BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kita seringkali menemui bentuk kaki maupun gaya berjalan anak yang aneh misalnya kaki berbentuk X ataupun O. Banyak yang menghubungkan dengan beberapa hal, namun banyak informasi yang berkembang di masyarakat adalah sebatas mitos yang belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Prevalensi kondisi ini tidak diketahui, tetapi cukup sering untuk dianggap sebagai variasi normal pada balita. Namun demikian, tenaga kesehatan harus memiliki pengetahuan dalam triase kondisi ini. Radiografi, meskipun opsional, mungkin diperlukan untuk membedakan varus fisiologis dari kondisi patologis yang membutuhkan pengobatan. (Medscape. 2012) Kelainan kaki yang banyak dialami anak balita, umumnya bukan berupa penyakit tulang. Namun, lebih banyak berupa gangguan rotasi atau putaran tulang yang salah, sehingga sumbu putaran bergeser dan tidak jatuh pada titik sumbu yang semestinya. Biasa terjadi pada umur dibawah 2 tahun. Namun gangguan ini bisa juga bersifat patologis jika ditemukan pada rentang umur lebih dari 2 tahun. Beberapa tanda genuvarum dan genu valgus ini bersifat patologis adalah : 1. Jika bowleg atau knock-knee terlihat keluar dari rentang umur diatas, bowleg melebihi umur 3 dan knock knee melebihi umur 7 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kita seringkali menemui bentuk kaki maupun gaya berjalan anak yang aneh misalnya
kaki berbentuk X ataupun O. Banyak yang menghubungkan dengan beberapa hal, namun
banyak informasi yang berkembang di masyarakat adalah sebatas mitos yang belum bisa
dibuktikan secara ilmiah.
Prevalensi kondisi ini tidak diketahui, tetapi cukup sering untuk dianggap sebagai
variasi normal pada balita. Namun demikian, tenaga kesehatan harus memiliki pengetahuan
dalam triase kondisi ini. Radiografi, meskipun opsional, mungkin diperlukan untuk
membedakan varus fisiologis dari kondisi patologis yang membutuhkan pengobatan.
(Medscape. 2012)
Kelainan kaki yang banyak dialami anak balita, umumnya bukan berupa penyakit tulang.
Namun, lebih banyak berupa gangguan rotasi atau putaran tulang yang salah, sehingga sumbu
putaran bergeser dan tidak jatuh pada titik sumbu yang semestinya. Biasa terjadi pada umur
dibawah 2 tahun. Namun gangguan ini bisa juga bersifat patologis jika ditemukan pada
rentang umur lebih dari 2 tahun. Beberapa tanda genuvarum dan genu valgus ini bersifat
patologis adalah :
1. Jika bowleg atau knock-knee terlihat keluar dari rentang umur diatas, bowleg
melebihi umur 3 dan knock knee melebihi umur 7
2. Jika unilateral
3. Jika jarak interkondilar atau maleolar lebih dari 2 inci, atau progresivitasnya cepat,
lebih dari ½ inci dalam 6 bulan.
Gejala yang berhubungan seperti nyeri, lemas, tanda-tanda blount’s disease, rickets,
atau sindrom penyakit lain.
Selain itu, ada kelainan kongenital yang dinamakan CTEV (Congenital Talipes
Equinovarus). Pada kasus ini, tampakan bayi keltika lahir sudah menunjukkan
abnormalitas kaki dengan tanda telapak kaki membengkok kedalam.
Dari uraian diatas, jika ternyata abnormalitas bentuk kaki anak tersebut patologis, tentu
akan menimbulkan masalah kesehatan yang perlu segera ditangani. Karena jika tidak segera
Asalkan terapi dimulai sejak lahir, deformitas sebagian besar dapat diperbaiki; walupun
demikian, keadaan ini sering tidak sembuh sempurna dan sering kambuh, terutama pada bayi
dengan kelumpuhan otot yang nyata atau disertai penyakit neuromuskuler. Beberapa kasus
menunjukkan respon yang positif terhadap penanganan, sedangkan beberapa kasus lain
menunjukkan respon yang lama atau tidak berespon samasekali terhadap treatmen. Orangtua
harus diberikan informasi bahwa hasil dari treatmen tidak selalu dapat diprediksi dan
12
tergantung pada tingkat keparahan dari deformitas, umur anak saat intervensi, perkembangan
tulang, otot dan syaraf. Fungsi kaki jangka panjang setelah terapi secara umum baik tetapi
hasil study menunjukkan bahwa koreksi saat dewasa akan menunjukkan kaki yang 10% lebih
kecil dari biasanya
2.10 Pemeriksaan penunjang
2.10.1 Diagnosis
Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata pada waktu lahir (early
diagnosis after birth). Pada bayi yang normal dengan equinovarus postural, kaki dapat
mengalami dorsifleksi dan eversi hingga jari-jari kaki menyentuh bagian depan tibia.
“Passive manipulation dorsiflexion → Toe touching tibia → normal”.
Bentuk dari kaki sangat khas. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan adduksi. Ibu
jari kaki terlihat relatif memendek. Bagian lateral kaki cembung, bagian medial kaki
cekung dengan alur atau cekungan pada bagian medial plantar kaki. Kaki bagian belakang
equinus. Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat lipatan kulit transversal yang
dalam pada bagian atas belakang sendi pergelangan kaki. Atrofi otot betis, betis terlihat
tipis, tumit terlihat kecil dan sulit dipalpasi. Pada manipulasi akan terasa kaki kaku, kaki
depan tidak dapat diabduksikan dan dieversikan, kaki belakang tidak dapat dieversikan
dari posisi varus. Kaki yang kaku ini yang membedakan dengan kaki equinovarus
paralisis dan postural atau positional karena posisi intra uterin yang dapat dengan mudah
dikembalikan ke posisi normal. Luas gerak sendi pergelangan kaki terbatas. Kaki tidak
dapat didorsofleksikan ke posisi netral, bila disorsofleksikan akan menyebabkan
terjadinya deformitas rocker-bottom dengan posisi tumit equinus dan dorsofleksi pada
sendi tarsometatarsal. Maleolus lateralis akan terlambat pada kalkaneus, pada plantar
fleksi dan dorsofleksi pergelangan kaki tidak terjadi pergerakan maleoulus lateralis
terlihat tipis dan terdapat penonjolan korpus talus pada bagian bawahnya. Tulang kuboid
mengalami pergeseran ke medial pada bagian distal anterior tulang kalkaneus. Tulang
navicularis mengalami pergeseran medial, plantar dan terlambat pada maleolus medialis,
tidak terdapat celah antara maleolus medialis dengan tulang navikularis. Sudut aksis
bimaleolar menurun dari normal yaitu 85° menjadi 55° karena adanya perputaran subtalar
ke medial.
Terdapat ketidakseimbangan otot-otot tungkai bawah yaitu otot-otot tibialis anterior
dan posterior lebih kuat serta mengalami kontraktur sedangkan otot-otot peroneal lemah
13
dan memanjang. Otot-otot ekstensor jari kaki normal kekuatannya tetapi otot-otot fleksor
jari kaki memendek. Otot triceps surae mempunyai kekuatan yang normal.
Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya spina bifida. Sendi lain
seperti sendi panggul, lutut, siku dan bahu harus diperiksa untuk melihat adanya subluksasi
atau dislokasi. Pmeriksaan penderita harus selengkap mungkin secara sistematis seperti yang
dianjurkan oleh R. Siffert yang dia sebut sebagai Orthopaedic checklist untuk menyingkirkan
malformasi multiple.
2.10.2 Diagnosis Banding
1. Postural clubfoot- disebabkan oleh posisi fetus dalam uterus. Kaki dapat
dikoreksi secara manual oleh pemeriksa. Mempunyai respon yang baik dan cepat
terhadap serial casting dan jarang akan kambuh kembali
2. Metatarsus adductus (atau varus)- adalah deformitas pada metatarsal saja. Kaki
bagian depan mengarah ke bagian medial dari tubuh. Dapat dikoreksi dengan
manipulasi dan mempunyai respon terhadap serial casting.
2.10.3 Pemeriksaan diagnostik
Deformitas ini dapat dideteksi secara dini pada saat prenatal dengan ultrasonography
atau terdeteksi saat kelahiran.
14
WOC
15
Bentuk kaki tidak normal
CTEV
Gangguan menggerakkan kaki
Fore Foot Adduction
Hind Foot Varus
Equinus ankle
Anatomi tulang abnormal
Teori kromosonal
Teori embrionik
Teori otogenik
Teori neurogenik
Teori amiogenik
Cidera fisik
MK: Ansietas
MK: Nyeri
Tindakan pemasangan GIPS
MK: Kerusakan mobilitas fisik
Kerusakan muskuloskeletal
Vaskularisasi jaringan menurun
Resti kerusakan integritas kulit
Pergerakan kaki yang terbatas
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Ny S datang ke RSUA pada 01 juni 2012 dengan keluhan anak laki-lakinya yang baru
dilahirkan 5 hari yang lalu kakinya terlihat kaku dan masuk ke arah dalam. Ny S mengetahui
keadaan kaki anak T tersebut abnormal sejak lahir, namun pada awalnya Ny S mengira lama-
lama akan normal dengan sendirinya. Namun semakin hari Ny A merasa cemas dengan
keadaan anaknya yang akhirnya membawa anak T ke RSUA. Ny S adalah ibu Rumah Tangga
2 anak, beragama islam, suku jawa, tamat SMA. Alamat Ny S adalah Dukuh setro ruwasan 2
no 5. Suami Ny S adalah Tn W seorang PNS guru pada sekolah dasar.
Dari Heteroanamnesa dari ibu pasien, didapatkan data bahwa anak pertama Ny S
normal dan sekarang berumur 2 th. Anggota keluarga Ny S juga tidak ada yang menderita
kelainan seperti ini. Keluaraga Ny S sampai saat ini hanya menderita sakit seperti batuk,
pilek, demam ringan, dan tidak pernah sampai opname. Selama hamil, Ny S ANC ke
puskesmas Tanah Kali kedinding. Saat mengandung anak T, Ny S mengaku tidak menderita
penyakit apapun dan tidak mengkonsumsi alkohol serta tidak merokok. Saat melahirkan anak
T, Ny S ditolong oleh bidan desa. Anak T lahir spontan dengan usia kehamilan 38 minggu,
saat lahir langsung menangis dengan BB 2900 gram dan panjang 50cm. Saat persalinan Ny S
dan anak T hanya menginap semalam di bidan tersebut. Anak T sampai saat ini belum dapat
imunisasi apa-apa, sehari-hari minum ASI, BAB warna kuning berampas (memakai
pampers). Berdasarkan informasi dari Ny S, anak T terlihat kaku dalam menggerakkan
kakinya. Sebenarnya Ny S sudah mengetahui kelainan ini sejak anak T lahir. Namun Ny S
beranggapan lama-lama kaki anaknya akan menjadi normal. Namun lama-kelamaan Ny S
cemas dengan keadaan anaknya. Sehari-hari anak T tidur sekitar 12jam dan mandi seka dua
kali sehari dengan air hangat.
Dari pemeriksaan fisik pada An.T didapatkan TD 80/70 mmhg, RR 50x/menit, suhu
36,50C, Nadi 80x/menit. Suara nafas vesikuler, Irama nafas reguler, tidak ada retraksi otot
bantu nafas, tidak ada alat bantu nafas, dan tidak ada pernafasan cuping hidung. Akral An. T
hangat, tidak pucat dan tidak jaundice, CRT 2 detik. Sistem saraf normal, An T BAB dan
BAK di pampers, konsistensi BAB cair kuning berampas, BAK kuning jernih , Tidak ada
16
gangguan pada sistem pencernaan, Jika di inspeksi, kaki An. T terlihat kaku, pergerakan kaki
tidak bebas dan kaki terlihat masuk ke arah dalam.
I. Pengkajian
a. Biodata klien :
Nama :Ny S
Alamat :Dukuh Setro Ruwasan
Agama :Islam
Suku :Jawa
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Pendidikan :SMA
Nama Suami :Tn W
Pekerjaan suami :PNS guru
b. Keluhan Utama :
Kelainan pada kaki anak T yang masuk ke arah dalam dan terlihat kaku saat
menggerakkan kaki.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny S datang ke RSUA untuk memeriksakan anak T yang sampai sekarang (5 hari
kelahirannya) ketika menggerakkan kaki terlihat kaku dan kaki terlihat masuk ke dalam. Ny S
cemas dengan keadaan anaknya sehingga memeriksakan anaknya ke RSUA.
d. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga Ny S tidak ada yang menderita kelainan seperti ini. Anak pertama Ny S
juga normal.
e. Riwayat Antenatal, Natal Dan Postnatal
1. Antenatal
Selama hamil Ny S ANC di puskesmas Tanah Kali Kedinding. Ny S tidak merokok,
tidak pernah mengkonsumsi alkohol, hanya minum obat-obatan dari puskesmas saat ANC.
Ny S juga tidak menderita penyakit apapun selama hamil.
2. Natal
17
Ny S melahirkan anak T di bidan desa secara spontan dengan usia kehamilan
38minggu. Anak T langsung menangis ketika lahir, berat badan 2900gram dengan panjang
50cm.
3. Postnatal
Setelah melahirkan anak T, Ny S menginap semalam di bidan desa tersebut dan
melakukan pemeriksaan postnatal pada bidan tersebut.
f. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan anak T belum terlihat secara signifikan karena umur anak T
baru 5 hari.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluaraga Ny S sampai saat ini hanya menderita sakit seperti batuk, pilek, demam
ringan, dan tidak pernah sampai opname.
h. Riwayat Imunisasi
Anak T belum pernah menerima imunisasi apapun.
i. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola nutrisi
Sejak lahir sampai saat ini anak T hanya minum ASI.
2. Pola eliminasi
Anak T BAB dan BAK di pampers, BAB cair, berwarna kuning, dan berampas.
3. Pola aktivitas
Anak T ketika menggerakkan kaki terlihat kekakuan dalam menggerakkan.
4. Pola istirahat
Sehari-hari anak T tidur sekitar 12 jam.
5. Pola kebersihan diri
Sehari-hari anak T mandi diseka dua kali sehari dengan menggunakan air hangat.
II. Review of System
1. B1(Breathing)
RR : 50x/menit
Suara nafas vesikuler
Irama nafas reguler
Tidak ada alat bantu nafas
18
Tidak ada retraksi otot bantu nafas
Tidak ada pernafasan cuping hidung
2. B2
TD 80/70 mmhg
Nadi 80x/menit
CRT 2 detik
3. B3
Tidak ada gangguan
4. B4
Diet ASI
5. B5
Tidak ada gangguan
6. B6
Akral hangat kering merah, tidak ada pucat, tidak ada jaundice, kaki terlihat kaku,
pergerakan tidak bebas, kaki terlihat masuk ke arah dalam.
III. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan cidera fisik
2. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gips
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal
4. Ansietas berhubungan dengan abnormalitas kaki pada anak.
19
III. Rencana Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan rasa
nyaman (Nyeri)
berhubungan dengan
cidera fisik
Tujuan :
ketidaknyamanan yang
dialami pasien tidak ada
atau minimal
Kriteria Hasil:
- Anak tidak
menunjukkan bukti-bukti
ketidaknyamanan
- ketidaknyamanan minor
dapat ditoleransi
1. Berikan posisi yang nyaman,
gunakan bantal untuk menyokong area
dependen
2. Bila perlu batasi aktivitas yang
melelahkan
3. Hilangkan rasa gatal dibawah gips
dengan udara dingin yang ditiupkan dari
spuit asepto, fan, atau pengering rambut.
4. Hindari menggunakan bedak atau
lotion dibawah gips
1. Mengurangi ketegangan
ekstremitas yang di gips
2. Untuk mencegah nyeri
3. Udara dingin dapat
mengurangi rasa gatal
4. Karena substansi ini
mempunyai kecenderungan untuk
”menggumpal” dan menimbulkan
iritasi
2. Resiko tinggi
kerusakan integritas
kulit berhubungan
dengan gips
Tujuan :
Pasien tidak mengalami
iritasi kulit
Kriteria Hasil :
Tidak ditemukannya tanda-
tanda kerusakan integritas
1. Pastikan bahwa semua tepi gips
halus dan bebas dari proyeksi pengiritasi
2. Jangan membiarkan anak
memasukkan sesuatu ke dalam gips
3. Waspadai anak yang lebih besar
untuk tudak memasukkan benda-benda
1. Tepi gips yang tidak halus
dapat mengiritasi kulit
2. Untuk mencegah trauma
kulit
3. Untuk mendorong kepatuhan
4. Karena kulit yang tidak
kulit
kedalam gips, jelaskan mengapa ini
penting
4. Jaga agar kulit yang terpajan tetap
bersih dan bebas dari iritan
5. Lindungi gips selama mandi,
kecuali jika gips sintetik tahan terhadap
air
6. Selama gips dilepas, rendam dan
basuh kulit dengan perlahan
bersih dapat memicu timbulnya
iritasi
5. Karena kulit dapat teriritasi
akibat adanya air di dalam gips
6. Karena gips akan mengeras
dengan kulit terdeskuamasi dan
sekresi sebasea
3. Kerusakan mobilitas
fisik berhubungan
dengan kerusakan
muskuloskeletal
Tujuan :
Pasien mempertahankan
penggunaan otot pada area
yang tidak sakit
Kriteria hasil :
- Ekstremitas yang
tidak sakit tetap
mempertahankan tonus otot
yang baik.
1. Dorong untuk ambulasi sesegera
mungkin
2. Ajarkan penggunaan alat
mobilisasi seperti kurk untuk kaki yang di
gips
3. Dorong anak dengan alat ambulasi
untuk berambulasi segera setelah kondisi
umumnya memungkinkan
4. Dorong aktivitas bermain dan
pengalihan
5. Dorong anak untuk menggunakan
1. Untuk meningkatkan
mobilitas
2. Untuk membantu melatih
ekstremitas dengan bantuan
3. penopang berat badan
4. Untuk melatih dan
meningkatkan mobil
5. Untuk melatih otot yang
tidak sakit
6. Untuk mempertahankan
- Anak melakukan
aktivitas yang sesuai
dengan usia dan kondisi
anak
sendi-sendi di atas dan di bawah gips
fleksibilitas dan fungsi sendi
4. Ansietas berhubungan
dengan abnormalitas
kaki pada anak.
Tujuan :
Ibu pasien tidak cemas
Kriteria Hasil :
Tidak ada ekspresi takut
dari ibu pasien
1. Jelaskan apa yang terjadi pada An
T termasuk faktor penyebab dan solusi
yang akan dilaksanakan pihak RS.
1. Menghilangkan rasa takut
dan mendorong kerja sama
BAB 4
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) atau biasa disebut Clubfoot merupakan
istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan deformitas umum dimana kaki berubah
dari posisi normal yang umum terjadi pada anak-anak. CTEV adalah deformitas yang
meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi
media dari tibia (Priciples of Surgery, Schwartz).
Penyebab pasti dari clubfoot sampai sekarang belum diketahui. Beberapa ahli mengatakan
bahwa kelainan ini timbul karena posisi abnormal atau pergerakan yang terbatas dalam rahim
dan perkembangan embryonic yang abnormal yaitu saat perkembangan kaki ke arah fleksi
dan eversi pada bulan ke-7 kehamilan.
Treatment dimulai saat kelainan didapatkan dan terdiri dari tiga tahapan yaitu : koreksi dari
deformitas,mempertahankan koreksi sampai keseimbangan otot normal tercapai, observasi
dan follow up untuk mencegah kembalinya deformitas. Pemasangan gips serial segera
dimulai setelah kelahiran.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan kepada para pembaca khususnya pada
orang tua, jika mempunyai bayi baru lahir, sebaiknya memperhatikan kondisii bayinya, bila
orang tua malihat ketidaksesuain bentuk dari kedua kaki bayi segeralah meminta konfirmasi
pada petugas medis tentang keadaan kaki bayi. Bila ternyata ada kelainan sebaiknya segera
berobat ke dokter spesialis orthopedic untuk mendapatkan pengobatan sedini mungkin karena
pengobatan CTEV ini secara bertahap dan berkelanjutan sehingga harus sabar dan rutin
kontrol serta mematuhi anjuran dokter agar tercapai hasil yang optimal.
Selain itu, diharapkan juga kepada tenaga medis khususnya perawat agar lebih tepat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada anak dengan CTEV.
DAFTAR PUSTAKA
Healthline24x7, 2010. ongenital Talipes Equino Varus(CTEV). [Online] Available at: http://www.healthline24x7.com/diseases/musculoskeletal-disorders/congenital-talipes-equinovarus-ctev-/management[Diakses 02 Mei 2012].
Klinik, C. f., 2009. Kenali clubfoot atau CTEV pada anak. [Online] Available at: http://footclinic.wordpress.com/2009/08/29/kenali-clubfoot-atau-ctev-pada-anak/[Diakses 02 mei 2012].
Perawat2008, 2011. CTEV (Congenital Talipes Equino Varus). [Online] Available at: http://perawat2008a.wordpress.com/2011/10/14/ctev-congenital-talipes-equino-varus/[Diakses 02 mei 2012].