Top Banner
IPB P a r i w a r a PARIWARA IPB/ Oktober 2015/ Volume 274 Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah Reporter : Siti Zulaedah, Dedeh H, Awaludin, Waluya S, Ahsan S, Nabila Rizki A Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] Direktorat Sumberdaya Manusia (Dit. SDM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan pelatihan yang diikuti oleh Kasubdit, Kabag, Kabid, KTU dan Kasie di lingkungan IPB. Kegiatan yang bertajuk "Pelatihan Manajemen Pendidikan Tinggi di Institut Pertanian Bogor" tersebut diselenggarakan pada hari Kamis (1/10), di Hotel Best Western Bogor Icon, Bogor. Dalam pelatihan ini peserta mendapatkan pelatihan mengenai manajemen pendidikan tinggi dengan studi kasus di lingkungan IPB. Materi yang diberikan dalam seminar ini antara lain pengembangan leadership, manajemen informasi dan teknologi, manajemen kinerja, pengelolaan aset perguruan tinggi, hingga rencana strategis dan tata kelola perguruan tinggi. Salah satu pembicara dalam pelatihan ini, Direktur Integrasi Data dan Sistem Informasi (Didsi) IPB, Dr. Idat Galih Permana menyampaikan peran strategis information and communication technology (ICT) dalam manajemen perguruan tinggi. Menurutnya, keterlibatan ICT dalam perguruan tinggi bukan lagi pilihan, namun sudah menjadi kebutuhan mutlak yang harus dimiliki dan dimanfaatkan secara strategis agar dapat meningkatkan kualitas mutu pendidikan. "Sistem informasi terintegrasi yang menunjang kinerja di IPB sedang dalam proses pengembangan. Kita harap tahun 2016 sistem informasi terintegrasi ini dapat diimplementasikan," harap Dr. Idat. Pembicara lainnya antara lain Rektor IPB Prof. Dr. Herry Suhardiyanto; Direktur Pengembangan Sarana dan Prasarana IPB Dr. Erizal; Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis (MB) IPB Dr. Arief Daryanto; Direktur SDM IPB Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si; serta motivator Ir. Amir Tengku Ramly, M.Si. (as) Direktorat SDM IPB Gelar Pelatihan Manajemen Pendidikan Tinggi Biro Hukum, Promosi, dan Humas (BHPH) Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali menyelenggarakan pembekalan Organisasi Mahasiswa Daerah (Omda), Sabtu (3/10), di Auditorium Toyib Hadiwijaya Fakultas Pertanian, Kampus IPB Darmaga Bogor. Pertemuan bertajuk “IPB Siapkan Omda Menjadi Target Promosi ”ini dalam rangka mempersiapkan duta promosi IPB untuk nantinya siap turun ke berbagai daerah. Pada pertemuan kali ini IPB menghadirkan General Manager Deputi Head of Public Relation Division Corporate Communication PT. Astra International tbk, Boy Kelana Soebroto, yang bicara tentang “How To Be A Great Ambassador for IPB”. Narasumber lainnya adalah Kepala Bagian (Kabag) Promosi BHPH IPB, Dr. Drh. Mokhamad Fahrudin. Sebelumnya, Kepala BHPH IPB, Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si dalam sambutan sekaligus membuka acara mengatakan, Omda adalah ujung tombak promosi IPB yang berhadapan langsung dengan calon‐calon mahasiswa terbaik IPB, dan andalan IPB untuk menyampaikan informasi tentang IPB. “Sebagai duta promosi atau ambasador IPB, harus menjaga baik‐baik reputasi dengan cara membawa karakter yang santun dan membanggakan IPB. Alumni dari SMA adalah sosok paling berpengaruh, menjadi penyemangat bagi adik kelas untuk bisa kuliah di IPB,” ujarnya. Sementara itu, Kabag Promosi BHPH IPB, Dr. Mokhamad Fahrudin dalam pemaparannya mengatakan, “Sosialisasi IPB merupakan kiat promosi IPB yang harus dipahami benar oleh Omda atau ambasador IPB. Omda sebagai ambasador harus mempunyai strategi promosi untuk bisa menarik siswa sekolah ke IPB”. (awl) Omda Ujung Tombak Promosi IPB
2

IPBbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 274.pdf · Communication PT. Astra International tbk, Boy Kelana Soebroto, yang bicara tentang “How To Be A Great Ambassador

Jun 06, 2019

Download

Documents

hathu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IPBbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 274.pdf · Communication PT. Astra International tbk, Boy Kelana Soebroto, yang bicara tentang “How To Be A Great Ambassador

IPBP a

r i

w a

r a

PARIWARA IPB/ Oktober 2015/ Volume 274Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah

Reporter : Siti Zulaedah, Dedeh H, Awaludin, Waluya S, Ahsan S, Nabila Rizki A Layout : Devi Fotografer: Cecep AW,

Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat

Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Direktorat Sumberdaya Manusia (Dit. SDM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan pelatihan yang diikuti oleh Kasubdit, Kabag, Kabid, KTU dan Kasie di lingkungan IPB. Kegiatan yang bertajuk "Pelatihan Manajemen Pendidikan Tinggi di Institut Pertanian Bogor" tersebut diselenggarakan pada hari Kamis (1/10), di Hotel Best Western Bogor Icon, Bogor.

Dalam pelatihan ini peserta mendapatkan pelatihan mengenai manajemen pendidikan tinggi dengan studi kasus di lingkungan IPB. Materi yang diberikan dalam seminar ini antara lain pengembangan leadership, manajemen informasi dan teknologi, manajemen kinerja, pengelolaan aset perguruan tinggi, hingga rencana strategis dan tata kelola perguruan tinggi.

Salah satu pembicara dalam pelatihan ini, Direktur Integrasi Data dan Sistem Informasi (Didsi) IPB, Dr. Idat Galih Permana menyampaikan peran strategis information and communication technology (ICT) dalam manajemen perguruan tinggi. Menurutnya, keterlibatan ICT dalam perguruan tinggi bukan lagi pilihan, namun sudah menjadi kebutuhan mutlak yang harus dimiliki dan dimanfaatkan secara strategis agar dapat meningkatkan kualitas mutu pendidikan. "Sistem informasi terintegrasi yang menunjang kinerja di IPB sedang dalam proses pengembangan. Kita harap tahun 2016 sistem informasi terintegrasi ini dapat diimplementasikan," harap Dr. Idat.

Pembicara lainnya antara lain Rektor IPB Prof. Dr. Herry Suhardiyanto; Direktur Pengembangan Sarana dan Prasarana IPB Dr. Erizal; Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis (MB) IPB Dr. Arief Daryanto; Direktur SDM IPB Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si; serta motivator Ir. Amir Tengku Ramly, M.Si. (as)

Direktorat SDM IPB Gelar Pelatihan Manajemen Pendidikan Tinggi

Biro Hukum, Promosi, dan Humas (BHPH) Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali menyelenggarakan pembekalan Organisasi Mahasiswa Daerah (Omda), Sabtu (3/10), di Auditorium Toyib Hadiwijaya Fakultas Pertanian, Kampus IPB Darmaga Bogor. Pertemuan bertajuk “IPB Siapkan Omda Menjadi Target Promosi ”ini dalam rangka mempersiapkan duta promosi IPB untuk nantinya siap turun ke berbagai daerah.

Pada pertemuan kali ini IPB menghadirkan General Manager Deputi Head of Public Relation Division Corporate Communication PT. Astra International tbk, Boy Kelana Soebroto, yang bicara tentang “How To Be A Great Ambassador for IPB”. Narasumber lainnya adalah Kepala Bagian (Kabag) Promosi BHPH IPB, Dr. Drh. Mokhamad Fahrudin. Sebelumnya, Kepala BHPH IPB, Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si dalam sambutan sekaligus membuka acara mengatakan, Omda adalah ujung tombak promosi IPB yang berhadapan langsung dengan calon‐calon mahasiswa terbaik IPB, dan andalan IPB untuk menyampaikan informasi tentang IPB. “Sebagai duta promosi atau ambasador IPB, harus menjaga baik‐baik reputasi dengan cara membawa karakter yang santun dan membanggakan IPB. Alumni dari SMA adalah sosok paling berpengaruh, menjadi penyemangat bagi adik kelas untuk bisa kuliah di IPB,” ujarnya.

Sementara itu, Kabag Promosi BHPH IPB, Dr. Mokhamad Fahrudin dalam pemaparannya mengatakan, “Sosialisasi IPB merupakan kiat promosi IPB yang harus dipahami benar oleh Omda atau ambasador IPB. Omda sebagai ambasador harus mempunyai strategi promosi untuk bisa menarik siswa sekolah ke IPB”. (awl)

Omda Ujung Tombak Promosi IPB

Page 2: IPBbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 274.pdf · Communication PT. Astra International tbk, Boy Kelana Soebroto, yang bicara tentang “How To Be A Great Ambassador

T a h u n 1 9 8 0 ‐ a n , selama lima tahun Inst i tut Pertanian Bogor (IPB) mendapat tugas untuk mengkaji metoda pembukaan dan penyiapan lahan di Sumatera Selatan. P e n y i a p a n l a h a n (pengolahan lahan) sangat lah penting tidak hanya untuk lahan bermasalah

seperti alang‐alang tetapi juga untuk lahan produktif. Analisis lebih lanjut dari struktur tanah dinyatakan dalam agregat, stabilitas agregat dan ruang pori yang semuanya dapat berubah oleh tindakan pengolahan tanah dan cropping system. Dalam konteks pertanian, masalah yang dihadapi ahli teknik pertanian dan ahli tanah adalah bagaimana mengevaluasi dan mengkuantifikasi struktur hasil pengolahan tanah. Pada akhirnya dikembangkan metoda evaluasi struktur hasil pengolahan tanah yaitu metoda konvensional (pengukuran kerapatan tanah, porositas, tahanan penetrasi, ukuran clod, distribusi dan pembalikan tanah). Namun metoda ini memiliki berbagai kelemahan.

Teknologi canggih dalam metoda evaluasi non destruktif (NDE) pada tanah yakni Machine Vision. Teknologi ini membuka jalan menuju pendeskripsian secara riil dan kuantitatif dari kondisi tanah yang diinginkan sesuai dengan tujuan pengolahan tanah. Mesin buatan Jepang ini mampu mengukur tanah (objek) dalam keadaan utuh atau tidak terganggu. Aplikasi machine vision‐CT scanner untuk pertanian merupakan terobosan baru dalam teknik pengukuran yang ditujukan untuk mempercepat analisis mutu dari input pertanian serta hasil pertanian dalam arti luas. Mulai dari bahan baku input, produk pertanian primer sampai pada produk olahan industri pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan dan produk terkait lainnya. Dalam waktu yang singkat, yakni 27 detik, inspection time dan beberapa menit data processing, maka semua struktur fisik tanah dapat ditampilkan baik dengan data digital maupun dengan citra.

Mesin ini sangat canggih namun harganya masih mahal sekitar 1,4 milyar rupiah. Namun teknologi ini sangat berkontribusi dalam pengembangan teknik pengukuran khususnya yang memerlukan inspeksi internal dari bahan. Khusus untuk struktur tanah, teknologi ini mampu menunjukkan informasi detil struktur tanah mencakup ukuran dan distribusi clod (padatan), ukuran dan distribusi ruang pori, posisi hardpan dan plow sole. Bukan tidak mungkin di masa mendatang akan hadir generasi CT scanner yang portable dan handy sehingga pengukuran struktur tanah dapat dilakukan langsung di lapangan secara real condition, real location dan real position.(zul)

Pemerintah saat ini sedang mewacanakan adanya subst i tus i penyediaan bahan b a k u k a y u y a n g berasal dari hutan rakyat. Sedangkan luasan hutan rakyat Indonesia hanya 1‐5% dari total luas hutan. L u a s t o t a l h u t a n n e g a r a 9 5 ‐ 9 9 % , akibatnya potret baik‐

buruknya kinerja sektor kehutanan selama ini bersumber dari dan atau pada hutan negara. Hutan rakyat dikelola oleh masyarakat sedangkan hutan negara dikelola oleh negara. Untuk pengelolaan hutan rakyat, ilmunya baru mulai dirintis awal tahun 90‐an, sehingga masih banyak aspek dan gejala pengetahuan, ilmu pengetahuan yang belum didukung kebenarannya. Ini menjadi tantangan keilmuan di masa datang.

P e n g e l o l a a n h u t a n d i I n d o n e s i a m a s i h mengutamakan kepentingan manusia (segi ekonomi), sementara fungsi ekosistem lainnya tidak diperhatikan. Kontributor kinerja Kementerian Kehutanan kita yang terus menurun itu karena lebih mementingkan kepentingan manusia. Salah satu bukti sejarah menunjukkan bahwa sejak berdirinya D e p a r t e m e n Ke h u t a n a n s a m p a i s a a t i n i permasalahan kegagalan reboisasi terus terjadi.

Kinerja sub sektor kehutanan selama satu abad terus menurun. Sampai saat ini pengelolaan hutan masih berada pada posisi decline. Kondisi tersebut disadari oleh para rimbawan dan peminat serta pemerhati kehutanan, namun nampaknya belum mampu mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Hutan rakyat, semula hanya mencakup pengertian hutan ya n g b e ra d a d i a ta s ta n a h m i l i k . D a l a m perkembangannya hutan rakyat diartikan sebagai hutan yang dibuat oleh rakyat. Contoh Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm), hutan desa dan hutan adat. Begitu pula pada kawasan hutan negara seperti kawasan konservasi yang ditanami pohon oleh masyarakat, juga diklaim sebagai hutan rakyat.

Usaha hutan rakyat ternyata sangat lamban perkembangannya. Berbagai masalah praktis masih m e n j a d i k e n d a l a p a d a b e r b a g a i a s p e k pengelolaannya. Dengan kata lain pengelolaan hutan rakyat masih belum mendapat ruang yang cukup untuk berkembang. Harapannya pengelolaan hutan rakyat b isa leb ih ba ik lag i dengan menyeimbangkan peran hutan rakyat dan hutan negara. Kawasan hutan negara dibuka aksesnya untuk ditanami oleh rakyat .(zul)

Budidaya tanaman p a d i ya n g l u a s d e n g a n s a t u varietas yang sama akan membentuk s i s t e m monokultur yang m e m i l i k i kelemahan yaitu mudahnya terjadi e p i d e m i k penyak i t . B last yang dulu hanya

menyerang padi gogo sekarang padi sawah hancur karena blast. Ini akibat monokultur. Kalau satu varietas tanaman ditanam secara meluas, akan memberikan tekanan yang tinggi pada patogen. Hal ini akan menyebabkan perubahan genetik pada patogen sehingga timbul patogen yang virulen. Selain itu, kondisi saat ini dimana hutan dibakar untuk memperluas lahan kelapa sawit juga merupakan sistem monokultur. Bayangkan jika seluruh Indonesia diganti sawit, kakao dan kelapa diganti sawit. Maka monokultur terjadi dan keragaman genetiknya kecil sekali. Sekarang terlihat bagaimana sawit mati karena ganoderma.

Padi bisa diakali karena varietas padi macam‐macam. Kita bisa buat tahanannya kecil dengan multi varietas sehingga bisa mendobrak sistem monokultur, tambahnya. Pengendalian hayati sudah tersedia secara alami. Pada ekosistem alami pengendalian hayati sudah terjadi dengan sendirinya. Karena intervensi manusia (proses budidaya tidak ramah lingkungan) maka agen yang menjadi sumber hayati tersebut menjadi punah. Itu yang kita lihat dengan adanya keragaman yang sempit dan kelimpahannya semakin kecil yang membuat agen pengendaian hayati tidak bisa aktif lagi. Inilah saatnya kita kembali melakukan pengendalian yang ramah lingkungan.

Sejak tahun 1970, konsep pengendalian hayati mulai diterima dan diaplikasikan pada budidaya berbagai tanaman, walaupun keefektifan pengendalian terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tidak secepat pestisida. Agen Pengendali Hayati (APH) penyakit tumbuhan adalah makhluk hidup, oleh karena itu untuk pengembangan dan pemanfaatan APH perlu kehati‐hatian tinggi terutama dalam identifikasi APH dan pemahaman yang benar. Suatu t a n t a n g a n b a g i I n d o n e s i a d e n g a n k e a n e k a r a g a m a n d a n k e l i m p a h a n mikroorganisme atau APH yang tinggi, apakah mau memanfaatkan karunia yang spektakuler ini untuk membantu pencapaian produksi tanaman optimum yang berkelanjutan. (zul)

Prof. Dr. Ir. Tineke Mandang, MSGuru Besar Tetap Fakultas Teknologi Pertanian “Aplikasi Machine Vision dalam Analisis Struktur Tanah ‐Struktur Hasil Pengolahan Tanah dan Hardpan”

Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MSGuru Besar Tetap Fakultas Kehutanan“Pengelolaan Hutan Rakyat: Tantangan Keilmuan dan Dunia Praktik ke Depan”

Prof. Dr. Ir. Meity Suradji Sinaga, M.ScGuru Besar Tetap Fakultas Pertanian“Agens Pengendalian Hayati Penyakit Tumbuhan : Karunia Spektakuler yang Terabaikan”

Pada 7 Oktober 2015, IPB menggelar Orasi Ilmiah tiga Guru Besar. Kegiatan yang difasilitasi oleh Direktorat Administrasi Pendidikan ini bertempat di Auditorium Andi Hakim Nasoetion. Berikut ringkasan orasi ilmiah tersebut :

ORASI ILMIAH GURU BESAR