1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang telah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1 Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Banyak masyarakat yang tidak menaruh perhatian terhadap penyakit yang tanpa mereka sadari penyakit tersebut dapat menjadi berbahaya. Seseorang disebut menderita hipertensi, jika tekanan darah sistolik sebesar 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Tanpa pengobatan, sekitar 30% orang berusia 20 tahun di Amerika Serikat mengalami hipertensi, maka pentingnya pengetahuan remaja tentang hipertensi secara dini. 2 Menurut Menkes, hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa
hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien
hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang telah diobati tetapi
tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan
komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.1
Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang
ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Banyak
masyarakat yang tidak menaruh perhatian terhadap penyakit yang tanpa mereka
sadari penyakit tersebut dapat menjadi berbahaya.
Seseorang disebut menderita hipertensi, jika tekanan darah sistolik sebesar
140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Tanpa
pengobatan, sekitar 30% orang berusia 20 tahun di Amerika Serikat mengalami
hipertensi, maka pentingnya pengetahuan remaja tentang hipertensi secara dini. 2
Menurut Menkes, hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3
setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian
pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran
darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90
mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) tahun 2007 menunjukan prevalensi
hipertensi secara nasional mencapai 31,7%.3
Hipertensi umumnya mulai usia muda, sekitar 5 sampai 10% pada usia 20-
30 tahun. Bagi pasien yang berusia antara 40-70 tahun, setiap peningkatan tekanan
darah sistolik sebesar 20 mmHg atau tekanan darah diastolik sebesar 10 mmHg
akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.4
Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai tingkat pengetahuan siswa SMA Swasta Harapan 3 Medan
2
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Tingkat pengetahuan siswa Kelas XII SMA Swasta Harapan 3
Medan tentang Hipertensi
1.3 Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Tingkat pengetahuan siswa Kelas XII SMA Swasta
Harapan 3 Medan tentang Hipertensi secara umum
B. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa Kelas XII SMA terhadap
pengertian hipertensi
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa Kelas XII SMA terhadap
gejala hipertensi
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas XII SMA terhadap
pencegahan hipertensi
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian lebih lanjut mengenai hipertensi dan menambah pengetahuan
penuis tentang hipertensi
b. Bidang pengabdian masyarakat, berguna untuk meningkatkan promosi
kesehatan tentang hipertensi pada siswa/i kelas XII SMA Harapan 3
Medan
c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg,atau bila pasien memakai obat antihipertensi.5
Tekanan darah sistolik : Angka pertama menunjukan gaya ketika fase
pompa. Tekanan darah diastolik : Angka kedua yang menunjukan gaya ketika fase
istirahat, yaitu waktu diantara dua fase pompa.6
2.2 Epidemiologi
Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya
populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan
besar juga bertambah. Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian
besar berasal dari negara-negara maju. Data dari The National Health and
Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukan baahwa dari tahun
1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31%, yang
berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi
peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988-1991.1
Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang
di seluruh dunia yaitu sekitar 13% dari total kematian. Di negara Indonesia,
terdapat beban ganda dari prevalensi penyakit hipertensi dan penyakit
kardiovarkular lain. Prevalensi hipertensi yang tertinggi adalah pada wanita
(25%) dan pada pria (24%).7
2.3 Klasifikasi
2.3.1 Berdasarkan Derajat Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik1
Menurut The Seventh Report of Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(JNC 7), hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah
penderita sebagaimana terlihat pada table 1 di bawah ini.
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7
4
Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Prahipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi derajat 2 >160 >100
Sedangkan menurut WHO dan International Society of Hypertension Working
Group (ISHWG) mengelompokkan hipertensi pada table 2 dibawah ini.7
Tabel 2. Klasifikasi hipertensi menurut WHO
Kategori Sistolik (mmHg Diastolik (mmHg)
Optimal
Normal
Normal-Tinggi
< 120
< 130
130-130
> 80
> 85
85-89
Tingkat 1 ( hipertensi ringan )
Sub-grup : perbatasan
140-159
140-149
90-99
90-94
Tingkat 2 ( hipertensi sedang ) 160-179 100-109
Tingkat 3 ( hipertensi berat ) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi Sistol terisolasi ( Isolated
systolic hypertension )
Sub-grup : perbatasan
≥ 140
140-149
< 90
< 90
2.3.2 Berdasarkan penyebab
5
Secara umum, hipertensi diklasifikasikan menurut penyebabnya
yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi Esensial (primer)
Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktorial yang timbul
terutama karena interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu.
Faktor-faktor resiko yang mendorong resiko timbulnya
kenaikan tekanan darah tersebut adalah diet dan asupan garam,
stres, ras, obesitas, merokok, dan genetis.1
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi yang penyebabnya diketahui,sering disebut
hipertensi renal terdapat sekitar 5% kasus,penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.5,14
2.4 Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi masih belum jelas, namun pada sejumlah kecil
pasien, penyakit ginjal atau korteks adrenal (2% dan 5%) merupakan
penyebab utama peningkatan tekanan darahnya ( hipertensi sekunder ).
Namun selebihnya tidak terdapat penyebab tunggal yang jelas pada pasien
hipertensi esensial. Beberapa mekanisme fisiologi turut berperan pada
tekanan darah normal dan yang terganggu. Hal ini mungkin berperan
penting pada perkembangan penyakit hipertensi esensial. Terdapat banyak
faktor yang saling berhubungan terlibat dalam peningkatan tekanan darah
pada pasien hipertensi, seperti makanan asin, obesitas, resistensi insulin,
sistem renin angiotensin (RAS), dan sistem saraf simpatik.7
2.5 Gejala
Hipertensi sulit disadari karena tidak memiliki gejala khusus. Namun
demikian, ada beberapa hal yang setidaknya dapt di jadikan indikator,
sebab berkaitan langsung dengan kondisi fisik. Misalnya, pusing atau sakit
kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah,
6
telinga berdengung, susah tidur, sesak napas, mudah lelah, mata
berkunang-kunang dan mimisan.5 Pada sebagian besar orang, tekanan
darah tinggi tidak memperlihatkan gejala sama sekali.8
Tekanan darah tinggi berat atau berjangka panjang yang tidak
mendapatkan pengobatan ( terutama hipertensi malignan ), dapat
menyebabkan terjadinya gejala-gejala karena dapat merusak otak, mata,
jantung, dan ginjal. Gejala-gejalanya dapat meliputi sakit kepala, fatigue,
mual,muntah, sesak napas, kurang istirahat, dan pandangan kabur. Pada
situasi tertentu tekanan darah tinggi dapat berat menyebabkan mual,
muntah, perburukan sakit kepala, mengantuk, konfusi, kejang bahkan
koma. Kondisi ini disebut enselofati hipertensif, yang membutuhkan
perawatan.8
2.6 Faktor Risiko.9
Beberapa faktor risiko yang pernah dikemukakan relevan terhadap
mekanisme penyebab hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Genetik
Dibandingkan orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih
banyak menderita hipertensi, lebih tinggi tingkat hipertensinya dan
lebih besar tingkat morbiditas maupun mortalitasnya, sehingga
diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan genetik.
b. Geografi dan Lingkungan
Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi
kelompok daerah kurang makmur dengan daerah maju, seperti bangsa
Indian Amerika Selatan yang tekanan daranya rendah dan tidak banyak
meningkat sesuai dengan pertambahan usia dibanding masyarakat
Barat.
c. Jenis Kelamin10
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Hipertensi jarang ditemukan pada perempuan pra-menopouse
dibanding pria, yang menunjukkan adanya pengaruh hormon.
d. Usia (laki-laki > 55 tahun,perempuan 65 tahun).1
7
Akibat bertambahnya umur dan proses penuaan, serabut kolagen di
pembuluh darah dan dinding arteriol bertambah sehingga dinding
pembuluh tersebut mengeras. Dengan berkurangnya elastisitas ini,
daerah yang dipengaruhi tekanan sistolik akan menyempit sehingga
takanan darah rata-rata meningkat.11
e. Berat Badan Kegemukan dan Obesitas. 11,12
Orang gemuk (pertambahan berat badan karena peningkatan volume
otot, tulang, lemak, dan air ), dan pengidap obesitas ( pertambahan
berat badan karena pertambahan lemak), dapat mengalami
prahipertensi. Anak-anak yang menjadi gemuk sebelum berumur 18
tahun memiliki kecenderungan untuk mengalami prahipertensi.
f. Pola Makan dan Gaya hidup kurang sehat (merokok).10
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.
g. Konsumsi Garam.10
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan
intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak
kepada timbulnya hipertensi.
2.7 Komplikasi
Komplikasi hipertensi terjadi karena kerusakan organ yang
diakibatkan peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi dalam waktu
lama. Organ-organ yang paling sering rusak, antara lain otak, mata,
jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Organ-organ ini sering disebut
target organ hipertensi.9
a. Pembuluh darah dan Jantung.8
8
Pembuluh-pembuluh darah mengalami perubahan-perubahan
struktur karena proses aterosklerosis yang disebabkan oleh
hipertensi. Pembuluh darah di jantung adalah pembuluh darah
koroner , sehingga hipertensi dapat menyebabkan infark
miokard koroner aterosklerosis dan membuat jantung bekerja
lebih kuat.
b. Ginjal
Pada tekanan yang sangat tinggi arteri yang paling kecil pada
ginjal akan pecah, menyebabkan hilangnya fungsi ginjal yang
cepat. Namun jika berlangsung lama dapat menyebabkan gagal
ginjal. Yang ditandai dengan adanya protein dalam urine
( proteinuria).13
c. Mata.14
Retinopati :- Penyempitan arteriolar
- Pembentukan ”copper-wiring”, AV nicking
- Perdarahan dan eksudat
- Papil edema
d. Neurologik
Dapat terjadi TIA dan Ruptur Aneurisma
e. Otak.15
Proses aterosklerosis menyebabkan timbulnya bekuan darh di
dalam pembuluh darah da juga melemahnya pembuluh darah
oleh karena itu pembuluh darah tersebut sering mengalami
trombosis atau pecah dan berdarah hebat. Jika perdarahan
terjadi di suatu pembuluh darah serebral akibatnya terjadi
kerusakan jaringan otak setempat. Ini menyebabkan suatu
keadaan yang dinamakan ’stroke”
2.8 Pengobatan
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah : 1
Target tekanan darah < 140/90 mmmHg, untuk individu berisiko tinggi