ISSN 0215-2916 EDISI 219 . JANUARI 2018 MEMBANGUN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA RAMU PATCHOULI ESSENTIAL OIL MENGHARUMKAN KEMBALI NILAM ACEH INKUBATOR WADAH BAGI MAHASISWA INOVATOR www.humas.unsyiah.ac.id Menciptakan Atmosfer Kewirausahaan
ISSN
021
5-2
916
EDISI 219 . JANUARI 2018
MEMBANGUN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN
MAHASISWA
RAMU PATCHOULI ESSENTIAL OIL
MENGHARUMKAN KEMBALI NILAM ACEH
INKUBATOR WADAH BAGI MAHASISWA INOVATOR
w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d
MenciptakanAtmosfer Kewirausahaan
EDISI 219 . JANUARI 2018
EDISI 219 . JANUARI 2018
3
KREATIF atau kreatifitas dapat diartikan upaya menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, atau suatu kegiatan pengembangan terhadap sesuatu yang sudah ada. Jiwa kreatif ini merupakan bentuk dari kemampuan seseorang dalam mengasah soft skill-nya, baik itu di dunia kerja maupun yang sedang membangun usaha.
Kita tentu sepakat, jika setiap pekerjaan menuntut kreatifitas dan inovasi dari masing-masing individu yang diberi tugas. Tetapi, kreatifitas ini akan terlihat lebih nyata pada individu yang memiliki jiwa kewirausahaan. Biasanya, seorang wirausahawan memiliki daya kreasi yang lebih luas. Ia mampu menangkap keinginan masyarakat, terlebih jika usaha yang ia jalankan merupakan produk jasa yang mempermudah orang-orang sekitar.
Jumlah lulusan sarjana yang terus meningkat setiap tahunnya, menghadirkan permasalahan terutama dalam memperoleh lapangan kerja. Dalam hal ini, penerapan pendidikan kewirausahaan sangat penting diperkenalkan kepada mahasiswa sejak di bangku perkuliahan. Harapannya pengetahuan tersebut mampu menciptakan jiwa-jiwa wirausaha yang mandiri dan mampu menciptakan lapangan kerja.
Untuk meningkatkan mutu mahasiswa dalam berkreasi dan berinovasi, pemerintah melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), sering mengadakan kompetisi melalui kegiatan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM). Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang memiliki kemampuan akademis dan profesionalitas tinggi dalam penerapan, pengembangan, dan penyebarluasan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, di ajang PKM, mahasiswa ditempa menjadi pribadi yang memiliki kemampuan riset atau penelitian, kewirausahaan, pengabdian kepada masyarakat, penerapan teknologi, artikel ilmiah, dan gagasan.
Menyikapi tuntutan ini, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melalui Organisasi dan Tata Kerja membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kewirausahaan yang berfungsi melakukan pengembangan dan pembinaan kegiatan kewirausahaan bagi para mahasiswa. Kehadiran UPT ini diharapkan mampu mencetak generasi-generasi mandiri dan siap terjun ke tengah masyarakat. Selain itu, juga diharapkan mampu menjadi perintis dalam menciptakan lapangan kerja baru, baik untuk dirinya maupun masyarakat sekitar. (Redaksi)
MembangunKreatifitas Mahasiswa
HUSNI FRIADY, S.T., M.M.
IFTITAH
EDISI 207 . JANUARI 2017
IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS
PEMBINA
PENASIHAT BIDANG REDAKSI
PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKSIEDITOR PEWARTA
FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGAN LOGISTIK SIRKULASIWEB MASTER
STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV)
Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor II)Drs. Zulkarnaini M. YasinHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Rika Marlia, S.E., M.M.Muarrief Rahmat, S.Pd.Ferhat, S.E.Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. |Uswatun Nisa S.I.Kom., M.A. | Muksalmina, S.Sos.I.Syahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinNadia Ulfa, A.Md.Munawar, S.H. | Amrizal, S.Pd.SaidiMuhammad Iqbal, S.I.Kom.
WARTA UNSYIAHEDISI 219 . JANUARI 2018
ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN
DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA
REDAKSI WARTA UNSYIAH
[email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@[email protected]
Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (600-700 kata)
WARTAMenciptakan Atmosfer Kewirausahaan
POLEMSemasa Muda Beu Leu Karya, Bek Leu Gaya*Semasa Muda Perbanyak Karya, Jangan Perbanyak Gaya
SAG
OE
PO
LEM
4 REDAKSI
EDISI 219 . JANUARI 2018
5
[email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@[email protected]
IFTITAH 3MEMBANGUN KREATIFITAS MAHASISWA
EDUKASI 6-7BERWIRAUSAHA SEJAK KULIAH
MAHASISWA 8-9RAMU PATCHOULI ESSENTIAL OILMENGHARUMKAN KEMBALI NILAM ACEH
FOKUS 10-15MENCIPTAKAN ATMOSFER KEWIRAUSAHAANPEMBINAAN YANG KOMPREHENSIF
PROFIL 16-17EDUKASI MELALUI KOPI
PENGABDIAN 18-19INOVASI DALAM KULIAH KERJA NYATA
RELIGIA 26-27MENELADANI KISAH ABDURRAHMAN DALAM MENILAI HARTA
PERSPEKTIF 28-29MEMBANGUN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA
RISET 30-31PENGEMBANGAN PERANGKAT PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS MUATAN LOKAL
KREATIF 32-33SEBERKAS CAHAYA DI UJUNG GAMPONG BEUNOT
FAKULTAS 38-39INKUBATOR WADAH BAGI MAHASISWA INOVATOR
ENGLISH 40-41WHAT HAPPEN IF DEMOCRACY SLACK APPEARS
MUTU 44-45MEMPERKUAT MUTU PENDIDIKAN
ASPIRASI 46-47BAGAMANA CARA MENINGKATKAN MINAT MAHASISWA UNSYIAH UNTUK MENJADI SEORANG WIRAUSAHAWAN?
16
DAFTAR ISI
18 40
6 EDUKASI
Berwirausaha Sejak Kuliah
bagi produk masyarakat yang terlebih
dahulu hadir. Ini sejalan dengan tujuan
PKM-K untuk menghasilkan karya
kreatif, inovatif, dan membuka peluang
usaha bagi mahasiswa yang telah
menyelesaikan studinya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kewirausahaan Unsyiah, Dr. drh.
M. Hanafiah MP, menjelaskan jika
pada tahun 2016 lalu, Unsyiah telah
mendirikan UPT Kewirausahaan.
Kehadiran UPT Kewirausahaan
diharapkan memberikan pemantapan
pendidikan kewirausahaan bagi
mahasiswa sekaligus menjembatani
mereka dengan dunia usaha.
Membentuk kepribadian
seorang mahasiswa tidak
harus selalu di ruang
perkuliahan. Seyogyanya,
karakter juga harus dibentuk melalui
kehidupan berkelompok atau berdiskusi.
Misalnya keterlibatan mahasiswa di
bidang kewirausahaan yang dapat
memberikan dampak signifikan dalam
berkarya. Seperti halnya Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang
diluncurkan oleh Dikti pada tahun 2001
silam. Program ini merupakan integrasi
sekaligus metamorfosis dari berbagai
jenis kompetisi mahasiswa di bidang
penalaran atau karya ilmiah.
Kehadiran PKM menjadi modal awal bagi
mahasiswa untuk bersinergi menghasilkan
inovasi terbarukan. Tersedia beberapa
jenis PKM, salah satunya Program
Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan
(PKM-K). Kegiatan ini merupakan
pengembangan keterampilan mahasiswa
dalam berwirausaha dan berorientasi
pada laba. Produk usaha yang dihasilkan
mahasiswa berupa barang atau jasa yang
menjadi modal awal dalam berwirausaha
dan merambah dunia pasar.
Kegiatan PKM-K ini juga untuk
menghindari munculnya kesenjangan
sosial di tengah masyarakat. Produk
PKM-K diharapkan tidak menjadi pesaing
t
EDISI 219 . JANUARI 2018
7EDUKASI
“Produk usaha yang dirintis sebaiknya
linear dengan keilmuan mahasiswa.
Sebagai contoh mahasiswa MIPA
membuat pengharum ruangan aroma
terapi. Mahasiswa Teknik membuat mobil
listrik, perahu katamaran, robot terbang
dan lainnya.”
Ditemui terpisah, Wakil Rektor Bidang
Akademik, Dr Hizir, berharap para
alumni Unsyiah bukan hanya berorientasi
menjadi PNS. Mahasiswa juga diharapkan
untuk menyiapkan diri menghadapi
tantangan di masa depan.
“Dalam panduan akademik 2016/2017,
Unsyiah sudah memasukkan PKM
menjadi topik untuk tugas akhir. Namun,
yang dapat mengangkatnya menjadi
tugas akhir hanya ketua tim,” ujar Hizir.
Selepas menamatkan kuliah, seorang
mahasiswa dituntut dalam dua pilihan;
melanjutkan studi atau bekerja. Jika
memilih bekerja juga terdapat dua
pilihan yaitu bekerja pada orang lain
atau bekerja mandiri. Maka di sinilah
semangat kewirausahaan dibangun dan
dibutuhkan. Unsyiah terus mendidik para
mahasiswanya agar mampu beradaptasi
dengan pilihan masa depan, termasuk
dalam berwirausaha.
Memilih berwirausaha sejak kuliah
dapat mendidik seorang mahasiswa
untuk berani menghadapi tantangan
kehidupan, serta menyelesaikan masalah
dan mencari solusinya. Tentu proses
ini akan menghasilkan reward, jika
pun tidak, jangan berkecil hati. Sebab
kesuksesan itu bukan hanya dilihat dari
kemampuan meraih sesuatu, tetapi juga
keberanian bangkit dari kegagalan.
Sejalan dengan semangat ini, Rektor
Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal,
M.Eng, saat wisuda bulan Agustus lalu,
menegaskan jika daya saing ekonomi
Indonesia di dunia masih sangat lemah.
Bahkan, menurut laporan World
Economic Forum dalam The Global
Competitiveness Report 2016-2017,
Indonesia menempati urutan 41 dalam
daftar peringkat daya saing dunia.
Peringkat ini turun empat level dibanding
tahun lalu, bahkan kalah dibandingkan
negara ASEAN lainnya.
“Seiring terbukanya pasar bebas ASEAN,
persaingan dan tuntutan dunia kerja
semakin tinggi. Oleh karena itu, kami
mengajak alumni untuk mengubah
paradigma berpikir dari hanya pencari
kerja menjadi pencipta lapangan
pekerjaan,” harap Samsul.
Ucapan Rektor ini tentu beriringan
dengan upaya Unsyiah dalam
mengurangi jumlah pengangguran
di Indonesia melalui kegiatan
kewirausahaan. Sebab menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
pada Agustus 2017, terjadi kenaikan
jumlah pengangguran di Indonesia
sebesar 7,04 juta orang. Jumlah ini
meningkat dibandingkan Agustus 2016
yang hanya berjumlah 7,03 juta orang.
(mr)
Produk usaha yang dirintis sebaiknya linear dengan keilmuan mahasiswa. Sebagai contoh mahasiswa MIPA membuat pengharum ruangan aroma terapi.
“
t
EDISI 219 . JANUARI 2018
8
EDISI 219 . JANUARI 2018
MAHASISWA
Ramu Patchouli Essential Oil
Mengharumkan Kembali Nilam Aceh
Masih banyak masyarakat
Aceh yang belum
mengenal aroma
minyak nilam. Padahal
tanaman hijau ini masih banyak
ditemui di Aceh. Nilam bermanfaat
untuk menenangkan dan membuat
tubuh menjadi relax. Sejak zaman dahulu, nilam digunakan sebagai
pengharum pakaian, perawatan
rambut, dan sebagainya. Tetapi
seiring waktu, penggunaan nilai
dalam kehidupan sehari-hari semakin
berkurang.
Nilam merupakan kepanjangan dari
Netherlands Indische Land Ook Acheh Maatschappij (NILAM), yaitu nama perusahaan yang diusung Belanda
ketika memonopoli perkebunan
tanaman ini di Aceh. Perusahaan
ini dibangun untuk menyuling dan
mengekspor nilam Aceh ke dunia luar.
Sementara dalam bahasa Indonesia,
nilam disebut dilem.
Penggunaan nilam yang semakin
langka saat ini menggerakkan
sekelompok mahasiswa Unsyiah yang
tergabung dalam CV Koetaradja
Aromatic melakukan inovasi untuk
memproduksi sebuah produk
wewangian. Tim ini terdiri dari delapan
anggota yang berasal dari tiga fakultas
berbeda. Mereka adalah Trisna
Mulyati, Mulya Mutawaqqil, M.Irfan,
EDISI 219 . JANUARI 2018
9MAHASISWA
skema yang sudah dijalankan selama
tiga tahun ini. Syaifullah Muhammad,
salah satu pembimbing yang
berkontribusi besar dalam mendukung
para mahasiswa menciptakan produk
turunan atsiri ini.
Dalam prakteknya, Ramu memilih
sebagai salah satu entrepreneur berbasis social enterprise. Sebab tujuan utama mereka ingin membantu
petani nilam dalam memasarkan
minyak nilam Aceh. Termasuk di
antaranya menggandeng petani nilam
Aceh sebagai partner kerja. Mereka pun berkomitmen menghasilkan
produk berbasis ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti
lotion, sabun, balsem, parfum, minyak
aroma terapi, dan berbagi produk
lainnya.
“Sejak awal, Ramu bergerak di bidang
life science agripreneur dan bersifat sosial enterprise. Komitmen kami tidak boleh membeli minyak nilam dengan
harga murah lalu menjual dengan
keuntungan tinggi. Niatnya untuk
membangkitkan kembali nilam Aceh
dan membangun kesejahteraan petani
nilam di Aceh,” ungkap Trisna.
Sementara itu, pemurnian minyak
nilam yang tim Ramu lakukan masih
menggunakan proses penyulingan
sederhana. Trisna pun berharap
timnya dapat kembali lolos dalam
program PPBT-PT 2018. Sebab mereka
berencana melakukan pemurnian
dengan teknologi sekaligus menjajaki
pasar di luar Aceh. Ramu juga bercita-
cita memiliki perkebunan nilam sendiri,
sehingga dapat dijadikan eco wisata.
Untuk saat ini, produk Ramu lebih
diminati oleh masyarakat luar Aceh
yang membeli produk ini saat
mengunjungi Aceh. Umumnya,
masyarakat Aceh belum tertarik
membeli Ramu sebab belum begitu
familiar dan mengetahui manfaat Patchouli Essential Oil. Penjualan paling besar yang dirasakan tim Ramu
saat mereka mengikuti expo Organic Green and Healthy of Indonesia di Jakarta tahun 2017 lalu. Saat
ini, Ramu juga mulai memasarkan
produk mereka di berbagai aplikasi
pemasaran, seperti Tokopedia. (un)
Instagram: @ramuofficial email: [email protected]
Zaki Akhyar (Fakultas Teknik), M.
Ikhsan, Abdul Manan, Mutia Faradila
(Fakultas MIPA), serta Alvi Chairiah
(Fakultas KIP). Mereka mengolah
minyak nilam Aceh menjadi produk
yang dinamakan Ramu, Patchouli
Essential Oil.
Ketua Tim, Trisna, mengatakan
inovasi yang dilakukan bukan hanya
fokus pada produk, tetapi juga fungsi
minyak nilam. Sebab selama ini minyak
nilam hanya digunakan sebagai
bahan penguat wewangian saja,
padahal nilam juga memiliki aroma
dan manfaat yang tinggi. Selain itu,
Ramu juga memproduksi produk lain
yaitu Patchouli Bath Salt. Produk ini berasal dari garam rakyat yang kaya
magnesium dan dicampur aroma
terapi untuk dijadikan produk relaksasi
merendam badan dan kaki.
Trisna mengaku proyek ini telah
dilakukan sejak tahun 2016 lalu.
Bermodal keinginan yang kuat,
Ramu memulai proyek ini dengan
mengumpulkan investor untuk
mencari modal usaha. Hingga
akhirnya, di tahun 2017, Ramu
mendapatkan pembiayaan dari
program Perusahaan Pemula Berbasis
Teknologi di Perguruan Tinggi (PPBT-
PT) dari Ristekdikti sebesar Rp. 370
juta.
PPBT-PT merupakan sebuah program
yang fokus pada pengembangan
entrepreneur muda di Indonesia. Menariknya, Ramu merupakan tim
pertama dari Unsyiah yang mengikuti
Sejak awal, Ramu bergerak di bidang life science agripreneur dan bersifat sosial enterprise. Komitmen kami tidak boleh membeli minyak nilam dengan harga murah lalu menjual dengan keuntungan tinggi.
“
10
EDISI 219 . JANUARI 2018
MenciptakanAtmosferKewirausahaan
EDISI 219 . JANUARI 2018
11
MenciptakanAtmosferKewirausahaan
EDISI 219 . JANUARI 2018
Saat ini tren kaum muda terjun ke dunia wirausaha terus meningkat. Hal ini terlihat dari banyak unit usaha baru yang
didominasi oleh kalangan anak muda. Menjamurnya ecommerce di Indonesia yang owner-nya adalah para pemuda, merupakan bukti nyata bahwa geliat berwirausaha di kalangan kaum muda patut diperhitungkan.
Begitu pula yang terjadi di Unsyiah.
Saat pergelaran Unsyiah Fair atau Expo Kewirausahaan pada Pembinaan Akademik dan Karakter Mahasiswa Baru (PAKARMARU) lalu, banyak produk yang ditampilkan berasal dari mahasiswa Unsyiah. Mulai dari usaha kuliner, busana muslim, teknologi, dan lainnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Syiah Kuala, Dr. Ir. Alfiansyah Yuliannur B.C, mengatakan salah satu faktor yang mendukung tren positif ini adalah
dunia kerja yang semakin kompetitif. Ketika memasuki dunia kerja, para mahasiswa harus siap menerima kenyataan bahwa ketersediaan lapangan kerja sangat terbatas. Sementara itu, setiap tahunnya lulusan baru terus bermunculan.
“Jadi sudah sangat tepat jika generasi muda terjun ke dunia wirausaha,” ujarnya.
Alfian juga menilai, geliat berwirausaha di kalangan pemuda
12 FOKUS
EDISI 219 . JANUARI 2018
13FOKUS
sangat berkaitan dengan dampak bonus demografi yang sedang terjadi di Indonesia. Diprediksikan pada tahun 2030 nanti merupakan puncak bonus demografi di Indonesia. Di mana usia produktif lebih banyak dari usia non-produktif.
Saat itu, persaingan dunia kerja pun semakin kompetitif. Setiap orang dituntut memiliki kompetensi yang baik di setiap lini seperti teknologi, bahasa, maupun skill lainnya. Melihat kondisi tersebut, maka Alfian menilai memang sudah sepatutnya mahasiswa meningkatkan kompetensi diri, salah satunya dengan terjun ke dunia wirausaha. Terlebih lagi Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah. Potensi tersebut akan sia-sia jika negara tidak memiliki sumber daya manusia yang kompeten untuk mengelolanya. Bonus Demografi yang semestinya menjadi titik balik kebangkitan Indonesia akhirnya sulit terwujud.
“Malah kata Pak Rektor, kondisi itu menjadi disaster demografi atau bencana demografi. Sebab usia produktif yang 75 persen tadi membebani yang 25 persen,” katanya.
Oleh sebab itu, Unsyiah berupaya membina para lulusannya untuk menjadi pribadi yang siap terjun ke dunia kompetitif tersebut. Maka, pada tahun 2016 melalui Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) yang baru, Unsyiah mendirikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kewirausahaan. Unit kerja baru ini hadir membawa visi menjadi pusat kewirausahaan yang andal dan terkemuka di bidang pembinaan dan pengembangaan usaha yang berdaya saing baik di tingkat lokal maupun nasional. Melalui UPT Kewirausahaan, maka potensi
wirausaha di kalangan mahasiswa Unsyiah bisa dikoordinasikan dengan baik. Mereka tidak dibiarkan bekerja sendiri tapi mendapatkan pembinaan yang tepat.
“Kita mendorong mahasiswa Unsyiah kalau lulus bukan sebagai pencari pekerjaan, tetapi pencipta pekerjaan”.
Sebab menurut Alfian, setiap orang berpotensi untuk menjadi wirausaha begitu pula kalangan mahasiswa Unsyiah. Maka melalui UPT Kewirausahaan, Unsyiah akan mendorong mengoptimalkan potensi tersebut dengan menciptakan lingkungan wirausaha di kampus.
“Maka kehadiran UPT Kewirausahaan adalah untuk menciptakan atmosfer kewirausahaan,” pungkas Alfian. (ib)
Maka kehadiran UPT Kewirausahaan adalah untuk menciptakan atmosfer kewirausahaan.
“
Pembinaanyang Komprehensif
Cikal-bakal lahirnya Unit
Pelaksana Teknis (UPT)
Kewirausahaan berawal
dari Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) pada
tahun 2013-2015 yang bersumber dari
dana APBN. Saat itu, geliat wirausaha
sudah terasa di lingkungan Universitas
Syiah Kuala. Hanya saja bentuknya
masih sporadis tidak terkoordinasi
dengan baik.
“Unsyiah melihat ada kegiatan
kewirausahaan, namun masih belum
terstruktur. Jadi, Melalui Struktur
Organisasi Tata Kelola (SOTK) yang
baru dibentuklah UPT Kewirausahaan”
ujar Ketua UPT Kewirausahaan, Dr.
drh. M. Hanafiah, M.P.
Hanafi menjelaskan jika merujuk
Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi),
maka UPT Kewirausahaan bertujuan
untuk mem-backup kegiatan-
kegiatan kewirausahaan di Unsyiah
sehingga bisa terdata dengan baik.
Sederhananya, UPT Kewirausahaan
berupaya untuk membenah sistem
yang ada sehingga atmosfer
kewirausahaan yang diharapkan dapat
terwujud.
Melalui unit kerja ini pula mahasiswa
Unsyiah mendapatkan pembinaan
kewirausahaan secara komprehensif.
Seperti yang diungkapkan Wakil
Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni Unsyiah, Alfiansyah Yulianur
BC, melalui unit kerja ini mahasiswa
EDISI 219 . JANUARI 2018
14 FOKUS
15
ke dunia wirausaha. Melalui UPT
Kewirausahaan, Unsyiah memberikan
dukungan penuh untuk tekad tersebut.
“Sudah bukan masanya lagi untuk
mengharapkan lapangan kerja dari
pemerintah. Ubahlah pola pikir kita
agar mampu menciptakan lapangan
kerja, bukan menjadi pencari kerja,”
tegas Alfian.
UPT Kewirausahaan selama ini
terus melakukan pembinaan secara
terstruktur dan sistematis. Terlebih
lagi bagi mahasiswa yang mengikuti
program PMW, berpeluang untuk
mengikuti program Risetdikti
lainnya seperti Perusahaan Pemula
Berbasis Teknologi (PPBT) atau Calon
Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
dari Perguruan Tinggi (CPPBT-PT).
Kehadiran UPT Kewirausahaan cukup
berarti terhadap geliat kewirausahaan
di Unsyiah. Terlihat dari antusias
yang cukup tinggi dari mahasiswa
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
kewirausahaan. Pada tahun 2017 lalu,
ada 33 judul proposal didaftarkan
UPT Kewirausahaan untuk mengikuti
Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia
(KBMI). Dengan modal usaha bervariasi
mulai dari Rp. 30-40 juta.
“Kalau kita mau bicara riil, UPT
Kewirausahaan masih hitungan tahun.
Kalau melihat hasil masih belum
sampai ke nilai jual. Tapi kalau melihat
produk yang mahasiswa hasilkan sudah
lumayanlah,” ujar Hanafiah.
Saat ini, beberapa produk yang telah
dihasilkan mahasiswa Unsyiah sudah
semakin variatif seperti lampu aroma
terapi, aplikasi pengisian pulsa,
produk-produk olahan yang berbasis
kearifan lokal dan lainnya. Bahkan
saat Program Kreativitas Mahasiswa
lalu, produk yang digagas mahasiswa
Unsyiah cukup menarik seperti beton
ramah lingkungan, teknologi budidaya
jamur merang modern, sirup jamblang,
deodoran gayun powder, dan produk
inovatif lainnya.
Oleh sebab itu, di tahun 2018 ini
UPT Kewirausahaan bersiap dengan
program unggulan lainnya. Sebab
menurut Hanafiah, target yang
hendak mereka capai di tahun ini
adalah semua produk yang dihasilkan
mahasiswa harus berbasis pendidikan
dan teknologi.
“Karena kalau tidak, susah kita
masukkan ke program KBMI ataupun
CPPBT dari Risetdikti,” ujar Hanafiah.
(ib)
FOKUS
EDISI 219 . JANUARI 2018
diajarkan membuat bisnis plan yang
baik, dikenalkan dengan dunia
perbankan, perizinan, mendapatkan
pelatihan-pelatihan kewirausahaan
serta target pasar.
“Kita berharap ketika mahasiswa
sudah selesai, mereka siap untuk
diterima pasar. Jadi itulah tugas
UPT Kewirausahaan, yaitu membina
mahasiswa menjadi wirausaha yang
riil,” ujar Alfian di ruang kerjanya.
Alfian menjelaskan, kehadiran
UPT Kewirausahaan adalah wujud
keseriusan Unsyiah untuk menciptakan
entrepreneur muda.
“Jika dulu dananya bersumber dari
APBN untuk memberi dana usaha,
maka sekarang kita ambil alih dengan
mengunakan dana PNBP kita, agar
PNBP kita tepat guna dan tepat
sasaran,” ujarnya.
Maka Alfian mengajak mahasiswa
Unsyiah untuk tidak ragu lagi terjun
EDISI 219 . JANUARI 2018
Saat kuliah, Ilham tak pernah berpikir jika akan terjun ke dunia wirausaha. Di awal kuliah, ia justru berupaya membesarkan
hatinya karena salah memilih jurusan pendidikan.
“Awalnya enggak pengen kuliah, karena dapat undangan dari sekolah saja. Dulu pilih FKIP Bahasa Inggris, yang lulus malah jurusan akuntasi,” kenangnya.
Ilham pun mulai mengira-ngira pekerjaan apa yang cocok dengan disiplin ilmunya tersebut. “Di bank kali ya, kan bisa jadi akuntan,” ujarnya.
Dua tahun kuliah, Ilham kemudian mengenal lingkungan Inkubator Bisnis di Fakultas Ekonomi Unsyiah. Ia beruntung dekat dengan orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis. Interaksi inilah yang kemudian mengubah pikirannya.
Dari impian menjadi karyawan ke wirausahawan.
“Banyak orang berubah karena lingkungan, begitu pula saya,” ujarnya.
Tahun 2009, Ilham mulai mengikuti program Kompetisi Mahasiswa Wirausaha (PMW). Ia merancang bisnis plan-nya.
Namun, tekadnya untuk berwirausaha tidaklah mudah. Orang tua pun tak sepenuhnya mendukung. Sudah berbagai usaha ia coba. Jatuh bangun telah menjadi drama hidupnya ketika itu.
“Usaha saya down tidak ada omset lagi.
Terus saya mulai lagi jual kopi di pinggir jalan Lapangan Tugu. Pakai gerobak, buka outlet kedua di kantor OIA lama di depan FMIPA,” ucapnya.
Ilham memang tak patah semangat. Dari tahun 2009 sampai 2012 adalah masa-masa berat baginya. Dimulai dari usaha menjual jus, ia kemudian beralih ke kopi. Alasannya karena ia melihat trend pasar di mana orang-orang lebih tertarik dengan kopi.
“Karena semangat masih ada, saya bangkit lagi,” ceritanya.
Kerja keras Ilham perlahan mulai menunjukkan hasil. Ia akhirnya bisa
Edukasi Melalui Kopi
Ilham MaulanaAlumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Tahun 2006Pengusaha Coffee Cho
PROFIL16 PROFIL
17PROFIL
EDISI 219 . JANUARI 2018
membuktikan kepada orang tua yang awalnya tak sepakat dengan keputusannya untuk berwirausaha.
“Di semester empat dan lima, saya bilang enggak usah kirim uang lagi. Kenapa? Udah ada uang sendiri. Padahal waktu itu belum terlalu yakin, cuma kasih jaminan,” ujarnya sambil tertawa.
Kini, Ilham sudah memiliki dua outlet
Coffee Cho dan menjadi Quality Control di NA Coffee yang merupakan lini bisnis dari Hadrah Group. Bahkan, saat Warta Unsyiah menghubunginya untuk wawancara, Ilham sedang berada di Jakarta untuk mengembangkan bisnisnya. Ia sedang melakukan riset untuk membuka outlet kopi di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta.
Di Coffee Cho, Ilham menawarkan
konsep edukasi kopi. Sebab ia menilai banyak orang yang enggan minum kopi karena alasan kesehatan. Padahal jika kopi diracik dengan cara yang benar justru mendatangkan banyak manfaat. Untuk memahami teknik inilah Ilham pulang ke tanah kelahirannya, Gayo, untuk mengambil sertifikasi kopi.
Ilham bisa dikatakan entrepreneur muda yang sukses. Di usianya yang masih muda ia sudah mengantongi pendapatan yang lumayan tinggi.
“Kalau rata-rata di Coffee Cho Rp. 45 juta omset per bulan. Kalau laba rata-rata di bisnis kuliner itu sekitar 35 persen dari omset,” ucapnya
Namun, Ilham tak ingin sukses seorang diri. Di Coffee Cho ia mulai mengedukasi karyawannya yang merupakan para mahasiswa untuk berwirausaha.
“Kita enggak didik mereka sebagai mental kerja, kita didik mereka dengan wawasan. Jadi kalau suatu saat mereka mau buka usaha, ya, silahkan,” ujarnya.
Kunci kesuksesan Ilham adalah karena ia tegas dengan hidupnya. Ketika ia memilih untuk berwirausaha, maka ia bekerja secara totalitas untuk mewujudkannya. Banyak tawaran kerja yang datang kepadanya seperti menjadi karyawan, namun ia tetap konsisten untuk menjadi wirausahawan. Inilah prinsip hidup yang selalu ia jaga.
“Kemauan memang harus kuat. Set up tujuan dari awal, kita di bisnis ini untuk apa. Harus tegas terhadap pilihan hidup sendiri. Enggak bisa kalau ada tawaran ke sana, pergi ke sana. Kalau ada di sini, pergi ke sini,” pungkasnya. (ib)
EDISI 219 . JANUARI 2018
18 PENGABDIAN
Di awal tahun 2018, Unsyiah
mengirimkan 1.162
mahasiswa mengikuti
Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
KKN kali ini berlangsung di sembilan
kecamatan yang tersebar di 231 lokasi.
Para mahasiswa mengikuti KKN selama
satu bulan terhitung sejak 8 Januari
Inovasi dalamKuliah Kerja Nyata
dan berakhir pada 11 Februari 2018.
Program KKN merupakan salah satu
cara Unsyiah mendekatkan para
mahasiswa dengan masyarakat.
Selain itu, agar mahasiswa dapat
mengaplikasikan ilmu yang mereka
peroleh di bangku perkuliahan.
Gambaran inilah yang dilakukan
mahasiswa KKN Unsyiah kelompok
P042. Mereka mengajarkan masyarakat
Gampong Asan Nicah, Pidie, cara
membuat sabun.
Pelatihan pembuatan sabun dipandu
oleh ketua kelompok, Yusfaizi Aditia,
beserta anggota yang terdiri dari
Karmila, Nanda Funna Ledita, M.
19PENGABDIAN
EDISI 218 . DESEMBER 2017
menghasilkan satu ember dengan
interval penggunaan satu bulan hingga
satu tahun, jadi sangat hemat,” ujar
mahasiswa jurusan Teknik Kimia ini.
Kegiatan ini disambut baik oleh
masyarakat. Bukan hanya anak-
anak, tetapi juga para ibu dan
masyarakat desa menyaksikan
langsung pembuatan sabun piring
ini. Selain pembuatan sabun cuci
piring, kelompok P042 juga membuat
pupuk kompos agar dapat digunakan
masyarakat yang umumnya petani.
“Kelompok kami juga melibatkan
masyarakat dalam pembuatan pupuk
kompos dengan bahan dasar sekam
atau ampas padi,” ujar Karmila.
Ia juga berharap agar ke depannya
kegiatan ini dapat terus berlanjut.
Bahkan tidak tutup kemungkinan
terbentuk koperasi desa yang dapat
membantu mengembangkan produk
sabun atau pupuk kompos Asan
Nicah. Kegiatan ini juga bertujuan
mengedukasi masyarakat tentang KKN
yang merupakan program pengabdian
mahasiswa dalam menerapkan ilmu
pengetahuan. Diharapkan dengan
pengabdian yang telah dilakukan
ini, masyarakat dapat lebih produktif
dan kreatif sehingga membantu
perekonomian hidup mereka. (syr)
Satu paket produk ini hanya menghabiskan biaya Rp. 60.000. Bisa menghasilkan satu ember dengan interval penggunaan satu bulan hingga satu tahun, jadi sangat hemat.
“Rizki Mufry, dan T Zikra. Kelompok
P042 berasal dari beragam jurusan,
seperti jurusan Teknik Kimia, Teknik
Pertambangan, Agroteknologi
Pertanian, dan Ilmu Hukum. Ide
pembuatan sabun ini berawal dari
keinginan mereka untuk menghasilkan
produk yang memiliki manfaat
berkelanjutan di tengah masyarakat.
Karmila menjelaskan, kegiatan ini
merupakan program utama yang
memanfaatkan bahan-bahan sekitar
yang murah dan mudah dijangkau.
Bahan-bahan yang digunakan
terdiri dari texapon yang berfungsi
mengangkat lemak, kotoran, atau zat
yang bersifat surfaktan. Kemudian
natrium klorida dikenal sebagai
garam dapur yang berfungsi sebagai
pengental sabun, SLS (Sodium Lauryl
Sulfate) pembentuk busa sabun, dan
zat pewangi. Semua bahan baku
tersebut bisa didapatkan di toko kimia
yang ada di Kabupaten Pidie.
“Satu paket produk ini hanya
menghabiskan biaya Rp. 60.000. Bisa
20 PENGABDIAN
EDISI 219 . JANUARI 2018
21PENGABDIAN
EDISI 219 . JANUARI 2018
EDISI 219 . JANUARI 2018
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Yayasan Yap Thiam Hien menggelar kuliah umum yang menghadirkan Prof. Eric Stover, Human Rights Center dari University of California Berkeley School of Law, di AAC Dayan Dawood. Kuliah umum ini membahas tentang penyelidikan forensik terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia di beberapa negara.
Pendiri Yayasan Suara Hati Perempuan Nova Eliza, Wakil Rektor IV Unsyiah Dr. Nazamuddin MA, dan Ketua Penggerak PKK Provinsi Aceh Darwati A Gani foto bersama dalam acara Perempuan Berkarya di Gedung AAC Dayaan Dawood.
Universitas Syiah Kuala berhasil meraih peringkat pertama Anugrah Keterbukaan Informasi Publik untuk katagori Perguruan Tinggi di Aceh. Penghargaan ini diserahkan oleh Ketua Komisi Informasi Aceh, Dr. Afrizal Tjoetra S.Pd,.M.Si, kepada Wakil Rektor IV Unsyiah, Dr. Nazamuddin MA, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh.
22 GALERI
EDISI 219 . JANUARI 2018
Universitas Syiah Kuala dan Badan Narkotika Nasional (BNN) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) gerakan anti narkoba, melalui Apel Gabungan Pemuda Aceh Anti Narkoba di lapangan Mapolda Aceh. Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Wakil Rektor IV Unsyiah Dr. Nazamuddin MA dan Kepala BNN Pusat Komjen Budi Waseso. Selain Unsyiah, BNN juga menjalin kesepakatan yang sama dengan UIN Ar Raniry yang ditandatangani oleh Rektor UIN Ar Raniry Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA.
Lima kandidat calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) 2018 mengikuti debat kandidat di Lapangan Tugu Unsyiah.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan sosialisasi teknologi satelit di Universitas Syiah Kuala. Hadir sebagai narasumber Kepala Pusat Teknologi Satelit LAPAN Mujtahid MT dan Kepala Bidang Program dan Fasilitas LAPAN Abdul Karim, yang menjelaskan perkembangan teknologi satelit di Indonesia
23GALERI
EDISI 219 . JANUARI 2018
24 GALERI
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., menyerahkan draft naskah akademik Pendidikan Kebencanaan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang diterima langsung Ketua DPRA, Muharuddin, di Gedung Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Ulee Lheue. Naskah akademik ini disusun oleh tim Unsyiah untuk dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun Qanun Pendidikan Kebencanaan di Aceh.
Seluruh civitas Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melaksanakan upacara dalam rangka memperingati Hari Ibu ke 89 di Lapangan Tugu, Kopelma Darussalam. Upacara ini dipimpin langsung oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan dihadiri oleh para Dekan, Kepala Biro, dosen, pegawai, dan mahasiswa Unsyiah.
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof Dr. Ir Samsul Rizal M.Eng., melantik para Wakil Dekan untuk Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Keperawatan (FKep) Unsyiah periode 2017-2021 di Gedung AAC Dayan Dawood.
EDISI 219 . JANUARI 2018
25GALERI
Universitas Syiah Kuala telah berhasil menjadi Perguruan Tinggi Asuh untuk Universitas Jabal Ghafur dan Universitas Serambi Mekkah. Hal ini disampaikan Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal M.Eng saat penutupan Hibah Program Asuh Perguruan Tinggi dan Program Studi dari Kemenristekditi di Balai Senat Unsyiah.
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, melantik Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsyiah periode 2017-2021. Pelantikan ini berlangsung di Lobi VIP Gedung AAC Prof. Dayan Dawood.
Seorang mahasiswi Unsyiah memasukan surat suara untuk memilih Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unsyiah tahun 2018.
26 RELIGIA
EDISI 219 . JANUARI 2018
Abdurrahman bin
Auf baru saja tiba di
Madinah. Seperti kaum
Muhajirin lainnya yang
dipersaudarakan Rasulullah dengan
kaum Anshar, Abdurrahman pun
demikian. Ia dipersaudarakan dengan
Sa’ad bin Rabi’ Al Anshari, seorang
saudagar kaya di kota Madinah.
Saad kemudian menawarkan kebunnya
untuk Abdurrahman. Namun, lelaki
Quraisy dari suku Zuhri ini menolaknya.
Bahkan menurut riwayat, Saad juga
“Semoga Allah memberkati anda,
isteri, dan harta anda. Tapi, tunjukkan letaknya pasar agar aku dapat
berdagang,” jawabnya.
Ya, Abdurrahaman tidak mengambil
semua penawaran itu. Ia lebih memilih
untuk berdagang. Sebagai lelaki yang
biasa hidup mandiri, Abdurrahman
sadar betul bagaimana membangun
kembali hidupnya.
Di tengah semua kesempatan baik itu,
Abdurrahman tetap kukuh dengan
Meneladani Kisah Abdurrahman
dalam Menilai Harta
menawarkan kedua istrinya untuk
Abdurrahman.
“Dan aku mempunyai dua orang
isteri, coba perhatikan yang lebih
menarik perhatian anda, akan
kuceraikan ia hingga anda dapat
memperistrikannya,” ujar Saad yang
diriwayatkan oleh Anas RA.
Lalu kita akhirnya tahu seperti apa
jawaban dari Abdurrahman. Sebuah
jawaban yang mengetuk nurani kita
hingga hari ini.
27RELIGIA
EDISI 219 . JANUARI 2018
pendiriannya. Padahal sebelum hijrah
ia adalah seorang saudagar kaya. Di
kalangan penduduk Mekkah, ia dikenal
sebagai sosok yang memiliki harta
berlimpah. Tetapi, semua harta itu ia
tinggalkan. Abdurahman nyaris tak
memiliki apapun setibanya di Madinah.
Hanya imanlah yang masih melekat
di hatinya. Berdagang adalah cara
Abdurrahman mengangkat kembali
derajat hidupnya. Sikapnya yang jujur,
cerdas, dan adil telah menjadikannya
seorang pedagang yang sukses di
Madinah.
Meski hartanya kembali melimpah,
tetapi Abdurrahman tidak lupa diri.
Di kalangan penduduk Madinah, ia
dikenal sebagai sosok yang sangat
dermawan. Sampai-sampai ada
yang mengatakan seluruh penduduk
Madinah menikmati harta milik
Abdurrahman. Sebab sepertiga
harta Abdurrahman dipinjamkan
untuk mereka. Sepertiganya lagi
digunakan untuk membayar utang
siapapun. Sementara sepertiga lainnya
Abdurrahman sedekahkan. Maka
saat itu, rumah Abdurrahaman selalu
ramai. Jika pagi orang-orang datang
untuk meminjam uang, siangnya
untuk membayar pinjaman, dan sore
hari orang datang untuk mengambil
sedekah.
Peran jiwa dan harta Abdurrahman
untuk perjuangan Islam juga besar.
Seluruh peperangan bersama
Rasulullah ia ikut serta, termasuk
perang Badar. Pernah sekali Rasulullah
mengumumkan biaya untuk perang
Tabuk. Seketika itu pula Abdurrahman
bergegas menyerahkan 200 uqiyah
emas.
Umar yang berada di dekat Rasulullah
pun berbisik, “Agaknya Abdurrahman
berdosa karena tidak menyisakan
uang belanja sedikit pun untuk
keluarganya.”
Lalu Rasulullah menanyakan persoalan
ini dan Abdurrahman pun menjawab,
“Untuk mereka saya tinggalkan lebih
banyak dan lebih baik daripada yang
saya sumbangkan. Yakni, sebanyak
rezeki, kebaikan, dan upah yang
dijanjikan Allah,” jawab lelaki bernama
lengkap Abdurrahman bin Auf bin
Harits bin Zuhrah ini.
Melihat semua yang telah diberikan
Abdurrahman untuk agama ini,
maka tak salah kalau ia termasuk
golongan sepuluh sahabat Rasulullah
yang dijanjikan masuk surga. Namun,
sekalipun semua kebaikkan telah
menyertai hidupnya, Abdurrahman
tetaplah pribadi yang rendah hati.
Bahkan di akhir hayatnya, ketika Aisyah
hendak memberikannya kemuliaan
yaitu dimakamkan bersama Rasulullah.
Abdurrahaman merendahkan dirinya.
Ia merasa masih belum pantas
bersanding dengan Rasulullah.
Bagi Abdurrahman, harta hanyalah
caranya mendekatkan diri kepada
Allah. Kecintaannya kepada agama
ini lebih besar daripada harta yang ia
kumpulkan. Hal inilah yang menjadikan
Abdurrahman sebagai pribadi yang
sangat dicintai Rasulullah.
Dari kisah Abdurrahaman, kita pun
belajar cara memahami dan menilai
sebuah harta. Bahwa harta memang
harus dicari, tapi Abdurrahman
mengajarkan bagaimana harta
memberikan ketenangan di hati. (ib)
28 PERSPEKTIF
EDISI 219 . JANUARI 2018
Kewirausahaan pada dasarnya
adalah suatu proses yang
dapat dilakukan oleh
seseorang mahasiswa untuk
mengidentifikasi, mengembangkan,
dan membawa visi ke dalam
kehidupannya. Visinya bisa berupa
ide kreatif dan inovatif, peluang, dan
cara yang lebih baik dalam bekerja
untuk menghasilkan suatu karsa
dan karya dalam kehidupan sehari-
hari. Sekarang ini, orang cenderung
berpendapat bahwa kewirausahaan
identik dengan seseorang yang ingin
menjadi pengusaha atau penjual. Mereka
yang memiliki jiwa tersebut diharapkan
mampu menyelesaikan sesuatu tanpa
harus mengeluh. Sebab prinsip dalam
kewirausahaan, sebuah masalah dapat
dijadikan sebuah peluang. Seyogyanya,
mereka yang memiliki karakter ini akan
selalu berpikir positif terhadap persoalan
yang ada di depan mata.
Dalam beberapa tahun ini, banyak
mahasiswa yang mengikuti program
DR. DRH. M. HANAFIAH, M.P.
KEPALA UPT KEWIRAUSAHAAN UNSYIAH
Membangun Semangat Kewirausahaan Mahasiswa
bertalenta dapat muncul antara lain dari
mereka yang berlatarbelakang akademik.
Maka, menjadi tantangan besar bagi
Unsyiah untuk mampu menjadikan
mahasiswa dan alumninya sebagai
seorang yang memiliki jiwa entrepreneur
yang tangguh. Untuk itulah, Unsyiah
mendirikan UPT Kewirausahaan agar
dapat menfasilitasi jiwa entrepreneur
para mahasiswa, alumni, dan dosen.
Dalam usia UPT Kewirausahaan yang
baru beranjak satu tahun, ada beberapa
kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa
dan alumni. Kegiatan tersebut seperti
Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia
(KBMI) dan Expo Kompetisi Mahasiswa
Indonesia (KMI). Selain itu, mahasiswa
dan alumni juga mengikuti kegiatan
Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) dan
Program Perusahaan Pemula Berbasis
Teknologi (PPBT-PT). Para dosen
mengikuti kegiatan Calon Perusahaan
Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT)
dimana masing-masing memperoleh
satu prososal untuk didanai dan
berkoordinasi dengan Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).
Permasalahan mendasar adalah semua
kegiatan ini ada di beberapa unit-unit
lain sehingga peran UPT Kewirausahaan
untuk menjembatani semua kegiatan ini
menjadi penting untuk dilaksanakan.
Sejauh ini tidak ada kendala berarti yang
dihadapi mahasiswa dalam mengajukan
proposal kewirausahaan. Ini terbukti dari
banyaknya mahasiswa yang mengajukan
proposal kewirausahaan baik bersumber
dari PNBP Unsyiah maupun Dikti.
Namun, ada juga beberapa proposal
yang tidak lolos seleksi karena minimnya
inovasi, kurang memperhatikan
panduan, dan alasan lainnya. Proposal
yang tidak lolos ini bukan berarti
memiliki kualitas buruk, bisa jadi karena
passing grade yang diminta terlalu
tinggi atau karena pendanaannya
yang terbatas. Untuk itu, jangan patah
semangat. Terus berbuat, ajukan lagi,
dan perbaiki kesalahannya.
Langkah strategi yang dapat dilakukan
untuk memperbanyak produk yang
dapat dikomersilkan dan dihilirkan
adalah dengan memperbanyak produk
hasil penelitian yang sudah dilakukan
oleh dosen. Karena produk ini sudah
melalui suatu kajian ilmiah yang dapat
dipertanggung jawabkan. Sudah banyak
produk yang dihasilkan oleh dosen dan
mahasiswa, hanya tinggal difasilitasi
agar mereka dapat mengembangkan
jiwa-jiwa entrepreneurnya. Selain itu,
para mahasiswa diharapkan dapat
lebih memperhatikan panduan dan
rambu-rambu persyaratan sehingga
memudahkan untuk mendapatkan
pendanaan dalam kegiatan
kewirausahaan.
UPT Kewirausahaan terus melakukan
sosialisasi semua skim kewirausahaan
yang diikuti oleh mahasiswa. Selain itu,
juga terus menyampaikan panduan
dan penekanan dari masing-masing
skim, melakukan pendampingan, dan
konsultasi proposal. Untuk itu, kami dari
UPT Kewirausahaan sangat berharap
terjalin kerjasama dengan seluruh civitas
akademika Unsyiah untuk sama-sama
membangun kegiatan kewirausahaan
yang lebih baik. (un)
29PERSPEKTIF
EDISI 219 . JANUARI 2018
kewirausahaan baik pendanaannya
dari Universitas Syiah Kuala atau dari
Kementerian Riset dan Teknologi
dan Perguruan Tinggi. Beberapa
program kewirausahaan dapat diikut
mahasiswa, seperti Program Kreativitas
Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K),
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW),
Program Kompetisi Bisnis Mahasiswa
Indonesia (KBMI), Calon Perusahaan
Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT),
dan Perusahaan Pemula Berbasis
Teknologi (PPBT). Tetapi, dengan catatan
hasil produk yang dihasilkan berbasis
teknologi.
Program kewirausahaan pada dasarnya
adalah menggabungkan kegiatan-
kegiatan yang sudah ada dan tinggal
dikembangkan lagi untuk menuju proses
komersialisasi dan hilirisasi. Kita sangat
berharap hasil-hasil penelitian yang sudah
dikerjakan oleh dosen dapat dimanfaatkan
oleh para mahasiswa sebagai bahan
untuk dikomersilkan dan dihilirkan ke
stakeholder. Dulu, ketika kita diskusikan
kewirausahaan, banyak mahasiswa yang
tidak peduli. Ini dikarenakan mereka malu
untuk menjajakan produk olahannya
kepada konsumen. Tetapi, kondisi
sekarang berubah. Banyak mahasiswa
yang memiliki bisnis beromset tinggi
dengan cara berjualan online. “Berjualan
sambil kuliah, kenapa tidak?!” Ini adalah
pernyataan yang disampaikan seorang
mahasiswa yang tidak malu berjualan,
walau di tempat kuliah. Bagi mereka yang
penting rezeki yang dihasilkan itu halal.
Seorang pakar Richard Florida
mengatakan, last but not least. Beliau
berpendapat bahwa insan kreatif dan
pakar kewirausahaan. Tujuannya meningkatkan pengetahuan calon wirausaha muda dalam merencanakan pengembangan usaha kecil dan menengah. Hasil wawancara dengan pelaksana pelatihan menyebutkan, sekarang ini belum ada perangkat modul khusus yang tersusun berdasarkan kebutuhan muatan lokal Aceh untuk digunakan dalam pelatihan. Ketika pelatihan selesai dan peserta ingin mereview kembali materi pelatihan, bahan yang mereka punya tidak cukup untuk membuat sebuah pemahaman kembali.
Untuk itu, saya melakukan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk merumuskan performasi pelatihan, mengembangkan model pelaksanaan pelatihan kewirausahaan, menghasilkan perangkat pelatihan dan menguji
30 RISET
DR. AMIRUDDIN, S.PD, M.SI
KETUA JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNSYIAH
EDISI 219 . JANUARI 2018
Globalisasi berpengaruh terhadap masyarakat terdidik di Indonesia. Dampak tersebut menuntut
masyarakat agar memiliki pola tindak kompetitif. Hal ini dikarenakan sumber kekayaan mineral Indonesia mulai menipis. Hutan tidak banyak berguna
Pengembangan Perangkat Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Muatan Lokal
karena lambatnya reboisasi. Konsensi pertambangan sudah mulai dikuasai asing. Akibatnya, kekayaan alam yang selama ini dianggap sebagai juru selamat tidak dapat diandalkan lagi, sehingga mengakibatkan perubahan cara hidup dalam masyarakat.
Pelatihan kewirausahaan bagi generasi muda adalah kunci kehidupan di masa yang akan datang. Kewirausahaan mampu mendukung pola hidup masyarakat yang sesuai dengan tuntutan era globalisasi. Selain fungsinya mencakup eksploitasi peluang yang muncul di pasar, pemberdayaan kewirausahaan juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang akan membuka lapangan kerja baru (Schumpeter, 1971).
Beberapa instansi pemerintah sering melakukan pelatihan dengan melibatkan
kemampuan berada dalam tingkatan rendah dan sedang. Hal ini perlu ditingkatkan lagi untuk menjamin keberhasilan dan minat para wirausaha muda dalam berwirausaha.
Terkait dengan gaya belajar pelatihan kewirausahaan, lebih dari 70 persen calon wirausaha muda menyukai pola isi bacaan dengan tulisan ditambah gambar yang sesuai dengan konten. Adapun bentuk isi bacaan, calon wirausaha muda menyukai bentuk bahan bacaan berupa narasi konseptual dan faktual. Selain itu, narasi bebas juga disukai oleh calon wirausaha muda. Lamanya kemampuan membaca berkisar antara 15 sampai dengan 30 menit dengan kebiasaan gaya membaca seluruh isi buku secara teratur dan juga membaca bebas tidak teratur. Selanjutnya mayoritas para calon wirausaha memiliki kebiasaan menulis isi bacaan tetapi tidak selalu dan kadang-kadang mengerjakan soal yang terdapat dalam buku teks.
Mengenai pengalaman pelatihan keterampilan, lebih 30 persen pernah mengikuti lebih dari dua kali pelatihan keterampilan. Adapun sikap terhadap pelatihan kewirausahaan, mayoritas
31RISET
calon wirausaha muda lebih dari 50 persen sangat suka dan sisanya adalah sekedar suka. Jumlah pertemuan pelatihan yang paling disukai oleh calon wirausaha muda mayoritas tiga kali dengan lama pelatihan selama dua jam. Model pelatihan yang paling disukai oleh calon wirausaha muda mayoritas memilih latihan dengan pola belajar berkelompok. Tema pelatihan yang paling disukai terdiri dari tema pelatihan terkait dengan kuliner lokal khas Aceh, kerajinan tangan lokal khas daerah, dan terkait bahan pangan khas daerah. Dari ketiga pilihan tersebut, lebih dari 30 persen memilih tema pelatihan kewirausahaan berkaitan dengan kuliner lokal khas daerah.
Kesimpulan hasil analisis tingkah laku calon wirausaha muda terhadap kemampuan aktual kewirausahaan berada pada tingkat rendah dan sedang, kemampuan tertinggi yang dicatat hanya 53 persen berjumlah dua orang. Pelatihan kewirausahaan selama ini dilaksanakan dengan metode tatap muka dilengkapi bahan berupa slide presentasi/handout. Pelatihan dilaksanakan beberapa pertemuan dengan waktu lima jam. Akhir pertemuan, peserta pelatihan diminta untuk membuat rencana usaha mikro. (mks)
EDISI 219 . JANUARI 2018
keefektifan perangkat pelatihan. Penelitian ini menggunakan model desain instruksional yang dikembangkan oleh Walter Dick, Lou Carey dan James O Carey.
Perangkat pembelajaran terdiri dari model berbasis workshop dan modul yang berisi kumpulan materi. Isi modul berupa tulisan ditambah gambar yang sesuai konten dengan paparan narasi konseptual dan faktual. Bagian isi modul menyediakan halaman dan memuat soal yang dapat dikerjakan oleh peserta, tetapi tidak pada semua sesi. Tutorial aktif yang menggunakan modul paling lama sebanyak lima pertemuan, terdiri dua sampai lima jam pelatihan setiap sesinya. Intruksional membaca dilaksanakan dalam waktu 30 menit setiap sesi yang memuat petunjuk untuk peserta membaca seluruh isi buku secara teratur. Design instruksional pelatihan menggunakan pola belajar kelompok dengan mengarahkan peserta wirausaha dalam bidang kuliner lokal khas Aceh, kerajinan tangan lokal khas daerah dan bahan pangan khas daerah.
Hasil analisis tingkah laku sasaran meliputi survei terhadap kemampuan aktual kewirausahaan. Survei tersebut mencakup pengetahuan konsep dasar, semangat kerja dan faktor yang mempengaruhinya, kompetensi kewirausahaan, pengembangan ide usaha, penyusunan rencana usaha serta cara memulai usaha, proses dan motivasi dapat dilihat pada tabel di bawah.
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa, kemampuan aktual kewirausahaan wirausaha muda yang bersumber dari hasil survei mayoritas
Seberkas Cahayadi Ujung Gampong Beunot
32
EDISI 219 . JANUARI 2018
KREATIF
Perlahan, langkah gontai kaki-
kaki para pengabdi bergerak
menyusuri jalan setapak. Langit
menatap jelas lelah perjuangan,
bersama bumi yang amat setia memapah
tiap langkah pengabdian. Harap diri
mampu ikhlas, hati tetap dengan asa
yang telah terancang nyata tanpa ada
pudar niat dan harap untuk mundur.
Di ujung sana, kiri kanan jalan dipenuhi
kebun sawit. “Adakah kehidupan di
sana?” tanya batinku. Kaki gontai ini
menapaki tanah berpasir putih serta
hamparannya yang luas. Sayup-sayup
terdengar suara kanak-kanak bermain,
tertawa lepas bergurau dengan alam
hijau. Ya, di sinilah kutemui seberkas
cahaya di penghujung perkampungan
Beunot. Kampung Beunot adalah salah
satu kampung yang menjadi lokasi
penempatan mahasiswa KKN Unsyiah
periode XI (Juli-Agustus 2016). Desa ini
terletak di pinggiran jalan lintas kota
Banda Aceh-Medan, Aceh Timur.
Riuh terdengar pekik tawa para santri
cilik. Sebagian berlarian ke arah kami
SYARIFAH AINUN MARDHIAH, S. FARM
ALUMNI MAHASISWA JURUSAN FARMASI UNSYIAH ANGKATAN 2013
Ilustrasi; Suasana pengajian di Aceh
33KREATIF
EDISI 219 . JANUARI 2018
yang masih berjalan sambil memandangi
luasnya area kebun sawit yang telah
disulap menjadi balai-balai pengajian.
Di tengah-tengah area, berdiri tegak
tiga balai pengajian di antara susunan
pohon-pohon kelapa. Luas mata ini
memandang sekeliling. Binar mata dan
tawa ikhlas mereka menyerbu tiap-tiap
bola mata sayu para pengabdi.
Ah, ternyata di sini ada kehidupan
suci, di ujung Kampung Beunot. Dayah
Abu Bakar Ash Shiddiq namanya.
Tempat anak-anak Kampung Beunot
menghabiskan siang dan menutup
sore dengan pendidikan Islam.
Tempat mereka dibina dan diasah
kepribadiannya menjadi mujahid dan
mujahidah Islam masa depan. Hatiku
disapu lembut oleh sesuatu yang
sejuk, ikhlas, sederhana, tenang, dan
mendamaikan.
Tampak di sudut sana, seorang bapak
paruh baya berpeci putih melambaikan
tangan dari balai yang terletak paling
ujung. Beliau menuruni tangga dan
tersenyum mengisyaratkan agar kami
mendekat. Pasti beliau pimpinan balai
pengajian ini, batinku.
Kami dipersilahkan naik ke balai. Terlihat
tiga santriwati duduk bersila sambil
memperhatikan kitabnya masing-
masing. Kami datang disaat proses
belajar mengajar di kelas ini sedang
berlangsung. Kelas yang ditempati tiga
santriwati ini adalah kelas senior.
Sambutan hangat dan keakraban
seketika terjalin cepat. Kami
memperkenalkan diri dan beliau
menyambut kunjungan kami dengan
penuh antusias. Beliau bercerita banyak
hal tentang balai pengajian ini dimulai
dari awal pembangunan, sistem
mengajar serta visi dan misi dayah. Dayah
Abu Bakar Ash Shiddiq baru berdiri
awal tahun 2016. Dalam waktu singkat,
Dayah Abu Bakar Ash Shiddiq telah
menampung santri sebanyak 60 orang.
Beliau juga menghimbau kami untuk
berbagi ilmu dengan para santri di dayah
selama masa KKN di Kampung Beunot.
Tengku Adi, begitu sapaan akrab beliau.
Terlihat api semangat hebat dalam
dirinya hingga merasuki jiwa-jiwa kami
yang sebelumnya lemah tanpa gairah.
Membangkitkan kembali niat dan
semangat kami untuk terus bangkit
dan bergerak melanjutkan pengabdian.
Wah, kesan pertama yang luar biasa.
Hampir 60 persen program kerja
kami lakukan di dayah ini. Antusias,
semangat, kegigihan, kedisiplinan,
ketekunan, tawa lepas, kekeluargaan
semua kami rasakan di sini. Berbagai
kegiatan dan lomba kami adakan guna
memacu semangat para santri untuk
lebih gigih belajar serta menyegarkan
dan membebaskan kreativitas mereka.
Di antaranya berlatih menjadi dokter
kecil, belajar membaca peta dunia
dan arah angin, bernyanyi nasyid yang
berisikan nasihat dan semangat dalam
menuntut ilmu, melafalkan asmaul
husna, hingga menggambar dan
mewarnai.
Kegigihan Tengku Adi dan para
ustadzah serta keikhlasan mereka
seolah-olah tidak ada kata berhenti.
Keyakinan yang kuat adalah landasan
utama untuk tetap bergerak. Di
tengah hiruk pikuk kehidupan dunia,
pengabdian tidak akan pernah mati.
Di sinilah sebenarnya pengabdian. Saat
ilmu ikhlas dibagi, bahkan saat para
guru tidak digaji. Cahaya akan tetap
menjadi cahaya. Dan perlahan namun
pasti, akan menyeruak menerangi seisi
dunia. (cds)Ilustrasi; Suasana pengajian di Aceh
EDISI 219 . JANUARI 2018
Puluhan alumni perguruan tinggi negeri se-Indonesia yang tergabung dalam Ikatan
Keluarga Alumni (IKA) ikut serta dalam Deklarasi Kebangsaan Alumni Universitas
Negeri se-Indonesia Melawan Radikalisme, yang berlangsung di Gedung AAC Dayan
Dawood, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Kegiatan ini bertujuan mengajak dan
menumbuhkan kepedulian para alumni untuk berperan aktif mencegah radikalisme
terutama di lingkungan perguruan tinggi negeri.
Kegiatan ini dihadiri para alumni dari beberapa universitas di Bali, Jakarta, Sumatera,
Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan, dan Aceh. Di akhir kegiatan para
alumni menyatakan sikap dan ikrar bersama yang berlangsung di depan Gedung Biro
Unsyiah serta pelepasan 1.000 balon merah putih.
34 GALERI
EDISI 219 . JANUARI 2018
35GALERI
36
EDISI 219 . JANUARI 2018
GALERI
EDISI 219 . JANUARI 2018
37GALERI
EDISI 219 . JANUARI 2018
38 FAKULTAS
Kehadiran inkubator
bisnis di beberapa
fakultas di Unsyiah
membawa gairah baru
dalam dunia wirausaha. Inkubator
menjadi wadah baru penyedia
fasilitas pengembangan usaha baik
itu dari sisi manajemen maupun
teknologi. Salah satunya di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang telah
mendirikan Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Inkubator Usahawan Muda
Unsyiah.
Awalnya, UKM Inkubator FEB adalah
organisasi binaan UKM Centre FEB
Unsyiah yang kerap melakukan
kegiatan pembinaan, praktek, dan
pelatihan mahasiswa usahawan
muda. Wadah ini dibentuk pada
tanggal 1 Juli 2007 atas inisiatif
dan semangat para dosen dan
mahasiswa. Target awalnya untuk
membina mahasiswa agar lebih
kreatif, inovatif, berdaya saing,
sekaligus mencetak pengusaha
sukses. Seiring waktu, pada tanggal
24 November 2011, wadah ini
berubah menjadi Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) di bawah
koordinasi BEM FEB Unsyiah dan
bertanggung jawab kepada Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni.
Salah satu penggerak dan pembina
UKM Inkubator FEB adalah Dr.
Iskandarsyah Madjid SE., MM yang
pernah meraih Juara I Penggerak
Wirausaha Berprestasi 2014 yang
diadakan Kementerian Pemuda
dan Olahraga Republik Indonesia.
INKUBATOR WADAH BAGI MAHASISWA INOVATOR
EDISI 219 . JANUARI 2018
39FAKULTAS
Selain itu, UKM ini juga rutin
menyelenggarakan Expo Inkubator
setiap tahunnya. Expo ini menjadi
arena bertemu para pelaku
usaha muda sekaligus menjual
produknya. UKM Inkubator FEB juga
melakukan lawatan ke luar negeri
bertajuk Incubator International
Entrepreneurship Program. Kegiatan
ini sukses di gelar di Malaysia pada
tahun 2013 yang bekerja sama
dengan kampus UiTM Malaysia.
Prestasi sama juga dirasakan
di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Unsyiah. Seperti
yang dialami M. Mulyakhan, Ketua
Inkubator Kewirausahaan FKIP
Unsyiah periode 2013-2014. Saat
menjadi mahasiswa, Mulyakhan
berhasil meraih juara pertama
bidang wirausaha se-Indonesia pada
tahun 2010 silam. Selain itu, sarjana
Pendidikan Fisika ini juga meraih
juara pertama Wirausaha Muda
Prestasi se-Aceh 2015 dan Finalis
Nasional Wirausaha Muda Pemula
(WMP) 2014 yang diselenggarakan
Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Melalui unit usaha tempat bimbingan
belajar, Genius Twin, Mulyakhan
belajar bagaimana jatuh bangun
dalam berwirausaha.
Tidak hanya FEB dan FKIP, Fakultas
Teknik Unsyiah juga memiliki
unit inkubator bisnis yang diberi
nama Inkubator Technopreneur.
Inkubator ini hadir sebagai wadah
berkumpulnya pengusaha muda di
Fakultas Teknik sekaligus melahirkan
produk barang dan jasa berbasis
teknologi. Meski saat ini sedang
vakum, tetapi semangat untuk
membina kembali digaungkan
oleh pihak Fakultas Teknik. Hal
ini disampaikan oleh Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni,
Lulusi, S.T., M.Sc.
“Saya rencananya akan menggandeng
BEM Fakultas Teknik untuk
memasukkan Divisi Kewirausahaan
pada struktur organisasi. Sehingga kita
berharap, tahun berikutnya mampu
menjadi role model,” jelas dosen
Teknik Sipil itu.
Jika inkubator fakultas menjadi
wadah mahasiswa dalam
berwirausaha, kehadiran Pusat
Inovasi dan Kewirausahaan Pertanian
(PIKP) Unsyiah menjadi wadah bagi
alumni. Sejak beroperasi pada 1 Juni
2016 lalu, PIKP menjadi salah satu
program Ikatan Alumni Fakultas
Pertanian Unsyiah yang bekerja sama
dengan Dekan Fakultas Pertanian
Unsyiah. PIKP adalah pusat produksi
hasil pertanian sebagai kontribusi
nyata alumni Unsyiah dalam
menyikapi dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pusat inovasi ini meliputi
unit inovasi kuliner, unit inovasi
dosen dan mahasiswa, unit inovasi
masyarakat binaan, serta unit delivery
(online shopping).
Hadirnya inkubator di beberapa
fakultas adalah bukti nyata jika Unsyiah
perlahan ingin mengubah pola pikir
mahasiswa selepas lulus nanti. Sebab
sejatinya sarjana bukan hanya mencari
kerja, tetapi juga mampu membentuk
lapangan kerja. (mr)
40 ENGLISH
EDISI 219 . JANUARI 2018
What HappenIf DemocracySlack Appears?
NAMA : Intan Destia HelmiTTL : Banda Aceh, 17 December 1996 ACHIEVEMENT :• 1st winner in Aceh Language Ambassador and Fifth Runner-Up in
National Language Ambassador by Badan Bahasa Aceh (2017)• Delegate of Aceh for Indonesian Youth Action 13.0, Yogyakarta (2017)• Delegate of Aceh for Jambore Pemuda Indonesia by Kemenpora RI,
Middle Kalimantan (2016)• Third runner up in Aceh Language Ambassador by Balai Bahasa
Aceh(2016)• Delegate of Aceh for SouthEast Asia Leader Summit by the IDE
Indonesia, Bandung (2016)• 1st winner in Aceh Province and National Delegation for CCUUD 4Pilar
by MPR RI, Jakarta (2014)• Fifth Runner-Up in National Dance Competition by MPR RI, Jakarta
(2014)• 1st winner in FAD (Forum Anak Daerah) by BPPPA, 2014• 1st winner in Aceh Province and 8th winner In National for Debate-
Discussion PCTA by KemHan RI, Jakarta (2013)• Delegate of Aceh for National Teenager’s Parliament by DPR RI, Jakarta
(2013) • ORGANIZATIONAL BACKGROUND :• Secretary on Research and Development Department of BEM FEB
Unsyiah Aceh (2017-current date)• Treasure in Language Ambassador Community of Aceh Province
(2017-current date)• Member of International Accounting Student Community
(2015-current date)• Member in Unsyiah International Club (2015-current date)• Secretary of OSIS SMAN Modal Bangsa Aceh, (2013-2014)• Treasure of MPK SMAN Modal Bangsa Aceh, (2012-2013) • EDUCATION BACKGROUND :• International Accounting Program, FEB Unsyiah, S.E. Candidate –
Semester 5• SMAN Modal Bangsa Aceh• SMPN 19 Percontohan Banda Aceh
41ENGLISH
rebellions will destroy many aspects of life in this country, and will create more war which will increase the rate of poverty in Indonesia. The rebellion will also affect the run of economy, for instance like when the rebellion appeared in Indonesia (G30S PKI) at 1965, the rate of inflation turned to 600%, made the price increase rapidly, and increased the rate of poverty in Indonesia. And not only that, but rebellion will also cause distraction. The distraction of one country tend to make many countries plans to take over this country, and later, the freedom is not implemented just like an independent country. We already felt this phenomenon in the past, when Dutch country colonized Indonesia for 350 years, and we are as the owner of this country be a slave for foreigners.
Because of democratic system, people of Indonesia can criticize the regulation that the government made. We can see now in Myanmar. They use a democratic system, but most of the implementation is more likely aims to authoritative system. It shown by the condition where the people in this country is not brave enough to say everything what they want, like do a protest to the military regime, or even say their empathy to Rohingya faction. Compare to the people in Indonesia, we
have a freedom to express our thought by words, or even by mass media.
The news about the resurrection of PKI is horrendous now. This phenomenon is not as simple as it sound. If people say something easily about communist, we need to take an action in order to avoid the growth of this party. Indonesia is a country which has many differences, and the tolerance aspect is already implemented in our society. If communist system implements in this country, not only about believes will be affected, but also differences will be united to be one system of think, and human who wants to disagree with this system will be in trouble, like what happen in Indonesia at Soekarno regime, when PKI (Partai Komunis Indonesia) heartlessly killed many people just because of small differences, for example like the assassination of Masyumi Activist, Lebak Regent, Governoor Suryo, the kidnapping of Otto Iskandardinata, etc. After those of phenomenon, will you ignore PKI? Will you carelessly decrease the run of democracy? It is our responsibility as the young generation who will run the system in the future to take an action in order to increase the implementation of democracy in this country, and avoid the run of communist system. Young generation have a power to affect the govenment regulation, if this problem can not be erase, do we dare to show our face? Thank you. (un)
If the condition shows that the full sovereignty belongs to society, it will be a condition where democracy is fully implemented. Indonesia is a democratic country, it shown by
the election of president, member of legislative, and even the leader for a small district involving their people to choose the leader. However, Professor Thorsten Polleit from Frankfurt School of Finance said that democratic system has already affected many things, for example like the voting system which will make people justifies any means to reach their goals, etc. This problem is a part of the democracy weakness which will decrease the true implementation of democracy in Indonesia. As the young generation, should we ignore this?
Democratic system is good to be implemented in a country which has many differences like Indonesia. Indonesia has 5 accrued religions, 1.340 ethnic groups, and more differences. If Indonesia implements a similarity system with authoritative system, there will be many rebellions because there are many aspects of life, aspects of thought, which is different one and another and could not be unified to be one system. Those
Intan Destia HelmiStudent of International Accounting Program, International Business and Economics, Syiah Kuala University.
EDISI 219 . JANUARI 2018
44 MUTU
EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 219 . JANUARI 2018
Saat ini, Universitas Syiah Kuala
(Unsyiah) semakin berkembang
pesat. Ini ditandai dengan
bertambahnya program studi
dan jumlah populasi mahasiswa, dosen,
serta tenaga kependidikan. Tercatat
per Januari 2018, Unsyiah memiliki 134
program studi dengan jumlah mahasiswa
24.994 orang, dosen 1.491 orang, dan
tenaga kependidikan 709.
Kehadiran Unsyiah tidak terlepas dari
keinginan rakyat Aceh untuk memiliki
lembaga pendidikan tinggi berkualitas
yang merefleksikan perwujudan sejarah
Aceh sebagai daerah istimewa di bidang
pendidikan. Semangat ini terekam dalam
tulisan Presiden Soekarno di prasasti tugu
Darussalam yakni, “Tekad Bulat Melahirkan
Perbuatan jang Njata, Darussalam
Menudju kepada Pelaksanaan Tjita-tjita”.
Semangat mewujudkan lembaga
pendidikan tinggi bermutu telah
mendorong Unsyiah untuk terus
meningkatkan budaya mutu sebagai
landasan menjalankan misi tridarma
perguruan tingginya. Sejalan dengan
komitmen itu, Unsyiah membentuk
Tim Monitoring dan Evaluasi Internal
(Monev-In) pada tanggal 28 April 2003.
Pembentukan Monev-In ini dilandasi
oleh Higher Education Long Term
Strategy (HELTS) Dikti tahun 2003-2010
yang mengisyaratkan perguruan tinggi
harus menjadi institusi sehat dengan
peningkatan mutu berkelanjutan.
Pada perkembangannya, Tim Monev-In
memonitor dan mengevaluasi program
studi, lembaga, dan unit kerja di Unsyiah.
Hasil kegiatan Monev-In dilaporkan ke
Rektor untuk ditindaklanjuti. Sejak tahun
2005, hasil kegiatan Monev-In dilaporkan
pada kegiatan rapat tahunan universitas
sehingga para dekan, ketua lembaga,
dan pimpinan unit kerja dapat menilai
kualitas kinerjanya. Pelaporan tahunan ini
Lembaga Pengembangan Pendidikandan Penjaminan Mutu (LP3M) Unsyiah
Memperkuat Mutu Pendidikan
45MUTU
EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 219 . JANUARI 2018
VISI LP3MMenjadi lembaga terkemuka dan professional dalam memperkuat layanan pendidikan berbasis budaya mutu untuk mempercepat terwujudnya visi Unsyiah
MISI LP3M1. Mengembangkan sistem manajemen mutu
berbasis kinerja;
2. Meningkatkan upaya perbaikan mutu berkelanjutan melalui audit dan penilaian internal;
3. Memberikan dukungan peningkatan layanan pendidikan yang bermutu;
4. Memperkuat proses belajar mengajar berbasis capaian pembelajaran;
5. Menyediakan sistem informasi penjaminan mutu yang efektif dan mudah diakses;
6. Mendorong sinergisitas institusional berorientasi capaian mutu.
TUJUAN LP3M1. Terbentuk sistem manajemen mutu yang
mendukung budaya mutu;
2. Terlaksana upaya perbaikan mutu berkelanjutan berbasis evaluasi;
3. Terjadi peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas;
4. Terlaksana sistem informasi penjaminan mutu yang efektif dan mudah diakses;
5. Tercipta sinergisitas institusional berorientasi capaian mutu.
ternyata telah membangkitkan kesadaran
dan kepedulian para pimpinan universitas
terhadap mutu. Kegiatan Monev-In
mengantarkan Unsyiah lebih serius
terhadap peningkatan mutu akademik.
Keseriusan ini diwujudkan dengan
membentuk Badan Penjaminan Mutu
(BJM).
BJM dibentuk dengan SK Rektor Nomor
462 Tahun 2006 dan diperbaharui
dengan SK Rektor Nomor 130 Tahun
2011. Dalam pelaksanaan tugasnya,
BJM mendukung pencapaian kinerja
mutu Unsyiah dan mendorong perbaikan
serta peningkatan mutu di program
studi, fakultas, dan universitas. Di akhir
masa keberadaannya, BJM telah mampu
memfasilitasi pencapaian akreditasi A
untuk Unsyiah di tahun 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2015, Badan
Penjaminan Mutu (BJM) berubah menjadi
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan
Penjaminan Mutu (LP3M) sesuai Peraturan
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia. Peningkatan
status ini memungkinkan peran lebih
jelas, terstruktur, dan dukungan sumber
daya yang lebih efektif. LP3M dipimpin
oleh seorang ketua dan dibantu seorang
sekretaris. Sesuai dengan kebutuhan saat
ini, fungsional LP3M didukung oleh lima
pusat. Pelaksanaan tugas LP3M didukung
oleh tim sekretariat yang dipimpin oleh
seorang Kepala Bagian Tata Usaha.
Sumber daya manusia LP3M terdiri
dari tenaga fungsional dan tenaga
kependidikan. Pendukung tugas
fungsional LP3M adalah dosen tetap
dari fakultas di Unsyiah yang memiliki
kompetensi di bidang pengembangan
pendidikan dan penjaminan mutu. SDM
fungsional ini memiliki pengalaman kerja
yang relevan baik di lingkup universitas
maupun nasional. Dalam menjalankan
fungsi administratif, LP3M didukung oleh
tenaga administrasi yang menduduki
posisi kepala bagian tata usaha, kepala
subbagian, dan anggota subbagian.
LP3M juga memiliki kelompok jabatan
fungsional yang berasal dari dosen
tetap dan mendapat penugasan sesuai
kebutuhan seperti auditor, evaluator,
reviewer, dan kepanitiaan tertentu.
Keberadaan beberapa pusat LP3M
disesuaikan dengan misi yang diemban
saat ini. Setiap pusat dipimpin oleh
kepala pusat yang dibantu dua anggota
yang berkompeten. Pusat-pusat di
LP3M yaitu Pusat Pengembangan Sistem
Manajemen Mutu (PPSMM), Pusat Audit
dan Pembinaan Akreditasi (PAUPA), Pusat
Sistem Informasi dan Evaluasi (PIDEV),
Pusat Pengembangan Pendidikan (PUDIK),
dan Pusat Pengembangan Pembelajaran
(PIJAR). (un)
EDISI 219 . JANUARI 2018
46 ASPIRASI
EDISI 219 . JANUARI 2018
47ASPIRASI