Dermatitis Atopik pada Anak Jessy Maria Joltuwu 102013348 `F 10 [email protected]Mahasiswi Fakultas Kedikteran Universitas Kristen Krida Jl Arjuna Utara Kebon Jeruk, Jakarta Pendahuluan Latar belakang Dermatitis adalah penyakit kulit gatal-gatal, kering dan kemerahan. Dermatitis didefinisikan sebagai peradangan kulit pada epidermis dan dermsi sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, yang menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik seperti eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi dan keluhan gatal. Dermatitis sebagai peradangan kulit baik karena kontak langsung dengan zat kimia yang mengakibatkan irirtasi atau reaksi alergi. Selain penyebab bahan-bahan kimia, sering kali dermatitis terjadi ketika kulit sensitif kontak langsung dengan perhiasan logam biasanya emas dengan kadar rendah atau perhiasan perak dan kuningan, sinar, suhu, dan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hal ini merupakan penyebabnya dermatitis oleh faktor luar (eksogen). Ada pula penyebab dermatitis oleh faktor endogen yaitu dermatitis atopik. 1 Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 1
Dermatitis atopik sebagai penyakit autoimun dan alergen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Dermatitis adalah penyakit kulit gatal-gatal, kering dan kemerahan.
Dermatitis didefinisikan sebagai peradangan kulit pada epidermis dan dermsi
sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, yang
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik seperti eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi dan keluhan gatal. Dermatitis sebagai
peradangan kulit baik karena kontak langsung dengan zat kimia yang
mengakibatkan irirtasi atau reaksi alergi. Selain penyebab bahan-bahan kimia,
sering kali dermatitis terjadi ketika kulit sensitif kontak langsung dengan
perhiasan logam biasanya emas dengan kadar rendah atau perhiasan perak dan
kuningan, sinar, suhu, dan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hal ini
merupakan penyebabnya dermatitis oleh faktor luar (eksogen). Ada pula penyebab
dermatitis oleh faktor endogen yaitu dermatitis atopik.1
Dermatitis Atopik adalah merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan
karena faktor alergen dengan ditandai adanya erupsi pada kulit makulo papuler
dengan kemerahan, gatal, lesi, kulit kering, dan adanya eksudasi. Penyakit kulit
ini ditandai dengan erupsi eksematosa yang kronis dan residif disertai gatal yang
sering berhubungan dengan riwayat atopi pada penderita atau keluarganya.
Dermatitis Atopik ini biasanya pada anak-anak. yang meruapakan suatu
gejala eksim terutama timbul pada masa kanak-kanak. Gejaala ini biasanya timbul
pada usia sekitar 2 bulan sampai 1 tahun den sekitar 85% pada usia kurang dari 5
tahun. Pada keadaan akut, gejalanya berupa kulit kemerahan, kulit melenting
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 1
berisi cairan, basah dan sangat gatal. Kadang-kadang disertai infeksi sekunder
yang menimbulkan nanah.
Sesuai dengan skenario, seorang seoranglaki-laki 10 tahundatang ke
poliklinik dengan beruntus bersisik kemerahan yang terasa gatal pada badan serta
kedua tungkai atas dan bawah sejak 2 minggu lalu, kulit juga terlihat sangat
kering dan kelainan sudah timbul sejak bayi. Maka dari itu, untuk mengetahui
secara lengkap dan jelas, penulis akan membahas tentangdermatitis mulai dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan lain sebagainya.2
Isi
Anamnesis
Wawancara yang baik seringkali sudah dapat mengarahkan masalah
pasien ke diagnosis penyakit tertentu. Di dalam Ilmu Kedokteran, wawancara
terhadap pasien disebut anamnesis. Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap
pasien (auto-anamnesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (allo-
anamnesis) bila keadaan pasien tidak memungkinkan untuk diwawancarai,
misalnya keadaan gawat-darurat, afasia akibat strok dan lain
sebagainya.Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam
keluarga, anamnesis susunan sistem dan anamnesis pribadi (meliputi keadaan
sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan, lingkungan).2
Temuan Klinis
Diagnosis dermatitis atopik didasarkan pada konstelasi ciri-ciri klinis yang
diringkas pada Tabel 14-1. Dermatitis atopik biasanya dimulai pada masa bayi.
Sekitar 50 persen pasien, penyakit ini berkembang pad tahun pertama kehidupan
dan 30 persen tambahan antara usia 1 dan 5 tahun. Antara 50 persen dan 80 persen
pasien dengan dermatitis atopik, rhinitis alergi atau asma berkembang kemudian
pada masa kanak-kanak. Banyak dari pasien mengatasi dermatitis atopik mereka
sedang mereka mengembangkan alergi pernafasan.
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 2
Lesi Kutaneus
Pruritus yang intens dan reaktifitas kulit merupakan tanda kardinal dermatitis
atopik. Pruritus mungkin sebentar-sebentar sepanjang hari tetapi biasanya lebih
buruk pada sore dan malam hari. Konsekuensinya adalah menggaruk, papula
prurigo (Gambar 11), likenifikasi (Gambar 2), dan lesi kulit eksematous. Lesi
kulit akut yang ditandai dengan sangat pruritik, papula eritematosa yang terkait
dengan ekskoriasi, vesikel di atas kulit yang eritem, dan eksudat serosa (Gambar
3). Dermatitis subakut ditandai dengan eritema, ekskoriasi, scaling papules
(Gambar 4).3
\
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 3
Gambar 2. Likenifikasi pada leher dan bahu pada pasien dermatitis atopi dewasa
Gambar 1. Prurigo papula pada pasien dengan dermatitis atopik
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 4
Gambar 4. Papul eritematosa pada pasien dengan dermatitis atopi subakut
Gambar 5. Likenifikasi berat dan papul prurigo hiperpigmentasi terlihat pada pasien dengan dermatitis atopi kronis
Dermatitis atopi kronis ditandai dengan plak tebal pada kulit, kulit yang
ditonjolkan (likenifikasi) dan papul fibrotik (prurigo nodularis); Gambar 5. Pada
dermatitis atopi kronis, ketiga stadium dari reaksi kulit seringkali berdampingan
pada individu yang sama. Pada semua stasium dermatitis atopi, pasien biasanya
memiliki kulit yang kering (Gambar 6).3
Penyebaran dan pola reaksi kulit bervariasi tergantung dari usia pasien dan
aktivitas penyakitnya. Selama masa bayi, dermatitis atopi umumnya lebih akut
dan terutama meliputi wajah, kulit kepala, dan permukaan ekstensor ekstremitas
(Gambar 7). Daerah popok biasanya terhindar. Pada anak yang lebih tua usianya,
dan pada mereka yang memiliki penyakit kulit yang lama, pasien
mengembangkan bentuk kronik dermatitis atopi dengan likenifikasi dan lokalisasi
ruam pada lipatan fleksura ekstremitas (Gambar 8). Dermatitis atopi sering
mereda karena pasien semakin tua, membuat seseorang yang dewasa dengan kulit
yang rentan terhadap gatal-gatal dan meradang jika terkena iritan dari luar.
Eksema tangan yang kronis dapat menjadi menifestasi utama pada sebagian orang
dewasa dengan dermatitis atopi (Gambar 9). Ciri lain yang berhubungan dengan
dermatitis atopi.4
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan pada evaluasi rutin dan
penatalaksanaan dermatitis atopi tanpa komplikasi. Serum Ig E meningkat sekitar
70-80% pada pasien dermatitis atopi. Hal ini dihubungkan dengan sensitisasi
terhadap alergen inhalansi dan makanan dan atau rinitis alergika dan asma yang
seiring. Sebaliknya, 20-30% pasien dermatitis atopi memiliki serum Ig E yang
normal. Dermatitis atopi subtipe ini memiliki sensitisasi IgE terhadap allergen
inhalansi atau makanan yang kurang. Namun demikian, beberapa dari pasien ini
dapat memiliki sensitisasi IgE terhadap antigen mikrobia seperti toksin S. aureus,
dan Candida albicans atau Malassezia sympodialis dapat diketahui. Juga,
sebagian pasien menunjukkan reaksi positif menggunakan atopy patch test
walaupun skin test negatif.5
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 5
Sebagian besar pasien dengan dermatitis atopi juga memiliki eosinofilia. Pasien
dengan dermatitis atopi memiliki peningkatan pelepasan histamin dari basofil. Itu
merupakan reflek sitemik dari sistem imun (Th2) pada dermatitis atopi khususnya
pada pasien dengan peningkatan level serum IgE. Lebih penting, pada darah
perifer terdapat CLA+ sel T pada dermatitis atopi yang mengekpresikan salah satu
antara CD4 atau CD8 yang secara spontan mengeluarkan IL-5 dan IL-13, yang
berfungsi untuk memperpanjang masa hidup eosinofil dan menginduksi produksi
IgE.5,6
Epidemiologi
Sejak 1960, telah terjadi lebih besar dari kenaikan tiga kali lipat pada prevalensi
dermatitis atopic. Sesungguhnya, perkiraan terbaru menunjukkan bahwa
dermatitis atopik merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di
seluruh dunia, dengan prevalensi pada anak 10-20 % di Amerika, Eropa Selatan
dan Barat, perkotaan Afrika, Jepang, Australia dan negara-negara industri3.
Prevalensi terjadinya dermatitis atopik pada orang dewasa kira-kira 1-3%.
Menariknya, prevalensi dermatitis atopik lebih rendah di negara-negara pertanian
seperti China, Eropa Timur, pedesaan Afrika, dan Asia Tengah. Wanita juga
memiliki jumlah yang lebih besar pada dermatitis atopik, dengan perbandingan
wanita/pria yaitu 1,3:1,0.4
Dasar untuk peningkatan prevalensi pada dermatitis atopik belum
diketahui dengan pasti. Bagaimanapun, variasi luas pada prevalensi telah
dilakukan observasi di negara dengan etnik yang sama, memperlihatkan bahwa
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 6
Gambar 6. Infiltrasi, kulit wajah tampak eritem dengan sisik pada seorang pemuda dengan dermatitis atopi. Catatan tampak lipatan kulit yang tipis di lateral alis dan intra okuler (Dennie-Morgan)
faktor lingkungan penting dalam menentukan ekspresi penyakit. Beberapa faktor
risiko potensial yang telah mendapat perhatian yaitu berhubungan dengan
munculnya penyakit atopik termasuk jumlah keluarga kecil, peningkatan
pendapatan dan pendidikan baik dalam putih dan hitam, migrasi dari lingkungan
desa ke kota serta peningkatan penggunaan antibiotik yang disebut sebagai gaya
hidup barat.5,6 Hasil pada “hipotesis higienis” menyatakan bahwa penyakit alergi
dapat dicegah dengan “infeksi pada awal masa anak-anak karena kontak dengan
saudara kandung yang lebih tua yang tidak higienis.7
Etiologi dan Patogenesis
Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit inflamasi pruritus yang berasal dari
interaksi kompleks antara gen kerentanan genetik yang mengakibatkan pada
sebuah kerusakan barier kulit, kerusakan sistem imun bawaan, tingginya respon
imunologi terhadap alergen dan antigen mikrobia.8
Penurunan fungsi dari barier kulit
Dermatitis atopik berhubungan dengan penurunan fungsi dari skin barrier karena
adanya penurunan regulasi gen dalam proses kornifikasi (flaggrin dan locicin),
menurunkan tingkat seramid, meningkatkan proteolitik enzim endogen dan
mengatur penguapan air pada transepidermal.9,10 Penggunaan sabun dan deterjen
pada kulit meningkatkan pH dari kulit itu sendiri, dengan meningkatnya aktivitas
dari protease endogen, dan akhirnya dapat merusak fungsi barrier dari epidermis.
Barrier epidermis dapat rusak karena paparan protease exogen dari debu rumah
tangga dan Staphylococcus aureus. Ini dapat menjadi lebih buruk dengan
terbatasnya inhibitor protease endogen pada kulit yang atopi. Perubahan epidermis
behubungan dengan peningkatan absorbsi alergen pada kulit dan kolonisasi
mikroba. Karena epikutaneus, sensitisasi pada alergen pada tingkat yang lebih
tinggi menghasilkan respon alergi, menurunkan fungsi skin barier dapat terjadi
karena senstisasi alergen dan selanjutnya menjadi predisposisi pada anak-anak
untuk menderita alergi pernafasan pada usia selanjutnya.11
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 7
Imunopatologi pada Dermatitis Atopik
Secara klinis pasien dermatitis atopik bermanifestasi hiperplasia epidermal ringan
dan tampak adanya infiltrat sel T.8 Eksematus akut pada lesi kulit secara khas
tampak adanya edema interseluler dari epidermis. Dendritic presentic antigen cell
(seperti sel Langerhans, dan makrofag) pada kulit yang tidak berlesi dermatitis
atopi menghasilkan molekul IgE. Infiltrat epidermis terdiri dari sel limfosit T
seringkali ditemukan. Pada dermis pada lesi yang akut, terdapat influks dari sel T
dengan disertai monosit-makrofag. Infiltrat limfosit terdiri dari aktivasi memori
sel T melalui CD3, CD4, dan CD45RO. Eosinofil jarang nampak pada Dermatitis
atopik yang akut. Sel mast ditemukan normal pada degranulasi yang berbeda-
beda.
Lesi likenifikasi kronis ditemukan secara khas dengan hiperplasia epidemis
dengan elongasi dari rete ridges, hiperkeratosis yang mencolok, dan spongiosis
minimal. Terdapat peningkatan dari IgE pada epidermis dan dominasi makrofag
pada infiltrat mononuklear. Sel mast meningkat tetapi masih tergranulasi. Netrofil
menghilang pada lesi Dermatitis atopik walaupun infeksi dan kolonisasi dari S.
aureus. Peningkatan dari eosinophil kadang ditemukan pada Dermatitis Atopi lesi
yang kronis. Eosinofil ini mengalami sitolisis dengan menghasilkan granul
protein. Eosinofil yang berkontribusi pada inflamasi alergi dengan sekresi sitokin
dan mempengaruhi kerusakan jaringan pada dermatitis atopik dengan produksi
reaktif oksigen intermediat dan melepaskan toksik granul protein.9
Sitokin dan Chemokines
Inflamasi kulit atopi diatur dari ekspresi local dari sitokin dan chemokines
proinflamasi. Sitokin seperti TNF-α dan IL-1 dari sel tersebut (keratinosit, sel
mast, sel dendrit). Yang bekerja pada reseptor vaskuler endotelium, mengaktivasi
jalur signal vaskuler, yang menyebabkan induksi adhesi molekul vaskuler
endotelial. Kejadian ini mengawali proses aktivasi dan adhesi pada vaskuler
endothelium dengan diikuti ekstravasasi sel-sel inflamasi pada kulit. Dermatitis
atopik akut berhubungan dengan produksi sitokin Th-2, yaitu IL-4 dan IL-13,
yang bertidak sebagai mediator isotop imunoglobulin mengubah sintesa IgE, dan
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 8
meningkatkan pengaturan ekspresi adhesi molekul pada sel endotel. Sebaliknya,
IL-5, juga terlibat dalam perkembangan dan kelangsungan hidup eosinofil, dan
berperan besar dalam dermatitis atopik kronis.9,12
Peranan pentingnya adalah sitokin Th-2 juga bermain/berperan dalam
respon inflamasi kulit yang di dukung oleh penelitian, dimana tikus transgenik
terlatih secara genetik untuk terlalu banyak mengeluarkan IL-4 pada
perkembangan pruritus kulit inflamasi mereka yang mirip dengan lesi/kelainan
pada dermatitis atopik, menyarankan bahwa ekspresi kulit lokal sitokin Th-3,
berperan kritis dalam aturan di dermatitis atopik.14 Kulit tikus yang kurang
tersensitisasi IL-5, tidak ditemukan eosinofil dan memperlihatkan penurunan
pengentalan (melentur), padahal kulit tikus yang kekurangan IL-4 menunjukan
kelenturan yang normal, namun mempunyai penurunan eosinofil. Kenaikan
produksi koloni granulosit makrofag, yang menjadi faktor stimulan dermatitis
atopik, dilaporkan mencegah kematian sel (apoptosis) monosit,yang juga
berkontribusi atas kegigihan dermatitis atopik. Pertahanan dermatitis atopik
kronik, termasuk juga memproduksi Th-1 serupa dengan sitoin IL-2 dan IL-8, di
samping beberapa remodeling gabungan sitokin, termasuk IL-11 dan transformasi
faktor pertumbuhan β1.13
Chemokines spesifik kulit, sel T kulit-menarik kemokin [CTACK; kemokin CC
ligan 27 (CCL27)], sangat diregulasi di DA dan sangat menarik antigen limfoid
cutanous (PKB) kulit + CC kemokin reseptor 10 + (CCR10 +) Sel T ke ckin
tersebut. CCR4 di tunjukan pada kulit homing sel PKB + T juga dapat mengikat
untuk CCL 17 pada endotelium vaskular dari venula kulit. Perekrutan Selektif f
CCR4 mengekspresikan sel Th-2 dimediasi oleh kemokin makrofag sehingga
diperoleh dan timus dan aktivasi sitokin yang teratur, yang keduanya meningkat
pada dermatitis atopik. Keparahan pada dermatitis atopik,berhubungan dengan
ukuran thymus dan tingkat regulasi sitokin yang teraktivasi. disampig itu,
pembongkran kemokin fractalkine , interferon-ϒ yang di induksi protein 10,dan
monokin yang diinduksi oleh IFN-ϒ,juga mengontrol keratonisit dan hasil migrasi
Th-1 ke epidermis terlebih pada kronik dermatitis atopik. Peningkatan
pengeluaran kemokin CC, chemoattractant protein 4 makrofag,eotaksin, dan
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 9
RANTES (pengaturan aktivitas normal, pengeluaran dan penyimpanan sel T)
berperan pada infiltrasi makrofag, eosinofil, dan sel T pada lesi dermatitis atopik
akut maupun kronik. Lihat bab 11 dan 12 untuk detail lebih lanjut mengenai
pembahasan sitokin dan chemokines pada inflamasi kulit.
Tipe Sel Penunjuk Pada Kulit Dermatitis Atopik
APC
Kulit dermatitis atopik mengandung dua jenis afinitas yang tinggi, IgE-reseptor-
bearing myeloid DC: (1) LC dan (2) inflamasi epidermis sel dendritik (IDECs),
LC bantalan IgE yang tampaknya memainkan peran penting dalam
mempresentasikan alergen kulit kepada IL-4 yang memproduksi produksi sel
Th2.18 Dalam hal ini, LC IgE-bearing dari lesi kulit DA, tetapi bukan permukaan
LC yang kekurangan IgE, mampu menyajikan alergen inhalan ke sel T. Hasil ini
menunjukkan bahwa IgE sel-terikat pada fasilitas penangkapan LC dan
internasionalisasi alergen ke LC sebelum memproses mereka dan antigen yang
mempresentasikan ke sel T. IgE yang mendasari LC, yang telah menangkap
alergen mungkin mengaktifkan sel-sel memori Th-2 di kulit atopik, tetapi mereka
juga dapat bermigrasi ke kelenjar getah bening untuk merangsang sel T untuk
lebih memperluas daerah sel Th-2 sistemik. Stimulasi FcϵRI pada permukaan LC
oleh alergen menginduksi pelepasan sinyal chemotactic dan rekrutmen sel
prekursor dari IDECs dan sel T in vitro. Stimulasi Fcϵri di IDECs mengarah ke
rilis dalam jumlah yang tinggi sinyal proinflamasi, yang memberikan kontribusi
amplifikasi pada respon kekebalan alergi.
Berbeda dengan penyakit inflamasi kulit lainnya, seperti dermatitis kontak
alergi, psoriasis vulgaris, jumlah DC plasmacytoid (pDCs) yang sangat rendah,
yang memainkan peranan penting dalam pertahanan host terhadap infeksi virus,
dapat dideteksi dalam lesi kulit dermatitis atopik. pDCs dalam darah perifer
pasien dengan dermatitis atopik telah ditunjuk untuk menanggung varian trimerik
dari Fcϵri di permukaan sel mereka, yang ditempati oleh molekul IgE. Fungsi
kekebalan tubuh diubah dari pDCs pasien dengan dermatitis atopik setelah
stimulasi alergen FcERI-dimediasi mungkin berkontribusi terhadap kekurangan
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 10
tipe 1 IFNs lokal, sehingga berkontribusi untuk meningkatan kerentanan pasien
dermatitis atopik terhadap infeksi virus kulit seperti eksema herpetikum.
Sel T
Sel T kulit yang berkemampuan untuk mengingat memainkan peran penting
dalam patogenesis dermatitis atopik, terutama selama fase akut penyakit. Konsep
ini ditunjang dengan pengamatan bahwa gangguan imunodefisiensi sel T utama
ini sering berhubungan dengan lesi kulit eksema yang jelas, setelah transplantasi
sumsum tulang berhasil. Selanjutnya, pada hewan percobaan dermatitis atopik,
ruam eczematous tidak terjadi dalam ketiadaan sel T. Selain itu, pengobatan
dengan penghambat kalsineurin topikal, dengan aktivasi target sel T khusus,
secara signifikan mengurangi ruam kulit pada dermatitis atopik.13
Keratinosit
Kertinosit memainkan peran kritis dalam augmentasi peradangan kulit atopik.
Dermatitis atopik keratinosit mengeluarkan profil kemokin dan sitokin setelah
terpapar sitokin pro inflamasi. Hal ini mencakup RANTES tingkat tinggi setelah
stimulasi dengan TNF-α dan IFN-. Mereka juga merupakan sumber penting
limfopoietin stroma thymus (TSLP), yang mengaktifkan DC untuk sel T awal
untuk menghasilkan IL-4 dan IL-13 (yaitu, diferensiasi sel Th2). Pentingnya
TSLP dalam patogenesis dermatitis atopik didukung oleh pengamatan bahwa
tikus yang secara genetik dimanipulasi untuk overekspresi TSLP di kulit
mengembangkan dermatitis atopik seperti peradangan kulit.11
Genetik
Dermatitis atopik secara familial ditransmisikan dengan pengaruh maternal yang
kuat. Layar genom keluarga dengan dermatitis atopik telah melibatkan regio
kromosom yang overlap dengan penyakit kulit inflamasi lainnya seperti psoriasis.
Bersama dengan studi gen kandidat, hal ini telah memberikan wawasan yang
menarik ke dalam patogenesis dermatitis atopik. Meskipun banyak gen yang
mungkin terlibat dalam perkembangan dermatitis atopik, telah dermatitis atopik
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 11
bagian tertentu yang menjadi perhatian dalam peran potensial barier kulit / gen
diferensiasi epidermal dan respon imun / pertahanan gen host. 9
Peran Pruritus pada Dermatitis Atopik
Pruritus adalah fitur yang menonjol dari dermatitis atopik, dinyatakan sebagai
hiperreaktivitas kulit dan penggarukan alergen yang terpapar, perubahan
kelembaban, keringat berlebihan, dan konsentrasi iritant yang rendah.
Pengendalian pruritus penting karena cedera mekanik dari menggaruk dapat
menginduksi sitokin pro-inflamasi dan pelepasan kemokin, mengarah ke siklus
setan scratch-itch yang mengabadikan ruam kulit pada dermatitis atopik.
Mekanisme pruritus pada dermatitis atopik kurang dipahami. Pelepasan histamin
yang diinduksi alergen dari sel mast kulit bukanlah penyebab eksklusif pruritus
pada dermatitis atopik, karena antihistamin tidak efektif dalam mengendalikan
gatal pada dermatitis atopik. Observasi pengobatan dengan kortikosteroid topikal
dan inhibitor kalsineurin efektif untuk mengurangi pruritus menunjukkan bahwa
sel-sel inflamasi memainkan peranan penting dalam pruritus. Molekul yang telah
terlibat dalam pruritus termasuk sitokin sel-T yang diturunkan seperti IL-31,
stress-inducedneuropeptides, protease seperti protease yang dapat bertindak pada
protease-activated receptors, eikosanoid, dan eosinophil-derived proteins. 8
Diagnosis Kerja
Tanda mayor dari dermatitis atopik adalah adanya pruritus dan kronik atau
dermatitis eksematous dengan morfologi yang dapat dianggap sebagai ciri
khasnya dan distribusi yang dapat digunakan untuk mendiagnosik. Tanda lainnya
adalah, masuknya alergen dari luar atau peningkatan serum IgE, yang bervariasi.
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 12
Anak kecil akan tampak pada tahun pertama kehidupannya dengan kegagalan
pertumbuhan, eritematous rash pada seluruh tubuh dengan sisik, dan penyakit
kulit yang kambuh dan atau infeksi sistemik yang dapat dievaluasi untuk
dikombinasi dengan keparahan sindrom imunodefisiensi. Sindrom Wiskott-
Aldrich adalah kesalahan gen resesif X-linked dengan karakteristik ditemukannya
kulit yang mirip yang tidak bisa dibeda-bedakan dari dermatitis atopik. Itu dapat
diasosiasikan dengan trombositopenia, variasi abnormalitas pada humoral dan
seluler imunitas, dan rekuren infeksi bakteri. Sindrom IgE dikarakteristikan
dengan peningkatan level serum IgE, tidak sempurnanya fungsi sel T, rekuren
infeksi bakteri, adanya abses kulit yang disebakan oleh Staphylococcus aureus
dan atau rasa gatal di kulit yang disebabkan karena adanya pustulosis
Staphylococcus aureus, atau oleh dermatofitosis. Erupsi papulopustular pada
wajah dan scalp mungkin terlihat diawal kehidupan Meskipun Staphylococcus
aureus merupakan patogen terpenting pada kelainan ini, namun infeksi oleh
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 13
Gambar 7. Gatal pada bayi dengan dermatitis atopi (digunakan dengan ijin dari Oholm Larsen, MD)
Gambar 18. Dermatitis atopi pada anak kecil dengan likenifikasi fosa antecubiti dan generalisata pruritus yang parah disertai palk yang ezematous
bakteri lain, virus, dan jamur mungkin terjadi, terutama ketika pasien
mengkonsumsi profilaksis antibiotik antistaphylococcal dalam jangka lama. 10
Penting untuk mengetahui pada manusia dewasa dengan tanda adanya eksematous
dermatitis dengan atau tanpa riwayat penyakit eksema pada saat kecil, alergi pada
pernapasan, atau adanya riwayat atopi dermatitis kontak pada keluarga. Kontak
dengan alergen dapat difikirkan pada sebagian pasien dengan dermatitis atopi
yang tidak berespon terhadap terapi. Sebagai catatan, kontak alergi untuk
glukokortikoid topikal dan penghambat calcineurin topikal telah dilaporkan terjadi
pada pasen dengan dermatitis kronik. Sebagai tambahan limfoma sel T kulit harus
dipresentasikan keluar pada orang dewasa dengan dermatitis kronik yang lemah
responnya dengan terapi glukokortikoid topikal. Idealnya, pemeriksaan biopsi
diperoleh dari tiga lokasi terpisah, karena pemeriksaan histologi mungkin
menampilkan spongiosis dan infiltrasi sel yang menyerupai dermatitis atopi. 10
Diagnosis Banding
Diagnosis banding atau diagnosis pembanding merupakan diagnosis yang
dilakukan dengan membanding-bandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan
tanda klinis penyakit lain. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejala yang
dialami pasien, pasien bias dicurigai menderita beberapa penyakit seperti:
1. Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis Atopik pada Anak - FK UKRIDA Page 14
Gambar 9. Papul tipikal, vesikel, dan erosi seperti dermatitis atopi pada tangan
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau
substansi yang menempel pada kulit terjadi kerusakan kulit langsung tanpa
didahului proses sensitisasi. Dapat diderita oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras dan jenis kelamin. Penyebab dermatitis kontak iritan
adalah bahan yang bersifat iritan atau bahan yang secara fisik merusak kulit
seperti asam basa,detergen, serbuk kayu dan produk –produk minyak bumi.
Beberapa iritan kuat dengan cepat menimbulkan efek sedangkan iritan yang
lebih lemah menimbulkan efek kumulatif. Faktor lain juga berpengaruhi
seperti lama kontak, terus menerus atau berselang, adanya oklusi yang
menyebabkan kulit lebih permeabel demikian juga gesekan atau trauma fisis,
serta suhu dan kelembaban lingkungan. Seseorang yang terkena dermatitis
atopik akan lebih mudah terkena dermatitis kontak iritan. Kelainan kulit
timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritasi yang merusak
lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan
mengubah daya ikat air liur.10-11
Dermatitis kontak iritan dibagi menjadi dermatitis kontak iritan akut, akut
lambat, kronik, reaksi iritan, traumatik dan noneritematosa, sebagai berikut:
- Dermatitis kontak iritan akute akibat iritan kuat (larutan asam/basa kuat)
akibat kecelakaan dan reaksi segera timbul dan terbatas pada tempat
kontak. Ditandai dengan kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar, terlihat
adanya edema, bula dan bisa nekrosis, pinggiran kulit berbatas tegas dan