BAB I PENDAHULUAN Profesi Dokter merupakan profesi yang utama dalam proses pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku sebagai kompetensi yang didapat selama pendidikan akan merupakan landasan utama bagi dokter untuk dapat melakukan tindakan kedokteran dalam upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer dan merupakan pendidikan kedokteran dasar. Pendidikan kedokteran dasar terdiri dari dua tahap, yaitu tahap sarjana kedokteran dan tahap profesi dokter. Pembelajaran klinik difokuskan pada proses belajar yang secara langsung melibatkan pasien dan segala permasalahan mereka. Dalam tahap profesi dokter, mereka melakukan kepaniteraan klinik secara nyata di rumah sakit dan wahana pendidikan lain yang bertindak sebagai dokter muda dengan pengawasan bimbingan dokter spesialis di rumah sakit. Profesi dokter dalam institusi fakultas kedokteran membutuhkan suatu lahan rumah sakit dengan segala sumber daya insani, pasien, sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan pengalaman belajar klinik secara nyata sesuai kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang dokter. A. Tujuan kepaniteraan klinik 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi Dokter merupakan profesi yang utama dalam proses pelayanan
kesehatan. Ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku sebagai kompetensi yang
didapat selama pendidikan akan merupakan landasan utama bagi dokter untuk dapat
melakukan tindakan kedokteran dalam upaya pelayanan kesehatan.
Pendidikan dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan
dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer dan
merupakan pendidikan kedokteran dasar. Pendidikan kedokteran dasar terdiri dari dua
tahap, yaitu tahap sarjana kedokteran dan tahap profesi dokter.
Pembelajaran klinik difokuskan pada proses belajar yang secara langsung
melibatkan pasien dan segala permasalahan mereka. Dalam tahap profesi dokter,
mereka melakukan kepaniteraan klinik secara nyata di rumah sakit dan wahana
pendidikan lain yang bertindak sebagai dokter muda dengan pengawasan bimbingan
dokter spesialis di rumah sakit. Profesi dokter dalam institusi fakultas kedokteran
membutuhkan suatu lahan rumah sakit dengan segala sumber daya insani, pasien, sarana
dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan pengalaman belajar klinik secara
nyata sesuai kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang dokter.
A. Tujuan kepaniteraan klinik
1. Memberikan pengalaman kemandirian kepada dokter muda untuk dapat
mengindentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalahh kesehatan pasien
secara menyeluruh dengan pendekatan kedokteran keluarga.
2. Mempelajari dan menjelaskan tentang penyakit (daftar penyakit) dan masalah
medik (keluhan gejala) yang didapatkan di rumah sakit dan wahana pendidikan
lain sesuai standar kompetensi dokter.
3. Melakukan tindakan secara mandiri atau dengan bimbingan supervisor untuk
meningkatkan ketrampilan klinik sesuai standar kompetensi dokter.
4. Melakukan prosedur-prosedur bidang kedokteran dan kesehatan di rumah sakit
dan sarana pelayanan kesehatan primer.
5. Memecahkan masalah berdasarkan evidence based medicine.
6. Menumbuhkan den menjelaskan kemampuan mengelola pelayanan medik
7. Berperilaku yang sesuai dengan etika profesi den moral yang berlaku secara
umum maupun khusus yang berlaku di masyarakat
1
B. Kurikulum
Kurikulum pendidikan dokter terdiri dari dua tahap, yaitu tahap sarjana
kedokteran dan tahap profesi dokter. Tahap sarjana kedokteran dilakukan dalam 8
semester dengan beban studi minimal 144 SKS dan diakhiri dengan gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked). Tahap profesi dokter dilakukan dalam 4 semester dengan
beban studi 52 SKS di RS Pendidikan dan wahana pendidikan lain, serta diakhiri
dengan gelar Dokter (dr).
Kurikulum pendidikan dokter pada tahap profesi dokter terbagi dalam dua
tahap, yaitu tahap satu berupa rotasi klinik pada 17 Bagian klinik di rumah sakit
pendidikan utama dan jejaring yang dilalui selama 96 minggu (48 SKS).
Alur Program Pendidikan Profesi Dokter di FK UMS :
Tabel 1. Rotasi bagian klinik di RS Pendidikan Utama
No Bagian/Departemen Beban StudiWaktu (Minggu) SKS
1 Ilmu Bedah 10 52 Obstetri & ginekologi 10 53 Ilmu penyakit dalam 10 54 Ilmu kesehatan anak 10 55 Ilmu Penyakit Saraf 6 36 Ilmu Kesehatan Jiwa 6 37 Ilmu Penyakit Mata 6 38 Ilmu Penyakit THT 6 39 Ilmu Penyakit Kulit &
Kelamin6 3
10 Radiologi 4 211 Ilmu Kedokteran Forensik 4 212 Anestesiologi 4 213 Ilmu Penyakit Paru 4 214 IKM (Puskesmas) 4 215 Farmasi 2 116 Ilmu Penyakit Gigi dan
Mulut2 1
Lulus S.Ked
Ujian Kompetensi Dokter Indonesia
Rotasi Klinik
Persiapan Pra Coass (PPC)
YudisiumSumpah dan
pelantikan dokter
2
17 Rehabiliasi Medik 2 1JUMLAH 96 48
C. Rumah Sakit Pendidikan
Rumah sakit yang digunakan sebagai tempat pendidikan profesi kedokteran
disebut sebagai rumah sakit pendidikan (Teaching Hospital). Rumah sakit
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan dan
pelatihan profesi kedokteran, dengan kinerja rumah sakit pendidikan yang baik
diharapkan dapat menghasilkan dokter yang baik. Oleh karena itu untuk menjadikan
rumah sakit sebagai rumah sakit pendidikan mutlak harus memenuhi persyaratan,
standard dan kriteria yang telah ditetapkan.
Kualitas pendidikan klinik tidak dapat dilepaskan dari lingkungan belajar
selama siswa menimba pengalaman klinik di Rumah Sakit. Bagi siswa yang
beruntung akan memperoleh pengalaman klinik yang banyak, namun banyak siswa
yang kurang mendapatkan kesempatan belajar kompetensi klinik secara memadai.
Variasi pelaksanaan pendidikan klinik yang terjadi saat ini sangat tergantung pada
rumah sakit dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Oleh karena itu Rumah
Sakit yang terlibat dalam pendidikan harus memenuhi standard dan kriteria sesuai
dengan fungsinya sebagai tempat pendidikan yang berkualitas.
Saat ini Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta telah
melakukan kesepakatan bersama atau piagam kerjasama tertulis dengan beberapa
rumah sakit umum daerah di wilayah Surakarta dan propinsi Jawa Tengah dan Jawa
Timur yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu rumah sakit pendidikan utama dan
rumah sakit pendidikan jejaring (satelit dan afiliasi). Rumah sakit pendidikan utama
adalah tempat peserta didik menjalani rotasi 16 bagian klinik dan 1 bagian IKM di
Puskesmas selama 96 minggu.
Tabel 3. Rumah Sakit Pendidikan Program Pendidikan Profesi Dokter UMS
No Nama Rumah Sakit Pendidikan Kab/Kota/Propinsi Status
1 RSU PKU Muhammadiyah Kodya Surakarta Utama2 RSUD Karanganyar Karanganyar Utama3 RSUD Ponorogo Ponorogo Utama4 RSUD Sukoharjo Sukoharjo Satelit5 RS Khusus Paru Surakarta Satelit6 RS Khusus Jiwa Surakarta Satelit7 RS Orthopedi dr. Soeharso Surakarta Satelit8 DKK Sukoharjo Surakarta Satelit
3
BAB II
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
A. Area Kompetensi:
1. Komunikasi efektif
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan
pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain
2. Keterampilan Klinis
Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai
kewenangannya
3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan
secara ilmiah menurut ilmu kedokteran kesehatan mutakhir untuk mendapat
hasil yang optimum.
4. Pengelolaan Masalah Kesehatan
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat
secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, koordinatif, dan kolaboratif
dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer
5. Pengelolaan Informasi
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan
informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil
keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer
6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan
keterbatasannya
Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang
dapat mempengaruhi kemampuan profesinya belajar sepanjang hayat
Merencanakan, menerapkan danmemantau perkembangan profesi secara
berkesinambungan.
7. Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal
dalam praktik kedokteran
Menerapkan program keselamatan pasien
4
B. Daftar Masalah (Keluhan/Gejala)
Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter berangkat dari keluhan atau
masalah pasien atau masalah klien. Melalui penelusuran riwayal penyakit,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan, serta karakteristik pasien, keluarga dan
lingkungannya, dokter melakukan analisis terhadap masalah kesehatan tersebut
untuk kemudian menentukan tindakan dalam rangka penyelesaian masalah tersebut.
Daftar ini berisikan masalah, keluhan atau gejala yang banyak dijumpai pada
tingkat pelayanan kesehatan primer berdasarkan alasan yang membawa pasien atau
klien mendatangi dokter atau pelayanan kesehatan. Selama pendidikan dokter,
mahasiswa perlu dipaparkan pada berbagai masalah, keluhan atau gejala tersebut,
serta perlu dilatih bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Semakin banyak
terpapar oleh berbagai jenis masalah, keluhan atau gejala yang akan dijumpai di
pelayanan kesehatan primer, lulusan dokter diharapkan memiliki kemampuan
penyelesaian masalah yang lebih baik.
Daftar masalah ini dibagi menjadi dua, yaitu daftar masalah individu dan
daftar masalah komunitas. Daftar masalah individu perlu dikuasai oleh lulusan
dokter, karena merupakan masalah dan keluhan yang paling sering dijumpai pada
tingkat pelayanan kesehatan primer. Daftar masalah individu berisikan keluhan,
gejala maupun hal-hal yang membuat individu sebagai pasien atau klien mendatangi
dokter atau institusi pelayanan kesehatan. Daftar masalah komunitas berisikan daftar
masalah yang dirasakan oleh masyarakat di sekitar tempat dokter praktik dan
berpotensi dapat menimbulkan masalah kesehatan di tingkat individu, keluarga dan
masyarakat.
C. Daftar Penyakit
Daftar penyakit merupakan penyakit-penyakit yang dipilih menurut beban
penyakit yang timbul berdasarkan perkiraan data kesakitan, data kematian serta case
fatality rate di Indonesia pada tingkat pelayanan primer, tingkat keseriusan problem
yang ditimbulkan dan efeknya terhadap individu, keluarga danmasyarakat. Lulusan
Dokter yang akan bekerja di tingkat pelayanan primer harus mempunyai tingkat
kemampuan yang memadai agar mampu merujuk, membuat diagnosis yang tepat,
memberi penanganan awal atau memberi penanganan tuntas. Oleh karena itu, pada
setiap penyakit yang dipilih, ditetapkan tingkat kemampuan yang diharapkan akan
dicapai di akhir pendidikan dokter berdasarkan perkiraan kewenangan yang akan
diberikan ketika bekerja di tingkat pelayanan kesehatan primer, sesuai dengan
kondisi rata-rata di Indonesia.
5
Apabila setelah lulus, dokter akan bekerja di daerah yang terpencil dengan
kondisi pelayanan kesehatan yang minimal atau di daerah khusus sehingga
membutuhkan kemampuan yang lebih, diharapkan pihak yang berwenang dapat
memberikan pembekalan sebelum penempatan dokter.
Daftar penyakit dikelompokkan menurut sistem, organ dan tahapan usia.
Berikut ini tingkat kemampuan yang diharapkan akan dicapai di akhir pendidikan.
Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter
Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali danmenempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai
penyakit ini ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal
gambaran klinik ini, dantahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level
ini mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran
klinik ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.
Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien
secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya
Tingkat Kemampuan 3
3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(bukan kasus gawat darurat).
3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik
danpemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(kasus gawat darurat).
Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.
6
D. Daftar Keterampilan Klinis
Keterampilan adalah kegiatan mental dan atau fisik yang terorganisasi serta
memiliki bagian-bagian kegiatan yang saling bergantung dari awal hingga akhir.
Dalam melaksanakan praktik dokter, lulusan dokter perlu menguasai keterampilan
klinis yang akan digunakan dalam mendiagnosis maupun menyelesaikan suatu
masalah kesehatan. Keterampilan klinis ini perlu dilatihkan sejak awal pendidikan
dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan dokter.
Daftar keterampilan klinis dikelompokkan menurut bagian atau departemen terkait.
Tingkat kemampuan 1: Mengetahui dan Menjelaskan
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini,
sehingga dapat menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun klien tentang
konsep, teori, prinsip maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang
timbul, dan sebagainya.
Tingkat kemampuan 2: Pernah Melihat atau pernah didemonstrasikan
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini
(baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan
sebagainya). Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah
didemonstrasikan keterampilan ini.
Tingkat kemampuan 3: Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah
supervisi
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini
(baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan
sebagainya).Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan
keterampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah
supervisi.
Tingkat kemampuan 4: Mampu melakukan secara mandiri
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini
(baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan
sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan
ketrampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah
supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan
keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara mandiri.
7
BAB III
INTERAKSI DOKTER – PASIEN
Secara garis besar, interaksi dokter-pasien dapat dibagi dalam 3 tahap, yaitu: (1)
tahap I, pasien dapat dianggap sebagai ahlinya (patient is the expert), (2) tahap II,
dokter adalah ahlinya (doctor is the expert), dan (3) tahap III, baik dokter maupun
pasien adalah ahlinya (both doctor and patient are the expert).
Komunikasi dokter pasien seyogyanya melalui tiga tahap tersebut. Tahap yang
pertama adalah pasien sebagai "ahli" dalam menceritakan keluhankeluhannya (gejala
yang dirasakan pasien) dengan fasilitasi dari dokter, antara lain dengan pertanyaan-
pertanyaan yang memerlukan jawaban panjang (open questions). Pada tahap pertama ini
dokter yang mampu menjadi pendengar yong baik hanya memerlukan sedikit waktu
untuk memikirkan kembali data p saja yang sebenarnya telah disampaikan oleh pasien
dan data mana yang harus ditanyakan lagi melalui closed questions.
Selanjutnya secara efektif dokter sampai pada tahap kedua yaitu dokter adalah
ahlinya dengan menanyakan secara langsung beberapa pertanyaan yang bersifat medis.
Tentu sebelumnya seorang dokter harus bernegosiasi terlebih dahulu dengan pasien
bahwa ada beberapa data yang harus ditanyakan kembali. Bila selanjutnya dokter
berencana melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, maupun pengobatan,
maka hal itu harus dikomunikasikan dengan dengan pasien. Negosiasi inilah yang
disebut tahap ketiga, yaitu pasien dan dokter duduk dalam level yang sejajar.
1. Memulai Interaksi
a. Pendahuluan/perkenalan
Anda perlu meletakkan pasien pada situasi yang nyaman untuk mendapatkan
informasi. Sapa pasien dan tanyakan namanya. Perkenalkan diri anda kepada pasien
dan jelaskan peran anda.
b. Indentifikasi alasan konsultasi
Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengidentifikasi alasan kedatangan pasien.
Pertanyaan terbuka membantu kita untuk mendapat informasi danmengundang
pasien untuk bercerita. Pertanyaan terbuka bisa dimulai dengan apa, dimana, kapan,
siapa, bagaimana, misalnya "Apa yang bisa saya bantu Ibu/Bapak?"
Mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap yang dikatakan pasien, dan
membiarkan mereka untuk menyelesaikan apa yang mereka katakan tanpa
8
I. Bagaimana Melakukan Interaksi dengan Pasien?
diinterupsi. Konfirmasi pemahaman pasien dan perjelas apabila masih ada masalah
lain yang mereka ingin diskusikan, misalnya, "Jadi Ibu datang kemari untuk
mengganti tablet KB ya, apakah masih ada hal lain yang ingin lbu diskusikan hari
ini?" Negosiasikan pemahaman anda dengan pasien.
2. Mengumpulkan Informasi
a. Mengeksplorasi permasalahan pasien
Doronglah pasien untuk bercerita sejak kapan keluhan dirasakan tanpa interupsi.
Gunakan pertanyaan terbuka untuk membiarkan mereka memberi lebih informasi.
Pertanyaan tertutup bisa digunakan ketika pasien sudah menyelesaikan ceritanya
untuk memunculkan beberapa informasi yang spesifik., tetapi dilanjutkan untuk
meninggalkan pertanyaan terbuka sebanyak mungkin, misalnya pertanyaan
"Ceritakan pada saya seperti apa sakit yang dirasakan" akan menghasilkan informasi
yang lebih berguna daripada pertanyaan "Apakah sakitnya terasa sekali?"
Pertanyaan terbuka lebih mendorong pasien untuk berbicara dan bercerita kepada
anda apa yang penting bagi mereka, sedangkan pertanyaan tertutup membatasi
pasien dan mungkin saja hasil komunikasi mengikuti pemahaman dokter daripada
pemahaman pasien.
Mendengar dengan aktif dan penuh perhatian. Proses ini sangat berbeda dengan
kegiatan mendengarkan dalam percakapan sehari-hari. Kita bisa mendorong pasien
untuk melanjutkan pembicaraan dengan menggunakan bahasa tubuh danrespon
verbal, dan juga menangkap isyarat verbal dan nonverbal yang mereka berikan
kepada kita. Perlihatkan kepada pasien bahwa anda mendengarkan dengan
pernyataan klarifikasi (misalnya "maksud Ibu adalah...), mengulang apa yang
mereka katakan (misalnya "jadi sakit ya Bu), dan menyimpulkan secara periodik
apa yang sudah mereka katakan pada anda.
b. Memahami cara pandang (perspektif) pasien
Dampak penyakit dapat berbeda pada setiap orang, danpengetahuan serta
permasalahan pasien membantu kita untuk memahami kondisi penyakit pasien lebih
baik. Tanyakanlah kepada pasien bagaimana permasalahan tersebut berpengaruh
terhadap kehidupannya, dantanyakan tentang masalah yang dihadapi atau
pendapatnya tentang penyakit yang diderita. Coba untuk menemukan apa harapan
pasien dalam berobat untuk mengatasi masalahnya. Dorong pasien untuk bercerita
tentang bagaimana perasaannya.
9
3. Struktur Komunikasi
a. Membuat organisasi yang jelas
Pasien kadang-kadang membuat anda hanyut dalam cerita mereka, oleh karena itu
kita perlu memiliki, kerangka wawancara/interview sehinga komunikasi berjalan
efektif. Simpulkan informasi yang anda temukan di akhir pertanyaan, dan biarkan
pasien untuk mengisi atau memperjelas beberapa kesenjangan informasi.
b. Alur interaksi
Buatlah alur interaksi secara logis yang mempermudah pasien untuk mengikuti dan
memberi anda kerangka kerja yang solid. Perhatikan waktu komunikasi (lamanya).
Pada awalnya mungkin anda memerlukan waktu yang lama untuk menjalin
interaksi, tetapi seiring perkembangan ketrampilan anda, anda akan menjadi lebih
efisien. lni memerlukan latihan ketrampilan sesering mungkin, baik di dalam
laboratorium ketrampilan, bangsal dandalam setiap kesempatan.
4. Membangun hubungan yang baik
a. Menggunakan isyarat non verbal secara tepat
Pikirkan isyarat yang anda kirimkan kepada pasien. Postur anda, posisi anda dalam
berinteraksi dengan pasien danbeberapa gerakan yang anda buat, mungkin perlu
dipertimbangkan secara serius. Kontak mata danekspresi wajah juga penting seperti
bicara anda misalnya volume, intonasi, dantinggi rendah suara. Semua faktor ini
akan dibaca oleh pasien tanpa disadari, dan akan memberi gambaran respon anda
terhadap mereka. Hal yang sangat penting untuk disadari juga adalah mengenai
perbedaan budaya yang ada di dalam interpretasi bahasa tubuh. Jika anda merasa
perlu mencatat selama komunikasi berlangsung, pastikan bahwa itu tidak
mengganggu.
b. Menggali informasi
Terimalah pandangan dan perasaan pasien tanpa harus menghakimi. Perlihatkan
rasa empati terhadap situasi mereka, danmengakui perasaan mereka
danberkonsentrasilah. Berlatihlah untuk menjadi sensitif terhadap topik-topik
tertentu yang mungkin pasien sulit untuk mengungkapkannya, misalnya masalah-
masalah yang tabu atau mengganggu.
c. Melibatkan pasien
Komunikasi adalah proses bersama antara anda danpasien. Pastikan bahwa anda
membagi pemikiran dengan pasien, danmenjelaskan secara rasional tujuan
10
pertanyaan anda yang mungkin dianggap pasien tidak berkaitan dengan masalah
mereka. Mintalah persetujuan untuk menanyakan pertanyaan yang sensitif, misalnya
"Saya mau bertanya beberapa pertanyaan tentang penyakit yang diderita ibu anda
sebelum meninggal, apakah Ibu/Bapak tidak berkeberatan?" Selama pemeriksaan
fisik, jelaskan apa yang akan anda lakukan danminta ijin sebelum melakukannya.
5. Menutup Komunikasi
a. Jika anda mempunyai informasi untuk pasien, berikan secara terorganisasi
menggunakan bahasa yang dapat dipahami pasien.
b. Cek bahwa pasien sudah mengerti penjelasan anda.
c. Berilah kesempatan bagi pasien untuk bertanya dandorong mereka untuk berdiskusi.
d. Buatlah kesimpulan dengan singkat.
Rekam medik pasien merupakan dokumen legal yang merekam interaksi-
interaksi antara seorang pasien dansistem pelayanan medis, apakah itu pelayanan primer
maupun rumah sakit. Interaksi pasien sekarang juga sering disimpan dalam arsip data
rumah sakit danpasien mempunyai hak mengaksesnya apabila diminta, dengan panduan
yang disepakati. Penulisan berbagai informasi tentang diri pasien usahakan jangan
mempergunakan singkatan. Rekam medis seharusnya mencantumkan informasi berikut:
Setiap konsultasi semua area berikut harus dicakup. Seiring makin
berpengalamannya anda maka anda akan tahu bahwa beberapa area lebih diperhatikan
daripada lainnya.
Silakan ikuti panduan dalam catatan pencapaian anda untuk;
1. Rencana pengelolaan yang diusulkan
2. Pengelolaan oleh dokter muda
3. Laporan terapetik terstruktur
4. Analisis pengelolaan pasien dalam hubungannya dengan keluaran yang relevan
Setelah menyelesaikan konsultasi dan pemeriksaan, anda harus memberikan
tanda tangan, memberikan tanggal, dan memberikan status anda. Ini merupakan
persyaratan legal pencatatan medis.
11
II. Cara Membuat Rekam Medis Pasien
Nama/Inisial : Tanggal lahir : Jenis kelamin : Nomor Rekam Medik : Alamat : Kapan datang pertama dan masalah klinis apa : Tanggal pemondokan dantanggal pemulangan :
Sebelum menemui pasien, periksalah bersama-sama tenaga pelayanan kesehatan
lain pada situasi klinis dimana saja untuk mengetahui apakah situasinya baik atau tepat
untuk bisa menemui pasien. Pergunakanlah bahasa yang dimengerti pasien dan
dokumentasikan sedemikian rupa sehingga bisa dimengerti sejawat.
1. Menegakkan pendekatan awal dan mengidentifikasi alasan konsultasi
Selalu memperkenalkan diri anda kepada pasien dan nyatakanlah profesi dan
tugas anda. Mintalah ijin kepada pasien untuk menggali riwayat dan atau
melaksanakan pemeriksaan jasmani. Rangkum apa yang ingin anda capai dengan
hal-hal tersebut di akhir konsultasi. Yakinkan anda mendapatkan rincian keluhan
pasien.
2. Mengumpulkan informasi
Menggunakan teknik pertanyaan terbuka untuk menegakkan rincian gejala-
gejala, kekhawatiran atau permasalahan, dalam satu kalimat atau beberapa kata.
Contoh, "Nyeri dada selama 30 menit' atau "Saya rasa saya hamil:"
3. Mengeksplorasi masalah pasien
Suatu catatan mengenai deskripsi pasien sendiri tentang penyakitnya. Pasien
sering datang kepada anda dengan informasi yang mereka pikir anda Ingin
mengetahui. Mungkin ini tidak mempunyai hubungan dengan apa masalah yang
mendasarinya. Hal inilah yang harus anda temukan melalui mendengarkan secara
aktif. Carilah petunjuk-petunjuk nonverbal dan verbal.
Keterangan jelas setiap gejala harus didapatkan dengan perhatian khusus
menyangkut waktu awitan danperkembangan hingga saat konsultasi. Sebaiknya
tidak ada pertanyaan langsung yang diajukan hingga semua gejala telah dijelaskan.
Harap diperhatikan bahwa ada gunanya mencakup hal-hal yang digunakan dalam
peninjauan sistem untuk masalah utama. Sebagai contoh, jika masalah utama adalah
nyeri dada, cakuplah hal-hal sistem kardiovaskular dan jika perlu sistem respirasi
yang ada di daftar peninjauan sistem.
4. Memahami pandangan pasien
Penting sekali anda bisa mengidentifikasi bagaimana pemikiran pasien
mengenai masalahnya; kekhawatiran-kekhawatiran mereka dalam hal bagaimana
masalah tersebut bisa mempengaruhi hidup mereka danperasaan mereka dan
harapan-harapan mereka atas layanan kesehatan. Harap cantumkan ini dalam catatan
anda.
12
5. Riwayat medis terdahulu
Suatu penjelasan mengenai penyakit atau masalah yang pernah diderita
pasien sebelum pasien konsultasi dengan anda. Tidak selalu mudah untuk
menentukan kapan masalah yang sekarang berawal dan kapan masalah yang dahulu
berakhir, tetapi pembedaan ini arbitrer dan artificial dilihat dari berbagai sudut.
a. Tanyakanlah dan catat apakah mereka pernah mempunyai penyakit, pernah
diopname atau dioperasi.
b. Penting untuk mendapatkan tanggal pasti peristiwa tersebut dan nama rumah
sakitnya.
c. Khususnya tanyakan tentang diabetes, asma, bronkitis, tuberkulosis, ikterus,
demam rematik, tekanan darah tinggi, serangan jantung / angina, stroke,
epilepsi, masalah anestetik.
d. Program penapisan bilamana diperlukan.
6. Riwayat obat
a Tanyakanlah tablet atau obat apa yang sekarang masih diminum pasien; ingatlah
untuk bertanya mengenai injeksi dan obat-obat bebas.
b. Tanyakanlah mengenai terapi hormon (tablet, tempelan, atau injeksi).
Banyak pasien lupa mengatakan kepada anda kalau mereka sedang
menggunakan pil kontrasepsi atau tempi pengganti hormon.
c. Imunisasi: Tetanus, Hepatitis B, Polio, dan sebagainya.
d. Alergi
e. Tanyakanlah dosis tiap obat dan frekuensi minumnya.
f. Tanyakanlah kenapa minum obat.
g. Catatan informasi ini penting.
Adalah penting menanyakan tentang alergi, khususnya selidiki mengenai
antibiotik, anestetika umum, dan obat-obat lain. Penting untuk mencatat alergi
terhadap apa, tingkat dan tipe reaksi, banyak yang bukan alergi sesungguhnya.
7. Riwayat keluarga
Tanyakanlah tentang usia, kesehatan, dan sebab kematian jika diketahui
untuk orangtua, saudara kandung, pasangan, atau anak-anak. Ditanyakan juga
khususnya mengenai riwayat diabetes, penyakit jantung dan penyakit apapun dalam
keluarga yang memiliki relevansi dengan masalah utama. Mungkin ada gunanya
menyajikan hal ini dalam silsilah.
13
8. Riwayat sosial dan konteks penyakit
Pekerjaan, status perkawinan, pekerjaan pasangan, anak-anak, latar belakang
agama atau etnik, rumah, hewan peliharaan, kapan ke luar negeri terakhir, hobi,
merokok dan alkohol (seberapa sering per minggu). Bilamana relevan tanyakan
mengenai penggunaan obat. Aspek budaya dan struktur keluarga sebaiknya
didokumentasikan bilamana perlu.
Jika relevan tanyakan bagaimana penyakit tersebut mempengaruhi pasien
apa yang mereka tidak bisa lakukan. Bagian ini penting khususnya apabila menggali
riwayat dari pasien lanjut usia anak tangga dalam dan sekitar rumah, siapa yang
memasak dan berbelanja, bantuan lain apa yang ada dari temanteman, teman,
tetangga dan keluarga. Penting untuk menegakkan bagaimana masalah tersebut
mempengaruhi gaya hidup dan hubungan mereka.
9. Pengamatan sistemik
Jika satu atau lebih sistem telah dicakup lengkap dalam riwayat keluhan
sekarang maka anda dapat menulis "lihat riwayat keluhan sekarang" di bawah judul
terkait. Tanyakanlah mengenai area-area berikut dalam setiap sistem jlka responnya
positif lanjutkan dengan hal-hal dalam kurung.
Mencerminkan apa yang telah pasien katakan adalah teknik yang bermanfaat
dalam mengecek pemahaman. Untuk semua gejala medis yang dijelaskan di bawah
adalah vital bag anda untuk menemukan bahasa komunikasi yang lazim dengan
pasien anda. Tidak ada gunanya apabila anda dan pasien tidak bisa saling
memahami. Akan tetapi setelah menegakkan dengan pasien suatu gejala ada atau
tidak, anda harus menuliskannya dengan bahasa komunikasi baku dengan sejawat
anda.
10. Rekam dalam catatan menggunakan terminologi medis yang diterima
a. Sistem kardiovaskular
Nyeri dada: mintalah mereka menjelaskan nyeri, cobalah catat hal berikut:
tempat, karakter, penjalaran, model awitan, faktor yang memperberat /
mengurangi, hal-hal terkait, misalnya berkeringat, mual, dansebagainya
Dispnea: sesak napas saat beraktifitas, saat istirahat, nokturnal - dispnea
nokturnal paroksismal
Ortopnea: tanyakanlah berapa bantal yang dipakai supaya ini tidak terjadi -
catat misal ortopnea lima bantal
Palpitasi: bila terjadi, durasi
14
Edema pergelangan kaki: tingkat, waktu kemunculan
Klaudikasi intermiten: kapan muncul, lama
Masalah sirkulasi tepi
b. Sistem Respirasi
Batuk (frekwensi, durasi, karakter)
Sputum (warna, banyak, ada tidaknya darah)
Mengi (konstan/intermiten, dipicu olahraga) Serak
Nyeri dada
Dispnea
c. Sistem Gastrointestinal
Selera
Pertambahan / penurunan berat badan Nyeri ulu hati / terbakar di dada Mual
Muntah (frekwensi, ada darah) Disfagia (kesulitan menelan)
Nyeri (sifat, tempat, penjalaran, awitan, berat, hubungan dengan makan, fator
yang memperberat / meringankan, keadan terkait) Konstipasi nyatakan jelas apa
yang dimaksud pasien Diare: nyatakan apa yang dipahami pasien tentang istilah
ini , keluar darah / mukus (segar, tak segar)
d. Sistem Genitourinari
Disuria (selama / setelah miksi) dan poliuria (catat frekwensi, hubungan dengan
tetesan di akhir / haus) Nokturia (catat frekwensi)
Menghargai pasien, menunjukkan empati, belas kasih, menciptakan kepercayaan
; membantu agar pasien nyaman, bisa menjaga rahasia, memberi informasi.
4. Keputusan klinis (Clinical Judgment)
Membuat diagnosis yang tepat dan momformulasikan rencana penatalaksanaan
pasien yang sesuai. Selektif memilih pemeriksaan penunjang diagnostik yang
susuai dengan pertimbangan resiko dan manfaatnya.
5. Kemampuan konseling (counseling skills)
Mengorek harapan pasien, bebas dari istilah-istilah kedokteran, terbuka dan
juga, empati. Menjelaskan alasan/ dasar pemeriksaan dan terapi kepada pasien /
orang tua pasien. Memperoleh persetujuan tindakan medik kalau diperlukan ke
pasien/orang tua pasien (informed consent), memberi edukasi tentang
penatalaksanaan, pencegahan, dan konseling lain yang terkait dengan
penyakitnya.
6. Organisasi/Efisiensi (Organization/Efficiency)
Menentukan Prioritas, menyesuikan dengan waktu yang tersedia.
7. Kompetensi klinis keseluruhan (Overall Clinical Competence)
Menunjukkan bagaimana mencapai keputusan klinis yang memuaskan. Sintesis,
peduli (caring), Efektif efisien dalam menggunakan sember yang ada
menyeimbangkan resiko dan manfaat, menyadari keterbatasan kita.
41
BAB X
EVALUASI
A. Nilai Bagian
Evaluasi kegiatan dokter muda sehari-hari daiam bentuk buku loq sebagai
kumpulan kegiatan selama proses pendidikan yang dievaluasi oleh dokter
pembimbing klinik di rumah sakit pendidikan secara profesional baik dalam proses
kegiatan harian/mingguan dan ujian akhir stase bagian dengan proporsi.
Jenis Kegiatan Bobot Nilai Hasil(Bobot x nilai)
………………………………………………………………………………
A. Proses
- 1. Follow Up 10%
- 2. Bed Side Teaching (BST) 20%
- 3. Case Report 20%
- 4. Referat 10%
- 5. Jurnal 10%
B. Ujian Akhir Stase 30%
Jumlah (A + B) 100%
C. Attitude/Kondite
Skala Penilaian
Nilai Huruf
Nilai Bobot
Rentang Nilai
Keterangan patokan nilai
A 4,00 75 Mempunyai tingkat penguasaan 75%AB 3,50 70 – 74 Mempunyai tingkat penguasaan 70 – 74 %B 3,00 65 – 69 Mempunyai tingkat penguasaan 65 – 69%
BC 2,50 60 – 64 Mempunyai tingkat penguasaan 60 – 64 %C 2,00 55 – 59 Mempunyai tingkat penguasaan 55 – 59 %D 1,00 50 – 54 Mempunyai tingkat penguasaan 50 – 54 %E 0,00 < 50 Mempunyai tingkat penguasaan < 50%
Kelulusan Nilai Bagian Klinik adalah 65 (B) dengan attitude/kondite : Sufficient.
42
NILAI KONDITE PENDIDIKAN KLINIK
(Diisi setiap minggu oleh dokter pembimbing klinik)
Minggu Tanggal Tempat Tugas Skor Kondite Tanda tangan dan nama terang dokter
IIIIIIIVVVIVIIVIIIIXX
*) Kondite dinilai oleh dokter pembimbing klinik berdasar sikap Dokter Muda selama
rotasi di tempat tugas. Aspek yang dinilai meliputi 5 aspek yaitu :
- Inisiatif
- Disiplin
- Kejujuran
- Tanggung jawab, dan
- Kerjasama.
Skor masing-masing aspek antara 0-3 (sehingga skor total minimal 0 dan maksimal 15)
Interpretasi nilai : < 8 Insufficient
: > 9 Sufficient
Dokter muda dengan nilai insufficient, harus mengulang rotasi seperti yang telah
ditentukan oleh koordinator Pendidikan Klinik.
*) Diisi oleh dokter pembimbing klinik.Catatan Administrasi ( diisi oleh Staf Administrasi) Absen dengan ijin :Tanpa Ijin :Keterangan :
Staf Lampiran
……………..
43
LAMPIRAN
44
(SOP)
STANDARD OPERATING PROCEDURE
CUTI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FK. UMS
1. Peserta mengajukan Permohonan Cuti di Bagian Tata Usaha Program Pendidikan
Profesi FK-UMS, dengan melengkapi surat-surat keterangan sesuai dengan alasan
pengajuan cuti.
2. Bagian Tata Usaha Program Pendidikan Profesi FK-UMS memproses surat Cuti
sampai ada keputusan DISETUJUI / DITOLAK permohonan cuti tersebut.
3. Pengajuan Cuti paling lambat 1 (satu ) minggu sebelum tanggal cuti yang diajukan
atau paling lambat 4 (empat) minggu sebelum waktu kepaniteraan klinik dimulai.
4. Cuti bagian dilakukan pada 1(satu) bagian dan maksimal tidak lebih satu semester
atau separuh siklus.
5. Cuti semester dilakukan dalam satu semester atau dua semester berturut-turut.
6. Selama menempuh Program Pendidikan Profesi, Total Waktu pengambilan cuti
adalah 4 semester.
7. Setiap pengajuan cuti dikenakan biaya administrasi
8. Diberlakukan sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan tinjau kembali
sebagaimana mestinya apabila dipandang perlu.
45
(SOP)
STANDARD OPERATING PROCEDURE
UJIAN AKHIR BAGIAN
DI RS PENDIDIKAN
Ujian akhir bagian di rumah sakit pendidikani mengikuti ketentuan sebagai berikut.
1. Ujian akhir bagian di rumah sakit pendidikan utama dilaksanakan pada minggu
terakhir setiap siklusnya (minggu ke-3 untuk bagian kecil, minggu ke-5 untuk
bagian sedang dan minggu ke-10 untuk bagian besar), atau selambatlambatnya pada
minggu libur setelah stase bagian yang berkaitan.
2. Bagi mahasiswa yang mendapatkan nilai C (< 60) setelah dihitung berdasarkan
format penilaian nilai bagian yaitu Proses + Ujian Akhir Stase maka yang
bersangkutan harus mengikuti ujian ulang di rumah sakit tersebut.
3. Nilai stase bagian diserahkan kepada Fakultas Kedokteran UMS selambatlambatnya
2 minggu setelah ujian akhir bagian dilaksanakan melalui staf administrasi di
Rumah Sakit Pendidikan Utama.
4. Ujian ulang di rumah sakit pendidikan dilaksanakan pada minggu libur setelah stase
yang berkaitan berakhir atau selambat-lambatnya pada minggu libur stase
berikutnya dan dilaksanakan maksimal 1 kali.
5. Bagi mahasiswa yang tidak lulus setelah menjalani ujian ulang di RS pendidikan
tersebut, akan dikembalikan melalui surat keputusan Badan koordinasi pendidikan
Presenter:No Nama Mhs NIM 1 2 3 4 5 6 7 Nilai Akhir
Keterangan :1. Ketrampilan komunikasi/anamnesa2. Ketrampilan pemeriksaan fisik3. Profesionalisme4. Kemampuanclinical judgement dan pengumpulan informasi5. Kemampuan konseling6. Organisasi/efisiensi pencatatan dan presentasi data anamnesa dan pemeriksaan fisik7. Kompetensi klinis keseluruhan
PesertaNo Nama Mhs NIM 1 2 3 4 Nilai Akhir
Keterangan :1. Partisipasi selama diskusi2. Kemampuan knowledge selama presentasi/diskusi3. Performance mahasiswa : attitude, komunikasi4. Kemampuan mengidentifikasi dan mendiskusikan mekanisme dasar yang terlibat
Penilaian :Sesuai system standar penilaian pendidikan klinik FK UMS yaitu PAP 7 tingkat (A ≥ 75,0 ; AB 70,0 - 74,9 ; B 65,0 - 69,9 ; BC 60,0 - 64,9 ; C 55,0 - 59,9 ; D 40-54,9 ; E<40)
Supervisor Klinik
……………………………
48
FORM 3CASE REPORT (LAPORAN KASUS)
Tanggal :……………………………… Waktu :……………….
Kasus : ………………………………………………………………
Presentan
No Nama Mahasiswa NIM 1 2 3 4 5 Hasil Akhir (Rata-rata no 1-5
Yang harus dinilai:1. Kemampuan untuk memmaparkan kasus secara singkat danringkas.2. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan hal-hal yang penting
berkaitan dengan masalah yang diderita pasien.3. Kemampuan menghubungkan, memanfaatakan danmengintegrasikan ilmu dasar
untuk menerangkan secara menyeluruh mengenai permasalahan pasien.4. Kemampuan untuk membedakan antara kondisi penyebab dan akibat dari
permasalahan pasien.5. Kinerja siswa: sistematik penyajian; kemampuan berkomunikasi dan sikap.
Partisipan NO Nama Mahasiswa N I M 1 2 Hasil akhir
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.
Yang harus dinilai:1. Partisipasi (keikut aktifan) dalam diskusi dan kinerja siswa: sikap dan kemampuan
berkomunikasi.2. Kemampuan untuk memaparkan secara verbal pengetahuan mereka pada saat
presentasi (mengidentifikasi dan mendiskusikan permasalahan yang terkait)
Skala : 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 > 75 C BC B AB A
Supervisor Klinik
……………………………
49
FORM 4REFERAT
Waktu (Hari/Tanggal/Jam) :Kasus :
Presenter:
No Nama Mhs NIM 1 2 3 4 5 6Nilai Akhir
Keterangan :1. Kemampuan menulis ilmiah secara sistematik2. Kemampuan mengaplikasikan EBM3. Kemampuan belajar mandiri4. Kemampuan mengidentifikasikan dan mendiskusikan mekanisme dasar yang
terlibat5. Kemampuan knowledge dalam presentasi6. Performance mahasiswa :attitude dan komunikasi
Peserta
No Nama Mhs NIM 1 2 3 4Nilai Akhir
Keterangan :1. Partisipasi selama diskusi2. Kemampuan knowledge selama presentasi/diskusi3. Performance mahasiswa : attitude, komunikasi4. Kemampuan mengidentifikasi dan mendiskusikan mekanisme dasar yang terlibat
Penilaian :Sesuai system standar penilaian pendidikan klinik FK UMSyaitu PAP 7 tingkat (A ≥ 75,0 ; AB 70,0 - 74,9 ; B 65,0 - 69,9 ; BC 60,0 - 64,9 ; C 55,0 - 59,9 ; D 40-54,9 ; E<40)
4. Kemampuanpengumpulan informasi dan clinical judgement
<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75
Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali
5. Konseling
<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75
Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali
51
6. Organisasi/efisiensi
<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75
Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali
7. Kompetensi klinis secara keseluruhan
<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75
Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali
Komentar :
Mahasiswa Supervisor Klinik
…………………………… …………………………….
52
KEGIATAN LAPORAN KASUS (CASE REPORT)
NO JUDUL TGL
NILAI *) DOKTER PEMBIMBING
PRESENTAN
AUDIENS NAMA PARAF
1
2
3
4
5
53
KEGIATAN REFERAT/JURNAL
NOJUDUL
REFERAT/JURNALTGL
NILAI *)DOKTER PEMBIMBING
PRESENTAN
AUDIEN
SNAMA PARAF
1
2
3
4
5
54
JANJI DOKTER MUDA
Saya dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta / di hadapan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta / dan Direktur Rumah Sakit Pendidikan / dengan ini saya berjanji :1. Saya akan menggunakan dengan sebaik-baiknya / kesempatan yang diberikan
kepada saya / untuk melanjutkan pendidikan kedokteran tingkat profesi / di rumah sakit dan tempat lain / yang ditetapkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban dalam pendidikan tersebut / sesuai dengan sopan santun / dan tata susila kedokteran yang setinggi-tingginya.
3. Saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban saya / sesuai dengan tata tertib dan peraturan yang berlaku / serta menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran.
4. Saya akan merahasiakan sesuatu yang saya ketahui / karena tugas pendidikan dan keilmuan saya sebagai sarjana kedokteran / sesuai dengan ketentuan tentang rahasia jabatan kedokteran.
5. Saya akan selalu mengutamakan kepentingan dan kesehatan penderita.6. Saya dalam menunaikan tugas merawat penderita / tidak akan terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan,/ kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian / atau kedudukan sosial penderita.
7. Saya akan menghormati semua guru saya, / tenaga medis, paramedis dan non medis yang bekerja dirumah sakit / atau tempat lain yang dipergunakan untuk pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
8. Saya akan mempergunakan dan merawat semua fasilitas yang dipergunakan untuk pendidikan dengan sebaik-baiknya.
Saya ikrarkan janji ini sungguh-sungguh / dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya / dan atas pelanggaran norma perilaku dan ketentuan,/ saya sanggup menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dansaya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad itu utusan Allah.
Saya dihadapkan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, sebagai dokter dengan ini menyatakan bersedia mengucapkan sumpah sesuai dengan agama / kepercayaan yang saya anut sebagai berikut.
Demi Allah saya bersumpah;1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sekuat tenaga, martabat dan tradisi
jabatan kedokteran.3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.4. Saya akan merahasiakan sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan
karena keilmuan saya sehagai dokter.5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran untuk sesuatu yang
bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. 7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita.
9. Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terimakasih yang selayaknya.
10. Saya akan memberlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan.
11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan
kehormatan diri saya.Inna sholati wa nusuki wama yahya wamamati lillahirobbil `alamin
Bahwa sesungguhnya sholatku, pengabdianku, kehidupanku dan kematianku karena Allah pemelihara alam semesta.
Surakarta,…………..200………
Dekan Fakultas Kedokteran Yang menyatakan sumpah,Universitas Muhammadiyah Surakarta
(…………………….) (……………………….)
56
SUMPAH DOKTER MUSLIM
Saya bersumpah dengan nama Allah Yang Maha Besar
1. Mengingat Allah dalam menjalankan profesi saya.
2. Melindungi jiwa manusia dalam semua tahap dan semua keadaan.
3. Melakukan semampu mungkin untuk menyelamatkan dari kematian, penyakit, dan
kecemasan.
4. Memelihara kemuliaan manusia, menutupi pribadinya dan menyimpan rahasianya.
5. Dalam segala hal, menjadi alat dari rahmat Allah memberikan perawatan
kedokteran pada yang dekat dan yang jauh, yang taat danyang berdosa serta teman
maupun lawan.
6. Berjuang mengejar ilmu dan menggunakannya untuk keuntungan dan bukan aniaya
bagi kemanusiaan.
7. Menghormati guru saya dan mengajari sejawat saya yang masih muda dan
menjadikan saudara bagi setiap anggota profesi kedokteran yang bersatu dalam
kesucian dan amal.
8. Memelihara kepercayaan saya dalam pribadi dan dalam masyarakat, menghindari dari
segala yang dapat menodai saya dimata Allah, nabi-NYA dan orang yang seakidah
dengan saya.
Semoga Allah menjadi saksi terhadap sumpah saya ini.