BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndustri adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses
produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak
langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang
bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam
industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi tersebut,
istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu
menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang
sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi
yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap
negara atau daerah.Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan
perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan
macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha
tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun
berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri
didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga
kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan.
Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara
tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang
harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.
Istilah industrialisasi secara ekonomi juga diartikan sebagai
himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata industri
dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya. Misalnya,
industri obat-obatan, industri garmen, industri perkayuan, dan
sebagainya.Pesatnya kemajuan industri tidak dapat di pungkiri
merupakan salah satu efek dari pada kemajuan teknologi. Aktifitas
manusia yang dinamik dan cenderung berkembang tanpa batas sangat
mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Industri yang mengalami laju
pertumbuhan relatif cepat merupakan bagian dari teknologi.
Teknologi industri sebagai teknologi yang modern memiliki andil
besar dalam proses perubahan panas bumi (Global Warming). Meski
demikian Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi
perekonomian Indonesia melalui barang produk dan jasa yang
dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah
menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius.Teknologi secara
umum berarti keseluruhan peralatan dan prosedur yang terus
mengalami penyempurnaan, baik di lihat dari segi pencapaian tujuan
maupun proses pelaksanaannya. Teknologi sebagai budidaya manusia
dalam beradaptasi dengan alam sesuai dengan maksud dan tujuan
manusia penggunanya. Alhasil teknologi adalah ide-ide manusia dalam
mempermudah aktifitas pencapaian tujuan.1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan
BAB IIPEMBAHASAN2.1Pengertian IndustriIstilah industri berasal
dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga
kerja;Industriadalah bidang mata pencaharian yang menggunakan
ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan
penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan
distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal
sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi
kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah
pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan
tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan
basis ekonomi, budaya dan politik;Industri adalah suatu usaha atau
kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi
barang jadiyang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian
dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa.Industrisecara umum adalah
kelompokbisnistertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama
dalam menghasilkanlaba. Industri adalah suatu kelompok usaha yang
menghasilkan produk yang serupa atau sejenis. Industri adalah suatu
kegiatan mengolah atau memproduksi bahan baku agar diproduksi dan
menghasilkan sesuatu yang berdaya guna. Jenis-jenis industri ada
bermacam-macam, misalnya industri perkebunan, industri perikanan,
pertambangan dan lain-lain;Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri.SejarahIndustri berawal dari pekerjaan tukang atau juru.
Sesudah matapencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik
hasil bumi, pemburu dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal
menetap, membangun rumah dan mengolah tanah dengan bertani dan
berkebun serta beternak. Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk
mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat menangkap
ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan
alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang dan
juru timbul sebagai sumber alat-alat dan barang-barang yang
diperlukan itu. Dari situ mulailah berkembang kerajinan dan
pertukangan yang menghasilkan barang-barang kebutuhan. Untuk
menjadi pengrajin dan tukang yang baik diadakan pola pendidikan
magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan dan pertukangan di
Eropa dibentuk berbagai gilda (perhimpunan tukang dan juru sebagai
cikal bakal berbagai asosiasi sekarang).Pertambangan besi dan baja
mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan. Selanjutnya
pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak bumi dan gas maju
pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan teknologi permesinan,
dimulai dengan penemuan mesin uap yang selanjutnya membuka jalan
pada pembuatan dan perdagangan barang secara besar-besaran dan
massal pada akhir abad 18 dan awal abad 19. Mulanya timbul
pabrik-pabrik tekstil (Lille dan Manchester) dan kereta api, lalu
industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik mobil (Detroit),
pabrik alumunium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik
tekstil berkembang industri kimia dan farmasi. Terjadilah Revolusi
Industri.Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian
pabrik-pabrik produksi barang secara massal, pemanfaatan tenaga
buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia, berbenturan dengan upaya
tradisional di bidang pertanian (agrikultur). Sejak itu timbul
berbagai penggolongan ragam industri.2.2 Cabang-cabang
industriBerikut adalah berbagai industri yang ada di Indonesia:1.
Makanan dan minuman2. Tembakau3. Tekstil4. Pakaian jadi5. Kulit dan
barang dari kulit6. Kayu, barang dari kayu, dan anyaman7. Kertas
dan barang dari kertas8. Penerbitan, percetakan, dan reproduksi9.
Batu bara, minyak dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir10.
Kimia dan barang-barang dari bahan kimia11. Karet dan barang-barang
dari plastik12. Barang galian bukan logam13. Logam dasar14.
Barang-barang dari logam dan peralatannya15. Mesin dan
perlengkapannya16. Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan
data17. Mesin listrik lainnya dan perlengkapannya18. Radio,
televisi, dan peralatan komunikasi19. Peralatan kedokteran, alat
ukur, navigasi, optik, dan jam20. Kendaraan bermotor21. Alat
angkutan lainnya22. Furniture dan industri pengolahan lainnya2.3
Klasifikasi industriBanyak aspek yang dapat dipergunakan sebagai
dasar untuk mengklarifikasikan industri dengan tujuan untuk
memudahkan dalam mengenali beberapa jenis-jenis
industri.Penggolongan Industri sebagai berikut :2.3.1Berdasarkan
bahan mentah2.3.1.1Industri AgrarisIndustri yang mengolah bahan
mentah baik langsung atau tidak dari hasil pertanian (Industri
Minyak Goreng, Kopi, Teh)2.3.1.2 Industri NonagrarisIndustri yang
mengolah bahan mentah baik langsung atau tidak dari hasil tambang
(Industri Semen, perminyakan, besi dan baja).2.3.2 Berdasarkan
Bahan Baku2.3.2.1 Industri EkstraktifIndustri yang bahan bakunya
langsung dari alam yang biasanya terdapat ditempat terdapatnya
bahan baku. Misalnya, industri batu bara lokasinya terdapat
ditempat bahan baku itu berasal supaya dapat mengurangi biaya
angkutan bahan mentah.Industri ekstraktif telah lama dimulai di
Indonesia. Industri minyak bumi telah mulai ada sejak Sejak jaman
pemerintahan kolonial Belanda, di Indonesia sudah dilakukan
eksplorasi dan produksi minyak bumi. Pengusahaan minyak bumi di
Indonesia memang tergolong yang tertua di dunia. Pengeboran minyak
pertama di Indonesia, yang dilakukan oleh J Reerink, 1871, hanya
berselang dua belas tahun setelah pengeboran minyak pertama di
dunia oleh Kolonel Edwin L Drake dan William Smith de Titusville,
di negara bagian Pensilvania, Amerika Serikat. Meskipun demikian,
berbeda halnya dengan sektor perkebunan dan pertanian yang sudah
ratusan tahun diperah, sektor pertambangan baru dikembangkan oleh
Belanda pada abad ke-19. Dua abad lebih setelah VOC didirikan,
sektor pertambangan belum menjadi andalan pendapatan pemerintah
kolonial. Hal ini bisa dilihat dari adanyaIndische Mijnwet, produk
undang-undang pertambangan pertama, yang baru dibuat oleh Belanda
pada tahun 1899. Masuknya kartel-kartel raksasa minyak dunia dalam
industri migas di Hindia Belanda diawali dengan terbitnya
undang-undang pertambangan (Indische Mijnwet) pada tahun 1899
(Syeirazi, 2009). Menjelang akhir abad ke 19 terdapat 18 prusahaan
asing yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan
perusahaan yang bernamaKoninklijke Petroleum Maatschappijyang
kemudian denganShell Transport Trading Companymelebur menjadi satu
bernamaThe AsiaticPetroleum CompanyatauShell Petroleum Company.
Pada tahun 1907 berdirilahShell Groupyang terdiri atas B.P.M.,
yaituBataafsche Petroleum MaatschappijdanAnglo Saxon. Pada waktu
itu di Jawa timur juga terdapat suatu perusahaan yaituDordtsche
Petroleum Maatschappijnamun kemudian diambil alih oleh B.P.M. Pada
tahun 1912, perusahaan minyak Amerika mulai masuk ke Indonesia.
Pertama kali dibentuk perusahaanN.V. Standard Vacuum Petroleum
Maatschappijatau disingkat SVPM. Perusahaan ini mempunyai cabang di
Sumatera Selatan dengan nama N.V.N.K.P.M (Nederlandsche Koloniale
Petroleum Maatschappij) yang sesudah perang kemerdekaan berubah
menjadi P.T. Stanvac Indonesia. Hanya berselang sepuluh tahun,
perusahaan itu mampu berproduksi hingga 10 20 ribu barel per hari
dari sumur Talang Akar.Pendapatan dari Industri Ekstraktif di
IndonesiaSektor industri ekstraktif merupakan salah satu sektor
yang memberikan pemasukan bagi negara. Untuk sektor migas,
pendapatan tersebut didapat dari bagian minyak pemerintah, pajak,
dan pembayaran-pembayaran lainnya. Untuk pertambangan umum, sumber
pendapatan Negara2.4Dampak Lingkungan Industri EkstraktifKegiatan
pertambangan membawa dampak bagi lingkungan hidup. Salah satu
dampak yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif, khususnya
pertambangan mineral adalah limbahtailing.Tailing adalah
bahan-bahan yang dibuang setelah proses pemisahan material berharga
dari material yang tidak berharga dari suatu bijih. Tailing adalah
limbah hasil pengolahan limbah yang dianggap tidak berpotensi untuk
dimanfaatkan. Limbah tailing diketahui mengandung berbagai material
beracun yang berasal dari reaksi oksidasi batuan dan bahan kimia
yang digunakan dalam proses pemisahan bijih. Dalam kegiatan
pertambangan,tailingtidak bisa dihindari. Dari total penggalian
hanya kurang dari 3% biji menjadi produk utama, produk sampingan,
sisanya menjadi limbah dantailing. Komposisi fisiktailingterdiri
dari 50% fraksi pasir halus berdiameter 0,075 0,4 mm, dan sisanya
berupa fraksi lempung dengan diameter 0,075 mm.Tailingpenambangan
emas mengandung salah satu atau lebih bahan berbahaya beracun
seperti; Arsen (As).Kerusakan lingkungan akibat penambangan
batubara paling parah diakibatkan oleh teknik penambanganopen pit
miningyaitu dengan menghilangkan vegetasi penutup tanah, mengupas
lapisan atas tanah yang relatif subur. Teknik ini dipakai biasanya
ketika cadangan batubara relatif dekat dengan permukaan tanah dan
biasa diterapkan oleh perusahaan yang relatif bermodal kecil
sehingga hanya mampu menggunakan teknologi rendah yang bersifat
tidak ramah lingkungan. Teknik ini sangat memungkinkan merusak alam
antara lain perubahan sifat tanah, munculnya lapisan bahan induk
berproduktivistas rendah, lahan menjadi masam dan garam yang
meracuni tanaman, dan terjadinya erosi dan sedimentasi.Beberapa
contoh Bencana Ekologis terkait Operasi Industri
EkstraktifPertambangan Emas dan Tembaga:PT Freeport Indonesia telah
menimbun sekitar 110 km2 wilayah estuari tercemar, 20 40 km bentang
sungai Ajkwa beracun serta 133 km2 lahan subur terkubur. Bila
periode banjir tiba, kawasan subur menjadi tercemar. Perubahan arah
sungai Ajkwa menyebabkan banjir yang mengakibatkan kehancuran hujan
tropis seluas 21 km2. Box -1Pertambangan Batubara:Berikut sejumlah
contoh dampak lingkungan dari penambangan batubara:Hanya butuh
beberapa tahun setelah awal penambangan batubara oleh PT Kaltim
Prima Coal, air Sungai Sengata menjadi tidak bisa diminum karena
limbah batubara.Operasi PT Adaro Indonesia sejak 1991 menyebabkan
Warga Tamiang dan Pulau Kuu selalu terkena banjir. Puluhan hektar
sawah di Kabupaten Tapin sering terendam air. Sedangkan bencana
longsor rutin tiap tahun. Debu batubara merusak tanaman pertanian
dan perkebunan warga desa Bajut Warukin, Kecamatan Tanta.Berapa
Harga 1 Gram Emas?1 gram emas didapatkan dengan membuang 2.100 kg
limbah batuan dan tailing, dihasilkan 5,8 kg emisi beracun logam
berat, timbal, Arsen, Merkuri dan SianidaPertambangan Minyak dan
Gas:Kasus tumpahan minyak yang berulang di kawasan Taman Nasional
Laut Kepulauan Seribu (TNLKS) telah terjadi sejak Desember 2003,
kemudian Maret 2004, lalu Oktober 2004 dan terus terjadi hingga
Februari 2006. Penyelidikan oleh pegawai negeri sipil lingkungan
hidup (PPNS LH) membuktikan bahwa minyak terpapar sangat identik
dengan minyak mentah yang berasal dari sumur CNOOC (China National
Offshore Oil Corp.)Bencana Lumpur LapindoPengabaian keselamatan,
rendahnya standar keamanan serta buruknya sistem mitigasi bencana
lingkungan menyebabkan bencana ekologis dan sosial yang besar.
Pengeboran gas milik PT Lapindo Brantas yang mengabaikan
prinsip-prinsip keselamatan menyembabkan semburan lumpur panas yang
mencapai 100 ribu meter kubik per hari. Lumpur yang keluar juga
mengandung logam berat berbahaya jauh di atas ambang batas yang
dipersyaratkan dengan analisa total logam berat, misalnya Cd 10,45
ppm, Cr 105,44 ppm, As 0,99 ppm, dan Hg 1,96 ppm, serta bakteri
bakteri patogenColiform,SalmonelladanStapylococcus aureusdi atas
batas yang dipersyaratkan. Lumpur Lapindo telah mengakibatkan
hilangnya vegetasi, flora fauna, dan berpotensi mencemari air
pemukaan, sumber air dan air tanah karena logam berat. Bila keadaan
ini berlanjut maka dapat mengubah iklim secara mikro. Tanah dan air
di area sekitar lumpur panas mengandung PAH (Polycyclic Aromatic
Hydrocarbon) hingga dua ribu kali di atas ambang batas normal.
Parahnya lagi, zat ini bersifat karsinogenik (memicu kanker).
Kerugian ekonomi dan sosial juga tak dapat dihindari. Kerugian
ekonomi langsung versi Bappenas adalah sekitar Rp 7,3 triliun dan
kerugian tidak langsung mencapai Rp 16,5 triliun. Sementara
beberapa bentuk kerugian sosial adalah hancurnya infrastruktur
seperti jalan tol, tiang listrik, rel kereta api, saluran irigasi.
Bersamaan dengan kehancuran ini juga terhentinya kegiatan ekonomi
baik sektor formal maupun informal. Dari sektor formal saja
tercatat 166 ribu orang kehilangan pekerjaan karena tempat mereka
bekerja berhenti beroperasi akibat semburan lumpur dan ribuan unit
sektor informal mengalami nasib yang sama. Sumber: Walhi, Situs
Korban Lapindo.Isu Korupsi pada Industri EkstraktifIndustri
ekstraktif merupakan salah satu sektor yang sangat rentan dengan
korupsi. Sektor Industri Ekstraktif di Indonesia diwarnai dengan
berbagai kasus korupsi dari berbagai jenis industri. Dari berbagai
kasus korupsi sektor industri ekstraktif inilah kita dapat
menyimpulkan bahwa transparansi pada seluruh value chain sangat
penting mengingat sulitnya masyarakat umum untuk mengetahui apa
yang sebenarnya terjadi dalam sektor industri ekstraktif. Dengan
diseminasi informasi industri ekstraktif maka diharapkan masyarakat
dapat ikut serta mengawasi proses sektor industri yang telah
menyumbang pendapatan negara secara signifikan tetapi juga
menimbulkan bencana lingkungan.Hasil audit oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), 2008, negara dirugikan oleh PT Batubara Bukit Kendi
(BPK) sebesar Rp 1,6 miliar akibat penambangan batubara di kawasan
hutan produksi di Kabupaten Muaraenim tanpa izin pinjam pakai dari
Menteri Kehutanan.Tunggakan royalti batubara selama tujuh tahun
oleh enam perusahaan pertambangan batubara yaitu PT Kaltim Prima
Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, PT Adaro, PT Berau Coal, PT Libra
Utama Intiwood, dan PT Citra Dwipa Finance merugikan negara
sebanyak Rp 7 triliun.Kurangnya transparansi dalam sektor industri
ekstraktif membuka peluang korupsi misalnya dalam halcost
recoveryperiode 2000-2006, audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
terhadap 152 KKKS senilai Rp 122,684 triliun ditemukan indikasi
penyimpangan pada 43 KKKS senilai Rp 18,067 triliun (ICW,
2009).Beberapa kajian menyatakan bahwa kejadian semburan lumpur di
lokasi pengeboran milik perusahaan PT Lapindo Brantas adalah akibat
kesalahan dari perusahaan itu sendiri. Audit Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) menyatakan terdapat kesalahan dalam pengeboran itu
serta menggunakan peralatan yang kurang memenuhi standar dan juga
tidak memperhatikan aspek kehati-hatian dalam penanganan masalah
lumpur sehingga memicu semburan lumpur panas. Ironisnya, Polda Jawa
Timur justru menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan
(SP3) atas kasus pidana Lapindo. SP3 ini dinilai lemah oleh banyak
pihak misalnya saja argumen Polisi bahwa berkas perkara kasus itu
sudah empat kali dikembalikan oleh jaksa penuntut umum (JPU) Kejati
Jatim padahal tidak ada aturan atau KUHAP yang mengatur batas waktu
pengiriman berkas perkara. Selain itu juga disesalkan digunakannya
putusan perdata dalam kasus ini padahal yang dinilai tepat adalah
penggunaan hukum pidana. Ini berarti setidaknya ada dua korupsi
mengenai Lapindo.2.5Dampak pembangunan industriPembangunan industri
di suatu negara mempunyai dampak positif dan negatif, berikut ini
adalah dampak positif dari pembangunan industri :a. Menambah
penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuranb.
Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh
masyarakat.c. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentahd.
Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi
penduduk.e. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.f.
Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan.Sedangkan
dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembangunan industri sebagai
berikut :a. Limbah industri akan menimbulkan pencemaran air, tanah
dan udarab. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.c. Akibat
dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-binatang,
manusia dapatterkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan
lain-lain.Permasalahan dan Reformasi Kebijakan Industri di
IndonesiaSemenjak kebijakan pemerintah tidak lagi mengandalkan
ekspor migas, industri manufaktur telah memainkan peranan yang
penting di Indonesia. Bahwa sektor industri manufaktur yang semakin
berorientasi ekspor, telah menopang ekonomi Indonesia.Ekspor
industri manufaktur menyumbang tidak kurang 83-85% terhadap ekspor
nonmigas dan sekitar 64-57% terhadap total ekspor Indonesia selama
1994-2005. Bahkan kontribusi ekspor industri ini telah melampaui
ekspor sektor pertanian dan migas sejak awal dasawarsa 1990-an.
Boleh dikata industri manufaktur telah menopang pertumbuhan ekonomi
di Indonesia. Sebelum krisis, Industri manufaktur mampu tumbuh dua
digit, yaitu rata-rata sekitar 11 % selama 1974-1997. Meski begitu,
sejak krisis pertumbuhan sektor industri relatif rendah hanya
berkisar antara3,5% hingga 7,7%, ujar Prof Mudrajad Kuncoro, PhD,
di Balai Senat UGM, Kamis, (5/4).Demikian disampaikannya saat
dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
UGM. Dirinya menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Membangun
Industri Indonesia: Identifikasi Masalah Dan Reformasi Kebijakan.
Katanya, salah satu permasalahan struktural industri di Indonesia
adalah terkonsentrasinya lokasi industri manufaktur di Jawa dan
Sumatra. Bahwa selama periode 1976-2004, dominasi sebagian besar
aktivitas industri manufaktur modern, terutama industri besar dan
menengah (IBM) berlangsung di kedua pulau tersebut.Selama periode
tersebut, di kedua wilayah Jawa dan Sumatra mampu menyerap lebih
dari 93 persen tenaga kerja Indonesia. Namun, pangsa Jawa mengalami
penurunan dari 89 persen di tahun 1976 menjadi 79 persen di tahun
2004. Sementara, dalam periode yang sama, pangsa Sumatera mengalami
pertumbuhan dari 6,7 menjadi 14,1 persen, kata Mudrajad.Di bagian
lain pidatonya, kata Mudrajad, perlu menekankan pentingnya
perspektif baru dalam kebijakan targeting industri. Bahwa, secara
umum kebijakan industri dapat diklasifikasikan ke dalam upaya
sektoral dan horizontal. Upaya sektoral terdiri dari berbagai macam
tindakan yang dirancang untuk mentargetkan industri-industri atau
sektor-sektor tertentu dalam perekonomian.Upaya horizontal
dimaksudkan untuk mengarahkan kinerja perekonomian secara
keseluruhan dan kerangka persaingan dimana perusahaan-perusahaa
melaksanakan usahanya.Agaknya di masa mendatang kita memerlukan
kebijakan industri yang lebih antisipatif atau pro-aktif dalam
menghadapi banyak perubahan dalam lingkup nasional maupun
internasional, tandas pria kelahiran Yogyakarta 4 September 1965,
suami Erlina Juwita BA Akt, ayah tiga putra ini.(Humas UGM).
BAB IIIPENUTUP3.1Kesimpulan Adapun yang menjadi kesimpulan dari
tulisan diatas, sebagai berikut :Pembangunan yang mengandalkan
teknologi dan industri dalammempertahankan tingkat pertumbuhan
ekonomi seringkali membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup
manusia.Pencemaran lingkungan akan menyebabkan menurunnya
mutulingkungan hidup, sehingga akan mengancam kelangsungan makhluk
hidup,terutama ketenangan dan ketentraman hidup manusia.Adanya
pengertian dan persepsi yang sama dalam memahami pentingnya
lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup manusia akan
dapatmengendalikan tindakan dan perilaku manusia untuk lebih
mementingkanlingkungan hidup.Kemauan untuk saling menjaga
kelestarian dan keseimbanganlingkungan hidup merupakan itikad yang
luhur dari dalam diri manusia dalam memandang hakekat dirinya
sebagai warga dunia.
3.2Saran Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius
olehPemerintah Daerah dimana wilayahnya terdapat industri.
Pemerintah harusmengawasi pembuangan limbah industri dengan
sungguh-sungguh. Pelakuindustri harus melakukan cara-cara
pencegahan pencemaran lingkungandengan melaksanakan teknologi
bersih, memasang alat pencegahan pencemaran, melakukan proses daur
ulang dan yang terpenting harusmelakukan pengolahan limbah industri
guna menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak meminimalkan
bahan pencemaran hingga batasyang diperbolehkan. Di samping itu
perlu dilakukan penelitian atau kajian.
1
9