I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah susu diartikan sebagai hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui lainnya yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan yang aman dan sehat serta tidak kurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain. Yang dimaksud dengan hasil olahan susu adalah produk yang dibuat dari susu atau produk-produk suatu perlakuan terhadap susu atau produk-produk yang dibuat dari hasil sisa keduanya. Susu yang baik adalah susu memenuhi persyaratan HAUS (Halal, Aman, Utuh dan Sehat) sebagaimana disyaratkan oleh SNI. Susu merupakan hasil utama dari ternak selain daging yang sangat diminati oleh masyarakat dan susu sangat bermamfaat bagi kebutuhan manusia tetapi juga sangat dibutuhkan oleh anak dari ternak itu sendiri, karena air susu yang pertama kali keluar dari induk mengandung banyak sekali antibody atau pelindung tubuh anak agar tidak mudah terserang oleh berbagai penyakit yang bisa menyebabkan ternak itu cacat atau mati. Untuk mendapatkan susu sapi yang baik yang bermutu tinggi maka perlu dilakukan beberapa langkah pertama pada waktu pemerahan harus mengetahui kapan ternakut siap 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara alamiah susu diartikan sebagai hasil pemerahan sapi atau hewan
menyusui lainnya yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan
makanan yang aman dan sehat serta tidak kurangi komponen-komponennya atau
ditambah bahan-bahan lain. Yang dimaksud dengan hasil olahan susu adalah
produk yang dibuat dari susu atau produk-produk suatu perlakuan terhadap susu
atau produk-produk yang dibuat dari hasil sisa keduanya. Susu yang baik adalah
susu memenuhi persyaratan HAUS (Halal, Aman, Utuh dan Sehat) sebagaimana
disyaratkan oleh SNI.
Susu merupakan hasil utama dari ternak selain daging yang sangat
diminati oleh masyarakat dan susu sangat bermamfaat bagi kebutuhan manusia
tetapi juga sangat dibutuhkan oleh anak dari ternak itu sendiri, karena air susu
yang pertama kali keluar dari induk mengandung banyak sekali antibody atau
pelindung tubuh anak agar tidak mudah terserang oleh berbagai penyakit yang
bisa menyebabkan ternak itu cacat atau mati. Untuk mendapatkan susu sapi yang
baik yang bermutu tinggi maka perlu dilakukan beberapa langkah pertama pada
waktu pemerahan harus mengetahui kapan ternakut siap untuk diperah serta
berapa lama pemerahan berlansung kemudian yang kedua pada waktu pemerahan
kita harus mengetahui kebersihan dari tempat pemerahan serta kebersihan dari
ternak yang diperah karena apabila ternak yang diperah tersebut tidak bersih akan
mengganggu kualitas dari air susu tersebut.
Pemeriksaan komposisi susu. Susu mengandung komposisi zat makanan
yang vital dan penting bagi pertumbuhan tubuh. Komponen penyusun utama air
susu adalah air, protein, lemak, karbohidrat, mineral-mineral, dan vitamin-
vitamin. Dalam 1 liter susu dapat menyediakan kebutuhan manusia perharinya
berupa: Ca 100%, P 67%, Vitamin B2 66%, Protein 49%, Vitamin Alan 30%,
Vitamin B1 27%, Vitamin C 19%, dan Fe 3%, sedangkan energinya kira-kira 20%
untuk perharinya. Susu dengan kualitas 100 % memenuhi unsur gizi yang
1
seimbang dan tanpa ada sifat penambahan bahan- bahan lain didalamnya
(Addeding Maximum Matherial’s).
Pada komposisi susu ini yang terpenting adalah kualitas susu tetapi juga
struktur susu dimana kualitas susu yang memenuhi syarat yaitu, berat jenis susu,
kadar lemak, kadar protein dan kadar bahan kering pada susu. Hasil-hasil yang
ada dapat dilihat pada penjelasan diatas.
Ternak perah adalah ternak yang secara genetik mampu menghasilkan
susu melebihi kebutuhan anaknya, misalnya sapi, kerbau, kambing dan lain-lain.
Susu berupa cairan yang diproduksi oleh kelenjar ambing hewan mamalia betina
yang berwarna putih kekuning-kuningan yang tidak tembus cahaya, mempunyai
rasa sedikit manis ( berasal dari laktosa ) dan bau yang khas ( berasal dari lemak
susu ), bersih, dan kosistensinya homogen tanpa ada bentuk gumpalan. Komposisi
utama susu terdiri dari protein, lemak, laktosa, dan mineral. Sebagai bahan
pangan, susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya sebagai satu kesatuan
maupun dari bagian-bagiannya. Uji susu sangat penting karena dikerjakan untuk
menghindari pemalsuan/sebab-sebab lain yang mengakibatkan susu tidak lagi
murni diketahui/diperoleh susu yang bermutu seperti yang dikehendaki oleh
Kodex susu. Pengujian mutu susu dikerjakan dengan menentukan sifat-sifat
fisisnya, sifat-sifat kimiawinya dan pengujian biologik susu.
Susu merupakan sumber protein, sumber energi, sehingga dapat
memberikan kepada kita kesehatan, maka dari itu minat beli masyarakat sangat
tinggi walaupun harga susu kadang-kadang naik tetapi tidak menyurutkan daya
beli masyarakat terhadap produksi susu.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pratikum Produksi Ternak Perah ini adalah agar
pratikan dapat mengerti serta memahami apa saja yang terkandung dalam air susu
ternak perah tersebut baik dari susu sapi, kambing dan lain sebagainya dengan
mengetahui berat jenis, kadar bahan kering dengan menggunakan dua metode,,
mengetahui kadar lemak, kadar bahan kering tanpa lemak serta komposisi protein
yang terdapat dari susu tersebut.
2
Adapun manfaatnya bagi pratikan adalah pratikan dapat mempelajari
bagaimana cara dari pemerikaan komposisi susu tersebut dan pratikan juga dapat
mempraktekkannya lansung sehingga dapat memahami dengan benar serta bisa
menerapkannya.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Amiransyah (2008) berpendapat bahwa air susu yang baik atau normal
memiliki Bs 1,027 – 1,031 pada temperatur 27,5o perbedaan BJ yang mencolok
harus dikurangi.
Amanalis,(2002).yang menyatakan bahwa Pemanasan dengan suhu tinggi
bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme baik pembusuk maupun
pathogen dan pemanasan yang singkat bertujuan untuk mencegah kerusakan nilai
gizi susu tersebut,
Bambang, (2005) menyatakan bahwa Susu yang normal mempunyai berat
jenis minimal 1,0280.
Bagus, (2008).yang menyatakan bahwa Susu mengandung kolostrum yang
terdiri dari protein dan lemak yang mengandung bahan-bahan antibody yang
berperan dalam melindungi ketahanan tubuh terhadap ketahanan oleh serangan
penyakit,
Bearkley (2000), berpendapat bahwa apabila susu makin encer maka
Laktodesimeter akan lebih dalam masuknya ke dalam susu dengan demikian berat
jenis susu menjadi turun atau lebih rendah dari pada standar
Girisanto R. F, (2003). yang menyatakan bahwa Kadar berat jenis susu
yang tidak seimbang ataupun normal dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
tertentu, seperti: tingkat viskositas yang tinggi, penuangan susu antar media yang
berbeda, intensitas penuangan susu, genetik ternak terhadap susu, buih yang
timbul pada permukaan air susu saat pengukuran, serta faktor luar berupa suhu,
Hadiwiyoto ( 2005 ) berpendapat bahwa susu mengandung protein rata-
rata 3,5%. Protein merupakan gabungan dua atau lebih asam-asam amino yang
penyusun utamanya adalah atom karbon, atom hydrogen, dan atom nitrogen dan
susu yang normal derajat keasamannya sekitar 4 – 7,5 pH, susu yang rusak derajat
keasamannya akan meningkat.
Judkins dan Keener (2009) berpendapat bahwa pada prinsipnya penentuan
kadar lemak susu menurut Gerber sama saja dengan metoda Babcock. Botol yang
4
digunakan disebut Butyrometer. Jadi penentuan kadar lemak susu dengan metoda
ini juga menggunakan dasar penambahan asam sulfat yang akan memisahkan
lemak susu.
Mozes, (2008). yang menyatakan bahwa Pengeringan susu pada suhu yang
tertentu mengarah langsung pada suhu pengeringan yang tidak stabil, sehingga
akan menyebabkan kadar bahan kering susu tersebut nilainya tidak konstan,
Poole, (2009). yang menyatakan bahwa Air susu yang dihasilkan melalui
suatu proses sekretarit sejati pada bagian awal air susu sapi pada suatu pemerahan
mengandung kadar lemak yang sangat renda, sekitar 1 %.
Randy, (2007) menyatakan bahwa Dalam ketiadaan pendinginan yang
cukup dapat mencegah pertumbuhan bakteri atau ketiadaan sterilisasi panas susu
yang memusnahkan setiap bakteri yang ada, kualitas mungkin rusak dengan amat
cepat.
Raguarti (2010) berpendapat bahwa komposisi susu terdiri dari air, bahan
kering, lemak dan protein. Dimana komposisi susu ini mencakup jenis kandungan
gizi yang mana bermanfaat bagi kesehatan bagi tubuh hewan maupun manusia.
Ressang dan Nasution (2009) berpendapat bahwa berat jenis berubah-ubah
menurut lamanya susu dibiarkan. Berat jenis dekat pada saat pemerahan lebih
kecil dari pada berat jenis jauh dari saat pemerahan. Hal ini disebabkan oleh
memadatnya lemak.
Subronto, (2006) menyatakan bahwa nilai yang rendah pada sampel susu
dikarenakan ternak tersebut kekurangan gizi, sehingga tidak mencukupi
kebutuhan untuk tubuh ternak yang berasal dari bahan kering yang dimakan dan
juga korelasi antara kandungan lemak dan nitrogen.
SNI 01-3141-1998 menyatakan sesuai standar untuk susu sapi segar kadar
lemaknya sekitar 3 % dan ini sudah dilakukan pengujian Laboratorium.
Siregar, (2005) menyatakan bahwa susu kambing mengandung lemak
sekitar 4,2% lemak tersebut terdapat didalam keadaan emulsi yang tersebar
merata dalam susu, dan kalau susu tersebut kita diamkan beberapa lama maka
emulsi lemak akan naik ke permukaan susu dan akan membentuk kepala susu.
5
Siregar, (2008) menyatakan bahwa Larutan yang terbentuk gugus
demitinol berarti gugus amino sudah terkait dan tidak akan mempengaruhi reaksi
gugusan karboksil (asam) dengan NaOH, sehingga akhir titrasi dapat ditentukan
dengan tepat.
Syarif, (2006) menyatakan bahwa Berbagai jenis dan bangsa ternak perah
berbeda kemampuannya untuk melepaskan karoten dari makanan dan menyimpan
ke dalam tubuh dan lemak susu serta protein.
Winarto. J. S. (2009) yang menyatakan bahwa.Susu merupakan substrat
yang baik untuk pertumbuhan mikroba, karena kadar airnya tinggi, pH-nya netral
dan kaya akan zat makanan yang diperlukan oleh mikroba. Susu juga merupakan
emulsi lemak dalam air yang mengandung garam-garam mineral, gula, dan
protein. Komposisi terbesar terjadi pada kandungan lemak, karena kadar lemak
susu sangat dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun eksternal.
6
III. MATERI DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Produksi Ternak Perah dilaksanakan pada hari jum’at, 30
November 2012, Pukul 14.00 WIB s/d Selesai bertempat di Laboratorium
Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
3.2 Materi
Adapun materi yang digunakan pada praktikum ini adalah susu sapi segar,
laktodensimeter, termometer, gelas ukur 100 ml dan 250 ml, labu erlemeyer 250
ml dan 500 ml, timbangan amalitik skala 0,1 mg, oven temperatur 102 0C,
eksikator, cawan gelas dengan penutup diameter 5 cm, H2SO4 pekat (91 – 92%),
Amil alcohol, butyrometer, pipet otomat 1 ml 0,05 ml dan 10 ml, pipet khusus
susu 10,75 ml, sentrifus, penagas air.
3.3 Metoda
Pada Pengukuran Berat Jenis yaitu: Sampel susu dihomogenkan
dengan cara memindahkan dari satu erlemeyer ke erlemeyer yang lain berulang -
ulang secara hati-hati, sample susu di tuangkan ke dalam gelas ukur melalui
dindingnya agar tidak terbentuk buih kemudian lektodensimeter di celupkan ke
dalam sample susu secara perlahan-lahan, biarkan timbul dan tunggu sampai
lektodensimeter berhenti bergerak (+1 menit). Baca skala yang tertera, catat suhu
tera lektodensimeter dan ukur suhu sample susu dengan thermometer. Kemudian
di ulangi prosedur di atas sebanyak 2-3 kali. Angka di peroleh dirata-ratakan.
Skala yang dibaca pada lektodensimeter menunjukkan decimal 2 dan 3. Decimal
ke-4 Dikira-kirakan. Suhu sampel susu harus di antara 20-300C, kemudian di
sesuaikan dengan suhu 27,50C. Setiap kenaikan atau penurunan suhu susu 10C, di
lakukan penyesuaian koefisien muai susu sebesar 0,0002 kemudian berat jenis
susu di peroleh.
7
Pada Pengukuran Kadar Bahan Kering yaitu: Keringkan cawan dan tutupnya
pada oven (1020C) selama 10 menit, masukkan cawan ke dalam eksikator sampai
suhunya sama dengan suhu kamar, timbang cawan beserta tutupnya (G1),
masukkan 3 ml sampel susu ke dalam cawan beserta tutupnya (G2), masukkan
cawan ke dalam oven (102 20C) dan letakkan tutup cawan diamping cawan,
biarkan selama 1 jam kemudian keluarkan dari oven dan masukkan cawan yang
telah ditutup kembali ke dalam eksikator, setelah cawan dingin (mencapai suhu
kamar), timbanglah cawan beserta tutupnya (G3).
Pada Pengukuran Kadar Lemak dengan Metode Gerber yaitu: 100 ml
H2SO4 pekat dimasukkan ke dalam butyrometer, melalui dinding butyrometer,
masukkan 10,75 ml sampel susu secara hati-hati dan 1 ml alkohol, Butyrometer
dasumbat samapi rapat, kemudian dikocok dengan arah angka delapan selama 3-5
menit agar bagian-bagian di dalamnya tercampur rata, setelah terbentuk warna
ungu tua sampai kecoklatan masukkan butyrometer ke dalam sentrifus dan
pasang sentrifus pada 1200 rpm selama 5 menit, masukkan butyrometer ke dalam
penagas air dengan suhu 65oC selama 5 menit, baca skala yang tertera pada
butyrometer, skala menunjukkan persentase kadar lemak.
Pada pengukuran Kadar Protein Metode Titrasi Formol yaitu terlebih
dahulu masukkan 10 ml susu kedalam erlemeyer 125 ml dan tambahkan 20 ml
aquades serta 0,4 ml larutan kalium oksalat jenuh dan 1 ml phenolphtalin 2% lalu
diamkan selama 2 menit. Kemudian titrasi campuran tersebut dengan NaOH 0,1 N
sampai mencapai warna standar atau warna merah muda. Warna standar: 10 ml
susu + 10 ml aquades + 0,4 ml kalium oksalat jenuh + 1 tetes indicator rosanilin
klorida. Setelah warna tercapai tambahkan 2 ml larutan formalin dan titrasi
kembali dengan NaOH sampai warna standar tercapai lagi. Buatlah titrasi blanko
yang terdiri dari 20 ml aquades + 0,4 ml larutan kalium oksalat jenuh + 1 ml
indicator phenolpthalin + 2 ml larutan formalin dan titrasi dengan larutan NaOH.
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Susu merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisma dan
mudah mengalami kerusakan. Oleh karenanya penganganan yang baik perlu
dilakukan dengan tepat. Susu yang baik harus mengandung jumlah bakteri yang
sedikit, tidak mengandung spora mikrobia patogen, bersih, yaitu tidak
mengandung debu atau kotoran, mempunyai flavor yang baik dan tidak
dipalsukan.
Susu mengandung komposisi zat makanan yang vital dan penting bagi
pertumbuhan tubuh. Komponen penyusun utama air susu adalah air, protein,
lemak, karbohidrat, mineral-mineral, dan vitamin-vitamin. Dalam 1 liter susu
dapat menyediakan kebutuhan manusia perharinya berupa: Ca 100%, P 67%,
Vitamin B2 66%, Protein 49%, Vitamin Alan 30%, Vitamin B1 27%, Vitamin C
19%, dan Fe 3%, sedangkan energinya kira-kira 20% untuk perharinya.
Ternak perah mempunyai ciri-ciri khusus yang berhubungan langsung
dengan produksi susu.dan susu tersebut merupakan bahan makanan yang bernilai
gizi yang tinggi karena mengandung hamper semua zat-zat yang dibutuhkan oleh
tubuh. Susu ini merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan
dengan proporsi yang seimbang. Sebagian bertanggapan bahwa dengan
mengkonsumsi susu, maka akan timbul gejala penyakit mencret, sebenarnya hal
itu diakibatkan oleh lactose intolerance yang tidak terbentuk saat mengkonsumsi
susu tersebut.
Gambar 1.1 Susu
9
Berikut ini terdapat Tabel.1.1.Perbandingan komposisi zat makanan
beberapa bagian susu yang dihasilkan oleh Sapi, Domba, dan juga ASI:
Adapun pendapat dari Hadiwiyoto( 2005) bahwa Air susu merupakan air
susu sapi yang tidak dikurangi ataupun tidak ditambahkan sesuatu apapun yang
diperoleh dari hasil pemerahan. Komposisi air susu adalah air, protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, air susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya.
Komposisi utama susu terdiri dari protein, lemak, laktosa, dan mineral. Sebagai
bahan pangan, susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya sebagai satu
kesatuan maupun dari bagian-bagiannya. Uji susu sangat penting karena
dikerjakan untuk menghindari pemalsuan/sebab-sebab lain yang mengakibatkan
susu tidak lagi murni diketahui/diperoleh susu yang bermutu seperti yang
dikehendaki oleh kodex susu. Pengujian mutu susu dikerjakan dengan menentukan
sifat-sifat fisisnya, sifat-sifat kimiawinya dan pengujian biologik susu.
a.Pengukuran berat jenis susu sapi.
Sample susu dihomogenkan dengan cara memindahkan susu dari satu
erlenmayer ke erlenmayer lain secara berulang–ulang. Kemudian sample susu
dituangkan kadalam beker gelas, setelah itu laktodensimeter dicelupkan ke
10
dalam sample susu dan biarkan selama 1 menit. Kemudian dibaca skalanya,
pada berat jenis pertama didapatkan pada suhu 26 •C kemudian, berat jenis
kedua pada suhu 27•C dan berat jenis yang ke tiga pada suhu26,5•C dan berat
jenis pada susu adalah dan hasil dari rataan nilai BJ adalah pada suhu 26,5•C
Dapat dilihat dari penjelasan dibawah ini :
Rata−rata=26+27+26,53
= 26,6
Berat Jenis=26,520
=1,0280
Berat Jenis= 202 0
=1,0280+(26,5−20 ) x 0,0002
= 1,0280 + 0,0013 = 1,0293
Dengan suhu 26,5oC. Setelah dihitung berat jenis susu didapatkan hasilnya
1,0293 ini berarti berat jenis susu tidak mencapai berat jenis minimal. Ini berarti
susu tidak normal. Hal ini bertentangan dengan Pendapat Bambang, (2005) yang
menyatakan bahwa Susu yang normal mempunyai berat jenis minimal 1,0280.
Dari pengamatan diatas bahwa pada berat jenis susu menurut Agus (2008),
jenis susu akan dipengaruhi oleh susunan air itu sendiri, air susu yang baik atau
normal memiliki berat jenis 1,028-1,033 pada temperatur 27,5 0C. Hadiwiyoto
(2005), menyatakan bobot jenis susu berubah tergantung lamanya susu dibiarkan,
semakin dekat dengan saat pemerahan maka bobot makin kecil, maka hasil
didapatkan berat jenis susu masih normal dan layak dipasarkan. Kita
menggunakan alat yang canggih seperti yang mana alat ini sering digunakan
untuk mengukur berta jenis pada komposisi susu.
11
Gambar 1.2 pengukuran Berat Jenis
b. Pengukuran kadar Bahan Kering
Dengan menggunakan metode pengeringan:
Dari parktikum yang telah dilaksanakan didapat hasil sebagai berikut :
G1 = 23,23
G2 = 26,12
G3 = 23,380
BK (% )= (G 3−G 1 )(G 2−G 1 )
X 100=(23,380−23,23 )(26,12−23,23 )
X 100=0,152.89
X 100
¿5,190
Pengukuran kadar bahan kering yang didapat 25,854 gr. Didukung oleh
pendapat Randy, (2007) menyatakan bahwa Dalam ketiadaan pendinginan yang
cukup dapat mencegah pertumbuhan bakteri atau ketiadaan sterilisasi panas susu
yang memusnahkan setiap bakteri yang ada, kualitas mungkin rusak dengan amat
cepat.
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Winarto. J. S. (2009) yang
menyatakan bahwa.Susu merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan
mikroba, karena kadar airnya tinggi, pH-nya netral dan kaya akan zat makanan
yang diperlukan oleh mikroba. Susu juga merupakan emulsi lemak dalam air yang
12
mengandung garam-garam mineral, gula, dan protein. Komposisi terbesar terjadi
pada kandungan lemak, karena kadar lemak susu sangat dipengaruhi baik oleh
faktor internal maupun eksternal.
Dengan mengunakan metode Fleischmann:
Kadar bahan kering (%) = (1,311 x F) + (2,738100 x (BJ−1)
BJ)
= (1,311 x 48) + ( 2,738100 x (1,0293−1)
1,0293)
= 6,2928 + 7,7935
= 14, 0863
Keterangan : f : kadar lemak (%)
BJ: berat jenis susu pada suhu 20ºC
Gambar 1.3 pengovenan sampel dan cawan
Gambar 1.4 penimbangan berat cawan
13
Gambar 1.5 memasukkan sampel susu kedalam cawan
C. Pengukuran Kadar Lemak dengan Metode Gerber
Setelah butyrometer yangb telah diisi dengan 10 ml H₂SO₄,susu 11 ml,
dan amil alcohol 1ml. dimasukkan kedalam sentrifuse pada 1200 rpm dan
dimasukkan kedalam penangas air yang bersuhu 65ºC selama 5 menit didapatkan
skala yang terbaca yaitu 4,8. Hal telah dilakukan pada Praktikum Pengukuran
Kadar Lemak menggunakan metode Gerber, hasilnya adalah gagal karena
warnanya belum menjadi bening.Menurut Standar Indonesia SNI 01-3141-1998
menyatakan sesuai standar untuk susu sapi segar kadar lemaknya sekitar 3 % dan
ini sudah dilakukan pengujian Laboratorium.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menentukan kadar lemak
susu, diantaranya: dengan metode Babcock, metode Te Sa, metoda Ekstraksi,
metoda Milko-Tester, dan metode Gerber.
Pada pengukuran yang ketiga adalah pengukuran kadar lemak susu dapat
digunakan dengan berbagai macam cara antara lain dengan metode gerber. Kadar
lemak pada susu tidak masuk ke standar komposisi susu.
Pada prinsipnya penentuan kadar lemak susu menurut Gerber sama saja dengan
metoda Babcock. Penentuan kadar lemak dengan metoda ini menggunakan dasar
penambahan asam sulfat yang akan memisahkan lemak susu. Biasanya pada
musim hujan kandungan lemak susu akan meningkat sedangkan pada musim
kemarau kandungan lemak susu lebih rendah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Judkins dan Keener (2009) berpendapat
bahwa pada prinsipnya penentuan kadar lemak susu menurut Gerber sama saja
14
dengan metoda Babcock. Botol yang digunakan disebut Butyrometer. Jadi
penentuan kadar lemak susu dengan metoda ini juga menggunakan dasar
penambahan asam sulfat yang akan memisahkan lemak susu.
Gambar 1.6 pencampuran susu, H2SO4, dan amil alkohol.
Gambar 1.7 saat di sentrifuse
Gambar 1.8 warna yang dihasilkan pada pengukuran lemak
15
Gambar 1.9 saat dimasukkan kedalam penangas air
D. Pengukuran Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak( BKTL).
Pengukuran kadar bahan kering tanpa lemak dengan berat jenis maka bahan
kering tanpa lemak dapat dihitung.
Rumus persentse BKTL:
BKTL(%) = ld4
+KL5
0,48
BKTL(%) = 204
+ 485
+0,48
BKTL (%) = 5 + 0,96 + 0,48
BKTL (%) = 6,44
Keterangan :
BKTL = bahan kering tanpa lemak
KL = kadar lemak
Ld₂ₒ = skala laktodensimeter pada suhu 20ºC
0,48 = constant jika BJ diukur pada suhu 20ºC. jika BJ diukur pada sampel yang
dipanaskan 40ºC, maka constant yang digunakan 0,63
E. Pengukuran kadar protein dengan metode titrasi formol
Setelah dilakukan pratikum pengukuran dengan metode titrasi formol
maka di dapat hasil :
t1 = 11.6 – 12,4 = O,8 t = blangko
t2 = 14.5 – 16,1 = 1,6
16
t terkoreksi – ( formol ) = t2 – t blangko
= 1,6 – 0,1
= 1,5
Kadar protein (%) = t formol x faktor 1,83
= 1,5 x 1,83
= 2,745 (%)
Jadi kadar protein dari susu yang diamati yaitu 2,745 sedangkan susu
yang baik mengandung protein 3,5 %. Jadi susu yang kita amati masih di bawah
kadar protein normal.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hadiwiyoto ( 2005 ) berpendapat bahwa
susu mengandung protein rata-rata 3,5%. Protein merupakan gabungan dua atau
lebih asam-asam amino yang penyusun utamanya adalah atom karbon, atom
hydrogen, dan atom nitrogen dan susu yang normal derajat keasamannya sekitar 4
– 7,5 pH, susu yang rusak derajat keasamannya akan meningkat.
17
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa susu
sapi yang di Praktikumkan mempuyai ukuran berat jenis yang tidak sesuai
dengan Berat Jenis susu Minimal. Ini menandakan bahwa susu yang di
Praktikumkan rusak/tidak bagus hal ini mungkin disebabkan oleh
penyimpanan yang terlalu lama.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah semua alat yang dibutuhkan
pada praktikum harus dipersiapkan terlebih dahulu agar kegiatan praktikum
berjalan dengan baik dan lancar. Dan juga diharapkan kepada seluruh
praktikan harus tertib, tenang, dan disiplin dalam melaksanakan kegiatan