Top Banner

of 24

IMUNOLOGI

Oct 14, 2015

Download

Documents

Yuda Prasetya

menjabarkan tentang sistem imun manusia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    1/24

    IMUNOLOGI

    BY : dr. Gd Aryana

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    2/24

    SISTEM IMUNAdalah semua mekanisme yang

    digunakan badan untukmempertahankan keutuhan tubuhsebagai pelindung terhadap

    bahaya yang dapat ditimbulkanberbagai bahan dalam lingkunganhidup

    SISTEM IMUN DIBAGI DUA:1. (Non spesifik/Natural/Innate)

    2. Didapat(Spesifik/Adaptive/Aguaired)

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    3/24

    SISTEM IMUN

    NON SPESIFIK SPESIFIK

    FISIK LARUT SELULER HORMORAL(SEL B) SELULER (SEL T)

    FAGOSIT

    - Mononuclea

    (monosit dan

    makrofag)

    - Poli

    morfonuclear/P

    MN

    (Neutrofil dan

    iosinofil)

    SEL NOL

    - Natural killer

    cel (sel NK)- Killer Cel (Sel

    K)

    SEL

    MEDIATOR

    - Basofilk

    monosit

    - Trombosit

    SEL TH

    (Th1 dan Th2)

    SEL T5

    SEL Tds

    SEL Tc

    BIOKIMIA

    - As .

    - Lisozim

    - Laktoferin

    - As Neuraminik

    - dll

    HORMONAL

    - Komplemen

    - Interferon

    - C Reaktivee

    protein (CRP)

    Kulit

    Selaput

    lendir-

    Silia.

    Batuk

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    4/24

    PERBEDAAN SIFAT

    SISTEM IMUNNO SIFAT NON SPESIFIK SPESIFIK

    1 Resistensi Tidak berubah oleh infersi Membaik oleh impersi

    Berulang (memori)

    2 Spesifitas Efektif terhadap semua Spesifik untuk microorganisme

    mikroorganisme yang sudah mensensitisasi

    3 Sel yang penting Fagosit Limposit

    Sel NK

    Sel K

    4 Molekul yang Lisozim Antibodi sitokin

    penting komplemen

    Protein fase akut

    Intoferon

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    5/24

    SISTEM IMUN NON SPESIFIK Adalah pertanahan tubuh terdepan menghadapi serangan

    mikroorganismeRespon langsung terhadap antigen

    Determinan berpengaruh :

    1. Spesies

    Kerentanan tergantung spesies

    2. Beda individu dan usia

    3. Suhu

    4. Hormon

    5. Nutrisi6. Flora bakteri normal

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    6/24

    SISTEM IMUN SFESIFIK

    Mempunyai kemampuan untuk

    mengenal benda-benda yangdianggap asing (hanya dapatmenghancurkan benda-benda

    asing yang sudah dikenalsebelumnya)

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    7/24

    a. HUMORAL

    Humor cairan tubuh

    Limposit B/Sel B

    b. SELULER Limposit T/sel T

    C. LIMPOID

    Limposit

    Sel Epitil dan stroma

    Organ limpoid dibagi :PRIMER (SENTRAL)

    Untuk pematangan sel T dan sel B

    Ada dua organ :- Kelenjar timus

    - Bursa fabricius

    SEKUNDEREfektif menangkap antigen

    Organnya : - Limpa

    - Kelenjar limpa

    - Mucosal associated lympoma tissue

    (malt)

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    8/24

    D. MUKOSA1.Jaringan limpoid mukosa terorganisir

    n Berperan dalam fase induksi dari respon imunn Lat Assosiated lympoid tissue (LALT)

    Adalah mukosal assosiated limpoid tissue (MALT)yang tersebar pada mukosa saluran cerna

    2. Mukosa Difusa. Limfosit intra epitel

    (sel T, CD 8+, CD4-,CD8-b. Lamina Propria

    Ig ACD 4+,CD8+

    Sel B- Ekpresi Ig M- Memproduksi Ig G

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    9/24

    ANTIGEN DAN ANTIBODI ANTIGEN

    Adalah bahan yang dapat merangsang respon imun(dapat bereaksi dengan antibodi yang sudah ada)

    PEMBAGIAN ANTIGEN

    A. Menurut Epitop/Determinan1. Unideterminan, univalen

    Hanya satu determinan/epitop pd satumolekul

    2. Unideterminan multivalenHanya lebih dua determinan pada satumolekul

    3. Multideterminan multivalenBanyak epitop pada satu molekul

    4. Multideterminan multivalenBanyak epitop pada banyak molekul

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    10/24

    B. MENURUT SPESIFITAS1. Hetroantigen

    Dimiliki banyak spesies

    2. Xenoantigen

    Dimiliki spesies tertentu3. Alloantigen (Isoantigen)

    Spesifik untuk individu dalam satu

    spesies

    4. Organ spesifik

    Hanya dimiliki organ tertentu

    5. Auto antigenYang dimiliki alat tubuh sendiri

    C. MENURUT KETERGANTUNGAN THD SEL T1. T. DEPENDEN

    Perlu pengenalan sel T dan sel B lebih dahulu baru

    ada respon antibodi2. T. INDIPENDEN

    Dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk

    membentuk antibodi

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    11/24

    D. MENURUT SIFAT KIMIAWI

    a. Hidrat Arang (Poli Sakarisa)

    - Bersifat Imunogenikb. Lipid

    - Lipid tidak imunogenik tapi bila diikat oleh

    carrier protein Imunogenik

    c. Asam Nukleat- Tidak imunogenik tapi bila diikat oleh

    carrier protein imunogenik

    d. Protein

    - Kebanyakan protein imunogenik

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    12/24

    ANTIBODI

    Bila ada rangsang antigen maka tubuh akan membentukantibodi yang terdapat pada serum darah yang berupamolekul-molekul

    1. Imunoglobulin G (Ig G)

    Komponen utama imunoglobulin serum

    Kadar 13 mg/ml serum

    75% dari semua imunoglobulin

    Berperan dalam imunitas seluler (kanker, infeksi,virus/bakteri)

    2. Imunoglobulin A (Ig A)

    Sedikit pada serum

    Lebih banyak pada sekresi saluran nafas,cerna,kemih, air mata, keringat, ludah, air susu.

    Ig A berperan imunitas terhadap cacing pita

    3. Imunoglobulin M (Ig M)

    Ig M antibodi pertama terbentuk dalam respon imun

    Kebanyakan sel B, mengandung Ig M

    Kebanyakan pada antibodi alamiah

    isoglobulin, gol darah

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    13/24

    4. Imunoglobulin D (Ig D)

    Kadarnya rendah pada sirkulasi darah

    Tidak mengikat komplemen

    Ativitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen5. Imunoglobulin E (Ig E)

    Disebut juga antibodi reagenik

    Paling sedikit dalam serum

    Efeknya sangat efisien

    Ig E pada alergi disebut antibodi reagen juga ativitas antibodipada parasit

    6. Antibodi monoklonal

    Merupakan bahan standar dalam lab untuk untuk

    mengidentifikasi berbagai jenis sel Menegakkan Diagnosa berbagai penyakit

    Sekarang dikembangkan untuk th/penyakit

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    14/24

    INTERAKSI ANTIGEN ANTIBODI

    Sangat penting untuk invitro dalam menegakkan

    diagnosaReaksi invitro antara antigen- antibodi untuk

    diagnosa dan sebagainya Serologi

    Akibat interaksi antigen antibodi

    Presipitasi (bila antigen bahan larut dalam cairangaram fisiologis)

    Aglutinasi (Bila antigen tidak larut/partikel-partikel kecil)

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    15/24

    PENYAKIT AUTOIMUNA. PEMBAGIAN MENURUT ORGAN

    1. Organ spesifik

    Kelenjar tiroid

    Kelenjar adrenal

    Lambung Pankreas

    Terjadi karena terbentuknya antibodi terhadapautoantigen yang ada organ-organ tertentu.

    2. Organ Non SpesifikTerjadi karena terbentuknya antibodi terhadapautoantigen yang ada pada menyeluruh organ.

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    16/24

    B. PEMBAGIAN MENURUT MEKANISME

    1. Penyakit Autoimun melalui antibodia. Anemia hemolitik autoimunb. Miastenia grafis

    c. Tirotoksikosis2. Penyakit Autoimun melalui komplek imun

    a. Copus Eritematosus sistemik (LES) Disebut red wolf kemerahan pada pipi) Mengenai berbagai alat tubuh seperti

    sendi,SSP,Jantung,ginjal (kematian tinggi)

    b. Artritis Rematoid (AR)

    Respon inflamasi disertai peningkatan permiabilitasvasculer pembengkakan pada sendidan sakit bila ek sudah bertambah banyak

    Dapat menimbulkan destruksi permukaan sendi Fungsi normal terganggu fungsi normal

    terganggu

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    17/24

    3. Penyakit Autoimun melalui sel T

    Kelenjar thyroid yang kena

    Hashimoto thyroiditis (HT) Demielinisasi SSP

    4. Penyakit Autoimun melalui komplemen

    Oleh sebab yang belum jelas, defisiensikomplemen dapat menimbulkan penyakitautoimun seperti penyakit LES

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    18/24

    DEFISIENSI IMUNPada klinik bila ditemukan peningkatan kerentanan terhadap

    penyakit infeksi curiga penyakit defisiensi imun

    a. Defisiensi Imun Non spesifik1. Defisiensi Komplemen

    a. Kongenital

    b. Fisiologik

    c. Didapat

    2. Defisiensi Interferon dan lisosim

    a. Kongenitalb. sekundair

    3. Defisiensi sel NK

    a. Kongenital

    b. Didapat

    4. Defisiensi system fagosita. Kongenitalb. Fisiologis

    c. didapat

    .

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    19/24

    B. Defisiensi Imun Spesifik

    1. Defisiensi Kongenital

    2. Defisiensi Fisiologis- Kehamilan- Usia lanjut

    3. Defisiensi didapata. Malnutrisib. AIDSc. Infeksid. Obate. Penyinaran

    f. Penyakit beratg. Kehilangan Ig/leukosith. Gama globulinemia

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    20/24

    DEFISIENSI IMUN SPESIFIK

    1. PADA MALNUTRISI Anak dengan KEP/KEK atropi timus dan jaringan

    limpoid depresi respon sel T thd nitrogen dansel allogenik kerentanan terhadap infeksi.

    Membaik bila diet cukup

    2. PADA INPEKSI Infeksi virus, bakteri dapat menekan sistem imun

    - campak

    - Hepatitis virus

    - Sifilis- Lepra

    - TBC

    - Parasit

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    21/24

    3. AIDS (Acquired Immuno defisiensi sindrom)

    Penyebabnya adalah HIV (Humanimunodefisiency virus)

    HIV virus retro yang limpotropik efekefek sitopatologis pada selth/helper/inducer/T4

    HIV berkembang biak pada sel th sel-selTh hancur.

    HIV diikat pada permukaan T4 seltersebut dirusak

    HIV efek sitopatologis terjadilimpopenia pada Th dan T4. Sehingga Th danT4 menurun. Sehingga Th:Ts dan T4 : T8berbanding terbalik.

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    22/24

    Kerusakan pada Th dan T4 tidak dapatmemberikan induksi yang diperlukan

    Kerentanan terhadap penyakit infeksiseperti :

    - Pneumocystis cranii

    - Virus sitomegala

    - Epstein bar, herpes simplek- Jamur, protozoa dll

    - Faktor resiko tertular HIV AIDS

    (Homosek dan bisek yang berganti-

    ganti, pecandu obat, jarum suntik, seringtransfusi darah,petugas kesehatan)

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    23/24

  • 5/24/2018 IMUNOLOGI

    24/24

    KET :a) Tidak ada induksi T4 untuk fungsi

    sitotoksisitas

    b) Tidak ada induksi sitotoksisitasc) Tidak ada induksi T4 untuk diferensiasi

    sehingga aktivitas poliklonal tidak ada

    d)

    Tidak ada induksi T4 untuk membentukfaktor supresif oleh makropag (M)fungsi sitotosik terganggu