Top Banner
T U G A S PERBANKAN SYARIAH BAB 3. IDENTIFIKASI TRANSAKSI YANG TERLARANG BAB 4. TEORI PERTUKARAN DAN TEORI PERCAMPURAN Disusun Oleh : Anton Mulyono 1108035 Dimas Permadi 1108030 Morgan Apero 1108058 Abdul Salman K 1108001 Maryano 1208027 INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA (IKOPIN)
38

Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Jan 31, 2018

Download

Documents

lyanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

T U G A SPERBANKAN SYARIAH

BAB 3. IDENTIFIKASI TRANSAKSI

YANG TERLARANGBAB 4. TEORI PERTUKARAN DAN

TEORI PERCAMPURAN

Disusun Oleh :

Anton Mulyono 1108035Dimas Permadi 1108030Morgan Apero 1108058Abdul Salman K 1108001Maryano 1208027

INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA (IKOPIN)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN

Page 2:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

karunianya kami dapat menyelesaikan makalah paper ini. Tujuan penulisan paper ini

adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang perbankan syariah.

Paper ini berisi beberapa informasi tentang Sistem Perbankan Syariah yaitu

mengenai Identifikasi Transaksi Yang Dilarang serta Teori Pertukaran dan Teori

Percampuran, semoga dengan adanya paper ini dapat menambahkan pengetahuan

pembaca tentang Perbankan Syariah.

Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan paper ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan paper ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang

Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Hormat kami,

Tim Penyusun

Page 3:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iii

DAFTAR TABEL........................................................................................................iv

PEMBAHASAN :

BAB 3. IDENTIFIKASI TRANSAKSI YANG DILARANG

A. Pendahuluan..............................................................................................1

B. Haram Zat-nya..........................................................................................2

C. Haram Selain Zat-nya...............................................................................3

D. Tidak Sah/ Lengkap Akadnya...................................................................12

BAB 4. TEORI PERTUKARAN DAN TEORI PERCAMPURAN

A. Pendahuluan..............................................................................................13

B. Teori Pertukaran........................................................................................14

C. Teori Percampuran....................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................26

Page 4:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hukum Asal dalam Syariah Islam..............................................................1

Gambar 2. Klasifikasi Haram.......................................................................................2

Gambar 3. Taghrir (Gharar)..........................................................................................4

Gambar 4. Riba Nasi’ah...............................................................................................6

Gambar 5. Karakteristik Bisnis....................................................................................7

Gambar 6. Riba Jahiliya...............................................................................................8

Gambar 7. Maysir vs Hadiah........................................................................................10

Gambar 8. Haram Li-Ghairihi......................................................................................11

Gambar 9. Bai’ al-‘Inah................................................................................................13

Ganbar 10. Dua Pilar dalam teori pertukaran...............................................................16

Gambar 11. ‘Ayn bi Dayn.............................................................................................17

Gambar 12. Ayn bi Dayn..............................................................................................18

Gambar 13. Dayn bi Dayn............................................................................................19

Gambar 14. Bai’al-Dayn bi al-Dayn.............................................................................21

Gambar 15. Teori Pertukaran & Teori Percampuran....................................................23

Page 5:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Natural and Enforced Probability...................................................................7

Tabel 2. Ikhtisar Riba....................................................................................................9

Tabel 3. Matriks Pertukaran..........................................................................................22

Tabel 4. Matriks Percampuran......................................................................................25

Page 6:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

BAB 3 IDENTIFIKASI TRANSAKSI YANG DILARANG

A. PENDAHULUAN

Dalam ibadah kaidah hukum yang berlaku adalah bahwa semua hal dilarang,

kecuali yang ada ketentuannya berdasarkan Alquran dan Al-Hadis, sedangkan dalam

urusan muamalah, semuanya diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya.

Gambar 1. Hukum Asal dalam Syariah Islam

Penyebab terlarangnya sebuah transaksi adalah disebabkan factor-faktor

sebagai berikut :

1. Haram zatnya (haram li-dzatihi)

2. Haram selain zatnya (haram li-ghairihi)

3. Tidak sah (lengkap) akadnya

Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya

Semua boleh kecuali ada larangannya

Semua Tidak Boleh Kecuali

yang ada ketentuannya

MuamalahIbadah

Hukum Asal

Page 7:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

transaksi.

Gambar 2. Klasifikasi Haram

B. HARAM ZATNYA

Transaksi dilarang karena objek (barang dan/atau jasa) yang ditransaksikan

juga dilarang, misalnya minuman keras, bangkai, daging babi, dan sebagainya. Jadi,

transaksi jual-beli minuman keras adalah haram, walaupun akad jual-belinya sah.

C. HARAM SELAIN ZAT-NYA

1. Tidak terpenuhiya rukun dan syarat

2. Terjadi ta’alluq

3. Terjadi “2 in 1

1. Tadlis2. Taghrir

(Gharar)3. Ikhtikar4. Bai’ najasy5. Riba6. Maisir7. Risywah

1. Babi2. Khamr3. Bangkai 4. Darah

Tidak sahnya akad

Haram selain zatnyaHaram zatnya

HARAM

Page 8:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

I. Melanggar Prinsip “An Taradin Minkum”

Tadlis (penipuan)

Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan

antara kedua belah pihak (sama-sama ridho). Mereka harus mempunyai informasi

yang sama (complete information) sehingga tidak ada pihak yang merasa

dicurigai (ditipu) karena ada suatu yang unknown to one party (keadaan dimana

salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain, ini disebut

juga assymetric information). Unknown to one party dalam bahasa fiqihnya

disebut tadlis, dan dapat terjadi dalam 4 hal, yakni dalam :

1. Kuantitas

2. Kualitas

3. Harga

4. Waktu penyerahan

II. Melanggar Prinsip ‘La Tazhlimuna wa la Tuzhlamun’

Melanggar Prinsip ‘La Tazhlimuna wa la Tuzhlamun’ ,yakni jangan

menzalimi dan jangan dizalimi. Praktik-Praktik yang melanggar prinsip ini

diantaranya :

1. Taghrir (gharar)

Gharar atau disebut juga taghrir adalah situasi dimana terjadi

incomplete information karena adanya Uncertainty To Both Parties (ketidak

pastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi). Dalam Taghrir, Baik pihak A

maupun pihak B sama-sama tidak memiliki kepastian mengenai sesuatu yang

ditransaksikan (Uncertainty To Both Parties). Gahrar dapat juga terjadi dalam

4(empat) hal, yakni Kuantitas, Kualitas, Harga, dan Waktu Penyerahan. Bila salah

satu (atau lebih) dari faktor-faktor di atas diubah dari certain menjadi uncertain,

maka terjadilah gharar.

Taghrir

Certain(pasti)

Uncertain(tidak pasti)

Page 9:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Gambar 3. Taghrir (Gharar)

Keempat bentuk gharar diatas, keadaan sama-sama rela yang dicapai

bersifat sementara, yaitu sementara keadaannya masih tidak jelas bagi kedua

belah pihak.

2. Rekayasa Pasar dalam Supply (Ikhtisar)

Rekayasa pasar dalam supply terjadi bila seorang produsen/penjual

mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara mengurangi

sipply agar harga produk yang dijualnya naik. Hal ini dalam istilah Fiqih disebut

Ikhtikar. Ikhtikar terjadi bila syarat-syarat dibawah ini terpenuhi.

a. Mengupayakan adanya kelangkaan barang baik dengan cara menimbun

stock atau mengenakan entry-barriers.

b. Menjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga sebelum

munculnya kelangkaan.

c. Mengambil keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan keuntungan

sebelum komponen 1 & 2 dilakukan.

3. Rekayasa pasar dalam Demand (Bai’ Najasy)

Rekayasa pasar dalam demand terjadi bila seorang produsen (pembeli)

menciptakan permintaan palsu, seolah olah ada banyak permintaan terhadap suatu

produk sehingga harga jual produk itu akan naik. Rekayasa Demand ini di dalam

istilahnya fiqihnya disebut dengan bai’ najasy.

4. Riba

Dalam ilmu fiqih, dikenal 3(tiga) jenis Riba, yaitu sebagai berikut

Riba Fadl, Riba Nasiah, Riba Jahiliyah.

Page 10:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

a. Riba Fadl disebut juga Riba buyu’, yaitu riba yang timbul akibat pertukaran

barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria sama kualitasnya (Mistlan bi

Mistlin), sama kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in) dan sama waktu

penyerahannya (yadan bi yadin). Pertukaran semisal ini mengandung Gharar,

yaitu ketidakjelasan bagi kedua pihak akan nilai masing-masing barang yang

dipertukarkan. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan tindakan zalim

terhadap salah satu pihak, kedua belah pihak, dan pihak-pihak lain. Dalam

perbankan, Riba Fadl dapat ditemui dalam transaksi jual beli valuta asing

yang tidak dilakukan dengan cara tunai (spot).

b. Riba Nasiah disebut juga Riba Duyun yaitu riba yang timbul akibat utang-

piutang yang tidak memenuhi criteria untung muncul bersama risio (Al

Ghunmu Bil Ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (Al-Kharaj Bi

Dhaman) transaksi semisal ini mengandung pertukaran kewajiban

menanggung beban hanya karena berjalannya waktu.

Nasi’ah adalah penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang

ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba Nasi’ah

muncul karena adanya perbedaan, perubahan atau tambahan antara barang

yang diserahkan hari ini dengan barang yang diserahkan kemudian. Jadi, Al

Ghunmu (untung) muncul tanpa adanya Al-Ghurmi (Risiko), hasil usaha (Al-

Kharaj) muncul tanpa adanya biaya (Dhaman); Al-Ghunmu dan Al-Kharaj

muncul hanya dengan berjalannya waktu. Padahal dalam bisnis selalu ada

kemungkinan untung dan rugi. Memastikan sesuatu yang diluar wewenang

manusia adalah bentuk Kezaliman padahal justru itulah yang terjadi dalam

Riba Nasi’ah yakni terjadi perubahan sesuatu yang seharusnya bersifat

Uncertain (tidak pasti) menjadi Certain (pasti). Pertukaran kewajiban

menanggung beban (Exchange Of Ability) ini dapat menimbulkan tindakan

zalim terhadap salah satu pihak, kedua pihak, dan pihak-pihak lain.Pendapat

Imam Sarakhzi akan memperjelas hal ini :

“Riba adalah tambahan yang diisyaratkan dalam transaksi bisnis

tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas

Page 11:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

penambahan tersebut”.

Dalam perbankan konvensional, riba nasi’ah dapat ditemukan dalam

pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga deposito, tabungan giro,

dan lain-lain. Jadi mengenakan tingkat bunga untuk suatu pinjaman

merupakan tindakan yang memastikan sesuatu yang tidak pasti, karena

diharamkan.

Gambar 4. Riba Nasi’ah

Bunga dan Time Value of Money

Prinsip time value of money yang didefinisikan sebagai berikut :

“A dollar today is worth more than a dollar in future because a dollar

today can be invested to get a return”.

Dalam ekonomi konvensional, ketidakpastian return dikonversi

menjadi suatu kepastian melalui premium for uncertainly. Dalam setiap

investasi tentu selalu ada probability untuk mendapat positif return, negative

return, dan no return. Adanya probability inilah yang menimbulkan

uncertainty (ketidakpastian). Probability untuk mendapat negative return dan

no return ini yang dipertukarkan (exchange of liabilities) dengan suatu yang

pasti yaitu premium for uncertainty.

Natural Uncertainty Contract(pasti)

Certaint

Riba nasi’ah

Premium for uncertainty

Negative return

Positive return

No returnBussiness

Page 12:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Gambar 5. Karakteristik Bisnis

Katakanlah probability positive return dan negative return masing-

masing sebesar 0,4; sedangkan probability no return sebesar 0,2. Apa yang

dilakukan dalam perhitungan discount rate adalah mempertukarkan

probability negative return (0,4) dan probability no return (0,2) ini dengan

premium for uncertainty, sehingga yang tersisa tinggal probability untuk

positive return (1,0)

Tabel 1. Natural and Enforced Probability

Keadaan Natural Uncertainty

(probability) →Discount rate

(probability)

Positive return

No return

Negative return

0,4

0,2

0,4

1,0

0,0

0,0

Keadaan inilah yang ditolak dalam ekonomi syariah, yaitu keadaan

Al-Ghunmu Bi La Ghurmi (Gaining Return Without Being Responsible For

Any Risk) dan Al-Haraj Bi La Dhaman (Gaining Income Without Being

Responsible For Any Expenses).

c. Riba Jahiliyah adalah utang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman,

karena si peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu

yang telah ditetapkan. Riba Jahiliyah dilarang karena terjadi pelanggaran

kaidah “Ikullu Qardin Jarra Manfa’atan fahuwa Riba” (setiap pinjaman

yang mengambil manfaat adalah riba). Memberi pinjaman adalah transaksi

Page 13:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

kebaikan (tabarru), sedangkan meminta kompensasi adlaah transaksi bisnis

(tijarah). Jadi transaksi yang dari semula diniatkan sebagai transaksi

kebaikan tidak boleh diubah menjadi transaksi yang bermotif bisnis.

Dari segi penundaan waktu penyerahaannya, riba jahiliyah tergolong

riba nasi’ah dari segi kesamaan obyek yang dipertukarkan, tergolong riba

fadl.

Dalam perbankan konvensional, riba jahiliyah dapat ditemui dalam

pengenaan bunga pada transaksi kartu kredit yang tidak dibayar penuh

tagihannya.

Dari definisi riba, sebab (illat) dan tujuan (hikmah) pelarangan riba,

maka dapat diidentifikasi praktik perbankan konvensional yang tergolong

riba. Riba fadl dapat ditemui dalam transaksi jual beli valuta asing yang tidak

dilakukan secara tunai. Riba nasi’ah dapat ditemui dalam transaksi

pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga tabungan/deposito/giro.

Riba jahiliyah dapat ditemui dalam transaksi kartu kredit yang tidak dibayar

penuh tagihannya.

Gambar 6. Riba Jahiliya

Tabel 2. Ikhtisar Riba

Tipe Faktor Penyebab Cara Menghilangkan Faktor Penyebab

Diperbolehkan karena hakikat dari kontrak tijarah adalah memperoleh keuntungan

Keuntungan

Tijarah Contract

Ribh (Profit)

Dilarang karena mengubah kontrak tabbaru’ menjadi kontrak tijarah

Keuntungan

Tabbaru’Contract

Riba Jahiliyah

Page 14:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Riba Fadl Gharar

(uncertain to both par- ties

Kedua belah pihak harus memastikan factor-

faktor berikut ini :

1. Kuantitas

2. Kualitas

3. Harga

4. Waktu Penyerahan

Riba

Nasi’ah

Al-ghunmu bi la ghurmi,

al-kharaj bi la dhaman

(return tanpa resiko,

pendapatan tanpa biaya)

Kedua belah pihak membuat kontrak yang

merinci hak dan kewajiban masing- masing

untuk menjamin tidak adanya pihak manapun

yang mendapatkan return tanpa menanggung

resiko, atau menikmati pendapatan tanpa

menanggung biaya.

Riba

Jahiliyah

Kullu qardin jarra

manfa’atan fahuwa riba

(memberi pinjaman

sukarela secara komersil,

karena setiap pinjaman

yang mengambil manfaat

adalah riba)

1. Jangan mengambil manfaat apa pun dari

akad/ transaksi kebaikan (tabbaru)

2. Kalaupun ingin mengambil manfaat, maka

gunakanlah akad bisnis (tijarah), bukan

akad kebaikan (tabarru)

5. Maysir (Perjudian)

Secara sederhana yang dimaksud dengan maysir atau perjudian adalah

suatu permainan yang menempatkan salah satu pihak harus menanggung

beban pihak yang lain, akibat permainan tersebut.

Allah SWT, telah memberi penegasan terhadap keharaman melakukan

aktivitas ekonomi yang mengandung unsur maysir (perjudian). Allah SWT

berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, sesunggunya meminum khamr, ebrjudi,

berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah

perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka janganlah perbuatan-

perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan (QS Al-

Page 15:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Maidah :90)

Untuk menghindari terjadinya maysir dalam sebuah permainan

misalnya pembelian trophy atau bonus untuk para juara jangan berasal dari

dana partisipasi para pemain, melainkan dari para sponsorship yang tidak

ikut bertanding. Dengan demikian tidak ada pighak yang merasa dirugikan

atas kemenangan pihak yang lain. Pemberian bonus atau trophy dengan cara

tersebut dalam istilah fiqih disebut hadiah dan halal hukumnya.

Gambar 7. Maysir vs Hadiah

6. Risywah (Suap-Menyuap)

Yang dimaksud dengan perbuatan risywah adalah memberi sesuatu

kepada pihak lain untuk mendapatkan sesuatu yang bukan haknya. Suatu

perbuatan baru dapat dikatakan sebagai tindakan risywah (suap-menyuap)

jika dilakukan kedua belah pihak secara suka rela. Jika hanya salah satu

pihak yang meminta suap atau pihak yang lain tidak rela atau dalam keadaan

terpaksa atau hanya untuk memperoleh haknya, peristiwa tersebut bukan

kategori risywah melainkan tindak pemerasan.

Allah SWT telah menyinggung praktik suap-menyuap pada sejumlah

ayat Alquran. Diantara firman Allah SWT :

Dan janganlah sebagian kamu memakan harga sebagian yang lain di

Page 16:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

antara kamu dengan jalan batil dan janganlah kamu membawa urusan

harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan sebagian dari

harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu

mengetahui (QS Al-Baqarah [2] : 188)

Rasulullah Saw pun telah memberi peringatan secara tegas untuk

menjauhi praktik risywah (suap-menyuap). Rasulullah bersabda :

“Allah melaknat orang yang memberi suap, penerima suap, sekaligus

broker suap yang menjadi penghubung antar keduanya” (HR. Ahmad)

Gambar 8. Haram Li-Ghairihi

D. TIDAK SAH/LENGKAP AKADNYA

Suatu traksaksi yang tidak termasuk dalam kategori haram li dzatihi maupun

haram li ghairihi, belum tentu serta merta menjadi halal. Masih ada kemungkingan

transaksi tersebut menjadi haram bila akad atas transaksi itu tidak sah atau tidak

Halal

Halal

Halal

Halal

Haram Li Ghairihi :1. Taghrir/Gharar2. Tadlis3. Rekayasa Pasa (Ikhtiar

dan Ba’i Najasy)4. Riba5. Masysir6. Risywah

Page 17:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

lengkap. Suatu transaksi dapat dikatakan tidak sah dan/tidak tidak lengkap adanya bila

terjadi salah satu (atau lebih) faktor-faktor berikut ini :

I. Rukun dan Syarat tidak terpenuhi

II. Terjadi Ta’alluq

III. Terjadi “twi in one”

I. Rukun dan Syarat

Rukun adalah sesuatu yang wajib ada dalah suatu transaksi (necessary

condition), misalnya ada penjual dan pembeli.

Pada umumnya rukun dalam muamalah iqtishadiyah (muamalah dalam

bidang ekonomi) ada 3 (tiga) yaitu :

1. Pelaku

2. Objek

3. Ijab-kabul

Akad dapat menjadi batal bila terdapat :

1. Kesalahan/kekeliruan obyek

2. Paksaan (ikrah)

3. Penipuan (tadlis)

Bila ketiga rukun di atas terpenuhi, traksaksi yang dilakukan sah.

Namun bila rukun di atas tidak terpenuhi (baik satu rukun atau lebih), transaksi

menjadi batal.

Selain rukun, faktor yang harus ada supaya akad menjadi sah (lengkap)

dalah syarat. Syarat adalah sesuatu yang keberadaannya melengkapi rukun

(sufficient condition). Bila rukun sudah terpenuhi tetapi syarat tidak dipenuhi,

rukun menjadi tidak lengkap sehingga transaksi tersebut menjadi fasid (rusak).

Syarat bukanlah rukun, jadi tidak boleh dicampuradukkan. Di lain pihak

keberadaan syarat tidak boleh :

II. Ta’alluq

Ta’alluq terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling

dikatikan, maka berlakunya akad I tergantung pada akad 2.

Page 18:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Gambar 9. Bai’ al-‘Inah

III. “Two in one”

Two in one adalah kondisi di mana suatu transaksi diwadahi oleh dua

akad sekaligus, sehingga terjadi ketidakpastian (gharar) mengenai akad mana

yang harus digunakan (berlaku). Dalam terminologi fiqih, kejadian ini disebut

dengan shafqatain fi al-shafqah.

Two in one terjadi bila semua dari ketiga faktor di bawah ini

terpenuhi :

1. Objek sama

2. Pelaku sama

3. Jangka waktu sama

Bila satu saja dari faktor di atas tidak terpenuhi, maka two in one

tidak terjadi, dengan demikian akad menjadi sah. Contoh dari two in one

adalah transaksi lease and purchase (sewa-beli). Dalam transaksi ini, terjadi

gharar dalam akad karena ada ketidakrelaan akad mana yang berlaku; akad

beli atau akad sewa. Karena itulah maka transaksi ini diharamkan.

BAB 4

TEORI PERTUKARAN DAN TEORI PERCAMPURAN

Jual X secara tunai Rp 100 jt

Dengan syarat

Jual X secara cicilan Rp 120 jt

Bai’ al-Inah

Page 19:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

A. Pendahuluan

Berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperolehnya, kontrak/ akad

dapat dibagi kedalam dua kelompok besar, yaitu;

I. Natural certainty contracts

II. Natural Uncertainty contracts.

Natural certainty contracts adalah kontrak/ akad dalam bisnis yang

memberikan kepastian pembayaran, bagi dari segi jumlah (amount) maupun waktu

(timing)-nya. Cash flow-nya bisa diprediksi relative pasti karena sudah disepakati

oleh kedua belah pihak yang bertransaksi diawal akad. Kontrak-kontrak ini secara

“sunatullah” (by their nature) menawarkan return yang tetap dan pasti. Jadi sifatnya

fixed and predetermined. Objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) pun

harus ditetapkan diawal akad dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), mutunya

(quality), harganya (price), dan waktu penyerahannya (time of dilavery). Yang

termasuk dalam kategori ini adalah kontrak-kontrak jual-beli, upah-mengupah,

sewa-menyewa,dan lain-lain.

Dalam kontrak jenis ini, pihak-pihak yang bertransaksi saling membutuhkan

asetnya (baik real assets maupun financial assets). Jadi masing-masing pihak tetap

tetap berdiri-sendiri (tidak saling bercampur membentuk usaha baru), sehingga

tidak ada resiko pertanggungan bersama. Jika tidak ada percampuran asset si A

dengan si B. yang ada misalnya, adalah si A memberikan barang ke B, kemudian

sebagai gantinya si B menyerahkan uang kepada si A. Disini barang ditukarkan

dengan uang, sehingga terjadilah kontrak jual-beli. Kontrak-kontrak natural

certainly ini dapat diterangkan dalam sebuah teori umum yang diberi nama teori

pertukaran.

Dilain pihak, natural uncertainty contracts adalah kontrak/ akad dalam bisnis

yang tidak memberikan kepastiaan pendapatan (return), baik dari segi jumlah

(amount) maupun waktu (timing)-nya. Tingkat return-nya bisa positif, negative atau

nol. Yang termasuk dalam kontrak ini adalah kontrak-kontrak investasi. Kontrak-

kontrak investasi ini secara “sunnatullah” (by their nature) tidak menawarkan

Page 20:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

return yang tetap dan pasti. Jadi sifatnya tidak fixed and predeter- mined.

Dalam kontrak jenis ini, pihak-pihak yang saling berinvestasi saling

mencampurkan asetnya (baik real assets maupun financial assets) menjadi satu

kesatuaan, dan kemudian menanggung resiko bersama-sama untuk mendapatkan

keuntunga. Disini keuntungan dan kerugian ditanggung bersama. Natural

uncertainly contracts ini dapat diterangkan dalam sebuah teori umum yang diberi

nama teori percampuran (the theory of venture).

B. TEORI PERTUKARAN

Teori pertukaran terdiri dari dua pilar, yaitu :

I. Objek pertukaran, dan

II. Waktu pertukaran

I. Objek Pertukaran

Fiqih membedakan dua jenis objek pertukaran, yaitu :

- ‘Ayn (real asset) berupa barang dan jasa

- Dayn (financial asset) berupa uang dan surat berharga

II. Waktu pertukaran

Fiqih membedakan dua waktu pertukaran, yaitu:

- Daqdan (Immediate delivery) yang berarti penyerahan saat itu juga

- Ghairu naqdan (Deferred delivery) yang berarti penyerahan kemudian

Dari segi objek pertukaran, dapat diidenfikasi tiga jenis pertukarn, yaitu:

1. Pertukaran real asset (‘ayn) dengan real asset (‘ayn)

2. Pertukaran real asset (‘ayn) dengan financial asset (‘dayn)

3. Pertukaran financial asset (dayn) dengan financial asset (dayn)

naqdanWaktu

perukaran

dayn bi dayn

‘ayn bi dayn

‘ayn bi ‘ayn

Objekpertukaran

Page 21:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Ganbar 10. Dua Pilar dalam teori pertukaran

1. Pertukaran ‘Ayn dengan ‘Ayn

a. Lain jenis

Dalam pertukaran ‘ayn dengan ‘ayn, bila jenisnya berbea (misalnya upah tenaga

kerja yang dibayar dengan sejumlah beras) maka tidak ada masalah (dibolehkan).

b. Sejenis

Namun bila jenisnya sama, fiqih membedakan antara real asset yang secara kasat

mata tidak dapat dibedakan mutunya.

Satu-satunya yang membolehkan pertukaran antara yang sejenis dan dan

secara kasat mata tidak dapat dibedakan mutunya adalah:

1) Sewa-an bi sawa-in (sama jumlahnya)

2) Mistan bi mistlin (sama mutunya)

3) Yadan bi yadin (sama waktu penyerahannya)

Kasat mataKualitas sama

Kasat mataKualitas berbeda

Jenis Sama

Jenis Beda‘ayn bi ‘ayn

Page 22:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Gambar 11. ‘Ayn bi Dayn

2. Pertukaran ‘Ayn dengan Dayn

Dalam pertukaran ‘ayn dengan dayn, maka yang dibedakan adalah jenis ‘ayn-nya.

Bila ‘ayn-nya adalah barang, maka pertukaran ‘ayn dengan dayn itu disebut jual

beli (al-bai’). Sedangkan bila ‘ayn-nya adalah jasa, maka pertukaran itu disebut

sewa-menyewa/ upah mengupah (al-ijarah).

Dari segi metode pembayarannya Islam membolehkan jual beli dilakukan

secara tunai (now for now), bai’naqdan atau secara tangguh bayar (deferred

payment, bai’muajjal), atau secara tangguh serah (defferent delivery, bai’salam).

Bay Muajjal dapat dibayar secara penuh (muajjal) atau secara cicilan (taqsith). Jual

beli tangguh dapat dibedakan lagi menjadi: pertama, pembayarannya lunas

sekaligus dimuka (bai’salam); kedua, pembayaran dilakukan secara cicilan dengan

syarat harus lunas sebelum barang diserahkan (bai’istishna’).

Salam

Istishna’

Muajjal

Taqsith

Muajjal

Salam

Naqdan

Al-Bai’(Barang)

‘ayn bi dayn

Page 23:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Gambar 12. Ayn bi Dayn

Dalam praktik perbankan syariah, akad murabahah lazim digunakan meskipun

transaksinya tidak dilakukan oleh anak kecil atau orang yang akalnya kurang,

karena teknik perhitungan keuntungan yang dilakuakn bank terlalu rumit untuk

dipahami oleh masyarakat awam.

Ijarah bila diterapkan untuk mendapatkan manfaat disebut sewa menyewa

sedangkan bila diterapkan diterpakan untuk mendapatkan manfaat orang disebut

upah mengupah. Ijarah dibedakan menjadi dua, yaitu ijarah yang pembayannya

tergantung pada kinerja yang disewa (disebut ju’alah, success fee), dan ijarah yang

pembayannya tidak tergantung pada kinerja yang disewa (disebut ijarah, gaji dan

sewa).

Dalam praktik perbankan, akad ijarah diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

nasabah menyewa ruko, misalnya, yang mengharuskan nasabah membayar sewanya

secara lump-sum di muka untuk peride 3 tahun.

Dalam perkembangan terakhir, muncul pula kebutuhan nasabah yang

menyewa untuk memiliki barang yang disewanya diakhir periode sewa. Kebutuhan

ini dipenuhi dengan akad Ijarah muntahia bi tamlik. Bagi bank, akad ini merupakan

berkah karena memberikan flaksibilitas harga sewa bulanan; suatu hal yang tidak

mungkin dilakukan dalam akad murabahah. Akad ini juga membuka peluang bagi

bank untuk memperpanjang waktu dengan melakukan akad sewa baru, bial diakhir

periode sewa pertama nasabah belum mampu untuk melakukan pembelian barang

Page 24:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

tersebut.

3. Pertukaran Dayn dengan Dayn

Dalam pertukaran dayn dengan dayn, dibedakan antara dayn yang berupa uang

dengan dayn yang tidak berupa uang (untuk selanjutnya disebut surat berharga).

Pada zaman ini, uang tidak lagi terbuat dari emas atau perak, bahkan uang tidak lagi

dikaitkan nilainya dengan emas atau perak. Sehingga uang saat ini uang kartal yang

terdiri uanga kertas dan uang logam.

Gambar 13. Dayn bi Dayn

Yang membedakan uang dengan surat berharga adalah uang dinyatakan

sebagai alat bayar resmi oleh pemerintah, sehingga setiap warga Negara wajib

menerima uang sebagai alat bayar. Sedangkan akseptasi surat berharga hanya

terbatas bagi mereka yang mau menerimanya.

Pertukaran uang dengan uang dibedakan menjadi pertukaran uang yang sejenis

dan pertukaran yang tidak sejenis. Pertukaran uang yang sejenis hanya

diperbolehkan bila memenuhi syarat: sawa-an bi sawa-in(same quantity), dan

yadan bi yadin (same time of delivery).Misalnya perukaran satu lembar uang

pecahaan Rp.100.000 dengan 10 lembar uang pecahaan Rp.10.000, harus dilakukan

penyerahannya pada saat yang sama.

Pertukaran uang yang tidak sejenis hanya di perbolehkan bila memenuhi

syarat: yadan bi yadin (same time of delivery). Pertukaran uang yang sejenis disebut

Jenis Beda

Jenis Beda

Jenis Beda

Jenis Beda

Non-Uang(Surat Berharga)

Uang

Dayn bi dayn

Page 25:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

sharf (many changer). Misalnya USD 1000 dengan Rp 10.000.000, harus dilakukan

penyerahaannya pada saat yang sama. Inilah yang menjadi sebab pelarangan

transaksi forward dan transaksi swap dalam pertukaran valuta asing. Sedangkan

transaksi spot dibolehkan,baik yang dilakukan di counter maupun yang dilakukan

antar dua bank di dua lokasi yang berjauhan.Settlement period selama dua hari

dipandang sebagai suatu mekanisme teknis yang tidak dapat dihindarkan karena

lokasi yang berjauhan.Perkembangan terakhir, Dewam Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia (DSN-MUI) membolehkan forward agreement (janji, wa’ad)

namun tetap tidak membolehkan forward transaction (transaksi,akad). Hal ini untuk

mencegah terjadinya forward buying yang dihedging dengan melakukan forward

selling, yang selanjutnya akan diikuti dengan forward buying – forward selling

berikutnya.Selain bertentangan dengan hadis “la tabi’ ma laisa ’indak” (jangan jual

sesuatu yang belum dimiliki), pelarangan ini juga dimaksud untuk mencegah

terjadinya bubbl growth pada sektor vinansial , dan mencegah terjadinya domino

effect bila terjadi default pada salah satu mata rantai para pihak yang terlibat dalam

transaksi forward buying – forward selling tersebut.

Jual beli surat berharga pada dasarnya tidak diperbolehkan.Namun bila surat

berharga dilihat lebih rinci, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu surat berharga yang

merupakan representasi ‘ayn, dan surat berharga yang bukan merupakan

representasi’ayn. Secara umum dapat dikatakan bahwa hanya surat berharga yang

merupakan representasi’ayn saja yang dapat diperjual-belikan.

Secara terinci,jual beli surat berharga (bai’al dayn bi al dayn) dapat dibedakan

menjadi:

a. Penjualan kepada si pengutang (bai’al dayn lil madin, sale of debt to the

debtor), yang dapat dibedakan lagi menjadi:

Hutang yang pasti pembayarannya (confirmed, mustaqir).Bagi mashab

Hanbali dan Zahiri, transaksi ini boleh.

Hutang yang tidak pasti pembayarannya (unconfirmed,ghairu

mustaqir).Transaksi ini terlarang.

Page 26:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

b. Penjualan kepada pihak ketiga (bai’ al dayn lil ghairu madin, sale of debt to

third party) yang dapat dibedakan lagi menjadi empat pendapat:

Kebanyakan ulama mazhab Hanafi dan Syafi’I, beberapa ulama Hanbali dan

Zahiri secara tegas tidak membolehkan hal ini.

Ibnu Taimiyah membolehkannya bila utangnya adalah utang yang pasti

pembayarannya (confirmed, mustaqir).

Imam Suraji, Subki, dan Nawawi membolehkanya dengan tiga syarat.

Imam Anas bin Malik dan Zurqoni membolehkannya dengan delapan syarat.

Gambar 14. Bai’al-Dayn bi al-Dayn

Skema-skema pertukaran dapat diringkas menjadi matriks pertukaran sebagai

berikut.

Tabel 3. Matriks Pertukaran

Time

Object

Now for

now

Now for

deferred

Deferred

For deferred

‘Ayn for Ayn

‘Ayn for Dayn

Dayn for Dayn

×

Kecuali sharf

×

×

×

×

Ghair Mustaqir Haram

MustaqirHalal menurut Mazhab

Hanbali dam ZahiriBai’al-dayn lil Mad’in(Sale of Debt to the

Debtor

Page 27:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Matrik diatas memberikan panduan yang komprehensif bagi kita untuk dapat

menentukan halal-haramnya suatu transaksi pertukaran. Semua transaksi

pertukaran tangguh serah (deferred for deferred) diharamkan (kolom paling paling

kanan dari matriks). Demikian pula dengan semua pertukaran dayn dengan dayn

diharamkan (baris paling bawah dari matriks), dengan satu perkecualian yakni

sharf (pertukaran mata uang yang berbeda). Selain itu dua hal di atas, semua

transaksi pertukaran diperbolehkan.

C. TEORI PERCAMPURAN

Teori percampuran terdiri dari dua pilar pula, yaitu:

I. Objek percampuran; dan

II. Waktu percampuran.

I. Objek percampuran

Sebagaimana dalam teori pertukaran , fiqih juga membedakan dua jenis

objek percampuran, yaitu:

‘Ayn (real asset) berupa barang dan jasa.

Dayn (financial asset) berupa uang dan surat berharga.

II. Waktu percampuran

Dari segi waktunya, sebagaimana dalam teori pertukaran fiqih juga

membedakan dua waktu percampuran, yaitu:

Naqdan (Immediate delivery) yakni penyerahaan saat itu juga.

Ghairu naqdan (Deferred delivery) yakni penyerahaan kemudian.

Selanjutnya, dari segi objek percampurannya dapat diidentifikasi tiga jenis

percampuran, yaitu:

1. Percampuran real asset (‘ayn) dengan real asset (‘ayn)

Page 28:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

2. Percampuran real asset (‘ayn) dengan financial asset (dayn)

3. Percampuran financial asset (dayn) dengan financial asset (dayn)

Gambar di bawah ini memberikan ikhtisar mengenai pembagian teori

percampuran dan teori pertukaran dilihat dari objeknya dan juga

waktunya.Pada dasarnya, pembagian objek dan waktu dalam teori

percampuran sama dengan teori pertukaran.

Naqdan(Immediat

eDelivery)

‘Ayn

Dayn(Financial

Asset)

Waktu Pertukaran/percampura

n

ObjekPertukaran/percampura

n

Teori pertukaran/percampuran

Page 29:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

Gambar 15. Teori Pertukaran & Teori Percampuran

Dari segi waktunya, baik dalam teori percampuran maupun pertukaran,

dapat dibedakan menjadi dua: immediate delivery (naqdan, penyerahaan saat

itu juga), dan deffered delivery (muajjal, penyerahaan kemudian). Sementara

itu, dari segi objeknya, dalam teori ini dapat dibedakan menjadi dua pula:

‘ayn (real asset, barang dan jasa) dan dayn (financial asset, uang dan non-

uang).

1. Percampuran ‘Ayn dengan ‘Ayn

Percampuran antara ‘ayn dengan ‘ayn dapat terjadi, misalnya pada kasus

di mana ada seorang tukang kayu bekerja sama dengan tukang batu untuk

membangun sebuah rumah. Baik tukang kayu maupun tukang batu,

keduanya sama-sama menyumbangkan tenaga dan keahliannya (jasa) dan

mencampurkan jasa mereka berdua untuk membuat usaha bersama, yakni

membangun rumah. Dalam kasus ini, yang dicampurkan adalah ‘ayn

dengan ‘ayn. Tukang kayu menyumbangkan keahlian perkayuannya (jasa,

‘ayn), dan tukang batu menumbangkan keahlian membangunnya (jasa,

‘ayn). Bentuk percampuran seperti ini disebut syirkah ‘abdan.

2. Percampuran ‘Ayn dengan Sayn

Percampuran antara ‘ayn (real asset) dengan dyn (financial asset) dapat

‘Ayn

Page 30:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

mengambil beberapa bentuk, di antaranya sebagai berikut.

a. Syirkah Mudharabah

Dalam kasus ini, uang (financial asset) dicampurkan dengan

jasa/keahlian (real asset). Hal ini ketika ada seorang pemilik modal

(A) yang bertindak sebagai penyandang dana, memberikan sejumlah

dana tertentu untuk dipakai sebagai modal usaha kepada seseorang

yang memiliki kecakapan untuk berbisnis (B). di sini , Amemberikan

dayn (uang, financial asset), sementara B memberikan ‘ayn

(jasa/keahlian, real asset).

b. Syirkah wujuh

Dalam syirkah wujuh juga terjadi percampuran antara ‘ayn dengan

dayn. Dalam bentuk syirkah seperti ini, seorang penyandang dana

(A) memberikan sejumlah dana tertentu untuk dipakai sebagai modal

usaha, dan B menyumbangkan reputasi/nama baiknya.

3. Percampuran Ayn dengan Dayn

Percampuran antara dayn dengan dayn dapat mengambil beberapa

bentuk pula. Bila terjadi percampuran antara uang dengan uang dalam

jumlah yang sama (Rp X dengan Rp X), hal ini disebut syirkah

mufawadhah. Namun jumlah uang yang dicampurkan berbeda (Rp X

dengan Rp Y), hal ini disebut syirkah ‘inan. Percampuran dayn dengan

dayn dapat juga berupa kombinasi antarsurat berharga, misalkan saham PT

X digabungkan dengan PT Y, dan lain-lain.

Sebagaimana dalam teori pertukaran, maka dalam teori pencampuran

kita juga dapat membuat ringkasan yang dapat membantu kita menentukan

halal-haramnya transaksi-transaksi pencampuran. Ringkasan tersebut

diberikan dalam Matrik Pencampuran berikut.

Tabel 4. Matriks Percampuran

Time

Objek

Now for

now

Now for

deferred

Deferred

For deferred

‘Ayn + Ayn × ×

Page 31:    Web viewTidak sah (lengkap) akadnya. Gamabar berikut ini memberikan ringkasan mengenai penyebab dilarangnya transaksi. HARAM. Haram

‘Ayn + Dayn

Dayn + Dayn

×

×

×

×

Matrik diatas memberikan panduan yang komprehensif bagi kita untuk

dapat menentukan halal-haramnya suatu transaksi percampuran. Semua

transaksi percampuran tangguh serah (deferred for deferred dan now for

deffered) diharamkan (dua kolom paling kanan dari matriks). Yang

diperbolehkan hanyalah percampuran yang dilaksanakan secara

tunai/naqdan (now for now). Percampuran yang halal ini dapat dilihat pada

kolom kedua pada matrik diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman A. Karim. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Al-Qur’anul Karim