JUDUL PENELITIAN Studi awal dalam persiapan “Pengembangan Model Pembelajaran aktif, mandiri dan inovatif” sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan perawat agar mampu berkontribusi dalam meningkatkan status kesehatan ABSTRAK RENCANA PENELITIAN Key word: active learning, distance learning, Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam mewujudkan peningkatan status kesehatan masyarakat. Dalam fungsinya perawat berperan sebagai pemberi pelayanan, pendidik, konselor, advocate, kolabolator dan change agent. (Helvie, 1998). Peran ini terlihat masih belum optimal karena jumlah dan kualitas pendidikan yang masih kurang memadai. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih aktif, mandiri, inovatif dan menekankan prinsip belajar sepanjang hidup. Model yang akan dikembangkan adalah model pembelajaran jarak jauh atau yang dikenal dengan distance learning Penelitian studi awal untuk mengetahui persiapan dalam melaksanakan model pembelajaran yang aktif dan inovatif. Pembelajaran yang aktif inovatif menekanankan model pembelajaran dengan aktif dan mandiri dari mahasiswa dan bersifat on line. Desain penelitian menggunakan crossectional dengan alat bantu kuisioner. Tahap pertama yang dilaksanakan adalah melakukan uji coba kuisioner pada 30 responden. Dari uji coba responden tersebut didapatkan r= 0.984 dengan = 0.05. Sampel yang terkumpul adalah: 253 responden dengan deskripsi: 116 mahasiswa reguler, 110 mahasiswa ekstensi, dan 16 mahasiswa pasca sarjana. Hasil penelitian menunjukan 60,7% mengatakan saat ini metode pembajaran saat ini masih banyak yang menggunakan ceramah, 61,9% menyatakan metode aktiv learning lebih
23
Embed
JUDUL PENELITIAN - Pelayanan Kesehatan dan Keperawatan …pkko.fik.ui.ac.id/files/JUDUL PENELITIAN.doc · Web viewStudi awal dalam persiapan “Pengembangan Model Pembelajaran aktif,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JUDUL PENELITIAN
Studi awal dalam persiapan “Pengembangan Model Pembelajaran aktif, mandiri dan
inovatif” sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan perawat agar mampu berkontribusi
dalam meningkatkan status kesehatan
ABSTRAK RENCANA PENELITIAN
Key word: active learning, distance learning,
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam mewujudkan peningkatan status kesehatan masyarakat. Dalam fungsinya perawat berperan sebagai pemberi pelayanan, pendidik, konselor, advocate, kolabolator dan change agent. (Helvie, 1998). Peran ini terlihat masih belum optimal karena jumlah dan kualitas pendidikan yang masih kurang memadai. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih aktif, mandiri, inovatif dan menekankan prinsip belajar sepanjang hidup. Model yang akan dikembangkan adalah model pembelajaran jarak jauh atau yang dikenal dengan distance learningPenelitian studi awal untuk mengetahui persiapan dalam melaksanakan model pembelajaran yang aktif dan inovatif. Pembelajaran yang aktif inovatif menekanankan model pembelajaran dengan aktif dan mandiri dari mahasiswa dan bersifat on line. Desain penelitian menggunakan crossectional dengan alat bantu kuisioner. Tahap pertama yang dilaksanakan adalah melakukan uji coba kuisioner pada 30 responden. Dari uji coba responden tersebut didapatkan r= 0.984 dengan = 0.05. Sampel yang terkumpul adalah: 253 responden dengan deskripsi: 116 mahasiswa reguler, 110 mahasiswa ekstensi, dan 16 mahasiswa pasca sarjana. Hasil penelitian menunjukan 60,7% mengatakan saat ini metode pembajaran saat ini masih banyak yang menggunakan ceramah, 61,9% menyatakan metode aktiv learning lebih menyenangkan, dan 49,2 % menyatakan lebih menarik apabila diberikan dengan media yang menunggunakan teknologi informasi. Terkait pelaksanaan distance learning (DL), 50,4% menyatakan setuju apabila DL diterapkan di FIK dan 54,4% menyatakan DL bisa diterapkan di FIK. Terkait kesiapan infrastruktur 43,7 % responden mengatakan FIK masih belum siap untuk pelaksanaan DL.
Peneliti: Rr. Tutik Sri Hariyati
BAB I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk sebesar
213. 722. 300, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1.5 % per tahun (BPS th 2003,
dikutip dalam www.web gatra.com). Penduduk yang jumlahnya sangat besar tersebut
tinggal dan tersebar di kurang lebih 13.000.000 kepulauan.
Indonesia sangat kaya dan secara geografis dipisahkan oleh lautan serta terdiri dari
pegunungan, sungai dan hutan. Kondisi geografis yang dipisahkan lautan dan tersebar di
berbagai kepulauan menyebabkan banyak pembangunan dan penyebaran informasi yang
tidak merata.
Sebagian besar penduduk Indonesia (59%) hidup di pulau Jawa, hal ini didukung dengan
lengkapnya fasilitas serta segala sesuatu yang lebih mudah diperoleh daripada jika tinggal
di pulau selain Jawa.(www.web gatra.com) Dengan jumlah penduduk yang banyak dan
tersebar di banyak kepulauan serta kecenderungan untuk tinggal di salah satu pulau
menambah kecenderungan tidak menyebarnya kesempatan untuk berkembang secara
merata.
Kesehatan merupakan salah satu masalah sentral yang masih menjadi permasalahan pada
pembangunan bangsa Indonesia. Menurut Survey demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI ) tahun 2002/2003 angka kematian ibu sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup
atau dapat disimpulkan dalam setiap 2 jam ada satu ibu yang meninggal. Indikator
kesehatan yang lain adalah angka kematian bayi . Angka kematian bayi di Indonesia masih
tergolong tinggi, lebih tinggi dari Malaysia. Angka kematian bayi di Indonesia 20 per 1000
kelahiran hidup, sedangkan Malaysia angka kematian bayi 11 per 1000 kelahiran hidup.
( www.namline.edu/apkbr/basisdata.html) Melihat angka kematian bayi dan ibu yang
masih tinggi maka masih diperlukan langkah-langkah peningkatan status kesehatan
penduduk Indonesia.
Perawat merupakan salah satu pemberi pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi
dalam meningkatkan status kesehatan bangsa. Perawat mempunyai peran diantaranya
sebagai pemberi pelayanan (care provider), pendidik, konselor, advocate, kolabolator dan
change agent. (Helvie, 1998).
Bagaimana kondisi perawat di Indonesia ? Dalam Sistem Kesehatan Nasional 2003(SKN),
disebutkan rasio perawat dengan jumlah penduduk masih rendah yaitu 1: 2850. Tingkat
pendidikan perawat di Indonesia juga masih sangat beragam, mulai dari lulusan Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK) yang setingkat dengan SMA sampai dengan yang berpendidikan
Doktor. Secara kuantitas jumlah SPK lebih banyak daripada yang berpendidikan lebih
tinggi, sehingga peran perawat menjadi belum optimal.
Ada suatu sistem peningkatan pendidikan baik secara formal maupun informal pada
perawat. Pendidikan formal dapat dilihat dengan berkembangnya sekolah D3 keperawatan
dan sekarang juga banyak berkembang sekolah tinggi keperawatan yang
menyelenggarakan pendidikan perawat setingkat sarjana. Secara kuantitas peningkatan
jumlah institusi pendidikan perawat sangat baik tapi hendaknya kualitas dan mutu
pendidikan juga harus ditingkatkan.
Kendala lain adalah rata-rata penyelenggara pendidikan yang berkualitas masih berada di
kota besar, kondisi tersebut makin menyulitkan perawat untuk meningkatkan
pengetahuannya dengan optimal. Hari Wibowo(pengamat pendidikan) mengatakan
bahwa”Problem pendidikan kita adalah akses atau ketersediaan pendidikan bagi rakyat
yang masih sangat rendah.” (www.apindonesia.com) . Dengan akses pendidikan yang
masih rendah ditambah dengan mahalnya biaya pendidikan dan pengorbanan yang harus
dikeluarkan jika harus belajar ke pusat kota maka banyak perawat belum dapat
meningkatkan pengetahuannya.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas perlu dicari suatu bentuk pendidikan yang tidak hanya
mengandalkan jumlah saja tapi juga mengandalkan kualitas. Pendidikan yang berkualitas
ini hendaknya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dengan mudah.
Penelitian ini adalah studi awal untuk suatu penelitian yang akan mengembangkan model
pembelajaran yang bersifat aktif, mandiri, inovatif dan menekankan prinsip” life long
learner.” Model pembelajaran ini diharapkan mampu menjadi terobosan pembelajaran
yang berkualitas. Model ini lebih menekankan keaktifan dan kemandirian peserta didik
serta memberikan dasar bahwa belajar tidak hanya dapat dilaksanakan di bangku sekolah
Berdasarkan table 1 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah wanita (82.9 %), dan mayoritas responden belum menikah(69%). Jumlah responden dari kelas reguler dan ektensi cukup berimbang, sedangkan dari kelas pasca sarjana hanya 6.3%. Mayoritas responden dari daerah Jabodetabek (63.1%) dan mayoritas rentang usia 20-40 th ( 50.3%)
Tabel 2.Distribusi pendapat responden tentang kondisi BPKM th 2005
Karakteristik BPKM Jumlah ProsentaseMembantu PBM:Sangat setujuSetujuTidak setuju
174753
6929.81.2
BPKM lengkap dan memberi informasiSangat setuju Setuju
13496
53.238.1
Tidak setujuSangat Tidak setuju
211
8.30.4
Dari table 2 dapat disimpulkan bahwa BPKM (Buku Pedomen Mahasiswa) yang ada pada tahun 2005 mayoritas sudah lengkap, memberikan informasi dan membantu proses belajar dan mengajar.
Gambar 1. Diagram Potensial BPKM dimasukkan secara on line
.8%
1.6%
10.7%
53.6%
33.3%
Missing
STS
TS
S
SS
Dari gambar 1 dapat disimpulkan mayoritas responden sangat setuju (33.3%) dan setuju (53.6%) bahwa BPKM dapat/ potensial untuk menggunakan system on line.
Tabel 3.Distribusi pendapat responden tentang pembelajran system ceramah, th 2005
Karakteristik Ceramah Jumlah ProsentaseMayoritas ceramahSangat setujuSetujuTidak setujuSangat Tidak setuju
117812923
4.43151.29.1
Ceramah membuat mengantukSangat setujuSetujuTidak setujuSangat Tidak setuju
72135384
28.653.615.11.6
Ceramah menyenangkan mahasiswaSangat setujuSetujuTidak setujuSangat Tidak setuju
38136744
15.15429.41.6
Ceramah memudahkan pengajarSangat setujuSetujuTidak setujuSangat Tidak setuju
117812923
4.431.051.29.1
Pada table 3 dapat disimpulkan bahwa di FIK th 2005 sebanyak 35.4 % masih menggunakan metode ceramah, sisanya mengatakan tidak setuju metode yang digunakan adalah ceramah. Pada table ini juga menunjukkan mahsiswa setuju dan sangat setuju jika ceramah membuat mengantuk 82.2%, namunm masih banyak yang setuju dan sangat setuju bahwa ceramah merupakan system yang menyenangkan mahsiswa 69,1%. Sedangkan pandangan mahasiswa mengatakan tidak setuju bahwa ceramah lebih memudahkan pengajar (51.2%).
Tabel 4.Distribusi pendapat responden tentang pembelajran system pembelajaran aktif/Active learning, th 2005
Active learning Jumlah ProsentaseAktiv learning menyenangkan mahasiswaSangat setujuSetujuTidak setuju
6215633
24.661.913.1
Active learning memudahkan pencapaianSangat setujuSetujuTidak setuju
5215939
20.663.115.5
Metode aktiv memudahkan dosenSangat setujuSetujuTidak setujuSangat tidak setuju
38178312
15.170.612.30.8
Media dengan TI menarikSangat setujuSetujuTidak setuju
12411014
49.243.75.6
Tabel 4 menunjukkan bahwa 61.9% mahasiswa setuju dengan system pembelajaran yang aktif, mahasiswa juga setuju metode aktif memudahkan mencapai tujuan pembelajaran (63.1 % ). Mahasiswa sangat setuju dan setuju (92.9% ) terhadap pendapat bahwa dengan media teknologi informasi pembelajaran akan lebih menarik.
Tabel 5.Distribusi pendapat responden tentang potensial diterapkan Active learning dengan computer mediated learning/ CML atau Distance learning?DL, th 2005
CML/DL Jumlah ProsentaseBisa diterapkan di FIKSangat setuju SetujuTidak setujuSangat tidak setuju
78131314
3154.412.31.6
Setuju diterapkan di FIKSangat setuju SetujuTidak setujuSangat tidak setuju
87127333
34.550.413.11.2
Setuju evaluasi melalui DL/CMLSangat setuju SetujuTidak setujuSangat tidak setuju
39189192
15.5757.50.8
Tabel 5 menunjukkan bahwa mahasiswa setuju (54.4%) mengatakan CM/Dl bisa diterapkan dan setuju jika CML dan DL diterapkan di FIK. Selain itu mahsiswa sebanyak 75% mengatakan setuju bahwa evaluasi/ujian dapat dilaksanakan melalui CML/DL.
Tabel 6.Distribusi pendapat responden tentang kesiapan Sumber daya terhadap sistem Active learning dengan computer mediated learning/ CML atau Distance learning/DL, th 2005
Suber Daya Manusia Jumlah Prosentase
Mahasiswa paham konsep DL/CMLSangat setuju SetujuTidak setujuSangat tidak setuju
188713312
7.134.552.84.8
Dosen paham konsep DL/CMLSangat setuju SetujuTidak setuju
3113976
12.355.230.2
Mahasiswa mampu DL/CML (keyakinan)Sangat setuju SetujuTidak setujuSangat tidak setuju
53156411
2161.916.30.4
Dosen mampu DL/CML (keyakinan)Sangat setuju SetujuTidak setuju
5517220
21.868.37.9
Tabel 6 menunjukkan secara konsep DL/CML, 52.8% mengatakan tidak setuju jika sudah paham terhadap DL?CML, namun dari mahasiswa setuju/memandang staf pengajar sudah paham konsep DL/CML. Walaupun begitumahsiswa setuju bahwa baik dosen maupun mahasiswa mampu untuk melaksankan CML/DL
Tabel 7.Distribusi pendapat responden tentang kemampuan Mahasiswa terhadap Teknologi Informasi, th 2005
Tingkat Kemampuan Jumlah ProsentaseMs. WordTidak bisaKurangSedangMahir