Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi BAB I BERAT JENIS SEMEN PORTLAND A. TUJUAN PERCOBAAN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis semen portland. Untuk menghitung berat jenis semen adalah dengan cara melakukan perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu kamar dengan isi kering air suling pada 4 °C isinya sama dengan isi semen. B. PERALATAN Adapun peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan berat jenis semen portland adalah sebagai berikut: a. Botol Le Chatelier kapasitas 250 ml. b. Kerosin bebas air atau napha dengan berat jenis 62 API (American Proteleum Institute). c. Ember berisi air atau bak plastik tempat air d. Corong dari kertas. e. Kawat tusuk. f. Thermometer. g. Sendok. h. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. C. BAHAN Adapun bahan yang digunakan untuk pemeriksaan berat jenis semen portland adalah sebagai berikut: Kelompok XII 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
BAB I
BERAT JENIS SEMEN PORTLAND
A. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis semen portland.
Untuk menghitung berat jenis semen adalah dengan cara melakukan perbandingan antara
berat isi kering semen pada suhu kamar dengan isi kering air suling pada 4 °C isinya sama
dengan isi semen.
B. PERALATAN
Adapun peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan berat jenis semen portland
adalah sebagai berikut:
a. Botol Le Chatelier kapasitas 250 ml.
b. Kerosin bebas air atau napha dengan berat jenis 62 API (American Proteleum
Institute).
c. Ember berisi air atau bak plastik tempat air
d. Corong dari kertas.
e. Kawat tusuk.
f. Thermometer.
g. Sendok.
h. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
C. BAHAN
Adapun bahan yang digunakan untuk pemeriksaan berat jenis semen portland
adalah sebagai berikut:
a. Semen portland (Gresik) sebanyak 64 gram.
b. Kerosin bebas air (minyak tanah) atau Naptha berat jenis 62 API (American Protalium
Institute).
Kelompok XII 1
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
D. PRSEDUR PERCOBAAN
Pelaksanaan percobaan penentuan berat jenis semen portland mengikuti prosedur
sebagai berikut:
1. Sebelum botol Le Chatelier digunakan, terlebih dahulu botol tersebut dibersihkan
sampai bersih dan bagian dalam botol harus benar-benar dalam keadaan kering.
2. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin sampai dengan skala antara 0 dan 1, kemudian
bagian dalam botol di atas permukaan cairan harus dikeringkan agar semen yang akan
dimasukkan ke dalam botol tersebut tidak melekat pada bagian tepi botol.
3. Masukkan botol ke dalam bak air dengan suhu kamar dalam waktu yang cukup
untuk menghindarkan variasi suhu botol lebih besar dari 0,2 oC.
4. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, bacalah skala pada botol (V1).
5. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol, jangan sampai terjadi ada
semen yang menempel pada dinding dalam botol di atas cairan.
6. Setelah benda uji dimasukkan putar botol dengan posisi miring secara perlahan-lahan
sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan.
7. Ulangi pekerjaan pada point "5", tadi setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam
botol dan bacalah skala pada botol (V2).
E. PERHITUNGAN
Berat Jenis =
dimana :
V1 : Pembacaan pertama pada skala botol (ml)
V2 : Pembacaan kedua pada skala botol (ml)
(V2 - V1) : Isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan
Suhu berat tertentu (ml)
d : Berat isi air pada suhu 4 oC (1 gr/cm3)
Kelompok XII 2
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Data sebelum semen dimasukkan seperti pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Hasil pengukuran volume pada pembacaan awal
Temperatur Semen (gram) Volume (ml)
(V1)
Botol
4oC 64,0 0,5 1,0
Sumber : Hasil Percobaan
Data sesudah semen dimasukkan seperti pada Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2 Hasil pengukuran volume pada pembacaan akhir
Temperatur Semen (gram) Volume (ml)
(V2)
Botol
4oC 64,0 20,7 1,0
Sumber : Hasil Percobaan
Berat semen = 64,0 gram
V1 = 0,5 ml = 0,5 cm3
V2 = 20,7 ml = 20,7 cm3
d = 1,0 gr/cm3
Jadi Berat Jenis Semen:
=
= = 3,16 gr/cm³
F. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diperoleh berat jenis (BJ) semen portland, adalah 3,16.
Sedangkan standar berat jenis semen portland adalah sekitar 3,15 – 3,17 dengan toleransi
selisih yang diperkenankan 0,01.
Dengan hasil yang kami dapatkan dari percobaan berikut ini cukup memenuhi
syarat. Dengan demikian maka semen yang di uji tersebut cukup baik untuk digunakan,
Kelompok XII 3
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
karena dari perhitungan selisih berat jenis semen portland yang dilakukan, memenuhi
toleransi yang diberikan, yaitu lebih kecil dari 0,01.
G. GAMBAR ALAT
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagaimana yang
terlihat pada Gambar 1.1 dan 1.2 berikut:
Gambar 1.1 Botol Le Chatelier
Gambar 1.2 Timbangan
Kelompok XII 4
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
BAB II
PEMERIKSAAN KONSISTENSI NORMAL
DARI SEMEN HIDROLIS
A. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan konsistensi normal dari semen hidrolis,
dan selanjutnya dipergunakan untuk keperluan waktu pengikatan dari jenis semen
tersebut.
B. PERALATAN
Adapun peralatan yang digunakan untuk percobaan pemeriksaan konsistensi
normal dari semen hidrolis ini adalah sebagai berikut:
a. Mesin pengaduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta
mangkok yang dapat dilepaskan. (Gambar 2.2)
b. Alat vicat dengan menggunakan ujung C (Gambar 2.3).
c. Timbangan dengan ketelitian sampai 1,0 gram.
d. Alat pengorek (scraper) dibuat dari karet agak kaku.
e. Gelas ukur dengan kapasitas 150 atau 200 ml.
f. Sendok perata (trowel).
g. Sarung tangan karet.
h. Stop Wacth.
i. Mold dan plat kaca.
C. BAHAN
Adapun bahan yang digunakan untuk pemeriksaan konsistensi normal dari semen
hidrolis adalah sebagai berikut:
a. Semen Portland (Gresik) 500 gram untuk setiap test.
b. Air bersih 125 - 155 cc (temperatur kamar).
Kelompok XII 5
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Pelaksanaan percobaan pemeriksaan konsistensi normal dari semen hidrolis dibagi
dalam 3 (tiga) tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan Pasta.
a. Pasang daun-daun pengaduk dan mangkok yang kering pada mesin pengaduk
(mixer), sedemikian rupa sehingga siap untuk digunakan.
b. Masukkan bahan baku ke dalam mangkok dengan urutan sebagai berikut
1. Tuangkan air 150 cc, yaitu sesuai dengan keperluan test.
2. Masukkan semen portland sebanyak 500 gram ke dalam air dan biarkan
selama 30 detik agar campuran meresap
c. Jalankan mesin pengaduk pada kecepatan rendah 140 + 5 putaran permenit
selama 30 detik.
d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, selama waktu itu kumpulkan pasta
yang menempel pada dinding mangkok.
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan sedang 285 + 10 putaran permenit,
dan aduklah selama 1 menit.
2. Pencetakan Benda Uji.
a. Segera bentuk pasta menjadi bola dengan kedua tangan (memakai sarung
tangan karet), lemparkan 6 (enam) kali dari tangan satu ke tangan yang lain dengan
jarak kira - kira 15 cm.
b. Masukkan bola pasta ke dalam cincin conis pada alat vicat dengan satu tangan.
c. Kelebihan pasta pada lubang besar mold diratakan dengan jalan meletakan
cincin lubang yang besar pada plat kaca, potonglah kelebihan itu pada lubang yang
kecil dengan cara sekali gerakan, kemudian licinkan kelebihan pasta pada lubang
cincin. Dalam mengerjakan pemotongan dan penghalusan, dan semua rangkaian
pencetakan pasta harus dihindarkan tekanan pada pasta.
3. Penentuan Konsistensi.
a. Pusatkan cincin berisi pasta tepat di bawah ujung B (Gambar 2.4), tempelkan
ujung jarum C pada permukaan pasta dan kuncilah dengan sekrup E.
b. Aturlah indikator F sehingga tepat pada skala nol.
c. Lepaskan batang B dan jarum C ke pasta.
Kelompok XII 6
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
d. Setelah dicapai waktu 30 detik, maka penurunan batang C dicatat. Konsistensi
normal tercapai bila batang B dan jarum C menembus batas (10±1) mm di bawah
permukaan dalam waktu 30 detik setelah sekrup E dilepaskan, kemudian
penurunan pada batang C dibaca.
e. Ulangi percobaan di atas dengan kadar air dalam pasta yang berbeda-beda,
sehingga konsistensi normal tercapai.
E. PERHITUNGAN
Untuk pemeriksaan konsistensi normal dari semen hidrolis menggunakan
Persamaan 2.1 berikut:
Konsistensi Normal = .....…………………………...(2.1)
Data hasil percobaan seperti pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Hasil penurunan setelah 30 detik
No Semen
(gr)
Air
(cm3)
Penurunan setelah 30 detik
(mm)
1.
2.
3.
500
500
500
140
126
125
39
17
11
Diambil penurunan 11 mm.
Berat Jenis Air = 1 gr/cm3
Volume air = 125 cm3
Berat Air = = = gr
Maka
Konsistensi Normal =
= = 25 %
Kelompok XII 7
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
F. KESIMPULAN
Untuk konsistensi normal tercapai jika jarum A menembus pasta (10 1) mm
dari permukaan dalam waktu 30 detik sejak pengunci dibuka. Maka dilihat dari data
terlampir dalam percobaan ini, dengan volume air sebesar 125 ml penurunan mencapai 11
mm. Ini memperlihatkan bahwa kekentalan pasta sudah sesuai dengan yang diizinkan
dengan nilai konsistensi normal sebesar 25 %.
G. GRAFIK HUBUNGAN PENURUNAN VS KADAR AIR
Adapun grafik hubungan penurunan vs kadar air terdapat pada Gambar 2.1
berikut:
Gambar 2.1 Hasil penurunan terhadap kadar air
Kelompok XII 8
Gambar 2.2 Mesin pengaduk (mixer)
Gambar 2.3 Alat vicat (ujung rata)
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
H. GAMBAR ALAT
Adapun peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagaimana terlihat
pada Gambar 2.2, 2.3 dan 2.4 berikut:
Gambar 2.4 Detail Alat Vical
Kelompok XII 9
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
BAB III
PENENTUAN WAKTU PENGIKATAN
DARI SEMEN HIDROLIS
A. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini untuk mengetahui waktu pengikatan awal dan waktu pengikatan
akhir dari semen hidrolis dalam keadaan konsistensi normal. Pengikatan awal semen
hidrolis tersebut adalah kehilangan sifat plastisnya atau mulai menjadi kaku dimana
waktu ini ditentukan dalam jam, menit dan alat yang digunakan adalah Vicat dan alat
Gillmore. Sedangkan pengikatan akhir dari semen hidrolis tercapai apabila semen
hidrolis telah mulai mengeras, dimana dalam percobaan dapat dilihat apabila jarum
pada alat Vicat tidak membekas pada benda uji.
B. PERALATAN
Adapun peralatan yang digunakan untuk percobaan penentuan waktu pengikatan
dari semen hidrolis ini adalah sebagai berikut:
a. Mesin pengaduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta
mangkok yang dapat dilepaskan.
b. Alat vicat dengan menggunakan ujung D (Gambar 3.2).
c. Timbangan dengan ketelitian sampai 1,0 gram.
d. Gelas ukur dengan kapasitas 150 atau 200 ml.
e. Stop Wacth untuk menghitung waktu pengikatan.
f. Ruang lembab yang mampu memberikan kelembaban relatif minimum 90%.
C. BAHAN
Adapun bahan yang digunakan untuk penentuan waktu pengikatan dari semen
hidrolis adalah sebagai berikut:
1. Semen Portland (Gresik).
2. Air bersih (dengan temperatur kamar).
Kelompok XII 10
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Pelaksanaan percobaan penentuan waktu pengikatan dari semen hidrolis mengikuti
prosedur sebagai berikut:
1. Persiapan Pasta (seperti pada pemeriksaan konsistensi normal).
2. Pencetakan Benda Uji (seperti pada pemeriksaan konsistensi normal).
3. Penentuan Waktu Pengikatan.
a. Segera masukkan benda uji ke dalam ruang lembab biarkan, kecuali pada waktu
pemeriksaan pengikatan dilakukan.
b. Setelah 45 menit di ruang lembab, tempatkan benda uji pada alat Vicat,
turunkan jarum D sehingga menyentuh permukaan pasta semen. Keraskan sekrup
E dan geser jarum penunjuk F pada bagian atas dari skala dan lakukan pembacaan
awal.
c. Lepaskan batang B dengan memutar sekrup E dan biarkan jarum pada
permukaan pasta turun selama 30 detik. Bila pasta terlalu lembek ulangi
percobaan tiap 15 menit sampai tidak terjadi penurunan lagi.
d. Waktu pengikatan awal tercapai bila hasil penetrasi lebih atau sama dengan
25 mm, dan waktu pengikatan akhir tercapai bila jarum tidak membekas lagi pada
benda uji.
e. Jarak antara penetrasi pada pasta tidak boleh lebih dari 6,4 mm dan jarak dari
pinggir cincin tidak boleh kurang dari 9,4 mm. Percobaan ini dilakukan segera
setelah diambil dari ruang lembab setiap 15 menit.
Kelompok XII 11
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
E. HASIL PERCOBAAN
Data hasil percobaan pemeriksaan waktu pengikatan semen hidrolis seperti pada
Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan waktu pengikatan dari semen hidrolis
No
Waktu Penurunan
Menit
Jam Start
11.40
Penurunan
(mm)
Suhu
UdaraOC
Suhu
PastaOC
1
2
3
4
5
6
7
8
45
60
75
90
105
120
135
150
12.25
12.40
12.55
13.10
13.25
13.40
13.55
14.10
45
40
41
31
6
0
0
0
32
32
33
33
34
33
33
33
30
28
31
30
30
28
28
28
Data tersebut di plot ke grafik, dengan penurunan 25 mm didapat:
a. Konsistensi normal = 28 %
b. Suhu kamar (rata-rata) udara = 33 oC
c. Suhu pasta (rata-rata) = 29 oC
d. Waktu pengikatan permulaan = 92 menit
e. Waktu pengikatan terakhir = 120 menit
Kelompok XII 12
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
F. KESIMPULAN
a. Waktu pengikatan awal pada percobaan ini adalah : 92 menit
b. Waktu pengikatan akhir pada percobaan ini adalah : 120 menit
c. Pada pengikatan awal penetrasi terjadi lebih kecil dan pada pengikatan akhir penetrasi
lebih besar.
d. Waktu pengikatan berfungsi sebagai patokan di lapangan untuk menentukan lamanya
waktu pengerasan semen (tanpa diaduk lagi).
G. GRAFIK HUBUNGAN PENURUNAN VS WAKTU
Adapun grafik hubungan penurunan vs waktu terdapat pada Gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Hasil penurunan terhadap waktu
Kelompok XII 13
Gambar 3.2 Alat vicat (ujung tajam)
Gambar 3.3 Ruang lembab min.90%
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
H. GAMBAR ALAT
Adapun peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagaimana terlihat
pada Gambar 3.2, 3.3, 3.4 dan 3.5 berikut:
Kelompok XII 14
Gambar 3.4 Alat pengaduk (mixer)
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Gambar 3.5 Detail Alat Vical
Kelompok XII 15
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
BAB IV
PEMERIKSAAN
BERAT VOLUME SEMEN
A. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi (berat volume) dari
semen portland. Berat isi adalah perbandingan berat dan isi, dengan maksud untuk
mendapatkan hubungan berat dan volume suatu semen.
B. PERALATAN
Adapun peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan berat volume semen adalah
sebagai berikut:
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 berat contoh.
b. Talam kapasitas cukup besar untuk semen.
c. Mistar perata (straight).
d. Sekop kecil atau sendokan.
e. Wadah baja berbentuk silinder.
f. Tongkat pemadat dengan diameter 15 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat
dari baja yang tahan karat.
C. BAHAN
Adapun bahan yang digunakan untuk pemeriksaan berat volume semen adalah
Semen portland (Gresik) yang sesuai dengan kebutuhan.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Pelaksanaan percobaan pemeriksaan berat volume semen mengikuti prosedur
sebagai berikut:
1. Timbang dan catatlah berat wadah (W1).
2. Masukkan benda uji dengan hati-hati ke dalam wadah baja dengan menggunakan
sekop kecil dari ketinggian 5 cm, sampai penuh.
3. Ratakan permukaan semen dengan menggunakan mistar perata.
Kelompok XII 16
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).