IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Perusahaan Carrefour Perusahaan Carrefour diciptakan di Perancis pada tahun 1959. Carrefour hypermarket pertama dibuka pada tahun 1963, di Sainte- Genevieve-des-bois. Pada tahun 1999, bergabung dengan Promodes Carrefour, dan menjadi pemimpin bisnis ritel di Eropa, perusahaan terbesar kedua di seluruh dunia. Selama 40 tahun, Carrefour telah tumbuh menjadi salah satu terkemuka di dunia kelompok distribusi, di dunia pengecer, dan di Eropa. Saat ini Carrefour mengoperasikan empat format toko utama yaitu: hypermarket, supermarket, toko diskon dan kenyamanan. Grup Carrefour saat ini memiliki lebih dari 12.500 toko, perusahaan, baik yang dioperasikan atau waralaba. Carrefour saat ini beroperasi di tiga pasar utama yaitu: Eropa, Amerika Latin dan Asia. Dengan hadir di 29 negara, lebih dari 52 persen omzet Carrefour berasal dari luar Perancis. Carrefour melihat potensi kuat untuk pertumbuhan internasional lebih lanjut di masa depan, terutama di pasar nasional besar seperti Cina, Brasil, Indonesia, Polandia dan Turki. Di manapun berada, Carrefour selalu secara aktif berkomitmen untuk mempromosikan pembangunan ekonomi lokal. Karena kegiatan eceran di Carrefour berhubungan dengan konsumen secara langsung, maka perekrutan lokal Carrefour secara konsisten menekankan pada pelatihan manajemen dan staf pada pekerjaan di mana pun mereka bekerja. Biasanya, kelompok Carrefour akan menjadi salah satu perusahaan swasta terkemuka di setiap negara dimana perusahaan beroperasi. Kelompok Carrefour di negara-negara seperti Brazil, Argentina, Kolombia, Italia dan Yunani berupaya untuk mendukung pemasok lokal, dengan 90-95 persen produk pada rak-rak bersumber secara lokal, tergantung pada negara. 4.2. Visi dan Misi Perusahaan Carrefour Sebagai salah satu perusahaan terkemuka di dunia, tentunya Carrefour mempunyai visi dan misi agar perusahaan memiliki tujuan yang jelas dan
47
Embed
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Perusahaan Carrefour · c. Carrefour Solo Baru d. Carrefour Solo Pabelan e. Carrefour Jember f. Carrefour Kalimas Surabaya ... peralatan rumah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
42
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Perusahaan Carrefour
Perusahaan Carrefour diciptakan di Perancis pada tahun 1959.
Carrefour hypermarket pertama dibuka pada tahun 1963, di Sainte-
Genevieve-des-bois. Pada tahun 1999, bergabung dengan Promodes
Carrefour, dan menjadi pemimpin bisnis ritel di Eropa, perusahaan terbesar
kedua di seluruh dunia. Selama 40 tahun, Carrefour telah tumbuh menjadi
salah satu terkemuka di dunia kelompok distribusi, di dunia pengecer, dan di
Eropa. Saat ini Carrefour mengoperasikan empat format toko utama yaitu:
hypermarket, supermarket, toko diskon dan kenyamanan. Grup Carrefour
saat ini memiliki lebih dari 12.500 toko, perusahaan, baik yang dioperasikan
atau waralaba.
Carrefour saat ini beroperasi di tiga pasar utama yaitu: Eropa,
Amerika Latin dan Asia. Dengan hadir di 29 negara, lebih dari 52 persen
omzet Carrefour berasal dari luar Perancis. Carrefour melihat potensi kuat
untuk pertumbuhan internasional lebih lanjut di masa depan, terutama di
pasar nasional besar seperti Cina, Brasil, Indonesia, Polandia dan Turki. Di
manapun berada, Carrefour selalu secara aktif berkomitmen untuk
mempromosikan pembangunan ekonomi lokal. Karena kegiatan eceran di
Carrefour berhubungan dengan konsumen secara langsung, maka perekrutan
lokal Carrefour secara konsisten menekankan pada pelatihan manajemen dan
staf pada pekerjaan di mana pun mereka bekerja.
Biasanya, kelompok Carrefour akan menjadi salah satu perusahaan
swasta terkemuka di setiap negara dimana perusahaan beroperasi. Kelompok
Carrefour di negara-negara seperti Brazil, Argentina, Kolombia, Italia dan
Yunani berupaya untuk mendukung pemasok lokal, dengan 90-95 persen
produk pada rak-rak bersumber secara lokal, tergantung pada negara.
4.2. Visi dan Misi Perusahaan Carrefour
Sebagai salah satu perusahaan terkemuka di dunia, tentunya Carrefour
mempunyai visi dan misi agar perusahaan memiliki tujuan yang jelas dan
43
terarah. Visi yang dimiliki Carrefour hypermarket adalah “Dikenal dan
dicintai karena membantu pelanggan dan konsumen untuk menikmati
kualitas hidup yang lebih baik setiap hari.” Misi yang dimiliki Carrefour
hypermarket adalah “Menjadi retail pilihan Indonesia pada tahun 2012.”
Carrefour hypermarket juga mempunyai slogan yaitu “Untuk Hidup yang
Lebih Baik.”
Carrefour berpegang pada tiga pilar utama yang berfokus pada
konsumen, yang diyakini akan dapat membuat Carrefour menjadi pilihan
tempat belanja bagi para konsumen Indonesia. Ketiga pilar utama tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Harga yang bersaing
2. Pilihan yang lengkap
3. Pelayanan yang memuaskan
4.3. Sejarah dan Perkembangan Carrefour di Indonesia
Carrefour Indonesia memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan
Oktober 1998 dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih. Pada saat
yang sama, Continent, juga sebuah paserba dari Perancis, membuka unit
pertamanya di Pasar Festival. Pada penghujung 1999, Carrefour dan
Promodes (Induk perusahaan Continent) sepakat untuk melakukan
penggabungan atas semua usahanya di seluruh dunia. Penggabungan ini
membentuk suatu grup usaha ritel terbesar kedua di dunia dengan memakai
nama Carrefour. Dengan terbentuknya Carrefour baru ini, maka segala
sumber daya yang dimiliki kedua group tadi menjadi difokuskan untuk lebih
memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Penggabungan ini
memungkinkan untuk meningkatkan kinerja paserba, mendapat manfaat dari
keahlian karyawan-karyawan Carrefour di Indonesia dan di dunia, dan
mengantisipasi terjadinya evolusi ritel dalam skala nasional dan global.
Pada bulan Januari 2008 PT.Carrefour Indonesia berhasil
menyelesaikan proses akuisisi terhadap PT. Alfa Retailindo Tbk. Carrefour
Indonesia memiliki lebih dari 60 gerai yang tersebar di Jakarta, Bandung,
Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Medan, Palembang dan
44
Makasar yang didukung lebih dari 11.000 karyawan profesional yang siap
untuk melayani para konsumen.
Carrefour Indonesia berkomitmen untuk memberikan peluang yang
lebih besar bagi pemasok skala kecil untuk menjual produknya di setiap
gerai Carrefour yang ada di Indonesia. Komitmen Carrefour pada usaha
kecil yaitu dengan memberikan rencana pengembangan usaha bagi pemasok
skala tersebut dalam kurun waktu 1 hingga 2 tahun. Selain itu Carrefour
memberikan kelonggaran biaya syarat perdagangan (trading term).
Konsep paserba merupakan konsep perdagangan eceran yang
diciptakan oleh Carrefour yang dirancang untuk memuaskan para konsumen.
Di Indonesia, terutama di Jakarta, Carrefour dengan cepat menjadi suatu
tempat belanja pilihan bagi seluruh keluarga. Kemudian ditambah dengan
adanya fasilitas-fasilitas pelengkap seperti snack corner, food court, parkir
gratis di paserba-paserba tertentu, bahkan dengan adanya garansi harga dan
garansi kualitas, maka paserba Carrefour benar-benar merupakan tempat
belanja keluarga.
Carrefour telah memiliki banyak gerai yang tersebar hampir diseluruh
kota di Indonesia. Salah satunya adalah gerai Carrefour yang terletak di
Lebak Bulus, Jakarta Selatan yang dijadikan tempat penelitian kali ini.
Carrefour hypermarket Lebak Bulus, Jakarta Selatan didirikan tanggal 12
September 2001. Carrefour hypermarket Lebak Bulus memiliki luas area
sebesar 9.637 m2. Carrefour hypermarket Lebak Bulus merupakan gerai
yang memiliki tingkat penjualan atau omzet terbesar dibandingkan dengan
gerai-gerai Carrefour wilayah lainnya di Indonesia. Kantor pusat Carrefour
Indonesia juga terletak pada lokasi tersebut atau satu gedung dengan gerai
Carrefour Lebak Bulus tersebut. Selengkapnya mengenai lokasi-lokasi
Carrefour di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
45
Tabel 1. Lokasi gerai Carrefour di Indonesia, 2008 Kota Lokasi
1. Jakarta Raya a. Carrefour Mangga Dua b. Carrefour MT Haryono c. Carrefour Lebak Bulus d. Carrefour Cempaka Putih e. Carrefour Cempaka Mas f. Carrefour Cikarang g. Carrefour Kelapa Gading h. Carrefour Cakung i. Carrefour Buaran j. Carrefour Puri Indah k. Carrefour Pluit Mega Mall l. Carrefour Duta Merlin m. Carrefour Permata Hijau n. Carrefour Ambassador o. Carrefour Taman Palem p. Carrefour Kramat Jati q. Carrefour Taman Mini r. Carrefour Cibinong s. Carrefour Daan Mogot t. Carrefour Depok u. Carrefour Ratu Plaza v. Carrefour Sunter w. Carrefour Pasar Minggu x. Carrefour Blok-M y. Carrefour Emporium Pluit Mall z. Carrefour Central Park
2. Tangerang
a. Carrefour Bumi Serpong Damai b. Carrefour Cikokol Tangerang c. Carrefour Ciledug Tangerang d. Carrefour Bintaro Tangerang e. Carrefour Ciputat Tangerang
3. Bekasi
a. Carrefour Bekasi Square b. Carrefour Blue Mall Bekasi c. Carrefour Harapan Indah Bekasi d. Carrefour Juanda Bekasi
4. Bandung
a. Carrefour Sukajadi Bandung b. Carrefour Kiara Condong c. Carrefour Braga Bandung d. Carrefour Molis Bandung
5. Sumatra
a. Carrefour Medan Fair b. Carrefour Palembang Square c. Carrefour Citra Garden Medan
6. Sulawesi
a. Carrefour Panakukkang Makassar b. Carrefour Pengayoman Makassar c. Carrefour Tamalanrea Makassar
46
Lanjutan Tabel 1. Lokasi gerai Carrefour di Indonesia, 2008 Kota Lokasi
7. Jawa & Bali
a. Carrefour Cirebon b. Carrefour Semarang c. Carrefour Solo Baru d. Carrefour Solo Pabelan e. Carrefour Jember f. Carrefour Kalimas Surabaya g. Carrefour Plaza Ambarukmo h. Carrefour Maguwoharjo Yogyakarta i. Carrefour ITC Surabaya j. Carrefour Rungkut k. Carrefour Golden City Surabaya l. Carrefour Bubutan Junction SBY m. Carrefour A. Yani Surabaya n. Carrefour Dukuh Kupang Surabaya o. Carrefour Madiun p. Carrefour Denpasar Bali q. Carrefour Imam Bonjol Denpasar r. Carrefour Gunung Agung Denpasar s. Carrefour Karawang t. Carrefour Serang
Sumber: www.carrefour.com
4.4. Struktur Organisasi
Perusahaan Carrefour dalan melaksanakan kegiatannya ini berada di
bawah pengawasan langsung seorang Presiden Direktur. Presiden Direktur
ini membawahi Finance Direktur, Merchandise Direktur, Operation
Direktur, Asset and Development Direktur, HRD (Human Resource
Development) Direktur, Corporate Affairs Direktur, dan Security Direktur.
Corporate Affairs Direktur membawahi Internal Communication Manager
dan External Communication Manager.
Merchandise Direktur membawahi lima divisi yaitu: Grocery, Fresh,
Bazaar, Appliance, dan Textile. Kelima divisi tersebut membawahi buyer.
Kemudian buyer membawahi junior buyer. Junior buyer tersebut
membawahi admin selaku staf. Operation Direktur membawahi Store
Manager. Store Manager tersebut mengawasi dan membawahi kelima divisi
manajer. Masing-masing divisi tersebut memiliki sales manager yang
membawahi team leader. Team leader tersebut membawahi staf.
47
Adapun tugas dari masing-masing bagian adalah:
a. Finance: melakukan pembayaran ke supplier dan pendanaan ke toko
Carrefour hypermarket.
b. Merchandise: melakukan negosiasi harga antara buyer dengan supplier
dan mendapatkan bentuk promosi yang lebih bagus dibandingkan
dengan kompetitor.
c. Operation: bertanggung jawab atas kegiatan operasi atau penjualan yang
dilakukan toko Carrefour hypermarket dan membawahi Store Manager.
Store Manager bertugas untuk memimpin, memonitor, dan mengatur
seluruh kegiatan operasi gerai Carrefour hypermarket. Store manager
membawahi dan mengawasi kelima divisi manajer yaitu divisi grocery,
fresh, bazaar, appliance, dan textile. Masing-masing divisi manajer
tersebut membawahi sales manager. Sales manager tersebut
bertanggung jawab untuk memberikan report kegiatan penjualan kepada
divisi manajernya. Sales manager juga bertugas mendisplay produk-
produk baru dan regular, melakukan quality control, dan penataan
barang. Sales manager membawahi team leader. Team leader tersebut
lebih sering berada di lapang atau di gerai Carrefour untuk memimpin
dan mengawasi langsung kerja dari tim-tim yang telah dibentuk dan para
staf.
a. Asset and Development: melakukan survey toko, mengurusi masalah
ekspansi toko dan melakukan berbagai instruksi untuk toko.
b. HRD (Human Resource Development): mengatur segala hal yang
berhubungan dengan karyawan , seperti mengontrol keluar masuknya
karyawan, absensi, cuti, dan keterlambatan karyawan.
c. Corporate Affairs: bertugas sebagai PR (Public Relation) untuk
membangun komunikasi dengan berbagai pihak baik secara internal
maupun eksternal (dengan pihak media, pemerintah, ataupun institusi
lainnya). Selain itu Corporate Affairs juga melakukan program yang
berbasis CSR (Corporate Social Responsibility) seperti: membantu para
pelaku UKM dan melakukan bakti sosial.
48
• Internal Communication Manager: menciptakan komunikasi yang
efektif secara internal.
• External Communication Manager: menciptakan komunikasi yang
efektif dengan pihak media.
d. Security: Bertanggung jawab atas keamanan Toko.
Gambar 4. Struktur organisasi Carrefour
Presiden Direktur
Finance Dir.
Asset and
Development Dir.
HRD Dir.
Merchandise Dir.
Corporate Affairs
Dir.
Security Dir
Divisi Grocery manager,
Fresh manager, Bazaar
manager, Appliance manager,
and Textile
manager
Buyer
Operation Dir.
Junior Buyer
Admin
Store manager
Sales manager
Divisi manager
Team Leader
Staf
Internal Communication
Manager
External Communication
Manager
49
4.5. Gambaran Produk di Carrefour
Carrefour hypermarket merupakan usaha retail yang menyediakan
berbagai jenis produk, mulai dari produk jenis makanan dan minuman,
pakaian, peralatan rumah tangga, peralatan olah raga, hingga elektronik.
Secara umum, produk yang dijual di Carrefour hypermarket digolongkan
kedalam lima kelompok, yaitu Grocery, Fresh, Bazaar, Appliance, dan
Textile. Pengelompokkan ini dilakukan untuk memudahkan dalam
mengelola produk dan untuk memudahkan konsumen dalam mencari serta
memilih produk yang akan dibeli.
Produk yang termasuk kedalam kelompok Grocery merupakan
produk kebutuhan sehari-hari. Produk-produk tersebut diantaranya:
1. Food (misalnya: sembako)
2. Dry grocery (makanan kering)
3. Cleaning (misalnya: peralatan mandi)
4. Kosmetik
5. Nugget kemasan dan keju
Produk-produk yang termasuk kedalam kelompok Fresh merupakan
produk-produk yang memiliki masa segar cukup singkat. Produk-produk
tersebut diantaranya:
1. Jajanan pasar
2. Ikan
3. Makanan siap saji
4. Buah dan sayuran
5. Daging, ayam, dan nugget curah
6. Bakery
Produk-produk yang termasuk kedalam kelompok Bazaar merupakan
produk-produk kebutuhan rumah tangga. Produk-produk tersebut
diantaranya:
1. Stationaery and culture (misalnya: alat tulis)
2. Produk rumah tangga (misalnya: sapu)
3. Gardening (peralatan kebun)
4. Sport (alat olah raga)
50
Produk-produk yang termasuk kedalam kelompok Appliance
merupakan produk-produk elektronik. Produk-produk tersebut diantaranya:
1. Small appliances: alat-alat rumah tangga yang tergolong kecil, misalnya:
sertika dan microwave.
2. Big appliances: alat-alat rumah tangga yang tergolong besar, misalnya:
mesin cuci dan kulkas.
3. Komputer
4. Hifi (misalnya: VCD, LCD, dan televisi)
Produk-produk yang termasuk kedalam kelompok Textile merupakan
produk-produk pakaian. Produk-produk tersebut diantaranya:
1. Pakaian bayi dan anak
2. Pakaian pria dewasa
3. Pakaian wanita dewasa
4. Pakaian dalam
5. Sepatu
Ketersediaan produk juga menjadi perhatian pihak Carrefour
hypermarket Lebak Bulus dan untuk menjamin produk. Maka pihak
Carrefour hypermarket Lebak Bulus memiliki bagian merchandising yang
bertugas melakukan kesepakatan-kesepakatan dengan pihak supplier
(pemasok) untuk menjamin persediaan aman. Bagian merchandising juga
melakukan tugas untuk menentukan pemasok yang akan dipilih dengan
menggunakan kriteria ketepatan waktu pasokan dan juga kualitas. Selain
memperoleh produk dari pemasok, Carrefour juga menjual produk dengan
private label dimana produk tersebut menggunakan merek Carrefour PM
(Paling Murah) yang dijual dengan harga yang murah dan tentunya dengan
memperhatikan aspek kualitas.
4.6. Penerapan Promosi Penjualan di Dalam Toko (Free Sample, Bonus Pack, In-Store Display, Purchase With Purchase, dan Price Discount) Carrefour Hypermarket Lebak Bulus
Promosi penjualan di dalam toko yang dilakukan Carrefour
hypermarket Lebak Bulus bertujuan untuk menarik minat konsumen
terhadap suatu produk. Promosi penjualan di dalam toko dapat menjadi
51
stimulus bagi konsumen dan dapat merangsang niat atau bahkan tindakan
untuk membeli suatu produk walaupun tidak direncanakan sebelumnya.
Bentuk-bentuk promosi penjualan di dalam toko yang diteliti dalam
penelitian ini, yaitu free sample, bonus pack, in-store display, purchase with
purchase, dan price discount. Pihak Carrefour hypermarket Lebak Bulus
pada saat penelitian ini dilakukan juga mengadakan kelima bentuk-bentuk
promosi tersebut. Kelima bentuk promosi penjualan tersebut dilakukan
Carrefour hypermarket Lebak Bulus dan biasanya diinformasikan kepada
konsumen melalui katalog yang disediakan dan dibagikan kepada konsumen
sebelum memasuki toko atau dapat juga diinformasikan langsung di dalam
toko pada saat konsumen sedang berbelanja.
Promosi penjualan di dalam toko yang dilakukan di Carrefour
hypermarket Lebak Bulus biasanya berdasarkan permintaan perusahaan
supplier ataupun promosi yang dilakukan oleh Carrefour hypermarket
sendiri. Carrefour hypermarket Lebak Bulus dapat memanfaatkan promosi-
promosi yang dilakukan oleh perusahaan supplier, tetapi Carrefour
hypermarket Lebak Bulus juga tetap harus merancang kegiatan promosi
penjualan di dalam toko khususnya untuk merek-merek produk yang
perusahaan pemasoknya tidak mengajukan program promosi penjualan di
calam toko. Contoh-contoh produk yang manawarkan kelima bentuk
promosi penjualan di dalam toko (free sample, bonus pack, in-store display,
purchase with purchase, dan price discount) pada saat dilakukan penelitian
di Carrefour hypermarket Lebak Bulus diantaranya:
1. Free Sample, pada saat dilakukan penelitian, kraft mengeluarkan varian
baru yaitu KejuCake dan membagi-bagikan sampel atau contoh
produknya kepada konsumen secara gratis. Biasanya pembagian sapel
gratis ini menggunakan pramuniaga atau SPG (Sales Promotion Girl).
2. Bonus Pack, pada bulan Juni sampai Juli 2010, Carrefour hypermarket
mempunyai tema “Back to School” karena mengingat liburan sekolah
akan segera berakhir dan banyak konsumen yang memerlukan berbagai
macam produk untuk keperluan masuk sekolah. Oleh karena itu,
Carrefour hypermarket Lebak Bulus menyediakan berbagai macam
52
produk yang menunjang kebutuhan untuk sekolah dan tentunya terdapat
beberapa produk yang menawarkan promosi bonus pack. Salah satu
contohnya adalah apabila konsumen membeli satu produk Kenko
penggaris baja, maka konsumen akan mendapatkan satu produk yang
serupa atau sama secara gratis. Promosi pembelian ini disebut dengan
istilah “beli satu gratis satu” atau “buy one get one”. Promosi ini
dilakukan selama tanggal 16 Juni sampai 13 Juli 2010. Produk sisi Hilo
juga menawarkan promosi bonus pack yaitu apabila membeli susu Hilo
Active rasa cokelat kotak 750 gram, maka akan konsumen akan
mendapatkan bonus produk Nutrisari Fruit and Vegetable kotak 1 L.
Promosi ini dilakukan selama tanggala 16-29 Juni 2010. Selain itu
terdapat pula apabila konsumen membeli dua buah produk lampu PM
(Paling Murah) merek Carrefour untuk semua watt, maka akan
mendapatkan gratis satu buah produk yang sama. Promosi pembelian ini
disebut dengan istilah “beli dua gratis satu” atau “buy two get one”.
Promosi ini dilakukan selama tanggal 5-18 Mei 2010.
3. In-store Display, contohnya: produk kosmetik Maybelline, Sariayu, dan
Olay mempunyai rak khusus yang menarik yang sediakan oleh supplier
atau perusahaan produk sendiri. Coca-cola juga menyediakan freezer
sendiri yang diletakkan di dekat kasir. Selain itu Dancow juga
menyediakan stand khusus yang dilengkapi dengan dengan audiovisual
display yang menayangkan iklan atau informasi dari produk Dancow
tersebut. Lamanya pemakaian atau penyediaan in-store display yang
menartik seperti ini biasanya tergantung dari kesepakatan antara pihak
Crrefour hypermarket Lebak Bulus sendiri dengan pihak supplier.
4. Purchase with Purchase, contohnya: untuk pembelian pertama produk
susu Entrasol Gold Plain kotak 370 gram dengan harga normal, maka
konsumen dapat melakukan pembelian kedua untuk produk yang sama
dengan harga yang didiskon 30 persen. Selain itu terdapat pula produk
lainnya yang menawarkan promosi purchase with purchase ini yaitu
produk Mama Lemon. Jika konsumen melakukan pembelian pertama
untuk produk Mama Lemon cairan pencuci piring semua jenis Refill
53
Pouch 800 ml dengan harga normal, maka konsumen dapat melakukan
pembelian kedua untuk produk yang sama dengan harga yang didiskon
30 persen Promosi ini dilakukan selama tanggal 5-18 Mei 2010.
5. Price Discount, contohnya: untuk semua produk beras Rojo Lele Dumbo
dan Istana Bangkok harganya didiskon 15 persen. Promosi ini dilakukan
selama tanggal 2-15 Juni 2010. Selain itu, produk Sari Ayu kapas
kecantikan bungkus 50 gram juga menawarkan diskon harga sebesar 20
persen.
Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan di dalam toko dapat
dilakukan dengan menggunakan bantuan pramuniaga atau SPG. SPG
tersebut biasanya dikirim oleh pihak supplier untuk bertugas
mempromosikan produknya dan SPG tersebut bertanggung jawab pada
departemen produk yang bersangkutan. Walaupun begitu bukan berarti SPG
tidak memiliki pengetahuan mengenai departemen produk yang lainnya
selain produk yang ditanganinya. SPG yang dikirim oleh supplier, sebelum
diterjunkan ke lapang (toko atau gerai Carrefour) maka SPG tersebut harus
diberikan pelatihan dan informasi terlebih dahulu oleh pihak Carrefour
hypermarket Lebak Bulus mengenai area di Carrefour, produk-produk yang
tersedia di Carrefour dan penempatan produk tersebut, bagaimana caranya
melayani konsumen dengan baik, bagaimana caranya memberikan informasi
yang dibutuhkan konsumen dengan baik dan ramah, bagaimana caranya
mempengaruhi konsumen melalui kegiatan promosi yang dilakukan di
dalam toko agar konsumen tertarik dan membeli produk, dan sebagainya.
pembeliannya dalam belanja (lihat Gambar 11), tetapi tetap saja
konsumen selalu atau terkadang membeli satu atau lebih dari satu
jenis produk yang tidak direncanakan sebelumnya atau sudah
direncanakan jenis produknya tetapi belum ditentukan mereknya.
62
Gambar 13. Karakteristik jumlah jenis produk tambahan yang
dibeli tanpa perencanaan oleh konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus
4.8 Hasil Analisis Crosstab (Tabulasi Silang)
Pada penelitian ini, selain dilakukan analisis deskriptif, juga
dilakukan analisis tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel karakteristik. Karakteristik-karakteristik yang akan dianalisis
dengan tabulasi silang diantaranya: usia dan jenis kelamin, perencanaan
belanja dan jenis kelamin, jumlah jenis produk tambahan yang dibeli tanpa
perencanaan dan jenis kelamin, perencanaan belanja dan usia, barang
tambahan yang dibeli tanpa perencanaan dan usia, perencanaan belanja dan
pendapatan per bulan, jumlah jenis produk tambahan yang dibeli tanpa
perencanaan dan pendapatan per bulan, perencanaan belanja dan jumlah
jenis produk tambahan yang dibeli tanpa perencanaan, jenis kelamin dan
perilaku belanja konsumen (impulse buying).
4.8.1 Usia dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang pada Tabel 2
didapatkan hasil bahwa sebesar 24 persen konsumen Carrefour
hypermarket Lebak Bulus berjenis kelamin perempuan dengan
rentang usia 25-24 tahun, 19 persen perempuan dengan rentang usia
25-34 tahun, 7 persen perempuan dengan rentang usia 35-45 tahun,
14 persen perempuan dengan rentang usia >45 tahun. Hasil untuk
konsumen laki-laki adalah sebesar 5 persen dengan rentang usia 15-
24 tahun, 18 persen laki-laki dengan rentang usia 25-34 tahun,
63
sebesar 6 persen laki-laki dengan rentang usia 35-45 tahun, dan 7
persen laki-laki dengan rentang usia >45 tahun.
Berdasarkan penjabaran di atas maka konsumen Carrefour
hypermarket Lebak Bulus didominasi oleh perempuan dengan
rentang usia 15-24 tahun. Hal ini dapat dimanfaatkan pihak
Carrefour untuk lebih meningkatkan promosi penjualan di dalam
toko yang tepat dan cocok untuk konsumen perempuan pada usia
tersebut yang tergolong masih muda dan senang berbelanja serta
biasanya mudah terpengaruh pada sesuatu yang menarik, berbeda
dan baru. Promosi penjualan di dalam toko yang dilakukan Carrefour
untuk menarik perhatian mereka misalnya dengan membuat tampilan
display yang menarik yang dilengkapi dengan point of purchase agar
konsumen dapat lama-lama berbelanja di dalam toko dengan nyaman
dan memudahkan konsumen di dalam berbelanja. Selain itu tampilan
rak juga dapat dibuat khusus, letaknya rapih dan teratur, menarik,
dan letak produknya yang dapat dijangkau konsumen. Pihak
Carrefour juga membagi-bagikan sampel gratis untuk
memperkenalkan produk yang baru kepada konsumen agar mereka
mau mencoba dan kemudian membeli.
Tabel 2. Distribusi konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus berdasarkan usia dan jenis kelamin
No. Usia Jenis Kelamin Total (%)
Laki-laki Perempuan
1 15-24 tahun 5 24 29
2 25-34 tahun 18 19 37
3 35-45 tahun 6 7 13
4 >45 tahun 7 14 21
Total (%) 36 64 100
4.8.2 Perencanaan Belanja dan Jenis Kelamin
Analisis tabulasi silang pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus sebesar 38 persen
berjenis kelamin perempuan yang merencanakan pembelian, sebesar
64
22 persen perempuan yang tidak selalu (terkadang) merencanakan
pembelian, dan 4 persen perempuan yang benar-benar tidak
merencanakan pembeliannya. Konsumen laki-laki sebesar 22 persen
yang merencanakan pembelian, 11 persen laki-laki yang tidak selalu
(terkadang) merencanakan pembelian, dan 3 persen laki-laki yang
benar-benar tidak merencanakan pembeliannya.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka mayoritas konsumen
Carrefour hypermarket Lebak Bulus selalu merencanakan
pembeliannya yaitu sebesar 60 persen konsumen dan 38 persen
terdiri dari perempuan dan 22 persen laki-laki. Walaupun demikian
pihak Carrefour masih memiliki peluang terhadap 33 persen
konsumen yang tidak selalu (terkadang) merencanakan
pembeliannya dan 22 persen terdiri atas perempuan dan 11 persen
laki-laki. Selain itu pihak Carrefour juga masih memiliki peluang
terhadap 7 persen konsumen yang benar-benar tidak merencanakan
pembeliannya dan 4 persen terdiri atas perempuan dan 3 persen laki-
laki. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan Carrefour untuk lebih
meningkatkan promosi penjualan di dalam tokonya agar dapat
merangsang konsumen yang terkadang dan tidak merencanakan
pembeliannya sebesar 40 persen untuk melakukan pembelian
impulsif (impulse buying) yang lebih sering dan lebih banyak lagi.
Tabel 3. Distribusi konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus berdasarkan perencanaan belanja dan jenis kelamin
No.
Perencanaan
Belanja
Jenis Kelamin Total (%) Laki-laki Perempuan
1 Merencanakan 22 38 60
2 Tidak selalu (terkadang) merencanakan
11
22
33
3 Tidak merencanakan 3 4 7
Total (%) 36 64 100
65
4.8.3 Jumlah Jenis Produk Tambahan yang dibeli Tanpa Perencanaan dan Jenis Kelamin
Analisis tabulasi silang antara jumlah jenis produk tambahan
yang dibeli tanpa perencanaan dengan jenis kelamin konsumen
Carrefour hypermarket Lebak Bulus pada Tabel 4, menunjukkan
bahwa sebesar 45 persen konsumen perempuan dan 22 persen laki-
laki membeli lebih dari satu jenis produk tambahan, sebesar 16
persen perempuan dan 13 persen laki-laki membeli hanya satu jenis
produk tambahan. Sisanya sebesar 3 persen perempuan dan 1 persen
laki-laki tidak membeli sama sekali produk tambahan.
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa konsumen
perempuan memiliki persentase lebih banyak dalam pembelian satu
dan lebih dari satu jenis produk tambahan daripada konsumen laki-
laki. Hal ini dapat dimanfaatkan pihak Carrefour hypermarket Lebak
Bulus untuk lebih meningkatkan promosi penjualan di dalam toko
agar konsumen perempuan yang umumnya gemar berbelanja dapat
membeli lebih banyak lagi jenis produk tambahan yang tidak
direncanakan sebelumnya pada saat adanya promosi yang menarik
perhatian.
Tabel 4. Distribusi konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus berdasarkan jumlah jenis produk tambahan yang dibeli tanpa perencanaan dan jenis kelamin
No.
Jumlah Jenis Produk Tambahan yang dibeli Tanpa
Perencanaan
Jenis Kelamin Total (%) Laki-laki Perempuan
1 Tidak membeli 1 4 4
2 Membeli satu jenis produk
13
16
29
3 Membeli lebih dari satu jenis produk
22
45
67
Total (%) 36 64 100
66
4.8.4 Perencanaan Belanja dan Usia
Hasil analisis tabulasi silang antara perencanaan belanja dan
usia pada Tabel 5 menunjukkan bahwa sebesar 24 persen mayoritas
konsumen berusia antara 15-24 tahun merencanakan pembelian
mereka di Carrefour hypermarket Lebak Bulus. Konsumen berusia
antara 25-34 tahun mayoritas tidak selalu (terkadang) merencanakan
pembeliannya yaitu sebesar 20 persen. Konsumen berusia antara 35-
45 tahun mayoritas juga tidak selalu (terkadang) merencanakan
pembeliannya yaitu sebesar 6 persen. Konsumen berusia >45 tahun
mayoritas merencanakan pembeliannya yaitu sebesar 17 persen.
Berdasarkan hasil tersebut berarti Carrefour hypermarket
Lebak Bulus memiliki peluang terhadap konsumen yang tidak selalu
(terkadang) merencanakan pembelian yaitu sebesar 26 persen
konsumen pada usia antara 25-45 tahun. Konsumen pada usia
tersebut juga sebesar 5 persen tidak merencanakan pembeliannya.
Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak Carrefour untuk lebih
meningkatkan promosi penjualan di dalam toko untuk mendorong 5
persen konsumen yang tidak merencanakan pembeliannya dan 26
persen konsumen yang tidak selalu (terkadang) merencanakan
pembeliannya untuk melakukan pembelian impulsif (impulse
buying). Pada umumnya konsumen pada usia antara 25-45 tahun
tersebut telah berkeluarga dan membawa keluarga mereka pada saat
berbelanja di Carrefour hypermarket Lebak Bulus sehingga ada
produk yang konsumen beli tanpa perencanaan sebelumnya yang
dapat disebabkan permintaan dari anggota keluarga konsumen.
Misalnya pada saat belanja, anak meminta dibelikan cokelat atau istri
meminta dibelikan baju, dan sebagainya. Oleh karena itu Carrefour
hypermarket Lebak Bulus dapat merancang bentuk-bentuk promosi
yang tepat bagi konsumen yang membawa serta anak mereka atau
anggota keluarga yang lainnya pada saat belanja.
67
Tabel 5. Distribusi konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus berdasarkan perencanaan belanja dan usia
No. Perencanaan Belanja
Usia (tahun) Total (%) 15-24 25-34 35-45 >45
1 Merencanakan 24 14 5 17 602 Tidak selalu
(terkadang) merencanakan
4
20
6
3
333 Tidak
merencanakan
1
3
2
1
7 Total (%) 29 37 13 21 100
4.8.5 Jumlah Jenis Produk Tambahan yang dibeli Tanpa Perencanaan dan Usia
Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang pada Tabel 6 dapat
diketahui bahwa mayoritas konsumen mulai dari kelompok usia 15-
24 tahun hingga >45 tahun membeli lebih dari satu jenis produk
tambahan yang tidak direncanakan sebelumnya. Hasil tersebut
ditunjukkan dengan total persentase sebesar 67 persen, yang terdiri
dari konsumen usia 15-24 tahun sebesar 17 persen, konsumen usia
25-34 tahun sebesar 25 persen, konsumen usia 35-45 tahun sebesar
11 persen, konsumen usia >45 tahun sebesar 14 persen. Berdasarkan
hasil tersebut, konsumen usia 25-34 tahun memiliki persentase
tertinggi.
Konsumen pada usia 25-34 tahun pada umumnya telah
menikah atau sudah berumah tangga. Maka pada saat berbelanja,
mereka bukan hanya membeli untuk kebutuhan mereka sendiri, tapi
juga untuk kebutuhan anggota keluarga mereka. Terkadang mereka
juga berbelanja dengan mengajak anak atau anggota keluarga mereka
yang lain. Jadi pada saat belanja, selalu atau terkadang ada saja
barang tambahan yang dibeli tanpa direncanakan sebelumnya seperti
tiba-tiba anaknya minta dibelikan permen atau mainan, dan
sebagainya. Hal ini dapat dimanfaatkan Carrefour untuk merancang
dan lebih meningkatkan promosi penjualan di dalam toko yang lebih
menarik lagi untuk konsumen yang sering berbelanja dengan
membawa anak atau keluarga. Misalnya promosi dalam bentuk
68
games untuk keluarga atau menyediakan display atau tampilan rak
yang menarik yang dilengkapi dengan gambar-gambar lucu agar
anak-anak tertarik dan minta dibelikan oleh ayah atau ibunya.
Tabel 6. Distribusi konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus berdasarkan jumlah jenis produk tambahan yang dibeli tanpa perencanaan dan usia
No.
Jumlah Jenis Produk Tambahan yang dibeli Tanpa
Perencanaan
Usia (tahun) Total (%)
15-24
25-34
35-45
>45
1 Tidak membeli 1 1 0 2 42 Membeli satu jenis
produk
11
11
2
5
293 Membeli lebih dari
satu jenis produk
17
25
11
14
67 Total (%) 29 37 13 21 100
4.8.6 Pendapatan per bulan dan Perencanaan Belanja
Hasil tabulasi silang pada Tabel 7 menunjukkan bahwa
sebesar 27 persen konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus
dengan pendapatan antara Rp.1.000.000-Rp.3.000.000 mayoritas
merencanakan pembeliannya. Konsumen dengan pendapatan
Rp.<1.000.000 mayoritas merencanakan pembeliannya yaitu sebesar
20 persen. Selain konsumen yang merencanakan pembeliannya,
terdapat pula konsumen yang tidak selalu (terkadang) merencanakan
pembelian mereka. Bahkan ada pula beberapa yang tidak
merencanakan pembeliannya sama sekali. Hal ini terbukti pada
konsumen dengan pendapatan antara Rp.3.000.001-Rp.5.000.000
yang mayoritas tidak selalu (terkadang) merencanakan pembeliannya
yaitu sebesar 9 persen. Konsumen dengan pendapatan Rp.>5.000.000
sebesar 13 persen juga mayoritas tidak selalu (terkadang)
merencanakan pembeliannya dan sebesar 4 persen tidak melakukan
perencanaan dalam pembelian mereka.
Konsumen dengan pendapatan antara Rp.3.000.001-
Rp.5.000.000 dan pendapatan Rp.>5.000.000 yang cenderung tidak
selalu (terkadang) merencanakan pembeliannya dapat dijadikan
69
peluang bagi Carrefour hypermarket Lebak Bulus untuk lebih
meningkatkan pembelian impulsif dengan cara menyediakan produk-
produk yang disertai dengan promosi yang menarik perhatian karena
konsumen dengan pendapatan ini cukup memiliki daya beli yang
besar.
Tabel 7. Distribusi konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus berdasarkan pendapatan per bulan dan perencanaan belanja
No.
Pendapatan per Bulan
(Rp)
Perencanaan Belanja (%) TotalMerencanakan Tidak Selalu
(Terkadang) Merencanakan
Tidak Merencanakan
1 <1.000.000 20 5 1 262 1.000.000-
3.000.000 27 6 1 34
3 3.000.001-5.000.000
6 9 1 16
4 >5.000.000 7 13 4 24 Total (%) 60 33 7 100
4.8.7 Jumlah Jenis Produk Tambahan yang dibeli Tanpa Perencanaan dan Pendapatan per bulan
Hasil analisis tabulasi silang pada Tabel 8 menunjukkan
bahwa konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus dengan
pendapatan antara Rp.1.000.000-Rp.3.000.000 dan pendapatan
Rp.>5.000.000 masing-masing sebesar 19 persen membeli lebih dari
satu jenis produk tanpa direncanakan sebelumnya. Konsumen dengan
pendapatan Rp.<1.000.000 sebesar 18 persen membeli lebih dari satu
jenis produk tanpa direncanakan sebelumnya. Konsumen dengan
pendapatan antara Rp.3.000.001-Rp.5.000.000 sebesar 11 persen
membeli lebih dari satu jenis produk tanpa direncanakan
sebelumnya. Para konsumen tersebut juga membeli minimal satu
jenis produk tambahan yang tanpa direncanakan sebelumnya yaitu
konsumen dengan pendapatan Rp.<1.000.000 sebesar 8 persen,
Rp.1.000.000-Rp.3.000.000 sebesar 11 persen, Rp.3.000.001-
Rp.5.000.000 sebesar 5 persen, dan Rp.>5.000.000 sebesar 5 persen.
Konsumen yang tidak membeli produk tambahan hanya sebesar 4
persen dengan pendapatan antara Rp.1.000.000-Rp.3.000.000.
70
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsumen mulai
dari pendapatan Rp.<1.000.000 sampai dengan Rp.>5.000.000
mayoritas membeli lebih dari satu jenis produk tanpa direncanakan
sebelumnya dan dapat dilihat dari persentasenya yang cukup merata
pada setiap tingkat pendapatan. Hal ini dapat menjadi peluang bagi
Carrefour hypermarket Lebak Bulus untuk lebih meningkatkan
pembelian impulsif (impulse buying) konsumen dengan berbagai
cara. Salah satunya dapat dilakukan dengan program promosi yang
menarik. Hal ini bertujuan agar semakin lebih banyak lagi jenis
produk tambahan yang dibeli konsumen sehingga dapat
meningkatkan penjualan.
Tabel 8. Distribusi konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus berdasarkan jumlah jenis produk tambahan yang dibeli tanpa perencanaan dan pendapatan per bulan
No.
Pendapatan per Bulan
(Rp)
Jumlah Jenis Produk Tambahan yang dibeli Tanpa direncanakan (%)
Total
Membeli Satu Jenis Produk
Membeli Lebih dari Satu Jenis
Produk
Tidak Membeli
1 <1.000.000 8 18 0 262 1.000.000-
3.000.000 11 19 4 34
3 3.000.001-5.000.000
5 11 0 16
4 >5.000.000 5 19 0 24 Total (%) 29 67 4 100
4.8.8 Jumlah Jenis Produk Tambahan yang dibeli Tanpa Perencanaan dan Perencanaan Belanja
Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang yang ditunjukkan
pada Tabel 9 menyatakan bahwa walaupun mayoritas konsumen
tetapi tetap saja sebagian besar dari mereka membeli sedikitnya satu
jenis produk tambahan yang tidak direncanakan sebelumnya. Hal ini
terbukti dengan terdapatnya konsumen sebesar 36 persen yang
merencanakan pembeliannya, namun juga membeli lebih dari satu
jenis produk tambahan yang tidak direncanakan sebelumnya, dan
71
sebesar 20 persen membeli hanya satu jenis produk tambahan.
Konsumen yang tidak selalu (terkadang) merencanakan
pembeliannya juga membeli lebih dari satu jenis produk tambahan
yaitu sebesar 24 persen. Konsumen yang tidak merencanakan
pembeliannya membeli lebih dari satu jenis produk tambahan tanpa
direncanakan sebelumnya yaitu sebesar 7 persen.
Konsumen yang sering membeli produk tambahan tanpa
direncanakan sebelumnya, terlepas pada awalnya mereka memiliki
perencanaan atau tidak dalam kegiatan belanja mereka, dapat
dijadikan peluang oleh Carrefour hypermarket Lebak Bulus untuk
lebih meningkatkan dan membuat promosi yang menarik pada
produk-produk yang dijualnya agar dapat menstimulus atau
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian impulsif (impulse
buying).
Tabel 9. Distribusi konsumen Carrefour hypermarket Lebak Bulus berdasarkan jumlah jenis produk tambahan yang dibeli tanpa perencanaan dan perencanaan belanja
No.
Jumlah Jenis Produk
Tambahan yang dibeli
Tanpa Perencanaan
Perencanaan Belanja Total (%)
Merencanakan
Tidak Selalu
(Terkadang) Merencana
kan
Tidak Merencanakan
1 Tidak membeli
4
0
0
4
2 Membeli satu jenis produk
20
9
0
293 Membeli
lebih dari satu jenis produk
36
24
7
67 Total (%) 60 33 7 100
4.9 Hasil Analisis Chi-square
Pada penelitian ini, selain dilakukan analisis deskriptif dan analisis
tabulasi silang, juga dilakukan analisis chi-square untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antara variabel karakteristik dengan variabel
independen yaitu pembelian impulsif konsumen. Variabel-variabel yang
72
akan dianalisis dengan chi-square diantaranya: jenis kelamin dan pembelian
impulsif, usia dan pembelian impulsif, pendapatan per bulan dan pembelian
impulsif, serta tingkat pendidikan dan pembelian impulsif.
4.9.1 Jenis Kelamin dan Pembelian Impulsif
Hasil perhitungan chi-square pada Tabel 10 menyatakan
bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
pembelian impulsif karena nilai Asymp.Sig Pearson Chi-Square
(0.349) > alpha 5 persen. Hal ini berarti perilaku pembelian impulsif
dalam berbelanja tidak hanya terjadi pada konsumen perempuan saja,
tetapi juga terjadi pada konsumen laki-laki.
Tabel 10. Hasil perhitungan chi-square berdasarkan jenis kelamin dan pembelian impulsif
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 3.287 3 .349Likelihood Ratio 3.186 3 .364Linear-by-Linear Association
.940
1
.332
N of Valid Cases 100
4.9.2 Usia dan Pembelian Impulsif
Berdasarkan hasil perhitungan chi-square pada Tabel 11
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan
pembelian impulsif karena dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig
Pearson Chi-Square (0.086) > alpha 5 persen. Hal ini berarti perilaku
pembelian impulsif dalam berbelanja terjadi pada hampir seluruh
golongan usia mulai dari konsumen usia remaja, dewasa, maupun
tua.
Tabel 11. Hasil perhitungan chi-square berdasarkan usia dan pembelian impulsif
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 15.181 9 .086Likelihood Ratio 14.975 9 .092Linear-by-Linear Association
2.396
1
.122
N of Valid Cases 100
73
4.9.3 Pekerjaan dan Pembelian Impulsif
Hasil perhitungan chi-square pada Tabel 12 menyatakan
bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pembelian
impulsif karena nilai Asymp.Sig Pearson Chi-Square (0.764) > alpha
5 persen. Hal ini berarti perilaku pembelian impulsif dalam
berbelanja terjadi pada konsumen dengan jenis pekerjaan yang
berbeda-beda yang tentunya produk yang mereka beli disesuaikan
dengan jenis pekerjaan dan kebutuhan mereka.
Tabel 12. Hasil perhitungan chi-square berdasarkan pekerjaan dan pembelian impulsif
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 10.836 15 .764Likelihood Ratio 12.403 15 .648Linear-by-Linear Association
3.435
1
.064
N of Valid Cases 100
4.9.4 Pendapatan per Bulan dan Pembelian Impulsif
Hasil perhitungan chi-square pada Tabel 13 menyatakan
bahwa tidak terdapat hubungan antara pendapatan per bulan dengan
pembelian impulsif karena dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig Pearson
Chi-Square (0.899) > alpha 5 persen. Berdasarkan hal tersebut berarti
perilaku pembelian impulsif dalam berbelanja tidak hanya terjadi
pada konsumen dengan tingkat pendapatan yang tinggi saja, tetapi
juga pada konsumen dengan pendapatan yang rendah. Hal ini karena
pembelian impulsif (impulse buying) biasa terjadi pada produk-
produk yang harganya murah dan tidak membutuhkan pertimbangan
mendalam untuk membelinya.
Tabel 13. Hasil perhitungan chi-square berdasarkan pendapatan per bulan dan pembelian impulsif
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 4.185(a) 9 .899Likelihood Ratio 4.156 9 .901Linear-by-Linear Association
1.073
1
.300
N of Valid Cases 100
74
4.9.5 Tingkat Pendidikan dan Pembelian Impulsif
Hasil perhitungan chi-square pada Tabel 14 menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pembelian impulsif karena nilai Asymp.Sig Pearson Chi-Square
(0.001) < alpha 5 persen. Semakin tingginya tingkat pendidikan akan
membuat konsumen semakin pintar dan memiliki wawasan atau
pengetahuan mengenai suatu produk. Jadi informasi yang diberikan
oleh suatu produk ataupun oleh SPG pada Carrefour hypermarket
Lebak Bulus mengenai promosi produk sebaiknya disampaikan
secara menarik, wajar, tidak menipu, masuk akal, dan tidak
berlebihan kepada konsumen, serta produk yang dijual berkualitas.
Hal ini karena semakin tingginya tingkat pendidikan konsumen maka
akan membuat konsumen semakin pintar dalam memilih produk
yang tidak hanya murah tetapi juga berkualitas.
Tabel 14. Hasil perhitungan chi-square berdasarkan tingkat pendidikan dan pembelian impulsif
Value Df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 39.269 15 .001
Likelihood Ratio 31.901 15 .007Linear-by-Linear Association
6.760
1
.009
N of Valid Cases 100
4.10. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan model analisis yang
bertujuan untuk melihat hubungan antara lebih dari satu variabel bebas atau
independen (variabel X) yang mempengaruhi suatu variabel terikat atau
dependen (variabel Y) (Santoso, 2008). Hasil analisis regresi meliputi
penyajian hasil regresi hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen secara statistik.
Setelah data diolah dengan metode korelasi kanonikal yang
menggunakan software Statistica 9, maka selanjutnya diolah dengan
menggunakan metode analisis regresi linier berganda menggunakan
75
software SPSS 15.00 for Windows. Metode korelasi kanonikal digunakan
pada penelitian ini hanya untuk nilai root 1 untuk masing-masing pernyataan
variabel independen (promosi penjualan di dalam toko) dan pernyataan
variabel dependen (impulse buying) pada kuesioner (lihat Lampiran 4).
Kemudian nilai root 1 masing-masing pernyataan variabel X1 (free sample),
4.10.4 Hasil Analisis Pengaruh Promosi Penjualan di Dalam Toko Terhadap Impulse Buying Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
1) H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara promosi penjualan
di dalam toko (free sample, bonus pack, in-store display,
purchase with purchase, dan price discount) secara bersama-sama
terhadap impulse buying.
2) H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara promosi penjualan
di dalam toko (free sample, bonus pack, in-store display,
purchase with purchase, dan price discount) secara bersama-sama
terhadap impulse buying.
dimana:
1. promosi penjualan di dalam toko (X) terdiri dari:
a. free sample (X1)
b. bonus pack (X2)
c. in-store display (X3)
d. purchase with purchase (X4)
e. price discount (X5)
2. Impulse buying konsumen (Y)
Ada atau tidaknya pengaruh promosi penjualan di dalam toko
(free sample, bonus pack, in-store display, purchase with purchase,
dan price discount) secara bersama-sama terhadap impulse buying
dapat diketahui dengan analisis menggunakan regresi linier berganda
dengan uji F. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16.
Berdasarkan hasil pada Tabel 16 diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0.000 atau kurang dari alpha (0.05). Oleh karena itu H1
78
diterima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara promosi penjualan di dalam toko (free sample, bonus pack, in-
store display, purchase with purchase, dan price discount) secara
bersama-sama terhadap impulse buying.
Tabel 16. Pengaruh promosi penjualan di dalam toko terhadap impulse buying
Model
Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
Regression Residual
Total
37.024
40.636
77.659
5
94
99
7.405
.432
17.129 .000
Berdasarkan Tabel 17, diketahui nilai R adalah 0.690. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat variabel
independen yaitu promosi penjualan di dalam toko (free sample
(X1), bonus pack (X2), in-store display (X3), purchase with purchase
(X4), dan price discount (X5)) secara bersama-sama terhadap
keputusan impulse buying pada konsumen (Y). Artinya apabila
promosi penjualan di dalam toko (free sample, bonus pack, in-store
display, purchase with purchase, dan price discount) mengalami
perubahan maka akan berpengaruh terhadap keputusan impulse
buying pada konsumen. Pada penelitian ini menghasilkan nilai R
yang positif sehingga peningkatan promosi penjualan di dalam toko
(free sample, bonus pack, in-store display, purchase with purchase,
dan price discount) akan menyebabkan peningkatan keputusan
impulse buying pada konsumen. Hasil selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 17.
Tabel 17. Besarnya pengaruh promosi penjualan di dalam toko terhadap impulse buying
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1
.690
.477
.449
.6574926
79
Besarnya pengaruh yang diberikan promosi penjualan di
dalam toko terhadap impulse buying pada Tabel 17 dapat dilihat dari
nilai R2 yaitu sebesar 0.477. Hal ini dapat diartikan bahwa pengaruh
yang diberikan oleh variabel promosi penjualan di dalam toko
(variabel independen) terhadap impulse buying adalah sebesar
47.7%, dan sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak dijelaskan di
dalam model regresi yang didapat atau yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Adanya pengaruh promosi penjualan di dalam toko
terhadap impulse buying harus tetap dipertimbangkan oleh pihak
Carrefour Lebak Bulus dan perusahaan supplier karena terdapat
peluang untuk meningkatkan penjualan melalui promosi di dalam
toko tersebut. Promosi penjualan di dalam toko dapat mengingatkan
konsumen akan suatu produk dan pada akhirnya mempengaruhi
keputusan konsumen untuk melakukan impulse buying.
4.10.5 Hasil Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Promosi Penjualan di Dalam Toko (Free Sample, Bonus Pack, In-Store Display, Purchase With Purchase, dan Price Discount) Terhadap Impulse Buying
Variabel-variabel promosi penjualan di dalam toko (free
sample, bonus pack, in-store display, purchase with purchase, price
discount) yang mana secara individu yang mempunyai pengaruh
terhadap impulse buying dapat diketahui dengan analisis
menggunakan regresi linier berganda dengan uji t. Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Pengaruh variabel-variabel promosi penjualan di dalam toko terhadap impulse buying