Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat. Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masih dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat. Di Negara kita ini masalah lainnya yang perlu di pikirkan adalah tentang samapah. Sampah akan terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan manusia, jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk, bisa dibayangkan banyaknya sampah-sampah dikota besar yang berpenduduk padat. Permasalahan ini akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidak dapat dikelola dengan baik. 1.2.TUJUAN
27

Jurnal

Jan 22, 2023

Download

Documents

Ria Wulandari
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Penyediaan air bersih untuk masyarakatmempunyai peranan yang sangat penting dalammeningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat,yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angkapenderita penyakit, khususnya yang berhubungandengan air, dan berperan dalam meningkatkan standaratau taraf/kualitas hidup masyarakat.

Sampai saat ini, penyediaan air bersih untukmasyarakat diindonesia masih dihadapkan padabeberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampaisaat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satumasalah yang masih dihadapi sampai saat ini yaknimasih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untukmasyarakat.

Di Negara kita ini masalah lainnya yang perludi pikirkan adalah tentang samapah. Sampah akanterus ada dan tidak akan berhenti diproduksi olehkehidupan manusia, jumlahnya akan berbanding lurusdengan jumlah penduduk, bisa dibayangkan banyaknyasampah-sampah dikota besar yang berpenduduk padat.Permasalahan ini akan timbul ketika sampah menumpukdan tidak dapat dikelola dengan baik.

1.2.TUJUAN

Page 2: Jurnal

1. Agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimanapenyediaan air bersih.

2. Agar mahasiswa menegtahui tentang bagaimanacara pembuangan sampah.

3. Agar mahasiswa mampu menganalisa bagaimanapengaruh penyediaan air berih dan pembuangansampah bagi kesehatan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENYEDIAAN AIR BERSIH

2.1.1 Pengertian air bersih

Berdasarkan Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan KerjaPerkantoran dan industri terdapat pengertianmengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakanuntuk keperluan sehari-hari dan kualitasnyamemenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlakudan dapat diminum apabila dimasak.

Page 3: Jurnal

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat

beberapa pengertian mengenai :

1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yangselanjutnya disebut air baku adalah air yangdapat berasal dari sumber air permukaan,cekungan air tanah dan/atau air hujan yangmemenuhi baku mutu tertentu sebagai air bakuuntuk air minum.

2. Air minum adalah air minum rumah tangga yangmelalui proses pengolahan atau tanpa prosespengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dandapat langsung diminum.

3. Air limbah adalah air buangan yang berasal darirumah tangga termasuk tinja manusia darilingkungan permukiman.

4. Penyediaan air minum adalah kegiatanmenyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat agar mendapatkan kehidupan yangsehat, bersih, dan produktif.

5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnyadisebut SPAM merupakan satu kesatuan sistemfisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dansarana air minum.

6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yangbertujuan membangun, memperluas dan/ataumeningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik(kelembagaan, manajemen,keuangan, peranmasyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuhuntuk melaksanakan penyediaan air minum kepadamasyarakat menuju keadaan yang lebih baik.

Page 4: Jurnal

7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalahkegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi,mengelola, memelihara, merehabilitasi,memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik(teknik) dan non fisik penyediaan air minum.

8. Penyelenggara pengembangan SPAM yangselanjutnya disebut Penyelenggara adalah badanusaha milik negara/badan usaha milik daerah,koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompokmasyarakat yang melakukan penyelenggaraanpengembangan sistem penyediaan air minum.

2.1.2        Sumber Air BersihBerdasarkan petunjuk Program Pembangunan PrasaranaKota Terpadu perihal Pedoman Perencanaandan Desain Teknis Sektor Air Bersih,disebutkanbahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebihdahulu adalah:

1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di ataspermukaan tanah. Debitnya sulit untuk diduga,kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangkabeberapa lama.

2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber airhasil penggalian ataupun pengeboran yangkedalamannya kurang dari 40 meter.

3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber airhasil penggalian ataupun pengeboran yangkedalamannya lebih dari 40 meter.

4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yangterbentuk mulai dari hulu di daerahpegunungan/tinggi sampai bermuara dilaut/danau. Secara umum air baku yang didapatdari sungai harus diolah terlebih dahulu,karena kemungkinan untuk tercemar polutansangat besar.

Page 5: Jurnal

5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir),Yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentuyang airnya berasal dari aliran sungai maupuntampungan dari air hujan.

Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untukkeperluan air minum adalah (Budi D. Sinulingga,Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal,1999):

1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaanbumi akan mengalami pencemaran sehingga tidakmemenuhi syarat apabila langsung diminum.

2. Air permukaan tanah (surface water). Yaiturawa, sungai, danau yang tidak dapat diminumsebelum melalui pengolahan karena mudahtercemar.

3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiridari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Airsumur dangkal dianggap belum memenuhi syaratuntuk diminum karena mudah tercemar. Sumber airtanah ini dapat dengan mudah dijumpai sepertiyang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagaihasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber airtanah ini sangat dipengaruhi oleh beberapafaktor, seperti topografi, batuan, dan curahhujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukanmuka air tanah mengikuti bentuk topografi, mukaair tanah akan dalam di daerah yangbertopografi tinggi dan dangkal di daerah yangbertopografi rendah.

Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalamiperjalanan panjang adalah air yang jauh lebihmurni, dan pada umumnya dapat langsung diminum,namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untukmemastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian

Page 6: Jurnal

sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalubanyak akan menimbulkan intrusi air asin dan airlaut yang membuat sumber air jadi asin, biasanyadaerah-daerah sekitar pantai.

1. Mata air (spring water). Sumber air untukpenyediaan air minum berdasarkan kualitasnyadapat dibedakan atas:A. Sumber yang bebas dari pengotoran

(pollution).B. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah

(natural purification).C. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan

pengolahan buatan (artificial treatment).2.1.3        Standar Kualitas Air BakuAir bersifat universal dalam pengertian bahwa airmampu melarutkan zat-zat yang alamiah dan buatanmanusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkanmutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahuidahulu kotoran dan kontaminan yang terlarut didalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidakbegitu besar.

Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air,air limbah dan air bersih, maka dapat dilakukanpenilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. DiIndonesia ketentuan mengenai standar kualitas airbersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatanberdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas AirBersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagidalam tiga bagian yaitu:

1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.

Page 7: Jurnal

3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagikegiatan yang telah beroperasi.

Mengingat betapa pentingnya air bersih untukkebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harusmemenuhi persyaratan, yaitu:

1. Syarat fisik, antara lain:A. Air harus bersih dan tidak keruh.B. Tidak berwarnaC. Tidak berasaD. Tidak berbauE. Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)F. Syarat kimiawi, antara lain:i. Tidak mengandung bahan kimiawi yang

mengandung racun.ii. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang

berlebihan.iii. Cukup yodium.iv. pH air antara 6,5 – 9,2.v. Syarat bakteriologi, antara lain:

Tidak mengandung kuman-kuman penyakit sepertidisentri, tipus, kolera, dan bakteri patogenpenyebab penyakit.

Pada umumnya kualitas air baku akan menentukanbesar kecilnya investasi instalasi penjernihan airdan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehinggasemakin jelek kualitas air semakin berat bebanmasyarakat untuk membayar harga jual air bersih.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaanair harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:

1. Aman dan higienis.2. Baik dan layak minum.

Page 8: Jurnal

3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh

sebagian besar masyarakat.Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RItelah menerbitkan standar kualitas air bersih tahun1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturantersebut standar air bersih dapat dibedakan menjaditiga kategori (Menkes No. 173/per/VII tanggal 3Agustus 1977):

1. Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air bakuuntuk keperluan air minum.

2. Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandiumum, pertanian dan air yang terlebih dahuludimasak.

3. Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanandarat.

2.1.4        Sistem Penyediaan Air BersihSistem penyediaan air bersih meliputi besarnyakomponen pokok antara lain: unit sumber air baku,unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi,unit distribusi dan unit konsumsi.

1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistempenyediaan air bersih yang mana pada unit inisebagai penyediaan air baku yang bisa diambildari air tanah, air permukaan, air hujan yangjumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.

2. Unit pengolahan air memegang peranan pentingdalam upaya memenuhi kualitas air bersih atauminum, dengan pengolahan fisika, kimia, danbakteriologi, kualitas air baku yang semulabelum memenuhi syarat kesehatan akan berubahmenjadi air bersih atau minum yang aman bagimanusia.

Page 9: Jurnal

3. Unit produksi adalah salah satu dari sistempenyediaan air bersih yang menentukan jumlahproduksi air bersih atau minum yang layakdidistribusikan ke beberapa tandon ataureservoir dengan sistem pengaliran gravitasiatau pompanisasi. Unit produksi merupakan unitbangunan yang mengolah jenis-jenis sumber airmenjadi air bersih. Teknologi pengolahandisesuaikan dengan sumber air yang ada.

4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar airyang diproduksi menuju ke beberapa tandon ataureservoir melalui jaringan pipa.

5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipayang mengantarkan air bersih atau minum daritandon atau reservoir menuju ke rumah-rumahkonsumen dengan tekanan air yang cukup sesuaidengan yang diperlukan konsumen.

6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipakonsumen yang telah disediakan alat pengukurjumlah air yang dikonsumsi pada setiapbulannya.

2.1.5        Proyeksi Kebutuhan Air BersihSemakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggitingkat kegiatan akan menyebabkan semakin besarnyatingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukanbesaran kebutuhan akan air bersih antara lainadalah sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk2. Jenis kegiatan3. Standar konsumsi air untuk individu4. Jumlah sambungan

Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar ataumengacu pada kebijaksanaan nasional. Asumsi-asumsilain yang digunakan mengikuti kecenderungan data

Page 10: Jurnal

yang ada di lapangan serta kriteria dan standaryang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, yaituseperti:

1. Cakupan pelayanan2. Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan3. Jenis sambungan4. Tingkat kebutuhan konsumsi air5. Perbandingan SR/HU6. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik7. Angka kebocoran8. Penanggulangan kebakaran

Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersihdilakukan dengan memperhitungkan jumlah kebutuhanair yang diperlukan bagi daerah perencanaan.Proyeksi kebutuhan air dihitung dengan menggunakandata proyeksi jumlah penduduk, standar kebutuhanair bersih, cakupan pelayanan, koefisien kehilanganair, dan faktor puncak yang diperhitungkan untukkeamanan hitungan perencanaan.

2.1.6        Satuan Kebutuhan Air BersihKebutuhan air terbagi atas kebutuhan untuk:

1. Rumah Tangga2. Non Rumah Tangga

Pemerintah Indonesia telah menyusun programpelayanan air bersih sesuai dengan kategori daerahyang dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk.

Page 11: Jurnal

 Tabel II.1

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai KategoriKota

NoKategoriKota

JumlahPenduduk

Sistem

TingkatPemakaian Air

1

KotaMetropolitan

>1.000.000

NonStandar 190

2KotaBesar

500.000–1.000.000

NonStandar 170

3KotaSedang

100.000–500.000

NonStandar 150

4KotaKecil

20.000–100.000

StandarBNA 130

5

KotaKecamatan

<20.000

StandarIKK 100

6 Kota < 3.000 Stand 30

Page 12: Jurnal

PusatPertumbuhan

arDPP

Sumber : SK-SNI Air Bersih 

Tabel II.2Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga

NoNon Rumah Tangga(fasilitas)

TingkatPemakaian Air

1 Sekolah 10 liter/hari2 Rumah Sakit 200 liter/hari

3 Puskesmas(0,5 – 1)m3/unit/hari

4 Peribadatan(0,5 – 2)m3/unit/hari

Page 13: Jurnal

NoNon Rumah Tangga(fasilitas)

TingkatPemakaian Air

5 Kantor(1 – 2)m3/unit/hari

6 Toko(1 – 2)m3/unit/hari

7 Rumah Makan 1 m3/unit/hari

8 Hotel/Losmen(100 – 150)m3/unit/hari

9 Pasar(6 – 12)m3/unit/hari

10 Industri(0,5 – 2)m3/unit/hari

11 Pelabuhan/Terminal(10 – 20)m3/unit/hari

12 SPBU(5 – 20)m3/unit/hari

13 Pertamanan25    3/unit/hari

Sumber : SK-SNI Air Bersih2.1.7        Tahapan Perencanaan Air BersihDalam pemenuhan kebutuhan prasarana air bersih,maka dilakukan tahapan-tahapan perencanaanberdasarkan 5 (lima) komponen utama yang terdiridari:

1.      Perhitungan Kebutuhan AirKebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan untukrumah tangga (domestik), non domestik dan jugatermasuk perhitungan atas kebocoran air. Analisiskebutuhan air ini disesuaikan dengan hasil

Page 14: Jurnal

perhitungan proyeksi penduduk, prosentase pendudukyang dilayani dan besarnya pemakaian air.

2.      Identifikasi Sumber Air BakuIdentifikasi air baku terutama dimaksudkan untukmendapatkan informasi mengenai:

-          Jarak dan beda tinggi sumber airterhadap daerah pelayanan

-          Debit andalan sumber air

-          Kualitas air baku dan jenis alokasisumber air baku pada saat ini

3.      Pemeriksaan dan Penilaian Kualitas AirSistem pengolahan air yang dibangun harus dapatmemproduksi air yang memenuhi standar kualitas airbersih yang ditetapkan oleh Departemen KesehatanRI.

4.      Pemilihan Alternatif SistemSistem penyediaan air bersih yang dirancangmerupakan sistem terpilih yang diperolehberdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapaalternatif pilihan sistem. Penentuan pilihandidasarkan pada penilaian berdasarkan aspek:

-          Teknis

-          Ekonomis

-          Lingkungan

5.      Perhitungan Kebocoran/Kehilangan Air

Page 15: Jurnal

Kehilangan air yang disebabkan kebocoran teknis dannon teknis diperkirakan sebesar 20% dari kebutuhantotal.

7. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri dari:

-          Sistem Produksi meliputi Intake danInstalasi Pengolahan Air

-          Sistem Distribusi meliputi Reservoir danPipa Induk

-          Sistem Pemanfaatan melalui SambunganRumah dan Hydrant Umum

Faktor-faktor yang mempengaruhi sistemdistribusi adalah:

-          Pola tata guna lahan

-          Kepadatan penduduk

-          Kondisi topografi kota

-          Rancangan induk kota.

2.2      PEMBUANGAN SAMPAH

2.1.1 Pengertian Sampah

Sampah merupakan suatu bahan yang terbuangatau di buang dari suatu sumber hasil aktivitasmanusia maupun proses-proses alam yang tidakmempunyai nilai ekonomi. Dalam Undang-Undang No.18

Page 16: Jurnal

tentang Pengelolaan Sampah menyatakan definisisampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusiadan atau dari proses alam yang berbentuk padat. Permasalahan sampah merupakan permasalahan yangkrusial bahkan sampah dapat dikatakan sebagaimasalah kultural karena berdampak pada sisikehidupan terutama dikota-kota besar sepertiJakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, Medan dan kotabesar lainnya. Sampah akan terus ada dan tidak akanberhenti diproduksi oleh kehidupan manusia,jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlahpenduduk, bisa dibayangkan banyaknya sampah-sampahdikota besar yang berpenduduk padat. Permasalahanini akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidakdapat dielola dengan baik. Sampah menjadi masalahpenting untuk penting untuk kota yang padatpenduduknya hal tersebut disebabkan oleh beberapafaktor yaitu:

1. Volume sampah yang sangat besar sehinggamelebihi kapasitas daya tampung tempatpembuangan sampah akhir (TPA)

2. Lahan TPA semakin sempit karena tergeserpenggunaan lain.

3. Teknologi pengelolaan sampah tidak optimalsehingga sampah lambat membusuknya, hal inimenyebabkan percepatan peningkatan volumesampah lebih besar dari pembusukannya olehkarena itu selalu diperlukan perluasan area TPAbaru

4. Sampah yang sudah layak menjadi kompos tidakdikeluarkan dari TPA karena beberapapertimbangan

Page 17: Jurnal

5. Managemen pengelolaan sampah tidak efektifsehingga seringkali menjadi penyebab distorsidengan masyarakat setempat

6. Pengelolaan sampah disarakan tidak memberikandampak positif terhadap lingkungan 8.

7. Kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintahdalam memanfatkan produk sampingan sehinggatertumpuknya produk tersebut di lahan TPA.

Ratio timbunan sampah dikota besar umumnyadihasilkan tiap-tiap jiwa adalah 0.7 kg/kapita/haritermasuk kota medan. Kota yang memiliki jumlahpenduduk  tetap mencapai 2.125.591 jiwa dankomutter yang diperkirakan mencapai 600.000 jiwa. jika diestimasikan timbunan sampah yang mampudiproduksi adalah 6806 m3/hari setara dengan 1701 ton/hari. Jumlah volume sampah di Kota Medantergolong besar sehingga perlu ada penanganankhusus, bila tidak cepat maka kota tersebut akanterus ditimbun oleh  tumpukan sampah danberbarengan dengan efek negatif yang ditimbulkan.

2.2.2        Penggolongan SampahAda beberapa penggolongan sampah, penggolongan iniberdasarkan atas beberapa kriteria yaitu: asalsampah, sifat dan jenisnya.

1. Penggolongan sampah berdasarkan asalnyaA. sampah hasil rumah tangga termasuk didalamya

sampah rumah sakit, hotel dan kantorB. sampah hasil kegiatan industryC. sampah hasil kegiatan pertanian meliputi

perkebunan, perikanan dan peternakan.D. sampah hasil kegiatan perdagangan misal

sampah pasar, swalayan dan tokoE. sampah hasil kegiatan pembangunanF. sampah jalan raya.

Page 18: Jurnal

G. pengolongan sampah berdasarkan sifatnyai. sampah organik terdiri atas dedaunan, sisa

makanan, kertas sayur dan buah. Sampahorganik merupakan sampah yang mengandungsenyawa organik dan tersusun oleh unsurkarbon, hidrogen dan oksigen serta sampahorganik mudah terdegradasi oleh mikroba.

ii. sampah anorganik terdiri atas kaleng,plastik, besi, kaca dan bahan-bahanlainnya yang tidak tersusun oleh senyawaorganik. Sampah ini tidak dapatterdegradasi oleh mikroba sehingga sulitdiuraikan.

2.2.3        Undang-Undang No.18 Tahun 2008 TentangPengelolaan Sampah

Dalam Undang-Undang No. 18 tahun  2008 tentangPengelolaan Sampah, jenis sampah yang diaturadalah:

Sampah Rumah TanggaYaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal darisisa kegiatan sehari-hari di rumah tangga, tidaktermasuk tinja dan sampah spesifik dan dari prosesalam yang berasal dari lingkungan rumah tangga.Sampah ini bersumber dari rumah atau dari komplekperumahan.

Sampah Sejenis Sampah Rumah TanggaYaitu sampah rumah tangga yang bersala bukan darirumah tangga dan lingkungan rumah tangga melainkanberasal dari sumber lain seperti pasar, pusatperdagangan, kantor, sekolah, rumah  sakit, rumahmakan, hotel, terminal, pelabuhan, industri, tamankota, dan lainnya.

Page 19: Jurnal

Sampah SpesifikYaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumahtangga yang karena sifat, konsentrasi dan/ataujumlahnya memerlukan penanganan khusus, meliputi,sampah yang mengandung B3 (bahan berbahaya danberacun seperti batere bekas, bekas toner, dansebagainya), sampah yang mengandung limbah B3(sampah medis), sampah akibat bencana,  puingbongkaran, sampah yang secara teknologi belum dapatdiolah, sampah yang timbul secara periode (sampahhasil kerja bakti).

Mekanisme pengelolaan sampah dalam UU N0.18 Tahun2008 tentang Pengelolaan Sampah meliputi, kegiatan–kegiatan berikut:

Pengurangan SampahPengurangan sampah merupakan kegiatan untukmengatasi timbulnya sampah sejak dari produsensampah (rumah tangga, pasar, dan lainnya), menggunaulang sampah dari sumbernya dan/atau di tempatpengolahan, dan daur ulang sampah di sumbernya danatau di tempat pengolahan. Pengurangan  sampah akandiatur dalam Peraturan Menteri tersendiri, kegiatanyang termasuk dalam pengurangan sampah ini adalah:

1. Menetapkan sasaran pengurangan sampah2. Mengembangkan Teknologi bersih dan label produk3. Menggunakan bahan produksi yang dapat di daur

ulang atau diguna ulang4. Fasilitas kegiatan guna atau daur ulang5. Mengembangkan kesadaran program guna ulang atau

daur ulang6. Penanganan Sampah

Merupakan rangkaian kegiatan penaganan sampah yangmencakup pemilahan (pengelompokan dan pemisahan 

Page 20: Jurnal

sampah menurut jenis dan sifatnya), pengumpulan(memindahkan sampah dari sumber sampah ke TPS atautempat pengolahan sampah

terpadu), pengangkutan (kegiatan memindahkan sampahdari sumber, TPS atua tempat pengolahan sampahterpadu, pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk,komposisi, karateristik dan jumlah sampah agardiproses lebih lanjut, dimanfaatkan ataudikembalikan alam dan pemprosesan aktif kegiatanpengolahan sampah atau residu hasil  pengolahansebelumnya agar dapat dikembalikan ke medialingkungan. Dalam perencanaan pengelolaan sampah,Undang-Undang Pengelolaan Sampah mengharapkanpemerintah kota/kabupaten dapat membentuk semacamforum pengelolaan sampah skala kota/kabupaten atauprovinsi. Forum ini beranggotakan masyarakat secaraumum, perguruan tinggi, tokoh masyarakat,organisasi lingkungan/persampahan, pakar, badanusaha dan lainnya. Hal-hal yang dapat difasilitasiforum adalah: memberikan usul, pertimbangan dansaran terhadap kinerja pengelolaaan  sampah,membantu merumuskan kebijakan pengelolaan sampah,memberikan saran  dan dapat dalam penyelesaiansengketa persampahan.  Sampai saat ini, belum adakebijakan nasional mengenal persampahan itu sendirimasih bersifat sosialisasi.

2.3 pengadaan air

Dalam situasi bencana mungkin saja air untukkeperluan minumpun tidak cukup, dan dalam hal inipengadaan air yang layak dikunsumsi menjadi palingmendesak. Namun biasanya problema–problemakesehatan yang berkaitan dengan air muncul akibat

Page 21: Jurnal

kurangnya persediaan dan akibat kondisi air yangsudah tercemar sampai tingkat tertentu.

Tolak ukur kunci:

1. Persediaan air harus cukup untuk memberisedikit–dikitnya 15 liter per orang   per hari

2. Volume aliran air ditiap sumber sedikitnya0,125 liter perdetik.

3. Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidaklebih dari 500 meter

4. 1 (satu) kran air untuk 80 – 100 orang5. Kualitas air

Air di sumber–sumber harus layak diminum dan cukupvolumenya untuk keperluan keperluan dasar (minum,memasak, menjaga kebersihan pribadi dan rumahtangga) tanpa menyebabakan timbulnya risiko–risikobesar terhadap kesehatan akibat penyakit–penyakitmaupun pencemaran kimiawi atu radiologis daripenggunaan jangka pendek.

Tolak ukur kunci:

1. Di sumber air yang tidak terdisinvektan (belumbebas kuman), kandungan bakteri dari pencemarankotoran manusia tidak lebih dari 10 coliformper 100 mili liter

2. Hasil penelitian kebersihan menunjukkan bahwaresiko pencemaran semacam itu sangat rendah.

Page 22: Jurnal

3. Untuk air yang disalurkan melalui pipa–pipakepada penduduk yang jumlahnya lebih dari10.000 orang, atau bagi semua pasokan air padawaktu ada resiko atau sudah ada kejadianperjangkitan penyakit diare, air harusdidisinfektan lebih dahulu sebelum digunakansehingga mencapai standar yang bias diterima(yakni residu klorin pada kran air 0,2–0,5miligram perliter dan kejenuhan dibawah 5 NTU)

4. Konduksi tidak lebih dari 2000 jS / cm danairnya biasa diminum

5. Tidak terdapat dampak negatif yang signifikanterhadap kesehatan pengguna air, akibatpencemaran kimiawi atau radiologis daripemakaian jangka pendek, atau dari pemakain airdari sumbernya dalam jangka waktu yang telahdirencanakan, menurut penelitian yang jugameliputi penelitian tentang kadar endapanbahan–bahan kimiawi yang digunakan untukmengetes air itu sendiri. Sedangkan menurutpenilaian situasi nampak tidak ada peluang yangcukup besar untuk terjadinya masalah kesehatanakibat konsumsi air itu.

6. Prasarana dan PerlengkapanTolak ukur kunci:

1. Setiap keluarga mempunyai dua alat pengambilair yang berkapasitas 10–20 liter, dan tempatpenyimpan air berkapasitas 20 liter. Alat–alatini sebaiknya berbentuk wadah yang berlehersempit dan/bertutup

2. Setiap orang mendapat sabun ukuran 250 gram perbulan.

3. Bila kamar mandi umum harus disediakan, makaprasarana ini harus cukup banyak untuk semua

Page 23: Jurnal

orang yang mandi secara teratur setiap haripada jam–jam tertentu. Pisahkan petak–petakuntuk perempuan dari yang untuk laki–laki.

Bila harus ada prasarana pencucian pakaian danperalatan rumah tangga untuk umum, satu bak airpaling banyak dipakai oleh 100 orang.

2.3.1        Artikel pembuangan sampah

Wow, Tempat Pembuangan Sampah Jadi Obyek wisata.

Jumat, 15 Juni 2012, 22:44 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI — Pemerintah Kota Kendari,Sulawesi Tenggara, mengembangkan Tempat PembuanganAkhir Sampah (TPAS) Puuwatu sebagai salah satuobjek wisata.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah KotaKendari, Alamsyah Lotunani, di Kendari, mengatakan,penetapan kawasan pengolahan menjadi objek wisataguna menjawab stigma masyarakat kalau TPAS selamaini dianggap sebagai tempat yang identik denganbau, jorok dan kotor.

“Ada konsep yang kami tawarkan di TPAS Puuwatusehingga ditetapkan menjadi objek wisata, salahsatunya kita bisa melihat seluruh Kota Kendari dariatas puncak yang ada di TPAS ini,” ujarnya.

Page 24: Jurnal

Ia mengatakan, di TPS Puuwatu tersebut sudahdibangun taman yang disebut Taman Bougenvillekarena seluruh bunga yang ditanam di sana adalahbougenville.

“Kita juga membuat dua unit vila yang bisadigunakan pengunjung yang ingin bermalam di kawasanitu, untuk menyaksikan keindahan Kota Kendari dariatas puncak jika malam hari,” katanya.

Menurut dia, kawasan TPAS Puuwatu telahdirevitalisasi bahkan proses penimbunan danpenataan kawasan tersebut terus dilakukan agar TPASkelihatan lebih bersih, indah dan bisa dijadikankawasan arena balap pencinta otomotif.

“Medan di kawasan TPAS ini cukup menantang,sehingga selain tempat rekreasi, kita jugamembangun arena motor cross, mobil offroad,”ujarnya.

Menurut dia, pengelolaan TPAS Puuwatu yang bisaberfungsi sebagai objek wisata sudah diakui dariKementerian lingkungan hidup saat berkunjung ketempat itu.

“Bahkan tempat itu menjadi salah satu penyumbangpoin bagi Kota Kendari dalam meraih tropi adipurayang ke empat kalinya secara berturut-turut daritahun 2009, 2010, 2011 dan 2012,” katanya.

2.3.2        ANALISA

1. Pada hakikatnya penanggulangan bencana alam diIndonesia sudah sangat baik terlebih untukmenaggulangi penyediaan air bersih yang sangat

Page 25: Jurnal

fital sebagai kelangsungan hidupmanusia.Bahakan BASARNAS juga memiliki criteriatersendiri untuk pengadaan air bersih ketikaterjadi bencana alam.Tetapi terkadang denganberanekaragaman tempat,situasi,kondisi, makapelaksana di beri keleluasaan untukmenyesuaikan sesuai lapangan.Sehingga tak hayalsering kita dengar banyak penyediaan air bersihtak seperti setandart yang sudah ditetapkan.walau dasarnya prinsip prinsip padapenyediaan air untuk penanggulangan bencanatidak di tinggalkan.Apalagi diperparah dengansumber air bersih yang sulit di dapatkan ketikabencana alam tiba,ini adalah salah satu factorhal yang dapat mempengaruhi kenapa di lapangantidak sesuai dengan criteria pengambilan sumberair ketika terjadi bencana alam.

2. Yang sering kita lihat adalah TPAS yang penuhsampah dan baunya tidak sedap tetapi tidak samahalnya dengan TPAS puuwatu di Kendari.Di tpsini tidak ada pemandangan tumpukan sampah danbau busuk melainkan di tempat ini di jadikansalah satu tempat pariwisata yang terdapattaman bunga bugenvil dan terdapat penginapanyang terkenal dengan keindahan panoramanya.Halini membuktikan bahwa tidak semua pengelolaanpembuangan sampah di Indonesia buruk,buktinyadi TPAS puuwatu dapat membuktikan bahwapengelolaan pembungan sampah jika di perhatikandengan seksama dan prosesnya di awasi denganketat ,dan dapat dip roses dengan benar makatak hayal indonesa bisa menjadi Negara yangbersih dan angka kesehatanya meninggkat.

Page 26: Jurnal

BAB III

PENUTUP

3.1        KESIMPULAN

Pada proses penyediaan air bersih dan pembuangansampah di Indonesia sudah memiliki aturan yangberlaku tetapi belum sepenuhnya dapat dilaksanakandengan baik ketika dilapangan ,karena banyak factoryang dapat mempengaruhinya,baik dari segi SDMnya,kesadaran pelaksana,situasi,dan Sumber danayang ada . Sehingga kita belum dapat menciptakanIndonesia yang siap untuk menaggulangi terjadinyabencana alam yang cepat,tepat,dan benar.Dan kitabelum dapat menyiapkan Indonesia sebagai Negarayang mampu dalam proses pengelolaan sampah dengancara yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/index.php.htm

Page 27: Jurnal

file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/m5o11z-wow-tempat-pembuangan-sampah-jadi-obyek-wisata…artike.htmhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16528-2208100660-Chapter2.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/bab2_sistem_penyedian_air_bersih.pdf