KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan makalah yang berjudul “ Jig & Fixture Assembly “. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak memperoleh bantuan - bantuan baik moril maupun materil, secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karana itu, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan untuk penyelesaian tugas akhir ini terutama : 1. Bapak Asep Indra Komara, selaku Dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya. 2. Orang tua serta keluarga penulis yang selalu memberikan dukungannya. 3. Seluruh teman-teman kami dari program studi Teknik Perancangan yang senantiasa memberikan kritik dan sarannya. Penulis mohon maaf apabila Makalah ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan penulis dalam pendalaman materi dan permasalahan yang dihadapi. Penulis barharap bahwa Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan manfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Bandung, Februari 2010 Penulis
1. LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam penelitian ini, waktu proses manufaktur diidentisikasikan dengan penurunan waktu setup dan proses pemotongannya (perautan).
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelasaikan makalah yang berjudul “ Jig & Fixture Assembly “.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak memperoleh bantuan - bantuan baik moril
maupun materil, secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karana itu, perkenankanlah penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan untuk
penyelesaian tugas akhir ini terutama :
1. Bapak Asep Indra Komara, selaku Dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahannya.
2. Orang tua serta keluarga penulis yang selalu memberikan dukungannya.
3. Seluruh teman-teman kami dari program studi Teknik Perancangan yang senantiasa
memberikan kritik dan sarannya.
Penulis mohon maaf apabila Makalah ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan
penulis dalam pendalaman materi dan permasalahan yang dihadapi. Penulis barharap bahwa Makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan manfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.
Bandung, Februari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan Penggunaan Jig dan Fixture
3. Pertimbangan Umum Pembuatan Jig dan Fixture
4. Aspek Teknis Pembuatan Jig dan Fixture
5. Jenis – Jenis Jig
6. Jenis – Jenis Fixture
7. Klasifikasi Fixture
Bab II. Isi (Jig Dan Fixture For Assembly)
11.1 Mechanical Assembly Fixtures
11.2 Fixtures for Hot-Joining Methods
Bab III. Isi (Lanjutan)
111.1 Peningkatan Jaminan Kualitas Assembly Line
111.2 Perkembangan Teknologi Jig & Fixture Assembly
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk
sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam penelitian ini,
waktu proses manufaktur diidentisikasikan dengan penurunan waktu setup dan proses pemotongannya
(perautan).
Hampir setiap proses produksi didukung oleh pemakaian mesin perkakas. Penggunaan mesin
ini tergantung kepada spesifikasi produk yang akan dibuat. Semakin komplek bentuk produk tersebut,
maka akan semakin rumit pula perkakas yang digunakan.
Mesin perkakas akan lebih berfungsi bila dilengkapi pula dengan perkakas bantu. Jenis
perkakas bantu tersebut antara lain jig dan fixture. Penggunaan jig dan fixture ini disesuaikan dengan
fungsi dan karakteristiknya. Dimana Jig adalah suatu alat penuntun dari pahat dan sebagai pemegang
benda kerja yang tidak terikat secara tetap pada mesin tempat alat itu dipakai. Sedangkan fixture
adalah perkakas pemegang benda kerja yang terikat secara tetap pada mesin dimana alat tersebut
berada.
Jig and fixture merupakan “perkakas bantu” yang berfungsi untuk memegang dan atau
mengarahkan benda kerja sehingga proses manufaktur suatu produk dapat lebih efisien. Selain itu jig
and fixture juga dapat berfungsi agar kualitas produk dapat terjaga seperti kualitas yang telah
ditentukan. Dan juga, Jig dan fixture berfungsi membantu atau menolong pelaksanaan proses
produksi, tetapi tidak merubah geometris dari benda kerja. Dengan menggunakan perkakas bantu ini
diharapkan produk yang dihasilkan memiliki ketelitian yang tinggi, kepresisian yang tepat, akurasi,
dan sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan. Dengan adanya jig & fixtures, tidak diperlukan lagi
skill operator dalam melakukan operasi manufaktur, dengan kata lain pengerjaan proses manufaktur
akan lebih mudah untuk mendapatkan kualitas produk yang lebih tinggi ataupun laju produksi yang
lebih tinggi pula.
Filosofi dari Group technology adalah mendapatkan keuntungan dari pengelompokan
sejumlah produk, baik atas dasar kesamaan perancangannya atupun atas dasar kesamaan proses
manufakturnya. Dalam penelitian ini, kesamaan proses adalah yang menjadi pertimbangkan untuk
meningkatkan efisiensi proses manufaktur.
Dengan demikian, efisiensi proses manufaktur suatu produk dapat ditingkatkan (mereduksi
waktu setup dan waktu proses perautan ) melalui perancangan jig and fixture pada proses manufaktur
sekelompok produk.
1. TUJUAN PENGGUNAAN JIG DAN FIXTURE
Tujuan dari penggunaan Jig & Fixture adalah:
1. Aspek Teknis / Fungsi:
1. Mendapatkan ketepatan ukuran
2. Mendapatkan keseragaman ukuran
3. Aspek Ekonomi:
1. Mengurangi ongkos produksi dengan memperpendek waktu proses
2. Menurunkan ongkos produksi dengan pemakaian bukan operator ahli / trampil
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat atau mesin
4. Optimalisasi mesin yang kurang teliti
5. Mengurangi waktu inspeksi dan alat ukur
6. Meniadakan kesalahan pengerjaan (reject)
7. Aspek Sosial / Keamanan:
1. Mengurangi beban kerja fisik operator
2. Mengurangi resiko kecelakaan kerja
Sebelum jig & fixture dibuat, perlu sekali dilakukan kajian dari sisi ekonomi, karena hasil
akhir dari penggunaan jig & fixture tidak lain adalah keuntungan secara ekonomi.
1. PERTIMBANGAN UMUM PEMBUATAN JIG DAN FIXTURE
Sebelum memutuskan penggunaan JF pada suatu proses produksi, harus mempertimbangkan
beberapa tuntutan – tuntutan di bawah ini:
1. Tuntutan Fungsi
1. Tuntutan fungsi yang utama dalam penggunaan JF adalah bentukan dan toleransi yang diharapkan
dapat tercapai.
2. Keseragaman ukuran pada produk masal dapat tercapai.
3. Waktu proses sebelum penggunaan JF yang panjang akibat penyetingan dan penanganan benda
kerja berkurang secara nyata.
4. Pada penggunaan checking fixture, ukuran atau bentukan yang diterima dan tidak dapat segera
dikenali.
5. Tuntutan Penanganan/Pengoperasian
1. JF harus dapat dioperasikan dengan cepat dan mudah walaupun dengan operator awam sekalipun.
2. Penggunaan aspek ergonomi diperhatikan.
3. Elemen operasi mudah dikenali dan dimengerti cara kerjanya.
4. Perlu mempertimbangkan aspek pengguna. Misalnya: alat bantu khusus jika menggunakan
opratos cacat, dll.
5. Tuntutan Ekonomi
1. Biaya penggunaan JF tidak terlampaui.
2. Target pencapaian BEP (Break Even Point) tercapai.
3. Tuntutan Konstruksi
1. Optimalisasi penggunaan elemen standar.
2. Rancangan hendaknya logis dan tidak berlebihan (over design).
3. Penggunaan elemen yang lepas pasang mempertimbangkan waktu penanganan.
4. Elemen yang lepas pasang harus diikat agar tidak jatuh atau hilang.
5. JF yang bergerak atau berputar harus diseimbangkan terlebih dahulu.
6. Penggunaan elemen yang mengunci sendiri (self locking) pada mesin yang memiliki getaran
tinggi atau tergesernya benda kerja akibat kerusakan alat potong sangat perlu dipertimbangkan.
7. Tuntutan Keamanan
1. Aspek umum keselamatan di tempat kerja diperhatikan.
2. Pengamanan terhadap bahaya listrik, mekanik, dan tekanan yang berlebihan.
3. Pengamanan pada saat proses pemesinan atau kegagalan pemesinan.
4. Pengamanan terhadap kegagalan sumber tenaga pencekaman.
5. Keamanan terhadap benda kerja akibat kesalahan peletakan, pencekaman, dan saat proses.
Tidak semua tuntutan diatas muncul secara bersama – sama pada saat perancangan JF.
Perancang dapat menentukan skala prioritas untuk setiap alat yang di buat.
1. ASPEK TEKNIS PEMBUATAN JIG DAN FIXTURE
Sebelum memutuskan penggunaan JF pada suatu proses produksi, sangat perlu di
pertimbangkan pemenuhan tuntutan – tuntutan di bawah ini:
1. Peletakan Benda Kerja (Location)
Benda kerja memiliki ruang yang cukup pada peletakannya dan tidak memungkinkan
benda terbalik atau salah pasang untuk menghindari kesalahan pengerjaan. Titik peletakan
cukup jelas terlihat oleh operator. Dalam hal benda kerja memiliki ukuran mentah seperti
benda tuangan (casting) dimungkinkan peletakan yang dapat diatur (adjustable) untuk
menjaga keausan locator atau variasi ukuran benda kerja.
2. Pencekaman (Clamping)
Penyusunan atau peletakan pencekam dan besarnya gaya pencekaman benar – benar
meniadakan gaya reaksi akibat gaya – gaya luar akibat pemotongan benda kerja / proses. Gaya
pencekaman tidak menyebabkan benda kerja terdeformasi atau merusak permukaannya.
Pencekaman harus logis dan mudah.
3. Penanganan (Handling)
Komponen control dan JF keseluruhan harus ringan dan mudah untuk dinaik-turunkan
dari dank e mesin. Untuk itu elemen untuk memegang dan memindahkan JF harus tersedia.
Tidak ada sisi tajam pada JF. Benda kerja yang kecil dan sulit dalam pemasangan / pelepasan,
di berikan kemudahan.
4. Kelonggaran (Clearance)
Tersedia cukup ruang untuk pembuangan beram hasil pemotongan jika beram tidak
diinginkan terbuang keluar melaui arah yang sama dengan pemotongan. Penggunaan celah
untuk tangan operator / alat bantu yang dimaksudkan untuk mengeluarkan beram yang
tersumbat sangat dimungkinkan.
5. Kekakuan / Stabilitas (Rigidity / Stability)
Meskipun JF diharapkan seringan mungkin, kestabilan juga sangat diperlukan,
proporsional terhadap besar benda kerja dan gaya luar yang bekerja. Jika perlu di gunakan
pengikatan baut – mur terhadap mesin.
6. Bahan (Material)
Komponen utama yang mendapatkan gesekan dan atau tumbukan gaya menggunakan
material Tool Steel atau mendapatkan perlakuan pengerasan. Penggunaan material sisipan
(insert) pada komponen yang bergesekan dimaksudkan untuk penggantian. Jika digunakan
komponen yang di las, perlu dilakukan perlakuan stress relief setelah pengelasan atau sebelum
pemesinan untuk menghindari tegangan dalam maupun pelentingan akibat las.
7. Toleransi (Tolerance)
Toleransi pengerjaan komponen JF yang berhubungan dengan hasil proses adalah
sepertiga dari toleransi benda kerja. Misalnya jarak lubang yang akan diproses pada benda
kerja memiliki toleransi ± 0.3 mm, maka toleransi pada jignya untuk setting jarak antar
pengarah (bush) adalah 0.1 mm.
1. JENIS – JENIS JIG
Jig bias dibagi atas 2 kelas : jig gurdi dan jig bor. Jig bor digunakan untuk mengebor lobang
yang besar untuk digurdi atau ukurannya aneh (gambar 2). Jig gurdi digunakan untuk menggurdi