Top Banner

of 52

Imunisasi Pada Orng Dewasa

Mar 10, 2016

Download

Documents

Joenasution

imunisasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • IMUNISASI PADA ORANG DEWASA

    Oleh:Salman Paris H

  • Pendahuluan

    Indonesia sehat di tahun 2010 Imunisasi upaya pentingImunisasi pada orang dewasa belum sepenuhnya diyakini oleh petugas kesehatan dan orang awam.American Society of Internal Medicine dalam pertemuan tahunannya di Atlanta Amerika Serikat imunisasi pada orang dewasa dapat mencegah kematian 100 kali lipat akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dibandingkan dengan anak.

  • Konsep IMUNISASIPengertian

    Imunisasi adalah upaya yg dilakukan dgn sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar darp penyakit (DepKes, 2000).Imunitas pasif adalah tubuh tidak membentuk imun, tetapi menerima imun.Imunitas aktif adalah tubuh yg membentuk kekebalan sendiri.

  • Pemberian Imunisasi Ortu hrs mengerti ttg hal-hal yg berkaitan dgn penyakit yg dpt dicegah dgn imunisasi (pengertian, jenis imunisasi, alasan imunisasi, manfaat imunisasi dan efek sampingnya).Catatan imunisasi yg lalu(apabila sdh pernah mendpt imunisasi sebelumnya), pentingnya menjaga kes mlli tindakan imunisasi.

  • Indikasi

    Indikasi didasarkan kepada: Riwayat pajanan : Tetanus toksoid Risiko penularan : Influenza, Hepatitis A, Tifoid, MMR Usia lanjut : Pneumokok, Influenza Risiko pekerjaan : Hepatitis B, Rabies. Imunokompromais : Pneumokok, Influenza, HepatitisB, Hemophilus Rencana bepergian : Japanese B encephalitis, Tifoid, Hepatitis A, Meningitis

  • KontraIndikasi

    KI absolut: Alergi atau anfilaksis terhadap semua komponen yang terdapat didalam vaksin.KI relatif:Sakit sedang sampai beratDemamAlergi terhadap gelatin, atau neomisinSupresi substansial terhadap imun seluler

  • Jenis dan Cara Pemberian Vaksin

    1. Jenis Vaksina. Vaksin hidup (Live attenuated vaccine)Vaksin terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenik namun tidak patogenik. Contohnya : virus polio oral. b. Vaksin mati (Killed vaccine / Inactivated vaccine)Vaksin mati jelas tidak patogenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh. Oleh karena itu diperlukan pemberian beberapa kali.

  • c. RekombinanSusunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen.Sintesa dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gene epitop bagi sel penerima vaksin

    d. ToksoidBahan yang bersifat imunogenik dibuat dari toksin kuman.Pemanasan dan penambahan formalin biasanya digunakan dalam proses pembuatannya. Hasil dari pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid, dan merangsang terbentuknya antibodi antitoksin.Imunisasi bakteriil toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya.

  • e. Vaksin Plasma DNA (Plasmid DNA Vaccines)

    Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigen yangPatogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang cukup kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan.

  • 2. Cara pemberian vaksin

    Intramuskular, subkutan, intradermal, dan oralBerdasarkan pada komposisi vaksin dan imunongenesitasnya.Baiknya vaksin diberikan pada tempat dimana respon imun yang diharapkan tercapai maksimal dan terjadinya kerusakan jaringan, saraf dan vaskular yang minimal. Penyuntikan intramuskular dianjurkan bilamana dilakukan penyuntikan subkutan atau intradermal dapat menimbulkan iritasi, indurasi, perubahan warna kulit, peradangan, pembentukan granuloma.

  • Tabel 1. Jenis-jenis vaksin untuk orang dewasa

    Nama Vaksin Vaksin terbuat dariCara PemberianTetanusToksoidSuntikan IM (intramuskular)KoleraBakteri yang dimatikanSuntikan IM/SKHemofilusinfluenza tipe B PolisakaridaSuntikan IMPneumokokPolisakarida (23 tipe)Suntikan IM/SKMeningokokPolisakarida (tetravalen)Suntikan SK (subkutan)TifoidBakteri yang dimatikanOral dan suntikan IMOral dan suntikan IMBCG Bakteri dilemahkanSuntikan ID (intradermal) / SKCampakVirus dilemahkanSuntikan SKParotitis (Mumps)Virus dilemahkanSuntikan SKPolio oralVirus dilemahkanOralRubelaVirus dilemahkanSuntikan SKYellow feverVirus dilemahkanSuntikan SKHepatitis BDNA rekombinanSuntikan IMHepatitis AVirus tidak aktifSuntikan IMSuntikan IMInfluenza Virus tidak aktifSuntikan IM

  • Efektivitas, Keamanan dan Stabilitas

    Sebagian besar vaksin efektivitas tinggi . Efektivitas perlu juga diperhatikan keamanan dan stabilitas dalam menggunakan vaksin.Vaksin pada umumnya stabil selama 1 tahun pada suhu 4oC, sedangkan bila disimpan pada suhu 37oC hanya dapat bertahan 2-3 hari.

  • Persoalan yang timbul pada penggunaan vaksin :

    a. Vaksin yang dilemahkan Proses untuk melemahkan bakteri / virus kurang mencukupi Mutasi ke bentuk wild type Kontaminasi Penerima vaksin imunokompromaisb. Vaksin yang memakai bakteri / virus yang dimatikan Kontaminasi Reaksi alergi atau autoimun Proses mematikan bakteri / virus kurang memadai c. Vaksin Plasmid DNA dapat menimbulkan toleransi atau autoimun.

  • Tabel 2. Rekomendasi Jadwal Imunisasi Dewasa (PAPDI 2003)

    UsiaVaksin19-44 tahun45-49 tahun50-64 tahun65 tahun keatasDifteri, Tetanus (DT)Penguat setiap 10 tahunCampak, Gndongan, Rubela (MMR)1-2 dosis, lahir setelah 1956InfluenzaTahunan, bagi yang berisiko/menginginkan imunitasSetiap tahunPneumokok1-2 dosis pada individu berisiko1-2 dosisHepatitis A2 dosis untuk individu yang berisiko terinfeksi Hepatitis A atau yang menginginkan imunitasHepatitis B3 dosis untuk mereka yang beresikoVaricella2 seri dosis untuk kelompok tertentuDemam tifoidPekerja jasa boga, wisatawan yang ke daerah endemisYellow feverWisatawan yang ke Afrika SelatanJapanese encephalitisWisatawan yang ke daerah endemisRabiesIndividu yang berisiko tinggi tertular

  • PneumokokVaksinasi :Jenis vaksin Pneumo-23 (Sanofi Pasteur), SC/ IM sebanyak 0,5 ml dan dapat diberikan bersamaan dengan vaksin influenza pada tempat yang berbedaVaksin mengandung 23 serotipe pneumokokus

    Indikasi : Usia > 65 tahunUsia < 65 tahun dengan penyakit kardiovaskular kronis, penyakit paru kronis, diabetes melitus, sirosis hati, alkoholik, kebocoran cairan serebrospinal, dll

    Vaksinasi ulang secara rutin revaksinasi dianjurkan jika sudah > 5 tahun dan juga :Usia < 65 tahun ketika divaksinasi terdahulu dan sekarang > 65 tahun Merupakan individu beresiko tinggi terjadinya infeksi pneumokokus yang serius Individu yang mempunyai tingkat antibodi yang cepat sekali turun.

    Manfaat : Imunitas akan timbul 10-14 hari setelah vaksinasi, dan kadar antibodi bertahan minimal 5 tahun pada individu sehat. Tetapi vaksin ini tidak terbulki memberikan proteksi terhadap pneumonia pneumokokus.

  • Efek samping : Tidak memberikan efek samping yang serius. Reaksi lokal : Eritema, nyeri, indurasi dan bengkak ringan pada tempat penyuntikan (sekitar 20-30%) Ringan dan brsifat sementara, membaik setelah 48 jam

    Reaksi Sistemik : Demam sedang ag bersfat sementara (

  • Hepatitis A

    Imunisasi Hepatitis A PasifIntramuskular, dosis tunggal, sebanyaka 0,02-0,06 ml/kg, efektif proteksi slm 3-6 bulan Biasanya timbul setelah 2 bulan pasca pemberian

    Imunisasi AktifBerupa vaksin yang dilemahkan, diproduksi oleh GSK (Havrix) dan Merck (Vaqta)Dalam dua dosis, IM, dengan selang waktu 6-18 bulan. Pemberian havrix dosis tunggal memberikan efek proteksi 1 tahun, tetapi proteksi permanen diperoleh dengan memberikan vaksin dosis kedua dalam 6-12 bulan Efek samping : nyeri ditempat suntikan, sakit kepala. Efek samping yang berat dapat berupa reaksi anafilaksis dan sindrom Guillain-Barre

  • * vaksin kombinasi Hepatitis A (Havrix) dan Hepatitis (Engerix-B) diproduksi oleh GSK

    Kontraindikasi

    Tidak boleh diberikan kepada orang dengan riwayat alergi berat terhadap vaksin hepatitis APemberian vaksin pada individu dengan Penyakit Hati Kronik , direkomendasikan untuk diberikan sebagai profilaksis sebelum paparan pada pasien penyakit hati kronik dan untuk pasien sebelum dan sesudah transplantasi hati meskipun efektifitas vaksin lebih rendah pada keadaan ini.

    Dosis rekomendasi imunisasi Hepatitis A dewasa

    Vaksin DosisVolumeJadwal Havrix1440 EL.U1ml0, 6-12 bulanVaqta50 U1ml0, 6-18 bulanTwinrix*720 El.u HAV,20 g HBV1ml0,1,6 bulan

  • Hepatitis B

    Imunisasi Aktif Vaksin Hepatitis B mengandung HBsAg yang dimurnikan, yang diperoleh dari kultur HBsAg dari plasma pasien infeksi Hepatitis B kronikVaksin yang tersedia, a.l Merck (Recombivax HB) dan GSK (Engerix-B) Telah tersedia vaksin kombinasi yag mengandung Hepatitis B, a.l DPT-HepB, DTaP-HepB

    Pemberian Imunisasi dan Dosis Vaksin harus diberikan secara intramuskular di deltoid

    Efektifitas Vaksin Pemberian 3 dosis vaksin hepatitis B secara intramuskular menginduksi respon antibodi protektif pada lebih 90% dewasa sehat kurang dari 40 tahun dan 65-76% yang mempunyai efek proteksi bagi yang berusia 60 tahun

    Efek samping dan kontraindikasi Nyeri ditempat injeksi, demam, reaksi anafilaksi, dan Sindrom Guillan-Barre

  • Rekomendasi Dosis Vaksin Hepatitis B

    Jadwal yang dianjurkan bulan ke-0,1,6 * Bayi yang lahir dengan ibu yang HBsAg (-)# Formulasi khusus## 2 dosis 1ml disuntikan disatu sisi dalam 4 dosis (bulan ke-0,1,2,6)

    KeadaanRecombivax HB(10g/ml)Engeix B(20g/ml)Bayi* dan anak < 11 tahun2,5g/ml10g/mlAnak/remaja 9 (11-19 tahun)5g/ml20g/mlDewasa ( 20 tahun)10g/ml20g/mlPasien hemodialisis40g/ml (1ml)#40g/ml (2ml) ##Pasien imunokompromais10g/ml#40g/ml (2ml) ##

  • Meningokok

    Terdapat 2 vaksin untuk N meningitis yaitu Meningococcal Conjungate Vaccine (MCV4) dan Meningococcal Polysaccharide Vaccine (MPSV4)

    MCV4 :Untuk usia 2-55 tahun, IM, dosis tunggal 0,5mlUntuk resiko tinggi, mikrobiologis yang secara rutin terekspos pada bakteri meningokok disarankan menerima MCV4 setiap 5 tahunRemaja berusia 11-18 tahun menerima 1 dosis MCV4Dapat diberikan bersama-sama vaksin yang lain

    MPSV4 Digunakan apabila MCV4 tidak tersedia dan untuk yang berusia lebih dari 55 tahun, dengan dosis tunggal berisi 0,5 ml dan vial untuk 10 kali dosis berisi 5 ml vaksin, SCUntuk resiko tinggi perlu direvaksinasi 3-5 tahun

  • Efek sampingRingan :Kemerahan atau nyeri pada tempat suntikanDemam, sangat jarang terjadiBeratReaksi alergi yang berat, sangat jarang terjadiGangguan sistem saraf yang serius, sindrom Guillain-Barre, sangat jarang terjadi.

  • Varisela Zoster

    Vaksin Varisela Zoster (Varivax):Sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin varisela single-antigen Cara pemberian SC, sebanyak 0,5 ml.Dosis pertama, diberikan saat umur 12-15 bulan, Dosis kedua, diberikan pada saat umur 4-6 tahunInterval minimal pemberian dosis pertama dan kesua bagi anak-anak yang berusia kurang dari 13 tahun adalah 3 bulan, sedangkan bagi yang berusia > dari 13 tahun adalah 4-8 minggu

    Efek samping Ringan : nyeri pada tempat suntikan, demam, ruam ringan Sedang : Kejang akibat demam (jarang terjadi)Berat : Pneumonia (sangat jarang)

  • Herpes Zoster

    Vaksin Herpes Zoster (Zostavax)Setiap sediaan berisi 0,65 mlMenurunkan angka kejadian herpes zoster pada orang-orang berusia diatas 60 tahun sampai sekitar 50%, dan 64% pada yang berusia 60-69 tahunDapat juga menurunkan tingkat keparahan penyakit dan mengurangi terjadinya omplikasi neuralgia postherpetik sebanyak 66%

    Cara pemberian : diberikan dosis tunggal, SC, deltoid

    Efek Samping : Ringan : kemerahan, nyeri, gatal atau bengkak pada tempat penyuntikan, Sedang dan berat : reaksi alergi yang berat dengan gejala berupa kesulitan bernapas, suara serak, wheezing, pucat, lemah, using dan takikardi

    Kontraindikasi : Seseorang yang memiliki riwayat alergi, gangguan imun, kemoterapi, kanker sumsum tulang belakang, TBC aktif yang tidak diobati, Hamil

  • Demam Tifoid

    Vaksin tifoid dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :inactivated whole cell vaccine, vaksin subunit (vaksin polisakarida Vi, vaksin Vi-rEPA), dan live attenuated vaccine (vaksin Ty21a)

    Inactivated whole cell vaccineMengandung bakteri yang tidak aktif, Efektifitas 73% selama 3 tahun,Pemberian dengan dua dosis , SC dengan interval 4 minggu: Untuk orang dewasa masing-masing 0,5 mlUntuk anak-anak usia 6-12 tahun 0,25ml dan usia 1-5 tahun 0,1ml, booster setiap 3 tahun Efek samping : demam, nyeri kepala, dan lesu selama 1-2 hariKontraindikasi : tidak boleh diberikan pd penderita yang mengalami demam berulang setelah pemberian vaksin pertama, dan wanita hamil

  • Dua jenis vaksin yang tersedia di Indonesia & digunakan yaitu :

    Vaksin Subunit Vaksin polisakarida Vi (Typherix Vi, Aventis Pasteur Merrieux)Pemberian melalui suntikan ( SC/IM) dosis tunggal,Efektivitas 50-80%, perlindungan selama 3 tahun, revaksinasi setiap tiga tahunDianjurkan untuk diberikan pada usia di atas 2 tahun Efek samping demam, sakit kepala, reaksi lokal eritema atau indurasi 1cm

    Live attenuated vaccineVaksin oral Ty21a Vivotif Berna)Berisi kuman hidup Bentuk kapsul salut-enterik untuk usia diatas 5 tahun diberikan 4 kapsul setiap 2 hari sekali dalam satu minggu.Bentuk cair untuk usia 2 tahun atau lebih diberikan 3-4 dosis setiap 2 hari sekali.Di Indonesia proteksi hanya mencapai 35-66% dengan bentuk cair dan 25-57% dalam bentuk kapsulEfek samping : semam, sakit kepala, mual, muntah , nyeri perut

  • Yellow Fever

    Vaksin hidup dari strain 17 D yellow fever yang dibiakan pada embrio ayamVaksin yang tersedia adalah ARILVAX (Evans Vaccine Speke, UK) YFVAX (Avetis Pasteur inc, USA) Memiliki efektifitas tinggi dan perlindungan selama 10 tahunSemua individu yang berumur lebih dari 9 bulan yang tinggal atau bepergian ke daerah endemis wajib diberikan vaksinasi Vaksinasi primer, diberikan subkutan 0,5ml sekali pemakaianBooster, dengan interval 10 tahun Efek samping , biasanya ringan, sakit kepala, mialgia, demam, yang menetap 5-10 hari, Beberapa kasus efek yang tidak diinginkan dari vaksin Yellow feer berlagsung berat yang dikenal sebagai yellow fevr vaccine associated neurotropic disease, terjadi terutama pada anak yang berumur 9 bulan atau kurang berupa radang otak setelah divaksinasi

  • Japanese Encephalitis

    Vaksin yang tersedia, Vaksin JE-Vax Pasteur Merieux Connaught, mengadung virus dari strain Nakayama-NIH Pada Mei 2009, dikeluarkan vaksin JE yang baru yaitu Ixiaro, untuk pasien dewasa usia 17 tahun ke atas.Sediaan 3 x vial vaksin dosis tunggal 3 x 1,3 mL vial Sterile Diluent (air untuk penyutikan)5 x vial vaksin dosis tunggal 5 x 1,3 mL vial Sterile Diluent (air untuk penyutikan)1 x vial vaksin dosis tunggal 1 x 11 mL vial Sterile Diluent (air untuk penyutikan) lxiaro : syringe 0,5 ml

    Cara pemberianJE-Vax diberikan 3 dosis yaitu pada hari 0,7 dan 30, disuntikan subkutanDosis ketiga diberikan setidaknya 10 hari sebelum pergi kedaerah endemisBooster diberikan setelah 2 tahun Vaksin dapat diberikan bersama vaksin lainnyaTidak diindikasikan pada anak yang berusia kurang dari 1 taun

  • Pemberian dosis vaksin Ixiro

    Diberikan 2 dosis pada hari 0 dan 28. Suntikan terkahr seridaknya 7 hari sebelm menuju daerah endemis. Dosis yang diberikan 0,5 ml intramuskularEfek samping :JE-Vax , Efek samping lokal : nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikanGejala sistemik , demam, sakit kepala, mialgia, nyeri perut, rash, menggigil, nauseaEfek samping serius , reaksi hipersensitivitas yaitu urtikaria, angioedem, dll

    IxiaroEfek samping lokal : nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikanGejala sistemik , demam, sakit kepala, mialgia,

    UsiaDosisBoosterDewasa dan anak lebih 3 tahun 1 ml subkutan diberikan pada hari 0,7,30 1 ml subkutan diberikan dengan interval 2 tahun Anak > 1 tahun dan < 3 tahun 0,5 ml subkutan diberikan pada hari 0,7,30 0,5 ml subkutan diberikan dengan interval 2 tahun

  • Rabies

    Jenis-jenis Vaksin Rabies :Human Diploid Cell Vaccine, pengunaan IM (Intramuskular, 1 ml) dan intradermal (o,1 ml). Nama produk : Imovax Rabies Vaccine Adsorbed (RVA), penggunaan 1M (1ml), nama produk : RVAPurified Chick Embryo Cell Vaccine (PCECV), penggunaan 1M (1ml), nama produk RabAvert, RabipurPurified Vero Cell Rabies Vaccine (PVRV) , nama produk : Verorab 1M, Imovax-rabies vero 1M, TRC Verorab 1MPurified Duck Embryo Vaccine (PDEV) nama produk: Lyssavac N IMRabies Immune Globulin (RIG), penggunaan dengan dosis 20 IU/kgBB, nama produk Imogram Rabies-HTRVA,PCEC dan HDCV dapat digunakan sebelum dan sesudah paparan.

    Cara imunisasiImunisasi sebelum paparan Dianjurkan pemberian 3 dosis HDCV, RVA, atau PCECV pada hari 0,7 dan 21 atau 28Dosis 1 ml intramuskular didaerah deltoi (pada bayi anterolateral paha). HDCV dapat pula diberikan 0,1 ml intradermal didaerah deltoid,Sedangkan RVA tidak dapat digunakn intradermal

  • Imunisasi setelah paparanDiberikan kombinasi antara Immune globulin (RIG) dengan vaksinasi (HDCV, PCECV, RVA). RIG diberikan pada hari 0. Dosis RIG adalah 20 IU per KgBB, sedangka ERIG 40 Iuper KgBB. Setengah dosis disuntikkan pada tempat gigitan dan sisanya disuntikkan di gluteal atau deltoid (pada bayi anterolateral paha). RIG dan vaksin tidak diberikan pada tungkai yang sama. Pada kasus RIG tidak dapat diberikan segera., RIG dapat diberikan sampai hari ke 7HDCV dan RVA diberikan pada hari 0,3,7,14 sebanyak 1 ml intramuskular di deltoidSedangkan PCECV diberikan 5 dosis masing-masing 1 ml, disuntikan intramuskular didaerah deltoid pada hari 0,3,7,14,28Pada individu yang sudah mendapat vaksinasi, vaksinasi setelah paparan diberikan HDCV atau RVA pada hari 0 dan 3 tanpa pemberian RIGPemberian secara intradermal dipertimbangkan bila ada keterbatasan jumlah vaksin dan dana, vaksin yang dapat digunakan adalah HDCV, PVRV, PCECV dan PDEV, seharusnya mengandung 0,25 IU antigen per 0,1 ml. Booster diberikan intramuskular (1ml) atau intradermal (o,1ml) pada hari 0 dan 3

  • Tindakan yang dilakukan setelah paparan

    Efek samping : Pemberian HDCV adalah eritema, nyeri dan indurasi, anafilaksis, sakit kepala, RVA serupa dengan HDCV, RIG anafilaksis dan sickness

    Status vaksinasiTerapiRegimenBelum vaksinasiPembersihan lukaPencucian luka dengan air dan sabun,diikuti alkohol 7-% atau povodon iodine HRIG20 IU/kgBB pada hari 0, disuntikkan iM sekitar luka dan sisanya disisi berbeda dan tempat penyuntikan vaksin VaksinHDCV,RVA 1ml intramuskular (deltoid) hari 0,3,7,14PCECV 1 ml intramuskular hari 0,3,7,14,28Sudah vaksinasiPembersihan lukaPencucian luka dengan air dan sabun,diikuti alkohol 7-% atau povodon iodine

    HRIGTidak diberikanVaksinHDCV,RVA, atau PCECV 1ml intramuskular (deltoid) hari 0,3

  • Human Papiloma Virus Vaksinasi HPVBerdasarkan jenisnya dibagi menjadi quadrivalen (HPV tipe 6,11,16,18) yaitu Gardasil (MSD) dan bivalen (HPV tipe 16,18) yaitu Cervavix (GSK)Komponen vaksin HPV quadrivalen dan bivalen

    Vaksin quadrivalenVaksin bivalenTipe HPV6,11,16,1816,18Konsentrasi VLP (g)20/40/40/2020/20Produksi VLPSel ragi (saccharomyces ceevisiae) dengan plasmid rekombinanSel insert yang terinfeksi dengan baculavirus rekombinanBahan adjuvantAmorphous alumunium hidroxyphosphate sulfateAlumunium hydroxide, hydrated 3-0 desacyl-4 monophosphoryl lipid A (MPL)Dosis adjvant (g)225500/50

  • Cara pemberian Vaksin diberikan melalui suntikan intramuskular sebanyak 3 dosis serial selama 6 bulan Dosis pertama : sekarang atau 0Dosis kedua : 1 bulan setelah dosis pertama untuk vaksin bivalen 2 bulan setelah dosis pertama untuk vaksin quadrival- Dosis ketiga : 6 bulan setelah dosis pertama

  • Kkak

    **