Top Banner
15

IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

Jun 20, 2018

Download

Documents

phunghuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah
Page 2: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

66

IV.1.2. Kondisi Geologi

IV.1.2.1. Geomorfologi dan Fisiografi

Berdasarkan pembagian fisiografi daerah Jawa Barat oleh Van Bemmellen (1949),

daerah selatan kaki lereng Gunung Tangkuban Perahu merupakan bagian dari

endapan erupsi vulkanik yang berasal dari braksi tufaan, lava, batu pasir,

konglomerat, tufa pasir, tufa berbatu apung. Keadaan morfologinya merupakan

lereng pegunungan vulkanik yang dibatasi bagian utara oleh Patahan lembang,

yang memanajang dari Panyadakan hingga Pulasari, di bagian selatan berbatasan

dengan landai lereng vulkanik Gunung Tangkuban Perahu antara Leuwi Gajah

hingga Cicaheum.

Lereng ini merupakan bagian dari lereng selatan kaki Gunung Tangkuban Perahu.

Lereng pegunungan Tangkuban Perahu bagian selatan ini mempunyai ketinggian

pada elevasi antara +700 mdpl hingga kira-kira +1200 mdpl. Pada lereng vulkanik

ini mengalir Sungai Cipujung, Sungai Cijugur, dan Sungai Cikapundung yang

semuanya mengalir ke Sungai Citarum. Sedangkan Sungai Cikondang, Sungai

Cipaneungah, dan Cikawari yang merupakan anak Sungai Cikapundung alirannya

dipengaruhi langsung oleh struktur sesar Lembang.

Daerah sekitar Rancabentang merupakan areal persawahan dan lahan kosong,

dengan tanaman padi, sebagian ditanami sayuran atau palawija. Daerah studi

merupakan bagian selatan dari lereng kaki Gunung Tangkuban Perahu, dengan

kemiringan lereng agak landai berkisar antara 50 - 70.

Sungai Cikapundung yang mengalir di tempat ini bermata air di muara Maribaya,

mengalir ke selatan untuk kemudian bermuara di Sungai Citarum di sekitar daerah

Dayeuh Kolot. Kemiringan lereng lembah sungai landai, berkisar antara 100 - 200,

sebagian memperlihatkan permukaan lereng termal dengan kemiringan lereng

antara 450 - 700, bagian yang mempunyai lereng terjal ada di tikungan sungai

bagian luar. Bentuk morfologi daerah studi aliran Sungai Cikapundung ini

memperlihatkan perkembangan sungai dewasa, kekuatan erosi vertical mulai

berkurang dan erosi horizontal meningkat agak besar, sehingga lereng dan

lembahnya membentuk huruf U. perbedaan tinggi antara bagian daratan yang

paling tinggi dengan lembah sungai yang paling dalam kira-kira 20 meter. Elevasi

Page 3: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

67

bagian yang paling tinggi dan yang paling rendah kira-kira antara +780 mdpl

hingga +760 mdpl.

IV.1.2.2. Sejarah dan Stratigrafi

Pada jaman Plestosen, 2 juta tahun yang lalu, kegiatan vulkanik di daerah utara

Bandung membentuk gunung api berukuran besar, dengan ukuran dasarnya

sebesar 20 Km dan ketinggiannya mencapai 3.000 meter. Kemudian mengalami

keruntuhan membentuk kaldera Gunung Sunda yang berukuran cukup besar,

berdiameter hingga kira-kira 7,5 kilometer dan terjadinya sesar lembang. Pada

Holosen, 11.000 tahun yang lalu, terjadi letusan pertama disebut sebagai Erupsi

Fasa A, lahir Gunung Tangkuban Perahu dan pengisian depresi Lembang. Pada

6.000 tahun letusan kedua disebut sebagai Erupsi Fasa B penyebarannya sampai

ke Ciumbeuleuit dan menyumbat aliran Sungai Citarum di Cimeta, sehingga

terbentuk Danau Bandung yang besar. Pada jaman tersebut, Danau Bandung ini

disebut Situ Hiang. Pada letusan ketiga, hampir seluruh daerah Bandung Purba

tertutup oleh abu vulkanik, terjadi penyayatan di Sanghyang Tikoro dan berakhir

di Situ Hiang, dengan sesar kedua di Gunung Burangrang dan sebelah utara

Tangkuban Perahu. Kemudian pada letusan ketiga yang disebut sebagai Erupsi

Fasa C terjadi aliran lava ke selatan melalui Cikapundung dan aliran lava ke utara

dalam jumlah yang massif. Kemudian diikuti sesar ketiga terjadi letusan berganti-

ganti arah barat dan timur, membentuk Kawah Pengguyangan Badak, Kawah

Ratu, Kawah Upas, dan Kawah Domas.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bandung (Direktorat Geologi, 2003), Daerah

Dago dan Sekitarnya mempunyai urutan stratigrafi sebagai berikut:

Tufa berbatu apung (Qyt), pasirtufaan, lapili, bom, lava berongga dan

kepingan andesit-basal padat bersudut dengan banyak bongkah-bongkah dan

pecahan-pecahan batu apung berasal dari Gunung Tangkuban Perahu dan

Gunung Tampomas.

Lava (Qyl), aliran lava muda, terutama dari Gunung tangkuban Perahu dan

Gunung Tampomas. Umumnya bersifat basal dan mengandung banyak

lubang-lubang gas.

Page 4: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

68

Tufa pasiran (Qyd) dan tufa berasal dari Gunung Dano dan Gunung

Tangkuban Perahu (erupsi C), tufa pasir coklat mengandung cristal-kristal

horblende yang kasar, lahar lapuk kemerahan, lapisan lapili dan breksi.

Breksi tufaan, lava, batu pasir, konglomerat, breksi bersifat andesit, basal,

lava, batu pasir tufaan dan konglomerat.

IV.1.2.3 Struktur Geologi

Struktur geologi di daerah ini adalah struktur sesar yang dikenal dengan nama

Sesar Lembang, memanjang dari barat (Panyadakan) ke timur menyambung

menyatu dengan kaldera Gunung Pulasari sepanjang kira-kira 25 kilometer,

memotong endapan lahar, lava, tufa. Sesar Lembang ini adalah jenis sesar normal

dengan bagian utara yang relatif turun. Menurut Koesmadinata sesar tersebut telah

tiga kali bergerak, yaitu pada jaman plestosen, dan holosen dua kali, yaitu 6.000

tahun yang lalu. Dan sesar tersebut bergerak sebanyak 2mm/tahun. Bulan Juni dan

Oktober 2003 Sesar Lembang tersebut mampu menimbulakan gempa bumi

dengan pusat gempa pada kedalaman 10 kilometer dan menimbulakan kerusakan

rumah penduduk di daerah Cihideung, Lembang.

IV.1.3. Topografi

Data topografi wilayah studi diambil dari Peta Rupa Bumi Sungai Cikapundung.

Wilayah DAS Ciapundung memiliki topografi yang beragam, bervariasi dari

datar, bergelombang, brbukit dan pegunungan yang berkisar pada ketinggian 650

meter sampai 2.076 meter di atas permukaan laut. Dan kemiringan lahannya pun

beragam dari datar sampai curam brkisar pada nilai kemiringan + 46% dari area

yang ada memiliki kmiringan kurang dari 15%.

IV.1.4. Tata Guna Lahan

Tata guna lahan pada DAS Cikapundung dapat dikatakan beragam dari daerah

permukiman, tegalan, hutan, perkebunanm, sawah, lahan kosong, dan lain-lain.

Sedangkan kondisi vegetasi penutup lahan pada DAS Cikapundung dapat

dibedakan menjadi vegetasi yang terdapat di dalam kawasan hutan dan yang

berada di luar hutan. Vegetasi penutup lahan di kawasan hutan di dominasi oleh

jenis pohon besar yang rata-rata telah berumur di atas 25 tahun dengan tumbuhan

Page 5: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

69

bawah yang cukup baik. Wilayah ini berada di kawasan Bandung Utara dengan

kemiringan lahan 25% sampai dengan 45%. Vegetasi penutup lahan di luar

kawasan hutan pada umumnya di dominasi oleh tanaman palawija dan sayuran.

Jenis tanaman seperti ini pada umumya memberikan perlindungan yang kecil

terhadap lahan. Kawasan seperti ini terdapat di Bandung Utara khususnya

kawasan Lembang dan Cisarua.

Kawasan Sub-DAS Cikapundung Hulu, yang terdiri dari kecamatan Lembang,

Cimenyan, Cidadpa, dan Cilengkrang penggunaan lahannya telah banyak beralih

fungsi dari lahan pertanian dan hutan menjadi lahan permukiman (BPLHD, 2001).

Hal ini mendorong terjadinya erosi dan penurunan kualitas air permukaan. Selain

kegiatan pengembangan permukiman, kegiatan pembukaan hutan yang tidak

terkendali akan mengakibatkan berkembangnya lahan-lahan kritis serta

mengurangi resapan air tanah sehingga menyebabkan terjadinya banjir dan

longsoran pada musim hujan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darsiharjo

(2004) sebagian besar (64,98%) penggunaan lahan sekarang di daerah hulu

Sungai Cikapundung tidak sesuai dengan tingkat kesesuaian lahannya.

Pemanfaatan tersebut menyebabkan terganggunya interaksi antara subsistem dan

manusia, yang akhirnya berdampak pada manusia terutama masyarakat yang

bermukim di bagian hilir sungai.

Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah

adanya tekanan laju penduduk yang diiringi meningkatnya kebutuhan hidup

masyarakat. Sub DAS Cikapundung apabila dibandingkan dengan Sub DAS

lainnya yang ada di dalam DAS Citarum Hulu mempunyai jumlah penduduk yang

paling banyak sebesar 46% dari jumlah total penduduk di DAS Citarum Hulu

Tahun 2001. Pada Gambar IV.2. dapat dilihat perubahan pola pemanfaatan lahan

di DAS Cikapundung Hulu lima tahunan dari tahun 1990 sampai dengan tahun

2005.

Page 6: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

70

Gambar IV.2. Pola pemanfaatan lahan di DAS Cikapundung Hulu pada tahun

1990, 1995, 2000 dan 2005 (diolah dari sumber data Dinas

Tarkim Prov. Jawa Barat)

IV.1.5. Kondisi Hidroklimatologi

Sungai Utama yang mengalir pada DAS Cikapundung adalah Sungai Cikapundug

yang merupakan anak Sungai Citarum Hulu. Sungai Cikapundung ini

membentang dari pegunungan sekitar Gunung Sanggera Desa Cibodas hingga

bermuara ke Sungai Citarum di Desa Andir, Kecamatan Dayeuh Kolot. Sumber

air utama Sungai Cikapundung berasal dari suplai air anak-anak sungai yang

berada di daerah Cigulung dan Maribaya, Mata Air Seke Gede, serta air terjun

Curug Dago. Panjang total Sungai Cikapundung + 39,07 km, dengan panjang

sungai yang melewati Kota Bandung + 15,5 km dan sepanjang 10,57 km

merupakan daerah permukiman padat.

Page 7: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

71

Kondisi iklim pada DAS Cikapundung sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim

pegunungan yang lembab dan sejuk. Kondisi tempratur di daerah ini tidak banyak

berubah setiap tahunnya. Untuk keperluan studi ini data hidroklimatologi

diperoleh pada stasiun pengamatan metorologi dan geofisika Bandung

menggunakan data pada tahun 2006. Data tersebut disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel IV.1. Kondisi hidroklimatologi DAS Cikapundung Hulu

No. Kondisi Hidroklimatologi Pengamatan

1. Temperatur rata-rata tahunan 19,5 o C

2. Temperatur minimum 15 o C

3. Temperatur maksimum 27 o C

4. Kelembaban udara rata-rata 82,5 %

5. Curah hujan 137,5 mm

6. Hari Hujan 13,8 hari

7. Penguapan (evapotranspirasi) 3,9 mm

8. Tekanan udara 875,7 mb

Sumber : BMG

IV4.1.6. Sistem Sungai Cikapundung

Sungai Cikapundung merupakan bagian dari sistem sungai daerah pengaliran

Sungai Citarum bagian hulu, yang mengalir dari utara ke selatan melalui Kota

Bandung dan bermuara di Sungai Citarum. Sungai Cikapundung memiliki

beberapa anak sungai, yaitu Sungai Cikukang, Sungai Cigulung, Cikawari, dan

Cikapundung Kolot, selain dua anak sungai kecil yaitu Sungai Cipaganti dan

Cipalasari, kedua anak sungai tersebut berfungsi sebagai saluran pembuang

(drainase kota).

Analisa neraca air adalah studi mengenai kesetimbangan antara kebutuhan air

dengan ketersediaan dalam periode waktu tertentu. Berdasarkan besarnya supply

air serta besarnya kebutuhan air yang ada dapat ditentukan besarnya

kesetimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Secara umum, pemanfaatan

Page 8: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

72

Suplesi S. Cipalasari

523 L/det

PAM Dago 600

930

PAM Dago

60 L/det

PLTA Dago Bengkok 3.440 L/det

DI Dago Pojok 760 L/det

Kolam

2.240 L/det

PLTA Dago Pojok

3.000 L/det

DI Bengkok Tangulan

440 L/det

Suplesi S. Cikapundung Kolot 500 L/det

Cikapundung Maribaya

S. Citarum

PAM Badak 180

740

Suplesi S. Cikapayang 1.500 L/det

Pabrik ES 500

WILAYAH STUDI

air sungai Cikapundung adalah untuk keperluan air minum (PDAM Pakar Dago

dan PDAM Badak Singa), PLTA (Pakar dan Cibengkok), irigasi dan

penggelontoran. Konfigurasi penggunaan air secara skematik di sepanjang Sungai

Cikapundung dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar IV. 3. Neraca pemanfaatan aliran Sungai Cikapundung

Perhitungan yang telah dilakukan oleh Niken dan Arwin (2008) berdasarkan

catatan historisnya, telah terjadi penurunan kapasitas aliran (debit rata-rata

maupun debit minimum) Sungai Cikapundung yang cukup signifikan yang terjadi

sejak tahun 1916 – 2006 seperti digambarkan dalam Gambar 1.1 memperlihatkan

bahwa aliran rata – rata tahunan di hulu Sungai Cikapundung mengalami

penurunan, dimana pada tahun 1916 rata-rata debit tahunan masih berkisar 3.500

Page 9: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

73

liter/detik, sedangkan dalam 10 tahun terakhir debit rata-rata tahunan menurun

sampai 500 – 2.000 liter/detik.

Gambar IV.4. Grafik penurunan aliran rata-rata tahunan Sungai Cikapundung

(pos pengukuran Maribaya) tahun 1916–2006 (sumber : Niken dan Arwin, 2008)

Gambar IV.5. Grafik penurunan aliran minimum tahunan Sungai Cikapundung

(pos pengukuran Maribaya) tahun 1916–2006 (sumber : Niken dan Arwin, 2008)

Sedangan di dalam Gambar 1.2 diberlihatkan penurunan debit minimum tahunan

dimana pada tahun 1916 debit minimum yang tersedia di Sungai Cikapundung

masih mampu mencapai 2.800 liter/detik, sedangkan pada dekade terakhir debit

minimum sangat kering pada bulan Agustus – Oktober hanya mencapai 400

liter/detik.

Deb

it r

ata-

rata

min

imum

(m

3/dt

) D

ebit

rat

a-ra

ta ta

huna

n (m

3/dt

)

Page 10: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

74

Kondisi tersebut di atas merupakan permasalahan terhadap keandalan penyediaan

air baku mengingat bila dilihat dari suplai (input) sistem di dalam daerah aliran

Sungai Cikapundung yang berupa curah hujan, intensitasnya relatif tetap seperti

diperlihatkan dalam data historis sebagaimana Gambar 1.3 berikut ini

Gambar IV.6. Grafik hujan wilayah tahunan DAS Cikapundung

tahun 1916 – 2006 (sumber : Niken dan Arwin, 2008)

Jika jumlah hujan yang jatuh di DAS Cikapundung Hulu tidak banyak mangalami

perubahan (dalam hal ini penurunan), maka dapat dikatakan bahwa input ke dalam

sistem DAS Cikapundung tersebut adalah tetap, dan apabila yang terjadi adalah

berkurangnya aliran air pada Sungai Cikapundung maka dapat diindikasikan telah

terjadi perubahan (pergeseran) kesetimbangan (neraca) air pada sistem DAS

Cikapundung Hulu. Hal tersebut diperkuat dengan adanya kenyataan bahwa debit

maksimum Sungai Cikapundung Hulu yang semakin membesar dari tahun 1916 –

2006 sebagaimana digambarkan di dalam Gambar 1.4.

Aliran debit maksimum yang membesar dengan input (berupa curah hujan) yang

relatif tetap menandakan telah terjadinya pergeseran pada unsur-unsur di dalam

sistem DAS Cikapundung Hulu, yang dalam hal ini diindikasikan adanya

peningkatan jumlah limpasan air hujan (surface runoff) sebagai akibat terjadinya

perubahan/alih fungsi lahan yang tidak terkendali terutama di daerah tangkapan

air (catchment area) DAS Cikapundung Hulu, dan penurunan infiltrasi air hujan

ke dalam tanah (subsurface runoff). Tingginya surface runoff tersebut

menimbulkan ancaman erosi, tanah longsor, sedimentasi ke dalam badan-badan

air dan juga bahaya banjir, sedangkan menurunnya subsurface runoff

Page 11: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

75

menimbulkan berkurangnya aliran dasar (base flow) yang sangat diandalkan

menjadi sumber aliran sungai.

Gambar IV.7. Grafik aliran maksimum Sungai Cikapundung tahun 1916 – 2006

(sumber : Niken dan Arwin, 2008)

IV.2. Kondisi Kependudukan DAS Cikapundung Hulu

DAS Cikapundung Hulu merupakan wilayah yang meskipun didominasi oleh

kawasan hutan dan perdesaan namun karena posisinya yang merupakan bagian

dari salah satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional yaitu kawasan Cekungan

Bandung, maka perkembangan sosial yang dalam hal ini adalah kependudukan,

serta perkembangan ekonomi di wilayah tersebut sangat dipengaruhi oleh pola

perkebangan sosial dan ekonomi yang menjadi ciri kawasan perkotaan. Terlebih

pada dua dekade terakhir ini dimana Kawasan Cikapundung Hulu yang

merupakan kawasan dataran tinggi menjadi salah satu pilihan utama dalam

pengembangan kawasan permukiman untuk memenuhi kebutuhan penduduk

Kawasan Cekungan Bandung. Hal tersebut karena di wilayah DAS Cikapundung

Hulu kualitas udaranya masih sangat baik, air tanah yang cukup tersedia dari sis

kualitas maupun kuantitas, serta memberikan nilai lebih pada pemandangan (view)

yang indah sehingga memberikan daya tarik yang sangat tinggi sebagai kawasan

permukiman. Oleh karena itu di dalam penelitian ini pembahasan masalah

kependudukan da ekonomi di wilayah DAS Cikapundung Hulu tidak dapat

Deb

it m

aksi

mum

(m

3/dt

)

Page 12: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

76

dilepaskan dari kondisi keperndudukan dan ekonomi Kawasan Cekungan

Bandung.

Jumlah penduduk di Cekungan Bandung menunjukkan kecenderungan

peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1980, jumlah penduduk di Cekungan

Bandung mencapai 4,1 juta jiwa sementara dalam dekade 1980 - 1990, jumlah

penduduk bertambah lebih dari seperempatnya menjadi 5,3 juta jiwa. Pada

periode 1990 - 2000 pertambahan penduduk mencapai sekitar 10 % menjadi 6,3

juta jiwa. Perkembangan penduduk Cekungan Bandung dalam dua dekade

terakhir diperlihatkan pada Tabel 4.1.

Tabel IV.2. Perkembangan penduduk di Cekungan Bandung

Tahun Jumlah Penduduk Laju pertumbuhan (jiwa) (%/tahun)

1980 4,130,607 1)

1990 5,258,247 1) 2.7%

1995 5,739,353 2) 1.8%

2000 6,294,346 3) 1.9%

2005 7,073,527 4) 2.5%

catatan :

1) Berdasarkan sensus penduduk 2) Berdasarkan Supas '95 3) Berdasarkan sensus penduduk 4) Berdasarkan Suseda 2005

Faktor migrasi dipandang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap

pertumbuhan penduduk perkotaan. Sampai tahun 2000, sekitar 10.6 % dari jumlah

penduduk di Cekungan Bandung terdiri dari penduduk migran. Proses migrasi

berkaitan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi di sektor industri dan jasa, yang

pada gilirannya menarik tenaga kerja dari luar wilayah. Berdasarkan lapangan

pekerjaan, penduduk migran tersebut terkonsentrasi di sektor industri,

perdagangan dan jasa. Penyerapan tenaga kerja migran pada ketiga lapangan

pekerjaan tersebut adalah 20% di sektor industri, 30% di sektor jasa dan

perdagangan.

Page 13: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

77

Sedangkan untuk penduduk di DAS Cikapundung Hulu karena merupakan bagian

dari Cekungan Bandung maka dinamika penduduknya pun sangat dipengaruhi

oleh dinamika penduduk Cekungan Bandung bahkan jauh lebih cepat. Pada tahun

1990, jumlah penduduk di DAS Cikapundung Hulu 204.172 jiwa, sementara

hanya dalam jangka waktu 15 tahun (tahun 2005) jumlah penduduk telah

bertambah lebih dari setengahnya (59%) atau menjadi 324.869 jiwa..

Perkembangan penduduk DAS Cikapundung Hulu dalam 15 tahun terakhir

diperlihatkan pada Tabel 4.2.

Tabel IV.3. Perkembangan penduduk di DAS Cikapundung Hulu

Tahun Jumlah Penduduk Laju pertumbuhan (jiwa) (% /tahun)

1990 204.172

1995 231.691 2,7 %

2000 294.535 5,4 %

2005 324.869 2.1 %

Sumber BPS

Pada Gambar IV.8 dan Gambar IV.9 diperlihatkan grafik pertumbuhan penduduk

yang terjadi pada Kawasan Cekungan Bandung dan DAS Cikapundung Hulu

selama kurun waktu 15 tahun dari tahn 1990 sampai dengan 2005.

Gambar IV.8. Pertumbuhan penduduk Kawasan Cekungan Bandung tahun

1990 - 2005 (diolah dari sumber data BPS Prov. Jawa Barat)

Page 14: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

78

Gambar IV.9. Pertumbuhan penduduk DAS Cikapundung Hulu tahun 1990 -

2005 (diolah dari sumber data BPS Prov. Jawa Barat)

IV.3. Perkembangan Output Produksi Regional

Dalam perjalanannya, kondisi ekonomi regional di Cekungan Bandung, termasuk

di dalamnya Kawasan DAS Cikapundung Hulu, mengalami perkembangan yang

dinamis. Terdapat masa-masa dimana ekonomi mengalami pertumbuhan positif

dan masa resesi. Sampai dengan tahun 1996, perekonomian wilayah mengalami

pertumbuhan positif dari tahun ke tahun. Namun pada saat krisis ekonomi tahun

1996 mulai berlangsung, ekonomi wilayah mengalami kontraksi dengan

pertumbuhan negatif sampai dengan -18%. Selama krisis berlangsung, investasi

baik pada sektor industri, perdagangan maupun jasa pada umumnya mengalami

penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.

Pasca krisis ekonomi, perkembangan output produksi perekonomian di Cekungan

Bandung pulih dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004,

output produksi PDRB (berdasarkan harga konstan) tercatat Rp. 18,26 triliun,

meningkat menjadi Rp. 20,55 triliun pada tahun 2005. Aktivitas sektor industri,

jasa dan perdagangan memegang peranan yang cukup dominan dalam kegiatan

perekomian di Cekungan Bandung. Dibandingkan dengan sektor perekonomian

lainnya, kontribusi sektor industri, jasa dan perdagangan masih mendominasi

output produksi yang dihasilkan oleh aktivitas ekonomi, yaitu mencapai 90 % dari

total PDRB sektor produksi atau sebesar 17,6 triliun rupiah pada tahun 2005.

Page 15: IV.1.2. Kondisi Geologi - digilib.itb.ac.id · Faktor yang mendorong berubahnya fungsi lahan tersebut diantaranya adalah adanya tekanan laju penduduk yang ... Analisa neraca air adalah

79

Pertumbuhan ekonomi di Cekungan Bandung didorong oleh investasi kapital yang

berperan di dalam mengakumulasi stok kapital dan tenaga kerja. Sektor industri

masih menjadi tujuan utama investasi. Pada tahun 2004, investasi di sektor

industri mencapai 43% dari keseluruhan investasi, sementara sektor yang lain

hanya menyerap investasi sebesar 4,3%.

Investasi kapital ke dalam sektor-sektor produksi membangkitkan penyerapan

tenaga kerja. Investasi pada tiap-tiap sektor produksi memiliki bangkitan

penyerapan tenaga kerja yang berbeda satu dan lainnya. Untuk sektor industri,

setiap nilai investasi Rp. 1 triliun membangkitkan penyerapan tenaga kerja 15.000

orang. Sedangkan untuk sektor jasa dan perdagangan, setiap nilai investasi Rp. 1

triliun membangkitkan penyerapan tenaga kerja 26.500 orang.