Refarat 2010 KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAB I PENDAHULUAN Perobahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan Wanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan fisiologik dan anatomic pada berbagai system organ yang berhubungan dengan kehamilan akibat terjadi perobahan hormonal didalam tubuhnya, Perobahan yang terjadi dapat mencakup system gastrointestinal, respirasi, kardiovaskuler, urogenital, muskuloskeletal dan saraf Perobahan yang terjadi pada satu system dapat saling memberi pengaruh pada system lainnya dan dalam menanggulangi kelainan yang terjadi harus mempertimbangkan perobahan yang terjadi pada masing-masing system, Perobahan ini terjadi akibat kebutuhan metabolic yang disebabkan kebutuhan janin, plasenta dan rahim.(1) 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Refarat 2010
KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG
BAB I
PENDAHULUAN
Perobahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan
Wanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan fisiologik dan anatomic
pada berbagai system organ yang berhubungan dengan kehamilan akibat terjadi perobahan
hormonal didalam tubuhnya, Perobahan yang terjadi dapat mencakup system gastrointestinal,
respirasi, kardiovaskuler, urogenital, muskuloskeletal dan saraf Perobahan yang terjadi pada
satu system dapat saling memberi pengaruh pada system lainnya dan dalam menanggulangi
kelainan yang terjadi harus mempertimbangkan perobahan yang terjadi pada masing-masing
system, Perobahan ini terjadi akibat kebutuhan metabolic yang disebabkan kebutuhan janin,
plasenta dan rahim.(1)
1
Refarat 2010
Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk system
kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala penyakit
jantung. Keadaan ini yang menyebabkan beberapa kelainan yang tidak dapat ditoleransi pada
saat kehamilan. (1)
Perobahan hemodinamik
Pada wanita hamil akan terjadi probahan hemodinamik karena peningkatan volume darah
sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester pertama dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 32-34 minggu dan menetap sampai aterm. Sebagian besar peningkatan volume
darah ini menyebabkan meningkatnya kapasitas rahim, mammae, ginjal, otot polos dan system
vascular kulit dan tidak memberi beban sirkulasi pada wanita hamil yang sehat.
Peningkatan volume plasma (30-50%) relatif lebih besar dibanding peningkatan sel darah (20-
30%) mengakibatkan terjadinya hemodilusi dan menurunya konsentrasi hemoglobin.
Peningkatan volume darah ini mempunyai 2 tujuan yaitu pertama mempermudah pertukaran
gas pernafasan, nutrien dan metabolit ibu dan janin dan kedua mengurangi akibat kehilangan
darah yang banyak saat kelahiran. (1)
Peningkatan volume darah ini mengakibatkan cardiac output saat istirahat akan meningkat
sampai 40%. Peningkatan cardiac output yang terjadi mencapai puncaknya pada usia kehamilan
20 minggu. Pada pertengahn sampai akhir kehamilan cardiac output dipengaruhi oleh posisi
tubuh. Sebagai akibat pembesaran uterus yang mengurangi venous return dari ekstremitas
bawah. Posisi tubuh wanita hamil turut mempengaruhi cardiac output dimana bila
dibandingkan dalam posisi lateral kiri, pada saat posisi supinasi maka cardiac output akan
menurun 0,6 l/menit dan pada posisi tegak akan menurun sampai 1,2 l/menit. Umumnya
perobahan ini hanya sedikit atau tidak memberi gejala, dan pada beberapa wanita hamil lebih
menyukai posisi supinasi. Tetapi pada posisi supinasi yang dipertahankan akan memberi gejala
hipotensi yang disebut supine hypotensive syndrome of pregnancy. Keadaan ini dapat diperbaiki
dengan memperbaiki posisi wanita hamil miring pada salah satu sisi, Perobahan hemodinamik
juga berhubungan dengan perobahan atau variasi dari cardiac output. Cardiac output adalah
hasil denyut jantung dikali stroke volume. Pada tahap awal terjadi kenaikan stroke volume
2
Refarat 2010
sampai kehamilan 20 minggu. Kemudian setelah kehamilan 20 minggu stroke volume mulai
menurun secara perlahan karena obstruksi vena cava yang disebabkan pembesaran uterus dan
dilatasi venous bed. Denyut jantung akan meningkat secara perlahan mulai dari awal kehamilan
sampai akhir kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 25 persen diatas tanpa kehamilan
pada saat melahirkan.(1)
Cardiac output juga berhubungan langsung dengan tekanan darah merata dan berhubungan
terbalik dengan resistensi vascular sistemik. Pada awal kehamilan terjadi penurunan tekanan
darah dan kembali naik secara perlahan mendekati tekanan darah tanpa kehamilan pada saat
kehamilan aterm. Resistensi vascular sistemik akan menurun secara drastic mencapai 2/3 nilai
tanpa kehamilan pada kehamilan sekitar 20 minggu. (1)
Dan secara perlahan mendekati nilai normal pada akhir kehamilan. Cardiac output sama dengan
oxygen consumption dibagi perbedaan oksigen arteri-venous sistemik Oxygen consumption ibu
hamil meningkat 20 persen dalam 20 minggu pertama kehamilan dan terus meningkat sekitar
30 persen diatas nilai tanpa kehamilan pada saat melahirkan. Peningkatan ini terjadi karena
kebutuhan metabolisme janin dan kebutuhan ibu hamil yang meningkat. .(1)
Cardiac output juga akan meningkat pada saat awal proses melahirkan. Pada posisi supinasi
meningkat sampai lebih dari 7 liter/menit. Setiap kontraksi uterus cardiac output akan
meningkat 34 persen akibat peningkatan denyut jantung dan stroke volume, dan cardiac output
dapat meltingkat sebesar 9 liter/menit. Pada saat melahirkan pemakaian anestesi epidural
mengurangi cardiac output menjadi 8 liter/menit dan penggunaan anestesi umum juga
mengurangi cardiac output. Setelah melahirkan cardiac output akan meningkat secara drastis
mencapai 10 liter/menit (7-8 liter / menit dengan seksio sesaria) dan mendekati nilai normal
saat sebelum hamil, setelah beberapa hari atau minggu setelah melahirkan. Kenaikan cardiac
output pada wanita hamil kembar dua atau tiga sedikit lebih besar dibanding dengan wanita
hamil tunggal. Adakalanya terjadi sedikit peningkatan cardiac output sepanjang proses laktasi.
Perobahan unsur darah juga terjadi dalam kehamilan. Sel darah merah akan meningkat 20-30%
dan jumlah lekosit bervariasi selama kehamilan dan selalu berada dalam batas atas nilai
normal. Kadar fibronogen, factor VII, X dan XII meningkat, juga jumlah trombosit meningkat
tetapi tidak melebihi nilai batas atas nilai normal. Kehamilan juga menyebabkan perobahan
3
Refarat 2010
ukuran jantung dan perobahan posisi EKG. Ukuran jantung berobah karena dilatasi ruang
jantung dan hipertrofi. Pembesaran pada katup tricuspid akan menimbulkan regurgitasi ringan
dan menimbulkan bising bising sistolik normal grade 1 atau 2. Pembesaran rahim keatas rongga
abdomen akan mendorong posisi diafragma naik keatas dan mengakibatkan posisi jantung
berobah kekiri dan keanterior dan apeks jantung bergeser keluar dan keatas. Perobahan ini
menyebabkan perobahan EKG sehingga didapati deviasi aksis kekiri, sagging ST segment dan
sering didapati gelombang T yang inversi atau mendatar pada lead III. (1)
Distribusi Aliran Darah
Aliran Darah pada wanita hamil tidak sepenuhnya diketahui. Distribusi aliran darah dipengaruhi
oleh resistensi vaskuler lokal. Renal blood flow meningkat sekitar 30 persen pada trimester
pertama dan menetap atau sedikit menurun sampai melahirkan. Aliran darah kekulit meningkat
40 - 50 persen yang berfungsi untuk menghilangkan panas. (1)
Mammary blood flow pada wanita tanpa kehamilan kurang dari 1 persen dari cardiac output.
Dan dapat mencapai 2 persen pada saat kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak hamil aliran
darah ke rahim sekitar 100 ml/menit (2 persen dari cardiac output) dan akan meningkat dua
kali lipat pada kehamilan 28 minggu dan meningkat mencapai 1200 ml/menit pada saat
kehamilan aterm, mendekati jumlah nilai darah yang mengalir ke ginjalnya sendiri. Nilai semasa
kehamilan pembuluh darah rahim berdilatasi maksimal, aliran darah meningkat akibat
meningkatnya tekanan darah maternal dan aliran darah. (1)
Pada dasarnya wanita hamil selalu menjaga aliran darah ke rahimnya, apabila redistribusi aliran
darah total diperlukan oleh ibu atau jika terjadi penurunan tekanan darah maternal dan cardiac
output, maka aliran darah ke uterus menurun dan tetap dipertahankan. Vasokonstriksi yang
disebabkan katekolamin endogen, obat vasokonstriksi, ventilasi mekanix, dan beberapa obat
anestetik yang berhubungan dengan pre eklampsi dan eklampsi akan menurunkan aliran darah
ke rahim. Pada wanita normal aliran darah rahim mempunyai potensi dapat dibatasi. Dan pada
wanita berpenyakit jantung, pengalihan aliran darah dari rahim menjadi masalah karena aliran
darah sudah tidak teratur. (1)
4
Refarat 2010
Mekanisme perubahan hemodinamik juga tidak sepenuhnya dimengerti, yang diakibatkan oleh
perobahan volume cairan tubuh.. Total body water semasa kehamilan meningkat 6 sampai 8
liter yang sebagian besar berada pada ekstraseluler. Segera setelah 6 minggu kehamilan volume
plasma meningkat dan pada trimester kedua mencapai nilai maksimal 11/2 dan normal. Masa sel
darah merah juga meningkat tetapi tidak untuk tingkatan yang sama; hematokrit menurun
semasa kehamilan meskipun jarang mencapai nilai kurang dari 30 persen, Perobahan vascular
berhubungan penting dengan perobahan hemodinamik pada saat kehamilan. Arterial
compliance meningkat dan terjadi peningkatan kapasitas venous vascular. Perobahan ini sangat
penting dalam memelihara hemodinamik dari kehamilan normal. Perobahan arterial yang
berhubungan dengan peningkatan fragilitas bila kecelakaan vaskuler terjadi yang sering terjadi
pada kehamilan dapat merugikan hemodinamik. Peningkatan level hormon steroid saat
kehamilan inilah yang menjadi alasan utama terjadinya perobahan pada vaskuler dan miokard.
(1)
Dahulu penyakit jantung pada wanita dengan kehamilan merupakan penyebab morbiditas dan
mortalitas. Dengan kemajuan diagnostik, pengobatan medik dan surgical dalam
penatalaksanaan penyakit jantung, secara nyata telah menurunkan morbiditas dan mortalitas
penderita penyakit jantung. Tindakan surgical pada penderita penyakit jantung semasa kanak-
kanak menyebabkan sebagian besar wanita berpenyakit jantung dapat mengalami kehamilan
dan melahirkan. Meskipun demikian beberapa hal yang dihadapi wanita berpenyakit jantung
yang mengalami kehamilan masih menjadi masalah, karena dapat mengancam jiwa si ibu dan
mempengaruhi keadaan janin. Pada tabel dibawah ini ditunjukkan beberapa masalah pada
wanita hamil dengan penyakit jantung. (1)
Tabel 2. Kelainan kardiovaskuler resiko tinggi terhadap Ibu dan Janin Dianjurkan
menghindarkan kehamilan atau menghentikan kehamilan
Hipertensi pulmonal
Dilated cardiomyopathy dengan gagal jantung kongestif
Sindroma Marten dengen dilatasi aorta
PJB sianotik
5
Refarat 2010
Kehamilan yang memerlukan konsultasi dan follow up ketat :
Katup protesa
Koarktasio aorta
Sindroma Martan
Dilated cardiomyopathy yang asimtomatik. .(1)
Lesi obstruktif Pada saat kehamilan kesehatan ibu dan janin adalah sangat penting dan saling
mempengaruhi. Kondisi janin yang baik sangat diperlukan tetapi keselamatan ibu menjadi
prioritas utama. Idealnya pengobatan ibu dengan obat-obatan, pemeriksaan diagnostik dan
pembedahan perlu dihindarkan pada ibu hamil, tetapi bila diperlukan dapat dilakukan.
Mengenal kelainan kardiovaskular pada wanita yang mengalami kehamilan sangat sukar. (1)
Gejala penyakit jantung seperti kelelahan, dispnea, ortopnea, edema tungkai dlan rasa tidak
enak didada sering didapati pada wanita normal dengan kehamilan.
Perhatian perlu ditingkatkan bila pada wanita hamil bila didapati dispnea atau ortopnea yang
progressif dan membatasi aktifitas, hemoptisis, sinkope saat exercise atau nyeri dada saat
exercise. Pemeriksaan fisik yang sering didapati pada wanita hamil seperti edema dorsum
pedis, basilar pulmonary rales, suara jantung ketiga, bising sistolik dan pulsasi vena leher bisa
didapati. Tetapi jika didapati sianosis atau clubbing, bising sistolik yang kuat (≥ 3/6),
kardiomegali, fixed split suara jantung kedua, atau tanda-tanda hipertensi pulmonal (suara P2
mengeras) merupakan hal yang abnormal pada wanita hamil dan perhatian perlu ditingkatkan.
Bising diastolic yang didapati pada wanita hamil menunjukkan tanda- tanda penyakit jantung.
(1)
Pemeriksaan Diagnostik
Evaluasi status kardiovaskular pada wanita hamil lebih baik hanya dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Adakalanya diperlukan pemeriksaan lain yang harus dilakukan dengan
mempertimbangkan resikonya terhadap wanita hamil dan janin yang dikandungnya.
Pemeriksaah oleh orang yang berpengalaman sangat diperlukan untuk menghindarkan
6
Refarat 2010
kesalahan dalam diagnosis yang dapat menimbulkan kecemasan, ketakutan dan biaya yang
tidak diperlukan.(2)
Pemeriksaan ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman dan tanpa resiko terhadap ibu dan
janin. Pemeriksaan tranesofageal ekokardiografi pada wanita hamil tidak dianjurkan karena
resiko anestesi selama prosedur Pemeriksaan radiografi. Semua pemeriksaan radiografi mesti
dihindarkan terutama pada awal kehamilan. Pemeriksaan radiografi mempunyai resiko
terhadap organogenesis abnormal pada janin, atau malignancy pada masa kanak-kanak
terutama leukemia. Jika pemeriksaan sangat diperlukan sebaiknya dilakukan pada kehamilan
lanjut, dosis radiasi seminimal mungkin dan perlindungan terhadap janin seoptimal mungkin.
(2)
Pemeriksaan elektrokardiografi
Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab pertanyaan rang spesifik.
Kehamilan dapat menyebabkan interpretasi dari variasi gelombang ST-T lebih sulit dari yang
biasa, Depresi segmen ST inferior sering didapati pada wanita hamil normal. Pergeseran aksis
QRS kekiri sering didapati, tetapi deviasi aksis kekiri yang nyata (-30°) menyatakan adanya
kelainan jantung. (2)
Pemeriksaan radionuklide.
Beberapa pemeriksaan radionuklide akan mengikat albumin dan tidak akan mencapai fetus,
pemisahan akan terjadidan eksposure terhadap janin mungkin terjadi. Sebaiknya pemeriksaan
ini dihindarkan. Adakalanya pemeriksaan ventilasi pulmonal/perfusi scan atau scan perfusi
miokard thallium diperlukan saat kehamilan. Diperkirakan eksposur terhadap fetus rendah. (2)
Magnetic resonance imaging
Meskipun tidak tersedia informasi mengenai keamanan prosedur MRI pada evaluasi wanita
hamil dengan kehamilan, dilaporkan tidak didapati efek fetal yang merugikan bila digunakan
pada tujuan yang lain. Pemeriksaan ini mesti dihindarkan pada wanita dengan implantasi pacu
jantung atau defibrillator. (2)
7
Refarat 2010
Menilai resiko pada pasien yang berpenyakit jantung
Bila memungkinkan wanita yang mempunyai kelainan jantung harus mendapat nasihat sebelum
hamil, termasuk membicarakan kontrasepsi, resiko maternal dan janin yang dikandungnya saat
hamil, kemungkinan jangka panjang mengenai morbidity dan mortalitas. Fungsional klas dari
The New York Heart Association (NYHA) selalu digunakan sebagai tolok ukur untuk meramalkan
akibat dari penyakit jantung yang diderita pasien. (2)
Wanita dengan NYHA klas III dan IV akan menghadapi mortality rate sampai 7% dan morbiditas
rate lebih dari 30% dan harus mendapat perhatian yang lebih dalam kehamilan. Ada lima factor
yang dapat dipakai meramalkan komplikasi jantung pada wanita hamil seperti yang dapat
dilihat pada tabel 3. (2)
Tabel 3. Prediktor resiko ibu untuk komplikasi jantung (Predictors of maternal riskfor cardiac
complication).
Kejadian pada jantung sebelumnya (gagal jantung, transient ischemic attack, stroke sebelum
kehamilan).
Aritmia jantung sebelumnya (symptomatic sustained tachyarrhytmia atau bradiaritmia yang
memerlukan pengobatan)
NYHA fungsional klas > 2 atau sianosis.
Obstruksi outflow tract atau valvular (aortic valve area < 1,5 cm2, mitral valve area < 2 cm2
atau left ventricular outflow tract peak gradient > 30 mm Hg)
Myocardial dysfunction (L VEF < 40% atau restrictive cardiomyopathy atau hypertrophic
cardiomyopathia)
Penatalaksanaan Sindroma Kardiovaskuler
Komplikasi kardiovaskuler dapat terjadi pada penderita penyakit jantung yang memerlukan
penatalaksanaan. Penatalaksanaan antara satu penderita dengan penderita lainnya sangat
individual dan berbeda, dibawah ini disampaikan rekomendasi yang dapat digunakan pada
sebagian besar penderita. (2)
8
Refarat 2010
Sindroma Cardiac output Rendah
Cardiac output yang rendah merupakan suatu tanda yang tidak menyenangkan pada setiap
penderita, terutama pada wanita hamil. Keadaan ini akan menimbulkan tanda-tanda perfusi
yang jelek seperti gangguan mental, konstriksi vaskuler perifer, urine output yang berkurang
dan tekanan darah yang rendah. (2)
Walaupun keadaan ini dapat diobati tetapi penyakit lain seperti tamponade jantung, atau
stenosis katup yang berat mesti dipertimbangkan, karena akan menimbulkan berkurangnya
volume intravaskuler. Bila memungkin sindroma cardiac output yang rendah mesti dicegah dan
harus dikoreksi bila diketahui. Pada setiap wanita hamil berkurangnya volume intravaskuler
merupakan hal yang sangat berbahaya pada lesi jantung yang membatasi aliran darah seperti
hipertensi pulmonal, stenosis pulmonal atau aorta, kardiomiopati hipertropik, atau stenosis
mitral. Tindakan atau sikap yang perlu dilakukan untuk mencegah atau mengobati penurunan
volume darah sentral dapat dilihat pada tabel 4 dibawah. (2)
Tabel 4. Tindakan atau sikap yang perlu dilakukan untuk mencegah penurunan volume darah
sentral.
Posisi :
45.600 lateral kiri
Trendelenburg 10o
Kaus kaki yang menutupi seluruh kaki
Volume cairan preload untuk pembedahan atau melahirkan 1500 ml glucose atau normal
saline
Obat-obatan:
Hindarkan vasodilator
Efedrin untuk hipotensi bila cairan replacement tidak respons
Anestetik (jika diperlukan)
Regional: bolus kecil dan serial
Umum : ditekankan pada benzodiazepin dan narkotik, bahan inhalasi dosis rendah
9
Refarat 2010
Gagal Jantung kongestif
Penatalaksanaan gagal jantung kongestif pada masa kehamilan tidak banyak berbeda dengan
keadaan gagal jantung lainnya. Masukan garam mesti dikurangi dan aktifitas fisik dibatasi
sampai dibawah tingkatan yang menimbulkan gejala gagal jantung. Pada wanita dengan gejala
gagal jantung yang signifikan atau edema paru, terapi standard dapat digunakan dengan
menggunakan obat-obatan yang dapat digunakan pada wanita dengan kehamilan . (2)
Penggunaan obat ACE inhibitor mesti dihindarkan. Gagal jantung kongestif pada kehamilan
adalah suatu keadaan dimana posisi supinasi sangat bermanfaat karena akan mengurangi
beban preload dengan obstruksi aliran darah dari vena cava inferior. (2)
Komplikasi tromboemboli
Resiko untuk mendapat tromboemboli vena meningkat lima kali lipat semasa dan segera
setelah kehamilan dan juga terdapat perdebatan peningkatan dalam tromboemboli arteri.
Kedua hal diatas bisa akibat status hiperkoagulasi wanita yang meningkat semasa kehamilan,
dan kemungkinan untuk terjadinya trombosis vena meningkat karena stasis vena. Pencegahan
merupakan hal yang paling baik dan dapat dilakukan dengan pemberian heparin dosis penuh
atau heparin berat molekul rendah, terutama pada wanita dengan resiko tinggi komplikasi
tromboemboli, termasuk wanita dengan riwayat tromboemboli semasa kehamilan sebelumnya
(resiko 4-15 persen), defisiensi antitrombin III (resiko 70 persen), defisiensi protein C (resiko 33
persen), defisiensi protein S dan sindroma anti cardiolipin antibodi. Mutasi gen protrombin dan
mutasi factor V mengakibatkan resistensi mengaktifasi protein C (didapati 3 - 5 persen pada
populasi) yang akhirnya bisa menjadi alasan untuk terapi profilaksis. Jika trombus stall emboli
diketahui, dianjurkan untuk memberikan terapi heparin intravena selama 5-10 hari dan diikuti
heparin subkutan dosis penuh. Jika tromboemboli mengancam kehidupan (seperti pada emboli
paru yang massif atau trombosis pada katup protese) terapi trombolitik dapat digunakan. (2)
Aritmia
Pada wanita dengan kehamilan yang disertai rasa pusing, palpitasi dan sakit kepala ringan,
aritmia mesti dipertimbangkan sebagai penyebabnya. Tata cara pengobatan aritmia pada
10
Refarat 2010
wanita dengan kehamilan sama dengan wanita yang tidak hamil dengan kemungkinan
pengecualian bahwa aritmia dapat menyebabkan ketidak stabilan hemodinamik dan mesti
segera mendapat pengobatan dan agresif karena pengalihan aliran darah pada aritmia dapat
menjauhi rahim. Jika kemungkinan penyebab reversible diketahui maka mesti segera dikoreksi.
Jika diperlukan pengobatan maka diperlukan pemeriksaan elektrokardiografi untuk mencatat
irama jantung. (2)
Takiaritmia sering didapati semasa kehamilan dan juga pada keadaan lainnya. Didapatinya atrial
atau ventricular premature beat, atau sinus takikardia, mesti dicari dan dikoreksi penyebabnya,
dan bukan alasan untuk memulai pengobatan spesifik. (2)
Paroksismal supraventrikular takikardia agak sering terjadi semasa kehamilan dibanding tanpa
masa kehamilan, dapat disebabkan mekanisme AV node reentry ("dual AV node mechanism")
atau atrial ventricular reentry ("accessory pathway mechanism").(2)
Paroksismal supraventricular tachycardia merupakan irama abnormal yang paling sering
didapati pada masa kehamilan dan pengobatan awal dengan vagal maneuvers cukup tepat
pada waktu lain. Jika diperlukan terapi medik pemberian adenosine intravena atau verapamil
cukup efektif. Kardioversi dapat dilakukan jika diperlukan, tetapi harus diingat "kardioversi tidak
pernah dilakukan pada penderita sadar" dan hanya dilakukan semasa kehamilan pada keadaan
lainnya. Jika episode tersebut berulang dipertukan pengobatan hari demi hari dan verapamil
atau obat penyekat beta adalah pilihan optimal. Digoksin juga efektif, walaupun mesti
dihindarkan jika pasien mempunyai preeksitasi. (2)
Penatalaksanaan atrial fibrilasi dan atrial fluter juga seperti pada wanita tanpa kehamilan. Jika
kelainan irama ini terdapat pada wanita dengan stenosis mitral, disfungsi ventrikel kiri yang
berat atau riwayat tromboemboli sebelumnya, maka terapi anti trombotik dengan heparin
diindikasikan.(3)
Ventrikular takikardi dapat terjadi semasa kehamilan. Jika menyokong suatu takikardia right