Top Banner
Biocelebes, Desember 2013, hlm. 01-08 ISSN: 1978-6417 Vol. 7 No. 2 Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417 1 Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional Pada Suku Tolitoli di Desa Pinjan Sulawesi Tengah. Nulfitriani 1) Ramadanil Pitopang 2) dan Eny Yuniati 3) 1), 2), 3) Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117 E.mail : [email protected] ABSTRACT This research “The use of plants as a traditional medicine for the Tolitolinese in Pinjan village, sub-district of North Tolitoli, Tolitoli regency, Central Sulawesi Province” was carried out from December 2012 to March 2013. The research aimed at finding out information regarding the use of plant species, the use of plants, the kinds of diseases that could be treated by using plants and how to use the plans as medicines for the Tolitolinese in Pinjan village. This was a descriptive research. The data were collected through interview of semi-structured (list of questionnaire), involving 41 respondents. The research result showed that there were 42 species of plant used as traditional medicines. The species mostlyused were Zingiberaceae Family (6 Species). The parts of plants used were root, rhizome, stem, leaf, fruit, and seed, but leaves, 48 % were mostle used. The villagers consumed the plant medicine for recovering chronic, communicable, and incommunicable diseases and for maintaining health. The ways of how to produce include boiling, grilling, chewing, smearing, and slicing. The highest level of knowledge or use of the villagers was 92 % toward the medicine plants with species of Piper beetle L. Keywords: Etnobotany, Medicine Plants, Pinjan village. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara sedang berkembang, sekalipun pelayanan kesehatan modern telah berkembang, namun jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2001 bahwa, 57,7% penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri tanpa bantuan medis, 31,7% diantaranya menggunakan tumbuhan obat tradisional, dan 9,8% memilih cara pengobatan tradisional lainnya. Indonesia memiliki budaya pengobatan tradisional termasuk penggunaan tumbuhan obat sejak dulu dan dilestarikan secara turun-temurun. Namun dengan adanya modernisasi budaya dapat menyebabkan hilangnya pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat (Bodeker, 2000). Salah satu masyarakat adat yang ada di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah yang telah lama memanfaatkan tumbuhan untuk berbagai keperluan sehari-hari adalah masyarakat adat Tolitoli, yang tinggal di desa Pinjan kecamatan Tolitoli Utara Kabupaten Tolitoli. Masyarakat suku Tolitoli memiliki sistim pengetahuan lokal dalam memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan yang
66

JURNAL BIOCELEBES

Mar 15, 2023

Download

Documents

Yunober Mberato
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JURNAL BIOCELEBES

Biocelebes, Desember 2013, hlm. 01-08ISSN: 1978-6417 Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

1

Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional Pada Suku Tolitolidi Desa Pinjan Sulawesi Tengah.

Nulfitriani1) Ramadanil Pitopang2) dan Eny Yuniati3)

1), 2), 3)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

E.mail : [email protected]

ABSTRACTThis research “The use of plants as a traditional medicine for the Tolitolinese in

Pinjan village, sub-district of North Tolitoli, Tolitoli regency, Central Sulawesi Province”was carried out from December 2012 to March 2013. The research aimed at finding outinformation regarding the use of plant species, the use of plants, the kinds of diseasesthat could be treated by using plants and how to use the plans as medicines for theTolitolinese in Pinjan village. This was a descriptive research. The data were collectedthrough interview of semi-structured (list of questionnaire), involving 41 respondents. Theresearch result showed that there were 42 species of plant used as traditional medicines.The species mostlyused were Zingiberaceae Family (6 Species). The parts of plants usedwere root, rhizome, stem, leaf, fruit, and seed, but leaves, 48 % were mostle used. Thevillagers consumed the plant medicine for recovering chronic, communicable, andincommunicable diseases and for maintaining health. The ways of how to produce includeboiling, grilling, chewing, smearing, and slicing. The highest level of knowledge or use ofthe villagers was 92 % toward the medicine plants with species of Piper beetle L.

Keywords: Etnobotany, Medicine Plants, Pinjan village.

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara sedangberkembang, sekalipun pelayanankesehatan modern telah berkembang,namun jumlah masyarakat yangmemanfaatkan pengobatan tradisionaltetap tinggi. Menurut Survei SosialEkonomi Nasional tahun 2001 bahwa,57,7% penduduk Indonesia melakukanpengobatan sendiri tanpa bantuan medis,31,7% diantaranya menggunakantumbuhan obat tradisional, dan 9,8%memilih cara pengobatan tradisionallainnya. Indonesia memiliki budayapengobatan tradisional termasuk

penggunaan tumbuhan obat sejak duludan dilestarikan secara turun-temurun.Namun dengan adanya modernisasibudaya dapat menyebabkan hilangnyapengetahuan tradisional yang dimiliki olehmasyarakat (Bodeker, 2000).

Salah satu masyarakat adat yangada di Indonesia, khususnya di SulawesiTengah yang telah lama memanfaatkantumbuhan untuk berbagai keperluansehari-hari adalah masyarakat adat Tolitoli,yang tinggal di desa Pinjan kecamatanTolitoli Utara Kabupaten Tolitoli.Masyarakat suku Tolitoli memiliki sistimpengetahuan lokal dalam memanfaatkanberbagai jenis tumbuhan yang

Page 2: JURNAL BIOCELEBES

Nulfitriani dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

2

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan pangan, ramuanobat, serta bahan industri dan sudahsejak lama pula tumbuhan obatdigunakan dalam berbagai penyakit.Namun di desa Pinjan belum pernahdilakukan penelitian tentang etnobotaniterutama penelitian tentang tumbuhanobat, sehingga dianggap perlu untukdilakukan penelitian di daerah tersebut.Kebiasaan masyarakatnya juga dalammemanfaatkan tumbuh-tumbuhan dalammenunjang kehidupannya sangatmenarik untuk dipelajari. Kearifan lokalmasyarakat suku Toli-toli di desa Pinjanjuga menjadi sesuatu hal yang menarikuntuk dikaji secara mendalam.

METODE PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakanpada bulan Desember 2012 sampaiMaret 2013. Bertempat di desa Pinjankecamatan Toli-toli Utara kabupaten Toli-toli Sulawesi Tengah.

Alat dan BahanAlat-alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah alat tulis, lembarresponden, gunting stek, kantongan,koran, label gantung, kamera, laptop,karung dan parang, serta bahan yangdigunakan adalah spritus.

Prosedur PenelitianPenelitian dilaksanakan dengan

melakukan penjelajahan eksplorasibersama informan di hutan Lindungsekitar desa Pinjan yang menggunakanmetode gabungan dari metode kualitatifdan kuantitatif. Metode kualitatifdigunakan untuk mengetahuipenggunaan tumbuhan yang diketahuiatau digunakan oleh masyarakat sukuToli-toli di desa Pinjan sebagai obat,sedangkan metode kuantitatif digunakanuntuk mengetahui tingkat pengetahuan

dan penggunaan tumbuhan sebagai obat(Sudjatno dalam Anam, 2011).

Prosedur kerja dimulai daripersiapan penelitian hingga analisis hasilyang meliputi tahap-tahap yaituMenentukan sampel, Interview Informan,Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

Analisa Dataa. Analisis Nama Ilmiah dan Famili

Tumbuhan yang digunakan sebagaiobat oleh masyarakat suku Toli-toli di desaPinjan dikoleksi kemudian dibawa ke Lab.Biodiversitas MIPA dan HerbariumCelebense Universitas Tadulako untukproses diidentifikasi mendapatkan namailmiah sampai pada level spesies.

b. Analisis Persentase Pengetahuanatau Penggunaan Tumbuhan

Menurut Sunarto et al. (1991),persentase pengetahuan atau penggunaansetiap tumbuhan dapat dihitungmenggunakan rumus sebagai berikut:= x 100%Keterangan:

X = Angka rata-rataa = Jumlah jawaban

mengenai tumbuhanyang diketahui ataudigunakan.

n = Jumlah responden

Penulisan data persentasepengetahuan atau penggunaan daritumbuhan yang digunakan oleh masyakatsuku Tolitoli sebagai obat dalam tabel(Pieroni et al., 2002):O = Informasi yang didapatkan sampai

20%.OO = Informasi yang didapatkan lebih

dari 20%-50%.OOO = Informasi yang didapatkan lebih

besar dari 50%.

Page 3: JURNAL BIOCELEBES

Nulfitriani dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

3

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil identifikasi

spesimen yang dilakukan di HerbariumCelebence Universitas Tadulako maka

diketahui 42 jenis tumbuhan yangberkhasiat sebagai obat yangdikelompokkan menjadi 23 famili sepertipada tabel berikut:

Tabel 1. Jumlah Spesies Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Masyarakat Desa PinjanBerdasarkan Familinya

No Nama Lokal Nama Latin Famili

1 Bangle Zingiber purepareum Roxb. Zingiberaceae2 Linguas Zingiber officinale Roxb. Zingiberaceae

3 Pacing Costus speciosus (Koenig.) J. ESmith. Zingiberaceae

4 Pagidon Curcuma domestica Val. Zingiberaceae5 Temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb. Zingiberaceae6 Lingguas (Alpinia galanga (L.) Swartz.) Zingiberaceae7 Beamanda (Jatropha curcas L.) Euphorbiaceae8 Meniran (Phylanthus urinaria L.) Euphorbiaceae9 Beamanda (Jatropha curcas L.) Euphorbiaceae

10 Kamiri (Aleurites molucana (L.) Willd.) Euphorbiaceae11 Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Asteraceae12 Bandotan (Ageratum conyzoides L.) Asteraceae13 Urang-aring (Eclipta alba (L.) Hassk.) Asteraceae14 Baang elam (Allium cepa L.) Liliaceae15 Baang putih (Allium sativum L.) Liliaceae16 Lida buaya (Aloe vera (L.) Webb. Liliaceae

17 Nangga (Artocarpus integra, (Thunb.)Merr.) Moraceae

18 Bakka (Artocarpus commmunis, G.Forst.), Moraceae

19 Laeng Boka (Ficus septicum Burn.L.) Moraceae20 Lugus (Areca catechu L.) Palmae21 Kanau (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) Palmae22 Niug (Cocos nucifera L.) Palmae23 Binte (ZeaMays L.) Poaceae24 Timba (Saccharum officinarum L.) Poaceae25 Kumis kucing (Orthosipon stamineus Berth.), Lamiaceae26 Balakama (Ocimum Santum L.) Lamiaceae27 Beabat batu (Psidium guajava L.) Myrtaceae

28 Burongan (Syzygium aromaticum (L.)Merr. & L. M. Perry.) Myrtaceae

29 Kopi (Coffea robusta Lindl, ex DeWilld. Rubiaceae

30 Laeng Biu (Piper betle L.) Piperaceae31 Leunca (Solanum ningrum L.) Solanaceae32 Taipang (Mangifera Indica L.) Anacardiaceae33 Binahong (Basella alba L.) Basellaceae

Page 4: JURNAL BIOCELEBES

Nulfitriani dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

4

34 Kapeya (Carica Papaya L.) Caricaceae35 Paria (Momordica charantia L.) Cucurbitaceae36 Bini (Oriza sativa L.) Gramineae37 Sagin (Musa paradisiaca L.) Musaceae38 Markisa (Passiflora edulis Sims.) Passifloraceae

39 Lemo (Citrus aurantifolia (Christm. &Panz.)) Rutaceaea

40 Koko (Theobroma cacao L.) Sterculiaceae

41 Makutadewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.)Boerl.) Thymelaceae

42 Kayu Sirita (Lantana camara L.) Verbenaceae

Berdasarkan data pada tabel di atasmenunjukkan bahwa spesies tumbuhanyang paling banyak dimanfaatkan olehmasyarakat desa Pinjan sebagai obattradisional yaitu dari famili Zingiberaceaesebanyak 6 spesies kemudian familiEuprorbiaceae, sebanyak 4 spesies.Spesies berikutnya yang juga banyakdimanfaatkan yaitu dari famili Asteraceae,Liliaceae, Moraceae, dan Palmae masing-masing sebanyak 3 spesies, Poaceae,Lamiaceae, dan mirtaceae masing-masing2 spesies, famili Rubiaceae, Piperaceae,Solanaceae, Anacardiaceae, Bacellacea,Caricaceae, Cucurbitaceae, Gramineae,Musaceae, Fassifloraceae, Rutaceae,Sterculiaceae, Thymelaceae, danVerbenaceae masing-masing 1 spesies.Masyarakat desa Pinjan menggunakanspesies tumbuhan obat yang palingsedikit yaitu dari family Rubiaceae,Piperaceae, Solanaceae, Anacardiaceae,Bacellacea, Caricaceae, Cucurbitaceae,Gramineae, Musaceae, Fassifloraceae,Rutaceae, Sterculiaceae, Thymelaceae,dan Verbenaceae yaitu masing- masing 1spesies.

Tumbuhan obat yang tumbuh liardiantaranya laeng boka (Ficus septicBurm. L.), bandotan (Ageratumconyzoides L.), leunca (Solanum ningrumL.), meniran (Phylanthus urinaria L.), kayusirita (Lantana camara L.) dan urang-aring (Eclipta alba (L.) Hassk.). Tumbuhanobat yang dibudidayakan oleh masyarakatdesa Pinjan antara lain bangle (Zingiber

purepareum Roxb.), beluntas (Plucheaindica (L.) Less.), binahong (BasellaalbaL.), burongan (Syzygium aromaticum(L.) Merr.& L. M. Perry.), koko(Theobroma cacao L.), kanau (Arengapinnata (Wurmb.) Merr.), binte (ZeaMaysL.), linguas (Zingiber officinale Roxb.),lemo (Citrus aurantifolia (Christm. &Panz.)), kelapa (Cocos nucifera L.), kamiri(Aleurites molucana (L.) Willd.), kopi(Coffea robusta Lindl, ex De Willd.),makutadewa (Phaleria macrocarpa(Scheff.) Boerl.), bakka (Artocarpuscommmunis, G. Forst.), timba (Saccharumofficinarum L.), temulawak (Curcumaxanthorrhiza Roxb.), baang elam (Alliumcepa L.) dan baang putih (Allium sativumL.).

Berdasarkan data pada gambar diatas menunjukkan bahwa organ tumbuhanyang paling banyak digunakan untukpengobatan yaitu daun sebesar 48%.Tumbuhan yang dimanfaatkan daunnyauntuk pengobatan diantaranya laeng boka(Ficus septica Burm. L.), bandotan(Ageratum conyzoides L.), beluntas(Pluchea indica (L.) Less.), beabat batu(Psidium guajava L.), balakama (Ocimumsanctum L.), kopi (Coffea robusta Lindl, exDe Willd.), kumis kucing (Orthosiponstamineus Berth.), nangga (Artocarpusintegra, (Thunb.) Merr.), bakka(Artocarpus commmunis, G. Forst.),kapeya (Carica papaya L.), laeng biu(Piper betle L.) dan lainnya.

Page 5: JURNAL BIOCELEBES

Nulfitriani dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

5

a. Organ Tumbuhan yang digunakanSebagai Obat oleh Masyarakatdesa Pinjan

Handayani (2003), menuturkanbahwa, daun merupakan bagian (organ)tumbuhan yang banyak digunakan sebagaiobat tradisional karena daun umumnyabertekstur lunak karena mempunyaikandungan air yang tinggi (70-80%) selainitu, daun merupakan tempat akumulasifotosintat yang diduga mengandung unsur-unsur (zat organik) yang memiliki sifatmenyembuhkan penyakit. Zat yang banyakterdapat pada daun adalah minyak atsiri,fenol, senyawa kalium dan klorofil.Bagian(organ) tumbuhan kedua yang juga banyakdimanfaatkan untuk pengobatan yaitubuah. Pada (gambar 1.) persentasepenggunaan buah untuk pengobatan yaitusebesar 21%. Tumbuhan yang dapatdimanfaatkan buahnya untuk pengobatantradisional diantarnya burongan (Syzygiumaromaticum (L.)Merr.& L. M. Perry.), coco(Theobroma cacao L.), lemo (Citrusaurantifolia (Christm. & Panz.)), niug(Cocos nucifera L.), kamiri (Aleuritesmolucana (L.)Willd.), leunca (Solanumningrum L.), makutadewa (Phaleriamacrocarpa (Scheff.) Boerl.), markisa(Passiflora edulis Sims.), pinang (Arecacatechu L.) dan sagin (Musa paradisiacaL.).

Selain daun dan batang, bagian(organ) tumbuhan yang juga digunakanuntuk obat adalah rimpang. Hasilpersentase menunjukkan penggunaanrimpang oleh masyarakat desa Pinjanuntuk obat sekitar 14%. Umumnyatumbuhan yang dimanfaatkan bagianrimpangnya yaitu dari famili Zingiberaceae.Tumbuhan yang dapat diambil rimpangnyauntuk keperluan pengobatan diantaranyalinguas (Zingiber officinale Roxb.), lingguas(Alpinia galanga (L.)Swartz.), bangle(Zingiber purepareum Roxb.), pagidon(Curcuma domestica Val.), dan temulawak(Curcuma xanthorrhiza Roxb.).

Penggunaan rimpang beberapa tumbuhantelah banyak digunakan oleh masyarakatdesa Pinjan karena dipercaya memilikikhasiat dapat menyembuhkan penyakit,hal ini sesuai dengan pernyataan (Zaman,2009) bahwa kandungan kimia padabeberapa tumbuhan rimpang-rimpangansangat dibutuhkan oleh tubuh, sebagaicontoh linguas (Zingiberofficinale Roxb.)mengandung zat zingiberin yang mampumenyembuhkan penyakit impoten, lemahsyahwat (aprodisiak).

Hasil persentase dari hasilwawancara responden menunjukkanpenggunaan batang dan akar sebagaiobat hanya sekitar 4%. Bagian (organ)tumbuhan yang sangat jarangdimanfaatkan oleh masyarakat desaPinjan adalah batang dan akar. Hanyaada beberapa tumbuhan yang dapatdimanfaatkan batang dan akarnya untukpengobatan. Contoh tumbuhan yangdapat dimanfaatkan batangnya adalahtimba (Saccharum officinarum L.) danyang dapat dimanfaatkan akarnya adalahkapeya (Carica Papaya L.).

b. Jenis Penyakit yang dapat DiobatiMenggunakan Tumbuhan Obat olehMasyarakat Desa Pinjan

Tumbuhan obat yang dimanfaatkanoleh masyarakat desa Pinjan tidak hanyadigunakan untuk pengobatan 1 atau 2penyakit saja tetapi digunakan untukpengobatan beberapa macam penyakit.Beberapa penyakit yang dapat diobatimenggunakan tumbuhan obat diantaranyapenyakit kuning, demam, maag, cacingan,luka, panu, diare, sakit gigi, payudaramengeras, sariawan dan lainnya. Dariberbagai penyakit tersebut digolongkanke dalam 4 macam jenis penyakit yaitupenyakit kronik, penyakit menular,penyakit tidak menular dan untukperawatan kesehatan (Zaman, 2009).

Page 6: JURNAL BIOCELEBES

Nulfitriani dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

6

Gambar 1. Persentase Bagian (Organ) Tumbuhan Sebagai Obat Oleh MasyarakatDesa Pinjan.

Penyakit kronik adalah penyakityang berlangsung lama dan seringmenyebabkan kematian (Dahlan, 2011).Pada pengobatan penyakit kronikumumnya penderita mendatangipengobat tradisional atau ahli penyakitdan ilmu gaib untuk mengetahui suatupenyakit yang diderita apakahmerupakan penyakit gangguan fisik biasaatau penyakit akibat hal gaib seperti sihir(guna-guna), ilmu hitam, racun, santet(doti). Orang yang ahli dalam pengobatantradisional ini disebut Sando (dukun).

Penyakit menular merupakanpenyakit yang disebabkan oleh kumanyang menjangkiti tubuh manusia. Kumandapat berupa virus, bakteri, amoeba danjamur (Dahlan, 2011). Dalam mengatasipenyakit menular misalnya cacinganmasyarakat desa Pinjan menggunakanbuah pinang (Areca catechu L.) yangdirebus kemudian airnya diminum.

Penyakit tidak menulardidefinisikan sebagai penyakit yang tidakdisebabkan oleh kuman, tetapidisebabkan oleh karena adanya masalahfisiologis atau metabolisme pada jaringantubuh manusia (Dahlan, 2011). Gunamengatasi penyakit tidak menulartersebut seperti bisul digunakan biji coco(Theobroma cacao L.) yang ditumbukkemudian ditempelkan pada bisul.

Beberapa spesies tumbuhandigunakan untuk menjaga kesehatan,misalnya untuk menghilangkan bau

badan digunakan daun beluntas (Pluceaindica L.), kamiri (Aleurites molucana (L.)Willd), yang ditumbuk kemudian ditaruh dirambut.

Berdasarkan data pada tabel 2 dibawah menunjukkan bahwa jenis penyakityang tergolong dalam penyakit kronikyang dapat diobati menggunakantumbuhan obat di desa Pinjan diantaranyamaag, kencing manis, tekanan darahtinggi, diare, jantung, kanker, diabetes,keracunan, kolesterol dan penyakitkuning. Tumbuhan yang dapat digunakanuntuk mengobati penyakit tersebut antaralain kumis kucing (Orthosipon stamineusBerth.), binahong (Basella alba L.), beabatbatu (Psidium guajava L.), nangga(Artocarpus integra, (Thunb.) Merr.),patikan (Euphorbia hirta L.), temulawak(Curcuma xanthorrhiza Roxb.), danlainnya.

Jenis penyakit yang tergolongdalam penyakit menular yang diobatimenggunakan tumbuhan obat olehmasyarakat desa Pinjan yaitu cacar air,flu, panu dan diare. Jenis-jenis penyakit inidisebabkan oleh kuman-kuman yangmenjangkiti tubuh manusia. Tumbuhanyang dapat digunakan untuk mengobatijenis penyakit menular antara lain bangle(Zingiber purepareum Roxb.), baang elam(Allium cepa L.), coco (Theobroma cacaoL.), kapeya (Carica papaya L.), niug(Cocos nucifera L.), taipang (Mangifera

0%10%20%30%40%50%

4%14%

4%

Nulfitriani dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

6

Gambar 1. Persentase Bagian (Organ) Tumbuhan Sebagai Obat Oleh MasyarakatDesa Pinjan.

Penyakit kronik adalah penyakityang berlangsung lama dan seringmenyebabkan kematian (Dahlan, 2011).Pada pengobatan penyakit kronikumumnya penderita mendatangipengobat tradisional atau ahli penyakitdan ilmu gaib untuk mengetahui suatupenyakit yang diderita apakahmerupakan penyakit gangguan fisik biasaatau penyakit akibat hal gaib seperti sihir(guna-guna), ilmu hitam, racun, santet(doti). Orang yang ahli dalam pengobatantradisional ini disebut Sando (dukun).

Penyakit menular merupakanpenyakit yang disebabkan oleh kumanyang menjangkiti tubuh manusia. Kumandapat berupa virus, bakteri, amoeba danjamur (Dahlan, 2011). Dalam mengatasipenyakit menular misalnya cacinganmasyarakat desa Pinjan menggunakanbuah pinang (Areca catechu L.) yangdirebus kemudian airnya diminum.

Penyakit tidak menulardidefinisikan sebagai penyakit yang tidakdisebabkan oleh kuman, tetapidisebabkan oleh karena adanya masalahfisiologis atau metabolisme pada jaringantubuh manusia (Dahlan, 2011). Gunamengatasi penyakit tidak menulartersebut seperti bisul digunakan biji coco(Theobroma cacao L.) yang ditumbukkemudian ditempelkan pada bisul.

Beberapa spesies tumbuhandigunakan untuk menjaga kesehatan,misalnya untuk menghilangkan bau

badan digunakan daun beluntas (Pluceaindica L.), kamiri (Aleurites molucana (L.)Willd), yang ditumbuk kemudian ditaruh dirambut.

Berdasarkan data pada tabel 2 dibawah menunjukkan bahwa jenis penyakityang tergolong dalam penyakit kronikyang dapat diobati menggunakantumbuhan obat di desa Pinjan diantaranyamaag, kencing manis, tekanan darahtinggi, diare, jantung, kanker, diabetes,keracunan, kolesterol dan penyakitkuning. Tumbuhan yang dapat digunakanuntuk mengobati penyakit tersebut antaralain kumis kucing (Orthosipon stamineusBerth.), binahong (Basella alba L.), beabatbatu (Psidium guajava L.), nangga(Artocarpus integra, (Thunb.) Merr.),patikan (Euphorbia hirta L.), temulawak(Curcuma xanthorrhiza Roxb.), danlainnya.

Jenis penyakit yang tergolongdalam penyakit menular yang diobatimenggunakan tumbuhan obat olehmasyarakat desa Pinjan yaitu cacar air,flu, panu dan diare. Jenis-jenis penyakit inidisebabkan oleh kuman-kuman yangmenjangkiti tubuh manusia. Tumbuhanyang dapat digunakan untuk mengobatijenis penyakit menular antara lain bangle(Zingiber purepareum Roxb.), baang elam(Allium cepa L.), coco (Theobroma cacaoL.), kapeya (Carica papaya L.), niug(Cocos nucifera L.), taipang (Mangifera

4%

48%

21%9%

Page 7: JURNAL BIOCELEBES

Nulfitriani dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

7

indica L.), paria (Momordica charantiaL.), sirih (Piper betle L.) dan lainnya.

c. Cara Penggunaan Tumbuhan Obatoleh Masyarakat desa Pinjan

Hasil wawancara denganresponden menunjukkan bahwa dalam

menggunakan tumbuhan obat adabeberapa cara yang dilakukan olehmasyarakat desa Pinjan. Adapunbeberapa cara yang dilakukan tersebutantara lain direbus, ditumbuk, dikunyah,diperas, diiris, dioles, dibakar, danlangsung diminum.

Tabel 2. Penyakit yang Dapat Diobati Obat oleh Masyarakat Desa Pinjan

No Nama Penyakit Jenis Penyakit1 Maag, kencing manis, tekanan darah tinggi, diare,

jantung, kanker, diabetes, keracunan, kolesterol,penyakit kuning

Penyakit kronik

2 Batuk, cacar air, flu, panu. Penyakit menular

3 Luka bakar, luka akibat benda tajam, rematik,sakit gigi, payudara mengeras, sakit kepala,patah tulang, anemia, asam urat, sariawan,mimisan, alergi, sembelit, bisul.

Penyakit tidak menular

4 Mencegah pendarahan pasca melahirkan,mengurangi bau badan, pelancar ASI, penambahdarah, penyubur rambut, melancarkanpencernaan, mencegah gangguan roh jahat.

Perawatan kesehatan

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian maka

dapat disimpulkan bahwa:1. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan

sebagai obat tradisional olehmasyarakat suku Toli-toli di DesaPinjan berjumlah 42 spesies tumbuhandan terbagi dalam 23 Famili.Tumbuhan yang umum digunakanberjumlah 6 spesies seperti jahe(Zingiber officinale Roxb.), lengkuas(Alpinia galanga (L.) Swartz.), kunyit(Curcuma domestica Val.), bangle(Zingiber purepareum Roxb.), Curcumaxanthorrhiza Roxb.) dan pacing(Costus Speciosus (Koenig.) J. ESmith.).

2. Suku Toli-toli di desa Pinjanmenggunakan tumbuhan obat untukmengobati penyakit seperti penyakit

kronik, menular tidak menular danuntuk perawatan kesehatan.

3. Suku Toli-toli di desa Pinjanmenggunakan tumbuhan obat dengancara direbus, ditumbuk, dikunya,diperas, dioles, dan diris sebelumdisajikan.

4. Tumbuhan yang persentasepengetahuannya paling tinggi yaitusirih (Piper betle L.) sebesar 92% danpersentase paling rendah adalah lidahbuaya (Aloe vera (L.) Webb.), pacing(Costus Spesciosus (Koenig.) J. ESmith.), beluntas (Pluchea indica (L.)Less.) dan binahong (Basella alba L.)sebesar 12%.

DAFTAR PUSTAKAAnam S., Alam, G., Pitopang, R.,

Yusriadi., Zubair, S., 2011, KajianEtnofarmakologi Tumbuhan

Page 8: JURNAL BIOCELEBES

Nulfitriani dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

8

Berkhasiat Obat di KawasanLembah Palu, Program StudiFarmasi MIPA UniversitasTadulako, Palu.

Bodeker G., 2000, Indigenous MedicalKnowledge: The Law and Politics ofProtection. Oxford IntellectualProperty Research Centre Seminarin St. Peter’s College, 25 Januari2013, Oxford.

Handayani, 2003, Rahasia RamuanTradisional Madura dalam Sehatdan Cantikdengan ramuantradisional, Agromedia Pustaka,Jakarta.

Johani dan Erman, 2008, TanamanPekarangan Pilihan, Salamadani,Bandung.

Muzazzinah.1995, Etnobotani Puring(Codiaeum variegatum(LINN.)Blume) Di Daerah IstimewaYogyakarta.

Jurusan Biologi FMIPA, IKIP Medan,dalam Ikatan Pustakawan Indonesia(IPI), 1995, Prosiding SeminarLokakarya Nasional Etnobotani II,Pustlitbang Biologi LIPI FakultasBiologi UGM, Jakarta.

Martin, G.J, 1995, Ethnobotany, A Peopleand Plants Conservation Manual.Chapman and Hall, London, dalamPaundanan M., 2012. StudiEtnobotani Tumbuhan ObatPadaMasyarakat Suku Toraja DiDesa To’ Pao Kecamatan RembonKabupaten Tana Toraja SulawesiSelatan.Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Tadulako.Palu.

Pieroni et al., 2002, Ethnopharmacy of theEthnic, Albanians (Arbereshe) ofNorthemBasilicata,http://www.andreapieroni.eu/Pirroni at al.,2002b.dpf. (diunduhpada tanggal 15 November 2012).

Sunarto, Suandra, I K., Rato, D., Sugijono,dan Sriono. E, 1991, SikapMasyarakat Tengger terhadapNorma-Norma yang Berlaku diDesa Ngadisari KecamatanSukapura Kabupaten Probolingggo,Laporan Penelitian. TidakDipublikasikan. Jember:Departemen Pendidikan danKebudayaan Universitas Jember.

Sugiyono. 2007, Memahami PenelitianKualitatif, Alfabeta, Bandung.

Zaman, 2009, Etnobotani Tumbuhan ObatDi Kabupaten Pamekasan-MaduraProvinsi Jawa Timur,Skripsi,Jurusan Biologi Fakultas Sains danTeknologi UIN Malang, Malang.

Page 9: JURNAL BIOCELEBES

Biocelebes, Desember 2013, hlm. 09-14ISSN: 1978-6417 Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

9

Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Pada MasyarakatSuku Kaili Rai di Desa Toga Kecamatan Ampibabo

Kabupaten Parigi MoutongSulawesi Tengah

Neneng Sukmawati 1), Eny Yuniati 2), dan Ramadanil pitopang3)

1), 2), 3)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

Email : [email protected]

ABSTRACTResearch on medicinal plants in the study of ethnobotanyKailiRai tribe in Toga

village has been conducted from November to February 2013 in Toga village,AmpibaboSubdistrict, MoutongParigi District, Central Sulawesi. This study was aimed toobtain information about the types of plants used as traditional medicine, plant organsused, types of habitus is used, the type of disease that can be treated and how to use ofmedicinal plants This research used exploratory survey methods and methods ofParticipatory Rural Appraisal. Based on the survey results revealed that as many as 46species of plants and herbs used as medicine are most widely used are as many as 7species of Zingiberaceae family. Habitus herbs used include trees, shrubs and herbs.habitus of the most widely used as a medicinal plant is herbaceous by 50%. Parts of theplant are used, among other roots, rhizomes, bark, leaves, and fruits. Part of the organthat is most widely used leaves by 47,36%. Toga villagers utilized drugs to treat diseasessuch as gout, high blood pressure and burns. Medicinal plants used by boiled, mashed,squeezed and baked before serving.

Keywords : Ethnobothany, Medicinal plants, Toga Village.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satunegara di dunia yang mendapat julukansebagai“ Mega biodiversity Countries”karena memiliki keaneka ragaman hayatiyang sangat tinggi. Keanekaragamantersebut terdapat di Sulawesi yangmerupakan salah satu pulau besar danpenting di Indonesia, dimana secarabiogeografi termasuk dalam kawasanyang sangat unik karena merupakantempat bercampurnya tumbuhan, hewandan lainnya dari Benua Asia dan

Australia, serta merupakan kawasanperalihan ekologi (ekoton) antara keduabenua tersebut (Mittermeier et. al., 1999).

Etnobotani merupakan ilmu yangmempelajari hubungan langsung manusiadan tumbuhan dalam kegiatanpemanfaatannya secara tradisional.Masyarakat tradisional telah lamamemanfaatkan keanekaragaman hayatiatau sumber daya alam yang ada disekelilingnya, terutama sebagai bahanobat tradisional. Dalam sejarahperkembangan manusia, tumbuhanmemiliki peranan yang sangat penting

Page 10: JURNAL BIOCELEBES

Neneng dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

10

dalam perkembangan budayamasyarakat (Hamidu, 2009).

Menurut Soedibyo (1998) dalamJuniarti (2010), tumbuhan obat jugaberperan penting dalam menjagakesehatan, mempertahankan staminadan mengobati penyakit. Oleh karena itu,tumbuhan obat masih berakar kuat dalamkehidupan masyarakat hingga saat ini.Awalnya untuk kelangsungan hidupmanusia menggantungkan semuakeperluan pada alam sekitarnya,termasuk menjaga kesehatan.

Kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi modern yang semakin pesatdan canggih dizaman sekarang, ternyatatidak mampu menggeser ataumengesampingkan begitu saja perananobat tradisional dari tumbuhan. Hal inidibuktikan dari banyaknya penggunapengobatan dari tumbuhan pada sukuKaili di desa Toga.

Masyarakat desa Toga secaraturun temurun telah mengenalpemanfaatan tumbuhan untuk kehidupansehari-hari. Tumbuh-tumbuhan di desaToga dijadikan sebagai obat, makanandan barang konsumsi lainnya. Sebuahtradisi yang patut dipertahankan, khususbagi masyarakat desa Toga yaknipemanfaatan tumbuhan sebagai bahanpengobatan yang sangat berarti.

Berdasarkan uraian di atas, makaperlu dilakukan suatu penelitian tentang “Studi Etnobotani Tumbuhan Obat padaMasyarakat Suku Kaili Rai di desa TogaKecamatan Ampibabo Kabupaten ParigiMoutong Sulawesi Tengah”.

METODE PENELITIANWaktu dan TempatPenelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan didesa Toga kecamatan Ampibabokabupaten Parigi Moutong, di mulai daribulan November 2012 - Februari 2013.

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yangdigunakan dalam penelitian ini adalahkamera, GPS, alattulis, gunting stek,lembar kuisioner, kertaskoran, labelgantung, kantong plastik, karung, parang,spritus, dan sampel tumbuhan darilapangan.

Metode PenelitianMetode yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah pengambilan data atausurvey Eksploratif dan metode ParticipatoryRural Appraisal, yaitu proses pengkajianyang berorientasi pada keter libatan danperan masyarakat secara aktif dalampenelitian (Mintowati, 2005).

Analisis DataAdapun analisis data yang diperoleh

dilakukan secara deskriptif denganpendekatan kuantitatif yaitu denganmenggunakan persamaan persentasehabitus tertentu dan persentase bagiantumbuhan yang dimanfaatkan. MenurutYuniati (2012), untuk mengetahuipersentase habitus suatu kelompokkegunaan dan persentase bagiantumbuhan yang digunakan, dihitungdengan rumus :

Persentase habitus tertentu := ∑ ∑ x 100%Dan untuk bagian tumbuhan yangdimanfaatkan yaitu := ∑ ∑ x 100%

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di desa Toga, dan wawancaradari beberapa responden yang terpercayayaitu masyarakat yang mengetahui tentangpengobatan tradisional (dukun, dukunbayi),tokoh masyarakat, masyarakat umum yangmemanfaatkan tumbuhan obat. Diketahui

Page 11: JURNAL BIOCELEBES

Neneng dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

11

bahwa tumbuhan yang dimanfaatkansebagai obat oleh masyarakat desa Toga,diperoleh dari hasil budidaya atauditanam sendiri baik di pekaranganrumah, kebun, ataupun tumbuh liar disekitar hutan sekunder dan lahanpemukiman warga.

Adapun tumbuhan obat yangdidapatkan di desa Toga yaitu sebanyak46 spesies, 32 famili, dan 43genus.Tumbuhan obat yang didapatkandi desa Toga dipercaya masyarakat dapatmengobati penyakit antara lain penyakitdalam, batuk, demam, darah tinggi, danluka baru. Adapun bagian tumbuhan yangdigunakan oleh masyarakat untukmengobati suatu penyakit adalah akar,batang, daun, bunga, buah, getah dancara penggunaan yang sangat bervariasiyaitu dengan cara direbus, dikonsumsi

langsung, di tumbuk, langsung dimakan, dibakar, dipoleskan, dipanaskan di baraapikemudian ditempelkan pada bagian yangsakit, dan di tumbuk hingga haluskemudian ditempelkan padabagian yangluka.

Jenis Tumbuhan Obat BerdasarkanHabitus

Adapun tumbuhan yang didapatkandi desa Toga dapat dikelompokkan kedalam 4 (empat) macam habitus yaituherba, perdu, pohon dan semak. Dari keempat habitus ini, habitus herba yangmempunyai jumlah spesies danpersentase yang lebih tinggidibandingkan habitus lainnya, yaitusebanyak (50%), seperti tersaji padagambarberikut :

Gambar 1. Persentase Habitus Tumbuhan Obat yang Terdapat di Desa Toga

Adapun habitus herba denganjumlah 23 spesies (50%) diantaranyakumis kucing (Orthosiphon stamineus BI.Miq), kunyit hitam (Curcuma caesiaRoxb), kunyit (Curcuma longa L.), patikan(Euphorbia hirta L.), meniran (Phylanthusniruri L.), tapak kuda (Centella asiaticaL.), pinahong (Basella alba L.), cabe rawit(Capsicum frutescens L.), bawang putih(Allium sativum L), sembung kuwuk(Blumea lacera DC), nenas (Annascumosus Merr), kunyit putih (Curcumamangga Vall), jahe (Zingiber OfficinaleRoxb), kencur (Kaemferia galanga L.),mayana (Coleus scutellarioides L.Benth), lengkuas (Alpinia galanga L.),

temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb),som jawa (Talinum paniculatum Gaertn),pacar air (Impatiens balsamina L.), urang-aring (Eclipta alba Hassk.), hyptis (Hyptiscapitata Jacq.), lidah buaya (Aloe vera L.),sedangkan habitus yang sedikit digunakanyaitu habitus semak dengan jumlah 4spesies (8,69%) diantaranya keji beling(Strobilanthes crispus BI.), mangkokan(Nothopanax scutellarium Merr.), pacarkuku (Lawsomia inermis L.), sirih (Piperbetle L.).Spesies Tumbuhan Obat BerdasarkanBagian Organ Tumbuhan YangDimanfaatkan Oleh Masyarakat desaToga.

Neneng dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

11

bahwa tumbuhan yang dimanfaatkansebagai obat oleh masyarakat desa Toga,diperoleh dari hasil budidaya atauditanam sendiri baik di pekaranganrumah, kebun, ataupun tumbuh liar disekitar hutan sekunder dan lahanpemukiman warga.

Adapun tumbuhan obat yangdidapatkan di desa Toga yaitu sebanyak46 spesies, 32 famili, dan 43genus.Tumbuhan obat yang didapatkandi desa Toga dipercaya masyarakat dapatmengobati penyakit antara lain penyakitdalam, batuk, demam, darah tinggi, danluka baru. Adapun bagian tumbuhan yangdigunakan oleh masyarakat untukmengobati suatu penyakit adalah akar,batang, daun, bunga, buah, getah dancara penggunaan yang sangat bervariasiyaitu dengan cara direbus, dikonsumsi

langsung, di tumbuk, langsung dimakan, dibakar, dipoleskan, dipanaskan di baraapikemudian ditempelkan pada bagian yangsakit, dan di tumbuk hingga haluskemudian ditempelkan padabagian yangluka.

Jenis Tumbuhan Obat BerdasarkanHabitus

Adapun tumbuhan yang didapatkandi desa Toga dapat dikelompokkan kedalam 4 (empat) macam habitus yaituherba, perdu, pohon dan semak. Dari keempat habitus ini, habitus herba yangmempunyai jumlah spesies danpersentase yang lebih tinggidibandingkan habitus lainnya, yaitusebanyak (50%), seperti tersaji padagambarberikut :

Gambar 1. Persentase Habitus Tumbuhan Obat yang Terdapat di Desa Toga

Adapun habitus herba denganjumlah 23 spesies (50%) diantaranyakumis kucing (Orthosiphon stamineus BI.Miq), kunyit hitam (Curcuma caesiaRoxb), kunyit (Curcuma longa L.), patikan(Euphorbia hirta L.), meniran (Phylanthusniruri L.), tapak kuda (Centella asiaticaL.), pinahong (Basella alba L.), cabe rawit(Capsicum frutescens L.), bawang putih(Allium sativum L), sembung kuwuk(Blumea lacera DC), nenas (Annascumosus Merr), kunyit putih (Curcumamangga Vall), jahe (Zingiber OfficinaleRoxb), kencur (Kaemferia galanga L.),mayana (Coleus scutellarioides L.Benth), lengkuas (Alpinia galanga L.),

temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb),som jawa (Talinum paniculatum Gaertn),pacar air (Impatiens balsamina L.), urang-aring (Eclipta alba Hassk.), hyptis (Hyptiscapitata Jacq.), lidah buaya (Aloe vera L.),sedangkan habitus yang sedikit digunakanyaitu habitus semak dengan jumlah 4spesies (8,69%) diantaranya keji beling(Strobilanthes crispus BI.), mangkokan(Nothopanax scutellarium Merr.), pacarkuku (Lawsomia inermis L.), sirih (Piperbetle L.).Spesies Tumbuhan Obat BerdasarkanBagian Organ Tumbuhan YangDimanfaatkan Oleh Masyarakat desaToga.

Page 12: JURNAL BIOCELEBES

Neneng dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

12

Berdasarkan hasil wawancarayang dilakukan di desa Togamenunjukkan bahwa, sebagianmasyarakat apabila sakit atau diserangsuatu penyakit maka menggunakanbagian atau organ tumbuhan untukmengobati suatu penyakit tersebut

dengan menggunakan bagian tumbuhanyang digunakan sebagai obat yaitu akar,rimpang, umbi, batang, daun, bunga, buahdan semua bagian dari tumbuhan tertentu.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padagambar di bawah ini:

Gambar 2. Persentase Bagian (Organ) Tumbuhan yang Dimanfaatkan UntukPengobatan oleh Masyarakat Desa Toga.

Berdasarkan gambar tersebut yangmenunjukkan bahwa organ tumbuhanyang paling banyak digunakan dalampemanfaatan tumbuhan obat adalah daunsebesar (47,36%), sedangkan organtumbuhan yang paling sedikit adalah kulitbatang dengan satu jenis spesies(1.75%).

Pada dasarnya daun merupakanbagian (organ) tumbuhan yang banyakdigunakan sebagai obat tradisional karenadaun umumnya bertekstur lunak karenamempunyai kandungan air yang tinggi (70-80%) selain itu, daun merupakan tempatakumulasi fotosintat yang didugamengandung unsur-unsur (zatorganik)yang memiliki sifat menyembuhkanpenyakit. Zat yang banyak terdapat padadaun adalah minyak atsiri, fenol, senyawakalium dan klorofil.Klorofil adalah zatbanyak terdapat pada tumbuhan hijaumisalnya pada (Amaranthus tricolor L.).Klorofil telah diuji mampu menanggulangipenyakit anemia dengan baik, karena zat

ini berfungsi sama seperti hemoglobinpada darah manusia. Keuntungan lain daridaun adalah memiliki serat yang lunak,sehingga mudah untuk mengekstrak zat-zat yang akan digunakan sebagai obat(Handayani,2003).

Cara Penggunaan Tumbuhan ObatOleh Masyarakat desa Toga

Pada umumnya sebagianmasyarakat desa Toga dalammenggunakan tumbuhan untuk bahan obatmasih sangat tradisional denganpengetahuan yang turun- temurundiperoleh dari sando (dukun), maupunyang berasal dari orang tua.

Pemanfaatan bagian tumbuhanyang paling banyak digunakan olehmasyarakat desa Toga yaitu carapemanfaatan organ tumbuhan yangdirebus kemudian diminum sebelumsarapan pagi, dan meminumnya seharisekali sampai terasa membaik, yaitusebanyak 17 spesies. Masing-masing

Neneng dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

12

Berdasarkan hasil wawancarayang dilakukan di desa Togamenunjukkan bahwa, sebagianmasyarakat apabila sakit atau diserangsuatu penyakit maka menggunakanbagian atau organ tumbuhan untukmengobati suatu penyakit tersebut

dengan menggunakan bagian tumbuhanyang digunakan sebagai obat yaitu akar,rimpang, umbi, batang, daun, bunga, buahdan semua bagian dari tumbuhan tertentu.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padagambar di bawah ini:

Gambar 2. Persentase Bagian (Organ) Tumbuhan yang Dimanfaatkan UntukPengobatan oleh Masyarakat Desa Toga.

Berdasarkan gambar tersebut yangmenunjukkan bahwa organ tumbuhanyang paling banyak digunakan dalampemanfaatan tumbuhan obat adalah daunsebesar (47,36%), sedangkan organtumbuhan yang paling sedikit adalah kulitbatang dengan satu jenis spesies(1.75%).

Pada dasarnya daun merupakanbagian (organ) tumbuhan yang banyakdigunakan sebagai obat tradisional karenadaun umumnya bertekstur lunak karenamempunyai kandungan air yang tinggi (70-80%) selain itu, daun merupakan tempatakumulasi fotosintat yang didugamengandung unsur-unsur (zatorganik)yang memiliki sifat menyembuhkanpenyakit. Zat yang banyak terdapat padadaun adalah minyak atsiri, fenol, senyawakalium dan klorofil.Klorofil adalah zatbanyak terdapat pada tumbuhan hijaumisalnya pada (Amaranthus tricolor L.).Klorofil telah diuji mampu menanggulangipenyakit anemia dengan baik, karena zat

ini berfungsi sama seperti hemoglobinpada darah manusia. Keuntungan lain daridaun adalah memiliki serat yang lunak,sehingga mudah untuk mengekstrak zat-zat yang akan digunakan sebagai obat(Handayani,2003).

Cara Penggunaan Tumbuhan ObatOleh Masyarakat desa Toga

Pada umumnya sebagianmasyarakat desa Toga dalammenggunakan tumbuhan untuk bahan obatmasih sangat tradisional denganpengetahuan yang turun- temurundiperoleh dari sando (dukun), maupunyang berasal dari orang tua.

Pemanfaatan bagian tumbuhanyang paling banyak digunakan olehmasyarakat desa Toga yaitu carapemanfaatan organ tumbuhan yangdirebus kemudian diminum sebelumsarapan pagi, dan meminumnya seharisekali sampai terasa membaik, yaitusebanyak 17 spesies. Masing-masing

Page 13: JURNAL BIOCELEBES

Neneng dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

13

organ tumbuhan terbagi seperti daun ada12 spesies, organ tumbuhan buah ada 2spesies, organ tumbuhan kulit batang ada1 spesies dan semua bagian tumbuhanada 2 spesies. Adapun Cara pemanfaatanlainnya seperti digosok setiap hari padabagian kulit yang alergi sampai alerginyasudah hilang, ada sebanyak 3 spesiesmisalnya untuk penyakit panu dapatmengambil daun cabai (Capsicumfrutescens L.) atau daun dari tumbuhanketepeng cina (Cassia alata L.) atau dapatjuga mengambil rimpang bagian organtumbuhan lengkuas (Alpinia galanga L.)untuk penyakit yang gatal-gatal, carapemanfaatannya cukup denganmenumbuk rimpang lengkuas kemudiandigosokkan pada bagian yang gatal.

Cara pemanfaatan di seduh denganair hangat kemudian diminum, sebanyak 4spesies misalnya bagian organ tumbuhanpucuk daun jambu biji (Psidium guajavaL.) untuk sakit perut atau diare, binahong(Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl)buahnya diiris terlebih dahulu, kemudianbuah yang sudah di iris dijemur, setelahkering barulah diseduh dengan air hangatdan diminum 3 kali dalam seminggu untukpenyembuhan penyakit kanker tulang dandarah tinggi. Untuk bagian tumbuhan umbibawang putih terlebih dahulu di iris-iriskemudian diseduh dengan air hangatsetelah itu baru diminum untukmenurunkan darah tinggi danmeminumnya hanya pada saat penyakitdarah tinggi itu kumat. Adapun untukmenurunkan penyakit darah tinggi itu jugadapat menggunakan tumbuhan lain sepertipucuk daun alpokat (Persea americana P.Mill) , cukup diseduh dengan air hangat.

Cara pemanfaatan di tumbuk hinggahalus kemudian diberi air hangat setelahitu airnya disaring kemudian diminum, adasebanyak 2 spesies yaitu kunyit (Curcuma

longa L.), kegunaannya untukmemperlancar haid, dan rimpangnya dapatpula digunakan untuk penyakit bisuldengan cara digosokan, sedangkan untukspesies sambung kuwuk (Blumea laceraDC.) untuk penyembuhan penyakit dalam.Spesies kunyit hitam (Curcuma caesiaRoxb) untuk penyembuhan sakit tulangbelakang cara pemanfaatannya diiriskemudian direbus, diminum 3x dalamseminggu. spesies kunyit putih (Curcumamangga Vall) untuk penyembuhan lukadiabetes cara pemanfaatannya ditumbukkemudian ditempelkan pada bagian yangluka, dilakukan setiap hari sampai lukapada penderita diabetes itu kering. Danrimpang dari kunyit putih dapat puladigunakan untuk penyembuhan penyakitkeputihan.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian maka

dapat disimpulkan beberapa hal sebagaiberikut:1. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan

sebagai obat tradisional olehmasyarakat Toga suku Kaili Raiberjumlah 46 spesies dan terbagi dalam32 Famili dengan jumlah genus 43.

2. Jenis tumbuhan yang terdapat daritanaman obat ini berupa habitus pohon,perdu, semak, dan herba. habitus herbasebanyak 23 jenis dengan persentase50%, dan pohon sebanyak 10 jenisdengan persentase 21.73%, untukhabitus perdu sebanyak 9 jenis denganpersentase 19.56%. sedangkan yangpaling sedikit digunakan dari habitussemak sebanyak 4 jenis denganpersentase 8.69%.

3. Bagian-bagian tumbuhan yangdigunakan antara lain akar, rimpang,kulit batang, daun, bunga, dan buah.Bagian tumbuhan yang paling banyak

Page 14: JURNAL BIOCELEBES

Neneng dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

14

dimanfaatkan adalah daun denganpersentase pemanfaatan sebesar47,36%.

4. Masyarakat desa Toga menggunakantumbuhan obat dengan carapemanfaatan direbus, di tumbuk,langsung dimakan, diperas, dioles,dibakar dan diris sebelum disajikan

DAFTAR PUSTAKAHamidu, H., 2009. Kajian Etnobotai Suku

Buton (Kasus Masyarakat SekitarHutan Lambusango KabupatenButon Provinsi Sulawesi Tenggara).

Handayani, 2003, Membedah RahasiaRamuan Madura, AgromediaPustaka, Jakarta.

Juniarti, I., 2010, Pengetahuan EtnobotaniMasyarakat Desa Pakuli DalamPemanfaatan Jenis-jenis TanamanSebagai Obat Tradisional PenyakitUsus Buntu di Desa PakuliKecamatan Gumbasa KabupatenSigi. Program Studi PendidikanBiologi Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan, Universitas Tadulako.Palu.

Mittermeier, R.A., N.,Gil.,P.R dan C.G.Mittermeier, 1999, Earth’sBiologically Richset and MostEndangered Terresterial.

Yuniati, E. M., 2012, Handout KuliahEtnobiologi, Etnobotani, JurusanBiologi FMIPA, UNTAD, Palu.

Studi Efektivitas Ekstrak Daun Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.)Sebagai Anti Fungi Candida albicans

Page 15: JURNAL BIOCELEBES

Biocelebes, Desember 2013, hlm. 15-21ISSN: 1978-6417 Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

15

Eka Fitriani 1) Muhammad Alwi 2) dan Umrah 3)

1)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

2), 3)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas TadulakoKampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

E.mail: [email protected]

ABSTRACTThe study was held on effectiveness of extract lemongrass leaf (Cymbopogon

nardus L.) as a anti septic of Candida albicans. The study conducted as long as 3 months,from march to may 2013. Extracts was obtained by maceration method. This study aimsto determine the extract can be prevent the growing of the Candida albicans, and todetermine the effective concentration to prevent the growing of the fungus Candidaalbicans. This study is an experimental research with a completely randomized design.Bes trew diffusion method by a concentration of 25%, 50%, 75%, 100% and metronidazolliquid is used to determine the zone diameter inhibition in the five treatment and fivereplications. Inhibition zone diameter data were analyzed statistically ANOVA and DuncenMultiple Range Test (DMRT). The concentration stratified of extract effect on the zonediameter growth of Candida albicans. Based on the study, concentration at 75% is thebest to be inhibited the growth of Candida albicans in conclusion, the extract is anti septicto the growth of Candida albicans.

Keywords: Cymbopogon nardus L., Maceration, Candida albicans

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara tropismemiliki keanekaragaman sumber dayaalam hayati. Keanekaragaman ini sangatbermanfaat, terutama dengan banyaknyaspesies tumbuhan dan tanaman yangdapat digunakan sebagai obat.Tumbuhan dan tanaman obat ini telahdijadikan obat tradisional yang turuntemurun karena obat tradisional memilikibanyak kelebihan diantaranya mudahdiperoleh, harganya yang lebih murah,dapat diramu sendiri, dan memiliki efeksamping yang lebih kecil dibandingkanobat-obatan dari produk farmasi. Olehsebab itu, kecenderungan masyarakat

untuk menggunakan obat tradisional yangberasal dari alam atau herba dalampemeliharaan kesehatan, kebugaran, danpengobatan semakin meningkat (Suprianto,2008).

Sejak dahulu sampai sekarangmasyarakat telah menggunakan tanamanobat yang di olah dengan resep tradisionalnenek moyang dalam menyembuhkanpenyakit, namun karena banyaknya anekatanaman yang tersebar di seluruh Indonesiamembuat sebagaian masyarakat belummenyadari bahwa di sekitar mereka adabanyak tanaman yang berkhasiat sebagaiobat (Oyen, 1999 : Leung dan Foster,1996).

Page 16: JURNAL BIOCELEBES

Eka dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

16

Salah satu tanaman yangdipercaya dapat dijadikan obat danmenjaga kebugaran tubuh adalah serehwangi yaitu tanaman herba yang tinggidengan rimbunan daun yang lebat.Tanaman ini mampu tumbuh sampaiketinggian 1,0 sampai 1,5 m. Panjangdaunnya mencapai 70 sampai 80 cm danlebarnya 2 sampai 5 cm, berwarna hijaumuda, kasar, dan mempunyai aromayang lebih kuat jika dibandingkan dengansereh dapur (Wijayakusumah 2001).

Tanaman sereh (Cymbopogonsp.) cukup dikenal oleh masyarakat,terutama sereh dapur yang seringdigunakan para ibu sebagai bumbumasak. Tanaman sereh memiliki lebihdari satu spesies, salah satunya adalahsereh wangi yang termasuk tanamanlangka, masyarakat belum banyakmengenal dan belum dapat membedakanantara tanaman sereh wangi dengansereh dapur. Tanaman sereh wangi terdiridari dua spesies, yaitu Cymbopogonnardus L. atau dikenal dengan namaLenabatu dan Cymbopogon winterianusatau dikenal dengan nama Mahapengiri(Hobir, dkk, 2002).

Belum adanya suatu penelitiantentang studi efektifitas ekstrak serehwangi (Cymbopogon nardus L.) sebagaianti fungi Candida albicans, maka halitulah yang melatar belakangi saya untukmelakukan penelitian ini dan telahmendapatkan hasil penelitian.

METODE PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukanselama 3 bulan dari bulan Maret sampaiMei 2013 di Laboratorium Biologi DasarFMIPA UNTAD.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah alattulis menulis, autoklaf, inkubator, gunting,cawan petri, jarum ose, jarum suntik, neracaanalitik, desikator, rotapapor, tabung reaksi,gelas ukur 10 ml, kamera digital danperalatan gelas lainnya. Bahan-bahanyangdigunakan adalah etanol 70%, biakanCandida albicans yang berasal dariLaboratorium Biologi Dasar Fakultas MIPAUniversitas Tadulako, sereh wangi, akuadessteril, pelubang sumur, Malt Extract Agar(MEA), dan antifungi Metronidazol sebagaikontrol positif.

Prosedur Penelitiana. Penyiapan Bahan

Daun sereh wangi di cuci, dipotong-potong, dan dijemur sampai kering.

b. Ekstak Daun Sereh WangiDaun Sereh Wangi dimaserasi

dengan cara merendam dengan pelarutetanol, diasumsikan terjadi penenarikansenyawa bioaktif yang terdapat padatanaman tersebut. Perendaman dilakukanselama 5 hari dengan pelarut etanol prosesini dilakukan sebanyak tiga kali sehinggasampel terekstraksi secara sempurna yangditandai dengan pelarut pada sampelberwarna bening. Sampel yang direndamdengan pelarut tadi disaring dengan kertassaring untuk mendapat maseratnya.

c. Pemisahan Ekstrak dan EtanolMaserat yang telah diperoleh dari

proses perendaman kemudian dipisahkandengan menggunakan rotapapor agarekstrak terpisah dengan etanol.

d. Pengenceran Ekstrak Sereh WangiEkstrak daun sereh wangi yang akan

diuji untuk menghambat pertumbuhan jamurCandida albicans, pertama-tama dibuatdalam masing-masing pengenceran.Pengenceran dibuat dengan caramencampurkan 10 ml ekstak sereh wangitanpa akuades steril (konsentrasi 100 %),2,5 ml ekstak daun sereh wangi ditambahdengan 7,5 ml akuades (konsentrasi 25%),

Page 17: JURNAL BIOCELEBES

Eka dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

17

5 ml ekstrak daun sereh ditambahkandengan 5 ml akuades (konsentrasi 50%),7,5 ml ekstrak sereh wangi ditambahkan2,5 mlakuades (konsentrasi 75%), 10 mlakuades tanpa ekstak sereh wangi (0%)dan antifungi jamurmetronidazol sebagaikontrol.e. Metode Sumuran

Penentuan efektivitas ekstraksereh wangi terhadap pertumbuhanCandida albicans dilakukan denganmetode sumuran. Metode ini dilakukandengan prosedur sebagai berikut :1. Persiapan jamur uji

Jamur Candida albicans yangtelah berumur 48 jam yang telahditumbuhkan pada suhu 35oC dalambentuk agar miring. Kemudiandisuspensikan dengan menggunakanakuades steril sebanyak 5 ml padamasing-masing tabung reaksi.

2. Persiapan agar cawanCara pembuatan agar cawan,

media MEA yang telah siap digunakankemudian di tuangkan ke dalam cawanpetri yang telah steril dan didiamkanhingga setengah memadat kemudiandimasukkan suspensi jamur Candidaalbicans secara merata dan didiamkansampai memadat.

3. Pengaplikasian konsentrasi ekstraksereh wangi

Cawan petri yang telah terisimedium MEA dan suspensi jamur yangtelah memadat kemudian dilubangimenggunakan pelubang sumur. Setiapcawan petri ada yang berisi 2 lubang danada yang berisi 3 lubang, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35oC.setelah diinkubasi, zona hambatan yangterbentuk diamati dan diukurdiameternya.

Analisis DataPerhitungan statistik data diameter

zona hambat ekstrak daun sereh wangi(Cymbopogon nardus L.) terhadappertumbuhan Candida albicansmenggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) sederhana (Sastrosupadi, 1995).

Data kuantitatif yang diperoleh dari ujiekstak daun sereh wangi (Cymbopogonnardus L.) sebagai antifungi Candidaalbicans akan di analisis secara statistikmelalui analisis varian (ANOVA).

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dari 5konsentrasi perlakuan dan 5 kalipengulangan. Ekstrak daun sereh wangi(Cymbopeogon nardus L.) terhadappertumbuhan jamur Candida albicans yangditumbuhkan pada media Malt Extract Agar(MEA) didapat perbedaan diameter zonahambat pada setiap konsentrasi 25%, 50%,75%, 100% dan Metronidazol sebagaikontrol positif hal ini dapat dilihat padaGambar 1. Dan Gambar 2. adalah grafikrata-rata pembentukan daerah zonahambat pada setiap konsentrasi denganmenggunakan metode sumuran.

Berdasarkan uji lanjut Duncanbahwa perlakuan konsentrasi 75%ekstrak daun sereh wangi berbeda dariperlakuan dengan perlakuan 25% dan50%, namun sama dengan daya hambatperlakuan konsentrasi 100% danMetronidazol. Hal ini bahwa konsentrasi75% menyamai daya hambatMetronidazol dalam menghambatpertumbuhan jamur Candida albicans.Hasil ini pula dapat dikaitkan bahwaperlakuan konsentrasi 75% adalahperlakuan efektif didalam menghambatpertumbuhan jamur Candida albicans.

Eka dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

17

5 ml ekstrak daun sereh ditambahkandengan 5 ml akuades (konsentrasi 50%),7,5 ml ekstrak sereh wangi ditambahkan2,5 mlakuades (konsentrasi 75%), 10 mlakuades tanpa ekstak sereh wangi (0%)dan antifungi jamurmetronidazol sebagaikontrol.e. Metode Sumuran

Penentuan efektivitas ekstraksereh wangi terhadap pertumbuhanCandida albicans dilakukan denganmetode sumuran. Metode ini dilakukandengan prosedur sebagai berikut :1. Persiapan jamur uji

Jamur Candida albicans yangtelah berumur 48 jam yang telahditumbuhkan pada suhu 35oC dalambentuk agar miring. Kemudiandisuspensikan dengan menggunakanakuades steril sebanyak 5 ml padamasing-masing tabung reaksi.

2. Persiapan agar cawanCara pembuatan agar cawan,

media MEA yang telah siap digunakankemudian di tuangkan ke dalam cawanpetri yang telah steril dan didiamkanhingga setengah memadat kemudiandimasukkan suspensi jamur Candidaalbicans secara merata dan didiamkansampai memadat.

3. Pengaplikasian konsentrasi ekstraksereh wangi

Cawan petri yang telah terisimedium MEA dan suspensi jamur yangtelah memadat kemudian dilubangimenggunakan pelubang sumur. Setiapcawan petri ada yang berisi 2 lubang danada yang berisi 3 lubang, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35oC.setelah diinkubasi, zona hambatan yangterbentuk diamati dan diukurdiameternya.

Analisis DataPerhitungan statistik data diameter

zona hambat ekstrak daun sereh wangi(Cymbopogon nardus L.) terhadappertumbuhan Candida albicansmenggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) sederhana (Sastrosupadi, 1995).

Data kuantitatif yang diperoleh dari ujiekstak daun sereh wangi (Cymbopogonnardus L.) sebagai antifungi Candidaalbicans akan di analisis secara statistikmelalui analisis varian (ANOVA).

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dari 5konsentrasi perlakuan dan 5 kalipengulangan. Ekstrak daun sereh wangi(Cymbopeogon nardus L.) terhadappertumbuhan jamur Candida albicans yangditumbuhkan pada media Malt Extract Agar(MEA) didapat perbedaan diameter zonahambat pada setiap konsentrasi 25%, 50%,75%, 100% dan Metronidazol sebagaikontrol positif hal ini dapat dilihat padaGambar 1. Dan Gambar 2. adalah grafikrata-rata pembentukan daerah zonahambat pada setiap konsentrasi denganmenggunakan metode sumuran.

Berdasarkan uji lanjut Duncanbahwa perlakuan konsentrasi 75%ekstrak daun sereh wangi berbeda dariperlakuan dengan perlakuan 25% dan50%, namun sama dengan daya hambatperlakuan konsentrasi 100% danMetronidazol. Hal ini bahwa konsentrasi75% menyamai daya hambatMetronidazol dalam menghambatpertumbuhan jamur Candida albicans.Hasil ini pula dapat dikaitkan bahwaperlakuan konsentrasi 75% adalahperlakuan efektif didalam menghambatpertumbuhan jamur Candida albicans.

Page 18: JURNAL BIOCELEBES

Eka dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

18

Gambar 1. Diameter Zona Daya Hambat Ekstrak Daun Sereh Wangi TerhadapPertumbuhan Candida albicans.

Gambar 2. Grafik Yang Menunjukan Rata-Rata Zona Hambat Ekstrak DaunSerehwangi (Cymbopogon nardus L.) Terhadap Pertumbuhan JamurCandida albicans.

PembahasanEkstrak adalah sediaan pekat atau

cair yang diperoleh dengan mengekstrasizat aktif dari simplisia menggunakanpelarut etanol. Kemudian semua pelarutdiuapkan menggunakan alat rotapapor.Ekstrak antifungi adalah ekstrak yangdiperoleh dari tanaman yang akandijadikan sebagai antifungi yaitu tanamansereh wangi (Cymbopogon nardus L.)memiliki kandungan kimia yang terdiridari saponin, tannin, flavonoid, polifenol,alkaloid, dan minyak atsiri. Minyak atsiriserai wangi (Cymbopogon nardus L.)terdiri dari sitral, sitronelal, geraniol,mirsena, nerol, farsenol, metilheptenon,dipentena, eugenol metil eter, kadinen,kadinol, dan limonene (Oleszek, 2000).

Kandungan kimia yang terdapatdalam tanaman sereh wangi(Cymbopogon nardus L.) yang dapatmenghambat pertumbuhan jamurCandida albicans yaitu saponin, flavonoiddan tanin. Saponin dapat mengakibatkansel mikroba lisis yaitu denganmengganggu stabilitas membran selnya(Wulansari, 2009), saponin bersifatsebagai surfaktan yang berbentuk polarakan menurunkan tegangan permukaanmembran sterol dari dinding sel Candidaalbicans, sehingga menyebabkangangguan permeabilitas membran yangberakibat pemasukan bahan atau zat-zatyang diperlukan dapat tergangguakhirnya sel membengkak dan pecah(Luning, dkk., 2008).

Eka dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

18

Gambar 1. Diameter Zona Daya Hambat Ekstrak Daun Sereh Wangi TerhadapPertumbuhan Candida albicans.

Gambar 2. Grafik Yang Menunjukan Rata-Rata Zona Hambat Ekstrak DaunSerehwangi (Cymbopogon nardus L.) Terhadap Pertumbuhan JamurCandida albicans.

PembahasanEkstrak adalah sediaan pekat atau

cair yang diperoleh dengan mengekstrasizat aktif dari simplisia menggunakanpelarut etanol. Kemudian semua pelarutdiuapkan menggunakan alat rotapapor.Ekstrak antifungi adalah ekstrak yangdiperoleh dari tanaman yang akandijadikan sebagai antifungi yaitu tanamansereh wangi (Cymbopogon nardus L.)memiliki kandungan kimia yang terdiridari saponin, tannin, flavonoid, polifenol,alkaloid, dan minyak atsiri. Minyak atsiriserai wangi (Cymbopogon nardus L.)terdiri dari sitral, sitronelal, geraniol,mirsena, nerol, farsenol, metilheptenon,dipentena, eugenol metil eter, kadinen,kadinol, dan limonene (Oleszek, 2000).

Kandungan kimia yang terdapatdalam tanaman sereh wangi(Cymbopogon nardus L.) yang dapatmenghambat pertumbuhan jamurCandida albicans yaitu saponin, flavonoiddan tanin. Saponin dapat mengakibatkansel mikroba lisis yaitu denganmengganggu stabilitas membran selnya(Wulansari, 2009), saponin bersifatsebagai surfaktan yang berbentuk polarakan menurunkan tegangan permukaanmembran sterol dari dinding sel Candidaalbicans, sehingga menyebabkangangguan permeabilitas membran yangberakibat pemasukan bahan atau zat-zatyang diperlukan dapat tergangguakhirnya sel membengkak dan pecah(Luning, dkk., 2008).

Page 19: JURNAL BIOCELEBES

Eka dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

19

Flavonoid bekerja dengan caradenaturasi protein, mengganggu lapisanlipid dan mengakibatkan kerusakandinding sel. Hal tersebut dapat terjadikarena flavonoid bersifat lipofiliksehingga akan mengikat fosfolipid-fosfolipid pada membran sel jamur danmengganggu permeabilitas membran sel(Luning, dkk., 2008).

Tanin merupakan senyawa aktifyang berperan sebagai antifungi.Mekanisme antifungi yang dimiliki taninadalah karena kemampuannyamenghambat sintesis khitin yangdigunakan untuk pembentukan dindingsel pada jamur dan merusak membransel sehingga pertumbuhan jamurterhambat (Luning, dkk., 2008).

Berdasarkan hasil penelitian zonadaya hambat yang diperoleh dariperlakuan uji efektivitas ekstrak daunsereh wangi (Cymbopogon nardus L.)sebagai antifungi Candida albicansdengan konsentrasi perlakuan 25%,50%, 75%, 100%, dan Metronidazoldengan pengulangan sebanyak lima kalimenghasilkan rata-rata diameter dayahambat yang berbeda masing-masing 83mm, 93 mm, 118,5 mm, 107 mm, dan133 mm.

Dari kelima perlakuan yang telahdilakukan dapat terlihat konsentrasi yangmembentuk zona daya hambat. Untukkonsentrasi 25% dan 50% merupakankonsentrasi yang dapat menghambatpertumbuhan jamur Candida albicans halini dapat dibuktikan dengan terbentuknyazona daya hambat pada medium agar,namun zona daya hambat yangterbentuk pada dua perlakuan tersebuttidak berbeda yakni tidak terlalu besar.Hal ini disebabkan karena padakonsentrasi 25% dan 50% ekstrak daunsereh wangi (Cymbopogon nardus L.)

yang masuk berdifusi ke dalam mediumagar kandungannya lebih rendahmengakibatkan daya hambat yangdihasilkan lebih kecil dibanding denganperlakuan yang lain.

Kemampuan ekstrak sereh wangidalam menghambat pertumbuhan jamurCandida albicans pada konsentrasi 25%dan 50 % tidak jauh berbeda hal inidikarenakan notasi kedua perlakuantersebut sesuai dengan grafik darianalisa data yang ditunjukkan padaGambar 2 di atas.

Sedangkan untuk konsentrasi100% dapat dilihat zona daya hambatyang terbentuk pada medium agar,namun sama halnya dengan konsentrasisebelumnya yakni konsentrasi 75%.Namun melihat dari konsentrasi ekstrakdaun sereh wangi yang digunakan padakonsentrasi 100% terlalu kental sehinggamenyebabkan susahnya ekstrak berdifusike dalam medium agar dan masukkedalam dinding sel jamur Candidaalbicans sehingga mempengaruhi ukuranzona daya hambat yang terbentuk.

Berdasarkan Gambar 2 dapatdiketahui bahwa konsentrasi 75% tidakberbeda nyata dengan konsentrasi 100%akan tetapi ekstrak yang digunakan padakonsentrasi 100% lebih banyakdibandingkan dengan konsentrasi 75%sehingga dapat dikatakan bahwakonsentrasi 75% yang optimal dalammenghambat pertumbuhan jamurCandida albicans, zona hambat yangterbentuk juga lebih besar hal inidikarenakan ekstrak daun sereh wangi(Cymbopogon nardus L.) dapat masukkedalam medium agar dengan caraberdifusi, dimana konsentrasi ekstraklebih tinggi dibandingkan dengankonsentrasi pada medium agar sehinggaekstrak akan menembus dinding sel

Page 20: JURNAL BIOCELEBES

Eka dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

20

jamur dan merusak sporangium jamurCandida albicans sehingga pertumbuhanjamur akan ikut terhambat.

Menurut Hermawan, dkk. (2007),bahwa Interpretasi daerah hambatanpertumbuhan antimikroba mengacu padastandar umum yang di keluarkanDepartemen Kesehatan (1988),disebutkan bahwa mikroba dikatakanpeka terhadap antimikroba asal tanamanapabila mempunyai ukuran diameterdaya hambatan sebesar 12-24 mm. Halini membuktikan bahwa diameter zonahambat pada ekstrak daun sereh wangi(Cymbopogon nardus L.) di konsentrasi25% (16,5 mm) dan konsentrasi 50%(18,6 mm) serta di konsentrasi 75% (23,7mm) dan konsentrasi 100% (21,4mm)dapat digunakan sebagai bahan antifungiterhadap jamur Candida albicans.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat diambil beberapa halpenting sebagai berikut:1. Dari lima konsentrasi 25%, 50%, 75%,

100% dan Metronidazol dan limapengulangan semua mampumenghambat pertumbuhan jamurCandida albicans dengan rata-ratadiameter daya hambat masing-masing83, 93, 118,5, 107, dan 133 mm.

2. Konsentrasi yang efektif dalammenghambat pertumbuhan jamurCandida albicans yaitu pada.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan, 1988, InventarisObat Indonesia Jilid I, BadanPenelitian dan PengembanganKesehatan, DepartemenKesehatan Republik Indonesia,Jakarta.

Hobir,Emmyzar, 2002, PerkembanganTeknologi Produksi Minyak AtsiriIndonesia, Balai PenelitianTanaman Rempah dan Obat,Bogor.

Hermawan, A., E. Hana., dan W.Tyasningsi, 2007, Pengaruh EstrakDaun Sirih (Piper betle L.)Terhadap PembuhanrtuStaphylococcus aureus danEscherichia coli dengan MetodeDifusi Disk, Fakultas KedokteranHewan Universitas Airlangga,Surabaya.

Leung AY., S. Foster., 1996,Encyclopedia of common naturalingredients used in food, drugsand cosmetic. Ed ke-2, John Wiley& Sons, New York.

Luning, Abdul, IG., Gandjar, 2008, KimiaFarmasi Analisis, Pustaka Pelajar,433, Yogyakarta.

Oyen LPA., 1999, Cimbopogon citratus(DC) Staff., Di dalam: Oyen LPA,Nguyen XD, editor. Plantresources of South-East Asia No19. Esential oil plant. Bagor,Prosea Bogor Indonesia.

Oleszek WA., 2000, Saponin. Di dalamNaidu AS, Editor, Natural foodantimicrobial system. CRC Press,New York.

Suprianto, 2008, potensi ekstrak serehwangi (Cymbopogon nardus L.)sebagai anti Streptococcusmutans, Bogor.

Page 21: JURNAL BIOCELEBES

Eka dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

21

Sastrosupadi, 1995, RancanganPercobaan Praktis Untuk BidangPertanian, Kanisius, Yogyakarta.

Wulansari, 1990, Pengantar TeknologiMinyak Atsiri, Balai Pustaka, 21, 45-47, 142-143, Jakarta.

Wijayakusuma HMH., 2001, Tumbuhanberkhasiat obat Indonesia: rempah,rimpang, dan umbi, Milenia populer,Jakarta.

Page 22: JURNAL BIOCELEBES

Biocelebes, Desember 2013, hlm. 22-30ISSN: 1978-6417 Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

22

Deteksi Suspek Tuberculosis Paru Pada Pekerja Tambang PoboyaPalu Sulawesi Tengah

Murni Ria1) Musjaya M. Guli2) dan Muhammad Alwi3)

1)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

2), 3)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas TadulakoKampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

E.mail: [email protected]

ABSTRACTResearch dealing with “ Detection of Suspected Pulmonary Tuberculosis of

poboya gold mine workers at Palu, Central Sulawesi” was conducted from February toApril 2013. It was aimed at knowing if there was any pulmonary tuberculosis at thereseach location. This research applied a discriptive method in order to describe theresearch sampple based on data obtained. The research result showed that there wasone worker positively getting pulmonary tuberculosis with 2.5%, and there were 39 out of40 workers as the sample being suspects of Pulmonary tuberculosis with 97,5%. Basedon the findings, it can be known that the percentace of suspected pulmonary tuberculosisof Poboya gold mine workers at Palu, Central Sulawesi, was low.

Keywords: Poboya, Deteksion, Suspek, Pulmonary Tuberculosis

PENDAHULUAN

Tuberkulosis Paru merupakanpenyakit manusia tertua dengan kematiantertinggi di antara penyakit infeksi.Demikian pula termasuk penyebabkematian tertinggi di seluruh dunia,diperkirakan dua juta orang meninggalsetiap tahun. Penyakit Tuberkulosis Paruadalah penyakit menular langsung yangmengenai bagian parenkim paru,disebabkan oleh kuman Mycobacteriumtuberculosis. Penderita Tuberkulosis Paruakan menjadi sumber penularan ke oranglain (Kusuma, 2007; Departemenkesehatan RI, 2007)

WHO menyatakan 2 dari 3 orangtelah terinfeksi bakteri Mycobacteriumtuberculosis dan 8 juta penduduk di dunia

di serang Tubercolusis Paru dengankematian 3 juta orang pertahun. Di negaraberkembang kematian dari penderitaTuberculosis Paru sebanyak 25%, dengan75% penderita Tubercolusis Paru adalahkelompok pada usia produktif. Setiap100.000 penduduk Indonesia terdapat 130penderita Tuberculosis Paru (Hiswani,1999).

Sulawesi Tengah merupakanProvinsi yang sebagian masyarakatnyamempunyai mata pencaharian sebagaipenambang, pusat pertambangan diSulawesi Tengah terletak di kelurahanPoboya Palu Timur. Masyarakatpenambang cukup sulit untukmendapatkan penghasilan sambilmelindungi kesehatan mereka, sehingga

Page 23: JURNAL BIOCELEBES

Murni dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

23

resiko untuk terpapar oleh penyakitinfeksi dapat terjadi setiap saat.

Menurut Sholihah dkk. (2008),bahwa beberapa jenis penyakit yangsering terjadi pada pekerja tambangadalah penyakit infeksi paru, hal tersebutdisebabkan karena perilaku hidup yangcenderung berhimpit–himpitan di dalamrumah dan berpaparan langsung dengandebu pertambangan, yang merupakanjalan masuknya mikroorganisme patogenpenyebab penyakit. Salah satunya adalahMycobacterium tuberculosis, namunsampai saat ini belum diketahui apakahterdapat penderita penyakit TuberculosisParu pada pekerja tambang emasPoboya Palu Sulawesi Tengah.Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarikuntuk meneliti lebih lanjut apakahterdapat Tuberculosis Paru pada pekerjatambang emas Poboya Palu SulawesiTengah.

METODE PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan padabulan Februari 2013 sampai bulan April2013, dengan pengambilan sampel padapekerja tambang emas Poboya PaluSulawesi Tengah. Pemeriksaan sampeldilakukan di UPT LaboratoriumBakteriologi Kesehatan Kota Palu. Jenispenelitian ini merupakan penelitiandeskriptif yakni menyajikan data–datayang diperoleh dari lapangan kemudianmendeskripsikan data yang ditemukan.

Populasi adalah keseluruhan dariobyek penelitian atau obyek yang di teliti,dalam penelitian ini populasinyamencakuppekerja tambang emas PoboyaPalu Sulawesi Tengah, sampel adalahsebagian yang diambil dari keseluruhanobyek yang di teliti dan dianggapmewakili seluruh populasi pekerjatambang yang masuk ke dalam kategoriSuspek Tubercolusis Paru.

Penentuan Besar Sampel dan PenarikanSampel

Sampel dihitung denganmenggunakan rumus (Lemeshow, 1997).

Z²α. 2 ×P (1-P). Nn =

d² (N -1) + Z²α. 2 ×P (1-P)

Dimana :n = Besar sampelN = Jumlahpopulasi

P =Proporsi,prevalensikepercayaan (0,25)

Z²1-α/2 = Nilai Z pada derajatkepercayaan 1- α .2(1,96)

d² = 0,125 untuk presesijarak nilai P yangsesungguhnya.

Alat dan BahanAdapun alat – alat yang digunakan

pada penelitian ini yakni, pot sampel, gelasobjek. bunsen, rak penyangga. Ose steril,gelas objek, pipet mikron, stopwach,tabung reaksi, rak tabung. Vortex mixer ,inkubator, biosafety cabinet class II, sarungtangan dan masker, mikroskop dan kameradigunakan untuk mengambil datadokumentasi penelitian.

Bahan yang akan digunakan yakni;sampel dahak, tissu, larutan karbol fuchin(3%), akuades, alkohol asam, larutanmethylen blue (10%), minyak imersi. NaOH4%, etanol 95%, larutan PBS (PhospatBufer Saline), medium LJ (LowensteinJensen), larutan hidrogen peroksida 3%.

Prosedur PenelitianDi Lapangan

Observasi tempat pelaksanaanpengambilan sampel, dilanjutkan denganmelakukan pendataan pekerjapertambangan. Hal ini dilakukan untukmenentukan jumlah pekerja tambang,menanyakan jumlah pekerja tambang padakepala Kelurahan Poboya dan ketua adatPoboya. Berdasarkan data dari sumber

Page 24: JURNAL BIOCELEBES

Murni dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

24

tersebut diketahui jumlah pekerjatambang sebanyak 250 orang.Mengumpulkan data rekam medikpekerja pertambangan padaPuskesmas Pembantu di Kel. PoboyaPalu Sulawesi Tengah. Memberikankuisioner pekerja pertambangan yangakan diambil sampel dahaknya(sputumnya), melakukan wawancaralangsung kepada para pekerja tambangyang termasuk dalam suspekTuberculosis Paru. Membagikan potsampel (sputum) dan pengumpulansampel sputum, untuk memperolehsampel. Menjelaskan kepada parapekerja tambang tata cara dalammengambil sputum dan memasukkannyakedalam pot sputum, pengumpulansputum dilakukan setelah semua sputumtelah diambil dari para penambang.Pengambilan sampel ini dilakukansebanyak tiga kali yakni, sputum sewaktupertama, sputum pagi dan sewaktukedua.

Di Laboratoriuma. Prosedur Pewarnaa Zeihl neelsen

Melakukan sterilisasi padaBiosafety cabinet class II.Menggunakan sarung tangan danmasker. Membuat diameter 2 × 3 cm,mengambil sampel sputum denganmenggunakan jarum ose steril,meletakkan sediaan pada gelasobjek. Mengeringkan sediaan padasuhu kamar. Fiksasi sampel sediaanyang telah kering dengan carasediaan dilewatkan diatas nyala apilampu bunsen selama 3-5 detik.Meneteskan karbol fuchin padasampel. Memfiksasi sediaan secarahati-hati dengan sulut api padabagian bawah kaca selama 3 menitdan di keringkan selama 5 menit.Menuangkan alkohol asam di ataskaca sediaan sampai warna merahdari fuchsin hilang kemudian mencuci

sampel sediaan dengan aquades atauair yang mengalir. Menetesi larutanMethyilen blue sampai menutupipermukaan sampel sediaan selama 20sampai 30 detik. Mencuci kembalidengan akuades yang mengalir,mengeringkan selama 5 sampai 15menit, sediaan yang telah kering dapatlangsung diamati dibawah mikroskop.

b. Prosedur Kultur Mycobacteriumtuberculosis

Menuangkan sampel sputum kedalam tabung tutup ulir. Menambahkan 2ml NaOH 4% , Mensintrifius sampelsputum (dahak) selama 10 menit danmendiamkan dalam suhu ruang selama 5 –10 menit. Menambahkan dengan larutanPBS, menutup tabung tutup ulir denganrapat dan Mensintrifius kembali sampelselama 15 – 20 menit. Mendiamkan tabungyang berisi sampel untuk mengendapkanaerosolnya, mengeluarkan supernatan darisampel kedalam wadah yang berisikandisinfektan sehingga yang tersisa hanyasedimen dari sampel. Mengambil 100mikron sampel sedimen sputum yang telahdi sentrifius dan memasukkannya kedalammedia LowensteinJensen. Menutup botoldengan rapat, memutar - mutar tabunguntuk meratakan sediaan pada medium.Memasukkan sampel kedalam inkubatordengan suhu 35 – 37oC. Mengamatiadanya terjadi pertumbuhanMycobacterium tuberculosis setiapminggunya hingga 4 sampai 6 minggu.

c. Prosedur Biokimia MycobacteriumTuberculosis

Memasukkan 0,5 ml larutan BuferSolution kedalam tabung tutup ulir,mengambil koloni Mycobacteriumtuberculosis dari medium LowensteinJensen, Mencampurkan denganmenggunakan ose steril kemudianmengocok sampel dengan vortex mixeragar homogen. Memasukkan tabungkedalam waterbath dengan suhu 68oC

Page 25: JURNAL BIOCELEBES

Murni dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

25

selama 20 menit. Mengeluarkan tabungsampel dan mendinginkannya pada suhuruang. Menambahkan dengan larutanhidrogen peroksidase. Menggoyang–goyangkan tabung, mengamati adatidaknya gelembung yang terjadi.

Analisis dataUntuk mengetahu karakteristik

sampel yang di teliti dilakukan denganmenentukan persentase umur, jenis danstatus pendidikan pada sampel.Sedangkan sampel sputum yangterinfeksidan yang tidak terinfeksi bakteriMycobacterium tuberculosisdihitunguntukmelihat Presentase suspek pekerjatambang yang terkena Tuberculosis Paru,rumus yang digunakan adalah:

Tuberculosis Paru = Jumlah sampel positif .Jumlah sampel yang diperiksa × 100%Umur = Jumlah sampel umur yang diperiksaJumlah sampel yang diperiksa × 100%

Jenis Kelamin = Jumlah sampel berdasarkan jenis kelaminJumlah sampel yang diperiksa × 100%Pendidikan = Jumlah sampel berdasarkan pendidikanJumlah sampel yang diperiksa × 100%

HASIL DAN PEMBAHASANHasil pemeriksaan sputum melaluipewarnaan Zeihl neelsen

Pemeriksaan sputum pekerjatambang, melalui pewarnaan Zeihlneelsen dilakukan dengan membuat tigasampel apusan sputum, pembuatan tigasampel apusan tersebut berdasarkanwaktu pengambilan sputum yakni, apusansputum sewaktu pertama, apusan sputumpagi dan apusan sputum sewaktu kedua.Jumlah sampel sputum pekerja tambangyang di periksa yakni 120 sputum dari 40sampel pekerja tambang. Hasilpewarnaan akan diamati di bawahmikroskop untuk melihat adanya bakteri

Mycobacterium tuberculosis pada sputumpekerja tambang.

Hasil deteksi sputum pekerjatambang melalui metode pewarnaan Zeihlneelsen, diperoleh satu sampel sputumyang mengandung bakteri Mycobacteriumtuberculosis, dari 120 sputum pekerjatambang yang telah diperiksa, yaknimenunjukkan adanya bakteri, denganjumlah 9 – 10 bakteri, setiap satu lapangpandang dibawah mikroskop. Bakteri yangditemukan, berwarna merah denganbentuk basil (batang) lurus namun ada jugamelengkung berantai, sama dengan bentukMycobacterium tuberculosis. Hal ini sepertiyang dijelaskan oleh Farh, 2004 danJawetz, 2005, bahwa morfologi bakteriMycobacterium tuberculosis memilikibentuk batang lurus, sedikit melengkung,tidak membentuk kapsul dan apabiladiwarnai akan menyerap zat warna merah(karbol fuchin), dengan demikian dapatdiketahui bahwa salah satu sputum daripekerja tambang terinfeksi oleh bakteriMycobacterium.

Hasil pemeriksaan sputum melaluikultur Mycobacterium tuberculosis

Deteksi sputum (dahak) pekerjatambang melalui kultur bakteriMycobacterium tuberculosis, merupakanpemeriksaan yang dilakukan setelahpewarnaan Zeilh neelsen. Deteksi sputummelalui kultur bakteri Mycobacteriumtuberculosis, dilanjutkan pada sampelsputum yang ditemukan mengandungMycobacterium tuberculosis, untukmengetahui apakah bakteri yangditemukan pada sampel sputummerupakan genus bakteri Mycobacteriumdari jenis bakteri Mycobacteriumtuberculosis, yaitu dengan melihat ciri–cirikoloni dan sifat pertumbuhan bakteri, haltersebut dapat di lihat pada gambar 1.

Page 26: JURNAL BIOCELEBES

Murni dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

26

Gambar 1. Koloni Bakteri Mycobacterium tuberculosis Pada Medium Lowstein Jensen.

Pertumbuhan bakteri Mycobacteriumtuberculosis terlihat dalam waktu 2 minggudan memiliki karakteristik, berwarna kuningpucat dengan permukaan koloni tampakkering, rapuh, tidak rata dan tidak dapattercampur dengan baik apabila disuspensikan dengan air. Hal tersebut samadengan karakteristik bakteri Mycobacteriumtuberculosis. Menurut Purwaningsih (2004),bahwa bakteri Mycobacterium tuberculosisapabila dibiakan pada medium Lowsteinjensen akan tumbuh dalam waktu 2–8minggu dengan ciri–ciri koloni kuningpucat, permukaan kering dan pertumbuhanmerata pada medium serta tidak larutapabila di suspensikan dengan air. Bakterijenis Mycobacterium tuberculosis tumbuhpada suhu 25 – 40oC, namun akan lebihtumbuh subur pada suhu 37oC.Mycobactrium tuberculosis merupakanbakteri aerob, yang membutuhkan oksigen(O2), untuk proses metabolismenya,sehingga pada kasus Tuberculosis paruMycobacterium tuberculosis terdapat padajaringan yang banyak menghasilkanoksigen (O2) yakni paru–paru. Seperti yangdijelaskan oleh Parhusip (2009), bahwabakteri Mycobacterium tuberculosismerupakan jenis bakteri aerob, menyukaijaringan tubuh yang memiliki banyakkandungan oksigen (O2) seperti paru–paru.Karakteristik fisiologi selanjutnya adalahpertumbuhan yang sangat lambatdibandingkan dengan jenis bakteri yanglain, hal ini dikarenakan proses

pembelahan sel bakteri terjadi dari 8sampai 15 jam, sehingga membutuhkanwaktu yang lama untuk dapat tumbuh.

Pemeriksaan sputum melalui ujibiokimia (test katalase)

Uji biokimia merupakan uji lanjutanyang dilakukan pada sampel sputumsetelah di kulturkan. Pengujian inibertujuan untuk mengetahui sifat fisiologibakteri Mycobacterium tuberculosis sertamemperkuat hasil pemeriksaanTuberculosis Paru. Uji biokimia dilakukandengan meneteskan larutan hidrogenperoksida (H2O2), pada koloniMicobacterium tuberculosis, dan ditandaidengan ada tidaknya gelembung yangterbentuk.

Hasil uji biokimia (tes katalase)menunjukkan, bahwa koloni bakteriMycobacterium tuberculosis tidakmenghasilkan gelembung, pada saat ditetesi dengan larutan hidrogen peroksida(H2O2). Sehingga satu sampel sputum daripekerja tambang emas Poboya PaluSulawesi Tengah dapat di katakan positifTuberculosis Paru. Pada beberapa uji yangtelah dilakukan, dapat diperoleh jumlah daripekerja tambang emas Poboya PaluSulawesi Tengah yang terinfeksi olehTuberculosis Paru, sebanyak 1 dari 40pekerja tambang yang telah diperiksa,dengan persentase 2,5% dan jumlahpekerja tambang yang negatif TuberculosisParu, sebanyak 39 dari 40 pekerja

Murni dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

26

Gambar 1. Koloni Bakteri Mycobacterium tuberculosis Pada Medium Lowstein Jensen.

Pertumbuhan bakteri Mycobacteriumtuberculosis terlihat dalam waktu 2 minggudan memiliki karakteristik, berwarna kuningpucat dengan permukaan koloni tampakkering, rapuh, tidak rata dan tidak dapattercampur dengan baik apabila disuspensikan dengan air. Hal tersebut samadengan karakteristik bakteri Mycobacteriumtuberculosis. Menurut Purwaningsih (2004),bahwa bakteri Mycobacterium tuberculosisapabila dibiakan pada medium Lowsteinjensen akan tumbuh dalam waktu 2–8minggu dengan ciri–ciri koloni kuningpucat, permukaan kering dan pertumbuhanmerata pada medium serta tidak larutapabila di suspensikan dengan air. Bakterijenis Mycobacterium tuberculosis tumbuhpada suhu 25 – 40oC, namun akan lebihtumbuh subur pada suhu 37oC.Mycobactrium tuberculosis merupakanbakteri aerob, yang membutuhkan oksigen(O2), untuk proses metabolismenya,sehingga pada kasus Tuberculosis paruMycobacterium tuberculosis terdapat padajaringan yang banyak menghasilkanoksigen (O2) yakni paru–paru. Seperti yangdijelaskan oleh Parhusip (2009), bahwabakteri Mycobacterium tuberculosismerupakan jenis bakteri aerob, menyukaijaringan tubuh yang memiliki banyakkandungan oksigen (O2) seperti paru–paru.Karakteristik fisiologi selanjutnya adalahpertumbuhan yang sangat lambatdibandingkan dengan jenis bakteri yanglain, hal ini dikarenakan proses

pembelahan sel bakteri terjadi dari 8sampai 15 jam, sehingga membutuhkanwaktu yang lama untuk dapat tumbuh.

Pemeriksaan sputum melalui ujibiokimia (test katalase)

Uji biokimia merupakan uji lanjutanyang dilakukan pada sampel sputumsetelah di kulturkan. Pengujian inibertujuan untuk mengetahui sifat fisiologibakteri Mycobacterium tuberculosis sertamemperkuat hasil pemeriksaanTuberculosis Paru. Uji biokimia dilakukandengan meneteskan larutan hidrogenperoksida (H2O2), pada koloniMicobacterium tuberculosis, dan ditandaidengan ada tidaknya gelembung yangterbentuk.

Hasil uji biokimia (tes katalase)menunjukkan, bahwa koloni bakteriMycobacterium tuberculosis tidakmenghasilkan gelembung, pada saat ditetesi dengan larutan hidrogen peroksida(H2O2). Sehingga satu sampel sputum daripekerja tambang emas Poboya PaluSulawesi Tengah dapat di katakan positifTuberculosis Paru. Pada beberapa uji yangtelah dilakukan, dapat diperoleh jumlah daripekerja tambang emas Poboya PaluSulawesi Tengah yang terinfeksi olehTuberculosis Paru, sebanyak 1 dari 40pekerja tambang yang telah diperiksa,dengan persentase 2,5% dan jumlahpekerja tambang yang negatif TuberculosisParu, sebanyak 39 dari 40 pekerja

Page 27: JURNAL BIOCELEBES

Murni dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

27

tambang sehingga hanya termasuk dalamsuspek Tuberculosis Paru, denganpersentase 97,5%.

Penemuan Tuberculosis Paru positifdari suspek Tuberculosis Paru yang dideteksi

Hasil perolehan penelitian ditemukandari beberapa metode yang dilakukan satupekerja tambang yang positif TuberculosisParu dari 40 pekerja yang telah diperiksadengan persentase 2,5%. Hal ini terjadikarena pekerja tambang seringkalimenghirup debu pertambangan saatbekerja dengan kondisi lingkunganpertambangan yang tercemar oleh debupertambangan, sehingga pekerja tambangmemiliki resiko mengalami gangguanfungsi paru akibat debu. Apabila debupertambangan masuk kedalam paru–paru,partikel–partikel debu akan menempelpada dinding paru, sehingga jaringan epitelparu segera membungkus partikel debutersebut dan menyebabkan pembentukanjaringan parut pada paru–paru. Semakinbanyak partikel debu yang masuk akansemakin banyak pula jaringan parut yangterbentuk, dengan demikian menurunkankerja silia (rambut getar) pada saluranpernapasan (faring), serta menyebabkanlesi (luka)pada paru–paru. Bila paru–parumenjadi luka akan berakibat turunnyaakatifitas kerja paru–paru. Proses tersebutmendukung masuknya bakteri patogenkedalam paru–paru secara bebas, salahsatunya adalah bakteri Mycobacteriumtuberculosis.

Menurut Yunus (1997), bahwaberbagai faktor dari debu berpengaruhdalam timbulnya penyakit atau gangguanpada saluran pernapasan. Faktor tersebutmeliputi ukuran partikel debu, bentuk,konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi,serta lama paparan debu, selain itudipengaruhi juga oleh faktor individualyakni, mekanisme pertahanan paru,anatomi dan fisiologi saluran pernapasandan faktor imunologis seseorang. Menurut

Atmosukarto (2000) dan Aditama (2006)Mycobacterium tuberculosis dapatbertahan hidup pada tempat yang lembab,sejuk, gelap tanpa sinar matahari langsungsampai bertahun–tahun, namun bakteriMycobacterium tuberculosis akan mati bilaterkena sinar matahari. Menurut Sholihah(2007), selain penyakit paru–paru hitam,pekerja tambang dapat terinfeksi penyakitlain, seperti Tuberculosis Paru, karenakebiasaan pekerja tambang yang hidupberhimpit – himpitan di dalam rumah tanpaventilasi sehingga cahaya matahari tidakdapat masuk kedalam rumah para pekerja.Perolehan satu sampel positif TuberculosisParu pada pekerja tambang emas poboya,dapat memberi pengaruh terhadapkesehatan para pekerja yang beradadisekitarnya, karena bakteri Mycobacteriumtuberculosis menyebar dengan cepatmelalui droplet (percikan dahak) yangdikeluarkan oleh penderita pada saatbatuk.

Penemuan Tuberculosis Paru negatifdari suspek Tuberculosis Paru yang dideteksi

Penemuan suspek TuberculosisParu dengan hasil negatif TuberculosisParu berjumlah 39 sampel denganpersentase 97,5%.

Penemuan Tuberculosis Paru negatiftersebut, disebabkan karena tidak semuapenderita Tuberculosis Paru mengalamigejala Tuberculosis Paru, namun terdapatbeberapa jenis bakteri yang apabilamenginfeksi saluran pernapasan akanmenimbulkan gejala yang sama denganTuberculosis Paru. Bakteri patogentersebut adalah bakteri Streptococcuspneumonia, Stapyllococcus aureus danHemophillus influenzae. Hal ini sepertiyang dijelaskan oleh Crofton (2002), bahwaterdapat jenis bakteri yang dapatmeyebabkan penyakit pada saluranpernapasan manusia, dengan gejala yangsama dengan gejala yang dialami olehpenderita Tuberculosis Paru.

Page 28: JURNAL BIOCELEBES

Murni dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

28

Menurut (Atmosukarto, 2000)bahwa bakteri Mycobacterium tuberculosisdapat bertahan hidup pada tempat yanglembab, sejuk, gelap tanpa sinar mataharilangsung sampai bertahun –tahunlamanya, namun bakteri Mycobacteriumtuberculosis akan mati bila terkena sinarmatahari, sabun, lisol dan panas api.

Dengan demikian pekerja yang negatifTuberculosis Paru hanya termasuk dalamsuspek Tuberculosis Paru. Hal ini dapatdilihat pada gambar 2. Grafik persentaseDeteksi suspek Tuberculosis Paru. Bahwatidak semua pekerja tambang menunjukanTuberculosis Paru namun hanyamerupakan suspek Tuberculosis Paru.

Gambar 2. Grafik Presentase Deteksi Suspek Tuberculosis Paru Pada Pekerja TambangEmas Poboya Palu Sulawesi Tengah.

Karakteristik suspsek Tuberculosis Paruyang di deteksia. Jenis Kelamin

Perolehan jenis kelaminberdasarkanjumlah sampel yang diperiksalebih dominan laki – laki dengan jumlahsebanyak 24 orang dan persentasemencapi 60%, sedangkan untuk jeniskelamin perempuan yakni 16 orang denganpersentase 40%. Pada penemuan sampelpositif Tuberculosis Paru adalah denganjenis kelamin laki – laki. Namun resikopaling banyak terinfeksi oleh panyakitTuberculosis Paru adalah perempuan,karena jumlah hemoglobin wanita lebihsedikit dari jumlah hemoglobin pria,sehingga wanita lebih cenderung cepatlelah. Hal tersebut membuat wanita lebihrentan terhadap penyakit infeksi.

Menurut Achmadi (2008), bahwa dinegara-negara maju angka kematian akibatTuberculosis Paru lebih tinggi padaperempuan dibandingkan dengan laki-laki.WHO memperkirakan bahwa setiap tahunsatu juta perempuan meninggal akibattuberculosis. Hal ini dipengaruhi olehjumlah hemoglobin perempuan lebih sedikitdan kurangnya waktu bagi wanita untukmemeriksakan kesehatan.

b. UmurPenemuan sampel positif

Tuberculosis Paru usia 62 tahun iniberhubungan dengan kondisi imunitasseseorang, pada usia lanjut seseorangakan mengalami penurunan kemampuanantibodi, disebabkan menurunnya fungsikelenjar thymus yang merupakan penghasilsel T yang berperan dalam prosesmasuknya infeksi didalam tubuh,penurunan aktifitas sel T ini dipengaruhioleh umur yang semakin tua sehingga sel Takan menjadi mengkerut. Akibatnya tubuhakan mengalami penurunan dalammelawan infeksi bakteri patogen yangmasuk, salah satunya bakteriMycobacterium tuberculosis. Hal ini sepertiyang dijelaskan oleh (Fatmah, 2006),bahwa salah satu perubahan besar yangterjadi seiring pertambahan usia adalahproses thymic involution.

c. PendidikanKarakteristik sampel berdasarkan

kelompok pendidikan juga memilikipengaruh terhadap insiden penyakitinfeksi yang terjadi. Karena semakin

Murni dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

28

Menurut (Atmosukarto, 2000)bahwa bakteri Mycobacterium tuberculosisdapat bertahan hidup pada tempat yanglembab, sejuk, gelap tanpa sinar mataharilangsung sampai bertahun –tahunlamanya, namun bakteri Mycobacteriumtuberculosis akan mati bila terkena sinarmatahari, sabun, lisol dan panas api.

Dengan demikian pekerja yang negatifTuberculosis Paru hanya termasuk dalamsuspek Tuberculosis Paru. Hal ini dapatdilihat pada gambar 2. Grafik persentaseDeteksi suspek Tuberculosis Paru. Bahwatidak semua pekerja tambang menunjukanTuberculosis Paru namun hanyamerupakan suspek Tuberculosis Paru.

Gambar 2. Grafik Presentase Deteksi Suspek Tuberculosis Paru Pada Pekerja TambangEmas Poboya Palu Sulawesi Tengah.

Karakteristik suspsek Tuberculosis Paruyang di deteksia. Jenis Kelamin

Perolehan jenis kelaminberdasarkanjumlah sampel yang diperiksalebih dominan laki – laki dengan jumlahsebanyak 24 orang dan persentasemencapi 60%, sedangkan untuk jeniskelamin perempuan yakni 16 orang denganpersentase 40%. Pada penemuan sampelpositif Tuberculosis Paru adalah denganjenis kelamin laki – laki. Namun resikopaling banyak terinfeksi oleh panyakitTuberculosis Paru adalah perempuan,karena jumlah hemoglobin wanita lebihsedikit dari jumlah hemoglobin pria,sehingga wanita lebih cenderung cepatlelah. Hal tersebut membuat wanita lebihrentan terhadap penyakit infeksi.

Menurut Achmadi (2008), bahwa dinegara-negara maju angka kematian akibatTuberculosis Paru lebih tinggi padaperempuan dibandingkan dengan laki-laki.WHO memperkirakan bahwa setiap tahunsatu juta perempuan meninggal akibattuberculosis. Hal ini dipengaruhi olehjumlah hemoglobin perempuan lebih sedikitdan kurangnya waktu bagi wanita untukmemeriksakan kesehatan.

b. UmurPenemuan sampel positif

Tuberculosis Paru usia 62 tahun iniberhubungan dengan kondisi imunitasseseorang, pada usia lanjut seseorangakan mengalami penurunan kemampuanantibodi, disebabkan menurunnya fungsikelenjar thymus yang merupakan penghasilsel T yang berperan dalam prosesmasuknya infeksi didalam tubuh,penurunan aktifitas sel T ini dipengaruhioleh umur yang semakin tua sehingga sel Takan menjadi mengkerut. Akibatnya tubuhakan mengalami penurunan dalammelawan infeksi bakteri patogen yangmasuk, salah satunya bakteriMycobacterium tuberculosis. Hal ini sepertiyang dijelaskan oleh (Fatmah, 2006),bahwa salah satu perubahan besar yangterjadi seiring pertambahan usia adalahproses thymic involution.

c. PendidikanKarakteristik sampel berdasarkan

kelompok pendidikan juga memilikipengaruh terhadap insiden penyakitinfeksi yang terjadi. Karena semakin

Page 29: JURNAL BIOCELEBES

Murni dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

29

tinggi pendidikan seseorang makaakan semakin tinggi pengatahuanmengenai pentingnya menjagakesehatan, dengan demikian angkakejadian penyakit infeksi dapatberkurang. Pada hasil penelitian,kelompok pendidikan yang palingbanyak ditemukan pada pekerjatambang emas Poboya Palu SulawesiTengah yakni tingkat SD denganjumlah 22 pekerja dan persentase55%. Seperti yang dijelaskan olehSuarni (2009), bahwa tingkatpendidikan seseorang mempengaruhipegetahuan dalam menjaga kesehatandan cara hidup sehat sehingga haltersebut dapat menekan jumlah sertamencegah kasus penyakit infeksi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan mengenai Deteksi SuspekTuberculosis Paru pada Pekerja danMasyarakat sekitar Pertambangan EmasPoboya Palu Sulawesi Tengah dapatdisimpulkan bahwa:1. Ditemukan sampel positif Tuberculosis

Paru pada pekerja Tambang emasPoboya Palu Sulawesi Tengah.

2. Persentase suspek Tuberculosis Paruyang tepapar oleh bakteri

3. Mycobacterium tuberculosis berjumlahsatu pekerja dari 40 pekerja yang dideteksi, dengan persentase 2,5%.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U.F., 2011, Manajemen PenyakitBerbasis Wilayah, Penerbit UI Press,Jakarta.

Aditama, 2006, Pemeriksaan Interferon-gamma dalam Darah untuk DeteksiInfeksi Tuberculosis.J. TuberculosisIndonesia. Vol 3, (2) ; 1829 – 5118.

Atmosukarto dan Srisoesanti, 2000,Pengaruh Lingkungan Pemukimandalam Penyebaran Tuberculosis,Media Litbang DepartemenKesehatan Masyarakat, Vol 9 (4).

Crofton, J, 2002. Tuberkulosis Klinis, Edisi2, Widya Medika, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2007,Pedoman Penanggulangan PenyakitTuberculosis, Direktorat Jendral BinaKesehatan Masyarakat, Jakarta.

Fatmah, 2006, Respon Imunitas yangRendah Pada Tubuh Manusia UsiaLanjut, J. Kesehat Masyarakat Vol10 (1) ; 47 – 53.

Hiswani, 2005, Tuberculosis MerupakanPenyakit Infeksi yang Masih MenjadiMasalah Kesehatan Masyarakat,Fakultas Kedokteran, UniversitasSumatra Utara, Medan.

Jawetz, Melnick dan Aldelberg, 2007,Mikrobiologi Kedokteranedisi 23,EGC, Jakarta.

Perhusip, 2009, Peranan Foto Dada dalamMendiagnosis Tuberculosis ParuTersangka dengan BTA negatif diPuskesmas Kodya Medan, ProgramPendidikan Dokter Spesialis,Fakultas Kedokteran UniversitasSumatra utara, Medan.

Purwaningsih, 2004, Panduan pemeriksaanSputum (dahak), Pada LaboratoriumMikrobiologi Kesehatan, Bandung.

Page 30: JURNAL BIOCELEBES

Murni dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

30

Sholihah, Khariyati dan Setianingsih, 2008,Pajanan Debu Batu Bara danGangguan Pernapasan PadaPekerja Lapangan Tambang BatuBara, J. Kesehatan Masyarakat. Vol4, (2) ; 1- 8.

Yunus faisal dkk., 1997, PengaruhPekerjaan dengan Pajanan DebuSilika Terhadap PenyakitTuberculosis Paru, J. Kedokteran,.Vol 59 (9); 1

Page 31: JURNAL BIOCELEBES

Biocelebes, Desember 2013, hlm. 31-40ISSN: 1978-6417 Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desmber 2013, ISSN: 1978-6417

31

Analisis Mikrobiologi Stik Kentang Gorengdi Cafe Lesehan Talise Palu

Rizki Purnamasari 1) Umrah 2) dan Muhammad Alwi 3)

1)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

2), 3)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas TadulakoKampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

E.mail: [email protected]

ABSTRACTResearch entitling "Microbiological Analysis of Stik Potato Fry in Cafe Lesehan

Talise Palu" have been executed in March until May 2013 as a mean to analyse thecemaran microbe of at stik potato fry in Cafe Lesehan Talise Palu and to know what stikpotato fry the have fulfilled the Health Standard specified by BPOM by mikrobiologis.Result of research indicate that pursuant to microbiological analysis quantitatively is ALTAnd MPN of at sampel stik potato fry in Cafe Lesehan Talise Palu show 2 sampel which isnot growed by colony, 6 sampel which is < 3,0 x 104 CFU/g, 1 incalculable sampel and 1sampel with the result 3,1 x 104 CFU/g for the ALT of bacterium, while for the ALT ofkapang obtained by 1 sampel which is not growed by the colony and 9 sampel which is <3,0 x 104 CFU/g, and also for the ALT of khamir obtained by 3 sampel which is notgrowed by the colony, 6 sampel which is < 3,0 x 104 CFU/g and 1 sampel with the result3,7 x 104 CFU/g. Most Probable Number (MPN) show 9 sampel which is 3,0 x 100 MPN/g(<3) and 1 sampel with the result 2,3 x 101 MPN/g namely Cafe C. From examinationresult 10 sampel stik potato fry knowable that 90% still fulfill the Health Standard specifiedby Director General BPOM of while 10% do not fulfill the Health Standard specified byDirector General BPOM.

Keywords: Microbiological Analysis, Stik Potato Fry, ALT and MPN

PENDAHULUAN

Pangan merupakan kebutuhanesensial bagi setiap manusia yangberguna untuk memulihkan danmemperbaiki jaringan tubuh yang rusak,mengatur proses di dalam tubuh,perkembangbiakan, dan menghasilkanenergi untuk kepentingan berbagaimetabolisme (Thahir, 2005). Oleh karenaitu, pangan harus mempunyai jaminankeamanan dari cemaran-cemaran yang

berbahaya. Cemaran tersebut dapatberupa cemaran biologis (bakteripatogenik, parasit, cacing, virus,kapang/cendawan, dan riketsia), kimiawi(mikotoksin, cemaran logam berat, danresidu antibiotika), fisika (serpihan kaca,potongan kayu, logam, batu, rambut,benang, dan lain-lain), atau lainnya yangdapat mengganggu, merugikan, danmembahayakan kesehatan, kimiawi, fisika,atau lainnya yang dapat mengganggu,

Page 32: JURNAL BIOCELEBES

Rizki dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desmber 2013, ISSN: 1978-6417

32

merugikan, dan membahayakankesehatan (Schmidt, 2003).

Untuk menghasilkan makanan danminuman yang berkualitas tinggi, adabanyak faktor yang berperan seperti air,tempat pengolahan makanan, peralatan,dan pengolah makanan.Pengolahmakanan memegang peranan pentingdalam upaya penyehatan makanankarena sangat berpotensi dalammenularkan penyakit. Proses penularandapat terjadi melalui makanan danminuman dari dirinya kepada makanandan minuman yang disajikan kepadaorang yang mengkonsumsi makanantersebut atau dikenal dengankontaminasi silang. Oleh karena itu,kebersihan perorangan (personalhygiene) sangat penting bagi pengolahmakanan (Adam, 1992).

Dalam pengujian mutu suatubahan pangan diperlukan berbagai ujiyang mencakup uji fisik, uji kimia, ujimikrobiologi, dan uji organoleptik. Ujimikrobiologi merupakan salah satu ujiyang penting, karena selain dapatmenduga daya tahan simpan suatumakanan, juga dapat digunakan sebagaiindikator sanitasi makanan atau indikatorkeamanan makanan. Pengujianmikrobiologi diantaranya meliputi ujikuantitatif untuk menentukan mutu dandaya tahan suatu makanan, uji kualitatifbakteri patogen untuk menentukantingkat keamanannya, dan uji bakteriindikator untuk mengetahui tingkatsanitasi makanan tersebut (Fardiaz,1993).

Berdasarkan hasil pengamatandan wawancara langsung peneliti, bahwakonsumen di Cafe Lesehan Talise Paludominan memesan jenis makanan untukcemilan berupa stik kentang goreng.Dimana masing-masing cafe tersebutdapat menjual 30 hingga 55 porsi stikkentang goreng dalam sehari. MenurutNurjanah (2006), dalam prosespengolahan makanan cemilan ini yang

dimasak di tempat terbuka sangat mudahterkontaminasi dengan sumber-sumberpencemaran mikroba, baik yangbersumber dari udara, debu, air, dantanah. Hal ini dapat pula disebabkankarena pada makanan-makanan yangdisajikan di tempat terbuka, peningkatantotal mikroba dapat mencapai 2 kali lipatdari jumlahnya semula.

Berdasarkan uraian di atas,kehadiran mikroba dalam suatu makanansecara langsung dapat digunakan sebagaiindikator bahwa makanan tersebut layakatau tidak untuk dikonsumsi. Kehadiranmikroba juga menentukan kualitasmakanan baik secara kuantitatif maupunkualitatif, sehingga dapat diketahui apakahmakanan tersebut memenuhi standarcemaran mikroba yang ditetapkan olehKementerian Kesehatan (Mirnawati, 2011).

Oleh karena itu, perlu diadakannyaanalisis mikrobiologi stik kentang goreng diCafe Lesehan Talise Palu

METODE PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan diLaboratorium Biologi Dasar danLaboratorium Bioteknologi, Jurusan BiologiFakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Tadulako,Palu. Waktu penelitian telah dilaksanakanpada bulan Maret sampai dengan Mei2013.

Jenis PenelitianAdapun penelitian ini merupakan

jenis penelitian survei bersifat deskriptifuntuk mendapatkan gambaran yang jelasmengenai masalah yang akan diteliti.Pengujian kuantitatif dan kualitatifmikrobiologi stik kentang goreng di CafeLesehan Talise Palu dilakukan pada 10sampel stik kentang goreng dari 10 Cafeyang dihitung berdasarkan populasisebanyak 101 Cafe yang terdapat diLesehan Talise Palu.

Page 33: JURNAL BIOCELEBES

Rizki dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desmber 2013, ISSN: 1978-6417

33

Alat dan BahanAdapun alat yang akan digunakan

dalam penelitian ini, yaitu autoklaf, oven,inkubator, pipet tetes, rak tabung, lampubunsen, timbangan, mikroskop, hot plate,batang pengaduk, gelas obyek, gelaspenutup, spidol, jarum ose, gunting,kertas label, spoit, kapas, tissue, tabungreaksi, tabung Durham, koran bekas,erlenmeyer, cawan petri, gelas ukur,aluminium foil, plastik bening polietilen,ice box, dan Laminar Air Flow (LAF).

Adapun bahan yang akandigunakan dalam penelitian ini, yaitualkohol 70%, akuades steril, sampel stikkentang goreng, Nutrien Agar (NA),Potato Dextrose Agar (PDA), MaltEkstrak Agar (MEA), Laktosa Broth (LB),Nutrien Broth (NB), MacConkey Agar(McA), Salmonella Shigella Agar (SSA),Eosine Methylene Blue Agar (EMBA), Zatpewarna : Gram A (Kristal violet), Gram B(Larutan mordant), Gram C (Alkohol),dan Gram D (Larutan safranin).

Prosedur Penelitiana. Penyiapan Medium

Menimbang semua jenis bahanatau medium jadi yang akan digunakandalam penelitian sesuai dengankebutuhan berdasarkan aturan yangtertera pada label kemasan. Masing-masing medium yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam erlenmeyer yangtelah diisi dengan akuades lalu dilarutkandi atas hot plate sambil diaduk hinggahomogen, kemudian diukur pH padamasing-masing medium. Selanjutnya,disterilkan dalam autoklaf selama 15menit pada suhu 121oC dengan tekanan2 atmosfir.

b. Sterilisasi Alat dan MediumSemua alat yang akan digunakan

dalam penelitian terlebih dahuludibersihkan. Selanjutnya, disterilkandengan menggunakan oven pada suhu180oC selama 2 jam, sedangkan medium

untuk pertumbuhan mikroba disterilkandengan menggunakan autoklaf pada suhu121oC tekanan 2 atmosfir selama 15menit.

c. Pengambilan SampelPengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan secara sistematiksampling. Ditemukan 101 Cafe yangmenjual stik kentang goreng, dimana daribeberapa Cafe tersebut diambil 10 sampeldari 10 Cafe yang banyak dikunjungi olehkonsumen sehingga dapat dijadikansebagai objek penelitian. Selanjutnya,sampel stik kentang goreng yang diambildimasukkan dalam plastik sampel yangsteril dan disimpan dalam ice box.Kemudian sampel tersebut dibawa keLaboratorium untuk dianalisis.

Pemeriksaan Sampela. Pengenceran Sampel

Sebelum dilakukan pengenceranterhadap sampel stik kentang goreng yangberupa padatan, sampel tersebut terlebihdahulu dihancurkan dengan cara digerus.Menimbang sampel sebanyak 10 gramkemudian menambahkannya dengan 90mL akuades steril. Dilanjutkan denganmenghomogenkan campuran sampel danpengencer tersebut dengan caramengkocoknya, hasil homogenisasi padapenyiapan sampel merupakanpengenceran 10-1. Selanjutnya, dibuatpengenceran 10-2 dan 10-3.

b. Uji Angka Lempeng Total (ALT)Menyiapkan dua botol pengenceran

yang telah berisi 90 mL akuades.Kemudian hasil homogenisasi padapenyiapan sampel yang merupakanpengenceran 10-1 di atas, dipipet 10 mL kedalam tabung pertama, dikocok homogenhingga diperoleh pengenceran 10-2. Dibuatpengenceran selanjutnya hingga 10-3. Daripengenceran terakhir dipipet 1 mL kedalam cawan petri dan dibuat duplo.

Page 34: JURNAL BIOCELEBES

Rizki dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desmber 2013, ISSN: 1978-6417

34

Ke dalam cawan petri dituangkan10 sampai 20 mL medium NA (NutrienAgar) untuk pengujian total bakteri.Selain itu, ke dalam cawan petridituangkan medium PDA (PotatoDextrosa Agar) untuk pengujian kapang.Untuk pengujian selanjutnya ke dalamcawan petri yang lain dituangkan 10sampai 20 mL medium MEA (MaltEkstrak Agar) untuk pengujian khamir.Untuk medium NA diinkubasi pada suhu37oC selama 24 sampai 48 jamsedangkan untuk medium PDA dan MEAdiinkubasi pada suhu 22 sampai 25oCselama 24 sampai 72 jam, kemudiandihitung total bakterinya denganmenggunakan Colony counter.

c. Uji Bakteri ColiformDari hasil pengenceran untuk

setiap sampel stik kentang goreng, yaitu10-1, 10-2, dan 10-3, masing-masingdipipet sebanyak 1 mL, lalu dimasukkanke dalam tabung reaksi yang telah berisimedium LB dan tabung Durham dalamposisi terbalik. Pada pemeriksaan inidigunakan tiga seri tabung (seri tiga)dengan ketentuan sampel stik kentanggoreng dengan pengenceran 10-1

dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksiseri pertama, pengenceran 10-2 ke dalamtiga tabung reaksi seri kedua danpengenceran 10-3 dimasukkan ke dalamtiga tabung reaksi seri ketiga.

Kemudian semua tabung reaksidiinkubasikan dalam inkubator pada suhu37oC selama 2 x 24 jam. Hasil yangpositif ditandai dengan terbentuknya gaspada tabung Durham dan terjadiperubahan warna dasar medium ataukedua-duanya terjadi perubahan(Cappuccino and Sherman, 2002).

d. Uji Bakteri Coliform fecalDari tabung yang memberikan

hasil positif pada uji bakteri Coliformdiambil satu ose, kemudian diinokulasipada medium selektif Eosine Methylene

Blue Agar (EMBA), MacConkey Agar(McA) dan Salmonella Shigella Agar(SSA), kemudian diinkubasi pada suhu37oC selama 1 x 24 jam. Setelahdiinkubasi koloni yang tumbuh padamedium EMBA berwarna kehijauan, hijaumetalik, sedangkan koloni yang tumbuhpada medium McA dan SSA berwarnamerah atau merah muda berarti sampelmengandung bakteri Coliform fecal tetapijika cawan isolasi tumbuh koloni yangberwarna tidak seperti warna di atasberarti sampel tidak mengandung bakteriColiform fecal (Cappuccino and Sherman,2002).

e. Uji Bakteri Escherichia coliDari koloni yang positif pada uji

bakteri Coliform fecal, diambil satu ose,lalu digoreskan pada medium NutrienBroth (NB). Selanjutnya diinkubasikanpada suhu 37oC selama 24 jam. Setelahinkubasi dilanjutkan uji mikroskopisdengan pewarnaan Gram. Setelahmelakukan pewarnaan Gram kemudiandiamati di bawah mikroskop terlihat selberwarna merah dan berbentuk batangpendek maka dapat dikatakan bahwasampel mengandung bakteri Escherichiacoli, tetapi apabila di bawah mikroskoptidak terlihat warna merah dan tidakberbentuk batang berarti sampel tidakmengandung bakteri Escherichia coli(Cappuccino and Sherman, 2002).

Teknik Analisis Dataa. Angka Lempeng Total (ALT)

Untuk melaporkan suatu hasilanalisis mikrobiologi digunakan suatustandar yang disebut Standar Plate Count(SPC), yang menjelaskan mengenai caramenghitung koloni pada cawan sertacawan memilih data yang ada untukmenghitung jumlah koloni di dalam suatucontoh.

Menurut Fardiaz (1993), caramenghitung koloni pada cawan yaitusebagai berikut :

Page 35: JURNAL BIOCELEBES

Rizki dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desmber 2013, ISSN: 1978-6417

35

1. Cawan yang dipilih dan dihitungadalah yang mengandung jumlahkoloni antara 30 - 300.

2. Beberapa koloni yang bergabungmenjadi satu merupakan suatukumpulan koloni yang besar dimanajumlah koloninya diragukan, dapatdihitung satu koloni.

3. Satu deretan (rantai) koloni yangterlihat sebagai suatu garis tebaldihitung sebagai satu koloni.

Menurut Fardiaz (1993), data yangdilaporkan sebagai SPC harus mengikutiperaturan- peraturan sebagai berikut :1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri

dari dua angka, yaitu angka pertamadi depan koma dan angka kedua dibelakang koma. Jika angka yangketiga sama dengan atau lebih besardari 5, harus dibulatkan satu angkalebih tinggi pada angka yang kedua.

2. Jika semua pengenceran yang dibuatuntuk pemupukan menghasilkanangka kurang dari 30 koloni padapetri, hanya jumlah koloni padapengenceran terendah yang dihitung.Hasilnya dilaporkan sebagai kurangdari 30 dikalikan dengan besarnyapengenceran, tetapi jumlah yangsebenarnya harus dicantumkan dalamtanda kurung.

3. Jika semua pengenceran yang dibuatuntuk pemupukan menghasilkan lebihdari 300 koloni pada cawan petri,hanya jumlah koloni padapengenceran yang tertinggi yangdihitung, misalnya dengan caramenghitung jumlahnya pada ¼ bagiancawan petri, kemudian hasilnyadikalikan empat. Hasilnya

4. dilaporkan sebagai lebih dari 300dikalikan dengan besarnyapengenceran, tetapi jumlah yangsebenarnya harus dicantumkan dalamtanda kurung.

5. Jika cawan dari dua tingkatpengenceran menghasilkan kolonidengan jumlah antara 30 - 300, dan

perbandingan antara hasil tertinggi danterendah dari kedua pengencerantersebut lebih kecil atau sama dengandua, tentukan rata-rata dari kedua nilaitersebut dengan memperhitungkanpengencerannya. Jika perbandinganantara hasil tertinggi dan terendah lebihbesar dari dua, yang dilaporkan hanyahasil yang terkecil.

6. Jika digunakan dua cawan petri (duplo)pengenceran, data yang diambil harusdari kedua cawan tersebut, tidak bolehdiambil salah satu, meskipun salah satudari cawan duplo tersebut tidakmemenuhi syarat diantara 30 - 300.

Koloni pada cawan dihitung denganmenggunakan rumus sebagai berik

SPC = Jumlah koloni x

b. Most Probable Number (MPN)

Menurut Fardiaz (1993), penentuanjumlah kandungan bakteri denganmenggunakan metode Most ProbableNumber (MPN). Langkah-langkah yangditempuh peneliti dalam pengambilan datauntuk menentukan jumlah bakteri sepertitercantum pada rumus di bawah ini :

MPN (sel/mL) = Nilai Tabel MPN x

Jika koloni bakteri yang tumbuhpada medium EMBA berwarna hijaumetalik dinyatakan positif mengandungbakteri Coliform fecal.Selanjutnyadilengkapi pengujian denganmenggunakan medium McA.Jika kolonibakteri yang tumbuh pada medium McAberwarna merah atau merah muda berartisampel mengandung bakteri Coliform fecaltetapi jika cawan isolasi tumbuh koloniyang berwarna tidak seperti warna di atasberarti sampel tidak mengandung bakteriColiform fecal.Kemudian dilengkapidengan tes pelengkap berupa pewarnaanGram menunjukkan sel berwarna merahdan berbentuk batang pendek maka dapat

Page 36: JURNAL BIOCELEBES

Rizki dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desmber 2013, ISSN: 1978-6417

36

dikatakan bahwa sampel mengandungEscherichia coli, tetapi apabila di bawahmikroskop tidak terlihat sel berwarnamerah dan tidak berbentuk batangpendek berarti sampel tidak mengandungEscherichia coli.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian

Metode yang digunakan dalamperhitungan jumlah mikroba pada sampelstik kentang goreng yaitu metode Angka

Lempeng Total (ALT) dan Most ProbableNumber (MPN). Berdasarkan pengamatanyang telah dilakukan diperoleh hasilseperti yang terlihat pada Tabel 1, 2, 3 dan4.

Hasil Uji Angka Lempeng Total (ALT)Berdasarkan hasil pengamatan

dan pengujian sampel stik kentanggoreng dengan menggunakan mediumNutrien Agar (NA), Potato DextroseAgar (PDA), dan Malt Ekstrak Agar -(MEA) seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil uji Angka Lempeng Total (ALT) Stik Kentang Goreng

Jumlah Koloni pada Pengenceran 10-3 (CFU/gSampel)

Bakteri (NA) Kapang (PDA) Khamir (MEA)CafeA <30 (3000) 0 0Cafe B 0 <30 (2000) 0Cafe C <30 (9000) <30 (1000) 0Cafe D <30 (2000) <30 (1000) <30 (1000)Cafe E <30 (1000) <30 (9000) <30 (1000)Cafe F 0 <30 (4000) <30 (12000)Cafe G <30 (3000) <30 (2000) <30 (1000)Cafe H 31000 <30 (1000) 37000Cafe I <30 (22000) <30 (2000) <30 (4000)Cafe J TBUD <30 (2000) <30 (24000)

Keterangan:TBUD = Terlalu banyak untuk dihitung

Tabel 1 memperlihatkan untuk hasilpengujian Angka Lempeng Total (ALT)dari kesepuluh sampel stik kentanggoreng, hanya pada Cafe H yang dipilihuntuk perhitungan ALT bakteri dan ALTkhamir dengan jumlah koloni 31.000CFU/g sampel dan 37.000 CFU/g sampel.

Data Hasil Uji Most Probable Number(MPN)

Berdasarkan hasil pengamatan danpengujian secara kuantitatif diperoleh nilaiMPN untuk kesepuluh sampel stik

kentang goreng seperti terlihat pada Tabel2.

Tabel 2 memperlihatkan untuk totalMPN bakteri sampel stik kentang goreng,hanya pada 1 sampel yakni Cafe C yangmenunjukkan nilai MPN 23 MPN/gsampel, sedangkan untuk 9 sampel stikkentang goreng lainnya menunjukkan nilaiMPN kurang dari 3 MPN/g sampel.

Tabel 3 memperlihatkan bahwasampel stik kentang goreng pada Cafe Cnegatif adanya bakteri Coliform fecalkarena tidak ditemukan adanya

Page 37: JURNAL BIOCELEBES

Rizki dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desmber 2013, ISSN: 1978-6417

37

pertumbuhan koloni pada ketiga mediumselektif yang digunakan.

Hasil Uji Bakteri Coliform fecalHasil uji bakteri Coliform fecal pada

medium Eosine Methylene Blue Agar

(EMBA), MacConkey Agar (McA), danSalmonella Shigella Agar (SSA) sepertiterlihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Nilai Most Probable Number (MPN) bakteri stik kentang goreng

SampelTabung

Pengenceran NilaiMPN

Total MPN(MPN/gsampel)10-1 10-2 10-3

Cafe A 0 0 0 < 0,03 3,0 x 10 (< 3)Cafe B 0 0 0 < 0,03 3,0 x 10 (< 3)Cafe C 3 0 0 0,23 2,3 x 101 (23)Cafe D 0 0 0 < 0,03 3,0 x 10 (< 3)Cafe E 0 0 0 < 0,03 3,0 x 10 (< 3)Cafe F 0 0 0 < 0,03 3,0 x 10 (< 3)Cafe G 0 0 0 < 0,03 3,0 x 10 (< 3)Cafe H 0 0 0 < 0,03 3,0 x 10 (< 3)Cafe I 0 0 0 < 0,03 3,0 x 10 (< 3)Cafe J 0 0 0 < 0,03 3,0 x 10 (< 3)

Tabel 3.Hasil Uji Bakteri Coli Fecal Stik Kentang Goreng Yang Positif Pada Uji Bakteri

Sampel

Koloni yang Tumbuh padaMedium

EMBA McA SSA

10-1 10-1 10-1

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Cafe C - - - - - - - -

PembahasanMakanan kudapan atau biasa

disebut dengan makanan gorengan yangterbuat dari bahan dasar berupa kentangseperti stik kentang goreng padaumumnya digemari oleh konsumen yangberkunjung ke Cafe Lesehan Talise Palu.Dimana proses pengolahan sertaperalatan yang digunakan masihsederhana, walaupun demikian stikkentang goreng tersebut termasukmakanan yang melalui proses pemanasandalam pembuatan dan penyajiannya

sehingga dapat menekan cemaranmikroorganisme apabila dikonsumsilangsung dalam waktu singkat.

Berdasarkan hasil pengujian AngkaLempeng Total (ALT) bakteri pada stikkentang goreng diperoleh 2 sampel yangtidak ditumbuhi koloni, 6 sampel yang <3,0 x 104 CFU/g, 1 sampel yang tidakdapat dihitung dan 1 sampel dengan hasil3,1 x 104 CFU/g, sedangkan untuk ALTkapang diperoleh 1 sampel yang tidakditumbuhi koloni dan 9 sampel yang < 3,0x 104 CFU/g, serta untuk ALT khamir

Page 38: JURNAL BIOCELEBES

Rizki dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desmber 2013, ISSN: 1978-6417

38

diperoleh 3 sampel yang tidak ditumbuhikoloni, 6 sampel yang < 3,0 x 104 CFU/gdan 1 sampel dengan hasil 3,7 x 104

CFU/g. Berdasarkan hasil pengujian ALTpada stik kentang goreng untuk kesepuluhCafe masih memenuhi StandarKesehatan yang ditetapkan oleh DirjenBPOM yaitu tidak lebih besar dari 1 x 106

CFU/g sampel.Hal ini dikarenakan oleh faktor

pengolahan stik kentang goreng, sepertipengupasan kentang sebagai langkahawalnya sampai proses pemanasandalam pembuatannya yang higienis.Selain itu, para pedagang juga sangatmenjaga kebersihannya dengan selalumencuci tangan dengan sabun sebelummelakukan pengolahan terhadapmakanan dan menggunakan sendok padasaat mengambil makanan tersebut.Sesuai dengan pendapat yangdikemukakan oleh Kandun (2000), bahwaagar makanan tidak tercemar olehmikroba dan tidak menjadi sumberpenyakit bagi manusia maka perludiperhatikan beberapa hal antara lainhigienis makanan, sanitasi dankebersihan dapur, penyimpanan makanansecara tepat dan mencuci tangan denganbenar sebelum menjamah makanan.

Berdasarkan hasil pengujian bakteriColiform stik kentang goreng diperoleh 9sampel yang 3,0 x 100 MPN/g (< 3) dan 1sampel dengan hasil 2,3 x 101 MPN/gyakni Cafe C yang dipilih untukperhitungan MPN bakterikarenamenunjukkan hasil positif yang ditandaidengan terbentuknya gas pada tabungDurham untuk ketiga tabung padapengenceran pertama (pengenceran 10-

1). Berdasarkan hasil pengujian bakteriColiform pada stik kentang goreng untukCafe C tidak memenuhi StandarKesehatan yang ditetapkan oleh DirjenBPOM yaitu tidak lebih besar dari 10MPN/g sampel.

Terdapatnya bakteripada sampel Cdapat disebabkan karena sanitasi Cafe

yang masih rendah, kontak langsungmakanan (adonan stik kentang goreng)dengan tangan pengolah makanansehingga memberikan kesempatanbakteri yang ada pada tangan pengolahyang tidak dicuci dengan bersih untukmencemari stik kentang goreng tersebut.Selain itu, kontaminasi dapat melaluiwadah yang digunakan sebagai tempatsampel, dimana wadah tersebut tidakdicuci dan dibersihkan sebelumdigunakan kembali. Penyebab lain dapatpula berasal dari air yang digunakan olehpedagang. Dimana dari hasil observasipada Cafe C, dapat diketahui bahwa airyang digunakan untuk mencuci sampelsebelum dimasak dan dalam prosespencucian wadah yang digunakansebagai tempat untuk menghidangkansampel, sehingga menyebabkan tingginyapeluang kontaminasi dari air tersebutpada sampel yang sudah masak. Untukmengurangi terjadinya kontaminasitersebut, pedagang pada Cafe Csebaiknya tidak menggunakan lagi aircucian yang sudah kotor dan dengansegera menggantinya dengan air bersih.

Hal ini sesuai dengan pendapatyang dikemukakan oleh Lillquist et al.,dalam Yunita (2000), bahwa pengolahmakanan memegang peranan yangsangat penting dalam upaya penyehatanmakanan, karena mereka sangatberpotensi dalam menularkan penyakityang ditularkan melalui makanan atauminuman, yaitu dari dirinya kepadamakanan atau minuman yang diolah dandisajikan kepada orang yangmengkonsumsi, atau dikenal dengansebutan kontaminasi silang. Oleh karenaitu kebersihan perorangan(personalhygiene) sangat penting bagipengolah makanan.

Berdasarkan hasil pengujianbakteri Coliform fecal denganmenggunakan tiga medium selektif yangberupa medium Eosine Methylene BlueAgar (EMBA), MacConkey Agar (McA),

Page 39: JURNAL BIOCELEBES

Rizki dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desmber 2013, ISSN: 1978-6417

39

dan Salmonella Shigella Agar (SSA),dimana menurut Cappuccino (2002)setelah diinkubasi koloni yang tumbuhpada medium EMBA berwarna kehijauan,hijau metalik, sedangkan koloni yangtumbuh pada medium McA dan SSAberwarna merah atau merah muda berartisampel mengandung bakteri Coliformfecal tetapi jika sebaliknya cawan isolasitumbuh koloni yang berwarna tidak sepertiwarna yang dimaksudkan berarti sampeltidak mengandung bakteri Coliform fecal.Namun, dalam hasil pengujian lanjutanuntuk sampel stik kentang goreng yangdinyatakan positif pada pengujian bakteriuntuk ketiga medium selektif yangdigunakan tidak ditemukan adanyapertumbuhan koloni.

Untuk hasil pengujian Escherichiacoli dan Salmonella sp. dari kesepuluhsampel pada medium selektifmenunjukkan bahwa tidak ditemukanadanya pertumbuhan koloni.Hal tersebutdisebabkan karena stik kentang gorengtersebut merupakan medium yang kurangbaik.Hal ini sesuai dengan Pelczar dalamMirnawati (2011), yang menyatakanbahwa nutrisi yang tersedia untuk kultivasimikroba harus didukung oleh kondisi fisikyang menghasilkan pertumbuhanoptimum.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan,pengukuran, identifikasi dan analisismaka dapat ditarik kesimpulan sebagaiberikut:1. Hasil analisis mikrobiologi secara

kuantitatif Angka Lempeng Total(ALT) pada sampel stik kentanggoreng di Cafe Lesehan Talise Palumenunjukkan 2 sampel yang tidakditumbuhi koloni, 6 sampel yang < 3,0x 104 CFU/g, 1 sampel yang tidakdapat dihitung dan 1 sampel denganhasil 3,1 x 104 CFU/g untuk ALTbakteri, sedangkan untuk ALT kapang

diperoleh 1 sampel yang tidakditumbuhi koloni dan 9 sampel yang <3,0 x 104 CFU/g, serta untuk ALTkhamir diperoleh 3 sampel yang tidakditumbuhi koloni, 6 sampel yang < 3,0x 104 CFU/g dan 1 sampel denganhasil 3,7 x 104 CFU/g. Most ProbableNumber (MPN) menunjukkan 9sampel yang 3,0 x 100 MPN/g (< 3)dan 1 sampel dengan hasil 2,3 x 101

MPN/g yakni Cafe C.2. Dari hasil pengujian 10 sampel stik

kentang goreng dapat diketahuibahwa 90% masih memenuhi StandarKesehatan yang ditetapkan olehDirjen BPOM sedangkan 10% tidakmemenuhi Standar Kesehatan yangditetapkan oleh Dirjen BPOM.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, S., 1992, Hygiene Perseorangan,Bhratara, Jakarta.

Cappuccino, J. G., and Sherman,2002, Microbiology a LaboratoryManual, The Benjamin/Cummings PublishingCompany, Inc. Menlo Park,California.

Fardiaz, S., 1993, AnalisisMikrobiologi Pangan,PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Kandun, N. I., 2000, ManualPemberantasan PenyakitMenular, Litbangkes, Jakarta.

Mirnawati, D., 2011, Uji CemaranMikroba pada Jajanan SiomayKeliling yang di Jual diLingkungan Kampus UniversitasTadulako palu, Skripsi,Universitas Tadulako, Palu.

Page 40: JURNAL BIOCELEBES

Rizki dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desmber 2013, ISSN: 1978-6417

40

Nurjanah, S., 2006, Kajian SumberCemaran Mikrobiologi Panganpada Beberapa Rumah Makandi Lingkar Kampus IPBDarmaga Bogor, J. IlmuPertanian Indonesia, Vol. 11,3:18-24.

Schmidt, R. H., Goodrich, Archer, andSchneider, 2003, GeneralOverview of the CausativeAgents of Foodborne Illness,Institute of Food and AgricultureSciences, University of Florida,USA.

Thahir, R., J., Munarso, dan S.,Usmiati, 2005, Review Hasil-Hasil Penelitian KeamananPangan Produk Peternakan,Pros. Keamanan PanganProduk Peternakan, PuslitbangPeternakan, Bogor.

Yunita, P., dan U., Dwipayanti, 2010,Kualitas Mikrobiologi Nasi JinggoBerdasarkan Angka LempengTotal, Coliform dan KandunganEscherichia coli, J. Biologi, Vol.XIV, No. 1:15-19.

Page 41: JURNAL BIOCELEBES

Biocelebes, Desember 2013, hlm. 41-50ISSN: 1978-6417 Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

41

Deteksi Bakteri Coliform Dan Escherichia coli Pada Depot Air MinumIsi Ulang Di Kota Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara

Sulawesi Barat

Hasriani1) Muhammad Alwi 2) dan Umrah 3)

1)Alumni Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

2), 3)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas TadulakoKampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

E.mail: [email protected]

ABSTRACTThis research entitle "Detect the bacterium of Coliform and Escherchia coli at

depot of drinking water refill the diKota Pasangkayu of Sub-Province of Mamuju of Northof West Sulawesi" have been executed in March until May 2013, in Biological Laboratoryof Biological Majors Base of Faculty MIPA Tadulako University Palu. Target of thisresearch to detect the bacterium of Coliform and Escherchia coli at depot of drinking waterrefill in Town of Pasangkayu of Sub-Province Mamuju North West Sulawesi and alsodetermine the quality by mikrobiologis pursuant to Standard of Indonesia National (SNI).Method used in this research is Most Probable Number (MPN). Result of Researchindicate that at fifth of depot which have in test, that is at test of MPN Coliform of there isthree depot which are positive namely depot B for the BI OF standard water with the value4 MPN/100 mL sampel, for the depot of C namely standard CI water with the value 150MPN/100 mL sampel, CII irrigate the process by niali 23 MPN/100 mL sampel, CIII irrigatethe gallon with the value MPN 21 MPN/100 mL sampel, while for the depot of D namely INstandard water show the value MPN 43 MPN/100 mL sampel. Pursuant to examination ofColiform Fecal and Escherchiacoli expressed by all sampel is negativity.

Keywords: Coliform, Escherchia coli, and Drinking water refill.

PENDAHULUAN

Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangatpenting bagi kehidupan, baik itu manusia,hewan, dan tumbuhan, namun tidaksemua jenis air yang dapat digunakanuntuk kehidupan manusia. Air di alam initerutama untuk kehidupan manusiamerupakan hal yang sagat penting sekali

karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, mandi,pertanian, industri dan perikanan,keperluan sehari-hari terhadap air,berbeda untuk tiap tempat dan untuk tiaptingkatan kehidupan, yang jelas, semakintinggi taraf kehidupan, semakin meningkatpula jumlah keperluan akan air(Sulistyandari, 2009).

Page 42: JURNAL BIOCELEBES

Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

42

Kebutuhan hidup manusia danmakhluk hidup yang lain memerlukan airyang bersih dan terbebas dari bakteri-bakteri patogen yang merugikan,sehingga harus diupayakan sedemikianrupa agar tetap tersedia dan memenuhipersyaratan– persyaratan tertentu baiksecara Fisik, Mikrobiologi, maupunKimia.

Kehadiran mikroorganisme dalamair menjadi salah satu parameter biologisyang dapat menentukan persyaratankualitas air. Salah satu kelompokmikroorganisme yang sangat pentingdiperhatikan kehadirannya dalam air,ialah bakteri terutama yang bersifatenteropatogenik atau penghasil toksinyang berbahaya terhadap manusia(Suriawira,1996). Semakin tinggi tingkatkontaminasi bakteri Coliform, semakintinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidupdalam kotoran manusia dan hewan.Salah satu contoh bakteri patogen yangkemungkinan terdapat dalam airterkontaminasi kotoran manusia atauhewan berdarah panas adalah Shigella,yaitu mikroba penyebab gejala diare,demam, kram perut, dan muntah-muntah(Suprihatin, 2004).

Berdasarkan uraian di atas,kehadiran mikroba dalam air minumsecara langsung dapat digunakansebagai indikator bahwa air minumtersebut layak atau tidak untukdikonsumsi. Kehadiran mikroba jugamenentukan kualitas air minum baiksecara kuantitatif maupun kualitatif,sehingga dapat diketahui apakah airminum tersebut memenuhi standarcemaran mikroba yang ditetapkan olehKementerian Kesehatan.

Bakteri indikator sanitasi adalahbakteri yang keberadaannya dalampangan menunjukkan bahwa air ataumakanan tersebut pernah tercemar olehfeses manusia. Bakteri-bakteri indikatorsanitasi umumnya adalah bakteri yang

lazim seperti E. coli terdapat dan hiduppada usus manusia, karena bakteri iniadalah bakteri komensal pada ususmanusia dan umumnya bukan patogenpenyebab penyakit. Bakteri tersebut padaair dan makanan menunjukkan bahwadalam satu atau lebih tahap pengolahanair atau makanan pernah mengalamikontak dengan feses yang berasal dariusus manusia dan mungkin mengandungbakteri patogen lain yang berbahaya(Widiayanti, 2004).

Berdasarkan komunikasi pribadi diKota Pasangkayu, kebutuhan akan airminum masyarakatnya selama initerpenuhi dari sumber air sumur ataupunair sumur bor, karena di daerah tersebutbelum terdapat sarana PerusahaanDaerah Air Minum (PDAM), sehinggamasyarakat Kota Pasangkayu hanyamemanfaatkan air sumur bor dan airsumur sebagai sumber kebutuhannya.Maka pemakaian air minum dalamkemasan (AMDK) saat ini meningkatdrastis, selain itu usaha depot air minum isiulang (AMIU) juga berkembang denganpesat.

Usaha depot air minum isi ulangtelah menjadi salah satu bisnis skalausaha kecil dan menengah yangberkontribusi terhadap suplai air minumdengan harga terjangkau. Keberadaandepot air minum isi ulang dilihat dari aspekekonomi dapat memberi pembelajaran danpeningkatan kreativitas masyarakat dalammemenuhi kebutuhan pokoknya. Denganpenggunaan produk air minum dalambentuk tabung selain mudah dan praktis,harganya juga ekonomis dan terjangkau.Perkembangan usaha depot air minum isiulang dapat juga berpotensi menimbulkandampak negatif terhadap kesehatankonsumen bila tidak ada regulasi yangefektif (Maulina, 2012).

Daerah Mamuju Utara SulawesiBarat, banyak terdapat usaha depot airminum isi ulang. Penggunaan sumber airbaku untuk usaha depot air minum isi

Page 43: JURNAL BIOCELEBES

Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

43

ulang yang ada di Daerah tersebutbersumber dari air sumur bor.

Berdasarkan pengamatan dankomunikasi setiap usaha depot air minumisi ulang masing-masing memiliki sumurbor untuk kebutuhan air bersih yang akandiolah menjadi peroduk air minum dalambentuk tabung. Dalam mencukupikebutuhan sehari-hari dalam hal sumberdaya air, masyarakat di Kota Pasangkayusebagian masyarakatnya menggunakanair sumur atau air sumur bor untukmemenuhi kebutuhannya seperti untukmandi, mencuci dan yang terpentingdigunakan untuk minum. Seperti padausaha depot air minum isi ulang yangada di Kota Pasangkayu jugamenggunakan air sumur bor sebagaisumber air baku untuk diolah menjadiproduk air minum dalam bentuk tabung.Masyarakat dan pemilik depot air minumisi ulang serta konsumennya belummengetahui air minum isi ulang yangdikonsumsi selama ini layak atau tidakdigunakan sebagai air untuk minum yangbersumber dari air sumur bor bukanbersumber dari PDAM atau yangbersumber dari mata air pegunungan.Selain itu ada beberapa depot yangbelum sama sekali melakukan pengujianmikrobiologis terhadap depot airminumnya ke Laboratorium terdekat,misalnya di Dinas Kesehatan. Olehkarena itu perlu peninjauan masalahkelayakan air minum isi ulang yang adadi Kota Pasangkayu apabila di gunakanoleh masyarakat sekitar.

Dengan demikian penelitimengadakan penelitian tentang “DeteksiBakteri Coliform dan Escherchia coliPada Depot Air Minum Isi Ulang di KotaPasangkayu Kabupaten Mamuju UtaraSulawesi Barat”.

METODE PENELITIANWaktu dan TempatPenelitian

Penelitian telah dilaksanakan padabulan Maret sampai Mei 2013. Tempat

penelitian dilakukan di Kabupaten MamujuUtara Sulawesi Barat, khususnya di KotaPasangkayu yang merupakan tempatpengambilan sampel air minum isi ulang.Tahap uji Mikrobiologis dilaksanakan diLaboratorium Biologi Dasar danLaboratorium Bioteknologi, Jurusan BiologiF-MIPA Universitas Tadulako.

Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian

survei yang bersifat deskriptif yaitumendapatkan informasi dan gambaranyang jelas mengenai masalah yang akanditeliti. Dalam penelitian ini adalah 5 depotair minum isi ulang yang terdapat di KotaPasangkayu, Sulawesi Barat. Pemilihantempat pengambilan sampel berdasarkansumber air baku yang digunakan olehpemilik depot air minum isi ulang yang adadi Kota Pasangkayu.

Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah cawan petri, tabungreaksi, tabung durham, bunsen,erlenmeyer, gelas ukur, oven, timbangan,mikroskop, objek gelas, autoklaf, pipettetes, spoit, aluminium foil, jarum ose,inkubator, ember plastik, sikat tabung,botol sampel, rak tabung, Laminar Air Flow(LAF), batang pengaduk, dan hot plate.

Bahan yang diperlukan alkohol 70%,akuades steril, sampel air, Laktosa Broth(LB), Nutrient Agar (NA), MacConkey Agar(McA), Eosine Methylene Blue Agar(EMBA), dan Salmonella Sigella Agar(SSA). Zat pewarna : Gram A (Kristalviolet), Gram B (Larutan mordant), Gram.

Prosedur PenelitianSterilisasi Alat

Semua alat yang dipakai dalampenelitian terlebih dahulu dibersihkandicuci dengan deterjen dan dibilas denganair bersih kemudian dikeringkan. Setelahdikeringkan, alat-alat yang terbuat darikaca seperti tabung reaksi, erlenmeyer danalat-alat semacamnya ditutup dengan

Page 44: JURNAL BIOCELEBES

Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

44

kapas yang bersih dan dibungkusselanjutnya disterilkan denganmenggunakan oven selama ± 2 jam padasuhu 170 - 180oC. Sedangkan akuades,serta media disterilisasi denganmenggunakan autoklaf pada suhu 121oCtekanan 2 ATM selama 15 menit(Cappuccino and Sherman, 2002).

Pembuatan MediumMenimbang bahan atau medium

sesuai kebutuhan berdasarkan aturanyang tertera pada label medium LaktosaBroth (LB), medium MacConkey Agar(McA), medium Eosine Methylene BlueAgar (EMBA), kemudian dimasukkankedalam erlenmeyer yang telah berisidengan akuades, lalu dipanaskan sambildiaduk sampai homogen, lalu diukur pHpada masing-masing medium yaitumedium Laktosa Broth (LB) dengan pH6,7, medium MacConkey Agar (McA)dengan pH 6,2 – 6,8, medium EosineMethylene Blue Agar (EMBA) dengan pH7,0, medium Salmonella Shigella Agar(SSA) dengan pH 7,0, kemudiandimasukkan dalam autoklaf selama 15menit pada suhu 121oC dengan tekanan2 ATM (Cappucino and Sherman, 2002).

Pengambilan SampelTeknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalahpengambilan sampel secara acak,masing–masing dalam satu depot airminum isi ulang sampel air yangdiambil adalah air baku, air proses,dan air dalam galon pada depot airminum isi ulang yang ada di KotaPasangkayu Kabupaten MamujuUtara Sulawesi Barat. Sampel airyang diambil dan disimpan dalambotol sampel yang steril. Selanjutnyasampel air tersebut dibawa kelaboratorium untuk dideteksi.

Pemeriksaan Sampela. Pengenceran Sampel

Pengenceran sampel dilakukandengan menggunakan larutan akuadessteril.Menyiapkan tiga tabungpengenceran yang berisi 90 mL akuadessteril, memasukkan 10 mL sampel air padatabung pertama merupakan pengenceran10-1, selanjutnya tabung pertamadihomogenkan, kemudian diambil 1 mLdimasukkan pada tabung pengencer ke-2yang merupakan pengenceran 10-

2.Selanjutnya tabung pengencer 10-2

dihomogenkan, lalu diambil 1 mldimasukkan pada tabung pengencer ke-3yang merupakan pengenceran10-3

(Cappuccino and Sherman, 2002).

b. Uji Bakteri ColiformDari hasil pengenceran untuk setiap

sampel yaitu 10-1, 10-2, dan 10-3, masing-masing dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkanke dalam tabung reaksi yang telah berisimedium LB dan tabung Durham dalamposisi terbalik. Pada pemeriksaan inidigunakan seri tiga tabung.Kemudiansemua tabung reaksi diinkubasikan dalaminkubator pada suhu 37oC selama 2 x 24jam.Hasil positif ditandai denganterbentuknya gas pada tabung Durham danterjadi perubahan warna medium ataukedua–duanya terjadi perubahan(Cappuccino and Sherman, 2002).

c. Uji Bakteri Coliform FecalDari tabung yang memberikan hasil

positif pada uji bakteri Coliform diambilsatu ose, diinokulasi pada medium selektifEosin Methhylene Blue Agar (EMBA),MacConkey Agar (McA), dan SalmonellaShigella Agar (SSA), lalu diinkubasi padasuhu 37oC selama 24 jam. Setelahdiinkubasi koloni yang tumbuh padamedium Eosin Methhylene Blue Agar(EMBA) berwarna kehijauan, hijau metalik,koloni yang tumbuh pada mediumMacConkey Agar (McA) dan SalmonellaShigella Agar (SSA) berwarna merah ataumerah muda berarti air sampel

Page 45: JURNAL BIOCELEBES

Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

45

mengandung bakteri Coliform fecal,tetapi jika medium pengujian ditumbuhikoloni yang berwarna tidak seperti warnadiatas berarti air sampel tidakmengandung bakteri Coliform fecal(Cappuccino and Sherman, 2002).

d. Uji Bakteri Escherichia coliDari koloni yang positif pada uji

bakteri Coliform fecal, diambil satu ose,lalu uji mikroskopis dengan pewarnaanGram. Setelah melakukan pewarnaanGram kemudian diamati di bawahmikroskop terlihat sel berwarna merahdan berbentuk batang maka dapatdikatakan bahwa air sampelmengandung bakteri E. coli, tetapiapabila di bawah mikroskop tidak terlihatwarna merah dan berbentuk lain berartiair sampel tidak mengandung bakteri E.coli (Cappuccino and Sherman, 2002).

Analisa DataPemeriksaan secara bakteriologis

dipergunakan untuk pemeriksaan air

guna menentukan kualitasnya. Cara inidimaksudkan untuk mengetahui derajatkontaminasi air oleh bahan buangan yangberasal dari manusia maupun hewan,untuk mengetahui jumlah Coliform didalam contoh digunakan metode MPN(Most Probable Number).

Langkah yang ditempuh dalampengambilan data untuk menentukanjumlah bakteri Coliform seperti tercantumpada rumus ini :MPN Coliform (sel/ml) = Nilai MPN x

HASIL DAN PEMBAHASANHasil PenelitianData Hasil MPN Bakteri Coliform

Berdasarkan hasil pengujian secarakuantitatif diperoleh nilai MPN untukkelima sampel depot air minum isi ulangyang ada di Kota Pasangkayu, seperti yangterlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai MPN bakteri Coliform Air Minum Isi Ulang di Kota Pasangkayu.

No SampelTabung Pengencer Total MPN

(MPN/100ml Sampel)10-1 10-2 10-3

1 Depot A 0 0 0 3,0 x 100

2 Depot A 0 0 0 3,0 x 102

3 Depot A 2 2 0 3,0 x 100

4 Depot A 0 0 0 3,0 x 100

5 Depot A 0 0 0 3,0 x 100

Tabel 1 nilai MPN Coliform airminum isi ulang pada depot Cmenunjukkan nilai sebesar 21 MPN/ 100mL sampel. Sedangkan sampel depotyang lain menunjukkan nilai MPN <3sel/mL sampel air minum.

Hasil Uji Bakteri ColiformBerdasarkan hasil pengujian dan

pengamatan yang didapatkan. Sampelair minum isi ulang yang ada di KotaPasangkayu, dengan menggunakan

medium Laktosa Broth (LB) secarakualitatif seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2 memperlihatkan bahwapada sampel air minum isi ulang depot Cpositif adanya bakteri Coliform karenaditandai dengan terbentuknya gas padatabung durham.

Hasil Uji Bakteri Coliform fecalHasil uji bakteri Coliform fecal yang

diperoleh dari hasil pengamatan danpengujian dengan menggunakan medium

Page 46: JURNAL BIOCELEBES

Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

46

Mac Conkey Agar (McA), EosinMethylene Blue agar (EMBA), danSalmonella Shigella Agar (SSA), sepertiterlihat pada Tabel 3.

Tabel 3 memperlihatkan bahwapada sampel air minum isi ulang depot C,negatif adanya Coliform fecal karenakoloni yang tumbuh pada medium Eosin

Methilene Blue Agar (EMBA), berwarnamerah, medium MacConkey Agar (MCA),Salmonella Shigella Agar (SSA) ditumbuhi koloni yang berwarna bening.

Tabel 2. Hasil Uji Bakteri Coliform Air Minum di Kota Pasangkayu

No Sampel

Jumlah Tabung Pencernaan yangPositif

Tabung Tabung Tabung1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Depot A - - - - - - - - -2 Depot B - - - - - - - - -3 Depot C + + - + + - - - -4 Depot D - - - - - - - - -5 Depot E - - - - - - - - -

Keterangan: (+) =Terbentuk gas pada tabung durham(-) = Tidak terbentuk gas pada tabung durham

Tabel 3. Hasil Uji Bakteri Coliform air minum di Kota Pasangkayu

Sampel

Kloni yang tumbuhpada medium

Eosin MethleneBlue Agar

Kloni yangTumbuh PadaConkey Agar

SalmonellaShigella Agar

(SSA)

10-1

10-2

10-3

10-1

10-2

10-3

10-1

10-2

10-3

Tabung Tabung Tabung

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Depot C - - - - - - - - -

Keterangan :(+) = Ditumbuhi bakteri Coliform fecal(- ) = Tidak ditumbuhi bakteri Coliform fecal

Tabel 4. Hasil uji bakteri Escherchia Coli air minum isi ulang di Kota Pasangkayu

SampelCiri-Ciri Mikrokopis Pada Sampel Air Minum YangTelah Diuji

Depot C Sel Berwarna Biru Dan Berbentuk Kokus (Coccus)

Page 47: JURNAL BIOCELEBES

Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

47

Tabel 4. Diatas memperlihatkanciri-ciri mikroskopis dari hasil pewarnaanGram, bahwa sampel air minum isi ulangpada depot C negatif adanya bakteriEscherchia coli.

PembahasanAir merupakan suatu sarana utama

untuk meningkatkan derajat kesehatanmanusia, karena air merupakan salah satumedia dari berbagai macam penularanpenyakit yaitu penyakit bawaan air (Waterbornedisiase) seperti diare. Air bersihadalah air yang jernih, tidak berwarna,tawar dan tidak berbau, oleh karena itusalah satu aspek yang harus diperhatikandengan melalui penyelenggaraanpenyediaan air bersih dan air minumsebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari, harus memperhatikan pencegahanterhadap penyakit bawaan air (Kusnaedi,2004).

Depot air minum adalah usahaindustri yang melakukan prosespengolahan air baku menjadi air minumdan menjual langsung kepada konsumen(Purwana, 2003). Keberadaan depot airminum isi ulang yang ada di KabupatenMamuju Utara Sulawesi Barat khususnyadi Kota Pasangkayu berkontribusiterhadap suplai air minum dengan hargaterjangkau. Oleh sebab itu masyarakatkhususnya konsumen lebih memilih airminum isi ulang sebagai sumber untukmemenuhi kebutuhan pokoknya.

Sumber air baku yang digunakandalam proses pengelolahan pada depot airminum isi ulang yang ada di KotaPasangkayu bersumber dari air sumur bor.Berdasarkan komunikasi dan pengamatanpeneliti bahwa setiap industri depot airminum isi ulang masing-masing memilikisumur bor untuk diolah menjadi produk airminum isi ulang.

Berdasarkan pengujian danpengamatan bakteri Coliform denganmetode Most Probable Number (MPN)yang telah dilakukan dari 5 depot air

minum isi ulang, diperoleh 4 sampel yangmemenuhi syarat baku mutu yaitu dengannilai total MPN <3 MPN/100 mL sampeldan 1 sampel dengan nilai 21 MPN/100mL sampel. Berdasarkan SuratKeputusan Dirjen POM Nomor :037267/B/SK/VII/89 bahwa batascemaran MPN Coliform per sampeladalah <3 MPN/100 mL sampel. Hal inidisebabkan karena dari sumber air bakuyang digunakan untuk depot air minum isiulang berdekatan dengan sumberpencemaran, seperti tempat pembuanganfeses, kandang ternak, dan tempatpembuangan sampah, dan depot airminum isi ulang tersebut masing–masingmemiliki penampungan air baku, selain itupenyimpangan air baku terlalu lama lebihdari beberapa hari dapat berpengaruhterhadap kualitas air minum yaitu dapatmenimbulkan pertumbuhanmikroorganisme. Seperti yangdikemukakan Etjang (2000), bahwa sumursehat minimal harus memenuhipersyaratan yaitu syarat lokasi atau jarakdari sumber pengotor, agar sumurterhindar dari pencemaran maka harusdiperhatikan adalah jarak dan sumberpengotor lainnya. Jarak sumur minimal 15meter dan lebih tinggi dari sumberpencemaran, seperti kandang ternak dantempat sampah.

Proses sterilisasi yang digunakanbelum memadai yaitu pengolahan airminum isi ulang tidak diperhatikan kualitasair bakunya, peralatan yang digunakan,perawatan peralatan sehingga dapatmempengaruhi kualitas air minum yangdihasilkan dan minimnya pemeliharaandari pemilik usaha terhadap pipa distribusike Catridge Filter yang seharusnyadilakukan pembersihan minimal satu kalidalam seminggu, pencucian danpergantian Catridge Filter yang tidakdiperhatikan oleh pemilik, danpemeliharaan tabung air minum yang siapuntu diproduksi kurang diperhatikanpembersihannya secara berkala dan

Page 48: JURNAL BIOCELEBES

Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

48

pergantian karbon aktif yang seharusnyadilakukan minimal satu kali setahun.Seperti yang dikemukakan Athena (2004),bahwa yang dapat menyebabkan adanyasampel air minum dengan kandunganbakteri Coliform antara lain terjadinyapencemaran pada saat prosespengolahan (Filtrasi dan Desinfeksi) yangkurang sempurna, dan minimnyaperhatian pemilik air minum isi ulangterhadap kebersihan botol galon yangtidak dibersihkan terlebih dahulu sebelummelakukan pengisian, dalam tahappengisian air pada botol galon terkadangoperator tidak menutup lemari yang adapada unit pengisian. Selain itu kebersihantempat pengisian air minum isi ulang jugamasih kurang diperhatikan oleh pemilikusaha air minum isi ulang. Sehinggasampel air galon dengan mudahterkontaminasi dengan bakteri yang ada diudara. Seperti yang dikemukakan olehAthena (2004) bahwa kondisi depot yangkurang higienis dan cara pembilasangalon yang tidak steril serta operator yangkurang memperhatikan higienisperorangan dan kebersihan.

Berdasarkan hasil uji bakteriColiform fecal dengan menggunakan tigamedium selektif yaitu MacConkey Agar(MCA), medium Salmonella Shigella Agar(SSA) koloni yang tumbuh berwarna bintikputih, sedangkan pada medium EosineMethylene Blue Agar (EMBA) berwarnabintik merah. Hal ini menunjukkan bahwasampel air minum isi ulang negatif adanyabakteri Coliform fecal. BerdasarkanCappuccino and Sherman (2002) ciri-ciribakteri Coliform yang tumbuh padamedium MacConkey Agar (MCA)berwarna merah muda dan mediumEosine Methylene Blue Agar (EMBA)berwarna hijau metalik.

Berdasarkan pada pengujiansebelumnya yaitu uji bakteri Coliform fecalpada medium Eosine Methylene Blue Agar(EMBA) koloni yang tumbuh berwarnabintik merah, sehingga untuk

membuktikan adanya bakteri Escherchiacoli pada sampel air tersebut dilakukandengan pewarnaan Gram. Hasilpewarnaan Gram pada sampel airmemperlihatkan ciri-ciri mikroskopis selbakteri berwarna biru (Gram positif) danberbentuk kokkus (Coccus) sehinggadinyatakan bahwa sampel air minumdepot C negatif adanya bakteri Escherchiacoli, seperti yang dinyatakan oleh Sutedjo(1991), bahwa sampel air yangmengandung bakteri Escherchia coli yaituberbentuk batang (basil) dan bersifatGram negatif, berukuran sel denganpanjang 2,0 – 6,0 μm.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat dibuatkesimpulan adalah sebagai berikut :1. Hasil uji MPN Coliform, untuk sampel

air minum pada depot air minum isiulang di Kota Pasangkayumenunjukkan 4 depot sampel airminum isi ulang yang tidakmengandung bakteri Coliform (totalMPN 3,0 x 100 (<3 MPN/100 ml)) danhanya 1 depot yang mengandungbakteri Coliform (total MPN 21 x 102(21 MPN/100 mL sampel)). Namunpada uji bakteri Escherchia colisampel air minum isi ulang dinyatakannegatif.

2. Produk air minum isi ulang yangdiproduksi oleh depot air minum isiulang (DAMIU) yang ada dikotaPasangkayu, yang memenuhipersyaratan SNI air minum secara ujimikrobiologis sebanyak 4 depotsampel air dan yang tidak memenuhipersyaratan SNI air minum yaituhanya 1 depot sampel air minum isiulang.

DAFTAR PUSTAKA

Athena, dkk, 2003, Kandungan BakteriTotal Coli Dan Escherchia Coli/fecal

Page 49: JURNAL BIOCELEBES

Hasriani dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

49

Coli Pada Air Minum Dari Depot AirMinum Isi Ulang di Jakarta,Tangerang Dan Bekasi. PuslitbangEkologi Kesehatan.

Cappucino, J.G., dan Sherman, 2002,Microbiology a Laboratory Manual,The benjamin/Cummings PublishingCompany, Inc, Menlo park,California.

Entjang, I., 2003, Mikrobiologi danParasitologi untuk AkademiKeperawatan dan Sekolah TenagaKesehatan yang Sederajat. PT.Citra Aditya Bakti, Bandung.

Kusnaedi, 2004, Mengolah Air Gambutdan Air Kotor untuk Air Minum,Puspa Swara, Jakarta.

Maulina, S., 2012, Pengujian BakteriColiform dan Escherchia coli PadaBeberapa Depot Air Minum IsiUlang Di Kecamatan Palu Timur,Sulawesi Tengah, Skripsi,Universitas Tadulako, Palu.

Purwana, R., 2003, Pedoman danPengawasan Hygiene SanitasiDepot Air Minum, Depkes RI –WHO, Jakarta.

Sutedjo, M.M., 1991, Mikrobiologi tanah.Rineka Cipta, Jakarta

Suriawiria U., 1996, Air Dalam Kehidupandan Lingkungan Yang Sehat,Alumni, Bandung.

Suprihatin, 2004, dalam Zuhri, Shofyan,2009, Pemeriksaan MikrobiologisAir Minum Isi Ulang di KecamatanJebres. Surakarta.

Sulistyandari, H., 2009, Faktor – FaktorYang Berhubungan DenganKontaminasi Deterjen Pada Air

Minum Isi Ulang di Depot Air MinumIsi Ulang (DAMIU), UniversitasDiponegoro, Semarang.

Widiyawati, N., dan N., Ristiati, 2004,Analaisi Kualitatif Bakteri KoliformPada Depot Air Minum Isi Ulang DiKota Singaraja Bali. Jurnal EkologKesehatan Vol. 3 No. 1, April 2004 :64-73.

Page 50: JURNAL BIOCELEBES

Biocelebes, Juni 2013, hlm. 50-57ISSN: 1978-6417 Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

50

Studi Etnobotani Suku Tajio Di Desa SienjoKecamatan Toribulu Kabupaten Parigi Moutong

Sulawesi Tengah

Yuliarsih 1), Eny yuniati 2), dan Ramadanil Pitopang3)

1)Alumni Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

2), 3)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas TadulakoKampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

E.mail: [email protected]

ABSTRACTThe research entitled “Ethnobotanical study of Tajio Tribe at Sienjo Village, Toribulu

District, Parigi Moutong Regency Central Sulawesi has been done from November 2012-Ferbuari 2013. The research aimed were to know the diversity of useful plants, part ofplant, and how to prepare its plant which were used by them. The research noethod wasexploration survey by using Participary Rural Appraisal (PRA). The results of the researchshowed that there were 114 plants spesies which were used by Tajio tribe indailyactivities.The plants species were utilized for different purpose such as food stuff (46species), medicinal (36 species), ritual (18 species), ornamentals (15 species), dyes (3species), contructions (8 species), spices (13 species), and as animal food (5 species).

Keywords:Ethnobotany, Useful plants, Tajio ethnic, Village Sienjo, ICS

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki etnis yangsangat beragam, yaitu terdiri atas sekitar±300 kelompok etnis (Komphalindo,1994). Setiap kelompok masyarakattersebut memanfaatkan tumbuhan dalamkehidupan mereka, seperti obat-obatan,peralatan rumah tangga, anyaman/tali-temali, bahan pelengkap upacara adat,untuk kebutuhan sandang, pangan danpapan. Bentuk susunan ramuan,komposisi, dan proses pembuatan ataupengolahan dilakukan secara tradisionalmenurut pengalaman praktis danpengetahuan tidak ditulis suku/etniskelompok masing-masing yang

diwariskan kepada mereka diterima secaraturun-temurun (Tamin dan Arbain, 1995).

Dharmono (2007), menuturkanbahwa Etnobotani merupakan ilmu botanimengenai pemanfaatan tumbuhan dalamkeperluan sehari-hari dan adat sukubangsa. Studi etnobotani tidak hanyamengenai data botani taksonomis saja,tetapi juga menyangkut pengetahuanbotani yang bersifat kedaerahan, berupatinjauan interpretasi dan asosiasi yangmempelajari hubungan timbal balik antaramanusia dengan tanaman, sertamenyangkut pemanfaatan tanamantersebut lebih diutamakan untuk

Page 51: JURNAL BIOCELEBES

Yuliarsih dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

51

kepentingan budaya dan kelestariansumber daya alam.

Suku Tajio merupakan suku asliyang terdapat di desa Sienjo, masyarakatsuku Tajio masih memanfaatkan tumbuh-tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari,baik sebagai bahan pangan, upacaraadat kebudayaan, obat-obatan, bahanpewarna, makanan ternak, dan minuman.Masyarakat suku Tajio yang terdapat didesa Sienjo memanfaatkan tumbuhantersebut secara turun-temurun. Namundata dan informasi mengenai jenis-jenistumbuhan yang dimanfaatkan olehmasyarakat suku Tajio dalam kehidupansehari-hari khususnya di desa Sienjobelum pernah diteliti, maka studietnobotani suku Tajio yang terdapat didesa Sienjo kecamatan Toribulukabupaten Parigi Moutong SulawesiTengah perlu dilakukan penelitian.

METODE PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan padabulan November 2012 sampai Februari2013. Dan dilakukan di desa Sienjo, padasuku Tajio kecamatan Toribulu kabupatenParigi Moutong.

Alat dan BahanAlat dan bahan yang di gunakan

dalam melakukan penelitian ini adalahAlat tulis menulis, Gunting stek, GPS,Kamera digital, Kertas Koran, Kertaslabel, Kantong plastik, Spritus, Lembarresponden dan koleksi tumbuhan darilapangan.

Metode PenelitianMetode yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu mengambil sampeldengan cara survey eksploratif yaitupengambilan sampel secara bebas danmetode Participatory Rural Appraisal,yaitu proses pengkajian yang berorientasipada keterlibatan dan peran masyarakatsecara aktif dalam penelitian (Mintowati,

2005). Keterlibatan masyarakat di perolehmelalui wawancara, yaitu dengan teknikwawancara semi struktural yangberpedoman berdasarkan daftarpertanyaan seperti nama lokal tanaman,digunakan sebagai apa, bagian yangdigunakan, cara pemanfaatannya statustanaman (liar/budidaya) dan lainnya(Mintowati, 2005).

Data tentang pemanfaatantumbuhan diperoleh dari masyarakat sukuasli Tajio yaitu dengan membawa informanlangsung ketempat tujuan penelitian danyang sudah berinteraksi denganmasyarakat luas. Ketika ahli lokal sudahmenemukan tumbuhan yang berguna,tumbuhan tersebut diambil sampelnya yaituberupa bagian daun, batang, bunga danbuahnya. Untuk bagian tumbuhan yangdimanfaatkan pada bagian akarnya ahlilokal hanya mengambil bagian daritumbuhan tersebut. Kemudian sampeltumbuhan diberi label dan ditanyakannama lokal (suku Tajio), bagian yangdigunakan, manfaat dan carapengolahannya pada ahli lokal. Ahli lokalyang dibawa sebanyak 2 orang dan 1orang dari desa yang bisa berkomunikasidengan mereka. Kemudian tumbuhan itudibawa ke pemukiman mereka danmenanyakan kembali kepada warga yangtinggal di pemukiman suku Tajio tersebut.

Setelah melakukan pengambilansampel dan menanyakan langsung padaahli lokal, sampel tersebut dibungkusdengan korandan dimasukkan ke dalamkantong plastik dan diberi spritus sampaisemua sampelnya bisa terkena spritus.Sampel yang telah diberi spritus dibawa keherbarium untuk dikeringkan danselanjutnya dilakukan identifikasi tumbuhandi Herbarium Celebence UniversitasTadulako.

Analisa DataAnalisis data yang digunakan yaitu

Indeks Signifikansi Kultural (ICS) danpersentase kegunaan masing-masing

Page 52: JURNAL BIOCELEBES

Yuliarsih dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

52

tumbuhan. Berdasarkan Turner (1988)dalam Yuniati (2004).

Indeks Signifikansi Kultural (ICS)Angka hasil perhitungan ICS

menunjukkan tingkat kepentingan setiapjenis tumbuhan berguna oleh masyarakat.Untuk menghitung ”index of culturalsignificance” dilakukan denganmenggunakan rumus seperti berikut :

nICS = (q x i x e)ni

i = 1Sehubungan dengan setiap jenistumbuhan mempunyai beberapakegunaan, maka rumus perhitungannyaadalah sebagai berikut :

nICS = (q1x i1 x e1)n1 + (q1 x i1 x e1)n2 ... + (q1 x i1 x e1)nn

i = 1Keterangan :

ICS = Index of culturalsignificance

N = Menunjukkanpemanfaatan yangkesekiannya(terakhirnyai = 1hingga ke n),

q = Nilai kualitas (qualityvalue),

i = Nilai intensitas(intensity value),

e = Nilai eklusivitas(exculsivity value),

Persentase Kegunaan masing-masingtumbuhan

Menurut Yuniati (2012), rumusyang digunakan untuk mengetahuipersentase kegunaan masing-masingtumbuhan yaitu:

Persentase = ∑ spesies tumbuhan yang mempunyai kegunaan tertentu∑ spesies tumbuhan berguna yang didapatkan x 100HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yangdi lakukan di desa Sienjo kecamatanToribulu kabupaten Parigi Moutong,

jumlah spesies tumbuhan yangdimanfaatkan oleh masyarakat suku Tajiosekitar 114 spesies dari 55 famili dan 100genus.

Pemanfaatan tumbuhan yangdigunakan oleh masyarakat suku Tajio didesa Sienjo dikelompokkan dalam 8kelompok

yaitu tumbuhan sebagai bahanpangan sebanyak 46 spesies,tumbuhansebagai obat-obatan sebanyak 36 spesies,tumbuhan yang digunakan sebagai adatritual dan keagamaan sebanyak 18spesies, tumbuhan sebagai bahanbangunan sebanyak 8 spesies, tumbuhansebagai pewarna nabati sebanyak 3spesies, tumbuhan hias sebanyak 15spesies, tumbuhan sebagai pakan ternaksebanyak 5 spesies, dan sebagai rempahsebanyak 13 spesies.

Berdasarkan hasil wawancara,tumbuhan yang digunakan sebagai bahanpangan tercatat 46 spesies. Bagiantumbuhan yang paling banyak digunakanyaitu bagian buah 29 jenis, umbi 4 jenis,batang 3 jenis, biji 3 jenis, daun 12 jenis,bunga 1 jenis dan tunas 1 jenis. Carapemanfaatan dan pengolahantumbuhannya juga berbeda-beda, yaitudapat dimasak misalnya sayur-sayuran,direbus, digoreng dan dimakan langsungtanpa mengolahnya terlebih dahulu yaituseperti buah-buahan. Adapun tumbuhanyang digunakan sebagai makanan yaituPadi “Pae” (Oryza sativa L), Pisang “Loka”(Musa paradisiaca L), Kelor “Ramungge(Moringa oleifera L), Tebu “Tofu”(Saccaharum officinarum L), Mangga“Taipang (Mangifera indica L), Langsat“Lonjat” (Lansium domesticum Corr), Ubikayu “Kasubi” (Manihot esculenta L),Durian “Ruriang” (Durio ziberthinus Rump),Jagung “Jole” (Zea mays L), Sagu “Labia”(Metroxilon sago Rottb), Labu kuning“Taedo” (Momordica charantiaL), Ubi jalar“Batata” (Ipomoea batatas L), Nangka“Nangga” (Arthocarpus hetterophylus Lmk),Gedi “Langulut” (Abelmoschus manihot L),

Page 53: JURNAL BIOCELEBES

Yuliarsih dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

53

Manggis “Manggis” (Garciniamangostama L), Kersen “Keres”(Muntingia calaburaL), Papaya “Papaya”(Carica papaya L), Salak “Salak” (Salaccaedulis Gaeth. Voss), Kacang “Kacangtanah” (Arachys hipogea L), Nanas“Nanasi” (Ananas comosus (L.) Merr),Terung “Poki” (Solanum melongena L),Kacang panjang “Tambue” (Vignacylindrica L), Sirsak “Nangga balanda”(Annona muricata L), Sarikaya “Sarikaya”(Annona squamosa L), Jambu monyet“Jambu monyet” (Annacardiumoccidentale L), Jambu biji “Jambu vatu”(Psidium guajava L), Bayam “Boiyo”(Amaranthus spinosus L), Kangkung“Tanggo” (Ipomoea aquatic Forsk),Markisa hutan “Teugu” (Passiflora floetidaL), Jambolan “Jambolan” (Syzigiumcumini (L) skeels), Jambu air “Gora”(Eugenia aquea Burm.F), Sukun “Kulu”(Artocarpus communis Forsk), Alpokat“Alpokat” (Persea Americana P. Mill),Rambutan “Rambutan” (Nepheliumlappaceum L), Pare “Paria” (Momordicacharantia L), Kedondong “Kedondong”(Spondias dulcissolard Forst), Kelapa“Ulingga” (Cocos nucifera L), Keladi“Aladi” (Colocasia esculenta (L). Schott),Keluwih “Aliso” (Artocarpus camansi(Park.) Fs), Belimbing “Belimbing”(Averrhoa carambola L), Melinjo “Su’a”(Gnetum gnemon L), Pakis “Pa’u”(Diplazium esculenta Swartz), Rotan“Bulagon” (Calamus sp), Jambu bol“Maupa” (Syzygium malaccence L),Gembili “Ondot” (Dioscorea hispida L),dan Bambu “Rebung” (Schyzostachyumbcarhycladum Kurz).

Berdasarkan wawancara yangdilakukan, tercatat 36 spesies yangdigunakan oleh masyarakat suku Tajiosebagai obat-obatan.Cara pengolahantumbuhan obat oleh masyarakat sukuTajio dapat dipakai secara tunggal (hanyasatu jenis tumbuhan) atau majemuk(menggunakan campuran dengantumbuhan obat lainnya).Bagian tumbuhan

yang digunakan untuk mengobati penyakitbermacam-macam yaitu bagian daun,rimpang, buah, biji, akar, bunga danbatang. Diantara yaitu tumbuhan Jarakpagar “Katilalo” (Jatropa curcas L), Kunyit“Uni” (Curcuma longa L), Jahe “Leiya”(Zingiber officinale Roxb), Kelapa “Ulingga”(Cocos nucifera L), Durian “Ruriang” (Durioziberthinus Rump), Mengkudu “Bangkudu”(Morinda citrifolia L), Jeruk nipis “Lemonipis” (Citrus aurantifolia (Cristm) Swingle),Tahi ayam “Ruku-ruku” (Lantana camaraL), Pungpulutan “Dolupang” (Urena lobataL), Cocor bebek “Siranindi” (Bryophyllumcalycinum Salisb), Alang-alang “Gio”(Imperata cylindrica (L.) Beauv), Mayana“Mayana” (Coleus scutellaroides (L)Benth), Waru “Bintanag” (Hibiscus titiaceusL. S), Patikan “Patikan” (Euphorbia hirta L),Papaya “Papaya” (Carica papaya L), Kayucina “Teayu cina” (Lannea grandis Engl),Pacar kuku “Olontibi” (Lawsonia inermis L),Rumput teki “Rumput kaja” (Cyperusroduntus L), Sirsak “Nangga balanda”(Annona muricata L), Jambu biji “Jambuvatu” (Psidium guajava L), Kumis kucing“Kumis kucing” (Orthosipon aritatus (BI.)Miq), Mahkota dewa “Mahkota dewa”(Phaleria macrocarpa (Scheff).Boerl),Hyptis “Tamambu” (Hyptis capitata Jacq),Paku sarang burung “Varangbuka”(Asplenium nidus L), Kunyit hitam “Univuring” (Curcuma caesia Roxb), Ketepengcina “Teayu manurung” (Cassea alata L),Vusolik (Raphydophora tetrasperma),Jabon “Lengarong” (Anthocephaluscadamba (Roxb.)Miq), Pisang “Loka”(Musa paradisiaca L), Putri malu “Putrimalu” (Mimosa pudica Duchass.& Walp),Cabe rawit “Risa datu” (Capsicumfrutescens L), Sirih (Piper betle), Jeringau“Kariango” (Acorus calamus L), Gedi“Langulut” (Abelmoschus manihot L),Pinang “Lugus” (Areca catechu L), danSereh “Babanoi” (Cymbopogon nardus L.Rendle).

Berdasarkan wawancara yangdilakukan tercatat 18 spesies tumbuhan

Page 54: JURNAL BIOCELEBES

Yuliarsih dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

54

yang digunakan oleh masyarakat sukuTajio sebagai pelengkap kegiataan adatritual dan keagamaan, yaitu Pandanwangi “Pandan mbongi” (Pandanusamaryllifolius Roxb), Sereh “Babanoi”(Cymbopogon nardus L. Rendle), Selasih“Amporong” (Ocinum basilicum L), Ros“Mawar” (Rosa chinensis Jacq), Melati“Melati” (Jasminum sambac (L.)Ait), Jerukpurut “Lemo purut” (Citrus hystrix DC),Sidaguri “Simaguri” (Sida rhombifolia L),Padi “Pae” (Oryza sativa L), Kelapa“Ulingga” (Cocos nucifera L), Siranindi“Cocor bebek” (Bryophyllum calycinumSalisb), Rumput belulang “Surampaan”(Eleusine indica (L.)Gaertn), Pinang“Lugus” (Areca catechu L), Sirih “Dolo”(Piper betle L), Pacar kuku “Olontibi”(Lawsonia inermis L), Pisang “Loka”(Musa paradisiaca L), Tebu “Tofu”(Saccharum officinarum L), dan Bambukuning “Tiol bulan” (Bambusa vulgarisSchrad).

Adapun tumbuhan yang digunakanoleh masyarakat suku Tajio di desaSienjo sebagai bahan bangunan,berdasarkan wawancara yang dilakukantercatat 8 spesies, tumbuhan yangdigunakan sebagai bahan bangunanuntuk membuat tempat tinggal ataurumah, masyarakat setempatmenggunakan durian “Ruriang” (Durioziberthinus Rump.), Ketapang “tilangon”(Terminalia catapa L), dan Bambu“tiol”(Shyzostachyum brachy cladumKurz), dinding yang terbuat dari bambumasyarakat suku Tajio menyebutnyadengan dinding pitate.untuk membuattiang rumah tumbuhan yang digunakanyaitu jati “Jati” (Diosperos celebicaBakh.), Kayu hitam “Toas” (Tectonagrandis L.f.), kelapa “Ulingga” (Cocosnucifera L.), sedangkan untuk atap rumahmasyarakat setempat menggunakan sagu“Labia” (Metroxylon sagu Roxb.), danAren “Bagis” (Arenga pinnata (Wurmb)Merr).

Tumbuhan yang digunakan sebagaipewarna nabati yang digunakan olehmasyarakat suku Tajio berjumlah 3 spesiesdari 3 family, yaitu Pandan wangi “Pandanwangi” (Pandanus amaryllifolius Roxb),kunyit “Uni” (Curcuma longa L),menghasilkan warna kuning, Pacar kuku“olontibi” (Lawsonia inermis L), merupakantumbuhan yang sering digunakan padasaat seseorang akan menikah, tumbuhanini menghasilkan warna orange.

Berdasarkan wawancara yangdilakukan tercatat sebanyak 15 spesiestumbuhan yang dijadikan sebagai tanamanhias, tumbuhan tersebut dibudidayakanoleh masyarakat desa Sienjo disekitarpekarangan rumah. Diantara yaitu lidahbuaya (Aloe vera L.), bunga kertas(Bougenville spectabilis Willd), kamboja(Plumeria acuminate Ait), Nerium (Neriumoleader L.), Kembang Merak (Caesalpiniapulcherrima (L) Swartz), bunga Malaysia(Euphorbia milli Ch. Des Moulins), beraswutah (Dieffenbachia amoena), Lidahmertua (Sansevieria trifasciata Prain),tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G.Don), melati (Jasminum sambac (L) Ait),ros (Rosa sinensis Jacq), puring(Codiaeum variegatum Bi), sedap malam(Polianthes tuberose L), kembang sepatu(Hibiscus rosa-sinensis L) dan bungamacis (Ixora javanica (BI). DC).

Pemanfaatan tumbuhan sebagaipakan ternak oleh masyarakat suku Tajiotercatat sebanyak 5 spesies dari 4 family.Ternak yang dipelihara oleh masyarakatsuku Tajio adalah Sapi (Bos taurus),Kambing (Capra aegagrus hircus) danAyam (Gallus gallus domesticus), makananternak pada sapi yaitu batang pisang(Musa paradisiaca) yang telah dipotong-potong kecil dan kulit pisang, daun jagung(Zea mays L.), Kaso (Saccharumspontaneum L), makanan ternak padakambing yaitu daun Gamal (Gliridia sepium(Jack) Kunth ex walp) dan kayu jawa(Lannea grandis Engl), yang diambil olehpemilik ternak dari kebun, sedangkan

Page 55: JURNAL BIOCELEBES

Yuliarsih dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

55

pakan ternak pada Ayam yaitu Jagung(Zea mays L.), jagung biasa dibeli dipasar atau ketika panen buah jagungtersebut sengaja dikeringkan untukkemudian dijadikan pakan ternak padaAyam.

Berdasarkan hasil wawancaratercatat 13 spesies tumbuhan yangdigunakan sebagai rempah-rempah olehmasyarakat suku Tajio yaitu Kunyit “Uni”(Curcuma longa L), Sereh “Babanoi”(Cymbopogon nardus L. Rendle),Lengkuas “Balibubeng” (Alpinia galanga

L), Jahe “Leiya” (Zingiber officinaleRoxb),Cingkeh “Cingkeh” (Syzygiumaromaticum(L). Merr & L.M. Perry), Asamjawa “Sambalagi” (Tamarindus indica L),Merica “Burica” (Piper ningrum L), Caberawit “Risa datu” (Capsicum frutencess L),Tomat “Tamate” (Solanum Lycopersium L),Jeruk nipis “Lemo nipis” (Citrus aurantifolia(Cristm) Swingle), Seledri “Daun sup”(Apium graveolens L), Kemangi“Balakama” (Ocimum sanctum L), danBelimbing wuluh “Lompias” (Averrhoacarambola L).

Tabel 1. Nilai Index Culture Significanse (ICS)No Index Culture Significanse (ICS) Jumlah1.2.3.4.5.6.

Sangat tinggi ( ≥ 100 )Tinggi ( 50 – 99 )Sedang ( 20 – 49 )Rendah ( 5 – 19 )Sangat rendah ( 1 – 4 )Tidak ada ( 0 )

12

71391-

Berdasarkan hasil analisis ICS(Index of cultural significance) pada tabeldi atas, ditemukan jenis tumbuhan daritingkat yang sangat tinggi, tinggi, sedang,rendah dan sangat rendah. Jenistumbuhan yang memiliki tingkatpemanfaatan yang sangat tinggi adalahpadi (Oryza sativa L),dengan nilai ICS106. Hal ini menunjukkan bahwa tanamanini sering dimanfaatkan dalam kehidupansehari-hari dan tumbuhan ini tidak dapatdigantikan dengan tumbuhan lain karenapadi merupakan makanan pokok dandikonsumsi setiap hari oleh masyarakatsetempat.Sedangkan intensitaspemanfaatan tumbuhan yang sangatrendah terdapat 1 jenis tumbuhan yaitumarkisa hutan (Passiflora ploetida L), halini disebabkan karena tumbuhan tersebutmemiliki kegunaan yang tidak begitupenting dan tingkat kesukaan masyarakatsangat rendah, tumbuhan ini dikonsumsimasyarakat suku Tajio tidak begitu seringkarena terdapat banyak tumbuhan lain

yang menyebabkan tumbuhan tersebuttidak terlalu disukai.

Berdasarkan tabel di atas dapatdilihat bahwa jumlah spesies tumbuhanyang tertinggi adalah pemanfaatantumbuhan sebagai bahan pangan yaitu 46spesies, hal ini disebabkan karenamasyarakat suku Tajio di desa Sienjomasih sangat bergantung pada alam danmemanfaatkan tumbuhan yang ada untukmemenuhi kebutuhan hidup merekasedangkan jumlah spesies tumbuhan yangterendah adalah pemanfaatan tumbuhansebagai pewarna nabati yaitu 3 spesies,hal ini disebabkan karena masyarakat sukuTajio jarang menggunakan pewarna nabatidalam kehidupan sehari-hari.

Page 56: JURNAL BIOCELEBES

Yuliarsih dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

56

Tabel 2. Persentase Kegunaan Masing-masing Tumbuhan

No KegunaanTumbuhan Persentase %1 Tumbuhan sebagai bahan pangan 40,35%2 Tumbuhan sebagai obat 31,57%3 Tumbuhan sebagai adat, ritual 15,78%4 Tumbuhan sebagai keindahan

(tanaman hias)13,04%

5 Tumbuhan sebagai pakan 4,34%6 Tumbuhan sebagai rempah-rempah 13%%7 Tumbuhan sebagai bahan bangunan 6,95%8 Tumbuhan sebagai bahan pewarna 2,60%

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian makadapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:1. Terdapat 8 kelompok pemanfaatan

tumbuhan berguna dari berbagaipemanfaatan tumbuhan yang terdapatdi desa Sienjo yaitu sebagai bahanpangan, obat-obatan, adat ritual, bahanbangunan, pewarna makanan,minuman, tanaman hias, dan pakanternak.

2. Bagian tumbuhan yang digunakandalam kehidupan sehari-hari olehmasyarakat suku Sienjo bermacam-macam yaitu bagian buah, bunga, biji,getah, akar, batang, kulit batang,rimpang dan daun.

3. Pemanfaatan tumbuhan yangdigunakan dalam kehidupan sehari-harioleh masyarakat suku Tajio tercatat114 spesies dari 55 family dan 100genus, pemanfaatan tumbuhan yangtertinggi adalah sebagai bahan panganyaitu 40,35%, pemanfaatan tumbuhansebagai obat 31,57%, pemanfaatantumbuhan sebagai adat ritual 15,78%,pemanfaatan tumbuhan sebagaitanaman hias 13,15%, pemanfaatantumbuhan sebagai pakan 4,38%,pemanfaatan tumbuhan sebagairempah 10,52%, pemanfaatantumbuhan sebagai bahan bangunan7,01%, dan pemanfaatan tumbuhansebagai pewarna adalah 2,63%.

4. Berdasarkan hasil penelitian, diperolehnilai ICS yang sangat tinggi yaitu padi”Pae”(Oryza sativa L), Hal inimenunjukkan bahwa tanaman inisering dimanfaatkan dalam kehidupansehari-hari dan tumbuhan ini tidakdapat digantikan dengan tumbuhan lainkarena padi merupakan makananpokok dan dikonsumsi setiap hari olehmasyarakat setempat dan nilai ICSyang sangat rendah yaitu markisahutan ”Teugu” (Passiflora ploetida L).

DAFTAR PUSTAKA

Balai Desa Sienjo, 2012.,DatamengenaiJumlah jiwa Masyarakat DesaSienjo.,Sienjo.

Dharmono, 2007, Kajian EtnobotaniTumbuhan Jalukap (Centellaasiatica L.) Di SukuDayak BukitDesa Haratai 1 Loksado, BiologiFKIP Universitas LambungMangkurat Banjarmasin, KalimantanSelatan,http://bioscientiae.unlam.ac.id.(Diunduh tanggal 25 November2011 pukul 20.00 WITA).

Adi Sumarto, S. dan Rifai, M. A., 1994,Keanekaragaman Hayati diIndonesia, Kantor NegaraLingkungan Hidup, Jakarta.

Page 57: JURNAL BIOCELEBES

Yuliarsih dkk. Biocelebes, Vol. 7No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

57

Mintowati, E, K, 2005 Botani EkonomiSuku Zingiberaceae Sebagai ObatTradisional Oleh Masyarakat DiKota Madaya Banjar Baru,Kalimantan Selatan,“http://bioscientiae.tripod.com”(diunduhtgl : 20-01-2012).

Tamin, R,.dan Arbain, D. 1995 Biodiversityand Survey Etnobotani. MakalahLokakarya Isolasi senyawaberkhasiat, Kerjasama HEDS-FMIPA Universitas ANDALAS,Padang.

Yuniati, E.M., 2004, Tesis Pasca Sarjana,Pengaruh Faktor Sosial Budaya danEkonomi TerhadapKeanekaragaman Jenis TumbuhanPekarangan Pada PerkampunganYang Dihuni Oleh MasyarakatSunda dan Jawa Di KabupatenBrebes, IPB, Bogor.

_______, 2012, Handout KuliahEtnobiologi, Etnobotani, JurusanBiologi Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, UNTAD,Palu.

Page 58: JURNAL BIOCELEBES

Biocelebes, Desember 2013, hlm. 58-66ISSN: 1978-6417 Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

58

Deteksi Bakteri Coliform DAN Escherichia coli Pada Minuman EsJeruk Di Cafe Lesehan Pantai Talise Palu

Ikha Wahyuni1), Muhammad Alwi2), Umrah3)

1)Alumni Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

2), 3)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas TadulakoKampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117

E.mail: [email protected]

ABSTRACTResearch entitle "Detect the Bacterium of Coliform and Escherichiacoli at Ices

Beverage of Orange In Coastal Cafe Lesehan of Talise Palu" have been executed as amean to detect and know the amount of bacterium Coiform and Escherichiacoli at icesbeverage of orange in Coastal Cafe Lesehan of Talise Palu. This research have thecharacter of descriptive, by using method of Standard Plate Count (SPC) And MostProbeble Number (MPN). Pursuant to research result from test SPC indicate that 50 %impure Cafe Lesehan because standard ineligibility of quality which is in specifying BPOMthat is Cafe A of counted 1,1 x 104 CFU/ml, Cafe C of counted 4,3 x 104 CFU/ml, Cafe Dof counted 1,5 x 104 CFU/ml, Cafe H of counted 1,8 x 104 CFU/ml. Examination ofMethod MPN from there are 30 % impure Cafe Lesehan by bekteri Coliform at icesbeverage orange of because standard ineligibility of quality specified by BPOM that is atCafe A of counted 143 x 101 MPN/ml, Cafe H of counted 2,33 x 101 MPN/ml, and Cafe Jof counted 1,23 x 101 MPN/ml. Pursuant to examination of coliform fecal and test theEscherichia coli expressed by all sampel is negativity.

Keywords: Coliform and Escherichia coli, ices beverage of orange, Cafe Lesehan.

PENDAHULUAN

Minuman adalah jenis cairan yangkhusus dipersiapkan untuk konsumsimanusia. Ada banyak kelompok untukminuman, hal ini dapat dibagi menjadiberbagai kelompok seperti air putih,alkohol, minuman non alkohol, minumanringan (minuman berkarbonasi), jus buahatau sayuran dan minuman panas.Minuman ringan adalah minuman yangtidak mengandung alkohol, merupakanminuman olahan dalam bentuk bubukatau cair yang mengandung bahanmakanan atau bahan tambahan lainnyabaik alami atau sintetis yang dikemas

dalam kemasan siap untuk dikonsumsi.Dalam pengujian mutu suatu bahanpangan diperlukan berbagai uji yangmencakup uji fisik, uji kimia, ujimikrobiologi, dan uji organoleptik.Kehadiran mikroorganisme dalam airmenjadi salah satu parameter biologisyang dapat menentukan persyaratankualitas air (Cahyadi, 2005).

Pengelolaan makanan minumanyang tidak higienis dan saniter dapatmengakibatkan adanya bahan-bahan didalam makanan minuman yang dapatmenimbulkan gangguan kesehatan padakonsumen. Makanan dan minuman dapatmenimbulkan penyakit yang disebabkan 2

Page 59: JURNAL BIOCELEBES

Ika dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

59

hal, yaitu mengandung komponenberacun (logam berat dan bahan kimiaberacun) dan terkontaminasimikroorganisme patogen dalam jumlahcukup untuk menimbulkan penyakit(Salmonella thyposa, Shigella dysentriae,virus hepatitis, Escherichia coli, danlainnya). Gangguan kesehatan yangterjadi berupa gangguan pada saluranpencernaan dengan gejala mual, perutmulas, muntah dan diare. NegaraIndonesia menggunakan bakteriEscherichia coli sebagai bakteri indikatorair yang terkontaminasi. Keberadaanbakteri Coliform dalam air minum yangmerupakan indikasi keberadaanorganisme patogen lainnya. Bakteri inimenyebabkan demam, diare dankegagalan ginjal (Isnawati, 2012).

Berdasarkan hasil survei lokasi diCafe Lesahan Pantai Talise Palumerupakan tempat wisata kuliner yangbanyak di kunjungi oleh masyarakat.Pada umumnya konsumen lebihmenyukai minuman es jeruk untuk dikonsumsi karena aroma, segi rasa yangmengandung vitamin. Penelitian ini jugamengobservasi hygenis dan sanitasi dariminuman es jeruk dalam prosespengolahan, kebersihan peralatan,pencucian peralatan dan lingkungansekitar, guna mengetahui standarkesehatan dan kebersihan. Berdasarkanhasil survei dari staf Balai PengawasObat dan Makanan (BPOM) LaboratoriumMikrobiologi belum menguji kelayakankonsumsi, sehingga perlu diadanpenelitian mengenai “Deteksi BakteriColiform dan Escherichia coli PadaMinuman Es Jeruk di Cafe LesahanPantai Talise Palu”.

METODE PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakanpada bulan Maret sampai Mei 2013.Tempat penelitian dilakukan diLaboratorium Biologi Dasar, Jurusan

Biologi Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Tadulako,Palu.

Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian

survei bersifat deskriptif untukmendapatkan gambaran yang jelasmengenai masalah yang akan diteliti.Pemeriksaan kuantitatif dan kualitatifmikrobiologis pada minuman es jeruk yangdijual di Cafe Lesahan Pantai Talise Palu,dilakukan pada 20 sampel es jeruk dari 10pedagang yang dihitung berdasarkanpopulasi sebanyak 101 pedagang es jeruk.

Alat dan BahanAdapun alat yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu autoklaf, oven,inkubator, pipet tetes, rak tabung, lampubunsen, kamera, mikroskop, hot plate,batang pengaduk, gelas obyek, gelaspenutup, spidol, jarum ose, gunting, kertaslabel, spoit, kapas, tissue, tabung reaksi,tabung Durham, koran bekas, erlenmeyer,cawan petri, gelas ukur, aluminium foil,plastik bening polietilen, wadah sampel,Laminar Air Flow (LAF) dan ColonyCounter.

Adapun bahan yang digunakandalam penelitian ini, yaitu alkohol 70%,aquadest steril, minuman es jeruk sebagaisampel, es batu, air minum, Laktosa Broth(LB), MacConkey Agar (McA), EosineMethylene Blue Agar (EMBA), SalmonellaShigella Agar (SSA) Nutrient Agar (NA) Zatpewarna Gram A (Kristal violet), Gram B(Larutan mordant), Gram C (Asam), danGram D (Larutan safranin).

Prosedur Penelitiana. Sterilisasi Alat dan Medium

Alat dari kaca dan gelas yang akandigunakan dalam penelitian ini disterilkandalam oven pada suhu 1800C selama 2jam, sedangkan medium untukpertumbuhan mikroba disterilkan denganmenggunakan autoklaf pada suhu 1210Ctekanan 1 ATM selama 15 menit.

Page 60: JURNAL BIOCELEBES

Ika dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

60

b. Penyiapan MediumMenimbang semua jenis

medium yang akan digunakan sesuaikebutuhan berdasarkan aturan yangtertera pada label kemasan. Masing-masing medium yang telah ditimbangdi masukkan ke dalam Erlenmeyeryang telah diisi dengan akuades laludilarutkan di atas hotplate,selanjutnya disterilkan dalam autoklaf.

c. Pengambilan SampelPengambilan sampel ini dilakukan

secara sistematik sampling. Ditemukan101 Cafe Lesehan yang menjualminuman es jeruk, dari beberapa CafeLesehan tersebut diambil 20 sampel dari10 Cafe Lesehan yang banyak dikunjungioleh masyarakat sehingga dapatdijadikan sebagai objek penelitian.Pengambilan sampel es jeruk dilakukan 2kali pengulangan dengan waktu yangberbeda yaitu pengulangan I berkisar jam19.00 dan pengulangan II berkisar jam22.00.Selanjutnya minuman es jeruktersebut disimpan di dalam plastik steril,kemudian dibawa ke Laboratorium BiologiDasar untuk dianalisis.

Pemeriksaan Sampela. Pengenceran

Pengujian mikrobiologis terhadapsampel minum es jeruk terlebih dahuludilakukan pengenceran. Pengencerandilakukan dengan menggunakan larutanakuades steril. Menyiapkan tiga tabungpengenceran yang berisi 90 ml akuadessteril, memasukkan 10 ml sampel padatabung pertama merupakan pengenceran10-1, selanjutnya tabung pertamadihomogenkan, kemudian diambil 1 mldan dimasukkan pada tabung pengencerke-2 yang merupakan pengenceran 10-2.Selanjutnya tabung pengencer 10-2

dihomogenkan, lalu diambil 1 mldimasukkan di tabung pengencer ke-3

yang merupakan pengenceran10-3

(Cappuccino and Sherman, 2002).

b. Standar Plate Count (SPC)Menyiapkan dua botol yang telah

berisi 90 ml aquades. Kemudian hasilhomogenisasi pada penyiapan sampelyang merupakan pengenceran 10-1 di atas,dipipet 10 ml ke dalam tabung pertama,dikocok homogen hingga diperolehpengenceran 10-2. Dibuat pengenceranselanjutnya hingga 10-3. Daripengenceran 10-3 dipipet 1 ml ke dalamcawan petri, Ke dalam cawan petridituangkan 10 sampai 20 ml medium NA(Nutrient Agar) untuk pengujian totalbakteri. Medium NA yang telah berisisampel diinkubasi pada suhu 370C selama48 jam, lalu dihitung total bakterinyadengan menggunakan Colony Counter(Fardiaz, 1993).

c. Uji Bakteri ColiformHasil pengenceran tersebut setiap

sampel (es jeruk, es batu, dan air minum)yaitu 10-1, 10-2, dan 10-3, masing-masingdipipet sebanyak 1 ml, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisimedium Laktosa Broth (LB) yangdilengkapi tabung Durham dalam posisiterbalik. Pada pemeriksaan ini digunakanseri tiga tabung.Kemudian semua tabungreaksi diinkubasikan dalam inkubator padasuhu 370C selama 2 X 24 jam. Hasil yangpositif ditandai dengan terbentuknya gaspada tabung Durham dan terjadinyaperubahan warna pada medium(Cappuccino and Sherman, 2002).

d. Uji Bekteri Coliform fekalTabung yang memberikan hasil

positif pada uji bakteri Coliform diambil satuose, kemudian diinokulasi pada mediumEosine Methylene Blue Agar (EMBA) danMacConkey Agar (McA), kemudiandiinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24jam. Setelah diinkubasi koloni yang tumbuhpada medium Eosine Methylene Blue Agar

Page 61: JURNAL BIOCELEBES

Ika dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

61

(EMBA) berwarna kehijauan, hijaumetalik, sedangkan koloni yang tumbuhpada cawan MacConkey Agar (McA)berwarna merah atau merah muda berartiair sampel mengandung bakteri Coliformfekal, tetapi jika medium pengujianditumbuhi koloni yang berwarna tidakseperti warna diatas berarti sampel tidakmengandung Bakteri Coliform fekal(Cappuccino and Sherman, 2002).

e. Uji Bakteri Escherichia coliKoloni yang positif pada uji bakteri

Coliform fekal, diambil satu ose, lalu ditumbuhkan pada medium NA (NutrientAgar). Selanjutnya diinkubasi pada suhu37OC selama 24 jam Setelah diinkubasidilanjutkan uji mikroskopis denganpewarnaan Gram. Setelah melakukanpewarnaan Gram kemudian diamatidibawah mikroskop terlihat sel berwarnamerah dan terbentuk batang, maka dapatdi katakan bahwa minuman es jeruk telahtercemar bakteri Escherichia coli, tetapiapabila dibawah mikroskop tidak terlihatwarna merah dan berbentuk lain berartiair sampel tidak tercemar bekteriEscherichia coli (Cappuccino andSherman, 2002).

Analisa Dataa. Perhitungan Standar Plate Count

(SPC)Hasil analisis mikrobiologi yang

digunakan suatu standar yang disebut"Standar Plate Count" (SPC), yangmenjelaskan mengenai cara menghitungkoloni pada cawan serta cawan memilihdata yang ada untuk menghitung jumlahkoloni.

Menurut Fardiaz (1993), Caramenghitung koloni pada cawan adalahsebagai berikut:4. Cawan yang dipilih dan dihitung

adalah yang mengandung jumlahkoloni antara 30-300.

5. Beberapa koloni yang bergabungmenjadi satu merupakan suatu

kumpulan koloni yang besar dimanajumlah koloninya diragukan, dapatdihitung satu koloni.

6. Satu deretan (rantai) koloni yang terlihatsebagai suatu garis tebal dihitungsebagai satu koloni.

Koloni pada cawan dihitung denganmenggunakan rumus sebagai berikut:PC = ℎ 1b. Perhitungan MPN (Most Probable

Number)Menurut Fardiaz (1993), Penentuan

jumlah total bakteri Coliform denganmenggunakan metode Most ProbableNumber (MPN). Untuk menentukan jumlahColiform seperti tercantum pada rumusdibawah ini.MPN Coliform selmL = 1 ℎ

Jika koloni bakteri yang tumbuhpada medium EMBA berwarna hijaumetalik dinyatakan positif mengandungbakteri coli fecal.Selanjutnya dilengkapipengujian dengan menggunakan mediumMcA. Jika koloni bakteri yang tumbuh padamedium McA berwarna merah atau merahmuda berarti minuman ringan es jerukmengandung bakteri coliform fekal tetapijika cawan isolasi tumbuh koloni yangberwarna tidak seperti warna diatas berartiminuman es jeruk tidak mengandungbakteri coli fekal. Kemudian di lengkapidengan Uji Bakteri Escherichia coli berupapewarnaan Gram yang menunjukkan selberwarna merah dan berbentuk batang,maka dapat dikatakan bahwa minuman esjeruk mengandung Escherichia coli, tetapiapabila di bawah mikroskop tidak terlihatsel berwarna merah dan tidak berbentukpendek berarti minuman ringan es jeruktidak mengandung Escherichia coli.

Page 62: JURNAL BIOCELEBES

Ika dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

62

HASIL DAN PEMBAHASANData Standar Plate Count (SPC)

Berdasarkan hasil pengamatandan pegujian secara kuantitatif

diperoleh jumlah koloni pada sampelminuman es jeruk, seperti yang terlihatpada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Data SPC Pada Sampel Minuman Es Jeruk di Cafe Lesahan PantaiTalise Palu

NO Cafe Total MPN 10-3

(CFU/mL)1 A 1,1 x 104 (11.000)2 B 0,1 x 104 (1.000)3 C 4,3 x 104 (43.000)4 D 1,5 x 104 (15.000)5 E 06 F 07 G 0,1 x 104 (1.000)8 H 1,8 x 104 (18.000)9 I 3,9 x 104 (39.000)

10 J 0,1 x 104 (1.000)

Berdasarkan tabel 1. Diatasmemperlihatkan jumlah koloni dari hasilduplo setiap pengenceran 10-3 terdapatsampel es jeruk padaCafe A, Cafe C, Cafe D, Cafe H dan Cafe Ibelum memenuhi standar baku mutu ALT.

Data MPN Bakteri ColiformBerdasarkan hasil pengamatan dan

pengujian secara kuantitatif yang diperolehdari nilai MPN (Most Probable Number)pada sampel minuman es jeruk seperti yangterlihat pada Tabel 2

Tabel 2. Berdasarkan Tabel 1 Hasil Analisis Data MPN Pada Sampel Minuman Es Jeruk diCafe Lesahan.

NO Cafe Total MPN (MPN/mLSampel)

1 A 143 x 101 (1430)2 B 0,6 x 101 (6)3 C 5,4 x 101 (54)4 D 3,0 x 100 (< 3)5 E 3,0 x 100 (< 3)6 F 3,0 x 100 (< 3)7 G 3,0 x 100 (< 3)8 H 2,33 x 101 (23,3)9 I 3,0 x 100 (< 3)

10 J 1,23 x 101 (12,3)

Page 63: JURNAL BIOCELEBES

Ika dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

63

Hasil Uji Bakteri Coliform fekalBerdasarkan uji bekteri Coliform

fekal dengan menggunakan medium MacConkey Agar (McA), Eosine MethyleneBlue Agar (EMBA) dan SalmonellaShigella Agar (SSA) seperti pada Tabel3.

Berdasarkan table 3 diatasmemperlihatkan bahwa pada sampelminuman es jeruk, negatif adanyaColiform fecalkerane koloni yang tumbuh

pada Eosine Methylene Blue Agar (EMBA)berwarna bintik-bintik merah, padamedium Mac Conkey Agar (McA)tumbuhkoloni berwarna putih.

Hasil Uji Escherichia coli.Berdasarkan uji bekteri Escherichia

coli dan uji mikroskopik denganmenggunakan pewarnaan Gram sepertiyang terlihat pada table 4.

Tabel 3. Uji Bakteri Coliform fekal

Keterangan:(- ) = Tidak di tumbuhi oleh bakteri Coliform fekal

Tabel 4. Hasil uji bakteri Escherchia coli dengan pewarnaan Gram pada sampel minumanes jeruk di cafe lesahan

Sampel Ciri-Ciri Mikroskopik

A.10-1 Sel terlihat berwarna biru danberbentuk kokus (coccus)

H.10-1 Sel berwarna violet dan Selberbentuk kokus (coccus)

J.10-2 Sel berwarna violet dan Selberbentuk kokus (coccus)

Cafe

Koloni Yang Tumbuh PadaMedium Eosine Methylene

Blue agar

Koloni Yang TumbuhPada Medium MacConkey

Agar

Koloni Yang Tumbuh PadaMedium Salmonella Shigella

Agar

10-1 10-2 10-3 10-1 10-2 10-3 10-1 10-2 10-3

Tabung Tabung Tabung Tabung

Tabung

Tabung

Tabung

Tabung Tabung

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

A - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

B - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

C - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

H - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

J - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Page 64: JURNAL BIOCELEBES

Ika dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

64

Berdasarkan tabel 4 diatasmemperlihatkan ciri-ciri mikrokopis yangdihasilkan dari uji pewarnaan Gram, padasampel tersebut negatif (-) bekteriEscherichia coli.

PembahasanColiform merupakan suatu

kelompok bakteri yang digunakan sebagaiindikator adanya polusi kotoran dankondisi yang tidak baik terhadap air,makanan. Adanya bakteri koliform didalam makanan atau minumanmenunjukkan kemungkinan adanyamikroba yang bersifat enteropatogenik danatau toksigenik yang berbahaya bagikesehatan manusia.

Berdasarkan hasil pengujian SPCuntuk minuman es jeruk bahwa dari 10Cafe Lesehan, terdapat 5 Cafe Lesehanyang tidak memenuhi syarat baku mutuyaitu Cafe A sebanyak 11.000 CFU/mL,Cafe C sebanyak 43.000 CFU/mL, Cafe Dsebanyak 15.000 CFU/mL, Cafe Hsebanyak 18.000 CFU/mL, dan Cafe Isebanyak 39.000 CFU/ml. BerdasarkanPeraturan Kepala Badan PengawasanObat dan Makanan NOMOR HK00.06.1.52.4011 batas maximum ALT 1 x104 koloni/mL. Hal ini dikarenakan setelahhasil Observasi saat pengambilan sampelbahwa pada Cafe Lesehan yang tidakmemenuhi syarat baku mutu kondisilingkungannya bertanah yang dapatmenghasilkan debu dan saatpengelolahan yang kurang higienis,berbeda dengan konsdisi lingkungan padaCafe Lesehan yang memenuhi syaratbaku mutu dimana tidak bertanah karenaditutupi oleh pallving, tempat pembuangansampah jauh dari Cafe Lesehan sertaproses pengelolahan yang higienis sesuaidengan pendapat yang di kemukakan olehBuckle dalam Saco (2012), bahwapencemaran mikroba pada bahan panganmerupakan hasil kontaminasi langsungatau tidak langsung dengan sumber-sumber pencemar seperti tanah, udara,

air, dan debu. Namun demikian hanyasebagian saja dari berbagai sumberpencemar yang berperan sebagai sumberawal kontaminan mikroba yangselanjutnya akan berkembang biak.

Berdasarkan hasil pengujian bakteriColiform dari metode MPN untuk minumanes jeruk dari 10 Cafe Lesehan terdapat 3Cafe Lesehan tidak memenuhi syaratbaku mutu yaitu Cafe A sebanyak 143 x101 MPN/mL, Cafe C sebanyak 5,4 x 101

MPN/mL, dan Cafe H sebanyak 2,33 x 101

MPN/mL. Berdasarkan Peraturan KepalaBadan Pengawasan Obar dan MakananNOMOR HK 00.06.1.52.4011 batasmaximum jenis pencemaran Coliform 2 x101 koloni /mL.

Berdasarkan hasil penelitian bahwayang menyebabkan kontaminasi padaminuman es jeruk, dari hasil penelitianpenyebab kontaminasi berasal dari esbatu yang digunakan dalam minuman esjeruk, dimana dari 10 Cafe Lesehan, 4Cafe Lesehan diantaranya telah tercemarbakteri Coliform karena tidak memenuhisyarat baku mutu untuk es batu yangditelah ditetapkan oleh Peraturan KepalaBadan Pengawasan Obat dan MakananNOMOR HK 00.06.1.52.4011 batasmaximum Coliform < 3/mL. Hal ini sesuaidengan Isnawati (2012) bahwa Sanitasibahan yang tidak memenuhi syaratmerupakan faktor penunjang terjadinyapencemaran bakteri Coliform pada esjeruk hal ini sangat memungkinkanterjadinya kontaminasi antara sari jeruk,air bahan baku dan es batu yang dipesan.Penelitian ini dilakukan pengambilangsampel dalam waktu yang berbedadimana pengulangan 1 berkisar 19.00 danpengulangan ke 2 berkisar 22.00,sehingga diperoleh bahwa penyabebkontaminasi pada minuman es jeruk jugaberasal dari proses pengelolahan dalampembuatan serta peralatan yangdigunakan kurang steril dan hiegenis. Halini sesuai dengan yang dikemukakan olehBuckle dalam Faridz (2007), bahwa bahan

Page 65: JURNAL BIOCELEBES

Ika dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

65

pangan dapat tercemar olehmikroorganisme sebelum pengolahan atauselanjutnya sesudah pengolahan, selainitu dapat juga di sebabkan oleh kebiasanpribadi para pekerja dan konsumen dalammengelola bahan pangan.

Berdasarkan hasil dari pengujianbakteri Coliform fecal denganmenggunakan dua medium selektif yaitumedium Eosin Methylene Blue Agar(EMBA) dan medium Mac Conkey Agar(McA), dimana menurut Cappuccino andSherman (2002), bahwa setelah diinkubasikoloni yang tumbuh pada medium EosineMethylene Blue Agar (EMBA) berwarnakehijauan, hijau metalik, sedangkan koloniyang tumbuh pada cawan Mac ConkeyAgar (McA) berwarna merah atau merahmuda berarti air sampel mengandungbakteri Coliform fecal. Setelah dilakukanpengujian pada sampel yang positif darimedium EMBA koloni yang dominantumbuh berwarna bintik-bintik merahsedangkan medium McA koloni yangtumbuh berwarna putih dan mediumSalmonella Shigella Agar (SSA) dominanberwarna putih. Hal ini sesuai denganFardiaz (1993), pada agar EMB, koloniColiform fekal mempunyai diameter 0.5-1,5 mm dan berwarna gelap dengan sinarhijau metalik (keemasan), sedangkankoloni Coliform Nonfekal mempunyaidiameter yang lebih besar (1.0-3.0 mm)berwarna merah muda dan bagiantengahnya berwarna gelap seperti mataikan.

Berdasarkan hasil uji bakteriColiform Fecal yang dihasilkan daripewarnaan Gram memperlihat ciri-ciriMikroskopis sel berwarna biru, berbentukcoccus. Hal ini membuktikan bahwasampel pada Cafe A, Cafe H, Cafe I, danCafe J, negatif adanya bekteri Escherichiacoli. Berdasarkan Peraturan Kepala BadanPengawasan Obar dan Makanan NOMORHK 00.06.1.52.4011 batas maximum APMEscherichia coli < 3 CFU/mL. Hal inisesuai dengan Fardiaz (1993), bahwa

Escherichia coli merupakan salah satubakteri yang termasuk ke dalam golonganColiform dan secara normal hidup didalam usus besar dan kotoran manusiamaupun hewan, oleh karena itu disebutjuga Coliform fekal sehingga digunakansecara luas sebagai indikatorpencemaran. Escherichia coli adalahbakteri Gram negatif, berbentuk batangdan tidak membentuk spora. SelEscherichia coli memiliki ukuran panjang2,0 – 6,0 μm, tersusun tunggalberpasangan. Escherichia coli tumbuhpada suhu 10 – 40oC dengan suhuoptimum 37oC.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan,identifikasi dan analisis maka dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut:1. Berdasarkan hasil penelitian pada

sampel minuman es jeruk di CafeLesehan terbukti tercemar bakteriColiform, sedangkan bakteriEscherichia coli negatif di temukan.

2. Berdasarkan uji SPC menunjukkanbahwa 50 % Cafe Lesehan tercemarkarena tidak memenuhi syarat bakumutu yang di tetapkan BPOM.Pengujian metode MPN dari terdapat30 % Cafe Lesehan yang tercemaroleh bekteri Coliform pada minuman esjeruk karena tidak memenuhi syaratbaku mutu Berdasarkan pengujiancoliform fecal dan uji Escherichia colidinyatakan semua sampel adalahnegatif.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan makanan,2009, Batas Maksimum CemaranMikroba dalam Pangan, DirekturJenderal Pengawas Obat danMakanan (POM), Jakarta.

Page 66: JURNAL BIOCELEBES

Ika dkk. Biocelebes, Vol. 7 No. 2

Jurnal Biocelebes, Vol. 7 No.2, Desember 2013, ISSN: 1978-6417

66

Cahyadi, 2005, Kajian EkstensifikasiBarang Kena Cukai Pada MinumanRingan Berkarbonasi,Skiripsi,Universitas Indonesia, Depok.

Cappuccino, J.G and N. Sherman, 2002,Microbiology a LaboratoryManual.The Benjamin/CummingPublishing Company, Inc. MenloPark, California.

Fardiaz, S., 1993, Analisis MikrobiologiPangan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Faridz, R, Hafiluddin, dan M., Anshari,2007, Analisis Jumlah Bakteri DanKeberadaan Eschechia coli PadaPengelolahan Ikan Teri Nasi PT.Kelola Mina Laut Unit Sumenep,Skripsi, Universitas Trunojoyo,Madura

Isnawati, 2012., Hubungan HigieneSanitasi Keberadaan BakteriColiform Dalam Es Jeruk DalamWarung Makan KelurahanTembalang Semarang, Skripsi,Universitas Diponegoro. Semarang

Saco, s., 2012, Kajian Tingkat KerusakanNata De Coco Yang Beredar PadaBeberapa Swalayan Kota Manado,Artikel, Universitas Manado,Manado.