Terapi Clozapine Tunggal dibandingkan Clozapine dan Risperidone pada Skizofrenia Refrakter ABSTRAK Latar Belakang Terapi skizofrenia menggunakan obat-obatan antipsikotik multipel merupakan hal yang umum, tetapi manfaat dan risikonya tidak diketahui. Metode Dalam sebuah studi randomized, double-blind, kami mengevaluasi pasien dengan skizofrenia dan respons yang buruk terhadap terapi clozapine. Pasien-pasien tersebut tetap melanjutkan terapi clozapine dan secara acak menerima augmentasi harian dengan risperidone 3 mg atau plasebo selama 8 minggu. Terapi ini diikuti opsional 18 minggu augmentasi dengan risperidone. Hasil utama dari studi ini adalah penurunan skor total untuk keparahan gejala pada Positive and Negative Syndrome Scale (PANSS). Hasil sekunder dari studi ini melibatkan fungsi kognitif. Hasil Sebanyak 68 pasien secara acak mengikuti terapi. Pada fase double-blind, total skor rata-rata untuk gejala keparahan menurun dari baseline hingga 8 minggu pada kedua kelompok yaitu risperidone dan plasebo. Tidak ada perbedaan statistik yang signifikan pada manfaat simptomatik antara augmentasi menggunakan risperidone dan plasebo: 9 dari 34 pasien yang menerima plasebo dan 6 dari 34 yang menerima risperidone merespons terhadap terapi (P=0,38). Perbedaan rata-rata pada perubahan skor PANSS dari baseline hingga 8 minggu diantara penerima plasebo adalah 0,1 (95% confidence interval, -7,3 sampai 7,0). Indeks verbal working-memory menunjukkan penurunan kecil pada kelompok risperidone dan peningkatan kecil pada kelompok plasebo (P=0,02 untuk perbandingan antara kedua kelompok dalam 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Terapi Clozapine Tunggal dibandingkan Clozapine dan
Risperidone pada Skizofrenia Refrakter
ABSTRAK
Latar BelakangTerapi skizofrenia menggunakan obat-obatan antipsikotik multipel merupakan hal yang umum, tetapi manfaat dan risikonya tidak diketahui.
MetodeDalam sebuah studi randomized, double-blind, kami mengevaluasi pasien dengan skizofrenia dan respons yang buruk terhadap terapi clozapine. Pasien-pasien tersebut tetap melanjutkan terapi clozapine dan secara acak menerima augmentasi harian dengan risperidone 3 mg atau plasebo selama 8 minggu. Terapi ini diikuti opsional 18 minggu augmentasi dengan risperidone. Hasil utama dari studi ini adalah penurunan skor total untuk keparahan gejala pada Positive and Negative Syndrome Scale (PANSS). Hasil sekunder dari studi ini melibatkan fungsi kognitif.
HasilSebanyak 68 pasien secara acak mengikuti terapi. Pada fase double-blind, total skor rata-rata untuk gejala keparahan menurun dari baseline hingga 8 minggu pada kedua kelompok yaitu risperidone dan plasebo. Tidak ada perbedaan statistik yang signifikan pada manfaat simptomatik antara augmentasi menggunakan risperidone dan plasebo: 9 dari 34 pasien yang menerima plasebo dan 6 dari 34 yang menerima risperidone merespons terhadap terapi (P=0,38). Perbedaan rata-rata pada perubahan skor PANSS dari baseline hingga 8 minggu diantara penerima plasebo adalah 0,1 (95% confidence interval, -7,3 sampai 7,0). Indeks verbal working-memory menunjukkan penurunan kecil pada kelompok risperidone dan peningkatan kecil pada kelompok plasebo (P=0,02 untuk perbandingan antara kedua kelompok dalam perubahan dari baseline). Peningkatan gula darah puasa sedikit lebih tinggi pada kelompok risperidone dibandingkan kelompok plasebo (16,2 vs 1,8 mg/dL [0.90 vs. 0.10 mmol per liter], P = 0.04). Insidens dan keparahan efek samping tidak ada perbedaan di antara kedua kelompok.
KesimpulanDalam studi jangka pendek ini, penambahan risperidone pada terapi clozapine tunggal tidak memperbaiki gejala pada pasien dengan skizofrenia yang parah.
1
Meskipun dengan perawatan yang adekuat, hanya sekitar 20 persen pasien dengan
skizofrenia mengalami resolusi sempurna dari gejala-gejala yang ada sedangkan sepertiga
dari penderita skizofrenia menunjukkan respon klinis yang tidak adekuat. Respon yang buruk
dari gejala psikotik terhadap obat anti psikotik tunggal seringkali menjadi alasan untuk
pemberian beberapa obat anti psikotik secara bersamaan, atau disebut juga polifarmasi.
Polifarmasi anti psikotik menjadi semakin umum, meskipun beberapa studi randomized-
controlled trial mengatakan bahwa tingkat keberhasilannya terbatas atau bahkan
bertentangan, selain itu dapat terjadi peningkatan resiko eksaserbasi efek samping dan
implikasi biaya yang cukup besar. Jika pemberian polifarmasi anti psikotik memang
bermakna, maka kombinasi obat yang bersifat complementary receptor-binding memiliki
tingkat kemungkinan keberhasilan yang terbesar. Clozapine tidak berikatan dengan reseptor
D2 dopamine meskipun diberikan dalam dosis tinggi, namun risperidone dapat berikatan
dengan reseptor D2 dopamin dengan proporsi yang tinggi saat diberikan sesuai dosis anjuran.
Menggabungkan obat yang memiliki sifat memperbaiki fungsi kognitif mungkin dapat
memiliki manfaat lebih lanjut. Baik clozapine maupun risperidone dapat meningkatkan
fungsi dari lobus frontalis, meskipun risperidone lebih memiliki manfaat untuk memori kerja
verbal. Kami menyelidiki apakah pemberian tambahan risperidone dapat mengurangi gejala
psikotik pada pasien dengan respon yang tidak sempurna yang mendapatkan terapi clozapine
sesuai dosis anjuran selama periode waktu tertentu. Hipotesis sekunder adalah bahwa
pemberian tambahan risperidone akan meningkatkan fungsi kognitif dan efek samping dari
pemberian clozapine ditambah risperidone akan mirip dengan efek samping pada hanya
pemberian clozapine.
Metode
Sampel yang digunakan adalah sebanyak 71 pasien dari 7 institusi di Kanada, Jerman,
Cina dan Inggris yang memiliki standar sistem dan kualitas pelayanan seperti fasilitas
kesehatan di Amerika Serikat, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap.
Kriteria inklusi adalah diagnosis skizofrenia atau gangguan skizoafektif berdasarkan
kriteria dari American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders, edisi ke 4 (DSM-IV), berusia antara 18-65 tahun, mendapatkan pengobatan
dengan clozapine (Clozaril, Novartis) atas indikasi adanya respons yang kurang dengan terapi
anti-psikotik lainnya, selama minimal 12 minggu dengan dosis 400 mg atau lebih setiap
harinya (kecuali pada kasus dimana dosis dibatasi karena efek samping), nilai Positive and
2
Negative Syndrome Scale (PANSS) adalah minimal 80 (dari rentang 30-210, nilai yang lebih
tinggi menunjukkan gejala yang lebih berat), skor Clinical Global Impressions (CGI) adalah
4 atau lebih (dari rentang 1-7, nilai yang lebih tinggi menunjukkan gejala yang lebih berat)
dan nilai Social and Occupational Functioning Assessment Scale (SOFAS) adalah 40 atau
kurang (rentang dari 1-100, skor yang semakin rendah mengindikasikan fungsi yang semakin
terganggu)
Kriteria eksklusi adalah pengguna obat/alkohol secara signifikan dalam 3 bulan
terakhir, cacat perkembangan, mendapatkan clozapine sebagai terapi utama gangguan
motoric atau karena kemunculan efek samping dari terapi lainnya atau pernah diterapi
sebelumnya dengan clozapine dan risperidon. Pasien diharuskan untuk menghentikan obat-
obat anti psikotik lainnya diluar clozapine, obat-obat mood stabilizer/antidepresan, anti
kejang selama minimal 2 minggu sebelum studi dimulai. Untuk fluoxetine dan terapi