BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orangtua mempunyai pengertian terbatas mengenai proses tumbuh kembang anak, sehingga sering terjadi benturan-benturan yang menimbulkan masalah- masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja. Penelitian baru menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak. Attention Deficit Hyperaktivity Disorder (ADHD) dicirikan dengan tingkat gangguan perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan dan gangguan ini dapat terjadi disekolag maupun di rumah (Isaac, 2005). Pada kira- kira sepertiga kasus, gejala-gejala menetap sampai dengan masa dewasa (Townsend, 1998). ADHD adalah salah satu alas an dan masalah kanak-kanak uyang paling umum mengapa anak-anak dibawa untuk diperiksa oleh para professional kesehatan mental. Konsensus oendapat professional menyatakan bahwa kira-kira 305% atau sekitar 2 juta anak-anak usia sekolah mengidap ADHD (Martin, 1998).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak orangtua mempunyai pengertian terbatas mengenai proses
tumbuh kembang anak, sehingga sering terjadi benturan-benturan yang
menimbulkan masalah-masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja.
Penelitian baru menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada
makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.
Attention Deficit Hyperaktivity Disorder (ADHD) dicirikan dengan
tingkat gangguan perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas yang tidak sesuai
dengan tahap perkembangan dan gangguan ini dapat terjadi disekolag
maupun di rumah (Isaac, 2005). Pada kira-kira sepertiga kasus, gejala-gejala
menetap sampai dengan masa dewasa (Townsend, 1998). ADHD adalah salah
satu alas an dan masalah kanak-kanak uyang paling umum mengapa anak-
anak dibawa untuk diperiksa oleh para professional kesehatan mental.
Konsensus oendapat professional menyatakan bahwa kira-kira 305% atau
sekitar 2 juta anak-anak usia sekolah mengidap ADHD (Martin, 1998).
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas
motorik anak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalah mental seperti
cara berpikir, bertindak dan merasa. Anak-anak yang mengalaminya akan
bermasalah dengan konsentrasi dan pemusatan pikiran. Seperti memicu anak
hiperaktif. Ada beberapa gangguan jiwa pada anak dan remaja yang banyak
ditemukan di klinik tumbuh kembang anak dan remaja rumah sakit.
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa 5% dari populasi usia
sekolah sampai tingkat tertentu dipengaruhi oleh ADHD, yaitu sekitar 1 %
sangat hiperaktif. Sekitar 30-40% dari semua anak-anak yang diacu untuk
mendapatkan bantuan professional karena masalah perilaku, datang dengan
keluhan yang berkaitan dengan ADHD (Baihaqi dan Sugiarmin, 2006). Di
beberapa negara lain, penderita ADHD jumlahnya lebih tinggi dibandingkan
dengan di Indonesia. Literatur mencatat, jumlah anak hiperaktif di beberapa
negara 1:1 juta. Sedangkan di Amerika Serikat jumlah anak hiperaktif 1:50.
Jumlah ini cukup fantastis karena bila dihitung dari 300 anak yang ada, 15 di
antaranya menderita hiperaktif. "Untuk Indonesia sendiri belum diketahui
jumlah pastinya. Namun, anak hiperaktif cenderung meningkat (Pikiran
rakyat, 2009).
Dewasa ini, anak ADHD semakin banyak. Sekarang prevalensi anak
ADHD di Indonesia meningkat menjadi sekitar 5% yang berarti 1 dari 20
anak menderita ADHD. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai faktor
seperti genetik ataupun pengaruh lingkungan yang lain, seperti pengaruh
alkohol pada kehamilan, kekurangan omega 3, alergi terhadap suatu
makanan, dll (Verajanti, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini antara
lain:
1. Bagaimana konsep dasar ADHD?
2. Bagaimanakah asuhan keperawatan klien dengan ADHD?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui konsep dasar ADHD.
2. Mengetahui asuhan keperawatan klien dengan ADHD.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dasar ADHD.
2. Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan klien dengan
ADHD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Merupakan suatu metoda sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat
untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai/mempertahankan keadaan
biologi, psikologi, sosial dan spiritual yang optimal.
Kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO). Suatu keadaan yang di
tandai dengan fungsi intelektual berada di bawah normal, timbul pada masa
perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan
adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991). Kelemahan/ketidakmampuan kognitif
muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) ditandai dengan fungsi
kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 – 75 atau kurang ), dan disertai keterbatasan
lain seperti: berbicara dan berbahasa, keterampilan merawat diri, ADL,
keterampilan social, penggunaan sarana masyarakat, kesehtan dan keamanan,
akademik fungsional, bekerja dan rileks (AAMR,1992).
Banyak orangtua mempunyai pengertian terbatas mengenai proses tumbuh
kembang anak, sehingga sering terjadi benturan-benturan yang menimbulkan
masalah-masalah kesehatan jiwa pada anak dan remaja. Penelitian baru
menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak
seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.
Para ilmuwan di AS dan Kanada menemukan bahwa anak-anak dengan
tingkat residu pestisida yang tinggi dalam urin mereka, rentan mengalami ADHD.
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik
anak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalah mental seperti cara berpikir,
bertindak dan merasa. Anak-anak yang mengalaminya akan bermasalah dengan
konsentrasi dan pemusatan pikiran. Seperti memicu anak hiperaktif.
2.2 Masalah-Masalah / Gangguan Kejiwaan
1. Pada Anak
Ketidakberdayaan
Retradasi Mental
Gangguan perkembangan
Gangguan perilaku
Defisit perawatan diri
2. Pada Remaja
HDR
Perilaku kekerasan
Perilaku bunuh diri
Menarik diri
Halusinasi
Waham
Defisit perawatan diri
Masalah seksualitas
Narkoba
2.3 Klasifikasi
Retardasi mental menurut American Psychiatric Association, 1994 , dibagi
menjadi :
1) Retardasi mental ringan : tingkat IQ 50 - 55 sampai kira-kira 70.
Retardasi ringan misalnya: agak terlambat dalam belajar bahasa tapi
sebagian besar dapat berbicara untuk keperluan sehari-hari, bercakap-
cakap, dan diwawancarai; dapat mandiri (makan, mandi, berpakaian,
buang air besar, dan buang air kecil) dan terampil dalam pekerjaan rumah
tangga. Namun biasanya mereka mengalami kesulitan dalam pelajaran
sekolah, misalnya dalam membaca dan menulis, ini sering disebabkan oleh
kekurangan kronik stimulasi intelektual.
2) Retardasi mental sedang : tingkat IQ 35 – 40 sampai 50 – 55.
Mereka lambat dalam pengembangan pemahaman dan penggunaan bahasa,
keterampilan merawat diri dan keterampilan motorik terlambat. Penderita
juga memerlukan pengawasan seumur hidup dan program pendidikan
khusus demi mengembangkan potensi mereka yang terbatas agar
memperoleh beberapa keterampilan dasar.
3) Retardasi mental berat: tingkat IQ 20 – 25 sampai 35 – 40.
Keadaan mirip retardasi mental sedang tapi biasanya disertai kondisi fisik
yang berat. Kebanyakan dengan hendaya motorik yang berat dan hal ini
menunjukkan kerusakan perkembangan pada susunan saraf pusat.
4) Retardasi mental yang amat sangat berat : tingkat IQ di bawah 20 - 25.
Intelegensi diperkirakan kurang dari 20, yang berarti sangat terbatas
kemampuannya untuk memahami atau mematuhi permintaan atau
instruksi. Sebagian besar dari mereka tidak dapat bergerak (sangat terbatas
dalam gerakannya), ngompol, dan hanya mampu mengadakan komunikasi
isyarat yang belum sempurna. Mereka hanya mempunyai sedikit sekali
kemampuan mengurus sendiri kebutuhan dasar mereka. Mereka selalu
memerlukan bantuan dan pengawasan.
5) Retardasi mental dengan keparahan yang tidak disebutkan
Jika terdapat dugaan kuat adanya retardasi mental tetapi intelligence orang