berdampak pada perusahaan

(Ramaswami, 2009)

SCM yang efektif adalah yang memberikan biaya yang rendah pada manajemen

inventory, pergudangan dan transportasi serta dapat meningkatkan pendapatan dengan

memastikan ketersediaan produk

Marketing Framework Organization

Gambar 2. Marketing Strategy Research: An Organizing Framework

Sumber: Varadarajan (1999)

General Environment

Lingkungan umum yang tertanam di perusahaan yang terdiri dari:

Page 103: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

100

� Perusahaan memberikan pedoman di dalam organisasi sebagai salah satu bentuk dari

perilaku perusahaan.

� Faktor makro sosial seperti budaya seperti regulasi, kebijakan

PEST Analysis

Sebuah alat bantu yang berguna untuk menganalisa lingkungan umum adalah analisa PEST

(Political, Economy, Social, Technology). Analisa PEST hanyalah salah satu alat untuk

membantu perusahaan dalam mendeteksi dan memonitor keadaan di lingkungan eksternal

perusahaan. Analisa PEST juga digunakan untuk membantu mendeteksi tren dalam

lingkungan eksternal untuk masuk ke dalam lingkungan yang lebih kompetitif.

� Faktor Politik

Faktor politik dari analisa PEST terkait dengan kebijakan pemerintah. Kebijakan

pemerintah tersebut berada dalam Undang-undang yang mencakup segala aspek hukum.

Hal ini termasuk dalam stabilitas pemerintahan, kebijakan perpajakan, dan peraturan

pemerintah.

� Faktor Ekonomi

Indikator ekonomi yang termasuk dalam faktor ekonomi adalah suku bunga, pendapatan

yang terpakai, tingkat pengangguran, inflasi, produk domestik bruto (GDP) dan nilai

tukar. Penguatan ekonomi secara umum dapat memberikan keuntungan bagi industri,

namun efek yang terjadi akan bervariasi sessuai dengan faktor ekonomi yang terkena

dampaknya.

� Faktor Sosial

Faktor sosial termasuk dalam perubahan budaya dalam lingkungan dan sering juga

disebut sosial-budaya. Tren sosial penting bagi perusahaan dan menghasilkan produk

yang diinginkan konsumen.

� Faktor Teknologi

Beberapa perubahan yang terjadi di lingkungan umum yang berdampak pada lingkungan

kompetitif adalah teknologi. Faktor teknologi meliputi tingkat usang, yaitu kecepatan

penemuan dari teknologi baru yang menggantikan teknologi lama. Perubahan dalam

teknologi dan inovasi memiliki efek menyebabkan industri-industri baru muncul dan

mengubah cara dimana antara industri yang bersaing. Kemajuan teknologi dapat berasal

dari internet, penggunaan perangkat lunak yang canggih. Akibat dari perkembangan

Page 104: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

101

teknologi dapat menyebabkan pendatang baru masuk ke dalam industri dengan biaya

yang rendah dibandingkan perusahaan yang sudah masuk terlebih dahulu.

Industry Environment

Lingkungan industri yang sesuai dengan perusahaan yaitu supplier, konsumen, pesaing dan

channel partner. Hubungan antara industri dan stakeholders mempengaruhi tindakan untuk

mendapatkan keunggulan kompetitif. Lingkungan industri (industry environment) merupakan

lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap operasional perusahaan. Analisa lingkungan

industri perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisa five forces Porter. Menurut Henry

(2011), five forces merupakan sebuah alat bantu dalam menilai daya tarik suatu industri

berdasarkan kekuatan dari daya saing.

Gambar 3 Porter’s Five Forces

Sumber: Henry (2011)

Pada model Porter diatas, lima kekuatan yang dapat mempengaruhi kuatnya persaingan

didalam industri, yaitu:

• The Threat of New Entrants

Analisa ancaman pendatang baru melihat sejauh mana pesaing baru memutuskan

untuk masuk kedalam suatu industri dan dapat mengurangi keuntungan dari

perusahaan yang sudah ada

Threat of substitute

product or service

Barganing

power of

buyer

Threat of new

entrants

Suppliers

Potential Entrants

Substitutes

Buyers

Industry Competitiors

Rivalry among existing

firm

Barganing

power of

suppliers

Page 105: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

102

• The Bargaining Power of Buyers

Pembeli dapat mempengaruhi suatu industri dengan kemampuannya dalam menekan

harga, memiliki posisi tawar yang lebih tinggi di kualitas atau pelayanan yang lebih

baik (Henry 2011).

• The Bargaining Power of Suppliers

Pemasok dapat mempengaruhi suatu industri dengan kemampuannya dalam menaikan

harga dan mengurangi kualitas dari produk atau jasa.

• The Threat of Subtitute Product and Services

Ancaman produk substitusi merupakan produk atau jasa lain yang dapat memberikan

kepuasan yang sama sehingga konsumen dapat berganti produk dikarena lebih mudah

diperoleh

• The Intensity of Rivalry among Competition in an Industry

Pembeli dapat mempengaruhi suatu industri dengan kemampuannya dalam menekan

harga, memiliki posisi tawar yang lebih tinggi di kualitas atau pelayanan yang lebih

baik.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu suatu metode

penelitian eksplorasi yang tidak terstruktur dan menggunakan sampel yang kecil yang

memberikan wawasan dan pemahaman dari suatu masalah (Maholtra, 2009). Menurut Bodgan

dan Taylor (1992:21-22) mendefinisikan sebagai suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif dapat berupa kata-kata yang tertulis atau lisan berasal dari orang

atau perilaku yang diamati (Basrowi dan Suwandi, 2008 p 11).

Metode penelitian yang digunakan untuk penulisan karya akhir ini adalah dengan

menggunakan pendekatan case study. Menurut teori dari Yin (1991), case study merupakan

penelitian yang modern yaitu fenomena empiris dalam kehidupan nyata dimana batas antara

fenomena dan konteks tidak jelas terlihat dan menggunakan beberapa sumber pembuktian

(Wahyuni, 2003, p. 85). Menurut Ghauri dan Grounhaug (2002), penelitian studi kasus (case

study) sangat berguna ketika fenomena yang diteliti sulit untuk di pelajari diluar kebiasaan

dan juga ketika konsep dan variabel yang di teliti sulit untuk di ukur. (Wahyuni, 2003, p, 85).

Ada tiga alasan dalam menggunakan penelitian studi kasus (case study) yaitu:

1. Tipe dari pertanyaan

Page 106: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

103

Pada studi eksplorasi, pertanyaan yang dibuat lebih luas dalam mengeksplor dan tidak

mencoba untuk menggambarkan kejadian atau fenomena. Metode studi kasus sejalan

dengan apa yang diteliti yaitu bagaimana mengetahui kegiatan komersial di Perum Bulog

khususnya perdagangan gula pasir.

2. Kedalaman analisis

Dengan pendekatan studi kasus dapat memberikan keuntungan dalam fleksibilitas yang

lebih besar di penelitian (Wahyuni, 2003, p. 86). Dalam melakukan penelitian ini

menggunakan wawancara kualitatif (qualitative interviewing). Menurut Rubun dan Rubin

(1995), dengan melakukan wawancara kualitatif dapat memperkaya data untuk

membangun teori-tori yang menjelaskan pengaturan atau fenomena. (Wahyuni, 2003, p

.86). Perbedaan yang mendasar antara qualitative interviewing dan survey interviewing

adalah pada survey interviewing mencoba untuk melakukan generalisasi dengan

informasi yang relatif sederhana, sedangkan pada qualitative interviewing bukan untuk

penyerderhanaan, akan tetapi untuk mendapatkan segala informasi dan kompleksitas dari

permasalahan dan menjelaskannya secara komprehensif.

3. Perspektif proses

Bagaimana dengan menggunakan metode studi kasus dapat menjelaskan dari sejarah dari

proses yang diteliti. Hal ini dapat menjelaskan bagaimana sejarah dari perdagangan gula

pasir di Perum Bulog sampai dengan kondisi saat ini.

Tahapan Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini perlu diketahui tahapan-tahapan yang dilakukan,

antara lain :

Tahap Pralapangan

Pada tahap pralapangan dilakukan penyusunan rancangan penelitian dan pengumpulan

informasi awal dengan melakukan kegiatan survey pendahuluan. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kondisi secara umum tentang kegiatan komersial secara umum dan kegiatan

perdagangan komoditi gula pasir di Perum Bulog. Selain itu juga mencari informasi perihal

struktur organisasi Perum Bulog beserta orang yang berperan dalam pengelolaan kegiatan

komersial khususnya untuk perdagangan komoditi gula pasir. Setelah itu peneliti melakukan

beberapa persiapan yang diperlukan untuk melakukan penelitian yaitu menentukan jadwal

Page 107: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

104

penelitian, ijin penelitian di Perum Bulog, persiapan dokumen penelitian, rancangan

pengumpulan data dan peralatan yang dibutuhkan untuk penelitian. Pada tahap pralapangan

dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2012 sampai dengan 9 November 2012.

Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan dilakukan dari tanggal 12 November 2012 sampai

dengan 7 Desember 2012 dengan melakukan wawancara secara mendalam (depth interview).

Sebelum melakukan wawancara sudah di buat janji terlebih dahulu dengan narasumber.

Narasumber yang dipilih adalah Direktur SDM dan Umum, Kepala Divisi Investasi, Kepala

Divisi Analisa Harga dan Pasar, Kepala Subdivisi Pemasaran dan Kepala Subdivisi Non

Perberasan. Narasumber tersebut dipilih bukan berdasarkan jabatan yang sedang dipegang,

melainkan berdasarkan pengalaman dan keahlian di bidang komersial dan perdagangan gula

pasir di Perum Bulog.

Wawancara dilakukan satu persatu dengan tipe setengah terstruktur dan fokus secara

detail tentang keadaan komersial dan perdagangan gula pasir di Perum Bulog serta tentang

kapabilitas berbasis pasar. Walaupun sudah ada pertanyaan standarnya, narasumber bebas

untuk mengembangkan jawabannya supaya mendapatkann hal-hal yang diluar dugaan perihal

permasalahan yang diteliti. Karena itu daftar pertanyaan yang diberikan kepada narasumber

hanya sebagai pedoman dalam wawancara tersebut. Pertanyaan yang dibuat berdasarkan hal-

hal yang didapatkan pada tahap pra lapangan, studi literatur dan sesuai dengan tujuan dari

penelitian.

Selain itu pada saat melakukan wawancara dapat direkam dengan terlebih dahulu

meminta ijin kepada narasumber. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan

transkrip dan analisa hasil wawancaran. Akan tetapi ada beberapa narasumber yang menolak

untuk dipublikasikan rekaman tersebut dengan alasan kerahasiaan perusahaan.

Tahap Analisis Data

Menurut Rosman (1989), analisa data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Wahyuni, 2003, p.

92). Data-data yang digunakan pada saat penelitian berasal dari wawancara mendalam (deep

interview), dokumen perusahaan, website. Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul

dalam jumlah yang cukup maka analisis data dapat dilakukan.

Page 108: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

105

Data hasil wawancara yang telah dikumpulkan dibuat transkrip hasil wawancara dan

mulai dilakukan pengelompokan data sesuai dengan kategori varibel yang berasal dari model

kapabilitias berbasis pasar. Serta dianalisa dengan dokumen perusahaan dan website sebagai

data pendukung hasil analisa.

Hasil Penelitian

General Environment

Analisa lingkungan umum (general environemt) dari pasar gula di dunia maupun

domestik dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dan dapat digunakan untuk

menganalisa dan mengevaluasi dampaknya bagi perusahaan. Analisa ini dilakukan dengan

menggunakan analisa PEST (Political, Economy, Social, Technology) yang dapat melakukan

eksplorasi dari situasi pasar gula dunia, pasar gula domestik serta faktor-faktor yang

mempengaruhi dari produksi, konsumsi dan harga gula.

Gambar 4. PEST Analysis

Industrial Environment

Setiap perubahan yang terjadi di lingkungan umum berpotensial berdampak pada

lingkungan industri yang kompetitif. Untuk itu penting bagi perusahaan untuk melakukan

pengamatan dan pemantauan untuk mengetahui dampak ke lingkungan industri. Analisa

lingkungan industri perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisa five forces Porter.

Menurut Porter (1980), five forces merupakan sebuah alat bantu dalam menilai daya tarik

Page 109: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

106

suatu industri berdasarkan kekuatan dari daya saing. Adapun lima kekuatan tersebut dapat

dilihat dari gambar di bawah ini (Henry, 2011 p 66).

Gambar 5. Five Forces Porter Analysis

Firm Environment

Analisa dari lingkungan perusahaan dan sumber daya perusahaan (firm environment

and resources). Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui informasi dan perkembangan

dari perdagangan gula pasir antara Perum Bulog dan PTPN/PT. RNI. Analisa dilakukan

dengan menggunakan analisa SWOT (Strength, Weakness, Oportunities, Threats).

Page 110: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

107

Gambar 6. SWOT Analysis

Pembahasan

Dalam melakukan perdagangan gula pasir, Perum Bulog harus selalu melihat kondisi

di eksternal dan internal perusahaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi keadaan tersebut

sehingga dapat digunakan untuk menganalisa dan mengevaluasi dampak yang terjadi bagi

perusahaan. Untuk itu, Perum Bulog harus mengetahui situasi pasar gula dunia karena akan

mempengaruhi situasi pasar gula domestik. Produksi gula dunia pada periode 2009/2010

mengalami kenaikan sebanyak 6,8% dibandingkan tahun sebelumnya, akan tetapi konsumsi

pada periode yang sama mengalami kenaikan sehingga terjadi defisit gula dunia. Permintaan

gula dunia yang cenderung meningkat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu peningkatan

jumlah penduduk, peningkatan pendapatan masyarakat dan perkembangan industri dengan

bahan baku gula.

Produksi gula domestik juga mengalami peningkatan, akan tetapi konsumsi gula

domestik juga mengalami kenaikan sebesar 3,52 juta ton pada tahun 2003 menjadi 4,85 juta

ton di tahun 2009. Hal ini mengakibatkan defisit gula sehingga kekurangan kebutuhan dalam

negeri diprnuhi dengan melakukan impor. Pemerintah Indonesia juga terus berusahan untuk

meningkatkan produksi gula domestik dengan mendorong perkembangan di industri gula

pasir melalui peningkatan efesiensi ditingkat Pabrik Gula (PG) dan petani. Terdapat tiga jenis

Page 111: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

108

gula yang merupakan diperdagangkan di Indonesia yaitu (i) Gula Kristal Merah (raw sugar)

yang digunakan sebagai bahan baku industri rafinasi; (ii) Gula Kristal Rafinasi (Refined

Sugar) yang digunakan sebagai bahan baku di industri makanan minuman dan farmasi; (iii)

Gula Kristal Putih (Plantation White Sugar) yang digunakan untuk konsumsi langsung

masyarakat.

Dengan sering terjadinya defisit di gula domestik, pemerintah melakukan

perlindungan yaitu dengan melakukan stabilisasi harga ditingkat petani dan konsumen yang

disebabkan PTPN/PT.RNI mempunyai daya tawar yang lemah karena pasar oligopoli yang

dikuasai oleh pedagang besar, melakukan perbaikan tata niaga gula kristal putih (GKP)

dengan melakukan kerjasama sinergi BUMN antara PTPN/PT.RNI sebagai produsen dengan

Perum Bulog sebagai agen pemasaran gula kristal putih (GKP). Hal ini dilakukan karena

Perum Bulog mempunyai jaringan yang luas dan gudang yang ada di seluruh Indonesia

sehingga dapat mewujudkan sistem pemasaran yang efesien dan menyebar diseluruh daerah

sehingga distributsi dapat lebih merata.

Pada perdagangan gula kristal putih (GKP), Perum Bulog dan PTPN/PT.RNI

menggunakan pola keagenan dimana Perum Bulog mempunyai tugas untuk mengendalikan

stok GKP yang selama ini telah dikuasai oleh pedagang besar. Perum Bulog membeli GKP ex

PTPN/PT.RNI melalui skema lelang dan melakukan penyimpanan GKP di gudang sampai

tingkat kabupaten. Pedagang bisa membeli langsung ke gudang Bulog tanpa harus melalui

perantara distributor pedagang besar di pusat sehingga mata rantai dari distribusti GKP bisa

lebih pendek dan membuat harga GKP tidak menjadi lebih mahal.

Dalam mengembangkan kegiatan komersial di perdagangan GKP, Perum Bulog tidak

selau langsung menjual GKP, akan tetapi dapat juga mengembangkan proses bisnis dengan

melihat kapabilitas berbasis pasar. Yang pertama adalah pengembangan produk baru (new

product development) dari GKP dimana produk GKP tidak hanya langsung dijual melainkan

dikembangkan menjadi produk yang unik dan berbeda dari pesaing. Beberapa contoh yang

dapat dikembangkan antara lain dengan membuat kemasan GKP dengan ukuran lebih kecil

dan menarik untuk konsumen akhir, membuat bentuk GKP menjadi kotak, bulat yang

digunakan untuk target café dan warung kopi, membuat GKP dengan kualitas premium.

Yang kedua dengan mengoptimalkan manajemen konsumen yaitu dengan membina

hubungan dengan konsumen (customer relationship) baik yang berpotensial memberikan

keuntungan yang tinggi bagi perusahaan (high value customer) maupun konsumen biasa. Hal

Page 112: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

109

ini bisa dilakukan dengan mengembangkan sistem manajemen konsumen (customer

relationshop management) berbasis tehnologi informasi (IT based) sehingga perusahaan

mendapatkan loyalitas dari konsumen (customer loyalty) dan dapat meningkatkan reputasi

dan image perusahaan.

Terakhir adalah penerapan manajemen rantai pasok (supply chain management) yang

terintegerasi dari hulu ke hilir dimana Perum Bulog harus dapat menyeimbangkan kebutuhan

supply dan demand (demad supply integration) dengan menerapkan sistem manajemen rantai

pasok berbasis TI melalui pengembangan informasi dari rencana permintaan (demand plan)

yang menggunakan strategi branding, positioning, peluncuran produk baru, iklan,

pemanfaatan public relations sebagai corporate media. Selain itu juga dengan pengembangan

informasi dari rencana operasional (operational plan) yaitu rencana strategis yang nyata

seperti pembelian GKP dari PTPN/PT.RNI melalui skema lelang, produksi GKP dengan

proses inovasi , melakukan efesisensi dalam inventory cost, melakukan proses just in time

(JIT), serta transportasi untuk mengirimkan GKP ke seluruh gudang Bulog di Indonesia

sebagai antisipasi dalam kesenjangan dalam distribusi (distribution gap). Hal ini juga harus

didukung dengan mendirikan anak perusahaan sebagai unit bisnis di sektor hulu dan hilir

dimana manajemen anak perusahaan tersebut sudah harus terpisah dari kegiatan pelayanan

publik(PSO).

Page 113: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

110

Tabel 2. Proses Bisnis Dengan Perspektif Kapabilitas Berbasis Pasar

Komponen Kutipan Tujuan Rekomendasi

Customer-driven

Development (NPD)

Tidak ada keterlibatan dari konsumen pada

perdagangan gula pasir (Subali, 2012)

Pengembangan produk baru yang unik dan

susah ditiru serta mempunyai kelebihan di

banding pesaingnya.

Consumer oriented

Voice of customer

Cross-Funtional

Integration

(NPD)

Hanya terbatas pada dukukngan finansial

dan fungsi perawatan (Subali, 2012)

Efektifitas operasional produk, winning

new product, mengurangi waktu siklus

produk (cycle time).

Manajemen pengetahuan dari

pemasok dalam untuk melengkapi

pengetahuan

RnD Intensity Belum ada kerjasama dengan Divisi RnD

dalam pengembangan produk (Suyanto,

2012).

Pengembangan produk baru melalui

kerjasama dengan RnD

Integrasi dengan Divisi terkait

Customer Asset

Orientasion (CM)

Merupakan aset bagi Bulog tetapi

pengolahan masih dilakukan secara sama

(Agung, 2012)

Customer retention Implementasi CRM berbasis TI,

memelihara konsumen.

Focus on High

Customer (CM)

Hanya bekerjasama dengan distributor

besar (D1) (Pelitasari, 2012)

Customer Loyalty Fokus memilih HVC,

pengembangan produk kualitas

premium.

Responsiveness to

customers (CM)

Harus lebih tanggap kepada konsumen

(Subali, 2012)

Customer relationship, meningkatkan

reputasi dan image perusahaan.

Meningkatkan kapasitas dalam

merespon kebutuhan pelanggan,

cross selling produk

Page 114: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

111

Sharing info (SCM) Hubungan dengan supplier gula masih di

tahapan penugasan pemerintah yaitu

sinergi BUMN (Suyamto, 2012)

Menyeimbangkan demand dan supply Sistem SCM berbasis TI

Supply chain

management

Pentingnya strategi aliansi khususnya pada

perdagangan gula pasir (Kodir, 2012)

Menyeimbangkan antara demand dan

supply, meningkatkan efesiensi dari

operasional sehingga biaya lebih rendah

Efesiensi :inventory cost,

implementasi just in time (JIT),

memperhatikan permintaan yang

sering berubah.

Page 115: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

112

112

Kesimpulan

Berdasarkan teori, fakta uraian dan analisa di bab-bab dari hasil penilitian diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Sebagai salah satu perusahaan BUMN, diharapkan Perum Bulog tidak hanya melakukan

penugasan pemerintah sebagai stabilitator harga pangan tetapi sudah fokus untuk

mendapatkan keuntungan melalui kegiatan komersial.

b. Perum Bulog harus melakukan pengamatan keadaan lingkungannya baik secara makro dan

industri dengan melihat pola dan tren yang mulai terbentuk serta melakukan ramalan

(forecast) dari tren tersebut sehingga dapat membantu menghadapi perubahan yang terjadi.

c. Dalam pengembangan produk baru, Perum Bulog diharapkan melakukan inovasi dari

produk gula kristal putih (GKP) menjadi produk yang unik serta susah ditiru oleh pesaing

dengan melibatkan dari seluruh unit internal perusahaan.

d. Perum Bulog sudah harus membina hubungan dengan konsumen, baik yang berpotensial

memberikan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan (high value customer) maupun

konsumen biasa

e. Perum Bulog menerapkan manajemen rantai pasok yang baik, agar dapat menyeimbangkan

kebutuhan akan permintaan dan persediaan sehingga dapat meningkatkan efesiensi dari

operasional perusahaan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diketahui implikasi manajerial yang dapat membantu untuk

mengembangkan perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan yaitu:

a. Perum Bulog harus menerapkan strategi yang tepat dan didukung sepenuhnya oleh

manajemen dalam meningkatkan kegiatan komersial yaitu

� Strategi perusahaan yang dilakukan Perum Bulog harus sudah berubah dari berorientasi

kepada produk (product oriented) menjadi berorientasi kepada pasar (market oriented)

sehingga perusahaan dapat fokus mencari peluang pasar dibandingkan menunggu dari

penugasan pemerintah atau sinergi BUMN.

Page 116: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

113

113

� Strategi bisnis diterapkan sejalan dengan strategi perusahaan yang melihat kebutuhan

konsumen sehingga dapat mendapatkan dan memelihara keunggulan kompetitif

(competitive advantage).

b. Perum Bulog harus melakukan integerasi dengan divisi atau unit kerja yang melakukan

pengamatan secara berkala keadaan di eksternal perusahaan sehingga dapat melakukan

antisipasi apabila terjadi perubahan.

c. Pengembangan produk baru dari gula kristal putih (GKP) dapat dilakukan dengan

melakukan inovasi produk (GKP) yaitu

� Menambah kemasan dari gula pasir menjadi lebih menarik bagi konsumen dengan

memberikan logo Bulog sebagai bagian dari produk yang berbeda.

� Membuat gula pasir dengan bentuk yang menarik misalnya dengan bentuk kotak, bulat

dan dengan kemasan yang kecil. Misalnya untuk di warung atau café

� Membuat kategori produk gula pasir dengan kualitas premium dengan target pasar

konsumen premium.

d. Manajemen pelanggan dibutuhkan dengan membina pelanggan yang dalam rangka

mendapatkan loyalitas dari konsumen.

� Mencari konsumen yang berpontensial pada segmen konsumen premium gula.

� Mengetahui kebutuhan konsumen dari suara pelanggan.

� Dukungan dari sistem manajemen pelanggan berbasis tehnologi informasi

e. Manajemen rantai pasok digunakan untuk memberikan informasi yang tepat dalam

menyeimbangkan antara permintaan dan persediaan:

� Dukungan dari sistem manajemen rantai pasok berbasis TI dalam membantu perusahaan

untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

� Bekerjasama dengan PG swasta baik didalam dan luar negeri dalam meningkatkan

pasokan GKP

� Bekerjasama dengan toko ritel, koperasi, hypermarket dengan produk GKP yang sudah

dikemas ulang.

� Membuat anak perusahaan sebagai unit bisnis di sektor hulu dan hilir yang manajemennya

harus bernar terpisah dari kegiatan pelayanan publik (PSO).

Page 117: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

114

114

Daftar Pustaka

Annesya, Devanna (2011); Tehnik pengumpulan data: Wawancara dan FGD ;

http://frenndw.wordpress.com/2011/03/15/teknik-pengumpulan-data-wawancara-dan-

fgd-forum-group-discussion/.

Assauri, Sofjan (2012); Strategic Marketing Sustaining Lifetime Customer Value; Jakarta.

Basrowi, Suwandi (2008); Memahami penelitian kualitatif; Jakarta.

Belch (2012); Advertising and Promotion. An Integrated Marketing Communications

Perspective; McGraw Hill. New York

Best, Roger J (2009); Market-Based Management. Strategies for Growing Customer Value and

Profitability; Person International Edition.

Bhuiyan, Nadia (2011); A framework for successful new product development; Journal of

Industrial Engineering and Management.746-770.

Cooper, Robert G (2011); Winning at New Products; United State of America.

Divisi Perdagangan (2009); Laporan hasil kerja panitia kerja swasembada gula Komisi VI DPR

RI. Periode 2009-2014. Jakarta.

Divisi Perdagangan (2010); Roadmap swasembada gula 2010-2014; Jakarta

Divisi Perdagangan (2010); Business Plan off-taker GKP; Jakarta

Divisi Perdagangan (2011); Standar Operasional Prosedur Keagenan Pemasaran Gula Kristal

Putih (GKP) Milik PTPN/PT.RNI; Jakarta.

Doyle, Peter (2000); Value-Based Marketing – Marketing Strategies for Corporate Growth and

Shareholder Value; England.

Esper, Terry L. et al (2009); Demand and supply integration: a conceptual framework of value

creation through knowledge management; Journal of the Academy Marketing Science,

38: 5-18.

Henry, Anthony E (2011); Understanding Strategic Management; Oxford New York

Page 118: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

115

115

Malshe, Avinash. Sohi, Ravipreet (2009); What makes strategy makin across the sales-marketing

interface more successful?; Journal of the Academy of Marketing Science, 37:400-421.

Monsef, Sanaz. Ismail, Wan (2012); The impactof open innovation in new product development

process; International Journal of Fundamental Psychology & Social Sciences, Vol 2,

No. 1 pp. 7-12.

Mullins, Jhon W. Orville. Walker (2010); Marketing Management. A Strategic Decision-Making

Approach; McGraw Hill. New York

Permana, Krisman Hadi (2011); Gula Rafinasi http://ambhen.wordpress.com/ 2011/10/18/gula-

rafinasi/

Ramaswami, S and Srivastava, R (2009); Market-based capabilities and financial performance of

firms: insight into marketing’s contribution to firm value; Journal of the Academy of

Management Science, Vol. 37 pp. 97 -116.

Srivastava, R. Shervani, T. Faley, L (1998); Market-based assets and shareholder value: A

framework for analysis; Journal of Marketing, Vol. 62, 2-18

Suksmantri, Eko., Yulianto, Djumali (2012); BULOG dalam bingkai ketahanan pangan; Jakarta.

Tim Penyusun Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada (2010); Evaluasi

Keagenan Pemasaran Gula Kristal Putih (GKP) Milik PTPN/PT. RNI; Yogyakarta.

Tim Penyusun RJPP (2011); Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2012-2016; Jakarta

Tzokas, Nikolaos. Hutlink, Erik Jan. Hart, Susan (2003); Navigating the new product

development process; Jurnal of Industrial Marketing Management, 33, 619-626.

Varadarajan, P. Rajan. Jayachandaran, Satish (1999); Marketing strategy: An Assesment of the

state of the field and outlook; Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 27,

pages 120-143.

Wahyuni, Sari (2003); Strategic Alliance Development, A Study on Alliances between Competing

Firms; Nederlands

http://www.bps.go.id

http://www.bulog.co.id

http://www.rni.co.id/

Page 119: Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Contents - · PDF fileJurnal Bisnis dan Kewirausahaan diterbitkan atas kerjasama Sampoerna School of ... Perusahaan sedangkan Strategi Bisnis berpengaruh

116

116

KETENTUAN PENULISAN JURNAL

1. Substansi Artikel. Artikel yang diserahkan merupakan tulisan ilmiah dengan desain kuantitatif

maupun kualitatif berupa: studi pustaka, studi empiris, ataupun studi kasus, sebagai hasil pengembangan Ilmu Bisnis dan Kewirausahaan. Artikel yang disumbangkan adalah artikel orisinil yang belum pernah dipublikasikan di media lain dan menggunakan pustaka acuan mutakhir, proposi terbitan 15 tahun terakhir.

2. Gaya penulisan. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baku. Artikel memuat judul, nama penulis beserta keterangan dan alamat kerja yang jelas. Penulisan abstrak dibatasi maksimum sampai 300 kata, untuk artikel Indonesia, abstrak ditulis Inggris dan sebaliknya, disertai kata kunci (keyword). Bagian utama artikel ditulis dengan sistematika: Pendahuluan, Tujuan Penelitian, Tinjauan Teori, Metodologi, Analisis dan Pembahasan, Kesimpulan, Saran, Daftar Pustaka. Setiap judul baik sub judul tulisan perlu diberikan HURUF TEBAL SEMUA. Penyajian Gambar, tabel, bagan, dan pendukung lain harus disertai dengan nomor urut, judul, dan sumber yang konsisten.

2.1 Contoh Daftar Pustaka

Andrew Winton and Yerramilili, Y. (2008). Entrepreneurial Finance: Bank versus venture

capital, Journal of Financial Economics, Vol.88, Issue 1, Published by Elsevier. Manurung, Adler Haymans, (2011). Metode Riset: Keuangan, Investasi dan Akuntansi Empiris, PT Adler Manurung Press, Jakarta.

3. Seleksi Artikel. Artikel yang masuk ke redaksi akan diseleksi dan direview oleh anggota dewan redaksi dan ada kemungkinan untuk diedit dan/atau dikembalikan untuk diperbaiki dan/atau dilengkapi. Artikel yang tidak dimuat tidak dikembalikan. Artikel yang dimuat merupakan hak redaksi dan dapat ditampilkan dalam media lain untuk akademik. Isi artikel di luar tanggung-jawab redaksi.

4. Penyerahan Artikel. Artikel yang akan dimuat dapat dikirim/diserahkan berupa print-out ketikan dan dalam bentuk file Microsoft Word yang bisa dibuka dengan baik. Artikel dicetak pada kertas A4 atau folio, spasi ganda, huruf dengan Times New Roman 12, dimana jumlah halaman 15- 45 halaman. Adapun alamat Redaksi Jurnal sebagai berikut:

Redaksi Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan

Staff Sirkulasi & Administrasi

Editorial Office

Redaksi Bisnis dan Kewirausahawan Sampoerna Shool of Business Building D. Mulia Business Park Jl. Letjen MT. Haryono Kav. 58-60 Jakarta 12780 Telepon + 62 21 794 2340 Fax + 62 21 794 2330

[email protected]