Ir. Chandra Hassan, Dip.HE, M.Sc, IPM PEREKAYASA AHLI UTAMA Sidoarjo, 22-27 April 2019 Bandara Sultan Babullah, Ternate Tertutup abu vulkanik Gnapi Gamalama Gen. Fidel RAMOS, President of the Philippines Malacanang - MANILA, 1998
Ir. Chandra Hassan, Dip.HE, M.Sc, IPM PEREKAYASA AHLI UTAMA Sidoarjo, 22-27 April 2019
Bandara Sultan Babullah, Ternate Tertutup abu vulkanik Gnapi Gamalama
Gen. Fidel RAMOS, President of the Philippines Malacanang - MANILA, 1998
SUNGAI SEBAGAI SUMBER KARUNIA KEHIDUPAN Sebagai salah satu ciptaan Alloh, sungai memberikan makna penting dalam menampung dan mengalirkan air serta mendukung keberlanjutan kehidupan ekosistem.
DAMPAK LALAI MERAWAT DAS Ketika lalai merawat DAS maka sebagai drainase alam (natural drainage), sungai dapat berpotensi menimbulkan bencana bagi manusia, apalagi ketika sungai tidak hanya membawa aliran air melainkan juga sedimen dalam bentuk banjir debris. Salah satu banjir debris di kawasan gunungapi adalah banjir lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunungapi. Banjir lahar pada umumnya mengangkut sedimen atau debris dalam jumlah yang sangat banyak dan sangat berbahaya.
Erupsi Gunungapi Kelud, Kediri Jawa Timur
Gunungapi Kelud (+1731 m dpal) termasuk gunungapi tipe A (sangat aktif) terletak diperbatasan antara Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang.
Sejak tahun 1000 M telah erupsi lebih dari 30 kali. Erupsi terakhir tahun 2014 dianggap lebih dahsyat dari tahun 1990 meskipun hanya berlangsung tidak lebih dari dua hari.
Hujan abu dari erupsi melumpuhkan Jawa.
Tujuh bandara di Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Cilacap dan Bandung ditutup.
Kerugian dari penutupan bandara mencapai miliaran rupiah, termasuk sekitar 2 miliar rupiah per hari di Bandara Internasional Juanda di Surabaya.
Kawah Gunungapi Kelud
Erupsi Gunungapi Kelud pada Kamis, 13 Februari 2014 merupakan yang terbesar sepanjang sejarah
Erupsi Gunungapi Gamalama
Gunungapi Gamalama (+1715 m dpal) termasuk gunungapi tipe A (sangat aktif)
Erupsi pertama 1538. Disusul th 1775 menelan korban 141 warga meninggal dunia. Erupsi berikutnya pd :
2003
2009
5 Des 2011,
16 Sep 2012
18 Des 2014
31 Juli 2015
3 Agt 2016
Bahaya primer melumpuhkan Bandara Sultan Babullah
Bahaya sekunder telah menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan termasuk ancaman Terhadap Bandara.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan peningkatan perencanaan pengendalian banjir lahar untuk melindungi penduduk di sekitar sungai lahar
Bandara Sultan Babullah tertutup abu
Bencana sekunder (banjir lahar) akibat erupsi Gunungapi Gamalama
Dahsyatnya banjir lahar di Kali Putih menenggelamkan rumah2 penduduk di daerah Jumoyo. Memutus Jalan Raya Jogja - Magelang
AWAN PANAS
ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI
Gunungapi MERAPI
07.49
BANJIR LAHAR
Runtuhnya sejumlah sabodam oleh banjir lahar, juga mengakibatkan psdpu seperti bendung irigasi dan jembatan runtuh.
KERUSAKAN BENDUNG IRIGASI
Pintu bendung tertutup sedimen
Bendung irigasi hancur Jembatan Srowol
runtuh
07.49
KERUSAKAN BANGUNAN SABO
Hancurnya sabodam
disepanjang alur K. Putih
secara sistemik semakin
menambah besar aliran
lahar yg terjadi.
Semakin tinggi daya rusaknya.
07.49
1. JALAN DI DS.GUGUT (melintas K.DINOYO)
BENCANA ALIRAN DEBRIS (NONVULKANIK) DI JEMBER JANUARI 2006
2. JEMBATAN K.DINOYO (Hilir pertemuan K.Dinoyo dan K.Tajeg)
3. Bendung CEMPAKA
4. PASAR BUNUT
5. PONDOK PESANTREN AL HASAN
SABO
Bencana alam kerapkali melanda Indonesia. Diantaranya, 81.1 % korban meninggal akibat erupsi gunungapi (1815 – 1970) (BNPB, 2015).
Pada tahun 1960an beberapa gunungapi di Jawa dan Bali erupsi. Gn Agung di Bali (1963), Gn. Kelud (1966) dan Gn. Semeru di Jawa Timur (1967), dan Gn. Merapi di Jawa Tengah(1969).
Erupsi Gunungapi (81.1 %)
Banjir (16 %)
Lainnya, termasuk Gempabumi
(5,9 %)
Japanese Individual Experts Datang ke Indoneia
1969 PROYEK GUNUNGAPI
(Gn. Merapi, Gn. Kelud, Gn. Agung) 1975
Joint Study antara Indonesia dan Jepang untuk Gn. Merapi, Gn. Kelud, dan Gn. Agung 1970
Mr. Tomoaki YOKOTA the first JICA Expert memperkenalkan
teknosabo 1977
Master Plan for Land Erosion and Volcanic Debris Control in
the Area of Mt. Merapi
1982 VSTC Project
berdiri
Gn. Merapi
Gn. Kelud
Gn. Agung
Di DAERAH VULKANIK
SABO DI DAERAH NONVULKANIK
Indonesia merupakan kawasan yang berpotensi terjadinya bencana alam (129 gunungapi aktif, sabuk gunungapi, daerah pegunungan, intensitas curah hujan yang tinggi, penduduk padat, dsb).
Faktanya, bencana aliran debris di Indonesia terjadi baik di daerah volkanik maupun nonvolkanik (debris flow, laharflow, landslide, slope failure, etc).
1982 - 1986 VSTC Project
1986 - 2012 STC Project
1986 - 1999 Sabo for Volcanic and Nonvolcanic Area
2000 - 2006
2007 – 2012
ISDM (Integrated Sediment-related Disaster Management ) Project
Integrated Disaster Mitigation Management Project for Banjir Bandang
ALIRAN DEBRIS (Debris Flows)
BERDASARKAN LOKASI KEJADIAN (Kesepakatan)
ALIRAN SEDIMEN
DI DAERAH NONVULKANIK
ALIRAN LAHAR
DI DAERAH VULKANIK
PRA
SAR
AN
A S
ABO
(P
RA
SAR
AN
A P
ENG
ENDA
LI A
LIR
AN
DEB
RIS
)
PEKERJAAN SABO (SABO WORKS) meliputi : Pekerjaan Lereng Bukit (Mountain/ hillside SaboWorks) Pekerjaan Bezuk (Torrent SaboWorks) Pekerjaan Pengaman Pantai (Coastal SaboWorks)
PERALATAN SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR DEBRIS DAN KESIAPSIAGAAN meliputi : Disaster Institution Monitoring, Forecasting and Warning System Dissemination of Evacuation System Development of Hazard Map Capacity Building Community Participation. Community Resilience Disaster Insurance
PRASARANA STRUKTUR (Structural Countermeasures)
PRASARANA NONSTRUKTUR (Nonstructural Countermeasures)
PRASARANA TANGGAP DARURAT (Emergency Response)
Bahan dan peralatan pendukung operasi tanggap darurat pengendali banjir debris
Sabodam (Sabo dam)
Checkdam (Checkdam)
Dam Konsolidasi (Consolidation dam)
Dam Sokong (Supporing dam)
Dam Sokong Lereng (Slope supporting dam)
Groundsil/ Dam Pengendali Dasar Sungai (Groundsill)
Kantong Sedimen/Lahar (Sand pocket) berupa sabodam dan tanggul pengarah (levee/ training dike)
Tanggul (Dike/ Spur dyke)
Perkuatan tebing (Bank protection)
Talud (Revetment)
Krib (Groyne)
Gebalan rumput (Sod)
Rip- rap (Rip-rap)
Lainnya
Kanalisasi (Channel works) dg groundsil dan girdel
JENIS PRASARANA STRUKTUR PADA BEZUK
Jenis Prasarana Struktur Fungsi Utama
Sabodam (sabo dam)
Tipe terbuka (open type sabo dam)
Menahan sementara sebagian material terutama yang bergradasi kasar, sehingga kecepatan aliran berkurang dan dengan demikian daya rusaknya juga berkurang.
Mengarahkan aliran debris ke tengah palung sungai agar tidak mengerosi tebing sungai.
Mengalirkan kembali material, terutama pasir dan kerikil ke daerah hilir ketika aliran normal untuk menjaga keseimbangan sedimen agar tidak terjadi degradasi dasar sungai.
Tipe tertutup (closed type sabo dam)
Menampung dan menahan secara permanen sebagian material ketika laliran debris berlangsung, sehingga kecepatan mengecil, dengan demikian daya rusak aliran juga berkurang.
Mengarahkan aliran debris ke tengah palung sungai agar tidak mengerosi tebing sungai
Tanggul (tdike)
Mengarahkan laliran debris ke tengah palung sungai agar tidak mengerosi tebing sungai.serta mencegah terjadinya luapan banjir.
Kantong lahar/sedimen (sand pocket)
Menampung dan menahan sebanyak mungkin material yang terangkut oleh aliran debris.
Menahan sementara (retarding basin) banjir debris, agar debit puncak berkurang, sehingga tidak terjadi luapan banjir debris di daerah hilir.
Perkuatan tebing (bank protection)
Mengarahkan laliran debris ke tengah palung sungai agar tidak mengerosi tebing sungai.serta untuk mengamankan tebing sungai dan tanggul dari erosi.
FUNGSI PRASARANA STRUKTUR
Peralatan pemantau aliran debris, yang dioperasikan untuk mengetahui perkembangan situasi kondisi potensi bahaya banjir debris serta dalam rangka langkah antisipasi kegiatan kesiapsiagaan tanggap darurat serta aktivasi sistem peringatan dini (early warning system)
PERALATAN DAN BAHAN PENUNJANG PRASARANA
Jenis Prasarana Nonstruktur Fungsi Utama Lokasi Peralatan Pemantau Banjir Lahar Sistem Handy Talky (HT) atau Hand Phone (HP)
Pos Penakar Curah Hujan Manual Untuk memantau hujan ektrim yang dapat menyebabkan banjir lahar.
Daerah endapan material piroklastik (erupsi)
Pos Penanda Terjadi Banjir Lahar Untuk menandai telah terjadi banjir lahar Sabo dam paling hulu Pos Pengukur Tinggi Banjir Lahar Manual Untuk memantau tinggi banjir lahar Sabodam paling hulu dan
dekat pemukiman Kentongan/Pengeras Suara Peringatan Bahaya Banjir Lahar
Untuk memberikan informasi akan terjadi banjir lahar kepada penduduk di sekitar sungai.
Pemukiman padat penduduk yang ada di sekitar sungai.
Pusat Kontrol Pusat penerima dan pengolahan data dan informasi banjir lahar yang dikirim dari pos-pos tersebut di atas.
Unit / Satker Operasi dan Pemeliharaan di Balai Besar/Balai Wilayah Sungai
Sitem Radio Komunikasi Sitem pengiriman data dan informasi banjir lahar secara menggunakan HT atau HP
Pos-pos dan Pusat Kontrol
Peralatan Pemantau Banjir Lahar Sistem Telemetri
Pos Penakar Curah Hujan (Manual atau Otomatis)
Untuk memantau hujan ektrim yang dapamenyebabkan banjir lahar.
Daerah endapan material piroklastik (erupsi)
Pos Kawat Penanda Terjadi Banjir Lahar Untuk menandai telah terjadi banjir lahar Sabodam paling hulu Pos Vibrator Penanda Banjir Lahar Untuk menandai telah terjadi banjir lahar Pos Pengukur Tinggi Banjir Lahar (Manual atau Otomatis)
Untuk memantau tinggi banjir lahar Sabodam paling hulu dan dekat pemukiman
Sirene/Pengeras Suara Peringatan Bahaya Banjir Lahar
Untuk memberikan informasi akan terjadi banjir lahar kepada penduduk di sekitar sungai.
Pemukiman padat penduduk yang ada di sekitar sungai.
Pusat Kontrol Pusat penerima dan pengolahan data dan informasi banjir lahar yang dikirim dari pos-pos tersebut di atas..
Unit OP di Balai Besar/Balai Wilayah Sungai
Sitem Radio Telemetri Sitem pengiriman data secara otomatis dari setiap pos ke pusat control menggunakan gelombang radio tertentu.
Pos-pos dan Pusat Kontrol
FUNGSI PRASARANA NONSTRUKTUR
Alat berat dan kendaraan operasi yang harus selalu siap untuk dimobilaisasi dan dioperasikan terutama dalam situasi kritis.
Kegiatan inspeksi rutin terutama pengecekan kondisi dan fungsi alat berat dan kendaraan sangat penting dilakukan terutama sebelum musim hujan datang.
Jenis Peralatan Fungsi Utama Perkiraan jumlah
Excavator Gali dan timbun Min. 2 unit
Dam truck Angkut tanah/batu Min. 4 unit
Crane truck Menaikan dan menurunkan barang/bahan Min. 1 unit
Bulldozer Perataan tanah Min. 1 unit
Vibro roller (pemadat) Pemadatan tanah Min. 1 unit
Trailer alat berat Angkutan alat berat ke lokasi pekerjaan Min. 1 unit
Pickup truck Angkutan peralatan ringan, bahan dan BBM Min. 1 unit
Bengkel dan peralatan Reparasi ringai alat berat dan kendaraan Min. 1 set
Drum BBM Persediaan BBM untuk alat berat Min. 5 unit
FUNGSI PERALATAN TANGGAP DARURAT
ALAT/ BAHAN BANJIRAN FUNGSI UTAMA PRAKIRAAN VOLUME Bronjong
Untuk pekerjaan tanggap darurat , antara lain ; perkuatan tebing sungai lonsor atau tanggul jebol ketika terjadi banjir debris dan harus segera diperbaiki sementara agar tidak terjadi kerusakan yan lebih parah.
Ditentukan sesuai kebutuhan berdasarkan inspeksi periodik dan / atau penelusuran
Kawat ikat bronjong Karung Pasir Balok kayu/dolken Tali ijuk Benang & jarum kantong pasir Sekop Cangkul Alat angkut dorong roda tiga Generator Penerangan ketika pekerjaan tanggap darurat di
malam hari. Solar Gudang barang Penyimpanan stok barang/bahan
FUNGSI PRASARANA BANJIRAN UTK TANGGAP DARURAT TUJUAN untuk mendukung kegiatan operasi tanggap darurat, harus disiapkan dengan jumlah memadai
berdasarkan prakiraan kebutuhan lapangan hasil inspeksi lapangan terutama terhadap lokasi-lokasi kritis. INSPEKSI secara periodik dan / atau penelusuransebelum musim hujan untuk mengetahui kondisi dan kinerja
layanan prasarana sabo (prasarana pengendali aliran debris) terutama pada lokasi-lokasi kritis yang perlu perhatian dan antisipasi.
PEN
GEN
DALI
AN
BA
NJI
R D
EBR
IS
TUJUAN melindungi masyarakat dan harta benda dari
ancaman banjir debris. melindungi sungai itu sendiri dan bangunan
sungai yang ada didalamnya
PERMASALAHAN menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta
benda apabila tidak dikendalikan dengan baik. mengangkut bahan rombakan yang memiliki
gaya impak sangat tinggi, mampu mengubah arah aliran, dan mampu
membentuk bentang alam baru (debris flow is also the driver of the nature).
overburden sungai-sungai di kawasan gunungapi sangat tebal dan mudah tererosi.
prasarana sabo atau prasarana pengendali aliran debris (lahar/sedimen) pada umumnya dibangun di daerah terpencil (remote area)
pembangunan dg konsep fondasi mengambang (floating foundation)
Prasarana sabo harus dipertahankan dalam kondisi layak fungsi
PERLU OP
Prasarana sabo harus dijaga dan dirawat
dengan baik
PEMELIHARAAN Adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja prasarana sabo atau prasarana pengendali aliran debris (lahar/sedimen) yang dilaksanakan baik secara preventif maupun korektif agar tetap layak fungsi.
OPERASI Adalah kegiatan mendayagunakan prasarana sabo atau prasarana pengendali aliran debris (lahar/sedimen) dan fasilitas tambahannya secara optimal untuk mengurangi atau mencegah aliran debris yang membahayakan dengan tetap menjaga konservasi sungai, antara lain melalui penambangan bahan galian golongan C yang benar dan pengoperasian bangunan sabo multiguna serta pengoperasian peralatan sistem peringatan dini banjir debris.
PENG
ERTI
AN O
P PR
ASAR
ANA
SABO
(P
rasa
rana
Pen
gend
ali A
liran
Deb
ris)
OP Kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan prasarana sabo agar tetap layak fungsi sesuai dengan tingkat layanan yang direncanakan.
Agar prasarana sabo atau prasarana pengendali aliran debris (i lahar/sedimen) dapat berfungsi secara optimal sepanjang umur bangunan sesuai yang direncanakan.
Untuk mencegah kerusakan lanjutan terhadap suatu kerusakan yang terjadi pada prasarana sabo atau prasarana pengendali aliran debris (lahar/sedimen)
TUJUAN DAN
MANFAAT
OP Terwujudnya kemanfaatan dan daya
guna air dan sumber daya air yang ada di sungai secara optimum
Terjaminnya kelestarian fungsi dan kinerja prasarana sabo atau prasarana pengendali aliran debris (lahar /sedimen) beserta fasilitas pendukungnya
Terpeliharanya kondisi fisik prasarana sabo atau prasarana pengendali laliran debris (ahar /sedimen) agar dapat memberikan manfaat berkelanjutan Berkurangnya potensi risiko dampak
dan kerugian yang diakibatkan oleh daya rusak aliran banjir lahar dan sedimen.
TUJUAN
MANFAAT
OP PRASARANA SABO UU No 11 Tahun 1974 tentang Pengairan Undang-undang 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2015 tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air
Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air, No : 01 /Se/D/2013, tanggal 6 Pebruari 2013 perihal Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta Pemeliharaan Sungai
Bahan Rapat Konsensus Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Sabodam yang telah dibahas dalam Rapat Teknis pada tanggal 26 Februari 2016 di Bandung
LANDASAN HUKUM
CAPAIAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN SABO (BANGUNAN PENGENDALI LAHAR/SEDIMEN) (BUAH)
102
72
47
126 119
76
28
85
150
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Pembangunan Rehabilitasi OP
Capaian 2010-2012 Prakiraan capaian s/d 2013 RPJMN 2010-2014
SASARAN INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019 Tampungan, sumber air lainnya yang fungsi dan layanannya terjaga
Jumlah bendungan yang dioperasi dan dipelihara (Waduk)
176 176 182 189 195
Jumlah embung dan bangunan penampung air lainnya yang dioperasi dan dipelihara (Buah)
1.093 1.395 1.540 1.892 2.190
Sarana prasarana pengelolaan air baku yang fungsi dan layanannya yang terjaga
m3/dtk 49 61 73 84 96
Jaringan irigasi yang fungsi dan layanannya yang terjaga
Luas jaringan irigasi yang dioperasi dan dipelihara (Ha)
2.293.127 2.293.127 3.045.527 4.027.927 5.093.927
Luas jaringan irigasi air tanah yang dioperasi dan dipelihara (Ha)
51.007 55.407 59.807 64.207 68.607
Luas jaringan reklamasi rawa yang dioperasi dan dipelihara (Ha)
939.661 1.108.161 1.605.661 2.151.661 2.472.161
Sarana dan prasarana pengelolaan banjir yang fungsi dan layanannya yang terjaga
Panjang tanggul sungai yang dioperasi dan dipelihara (km)
1.928 2.213 2.850 3.675 4.500
Panjang dinding penahan tanah (turap, sheet pile, bronjong) yang dioperasi dan dipelihara (km)
643 738 950 1.225 1.500
Sarana dan prasarana pengelolaan aliran lahar gunung berapi dan debris yang fungsi dan layanannya yang terjaga
Jumlah sabodam yang dioperasi dan dipelihara (Buah)
267 511 619 773 926
Sarana dan prasarana pengamanan pantai yang fungsi dan layanannya yang terjaga
Km 61 59 75 87 95
TARGET UTAMA OP DALAM RPJMN
LINGKUP OP PRASARANA SABO
OPERASI PRASARANA SABO
PEMELIHARAAN PRASARANA SABO
(Prasarana Pengendali Aliran Debris atau Prasarana Pengendali Aliran Lahar / Sedimen)
1) Inventarisasi dan pengumpulan data 2) Inspeksi rutin 3) Penelusuran (walkthrough) 4) Identifikasi dan analisis kerusakan prasarana 5) Penyusunan Rencana Anggaran Biaya 6) Pengoperasian prasarana
LINGKUP OPERASI
PRASARANA SABO
TUJUAN
untuk memastikan jenis bangunan, lokasi dan kondisi bangunan prasarana pengendali aliran debris.
WAKTU
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun, oleh unit pelaksana kegiatan OP pada B/BWS yang bersangkutan.
KOORDINASI Dalam melaksanakan kegiatannya, Unit pelaksana kegiatan OP pada B/BWS dapat berkoordinasi dengan unit terkait lainnya.
1) INVENTARISASI DAN PENGUMPULAN DATA
HASIL Hasil kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data dimuat dalam bentuk tabel. Untuk identifikasi jenis, tipe bangunan dan lokasi prasarana,
maka pada setiap bangunan prasarana diberikan kode atau numenklatur untuk memudahkan pencarian, pengolahan dan penyajian data prasarana sabo.
Data dan informasi hasil inventarisasi harus dilengkapi foto dokumentasi yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi aktual prasarana sabo.
Data dan informasi hasil inventarisasi harus selalu dimutakhirkan (updating) sesuai hasil kegiatan inspeksi yang terakhir. Pemuthakiran data sangat penting, agar tidak terjadi perbedaan antara data atau informasi dengan kondisi aktual di lapangan.
NOMENKLATUR untuk mendukung OP Apabila tidak ada hal-hal yang khusus
Apabila nama desa lebih mudah dikenal, maka dapat ditambahkan di belakang
Apabila bangunan merupakan rekomendasi Review Master Plan atau Review Rencana Awal, maka dapat diberi kode "R“
KO-D5 KO-C5 KO-Gs5
NOMOR BANGUNAN
JENIS BANGUNAN (misalnya : SABODAM)
NAMA SUNGAI (misalnya KALI KONTO)
KO-RGs5 NOMOR BANGUNAN
JENIS BANGUNAN (misalnya Groundsill)
NAMA SUNGAI (misalnya KALI KONTO)
REKOMENDASI REVIEW MASTER PLAN
KO-C5 (Sambiroto)
NOMOR BANGUNAN
JENIS BANGUNAN (misalnya Consolidation dam)
NAMA SUNGAI (misalnya KALI KONTO)
NAMA DESA
Pemutakhiran data juga dimaksudkan untuk mengetahui informasi mengenai perubahan fisik bangunan prasarana baik karena kerusakan, atau telah dilakukannya perbaikan, rehabilitasi, rektifikasi atau penanganan lainnya.
Pencatatan kondisi lingkungan prasarana juga perlu dilakukan, antara lain : perubahan endapan material, kondisi penambangan bahan material sungai, pencurian dan pengrusakan peralatan pemantau aliran debris dan atau pintu air dsb.
inventarisasi dan pengumpulan semua gambar purna bangun (as built drawing), baik gambar setelah pelaksanaan pembangunan baru maupun rehabilitasi/rekonstruksi.
Gambar purna bangun tersebut sangat diperlukan untuk kepentingan evaluasi maupun perencanaan perbaikan/rehabilitasi prasarana yang mengalami kerusakan.
Tabel laporan diupayakan memuat data dan informasi hasil inventarisasi cara memberi kode atau nomen klatur penyajian
LINGKUP KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENGUMPULAN DATA Lingkup
Kegiatan Data dan Informasi Pelaporan Sekurang-kurangnya sbb;
1. Mentabulasi data dan informasi semua prasarana yang ada,
2. Melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan kesesuaian atau melengkapi hasil tabulasi data dan informasi semua prasarana yang ada dengan keadaan aktual di lapangan,
3. Mengeplot lokasi semua prasarana dalam peta topografi skala 1: 25,000 berbasis sistem infomasi geografi (SIG).
4. Menyimpan hasil tabulasi data dan informasi semua prasarana dalam database berbasis sistem infomasi geografi (SIG).
Sekurang-kurangnya memuat : 1. Nama sungai 2. Kode bangunan 3. Jenis bangunan 4. Bahan bangunan 5. Tahun pembangunan 6. Biaya pembangunan 7. Sumber dana pembangunan 8. Posisi /kordinat bangunan 9. Ukuran dimensi bangunan 10.Fasilitas yang ada di bangunan tsb.
seperti; pintu air, jembatan, peralatan pemantau aliran debris
11.Tebal endapan sedimen di setiap bangunan.
12.Kondisi aktual bangunan, terutama hal-hal yang jika dibiarkan akan mengganggu kinerja bangunan atau bahkan menyebabkan keruntuhan bangunan.
Sekurang-kurangnya sbb 1. Dituangkan dalam bentuk laporan berupa
tabel dan foto dokumentasi yang tersimpan dalam data base SIG.
2. Hasil kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data akan dipakai untuk, Menyusun program OP prasarana sabo. Memuthakirkan program OP prasarana
sabo tahunan dan lima tahunan. Mengusulkan RAB program OP
prasarana sabo tahunan.
2) INSPEKSI RUTIN TUJUAN
Untuk memeriksa dan memastikan bahwa prasarana sabo berfungsi dengan baik sesuai dengan rencama.
FUNGSI Sebagai acuan untuk menetapkan kegiatan penelusuran sebagai tindak lanjut hasil inspeksi rutin.
PERIODE INSPEKSI Inspeksi rutin dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan. Sebaiknya dilakukan pada minggu pertama atau awal bulan.
PETUIGAS INSPEKSI Petugas unit pelaksana kegiatan OP pada B/BWS yang bersangkutan.
CARA INSPEKSI Mengamati , mencatat, membuat foto dokumentasi mengenai :
o kondisi aktual prasarana, terutama bagian bangunan yang ditumbuhi rumput liar/semak belukar,
o jalan inspeksi yang mengalami kerusakan,
o bagian bangunan yang mengalami gerusan lokal, abrasi, terkelupas, retak, rembesan, berlubang, patah, runtuh atau
o kondisi lain yang memerlukan penanganan segera.
SISTEM PELAPORAN Pelaporan hasil inspeksi dituangkan dalam bentuk tabel.
PELAKSANAAN INSPEKSI RUTIN
NO INSPEKSI KEADAAN NORMAL PASCA BENCANA 1 Tujuan Menyampaikan rekomendasi untuk
melakukan pemeliharaan secara rutin atau periodik.
Menyampaikan rekomendasi untuk melakukan perbaikan dengan segera terhadap kerusakan prasarana sabo dan memprioritaskan kebutuhan perbaikan
2 Target Seluruh prasarana sabo Prasarana sabo yang terdampak aliran debris
3 Metode Inspeksi secara visual dan mengukur kerusakan
Inspeksi secara visual
4 Waktu Sesudah musim penghujan Ketika musim hujan
5 Periode inspeksi
• Setahun sekali o Untuk semua sabodam o Untuk tanggul jika terindikasi
terjadi kerusakan • Sekali dalam dua tahun (prasarana
sabo yang lain)
Sebulan ketika musim hujan
GARIS BESAR OBJEK INSPEKSI RUTIN
NO ITEM INPEKSI DI LAPANGAN TUJUAN 1. Kerusakan Letak kerusakan
Sebab dan skala kerusakan Menentukan jenis pemeliharaan
2. Keamanan Kondisi di sekitar lokasi prasarana sabo akibat longsoran tanah/batu
Mencegah kecelakaan di lokasi prasarana sabo
3. Ketidaktepatan dalam penggunaan
Kerusakan yang terjadi akibat penggunaan untuk pribadi
Mencegah kerusakan prasarana sabo
4. Aksesbilitas Akses/jalan masuk menuju prasarana sabo
Menjamin aksesbilitas untuk inspeksi
5. Penambangan bahan galian golongan C
Kondisi lokasi penambangan Prakiraan jumlah bahan galian yang tersedia di lokasi penambangan
Mencegah kerusakan prasarana sabo dari aktivitas penambangan yang tidak tepat
6. Lainnya Kondisi prasarana sabo lainnya seperti intake dsb
Memelihara fungsi tambahan prasarana sabo. (multipurpose used of sabo facilities)
OBYEK INSPEKSI RUTIN PADA PRASARANA STRUKTUR
Sabodam Kantong lahar Tanggul
Perkuatan tebing
Talud Krib Sod Rip rap Dam utama Apron Subdam Cekdam Tanggul
Pengarah Jalan masuk ke lokasi prasarana. sabo O O O O O O O Terdapat tanaman liar di tubuh prasarana struktural
(rumput/ semak belukar/ lumut/ gulma). O O O O O O O
Marka atau portal jembatan/jalan (jika ada) di prasarana struktural dalam kondisi rusak berat/ringan O O O O
Pintu pengambilan air (jika ada) rusak berat/ringan/tersumbat. O O O O
Peralatan pemantau aliran debris (jika ada) seperti antenna/ radio/ kabel / batere.dalam kondisi rusak O O O O
Sedimentasi penuh/kosong. O O O O O O Penambangan ruas sungai di hulu prasarana. O O O O O O Penambangan ruas sungai di hilir prasarana. O O O O O O Papan peringatan (jika ada).rusak/hilang. O O O O O Pondasi mengalami gerusan lokal yang dalam/dangkal. O O O O O O Tubuh bangunan mengalami
abrasi/terkelupas/retak/patah/rembes. O O O O O
Sayap mengalami abrasi/terkelupas/retak/patah. O Tebing sungai di abutmen mengalami retak-retak/longsor. O O O O O O Lubang slit/konduit atau lubang alir (drain hole) (jika ada)
mengalamai tersumbat/abrasi/terkelupas/retak/patah. O
Pelindung (buffer fill) mengalami retak/patah/runtuh. O O O O O Lantai lindung (apron) mengalami
abrasi/terkelupas/retak/rembesan/berlubang/patah. O
Tembok tepi mengalami retak/patah/runtuh. O O Pemukaan tanggul/lereng tanggul mengalami
retak/bolong/ables/longsor. O O
Timbunan di belakang tubuh talud mengalami ambles/berlubang. O O O
3) PENELUSURAN (WALKTHROUGH) TUJUAN
Untuk memeriksa dan mengetahui lebih detail mengenai kondisi kerusakan bangunan dan/atau fungsi prasarana sabo atau prasarana pengendali aliran debris (lahar/sedimen) terutama pasca banjir debris serta merumuskan alternatif penanganannya yang dapat mengikutsertakan peran serta masyarakat (penduduk setempat, lembaga atau komunitas sosial masyarakat, dan kalangan akademisi).
PERIODE PENELUSURAN Sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun, sebaiknya dilakukan pada akhir musim hujan, atau dalam hal-hal tertentu dapat pula dilakukan kegiatan penelusuran tambahan, misalnya karena adanya rekomendasi atas hasil inspeksi rutin.
PELAKSANA KEGIATAN PENELUSURAN Tim yang dibentuk oleh unit pelaksana OP pada B/BWS. Apabila diperlukan dapat dilaksanakan bersama dengan instansi atau unit terkait. Dalam hal tertentu dapat pula mengikutsertakan masyarakat terkait.
PELAPORAN Hasil kegiatan penelusuran antara lain memuat :
identifikasi dan analisis tingkat kerusakan prasarana sabo
penyusunan kebutuhan kegiatan operasi dan pemeliharaan
kegiatan tindak lanjut
4) IDENTIFIKASI DAN ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN
TUJUAN Untuk menentukan klasifikasi tingkat kerusakan prasarana sabo dan identifikasi permasalahan serta menetapkan jenis pemeliharaan (pemeliharaan preventif, korektif atau rehabilitatif), atau rehabilitasi dan jika diperlukan dengan rekonstruksi.
PELAKSANA KEGIATAN Dilaksanakan sesuai kebutuhan oleh unit pelaksana OP pada B/BWS yang bersangkutan.
HASIL KEGIATAN Hasil kegiatan antara lain memuat: Iidentifikasi kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan OP Penyusunan program rencana pelaksanaan kegiatan OP prasarana
sabo berdasarkan skala prioritas sesuai hasil evaluasi klarifikasi kondisi aktual dan tingkat kerusakan prasarana.
Program rencana pelaksanaan kegiatan OP dilengkapi dengan uraian detail mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan OP prasarana sabo
KRITERIA KERUSAKAN BANGUNAN
KRITERIA INDIKATOR TINGKAT KERUSAKAN
Baik (B)
tingkat kerusakan masih ≤10% dari kondisi awal pembangunan
Rusak ringan (RR)
tingkat kerusakan 10% - 20% dari kondisi awal pembangunan.
Rusak sedang (RS)
tingkat kerusakan 20% - 40% dari kondisi awal pembangunan.
Rusak berat (RB)
tingkat kerusakan ≥ 40% dari kondisi awal pembangunan
KERUSAKAN PRASARANA STRUKTUR 1) Kerusakan Concrete Sabo Dam
FASILITAS MACAM KERUSAKAN FAKTOR PENYEBAB
Sabodam Tipe tertutup Bahan beton dan pasangan batu kali
Kerusakan mercu pelimpah (dam crown)
Abrasi oleh aliran debris
Patahnya fondasi subdam Degradasi oleh gerusan lokal Kerusakan sayap dam (dam wing)
Impact force aliran debris
Kerusakan permukaan hilir badan dam
Gesekan material aliran debris
Kerusakan lantai lindung (apron)
Terjunan aliran debris melalui mercu pelimpah dan lubang alir (drain hole) Runtuhnya fondasi subdam
Kerusakan tembok tepi (side wall)
Hantaman langsung aliran debris, Tekanan tanah aktif
Kerusakan pada lubang alir (drain hole, drip hole)
Abrasi oleh aliran debris
2) Kerusakan Tanggul
BAHAN TANGGUL
JENIS KERUSAKAN TUBUH TANGGUL
MENGGELEMBUNG AMBLES (SUBSIDENCE)
Material setempat yang diperkuat dengan pasangan batu kali/ beton
Patahnya perkuatan tanggul
Hantaman langsung aliran debris Pemampatan yang kurang sempurna. Tekanan tanah aktif dari dalam
tanggul Perkuatan tanggul terlalu panjang
dan tidak diberi deletasi Degradasi dasar sungai Pembebanan di atas tanggul yang
melebihi batas. Perkuatan tanggul tidak dilengkapi
dengan lubang atus.
KRITERIA DAN PERINGKAT KERUSAKAN NO KRITERIA
KERUSAKAN TINDAKAN PERINGKAT
KERUSAKAN INDIKATOR
1 RB (Rusak Berat) Diperlukan rehabilitasi A
2 RS (Rusak Sedang) Diperlukan rektifikasi B
3 RR (Rusak Ringan) Diperlukan rektifikasi C
4 B (Baik) Tidak diperlukan D
NO PERINGKAT KERUSAKAN TINDAKAN
1 Peringkat A Diperlukan tindak lanjut rehabilitasi Prasarana dengan fungsi yang kurang dan kerusakan yang berakibat pada keselamatan fasilitas, diperlukan beberapa tindak lanjut.
2 Peringkat B Diperlukan rektifikasi Prasarana dengan kondisi yang tidak biasa & rusak, yang tidak masuk dalam klasifikasi peringkat A saat ini, tapi mungkin akan masuk peringkat A di masa mendatang, diperlukan rektifikasi.
3 Peringkat C Diperlukan monitoring Prasarana dengan sedikit kondisi yang tidak biasa dan rusak ringan, tetapi masih berfungsi normal hanya diperlukan monitoring secara berkala.
4 Peringkat D Tidak diperlukan tindak lanjut Prasarana dengan kondisi baik dan berfungsi dengan baik.
Jenis Kerusakan
Estimasi Kerusakan Kriteria
Abrasi pada Mercu Pelimpah
Kedalaman > 50 cm, dan lebar > L/3 – L/2 A
Kedalaman 20 cm - 50 cm, dan lebar < L/2 – L/3 B
Kedalaman < 20 cm, dan lebar < L/3 C
Tidak terjadi abrasi pada mercu pelimpah D
Penggerusan Pondasi
Pondasi tubuh dam tergerus sampai menyebar luas yang berakibat pada keselamatan dam, atau gerusan mempunyai skala yang luas, atau perbedaan jarak ketinggian antara puncak dan dasar sungai terlalu jauh.
A
Pondasi dam tersingkap sebagian, dan perbedaan jarak ketinggian antara puncak dan dasar sungai sedikit.
B
Meskipun pondasi tergerus oleh degradasi dasar sungai terlihat, pondasi dam itu sendiri belum tersingkap.
C
Tidak terjadi penggerusan pada pondasi dam D
5) PENYUSUNAN RAB TUJUAN
Untuk menyiapkan dokumen RAB kegiatan OP prasarana sabo pada setiap tahun anggaran berdasarkan laporan kebutuhan nyata hasil kegiatan inspeksi rutin dan/atau penelusuran.
PERIODE PENYUSUNAN RAB Sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun yang disiapkan sebelum tahun anggaran berjalan, diharapkan dapat selesai sebelum akhir bulan Juli.
PELAKSANA KEGIATAN Bagian perencanaan dan program pada unit/satker pelaksana OP pada B/BWS yang bersangkutan.
MUATAN DALAM RAB RAB kegiatan OP prasarana sabo sekurang-kurangnya memuat: rencana anggaran biaya inspeksi rutin. rencana anggaran biaya penelusuran (walkthrough). rencana anggaran biaya pengukuran. rencana anggaran biaya gaji/upah penjaga alat pemantau prasarana nonstruktural. rencana anggaran biaya gaji/upah polisi sabo rencana anggaran biaya kantor dan barang pakai habis. rencana anggaran biaya penyiapan bahan banjiran. rencana anggaran biaya operasional alat berat dan kendaraan operasional rencana anggaran biaya perbaikan peralatan pemantau prasarana nonstruktural rencana anggaran biaya semua jenis pemeliharaan yang dibutuhkan
6) PENGOPERASIAN PRASARANA SABO Salah satu contoh penambangan pasir pada kanton pasir (sand pocket) Catatan : tidak semua material di hulu bangunan sabodam boleh ditambang
Inventarisasi Prasarana Sabo
Identifikasi Kerusakan (Formulir, Gambar Situasi, Foto)
Estimasi Kerusakan
Tentukan Kriteria Kerusakan
Pemeliharaan Alur Sungai
Pemeliharaan Komponen Utama
Rencanakan Tindakan Pemeliharaan
Rencanakan Pembiayaan Pemeliharaan
Mulai
Selesai
Pelaksanaan Pemeliharaan
Rencanakan Inspeksi Kerusakan
Pasca Bencana
Secara Berkala (Normal)
Tentukan Prioritas Perbaikan
Setelah Bencana Primer
Secara Berkala (Normal)
BAGAN ALIR PEMELIHARAAN PRASARANA SABO
FUNGSI PEMELIHARAAN Menjaga kinerja prasarana sabo
agar tetap layak fungsi
TAKTIK PEMELIHARAAN Menerapkan atau meningkatkan
pemeliharaan pencegahan Meningkatkan kemampuan atau
kecepatan perbaikan Menghindari kegiatan
pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan
KEANDALAN Keandalan adalah peluang
bangunan sabo untuk berfungsi dengan benar dalam jangka waktu tertentu
Taktik keandalan ada dua:– Meningkatkan komponen
demi komponen Menyediakan redundasi
STRATEGI PEMELIHARAAN DAN KEANDALAN YANG BAIK SDM yang memadahi Sistem Informasi Pelatihan keahlian Sistem penghargaan Kualitas hasil Kapasitas hasil Prosedur pemeliharaan Pemeliharaan rutin Perbaikan kecil Pengawasan Pencatatan terkomputasi
JENIS-JENIS PEMELIHARAAN
Pemeliharaan preventif Pemeliharaan korektif
(Pemeliharaan dengan kearifan lokal)
JENIS PEMELIHARAAN
PRASARANA SABO
PEMELIHARAAN PRASARANA SABO PEMELIHARAAN PRASARANA SABO
(Maintenance of Sabo Facilities)
PENCEGAHAN (PREVENTIVE)
Optimalisasi fungsi bangunan
Telah direncanakan
Tidak perlu menunggu adanya
indikasi terjadinya kerusakan
Rutin (Routine) Berkala (Periodic)
Penggantian (Reparation)
KOREKTIF (CORRECTIVE) Perbaikan pada bagian yang rusak
Pekerjaan perbaikan pada struktur yang
mempunyaI kekurangan
Tidak mengubah tujuan dan sistem struktur bangunan
Khusus (Special)
Rehabilitatif (Rehabilitative)
Pembetulan (Rectification)
Darurat (Emergency)
PEMELIHARAAN PENCEGAHAN (PREVENTIVE) Pemeliharaan Rutin (Routine) Pemeliharaan yang dilakukan secara berulang-ulang setiap tahun
sesuai jadwal.
Pemeliharaan Berkala (Periodic) Pemeliharaan yang dijadwalkan berlangsung dari waktu ke
waktu dan berjalan menurut interval waktu terputus-putus dengan tujuan memulihkan kembali kinerja prasarana sabo
Pemeliharaan Penggantian/Reparasi (Reparation) Pemeliharaan yang dilakukan untuk mengganti bagian prasarana
sabo yang mengalami kerusakan dan/atau tidak berfungsi agar kenerjanya tidak terganggu
PEMELIHARAAN KOREKTIF (CORRECTIVE) Pemeliharaan Khusus (Special) Pemeliharaan (berskala besar) yang dilakukan untuk prasarana sabo yang fungsi
atau nilai kinerjanya antara 50% - 70% dari rencana.
Pemeliharaan Darurat (Emergency) Pemeliharaan yang harus dilaksanakan segera agar kerusakan prasarana sabo
tidak menjadi lebih parah. Pemeliharaan darurat dapat juga berupa kegiatan penanggulangan banjir seperti pemasangan kantong pasir pada tanggul sebelum dan selama banjir untuk mencegah Iimpasan.
Pemeliharaan Rehabilitatif (Rehabilitative) Pemeliharaan yang meliputi perbaikan dan pemulihan prasarana sabo yang
mengalami penurunan fungsi dan kinerja pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
Pemeliharaan Pembetulan/Rektifikasi (Rectification) Pemeliharaan berskala kecil untuk memperbaiki prasarana sabo agar kondisinya
sesuai dengan kapasitas rencana yang disebabkan oleh kerusakan kecil seperti pertinggian permukaan tanggul, perbaikan tanggul yang bocor, pelindung batu untuk tanggul dekat penambangan, penggantian peralatan pintu dan sebagainya yang tidak berfungsi disebabkan oleh kerusakan dan kegagalan kecil.
Pemeliharaan akibat kerusakan pada badan dam Pemeliharaan akibat Kerusakan pada komponen sayap dam. Pemeliharaan akibat kerusakan pada komponen tembok tepi Pemeliharaan akibat kerusakan pada komponen lubang air Pemeliharaan akibat kerusakan pada komponen celah Pemeliharaan akibat kerusakan pada komponen lantai lindung
(appron) Pemeliharaan akibat kerusakan pada komponen subdam Pemeliharaan akibat kerusakan komponen pada tanggul pengaman Pemeliharaan akibat kerusakan komponen pada kantong pasir Pemeliharaan akibat Kerusakan komponen pada dasar bangunan
Perbaikan kerusakan mercu dam Perbaikan kerusakan permukaan hilir dam
Perbaikan kerusakan sayap dam
Perbaikan subdam yang belum runtuh Perbaikan subdam yang sudah runtuh
Perbaikan komponen kantong pasir Sedimen harus di bawah mercu dam
Jarak penambangan pasir
Perbaikan pada komponen tanggul pengamana akibat gerusan lokal
main dam
new foundation
main dam
rip - rap
1 2
stones filler
new apron
new sub-damnew sub-dam
rip - rap or concrete
1 2Perbaikan Gerusan Lokal pada Dasar Dam dengan ditambah Subdam
Perbaikan gerusan lokal pada dasar dam
Tujuan Mencegah meluasnya kerusakan fasilitas sabo Mencegah meluasnya jangkauan are yang rusak akibat aliran debris Membuang endapan aliran debris yang menyumbat daerah aliran untuk aliran banjir
Material Konstruksi Untuk melengkapi tindakan darurat dalam jangka waktu yang pendek, material- material berikut yang bisa menambah kecepatan konstruksi dapat digunakan. Material yang tepat untuk tindakan darurat:
Gabion Concrete blok Ready mixed concrete
Pembuangan Sedimen Sementara Jika aliran debris sering terjadi selama musim penghujan setelah erupsi mayor, pekerjaan
pembuangan sedimen sementara membutuhkan perencaan secepat mungkin untuk mencegah meluasnya bencana dan untuk memastikan rute-rute transportasi darurat :
Pekerjaan guide channel sementara dan pekerjaan tanggul untuk memastikan daerah aliran banjir dalam piroklastik yang tebal atau endapan aliran debris dalam alur sungai.
Pekerjaan pembuangan sedimen di reservoir tipe oprit dam, yang diblok oleh aliran debris harus segera dilakukan. Pekerjaan pemindahan sedimen difokuskan pada tampungan dam. Penggalian sedimen dilakukan bersamaan dengan pembuatan tanggul sementara.
Sketsa Pemindahan Sedimen
REKONSTRUKSI Pembangunan kembali semua prasarana sabo atau
prasarana pengendali aliran debris (lahar/sedimen) termasuk sistem kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat agar kegiatan perekonomian, sosial dan budaya tetap tumbuh dan berkembang dengan baik, hukum dan ketertiban tetap tegak, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
tahapan pemeliharaan
Inventarisasi bangunan Inspeksi a) Kondisi normal : secara berkala b) Kondisi darurat : pasca bencana Pemeliharaan a) Identifikasi kerusakan b) Estimasi kerusakan c) Kriteria kerusakan d) Prioritas perbaikan e) Tindakan pemeliharaan
Pemeliharaan komponen utama Pemeliharaan alur sungai
Beaya pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharaan
KESIAPAN IPTEK SABO
Kesiapan iptek Balai Litbang Sabo dalam menekan masalah OP, antara lain Perencanaaan bangunan sabo dengan menerapkan
konsep sabo jangkar Bangunan sabodam dengan sistem modular Bangunan sabodam dengan sistem jaring Mercu sabodam dengan bahan serat baja (steel
fiber concrete)
D Konsep JANGKAR dalam Sabo Plan
yang :
R - Mampu sebagai bangunan pengikat
- Stabil dan kokoh tak tertandingi
- Terhindar dari kemungkinan degradasi
O Untuk mencegah terjadinya dam breaks
DRO
Konsep SABO JANGKAR
07.49
Tata Letak Bangunan Sabo Jangkar
KONSEP SABO JANGKAR
Bahwa dalam satu alur sungai dimungkinkan dibangun bangunan sabodam yang berfungsi sebagai pengaman bangunan lain dalam satu sistem.
Deposition Zone
Production Zone
Transfer Zone
IV
III
II
I
Contoh Perhitungan
KEGIATAN LAIN LITBANG SABO DALAM MENDUKUNG OP
Kesiapan Iptek dalam bencana (refleksi dari gempa Jogja 2006 dan erupsi Merapi 2010)
Evacuation drill dari bencana aliran debris di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
Inovasi sabodam modular Inovasi sabodam ring net barrier
Doa Taubat by Gus Dur
07.49