-
EDISI I/ TAHUN XII/ 28 AGUSTUS 20121EDISI II/ TAHUN IV/ 3
SEPTEMBER 2014 1
GRATIS!Diproduksi oleh UPT Humas Undip
Dapatkan di: Rektorat, Widya Puraya, Perpustakaan masing-masing
jurusan, PKM Tembalang, Dekanat, Masjid Teknik, Masjid Kampus, dan
Kantor Redaksi LPM Manunggal.
Manunggal/Iris
Jurusan Baru Terapkan Konsep PPMB yang Berbeda
Tahun ini, Undip kembali membuka jurusan baru, yakni Jurusan
Ekonomi Islam di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis (FEB) serta Jurusan Antropologi Sosial di
Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Untuk itu, ada konsep Program
Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) yang berbeda di dua
jurusan baru tersebut.
Mahasiswa baru Jurusan Antropologi Sosial mengikuti upacara
Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) di kampus FIB, Selasa
(2/9). Jurusan tersebut menerapkan konsep PPMB yang berbeda.
Sebagai jurusan baru di Undip, Ekonomi Islam dan Antropologi
Sosial sudah mulai mengem-bangkan proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM). Sama seperti tradisi akademik yang ada, proses KBM selalu
diawali dengan ke-giatan PPMB yang berjalan sekitar satu ming-gu.
Berbeda dengan jurusan lain, suasana PPMB di jurusan baru tidak
melibatkan Him-punan Mahasiswa Jurusan (HMJ).
Memang belum punya HMJ, sehing-ga nanti panitia PPMB, dalam hal
ini fungsio-naris BEM dan HM, akan mengkhususkan atau
mengeksklusifkan Jurusan Antropologi Sosial sedemikian rupa supaya
tidak seperti kehilang-an induknya. Dengan demikian, pengenalan
Himpunan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Ma-hasiswa (UKM) akan
diperkenalkan oleh kami selaku panitia PMB, kata Presiden BEM FIB,
Dhinar Fitra Maghiszha menjelaskan. Dalam menyambut mahasiswa baru
Jurusan Antropologi Sosial, fungsionaris BEM, Senat Mahasiswa, dan
HMJ yang ada di FIB menyiapkan dua kegiatan khusus. Kegiatan
pertama berupa pentas seni, sedangkan yang kedua berupa pesta
kecil-kecilan serta pentas musik.
Dhinar menambahkan, pelaksanaan PPMB Jurusan Antropologi Sosial
belum ba-nyak dipikirkan pihak fakultas. Pihak fakultas kurang
memperhatikan hal-hal kecil yang berefek ke masyarakat tentang FIB
yang mem-punyai jurusan baru, kata Dhinar menjelas-kan. Dia
mengaku, sejauh ini belum mendengar wacana dari pihak fakultas
tentang sambutan untuk mahasiswa baru Jurusan Antropologi
Sosial.
Pembantu Dekan III FIB, Mujid Farihul Amin mengatakan,
Antropologi So-
sial sebagai jurusan baru akan dibantu BEM untuk membentuk HM.
Berawal dari HMPS dulu, setelah terbentuk HM, mereka mempu-nyai
wadah untuk menuangkan kreativitas dan berorganisasi sehingga tidak
tertinggal dengan mahasiswa lain, katanya menjelaskan. Berbeda
dengan FIB yang mengeks-klusifkan jurusan baru, di FEB, pelaksanaan
PPMB Jurusan Ekonomi Islam digabung de-ngan jurusan Ilmu Ekonomi
Studi Pembangun-an (IESP). Pelaksanaan PPMB FEB terlaksana atas
koordinasi antara Pembantu Dekan III dengan staf ahli bidang III
sebagai panitia. Staf ahli bidang III memberikan tanggung jawab
pelaksanaan PPMB kepada lima mahasiswa yang merupakan delegasi dari
BEM, Senat Mahasiswa, dan HMJ. Selain itu, terdapat pe-nguji PPMB
serta koordinator observer dari perwakilan masing-masing organisasi
maha-siswa yang telah didelegasikan.
Dekan FEB, Prof Mohamad Nasir mengatakan, tidak ada pengkhususan
dalam kegiatan PPMB mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam. Dia berharap,
Jurusan Ekonomi Islam mampu menjawab kebutuhan pasar dalam du-
nia kerja dan tentunya tidak menjadi pengang-guran.
Vania Pramudita Hanjani, maha-siswa baru Jurusan Antropologi
Sosial me-ngatakan, dirinya bangga menjadi angkatan pertama karena
ilmu antropologi sosial men-cakup bidang keilmuan yang luas. Dengan
demikian, sangat memungkinkan lulusannya banyak dibutuhkan di mana
saja. Masalah ti-dak memiliki senior, pasti nanti bisa memiliki
adik angkatan. Selain itu, juga melatih belajar mandiri tanpa
bimbingan dari senior dan ma-teri kuliah juga bisa didapat dari
mana saja, ujarnya menambahkan.
Kebanggaan juga dirasakan maha-siswa Jurusan Ekonomi Islam, Aby
Salman. Dia merasa senang bergabung di Jurusan Eko-nomi Islam. Hal
tersebut lantaran perkembang-an bidang perekonomian Islam di
Indonesia cukup pesat. Menurutnya, ekonomi Islam sa-ngat dibutuhkan
untuk mengatasi permasalah-an perekonomian saat ini. (Joszy,
Klaudia, dan Fuad)
-
2Salam dari Joglo
Apa Kata Mereka?
EDISI II/ TAHUN IV/ 3 SEPTEMBER 2014
Bukan Sekadar Seremonial
Saya mendapat UKT golong-an lima yang tidak sesuai de-ngan yang
diharapkan karena bagi saya biayanya masih ter-lalu tinggi. Orang
tua saya ti-
dak keberatan, tetapi saya tetap merasa kecewa. Saya berharap
untuk UKT tahun-tahun berikut-nya lebih disesuaikan dengan
penghasilan orang tua.
Ahmad Riski Pambudi (S1 Teknik Perkapalan Fakultas Teknik)
Riantama Rio (S1 Adminis-trasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik)Menurut saya, pembagian golongan UKT yang dibagi menjadi
tujuh golongan sudah efektif asalkan dilakukan se-cara transparan.
Saya sendiri
mendapatkan UKT golongan tujuh yang masih terlalu mahal. Harapan
saya, tahun depan UKT bisa diturunkan atau dikurangi, terutama
untuk mahasiswa yang mendapat golongan tinggi.
Kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) kembali diterapkan untuk
mahasiswa baru angkatan 2014. Tahun ini, terdapat tujuh golongan
UKT, dari yang semula lima
golongan. Bagaimana pendapat mereka tentang adanya tujuh
golongan tersebut?
Saya adalah mahasiswa D3 Teknik Elektro, Fakultas Teknik (FT)
Angkatan 2012. Diterima menjadi mahasiswa Fakultas Teknik Undip
tidak membuat saya merasa istimewa. Yang ada di pikiran saya adalah
cepat lulus. Hal itu karena masuk Undip bukan pilihan pertama
saya.
Dengan dasar pertemanan dan solidaritas, saya mengikuti
rangkaian acara Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB). Rupanya,
keputusan tersebut tidak salah. Kaderisasi yang diadakan BEM FT
dapat mengubah pola pikir saya. Gairah dan optimisme berkuliah
kembali muncul setelah mengikuti kaderisasi. Semangat untuk menatap
masa depan hadir lagi dalam diri saya.
Awalnya, saya tidak mendukung adanya kaderisasi. Namun,
pandangan saya kini berubah. Saya justru pro dan mendorong
kaderisasi untuk tetap ada. Kaderisasi, terutama di FT, memiliki
karakteristik yang unik dibandingkan fakultas lain. Di FT,
kaderisasi yang dilakukan cukup berat bagi mahasiswa baru.
Kaderisasi FT memakan separuh waktu para mahasiswa baru. Dalam
kerangka mahasiswa yang sudah mengikuti rangkaian kaderisasi, saya
dapat menjelaskan pentingnya kaderisasi, terutama sebagai
masyarakat FT. Pada setiap evaluasi, mahasiswa baru diajarkan
Pentingnya Kaderisasi
tata krama, budi luhur, dan etika kampus. Tidak sedikit
mahasiswa sekarang yang tidak memiliki etika. Untuk itu, mereka
yang harus dikader.
Mengenai pengglojogan, mungkin beberapa orang menyebut cara
tersebut adalah cara yang kuno, dan primitif. Namun bagi saya, hal
tersebut masih diperlukan. Alasan utamanya adalah menanamkan sikap
lapang dada, sadar akan kesalahan, dan mental yang kuat. Saya
mengakui, tidak semua sistem penggojlogan benar. Saya rasa,
kakak-kakak dan teman-teman saya sudah mengerti itu.
Tahun 2013 adalah masa kritis kaderisasi, apakah harus berhenti
atau bertahan? Dimulai dengan apa yang disebut pendidikan karakter
yang merupakan salah satu program Undip. Saya bukan psikolog atau
orang yang ahli dalam bidang pengembangan karakteristik. Namun,
sebagai manusia yang dapat melihat dan berpikir, saya rasa kegiatan
tersebut belum bisa mencukupi kebutuhan mahasiswa FT setelah lulus
kelak. Bukan tanpa alasan, dosen dipaksa mengisi acara yang
diselingi games.
Kembali ke kaderisasi, tanpa menutupi hal yang buruk mengenai
kaderisasi, ada hal yang mungkin dianggap keterlaluan. Tidak semua
orang menerima itu, tetapi ada pertanyaan yang seharusnya
ditanyakan. Mengapa mereka tidak terima, sedangkan menurut
pengkader, hal
tersebut sudah benar? Terjadi miskomunikasi dari tahun ke tahun
yang membuat kaderisasi memiliki citra buruk di mata masyarakat
luas.
Pertama, tidak ada Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) dalam
kerangka kaderisasi. Selama ini, saya merasakan para birokrat
menutup mata dan kurang peka terhadap kaderisasi yang menyebabkan
lost control pada para senior. Pada akhirnya, muncul pelaporan.
Selanjutnya, mahasiswa baru tidak pernah diberi pembukaan atau
pendidikan awal mengenai kaderisasi, sehingga menyebabkan mahasiswa
kaget jika ada aksi marah atau penggojlogan.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para senior, junior, serta
para penyelenggara pendidikan, tulisan ini bermaksud untuk membuka
wawasan dan nurani kita. Diharapkan, semua pihak yang terlibat
dalam pembangunan sumber daya manusia dapat mewujudkan niat baik
mereka. Jangan sampai salah langkah! Pelarangan-pelarangan yang
menyebabkan kerugian bagi salah satu generasi dapat berakibat
putusnya rantai persaudaraan. Hal yang terburuk adalah terputusnya
estafet karakter yang dimiliki para senior itu sendiri, sehingga
menghilangkan karakter Diponegoro.
*) Mahasiswa D3 Teknik Elektro Angkatan 2012
Oleh: Wisnu Chandra P. S*
Undip kembali membuka jurusan baru, yakni Jurusan Ekonomi Islam
di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) serta Jurusan Antropologi
Sosial di Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Untuk itu, ada konsep Program
Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) yang berbeda di dua jurusan baru
tersebut. Fungsionaris BEM dan HM FIB akan mengkhususkan PPMB
Jurusan Antropologi Sosial sedemikian rupa supaya tidak seperti
kehilangan induknya. Sedangkan, pelaksanaan PPMB Jurusan Ekonomi
Islam digabung dengan Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
(IESP). Pelaksanaan PPMB FEB terlaksana atas koordinasi antara
Pembantu Dekan III dengan staf ahli bidang III sebagai panitia.
Staf ahli bidang III memberikan
tanggung jawab pelaksanaan PPMB kepada lima mahasiswa yang
merupakan delegasi dari BEM, Senat Mahasiswa, dan HMJ.
Selain itu, dua fakultas, yakni Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan (FPIK) dan Fakultas Psikologi menggelar PPMB sesuai kultur
fakultasnya masing-masing. We are the Great Leader menjadi tema
yang diusung FPIK pada kegiatan PPMB 2014. Sementara itu, di
Fakultas Psikologi, PPMB tahun ini dan tahun lalu memiliki
perbedaan dalam segi manajemen dan konsep acara. Tahun ini, PPMB
Fakultas Psikologi ditangani tiga pihak, yakni dosen sebagai
konseptor, mahasiswa sebagai pelaksana, dan EO sebagai penyedia
konsumsi serta perlengkapan.
Terakhir, dalam rubrik Sorotan, tim Joglo Pos mengulas tentang
mahasiswa berusia muda yang menjalani program akselerasi selama
bersekolah. Bagai koin mata uang, program akselerasi memiliki dua
sisi yang berbeda. Di satu sisi, akselerasi memberi ruang untuk
mengenyam pendidikan dalam waktu singkat. Di sisi lain, masa remaja
mahasiswa berusia muda tersebut dapat terenggut apabila tidak dapat
membagi waktu.
Semoga PPMB tahun ini bermanfaat bagi mahasiswa baru.
Diharapkan, PPMB bukan sekadar seremonial belaka tanpa mengetahui
esensi yang sebenarnya. PPMB merupakan awal yang tepat untuk
mengembangkan potensi mahasiswa. (Redaksi)
Foto
Man
ungg
al/A
gung
, Iris
Lenny Elistriana (S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Tata Kota
Fakultas TeknikAku tahu kalau UKT itu uang kuliah yang harus
dibayarkan sepaket per semester. Ke-betulan, aku tidak mengaju-kan
banding UKT karena aku
merasa golongan tersebut sesuai dengan kemam-puan orangtuaku.
Repot juga kalau banding, kan harus menyiapkan berkas-berkas,
seperti kartu pengantar dari RT, RW, dan kelurahan.
-
Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas
Diponegoro Pelindung: Prof Drs. Sudharto P. Hadi, MES., Ph.D.
Penasehat: Prof. Dr. dr. Hertanto W. Subagio, M.S., Sp.GK., Dr.
Mohammad Chabachib, M.Si, Akt, Drs. Warsito, S.U., Prof. dr.
Sultana, Ph.D., Dr Adi Nugroho, Rini Handayaningsih Pemimpin Umum:
Dila Naharikra W. Sekretaris Umum: Indraswari Nur I. Pemimpin
Redaksi: Nur Ainina R. Pemimpin Litbang: Zulfa Ayu A. Pemimpin
Perusahaan: Fikri Maulana Sekretaris Redaksi: M. Iqbal T. Redaktur
Pelaksana: Shela Kusumaningtyas Staf Redaksi: Anisah Novitarani,
Nigitha Joszy, Ririn Wulansari, Klaudia Molasiarani, Gina Mardani,
Fathur Al Baani, Najah Anindya, Mizan Ikhlasul, Haqqi Ilmaniar
Redaktur Fotografi: Fadhila K. Staf Fotografi: Sekardwita R., Agung
P. Redaktur Artistik: Febrianna Chadijah Staf Artistik: Rachmat
Saleh, Rosyida Noor A. Manajer Rumah Tangga: Regita Andriani
Manajer Produksi dan distribusi: Rodhiyah Nur A. Produksi dan
distribusi: Dewi Komala Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Pusat
Kegiatan Mahasiswa
(PKM) Joglo Universitas Diponegoro Jln. Imam Bardjo, SH No.2
Semarang 50241 Telp: (024) 8446003 Email: [email protected]
Website: www.manunggal.undip.ac.id
Masukkan agenda Anda lewat twitter: @LPM_Manunggal
3
Break
EDISI II/ TAHUN IV/ 3 SEPTEMBER 2014
SEMARANG Pelaksanaan Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB)
2014 yang diselenggarakan Fakultas Psikologi berbeda dibandingkan
tahun lalu. Acara yang digelar pada Selasa (2/9) itu melibatkan
Event Organizer (EO). Bertempat di Aula Dekanat Fakultas Psikologi,
mahasiswa baru mendapat fasilitas kursi serta goodie bag yang
berisi tempat makan.
Tahun lalu, saat pengenalan Fakultas Psikologi, tempat duduk
untuk mahasiswa baru tidak ada, lesehan di ruang kelas. Sekarang
PPMB dilaksanakan di Aula Dekanat dan memakai kursi agar lebih
nyaman.Tahun ini juga lebih gebyar karena setiap peserta
mendapatkan goodie bag, kata Ketua Pelaksana PPMB Fakultas
Psikologi, Dwi Retno Cahyaningrum.
Lebih lanjut, Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
Badan Eksekutif Mahasiswa (PSDM BEM) Fakultas Psikologi, Dian Lati
Utami menjelaskan, goodie bag merupakan bentuk pengalihan dari
konsumsi tambahan yang seharusnya diberikan kepada peserta seperti
tahun lalu. Peserta PPMB tahun ini tidak mendapatkan snack pagi,
tetapi langsung makan siang, ujarnya.
PPMB tahun ini dan tahun lalu memiliki perbedaan dalam segi
manajemen dan konsep acara. Tahun ini, PPMB Fakultas Psikologi
ditangani tiga pihak, yakni dosen sebagai konseptor, mahasiswa
sebagai pelaksana, dan EO sebagai penyedia
konsumsi serta perlengkapan.Melibatkan EO dalam acara PPMB
merupakan hal yang tidak biasa. Bagi Fakultas Psikologi, hal ini
dilakukan karena PPMB dianggap sebagai agenda terbesar awal tahun
ajaran untuk menyambut keluarga baru.
PPMB ini dilaksanakan sedemikian rupa agar mahasiswa baru merasa
nyaman menjadi bagian dari keluarga Fakultas Psikologi Undip, ujar
Dian menambahkan. (Najah, Fathur, dan Haqqi)
Laksanakan PPMB, Fakultas Psikologi Gandeng EO
FPIK Siapkan Calon Pemimpin Masa DepanSEMARANG We are the Great
Leader menjadi tema yang diusung Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan (FPIK) Undip pada kegiatan Program Penerimaan Mahasiswa
Baru (PPMB) 2014, yang dilaksanakan di kampus FPIK. Menurut
penuturan Ketua Pelaksana PPMB FPIK 2014, Julian Aditya, tema ini
dipilih dengan harapan dapat terciptanya generasi FPIK yang berjiwa
pemimpin. Julian menuturkan, tema ini dirasa tepat dengan karakter
FPIK yang selalu menjunjung tinggi solidaritas angkatan. Acara yang
dilaksanakan di kampus FPIK, Selasa (2/9) ini diikuti
sekitar 587 mahasiswa. Acara ini dimulai dengan upacara PPMB
fakultas yang digelar di Auditorium FPIK. Selanjutnya, acara
dilanjutkan dengan pemberian materi wiyata mandala kampus FPIK
kepada mahasiswa baru.
Dalam acara ini, panitia PPMB FPIK tidak segan memberi sanksi
berupa teguran bagi mahasiswa baru yang datang terlambat. Mahasiswa
baru yang mendapat sanksi juga dikenakan poin. Kemudian, mereka
akan ditugaskan untuk membuat paper.
Selain itu, mahasiswa baru juga diharuskan rapi dalam berpakaian
dan berpenampilan. Untuk itu, mahasiswa
baru laki-laki diminta untuk memangkas rambutnya. Bukan hanya
agar terlihat rapi, menurut Julian, hal ini juga menunjukkan adanya
penyetaraan sesama mahasiswa baru. Lebih terasa kekompakannya dan
kekeluargaannya, ujarnya.
Mahasiswa baru Jurusan Oseanografi, Dwi Nur Hanifah mengatakan,
penerapan kedisiplinan pada orientasi PPMB FPIK tegas dan sudah
baik. Tadi saya telat dan dikasih teguran, ujarnya mengungkapkan.
(Gina dan Rosa)
-
EDISI I/ TAHUN XII/ 28 AGUSTUS 2012 4
Bang Jo
4
SorotanJadi Mahasiswa, Saat yang Lain Masih Siswa
EDISI II/ TAHUN IV/ 3 SEPTEMBER 2014
Di saat teman-teman sebaya mereka menikmati bangku sekolah
menengah, dua mahasiswa ini sudah harus mengikuti rangkaian
Program
Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) di Undip. Umur yang masih muda
tak menjadi hambatan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
Oleh: Mizan Ikhlasul Rahman, Ririn Wulansari, dan Rachmat
Saleh
Akselerasi atau percepatan studi men-jadi sebuah pilihan bagi
beberapa siswa. Ber-bagai alasan mengikuti akselerasi mereka
kemu-kakan, seperti penghematan biaya, menyandang status sebagai
mahasiswa baru termuda, dan mungkin dinobatkan menjadi wisudawan
ter-muda nantinya. Salah seorang yang menjalani akse-lerasi adalah
Ahmad Iman Tauhid, mahasiswa baru S1 Teknik Lingkungan, Fakultas
Teknik (FT). Mahasiswa yang berusia 15 tahun ini merupakan
mahasiswa termuda di FT. Saat dite-mui di sela-sela PPMB FT, Iman
menceritakan pengalamannya menjalani akselerasi. Saya akselarasi
dua kali. Saya ikut-an tes akselarasi itu sejak kelas dua SD. Kalau
waktu SMA, saya sempat tidak ingin ikut tes akselarasi karena down
waktu tes penerimaan SMA, ujarnya. Bagi Iman, kesulitan menjadi
siswa akselerasi baru dia rasakan ketika duduk di bangku SMA. Hal
itu dikarenakan banyaknya pelajaran yang harus dipelajari dalam
waktu yang lebih singkat dari biasanya. Kemudian, Iman mengambil
inisiatif untuk menambah wak-tu belajar di luar sekolah dengan gaya
belajarnya sendiri. Meski terasa berat, mahasiswa asal Banjarmasin
ini bangga dengan umurnya yang lebih muda dibandingkan dengan
teman-te-mannya. Sebagai siswa aksel, saya tidak per-
nah memiliki pengalaman organisasi. Di masa kuliah ini,
setidaknya saya memiliki keinginan untuk mencoba berorganisasi,
katanya.
Belajar Jadi HobiDitemui ditempat yang berbeda, sama
seperti Iman, Iesha Kinanti Adhari telah me-nyandang status
mahasiswa di usia 15 tahun. Dia menjalani program akselerasi dua
kali, yakni ketika SD dan SMA. Iesha mengisahkan, pendidikannya
ditempuh di dua negara yang berbeda, yakni Malaysia dan Indonesia.
Dia menempuh pendidikan SD dalam waktu lima tahun di Malaysia dan
SMA selama dua tahun di Indonesia.
Alih-alih mengeluh, perempuan kela-hiran Bekasi ini justru
mengaku tidak menga-
lami hambatan saat menjalani pendidikannya. Menjadikan belajar
sebagai hobi diakuinya mampu memuluskan jalannya untuk mencapai
cita-cita menjadi dokter. Di samping itu, Ie-sha juga mengikuti
bimbingan belajar. Meski demikian, Iesha masih tetap bisa membagi
wak-tunya untuk bermain layaknya remaja.
Sejauh ini tidak mengalami kesu-litan. Biasa saja sih,
lancar-lancar saja, semua mengalir begitu saja, kata anak kedua
dari tiga bersaudara tersebut.
Iesha dinyatakan diterima di Pendidik-an Dokter Undip melalui
jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Jurusan ini
menjadi pilihannya atas arahan dari sang kakak, yang saat ini juga
sedang menempuh kuliahnya di semester tiga Pendidikan Dokter
Undip.
Rosa/Manunggal
Dua jurusan baru terapkan konsep PPMB yang berbedaYang penting
tetap satu universitas jua
Laksanakan PPMB, Fakultas Psikologi gandeng EOEO
antisenioritas!Maba Teknik Lingkungan masuk Undip di usia mudaDi
usia tua masuk bursa rektor hehe...