Isu lingkungan Global Page | 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai dampak yang ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun lingkungan saat ini mulai menampakan perbahan yang signifikan. Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena kompleksitas permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka ragam dari multidisiplin ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang berkaitan langsung dengan studi physical environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry, geology, forestry dan sebagainya. Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri, maka isu lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Pencemaran lingkungan merupakan masalah bersama. Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional atau global. Bila kita melihat bumi secara utuh maka bumi merupakan satu sistem yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Scochlom, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar pada tanggal 15-18 Mei 1972. Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Isu lingkungan Global
P a g e | 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian
yang seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai
dampak yang ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun
lingkungan saat ini mulai menampakan perbahan yang signifikan.
Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena
kompleksitas permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka
ragam dari multidisiplin ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya
dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang berkaitan langsung dengan studi physical
environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry, geology, forestry dan
sebagainya.
Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri,
maka isu lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia.
Pencemaran lingkungan merupakan masalah bersama.
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal,
nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak
dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional
atau global. Bila kita melihat bumi secara utuh maka bumi merupakan satu sistem
yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan.
Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya
Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Scochlom, Swedia, pada tanggal
15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai
dengan diselenggarakannya Seminar pada tanggal 15-18 Mei 1972.
Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi
manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat
menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan
industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala
kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat
Isu lingkungan Global
P a g e | 2
terjadinya pencemaran lingkungan.
2. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah yang kami sajikan ini yaitu agar kita
sebagai makhluk hidup yang ikut andil dalam terjadinya global warning dapat
meminimalisir segala sesuatu yang dapat menyebabkan kondisi bumi kita ini
semakin panas dan krisis.
Dan mungkin menjadi suatu teguran para pengusaha yang tidak sensitive
terhadap keadaan bumi kita sekarang dengan mengantisipasi limba yang
dihasilkan dari pabrik-pabrik besar yang ada di Indonesia bahkan dunia sehingga
nantinya anak cucu kita bias merasakan bumi yang indah di zaman mereka kelak.
Dan mungkin itu menjadi lebih mudah apabila kita lakukan dari hal terkecil dari
diri kita sendiri.
3. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu
mencangkup :
1. Isu perubahan iklim dan pemanasan Global ( Global Warming )
2. Andil IT dalam pemanasan global.
3. Permasalahan di Indonesia
4. Upaya pada level internasional untuk mengatasi isu lingkungan global
Isu lingkungan Global
P a g e | 3
BAB II
PEMBHASAN
1. Isu perubahan iklim dan pemanasan global ( global Warming )
Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan
kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk.
Makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya
kegiatan manusia terutama dalam bidang transportasi, maka pakar-pakar atmosfer
dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu diseluruh permukaan bumi yang
dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global terjadi sangat cepat yang
disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.
Menurut perkiraan selama era pra-industri efek rumah kaca telah
meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10 – 50 C. Perkembangan ekonomi
dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat.
Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3 – 2% pertahun dan bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 oc sekitar tahun
2030
Perubahan (kenaikan) suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya
perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan
ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon
dioksida (CO2) di atmosfer. Lebih jauh lagi, pemanansan global dapat
menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan di tanah dalam bentuk bahan-
bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4 oleh kegiatan
mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktivitas mikroba
yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global.
Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub
yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat mengancam
pemukiman pinggir pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan
terumbu karang, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intesitas cahaya di
dasar laut serta naiknya gelombang air laut.
Isu lingkungan Global
P a g e | 4
Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak
negatif terhadap ekosistem, melainkan melainkan juga langsung mempenggaruhi
social-ekonomi dan kelangsungan masyarakat.
a. Hujan asam
Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah
urban kini mulai berubah, hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam
dan pencemaran udara regional atau lintas batas lainnya.
Atmosfer dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer
jauhnya sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi. Atmosfer bertindak
sebagai reaktor kimia yang komopleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi
dengan substansi lain, uap airndan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur
oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan
bereaksi dengan molekul-molekul uap air di atmosfer menjadi asam sulfat
(H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi
bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam.
Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya
benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan
terutama pengasamana (acidification) danau dan sungai.ribuan danau airnya telah
bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan “danau
mati”. Selain itu, hujan asam juga mengancam komodisi pertanian dan merusak
hutan.
b. Menipisnya lapisan Ozon
Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon
sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada
setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di
bagaian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95% lapisan ozon
telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979. Lapisan ozon ini juga
telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badan ruang angkasa
Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa
penipisan lapisan ozon telah terjadi diseluruh dunia.
Isu lingkungan Global
P a g e | 5
Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultraviolet
matahari yang berbahaya bagi mahluk hidup di bumi. Radiasi ultraviolet
menyebabkan kanker kulit, katarak mata, menekan efisiensi sistem kekebalan
tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas
komoditi pertanian (seperti : tomat, kentang, kubis, kedelai) dan kehutanan.
Radiasi ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m
dibawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih
ikan, udang dan kepiting serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam
rantai makanan di laut.
2. Andil IT dalam pemanasan global
Pemanasan Global ternyata telah memaksa semua bidang industri
untuk berpikir keras untuk mengusahakan penanganannya, tanpa terkecuali
bidang Teknologi. Hal ini dikarenakan oleh parahnya dampak kerusakan yang
ditimbulkannya bagi ekosistem dan kelangsungan kehidupan manusia secara
luas.
Menurut penelitian Intergovermental Panel and Climate Change
(IPCC), sebuah lembaga internasional beranggotakan lebih dari 100 negara
yang diprakarsai PBB, pada tahun 2005 telah terjadi peningkatan suhu di
dunia sekitar 0,6 hingga 0,7 derajat, sedangkan di Asia lebih tinggi lagi, yaitu
10 derajat. Hal ini berdampak pada melelehnya Gleser (Gunung Es) di
Himalaya dan Kutub Selatan serta berkurangnya ketersediaan air di daerah-
daerah tropis sebanyak 20% hingga 30%. Melelehnya Gleser di Himalaya dan
Kutub Selatan sendiri berdampak secara langsung pada peningkatan
permukaan air laut setinggi 4-6 meter. Jika hal ini terus menerus dibiarkan
maka pada tahun 2012 air laut akan mengalami kenaikan lagi sekitar 7 meter.
Dengan begitu otomatis ekosistem dan kehidupan di daerah pesisir dan
kepulauan akan terancam punah.
Sedangkan perubahan secara umum yang dirasakan dunia saat ini
adalah semakin panjangnya musim panas dan semakin pendeknya musim
hujan. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup dunia
secara luas.
Isu lingkungan Global
P a g e | 6
Berangkat dari keprihatinan inilah berbagai bidang industri kini mau
tidak mau harus memikirkan langkah penanganan pemanasan global ini.
Dimulai dari pengurangan emisi gas buang dari sektor industri dan
transportasi yang selama ini dituding sebagai salah satu kontributor utama
pemanasan global, hingga penciptaan teknologi yang ramah lingkungan
untuk berbagai produk mulai dari alat transportasi hingga berbagai
perlengkapan elektronik dan komputer yang ramah lingkungan pun mulai
dibuat.
Bidang industri Teknologi Informasi walaupun tidak terkait secara
langsung pemanasan global seperti halnya bidang pertanian dan lingkungan
hidup, namun harus mampu menghadirkan teknologi yang mendukung
penanggulangan global warming atau pemanasan global ini. Hal ini
disebabkan karena pada berbagai bidang usaha yang ada di dunia saat ini,
teknologi informasi telah menjadi tulang punggung bergeraknya industri yang
ada. Mulai dari mesin-mesin di pabrik yang mempergunakan mikrokomputer
hingga proses komputasi di perkantoran yang juga mempergunakan
komputer. Secara tidak langsung hal-hal tersebut di atas telah menunjukkan
bahwa bidang IT telah banyak menyedot penggunaan energi dunia secara
luas.
Hal inilah yang mengharuskan bidang teknologi informasi untuk
berpikir keras menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi
ramah lingkungan sebenarnya tidak semata diukur dari tingkat emisi gas
buang yang dihasilkan, namun juga banyaknya konsumsi energi yang
dibutuhkan dalam suatu proses industri, karena energi ini umumnya juga
didapatkan dari alam baik dalam bentuk energi mineral maupun non mineral.
Salah satu langkah yang diambil oleh sebuah vendor komputer
terkemuka di dunia IBM saat ini adalah konsep pembuatan datacenter ‘hijau’
atau ramah lingkungan. Hal ini dipicu oleh data yang menyebutkan bahwa
1,5% dari penggunaan energi listrik di Amerika dipergunakan untuk
operasional datacenter, yang menurut laporan tahun 2005 saja telah
menghabiskan listrik sebesar 45 milyar KWh, hanya untuk Amerika saja. Hal
ini berimplikasi langsung terhadap persediaan persediaan listrik dan
Isu lingkungan Global
P a g e | 7
distribusinya, disamping tentu saja emisi gas yang ditimbulkan. Sebagai
akibatnya, setiap dolar dari server baru akan mengeluarkan biaya sebesar
USD 0,52 untuk power dan pendinginan. Angka ini diprediksikan meningkat
hingga 37% pada empat tahun mendatang menjadi USD 0,7.
Selain IBM, vendor CISCO pun tengah berpikir keras untuk
mengupayakan teknologi yang dapat mengurang dampak global warming ini.
Menurut Pudja Unggul Kartiman, Director Cross Industry PT Cisco Systems
Indonesia, apa pun penerapan teknologi yang ada, misalnya di real estate,
gabungan energi yang dimiliki akan mengarah pada solusi seperti unified
communication. Solusi ini menggabungkan pemanfaatan traffic suara dan
mobility sehingga bisa terkoneksi.
Dengan demikian, jika semuanya berbasis IP, maka masing-masing
tidak harus punya infrastruktur sendiri-sendiri karena sudah konvergen.
Lebih lanjut Pudja menyatakan, penghematan bahkan bisa ditekan hingga
30%. Hal ini salah satunya karena 4% dari biaya bisa dihemat jika semuanya
dikonvergensikan menjadi satu.
Hasil yang diharapkan dari langkah IBM dan CISCO ini di masa yang
akan datang diharapkan dapat mengantisipasi semakin buruknya dampak
global warming atau pemanasan global dunia.
3. Permasalahan di Indonesia
Pada tahun 2000 defisit air mencapai 52.809 meter kubik dan untuk tahun 2015
diperkirakan defisitnya 134.102 meter kubik
Jika pada tahun 1986 hanya terdapat 22 DAS kritis dan super kritis, maka pada
tahun 1992 meningkat menjadi 39 DAS, dan tahun 2002 menjadi 60 DAS.
Indonesia memiliki 10 % hutan tropis dunia, 12% mamalia, 16 % reptile
dan amfibi, 1519 spesies, dan 25 % spesies ikan dunia. Sebagian
diantaranya adalah andemik.
Beberapa spesies yang terancam puna diantaranya adalah orang hutan dan
harimau Sumatra, sedangkan harimau jawa dan bali telah dinyatakan puna.
Isu lingkungan Global
P a g e | 8
Beberapa spesies yang juga menghadapi ancaman kepunaan diantaranya
104 jenis burung , 57 jenis mamalia, 21 jenis reptil, 65 jenis ikan tawar, dan
281 jenis tumbuhan.
Kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3,8 juta hektar per tahun, ini berarti
tiap satu menit terjadi kerusakan sebesar 7,2 hektar.
Hingga saat ini Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72%
(world Resource institut 1997)
Indonesia menjadi salah satu Negara yang rawan dengan impor limba B3.
4. Upaya Pada level Internasiaonal untuk mengatasi isu lingkungan global
Pada periode 1940 sampai 1972
- Tercatat hampir 60 perjajnjian internasional terkait dengan lingkungan
hidup
- Konferensi stocklhom (1972)
Periode 1972 sampai 1992
- PBB membantu UNEP dan dana lingkunagan (Environmental fund)
- Konvensi Vienna (1985)
- Protokol montreal (1987)
- Konvensi Biodevercity (1992)
- Pembentukan World Commision on Enviremmont and development
(WCED).
Periode 1992 sampai 2002
- Deklarasi Rio ( Rio Declaration ) dan agenda 21
- ECOSOS
- Konvensi Rotterdam
- Protokol Kyoto (1998)
- Protokol Katagena
Periode 2002 sampai sekarang
- KTT pembangunan berkelanjutan di johannesbug (2002)
Isu lingkungan Global
P a g e | 9
Desember 2007 dibali diselenggarakan konfrensi PBB tentang
perubahan iklim yang hasilnya disebut Bali Road Map.
5. Isu Lingkungan Global
Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak
yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak
yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu lingkungan global mulai
muncul dalam berberapa dekade belakangan ini. Kesadaran manusia akan
lingkungannya yang telah rusak membuat isu lingkungan ini mencuat. Isu
lingkungan global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global serta yang
paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global.
Pemanasan global atau yang sering kita sebut global warming adalah adanya
proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,laut, dan daratan bumi. Pemanasan
global atau global warming menjadi isu global mutakhir terkait lingkungan hidup
dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan dianggap sebagai
faktor penyebab hilangnya sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global.
Dunia pun menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin
terancamnya eksistensi kehidupan.
Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida
(18,35 milliar ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau
18.350.000.000.000/kg karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-
gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak
panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan Efek
Rumah Kaca
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ±
0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel
on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan
suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi. gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh
setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains