BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah ke seluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta mengangkut semua zat buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh darah dan darah. Jantung adalah organ berongga dan berotot yang memompa semua darah, sebanyak lebih kurang lima liter ke seluruh tubuh sekitar satu putaran per menit atau lebih cepat di saat berolahraga. Darah mengalir melalui jaringan pembuluh yang mencapai semua bagian tubuh. Arteri membawa darah dari jantung ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapiler-kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena, yang membawa darah kembali ke jantung. Hormon Tiroid mempunyai banyak efek pada proses metabolic di semua jaringan, terutama di jantung yang paling sensitive terhadap perubahannya. Gangguan fungsi kelenjar tiroid dapat menimbulkan efek yang dramatic terhadap sistem kardiovaskular, sering kali menyerupai penyakit jantung primer. Pengaruh hromon tiroid pada jantung digolongkan menjadi 3 kategori, efek terhadap jantung langsung, efek hormone tiroid pada sistem saraf simpatis dan efek sekunder terhadap perubahan hemodinamik. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan
darah ke seluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh
serta mengangkut semua zat buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh darah dan
darah. Jantung adalah organ berongga dan berotot yang memompa semua darah, sebanyak
lebih kurang lima liter ke seluruh tubuh sekitar satu putaran per menit atau lebih cepat di saat
berolahraga. Darah mengalir melalui jaringan pembuluh yang mencapai semua bagian tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapiler-
kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena, yang membawa darah kembali ke
jantung.
Hormon Tiroid mempunyai banyak efek pada proses metabolic di semua jaringan,
terutama di jantung yang paling sensitive terhadap perubahannya. Gangguan fungsi kelenjar
tiroid dapat menimbulkan efek yang dramatic terhadap sistem kardiovaskular, sering kali
menyerupai penyakit jantung primer. Pengaruh hromon tiroid pada jantung digolongkan
menjadi 3 kategori, efek terhadap jantung langsung, efek hormone tiroid pada sistem saraf
simpatis dan efek sekunder terhadap perubahan hemodinamik.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana anamnesis pasien dengan gejala jantung tiroid ?
1.2.2 Bagaimana Pemeriksaan terhadap pasien dengan gejala jantung tiroid?
1.2.3 Apakah working diagnosis pasien dengan gejala jantung tiroid?
1.2.4 Apakah differential diagnosis pasien dengan gejala jantung tiroid
1.2.5 Bagaimana etiologi pasien dengan gejala jantung tiroid?
1.2.6 Bagaimana Epidemologi Dari penyakit jantung tiroid?
1.2.7 Bagaimana patogenesis pasien dengan gejala jantung tiroid?
1
1.2.8 Bagaimana manifestasi klinik pasien dengan jantung tiroid?
1.2.9 Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan gejala jantung tiroid?
1.2.10 Apa komplikasi dari pasien dengan gejala jantung tiroid?
1.2.11 Bagaimana prognosis dari pasien dengan gejala jantung tiroid?
1.2.12 Bagaimana cara mencegah kejadian pasien dengan gejala jantung tiroid?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui anamnesis dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.2 Untuk mengetahui pemeriksaan terhadap pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.3 Untuk mengetahui working diagnosis dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.4 Untuk mengetahui differential diagnosis dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.5 Untuk mengetahui etiologi dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.6 Untuk mengetahui epidemologi dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.7 Untuk mengetahui patofisiologi dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.8 Untuk mengetahui manifestasi klinik dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.9 Untuk mengetahui penatalaksanaan dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.10 Untuk mengetahui komplikasi dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.11 Untuk mengetahui prognosis dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.3.12 Untuk mengetahui cara pencegahan dari pasien dengan gejala jantung tiroid.
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk menambah pengetahuan mahasiswa/i Universitas Kristen Krida Wacana.
1.4.2 Untuk menambah referensi perpustakaan.
2
BAB II
Isi
2.1 Anamnesis Pasien dengan Gejala Jantung Tiroid
Penyakit yang mengenai sistem kardiovaskular bisa timbul dengan berbagai keluhan:
Nyeri dada
Sesak napas
Edema
Palpitasi
Sinkop
Kelelahan
Stroke
Penyakit vaskular perifer
Sesak napas
Sesak napas akibat penyakit jantung paling umum disebabkan oleh edema paru. Rasa sesak lebih
jelas saat berbaring mendatar (ortopnea) atau bisa timbul tiba-tuba di malam hari (PND) atau
timbul dengan aktivitas ringan. Sesak napas bisa disertai dengan batuk dan mengi, dan jika
sangat berat, disertai sputum merah muda berbusa.
Palpitasi
Mungkin terdapat sensasi denyut jantung cepat atau berdebar. Tentuka provokasi, onset, durasi,
kecepatan dan irama denyut jantung, serta frekuensi episode palpitasi. Apakah episode tersebut
disertai nyeri dada, sinkop dan sesak napas?
3
Benjolan
Dimana letak benjolan? Bagaimana benjolan mulai diperhatikan (timbul tiba-tiba, nyeri, gatal,
berdarah, perubahan pigmentasi dan sebagainya)?
Apakah membesar? Apakah menimbulkan gejala lokal?
Adakah gejala lain ( misalnya penurunan berat badan, malaise, atau perubahan kebiasaan buang
air besar)?
Anamnesis yang baik akan terdiri dari:
Identitas – nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, nama orang tua
atau suami atau isteri atau penanggungjawab, alamat, pendidikan pekerjaan, suku bangsa
dan agama.
Keluhan utama – keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter
atau mencari pertolongan.
Riwayat penyakit sekarang – riwayat perjalanan penyakit merupakan cerita yang
kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan
utama sampai pasien datang berobat.
Riwayat penyakit dahulu – mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan
antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang.
Tanyakan faktor-faktor risiko penyakit jantung iskemik, misalnya merokok,
hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, IHD sebelumnya, penyakit serebrovaskular
atau penyakit vaskular perifer.
Tanyakan riwayat demam reuma
Tanyakan pengobatan gigi yang baru dilakukan (endokarditis infektif)
Adakah murmur jantung yang telah diketahui?
Adakah penyalahgunaan obat intravena?
4
Riwayat keluarga – penting untuk mencari kemungkinan penyakit herediter, familial
atau penyakit infeksi.
Akakah riwayat IHD, hiperlipidemia, kematian mendadak, kardiomiopati atau
penyakit jantung kongenital dalam keluarga?
Riwayat sosial – meliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan dan kebiasaan.
Apakah pasien merokok atau pernah merokok?
Bagaimana konsumsi alkohol pasien?
Apakah pekerjaan pasien?
Bagaimana kemampuan olahraga pasien?
Adakah keterbatasan gaya hidup akibat penyakit?
Obat-obatan – tanyakan obat-batan untuk penyakit jantung dan obat yang memiliki efek
samping ke jantung.
2.2 Pemeriksaan Pasien dengan Gejala Jantung Tiroid
A. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital
Tekanan darah, temperatur, frekuensi nadi dan frekuensi napas menentukan tingkat
keparahan penyakit. Seorang pasien sesak dengan tanda-tanda vital normal biasanya
hanya menderita penyakit kronik atau ringan, sementara pasien yang memperlihatkan
adanya perubahan nyata pada tanda-tanda vital biasanya menderita gangguan akut yang
memerlukan evaluasi dan pengobatan segera.
5
2. Pemeriksaan jantung :
Inspeksi
Palpasi :
- Pembesaran jantung
- Memeriksa pulsasi jantung, umumnya terdapat takikardi, serta dapat juga
memeriksa pulsasi kapiler pada ujung jari
Perkusi
Auskultasi :
- Dapat diketemukan bising jantung, terutama bising sistolik, maupun gangguan
irama jantung lainnya
3. Pemeriksaan tiroid
Tiroid melekat erat pada trakea anterior, dipertengahan anatra cekungan stenum dan
kartilago tiroid; biasanya mudah dilihat dan diraba. Pasien harus diberikan segelas air
agar dapat menelan dengan nyaman. Ada tiga langkah pemeriksaan :
a. Dengan penerangan baik yang datang dari belakang pemeriksa, pasien disuruh menelan
seteguk air. Perhatikan saat naik dan turun. Pembesaran dan penonjolan (nodul) biasanya
dapat dilihat.
b. Raba kelenjar dari anterior. Secara lembut tekan dengan jempol satu sisi kelenjar untuk
memutar lobus lain kedepan dan raba saat pasien menelan.
c. Raba kelenjar dari belakang pasien dengan tiga jari tengah masing-masing lobus
sementara pasien menelan.
Suatu gambaran kelenjar dapat diketahui pada kulit leher dan diukur. Nodul-nodul dapat
diukur dengan cara yang sama. Jadi, perubahan-perubahan ukuran pada kelenjar atau pada
nodul-nodul dapat diikuti.
Pada pemeriksaan fisik, bagian bulbus masing-masing lobus yang teraba dari kelenjar tiroid
normal berukuran kira-kira 2cm pada dimensi vertical dan kira-kira 1cm pada dimensi
horizontal di atas ismus.1
6
B. Pemeriksaan Penunjang
Lab :
1.Pemeriksaan enzim jantung
2.Pemeriksaan enzim thyroid (T3,T4,TSH) dan Indeks tiroksin bebas
Radiologi :
Foto Thoraks : cek pembesaran aorta (ascenden dan descenden), dan kardiomegali.2
Tes Fungsi Hormon:
Status fungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantara tes-tes fungsi tiroid untuk
mendiagnosa penyakit tiroid diantaranya kadar total tiroksin dan triyodotiroin serum diukur
dengan radioligand assay. Tiroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin dalam sirkulasi yang
secara metabolik aktif. Kadar TSH plasma dapat diukur dengan assay radioimunometrik.
Kadar TSH plasma sensitif dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. Kadar tinggi pada
pasien hipotiroidisme sebaliknya kadar akan berada di bawah normal pada pasien peningkatan
autoimun (hipertiroidisme). Uji ini dapat digunakan pada awal penilaian pasien yang diduga
memiliki penyakit tiroid. Tes ambilan yodium radioaktif (RAI) digunakan untuk mengukur
kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap dan mengubah yodida. 3
7
. Sidikan (Scan) tiroid
Caranya dengan menyuntikan sejumlah substansi radioaktif bernama technetium-99m dan
yodium125/yodium131 ke dalam pembuluh darah. Setengah jam kemudian berbaring di bawah
suatu kamera canggih tertentu selama beberapa menit. Hasil pemeriksaan dengan radioisotop
adalah teraan ukuran, bentuk lokasi dan yang utama adalh fungsi bagian-bagian tiroid
- Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Biopsi aspirasi jarum tidak
nyeri, hampir tidak menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian pemeriksaan ini
dapat memberikan hasil negatif palsu karena lokasi biopsi kurang tepat. Selain itu teknik biopsi
kurang benar dan pembuatan preparat yang kurang baik atau positif palsu karena salah
intrepertasi oleh ahli sitologi.
Ekokardiografi
Pada ekokardiografi bisa ditemui hiperkontraksi dengan pengisian yang cepat, peningkatan masa
ventrikel kiri dan hipertrofi otot jantung
2.3 Working Diagnosis Pasien dengan Gejala Jantung Tiroid
Penyakit jantung tiroid khususnya pada yang hipertiroid, adalah suatu penyakit jantung dengan
berbagai manifestasinya yang timbulnya akibat keadaan peningkatan kadar hormon tiroksin
bebas dalam sirkulasi darah.4
2.4 Differential Diagnosis Pasien dengan Gejala Jantung Tiroid
Cardiomyopati
Cardiomyopati mengacu penyakit pada otot jantung, otot jantung menjadi membesar,
tebal, kaku sehingga kurang mampu memompa darah melalui tubuh dan
mempertahankan ritme listrik normal.4 Hal ini dapat menyebabkan gagal jantung atau
aritmia. Pada gilirannya, gagal jantung dapat menyebabkan cairan untuk membangun di
paru-paru, pergelangan kaki, kaki, kaki, atau perut. Gejalanya berupa sesak napas,
kelelahan, pembengkakan di pergelangan kaki, kaki, tungkai, dan perut. Terkadang,
pembengkakan dapat terjadi pada pembuluh darah leher. Tanda-tanda lain dapat
8
mencakup pusing, kepala terasa ringan, pingsan ketika melakukan aktivitas fisik, nyeri
dada, aritmia, dan terdapat murmur. Terdapat 4 jenis cardiomyopati yaitu:5
1. Dilated cardiomyopati
Mempengaruhi ventrikel jantung dan atrium. Penyakit ini sering dimulai di
ventrikel kiri, tempat utama jantung memompa. Otot jantung mulai membesar
(meregang dan menjadi lebih tipis). Hal ini menyebabkan ruangan bagian
dalam dapat membesar. Masalah sering menyebar ke ventrikel kanan dan
kemudian ke atrium sejalan penyakit semakin memburuk. Ketika ruang
membesar, otot jantung tidak berkontraksi secara normal. Juga, jantung tidak
dapat memompa darah dengan sangat baik. Seiring waktu, jantung menjadi
lemah dan gagal jantung dapat terjadi.
2. Hipertrophic cardiomyopati
Jenis cardiomyopati ini muncul ketika dinding ventrikel (biasanya ventrikel
kiri) menebal. Meskipun dinding menebal, ukuran ventrikel sering tetap
normal. Otot yang menebal membuat bagian dalam ventrikel kiri lebih kecil,
sehingga volume tampung darah berkurang. Dinding ventrikel juga dapat
menjadi kaku. Akibatnya, ventrikel kurang mampu untuk relaksasi dan
mengisi darah. Perubahan ini menyebabkan peningkatan tekanan darah di
ventrikel dan pembuluh darah dari paru-paru.
3. Restrictive cardiomyopati
Ventrikel menjadi kaku dan keras. Hal ini disebabkan jaringan abnormal,
seperti jaringan parut, menggantikan otot jantung yang normal. Akibatnya,
ventrikel normal tidak bisa rileks dan mengisi darah, dan atrium
membesar. Seiring waktu, aliran darah di jantung berkurang. Hal ini dapat
menyebabkan masalah seperti gagal jantung atau aritmia.
Terjadi ketika jaringan otot pada ventrikel kanan mati dan digantikan dengan
jaringan parut. Proses ini mengganggu sinyal-sinyal listrik jantung dan
menyebabkan aritmia. Gejala meliputi palpitasi dan pingsan setelah
melakukan aktivitas fisik.
9
Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium atau AF, gejala yang dialami oleh pasien dalam kasus ini merupakan
aritmia yang paling umum. Aritmia adalah sebuah masalah dengan kecepatan atau irama
denyut jantung. Sebuah gangguan pada sistem listrik jantung menyebabkan AF dan jenis
lain aritmia.
AF terjadi ketika cepat, sinyal-sinyal listrik tidak terorganisir dalam dua jantung bilik
atas, disebut atrium, menyebabkan mereka kontrak sangat cepat dan tidak teratur (ini
disebut fibrilasi). Akibatnya, darah kolam di atrium dan tidak dipompa sepenuhnya ke
dua bilik jantung lebih rendah, yang disebut ventrikel. Ketika ini terjadi, ruang jantung
bagian atas dan bawah tidak bekerja sama seperti seharusnya.6
Terdapat beberapa penyakit yang mempunyai gejala atrium fibrilasi yang sama,
antaranya adalah:
Penyakit Jantung yang berhubungan
dengan FA
Definisi Manifestasi klinis.
Penyakit arteri koroner
Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung)
Dada terasa tak
enak(digambarkan sebagai
mati rasa, berat, atau
terbakar; dapat menjalar ke
pundak kiri, lengan, leher,
punggung, atau rahang)
Sesak napas
Berdebar-debar
Denyut jantung lebih cepat
Pusing
Mual
Kelemahan luar biasa
Penyakit katup Kelainan katup jantung disebabkan Demam, lesu, anoreksia.
10
jantung oleh demam reumatik (akibat Streptococcus hemoliticus grup A) dan non-reumatik.
Artralgia
Arthritis, karditis, korea,
eritema marginatum, nodul
subkutan.
Cardiomiopati Kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab yang tidak diketahui dan bukan diakibatkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan (congenital), hipertensi atau penyakit katup. Ini adalah penyakit miokardium, atau otot jantung, ditandai dengan hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah dan berdenyut secara normal.
Gagal jantung kongestif
Dilatasi ventrikel kiri
Sinkop
Nyeri dada yang tidak khas
Emboli sistemik
Penyakit diluar
jantung yang
berhubungan
dengan FA
Definisi Manifestasi klinis
Hipertiroidisme Keadaan kelebihan hormone tiroid
yang beredar dalam sirkulasi
(hipertiroidisme) yang diakibatkan
oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif.
Makan banyak, mudah haus,
muntah disfalgia, lelah
Rambut rontok, berkeringat,
kulit basah, onikolisis.
Tremor, aritmia, palpitasi,
gagal jantung, lifositosis,
anemia, splenomegali, leher
membesar
Osteoporosis, epifisis cepat
menutup
Hipertensi Peningkatan berkelanjutan BP Sakit kepala
11
sistemik sistolik istirahat (≥ 140 mm Hg),
tekanan darah diastolik (≥ 90 mm
Hg), atau keduanya. Hipertensi
dengan tidak diketahui penyebabnya
(primer; sebelumnya, hipertensi
esensial) adalah paling umum.
Hipertensi dengan penyebab
teridentifikasi (hipertensi sekunder)
biasanya karena gangguan ginjal.
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak napas
Gelisah
Denyut jantung meningkat
Pandangan kabur akibat
kerusakan otak, mata,
jantung dan ginjal.
Angina Pectoris Nyeri dada sementara atau suatu
perasaan tertekan yang terjadi jika
otot jantung mengalami kekurangan
oksigen.
Rasa nyeri retrosternal dan
menjalar hingga ke leher,
rahang, gigi, bahu, lengan
kiri, epigastrium dan juga
pada umbilicus dan
punggung tapi jarang
berlaku.
3 jenis yaitu stabil (pulih
apabila istirahat), tidak stabil
(tetap terjadi saat istirahat)
dan Prinzmetal’s angina
(tiba-tiba)
2.5 Etiologi Pasien dengan Gejala Jantung Tiroid
Hipertiroid merupakan keadaan klinis akibat produksi T4, T3 atau keduanya. Penyebab
terbanyak adalah struma difusa toksik (penyakit Grave). Etiologinya belum diketahui, kelebihan
produksi T3 dan T4 diduga karena IgG autoantibody berikatan dengan reseptor tirotropin pada
kelenjar tiroid. Penyebab terbanyak kedua hipertiroid adalah struma nodosa toxic, suatu keadaan
dimana daerah yang terlokalisir pada kelenjar dan otonomi.6
2.6 Epidemologi Pasien dengan Gejala Jantung Tiroid
12
Penyakit jantung hipertiroid ini relatif sering mengenai 4-8 kali pada perempuan dibanding pria,
dengan insiden terbanyak pada dekade ke tiga atau ke empat.5,6
2.7 Patogenesis Pasien dengan Gejala Jantung Tiroid
Hormon tiroid sangat mempengaruhi sistem kardiovaskular dengan beberapa mekanisme baik
secara langsung ataupun tak langsung. Pada keadaan hipotritoid maupun hipertiroid sangat
mempengaruhi kardiovaskular. Hormon tiroid meningkatkan metabolisme tubuh total dengan
konsumsi oksigen yang secara tidak langsung meningkatkan beban kerja jantung. Mekanisme
secara pasti belum diketahui, hormon tiroid menyebabkan efek inotropik, kronotropik dan
dromotropik, yang mirip dengan efek stimulasi adrenergic ( takikardia, peningkatan kardiak
output). Hormone tiroid meningkatkan sistem myosin dan Na+,K+-ATPase, mirip seperti pada
reseptor β-adrenergik miokard.
Efek hemodinamik hipotiroid berlawan dengan hipertiroid, dengan manifestasi klinis yang lebih
kurang jelas.6
Tiroid mensekresikan 2 macam hormone biologis aktif yaitu tiroksin (T4) dan triiotironin (T3).
Banyak penelitian yang mendukung hipotesis bahwa T3 adalah mediator akhir dan T4 adalah
prohormonbal, terutama karena reseptor nucleus T3 dan bukan T4, pada jaringan berespons
terhadap hormon tiroid, terutama jantung. Efek hormone tiroid terhadap sel nuklear, terutama
dijembatani melalui perubahan penampilan gen yang responsif. Proses ini dimulai dengan difusi
dari T4 dan T3 melintasi membrane plasma karena mudah larut dalam lemak. Dalam sitoplasma,
T4 diubah menjadi T3 oleh 5-monodelodinase, konsentrasinya bervariasi dari jaringan ke
jaringan, merupakan hubungan yang tidak langsung respons jaringan terhadap hormone tiroid.
Tabel 1. Efek hormon tiroid terhadap sistem kardiovaskular.
Pengaruh langsung Pengaruh tak langsung
13
Regulasi gen – gen spsesifik jantung Aktivitas adregenik meningkat
Regulasi ekspresi reseptor hormon tiroid Meningkatkan kerja jantung