JURNAL PRAKTIKUM KOSMETIK SEDIAAN AROMATERAPI ChibyCare
Oleh:
I Nyoman Arta Widnyana Arry Andi Yastawa Bayu Anggara Chintya
Sandra Bhuana Putu Ayu Pradnya Puspita Ni Made Oka Dwicandra
(0808505012) (0808505034) (0808505027) (0908505011) (0908505057)
(0908505071)
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Stres atau stres kerja merupakan "penyakit"
global yang bisa melanda siapa saja,
setiap saat tanpa pandang bulu, apakah mereka laki-laki,
perempuan, kaya atau miskin tidak terkecuali. Fakta menunjukkan
bahwa dalam lingkungan kerja dimana seseorang berada, sebagian
besar pernah mengalami stres, meski pada tataran yang paling ringan
sekalipun. Stres yang berlebihan akan menyebabkan keadaan patologis
pada diri orang yang mengalami stres tersebut, seperti hipertensi,
gangguan pernafasan, sakit kepala hingga kadang berbuat sesuatu
yang di luar kendali. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan suatu
manajemen stres yang dapat menanggulangi stres secara adaptif dan
efektif. Salah satunya dengan melakukan relaksasi (Margiati, 1999).
Kegiatan relaksasi dan meditasi ini bisa dilakukan di rumah pada
malam hari atau hari-hari libur kerja. Dengan melakukan relaksasi,
seseorang dapat membangkitkan perasaan rileks dan nyaman. Dengan
begitu, seseorang yang melakukan relaksasi diharapkan dapat
mentransfer kemampuan dalam membangkitkan perasaan rileks ke dalam
suasana di mana mereka mengalami situasi stres (Margiati, 1999).
Relaksasi menggunakan aromaterapi merupakan kegiatan yang paling
sering dilakukan. Aromaterapi merupakan pengobatan alternatif yang
digunakan untuk membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi.
Minyak atsiri telah dikenal untuk meningkatkan sirkulasi,
menurunkan tekanan darah dan merangsang sistem kekebalan tubuh.
Aromaterapi menggunakan minyak esensial dari tumbuhan tertentu
untuk meningkatkan kesehatan seseorang dan suasana hati. Minyak ini
diambil dari bunga tanaman, daun, batang, kulit kayu, kulit dan
akar. Minyak sering dicampur dengan zat lain seperti lotion, minyak
lainnya atau alkohol untuk membuat beberapa metode aromaterapi
berbeda (Harrison, 2008). Minyak esensial Lavender umumnya
digunakan di aromaterapi dan pijat. Manfaat utamanya klinis pada
sistem saraf pusat. Banyak penelitian dilakukan pada hewan dan
manusia mendukung penggunaannya sebagai modulator suasana hati dan
penenang. Minyak lavender memiliki aktivitas in vitro antimikroba
terhadap bakteri, jamur dan beberapa serangga. Aroma bunga yang
kuat dan menyenangkan telah menyebabkan penggunaan populer di
aromaterapi, di mana minyak ini dianggap sebagai salah satu minyak
esensial yang paling fleksibel dan bermanfaat. Aromaterapi dengan
minyak lavender telah
direkomendasikan untuk mengobati berbagai macam penyakit
termasuk stres, kecemasan,, hipertensi depresi kelelahan, dan
mabuk. Pijat dengan kombinasi minyak esensial lavender dan
peppermint telah direkomendasikan untuk meredakan sakit kepala
karena tegang (Chu dan Kemper, 2001).
1.2
Landasan Teori 1.2.1 Kosmetik Istilah kosmetik berasal dari kata
Yunani kosmtikos yang berarti keahlian dalam menghias. Menurut
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No.
HK.03.1.23.12.10.12459 tahun 2010 di bidang kosmetik, kosmetik
didefinisikan sebagai bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku,
bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut
terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan
atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh
pada kondisi baik. Kosmetika harus memenuhi persyaratan keamanan
sesuai dengan persyaratan keamanan sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang kosmetik.
Bahan kosmetik adalah bahan yang berasal dari alam atau sintetik
yang digunakan untuk memproduksi kosmetik. Bahan-bahan tersebut
dapat digunakan dalam sediaan kosmetik dengan batasan dan
persyaratan penggunaan sesuai Peraturan Perundang-Undangan di
bidang kosmetik (Dirjen POM, 2010). Bahan kosmetik ini umumnya
terdiri yaitu bahan aktif dan bahan tambahan. Bahan aktif adalah
bahan yang ada dalam sediaan kosmetik yang dapat berpengaruh
terhadap fisiologi dan fungsi dari kulit atau membrane mukosa dari
seluruh anggota badan, termasuk gigi baik secara fisika, kimia,
biokimia dengan efek sistemik yang minimal. Sedangkan bahan
tambahan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam suatu formula
kosmetik, biasanya dalam jumlah kecil, yang dimaksudkan untuk
memperbaiki bentuk sediaan yang diinginkan ataupun untuk
meminimalkan bentuk sediaan yang tidak diinginkan (Dirjen POM,
2010). Komposisi utama dari kosmetik adalah bahan dasar yang
berkhasiat, bahan aktif dan ditambah bahan tambahan lain, seperti
bahan pewarna dan bahan pewangi. Pada pencampuran bahan-bahan
tersebut harus memenuhi kaidah pembuatan kosmetik ditinjau dari
berbagai segi teknologi pembuatan kosmetik termasuk farmakologi,
farmasi, kimia teknik dan lainnya (Wasitaatmadja, 1997).
1.2.2 Hidung Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk
mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang
dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah
busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium
aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel
kemoreseptor untuk mengenali bau (Soetjipto D & Wardani
RS,2007). Hidung berfungsi sebagai indera pembau. Ujung-ujung saraf
pembau terletak pada selaput lendir rongga hidung bagian atas,
kerang hidung atas dan permukaan atas kerang hidung yang tengah.
Pada ujungs araf pembau terdapat selaput lender yang berfungsi
sebagai pelembab Bau yang busuk pada rongga hidung waktu kita
menarik napas ditangkap oleh ujung saraf kemudian dibawa ke pusat
pembau di otak sehingga kita dapat menerima rangsang bau (Soetjipto
D & Wardani RS,2007).
Gambar 1. Penampang Hidung
1.2.3
Stres Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan
distres dan menciptakan
tuntutan fisik dan psikis pada seseorang. Stres membutuhkan
koping dan adaptasi. Sindrom adaptasi umum atau teori Selye,
menggambarkan stres sebagai kerusakan yang terjadi pada tubuh tanpa
mempedulikan apakah penyebab stres tersebut positif atau negatif.
(Isaacs, 2004). Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres
dapat terganggu misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan
terjadi penyempitan pada saluran pernafasan mulai dari hidung,
tenggorokan dan otot-otot rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat
dikarenakan otot-otot rongga dada (otot-otot antar tulang iga)
mengalami
spasme dan tidak atau kurang elastic sebagaimana biasanya.
Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik
nafas.
1.2.4
Aroma terapi Aromaterapi adalah seni menggunakan minyak esensial
untuk membantu
memulihkan keseimbangan dalam tubuh, dan merupakan bentuk
penyembuhan alami yang lebih dari 8.000 tahun (Helen McGuinness,
2003). Terdapat berbagai jenis aroma terapi, yaitu : 1. Essential
Oil Aroma Therapy / Minyak Essensial Aroma Terapi Sesuai dengan
namanya, aroma terapi jenis ini berbentuk cairan/minyak.
Penggunaannya bermacam-macam, dipanaskan pada tungku (tungku
listrik aroma terapi atau tungku lilin aroma terapi), dioleskan
pada kain, dioleskan pada bola lampu dan dioleskan pada saluran
udara. 2. Dupa Aroma Terapi / Stick Incense Aromatherapy Dupa tidak
hanya digunakan untuk kegiataan keagamaan tertentu, kini bentuk
dupa pun menjadi salah satu bentuk aroma terapi. Dengan bentuk yang
padat, sehingga anda tidak perlu takut tumpah. Hanya saja karena
jenis aroma terapi ini berasap, aroma terapi jenis dupa lebih tepat
digunakan untuk ruangan yang besar atau di ruangan terbuka. Jenis
dupa aroma terapi sendiri saat ini ada 3 jenis, yaitu berupa dupa
aroma terapi panjang, dupa aroma terapi pendek dan dupa aroma
terapi berbentuk kerucut. 3. Lilin Aroma Terapi / Candle Aroma
Therapy Berkaitan dengan aroma terapi ada 2 jenis lilin yang
digunakan, lilin untuk pemanas tungku dan lilin aroma terapi. Lilin
yang digunakan untuk memanaskan tungku aroma terapi tidak memiliki
wangi aroma terapi karena fungsinya adalah memanaskan tungku yang
berisi aroma terapi essential oil. Sedangkan lilin aroma terapi
adalah lilin yang jika dibakar akan mengeluarkan wangi aroma
terapi.
4. Message Oil Aroma Therapy / Minyak Pijat Aroma Terapi 5.
Garam Aroma Terapi / Bath Salt Aromatherapy Mandi menggunakan air
garam hangat dipercaya mampu mengeluarkan toksin/racun yang ada di
dalam tubuh. Dengan garam aroma terapi ini suasana mandi air garam
anda akan lebih menyenangkan. Untuk menggunakan garam aroma terapi
ini sebaiknya anda mandi dengan cara berendam atau bisa juga
digunakan untuk merendam bagian tubuh tertentu seperti telapak kaki
untuk mengurangi rasa lelah anda. 6. Sabun Aroma Terapi / Soap
Aroma Therapy Sabun dengan aroma terapi, bentuknya yang saat ini
beredar adalah berupa sabun padat namun dengan berbagai wangi aroma
terapi, tidak hanya wangi saja namun berbagai kandungan/ekstrak
dari tumbuh-tumbuhan dibenamkan di dalam sabun ini sehingga sabun
ini juga baik untuk kesehatan tubuh, seperti menghaluskan kulit,
menjauhkan serangga dan lainnya. Bahan utama aroma terapi adalah
berikut ini 1. Minyak atsiri Minyak atsiri dikenal juga dengan
minyak esteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil).
Dihasilkan oleh tanaman dan sering kali terdapat bersama-sama
dengan resin dan gum.
BAB II SIFAT FISIKO KIMIA BAHAN
1. Minyak Peppermint Bobot jenis : 0,90 0,92 g/ml pada suhu
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian etanol (70%) P; larut dalam 29-48
% menthol : 1,46-1,47 : (-100) (-300) (Mamun dan Sintha
Suhirman)
Indeks bias,250C Rotasi optic
2. Minyak Lemon Berat Jenis Indeks Bias Putaran optic : 0,86 :
1,46 : -2o 30
Kelarutan dalam etanol : Larutan jernih 1:1 Bilangan ester Kadar
sitral ; 10,10 : 32,5 (Anonimous, 2004)
BAB III FORMULASI
3.1
FORMULA 3.1.1 Formula Utama Nausea Inhalant Lavender oil
Peppermint oil Hirup uapnya (Goldstein et al, 2006) 3.1.2 Formula
alternatif 1 Nausea Inhalant Lavender oil Peppermint oil Hirup
uapnya 5 ml 5 ml 1 drop 1 drop
3.1.3 Formula alternatif 2 Nausea Inhalant Lemon oil Peppermint
oil Hirup uapnya 5 ml 5 ml
BAB IV PROSEDUR KERJA
4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat Timbangan Gelas ukur Pipet tetes
Batang pengaduk Beaker glass Cawan
4.1.2 Bahan a. Formula Utama Lavender oil Peppermint oil b.
Formula Alternatif 1 Lavender oil Peppermint oil c. Formula
Alternatif 2 Lemon oil Peppermint oil 1 drop
4.2 Tabel penimbangan bahan 4.2.1 Formula Utama Jumlah yang
digunakan pada pustaka Nama bahan Kegunaan
Lavender oil
Bahan utama Minyak pembawa
1 drop
Peppermint oil
1 drop
4.2.2 Formula alternative 1
Nama bahan
Kegunaan
Jumlah dalam formula utama
Kelebihan bahan 20% 1 ml
Jumlah yang ditimbang
Lavender oil
Bahan utama Minyak pembawa
1 drop
6 ml
Peppermint oil
1 drop
1ml
6 ml
4.2.3 Formula alternative 2
Jumlah dalam formula utama Nama bahan Kegunaan
Kelebihan bahan 20% 1 ml
Jumlah yang ditimbang
Lemon oil
Bahan utama Minyak pembawa
1 drop
6 ml
Peppermint oil
1 drop
1 ml
6ml
4.3 CARA KERJA 4.3.1 Formula Utama 1. Ditimbang semua bahan. 2.
Minyak lavender dan minyak peppermint yang telah ditimbang
dimasukkan pada cawan dan diaduk homogen 3. Ditambahkan air panas
pada campuran kedua minyak tersebut 4. Uap yang muncul dihirup
4.3.2 Formula Alternatif 1 1. Ditimbang semua bahan. 2. Minyak
lavender dan minyak peppermint yang telah ditimbang dimasukkan pada
cawan dan diaduk homogen 3. Sediaan dimasukkan kedalam wadah, dan
dikemas 4.3.3 Formula Alternatif 2 1. Ditimbang semua bahan 2
Minyak lemon dan minyak peppermint yang telah ditimbang dimasukkan
pada cawan dan diaduk homogen 3. Sediaan dimasukkan kedalam wadah,
dan dikemas
BAB V EVALUASI SEDIAAN 1. Uji Organoleptis Uji organoleptis
dilakukan terhadap perubahan-perubahan warna dan bau pada
sediaan.
2. Penentuan bobot jenis Penentuan bobot jenis dilakukan
menggunakan piknometer. Bobot jenis minyak atsiri pada suhu 150 C
adalah perbandingan antara berat minyak pada suhu 150 C dengan
berat air pada volume yang sama dengan volume minyak pada suhu 150
C. 3. Penentuan putaran optic Penentuan putaran optic dilakukan
dengan menggunakan alat half shadow instrument tipe Lippich.
Pengujian dilakukan pada suhu kamar dengan menggunakan panjang
kolom transmisi cairan 100 mm, tetapi kadang kolom yang tersedia
lebih pendek atau lebih panjang dari 100 mm, sehingga pembacaan
harus dikonversikan. 4. Penentuan indeks bias Penentuan indeks bias
dilakukan dengan menggunakan alat refraktometer Pulfrich atau
refraktometer Abbe dan diukur pada suhu 200 C. Apabila suhu lebih
dari 200 C maka perhitungan dilakukan dengan factor koreksi
0,00045/0C 5. Penentuan kelarutan dalam alcohol Kelarutan dilakukan
dengan alcohol mulai dari konsentrasi mulai dari 50%, 60%, 70%,
80%, dan 90%
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1993. Kodeks Kosmetika Indonesia. Edisi 2 Vol 1
Direktorat Jenderal POM RI, Jakarta. Chu, Catherine J. dan Kathi J.
Kemper. 2001. Lavender (Lavandula spp.). The Center for Holistic
Pediatric Education and Research Dirjen POM.2010. Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Goldstein, Tamar, Bill M. Moore, R.J. Peters,
Claire Poulton, Steve Watson, August Wusterhausen. 2006. The
Aromatherapy Handbook. USA: Labrats Project Margiati, Lulus. 1999.
Stres Kerja:Latarbetakang Penyebab dan Alternatif Pemecahannya.
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, Th XII, No 3, 71-80 McGuinness,
Helen. 2003. Aromatherapytherapy Basics Second Edition. British:
British Library Niazi,Sarfaras K.2009. Handbook of Pharmaceutical
Manufacturing Formulations Second Edition Semisolid Products.USA:
Informa Healthcare USA, Inc
Wasitaatmadja, S. M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.
Jakarta: Universitas Indonesia
LAMPIRAN
1. Kemasan Primer Botol plastik berukuran 30 mL
2. Kemasan Sekunder
3. Etiket