-
75
BAB IV
RENCANA IMPLEMENTASI
4.1. Rencana Implementasi
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang alur bisnis
PLTM Girimukti, maka di
susun skema bisnis usaha PLTM Girimukti seperti terlihat pada
gambar 3.1. di bawah ini.
Dari diagram tersebut dapat di jelaskan bahwa sebagian dana
pembangunan dalam bentuk
debt akan di ajukan ke lender atau kreditor (private investor
atau lembaga keuangan ataupun
bank) dan sekaligus bekerjasama dengan lembaga penjaminan
(bank/financial institution for
security), sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dana tersebut (debt) di gabung dengan dana sendiri (equity),
dimana komposisi debt to
equity telah di tetapkan dari hasil analisis dengan perbandingan
70% : 30%, yang di perguna-
kan untuk biaya konstruksi, biaya administrasi termasuk biaya
perijinan serta pembebasan
lahan. Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang terdiri dari
kelompok pekerjaan Civil
Works (termasuk pekerjaan Metal) dan kelompok pekerjaan
Mechanical & Electrical (terma-
suk pekerjaan jaringan transmisi) akan ditunjuk vendor atau
pelaksana yang berpengalaman
dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas dengan menggunakan
sistim EPC (Engineering,
Procurement and Construction).
Pola kerja sistim EPC ini dilakukan dengan pemikiran bahwa
pelaksana pekerjaan bertang-
gungjawab sepenuhnya terhadap kualitas hasil dan target sasaran
pekerjaan yakni terjamin-
nya kapasitas output daya listrik sesuai yang dengan perencanaan
semula serta sesuai spesifi-
kasi pekerjaan yang di syaratkan. Untuk mendapatkan jaminan
terhadap kualitas pekerjaan
seperti yang telah di rencanakan, maka akan di tunjuk konsultan
pengawasan yang memiliki
tugas untuk aspek pelaksanaan manajemen konstruksi, monitoring
kegiatan aspek lingkungan,
kajian aspek teknis termasuk review design (bila diperlukan) dan
supervisi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
Setelah selesainya pekerjaan konstruksi baik Civil Works maupun
Mechanical & Electrical
Works, maka tahapan selanjutnya adalah di lakukannya pekerjaan
Commissioning, dengan
tujuan untuk melakukan verifikasi seluruh pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi teknis dan
sekaligus melakukan trial test terhadap output daya listrik
setelah pelaksanaan pekerjaan.
-
76
Gambar 4.1. : Skema bisnis PLTM Girimukti
E P C
CONSULTANTCONSULTANT
LEADER /
CREDITOR
Bank/Financial
Institution for Security
Bank/Financial
Institution for Security
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)
ENGINEERINGENGINEERING
MANAGEMENTMANAGEMENT
L E G A LL E G A L
ENVIRONMENT & SECURITY
DEVELOPMENT
ENVIRONMENT & SECURITY
DEVELOPMENT
SUPERVISIONSUPERVISION
CONTRACTOR & SUPPLIERCONTRACTOR & SUPPLIER
MECHANICAL/ELECTRICALMECHANICAL/ELECTRICAL
CIVIL & METAL WORKCIVIL & METAL WORK
COMERCIAL
OPERATION
COMERCIAL
OPERATIONPOWER PLANT
OPERATOR BODY
POWER PLANT
OPERATOR BODYPROPERTY
INSURANCE
PROPERTY
INSURANCE
PROPERTYINSURANCE
PROPERTYINSURANCE
COMMISSIONINGCOMMISSIONING
AgreementPT. GIRIMUKTI eNERGIPT. GIRIMUKTIeNERGIPower
Purchasing
E P C
CONSULTANTCONSULTANT
LEADER /
CREDITOR
Bank/Financial
Institution for Security
Bank/Financial
Institution for Security
PT. PLN (Persero)PT. PLN (Persero)
ENGINEERINGENGINEERING
MANAGEMENTMANAGEMENT
L E G A LL E G A L
ENVIRONMENT & SECURITY
DEVELOPMENT
ENVIRONMENT & SECURITY
DEVELOPMENT
SUPERVISIONSUPERVISION
CONTRACTOR & SUPPLIERCONTRACTOR & SUPPLIER
MECHANICAL/ELECTRICALMECHANICAL/ELECTRICAL
CIVIL & METAL WORKCIVIL & METAL WORK
COMERCIAL
OPERATION
COMERCIAL
OPERATIONPOWER PLANT
OPERATOR BODY
POWER PLANT
OPERATOR BODYPROPERTY
INSURANCE
PROPERTY
INSURANCE
PROPERTYINSURANCE
PROPERTYINSURANCE
COMMISSIONINGCOMMISSIONING
AgreementPT. GIRIMUKTI eNERGIPT. GIRIMUKTIeNERGIPower
Purchasing
Pekerjaan commissioning dilakukan antara pemilik proyek (PT
Girimukti Energi) dengan pi-
hak kontraktor EPC, yang disaksikan oleh PLN selaku pembeli
energi listrik. Untuk pekerja-
an Commissioning akan ditunjuk lembaga yang memiliki kompetensi
untuk melakukan
validasi keandalan pembangkit, terutama pembangkit yang baru di
bangun. Lembaga ini juga
akan mengeluarkan sertifikat laik operasi bila hasil
pemeriksaannya memenuhi kriteria-
kriterianya aspek ketenagalistrikan yang umum berlaku di
Indonesia.
Setelah Comissioning dan trial test dinyatakan selesai, maka
langkah selanjutnya adalah
tahap operasi (commercial operation) yakni pengoperasian
pembangkit serta melakukan
penjualan listrik ke PLN sebagai pembeli listrik sesuai dengan
ketentuan dalam PPA,
termasuk jumlah daya listrik yang di perjual-belikan serta
ketentuan harga seperti yang telah
di sepakati pada awal penyusunan bisnis pembangkitan ini. Sistim
pembayaran (invoice)
yang dilakukan oleh PLN biasanya dilakukan dalam bulanan. Hasil
penjualan energi listrik di
gunakan untuk biaya operasi dan pemeliharaan termasuk asuransi
dan gaji tenaga operasional
serta untuk membayar kewajiban hutang pokok berikut bunganya
(interest) sesuai perjanjian
yang telah disepakati sebelumnya.
Dari hasil analisis solusi bisnis dan penilaian aspek kelayakan
bisnis pembangunan PLTM
seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka skenario
pembangunan yang memberikan
return maksimal adalah dengan membangun PLTM Girimukti-1 dan
Girimukti-2 sekaligus
-
77
karena akan didapatkan efisiensi-efisiensi dalam pelaksanaan
pembangunan, mekanisme
penjualan energi listrik secara maksimal, serta akan mendapatkan
additional revenue berupa
penjualan carbon credit kepada pembeli CER.
Langkah selanjutnya dari analisa bisnis PLTM ini adalah menyusun
implementasi setiap
aspek pekerjaan guna mendukung keberhasilan proyek, baik dari
sisi perencanaan, proses
perijinan, pembebasan lahan, pembangunan pembangkit, fabrikasi
pekerjaan konstruksi, trial
test and commisioning, maupun pada saat pelaksanaan operasional
pembangkit dan proses
penerimaan invoice dari hasil penjualan listrik. Secara garis
besar rencana implementasi
dapat di kelompokkan dalam tiga tahap utama, yakni :
1. Tahap Pra Konstruksi
2. Tahap Konstruksi
3. Tahap Operasional dan pemeliharaan
Antara tahap satu dengan tahap lainnya dilakukan secara
berurutan, dan untuk mendapatkan
gambaran masing-masing tahap, dapat dijelaskan sebagai
berikut.
4.1.1. Tahap Pra Konstruksi
Tahap para-konstruksi merupakan tahap paling awal dalam kegiatan
proyek, dan kegiatan
yang dilakukan mencakup studi kelayakan (teknis, finansial dan
studi AMDAL), proses
perijinan, penyusunan detailed engineering design, serta
menyusun scheme bisnis secara
keseluruhan.
1. Studi kelayakan
Kegiatan studi kelayakan teknis dilakukan untuk memastikan bahwa
proyek dapat dilaksana-
kan secara teknis, yakni dengan melakukan kajian keandalan debit
(Q), tinggi jatuh air (head)
dan aspek kondisi geologi rencana lokasi proyek. Sedang
kelayakan dari aspek finansial
merupakan tinjauan terhadap tingkat keuntungan dari investasi
yang ditanamkan, yakni
dengan menggunakan tinjauan terhadap instrumen-instrumen
keuangan yang umum berlaku,
diantaranya Pay Back Period NPV, IRR, PBP, PI, dan ROI.
Sementara kelayakan aspek
lingkungan dilakukan dengan mengikuti ketentuan tentang Amdal
yang ditetapkan oleh
pemerintah34), yakni untuk pembangkit listrik dengan daya di
bawah 100 MW (PLTM Giri-
34) Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, tentang Analisi
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
-
78
mukti memiliki kapasitas total 11,4 MW) tidak diperlukan dokumen
AMDAL35), dan hanya
diperlukan penyusunan dokumen UKL&UPL, yang persetujuannya
dilakukan oleh BPLHD
(Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah) mewakili Bupati.
Kajian UKL&UPL36) ber-
tujuan agar aspek sosial-ekonomi masyarakat dan lingkungan dapat
di integrasikan di
dalam implementasi proyek, sehingga pembangunan proyek tidak
menimbulkan ke-
rugian bagi masyarakat sekitar serta kehidupan sosial-ekonomi
dan lingkungan dapat
berjalan seperti sebelum adanya proyek.
2. Proses Perijinan
Pembentukan suatu perusahaan yang berbadan hukum seperti halnya
PT Girimukti Energi
harus mengikuti ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas No.
40 Tahun 2007, tentang
prosedur pendirian perusahaan, permodalan & saham, rencana
kerja dan laporan tahunan
korporasi, penyelenggaraan RUPS, dan lain-lain. Perijinan yang
diperlukan untuk pendirian
perusahaan tersebut diantaranya:
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan
Tanda Daftar Perseroan yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
Surat Keterangan Domisili Perusahaan
Surat Ijin Gangguan yang dikeluarkan oleh Kantor Penanaman Modal
Daerah
Kartu Registrasi Perusahaan yang dikeluarkan Kantor Penanaman
Modal Daerah
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Sedangkan perijinan yang di perlukan terkait dengan pembangunan
PLTM, di tingkat daerah
diantaranya :
Surat dukungan pembangunan PLTM dari Gubernur
Surat persetujuan Bupati tentang pembangunan pembangkit listrik
terbarukan skala
menengah
Surat ijin dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
tentang perun-
tukan penggunaan tanah.
Surat Keputusan Bupati tentang pemberian ijin lokasi tanah.
35) AMDAL = Analisa Mengenai Dampak Lingkungan 36) UKL&UPL =
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
-
79
Gambar 4.2. : Gambar typical pekerjaan detail disain
Surat keputusan dari kantor analisis dampak lingkungan kabupaten
tentang persetuju-
an UKL&UPL Pembangunan PLTM
Sedangkan dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan
penjualan energi listrik ke
PLN diantaranya adalah :
Nota Kesepahaman antara PT Girimukti Energi dengan PT PLN
distribusi Jawa Barat
dan Banten tentang jual beli energi listrik
Surat Ijin Penggunaan dan Pemanfaatan Air (SIPPA) yang
dikeluarkan oleh dinas
pengairan setempat (Dinas Pengairan, Departemen Pekerjaan
Umum).
Power Purchase Agreement (PPA) antara PT Girimukti Energi dengan
PT PLN
Surat Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum
(IUKU)
Surat Menteri Kehutanan Republik Indonesia tentang Persetujuan
Prinsip Penggu-
naan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Pembangkit Listrik
Minihidro
Dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan penjualan dan
perolehan insentif CER
dari buyer, diantaranya adalah :
Data teknis pembangkit
Dokumen Project Design Document (PDD)
Emission Reduction Purchase Agreement (ERPA)
Monitoring operasional pembangkit
3. Detail Engineering Design
Setelah studi kelayakan proyek sudah dibuat dan dinyatakan
layak, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan detail disain rencana pembangkit. Tahap ini
lebih memprioritaskan pada
-
80
penajaman aspek teknis, dengan sasaran di samping menyiapkan
disain detail teknis, juga di
persiapkan sebagai upaya untuk melakukan review terhadap harga
satuan terbaru serta
optimasi-optimasi yang perlu dilakukan untuk mengefisiensikan
biaya investasi, terutama
efisiensi biaya konstruksi. Disamping itu detail design di
perlukan untuk membuat perkiraan
volume pekerjaan konstruksi, mempermudah dalam pelaksanaan
konstruksi, serta bahan
penyusunan jadual pelaksanaan konstruksi. Contoh gambaran detail
disain dapat dilihat pada
gambar 4.2. diatas.
4.1.2. Tahap Konstruksi
Implementasi pekerjaan konstruksi di awali dengan menyusun
rencana kerja yang terkoordi-
nasi berdasarkan urut-urutan pekerjaan. Jenis
pekerjaan-pekerjaan pada tahap konstruksi ini
telah disusun dalam suatu rencana implementasi konstruksi
seperti terlihat pada diagram di
bawah ini (lihat gambar 4.2.). Pekerjaan yang termasuk pada
tahap konstruksi diantaranya
pembebasan lahan, pelaksanaan tender EPC, pelaksanaan
konstruksi, serta pekerjaan
comisioning and trial test. Rencana implementasi ini dapat
dijelaskan seperti berikut:
1. Pembebasan/Pengadaan Lahan
Pembebasan lahan guna keperluan lokasi rencana konstruksi serta
bangunan pelengkapnya di
lakukan terhadap dua kelompok pemilik lahan yakni lahan milik
masyarakat dan lahan milik
departemen Kehutanan. Konsep yang umum dipakai dalam pembebasan
lahan adalah untuk
tanah milik masyarakat bisa dilakukan secara langsung dengan
proses jual beli tanah milik
masyarakat, sedangkan pembebasan lahan yang dimiliki oleh
Kehutanan dilakukan sesuai
dengan mekanisme yang berlaku di departemen kehutanan yakni
dengan pola 1:2, dalam arti-
an untuk setiap 1,0 m2 luas tanah yang di bebaskan harus diganti
dengan lahan (milik masya-
rakat) seluas 2,0 m2 di tempat lain dalam areal wilayah
kehutanan yang sama.
Luas lahan yang di bebaskan di sesuaikan dengan kebutuhan lahan
yang mengacu pada data
hasil disain, dan pelaksanaannya harus dilakukan secara cermat
mengingat masalah tanah
merupakan masalah yang cukup rawan, dan harga tanah di sesuaikan
dengan harga yang
berlaku di lokasi pekerjaan atau berdasarkan harga yang
tercantum dalam NJOP (Nilai Jual
Objek Pajak) atas tanah.
-
81
2. Tender EPC
Tahap penting dalam periode konstruksi adalah pelaksanaan tender
EPC, yakni melakukan
seleksi terhadap pelaksana (kontraktor) pekerjaan konstruksi.
Untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi di kelompokkan dalam dua golongan pekerjaan EPC,
yakni :
1. Kelompok pekerjaan sipil (Civil Works) dan pekerjaan Metal
(Lot 1)
2. Kelompok pekerjaan Electrical Mechanical (Lot 2)
Penentuan kontraktor pelaksana pekerjaan dilakukan melalui
sistim tender terbuka dengan
sasaran untuk mendapatkan kualitas hasil pekerjaan yang terbaik
dengan harga optimum.
Sedangkan pembagian pekerjaan dalam dua kelompok pekerjaan
adalah bertujuan untuk
mempercepat pelaksanaan pekerjaan serta pelaksana pekerjaan
tidak terkonsentrasi pada satu
kontraktor, sehingga masing-masing kontraktor dapat lebih fokus
pada pekerjaannya, dan
dengan demikian akan di dapatkan kualitas hasil pekerjaan yang
maksimum.
3. Tahap Negosiasi Harga dan Penanda-tanganan Kontrak
Konstruksi
Setelah tender dilakukan hingga didapatkan nominasi pemenang
tender, tahapan selanjutnya
adalah di lakukan negosiasi dan klarifikasi terhadap calon
pemenang tender untuk masing-
masing kelompok pekerjaan tersebut diatas. Sasaran dari
negosiasi dan klarifikasi atas
penawaran dari calon pemenang tender adalah untuk levelisasi
terhadap lingkup pekerjaan
serta target kapasitas pembangkit yang di inginkan, disamping
untuk tetap mendapatkan
harga pekerjaan yang paling kompetitif. Metode yang dilakukan
dalam negosiasi ini adalah
the lowest responsible bidder, yakni nilai penawaran terendah
yang paling bisa di
pertanggung-jawabkan. Setelah harga pekerjaan disepakati bersama
selanjutnya dilakukan
penanda-tanganan kontrak pekerjaan yang umumnya berisi lingkup
pekerjaan, nilai/harga
pekerjaan serta tata-cara pembayaran, jangka waktu pelaksanaan,
sanksi-sanksi bila terjadi
penyimpangan terhadap isi perjanjian.
-
82
Ye
ar
Mo
nth
12
34
56
78
910
11
12
12
34
56
78
910
11
12
12
12
34
56
78
910
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1.
CIV
IL W
OR
KS
1.Site Cleaerance
2.Weir
3.Intake
4.Desand
5.Waterw
ays
6.Head Pond
7.Penstock Anchorage/Foundation
8.Powerhouse & Tailrace
9.Access R
oad & Bridge
10.O
thers Support Building
2.
ME
TA
L W
OR
KS
1.Penstock Steel Works
2.Pipeline Steel W
orks
3.Bifurcation
4.Gates, Bulkheads & Screens
4.1.
Weir Sluice G
ates
4.2.
River Intake G
ates
4.3.
Desand Suice G
ates
4.4.
Head Pond Sluice G
ates
4.5.
Penstock Intake Screen
4.6.
River Intake Screen
4.7.
Penstock Intake G
ates
4.8.
Intake & Tailrace Stop Lock
4.9.
Accessories
3.
EL
EC
TR
ICA
L &
ME
CH
AN
ICA
L E
QU
IPM
EN
TS
1.Turbine & Auxiliaries
2.Generator & Exitation System
3.Transform
er & Switcgear
4.Control & Protection Equipment
5.Mandatory Spareparts
4.
TR
AN
SM
ISS
ION
SY
ST
EM
1.Transmission Line
1.1.
Conductor AAAC 150 m
m2
1.2.
Mini Tower (350; 11M)
1.3.
Cross Arm
1.4.
Horn Lihting Arrester & Accessories
1.5.
Lighting Arrester & Accessories
1.6.
MOF
1.7.
Fuse
1.8.
Disconnecting Switch
2.Sub Station
2.1.
Incumming C
ubicle for Transf. 20kV/8.8MV
2.2.
Outgoing Cibicle to C
ijedil G
rid
2.3.
Outgoing Cibicle to Bandung Selatan G
rid
2.4.
Bus PT C
ubile
2.5.
Lightening Arrester Cubicle
2.6.
Incoming C
ontrol Cubicle
2.7.
Outgoing Control Cubicle
2.8.
Synchronous G
enerator Panel
2.10.Factory Inspection Supervision
Key P
ro
ject
Sch
ed
ule
1st
Year
2n
d Y
ea
r3rd
Year
Ga
mb
ar 4
.3.
Ren
ca
na
Im
ple
men
tasi
RE
MA
RK
S
Co
ns
tru
cti
on
Sta
ge
Co
ntr
act S
ign
ing
Sta
rtin
g o
f C
on
str
uction S
tage
Warra
nty
End o
f C
om
mis
sio
nin
g &
Te
st
End o
f C
on
str
uction
Sta
ge
Design/Procurement/
Manufacturing
Erection
Commissioning
Transportation
Legend
-
83
4. Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Tahap pelaksanaan konstruksi untuk dua kelompok pekerjaan
tersebut dilakukan dengan tata-
cara sebagai berikut :
a. Kelompok Pekerjaan Civil Works dan Metal Works
Pekerjaan sipil dilakukan sesuai dengan metode dan tatacara
pelaksanaan pekerjaan yang
mengacu pada standard yang berlaku pada pekerjaan-pekerjaan
sipil. Bangunan utama
dan infrastruktur pada konstruksi PLTM Girimukti ini terdiri
dari :
I. PLTM Girimukti - 1
1. Bendung (Weir)
- Tipe : OGEE (pasangan batu kali dengan selimut beton)
- Banjir Rencana (Q100th) : 631,53 m3/det
- Panjang : 25,00 m ~ 40,00 m
- Tinggi Mercu : 4,00 m
- Elevasi Mercu : NWL El. 800,30 m
- Elevasi Muka Air Banjir : HWL El. 804,30 m
- Elevasi Tanggul : El. 805,30 m
2. Apron
- Panjang Lantai : 15,00 m
- Tebal Lantai : 0,50 m
Untuk keperluan pengamanan bangunan Bendung terhadap kemungkinan
banjir 50
tahunan, di bagian hulu tubuh bendung Girimukti 1 akan dibangun
5 check dam.
3. Kolam Olakan
- Tipe : USBR II
- Panjang : 25,00 m
- Tebal Lantai : 0,75 m
4. Pembilas Bawah (Under Sluice)
- Ukuran (lebar x tinggi x n) : 1,50 m x 1,50 m x 2
- Tebal : Maksimal 1,00 cm
5. Kolam Pengambil (Intake)
- Ukuran Pintu (lebar x tinggi x n) : 1,50 m x 1,10 m x 2
- Tebal Pilar Pemisah : 1,00 m
- Tinggi Bukaan Pintu : 1,10 m
-
84
6. Kantong Lumpur (Sandtrap/Desand)
- Dimensi (lebar x panjang) : 10,00 m x 65,00 m
- Pintu Penguras (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 1,30 m x 2
- Panjang Pelimpah Samping : 28,00 m
7. Saluran Pembawa (Waterway)
- Tipe : Saluran terbuka dilengkapi saluran gendong
- Debit (Q) : 2 x 3 m3 / det
- Dimensi (lebar x tinggi) : 3,25 m x 2,00 m
- Panjang : 3.900 m
8. Kolam Penenang (Headpond)
- Dimensi (lebar x panjang) : 10,00 m x 30,00 m
- Panjang Pelimpah Samping : 4,50 m
- Pintu Penguras (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 1,30 m x 1
9. Pipa Pesat (Penstock)
- Diameter () : 1,10 1,70 m (Bifurcation)
- Panjang : 200,00 m ~ 300 m
- Tipe : Exposed
- Tebal : 10,00 - 12,00 mm
- Bahan : Baja SM 41
- Pintu Inlet (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 2,30 m x 2
10. Rumah Pembangkit (Powerhouse)
- Dimensi : 12,00 m x 25,00 m
- On Ground : Di atas permukaan tanah
11. Serandang Hubung (Switchyard)
- Dimensi : 5,00 m x 7,50 m,
- Tipe : Terbuka (Outdoor)
12. Saluran Pembuang (Tailrace)
- Tipe : Saluran terbuka (persegi empat)
- Ukuran (Lebar x Tinggi) : 5,00 m x 2,00 m
- Panjang : 20 - 30 m
13. Jalan Masuk (Access Road) & Jalan Inspeksi (Inspection
Road)
a. Jalan Masuk
- Panjang : 3.10 km
- Lebar Perkerasan : 3,00 m
- Lebar Bahu : 2 x 1,00 m
-
85
b. Jalan Inspeksi
- Panjang : 4.20 km
- Lebar Perkerasan : 3,00 km
- Lebar Bahu : 2 x 1,00 m
II. PLTM Girimukti - 2
1. Bendung (Weir)
- Tipe : OGEE (pasangan batu kali dengan selimut beton)
- Banjir Rencana (Q 100th) : 631,53 m3/det
- Panjang : 25,00 m ~ 40,00 m
- Tinggi Mercu : 4,00 m
- Elevasi Mercu : El. 459,00 m
- Elevasi Muka Air Banjir : El. 464,00 m
- Elevasi Tanggul : El. 465.00 m
2. Apron
- Panjang Lantai : 15,00 m
- Tebal Lantai : 0,50 m
Untuk keperluan pengamanan bangunan Bendung terhadap kemungkinan
banjir 50
tahunan, di bagian hulu tubuh bendung Girimukti-2 akan dibangun
2 check dam.
3. Kolam Olakan
- Tipe : USBR II
- Panjang : 25,00 m
- Tebal Lantai : 0,75 m
4. Pembilas Bawah (Under Sluice)
- Ukuran (lebar x tinggi x n) : 1,50 m x 1,50 m x 2
- Tebal : Maksimal 1,00 cm
5. Kolam Pengambil (Intake)
- Ukuran Pintu (lebar x tinggi x n) : 1,50 m x 1,10 m x 2
- Tebal Pilar Pemisah : 1,00 m
- Tinggi Bukaan Pintu : 1,10 m
6. Kantong Lumpur (Sandtrap/Desand)
- Dimensi (lebar x panjang) : 10,00 m x 65,00 m
- Pintu Penguras (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 1,30 m x 2
- Panjang Pelimpah Samping : 28,00 m
7. Saluran Pembawa (Waterway)
- Tipe : Saluran Terbuka + Saluran Gendong
- Debit (Q) : 2 x 3 m3 / det
-
86
- Dimensi (Lebar x Tinggi) : 3,25 m x 2,00 m
- Panjang : 3.900 m
8. Kolam Penenang (Headpond)
- Dimensi (lebar x panjang) : 10,00 m x 30,00 m
- Panjang Pelimpah Samping : 4,50 m
- Pintu Penguras (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 1,30 m x 1
9. Pipa Pesat (Penstock)
- Diameter () : 1,10 1,70 m (Bifurcation)
- Panjang : 250,00 m ~ 300 m
- Tipe : Exposed
- Tebal : 10,00 12,00 mm
- Bahan : Baja SM 41
- Pintu Inlet (lebar x tinggi x n) : 1,30 m x 2,30 m x 2
10. Rumah Pembangkit (Powerhouse)
- Dimensi : 12,00 m x 25,00 m
- On Ground : Di atas Permukaan Tanah
11. Serandang Hubung (Switchyard)
- Dimensi : 5,00 m x 7,50 m,
- Tipe : Terbuka (Outdoor)
12. Saluran Pembuang (Tailrace)
- Tipe : Saluran Terbuka (persegi empat)
- Ukuran (Lebar x Tinggi) : 5,00 m x 2,00 m
- Panjang : 20 - 30 m
13. Jalan Masuk (Access Road) & Jalan Inspeksi (Inspection
Road)
a. Jalan Masuk
- Panjang : 2,43 km
- Lebar Perkerasan : 3,00 m
- Lebar Bahu : 2 x 1,00 m
b. Jalan Inspeksi
- Panjang : 2,04 km
- Lebar Perkerasan : 3,00 km
- Lebar Bahu : 2 x 1,00 m
b. Kelompok Pekerjaan Mechanical & Electrical (M/E)
Kelompok pekerjaan M/E terdiri dari pekerjaan Mechanical dan
Electrical termasuk
pekerjaan transmisi berupa penyambungan jaringan listrik dari
pembangkit listrik ke
-
87
jaringan tegangan menengan (T/M) terdekat milik PT PLN. Jenis
item pekerjan M/E
pada PLTM Girimukti-1 dan Girimukti-2 terdiri dari :
I. PLTM Girimukti - 1
Spesifikasi Turbin :
2 sets Horizontal Spiral Francis Turbine (FSH130), D = 800 mm,
Hnet = 152,09 m, Qmax =
2 x 3,5 m3/s, P = 4810 kW, n = 1000 rpm
Physical constants:
- gravity acceleration : 9,80665 m/s2
- water density : 1.000 kg/m3
- water temperature : 15 C
Valve parameters:
- nominal diameter : DN 800
- nominal pressure : PN 25
- max. water flow : 3,5 m3/s
Main technical data of turbine
- Net head : 152,09 m
- Maximum discharge per unit : 3,5 m3/s
- Maximal turbine output at rated head : 4810 kW
- Speed nominal/runaway : 1.000 / 1.780 rpm
- Runner diameter : 800 mm
- Suction head : - 0,5 m
Spesifikasi Generator :
2 units Horizontal three-phase synchronous generator, directly
coupled with horizontal
Francis turbine, air cooled.
Designed parameters:
- labelled output (apparent) : 5.640 kVA
- nominal speed : 1.000 rpm
- runaway speed : 1.780 rpm
- voltage : 6,3 kV
- frequency : 50 Hz
- power factor (cos ) : 0,85
Peralatan Tegangan Menengah dan Tinggi :
1 pc HV Switchgear 20 kV (AREVA), 50 Hz with outlet to
transmission line (~ 45 m),
main switch isolator of power station, lightning arrestors
etc.
1 pc Station transformer (SGB) 6,3 kV / 0,4 kV, 3-phase, about
160 kVA, dry, inner type.
-
88
II. PLTM Girimukti - 2
Spesifikasi Turbin :
2 sets Horizontal Spiral Francis Turbine (FSH234),
D = 730 mm, H = 49,13 m,Qmax = 2x3,75m3/s P = 1670 kW, n = 750
rpm
Physical constants:
- gravity acceleration : 9,80665 m/s2
- water density : 1.000 kg/m3
- water temperature : 15 C
Valve parameters:
- nominal diameter : DN 1200
- nominal pressure : PN 10
- max. water flow : 3,75 m3/s
Main technical data of turbine
- Net head : 49,13 m
- Maximum discharge per unit : 3,75 m3/s
- Maximal turbine output at rated head : 1.636 kW
- Speed nominal/runaway : 750 / 1.350 rpm
- Runner diameter : 700 mm
- Suction head : + 2 m
Spesifikasi Generator :
- labelled output (apparent) : 1980 kVA
- nominal speed : 750 rpm
- runaway speed : 1350 rpm
- voltage : 6,3 kV
- frequency : 50 Hz
- power factor (cos ) : 0.8
Peralatan Tegangan Menengah:
1 pc Main transformer 6,3 kV / 20 kV, 3-phased, ~4200 kVA,
cooling ONAN,
inner type into cubicle.
1 pc HV Switchgear 20 kV, 50 Hz with outlet to transmission
line, main switch
isolator of power station, lightning arrestors etc.
1 pc Station transformer SGB 6,3 kV / 0,4 kV, 3-phased, about
100 kVA, dry,
inner type.
Berbeda dengan pekerjaan konstruksi bangunan sipil (civil
works), setelah di tentukan
pelak-sana pekerjaan mecha-nical & electrical, maka pihak
konntraktor akan melakukan
-
89
Gambar 4.4. : Gambar typical Turbin
pekerjaan detail disain
detail disain turbin, generator serta bangunan pelengkapnya,
disesuaikan dengan kondisi
lokasi pekerjaan termasuk debit dan data head yang ada. Tahap
pekerjaan mechanical
and electrical dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap disain dan fabrikasi mesin pembangkit
Pekerjaan disain mesin pembangkit (turbin), generator termasuk
accessoriesnya harus
di periksa dan mendapatkan persetujuan dari pe-
milik proyek sebelum di lakukan fabrikasinya.
Disain yang dilakukan harus disesuaikan dengan
kondisi lokasi pekerjaan serta mengacu pada
kapasitas daya pembangkit yang ada pada disain
awal penentuan bisnis pembangkitan ini.
Setelah hasil disain di setujui, maka di lakukan fa-
brikasi turbin dan generator yang umumnya di
lakukan di workshop dari fabrican turbin tersebut.
Hingga saat ini belum terbukti adanya fabrican
turbin di Indonesia yang mampu untuk membuat turbin dengan
kapasitas mesin
pembangkit diatas 1,0 MW, sehingga mesin turbin ini harus di
pesan dan di buat di
luar negeri.
Proses pembuatan disain mesin pembangkit (turbin) hingga
fabrikasi pembuatan
mesin tersebut biasanya memakan waktu 6,0 bulan, termasuk
pengecekan (factory
inspection) yang dilakukan oleh pemilik proyek.
2. Tahap Shipping
Setelah mesin pembangkit selesai di buat dan dilakukan
pengetesan di pabrik tersebut,
maka tahap selanjutnya adalah tahap shipping. Mesin pembangkit
(turbin) yang telah
selesai di buat (di negara pembuat mesin pembangkit) tersebut di
kirim ke lokasi
proyek yang umumnya melalui transportasi laut hingga ke
pelabuhan laut terdekat di
Indonesia, dalam hal ini Tanjung Priok, untuk kemudian dilakukan
transportasi darat
hingga ke lokasi proyek. Proses yang perlu diperhatikan dalam
kaitan pembelian
turbin dari luar negeri adalah dokumen mengenai import barang
serta dokumen ke
pabeanan yang ada dan berlaku di Indonesia. Jangka waktu yang
dibutuhkan untuk
-
90
transportasi dari negara pembuat pembangkit hingga di lokasi
proyek, umumnya
tidak lebih dari 2,5 bulan.
3. Tahap Installation
Segera setelah mesin tiba di lokasi proyek, maka tahap
selanjutnya adalah tahap
pemasangan (installation) turbin, generator berikut
accesoriesnya pada lokasi proyek.
Waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan pembangkit hingga siap
beroperasi
umumnya selama 8,0 bulan. Hal yang perlu diperhatikan pada saat
installation adalah
adanya pekerjaan interfacing (pekerjaan yang bersinggungan)
antara pekerjaan Civil
works dan pekerjaan Mechanical. Titik kritis umumnya terjadi
pada pekerjaan
interfacing ini, diantaranya pada pekerjaan pembuatan pondasi
pembangkit yang
belum selesai sementara turbin siap untuk dipasang, bila
pekerjaan pondasi ini
terlambat, maka pekerjaan pemasangan turbin belum bisa di
laksanakan, dan risiko
yang ada pada umumnya kontraktor mecahanical & electrical
akan mengajukan klaim.
5. Pekerjaan Commissioning dan Trial Test
Kegiatan commissioning merupakan kegiatan terpenting dari
rangkaian kegiatan konstruksi,
karena kegiatan ini bertujuan untuk mengukur kinerja
penyelesaian pekerjaan, terutama
untuk pekerjaan pembangkit listrik. Pada tahap comissioning
dilakukan pengecekan terhadap
daya terpasang yang bisa dibangkitkan dibandingkan dengan daya
(output) rencana, dan
sekaligus menentukan tingkat keberhasilan pada saat
operasionalnya. Bila daya yang
dibangkitkan kurang dari rencana, maka potensi perolehan revenue
akan berkurang, yang
akhirnya akan berakibat kegagalan perencanaan secara keseluruhan
termasuk proyeksi
keuangan.
Proses commissioning termasuk trial test untuk pembangkit
umumnya dilaksanakan pada
saat kondisi debit mencapai maksimal, sehingga uji coba bisa
dilakukan secara maksimal dan
periode pelaksanaan pengujuan dilakukan pada jangka waktu satu
bulan.
4.1.3. Tahap Operasi dan Pemeliharaan
Setelah pekerjaan commissioning and trial test dinyatakan
selesai dan laik operasi, maka
tahap operasional dapat dimulai. Periode operasi dan
pemeliharaan merupakan tahapan
paling penting dari seluruh rangkaian bisnis. Perencanaan atau
disain merupakan susunan
-
91
rencana dan proyeksi dari suatu bisnis, sedangkan periode
operasi merupakan implemenasi
dari bisnis yang sebenarnya.
Operasionalisasi pembangkit dilakukan mengikuti prosedur baku
yang umumnya di berikan
oleh fabrican mesin pembangkit dalam bentuk petunjuk operasi dan
pemeliharaan,
sedangkan pemeliharaan dilakukan terhadap hal-hal yang bisa
menimbulkan potensi
gangguan terhadap kegagalan operasional, diantaranya
pemeliharaan saluran air (saluran
pembawa) dari kerusakan dan tersumbatnya saluran oleh kotoran
atau sampah, tata-cara
pemeliharaan turbin, generator serta accessories pembangkit,
tata-cara pemeliharaan jeringan
transmisi dan distribusi serta petunjuk operasi dan pemeliharaan
lainnya.
Sementara itu, pembayaran dari penjualan listrik ke PLN
(invoice) yang merupakan sumber
utama pemasukan keuangan proyek, dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang tertuang dalam
PPA atau perjanjian jual beli tenaga listrik, dimana jual beli
listrik berlaku selama 20 tahun.
4.2. Kebutuhan Sumberdaya
Aspek sumberdaya merupakan komponen penting dari suatu
perusahaan, termasuk juga di
bisnis pegelolaan ketenagalistrikan yang dilakukan oleh PT
Girimukti Energi. Sumberdaya
yang dimaksudkan disini adalah :
Sumberdaya Keuangan
Organisasi dan Sumberdaya Manusia
4.2.1. Sumberdaya Keuangan
Kebutuhan investasi awal secara keseluruhan adalah sebesar Rp
202,222.100.000 yang
berasal dari anggaran sendiri (equity) dan pinjaman Jangka
Panjang (debt) dengan jangka
waktu pinjaman (tenor) selama 7 tahun, melalui skema pinjaman
kredit investasi dari Bank
sebesar 70%, atau Rp 131,4 Milyar dan dari sumber equity PT
Girimukti Energi sebesar 30%,
atau Rp 70.8 Milyar
Biaya bunga bank pada analisis ini adalah sebesar 11% yang
mengacu pada bunga untuk
kredit investasi di bank Niaga atau bank umum lainnya, serta
alokasi biaya (fee) untuk
lembaga penjaminan di asumsikan sebesar 2%, sehingga dalam
analisa kelayakan, faktor
bunga total di perhitungkan 13%. Dari analisis ini di peroleh
parameter kelayakan investasi
sebagai berikut :
-
92
NPV : Rp 83.835.008.000
IRR : 17,47%
Pay Back Period : 5,69 tahun
Profitability Index : 1,41
ROI : 8,0%
4.2.2. Organisasi dan Sumberdaya Manusia
Struktur organisasi PT Girimukti Energi menganut sistim
multitasking dengan sasaran untuk
efektivitas dan efisien biaya operasi. Dalam menjalankan
organisasinya, perusahaan di kelola
oleh Direktur yang sekaligus berfungsi sebagai General Manager
dalam tahap operasional
pembangkit. General Manager akan di bantu
oleh tiga orang Manager operasi sesuai dengan
bagian dan kompetensinya masing-masing.
Direksi bertanggung jawab langsung kepada
pemegang saham yang dalam hal ini diwakili
oleh Dewan Komisaris yang terdiri dari seorang
Komisaris Utama dan seorang Komisaris.
Struktur organisasi PT Girimukti Energi meng-
gunakan sistem organisasi garis (line function) dengan
memperhatikan faktor fungsional di
dalamnya. Sistem ini memberikan kejelasan perihal tugas, garis
wewenang dan tanggung
jawab setiap jabatan yang terlibat dalam hubungan kerja,
sehingga pengelolaan organisasi
dapat di laksanakan secara terpadu dan efektif dengan
mendayagunakan potensi yang ada.
Komisaris merupakan wakil dari Shareholders yang terdiri dari
para pemegang saham yang
berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol jalannya perusahaan
agar manajemen perusaha-
an dalam menjalankan roda perusahaan tetap mengacu pada
kesepakatan dan rencana kerja
yang sudah di buat pada awal pembentukan perusahaan. Direktur
atau General Manager
merupakan top manajemen yang ada di perusahaan, yang berfungsi
menjalankan pengendali-
an manajemen perusahaan dan operasional bisnis sehari-hari.
General manajer juga berfungsi
memberikan unsur pembinaan dan pengayoman terhadap karyawan yang
berada di bawahnya.
Manajer operasi merupakan unit kerja yang bertanggungjawab
secara langsung terhadap
bidang tugas yang relevan, yakni menyangkut operasional
pembangkit, operasional keuangan
serta personalia.
P o s i s i Total
Komisaris 2
General Manager 1
Manager Operasi 3
Supervisor 3
Senior Operator 1
Operator 4
Technician/Mechanic 2
Staff Supporting 14
Total 30
-
93
4.3. Identifikasi Risiko
Setiap perusahaan selalu berpotensi menghadapi risiko
(kerugian). Dinamika dan sifat
perubahan lingkungan usaha mengandung risiko yang dapat
menimbulkan dampak terhadap
aspek finansial, fisik, operasi dan sumberdaya manusia.
Manajemen perusahaan telah menyiapkan konsep penetapan dan
mempertahankan risiko
yang wajar yang dapat di terima dan di sepakati bersama di
masing-masing unit kerja yang
ada di perusahaan. Identifikasi dan potensi risiko yang mungkin
terjadi pada bisnis PLTM
Girimukti ini di antaranya :
Risiko Teknologi
Teknologi mesin pembangkit di Indonesia khususnya dalam sisi
teknologi turbin dan
generator masih harus di impor melalui supplier dari produsen di
luar negeri. Kondisi
ini menimbulkan ketergantungan kepada supplier mesin dan
peralatan turbin. Garansi
mesin dan peralatan serta jaminan kelancaran operasional dari
supplier menjadi
sangat penting. PT Girimukti Energi perlu melakukan kerjasama
ekslusive dengan
vendor luar negeri serta mulai melakukan alih teknologi secara
bertahap, terutama
dalam menjalankan operasional dan perawatan mesin-mesin
turbin.
Risiko Finansial
Risiko finansial merupakan risiko yang paling sering dialami
oleh suatu perusahaan
terutama perusahaan yang baru berdiri. Antisipasi yang dilakukan
terhadap
munculnya risiko finansial adalah dengan menerapkan WACC dalam
kajian anasisa
kelayakan PLTM ini, sehingga perhitungan analisis keungan telah
dilakukan dengan
mengacu pada kaidah-kaidah bisnis lain yang umum berlaku.
Antisipasi lain terhadap adanya risiko finansial berupa risiko
kredit dilakukan dengan
mengasumsikan suku bunga kredit investasi diatas nilai suku
bunga rata-rata. Porsi
sumber dana dari pinjaman (debt) sebesar 70% telah mengacu pada
persyaratan kredit
investasi yang biasa berlaku di bank-bank domestik, sebagai
contoh Bank BNI, Bank
Mandiri, Bank Niaga dan lan-lain.
-
94
Risiko Sumber Energi
Sumber energi dari PLTM adalah energi potensial berupa air yang
berasal dari sungai
Cibuni sebagai sumber bahan baku energi. Dari hasil studi atas
debit atau aliran air
sungai Cibuni untuk periode 10 tahun sebelumnya. PT Girimukti
Energi telah menen-
tukan kapasitas pembangkit yang akan dibangun berdasarkan
kondisi debit air yang
moderate - konservative, sehingga diharapkan dalam proyeksi
mendatang kondisi
debit air Sungai Cibuni tidak banyak berubah. Sungai Cibuni
terletak di daerah hulu
sungai, sehingga diharapkan juga pengaruh dari eksternal (di
luar kondisi iklim)
sangat minimal. Langkap preventive terhadap kemungkinan
menurunnya debit adalah
selalu memelihara catchment area dengan cara diantaranya bekerja
sama dengan
kehutanan untuk melakukan penghijauan.
Risiko Tarif Listrik (Price Risk)
Risiko adanya fluktusai harga listrik, pengaruhnya sangat kecil,
karena harga jual beli
listrik dengan PLN telah diperhitungkan terhadap harga terendah
dan telah di setujui
oleh PLN, disamping itu tarif listrik ini bersifat tetap.
Umumnya harga pembelian
listrik oleh PLN tidak mungkin turun dan malahan selalu terjadi
kenaikan. Bila terjadi
kenaikan harga pada komponen pembiayaan pembangkit karena adanya
eskalasi,
maka otomatis harga jual beli pada komponen yang mengakibatkan
kenaikan harga,
akan bisa di klaim ke PLN untuk melakukan kenaikan yang sama.
Dari analisis
sensitivitas, adanya potensi perubahan ini telah di lakukan
analisanya dan pengaruh
risiko kenaikan harga listrik ini tidak menimbulkan adanya
potensi kerugian yang
berarti dari sisi bisnis.
Risiko Bisnis (business risk)
Potensi risiko bisnis ini timbul bila terdapat perubahan
peraturan terutama
menyangkut financial market yang akan mempengaruhi hubungan
historis antara
siklus bisnis dengan pasar modal (stock market). Dalam
perhitungan analisis
kelayakan bisnis yang dilakukan dalam proyek akhir ini telah
mengikuti kaidah-
kaidah bisnis yang berlaku di Indonesia, sehingga potensi risiko
dari sisi aspek risiko
bisnis telah diantisipasi, namun demikian perlunya manajemen
perusahaan untuk
selalu mengikuti perkembangan bisnis yang berlaku di pasar
terutama bisnis
pembangkit listrik merupakan antisipasi dalam menghadapi risiko
ini.
-
95
RISIKO POTENSIAL MITIGASI
Financial Risk Di aplikasikannya WACC sebagai discount factor
dalam perhitungan dan analisis
finansial (NPV dan IRR)
Credit Risk Suku bunga investasi digunakan 11,0%, Fee Penjaminan
sebesar 2,0%, dan di
lakukan analisa sensitivitas dengan kemungkinan kenaikan suku
bunga menjadi
13%, dalam kondisi yang masih layak
Price Risk Harga tarif pemberilan telah dihitung sesuai harga
terendah dari PLN, dalam posisi
ini berarti price risk cukup aman terhadap risiko. Bila tarif
PLN naik, maka akan di
lakukan justifikasi harga sesuai prosentase kenaikan.
Operational Risk Menempatkan personil yang kompeten, penggunan
peralatan, spare parts, material
pemeliharaan yang sesuai dengan persyaratan serta menerapkan
sistim dan
prosedur yang aplikatif. Langkah lain adalah mengasuransikan
peralatanperalatan
penting.
Foreign Exchange Rate Melakukan analisa sensitivitas terhadap
kenaikan harga satuan hingga 15% lebih
tinggi dari harga yang berlaku saat ini, serta memperbanyak
penggunaan
komponen lokal.
Environmental Risk Melakukan Studi Amdal, serta melibatkan
masyarakat sekitar dalam pembangunan
proyek, disamping tindakan melakukan penghijauan (untuk
memelihara keandalan
debit air) bekerjasama dengan dinas kehutanan setempat.
Sustainable Risk Debit air untuk disain pembangkit diambil debit
terendah sehingga diharapkan saat
musim kering, debit masih tercukupi. Disamping itu di daerah
lokasi proyek
merupakan areal kehutanan, sehingga proses penghijauan dapat
dijalankan
dengan baik.
Political Risk Mengikuti peraturan yang berlaku, selalu
mengikuti ketentuan-ketentuan terbaru
tentang pembangkitan, memberikan alokasi biaya cadangan
RISIKO POTENSIAL MITIGASI
Financial Risk Di aplikasikannya WACC sebagai discount factor
dalam perhitungan dan analisis
finansial (NPV dan IRR)
Credit Risk Suku bunga investasi digunakan 11,0%, Fee Penjaminan
sebesar 2,0%, dan di
lakukan analisa sensitivitas dengan kemungkinan kenaikan suku
bunga menjadi
13%, dalam kondisi yang masih layak
Price Risk Harga tarif pemberilan telah dihitung sesuai harga
terendah dari PLN, dalam posisi
ini berarti price risk cukup aman terhadap risiko. Bila tarif
PLN naik, maka akan di
lakukan justifikasi harga sesuai prosentase kenaikan.
Operational Risk Menempatkan personil yang kompeten, penggunan
peralatan, spare parts, material
pemeliharaan yang sesuai dengan persyaratan serta menerapkan
sistim dan
prosedur yang aplikatif. Langkah lain adalah mengasuransikan
peralatanperalatan
penting.
Foreign Exchange Rate Melakukan analisa sensitivitas terhadap
kenaikan harga satuan hingga 15% lebih
tinggi dari harga yang berlaku saat ini, serta memperbanyak
penggunaan
komponen lokal.
Environmental Risk Melakukan Studi Amdal, serta melibatkan
masyarakat sekitar dalam pembangunan
proyek, disamping tindakan melakukan penghijauan (untuk
memelihara keandalan
debit air) bekerjasama dengan dinas kehutanan setempat.
Sustainable Risk Debit air untuk disain pembangkit diambil debit
terendah sehingga diharapkan saat
musim kering, debit masih tercukupi. Disamping itu di daerah
lokasi proyek
merupakan areal kehutanan, sehingga proses penghijauan dapat
dijalankan
dengan baik.
Political Risk Mengikuti peraturan yang berlaku, selalu
mengikuti ketentuan-ketentuan terbaru
tentang pembangkitan, memberikan alokasi biaya cadangan
Tabel 4.1 : Tabel identifikasi potensi risiko dan
mitigasinya
Risiko Exchange Rate
Risiko kurs mata uang asing (foreign exchange), terutama terkait
dengan pembelian
mesin pembangkit yang di rencanakan di beli dari luar negeri.
Solusi dari risiko ini
dapat di minimalkan dengan penggunaan sebanyak mungkin komponen
barang lokal
(local content), serta telah dilakukan analisis sensitivitas
terhadap kemungkinan
adanya kenaikan harga akibat adanya kenaikan nilai mata uang
asing, dan hasil
analisis menunjukan kenaikan investasi dibawah 15% masih pada
posisi yang cukup
stabil.
Dari identifikasi terhadap risiko-risiko bisnis pembangkit
listrik tersebut diatas, dapat di
simpulkan pada tabel 4.1. berikut.