8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
1/18
Journal reading
Dengue dan demam berdarah dengue : persoalan penatalaksanaan
pada pelayanan intensif (ICU)
Pendahuluan
Dengue adalah penyakit yang penyebarannya melalui nyamuk yang disebabkan oleh satu dari
empat jenis serotype virus. arakteristik dari dengue umumnya dia!ali dengan demam dan
gejala yang menjadi berat mengarah ke manifestasi perdarahan dan syok. Deman dengue se"ara
klasik merupakan penyakit yang sembuh dengan sendirinya# dengan gejala yang tidak spesifik
misalnya demam# sakit kepala# myalgia dan lainnya. Demam berdarah dengue mempunyai
manifestasi klinis yang lebih serius. $enyebabkan masalah penyakit yang besar pada anak%anak
di asia tenggara pada tahun &'an# menyebabkan angka kesakitan dan kematian dengan
signifikan. *nak%anak yang terjangkit harus di monitor dengan hati%hati# terapi "airan harus di
atur se"ara berkala untuk men"egah komplikasi seperti efusi pleura# *+D, yang banyak
dijumpai di PICU.
-pidemiologi
Dalam beberapa tahun terakhir prevalensi dengue sangat meningkat di beberapa egara# dan
endemi" di beberapa egara *fri"a# amerika# dan asia tenggara. $enurut /01 sekita 23
populasi didunia atau sekitar 4# miliar orang di daerah tropis ataupun sub%tropis memiliki resiko
terjangkit dengue. ,etiap tahun ada sekitar %& juta orang terinfeksi dengue# dimana ribu
kasus D05 dan terjadi &4 ribu kasus kematian diseluruh dunia. ' 3 angka kematian dengue di
dunia terjadi pada anak%anak usia kurang dari & tahun. ,ekitar ribu kasus D05 memerlukan
ra!at inap setiap tahunnya# dimana lebih banyak proporsinya pada anak%anak. ,ekitar 4# 3kasus kematian dari D05 namun angka terebut dapat meningkat dua kali lebih banyak jika tanpa
penatalaksanaan yang tepat.
1
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
2/18
6irus Dengue
Penyakit D7D disebabkan oleh virus dengue. 6irus ini termasuk dalam grup 7 *ntropod 7orne
6irus (*rboviroses) kelompok flavivirus dari family flaviviridae# yang terdiri dari empat serotipe#
yaitu D- D- 4# D- 8# D- 2. $asingmasing saling berkaitan sifat antigennya dan dapat
menyebabkan sakit pada manusia. 6irus ini memiliki tiga struktur protein yaitu capsid C #
membrane protein ($)# dan envelope glycoprotein (-) # dan juga tujuh non stru"tural protein
(, ,4a# ,4b# ,8# ,2a# ,2b# ,). omponen biologi pada virus ini terletak pada -
protein# dan protein non stru"tural berkaitan dengan replikasi virus. Pada manusia dapat
terinfeksi oleh keempat serotype virus. D-%8 menjadi serotype yang lebih predominan pada
beberapa tahun terakhir.
9ransmisi Dengue
Penularan dengue diakibatkan oleh gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi. yamuk aedes betina
terinfeksi virus dengue setelah menghisap darah dari seseorang yang terinfeksi virus dengue pada
fase febril. ,etelah masa inkubasi %& hari nyamuk yang terinfeksi menularkan virus dengue
melalui mengigit dan menyuntikan air liur nyamuk kedalam tubuh manusia lain. yamuk betina
yang terinfeksi dapat menurunkan virus dengue se"ara verti"al kepada keturunannya# dimana ini
penting untuk virus se"ara terus menerus ada di dalam tubuh nyamuk. aedes aegepti merupakan
jenis ve"tor yang paling berperan menyebarkan virus dengue# !alaupun ada spesies aedes
lainnya seperti aedes albopictus dan polynesiensis di beberapa lokasi geografi berbeda. yamuk
aedes beristirahat didalam rumah# tertama di ruang tamu dan kamar tidur# dan terkadang di pot
bunga maupun tempurung kelapa yang sudah tidak terpakai. 0al tersebut menyebabkan nyamuk
aedes mudah kontak dengan manusia dan sangat sedikit kemungkinan nyamuk terkena
semprotan insektisida yang di semprotkan di luar rumah manusia saja. 9elur nyamuk dapat
bertahan untuk !aktu yang lama. Pembuangan air limbah yang tidak tepat mungkin bertanggung
ja!ab untuk tingginya populasi nyamuk di daerah endemis. Peningkatan signifikan dari larvanyamuk terjadi pada musim hujan# ini bisa menjadi penyebab mengapa epidemi" dengue terjadi
lebih banyak pada musim hujan.
2
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
3/18
Patogenesis
,etelah gigitan nyamuk yang terinfeksi# masa inkubasi kurang lebih 2%; hari (rentan 8%&2 hari)#
selama itu mungkin pasien akan menunjukkan gejala atau tidak# tergantung pada jenis virus# usia#
status imun dan faktor lainnya. #
I5%># dan mediator kimia lainya. 95%> dan I5%> meningkatkan dari aktivasi sel dendritik.
Pelepasan dari sitokin dan mediator lainnya menyebabkan peningkatan permeabilitas vas"ular#
kebo"oran plasma yang abnormal# hipovolemia# syok dan gangguan hemostasis dalam tubuh. ,el
endotel juga dapat terjadi apoptsis sehinga terjadi gangguan dari pelindung sel endotel# yang
menyebabkan terjadinyasindrom kebo"oran vas"ular yang umum. Infeksi dapat terjadi lebih
berat ketika seseorang mengalami infeksi virus dengue untuk kedua kalinya dengn serotype yang
berbeda. Diperkirakan sisa antibody yang diproduksi pada infeksi yang pertama tidak bisa di
netralisir pada infeksi kedua dengan serotype berbeda# maka dari itu akan terjadi infeksi yang
lebih berat. 5enomena ini dikenal dengan Antibody-dependent enhancement . Pada umumnya
gejala yang ditemukan pada infeksi dengue yaitu petekhie dan ekimosis# serous pleural dan efusi
peritoneal# dan edema paru.
lasifikasi
Infeksi virus dengue dapat tanpa gejala namun juga dapat mempunyai tiga gejala utama# antara
lain dikelompokkan menjadi:
&. Undifferentiated febrile illness
4. Demam dengue
3
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
4/18
8. Demam berdarah dengue
% D7D tanpa syok
% Dengue syok sindrom
Dengue fever
/01 mendefinisikan demam dengue merupakan panas yang mendadak yan bertahan 4%; hari
dengan 4 atau lebih gejala penyerta seperti sakit kepala# nyeri pada retro%orbital# myalgia#
ma"ulpapular rash# petekie# dan tourni?uet tes positif. $anifestasi perdarah tidak terjadi. Pada
bayi dan anak%anak yang lebih muda dari & tahun# data terjadi panas yang tidak menentu
disertai dengan rash ma"ulopapular. Di 7rasil ketika anak datang dengan keluhan eksantema ini
mungkin penyebab utamanya ialah virus dengue berdesarkan profil epidemiologi. dari ;& anak%
anak dengan eksantema ada ;;#3 mempunyai hasil tes Ig$ yang positf dengan infeksi dengue.
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
5/18
panas sudah reda. 7erdasarkan /01 kasus D7D dapat ditentukan jika ditemukan semua gejala
antara lain: akut onset dari demam# manifestasi perdarahan apapun# trombositopenia (@&.
platelet)# dan peningkatan permeabilitas kapiler dan kebo"oran plasma yang ditunjukan dengan
peningkatan hematokrit lebih dari 43. -fusi pleura# as"ites# hypoalbuminemia atau
hypoproteinemia merupakan tanda kebo"oran plasma. Aika satu%satunya manifestasi perdarahan
adalah uji tourni?uet yang positif kasus itu dikategorikan sebagai D7D derajat I#tetapi jika terjadi
perdarahan spontan di indikasikan D7D grade II# dan grade III # I6 juga dikatakan sebagai
dengue syok sindrom (D,,).
Pada kasus yang ringan sampai sedang# panas hilang dengan berkeringat yang banyak.
Perubahan ringan pada nadi dan tekanan darah terjadi bersamaan dengan ektremitas yang dingin
dan kongesti kulit. Pasien pulih se"ara spontan atau setelah terapi "airan dan elektrolit.
Perubahan menjadi buruk se"ara tiba%tiba dapat terjadi pada beberapa hari pada kasus yang berat
yang berubah menjadi D,,. Perubahan hematologi se"ara konsisten ditemukan pada kasus D7D
termasuk supresi sumsum tulang# leu"openia dan trombositopenia. $ekanisme perdarahan dapat
multiple seperti vas"ulopati# dan disseminated intravas"ular "oagulation (DIC). 9rombositopati
terjadi akibat dari trombositopenia dan disfungsi platelet yang disebabkan oleh kerusakan imun
sumsum tulang dan juga infeksi dari platelet yang disebabkan infeksi dengue. DIC dan
perdarahan yang memanjang terjadi pada pasien dengan syok dan mengakibatkan kematian.
Pasien dengan infeksi dengue dapat terjadi perdarahan mukosa dan kutan dengan berbagai
derajat yang diikuti dengan berbagai derajat trombositopenia. Pasien mungkin tidak
menunjukan gejala unuk D05 ataupun D,,# ini diklasifikasikan sebagai demam dengue dengan
perdarahan yang tidak normal. Pemulihan kesehatan pada kasus D7D umumnya singkat dan
dengan lan"ar. embalinya nafsu makan merupakan indikator bah!a pasien telah pulih dari
syok. 7radikardi terlihat pada fase ini. arakteristik dari infeksi dengue pada fase penyembuhan
dapat tejadi yang disebut re"overy rash# banyak psien yang mengeluh gatal yang terjadi di tangan
dan kaki.
Dengue sho"k syndrome (D,,)
5
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
6/18
/01 mendefinisikan D,, sebagai D7D yang disertai dengan kegagalan sirkuasi yang ditandai
dengan nadi lemah dan "epat# tekanan darah yang menyempit (@4 mm0g) atau hipotensi sesuai
dengan umur# pengisian kapiler yang lambat# akral dingin. 1nset dari syok ini terjadi se"ara akut
bersamaan dengan penurunn suhu yang terjadi# biasanya terjadi setelah 4% hari dari demam.
,uhu biasanya subnormal# akral dingin# dan nadi "epat dan lemah. -fusi pleura dan as"ites
sebagai prediksi terjadinya D,,. yeri perut yang sering biasanya merupakan keluhan sebelum
terjadinya syok. Durasi dari syok ini terjadi dengan singkat. Pasien dapat meninggal pada 42 jam
pertama syok atau dapat pulih se"ra "epat setelah pergantian "airan yang sesuai. ,yok yang tak
tertangani dapat menyebabkan asidosis metabolik# perdarahan yang berat pada gastrointestinal
tra"t dan organ lainnya# juga berakhir pada prognosis yang buruk. D,, yang dtangani dengan
adekuat dapat pulih dengan singkat dan lan"ar# dengan masa pemulihan 4% hari. /alupun efusi
pleura dan as"ites dapat dideteksi untuk !aktu yang lebih lama. ,elama masa penyembuhan#
bradikardi atau aritmia mungkin dapat terjadi. Perjalanan dari D05 atau D,, kira%kira ; B &
hari.
$anifestasi yang jarang
$anifestasi yang tidak umum dijumpai dari D7D atau D,, termasuk hepatitis# en"hepalitis dan
glomerulonefritis. $yo"ardial disfungsi juga di laporkan.
eterlibatan susunan saraf pusat (C,)
eterlibatan C, biasanya terjadi akibat dari ensefalopati.
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
7/18
,tudi lain menunjukkan dari &8 pasien dengue dengan gejala neurologis diperiksa "airan
serebrospinal# dimana ditemukan ; pasien mengalami ensefalitis# 4 pasien mengalami myelitis
dan 2 pasien menunjukkan
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
8/18
jika kadar hematokrit terus dimonitor se"ara teratur dari a!al fase. ,ejak pasien menunjukkan
gejala mengarah D7D# penurunan hemoglobin dan atau peningkatan hematokrit dapat diberikan
"airan pengganti atas indikasi dari hemokonsentrasi. Diagnosis klinis penting untuk memulai
terapi se"ara individual. Diagnosis laboratorium dari infeksi dengue bisa di tetapkan dengan
deteksi virus atau antibody dari dengue. 6irus yang masih tersisa di sirkulasi bisa di deteksi di
darah selama masa febril (umumnya hari setelah a!al dari gejala) dan se"ara "epat hilang
bersamaan dengan penetralisiran antibody. ,erum merupakan sediaan untuk dapat diperiksa baik
virologi" maupun serologi". 9es yang tersedia untuk diagnosis laboratorium antara lain isolasai
irus# tes serologi# -FI,*# dan mole"ular diagnosis (+9%PC+).
Isolasi virus tidak diperlukan untuk diagnosis sehari%hari# tetapi berguna untuk menentukan
serotype virus untuk kepentingan study dan epidemiologi. Ig$ -FI,* untuk serologi diagnosis
memiliki sensitifitas 8#' 3 % '#23 dan spesifitasi &3. +9%PC+ berguna ntuk deteksi dini
dari infeksi dengue ketika antibody belum terdeteksi. Ini kurang sensitive dibandingkan isolasi
virus selama beberapa hari a!al demam# tetapi setelah hari dari demam ini lebih sensitive
dibandingkan isolasi virus# dan memungkinkan untuk deteksi "epat dalam 42 jam dan
mendeteksi virus dalam ;% hari dari demam. Pemeriksaan ini berguna untuk studi epidemiologi
dari serotype virus yang mampu dideteksi tanpa reaksi silang dari jenis flavivirus lainnya.
Penatalaksanaan
/01 telah menetapkan pedoman yang terfokus untuk penatalaksanaan dari demam dengue dan
D7D atau D,,. Pedoman ini sangat mudah untuk diikuti dan diterapkan di rumah sakit. Indikasi
pasien ntuk dira!at inap dikategorikan dalam beberapa kategori# yaitu :
&. Pasien dengue dengan resiko tinggi yang memerlukan penanganan khusus
% 7ayi diba!ah umur & tahun
% Pasien dengan berat badan lebih atau over!eight% Perdarahan yang banyak
% Perubahan kesadaran# terutama koma% ehadiran dari penyakit yang mendasari seperti thalasemia# defisiensi
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
9/18
% Dehidrasi yang signifi"an sehinga perlu "airan intravena
8. ,egera ra!at inap jika terdapat tanda dari syok# antara lain:
% adi "epat tanpa demam% /aktu pengisian kapiler yang lambat
% *kral dingin
% 9ekanan darah menyempit @ 4mm0g# "ontoh: &G mm0g% 0ipotensi
% 1liguria# tidak ken"ing dalam !aktu 2%= jam
% Perubahan kesadaran ke stupor# irritability
Penatalaksanaan dari demam dengue pada fase febril berdasarkan gejala. Demam diatasi dengan
parasetamol. ,alisilat dan antiinflamasi non steroid lainnya harus dihindari sebagaimana dapat
menyebabkan perdarahan mukosa pada anak%anak. Pada pasien dengan demam dengue perlu di
a!asi oleh petugas kesehatan layanan primer untuk deteksi dini dari D7D. Petugas kesehatan
harus menga!asi pasien untuk deteksi gejala klinis dari D7D atau D,, dengan hitung
hematokrit dan platelet. ,etiap pasien yang mengeluh dengan akral dingin# nyeri abdomen yang
akut# menurunnya jumlah ken"ing# perdarahan dan hemokonsentrasi sebaiknya dilakukan ra!at
inap. *nak%anak dengan peningkatan kadar hematokrit dan trombositopeni juga perlu dilakukan
ra!at inap. Pada anak%anak perlu mendorong mereka untuk meningkatkan masukkan "airan
melalui oral. ,ebagaimana tidak adanya antivirus yang spesifik bagi infeksi dengue# maaka terapi
"airan yang supportif yang menjadi landasan terapi. Deteksi dini merupakan kondisi yang krusial
untuk menurunkan tingkat fatalitas dari penyakit ini.
9
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
10/18
10
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
11/18
11
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
12/18
-lemen terpenting dari terapi pada masa kritis atau pada pasien dengan D,, adalah menyediakan
pelayanan yang intensif dengan penga!asan ketat dari tekanan darah# tingkat hematokrit# jumlah
platelet# jumlah produksi urin# manifestasi perdarahan# dan kesadaran dari pasien. Dengan
pengantian "airan yang adekuat# D,, dapat balik dengan "epat. Pada studi retrospektif dari
pasien dengan demam dengue atau D7D yang ra!at inap di india# &' kasus dengan tingkat
penyakit yang berat memerlukan pera!atan di PICU. Indikasi paling umum untuk pera!ata di
PICU adalah syok yang persisten (8' orang) dimana memerlukan ventilasi pada 4' pasien (&
pasien dengan akut respiratori distress syndrome) dan gejala neurologi pada 42 pasien# semua
pasien mengalami trombositopenia. *nak%anak yang dira!at dirumah sakit tanpa hipotensi(D7D grade I dan II) diberikan oksigen dan "airan. Pada studi randomisasi dari pasien D,,
dengan komplikasi gagal nafas# pemberian oksigen dengan nasal continuous airway pressure
(C*P) memberikan hasil yang lebih bagus dibandingkan dengan menggunakan masker
oksigen. CP*P menurunkan intubasi dan ventilasi.
Pemberian "airan infuse ringer la"tate dengan ; mlGkg selama satu jam. ,etelah sat jam# jika
tingkat hematokrit menurun dan tanda vital membaik# infuse "airan dapat ditrunkan ke
mlGkg77 untuk jam berikutnya dan dilanjutkan 8 mlGkg77 selama 42%2 jam. etika pasiendalam kondisi stabil# dimana tekanan darah sudah normal dan oral intake dan produksi urin
sudah memuaskan# pasien dapat dipulangkan. Aika dalam satu jam hematokrit meningkat dan
tanda vital tidak menunjukkan peningkatan# "airan infuse dapat dinaikkan ke & ml.Gkg77
selama jam berikutnya. Dalam kasus tanpa perbaikan di tanda vital dan hematokrit dalam 8 jam#
12
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
13/18
koloid atau infuse plasma (&mlGkg) harus diberikan. etika hematokrit dan tanda vital sudah
membaik atau stabil infus harus diturunkan dan dihentikan dalam 42%2 jam.
Pada anak%anak dengan hipotensi (D,, grade III)# riger laktat &%4mlGkg harus habis dalam
satu jam atau diberikan se"ara bolus 4mlGkg jika tekanan darah tidak dapat diukur (D,, grade
I6). 7olus dapat diulang dua kali jika tidak ada perbaikan. Aika tidak ada perubahan tanda vital
dan hematokrit# koloid & mlGkg se"ara iv harus diberikan dengan "epat. Aika hematokrit jatuh
tanpa perbaikan tanda vital#transfuse darah dibutuhkan karena ketidak membaiknya diduga
disebabkan oleh perdarahan yang besar. etika status membaik "airan infuse harus diturunkan.
13
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
14/18
,ebuah uji "oba random "ontrol menggunakan empat jenis "airan yang berbeda (deHtran# gelatin#
ringer laktak# dan normal saline) pada 48 anak%anak dengan D,, (tidak termasuk orang dengan
perdarahan hebat) di 6ietnam tidak ditemukan keuntungan yang jelas dari setiap jenis "airan
yang di uji "obakan. +eaksi alergi ditunjukkan pada dari = anak%anak dengan pemberian
gelatin 83. ,emua anak%anak selamat# meskipun 4 anak memiliki denyut nadi @& mm0g.
/ills et al. melaporkan# perbandingan a"ak dari tiga jenis "airan yang diberikan untuk resusitasi
a!al pada anak%anak 6ietnam dengan D,,. 0asilnya 88 anak dengan syok "ukup parah se"ara
random diberikan +inger laktat# dekstran ;# atau =3 hydoryethyl starch. &4' anak dengan syok
berat diberikan salah satu koloid. 9ingkat kematian kasus kurang dari #43. 0asil primernya
14
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
15/18
yaitu diperlukannya perbaikan koloid# setiap jenis "airan dalam dua group memiliki kesamaan.
Pengobatan menggunakan +ingers laktat mengakibatkan peningkatan hemato"rit yang kurang
"epat dan pemulihan sedikit lebih lama dibandingankan dengan jenis koloid lainnya# namun
tidak ada perbedaan dalam respon pengobatan pada semua pengkuran yang dilakukan. ,e"ara
signifikan# penerima dekstran memiliki efek samping lebih dibandingkan penerima hydoryethyl
starch. -fek samping seperti perdarahan# gangguan koagulasi# dan kelebihan "airan ditimbulkan
oleh semua jenis "airan. ,tudi ini menyimpulkan bah!a resusitasi a!al dengan +inges laktat
dapat diberikan pada anak%anak dengan D,,. Hydroyethyl starch =3 lebih disarankan untuk
diberikan pada anak dengan syok berat# pengguanaan dekstran memiliki berbagai efek samping.
Pedoman /01 beguna dalam memberikan pendekatan algoritmik untuk resusitasi "airan pada
pasien D05 dan D,,. amun# pedoman ini terbatas karena pedoman tersebut tidak mengatasi
komplikasi penyakit# termasuk kelebihan "airan# kegagalan berbagai organ# yang dapat
mengakibatkan ke"a"atan dan kematian. +anjit et al. melakukan evaluasi berdasarkan
pengalaman merekan# yaitu dengan menggunakan proto"ol baru pada pasien D05 dan
D,,.Protokol ini dimaksudkan untuk diagnosis a!al penyakit# penanganan syok yang agresif#
dan penggantian "airan lebih a!aal dengan "ontrol diuresis atau dialysis pada edema yang luas.
Pasien yang tidak responsive terhadap "airan yang diberikan# mungkin memiliki disfungsi
miokard dan penurunan kerja ventrikel kiri# yang dapat dengan mudah dideteksi dengan
ekokardiografi. Aumlah trombosit yang rendah berakbat pada terjadinya perdarahan. Paada anak%
anak dengan trombositopenia yang berat tidak ditemukan adnya perdarahan yang signifikan
sehingga pemberian trombosit tidak berguna. Pemberian fresh frozen plasma dan trombosit
bermanfaat pada pasien dengan DIC. Pengobatan dengan methylprednisolone tidak menunjukkan
manfaat pada pasien D,, pada per"obaan double blind pla"ebo%"ontrolled di pasien D,,.
*dapaun komplikasi dari terapi yang diberkan dapat berupa :
15
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
16/18
Prognosis
Pada pasien D05 atau D,, jika tidak ditangani dengan baik# angka kematiannya men"apai 2%
3. Aika penyakit dapat didiagnosis lebih a!al# dilakukan penga!asan pada pasien dan
memberika terapi "airan yang "ukup dapat menurunkan angka kematian sebesar &3. Pemberian
"airan intravena pada a!al pasien mengalami syok# maka hasilnya akan baik. ,ebagian besar
pasien sembuh dalam !aktu 42%2 jam tanpa adanya kekambuhan# tetapi jika terjadi ekstremitas
dingin pada pasien# hasilnya tidak akan baik. Penyabab kematian terbesar pada penyakit
D05GD,, disebabkan karena syok yang berkepanjangan# perdarahan hebat# kelebihan "airan#
16
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
17/18
dan terjadi acute liver failure yang disertai dengan ensefalopati# *+D,# DIC dan manifestasi
neurologi". *ngka kematian kasus ini "enderung tinggi.
Pen"egahan dan ontrol
,ampai saat ini# belum ada obat atau vaksin yang spesifik untuk mengatasi virus dengue.
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah pengendalian dari ve"tor nyamuk itu sendiri.
&. Perubahan lingkungan: memperbaiki pasokan air# pemberiksaan adanya nyamuk di tangki
air# dan juga ba!ah tanah.
4. Perlindungan diri sendiri: gunakan pakaian pelindung# kelambu atau tirai berinsektisida
di kamar tidur# atau bisa juga menggunakan "airan atau spray penolak nyamuk.
8. Pengendalian biologi: memelihara ikan jenis larvivorous atau ikan pemakan larva seperti
gambria affinis.
2. Pengendalian kimia: semprotan ruangan seperti malathion # fenitrothion # pirimiphos
( 0anya dalam epidemi D7D utama)# dapat juga dilakukan pengatur pertumbuhan
serangga sehingga akan mengganggu siklus perkembangan nyamuk dari larva menjadi
nyamuk de!asa.
6aksin
,ebuah tetravalen hidup yang dilemahkan untuk uji "oba vaksin D- telah dilakukan di
9hailand. ,etelah dosis ketiga# '3 dari subyek terinfeksi.Uji "oba tersebut menunjukkan bah!a
vaksin tersebut memiliki nilai serokonversi yang tinggi untuk mela!an ke empat serotipe virus
D-. 6aksin tersebut menghasilkan tingkat serokonversi %'3 untuk ke empat serotipe D-
setelah pemberian dua dosis pada anak%anak. 6aksin kedua# diproduksi oleh /alter +eed *rmy
Institute of +esear"h in the United ,tates# memproduksi vaksin yang memiliki tingkat
serokonversi yang mirip dengan vaksin sebelumnya# tetap vaksin ini di uji "oba pada orang
de!asa. Dasar molekul atenuasi oleh vaksin ini tidak diyakini bah!a gangguan pada replikasi
antara serotipe dan G atau gangguan dalam stimulasi sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan
ketidakseimbangan respon imun yang mengakibatkan perlindungan yang tidak lengkap dan
penyakit akan semakin memburuk.
17
8/18/2019 Journal Reading WIDAWI
18/18
$asalah di masa depan
Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting yang menyebabkan pengeluaran
biaya yang besar akibat ketidakhadiraan saat bekerja yang berdampak pada pelemahan
perkembangan ekonomi nasional maupun regional. 9erbatasnya data D7D dan D,, pada bayi.
7erdasarkan studi klinis# menunjukkan diperlukannya peran disfungsi miokard# inotropik#
perbaikan "airan tubuh pada D,,# dan evaluasi imunoglobulin spesifik untuk mengobati
trombositopenia.
18