INSTITUT TEKNOLOGI PLN PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA UNIT 2 GI KARET LAMA 150/20 KV JAKARTA PUSAT PROYEK AKHIR DISUSUN OLEH: RAMADHANY RAUF 201771039 PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN INSTITUT TEKNOLOGI PLN JAKARTA, 2020
94
Embed
INSTITUT TEKNOLOGI PLN PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA ...156.67.221.169/2738/1/PROYEK AKHIR_RAMADHANY_201771039... · 2020. 12. 3. · institut teknologi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA UNIT 2 GI KARET LAMA 150/20 KV
JAKARTA PUSAT
PROYEK AKHIR
DISUSUN OLEH:
RAMADHANY RAUF 201771039
PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN JAKARTA, 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROYEK AKHIR
PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA UNIT 2 GI KARET LAMA 150/20 kV JAKARTA PUSAT
Disusun oleh:
RAMADHANY RAUF
201771039
Diajukan untuk memenuhi persyaratan pada program studi D3 Teknologi Listrik
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jakarta, 20 Juli 2020
Mengetahui Disetujui
(Retno Aita Diantari,ST.,MT) (Novi Gusti Pahiyanti, ST.,MT) Kepala Program Studi D-III Pembimbing Pertama
Teknologi Listrik
(Albert Gifson Hutadjulu, ST.,MT) Pembimbing Kedua
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : Ramadhany Rauf
NIM : 201771039
Program Studi : D3 Teknologi Listrik
Judul : Pengaruh Pembebanan Terhadap Susut Umur
Transformator Tenaga Unit 2 Gi Karet Lama 150/20 kV
Jakarta Pusat
Telah dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada program studi Diploma III
Teknologi Listrik Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Institut Teknologi –
PLN pada tanggal 25 Agustus 2020
Tim Penguji Jabatan Tanda Tangan
1. Retno Aita
Diantari,ST.,MT
Ketua Sidang
2. Oktaria
Handayani, ST.,MT
Sekertaris Sidang
Digitally signed by Oktaria Handayani DN: OU=Fakulytas Ketenagalistrikan & Energi Terbarukan, O=IT PLN, CN=Oktaria Handayani, [email protected] Reason: I am the author of this document Location: your signing location here Date: 2020-08-31 16:51:46 Foxit Reader Version: 9.7.1
UCAPAN TERIMA KASIH Dengan Ini Saya Menyampaikan Penghargaan dan Ucapan terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :
Ibu Novi Gusti Pahiyanti, ST.,MT Selaku Pembimbing I Bapak Albert Gifson Hutadjulu,ST.,MT Selaku Pembimbing II
Yang telah memberikan petunjuk, saran – saran serta bimbingannya
sehingga proyek akhir ini dapat diselesaikan
Terima kasih kepada
1. Bapak Ahmad Syuhada selaku manager ULTG karet
2. Bapak Rolando selaku Supervisior Pemeliharaan GI ULTG Karet
3. Seluruh Staff ULTG Karet
Yang telah mengijinkan melakukan penelitian di kantor ULTG Karet Jakarta
Pusat sehingga dapat menyelesaikan proyek akhir ini tepat waktu
Jakarta, 20 Juli 2020
Ramadhany Rauf
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Sivitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Ramadhany Rauf
NIM : 201771039
Program Studi : D3 Teknologi Listrik
Fakultas : Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Jenis Karya : Proyek Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Institut Teknologi – PLN Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ( Non – Exclusive Royalty Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Pengaruh Pembebanan Terhadap Susut Umur Transformator Tenaga Unit 2 GI Karet Lama 150/20 KV Jakarta Pusat”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalty
non eksklusif ini Institut Teknologi – PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pengkalan data (database), merawat,
dan mempbulikasikan tugas akhir saya selama tetap mencamtumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak cipta.
Demikian Pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya
Dibuat Di jakarta
Pada Tanggal 20 Juli 2020
Yang Menyatakan
Ramadhany Rauf
vi
PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA UNIT 2 GI KARET LAMA 150/20
KV JAKARTA PUSAT Ramadhany Rauf (2017-71-039)
Dibawah bimbingan Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT dan Albert Gifson
Hutadjulu, ST., MT
ABSTRAK Transformator merupakan salah satu objek vital dalam sistem saluran transmisi.
Sehingga sangatlah penting untuk merawat peralatan tersebut dari gangguan.
umur transformator sendiri dapat berkurang akibat dari beberapa faktor, salah
satunya pembebanan. Dalam prakteknya trafo daya di gardu induk bisa
mengalami beban lebih mengingat atau sebagai akibat terjadinya manuver
pemindahan beban dalam sistem distribusi. Selain itu pertumbuhan listrik di era
sekarang ini semakin meningkat sehingga menyebabkan susut umur peralatan
akibat pembebanan semakin besar. tujuan dari penelitian ini untuk memprediksi
umur transformator akibat dari pengaruh peningkatan pembebanan setiap
tahunnya. Oleh karena itu pada tugas akhir ini akan dihitung susut umur dan
pengaruh pembebanan berlebih terhadap umur transformatornya dengan
menggunakan metode wawancara langsung dengan spv har GI PLN Karet,
kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data dan perhitungan prediksi dari
umur transformator tersebut agar mendapatkan hasil prediksi yang lebih akurat.
kata kunci : Transformator, Pembebanan, Susut Umur
vii
EFFECT OF LOAD AGAINST TRANSFORMER AGE SHRINKAGE ON POWER TRANSFORMERS UNIT 2 GI KARET LAMA 150/20
KV, CENTRAL JAKARTA
Ramadhany Rauf (2017-71-039)
Under the guidance of Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT and Albert
Gifson Hutadjulu, ST., MT
ABSTRACT
The transformer is one of the vital objects in the transmission line system. So it is
very important to treat the equipment from interference. transformer life itself can
be reduced due to several factors, one of which is loading. In practice the power
transformer at the substation may experience more load considering or as a result
of load shifting maneuvers in the distribution system. In addition, the growth of
electricity in the current era is increasing, causing a decrease in the life of the
equipment due to greater loading. The purpose of this study is to predict the age
of the transformer due to the effect of increasing loading each year. Therefore, in
this final project, the age loss and the effect of overloading on the age of the
transformer will be calculated by using the direct interview method with SPV har
GI PLN Karet, then followed by data collection and calculation of predictions of
the age of the transformer in order to get more accurate prediction results
keywords: Transformer, Loading, Age Shrinkage
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PROYEK AKHIR I
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ii
PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR iii
UCAPAN TERIMA KASIH iV
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI V
ABSTRAK VI
DAFTAR ISI VII
DAFTAR GAMBAR X
DAFTAR TABEL XI
DAFTAR RUMUS XII
DAFTAR LAMPIRAN XIII
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Permasalahan Penelitian 1
1.2.1 Identifikasi Masalah 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah 2
1.2.3 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 2
1.4 Sistematika Penulisan 3
BAB II LANDASAN TEORI 4
2.1 Teori Pendukung 4 2.1.1 Transformator arus 4
2.1.2 Jenis trafo berdasarkan fungsinya 5
2.1.3 bagian bagian Transformator 5
ix
2.1.4 Current charging(winding) 5
2.1.5 Bushing 6
2.1.6 Pendingin 8
2.1.7 Oil Pressure Function dan Expantion (konservator) 10
2.1.8 kontruksi konservator dengan rubber 11
2.1.9 Minyak isolasi trafo 12
2.1.10 kertas isolasi trafo 12
2.1.11 Tap Charger 13
2.1.12 OLTC pada transformator 14
2.1.13 NGR 14
2.1.14 proteksi pada transforfer 15
2.1.2 Prinsip kerja Transformator 18
2.1.3 Umur Transformator 19
2.1.3.1 pengaruh pembebanan terhdap umur trafo 20
2.1.3.2 susut umur transformator 21
2.1.4 keadaan pembebanan pada transformator 22
2.1.4.1 keadaan transformator tanpa beban 22
2.1.4.2 keadaan transformator berbeban 23
2.1.5 rugi-rugi pada transformator 23
2.1.6 potensi gangguan pada transformator 25
2.2 Tinjauan Pustaka 25
BAB III METODE PENELITIAN 28
3.1Perencanaan Penelitian 28
x
3.1.1 umum 28
3.1.2 pembebanan transformator 28
3.1.3 Temperature Hotspot 30
3.1.4 kenaikan Temperatur Top oil kondisi beban berubah 31
3.1.5 kenaikan Temperatur Hotspot komdisi untuk beban 32
3.1.6 perhitungan Laju Penuaan Thermal relative 32
3.1.7 perhitungan susut umur transformator 34
1.1.8 perhitungan perkiraan umur transformator 35
3.2 Teknik Analisis 36
3.3 Jadwal Penelitian 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38
4.1 Data Masukan 38
4.2 Data Harian Transformator unit 2 39
4.3 Perhitungan Variasi Beban Transformator 49
4.4 Data Rata-Rata Variasi Beban Selama 6 Bulan 53
BAB V PENUTUP 55
5.1 Kesimpulan 55
5.2 Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 57
LAMPIRAN 58
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2-1 Prinsip Hukum Elektromagnetik 5
Gambar 2-2 Inti Besi 6
Gambar 2-3 Belitan Trafo 7
Gambar 2-4 Bushing 7
Gambar 2-5 bagian-bagian bushing 8
Gambar 2-6 Indikator level minyak bushing 9
Gambar 2-7 Gasket/seal antara flage bushing dengan body trafo 9
Gambar 2-8 Konservator 11
Gambar 2-9 Konservator dengan rubber bag 12
Gambar 2-10Dehydrating Breater 13
gambar 2-11 Silica Gel 13
Gambar 2-12 Minyak Isolasi Trafo 13
Gambar 2-13 Tembaga yang dilapisi kertas isolasi 14
ambar 2-14 OLTC 15
Gambar 2-15 Kontak switching pada diverter switch 16
Gambar 2-16 Neutral Grounding Resistor (NGR) 17
Gambar 2-17 Rele Bucholz 17
Gambar 2-18 Mekanisme Kerja Rele Bucholz 18
Gambar 2-19 Rele Jansen 19
Gambar 2-20 Rele Sudden Pressure 19
Gambar 2-21 Bagian-Bagian Rele Thermal 20
xii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Macam–macam pendingin pada trafo 9
Tabel 2.2 Skala Susut Umur 21
Tabel 3.1 Penuaan Thermal 34
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian 37
Table 4.1 pembebanan transformator Daya 2 Januari 2020 39
Table 4.2 pembebanan transformator Daya 2 Februari 2020 40
Table 4.3 pembebanan transformator Daya 2 Maret 2020 41
Table 4.4 pembebanan transformator Daya 2 April 2020 42
Table 4.5 pembebanan transformator Daya 2 Mei 2020 43
Tabel 4.6 Temperatur Harian Bulan Januari – Mei 2020 48
Tabel 4.7 Tabel Beban Konstan Transformator 49
Tabel 4.8 Susut Umur Rata-Rata Bulan Januari 51
Tabel 4.9 Susut Umur Rata-Rata Bulan Februari 51
Tabel 4.10 Susut Umur Rata-Rata Bulan Maret 52
Tabel 4.11 Susut Umur Rata-Rata Bulan April 52
Tabel 4.12 Susut Umur Rata-Rata Bulan Mei 53
Tabel 4.13 Susut Umur Rata-Rata Variasi Beban Selama 5 Bulan 53
Tabel 4.14 Susut Umur Transformator 54
xiii
DAFTAR RUMUS
3.1 Rumus Ratio Pembebanan 28
3.2 Rumus Kenaikan Temperature Hotspot 29
3.3 Rumus Temperature Hotspot 30
3.4 Kenaikan Temperatur top Oil 31
3.5 Kenaikan Temperatur Oil Pda Kondisi beban berubah ubah 31
3.6 Kenaikan Temperatur Hotspot Untuk beban Stabil 32
3.7 Laju Penuaan Thermal Relatif 33
3.8 Laju Umur Relatif 35
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Daftar Riwayat Hidup 57
Lampiran B Lembar Bimbingan Proyek Akhir 58
Lampiran C Data Unit Transformator 60
Lampiran D Data Suhu Lingkungan Daerah Tanah Abang Tahun 2020 61
Lampiran E Sumber Jurnal 64
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Penemuan transformator listrik menjelang akhir abad kesembilan belas
dimungkinkan pengembangan sistem pasokan AC tegangan konstan, dengan
Stasiun listrik sering terletak jauh dari pusat beban listrik. Sebelum itu, di
masa awal pasokan listrik untuk masyarakat menggunakan sistem sumber
generasi DC, menyesuaikan kebutuhan, dan dekat dengan titik
sumber.Kondisi saat ini seluruh negara sedang berlomba-lomba dalam
melaksanakan pembangunan di segala sektor, salah satunya sektor
kelistrikan. Seiring dengan laju pertumbuhan pembangunan maka dituntut
adanya sarana dan prasaranan yang mendukungnya seperti ketersedian
tenaga listrik. Saat ini tenaga listrik merupakan kebutuhan yang utama, baik
untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri. Hal ini
disebabkan karena tenaga listrik mudah untuk ditransportasikan dan
dikonversikan ke dalam bentuk tenaga yang lain. Penyediaan tenaga listrik
yang stabil dan kontinyu merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam
memenuhi kebutuhan tenaga listrik. Di dalam suatu sistem tenaga listrik
salah satunya ada suatu peralatan yang sangat penting yang harus
diperhatikan yaitu Transformator. Transformator berhubungan langsung
dengan saluran transmisi dan distribusi listrik sehingga adanya sistem isolasi
yang menjadi kunci terjaganya fungsi dari transformator dalam
ketenagalistrikan. Transformator yang digunakan ini sudah berusia sekitar 26
tahun dari umur pembuatannya dan sudah beroperasi sejak 1998 sekitar 22
tahun. Transformator ini sudah melewati batas IEC (International
Electrotechnical Commission) menetapkan bahwa umur transformator hanya
berkisar 20 tahun. Oleh karena itu penulis mengambil judul tersebut agar
mendapatkan hasil prediksi susut umur berdasarkan perhitungan yang
dilakukan menggunakan data pembebanan trafonya dan perhitungan di bab
4
16
1.2 Permasalahan penelitian Besar pembebanan berbeda-beda yang diterima transformator
pada waktu beroperasi menyebabkan meningkatnya suhu belitan yang
berakibat meningkatkan laju susut umur transformator yang dapat
mempengaruhi kualitas dan umur transformator itu sendiri.
1.2.1 Identifikasi masalah
Masalah utama yang terjadi adalah meningkatnya temperature hot-
spot pada transformator yang menyebabkan menurunnya kemampuan
isolasi kertas transformator yang berakibat pada umur transformator itu
sendiri. Meningkatnya Temperature Hot-Spot diakibatkan oleh berbagai
faktor seperti pembebanan berlebih, beban linier yang menimbulkan
harmonic, konduktor SKTT putus dan factor penyimpangan desain.
Pada tugas akhir ini akan membahas tentang Pengaruh pembebanan
terhadap susut umur transformator unit 2 GI karet lama 150/20 kV
Jakarta Pusat
1.2.2 Ruang lingkup masalah Agar tidak terjadi perluasan dalam pembahasan, maka pada tugas
akhir ini hanya dibahas mengenai :
1. Pengaruh peningkatan pembebanan terhadap laju kenaikan
Temperature trafo
2. Menentukan prakiraan umur dari transformator unit 2 GI Karet
Lama.
1.2.3 Rumusan Masalah 1) Bagaimanakah pengaruh pembebanan trafo terhadap susut
umur transformator?
2) Berapakah besar prakiraan umur transformator yang digunakan
pada Transformator #2 PT. PLN (persero) GI Karet Lama ?
1.3 Tujuan dan manfaat penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan tercapai pada pembahasan tugas
akhir ini adalah :
17
1. Menganalisis pengaruh pembebanan terhadap kenaikan
Temperature Hot-spot pada Transformator.
2. Mengetahui pengaruh peningkatan temperature Hot-Spot pada laju
susut umur Transformator.
3. Dapat memperkirakan umur transformator #2 GI Karet Lama.
4. Memberikan informasi Mengenai Kondisi Transformator #2 GI
Karet Lama.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1) Penelitian ini dapat memberi informasi tambahan tentang hasil
pengukuran beban trafo terhadap suhu pada trafo #2 yang
berdampak pada penyusutan umur trafo.
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai
kondisi trafo.
3) Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan wawasan dan
informasi mengenai trafo pada GI Karet Lama, dan perusahaan
yang bersangkutan dapat segera mencegah permasalahan yang
akan terjadi.
1.4 Sistematika penulisan Pada penulisan tugas akhir ini secara garis besar dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu :BAB I, membahas hal-hal umum yang terdiri dari latar belakang,
identifikasi masalah, ruang lingkup masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II, membahas teori dan
referensi yang mendukung penelitian yang terdiri dari tinjauan pustaka,
landasan teori dan kerangka pemikiran. BAB III, membahas metodologi
penelitian yang terdiri dari analisa kebutuhan, perancangan penelitian dan
teknik analisis. BAB IV, merupakan bagian pembahasan yang terdiri dari
hasil, pembahasan dan implikasi penelitian. BAB V, bab penutup yang terdiri
dari simpulan dan saran
18
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Pendukung 2.1.1 Transformator Arus
Trafo merupakan peralatan statis dimana rangkaian magnetik dan
belitan yang terdiri dari 2 atau lebih belitan, secara induksi
elektromagnetik, mentransformasikan daya (arus dan tegangan) sistem
AC ke sistem arus dan tegangan lain pada frekuensi yang sama (IEC
60076 -1 tahun 2011). Trafo menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu
hukum hukum ampere dan Induksi Faraday, dimana perubahan arus atau
medan listrik dapat membangkitkan medan magnet dan perubahan
medan magnet / fluks medan magnet dapat membangkitkan tegangan
induksi.
Gambar 2-1 Prinsip Hukum Elektromagnetik
Arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan flux
magnet yang mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan,
flux magnet tersebut menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung
belitan sekunder akan terdapat beda potensial / tegangan induksi.
2.1.2 Jenis Trafo Berdasarkan fungsinya:
- Trafo pembangkit
- Trafo gardu induk / penyaluran
- Trafo distribusi
19
2.1.3 Bagian-Bagian Transformator dan Fungsinya
Electromagnetic Circuit (Inti besi) Inti besi digunakan sebagai
media mengalirnya flux yang timbul akibat induksi arus bolak balik pada
kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat menginduksi kembali
ke kumparan yang lain. Dibentuk dari lempengan – lempengan besi tipis
berisolasi dengan maksud untuk mengurangi Eddy Current yang
merupakan arus sirkulasi pada inti besi hasil induksi medan magnet,
dimana arus tersebut akan mengakibatkan rugi-rugi (losses).
Gambar 2-2 Inti Besi
2.1.4 Current Carrying Circuit (Winding)
Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti
besi, dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga
tersebut, inti besi akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik.
Gambar 2-3 Belitan Trafo
20
2.1.5 Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan
jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor
bushing dengan body main tank trafo.
Gambar 2-4 Bushing
Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama
yaitu:
1. Isolasi Berdasarkan media isolasi bushing terbagi menjadi dua (IEC 60137
tahun 2008) yaitu: a. Bushing kondenser Bushing kondenser umumnya
dipakai pada tegangan rating bushing 72,5 kV ke atas. Bushing
kondenser terdapat tiga jenis media isolasi (IEC 60137 tahun 2008)
yaitu:
• Resin Bonded Paper (RBP) Bushing tipe RBP adalah teknologi
bushing kondenser yang pertama dan sudah mulai ditinggalkan
• Oil Impregnated Paper (OIP) Pada tipe OIP isolasi yang
digunakan adalah kertas dan minyak yang merendam kertas
isolasi
• Resin Impregnated Paper (RIP) Pada tipe RIP isolasi yang
digunakan adalah kertas isolasi dan resin
Di dalam bushing kondenser terdapat banyak lapisan
kapasitansi yang disusun secara seri sebagai pembagi
tegangan. Pada bushing terdapat dua kapasitansi utama yang
biasa disebut C1 dan C2. C1 adalah kapasitansi antara
21
konduktor dengan tap bushing, dan C2 adalah kapasitansi dari
tap bushing ke ground (flange bushing). Dalam kondisi operasi
tap bushing dihubungkan ke ground, sehingga C2 tidak ada
nilainya ketika bushing operasi.
Gambar 2-5 bagian-bagian bushing
Bushing non kondenser umumnya digunakan pada tegangan rating
72,5 kV ke bawah. Media isolasi utama bushing non-kondenser
adalah isolasi padat seperti porcelain atau keramik
2. Konduktor Terdapat jenis – jenis konduktor pada bushing yaitu hollow conductor
dimana terdapat besi pengikat atau penegang di tengah lubang
konduktor utama, konduktor pejal dan flexible lead.
3. Klem Koneksi Klem koneksi merupakan sarana pengikat antara stud bushing
dengan konduktor penghantar di luar bushing
4. Asesoris
Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal atau gasket dan
tap pengujian. Seal atau gasket pada bushing terletak di bagian bawah
mounting flange.
22
Gambar 2-6 Indikator level minyak bushing
Gambar 2-7 Gasket/seal antara flage bushing dengan body
2.1.6 Pendingin
Suhu pada trafo yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas
tegangan jaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu
operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada trafo. Oleh
karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan. Minyak isolasi trafo selain
merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak
bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai
jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip–sirip radiator. Adapun proses
pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi guna
meningkatkan efisiensi pendinginan.
Pendingin suhu pada trafo yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh
kualitas tegangan jaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan.
Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada trafo.
Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan. Minyak isolasi trafo
selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin. Pada saat
23
minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh minyak
sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip–sirip radiator. Adapun
proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi
guna meningkatkan efisiensi pendinginan.
Tabel 2.1 Macam–macam pendingin pada trafo
Macam Sistem
Pendingin *)
Media
Dalam Trafo
Diluar Trafo
Sirkulasi Alamiah
Sirkulasi Paksa
Sirkulasi Alamiah
Sirkulasi Paksa
1
AN
Udara
2
AF
Udara
3
ONAN
Minyak
Udara
4
ONAF
Minyak
Udara
2.1.7 Oil Preservation & Expansion (Konservator).
Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada trafo, minyak isolasi akan
memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi
penurunan suhu operasi, maka minyak akan menyusut dan volume
minyak akan turun. Konservator digunakan untuk menampung minyak
pada saat trafo mengalami kenaikan suhu.
24
Gambar 2-8 Konservator
Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat
pemuaian dan penyusutan minyak, volume udara di dalam konservator
pun akan bertambah dan berkurang. Penambahan atau pembuangan
udara di dalam konservator akan berhubungan dengan udara luar. Agar
minyak isolasi trafo tidak terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen
dari luar (untuk tipe konservator tanpa rubber bag), maka udara yang akan
masuk kedalam konservator akan difilter melalui silicagel sehingga
kandungan uap air dapat diminimalkan. Untuk menghindari agar minyak
trafo tidak berhubungan langsung dengan udara luar, maka saat ini
konservator dirancang dengan menggunakan breather bag/ rubber bag,
yaitu sejenis balon karet yang dipasang di dalam tangki konservator.
Gambar 2-9 Konservator dengan rubber bag
Keterangan :
1. Connecting flange
2. Pipe connecting to breath
3. Straps
4. Aircell
5. Conservator
6. Oil level indicator
25
2.1.8 Konstruksi konservator dengan rubber bag
Silicagel sendiri memiliki batasan kemampuan untuk menyerap
kandungan uap air sehingga pada periode tertentu silicagel tersebut harus
dipanaskan bahkan perlu dilakukan penggantian. Dehydrating Breather
merupakan teknologi yang berfungsi untuk mempermudah pemeliharaan
silicagel, dimana terdapat pemanasan otomatis ketika silicagel mencapai
kejenuhan tertentu.
Gambar 2-10 Dehydrating Breater Gambar 2-11 Silica Gel
2.1.9 Minyak Isolasi trafo
Minyak isolasi pada trafo berfungsi sebagai media isolasi,
pendingin dan pelindung belitan dari oksidasi. Minyak isolasi trafo
merupakan minyak mineral yang secara umum terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu parafinik, napthanik dan aromatik. Antara ketiga jenis minyak dasar
tersebut tidak boleh dilakukan pencampuran karena memiliki sifat fisik
maupun kimia yang berbeda.
26
Gambar 2-12 Minyak Isolasi Trafo
2.1.10 Kertas isolasi trafo
Isolasi kertas berfungsi sebagai isolasi, pemberi jarak, dan
memiliki kemampuan mekanis
Gambar 2-13 Tembaga yang dilapisi kertas isolasi
2.1.11 Tap Changer
Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu
hal yang dinilai sebagai kualitas tegangan. Trafo dituntut memiliki nilai
tegangan output yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak
selalu sama. Dengan mengubah banyaknya belitan sehingga dapat
merubah ratio antara belitan primer dan sekunder dan dengan demikian
tegangan output/ sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan
sistem berapapun tegangan input/ primernya. Penyesuaian ratio belitan
ini disebut Tap changer. Proses perubahan ratio belitan ini dapat
dilakukan pada saat trafo sedang berbeban (On load tap changer) atau
saat trafo tidak berbeban (Off Circuit tap changer/ De Energize Tap
Charger).
27
Tap changer terdiri dari:
1. Selector Switch
2. Diverter Switch
3. Tahanan transisi
Dikarenakan aktifitas tap changer lebih dinamis dibanding dengan
belitan utama dan inti besi, maka kompartemen antara belitan utama
dengan tap changer dipisah. Selector switch merupakan rangkaian
mekanis yang terdiri dari terminal-terminal untuk menentukan posisi tap
atau ratio belitan primer. Diverter switch merupakan rangkaian mekanis
yang dirancang untuk melakukan kontak atau melepaskan kontak dengan
kecepatan yang tinggi. Tahanan transisi merupakan tahanan sementara
yang akan dilewati arus primer pada saat perubahan tap.
Gambar 2-14 OLTC
2.1.12 OLTC pada Trasformator
Media pendingin atau pemadam proses switching pada diverter
switch yang dikenal sampai saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu media
minyak dan media vaccum. Jenis pemadaman dengan media minyak
akan menghasilkan energi arcing yang membuat minyak terurai menjadi
gas C2H2 dan karbon sehingga perlu dilakukan penggantian minyak pada
periode tertentu. Sedangkan dengan metoda pemadam vaccum proses
pemadaman arcing pada waktu switching akan dilokalisir dan tidak
merusak minyak.
28
Gambar 2-15 Kontak switching pada diverter switch.
2.1.13 NGR (Neutral Grounding Resistor)
Salah satu metoda pentanahan adalah dengan menggunakan NGR.
NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder
pada trafo sebelum terhubung ke ground/tanah. Tujuan dipasangnya NGR
adalah untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi
neutral ke tanah.
Gambar 2-16 Neutral Grounding Resistor (NGR)
2.1.14 Proteksi Pada transformer 2.1.14.1 Rele Bucholz
Pada saat trafo mengalami gangguan internal yang berdampak
kepada suhu yang sangat tinggi dan pergerakan mekanis di dalam trafo,
maka akan timbul tekanan aliran minyak yang besar dan pembentukan
gelembung gas yang mudah terbakar. Tekanan atau gelembung gas
tersebut akan naik ke konservator melalui pipa penghubung dan rele
bucholz. Tekanan minyak maupun gelembung gas ini akan dideteksi oleh
rele bucholz sebagai indikasi telah terjadinya gangguan internal.
29
Gambar 2-17 Rele Bucholz
Rele bucholz mengindikasikan Alarm saat gas yang terbentuk
terjebak di rongga rele bucholz dengan mengaktifkan satu
pelampung . Rele bucholz mengindikasikan Trip saat gas yang
terbentuk terjebak di rongga rele bucholz dengan mengaktifkan
kedua pelampung.Rele bucholz mengindikasikan Trip saat muncul
tekanan minyak yang tinggi ke arah konservator
Gambar 2-18 Mekanisme Kerja Rele Bucholz
2.1.14.2 Rele Jansen Sama halnya seperti rele Bucholz yang memanfaatkan tekanan
minyak dan gas yang terbentuk sebagai indikasi adanya ketidaknormalan/
gangguan, hanya saja rele ini digunakan untuk memproteksi
kompartemen OLTC. Rele ini juga dipasang pada pipa saluran yang
menghubungkan kompartemen OLTC dengan konservator.
30
-
Gambar 2-19 Rele Jansen
2.1.14.3 Sudden Pressure
Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat
tekanan didalam trafo muncul akibat gangguan. Dengan menyediakan
titik terlemah maka tekanan akan tersalurkan melalui sudden pressure
dan tidak akan merusak bagian lainnya pada maintank.
Gambar 2-20 Rele Sudden Pressure
31
2.1.14.4 Rele Thermal
Suhu pada trafo yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh
kualitas tegangan jaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu
lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya
isolasi kertas pada trafo. Untuk mengetahui suhu operasi dan indikasi
ketidaknormalan suhu operasi pada trafo digunakan rele thermal. Rele
thermal ini terdiri dari sensor suhu berupa thermocouple, pipa kapiler dan
meter penunjukan.
Gambar 2-21 Bagian-Bagian Rele Thermal
Keterangan :
1. Sensor suhu
2. Pipa kapiler
3. Skala meter
4. Jarum putih
5. Jarum merah 2.1.2 Prinsip Kerja Transformator (Trafo)
Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan
atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini
dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika
kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan
32
magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas
Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya.
Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi
medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan
menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan
akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder.
Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan
rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi
tegangan yang rendah.
2.1.3 Umur Transformator
Dalam pengoperasian transformator terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi umur transformator diantaranya adalah kualitas minyak, suhu
minyak, pola pembebanan, pengaruh suhu sekitar, kualitas bahan, kualitas
minyak, cuaca, kadar oksigen dan kelembapan udara. Oleh karena itu, dilakukan
nya pemeliharaan transformator agar umur transformator berusia panjang.
Pemeliharaannya seperti pengujian minyak secara berkala, melakukan
manajemen secara rutin dan pemasangan transformator sesuai dengan standar
konstruksinya. Kenaikan suhu terhadap pembebanan yang berlebih pada
transformator akan menimbulkan efek panas. Setiap kenaikan suhu pada batas
yang diizinkan sebesar 6ºC mengakibatkan umur transformator mengalami
penuaan. Di Indonesia berdasarkan SPLN diatur suatu transformator hanya bisa
bekerja pada suhu sekitar tidak melebihi 40ºC dengan suhu rata-rata harian dan
tahunan sekitar 30ºC. Berdasarkan IEC (International Electrotechnical
Commission) menetapkan bahwa umur transformator hanya berkisar 20 tahun
2.1.3.1 Pengaruh Pembebanan Terhadap Umur Transformator
Berdasarkan SPLN (2007:6), transformator di Indonesia dirancang
untuk bekerja pada suhu sekitar tidak melebihi 40℃ dan pada suhu
ratarata harian 30℃ serta suhu rata-rata tahunan 30℃. Berdasarkan
SPLN (2007:6), transformator di Indonesia dirancang untuk bekerja pada
suhu sekitar tidak melebihi 40℃ dan pada suhu ratarata harian 30℃ serta
33
suhu rata-rata tahunan 30℃. Susut umur karena suhu titik panas dapat
dilihat pada Tabel 2.2. Berbagai peneliti belum sepenuhnya sependapat
mengenai susut umur transformator di temperatur tertentu. Tetapi mereka
setuju bahwa selama rentang 80℃-140℃ laju penuaan transformator
mengganda untuk setiap 6℃ kenaikan suhu dan nilai ini digunakan
sebagai dasar penelitian.
Berdasarkan IEC 60354 (1991:29) Untuk memperoleh kecepatan
relatif pada tiap titik panas di atas suhu normal (98℃) pada beban nominal
serta suhu lingkungan acuan serta peningkatan suhu kumparan. Untuk
desain transformator berdasarkan standar IEC 354, nilai relatif dari umur
pemakaian tergantung pada suhu titik panas (suhu Hot Spot)
menggunakan rumus montsinger. Hubungan suhu ini terhadap operasi
dalam suhu sekitar 30°C pada nilai daya nominal transformator
memberikan kenaikan suhu titik panas sebesar 98°C. Nilai relatif dari umur
dapat dilihat pada persamaan 2.2
berdasarkan IEC 60354 (1991:29) nilai a adalah nilai suhu rata-rata
pertahun dalam suatu kota atau daerah. Nilai θoi adalah Temperatur Top
Oil. Adapun temperatur top oil pada kondisi beban yang stabil dapat dilihat
pada persamaan
∆θi = ∆θ ir 1+ 𝑅𝑅𝑅𝑅2
1+𝑅𝑅……………………………………………………….. (2.1)
Dimana:
R = Perbandingan Rugi
R = 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑅𝑅𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑇𝑇𝑃𝑃𝑇𝑇 𝐷𝐷𝑇𝑇𝐷𝐷𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑇𝑇𝑃𝑃𝑅𝑅𝑇𝑇𝑃𝑃𝑇𝑇𝑃𝑃𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐵𝐵𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑃𝑃 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑃𝑃
…………………………………….(2.2)
K = 𝑅𝑅𝐾𝐾 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑅𝑅𝑇𝑇𝑅𝑅𝑇𝑇𝑅𝑅𝐾𝐾 𝐷𝐷𝑇𝑇𝐷𝐷𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑇𝑇𝑃𝑃𝑅𝑅𝑇𝑇𝑃𝑃𝑇𝑇𝑃𝑃
………………………………………………………(2.3)
34
Tabel 2.2 Skala Susut Umur
Q (℃) Susut Umur
(p.u)
Perkiraan Umur
(Tahun)
80 0.125 >20
86 0.25 >20
92 0.5 >20
98 1 20
104 2 10
110 4 5
116 8 2.5
122 16 1.25
128 32 0.625
134 64 0.5125
140 128 0.15625
2.1.3.2 Susut Umur Transformator
Menurut Sigid (2009:66) Dalam menghitung pengurangan umur
dalam 24 jam diberikan persamaan untuk dapat menentukan besarnya
susut umur dalam sehari dapat dilihat pada persamaan 2.4 :
Vtotal = 𝐾𝐾 𝑡𝑡𝑁𝑁𝑡𝑡𝑇𝑇𝑃𝑃 𝑃𝑃𝑇𝑇𝑃𝑃𝑇𝑇,𝑇𝑇 24 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 24
…………………………………………….(2.4)
Menurut Sigid (2009:66) Karena pembebanan transformator
berubah-ubah setiap harinya atau tidak kontinyu sehingga sulit
menentukan pola pembebanan hariannya. Maka dalam penelitian ini
diasumsikan pola pembebanan hariannya adalah sama. Perhitungan
perkiraan umur transformator pada persamaan 2.5 hanya
memperhitungkan pengaruh penurunan isolasi belitan saja tanpa
memperhitungkan pengaruh yang lain.
Perkiraan sisa umur = umur dasar−n
susut umur 24 jam…………………(2.5)
Dimana : n = lama waktu trafo beroperasi
35
Susut dasar = 20 tahun
Dengan persamaan di atas sisa umur transformator dapat
diperkirakan sehingga waktu penggantian tranformator tersebut juga
dapat diperkirakan.
2.1.4 Keadaan Pembebanan Pada Transformator 2.1.4.1 Keadaan Transformator Tanpa Beban
Bila kumparanprimer suatu transformator dihubungkan dengan
sumber tegangan V1 yang sinusoid dan dengan menganggap belitan N1
reaktif murni. I0 akan tertinggal 90°C dari V1. Arus primer I0 menimbulkan
fluks (θ) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoidal.
θ =θmax sin ωt
Fluks yang sinusoidal ini akan menghasilkan tegangan induksi 𝑒𝑒1
(hukum Faraday) 𝑒𝑒1= -N1 ωθmax cosθ [tertinggal 90° dari θ]
Harga efektifnya
E1 = 4,44 N1 ƒθmax
Bila rugi tahanan dan adanya fluksi bocor diabaikan, akan terdapat
hubungan 𝐸𝐸1𝐸𝐸2
= 𝑁𝑁1𝑁𝑁2
= 𝑎𝑎 ≈ 𝐾𝐾1𝐾𝐾2
2.1.4.2 Keadaan Transformator Berbeban
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL , I2
mengalir pada kumparan sekunder dimana :
I2 =𝐾𝐾2𝑍𝑍 ……………………………………………………………..(2.6)
Dengan mengalirnya I2 pada kumparan sekunder maka pada
kumparan primer akan mengalir I2 sehingga arus yang mengalir secara
keseluruhan pada kumparan primer adalah :
I1 = I0 + I2
I0 = Ii + Im
36
Keterangan :
I0 =Arus tanpa beban
Im =Arus magnetisasi
Ii =Arus inti besi
untuk besaran arus berlaku hubungan : 𝐼𝐼1𝐼𝐼2
=𝑁𝑁2𝑁𝑁1
I = Arus Kumparan (ampere)
N = Lilitan Kumparan
2.1.5 Rugi- Rugi Pada Transformator
Rugi – rugi trafo beban kosong terdiri atas rugi-rugi yang ditimbulkan dari
daya magnetisasi yang berganti arah setiap saat pada besi inti, rugi-rugi besi
yang nilainya kecil juga ditimbulkan oleh adanya arus beban kosong yang
mengaliir pada belitan sisi primer, demikian pula rugi besi yang diabaikan yang
muncul ada fluks bocor pada inti trafo.
Rugi-rugi arus Eddy dan histeris timbul pada inti trafo yang disebabkan
oleh arah bolak-balik dari megnetisasi trafo, rugi arus Eddy disebabkan oleh
karena arus Eddy yang diinduksikan pada laminasi adalah :
Arrester, Pemeliharaan Serandang dan Pentanahan Gardu Induk,
Pemeliharaan GIS, Pemeliharaan Sistem Suplai AC/DC, Pemeliharaan
Kubikel Tegangan Menengah.
Ari Sulistyowati (Sekolah Tinggi Teknik PLN-2015) dalam
skripsinya skripsinya yang berjudul “Analisa Pengaruh Pembebanan dan
Kenaikan Suhu Belitan Terhadap Susut Umur Transformator #8 150/20
KV Pada Gis New Pulogadung” dimana membahas suhu trafo terhadap
pembebanan trafo yang dapat berpengaruh ke susut umur trafo yang hasil
penelitannya dimana didapatkan bahwa beban yang berat menyebbkan
penuaan serius sehingga mempercepat usia transformator. Pembebanan
trafo harus dikelola secara tepat untuk mencapai keseimbangan dan untuk
mencegah transformator mencapai keadaan beban yang berlebih.
Sejalan dengan beberapa penelitian di atas maka pada penelitian
ini akan di Analisa kembali mengenai pengaruh pembebanan terhadap
susut umur transformator no. di gardu induk karet lama Jakarta pusat.
Purnama,Sigid. “Analisa Pengaruh Pembebanan Terhadap Susut Umur Transformator Tenaga (Studi Kasus Trafo GTG 1.3 PLTGU
Tambak Lorok Semarang),” Universitas Diponegoro. Semarang, 2011.
Pengaruh Pembebanan dan Suhu pada Tranformator Daya Akibat utama
dari penuaan adalah menurunnya kekuatan mekanis dan elektris dari
isolasi belitan transformator. Efek suhu, air dan oksigen adalah faktor
penting dalam penuaan kerats isolasi dan minyak.
Odinanto, Tjahja, “Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Usia Transformator Distribusi Di PT. PLN Distribusi APJ Gresik,”
Institut Teknologi Adhi Tama Jurusan Teknik Elektro. Surabaya, 2014.
39
Karena lamanya umur dan besarnya pembebanan sangat bergantung
pada suhu sekitar, dimana suhu sekitar yang ada di Indonesia adalah
30°C, sedangkan transformator yang ada didesain untuk beroperasi pada
suhu sekitar 20°C, sehingga kondisi ini akan mengakibatkan adanya
penurunan umur kalau kapasitasnya diberikan tetap dan akan adanya
penurunan kapasitas kalau diinginkan umur yang maksimal. Apabila ingin
mendapat umur dan kapasitas yang optimum sebaiknya dilakukan
penggantian transformator yang beroperasi pada suhu sekitar yang sesuai
dengan suhu yang ada di Indonesia yaitu 30°C.
Kristovel Alvian Kodoati, “Analisa Perkiraan Umur Transformator,” Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Manado, 2015. Dalam operasi sistem tenaga listrik, kehandalan dan
kestabilan sistem sangat penting agar dapat memberi kenyamanan dalam
pelayanan kepada konsumen. Salah satu upaya untuk
mempertahankan kehandalan dan kestabilan suatu sistem tenaga
listrik yaitu dengan memperhatikan kondisi dari peralatan-peralatan
tenaga listrik yang ada. Salah satu peralatan yang sangat penting dalam
suatu sistem tenaga listrik adalah transformator. Untuk penyaluran
tenaga listrik baik di jaringan transmisi maupun distribusi, transformator
diharapkan dapat beroperasi secara maksimal dan terus-menerus.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1 Perencanaan penelitian
2.1.1 Umum
Secara umum pengertian trafo Trafo merupakan peralatan statis
dimana rangkaian magnetik dan belitan yang terdiri dari 2 atau lebih
belitan, secara induksi elektromagnetik, mentransformasikan daya (arus
dan tegangan) sistem AC ke sistem arus dan tegangan lain pada frekuensi
yang sama (IEC 60076 -1 tahun 2011). Trafo menggunakan prinsip
elektromagnetik yaitu hukum hukum ampere dan induksi Faraday, dimana
perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan medan magnet
dan perubahan medan magnet / fluks medan magnet dapat
membangkitkan tegangan induksi.
Pengujian mengenai pengaruh pembebanan terhadap susut umur
trafo biasanya dilakukan agar dapat memprediksi masa umur pemakaian
dari sebuah trafo dimana ini menyangkut mengenai factor kualitas dari
peralatan yang ada pada trafo serta dapat mencegah penyusutan pada
sebuah transformator.
3.1.2 Pembebanan transformator.
Dalam menjaga stabilitas sistem tenaga listrik, kualitas daya
merupakan bagian yang terpenting. Untuk menjaga stabilitas tersebut
perlu diperhatikan pembebanan pada transformator daya. Maka ratio
pembebanan dapat ditentukan sebagai berikut.
K = 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
……………………………………………………………………….(3.1)
41
Keterangan :
K : ratio pembebanan
S : beban transformator (MVA)
Sr : kapasitas transformator (MVA)
Berdasarkan SPLN 17a untuk nilai sirkulasi minyak alami pada kondisi
nilai daya tertentu adalah :
•Kenaikan temperatur rata-rata kumparan = 55ºC .
` •Kenaikan temperatur Top Oil (Δ𝜃𝜃𝜃𝜃𝜃𝜃) = 50ºC
•Kenaikan temperatur rata-rata minyak = 40ºC
•Perbedaan antara kenaikan rata-rata temperatur minyak dan kenaikan
temperatur rata-rata kumparan Δ𝜃𝜃𝜃𝜃𝜃𝜃 = 15ºC Berikut kenaikan
temperatur Hot Spot (Δ𝜃𝜃𝜃𝜃𝜃𝜃).
Δθcr = Δθbr+ 1,2 Δθω………………………………………………… (3.2)
Keterangan :
Δθcr = Kenaikan temperature hot-spot (°C)
Δθbr = Kenaikan temperature top oil (°C)
Δθω =Perbedaan antara kenaikan rata-rata kumparan dan kenaikan
rata-rata temperature
3.1.3 Temperatur Hot Spot
Temperatur Hot Spot ( θc ) merupakan sebuah parameter temperatur yang
digunakan untuk menentukan kemampuan Thermal pada transformator.
Dimana temperatur ini merupakan batas kenaikan temperatur yang
diizinkan pada transformator yang juga digunakan untuk menentukan
umur isolasi yang digunakan transformator. Standar IEC354, menetapkan
bahwa temperatur Hot Spot yaitu sebesar 98ºC. Pada umumnya lokasi
Hot Spot terdapat pada inti dan kumparan transformator. Hal ini
disebabkan karena pada daerah tersebut terdapat Eddy Current Losses
(rugi-rugi arus Eddy) yang tinggi karena fluks bocor senantiasa berputar
secara radial di ujung kumparan. Temperatur Hot Spot ini juga dipengaruhi
oleh suhu temperatur sekitar, kenaikan suhu rata-rata kumparan dan
42
kenaikan suhu minyak. Penyebab terjadinya temperatur Hot Spot yaitu
Partial Discharge, harmonisa karena beban-beban yang tidak linier dan
hubung singkat antar fasa. Untuk menentukan temperatur Hot Spot dapat
digunakan persamaan berikut
θc = θa + ∆θon +∆θtd……………………………………………………(3.3)
Keterangan :
θc : temperatur Hot Spot (ºC)
θa : temperatur lingkungan (ºC)
∆θon : kenaikan temperatur Top Oil (ºC)
∆θtd : selisih antara Hot Spot dengan Top Oil (ºC)
Sedangkan untuk mengetahui selisih temperatur antara Hot Spot dengan